DIABETES
Mellitus
KELOMPOK 1
1. Bernadette Victoria (2106676480)
2. Chika Vionita (2106676493)
3. Fatma Syukrina (2006505556)
OUTLINE
- Latar Belakang/ Prevalensi
- Tujuan
- Pembahasan:
a. Definisi umum Diabetes Mellitus
b. Diagnosis Diabetes Mellitus
c. Klasifikasi Diabetes Mellitus
d. Diabetes Tipe 1
e. Diabetes Tipe 2
f. Diabetes Gestasional
PREVALENSI DIABETES MELLITUS
537 Juta
Kasus Diabetes Mellitus di seluruh Riskesdas (2019)
dunia (International Diabetes
Federation, 2021)
Angka kejadian
diabetes mellitus di
Pada th 2021 Diperkirakan
Indonesia pada
>6,7 juta orang usia 20-79
meninggal akibat DM penduduk berusia
(IDF, 2021) >15 tahun adalah
sebesar 2%
Latar belakang
Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari diabetes
2. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes
3. Menjelaskan diagnosis diabetes
4. Menjelaskan etiologi dan faktor risiko diabetes
5. Menjelaskan patofisiologi diabetes
6. Menjelaskan dampak dari diabetes
7. Menjelaskan pencegahan dan penanganan diabetes
8. Menjelaskan tatalaksana gizi diabetes
Definisi Diabetes Mellitus
(WHO, 2019)
Diabetes
TIpe 1
Tanda dan Gejala DMT1
Penurunan BB
Poliuria Metabolisme lemak dan protein
Peningkatan produksi pada pasien diabetes dapat
urin mengarah ke penurunan berat
badan yang tidak diinginkan dan
signifikan, terutama pada
diabetes tipe 1.
Polidipsia Lesu
Rasa haus berlebihan kurangnya penyerapan glukosa
menyebabkan kelelahan, yang
sering diperparah dengan
gangguan tidur.
Polifagia Ketoasidosis
Ketoasidosis diabetik dicirikan
Peningkatan rasa lapar dengan keberadaan keton
pada urin dan/atau serum.
Ada bau buah pada napas,
keringat dan urin
Etiologi
Dalam kasus diabetes mellitus,
insulin tidak ada dan/atau memiliki
gangguan kerja (resistensi insulin)
dan dengan demikian menyebabkan
hiperglikemia. Diabetes tipe 1
ditandai dengan destruksi mutlak
sel β, dan akibatnya, insulin tidak
ada atau sangat rendah.
(Sapra & Bhandari, 2021)
Faktor Risiko
Faktor genetik Faktor lingkungan
● Suplementasi vitamin D
● Penanganan DMT1:
1.Terapi insulin
2.Obat non-insulin (pramlintide)
3.Terapi glukagon
4.Skrining berkala
Pencegahan & Penanganan DMT1
Pengaturan makanan pada DMT1 bertujuan untuk mencapai kontrol metabolik yang baik
tanpa mengabaikan kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme basal, pertumbuhan,
pubertas maupun aktivitas sehari-hari.
- Karbohidrat: 39%-57% total kalori per hari tidak ada efek signifikan pd
HbA1c
- Protein: 0.8-2 g/hari
- Lemak: 27%-40% per hari tidak ada efek signifikan pada HbA1c
- Serat: terdapat studi yang menyebutkan ~30g/hari memberikan efek
menguntungkan untuk HbA1c
(Franz et al., 2017)
Diabetes
TIpe 2
Definisi DM TIPE-2
Gangguan metabolisme peningkatan glukosa darah
yang disebabkan oleh kombinasi dua faktor utama:
Parestesia
Poliuria
Keinginan buang air
Ektrimitas
Kesemutan pada tangan
kecil terus - menerus
dan kaki
Hyperhagia Obesitas
Persentase lemak tubuh
Rasa Lapar berlebihan
yang tinggi
Faktor Risiko dan Penyebab DM TIPE-2
HIPERTENSI RETINOPATI
Hipertensi pada DM Retinopati diabetik merupakan
tipe-2 disebabkan oleh penyebab utama dari kasus
retensi natrium ginjal baru kebutaan pada orang
dewasa berusia 20 - 74 tahun
NEFROPATI DISLIPIDEMIA
Risiko albuminuria yang Orang dengan DMT2 biasanya
menyebabkan penyakit ginjal memiliki partikel LDL yang kecil
diabetes meningkat seiring dan padat, yang meningkatkan
dengan lamanya menderita
aterogenisitas dislipidemia
DM dan tingginya HbA1c
75
%
Aktifitas fisik Kontrol Glikemik Menjaga tekanan darah Mengelola Berat Badan
Avoid
Enjoy
Pasien dengan nefropati diabetik: Dianjurkan dari sayur,
0,8 g/kg BB buah, dan kacang2an
Pasien DM yang menjalani 20 - 35 gram per hari
hemodialisis: 1 - 1,2 g/kg BB
Lemak Pembatasan Natrium
1. Strategi One-step
Tes toleransi glukosa oral dengan 75 gram glukosa. Pengukuran glukosa plasma dilakukan saat
pasien dalam keadaan puasa, 1 jam, dan 2 jam setelah tes toleransi glukosa. Tes dilakukan pada
usia kehamilan 24-28 minggu pada wanita hamil yang sebelumnya belum pernah terdiagnosis
diabetes melitus.
Strategi utama dalam mengontrol kadar gula darah pada penderita GDM sama halnya
dengan diabetes pada umumnya yaitu dengan terapi diet atau pola makan yang ideal
(Mufdillah dkk, 2019),yaitu :
4. Apabila kadar gula darah tinggi, penggunaan gula murni tidak diperbolehkan.
Jika kadar gula darah sudah terkendali diperbolehkan mengkonsumsi gula murni
sampai 5 % dari kebutuhan energi total.
2. Aktivitas fisik
Olah raga terbukti dapat memperbaiki kontrol glikemik pada wanita dengan DMG.
Olah raga sebelum dan selama masa awal kehamilan menurunkan risiko DMG
masing-masing 51% dan 48% (Liong Kurniawan, 2016)