Anda di halaman 1dari 7

SINTESIS DAN BIOAKTIVITAS SENYAWA TURUNAN KLOROKALKON DARI

PREKURSOR 4-METOKSI BENZALDEHIDA DAN 2-HIDROKSI-5-KLORO


ASETOFENON

Wulan Nur Safitri1,*, Vina Maulidya1, Laode Rijai1,2


1)
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis",
Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
2)
Kelompok Bidang Ilmu Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman,
Samarinda, Indonesia
*Email: wulan_nursafitri@yahoo.co.id

Abstrak

Senyawa kalkon merupakan senyawa yang banyak memiliki aktivitas biologis, namun
ditemukan dalam jumlah yang sedikit pada tumbuhan. Sintesis senyawa turunan kalkon
dilakukan untuk mendapatkan senyawa kalkon dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif
singkat. Senyawa turunan kalkon 2’-hidroksi-5’-kloro-4-metoksikalkon berhasil disintesis
dengan metode Claisen-Schmidt selama 72 jam dalam suasana basa dan didapat rendemen
84,54%. Senyawa ini telah dikarakterisasi menggunakan IR, MS, 1H-NMR dan 13C-NMR.
Hasil uji bioaktivitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menunjukkan
senyawa tersebut memiliki nilai LC50 75,07 ppm, uji aktivitas antioksidan dengan metode 2,2
diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) menunjukkan nilai IC50 45,99 ppm.

Kata kunci: sintesis, klorokalkon, bioaktivitas

Abstract

Chalcones is a compound that has many biological activities, but found in small amounts in
plants. The synthesis of chalcones derived compounds was performed to obtain large amounts
of chalcones compound in a relatively short time. In this research, an analog chalcone of 2'-
hydroxy-5'-chloro-4-methoxichalcones was successfully synthesized by Claisen-Schmidt
method for 72 hours in base situation and obtained a yield of 84,54%. These compounds have
been characterized using IR, MS, 1H-NMR and 13C-NMR. The result of bioactivity test by
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method showed that the compound had LC 50 value 75,07
ppm, antioxidant activity test by 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method showed IC50
value of 45,99 ppm.

Keywords: synthesis, chlorochalcones, bioactivity

PENDAHULUAN Senyawa kalkon yang terdapat pada


Senyawa kalkon (1,3-difenil-2- tanaman merupakan prekursor dari
propen-1-on) merupakan senyawa yang senyawa flavonoid [1]. Beberapa jenis
sangat penting di alam. Kalkon senyawa kalkon memperlihatkan aktivitas
mengandung dua cincin aromatis (A dan B) biologi seperti antimalaria,
dan satu atom karbon α, β tak jenuh. antituberkulosis, anti-inflamasi, sitotoksik,
antioksidan, analgesik, antiviral dan mendinginkan larutan dalam wadah yang
antimikroba[2]. berisi es. Kemudian ditambahkan HCl 10%
Kalkon sangat sulit diisolasi dari setetes demi setetes sehingga terbentuk
tanaman karena adanya enzim kalkon padatan kristal. Penambahan HCl 10%
sintetase (CSH) yang dengan mudah dihentikan saat larutan mencapai pH 7.
mengubah kalkon menjadi flavonoid. Selanjutnya padatan tersebut disaring dan
Selain itu, senyawa kalkon hanya dicuci dengan es akuades hingga pH
ditemukan pada beberapa golongan larutan saringan mencapai pH 7. Produk
tumbuhan dan dalam jumlah yang sangat yang dihasilkan dikeringkan dalam
sedikit. Hal ini merupakan kendala bagi desikator selama 24 jam. Dilakukan
perkembangan senyawa kalkon. Mengingat pemurnian senyawa menggunakan metode
keperluan kalkon dalam jumlah yang kolom kromatografi. Senyawa hasil kolom
banyak dan membutuhkan struktur yang yang bernama senyawa WNS kemudian
bervariasi, sehingga perlu ada upaya untuk ditimbang untuk mendapatkan persen
mendapatkan kalkon dengan cara sintesis. rendemen. Senyawa WNS kemudian
Membuat kalkon dengan cara sintesis ini dianalisis strukturnya menggunakan
menguntungkan, baik dari segi biaya dan spektroskopi inframerah, spektroskopi
waktu yang relatif singkat [3]. massa, 1H-NMR dan 13C-NMR.
Senyawa kalkon yang tersubtitusi
halogen sulit dijumpai di alam, sehingga Pengujian Toksisitas
diperlukan pengembangan sintesis senyawa Senyawa hasil sintesis sebanyak 100 mg
kalkon yang mengandung gugus halogen, dilarutkan dalam 1000 mL air laut (1000
salah satunya adalah dengan membuat ppm). Kemudian disiapkan vial yang telah
kalkon yang mempunyai gugus kloro pada dikalibrasi 10 mL dan dimasukkan 10 ekor
salah satu cincin aromatiknya.[4]. larva udang pada masing-masing vial.
Setelah itu dimasukkan larutan stok
METODE PENELITIAN sebanyak 200 µL, 400 µL, 600 µL, 800 µL
dan 1000 µL dimasing-masing vial yang
Sintesis Kalkon telah dikalibrasi 10 mL, dibuat sebanyak
Sebanyak 5 mmol (0,8525 g) 2- lima replikasi. Kemudian ditambahkan air
hidroksi-5-kloro asetofenon dimasukkan ke laut hingga tanda batas vial dan diperoleh
dalam labu alas bulat 100 mL. Kemudian variasi konsentrasi yang berbeda yakni 20
ditambahkan 20 mL metanol. Campuran ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100
tersebut kemudian diaduk pada temperatur ppm. Tingkat toksisitas senyawa diukur
25oC hingga 2-hidroksi-5-kloro asetofenon dengan menghitung jumlah larva udang
terlarut. Kemudian ditambahkan 5 mmol yang masih hidup dalam selang waktu 24
(0,6807 g) 4-metoksibenzaldehida. jam. Data yang diperoleh dianalisis
Selanjutnya ditambahkan 5 mL NaOH 40% menggunakan Reed and Muench untuk
(b/v) bertetes-tetes dan diaduk selama 72 menentukan nilai LC50 senyawa hasil
jam. Setiap beberapa jam, larutan di KLT sintesis.
untuk memastikan bahwa senyawa yang
diinginkan telah terbentuk, dengan Pengujian Aktivitas Antioksidan
membandingkan nilai Rf pada masing- Sebanyak 0,1g senyawa WNS
masing senyawa prekursornya. Setelah dilarutkan dalam 100 mL metanol (Merck)
noda di KLT menunjukkan nilai Rf yang (1000 ppm). Kemudian dibuat 5 seri
berbeda, maka senyawa dapat dikristalisasi. konsentrasi yaitu 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm,
Kristalisasi dilakukan dengan 80 ppm, dan 100 ppm. Larutan seri
konsentrasi masing-masing dimasukkan Kemudian ditambahkan basa NaOH
sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi sebagai katalis dan dilakukan pengadukan
bertutup dibuat sebanyak 3 replikasi. menggunakan magnetik stirrer. Setelah itu,
Selanjutnya, dibuat larutan stok DPPH 40 ditambahkan 4-metoksibenzaldehida yang
ppm dengan menimbang 4 mg DPPH yang telah dilarutkan metanol dan diaduk hingga
dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur tercampur.
gelap 100 mL, Larutan stok DPPH Senyawa 2-hidroksi-5-
kemudian dimasukkan 2 mL ke dalam kloroasetofenon yang kehilangan satu atom
tabung reaksi berisi larutan seri H karena bereaksi dengan ion -OH dari
konsentrasi, didiamkan selama 30 menit basa NaOH akan membentuk ion enolat.
dan diukur absorbansinya menggunakan NaOH bertindak sebagai katalis karena
Spektrofotometri UV-Vis pada panjang mempercepat terjadinya reaksi
gelombang 516 nm. Selanjutnya dihitung pembentukan senyawa kalkon dengan
% Aktivitas antioksidan dan ditentukan membentuk ion enolat. Ion enolat yang
nilai IC50. terbentuk kemudian mengalami reaksi
adisi dengan karbonil pada senyawa 4-
HASIL DAN PEMBAHASAN metoksibenzaldehida dan diakhiri dengan
pelepasan molekul air, sehingga
Sintesis Senyawa Klorokalkon membentuk senyawa WNS. Mekanisme
Sintesis senyawa klorokalkon reaksi pembentukan senyawa klorokalkon
diawali dengan melarutkan senyawa 2- dapat dilihat pada Gambar 1.
hidroksi-5-kloroasetofenon terlebih dahulu
dengan metanol absolut.

OH OH
H
OH H2O
CH2 CH2
Cl Cl

O O
OCH3
O
O H H
OH OCH3 H
OH

CH2 H
Cl
Cl
H H
O O
OCH3 O OCH3
OH
H
OH OH
-H2O

Cl Cl
H H
O O

Gambar 1. MekaniseReaksi Pembentukan Senyawa Klorokalkon


Setelah dilakukan sintesis senyawa ikatan O-H yang terletak di bilangan
kalkon dari bahan dasar 2-hidroksi-5- gelombang 3263 cm-1. Ikatan karbonil
kloroasetofenon dengan 4-metoksikalkon C=O biasanya berada pada 1600-1800 cm-
1
diperoleh senyawa kalkon 2’-hidroksi-5’- , hasil data spektra IR menunjukkan satu
kloro-4-metoksikalkon yang dihitung puncak pada bilangan 1604 cm-1 yang
persentase rendemennya. Perhitungan merupakan ikatan C=O. Ikatan C=C
persentase rendemen didapatkan dari berat aromatik umumnya terdapat pada 1450-
hasil sintesis yaitu 1,22 gram dan berat 1600 cm-1, hasil spektra IR juga
hasil sintesis secara teori yaitu 1,443 gram. menunjukkan terdapat puncak pada
Identifikasi senyawa baru hasil bilangan gelombang 1558 yang merupakan
sintesis dari senyawa 2-hidroksi-5- C=C aromatik. Ikatan C=C trans
kloroasetofenon dan 4- merupakan penanda penting pada senyawa
metoksibenzaldehida menggunakan pelarut WNS karena ikatan ini dapat terbentuk
n-heksana dan etil asetat 11:1 apabila telah terjadi reaksi Claisen-schmidt
menunjukkan dua spot noda. Spot dengan antara senyawa keton dengan aldehida.
nilai Rf (Retardation factor) = 0,59 Ikatan C=C trans berada pada pada
merupakan spot yang berbeda dengan bilangan gelombang 675-995 cm-1. Hasil
bahan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa data spektra IR menunjukkan satu puncak
senyawa hasil sintesis merupakan senyawa pada bilangan gelombang 972 cm-1 yang
baru yang berbeda dengan bahan dasar. merupakan ikatan C=C trans dari senyawa
Sedangkan spot kedua merupakan sisa dari WNS. Data hasil analisis menunjukkan
senyawa 4-metoksi benzaldehida yang bahwa senyawa kalkon telah terbentuk jika
belum habis bereaksi dengan senyawa 2- dilihat dari jenis ikatan yang terbaca saat di
hidroksi-5-kloro asetofenon. Spot ini tidak spektrum IR. Berat molekul senyawa
hilang meskipun dilakukan pengadukan ditunjukkan oleh spektrum massa
lebih lama, hal ini bisa disebabkan karena menggunakan spektroskopi massa dengan
sifat fisik antara 4-metoksi-benzaldehida puncak molekul 288 m/z.
yang berupa minyak dan 2-hidroksi-5-kloro Selanjutnya dilakukan analisis
asetofenon yang berupa serbuk, sehingga senyawa menggunakan 1H-NMR Dan 13C-
mol saat penimbangan berlebih dan tersisa NMR yang datanya disajikan di Tabel 1.
saat bereaksi dengan mol 2-hidroksi-5-
kloro asetofenon. Oleh karena itu,
dilakukan pemisahan senyawa antara
senyawa WNS dan 4-metoksi benzaldehida
menggunakan metode Kromatografi
Kolom. Pemisahan ini menggunakan eluen
n-heksana dan etil asetat (11:1) dan didapat
spot tunggal yang merupakan senyawa
WNS. Setelah dilakukan perhitungan,
diperoleh persentasi rendemen senyawa
WNS hasil sintesis sebesar 84,54 %.
Spektroskopi IR digunakan untuk Gambar 2. Senyawa 2’-hidroksi-5’-kloro-
mengidentifikasi jenis ikatan atau gugus 4-metoksikalkon
fungsi yang terdapat dalam senyawa WNS.
Ikatan O-H umumnya menunjukkan pola
yang jelas dengan absorbsi yang luas antara
3200-3500 cm-1, senyawa WNS memiliki
Tabel 1. Data analisis senyawa menggunakan 1H-NMR Dan 13C-NMR

Nomor Pergeseran Kimia Integrasi dan Pergeseran Kimia


1 13
Atom H-NMR Tipe C-NMR
(ppm) Multisiplitas (ppm)
1 - - 128,8
2/6 7,64 (J = 9,2 Hz) 2H, d 131,9
3/5 6,95 (J = 8,4 Hz) 2H, d 114,7
4 - - 116,9
1’ - - 120,8
2’ - - 162,4
3’ 6,97 (J = 8,8 Hz) 1H, d 120,3
4’ 7.42 (J = 2,6 Hz; 8,8 Hz) 1H, dd 146,5
5’ - - 127,1
6’ 7.85 (J =2,4 Hz) 1H, d 136,0
Cα 7.44 (J= 15.2 Hz) 1H, d 123,5
Cβ 7.92 (J = 16 Hz) 1H, d 162,4
C=O - - 192,8
OCH3 3.87 3H, s 55,59
OH 12.85 1H, s -
Hasil spektra 1H-NMR pada masing proton karbon akan mengalami
pergeseran 7,92 ppm memiliki tetapan pergeseran yang berbeda tergantung
kopling 16 Hz. Pada pergeseran 7,44 ppm dengan gugus atau subtituen tempat
didapatkan tetapan kopling 15,2 Hz. Hal ini berikatan, semakin besar subtituen
membuktikan bahwa senyawa kalkon telah elektronegatif tempat berikatan maka
terbentuk karena ikatan α, β tak jenuh telah semakin besar pula pergeserannya. Hasil
1
terkonfirmasi oleh data H-NMR. spektra 13C-NMR menunjukkan terdapat 12
Kemudian pada pergeseran 3,87 ppm, sinyal, dimana senyawa WNS memiliki 14
terdapat puncak singlet yang memiliki 3 atom karbon yang dua diantaranya
atom H jika dilihat dari hasil integral. merupakan karbon ekuivalen, sehingga
Diperkirakan puncak ini berasal dari atom hanya menunjukkan 12 sinyal proton
H yang terikat pada gugus metoksi di karbon saat dilakukan analisis dengan
posisi para. Diketahui bahwa atom H yang menggunakan 13C-NMR. Pergeseran 55,59
terikat pada gugus metoksi (-OCH3) berada ppm diperkirakan merupakan atom karbon
pada pergeseran 3,7-4,3 ppm. Pada pada metoksi yang terikat di cincin A
pergeseran 12,85 ppm terdapat puncak aromatik. Diketahui bahwa pergeseran
singlet dengan hasil integrasi senilai 1 proton C sp3 adalah 10-30 ppm pergeseran
proton diperkirakan merupakan proton menjadi lebih besar karena atom C terikat
pada gugus hidroksil yang terikat pada pada atom O, sehingga lebih tidak
cincin B kalkon. terlindungi oleh elektron dan menyebabkan
Selanjutnya dilakukan pula analisis proton bergeser lebih besar. Pada
menggunakan 13C-NMR. Analisis proton pergeseran 114,3-162,4 ppm terdapat 10
karbon digunakan untuk melihat berapa sinyal yang merupakan sinyal karbon dari
banyak jumlah C yang terdapat dalam cincin A, cincin B dan dua karbon yang
senyawa. Hasil analisis spektra 13C-NMR membentuk ikatan α, β tidak jenuh, karena
berupa sinyal tunggal (singlet). Masing- menurut teori yang ada atom C sp2
memiliki pergeseran 110-175 ppm. Pada hidroksi-5’-kloro-4-metoksikalkon yang
pergeseran 192,7 ppm terdapat sinyal yang merupakqan hasil sintesis dari senyawa 2-
diduga merupakan C karbonil. Ciri khas hidroksi-5-kloroasetofenon dan 4-
dari C karbonil pada gugus keton adalah metoksibenzaldehida dengan rendemen
berkisar antara 190-220 ppm. sebanyak 84,54 %. Hasil pengujian
Berdasarkan hasil analisis bioaktivitas dan antioksidan menggunakan
spektroskopi IR, spektroskopi massa, dan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) yang Test) dan metode DPPH (2,2 diphenyl-1-
telah dihubungkan dengan teori yang ada, picrylhydrazyl) disimpulkan bahwa
maka senyawa WNS merupakan senyawa senyawa klorokalkon memiliki aktivitas
klorokalkon dengan nama trivial 2’- antioksidan sangat kuat dengan nilai LC 50
hidroksi-5’-kloro-4-metoksikalkon. 75,07 ppm dan IC50 45,99 ppm.
.
Aktivitas Toksisitas UCAPAN TERIMAKASIH
Hasil uji toksisitas senyawa 2’- Ucapan terimakasih saya haturkan
hidroksi-5’-kloro-4-metoksikalkon kepada Laboratorium Riset dan
diperoleh menggunakan metode Brine Pengembangan Kefarmasian FARMAKA
Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap TROPIS Fakultas Farmasi Universitas
Artemia salina Leach dan dianalisis Mulawarman, Laboratorium Kimia
menggunakan metode Reed and Muench. Organik FMIPA UGM Yogyakarta, dan
Berdasarkan hasil pengujian, senyawa Lembaga Penyakit Tropis UNAIR
WNS mempunyai nilai LC50 sebesar 75,07 Surabaya yang telah membantu
ppm. Diketahui bahwa suatu senyawa menganalisis senyawa hasil sintesis.
murni dengan nilai LC50 < 200 ppm
menandakan bahwa senyawa tersebut DAFTAR PUSTAKA
memiliki potensi sebagai antikanker, [1] Belsare, D.P., Pal S.C., Kazi, A.A.,
antibakteri, antijamur, antioksidan dan Kankate, R.S., and Vanjari S.S., 2010,
sebagainya. Evaluation of Antioxidant Activity of
Chalcones and Flavonoids. Journal of
Aktivitas Antioksidan Chemistry Technology Research. 2 (2).
Berdasarkan pengujian antioksidan 1080-1089.
menggunakan metode DPPH, senyawa 2’- [2] Sridhar, S., Dinda, S.C., and Prasad,
hidroksi-5’-kloro-4-metoksikalkon Y.R. 2011. Synthesis and Biological
memiliki potensi sebagai antioksidan Evaluation of Some New Chalcones
sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 45,99 Containing 2,5-Dimethylfuran Moiety.
ppm. Senyawa 2’-hidroksi-5’-kloro-4- E-Journal of Chemistry, 8(2) :541-546.
metoksikalkon memiliki gugus metoksi, [3] Ningsih, Indah F., Balatif, Nur., dan
hidroksil dan subtituen Cl. Senyawa kalkon Jasril. 2014. Sintesis Kalkon Turunan
mengandung gugus etilen keto (-CO- Piridin dari Asetiltiopen dan
CH=CH-) yang reaktif. Adanya gugus Piridinkarbaldehid serta Uji
tersebut menyebabkan molekul kalkon Antioksidan Menggunakan Metode
mempunyai berbagai macam aktivitas DPPH. JOM FMIPA, 1(2) :105-111.
biologi. [4] Perdana, F., 2013, Sintesis dan Uji
Toksisitas Beberapa Senyawa Analog
KESIMPULAN Kalkon Turunan Metoksi. Skripsi.
Telah disintesis senyawa Universitas Riau, Pekanbaru.
klorokalkon dengan nama trivial 2’-

Anda mungkin juga menyukai