BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah telah menciptakan langit dan bumi, memilih para nenek moyang
Israel, melepaskan umatNya dari perhambaan di Mesir, membimbing umat itu dari
padang gurun, menyatakan undang-undangNya di Sinai, memberikan tanah Kanaan
sebagai tempat kediaman. Segala yang telah Ia lakukan merupakan caraNya untuk
mencapai maksud dan rencanaNya, yaitu mendatangkan kerajaan Allah.1
Allah membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan menjadikan
bangsa itu sebagai umat pilihanNya.Dalam perjalanan kehidupan umat Israel, Allah
tidak pernah lepas tangan untuk bertindak bagi umatNya, bahkan Allah sendiri
yang memimpin mereka sampai menuju ketanah yang telah Alllah janjikan kepada
nenek moyang mereka.
Israel pada akhirnya meminta ada raja yang memimpin mereka seperti
bangsa-bangsa lain, namun hal itu sama saja dengan menolak Allah sebagai
pemimpin mereka.2 Pada akhirnya Allah menuruti permintaan mereka untuk
memiliki seorang raja yang memimpin bangsa Israel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna pengangkatan Raja-raja di Israel?
2. Siapa saja Raja-raja yang pernah memimpin Israel?
3. Seperti apa Pemerintahan Raja-raja Israel dimata Tuhan?
4. Raja adil yang akan datang
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengerti pengangkatan Raja-raja dalam kepercayaan Israel
2. Untuk mengerti makna pengangkatan raja-raja Israel
3. Untuk mengetahui siapa saja yang pernah memimpin bangsa Israel
4. Untuk mengetahui pemerintahan Raja-raja Israel di mata Tuhan
BAB I
1
G. Barth, Theologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 58
2
F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK, 1965), 291
2
LANDASAN TEORI
A. Ideal
Bangsa-bangsa disekitar Israel pada masa PL merupakan bangsa yang
pemerintahannya dipimpin oleh seorang Raja. Raja-raja disekitar bangsa Israel
pada umumnya dianggap sebagai anak ilah,hasil perkawinan yang ilahi dengan
seorang perempuan, sehingga dengan demikikian raja itu bersifat ilahi juga. Raja
itu mempunyai kekuasaan mutlak, dapat memerintah semaunya dan sifatnya tirani.
Sistemp pemerintahan demikian sering diwarnai dengan kekerasan, tekanan,
kesewenangan, penindasan, serta kelaliman.3
Raja bangsa-bangsa lain adalah raja yang dipilih sendiri oleh manusia. Raja
itu akan mengambil setiap anak laki-laki rakyat untuk dijadikan serdadu, pegawai,
dan pekerja; anak perempuan akan dipekerjakan menjadi tukang rempah-rempah,
juru masak, dan tukang roti. Bukan hanya itu saja, sebagian dari tanah rakyat akan
diambil dan diberikan untuk hamba-hambanya, sedangkan tanah milik danah
ternak rakyat akan dipungut pajak.4
3
Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama I, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 157
4
F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan,… , 291
5
Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar,…, 161
3
3:7 sendiri dalam Bahasa aslinya tertulis $lm dengan kasus verb
hiphil perfect 2nd person masculine singular homonym 1 ini
menunjukkan suatu proses pengangkatan Raja Israel yang dilakukan
oleh Allah sendiri. Bukan rakyat sendirilah yang memilih pemimpin
bagi mereka, namun Allah telah menentukan orang-orang yang telah
Ia tentukan, kemudian Ia pilih untuk memimpin umat pilihanNya.
Tuhan memberikan Roh Ilahi-Nya kepada para pemimpin., sehingga
dengan demikian orang tersebut memiliki suatu charisma yang luar
biasa dan kemudian Tuhan mengangkatNya sebagai Raja.
Ketika Allah mengangkat Raja-raja Israel yang kemudian
diberikan Roh-Ilahi kepadanya, ada beberapa hal yang perlu
diketahui: 7
I. Pemberian Roh Ilahi ini, bukan berarti pemimpin itu
mengalami penyitaan dalam tubuhNya sehingga Allah
mengontrol pemimpin itu. Pemberian Roh Ilahi tersebut
lebih menuju kepada penyertaan Allah kepaada para
pemimpin untuk melakukan setiap tindakan-tindakan yang ia
lakukan.
II. Pemberian Roh Ilahi juga dapat mengubah seseorang
sehingga,dengan demikian pemimpin mendapat anugerah
dari Allah untuk mampu ikut serta di dalam karya
pemerintahan, kepemimpinan dan penyelamatan oleh Allah
sendiri.
III. Allah mengambil risiko yang cukup besar ketika Tuhan
memberikan Roh IlahiNya kepada para pemimpin dengan
tugas-tugas IlahiNya yang telah Tuhan tetapkan.
IV. Ketika pemimpin yang diberikan Roh Ilahi itu tidak bisa
melakukan dengan benar penugasan Ilahi yang telah
6
G. Barth, Theologi Perjanjian,…, 67
7
Ibid,…, 72-74
4
9
Lukas Adi. S, Smart book of Christianity Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Andi, 2015), 274-277
7
BAB III
11
KAJIAN KRITIS
Apabila pengangkatan raja-raja Israel seperti yang telah dijelaskan diatas, maka
dapat dimengerti bahwa Raja-raja Israel yang memimpin bangsa Israel merupakan pribadi
yang seharusnya dapat menjadi teladan, bahkan juga Pemimpin yang diurapi oleh Tuhan
melalui para nabi memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat.
Allah sendiri mengambil resiko besar ketika mengangkat pemimpin Israel, karena
dengan demikian pemimpin itulah yang mencerminkan kasih setia Tuhan, namun tidak
jarang pemimpin itu gagal, resiko yang demikianlah yang harus di hadapi oleh Tuhan.
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
Pemimpin juga harus menyadari bahwa dirinya adalah orang yang lemah, karena
Allah yang memberikan kasih setiaNya untuk memampukan orang dipilih dan
memimpin apapun yang telah dipercayakan oleh Tuhan.