Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAAN NORMAL G2P1A0 NY X DENGAN POSISI

MIRING KIRI DI PMB AZIMAH KOTA JAMBI 2

Disusun Oleh :

Nur Intan Permata Sari

PO71240190025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIII

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
1. persalinaan
Persalinaan adalah peroses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau bukan
jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuata sendiri) (mochtar,2002)
persalianan adalah peroses pembukaan dan penipisan serviks,hingga janin turun
kedalam jalan lahir, kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir (APN,2017:2)
persalinaan adalah peroses dimana bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar
dari rahim ibu persalinaan di anggap abnormal jika perosesnya terjadi pada usia cukup
bulan(setelah 37 minggu) tanpa disertai dengan penyulit(APN,2017:3a).

Devinisi persalinaan menurut helen varny(2001) adalah persalinaan yang


terjadi pada kehamilan atarem(bukan prematur atau postmatur) mempunyai onset
yang spontan (tidak diinduksi) tidak lebih dari 24 jam pada masa awit nya(bukan
partus parsipatus atau partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi
vertex (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis ,terlaksana tampa
bantuan artificial(seperti forceps) tidak mencakup komplikasi (seperti pendarahan
hebat), dan mencakup kelahiran plasenta yang normal.

Dari 34 provinisi data prsalininaan di pasilitas kesehatan yang tertinggi yaitu


provinsi bali 97,2% dan yang terendah di provinsi maluku 30,1% sedangkan di
provinsi jambi 57,2%(riskesdes,2018:29) berdasarkan dari data dinas kesehatan
provinsi jambi tahun 2018, pada cakupan provinsi jambi prsalinaan yang di tolong
tenaga kesehatan dengan presentasi 98,2% data tertinggi di kota jambi 120,9% dan
terendah di tebo 82,7%.

Hasil dari survei yang di lakukan di pmb azimah merupakan salah satu tempat
memberikan pertolongan persalinaan di kota jambi dengan rata-rata persalinaaan
perbulan sebanyak 8 ibu bersalin sehingga penulis mengggambil kasus pada ny x
G2P1A0 dengan usia kehamilan 38-39 minggu di pmb azimah kota jambi tahun 2021.

2. Bebrapa masalah dalam persalinaan


Persalinaan lambat Kemajuan persalinaan yang lambat mungkin akan sulit diterima
kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan diri ibu dan memunculkan keraguan
dalam diri ibu mengenai kemampuan nya menjalani persalinaan dan melahirkan
penting agar anda optimis dan mengatakan hal-hal yang mendukung iibu
seperti”seviks sudah jauh lebih tipis”atau”posisi bayi bagus dan bayi turun dengan
baik”atau kabar optimis .
Bibir anterior Merupakan bagian kecil sisi anterior serviks yang belum
berdiletasi,yang mengawali pembukaan lengkan ibu multipara mendorong bagian
ini dengan mudah,tapi pada bagian ibui primigravida,butuh waktu lama untuk
mengeluarkan bibir seviks ini .
Terkadang ketika seviks ibu berliditasi dengan sempurna (pembukan lengkap)
bidan sengaja mengnggap nya sebagai”bibir anterior agar ibu lembi lama berada
pada kala dua dan dengan begitu akan meningkatkan peluang menjakani pelahiran
vagina normal pengetahuan ini adalah sesuatu yang bidan simpan untuk kalangan
sendiri dan mereka turunkan ke mahasiswa merka stewart 2007) mengemukaan
bahwa bidan tidak berhasil membantah definisi obstetri tentang durasi”normal”
kala dua definisi itu tidak akan pernah dikoreksi dan pandangan dominan masih
tetap tak terbantahkan .
Edema serviks Edema serviks terjadi apabila bagian anterior seviks membengkak
terasa tengang dan membesar kondisi ini ini cenrung terjadi pada akhir kala satu
persalinaan sebgai bidan percaya bahwa ibu mengejan seblum terjadi pem bukaan
lengkap paling beresiko mengalami pembengkakan seviks, kendati demikian walsh
(20000b) memengemukakan bahwa tidak ada bukti yang membenarkan
pandangan. ini .
Serviks “mengerut” Isu ini telah menyulut perdebatan di kalangan bidan radikal
untuk menyangkal teori yang menyebut bahwa kondisiini selalu
merupakan”kesalahan diagnosis”mungkinsaja terjadi, bagian presentasi janin atu
bahkan kantong membran, terlebih dahulu menekan serviks dengan keras sehingga
terjadi pembukaan jika kemudian kantung tersebut robek, atau jika sudut pleksi
bagian presentasi janin membesar/mengecil selama prsalinaan kondisi ini dapat
mengubah tekanan pada serviks sehingga seviks tampak kurang membuka pada VE
berikkutnya Sevikis yang mengerut di ketahui terjadi menyusul kelahiran bayi
kembar yang terkadang lahir dengan jarak bebrapa minggu kendati demikian bukti
endekdot menujukan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi pada
posisioksipitoposterior dan dapat menjadi tand distosia (ARM,2000).
3. Posisi meneran dalam persalinan
Posisi meneran dalam persalinaan merupakan suatu posisi peristiwa
fisiologis tampa di sadari dan terus berlangung atu progresif penolong persalinan
dapat membantu agar ibu tetap tenag dan rileks, maka penolong prsalinaan harus
mempasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu
tidak efektif Ada pun macam macam posisi meneran ibu bersalin adalah :
a. Duduk atau setenagh duduk, dengan posisi ini penolong bersalin lebih leluasa
dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat
memperhatikan prenium .
b. Merangkak, Posisi merangkak sangat cocok unutk persalinan dengan rasa sakit
pada ppungngung mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan
pada prenium berkurang.
c. Berbaring miring kiri, Posisi ini dapat mengurangi penekanan pada vena cava
infeior sehingga dapat mengurrangi kemungkinan terjadinya hipoksia,karena
suplay oksigen tidak tergangggu dapat memberi suasana rileks bagi ibu yang
mengalami keapean dan dapat mencegah jalan lahir.
d. Jongkok atau berdiri, Posisi ini memudah kan penurunan kepala janain
memperluas panggul sebesar 28% lebih besar dari pada pintu bawah
panggul,memperkuat dorongan meneran namun posisi ini beresiko terjadi nya
laserasi (perlukaan jalan lahir).
4. Posisi telentang, Posisi yang tidak di saran kan Hindari posisi telentang Pada posisi
telentang dapat meneyebabkan:
1) Hipotensi dapat beresiko terjadinya syopkdan berkurang suplay oksigen dalam
sirkulas utreolasenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin
2) Rasa nyeri yang bertambah
3) Kemajuan prsalinan bertambah lama
4) Ibu mengalami gangguan bernafas
5) Buang air kecil terganggu
6) Mobilisasi ibu kurang bebas
7) Ibu kurang semangat
8) Resiko laserasi jalan lahir
9) Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan pungggung.

Hasil penelitian Sebesar 75,0% responden inpartu kala I posisi miring kiri
dengan lama persalinan 6 jam yaitu 211,70 menit (3,52 jam) dan 50,0%
responden inpartu kala I posisi setengah duduk dengan lama persalinan ≥ 6 jam
323,25 menit (5,38 jam). Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p=0,023 sehingga
menunjukkan posisi ibu yang miring kiri lebih efektif dibandingkan dengan posisi
setengah duduk terhadap percepatan persalinan kala I fase aktif.

B. Rumusaan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah di fukuskan pada asuhan
kebidanan persalinaan normal padanya. G4P021 usia kehamilan 38-39 minggu
dilakukan dengan menggunakan pendekatan menejemenn varny dan
didokumentasikan dalam SOAP di PMB .
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran asuhan kebidanan persalinaan normal pada ny x
G2P1A0 dengan posisi miring kiri menggunakan pendekatan menejemen varny
dan di dokumentasikan dalam bentuk soap.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran data asuhan kebidanan persalinaan normal pada ny x
G2P1A0 dengan posisi miring kiri di pmb azimah.
b. Mengetahui gambaran identifikasi masalah atau diagnosa masalah
berdasarkan interpresentasi data asuhan kebidanan persalinaan normal pada
ny x G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb azimah.
c. Mengetahui gambaran masalah potensial asuhan kebidanan persalinaan
normal pada ny x G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb azimah.
d. Mengetahui gambaran kebutuhan terhadap tindakan segera baik
mandiri,kolaborasi maupun rujuk dalam memberi asuhan kebidanan
persalinaan normal pada ny x G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb
azimah .
e. Mengetahui gambaran rencana asuhan kebidanan persalinaan normal pada ny
x G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb azimah.
f. Mengetahui gambaran pelaksanaan rencana asuhan kebidanan persalinaan
normal pada ny x G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb azimah.
g. Mengetahui gambaran evaluasi keefektifan hasi asuhan kebidanan
persalinaan normal pada ny x G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb
azimah
D. Manfaat penulisan
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Sebagai tambahan bahan bacaan,pengetahuan,informasi dan masukan untuk
pengembangan materi yang telah di berikan baik dalam peroses perkulihan
maupun praktik lapangan agar mampu menetrapkan secara langsung dengan
pendekatan menejemen kebidanan yang sesuai standar kebidanan .
2. Bagi pmb azimah
Sebagai bahan masukan/informasi meningkatkan pengetahuan tentang asuhan
kebidanan pada persalinana normal dengan pendekatan menejemen kebidana.n
3. Bagi pemberi asuhan lainya
Sebangai bahan bacaan untuki menambah dan meningkatkan pengetahuan
dalam memberikan pelayanan asuahan kebidanan pada perslinan normal
dengan menejemen kebidanan.
E. Ruang lingkup
Asuahan kebidanan ini merupakan laporan tugas akhir yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran asuhan kebidanan persalinaan normal pada ny x
G2P1A0dengan posisi miring kiri di pmb azimah dimulai dari usia kehamilan 38-39
minggu di pmb Azimah studi kasus ini di lakukan menggunakan menejemen varny
yang di dokumentasikan dengan SOAP teknik pengumumpulan data dengan cara
anamnesa ,observasi,pemerikasaaan fisik yang di lakukan mulai dari

Anda mungkin juga menyukai