Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANTROPOLOGI

“Metode Ilmiah Antropologi”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi

Dosen Pengampu: Pak Munadi., S.Pd., M.Si

Disusun oleh :

1. Maulita Rindi Yuniardi 2019250027

2. Pawit Warisno 2019250012

3. Achera Sholeillula 2019250002

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO TAHUN 2019


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Makalah metode ilmiah antropologi
ini telah selesai disusun dan guna memenuhi tugas dan pendalaman materi dalam pembelajaran
antropologi di Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo.
Harapan kami dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan dan pendalaman
materi mata kuliah antropologi dapat berlangsung dengan lebih terarah, dan lebih memahami
tentang materi tersebut.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tersususunnya makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya masukan dan kritikan yang
membangun demi perbaikan pada masa-masa mendatang.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Wonosobo, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4

A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................5

A. Metode Ilmiah Antropologi.............................................................................5


B. Ciri Khas Metode Antropologi .................................................................................9
C. Metode Pendekatan Antropologi .............................................................................9

BAB III PENUTUP .....................................................................................................10

A.Kesimpulan .....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode ilmiah adalah semua cara yang dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan untuk
mencapai kesatuan pengetahuan. Jadi, metode ilmiah dan antropologi adalah semua cara
yang dapat digunakan untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. tanpa metode ilmiah,
suatu ilmu pengetahuan bukanlah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja,
tentang berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara
gejala-gejala yang terjadi.
Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai melalui tiga tingkat, yaitu pengumpulan fakta,
penemuan ciri-ciri umum dan sistem, serta verifikasi.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari metode ilmiah antropologi?
2) Apa saja pendekatan dalam metode ilmiah antropologi?
3) Apa saja ciri khas metode ilmiah antropologi?

C. Tujuan
1) Guna mendapatkan ilmu pengetahuan yang rasional dan sudah teruji.
2) Untuk pembuktian terhadap suatu kebenaran yang dapat diatur oleh pertimbangan yang
logis.
3) Untuk mencari pengetahuan yang dimulai dari penemuan masalah yang harus dipecahkan
atau dicari solusinya, pengumpulan data, menanalisis data dan diakhiri dengan menarik
suatu kesimpulan.
4) Membantu memecahkan masalah dengan pembuktian yang dimana buktinya dapat
memuaskan.
5) Dapat menguji penelitian yang telah dilakukan orang lain sehingga didapatkan kebenaran
yang objektif dan juga memuaskan.
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah Antropologi


Metode Ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam
ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu
pengetahuan bukanlah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang
berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala-
gejala yang terjadi. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai oleh para sarjana ilmu yang
bersangkutan melalui 3 tingkatan yaitu: pengumpulan data, penentuan ciri-ciri umum dan
sistem, dan verifikasi.

1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta


Untuk antropologi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian
dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolagan secara ilmiah. Dalam
kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta disini tetdiri dari berbagai metode
mengobservasi, mencatata, mengolah, dan mendriskripsikan fakta-fakta yang terjadi
dalam masyarakat yang hidup. Pada umumnya, metode-metode pengumpulan fakta
dalam ilmu pengetahuan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan dan masing-masing
mempunyai perbedaan pokok, yaitu:
a. Penelitian di lapangan (field work)
Peneliti harus menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek observasinya itu.
Peneliti harus masuk ke dalam objeknya, harus memperhatikan hubungan antara
objek dan dirinya sendiri.
b. Penelitian di laboratorium
Gejala yang akan menjadi objek observasi dapat dibuat dan sengaja diadakan oleh
peneliti. Peneliti berada tetap di luar objeknya, tidak ada hubungan dengan objek
yang ditelitinya.

5
6
c. Penelitian dalam perpustakaan
Gejala yang akan menjadi objek penelitian harus dicari dari beratus-ratus ribu
buku yang  beraneka ragam. Peneliti berada tetap di luar objeknya, tidak ada
hubungan dengan objek yang ditelitinya.
Untuk ilmu antropologi-budaya penelitian lapangan merupakan cara yang
terpenting untuk mengumpulkan fakta-faktanya; selain itu penelitian diperpusatakaan
juga penting. Sedangkan metode-metode penelitian di laboratorium (yang merupakan
metode  pengumpulan fakta yang utama dalam ilmu-ilmu alam dan teknologi),
hampir tidak berarti. Dalam penelitian di lapangan, peneliti datang sendiri dan
bergabung dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan tentang gejala
kehidupan dalam masyarakat, dan menggunakan metode-metode pengumpulan fakta
yang bersifat kualitatif terutama metode wawancara dan catatan hasil (flied note).
Field note kemudian harus diolah menjadi suatu karangan deskripsi. Hal pertama
yang harus dilakukan adalah membuat abstraksi dari bahan yang ada dalam bentuk
pernyataan- pernyataan. Seluruh metode yang digunakan, mulai dari metode
pengumpulan bahan konkret tentang suatu masyarakat yang hidup, sampai pada
metode untuk mengolah bahan tadi menjadi karangan yang dapat dibaca orang lain,
merupakan bidang deskriptif dari ilmu antropologi yang disebut etnografi.

2. Penentuan Ciri-Ciri Umum dan Sistem


Hal ini adalah tingkat dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan
ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu
penelitian. Proses berpikir di sini berjalan secara induktif; dari pengetahuan tentang
peristiwa dan fakta-fakta khusus ke konkret, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri
umum yang lebih abstrak.
Ilmu antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta berasal dari sebanyak
mungkin macam masyarakat dan kebudayaan di seluruh dunia, untuk mencari ciri-ciri
umum diantara  beragam fakta masyarakat tersebut digunakan berbagai metode
perbandingan (komperatif). Metode,komparatif biasanya dimulai dengan metode
klasifikasi. Dalam menghadapi suatu objek penelitian yang beraneka ragam bentuknya,
7
terlebih dahulu peneliti harus meperkecil  jumlah keragaman tadi sehingga tersisa hanya
beberapa perbedaan pokok.

Dalam ilmu-ilmu alam, penentuan ciri-ciri umum dan  sistem  dalam  fakta-fakta
alam dilakukan dengan cara mencari perumusan-perumusan yang menyatakan berbagai
macam hubungan mantap  antara fakta-fakta tadi. Hubungan  itu  biasanya hubungan
kovariable (artinya, kalau suatu fakta berubah dengan cara tertentu, maka fakta-fakta
yang lain berkaitan dengan itu berubah juga), 

Atau hubungan itu mungkin hunungan sebab akibat (artunya sesuayu fakta
menyebabkan timbulnya, berubahnya, atau hilangnya suatu fakta yang lain). fakta
menyebabkan  timbulnya, berubahnya, atau hilangnya suatu fakta yang lain). Perumusan-
perumusan  yang menyatakan hubungan-hubungan mantap antara beraneka fakta dalam
alam disebut kaidah-kaidah alam.

Mengenai kemungkinan  adanya kaidah-kaidah tentang tingkah laku manusia dalam


kehidupan masyarakat itu, masih ada beberapa anggapan yang bertentangan . Sebagian
berkata bahwa fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia itu tidak mungkin tidak
mungkin dapat dirumuskan kedalam  kaidah-kaidah yang mantap, sedangkan sebagian
lain berkata bahwa sampai suatu batas tertentu hal itu mungkin.

Antropologi  yang  memperhatikan tingkah  laku manusia dalam  masyarakat, tidak


akan dapat merumuskan kaidah-kaidah tentang  hubungan  antara  fakta  dan  kekuatan
yang mendorong kehidupan  masyarakat  dan  kebudayaan. Antropologi hanya dapat
sampai pada suatu “pengertian” tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan itu.

Pada abad ke-19 pernah ada sarjana yang menganut anggapan  sebaliknya  yaitu
bahwa ilmu-ilmu sosial itu dapat  merumuskan  kaidah-kaidah  mengenai semua gejala
kehidupan  masyarakat dan kebudayaan manusia, tetapi sekarang anggapan seperti itu
telah berkurang di dunia ilmiah. Pada ilmu-ilmu sosial, dan ilmu antropologi, sebagian
besar dari pengetahuannya bersifat “pengertian” mengenai kehidupan masyarakat dan  
kebudayaan.
8

3. Verifikasi
Metode untuk verifikasi atau pengujian terdiri dari cara menguji rumusan kaidah-
kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai, dilakukan dalam kenyataan-
kenyataan alam atau masyarakat yang masih hidup.
Disini proses berfikir secara deduktif, yaitu dari perumusan-perumusan umum
kembali ke arah fakta-fakta yang khusus. Ilmu antropologi yang lebih banyak
mempergunakan metode-metode kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif, ilmu
antropologi mencoba memperkuat pengertian itu dalam kenyataan, yaitu pada beberapa
bagisn masysrakat yang khudud dsn mrndslsm.
Lawan dari metode-metode kualitatif adalah kuantitatif. Pada metode kuantitatif
sering digunakan cara-cara untuk mengolah fakta sosial dalam jumlah yang besar, dan
metode itu disebut statistik. Metode statistik dulu memang kurang dipergunakan dalam
ilmu antropologi, sementara sekarang mulai menjadi suatu metode analisis yang sangat
penting dalam ilmu ini.

Ciri Khas Metode Antropologi


• Pendekatan masalah secara holistik (mendekati kebudayaan sbg satu kesatuan yang
terintegrasi)
• Pendekatan masalah secara mikro – cultural context (berfokus pd masalah
kebudayaan)
• Pendekatan masalah dengan metode komparatif (membandingkan keragaman
kebudayaan utk bisa menghasilkan hukum yang umum atau keteraturan)
 
METODE PENDEKATAN ANTROPOLOGI
Cara pandang pendekatan EMIC dengan metode KUALITATIF, untuk:
• Memahami kompleksitas, kedalaman dan proses
• Studi dalam situasi alamiah
• Cara berpikir induktif
• Perspektif holistik
9
• Perspektif perkembangan, dinamis
• Orientasi kasus yang unik
• Cara memperoleh data netral-empatis
• Ada fleksibilitas desain penelitian
• Peneliti jadi instrumen kunci

Pendekatan EMIC
• Menggunakan cara pandang masyarakat atau obyek yang diteliti.
• Menggunakan metode KUALITATIF yang bertujuan mendapatkan pemahaman atas
suatu gejala yang diteliti.

Pendekatan ETIC
• Menggunakan cara pandang peneliti yang diterapkan terhadap obyek.
• Menggunakan metode KUANTITATIF untuk membuktikan atau mengukur suatu
gejala.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian antropologi menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Artinya, dalam penelitian antropologi dapat dilakukan melalui
pengkajian secara statistik, baik dilakukan untuk mengukur pengaruh maupun korelasi antar
variabel penelitian, ataupun dilakukan secara kualitatif (naturalistik).
Metode penelitian antropologi yang dapat digunakan yaitu, deskriptif, komparatif, studi
kasus, etnografis, dan survei. Metode dalam antropologi akan difokuskan pada metode
penelitian komparatif (kualitatif) secara rinci karena merupakan ciri khas dalam penelitian
antropologi. Metode komparatif antropologi adalah metode penelitian yang mencabut unsur-
unsur kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan dengan sebanyak
mungkin unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan.
Alat penelitian yang digunakan oleh para antropolog  dalam meneliti kebudayaan adalah
etnografi. Metode riset kualitatif ini dipakai dengan cara menyelami manusia secara sensitif
dan alamiah dalam konteks social budayanya serta umumnya ditunjukkan oleh etnik untuk
fenomena yang diteliti. Seorang peneliti etnografi memasukkan dirinya ke dalam budaya dan
sub budaya dalam penelitiannya dan mencoba untuk melihat dunia dari sudut pandang
budaya.
Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi partisipan, secara garis besar adalah
penelitian kualitatif. Peneliti melakukan observasi  cara dan ritual dari budaya, berusaha
memahami makna dan interpretasi. Mereka membandingkan antara persepsinya sendiri
(etic) dan menggali perbedaannya dengan persepsi informan (emic). Penelitian kualitatif ini
seolah-olah menjadi ciri bagi penelitian dalam ilmu pengetahuan antropologi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah

http://blog.unnes.ac.id/setrong/2015/12/24/bab-4-karya-ilmiah-dan-metode-penelitian-
antropologi-antropologi/

11

Anda mungkin juga menyukai