Anda di halaman 1dari 413

PANDUAN KREATIF MEMBUAT

BAHAN AJAR
INOVATIF
I

Jaminan KePuasan
Apabila Anda mendaparkan buku ini dalam keadaan cacat produksi
(di luar kesengaiaan kami), seperti halaman kosong atau cerbalik,
silakan ditukar di roko tempat Anda membeli acau langsung kepada
kami dan kami akan menggantinya segera dengan buku yang bagus.
Andi Prastowo

PANDUAN KREATIF MEMBUAT

BAHAN AJAR
!NOVATI F

F
r/'

PANDUAN KR-EATIF MEMBUAT BAHAN AJAR INOVATIF

Penerbit
DM Press
(AnSAora II'\API)
Sampangan Gg. Perkutur No.l25-B
Jl Wonosari, Baturetno
Bangun(apan Jogiakarra
Telpt (o27 4) 4)1117 6, 1 4ta7 21
Fzx (02741 4)1317 6
Email: redaksi_divapress@yahoo.com
Blog: www-blogdivapress.com
'lVebsite: wc/w.divapress-onhne-com

Smbtl Gmb{ Cover w'jttdkpholo.@m


PENCANIAR PENULIS

Sebagaimana rercanrum dalam Undang-Undang Gum


dan Dosen Nomor 14 Thhun 2005 Pasal 8 disebr.rtkan
bahwa "Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, serrifikasi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional." Kompetensi guru sebagai-
mana dimaksud dalam undang-undang tersebut meliputi
kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dari masing-masing kompetensi tersebut, kom-
petensi-kompetensi inti yang waiib dimiliki seorang
guru atau dosen di antaralyl adalah "mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan bidaog pengembangan
yang diampu" dan "menyelenggarakan kegiatan pengem-
bangan yang mendidik" untuk kompetensi pedagogis,
serta "mengembangkan materi pembelajaran yang di-
Andi Prastowo

amplr secara kreatif" dan "memanfaatkan teknologi


informasi dan kornunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri" untuk kompetensi profesional.
Dari tuntutan-tuntutan sekaligus kewaiiban-kewaiiban
ini, guru ataupun dosen dituntut mampu menyusun
bahan ajar yang inovatif(bisa berwujud bahan ajar cetak,
model/maker, balnn ajar audio, bahan aiar audiovisual,
ataupun bahan ajar interakti0 sesuai dengan kurikulum,
perkembangan kebutuhan peserta didik, maupun Per-
kembangan teknologi informasi.
Membuat atau menyusun bahan aiar sebenarnya
adalah perkara yzn1 g^mpa,n1. Namun, selama ini,
karena terbatasnya literatur yang mengulas tentang
tema-rema sep.lrti itu, baik di toko-toko buku maupun
perpustakaan, menjadikan para guru ataupun dosen
tampaknya sulit untl* merealisasikan tuntutan tersebut.
Hal ini bisa kita lihat di sekolah-sekolah ataupun
peiguruan-pergufuan tin88i di sekitar kita, mas.ih sangat
banyak gum atau dosen yang menggunakan bahan ajar
buatan orang lain ataupun bikinan pabrik pada kegiatan
pembelajaran yang mereka lakukan. Padahal mereka
tahu dan sadar bahwa bahan ajar yang mereka gunakan
itu sering kali tidak sesuai dengar, konteks dan situasi
sosial budaya peserta didik. Hal ini merupakan sebuah
fenomena yang sungguh menyedihkan sekaligus sangat
memprihatinkan bagi kita semua. Dirambah lagi, ketika
saya mengajarkan mata kuliah Pengembangan Sumber
Belajar, banyak mahasiswa yang mengeluh kesulitan
memperoleh referensi yang berbentuk buku teks. Sebab,
buku-buku terkait, baik yang beredar di pasaran maupun

6
Pdnduan Kreatif Membuat Bdhan AJ6r lnovatif

yang dikoleksi di perpustakaan, hanya berkisar pada


teknologi pembela.jaran dan media pembelajaran. Ini
sekali lagi membuktikan bahwa masih dirasa perlu sekali
keberadaan buku-buku tenrang pengembangan bahan
ztaL
Berdasarkan kegelisahan itulah, saya termotivasi
sekaligus terrantang untr.rk menyuguhkan kepada Anda
semua, terutama para guru serta rekan-rekan dosen,
sebuah tulisan yang berisi petunjuk dan bimbingan
individual yang praktis serra ridak membingungkan
tentang cara pembuatan bahan ajar yang kreatif dan
inovatif Praktis di sini maksudnya mudah diaplikasikan
dan diterapkan untuk berbagai bidang ilmu yang Anda
ampu sekarang. Dengan demikian, melalui buku ini
diharapkan pintu kegelapan dan kelumudan yang selama
ini menghalangi para pendidik dalam mengekspresikan
ide-ide dan gagasan mereka guna kemaiuan dunia
pendidikan di tanah air Indonesia akan segera terbuka.
Selain iru, kegersangan referensi yang selama ini menerpa
para mahasiswa araupun dosen di berbagai LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) di tanah air
bisa teratasi.
flntuk itu, dalam buku ini, saya uraikan dua belas
topik utama yang terbagi dalam dua belas bab sebagai
berikut. Pada bab paling awal dibahas tentang konsep
dasar bahan ajar, kemudian diikuti bab kedua tentang
macam-macam bentuk sumber belaiar dan bahan a1ar.
Pada bab ketiga dikupas tentang langkah-langkah utama
dalam penyusunan bahan aiar. Sementara, pada bab
keempar dirunjukkan tentang cara pembuaran handout.
Andi Prastowo

Kemudian, secara bercurut-turut dari bab kelima sampai


kesebelas diuraikan tentang petunjuk pembuatan modul,
buku ajar, lembar kerja siswa (LKS), model/maket,
bahan aiar audio, bahan ajar video, dan bahan aiar
interaktif. Sedangkan pada bab terakhir diulas tentang
cara pemilihan dan penggunaan bahan aiar dalam proses
pembelajaran.
Itulah pokok-pokok bahasan secara garis besar yang
diulas dalam buku ini. Saya menyadari betul bahwa
terselesaikannya buku ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak
bijak dan tidak etis rasanya jika saya tidak mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya selama ini. Ucapan terima kasih Pertama saya
sampaikan kepada Prof Dr. H. Sutrisno, M.Ag, Dr.
H. Sumed.i, M.Ag, Dr. H. Tiiyanto, dan rekan-rekan
seperjuangan di Yayasan An-Nahl Kotagede Yogyakarta
yang selalu membakar semangat serta memotivasi saya
agar terus berjuang unruk memperbaiki diri dan meraih
kesuksesan hidup.
Thk lupa kepada Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta
seluruh iajarannya, Dr. H. Hamruni, M'Si (selaku
Dekan), Dr. Sukiman, M.Pd (selaku PD I), Drs. Sri
Sumarni, MA (selaku PD II), Dr. Sabarudin, M.Si (selaku
PD III), Drs. Ichsan, M.Pd, dan Drs. Nur Munajat, M.Si,
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas keseinpatan yang telah diberikan kepada saya untuk
mengajar dan berkarier di almamater tercintt.

lJ
Panduan Kreatif Membuat Bahdn Aar novatif

Untuk istri saya tercinra, Adityas Tirah Rahayu, dan


buah hati saya tersayang, Ahsan Pradipta, terima kasih
sebesar-besarnya atas kerelaan dan kesabaran kalian
berdua menernaniku dalam proses penyelesaian buku
ini. Tanpa kesabaran dan kerelaan kalian, sungguh tidak
mungkin buku ini bisa terwujud dan hadir di hadapan
para pembaca.
truntuk bapak dan ibu. tersayang, Mulyo Raharjo
dan Suratini, terima kasih atas pelajaran hidup dan
dukungan serra doa yang senantiasa kalian panjatkan
untuk saya selama ini. Tak mungkin saya bisa menjadi
seperti sekarang ini, jika kalian tidak memberikan kasih
sayang dan doa yang tulus. Kemudian, untuk adik saya,
Jatmrko, M.Pd.I, adik ipar saya, Siti Masruroh, dan
keponakan saya, Rafi, terima kasih atas segala bantuan
kalian yang tidak kecil. Semoga Allah Swr. memberikan
kesuksesan kepada kita sekeluarga.
Terakhir, saya mengucapkan rasa syukur yang
sangat mendalam atas segzLla .[impahan rahmat, hidayah,
dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swr. da-
lam berbagai macam bentuknya, sehingga buku ini
bisa selesai. Shalawat dan salam semoga senantiasa rer-
curahkan kepada Rasulullah Saw. yang telah meniadi
panutan seluruh umat muslim sedunia, termasuk saya,
sehingga mengetahui jalan yang banif Semoga bukl
ini bisa bermanfaat bagi semua orang serta dapat
meniadi amal jariah bagi saya untuk perbaikan mutu
para pendidik (baik guru atau dosen) di tanah air dan
perbaikan pendidikan pada umumnya. Arnin.
Andi Prastowo

Namun, saya menyadari bahwa dengan berbagai


keterbatasan y^nB stya miliki selama penyusunan buku
ini, di mana saya harus meminjam literatur dari satu
perpustakaan ke perpustakaan yang lain dan dari satu
teman ke teman yang lain, sehingga buku ini-tentu
saja-bukanlah karya yang sudah semPutna Oleh karena
ittr, saya sangat mengharapkan sumbangan saran serta
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
dan perbaikan karya ini di kemudian hari. Terima kasih.

Yogyakarta, Agustus 201 1

Andi Prastowo

1r:)
DAFIAR ISI

Pengantar Penulis ,
Daftar Isi I 1
Bab I
Saatnya Membuat Bahan Ajar Inovatif .. 13
Bab 2
Mengenal Benruk-Benruk Sumber Belajar
dan Bahan Aiar .............. j3
Bab 3
Langkah-LangkahPokok Pembuaran
Bahan Aiar 49
Rab 4
Handout 1l
Bab 5
Modul ........... 103
Bab 6
Buku Teks t6,

11
AndiPrastowo

Bab 7
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2O3
Bab 8
Model (Maket) 227
Bab 9
Bahan Aiar Audio 263
Bab 10
Video Bahan Aiar ....... 299
Bab 11
Bahan Ajar Interaktif ......'... 321
Bab 12
Pemilihan dan Penggunaan Bahan Ajar
dalam Proses Pembelajaran .. 313
Daftar Pustaka 4r3
Tentang Penulis 417
BAB I

SAATNYA ME]VIBUAT
BAHAN AJAR INCVATIF

A. Dori Bohon Ajor Konvensionol ke Bohon


Ajor Inovotif
Kapan lagi pendidikan kita akan maju jika para
pendidik sudah mengalami kemiskinan motivasi untuk
mengembangkan diri? Pengembangan diri sangat pen-
ting, tidak hanya pada aspek fisik semata, seperti
peningkatan jenjang pendidikan, banyaknya sertifikat
pelatihan, araupun sertifikar profesi pendidik (sebagai
tanda atau bukti pendidik profesional). Akan tetapi,
pengembangan diri mestinya iuga merambah hingga
pada ranah nonfisik, meliputi cara pandang, paradigma
berpikir, sikap, kebiasaan, profesionalisme, maupun
perilaku dalam mengajar. Pengembangan diri yang disebut
terakhir inilah-yakni perilaku dalam mengajar-yang
tampak masih kurang berkembang dalam diri pendidik
kita saat ini.

1)
Andi Prastowo

Dampak dari kemiskinan pengembangan diri itu


adalah banyak pendidik, baik guru mauPun dosen, yang
tidak mampu menyelenggarakan pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Keadaan ini salah satunya
tidak terlepas dari kurang dikembangkannya bahan
rjar yang inovatif. Para pendidik pada umumnya hanya
menyediakan ba.haLlt aiar yang monoton, pokoknya yang
sudah tersedia dan tinggal pakai, serta tidak perlu harus
bersusah payah membuatnya. Sehingga, pada akhirnya,
yang harus meniadi korban adalah para peserra didik'
Peserta didik akan merasa bosan mengikuti proses
pembelaiaran, sehingga proses pembelajaran menjadi
tidak efektif dan efisien.
Para pendidik tampaknya kurang mengembangkan
kreativitas mereka untuk merencanakan, menyiapkan,
dan membuat bahan ajar secara matang yang kaya inovasi
sehingga menarik bagi peserta didik- Ini tentu menjadi
persoalan serius, persoalan yang tidak sekadar bisa
dipecahkan dalam dataran wacana semata, namun harus
ada aksi nyata guna mengatasi persoalan tersebut. Saiah
satunya, para pendidik perlu membangun kreativitas
mereka send.iri agar mampu membuat bahan aiar yang
inovatif.
Selama ini, paradigma dan persepsi umum yang
melekat di kalangan para pendidik adalah membuat
bahan aiar merupakan pekerlaan yang sulit dan membuat
stres. Belum lagi, pekerlaan ini memakan waktu dan
tena1^ y^og tidak sedikit. Bahkan, terkadang harus
mengorbankan waktu santai dengan mesti duduk di
depan layar komputer ataupun bergelut dengan beraneka

t4
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

ragam bahan unruk membuat bahan aiar yang inovatif. Ini


semua adalah persepsi yang keliru dan harus diluruskan.
Lalu, bagaimana cara meluruskan persepsi itu?
Sebenarnya, caranya ridaklah sulit. Membuat bahan
aiar yang inovatif merupakan hal yang mudah, me-
nyenangkan, tidak memerlukan waktu yang lama, ball-
kan bisa mendatangkan banyak uang- Kuncinya yang
pertama dan utama adalah mengendalikan faktor internal
dalam diri kita. Kita harus mampu menguasai diri. Kita
harus bisa membongkar segala persepsi dan paradigma
kita yang keliru tentang pembuatan bahan ajar. Kira
harus dapat berpikrr secara positif mengenai potensi diri
kita. Kemudian, kita ubah segala persepsi kita tentang
halangan dan hambatan menjadi peluang serta tantangan
yang harus dihadapi dan dilakukan. Ini semua adalah cara
yang efektif untuk mengubah diri meniadi pribadi yang
berkualitas dan cerdas.
Setelahfaktorinternal berhasil dikuasai, dikendalikan,
dan diluruskan, maka faktor eksternal akan iauh lebih
mudah untuk dikuasai. Kita hanya perlu mempelajari
tentang apa itu bahan aiar, apa sara unsur-unsurnya, serta
bagaimana strukturnya, cara penyusunannya, dan cara
pengembangannya, maka kita sudah mampu menjadi
pendidik yang kreatif membuat bahan ajar inovatif.
Setelah memahami realitas dan persoalan tersebut,
maka kita sekarang dapat memahami problematika
yang dihadapi pendidik dalam membuar bahan aiar yang
inovatif lIntuk memecahkan problem ini, tenru tidak
cukup iika hanya dijelaskan dalam satu atau dua bab saja.
Namun, hal ini perlu penjelasan yang panjang dan lebar.

15
Andi Prasto\'vo

satu buku
Oleh karena itu, dibutuhkan penjelasan dalam
yang komplet, sePerti buku yaLng ada di tangan
Anda

aW.
Untuk memahami maksud bahan alar' kita dapat

menelusuri pandangan dari beberapa ahli tentang


pengertian istilah tersebut'
Menurut National Centre for B.kan.ja.
Competency Based Tiaining "L1.1, ""LruL
p"ra,rulu.t partot
(2OO7),ba;han ala;r adalah segala
yang tiJ.t ti"a
bentuk bahan Yang digunakan difesa-pi.tgtar',
untuk membantu 8uru atau JJa- s"tu k.sat.ta'.t
instruktur dalam melaksanakan p"-LuLu"u., 1'u',g
proses pembelajaran di kelas' utul tentang cara
pemLuatan Luhan aiur'
Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis mauPun
tak iertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan
di-
bahwa bahan alaL ad th seperangkat materi yang
susun secara sistematis, baik tertulis mauPun tidak
yang
tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana
memungkinkan peserta didik untuk belaiar'

l6
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Kemudian, ada pula yang- berpendapat bahwa bahan


aiar adalah informasi, alat, dan teks.yang diperlukan
guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelaiaran. Pandangan-pandangan
tersebut juga dilengkapi oleh Pannen (2001) yang
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan
atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis,
yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Dari sumber latn dalam uebsite dikmeniur.
ner, diperoleh pengertian yang lebih aplikatif bahn,a
bahan ajar atau materi ajar merupakan seperangkat
materi atau substansi pembelajaran (uaching manriaf
yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok
utuh dari kon.rperensi yang akan dikuasai peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
Dari beberape pandangan mengenai pengerrian
bahan ajar tersebut, dapat kita pahami bahwa bahzn ajar
merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun
riks) yang disusun secara sistematis, yang menampilk4n
sosok utuh dati kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dan digupakan dalam proses pembelaiaran dengan
tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pem-
belajaran. Misalnya, buku pelaiaran, modul, handout,
LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar
interaktif, dan sebagainya.
Dan, d4ri pengertian-pengertian tersebut, setidaknya
kita sekarang tahu bahwa jika buku atau program audio,
video, serta komputer berisi materi pelajaran yang "dengan
sengaja" dirancang secara sistematis, walaupun dijuat di
pasaran bebas, maka bahan-bahan ini dapat dinamakan

l7
Andi Prasior'r'o

bahan ajar. Namun, iika tidak dirancang secara sistematis'


maka kita tidak bisa menyebutnya sebagai bahan ajar'
walaupun bahan-bahan ini mengandung materi pelaiaran'
Itulatrletak perbedaan antara materi bahan ajar dan yang
bukan bahan ajar.
Sementara itu, dalam realitas pendidikan di lapangan'
kita lihat banyak pendidik yang masih menggunakan
bahan ajar yang konvensional, yaitu bahan ajar yang
tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanPa uPaya
merencanakan, menyiapkan, dan menyusunnya sendiri'
Dengan demikian, risikonya sangat dimungkinkan jika
bahan ajar yang mereka pakai itu tidak konteksrual, tidak
menarik, monoton, dan tidak sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Bentuk-bentuk bahan ajar konvensional
biasanya seperti buku-buku teks pelaiaran yang
diperjualbelikan di toko-toko buku, buku sumbangan
dari Pemerintah, dan/atau LKS yang dibeli melalui para
penyalur yang sering datang ke sekolah-sekolah.
Namun, kita tentu tahu bahwa pembelajaran yang
menarik, efektif, dan efisien membutuhkan bahan ajar
yang tidak cukup hanya sePerti itu. Seorang pendidik
dituntut kreativitasnya untuk mampu menyusun bahan
ajar yang inovatif, variatif, menarik, kontekstual, dan
sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didik. Tenrunya,
yang paling paham mengenai hal ini adalah pendidik
pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Maka dari
itu, ketika bahan ajar dibuat oleh pendidik, pembelajaran
bakal menladi lebil.r menarik dan mengesankan bagi
peserra didik. Selain itu, kegiatan pembelajaran pun tidak
membosankan dan tidak menjemukan. Dengan kondisi

18
Panduan featif tv1€mbuat SatEn lnovatif
^ar
pembelaiaran yang menyenangkan, secaia oromatis dapat
memicu terjadinya proses pembelaiaran yang efektif.
Akan tetapi, sayang sekali karena hal seperti itu iarang
dilakukan oleh sebagian besar
pendidik di negeri ini. Oleh
karena itu, hal yang lumrah
j.ika pendidikan kita masih
rendah kualitasnya dan jauh
ajar yang tonvensionJ !
dari harapan.
tanpa aJa treativitas !
Berdasarkan penjelasan ttntuL merr."emLangtan !
tersebut, kita pun dapat LJan ajar terseLut !
mengambil kesimpqlan bahwa-. secara iuovati{- |
perbedaan implikasi anrara
penggunaan bahao ajar konvensional dan bahan ajar
inovatif dalam proses pembelajaran sangat signifikan.
Mutu pembelayaran menjadi rendah ketika pendidik
hanya terpaku pada bahan-bahan ajar yang konvensional
tanpa ada kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar
tersebut secara inovatif,
Namun, berbeda halnya jika kita mempunyai ke-
beranian untuk melepaskan drri dari belenggu kemalasan
dan mendobrak kebiasaan buruk itu dengan berupaya
secara kreatif menciptakan bahan ajar sendiri yang
lebih menarik, lebih variatif, dan sesuai dengan konteks
sosial budaya peserta didik, maka hal ini akan meniadi
upaya yang inovatif dan sangar baik. Dan, ini pulalah
yang menjadi salah satu langkah penting untuk bisa
memajukan kualitas pendrdikan kita.

t9
Andl Prastowo

B. Potensi Sumber Belojor yong Melimpoh


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa
bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi'
alat, maupun teks) yang disusun secara sistemaris' Dari
penggalan defioisi bahan ajar tersebut, tersirat sebuah
maksud bahwa bahan aiar disusun menggunakan bahan-
bahan dari berbagai macam sumber, seperti buku, orang
(pendidik atau narasumber), pesan, Iingkungan, dan lain
Jadi, untuk menyusun sebuah bahan
sebagainya. ajar,

dibutuhkan adanya sumber bahan ajar, atau istilah yang


lebih akrab di pendengaran kita yaitu sumber belaiar'
Sumber belaiar memiliki peran yang amat penring
dalam hubungannya dengan penyusunan bahan ajar'
Dari sumber belajarlah, kita dapat memperoleh berbagai
macam kebutuhan bahan aiar- Untuk memahami
mengenai unsur-unsur yang bisa menjadi sumber
belajar, paling tidak kita harus terlebil.r dulu memahami
maksud dari sumber belaiar jtu sendiri. Oleh karena
itu, beberapa pandangan para ahli berikur int kiranya
dapat mengantarkan kita kepada maksud atau makna
dari sumber belaiar ya:rtg sebenarnya. Sehingga, kita pun
nanrinya dapat melihat secara nyata letak perbedaan
makna sumber belaiar dengan bahan ajar.
Menurut uebsite BCED, sumber belajar didefinisikan
sebagai informasi yang disaiikan dan disimpan dalam
berbagai bentuk media, yang dapar membantu peserta
didik datam belajar sebagai perwuiudan dari kurikulum'
Untuk bentuknya tidak rerbatas, apakah dalam bentuk
cetakan, video, formar perangkat lunak, ataupun kom-

20
Pandudn Kreatif Membuat khan Ajar Inovatrf

binasi dari berbagai format yang bisa digunakan oleh


peserta didik maupun pendidik.
Sedangkan menurur Sudjana dan Rivai (lp8p:77),
sumberbelaiarad alahsegaladay ayangdapatdimanfaatkan
guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam
belajarnya. Kemudian, Anitah (2008:5) mengutarakan
pengerrian yang hampir sama bahwa surnber belarar
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
memfasilirasi kegiatan bel4jar. Adapun pandangan
lainnya, yaitu menurut Yusuf (2010:2)0), bahwa segala
jenis media, benda, data, fakta, ide, orang, dan lainJain
yang dapat mempermudah reriadinya proses belaiar
itulah yang disebut sumber belajar.
Berdasarkan beberapa pandangan mengenai makna
sumber belaiar tersebut, dapat kita ramu sebuah pe-
mahaman baru bahwa sumber belajar pada dasarnya
adalah segala sesuatu (bisa berupa benda, data, fakta,
ide, orang, dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan
proses belaiar. Adapun contoh sumber bglajar ini antara
lain buku paket, modul, LKS, realia (benda nyata yang
digunakan sebagai sumber belaiar), model, maket, bank,
museum, kebun binatang, pasar, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat pula kita pahami bahwa
sumber belajar itu sebetulnya sangat melimpah di
sekeliling kita. Kita bisa memungut dan mengolahnya
kapan saja. Kita juga bisa mendapatkannya di mana saja.
Di sini, tinggal bagaimana kemauan dan kemampuan
kita-para pendidik-untuk memanfaatkan dan meng-
olahnya menjadi sebuah bahan ajzr yang; menarik dan
inovarif. Maka, sangat rlisayangkan jika ada pendidik

t1
Andi Prastowo

per satu'
itu teramat banyak untuk dituliskan satu
di-
Namun demikian, ada satu temPat yang biasa
jadikan ruiukan untuk penyusunan bahan aiar' Di tem-
pat rtulah telah terhimpun berbagai macam sumber
belajar. Dan, di temPat itu
Pusat sumber belaiar 1
pula, sumber belaiar secara
,l"r.,puL.n suatu tt'mPat i
sistematis dikelola dengan yanE secar.a L}trr""s i
baik. Apakah nama tempat jip"r"iupLu.',,ntuk i
itu? JawabannYa tidak lain menghimpun, rrrenuta, !
adalah pusat sumber belaiar'
Pusat sumber belajar meru-
pakan suatu temPat Yang
secara khusus diPersiaPkan
untuk menghimPun' meoa-
ta, dan menYusun berbagai
sumber belaiar, sehingga kita bisa dengan mudah
me-
yang
nelusuri, mencari, dan mendapatkan sumber belaiar
kita butuhkan. Dan, pada umurhnya, yang meniadi pusat
sumber belaiar selama ini adalah perpustakaan'

C. Pentingnyo Pembuoton Bohon Ajor


Pada bagian ini, saya perlu menjelaskan tentang fung-
si, tujuan, dan kegunaan pembuatan bahan aiar' Melalui
penielasan ketiga hal ini, saya berharap dapat membu-
L" -".u hati dan pikiran kita semua bahwa pembuatan

2)
Panduan Kreatif Membuat Bahdn Aiar lnovatif

bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang


sangat penting dan merupakan tunturan bagi setiap pen-
didik. Hal ini mengingat pekerjaan membuat bahan ajar
memiliki kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses
pembelajaran yartg kita laksanakan. Dengan menyadari
hal ini, kita tidak lagi menyepelekan dan mengesamping-
kan persoalan pembuatan bahan aiar. Akan tetapi, kita
benar-benar dapat lebih serius menekuni dan mengerja-
kan pembuatan bahan ajar dengan penuh rasa tanggung
iawab dan dedikasi yang tinggi.
Sebelum masuk ke penjelasan mengenai penringnya
pembuatan bahan ajar, hal yang tidak kalah penting de-
ngan persoalan tersebut dan perlu diungkapkan terlebih
dahulu adalah rentang sumber belajar. Hal ini kalena
sumber belajar merupakan sumber dari bahan-bahan un-
tuk pembuacan bahan ajar. Maka dari iru, kita akan me-
ngupasnya secara detail dalam uraian berikut.
Perlu disadari bahwa sumber belajar sangat penting
artinya dalam menyusun suatu bahan ajar. Oleh karena
itu, keberadaan sur4ber belajar memiliki setidak-cidaknya
tiga tuiuan utama, yaitu memperkaya informasi yang
diperlukan dalam menyusun bahan ajar, dapar digunakan
oleh penyusun bahan aiar, dan memudahkan bdgi peserta
didik untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.
Adapun kegunaan sumber belajar sebenarnya tidak
terlepas dari tufuan agar sumber belarar iru meniadi
bermakna. Maka, kita sebagai seorang pendidik diruntut
untuk dapat secara kreatif mendesain suaru bahan ajar
yang memungkinkan peserta didik dapat secara langsung

2)
Andi Prastowo

r
memanfaatkan sumber belaiar yang tersedia Salah satu
contohnya, membuat LKS (Lembar Kegiatan Siswa)' LKS
harus dapat memandu pesena didik untuk melakukan
kegiatan tertentu berkaitan dengan sumber belajar yang
tersedia, sehingga pada akhir kegiatan, peserta didik
dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar'
'1. Fungsi Pembuatan Bahan Ajar
Kembali kepada persoalan utama, yairu tentang
pentingnya pembuatan bahan ajar, maka ada dua kla-
sifikasi utama fungsi bahan aiar sebagaimana diuraikan
berikut ini.2
a. Fungsi bahan aiar menurut pihak yan9
memanfaatkan bahat aiar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan
bahan aiar, fungsi bahan qar daptt dibedakan menladi
dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi
peserta didik.
1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:
a) menghemat waktu pendidik dalam mengaiar;
b) mengubah peran pendidik dari seorang pengqar
menjadi seorang fasilitator;
c) meningkarkan proses pembelaiaran meniadi lebih
efektif dan interaktif;
d) sebagai pedoman bagi pendidik yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi

' Diknas, Pedoman lJmum Pemilihan dan Pemanlaatan Bahan Aiat


Uakana: Ditjen Dikdasmenum, 2004)
, tbid.

24
Panduan Kreatif Membuat Bdhan Aar lnovatrf

kompetensi yang semestinya diajarkan kepada


peserta didik; serta
e) sebagai alat evaluasi pencapaian atau pengu,rsaan
hasil pembelajaran.

2) Fungsi bahan aiar bagi peserta didik, antara lain:


a) peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik
atau teman peserta didik yang lain;
b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana
saja ia kehendaki;
c) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya
masing-masing;
d) pesena didik dapat belajar menurut urutan yang
dipilihnya sendiri;
e) membantu potensi peserta didik unruk menjadi
pelajar/mahasiswa yang mandiri; dan
fl sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran dan merupakan subsransi kompetensi
yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

b. Fungsi bahan ajar menurut stracegi pembelajaran


yang digunakan
perdasarkan strategi pembelaiar an y ang digunakan,
fungsi bahan ajar dapar dibedakan meniadi tiga macam,
yaitu fungsi dalam pembeiaiaran klasikal, fungsi dalam
pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran
kelompok.
1) Fungsi bahrn ajar dalam pembelaiaran klasikal,
antara lain:
a) sebagai satu-satunya sumber informasi sena pe-
' n8aw,rs dan pengendali proses pembelaiaran (da-
Andi Prastowo

la.m hal ini, peserta didik bersifat pasif dan belaiar


sesuai kecePatan pendidik dalam mengaiar); dan
b) sebagai bahan pendukung Proses Pembelaiaran
yang diselenggarakan.

l) Fungsi bahan ajar dalam pembelaiaran individual,


antara lain:
a) sebagai media utama dalam proses pembelaiaran;
b) sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan
mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh
informasi; serta
c) sebagai penunjang media pembelajaran individual
lainnya.

3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok,


antara lain:
a) sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses
belaiar kelompok, dengan cara memberikan
. informasi tentang latar belakang materi, informasi
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam
belajar kelompok, serta petuniuk tentang proses
pembelajaran kelompoknya sendiri; dan
b) sebagai bahan pendukung bahan belaiar utama,
dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka da-
pat meningkatkan motivasi belaiar siswa.

2. Tujuan Pembuatan BahanAlar


Untuk tujuan pembuatan bahan aiar, setidaknya ada
empat hal pokok yang melingkupinya, yaitu:r
a. membantu peserta didik dalam mempelaiari
sesuatu;

J tbid.

26
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

b. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar,


sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada
peserta didik;
c. memudahkan peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran; dan
d. agar kegiatan pembelaiaran menjadi lebih me-
narik.

3. Manfaat Pembuatan BahanAjar


Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan
ajar dapat dibedakan menjadidua macam, yaitu kegunaan
bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik.r

a. Kegunaan bagi pendidik


Setidaknya, ada tiga kegunaan pembuatan bahan
alar bagi pendidik, di antaranya sebagai berikut:
1) pendidik akan memiliki bahan aiar yang dapat
membantu dalam pelaksanaan kegiatan pem-
belajaran.
2) bahan ajar dapx diajukan sebagai karya yang
dinilai untuk menambah angka kredit pendidik
guna'keperluan kenaikan pangkat.
J) menambah penghasilan bagi pendidik iika hasit
karyanya diterbitkan.

b. Kegunaan bagi peserta didik


Apabila bahan ajar tersedia secara bervariasi, inovatif,
dan menarik, maka paling tidak ada tiga kegunaan bahan
aiar bagi peserta didik, di antaranya sebagai berikut:
1) kegiatan pembelajaran men)adi lebih menarik;
, tbid.

21
Andl Prdstowo

2) peserta didik lebih banyak mendapatkan ke-


sempatan untuk belaiar secara mandiri dengan
bimbingan pendidik; dan
3) peserta didik mendapatkan kemudahan
dalam
mempelajari setiap kompetensi yang harus di-
kuasainya.

D. Unsur-Unsur Bohon Ajor yong Perlu


Dipohomi
Bahan aiar merupakan sebuah susunan atas bahan-
bahan yang berhasil dikump"l-
" " "'
I ;"i*'n.. i
kan dan berasal dari berbagai ll *"*putu., ,"lrrul !
sumber belaiar yang dibuat se- ll ,.,"orru' utu..t.lru,,- !
cara sistematis. Oleh karena itu, ll tul'un vu''g b"'Lutil !
d't'i'lo:t"i d:i i
u4't.tt 4t4'
bahan llll ,L"rasal
mengandung ur,tur-
ajar rr*rr6qrreertD *"-',
*'":;t";i;1";;
Ju.i LerLapai !
unsur renenru. Dan, untuk ll :
mampu membuat bahan aiar ll y.,rg i
Jit..ut.""u.u
yang baik, kita tentu harus me- [ sistemotis. !
mahami unsur-unsur tersebut.
Setidaknya, ada enam komponen yang perlu kita
ketahui berkaitan dengan unsur-unsur tersebut, seba-
gaimana diuraikan dalam penjelasan berikut.
'1. Petunjuk belaiar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi
pendidik maupun peserta didik. Di dalamnya dijeiaskan
tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan
materi kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta
didik sebaiknya mempelaiari materi yang ada dalam
bahan ajar tersebut.

ls
Pandudn Kreatif Membuat Bah6n Ajar lnovdtif

2. Kompetensi yang akan dicapai


Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi
yang akan dicapai oleh siswa. Sebagai pendidik, kita
harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar
yang kira susun tersebut dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian hasil
belajar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan
demikian, jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh peserta
didik.

3. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi
tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga
peserra didik akan semakin mudah untuk menguasai
pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain iru,
pengetahuan yang diperoleh peserra didik pun akan
semakin komprehensif.

4. Latihanlarihan
Komponen keempat ini merupakari suatu bentuk
tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan mereka setelah mempelajari 6ahan aiar.
Dengan demikian, kemampuan yang mereka pelajari
akan senrakin terasah dan tcrkuasai secarx matang.

5. Perunjuk kerja atau lembar kerja


Petunjuk keria atau lembar kerja adalah satu lembar
arau beberapa lembar kertas yang berisi sejumlah langkah
prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
terrenru yang harus dilakukan oleh pesertadidik berkaitan

29
Andi Prasto^/o

dengan praktik dan lain sebagainya. Misalnya, petuniuk


praktik dalam mata pelaiaran IPA di MI untuk observasi
pertumbuhan kecambah di laboratorium'
6. Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian
dari proses penilaian. Sebab, dalam komponen evaluasi
terdapar seiurnlah pertanyaan yang dituiukan kepada
peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan
kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, kica
dapat mengetahui efektivitas bahan ajar yang kita buat
ataupun proses pembelailran yan1 kita selenggarakan
pada umumnya. Jika kemudian dipandang masih banyak
peserta didik yang belum menguasai, maka diperlukan
perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pembelaiaran'

E. "Sumber Belojor don Bohon Ajor";


Tompok Somo, tetoPi Berbedo
Sebenarnya, dari penjelasan sebelumnya-rerutama
pada pembahasan mengenai makna sumber belaiar
maupun makna bahan ajar-kita dapat melihatbahwa
sumber belaiar dan bahan ajar memang berbeda. Namun,
karena sering kali kita kurang ieli untuk mengamari
substansi dari masing-masing makna tersebut, maka
ketika prakrik di lapangan, terkadang kita kerap
menggunakan dua istilah tersebut secara bersamaan,
padahal keduanya tidak sama. Maka dari itu, agar kita
tidak lagi salah kaprah dalam memahami ataupun
menggunakan isrilah surnber belajar dan bahan ajar, di
Panduan Kreatrf Membuat Bahan Aar lnovatif

sini akan saya jelaskan secara gamblang letak perbedaan


yang signifikan antara keduanya.
Sebagaimana telah kita pahami bersama, sumber be-
laiar zdahh segala sesuatu (benda, data, fakta, ide, orang,
dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses be-
lajar. Sedangkan bahan aiar merupakan segala bahan
(baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

Sr'rLer Lelaj"t
sosok utuh dari kompetensi yang oJuluL tuLu.
akan dikuasai peserta didik dan mental trntut
digunakan dalam proses pem- p".ry.r.o.r..r LuLu.
belajaran dengan tuiuan un.ut ll uiu' la'li',"nt"L ti*
-t^^ penelaahan
^^^^t^^t-^- :-
,,,,- ll drsard.an kep.rda
perencanaan u4,,
Pt,s,'rd"4d,, dan Pc,,!,44,'4,, im-
ll n"."a" JiJiL. .urn1",
plementasi pembelaiaran. Maka, ll ' L"lu;u.
i-ii,, Lu*.
f.,^'- j,^f
Jiolul.,,
"f
secara jelas dan tegas, dapat kita t"rl"til Jul'"Ir.
perhatikan bahwa setidakriya
ada tiga perbedaan utama antara sumbei belajar dan ba-
han zjar.
Pertana, stmber belajar adalah bahan mentah untuk
penyusunan bahan ajar. Jadi, untuk bisa disajikan kepada
peserta didik, sumber belajar harus diolah terlebih dahulu.
Sedangkan bahan ajar adalah bahan jadi yang merupakan
hasil ramuan dari bahan-bahan yang diPeroleh dari
berbagai sumber belajar yang siap disajikan kepada
peserta didik. Jadi, bahan aiar merupakan bahan siap saii
bagi peserta didik untuk proses pembelaiaran.
ktha, srmber belajar adalah segala bahan yang
baru memiliki kemungkinan untuk dijadikan bahan ajar,
sehingga ia masih berada pada tingkatan mempunyai
potensi mampu menimbulkan proses belajar. Sedangkan

l1
Andi Prastowo

bahan alar adalah bahan yang sudah secara aktual


dirancang secara sadar dan sistematis untuk pencapaian
kompetensi peserta didik secara utuh dalam kegiatan
pembelaiaran.
Keriga, semta buku atau progrhm audio, video,
dan komputer yang berisi materi pelajaran yang
"dengan sengaja" dirancang secara sistematis, walaupun
diiual di pasaran bebas, maka bahan-bahan tersebut
dinamakan bahan aiar. Sementara, jika tidak dengan
sengaja dirancang secara sistematis, maka kita tidak bisa
menyebutnya sebagai bahan aiar, walaupun bahan-bahan
tersebut mengandung materi pelalarart.
Serelah mengetahui perbedaan tersebut, tentunya
kita tidak boleh lagi salah kaprah dalam memakai istilah
sumber belaiar ataupun bahan aiar. Keduanya memang
tampak sama, namun sebenarnya berbeda. Maka dari
itu, harus kita bedakan pula penggunaannya. Dengan
demikian, pemahaman kita pun tidak rancu antara mana
yang mesti disebut bahan ajar dan mana yang mesti
disebut sumber belaiar.

)2
BAB 2

MENCENAL
BENTUK-BENTUK SUMBER
BELAJAR DAN BAHAN AJAR

Sebagaimana telah sedikit kita singgung di depan bahwa


bahan ajar memiliki beragam klasifikasi, bentuk, maupun
jenisnya. Begitu pula dengan sumber belajar. Sebagai
sumber untuk penyusunan bahan ajar, sumber belajarjuga
memiliki jenis yang tidak sedikit. Untuk lebih memahami
mengenai bentuk dan klasifikasi sumber belajar maupun
bahan ajar, pada bab rni kita akan membahas secara
khusus mengenai keduanya.

A. Sumber Belojor
Jika kita lakukan penelusuran ke berbagai literatur
tentang teknologi pembelajaran dan media pembelajaran,
maka paling tidak ada dua kategori sumber belajar yang
bisa kita jumpai, yakni menurut pembuatannya dan
menurut bentuk/isinya, serta menurut jenisnya.

ll
Andi Prdstowo

1. Pengelompokan Sumber Belajar Berdasarkan


Tujuan Pembuatan dan Bentuk/Isinya
Berdasarkan tuiuan pembuatannya' AECT
(Association of Educational Communication and
Technology) membagi sumber belaiar menjadi dua
kelompok, yriut resouces (sumber belaiar yang
diranctng) dan retources by z (sumber belaiar yang
dimanfaatkan)' . ksottrces z merupakan sumber

di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan


belajar. Contohnyl, plsalt' museum, kebun binatang'
masjid, lapangan, dan lain sebagainya'
Sementara itu, menurut bentuk/isinya, sumber
belaiar dibedakan meniadi Iima macam, yaitu tempat atau
lingkungan alam sekitar, benda, orang, buku, peristiwa,
dan {akta yang sedang teriadi.6
a. Tempat arau lingkungan alam sekitar di sini adalah
di mana saia seseorang bisa melakukan proses
belaiar atau perubahan tingkah laku, maka tempat
tersebut dapat dikelompokkan sebagai tempat
belajar. Dengan kata [ain, temPat itu merupakan
sumber belaiar' Sebagai contohnya, perpustakaan,
museum, sungai, pasar, guhung, kolam ikan, dan
lain sebagainYa.

5
SriAnitah, Media Pembelaiaran (Surakarta: UNS Press,2008)'
6
Diknas, oP. cit
Panduan Keatif Membuat Bahan Aar lnovatif

b. Benda adalah segala benda yang memungkinkan


reriadinya perubahan tingkah laku bagi pesena
' didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai
sumber belaiar. Contohnya, situs, candi, benda
peninggalan lainnya.
c. Orang adalah siapa saja yang memiliki keahlian dan
kemampuan rertenru di mana peserra didik dapat
belaiar sesuatu, maka yar,g bersangkutan dapat
dikategorikan sebagai sumber belajar. Contohnya,
guru, ahli geologi, politisi, dan sebagainya.
d. Buku adalah segala macam buku yang dapat
dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat
dikelompokkan sebagai sumber belajar. Contohnya,
buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia IPS
dan lain sebagainya.
e. Peristiwa dan fakra yang sedang terjadi conrohnya
adalah peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana,
dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan
peristi*,a atau fakta itu sebagai sumber belajar.

2. Pengelompokah Sumber Belajar Berdasarkan


Jenisnya
Sementara itu, pendapat lain (Sudjana dan fuvai,
1989:79-80; Yusuf, 2010:250-251) membedakan
sumber belajar menjadi enam ienis.-
a. Pesan (mesage), yakni semua informasi yaog di-
teruskan oleh sumber lain dalam bentuk ide,
data, fakta, ani, kata, dan lain-lain. Contohnya,

7
Pawit M Yusuf, Komunikasi lnstruksiona, (Jakana: Bumi Aksara, 2010)
dan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi PenSalaran (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 1989).

ll
Andi Prasto^/o

bidang studi kurikulum, isi buku, isi progrem slide'


serta informasi dalam media elektronik (CD ROM,
DVD, /lath dxh, komputer, dan internet)'
b. Manusia (peopte), ytkni orang yang bertindak se-
bagai penyimpan, Pe-
ngolah, dan penyaji atau ivlanusia
(seLagai sumLer
penyalur informasi. Con-
1,"1oju,) oJulal,
tohnya, dosen atau 8uru,
orang yang Le.tnrdat
pustakawan, instruktur, seLagai penvimpan,
pemuka masyarakat, dan pe.'golalr,
lain sebagainya. Jan penyaji
Bahan (nateials) atat atau penyalur
sering disebut perangkat inlormasi.
lunak (sofaaare), yaknr
sesuatu yang mengandung pesan untuk disajikan
melalui pemakaian alat. Contohnya, film bingkai,
buku, dan maialah.
d. Peralatan (dahe) ata:u sering disebut perangkat
keras (hardware), yakni segala sesuatu yang dipakai
untuk menyampaikan pesan yang terdapat di dalam
sofrware. Contohnya, berbagai ienis proyektor dan
harduare komputer.
e. Teknik atau metode (tecbnique), yakni prosedur
atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan
bahan, peralatan, dan lingkungan guna menyam-
paikan pesan. Contohnya, kuliah, ceramah, dan
memimpin diskusi.
Lingkungan $etting\, ya.kni situasi orang yang me-
nerima pesan, bisa lingkungar, fisik rnaupun non-
fisik. Contoh lingkungan fnik tnta';z ir,.n gedung,

16
Pdnduan Kreatf Membuat Bahan Aar lnovdtif

halaman, tata ruang, dan ruang baca. Sedangkan


contoh lingkungan nonfisik antara lain ventilasi
udara, penerangan, dan suhu ruangan.

B. Bentuk-Bentuk Sumber Belojor


Agarkitamampumengidentifi kasidan memanfaatkan
berbagai porensi sumber belajar yang melimpah di
sekitar kira secara maksimal, maka hal terpenting yang
mesti kita lakukan adalah mengenali berbagai bentuk
sumber belajar tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran
dari berbagai literatur, dapat kita sebutkan bahwa
bentuk-benruk sumber belajar dr sekitar kita anrara lain
buku, majalah, brosur, poster, ensiklopedia, film, slidet,
video, model, audiocarette, transparansi, realia, internet,
ruangan belaiar, studio, lapangan ohhrtga, wawancara,
keria kelompok, observasi, permainan, raman, museum,
kebun binatang, pabrik, toko, dan lain sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan bentuk-bentuk
sumber belajar tersebut, beberapa di antaranya dijelaskan
secara rinci sebagai berikut.
1 Buku, yakni lembar kertas yang berjilid, baik berisi
rulisan maupun kosong. Buku sebagai sumber
belajar adalah buku yang berisi teks tertulis yang
mengandung ilmu pengetahuan. Ada berbagai
jenis buku, seperti buku ajar, ilmiah, populer, fiksi,
nonfiksi, novel, komik, dan lain sebagainya.
2. Maj ah, yakni terbitan berkala yang isinya men-
cakup berbagai liputan jurnalistik dan pandangan
tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca.
Menurut waktu penerbitannya, majalah dibedakan

11
Andi Prastowo

atas maialah bulanan, tengah bulanan, mingguan,


dan sebagainya. Sedangkan menutut spesialisasi
isinya, maialah dibedakan atas majalah berita,
wanita, remaia, olahraga, sasrra, ilmu pengetahuan
rertentu, dan lain sebagainYa.
3. Brosur, yakni bahan informasi tertulis mengenai
suatu masalah yang disusun secara sistematis Bro-
sur bisa juga dimaknai sebagai cerakan yang hanya
terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa di-
jilid, arau selebaran cetakan yang berisi keterangan'
singkat, tetapi lengkap. Misalnya, brosur tentang
organisasi atau institusi sekolah.
Poster, yakni plakat yang dipasang di tempat
umum, biasanya berupa pengumuman atau iklan'
t. Ensiklopedia, yakni buku (atau serangkaian
buku) yang menghimpun keterangan atau uraian
tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau
lingkungan ilmu. Contohnya, ensiklopedia al-
Qur'an, ensiklopedia hewan, ensiklopedia flora,
dan lain sebagainYa.
6. Film, yakni selaput tipis yang dibuat dari seluloid
untuk tempat gambar negarif (1-ar: - rkan dibuat
potrer) arau temPat gambar Posr',i (yang akan
dimainkan di dalam bioskop). Ad:r beragam bentuk
film, seperti film karrun, film dokumenrer, film
karrun, film seri, dan lain sebagrinya.
7. Model, yakni barang tiruan yang kecil dengan
bentuk (rupa) persis seperri yang ditiru. Contohnya,
model manusia, model sepeda motor, model pesawat
terbang, dan lain sebagainya.

l8
Panduan Kredtif Membuat Bdhdn Aar Inovatif

8. Transparansi, yakni barang (plastik dan seienisnya)


yang tembus cahaya, yaog dipakai untuk
menayangkan tulisan (atau gambar) pada layar
proyektor.
9. Studio, yakni ruang tempat bekerja (bagi pelukis,
tukang foto, dan sebagainya) atau ruang yang di-
pakai untuk menyiarkan
acara radio arau televisi. St rd;o teJi't
10. \Tawancara, yakni tanya atas mang ternpat
jawab dengan seseorang L"te4. (tagi pel"Li",
tukang foto, dan
yang diperlukan unruk
seLagainya) atau
dimintai kererangan atau
ruang yaog dipatai
pendapatnya mengenai untr..t menyiartan
suatu hal. Ada berbagai acara radio atau
macam bentuk wawan- televisi.
cara, sepefti wawancara
terbuka, wawancara teftutup, wawancara terstruk-
tur, wawancara individual, wawancara kelompok,
dan sebagainya.
11. Permainan, yakni sesuatu yang digunakan unruk
bermain, barang atau sesuatu yang dipermainkan,
mainan, hal bermain, arau perbuatan bermain (mi-
salnya bulu tangkis, sepak bola, dan sebagainya).

C. Bohon Ajor
tlah kita ketahui bersama bahwa bahan ajar tidak
sama dengan sumber belajar. Sebab, bahan aiar memiliki
berbagai jenis dan bentuk. Namun demikian, para ahli
telah membuat beberapa karegori untuk macam-macam
bahan ajar tersebut. Beberapa kriteria yang menjadi acuan

)9
Andi Prastc
^/o

dalam membuat klasifikasi tersebut adalah berdasarkan


bentuknya, cara kerianya, dan sifatnya, sebagaimana
akan diuraikan dalam penjelasan berikut.
'1. Bahan Ajar Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya, bahan aiar dibedakan menjadi
empat macam, yaitu bahan cetak, bahan aiar dengar,
bahan aiar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif.s
a. Bahan cetak (!rinted), yakni sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi
untuk keperhian pembelajaran atau penyampaian
in€ormasi (Kerhp dan Dayton, 1p85). Contohnya,
haridout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart; foto atau gambar, dan model atau
maket.
b. Bahan ajar' dengar atau progtam audio, yakni
semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara
langsung, yang dapat dimainkan atau didqngar
oleh seseorang arau sekelompok orang. Contohnya,
kaset, radio, piringan hitam, dan compaa disk atdio.
c. Bahan ajar pandatg dengar (audiovisual), yakni
segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio
dapat dikornbinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensia[. Contohnya, uideo compaa disk dan
film
d. Bahan ajar itteraktif (interactiue teacbing naterials),
yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio,
teks, gra0k, gambar, animasi, dan video) yang oleh

a Diknas, op-'cil. dan Tian Belawati, dkk., Pengembangan Bahan Aiat


0akana: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003)
Panduan Kreatif M€mbuat Bahan
Aar lnovatif

penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan


untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau
perilaku alami da.ri suatu presenrasi. Contohnya,
compaa d it k in teract ile.

2. BahanAjarMenurutCara Kerjanya
Menurut car
lima macam, yai
bahan ajar yang
ajar video, dan bahan aiar komputer.e
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan
ajar yang tidak memerlukan perangkat proyekror
untuk memproyeksikan isi di dalamnya, sehing_
ga peserta didik bisa langsung mempergunakan
(membaca, melihat, dan mengamati) bahan
ajar
tersebut. Contohnya, foto, diagram, dispky, model,
dan lain sebagainya.
b. Bahan aiar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar
yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan
danfatat dipelajari peserta didik. Contohnya,
slidt, flntrips, m'erhead transparcncies, dan proyeksi
komputer.
c. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa
sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam.
Unruk mengguoakannya, kita mesti memerlukan
alat pemain (player) media rekam rersebur, seperri
tape c0mp0, CD player, VCD pkyer, mtthinedia player,
dan lain sebagainya. Contoh bahan aiar seperti ini
adalah kaset, CD, flasb duk, dan lain-lain.

, Tian Belawati,
dkk , pengembangan.Bahan Aiar (Jakarta. pusat penerbitan
Universitas Terbuka, 2001).

.il
Andi Prastowo

d. Bahan nlu, video,


yakni bahan aiar Yang BaLa' ajat t'ideo '.
memerlukan alat Pemutar ud.lul Luhuo u;u. !
yang memerlota n :
yang biasanYa berbentuk
alat pemutar yang !.
aidto taPe PhYer, VCD Liu."nyu t"rL".,trt ;
Player, DVD PlaYer, dao ,iJco tapc player, i
sebagainya. Karena VCD pl"u*, i
bahan ajar inihamPrr DVD plo,t",, A^n i
mirip dengan bahan aiar ."L"guinyu. !
audio, maka balran ajar
ini juga memerlukan media rekam Hanya saia,
bahan aiar ini dilengkapi dengan gambar' Jadi,
dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah saiian
gambar dan suara secara beisamaan' Contohnya,
video, film. dan [ain sebagainYa.
e. Bahan aiar (media) komputer, yakni berbagai
jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan
komputer untuk menayangkan sesuatu untuk-
belajar. Contohnya, computer mediated instruction d'an
computr based multinedia *au lrypermedia '

3. Bahan Ajar Menurut SifatnYa


Rowntree dalam Belawati, dkk. (2003) mengatakan
bahwa berdasarkan sifatnya, bahan afar dapat dibagi
meniadi empat macam, sebagaimana disebutkan berikut
ini.
a. Bahan aiar yang berbasiskan cetak, misalnya buku,
pamfler, panduan belajar siswa, bahan turorial,
buku keria siswa, peta, charts, foco bahan dari
majalah serta koran, dan lain sebagainya.

12
Pandudn Kreatif Membuat Bdhdn Aj6r lnovatif

b. Bahan ajar yang berbasiskan reknologi, misalnya


ardio ussette, staran rudro, slidt, filnstnps, film, ddeo
tassettes, siatan televisi, video inte:.aktif, complter
based ntorial, dan multimedia-
c. Bahan ajar yaog digunakan untuk praktik atau
proyek, misalnya hit sains,lembar observasi, lembar
wawancara, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar yang diburuhkan untuk keperluan
interaksi manusia (terurama untuk keperluan
pendidikan jarak jauh), misalnya telepon, hand
pbone, uideo nnferexcing, dan lain sebagainya.

D. Memohomifsi Bohon Ajor


Sementara iru, bila kita tinjau dari pengertian
bahan ajar (instnnional materials) yaog secxa garis besar
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai
srandar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan,r0 maka bahan ajar mengandung isr yang
substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan
sikap (nilai).

1. Pengetahuan
Pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Namun terkadang, kita sulit memberikan
pengertian pada keempat materi pembelajaran tersebur.

'r Diknas, Pedoman UDum Pentlihan dan Pcmanfaatan Bahan Atat


(jakarta: Ditjen Dikdasmenum,2004), hlm l-4

43
Andi Prasto,\r'o

Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan-perbedaan di


antara keempat unsur tersebut pada tabel berikut'

Tabel 1. lenis isi mata pelaiaran dalam ranah pengetahuan

No. Jenis Pengertian Contoh

t Fakta Segala hal yang ber- . RI merdeko podo


wujud kenYataan dan longgol l7 Agus-
kebenaran, meliPuti lus 1945.
nama-nama objek, . Seminggu odo
peristiwa seiarah, tuiuh hori.
lambang, nama tem- t lbu kolo Negoro Rl

pat, nama orang, odoloh Jokorlo.


nama bagian atau . Uiung Pondong
komponen suatu ben- terletok di
da, dan sebagainYa. Sulowesi Seloton.

2. Kohsep Segala hal yang ber- Hukum ialah pera-


wujud pengertian- turan yan8 harus di-
pengertian baru Yang patuhi/ditaati. dan jika
bisa timbul sebagai dilanggar, pelakunya
hasil pemikiran, me- akan dikenai sanksi
liputi definisi, penBer berupa denda atau
tian, ciri khusus, pidana.
hakikat, inti /isi, dan
sebagainya.

3. Prinsip Hal-hal utama, pokok, Air mengalir dari tem-


dan memiliki posisi pat yang lebih tinggi
terpenhnS, meliPuti ke tempat yang lebih
dalil, rumus, adagium, rendah. Maka dari
postu/at, paradigma, itu, jika membuat se-
teorema, serta hubu' lokan pembuangan
ngan antarkonsep air harus menurun,
yang menggambar- tidak boleh datar atau
kan im-plikasi sebab naik.
akibat.

44
Panduan Kreahf Membuat Bah6n Ajar lngvatif

4 Prosedur Langkah-langkah Langkah-langkah


sistematis atau beru- membuat bahan ajar
rutan dalam menger- antara lain meliputi
jakan suatu aktivitas hal-hal berikut. Lang-
dan kronologi suatu kah pertama, me-
sistem. nyusun analisis kebu-
tuhan bahan ajar yang
di dalamnya terdiri
atas analisis kuriku-
lum, analisis sumber
belajar, serta memi-
lih dan menentukan
bahan ajar. Langkah
kedua, membuat peta
bahan alar. Langkah
terakhir, membuat
bahan ajar sesuai
dengan strukturnya.

2. Keterampilan
Keterampilan adalah materi atau bahan pembelajaran
yang berhubungan dengan, antara lain kemampuan
mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan,
menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari
level rerampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat
dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rurin
(terampil). Keterampilan itu sendiri perlu
disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, dengan memperhatikan
a^spek bakar, minat, dan harapan peserra didik tersebut.
Tujuannya, agar mereka mampu mencapai penguasaan
keterampilan 5ekerja (preuocational skill) yang secara
integral ditunjang oleh keterampilan hidup Qtfe skilt)

45
. Andi Prastc
'o
3. Sikap atau Nilai
Bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk
pembelaiaran yang berkenaan dengan sikap ilmiah,
antara lain:
a. Nilai-nilai kebersamaan, yakni mampu bekerja
berkelompok dengan orang lain yang berbeda
suku, agama, dan strara sosial.
b. Nitai kejuiuran, yakni mampu iuiur dalam
melaksanakan observasi atau eksperimen, serta
tidak memanipulasi data hasil Pengamatannya'
c. Nilai kasih sayang, yakni tidak membeda-
bedakan orang lain yang mempunyai karakter dan
kemampuan sosial ekonomi yang berbeda, karena
semua sama-sama makhluk Tuhan.
d. Nilai tolong-menolong, yakni mau membantu
orang lain yang membutuhkan tanpa mcminta dan
mengharapkdn imbalan aPa Pun.
e. Nilai semangat dan minat belajar, yaknimempunyai
semanSat, minat, dan rasa ingin tahu.
f. Nilai semangat bekerja, yakni mempunyai rasa
untuk bekeria keras dan belajar dengan giat-
E. Bersedia menerima pendapat orang lain dengan
bersikap legruo, tidak alergi terhadap kritik, serta
menyadari kesalahannya sehingga saran dari orang
lain dapat diterima dengan hati terbuka dan tidak
merasa sakit hati.

Dari penjelasan yang telah diuraikan secara panjang


lebar rersebut, kini pengerahuan kita rentunya menjadi
lebih terbuka dan kita meniadi lebih bisa memahami
bentuk-bentuk sumber belaiar serta bahan ajar yang hda
Panduan Kreatif Mernbuat Bahdn Aar lnovatif

di sekeliling kita. Berikutnya,


kita tinggal memanfaatkan Nilai tasih sayang
berbagai sumber belajar yang Lerarti tiLt,,,"-L"Ju-
ada tersebut dan membuat ba- tedutur', o...rg loi,
yan{ mempunvai
han ajar seinovatif mungkin,
tu..utt". do,.t
yang rentunya juga harus se- temampuan sosial
suai dengan kebutuhan peserta .to.ro..,i ranq t..t.Ju,
didik. Dengan demikian, pem- toa"no au,.,o-
"",rra,o
bel\aran bisa lebih menarik, r"-o .t.tatl,l,rt firlru,',.
menyenangkan, dan tidak
membosankan. Sehingga, peserta didik pun bisa mela.lui
proses pembelajaran dengan semaksimal mungkin. Dan,
yang yelas sudah tidak ada lagi alasan bagi peserta didik
untuk meninggalkan proses pembelaiaran yang sedang
berlangsung. Bahkan, mereka mungkin menjadi ketagi-
han dan senantiasa menanti-nantikan momen kegiatan
pembelajaran bersama kita.

41
BAB 3

CKAH
POKOK PE]VIBUAIAN
BAHAN AJAR

Salah satu kendala utama yang membuat para pendidik


jarang membuat bahan ajar sendiri, berdasarkan hasil
pengamaran di lapangan, di antaranya lebih disebabkan
oleh tidak dikuasainya cara pembuaran bahan ajar. Hal ini
dikarenakan petunjuk atau panduan pembuatan bahan
ajar yang ada selama ini terkadang sulit dipahami dan
susah untuk dipraktikkan. Maka dari itu, wajar jika pa,ra
pendidik jarang yang mampu mengembangkan bahan
ajar sendiri.
Untuk mengubah dan memperbaiki kondisi itu,
maka pada bagian ini sengaja saya sajikan pembahasan
tentang langkahJangkah utama pembuatan bahan ajar
yang mudah diaplikasikan. Langkah-langkah utama ini
terdiri atas tiga tahap penring yang meliputi analisis
kebutuhan bahan ajt, menyusun peta bahan ajar, dan
membuat bahan aiar berdasarkan strukrur masing-
masing bentuk bahan ajar.

49
Andi Prdstowo

A. Melokukan Anolisis Kebutuhon Bohon


Ajor
Apakah yang dimaksud dengan analisis kebutuhan
bahao aiar? Mungkin pertanyaan inilah yang Pertama
kali muncul di benak kita ketika kita diminta untuk
melakukan analisis bahan aiar. Perlu kita pahami bersama
bahwa analisis kebutuhan bahan aiar adalah suatu proses
awal yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar' Di
dalamnya terdiri atas tiga tahapan, yaitu analisis terhadap
kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan ienis
serta judul bahan aiar. Keseldruhan proses tersebut
menjadi bagian integral dari suatu proses pembuatan
bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan'

1. Langkah Pertama; Menganalisis Kurikulum


Langkah pertama ini dituiukan untuk menentukan
kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar'
Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar
diharapkan mampu membuat peserta didik menguasai
kompetensi yang telah ditentukan. Untuk mencapai hal
itu, kita mesti mempelajari lima hal sebagai berikut'' '
Pertama, standx kompetensi, yakni kualifikasi ke-
mampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semesrer'
Srandar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi
dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku
secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan ajar,
I lbid.

i0
Panduan Kreatif tvlembuat Bahan Aar lnovatrf

maka tugas kita adalah menentukan standar kompetensi


yang ingin dicapai oleh peserta didik.
Kedta, kompetensi dasar, yakni seiumlah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Untuk pembuatan bahan i1ar, maka dalam
hal ini kita mesti mengidentifikasi kompetensi dasar-
kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh
peserta didik.
Ketiga, indkxor ketercapaian hasil belajar. Indikator
adalah rumusan kompetensi yang spesifik, yang da,pat
dijadikan acuan kriteria penilaian dalam menentukan
kompeten tidaknya seseorang.r2 Setelah menganalisis
kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya
yang mesri kita analisis. Sehingga, kira dapat mengetahui
kompetensi yang spesifik, yang nanrinya dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan
aiar yang tepat.
Keenpdt, materi pokok, yakni sejumlah informasi
utama, pengetahuan, keterampilan, atau nilai yaog
disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserra
didik menguasai kompetensi yang telah diterapkan.
Materi pokok adalah objek analisis berikutny^ y^tg
harus kita telaah. Jadi, serelah menganalisis indikator,
maka kita berlanjut pada analisis terhadap mareri pokok.
Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam
menyusun isi bahan aiar.

" Nasar, Merancang Pembelaiatan AkLi{ dan Kontekstual Berdasarkan


SISKO 2006; Panduan Praktis Mengembangkan lndikator, Materi, Kegiaun,
Penilaian, Silabus, dan RPP Uakana Crasindo, 2006), hlm a.

t1
Andi Prastowo

Kelim^ct, pengtlaman belaiar, yakni suatu aktivitas


yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para
peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang
telah ditentukan melalui kegiatan pembelaiaran yang
diselenggarakan. Jadi, pengalaman belaiar haruslah
disusun secara jelas dan operasional, sehingga langsung
bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelaiaran-
Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami
sebelum kita melakukan analisis kurikulum. Selaniutnya,
dalam hubungannya dengan rahap analisis kurikulum,
analisis pengalaman belaiar .......
ditujukan untuk mengiden- Pengalaman Lelajar
tifikasi bentuk serta bahan ,rr..oputu. sr.t., uLtivita"
yar,g Jidesai.' ol"L
aia:. yang tepat dan sesuai
p",.'Jidit .,puyu Ji-lot,Lu,.t
untuk akrivitas pembelaja-
ol"L puru p"."*u diJit
ran yang dilakukan peserta agar mereta menguasai
didik. Kemudian, jika kita tompetensi yang telaL
sudah sampai pada analisis dit"rrtJu,, *"lulri
pengalaman belajar (yang tegiatan pemLelajaran
yang JiselenggaraLan.
akan dilakukan oleh peserra
didik) tersebut, maka pro-
ses rerakhir-masih pada tahap pertama-adalah mem-
buat matriksnya. Matriks analisis kebutuhan bahan aiar
berisi sejumlah kolom yang terdiri atas kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, dan jenis
bahan ajar. Masih-masing kolom diisi sesuai hasil analisis
kurikulum yang telah dilakukan. Dari hasil analisis terse-
bur, maka pada kolom terakhir, kita bisa menentukan
jenis bahan ajar yang cocok.

12
Panduan Kreatif Membuat Bahan Adr lnovatif

Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat


mengetahui jumlah bahan aiar yang harus dibuat dan
disiapkan dalam satu semester tertenru. Selain itu, kita
juga bisa mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan
ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan. Adapun
untuk contoh matriks analisis kurikulum, bisa dilihat
pada kotak berikut.

Conroh l:

Mata Pelajaran : Bahasa lndonesia


Kelas/Jenlang : lV Ml
Semester :1
Standar Kompetensi :
1. Mendengarkan (Kompetensi Dasar: mendengarkan
penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol daerah
atau lambang korps).
2. Berbicara (Kompetensi Dasar: mendeskripsikan secara
lisan tempat sesuai denah dan petunjuk penggunaan
suatu alat).
3. Membaca (Kompetensi Dasar: memahami teks agak
panjang kira-kira 150-200 kata, petunjuk pemakaian,
dan makna kata dalam kamus atau ensiklopedia).
4. Menulis (Kompetensi Dasar: mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
percakapan, petuniuk, cerita, dan surat).

5)
Tabel 1. Matriks analisis kurikulum mata pelajaran Bahasa lndonesia kelas lV Ml

Kompetensi Dasar lndikator Materi Pokok Pengalaman Belajar lenis Bahan Ajar
'1. Membuat Menggombor Petuniuk meng- Membuat gambar/denah Video, model, atau
gambar/denah se5uoi petuniuk gombor lokasi kantor-kantor pe. maket
berdasarkan yong disompoi- merintahan di wilayah
penjelasan kon oleh guru Kabupaten Bantul untuk
yang didengar dengon benor mengetahui lokasi dan
Peiuniuk mem- arah kantor-kantor terse- B
noh sesuoi pe- buot denoh but secara tepat s
tuniuk yong di- d
sompoikon guru o
dengon benor {
o
2. Me ni e las kan Menyebutkon Simbol-simbol
kembali se. simbol-simbol doeroh
cara lisan atau doeroh secoro
tulisan pen- lison dengon
jelasan tentanB benor
simbol daerah/ Menieloskon Simbol-simbol
lambang korps perbedoon korps
lombong korps
secoro iertulis
dengon
Panduan Kreattf tvlembuat Bahan Aar lnovatif

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari matriks


pada contoh di atas, sedangkan jenis bahan ajar dapat
diturunkan dari pengalaman belzjarnya. Semakin jelas
pengalaman belaiar diuraikan, maka akan semakin
mudah bagi kira unruk menentukan ienis bahan ajarnya.
Dan, jika analisis dilakukan terhadap seluruh standar
kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan
ajar yang harus disiapkan.

2. Langkah Kedua; Menganalisis Sumber Belajar


Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah
selanjutnya adalah menganalisis sumber belajar. Apa
dan bagaimana analisis
sumber belajar 'Ju Kriteria analisis I
dilakukan, tidaklah sulit. t"rl,Jop .o-L", b"lu;u, !
Yang penting, kita harus dilut"t." L.'J"..t." ;
memahami terlebih dahulu t.terseJi.".r, t"r".,,"i..r, !
Jun t"-r,dulon dulu- !
bahwa sumber bel$ar yang
akan digunakan sebagai -e-arr{u.tL.nny.. !
Cutotryu uJol.L J"rgur, !
bahan untuk penyusunan menginventarisasi !
bahan ajar perlu dilakukan tetet."Jiaa, s,i-Le, L"luiu. !
analisis. Adapun kriteria yang JitaitLan J"r,g.r, i
analisis terhadap sumber
belajar tersebut dilakukan
berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan
dalam memanfaatkannya. Caranya. adalah dengan
menginvenrarisasi ketersediaan sumber belajar yang
dikairkan dengan kebutuhan. tl

rr Diknas, op. crl

55
Andi Prastowo

a. Ketersediaan
Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada atau
tidaknya sumber belajar di sekitar kita. Jadi, kriteria
pertama ini mengacu pada pengadaan sumber belaiar.
Usahakan agar sumber belajar yang kita gunakan praktis
dan ekonomis (sudah ada di sekitar kita atau peserta
didik), sehingga kita mudah untuk menyediakannya.
Jika sumber belajar tidak ada acatt adatetapi tempatnya
jauh, maka sebaiknya jangan digunakan.
Sebagai contohnya, kita telah merencanakan bahwa
sumber belaiar yang akan kita gunakan adalah internet,
karena sumber belajar satu ini memang kaya akan
informasi. Namun, sayangnya internet belum tersedia di
lokasi sekolah kita. Bahkan, di daerah sekitar sekolah yuga
belum ada warung internet ataupun penyedia perangkat
modem tt,ireless. Maka, apabila kita memaksakan untuk
tetap menggunakan sumber belajar tersebut (interner),
itu adalah pilihan yang kurang tepar.
b. Kesesuaian
Kriteria kesesuaian maksudnya adalah apakah sumber
belaiar itu sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Jadi, hal utama yang dilakukan
dalam kriteria kedua ini adalah memahami kesesuaian
sumber belaiar yang akan dipilih dengan kompetensi
yang mesti dicapai oleh peserta didik. Jika sumber
belajar ternyata dinilai membantu peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang harus mereka kuasai, maka
sumber belajar itu layak untuk digunakan. Namun, jika
tidak, sebaiknya iangan digunakan.
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovdtif

Sebagai contohnya, jika kompetensi yang ditetapkan


bagi peserta didik adalah mampu membaca huruf Hijaiah,
maka sumber belajar yang layak digunakan adalah
buku Iqra', leaflet huruf Hiiaiah, kitab al-eur'an, buku
Jv.z'amma, CD audio pengenalan huruf Hijaiah, VCD
pengenalan huruf Hijaiah, dan guru yang melafalkan
huruf-l.ruruf Hiiaiah.

c. Kemudahan
Kriteria kemudahan maksudnya adalah mudah
atau tidaknya sumber belajar itu disediakan maupun
digunakan. Jika sumber belaiar itu membutuhkan
persiapan, keahlian khusus, serta perangkat pendukung
lain yang rumit, sedangkan kita jelas-jelas belum mampu
untuk menggunakannya, maka sebaikny a jangan
digunakan. Kita sebaiknya memilih sumber belajar
yang mudah pengadaan maupun pengoperasian nya.
Dengan demikian, bahan ajar itu bisa benar-benar efektif
membuat peserra didik menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan.
Sebagai contohnya, kita rertarik untuk mengguna-
kan sumber belajar online, padahal kira sendiri belum
menguasai cara pengoperasian internet, cara membuat
blog, cara mengunggah ,.cara mengunduh, dan seba-
gainya. Ditambah lagi, sekolah kita belum memiliki ja-
ringan internet arau mungkin lokasi sekolah kita masih
jauh dari sinyal yang baik dan bisa dimanfaatkan untuk
berinterner. Jika kondisinya demikian, maka sumber be-
ltiar online kuratg tepat unruk kira gunakan. Sebaliknya,
jika kira menggunakan sumber belajar audio (misalnya

i1
Andi Prastowo

kaset) dan kita juga menguasai cala mengoperasikan pe-


murar maupun perekamnya, sementata di sekolah iuga
rctsedit tape compo tntuk merekam ataupun memainkan
kaset tcrsebut, maka kaset adalah pilihan sumber belaiar
yang baik.

3. Langkah Ketiga; Memilih dan Mbnentukan Bahan


Ajar
Langkah ketiga ini bertujuan memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat
membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi.
Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-[angkah
yang hendaknya kita lakukan antara lain menentukan
dan membuat bahan ajrr yang sesuai dengan kebutuhan
dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih
oleh peserta didik; serta menetapkan jenis dan bentuk
bahan ajar berdasarkan analisis kurikulum dan analisis
sumber bahan.
Berkaitan dengan pemilihan bahan aiar, ada tiga
prinsip yang dapat dijadikan pedoman.'^ Pertama, prinsip
relevansi. Maksudnya, bahan \at yang dipilih hendaknya
ada relasi dengan pencapaian standar kompetensi maupun
kompetensi dasar. Kulua, prinsip konsistensi. Maksud-
ny4 bahan rjar yang dipilih memiliki nilai ke ziegan. )adi,,
antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik
dengan bahan ajar yang disediakan memiliki keselarasan
dan kesamaan. ktiga, prinsip kecukupan. Maksudnya,

" lbtd

t8
Panduan Kreatif lvlembuat Bahan Aar lnovatif

ketika memilih bahan ajar,


hendaknya dicari yang me- P.io"ip k""otrparl
madai untuk membantu siswa yang Lerarti LaLwa
menguasai kompetensi dasar t.ti-ta *.-llil, L.L"r'
ajar, LenJJnya
yang diajarkan.
Jicari yang memaJai
Selain iru, ditambahkan untul memf,antu
juga oleh Arif dan Napitupulu siswa menEluasai
(1997:36-17) bahwa ada tompetensi Jasar
empat hal penting yang perlu yang diajatan.

diperhatikan dalam pemilihan


benok bahan aiar, yaitu kebutuhan dan tingkat
kemampuan awal para peserta didik yang menjadi sasaran
pembelararan, rempar dan keadaan di mana bahan ajar
akan digunakan, metode penerapan dan penjelasannya,
serta biaya proses dan produksi sert^ alr-alat yang
digunakan untuk mernproduksi bahan aiar.
Dalam proses pemilihan bahan ajar, selain ketiga
prinsip tersebut, ada beberapa langkah pemilihan bahan
?iN yang juga perlu kita pahami dan jadikan sebagai
pegangan, di antartnya adalah sebagai berikur"l,
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapar dalam
standar kompetensi dan komperensi dasar yang
meniadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar,
apakah aspek kogniti{ psikomotorik, atau afekrif
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,
apakah rermasuk aspek kognitif (fakta, konsep,
prinsip, arau prosedur), afekti( atau motorik.
c. Memilih bahan ajar yang sesuai arau relevan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
5 tbid

59
Andi Prastowo

yang telah teridentifikasi. Ca:ia yar'g paling mudah


untuk melakukannya adalah dengan mengaiukan
enam peftanyaan sebagai berikut:
1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berupa mengingat nama suatu
objek, simbol, atau suatu peristiwa? Bila
jawabannya "ya", maka bahan aiar yang harus
diajarkan adalah "fakta".
2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas
sesuatu, atau mengelompokkan beberapa contoh
objek sesuai dengan suatu definisi? Apabila
jawabannya "yz-", mtka bahan aiar yang harus
diajarkan adalah "konsep".
3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berupa menielaskan atau melakukan
langkah-langkah secara urut araukah membuat
sesuatu ? Apabila jawabannya"ya", maka bahan
yang harus diajarkan adalah "prosedur",
4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berupa menentukan hubungan
anrara beberapa konsep atau menerapkan
hubungan antara berbagai konsep? Apabila
jawabannya "ya", maka bahan ajar yang harus
diajarkan adalah "prinsip".
5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak
.berbuat sesuatu berdasarkan pertimbangan baik-
buruk, suka-tidak suka, dan indah-tidak indah?
Apabila jawabannya "ya" , maka bahan aiar yang
Pandudn Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatf

harus diajarkan berupa "aspek afektif, sikap, atau


nilai".
6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik berupa melakukan perbuatan secara
fisik? Apabila iaw abannya "ya", maka bahan aiar
yang mesti diaiarkan adalah "aspek motorik,,.

B. Memohomi Kriterio Pemilihon Sumber


Belojor
Sebagaimana telah kira singgung sedikit di awal
bahwa sumber belajar sangat beragam jenisnya. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-
sendiri. Hal ini tentu saja membuat kita harus selektif dan
tidak bisa secara sekaligus menggunakan semua sumber
be.lajar tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya
penyeleksian atau pemilihan terhadap berbagai sumber
belajar tersebut. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan
pertimbangan kesesuaian dengan tuiuan pembelajaran
yang relah ditetapkan sebelumnya.
Untuk memudahkan dalam proses pemilihan sumber
belaiar ini, ada dua kriteria yang bisa kita gunakan dalam
pen.rilihan sumber belajar, yaitu kriteria umum dan
kriteria khusus. r('

1. Kriteria Umum
Kriteria dalam pemilihan sumber belajar secara
umum meliputi empat hal sebagai berikur:
a. Ekonomis, artinya sumber belajar tidak mahal.
Dengan harga yang rerjangkau, semua lapisan
r6
Nana 5udiana dan Ahmad Rrvai, Iekno/ogi Pengaiaran (Bandunt: Sinar
Baru Algesindo, I989), hlm 84-86.

r,l
Andi Prastowo

masyarakat akan mam-


Pu mengadakan sum-
ber belaiar tersebut.
b. Praktis dan seder-
hana, artinya sumber
belaiar tidak memer-
lukan pelayanan atau
pengadaan samPingan
yang sulit dan langka.
c. Mudah diperoleh, arti-
nya sumber belajar dekat dan mudah dicari'
d. Fleksibel, artinya sumber belaiar bisa dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan pembelaiaran, atau dengan
istilah lain komPatibel.

2. Kriteria Khusus
Secara khusus, kriteria yang harus kita perhatikan
dalam pemilihan sumber belaiar adalah sebagai berikut'
a. Sumber belaiar dapat memotivasi pesena didik
dalam belaiar.
b. Sumber belajar untuk tuiuan pengajaran. Maksud-
nya, sumber belaiar yang dipilih sebaiknya mendu-
kung kegiatan belaiar mengajar yang diselenggara-
kan.
c. Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya,
sumber belaiar yang dipiiih hendaknya dapat di-
observasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan seba-
gainya.
d. Sumber belaiar untuk memecahkan masalah. Mak-
sudnya, sumber belaiar yang dipilih hendaknya da-

62
Panduan lceatif A4€mbuat Bahan lnovatif
^ar
pat mengarasi problem belajar peserta didik yang
dihadapi dalam kegiatan belaiar mengaiar.
e. Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya, sum-
ber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi
sebagai alat, merode, atau strategi penyampaian
pesan.

Dengan menggunakan beberapa kriteria tersebur,


proses pemilihan sumber belaiar men jadi lebih mudah,
efektifl dan efisien. Sumber belajar yang dipilih iuga men-
jadi lebih sesuai dan selaras dengan kebutuhan. Selain itu,
sumber belajar yang ditentukan juga lebih berdaya guna,
terutama dalam peningkatan kualitas pembelaiaran.

C. Menyusun Peto Bohon Ajor


Setelah proses analisis kebutuhan bahan ajar selesai
kita lal<sanakan, kita akan mengetahui jumlah bahan aiar
yang mesti kita siapkan dalam satu semesrer tertentu.
Maka, langkah yang perlu kira lakukan berikutnya adalah
menyusun peca kebutuhan bahan ajar. Hal ini penting
kita lakukan mengingat peta bahan ajar memiliki banyak
kegunaan. Menurut Diknas (2004), paling tidak ada tiga
kegunaan penyusunan peta keburuhan bahan ajar, yakni
untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus dirulis,
mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajar (urutan
bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan
prioritas penulisan), dan menentukan sifat bahan ajar.
Berkaitan dengan sifat bahao ajar, penting bagi kita
untuk memahami bahan a,jar yar,g bersifat dependent
dan indepenfunt. Bahan ajar dependutt adalah bahan ajar

6J
Andi Prastowo

y^ g ad^ kaitannya antara bahan \ar ytng satu dengan


bthrn aia:. yang lain, sehingga dalam penulisannya
harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi jika
masing-masing bahan aiar itu saling mempersyaratkan.
Sedangkan bahan aiar indtpendtnt adalah bahan aiar
yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak
harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar
yang lainnya. Berikut ini adalah salah satu contoh peta
kebutuhan bahrn qt.
Contoh 2:
Contoh peta bahan ajar untuk mata pelajaran al-Qur'an
dan al-Hadits di Madrasah lbtidaiyah kelas ll semester 1 berikut
diambil dari standar kompetensi (SK) nomor 1, kompetensi dasar
(KD) nomor 2, di mana materi pokok sebagai judul bahan ajar
adalah "Penulisan Huruf Hijaiah".

Tabel 2. Peta kebutuhan bahan ajar mata pelajaran al-Qur'an dan


al-Hadits untuk Ml kelas ll semester I

Standar Kompetensi Materi Pokok


Kompetensi Dasar /Judul Bahan Alar

Menulis hu- Menulis huruf- l. Penulisanhuruf-huruf


ruf Hijaiah huruf Hijaiah,se- Hijaiah sambunB di awal
secara terpi- cara bersambung
sah dan ber- dengan benar
sambung
2. Penulisanhuruf-huruf
Hijaiah sambunB di
tengah ,\

3. Penulisanhuruf-huruf
Hijaiah sambung di
akhir

4. penulisanhuruf-huruf
Hijaiah yang tidak boleh
disambung

64
Panduan Kreatif Membuat Bahdn lnovatif
^dr

masing-masing bentuk bahan aiar memi.liki srruktur yaog


berbeda-beda. Maka dari itu, kita juga huru,
-.-"hu-]
strukrur dari berbagai benruk bahan ajar tersebut,
sebagaimana akan kita bahas pada subbab berikut
ini.
D. Memahomi Struktur Bohon Ajor
Bahan ajar terdiri atas susunan bagian_bagian yang
kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangul
nan utuh yzng layak disebut bahan ajar. Susunan atau
bangunan bahan ajar inilah
yang drmaksud dengan struk- Grdapat tuluL '.
rur bahan ajar. Sebagaimana to-po.r",, Jolu,r, 3
telah disebutkan sebelumnya
bahwa masing-masing bentuk
bahan ayar memiliki srruktur
berbeda. Oleh karena itu, kita
pedu memahami dan menge-
tahui masing-masing bentuk l".'gtuL te.i..,, !
bahan ajar tersebut agar bisa
membuat berbagai bahan ajar dengan baik. Namun, dari
beraneka ragam struktur bahan a,1ar yar,g ada., seca,ra
umum hanya ada tujuh komponen dalam setiap bahan
aiar, yartrs. judul, petun.juk belajar, komperensi dasar atau
materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau
langkah kerja, dan penilaian.

6)
Andi Prastowo

't. Struktur Bahan Ajar Cetak


Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa
b"nt.rk buhun aiar cetak, di antaranya handout' buku'

sederhana, hanya terdiri atas dua komponen' yaitu


judul dan informasi Pendukung'
b. Buku. Struktur bahan aiar buku terdiri atas empat
komponen, yaitu iudul, kompetensi dasar atau
mareri pokok, larihan, dan penilaian'
c. Modul. Struktur bahan ajar modul terdiri atas
tuiuh komponen, yaitu iudul, petuniuk belajar'
kompetensi dasar atau materi pokok' informasi
pendukung, latihan, tugas atau langkah keria' dan
penilaian.
d. LKS (Lembar Keria Siswa) Struktur bahan a'1ar

LKS lebih sederhana daripada modul, namun lebih

strukturnya hanya meliputi empat komponen'


yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok'
informasi pendukung, dan penilaian'
f Leaflet. Struktur bahan ajar leaflet terdiri atas
empat komponen seperti halnya brosur, yaitu iudu['
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung. dan Penilaian'
panduan Kreatif
Membuat B6han Aar Inovatif

2. Struktur Bahan Ajar Model/Maket

67
atau maket
Tabel 3. Struktur bahan ajar cetak dan bahan aiar model

MI LK5 Bro Lf Wch F/Cb


No. Komponen Ht Bu

1 Judul
.,
Petunjuk belaiar

3 KD/MP
4 lnformasi pendukung
o
5 Latihan ;
o\
d
6 Tugas/langkah kerja 6
7 Penilaian 6
Keterangan:
Bu: buku, Ml= modul, : Lembar Kegiatan Siswa, Bro- brosur' tf- leaflet'
Ht- handout, LKS
Wch = wallchart, F/Gb- foto/gambar, Mo/M - modeYmaket
,r" - pada kertas lain

3. StrukturBahanAjarAudio
Bahanajaraudioadalahsemuamateriataubahanyangdipqtolehdengancaradidengarkan.
Bentukbahanajarinibisaberupakaset,CD,ataupiringanhitam(PH),danbisajugaberupa
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

radio. Untuk bahan ajar


berbentuk kaset, CD, atau Buhu., .1.. '.
".,Jio
PH, strukturnya meliputi lima ,JJ.L ..-r. -.t.ri !
komponen. Tiga komponen
(iudul, petunjuk belaiar,
dan informasi pendukung)
terdapat pada bahan ajar, Leropa tas.t, CD, atau !
sedangkan dua komponen piringan hitam (Pll),
dan Lisa juga terupa
lainnya(kompetensi dasar atau
ruJio.
materi pokok dan penilaian)
terdapat pada lembaran kertas lain.
Sementara itu, bahan a:jar ndio iuga memiliki
struktur yang hampir sama dengan struktur bahan aiar
bentuk kaset, CD, arau PH, hanya saja bahan aiar radio
tidak memiliki komponen petuniuk belajar. Komponen
yang terdapat pada bahan ajar ada dua, yaitu judul dan
informasi pendukung. Sedangkan dua komponen lainnya,
yakni komperensi dasar atau materi pokok dan penilaian,
terdapat pada lembaran-kertas lain.

Tabel 4. Struktur bahan aiar audio

Kaset/CD/
No. Komponen Radio
PH
I judu I

2 Petunjuk belajar

3 KD/MP

4 lnformasi pendukung
5 Latihan

6 TugaVlangkah kerja

69
Andi Prastc
^/o

7 Penilaian
Keterantan:
*' - pada kertas lain

4. Struktur BahanAjarAudiovisual
Setidaknya ada dua macam bahan ajar audiovisual,
yakni video atau film dan orang. flntuk bahan ajar
berbentuk video atau film, strukturnya meliputi enam
komponen, yaitu judul, petunjuk belaiar, kompetensi
dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan,
dan penilaian. Sedangkan struktur bahan ajar orang
hanya meliputi lima komponen. Itu pun tidak semuanya
terdapat pada bahan ilat Sebab, tiga komponen terdapat
pada bahan ajar (ludul, kompetensi dasar atau materi
pokok, dan informasi pendukung), sementara dua
komponen lain (latihan dan penilaian) terdapat pada
lembaran kertas yang lain.
Tabel 5. Struktur bahan ajar audiovisual

No. Komponen Video/Film Orang


1 Judul
2 Pelunjuk belaiar
3 KD/MP
4 lnformasi pendukung
5 Latihan
6 Tugas/langkah kerja
7 Penilaian

Keterangan:
** : pada kertas lain
Pandudn Kreatif Mernbuat B6hdn lnovatif
^ar
5. Struktur Bahan Ajar lnteraktif
Bahan tjar interaktif
memungkinkan terjadinya
komunikasi a.ktif antaru media dan peserra didik. Bahan
ajar ini bisa berupa CD interaktif ataupun orang. Untuk
bahan ajar berbentuk CD inrerakti{ strukturnya meliputi
enam komponen, yaituiudul, petunjuk belajar, komperensi
dasar atau materi pokok, informasi pendukung, larihan,
dan penilaiao. Sementara, unruk bahan ajar interakrif
berbentuk orang, struknrrnya meliputi tujuh komponen,
yaitu judul, petunjuk belajar, komperensi dasar atau
mareri pokok, informasi pendukung, latihan, tugas
atau langkah keria, dan penrlaian. Akan tetapi, ketuiuh
komponen itu terdapat pada kertas lain. Jadi, komponen-
komponen tersebut tidak rerdapat pada bahan ajarnya.

Tabel 6. Struktur bahan ajar interaktif

CD
No. Komponen Orang
lnteraktif
l Judul
2 Petunjuk belajar
3 KD/MP
,1 lnformasi pend ukung
5 Latihan

6 Tugas/langkah kerja

7 Penilaian

Keterantan:
** - pada kenas lain

1l
Andi Pr6to\ /o

6. StruKur Bahan Ajar Lingkungan


Strukrur bahan aiar berbentuk lingkungan sama
dengan struktur bahan aiar interaktif yang berbenruk
orang. Bahan ajar lingkungan memiliki struktur yang
terdiri atas tuiuh komponen yang meliputi judul,
petuniuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja,
dan penilaian. Semua komponen itu tidak terdapat pada
bahxt rialny4 namun ada pada lembaran kertas lain.
Tabel 7. Srruktur bahan ajar lingkungan

No. Komponen Lingkungan


I Judul
2 Petunjuk belajar

3 KD/MP
4 lnformasi pendukung
Latihan

6 TugaVlangkah kerja

7 Penilaian

Keterangan:
** :pada kertas lain

E. Teknik Penyusunon Bohon Ajor yong


Perlu Dipohami
Dengan memahami beberapa langkah pokok dalam
pembuatan bahan ipr, kemudian ditambah pula me-
nguasai berbagai teknik analisis penyr:sunan peta bahan
aiar dan struktur ba.han aiar, maka pembuaran bahan ajar
lbnduan Krea[f lvlernulat Bahan Aar lncn dtif

kini men.iadi suatu pekerjaan yang tak melelahkan atau-


pun membingungkan, bahkan bisa jadi merupakan suaru
pekeriaan yang menyenangkan dan membuar keragihan.
Mungkin kita tak pernah membayangkan ini sebelum-
nya.
Namun, pedu dicatar bahwa teknik-teknik yang
diuraikan pada bagian ini baru pada tahap penielasan
umumnya saja. Adapun penielasan yang lebih terperinci
(sesuai dengan bentuk masing-masing bahan a:jar,) dan
spesifik akan diulas pada bab berikutnya, yaitu pada bab
keempar hingga kesebelas dalam buku ini.
1. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Dalam teknik penyusunan bahan a;ar cetak, ada be-
berapa ketentuan yang hendaknya kita iadikan pedoman,
di antaranya sebagai berikut:
a. Judul arau materi yang disajikan harus berintikan
kompetensi dasar atau materi pokok yang harus
dicapai oleh peseaa didik.
b. Untuk menyusun bahan aiar cerak, ada enam hal
lain yang perlu dimengeni (Steffen dan Ballssasqlg
dalam Diknas, 20M), yaitu:
l) Susunan tampilannya ielas dan menarik. Pada
aspek susunannya, handout sebaiknya disusun
dengan urutan yang mudah, iudul yang singkat,
terdapat daftar isi, stnrkrur kogniri{irya jelas,
serta terdapat rangkuman dan tugas lxmbaca.
2) Brhasa yang mudah. Maksudnya adalah me-
ngal.irnya kosakata, felasnya kalimat, dan jelas-
nya hubungan antarkalimat, serta kalimat yang
digunakan ridak terlalu panjang.
Andl Prasto\,''/o

l) Mampu menguii pemahaman. Hal ini berkaitan


dengan menilai melalui orangnya araw cbeck list
untuk pemahaman.
4) Adanya stimulan. Hal ini menyangkut enak
tidaknya bahan aiar cetak dilihat, rulisannya
mendorong pembaca unruk berpikir, dan menguii
stimulan.
)) Kemudahan dibaca. Hal ini menyangkut
keramahan bahan ajar cetak terhadap mata.
. Dalam hal ini, huruf yang digunakan hendaknya

tidak terlalu kecil dan enak dibaca. Selain itu,


urutan teksnya juga harus terstruktur dan mudah
dibaca.
6) Materi instruksional. Hal ini menyangkut
pemilihan-teks, bahan kajian, dan lembar keria
(work theet)-

2. Teknik Penyusunan BahanAjarAudio


Bahan aiar audio merupakan salah satu bentuk bahan
aliar yarrg menggunakan teknologi. Teknik penyusunan
bahan ajar ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Judul diturunkan dari kompetensi &sar atau
materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi;
b. Adanya petuniuk penggunaan;
c. Informasi pendukung diielaskan secara ielas, padat,
dan menarik dalam bentuk tinulis yang kemudian
direkam dalam pita kaset, piringan hitam (PH),
atru ctitp*t disc (CD).
d. Tirgas-tugas ditulis dalam lembar kenas lain;

74
PandL.En Kreatjf Alembudt Bahdn Aar lno\6tif

e. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari


tugas yang diberikan, yaitu sewaktu pesena didik
menirukan apa yar,g mereka dengar; dan
f Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat
memperftaya materi, misalnya buku, majalah,
internet, atau jurnal hasil penelitian sebagai bahan
dalam membuat prograrn audio,

3. Teknik Penyusunan BahanAjarAudiovisual


Untuk teknik penyusunan bahan ajar audiovisual,
harus diakui memang cukup rumit. Apalagi bagi kita yang
gagap teknologi, maka .pembuatan bahan audiovisr.ral
merupakan sebuah kesulitan yang teramat sangat.
Namun, jika kita mempunyai kemauan besar dan usaha
yang sungguh-sungguh untuk belajar (aplikasi teknologi
terbaru), sebenarnya pembuatan ataupun penggunaan
bahan ajar audiovisual ini ridak akan menjadi sesuatu
yang menyulitkan, bahkan bisa menjadi proses yang
menyenangkan.
Menurut Diknas (2004), beberapa teknik penyusunan
bahan ajar audiovisual meliputi:
a. analisis kurikulum,
b. penencuan media,
c. skema yang menuniukkan sekuensi (atau biasa
dikenal dengan skenario) dari sebuah program
video/fiIm atau skrip,
d. pengambilan gambar, dan
e. proses diting-

15
Andi Prasto^/o

4. Teknik Penyusunan BahanAjar lnteraktif


berikut adalah teknik penyusunan
Secara garis besar,
bahan aiar interaktif menurut Diknas (2004)'
a. Dalam penyusunan bahan ajar interaktif, diperlukan
pengetahuan dan keterampilan pendukung yang
memadai, terutama dalam mengoperasikan per-
alatan, seperti komputer, kamera video, dan kamera
foto.
b. Bahan aiar interaktif Dulu- p"rry-".,nurt
biasanya disajikan da- inte'.tti{,
baLan aiat
lam beotwk comPact dip"rlottn pengetJuan
disc. Ju. t"t".u-pilurt
penJutung yang
c. Menurunkan iudul
memalai, temtama
dari kompetensi dasar
Jalam m.ngope..sika.t
atau materi Pokok perJatan, seperti
sesuai dengan besar tompute., tame..
kecilnya materi. *,iJeo, Jan tumera {oto.
d. Menuliskan petuniuk
' pembelaiarannya.
e. Menjelaskan informasi pendukung secara jelas,
padat, dan menarik dalam benruk tertulis maupun
gambar diam atau bergerak.
f Menuliskan tugas-tugurs dalam program inreraktif.
g. Melakukao penilaian terhadap hasil karyadari tugas
yang diberikan, yang pada akhir pembelaiaran
dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer.
h. Menggunakan berbagai sumber belaiar yang dapat
memperkaya materi, misalnya buku, maialah,
internet, dan jurnal hasil penelitian sebagai bahan
dalam membuat program bahan alar interaktif.

76
BAB 4

HANDOUT

Seperti te[ah drsinggung sebelumnya bahwa bahan aiar


memiliki berbagai bentuk, dan sa.lah satunya berbentuk
brhan cetak (printeA. Bahat ceak adalah sejurnlah bahan
yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk
keperluan pembelajaran atau penyarnpaian informasi
(Kemp dan Dayton, 1985). Handout, buku, modul,
lembar keria siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,
serra model atau maket adalah contoh-contoh dari bahan
cetak.
Namun, mengingat banyaknyz. ragam bentuk bahan
ajar cetak tersebut, dalam buku ini kita tidak akan
membahas seluruhnya. Hanya beberapa bentuk bahan
aiar yang relatif teriangk:iu dan kompatibel saia yang
akan kita bahas. Meskipun demikian, tidak menutup
kemungkinan bentuk-bentuk bahan aiar cetak lainnya
juga akan dikupas, namun pada kesempatan dan buku
yang lain. Adapun beberapa baha;n aiar cetak yang akan

71
Andr prdstowo
.
kita bahas di sini adalah handout, modul, buku, dan
lembar keria siswa (LKS), di mana masing-masing secara
berurutan dibahas pada Bab 4, ), 6, dan 7 dalam buku
ini.
Selanjurnya, pada bab keempat ini, kita akan
membahas lebih detail tentang pembuatan handout.

A. Apa Hondout ftu?


Dalam pembuaran bahan ajar, salah satu hal ter_
penting yang harus kita ketahui adalah memahami
tentang bahan ajar yang akan kita buat. Jadi, dalam
konteks pembahasan mengenai cara pbmbuatan handout,
mak4 terlebih dahulu kita mesti memahami pengertian
l.randout.
Sebagai dasar untuk memahami apa itu handout, maka
pandangan dari beberapa ahli berikut dapat kita jadikan
rujukan. Echols dan Shad,ily' (1996:288) mengarrikan
bahwa handout adalah sesuatu yang diberikan secara
graris. Sementara itu, Mohammad (2010:15) memaknai
handout sebagai selembar (atau beberapa lembar) kerras
yang berrsi tlrgas atau res yang diberikan pendidik
kepada peserta didik. Dengan kata lain, apabila pendidik
membuat ringkasan suatu topik, makalah suaru topik,
lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas, arau
tes, dan diberikan kepada peserta didik secara rerpisah_
pisah (tidak menjadi suatu kumpulan lembar kerja siswa,
misalnya), maka pengemasan mareri pembelaiaran
tersebut termasuk dalam kategori handout.

78
Panduan Kredtif Aiembuat Bahan Ajar lnovatif

Dalam pandangan lainnya, handout bahkan diarrikan


sebagai "segala sesuatu" yang diberikan kepada peserta
didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi,
handout dibuat dengan tuiuan untuk metuperlancar dan
memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran
sebagai pegangan bagi peserta didik. Kemudian, ada irga
yang mengartikan handout sebagai bahan rertulis yang
disiapkan oleh seorang pendidik untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik. Adapun dalam Kamus
Oxford (2000:389), handout dimaknai sebzgai is prepared
stateme t giuen arau pernyataan yang telah disiapkan oleh
pembicara.
Selebihnya, terkait dari segi penyusunnya, handout
pada umumnya diambilkan dari beberapa literatur yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau
kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Untuk memperolehnya, handout
bisa didapatkan melalui berbagai cara, misalnya dengan
mengunduh dari internet atau menyadur dari sebuah
buku.
Berdasarkan beberapa pandangan yang telah di-
kemukakan tersebut, dapat kita pahami bahwa handout
adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan
ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan
terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang
diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan
kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan
ajar ini tentunya bukanlah suatu bahan ajar yang mahal,
melainkan ekonomis dan praktis.
Andi Prastowo

B. Pentingnyo Hondout bogi Pembelojoron


Berdasarkan penjelasan pengertian handout yang
telah dikemukakan pada subbab sebelumnya, dapat
kita pahami bahwa handout memiliki arti penting bagi
kegiatan pembelaiaran. Secara lebih terperinci, berikut
dipaparkan mengenai fungsi, tuiuan, dan kegunaan
handout bagi kegiaran pembelajaran.
'1. Fungsi Handout
Menurut Steffen dan Peter Ballstaedt, fungsi handout
antart la,in:
a. membantu peserta didik. agar tidak perlu men-
catar,
b. sebagai pendamping pen)elasan pendidik,
c. sebagai bahan rujukan peserta didik,
d. memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar,
e. pengingar pokok-pokok materi yang diajarkan,
f. memberi umpan balik, dan
g. menilai hasil belajar. '7

2. Tujuan Pembuatan Handout


Dalam fungsi pembelaiaran, pembuatan handout
memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. untuk memperlancar dan memberikan bantuan
informasi atau materi pembelajaran sebagai
pegangan bagi peserta didik;
b. unruk memperkaya pengetahuan peserta didik;
dan

'7 Belawari, dkk, Pengembangan Bahan Ai oaka(a Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka, 2003).
Panduan fueatif [4€mbuat Bahan Aar lnovat]f

c. untuk mendukung bahan aiar lainnya atau pen-


ielasan dari pendidik.ts

3. Kegunaan Handout
Penyusunan handout da-
t
lam kegiatan pembelajaran P.rryrrsuna. LarrJout
memiliki beberapa manfaat,
di antaranya memudahkan
peserta didik saat mengikuti
proses pembelajaran, serta pese*a Jidit saat !
melengkapi kekurangan ma- mengiluti proses l
teri, baik materi yang diberi- p"m-bel.jaran J"r, !

kan dalam buku teks maupun


melengtapi keturangan !
materi. I
materi yang diberikan secara
lisan oleh pendidik.'e

C. Yang Unik dori Hondout


Unuk membuat handout, ada hal penting lain
yang iuga perlu kita pahami, yaitu tentang keunikan,
ciri khas, atau karakteristik dari bahan ajar ini. Dengan
memahami karakteristik handout, maka kita akan lebih
mudah untuk mengidentifikasi ciri-cirinya, kemudian
bisa menyusunnya.
Sadiati'?o mengungkapkan bahwa beberapa
ciri khas
dari bahan ajar ini ada tiga macam, yaitu:
1. Merupakan jenis bahan cetak yang dapat
memberikan informasi kepada siswa;
t tbtd
'! /bid dan Diknas, Pedoman Umum Pefitilihan dan Pemanlaatan Bahan
Atar (Jakarla: Ditjen Dikdasmenum, 200,1).
':o
Belawati, dkk, /oc crt

8t
Andi Prastoro

2. Prda umumnya, handout berhubungan dengan


materi yang diaiarkan pendidik; dan
). Pada umumnya, handout terdiri atas catatan (baik
lengkap maupun kerangkanya saia), tabel, diagram,
peta, dan materi-materi tambahan lainnya.

D. Unsur-Unsur Hondout Yong Perlu


Dimengerti
Sebagai sebuah bahan aiar, handout tersusun atas
unsur-unsut penyusunnya. Unsur-unsur penyusun dari
handout ini disebut iuga sebagai stluktur handout.
Unsur-unsur ini harus kita pahami dan ketahui untuk bisa
membuat handout yang benar. Sebab, meskipun sebagai
pelengkap, tidak berarti handout bisa dikembangkan
begitu saja. Ada rambu-rambu yang harus kita ikuti iika
ingin mendapatkan handout yang baik.
Handout sebagai salah satu bentuk bahan ajar
memiliki struktur yang terdiri atas dua unsur (komponen),
yaitu judul dan informasi pendukung.'? ' Jika dibandingkan
dengan struktur bentuk bahan ajar cetak lainnya, handout
tergolong yang paling sederhana, karena hanya rerdiri
aras dua unsur, sedangkan yang lainnya rata-rata lebih
dari empat unsur. Adapun kedua unsur rersebut adalah
sebagai berikut. Pertdna, rdendrls handout. Unsur ini
terdiri atas nama madrasah, kelas, nama mata pelaiaran,
pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, dan mulai
berlakunya handout. Kedta, matei pokok atau materi

r' Diknas, Pedoman lJmum Pemthhan dan Pemanlaalfn Eahan Aiar


oakana: Ditien Dikdasmenum, 2004)
Panduan Kredtif l'/€mbuat Bahan Aar lnovdtif

pendukung pembelaiaran yang akan disampaikan. Yang


perlu kita perhatikan dalam hal ini adalah kepedulian,
kemauan, dan keterampilan pendidik dalam menyajikan
materi. Ketiga hal inilah yang sangat menentukan
kualitas handout.
Kemudian, dirambahkan pula oleh Andriani22 bahwa
handout dapat berisi penielasan, pertanyaan dan kegiaran
para peserta didik, dan pemberian umpan balik araupun
langkah tindak laniut. Sehingga, handout menjadi bahan
aiar yar,g bisa diperkaya dengan berbagai macam fungsi,
salah satunya sebagai alar evaluasi.

E. Jenis-Jenis Hondout
Berdasarkan keterpaduan dengan buku utama,
handout dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu handout
yang terlepas sama sekali dari buku utarnanya dan
handout yang menjadi bagian tak terpisahkan dari buku
atau modul yang digunakan untuk materi tertenru.2l
Sementara itu, berdasarkan karakteristik m*a pelajarzn,
handout dibedakan meniadi dua macam, yaitu handout
mata pelajaran praktik dan nonpraktik. Karakteristik dua
jenis mata pelaiaran ini ternyata berimplikasi rerhadap
susunan dari handout yang tidak sama. Untuk lebih
ielasnya, simaklah uraian berikut ini.
1. Handoul Mata Pelajaran Praktik
Pada jenis mara pelaiaran praktik, susunan
handoutnya memiliki ketentuan sebagai berikut.

?'] Belawati, dkk, op cit


B tbid.

8l
Andi Prastowo

Dalam materi pokok kegiatan praktik, terdiri atas


langkah-langkah kegiatan atau proses yang harus
dilakukan peserta didik, yakni langkah demi lang-
kah dalam memilih, merangkai, dan mengguna-

yang akan diguna- D.l"rr-r -.t".i ootoL i


kan atau dipasang- tegiatan praLtiL, t".Juput !
l",,gtuL-|.,',gtol, Legiatan
!
kan dalam unit/ yang Larus dilot.tta,, ;
rangkaian kegiatan pese.ta Jidil Julu- i
praktik. memilih, merangLai, !
b. Pembelajaran de- Jan rnonggunaLan al.rt i
ngan melakukan yang atan Jig.,t utur, !
praktik ini berbeda ata, dipas.ngtat J.lu- !
dengan pembe- unit/rangtaian tegiatan !
laiaran reori. Pe- p.otut. I
ngalaman dan ke-
terampilan peserta didik sangat diharapkan dalam
penggunaan alat atau instrumen prakrik (harus
mutlak benar). Salah dalam merangkai atau meng-
gunakan akan berakibat fatal, kerusakan, atau bah-
kan kecelakaan.
Perlu bahkan sering kali dilakukan pra-resl terlebih
dulu sebelum peserra didik memasuki ruangan
laboratorium atau bengkel, untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah siap dengan segala
yarlg akan dilakukan dalam praktik tersebut.
^pa
d. Penggunaan alat evaluasi (repornd sheet) sangat
diperlukan untuk umpan balik dan melihat tingkat
ketercapaian tujuan serta kompetensi-kompetensi
yang harus dikuasai dan dicapai oleh setiap peserta
didik.

s.1
Panduan Kreatif Membuat Bahan lnovatif
^ar
e. Keselamatan keria di laboratorium bengkel perlu
dibudayakan dalam kegiatan praktik, baik di
Iaboratorium maupun bengkel.
f Format identitasnya sama dengan penielasan sebe-
lumnya, sedangkan isi handout disesuaikan dengan
kekhususan materinya.

2. Handout Mata Pelajaran Nonpraktik


Untuk jenis mata pelajaran nonpraktik, susunan
handoutnya memiliki ketentuan sebagai berikut.
a. Sebagai acuan handout adalah SAP (Satuan Acara
Pembelajaran).
b. Format handout:
1) bebas (slidt, transparansi, paper basd) dan dapat
berbentuk narasi kalimat terapi singkat atau
skemaflowchart dan gambar; dan
2) tidak perlu memakai beader maupan foaler untuk
setiap slide, cukup halaman pertama saja yang
menggunakannya.
c. Konten (isi) handout terdiri atas u,eraitu materi dan
rincian materi.

F. Memohomi Longkah-Longkoh
Penyusunon Hondout
Dalam menyusun handout, maka handour tersebut
paling tidak harus mengandung beberapa komponen,
seperti menuntun pembicara secara teratur dan jelas,
berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat,

8t
Andl Prasto.r'o

serta grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar


dapat dengan mudah didapat.'n
Selaras dengan penielasan sebelumnya bahwa
handout dibuat atas dasar kompetensi dasar yang harus'
dicapai oleh peserta duduk, maka penyusunan handout
harus diturunkan dari kurikulum. Adapun langkah-
langkah penyusunannya adalah sebagai berikut.

1. Lakukan analisis kurikulum.


Contoh l:

Mata Kuliah : Pengembangan Sumber Belajar


Program Studi : Pendidikan Curu Madrasah lbtidaiyah
Semeter : Vl (Enam)
Standar Kompetensi:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep, jenis,
dan bentuk sumber belajar, serta terampil dalam
mengembangkan sumber belajar dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di Madrasah lbtidaiyah.

" Diknas, /ok. cit.

86
Matriks Analisis Kurikulum Mata Kuliah Pengembangan sumber Belajar pada prodi pcMl semester Vl

KD lndikator Materi Pokok Pengalaman Bela,ar Jenis Bahan Ajar

Mahasiswa Mahasiswa dapat: Analisis kebutuhan Mahasiswa Handout.


mampu a. menganalisis bahan ajar. mendiskusikan
f
o
g
menganalisis kurikulum, tentang penBenian f
kebutuhan bahan b. menganalis is analisis kebutuhan
arar. sum be r bahan ajar.
belajar, serta
c. memilih dan Mahasiswa
menentukan 3
\l- mendiskusikan o
c
bahan ajar. tentanB analisis
kurikulum. E
J
l
Mahasiswa
mendiskusikan
tentang peta bahan -o
ajar. 5

Mahasiswa
mendiskusikan
tentang struktur
bahan ajar.
Andi Prastowo

2. Tentukan iudul handout dan sesuaikan dengan


kompetensi dasar serta materi pokok yang
akan dicapai. Pada tahap ini, lakukan dengan
berdasarkan hasil penyusunan Peta bahan aiar
yang telah dibuat.
Contoh 2:

Berikui ini adalah contoh peta bahan ajar untuk mata kuliah
Pengembangan Sumber Belaiar semester Vl Prodi PCMI standar
kompetensi 1, kompetensi dasar poin "a" (Mahasiswa dapat
menganalisis kurikulum), di mana materi pokok sebagai iudul
bahan ajar yaitu 'Analisis Kurikulum'.

Peta Kebutuhan Bahan Aiar Mata Kuliah Pengembangan


Sumber Belajar pada Prodi PCMI semester Vl

Kompetensi Materi Pokoki


Standar Kompetensi
Dasar ludul Bahan Aiar

Mahasiswa mampu Mahasiswa Analisis


memahami konsep, mampu ku rikulum.
jenis, dan bentuk menganalisis
Analisis
sumber belajar, kebutuhan bahan
sumber
serta terampil dalam arar.
belajar.
mengembangkan
sumber belajar Memilih dan
dalam pelaksanaan menentukan
kegiatan bahan ajar.
pembelajaran
di Madrasah
lbtidaiyah.

IIJ
Panduan Kreatif Membuat B€han Aar lnovatif

3. Kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.


Usahakan referensi'yang digunakan rerkini dan
relevan dengan materi pokoknya.
4. Dalam menulis, usahakan agar kalimar yang
digunakan tidak terlalu paniang. Untuk peserta
didik di MI/SD, upayakan dengan kalimat yang
sederhana dan diperkirakan jumlah kalimat per
parugrafnya hanya sekitar 14 kilimrt. Adapun
untuk peserta didik di MTs/SMB upayakan dengan
kalimat yang sederhana, namun jumlah kalimat per
parrgnfnyr diperbanyak sedikit, yairu sekitar 3-5
kalimat. Sedangkan untuk siswa SMA, diperkirakan
jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25
kata, dan dalam satu parugraf usahakan jumlah
kalimatnya kira-kira )-7 kalimac. Berbeda lagi
dengan peserca didik di perguruan tinggi. Untuk
mereka, kira dapat menyuguhkan f umlah kalimat
per paragraf yaag lebih banyak. Namun, perlu
diingat bahwa semakin sederhana dan pendek
paragraf dengan kalimat-kalimat yang efektif dan
efisien, hal itu iustru lebih baik dan disarankan.
Jadi, ukurannya bukan banyaknya kalimat dalam
satu paragraf, tetapi bobot dari kalimar yang lebih
diutamakan. Sehingga, penyajian paragraf bisa
singkat, namun sudah mampu menjelaskan secara
gamblang informasi yang ingin disampaikan
kepada peserta didik.

lJ9
Andi Prastowo

Contoh 3:

Berikut ini adalah contoh handout untuk mata kuliah


Pengembangan Sumber Belajar semester Vl prodi
PCMI standar kompetensi 1, kompetensi dasar poin 'a"
(Mahasiswa mampu menganalisis kurikulum), di mana
materi pokok sebagai judul bahan ajar, yaitu "Analisis
Kurikulum'.
)udul:

ANALISIS KURIKUTUM

Disusun oleh:
Andi Prastowo, M.Pd.l

PROGRAM STUDI PEND]DIKAN GURU MI


TAKUTTAS TARBIYAH
UIN SUNAN XAI-UACA
YOGYAKARTA

lnlormosi Pendukung:

Analisis kurikulum disusun dengan tuiuan, yaitu un-


tuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yanS
memerlukan bahan aiar dengan cara mempelaiari 5
hal sbb;
l. Standar kompetensi (SK).
2. Kompetensi dasar (KD).
3. lndikator ketercapaian hasil belajar.
4. Materi pokok (MP).
5. Pengalaman belaiar yang akan dilakukan oleh
peserta didik.

,)0
Panduan Kreatif M€mbuat Bahan Aar lnc'vatif

5. Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.


Bila perlu, mintalah orang lain membaca terlebih
dahulu untuk mendaparkan masukan.
6. Perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-
kekurangan yang ditemukan.
7. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapar
memperkaya materi handour, misalnya buku,
maialah, inrernet, atau jurnal hasil penelitian.

G. Mengembongkon Hondout Menjodi


Bohon Ajor "Luor Bioso"
Handout, sebagai bahan ajar dituntut untuk mampu
menampilkan sebuah isi dan tampilan yang "luar biasa".
Isi dan tampilan luar biasa tersebut tenrunya adalah yang
menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Atau,
dengan kara lain, melalui handour, peserta didik dapat
termotivasi untuk belajar. Melalui handour, keingintahuan
(ctttiosity) peserta didik terhadap ilmu pengetahuan
meningkat, sehingga mereka selalu terdorong untuk
be.lajar dan terus belajar.
Guna mewujudkan hal tersebut, handout perlu
dikembangkan sedemikian rupa agar mampu meniadi
bahan air, yang luar biasa. Beberapa tahapan yang
bisa kita ikuti untuk pengembangan tersebut adalah
sebagai berikut. Pertdma, lakrtkan evaluasi bahan aiar
menggunakan standar kompetensi dan kompetensi dasar
sebagai dasarnya. kdru, berdasarkan- hasil evaluasi,
putuskanlah materi yang harus dikembangkan dengan

9r
Andi Prastoryo

menggunakan handout, apakah materi baru atau


pengayaan. ktiga, pur.uskxr isi handout, tpakah ouruieu
atau ringkasan. Keanpar, Putuskan cara penyaiian, apakah
narasi, tabel, gambar, diagram, atau kombinasi dari
ketiganya.
Sementara itu, berkaitan dengan isi handout, ada
beragam isi yang bisa kita temukan dalam pengemba-
ngan handout. Pertdma, peta atau diagram konsep yang
menghubungkan antartopik
atau bagian dalam topik.
Ked a, dnnotdted bibliograPlry. L.ingintaLua., !
(cuiosityl peserta i
Ini merupakan kumpulan didit t"'LuJup !
abstrak dari sumber yang
relevan dengan materi yang
sedang dipelaiari. Handout
yang memiliki kandungan
annotated bibliograPby ir,t akm
membantu peserta didik yang
membutuhkan informasi le-
bih lanjut tentang mareri ajar tertentu. Ketiga, nformast
rambahan untuk meluruskan kesalahan dan bias yang
ada dalam bahan ajar. Kennpat, memberikan contoh baru
dan contoh tambahan untuk konsep yang sulit dipaha-
mi oleh peserta didik. Kelina, memberikan kasus untuk
dipelaiari dan diselesaikan, baik secara individu mauPun
kelompok.2t

,\ tbid

q)
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

1. Contoh Penggunaan Grafis dan Gambar dalam


Pengembangan Handout
Sebagaimana relah disinggung di depan bahwa ada
beberapa bentuk penyajian handout, seperti naratif,
tabel, gambar, diagram, atau kombinasi antara ketiganya.
Untuk menentukan bentuk penyajian handout yang
paling pas, maka kita perlu memperharikan materi yang
akan kita sajikan. Yang pasti, penggunaan rabel, gambar,
diagram, atau kombinasi antara ketiganya digunakan
sebagai penjelas terhadap kata-kata yang tidak/kurang
jelas atau sulit mencerminkan konsep yang diinginkan.
Berikut ini adalah contoh penggunaan grafis dan
gambar dalam pengembangan handout.16

a. Grafis
l) Naratif deskriprif
Contoh 4:

Narasi yang I Penggunaan handout dalam proses pembe-


ditampilkan I lajaran. di dntaranya sebdgdi bahan rulukan,
tidak menarik. I pemberi motivasi, pengingat, pemberi um-
pan balik, dan penilai hasil belajar.
Versus
Penggunaan handout dalam proses pembe.
lajaran meliputi 5 fungsi, yaitu:
l. bahan rujukan,
2. pemberi motivasi,
3. pen8ingat,
4- pemberi umpan balik, dan
5. penilai hasil belajar.

']6 Eelawali, dkk, /oc cit.

93
Andi Prastowo

2) Tabel
Bentuk tabel yang dapat digunakan untuk mengisi
handout ada dua macam, yaitu tabel yang berisi kata-
kata dan tabel yang berisi angka. Contohnya sebagai
berikut.'?T

a) Thbel yang berisi kata-kata


Contoh 1:

Aspek-Aspek Tonggak-Tonggak Kunci


No. Keberhasilan
dari Program Strategis

Pemerataan dan perluasan akses pemerataan.


,l
Penekanan angka putus Angka putus sekolah
sekolah. di SMP Ne8eri 1 Kota
Bengkulu mencapai 0o/o.

2. Pemberian bantuan Sebanyak 100 buku da-


kepada siswa kurang pat dimanfaatkan oleh
mampu. siswa yang tidak mampu
dalam rangka memperke
cil disparitas prestasi
belajar antarsiswa yant
mampu dan siswa yang
tidak mampu.

3. Disparitas belajar ber- Pada tahun 2006/2007,


dasarkan ekonomi. disparitas belajar ber-
dasarkan ekonomi men-
capai 8% dalam rangka
mengurangi anBka putus
sekolah.

?7
Rohiat, Manaiemen 5ekolab Teori Dasar dan Ptakaik (Bandunt: Refika
Aditama,2008), hlm 145 dan 161.

91
b) Thbel yang berisi angka
Contoh 6:

Rata-Rata Pendapatan Orang Tua Siswa


l
di SMP Negeri I Kota Bengkulu o-
c
-
Pekeriaan lumlah Penghasilan/Bulan lumlah lumlah
(/") e/"1 (%)
PNS (Pegawai SD/lebih =
3
65 < Rp200.000,00 5 o
rendah c
TNI/Polri 5 1 0.000,00-Rp4000.000,00 10 SLTP
't5 J
Swasta 12 1.000,00-Rp600.0O0,00 SLTA 30 )
Petani 10 .O0O,00-Rp 1.00O.O00,00 20 PT 65
'10
Pedagang > Rp1.000.000,00 50 =
Nelayan 3
AndiPrastowo

)) Simbol dekoratif
Contoh 7:

4) Teksur dm shad.e
Contoh 8:

,) Bordcr
Contoh 9:

b. Gambar
l) Cbart dan grafik
Contoh l0:

96
Panduan Kreatif A4embuat Bah6n lnovatif
^ar
2) Peta
Contoh 11:

l) Karuun lucu
Contoh 12:

4) Gambar objek sederhana


Contoh 13:

91
AndiPrastowo

5) Foto
Contoh 14:

6) Clip art
Contoh 11:

7) Download dari internet (public domain)


Contoh 16:

d hp Penelusuran
Iarxuta-n

Preferensi
r*lludoengancoode | $valrsiBorunruru I t etatA"lras"

o
web olrr.n dari lndonesia

98
Panduan Kreatif MernhJat Bahan lnovatif
^ar
2. Alasan Digunakannya Gambar dalam Pembuatan
Bahan Ajar
Gambar banyak digunakan dalam berbagai
kesempatan pembuatan handout. Setidaknya ada sepuluh
alasan yang menyebabkan gambar banyak digunakan
dalam pembuatan bahan aiar, sebagaimana diuraikan
berikut ini.
a. Gambar dapat menjadi hiasan yang membuat ba-
han ajar semakin menarik. Maksudnya, gambar
yang berfungsi sebagai hiasan atau dekorasi dalam
handout dapat membuat bahan ajar semakin me-
mikat. Karena handout menarik perhatian peserta
didik, rasa bosan yang mungkin muncul pada pe-
serta didik pun dapar diatasi.
b. Gambar mampu mem-
Gu-Lu, -u-p, 1
berikan motivasi. Mak-
memLerilean i
sudnya, gambar (apabi- motivasi. !
la dipilih dengan tepat) M.t.udny., gamLar !
dapat dimanfaatkan un- (upuLilu Jipilil ;
tuk memotivasi peserta dengan tepat) Japat i
didik agar belajar dan din,.rr{."ttan,,rrtrt i
terus belajar.
memotivasi pesdrta !
JiJit uq"' L"lu;u, Ju.' !
c. Gambar sebagai pe- terus Lelajar. I
nyampal Perasaan.
Melalui gambar, dapat juga dikirimkan pesan yang
mencerminkan niat untuk mencapai target terten-
tu.
d. Gambar dapat mempengaruhi orang yang
melihatnya.
Gambar dapat membantu untuk membayangkan
pesan yang ingin disampaikan.
Andi Prastowo

f Dengan gambar, informasi yang ingin disampaikan


dapat lebih ielis dipahami. Sebab, informasi secara
naratifsering kali masih kurang mencukupi'
g. Satu gambar dapat menielaskan beberapa kata atau
bahkan beberapa kalimat sekaligus.
h. Dengan menggunakan gambar, kita dapac melaku-
kan penyederhanaan cara penyampaian konsep
tanpa mengurangi artnYa-
i. Melalui penSSunaan gambar, dapat memudahkan
orang menerima pesan yang disampaikan.
j. Gambar dapat digunakan untuk memunculkan
masalah. Misalnya, gambar kebakaran hutan dapat
menimbulkan polemik tentang perlunya menjaga
kelestarian hutan.

l. Beberapa Hal Penting yang Harus Diperhatikan


saat Menggunakan Gambar
Dari kesepuluh kegunaan gambar tersebut, masing-
masing trdak bisa berdiri sendiri-sendiri. Satu gambar
dapat memiliki lebih dari satu fungsi pada waktu yang
bersamaan. Kita hanya perlu ingat bahwa pada saat
menggunakan gaibar, manfaart yang kita inginkan dari
satu gambar tertentu tidak dikalahkan oleh manfaat lain
yang mungkin bertolak belakang dengan manfaat yang
kita inginkan tersebut. Agar peristiwa sePerti itu tidak
terjadi, berikut ini ada enam hal penting yang mesti kita
perhatikan pada waktu menggunakan gambar.
a. Terangkan fungsi gambar dengan seielas-ielasnya'
Gambar yang dimaksudkan unruk menjelaskan
atau memunculkan masalah sebaiknya diinformasi-

t00
Pdnduan Kredtif Membuat Bahan Aar lnovatif

kan secara eksplisit, sehingga peserta didik mem-


perhatikan gambar tersebut.
Seimbangkan fungsi. Maksudnya, iangan sampai
fungsi gambar yang lebih minor (tambahan)
berakibat negatif terhadap fungsi mayor (utama)
yang sebenarnya kita tuju,
Tentukan aktivitas yang harus dilakukan peserra
didik. Apabila menggunakan gambar, maka pasti-
kan bahwa peserta didik membaca gambar tcrse-
but. Informasi yang diberikan gambar jangan di-
ulang dalam penjelasan secara narati( baik secara
lisan ataupun tertulis, sehingga peserta didik harus
melihat gambar unruk dapar memahami materi.
Jelaskan konvensi gambar. Maksudnya, pastikan
bahwa peserta didik memahami konvensi yang
digunakan dalam gambar. Apabila perlu, jelaskan
dalam tels, sehingga pesan yang ingin disampaikan
dalam gambar dapat direrima dengan benar.
Batasi informasi . Jangan memunculkan terlalu
banyak informasi pada satu gambar. \(alaupun
secara teori satu gambar dapat memberikan banyak
informasi, cobalah unruk membatasi informasi yang
ingin disampaikan.
Hindari SARA. Maksudnya, jangan gunakan gam-
l:u yang dapat memicu SARA dan bias gender.

101
BAB 5

A. Apa Modulltu?
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar istilah
"modul". Bahkan, mungkin kita pernah tahu dan
memegang (secara fisik) bahan ajar yang disebut 'lmodul"
ini. Tetapi, untuk bisa membuat bahan ajar ini, kita
tidak culup hanya tahu bentuknya. Namun, lebih dari
itu kita juga perlu mengetahui cara pembuatan dan
pengembangannya, sehingga kita dapat membuat bahan
ajar modul yang "hebat".
Sementara, sebagian orang mungkin ada yang belum
tahu apa itu modul. Atau, barangkali mereka pernah
mendengar (sebatas mendengar saia) istilah modul,
namun tidak tahu pasti seperti apa dan bagaimana bahan
a,jar yang disebut dengan modul. Sehingga, mereka
kesulitan membedakan dan mengidentifikasi mana
bahat ajar berbentuk modul dan mana bahan ajar yang
berbentuk lainnya.

r0l
Andi Prastowo

Oleh karena itu, pada kesempatan awal ini, agar


kita semua memiliki persepsi yang sama tentang modttl,
maka tidak ada salahnya iika kita kupas sekali lagi
mengenai definisi modul sebagai salah satu bentuk bahan
ajar cetak. Dan, untuk itu, beberapa pandangan para ahli
berikut kiranya dapat meniadi titik tolak bagi kita untuk
membangun persepsi yang s:xna tentang pengerrian
modul.
Drlzrm btkt Pedoman U mam Pengembangan Bahan Ajar
(2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan
sebagai sebuah buku yang ditulis deirgan tujuan agar
peserta didik dapat belaiar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru. Sementara, dalam pandangan
lainnya, modul dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar
yang disajikan secara sistematis, sehingga penggunanya
dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau
guru. Dengan demikian, sebuah modul harus dapat
dijadikan bahan aiar sebagai pengganti fungsi pendidik.
Jika pendidik mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu,
maka modul harus mampu menielaskan sesuatu dengan
bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan usianya.
Dalz.m Kzmas Bevr Bahasa Indonesia iuga ditemukan
pengertian yang hampir serupa bahwa modul adalah
kegiatan program belaiar mengaiar yang dapat dipelajari
oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari
guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan
tujuan yang akan dicapai secara ielas, penyediaan materi
pelaiaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai,

LO4
Pdnduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

serra pengukuran keberhasilan peserra didik dalam


penyelesaian pelalar an-
Hal senada dikemukakan oleh Badan pengembangan
Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,rs
bahwa yang dimaksud modul adalah satu unit program
kegiatan belaiar mengajar terkecil yang secara terperinci
menggariskan hal-hal sebagai berikut:
1. tujuan-tujuan instruksional umum yang akan
ditunjang pencapaiannya;
2. topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar
mengajar;
3. tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan
dicapai oleh siswa;
4. pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan
diajarkan;
5. kedudukan dan fungsi satuan (modu[) dalam
kesatuan program yang lebih luas;
6. peranan guru di dalam proses belajar mengajar;
7. alat-alx dan sumber yang akan dipakai;
8. kegiatan-kegiatan belaiar yang harus dilakukan
dan dihayati murid secara berururan;
9. lembaranJembaran kerja yang harus diisi murid;
dan
10. program evaluasi yang akan dilaksanakan selama
berialannya proses belajar ini.

Sementaraitu,Surahman(20 1 0: 2)mengatakan bahwa


modul adalah satuan program p€mbelajaran terkecil yang
dapat dipelaiari oleh peserta didik s ecara perseorungan (self

?. 5r. Vembriano, pentantat pengaiaran Modul (yotyakana: yayasan


Pendidrkan Paramrla, I 985).

10,
Andi Prastowo

inJftuctilndl); setelah peserta menyelesaikan satu satuan


dalam modul, selaniutnya peserta dapat melangkah maiu
dan mempelaiari satuan modul berikutnya' Sedangkan
modul pembelaiaran, sebagaimana yang dikembangkan
di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran
(leaning nateidh) yang memuat deskripsi tentang
tujuan pembelaiaran, lembaran peruniuk pengaiar atau
instruktur yang menielaskan cara mengajar yang efisien,
bahan bacaan bagi peserta, lembaran kunci jawaban
pada lembar kertas kerla peserta, dan alat-alat evaluasi
pembelaiaran.
Dari beberapa pandangan di atas dapat kita pahami
bahwa modul pada dasarnya adalah sebuah bahan aiar
yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat
pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belaiar
sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik. Kemudian, dengan modul, peserta
didik juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan
mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu
satuan modul, sehingga apabila telah menguasainya,
maka mereka dapat melaniutkan pada satu satuan modul
tingkat berikutnya. Dan sebaliknya, iika peserta didik
belum mampu menguasai, maka mereka akan diminta
untuk mengulangi dan mempelaiari kembali Sementara
itu, untuk menilai baik tidaknya atau bermakna tidaknya
suatu modul ditentukan oleh mudah tidaknya suatu
modul digunakan oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelaiaran.

r06
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Pembelaiaran denlan
modul memungkinkan pe- PemLelajaran Jengan
serta didik yang memi- mod,rl -.,,.u,'gtint.rt
liki kecepatan tinggi dalam pese.ta J $ yang
belajar akan lebih cepat ,r,.-iliLi t..up"t"rt
tinggi dalam Lelajar
menyelesaikan satu atau ata., leLih cepat
lebih kom petensidasardiban-
-.ay"I...it"., satu atau
dingkan dengan peserta leLil to-p"t.rr.i Juru,
didik lair:nya. Oleh karena J$urrJirrgt.tr J".,gutt
itu, modul harus menggam- pes..t. di&L lair.,y".

barkan kompetensi dasar


didik, serra disajikan de-
yan.g akan dicapai oleh peserra
ngan bahasa yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan
ilusrrasi.

B. MemohomiFungsi, Tujuon, don Kegunoon


Modul
Sebagaimana telah dijelaskan pada subbab se-
belumnya, pengertian modul mengisyaratkan bahwa
penyusunan modul memiliki arti penting bagi kegiatan
pembelajaran. Arti penting ini bila dijabarkan lebih
luas, meliputi fungsi, tuiuan, dan kegunaan modul bagi
kegiatan pembelajaran peserta didik.

1. Fungsi Modul
Sebagai salah bentuk bahan ajar, modul memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Bahan aiar mandiri. Maksudnya, penggunaan
modul dalam proses pembelajaran berfungsi me-

t07
Andi Pr6to /o

ningkatkan kemampuan peserta didik untuk be-


laiar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran
pendidik.
b. Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul se-
bagai bahan a;iar yang harus mampu menjelaskan
materi pembelaiaran dengan baik dan mudah di-
pahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengeta-
huan dan usia mereka. Sementara, fungsi penielas
sesuatu tersebut iuga melekat pada pendidik. Maka
dari itu, penggunaan modul bisa berfungsi sebagai
pengganti fungsi atau peran fasilirator/pendidik.
c. Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul,
peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan
menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap
materi yang telah dipelaiari. Dengan demikian,
modul iuga sebagai alat evaluasi.
d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
Maksudnya, karena modul mengandung berbagai
materi yang harus dipelaiari oleh pesena didik,
mika modul iuga memilih fungsi sebagar bahan
ruiukan bagi peserta didik.

2. Tujuan Pembuatan Modul


Adapun tujoan penyusunan atau pembuatan modul,
antara lain:
t. Agrr peserta didik dapat belaiar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan pendidik (yang mi-
nimal).
b. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan
otoriter dalam kegiatan pembelaiaran.
c. Melatih keluiuran pesena didik.

108
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lno\.dtif

d. Mengakomodasi berbagai ringkat dan kecepatan


belajar peserta didik. Bagi peserra didik yang kece-
patan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar
lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan le-
bih cepat pula. Dan, sebaliknya bagi yang lambat,
, maka mereka dipersilakan untuk mengulanginya
kembali.
e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri
tingkat penguasaan mareri yang telah dipelajari.

3. Kegunaan Modul bagi Kegiatan Pembelajaran


. Sementara itu, menurut Andriani,3e kegunaan modul
dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia
informasi dasar, karena dalam modul disaiikan berbagai
materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut;
sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi peserta.didik;
serra sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto
yang komunikatif Di samping itu, kegunaan lainnya
adalah menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi
pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta
didik datam melakukan penilaian sendirt (self assessment).

C. Korokteristik Modulyong Penting untuk


Dimengerti
Setiap ragam bentuk bahan ajar, prda umumnya
memiliki sejumlah karakteristik tertentu yang membe-
dakannya dengan bentuk bahan ajar yang lain. Begitu
pula untuk modul, bahan ajar ini memiliki beberapa
" Belawati, dkk, Peneembangan Eahan Aiat (,akarta: Pusat Penerbitan
Unrversitas Terbuka, 2001)-

109
Andi Prastowo

karakteristik, arrrarr laln dirancang untuk sistem pembe-


lajaran mandiri; merupakan program pembelajaran yang
utuh dan sistematis; mengandung tuiuan, bahan atau
kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara komunikatif (dua
arah); diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran
pengajar; cakupan bahasan terfokus dan terukur; serla
mementingkan aktivitas belaiar pemakai.r0
Sementara, menurut Saidati,I karakteristik modul
yairu terdiri atas bermacam-macam bahan tertulis yang
digunakan untuk belajar mandiri. Adapun menurut
pandangan Vembriarto (1985: )6), terdapat lima
karakteristik dari bahan ajar. Pertama, modul merupakan
unit (paket) pengaia,ran terkecil dan lengkap. kdua,
modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang
direncanakan dan sistematis. Ketiga, modd memuat
tujuan belajar (pengajaran) yang dirumuskan secara
eksplisit dan spesifik. Keenpat, modul memungkinkan
siswa belajar sendiri (ind.ependtnt), karena modul memuat
bahan yang bersifat self-insnuctional. Kelina, modul adalah
realisasi pengakuao perbedaan individual, yakni salah
satu perwuiudan pengaiaran individual.

D. Mengenol Jenis-Jenis Modul


1. Menurut Penggunanya
Dilihat dari penggunanya, modul terbagi meniadi
dua macam, yaitu modul untuk peserta didik dan modul

ro Karakteristik modul ini dikemukakan oleh Nur Mohammad dalam


tulisannya berjudul Pengembangan Bahan Aiat, dari website docstoc.com,
diakses pada tanttal 27 ruli 2010-
r' Eelawati, dkk., op. c,t.

r r0
Panduan Kreatif Membuat Bahan lnovatif
^ar
untuk pendidik. Modul untuk peserta didik berisikegiatan
belaiar yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan
modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir
modul, dan kunci jawaban ces akhir modul.
2. MenurutTujuan Penyusunannya
Jenis modul lainnya dikemukakan oleh Vembriarto.
Ia mengatakan bahwa menurut tujuan penyusunannya,
modul dapat dibedakan menjadi dua ienis, yaitu modul
inti (modul dasar) dan modul pengayaan.
a. Modul Inti
Modul inti adalah modul yang disusun dari kuriku-
lum dasar, yang merupakan runturan dari pendidikan
dasar umum yang diperlukan oleh seluruh warga negara
Indonesia. Modul pengajaran ini merupakan hasil pe-
nyusunan dari unit-unit program yang disusun menu-
rut tingkar (kelas) dan bidang studi (mata pelaiaran).
Adapun unit-unit program itu sendiri diperoleh dari hasil
'
penjabaran kurikulum dasar. Sedangkan kurikulum dasar
disusun guna memberikan pendidikan dasar umum un-
tuk s,:mua sekolah dasar dan menengah. Dan, perlu kita
pahami bahwa program pendidikan minimum yang me-
liputi tufuan-tujuan pendidikan yang terdiri atas penge-
tahuan, keterampilan fisik dan intelektual, serta sikap
adalah pendidikan dasar umum tersebut.

b. Modul Petgayazn
Modul pengayaan adalah modul hasil dari penyusunan
uni:-unit progr n pengayaan ya,n9 berasal dari
program pengayaan yang bersifat memperluas (dimensi

In
Andi Prastc'\^/o

horizontal) danlatau memperdalam (dimensi vertikal)


program pendidikan dasar yang bersifat umum tersebut.
Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk
mengakomodasi peserta didik yang telah menyelesaikan
dengan baik program pendidikan dasarnya mendahului
teman-temannya.
Hal tersebut juga sebagai bagian dari pengakuan
terhadap realitas peserta didik yang pada kenyataannya
ada yang lebih cepat belajarnya daripada peserta didik
lainnya. Mereka berbeda, yaitu dalam hal kemampuan
intelektual dan fisik, serta lingkungan sosial, ekonomi,
dan pendidikan keluarga yang dapat mempengaruhi
prestasr belajar mereka.ll
Dengan adanya modul-modul pengayaan ini, lembaga
pendidikan tidak akan menghambat peserta didik yang
proses belaiarnya cepat. Dengan mengombinasikan
modul inti dan modul pengayaan untuk berbagai bidang
studi, lembaga pendidikan memungkinkan para peserta
'didiknya maju berkelanjutan (asas continaous progress)
dalam proses belajarnya sesuai kemampuan dan irama
belajarnya masing-masing.

E. Unsur-Unsur Modul
LIntuk membuat sebuah modul yang baik, maka satu
hal penting yang harus kita lakukan adalah mengenali
unsur-unsurnya. Sebagaimana telah kita singgung pada
bab sebelumnya, modul paling tidak harus berisikan tujuh
unsur, yakni judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta

), tbid.

I t2
Panduan Kreatif Membuat B6han Aar lnovatif

didik atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai,


informasi pendukung, latihanJatihan, petunjuk kerja
atau lembar kerja (LK), dan evaluasi. Melalui ketuiuh
komponen itulah, kita bisa menyusun sebuah bahan ajar
yang disebut modul. Di samping struktur modul semacam
itu, ada struktur modul lain yang dikemukakan oleh para
pakar, dua di antaranya disampaikan oleh Surahman dan
Vembriarto.
'1. Struktur Modul Menurut Surahman
Dalam pandangan Surahman (2OlO:2), ternyata
modul dapat disusun dalam struktur sebagai berikut.
a. Judul modul
Bagian ini berisi tentang nama modul dari suatu
mara kuliah tertentu.

b. Petuniuk umum
Bagian ini memuat penjelasan tentang langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan,
meliputi:
1) kompetensi dasar,
2) pokok bahasan,
3) indikatorpencaPaian,
4) referensi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku
referensi yang dipergunakan),
5) strategi pembelajaran (menielaskan pendekatan,
metode, Iangkah yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran),
6) lembar kegiatan pembelaiaran ,

1rl
Andi Prastowo

7) petunjuk bagi mahasiswa untuk


memahami
langkahJangkah dan materi perkuliahan, dan
8) evaluasi.

c. Materi modul
Bagian ini berisi peniclasan secara rinci tentang
mx(cri yanE dikuliahkan paua,eriap Perremuan
d. Evaluasi semester
Evaluasi ini terdiri atas evaluasi tengah semester dan
akhir semester denqan tuiuan untuk mengukur kom-
petensi mahasiswa sesuai mateti kuliah yang diberikan.

2. Struktur Modul Menurut Vembriarto


Menurut pandanean Vembriarto, unsur-unsur modul
yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tuiuh
unsur sebagai berikut.I
a. Rumusan tuiuan pengaiaran yang eksplisit dan
spesifik
Tirjuan pengaiaran ini dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku peserra didik. Tian-tiap rumusan tuiuan me-
lukiskan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik
setelah menyelesaikan tugas rnereka dalam mempelaiari
suatu modul. Rumusan tuiuan pengaiaran ini tercantum
pada dua bagian, yairu:
1)Lembaran kegiatan peserta didik, untuk memberi-
tahukan kepada peserta didik tingkah laku yang
diharapkan dari mereka setelah mereka berhasil
menyelesaikan modul.
rr St vembria(o, Perqantat Pengaiatan Modul (Yo8yakarlai Yayasan
Pendidikan Paramila, 1985i, hlm l7- 13

i l4
Panduan Kreatif Membudt Bahdn Adr lnovatf

2) Petunjuk pendidik (un-


ruk guru/dosen/instruk-
tur), untuk memberita-
L.-L"."o t.giatan i
peserta JiJiL Letujuan !
hukan kepada pendidik ,rr.mterital.,tan !
tentang tingkah laku t"pJu p"."*u dlJil i
atau pengetahuan pe- tingL"L l.tu yung i
serta didik yang se- Jih,'""k." d.a !
harusnya telah mereka -.'."Ln ."t"LL ,r'r"."Lo i
L.rLu.il '
-.rrr.l.".ituo i
miliki setelah mereka !
,.rodarl.
mcrampungkan modul
yang bersangkuran.

b. Petunjuk untuk pendidik


Petunjuk untuk pendidik ini berisi keterangan ten-
tang bagaimana pen1aia.rtn itu dapat diselenggarakan
secara efisien. Bagian ini juga birisi penielasan tentang
macam-macam kegiatan yang mesti dilakukan oleh kelas,
waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul yang
bersangkutan, alacalat pelajaran dan sumber yang harus
dipergunakan, prosedur evaluasi, serta jenis alat evaluasi
yang dipergunakan. .

c. Lembaran kegiatan peserta didik


Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Materi dalam lembaran ke-
giatan peserra didik tersebut disusun secara khusus sede-
mikian rupa, sehingga dengan mempelaiari materi terse-
but, tr.rjuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul
dapat tercapai. Dalam lembaran kegiatan ini dicantum-
kan pula kegiatan-kegiaran (pengamatan, percobaan,
dan sebagainya) yang harus dilakukan oleh peserra didik.

11i
Andi Prastc
"r'o

Di dalamnya dapat pula dicantumkan buku-buku yang


harus dipelajari peserta didik sebagai pelengkap materi
yang terdapat di dalam modul.

d. Lembaran keria bagi siswa


Materi pelajaran dalam lembar kegiatan disusun
sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapar secara
aktif n.rengikuti proses belaiar. Dalam lembaran kegiatan
tersebut, kita dapat mencantumkan Perranyaan-per-
tanyaan dan masalah-masalah yang harus dilawab serta
dipecahkan oleh peserta didik. Sementara itu, lembaran
kerja yang menyertai kegiatan peserta didik digunakan
untuk men jawab pertanyaan dan memecahkan masalah
tersebut. Pada lembaran kegiatan, peserta didik dilarang
membuat coretan apa pun, karena buku modul itu akan
digunakan oleh para peserta didik lainnya di waktu-
waktu yang akan datang. Semua kegiatan peserta didik
dilakukan pada kertas lembaran kerja.
e. Kunci lembaran kerja
Materi pada modul tidak saja disusun agar peserta
didik senantiasa aktif memecahkan masalah-masalah,
melainkan juga dibuat agar peserta didik dapat meng-
evaluasi hasil belajar mereka sendiri. Oleh karena itu,
pada tiap-tiap modul selalu diserrakan kunci lembaran
kerja. Kadang-kadang, kunci lembaran keria ini telal.r
tersedia pada buku modul, dan terkadang kunci rerse-
but harus diminta kepada pendidik. Dengan adanya
kunci itu, pesena didik dapat memeriksa ketepatan hasil
pekerjaan mereka. Peserta didik berkesempatan meme-

n6
Pandudn Kreatf M€mbuat Bahan Adr lnovatif

riksa dan mengoreksi kembali apabila mereka membuat


kesalahan-kesalahan dalam pekeriaan mereka. Dengan
adanya kunci tersebut, terjadi konfirmasi derigan segera
terhadap jawaban-jawaban mereka yang benar dan ko-
reksi dengan segera terhadap jawaban-iawaban mereka
yang keliru. Itulah yang dimaksud dengan reinforcement
langsung atas respons-respons peserta didik.

f. Lembaran evaluasi
Perlu kita kerahui bahwa .lembaran evaluasi yang
berupa tes dan rating scale, evaluasi pendidik terhadap
tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada
modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes
akhir yang terdapat pada lembaran evaluasi tersebut,
dan bukannya oleh jawabao-jawaban peserta didik yang
terdapat pada lembar kerja. Para peserta didik yang malas,
yang hanya menyalin kunci jawaban ke dalam lembaran
kerjanya, akan segera sadar bahwa tanpa belaiar, ia tidak
akan siap menghadapi tes akhir yang diberikan oleh
pendidik. Landasan evaluasi dan kuncinya ini senantiasa
disimpan oleh pendidik sendiri.

g. Kunci lembaran evaluasi


Dalam hal ini, tes dan rating ffdle yang tercantum
pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis modul
yang bersangkutan. Sedangkan item-inm tes tersebut
disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan tuiuan
pada modul. Oleh sebab itu, dari ha^sii jawaban peserta
didik terhadap teks tersebut dapat diketahur tercapai
atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul yang

I t7
Andi Prastowo

bersangkutan. Dan, kunci


jawaban tes setta rating scale
tersebut iula disusun oleh
penulis modul. di.rr..r, ol"L p"rr,rli. :
Setelah membaca urai- -od.,l 1'ore h"r- ;
an dalam subbab ini, maka sangLutan. S"dungtutt
kita dapat memahami bah- item-item les lerscLrl
di"r",r' Ju. JiluturL"r,
wa struktur modul ternyata
Jari n musan-rumusan !
memiliki berbagai variasi. tu1,'a,r pada moJul. i
Paling tidak, kita dapat me-
lil.rat bahwa zda dga variasi pendapat tentang struktur
modul. Dan, alangkah lebih baiknya jika kita mau me-
nyusun sendiri modul itu, tidak menggantungkan ke-
pada penulis lain. Untuk iiu, maka kita perlu menggu-
nakan salah satu variasi struktur modul tersebut secara
konsisten. Hal ini penting agar struktur modul kita ter-
jaga sekuen dan sistematikanya.

F. Memohomi Longkoh-Longkah Penyusunon


Modul
Dalam banyak kasus, para pendidik enggan
membuat modul untuk kegiatan pembelajaran mereka
disebabkan mereka tidak mengerti dan tidak tahu benar
bagaimana langkahJangkah penyusunannya. Maka dari
itu, pemahaman terhadap langkahJangkah penyusunan
modul penting untuk kita pelajari.
Dalam menyusun sebuah modul, ada empat tahapan
yang mesti kita lalui, yaitu analisis kurikulum, penencuan

Il8
Panduan Kreatif l,4embuat Bahan Adr lnovatif

judul-iudul modul, pemberian kode modul, dan penulisan


modul.la
1. Analisis Kurikulum
Tahap pertama ini
benuiuan untuk menentukan
materi-materi mana yang memerlukan bahan aiar-
Dalam menentukan materi, analisis dilakukan dengan
cara melihat inti materi yang diaiarkan serta kompetensi
dan hasil belaiar kritis yang harus dimiliki oleh peserta
didik (crittcal leaning lurczmes).
2. Menentukan Judul Modul
Setelah analisis kurikulum selesai dilakukan, tahapan
berikutnya yaitu menentukan judul-judul modul. Untuk
menentukan judul modul, maka kita harus mengacu
kepada kompetensi-kompetensi dasar atau materi pokok
yang ada di dalam kurikulum. Satu kompetensi dapat
diiadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu
tidak terlalu besar. Sedangkan besarnya kompetensi
dapat diseleksi, antara lain dengan cara, apabila diuraikan
ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4
Ml maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai
satu judul modul. Namun, jika kompetensi diuraikan
menjadi lebih dari 4 Ml maka perlu dipertimbangkan
kembali apakah akan dipecah menjadi dua judul modul
arau tidak.

I Drknas, Pedoman Umum Petnilihan dan Peman{aatan Bahan Alat


Uakartar Ditjen Dikdasmenum. 2004)

I I9
Andi Prastowo

3. Pemberian Kode Modul


Perlu kita ketahui bahwa dalam tahapan penyusunan
modul, untuk memudahkan kita dalam pengelolaan
modul, maka sangat diperlukan adanya kode modul.
Pada umumnya, kode modul adalah angka-an gka' yang
diberi makna. Contohnya, digit perrama, angka satu (1)
berarti IPA, angka dua (2) berarti IPS, angka tiSa (J)
berarti Bahasa, dan seterusnya. Selanjutnya, digit kedua
merupakan kelompok utama kajian, aktivitas, atau
spesialisasi pada jumsan yang bersangkutan. Misalnya,
untuk iurusan IPA angka 1 (satu) pada digit kedua berarti
Fisika, angka dua (2) berarti Kimia, angka tiga (1) berarti
Biologi, dan seterusnya.
4. Penulisan Modul
Ada lima hal penting yang hendaknya kita iadikan
acuan dalam proses penulisan modul, sebagaimana di-
jelaskan berikut ini.

a. Perumusan Kompetensi Dasar yang Harus


Dikuasai
Rumusan kori-rpetensi dasar pada suatu modul adalah
spesifikasi kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh
peserra didik setelah mereka berhasil menyelesaikan
modul tersebut. Kompetensi dasar yang tercantum dalam
modul diambil dari pedoman khusus kurikulum 2006.
Jika peserra didik tidak berhasil menguasai ringkah laku
sebagaimana yang dirumuskan dalam kompetensi dasar
tersebut, maka kompetensi dasar pembelajaran dalam
modul itu harus dirumuskan ulang. Hal ini mungkin

r20
Pandudn Kreatif Membuat Bahan lnovatif
^jdr
karena bahan aiar yang gagal, bukan peserta didik yang
gagal. Kemudian, kembali pada terminal bebauioar,
apabila terminal ini diidentifikasi secara tepat, maka
apa yang harus dikerjakan untuk mencapainya dapat
ditentukan secara tepat pula.
Contoh 1:
Rumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai:

A. Kompetensi Dasar
' Siswa mampu mengenal keragaman kenampakan alam
dan buatan serta pembagian wilayah waktu di lndonesia
dengan menggunakan globe atau media lainnya dengan baik
dan benar.

b. Penentuan AIat Evaluasi atan Penilaian


Poin ini adalah m engenai titerion itezr, yairusejumlah
pertanyaan atau tes yang digunakan untuk mengetahui
ringkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai suatu
kompetensi dasar dalam benruk tingkah laku. Kemudian,
karcna pcndekatan pembelajaran yang digunakan adalal.r
kompetensi, di mana sisiem evaluasinya didasarkan pada
penlJuasaan kompetensi, maka alat evaluasi yang cocok
adalah dengan pendekatan Penilaian Acuan Parokan
(PAP) dan Criterion Reftrenced Assesrnent.
Evaluasi dapar langsung disusun setelah direntukan
komperensi dasar yang akan dicapai, sebelum menyusun
materi dan lembar kerja arau rugas-rugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut bertujuan
agar evaluasi yang diker.iakan benar-benar sesuai dengan
a'pl yLng dikerjakan oleh peserta didik.

121
Andi Prastowo

Contoh 2:
Evaluasi dari KD pada Contoh 1 adalah sebagai berikut
(Purnama, dkk., 201 1):

1. Berikut ini adalah pegunungan yang ada di Jawa Tengah,


kecuali....
a. Pegunungan Dieng c Pegunungan Sewu
b. Pegunungan Serayu d. Pegunungan Kapur
2. Danau Tempe terdapat di Pulau ..
a. Sumatra c. Kalimantan
b. Sulawesi d. Bali
3 Weber dan Wallace membagi daerah fauna di lndonesia
menjadi ....
a. dua c. tiga
b. empat d. Lima
4. Hewan pada gambar di samping termasuk fauna tipe ....
a, Asiatis c Australis
b. Eropis d. Peralihan
5. Berikut ini fauna yang termasuk tipe peralihan adalah ...
a. gajah, kasuari, dan Panda
b. kasuari, kuskus, dan musang berkantung
c. anoa, komodo, dan babi rusa
d. komodo, kuskus, dan burung malio
Cocokkan jawaban kalian dengan menggunakan kunci
jawaban Tes Formatif 'l yang terdapat di bagian akhir bahan
belajar mandiri ini. Hitunglah iawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Bela.iar L
Rumus:

Jumloh lowobon kolion yong benor. ,


Penguosoon - ------------O-.,
Arti tingkat penguasaan yang kalian capai adalah sebagai
berikut:
. 9O"/o - I O0% = Boik Sekoli
. 80% - 89% = Boik

t22
Pandudn Kreatif Membuat Bdhdn Ajar lnovatif

. 7oo/o-79yo = Cukup
. <7ooh = Kurong

Apabila tingkat penguasaan kalian telah mencapai 8Oo/.


atau lebih, maka kalian dapat meneruskan dengan kegiatan
belajar selanjutnya. letapi, dpabila nilai tingkat penguasaan
kalian masih di bawah 8O%, kalian harus mengulangi Kegiaran
Belajar l, terutama bagian yang belum kalian kuasai.

c. Penyubunan Mareri
Materi atau isi modul sangat bergantung pada
kompetensi dasar yang akan dicapai. Apabila yang
digunakan dalam materi modul adalah referensi-
referensi murakhir yang memiliki relevansi dari berbagai
sumber (conrohnya buku, interner, majale,h, atau jurna_[
hasil penelitian), maka ini akan sangat baik. Untuk
penulisannya, materi modul tidak harus ditulis secara
lengkap. Kita dapat menunjukkan referensi yang
digunakan agar peserra didik membaca lebih iauh
tentang materi tersebut. Tirgas-tugas juga harus ditulis
secara jelas dantidak membingungkan guna mengurangi
pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal yang
semestinya dapat mereka kerjakan. Sebagai contohnya,
tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan
didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok
diskusi, serta berapa lama waktunya. Itu semua mesti
diterangkan secara gamblang
Kemudian, kalimat yang disa.jikan pun tidak boleh
terlalu panjang. Intinya sederhana, singkat, jelas, dan
efektif. Dengan demikian, peserta didik akan mudah

t2)
Andi Prastowo

memahaminya. Untuk Pe-


serra didik di tingkat
Madrasah IbtidaiYah atau
yang sederaiat, misalnYa.
Upayakan untuk membuat Kurena, Ji samping '
kalimat yang tidak terlalu -e-p"rjel.. uraian, iuga I
panjang. Dalam satu Paragraf
dap"t .,,*ra-J,aL duy" !
tarila dan mengurangi !
kira-kira 3 hingga 7 kalimat L"boro.run p.r".to diJiL i
saja dan menggunakan huruf- untuL mempelaiarinya. !
huruf kapital.
Sementara itu, gambar-gambar Yang daPat
mendukung dan memperjelas isi materi juga sangat
dibutuhkan. Karena, di samping memperjelas uraian, iuga
dapat menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan
peserta didik untuk mempelaiarinya.

Contoh 3:
Penyusunan uraian materi modul untuk materi pokok
"Kenampakan Alam Wilayah lndonesia" (Purnama, dkk., 201 1)
adalah sebagai berikut:

A. Kenampakan Alam Wilayah lndonesia


Kenampakan alam di lndonesia memiliki ciri yang
berbeda-beda antara provinsi satu dengan provinsi
yang lainnya. Secara umum, kenampakan alam berupa
daratan dan perairan. Kenampakan alam daratan
berupa pegunungan, gunun8, dataran tin88i, dataran
rendah, dan tanjung. Sedangkan kenampakan alam
perairan berupa sungai, danau, laut, dan selat.
l. Pegun un8an
Pegunungan adalah sekumpulan bukit yang
membentuk barisan. Di wiiayah lndonesia banyak

r)1
Pdnduan keatif Membuat Bahan Aar Inovatif

terdapat pegunungan, di antaranya Pegunungan Bukit


Barisan di Sumatra, serta Pegunungan Kapur Utara,
Pegunungan Dieng, Pegunungan Serayu, Pegunungan
Tengger, dan Pegunungan Sewu yang semuanya
terdapat dilawa. Di Kalimantan, terdapat Pegunungan
Meratus, Pegunungan Schwaner, dan Pegunungan
Muller. Di Sulawesi terdapat Pegunungan Utambela,
.Pompange,
Pegunungan Fenema, PeBUnungan
Pegunungan Quarles, PegununganTineba, Pegunungan
Verbek, Pegunungan Matarombea, dan Pegunungan
Tangkeleboke. PeSunungan di lrian memiliki puncak
yang sanBat tinggi. Contohnya, Pegunungan Sudirman
dengan puncaknya Puncak Jaya (5.030 m) dan Puncak
Trikora (4.750 m), serta Pegunungan Jayawijaya
dengan puncaknya Puncak Mandala (4.700 m) dan
Puncak Yamin (4.506 m).
2. Cunung
Cunung adalah bukit yang sangat besar dan tinggi.
Cunung teninggi di .Jawa adalah Cunung Semeru
( 3.676 m ), di Sumatra adalah Gunung Kerinci
(3.805 m ), sedangkan di Sulawesi adalah Cunung
Rantekombala (3.456 m). Adapun gunung tertinggi di
lndonesia adalah Puncak Jaya (5.030 m) yang selalu
diselimuti salju.
3. Tanjung
Tanjung atau semenanjung adalah daratan yang
menjorok ke laut. Pulau-pulau di lndonesia banyak
memiliki tanjung, karena pantai di kepulauan
lndonesia tidak rata. Tanjung yang sangat luas disebut
jazirah, contohnya jazirah Arab. Sedangkan tanjung
yang sangat sempit disebut ujung, conkrhnya Ujung
Kulon di Jawa Barat.
4. Sungai
Sungai adalah aliran air yang besar yanS terjadi karena
alam. Di lndonesia banyak terdapat sungai, baik besar

t25
Andi Prastowo

maupun kecil.
yang terdapat d
Jawa adalah Su
di Kalimantan
terpanjang di Papua adalah Sungai Memberamo'
5. Danau
Danau adalah sangat luas, Yang
dikelilingi oleh prosesnya, danau
dibedakan men u alam dan danau
buatan. Danau a Perisliwa alam,
letusan gunung berapi, pengikisan, dan patahan bumi'
Danau ini sering disebut telaga, sendang, atau tasik'
Sedangkan danau buatan disebut iuga bendungan,
waduk, atau dam. Danau terbesar di lndonesia
adalah Danau Toba di Sumatra Utara, yang di tengah-
tengahnya terdapat Pulau Samosir' Masih banyak
daniu di lndonesia, coba carilah di atlas kalian!
6. Teluk
Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan'
Teluk biasanya digunakan untuk pelabuhan laut atau
bandara karena daerah tersebut bebas dari ombak
yang besar. Contoh teluk di lndonesia adalah Teluk
lakarta dan Teluk PenYu.
7. Selat
Selat adalah laut yang sempit, yang menghubungkan
pulau satu dengan pulau lainnya. lndonesia memiliki
banyak selat karena lndonesia terdiri atas beribu-
ribu pulau besar dan kecil. Contoh selat di lndonesia
adalah Selat Sunda yanB menghubungkan Pulau lawa
dengan Sumatra. Masih banyak selat di lndonesia
Co6a, carilah nama-nama selat yang lain!

t26
Pdnduan Kreatrf Membuat Bahan Aar lnovatif

Kenampakan alam Cununt

Kenampakan alam PeBunun8an Kenampakan alam Sungai

l(enampakan alam Selat Kenampakan alam TanjunB

B. Persebaran Flora dan Fauna di lndonesia


1. Flora di lndonesia
Menurut penyelidikan para ahli, dr lndonesia terdapat
kurang lebih 4.500 jenis pohon, '1 .500 jenis tumbuhan
paku, dan 5.000 jenis tumbuhan anggrek dari jumlah

t21
Andi Prastowo

375.000 jenis yanS ada di dunia Keadaan tanah dan


iklinT di indonesia menyebabkan tanah di lndonesia
subur, sehingga hampir 14% wilayah lndonesia
ditumbuhi tanaman yang sangat lebat Flora di
lndonesia dikelompokkan menjadi empat, yaitu hutan
huian tropis, hutan musim, hutan sabana dan stepa,
serta hutan lumut.

i sekitar Saris khatulistiwa'


m, sehingga sering disebut
lndonesia Yang banYak
terdapat hutan huian tropis adalah Pulau Sumatra,
Kalimantan, Sutawesi, dan PaPua.
b. Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan '1ang terdapat di daerah

Sulawesi Selatan.
c. Hutan Sabana dan StePa
Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang
banyak semak-semaknya, sedangkan stepa adalah
padang rumput yang luas tanpa bersemak Keduanya
terdapat di daerah yang kering dan curah hujannya
sedikit. Hutan ini banyak terdapat di Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Madura. Daerah ini
cocok dimanfaatkan sebagai daerah peternakan'
d. Hutan Lumut
Hutan lumut adalah hutan yang hanya ditumbuhi oleh
padang lumut. Hutan ini tumbuh di daerah gunung
atau pegunun8an yang memiliki ketin8Sian 1 500-
3.000 merer dan berudara lembab.

r28
Panduan Kreatif Membuat Bah6n Ajdr lnovatif

2. Fauna di lndonesia
Sama halnya dengan flora, fauna di lndonesia juga
sangat beraSam. Ahli flora dan fauna Alfred Weber
dan Wallace membagi wilayah fauna menjadi tiga
bagian, yaitu fduna Asiatis, fauna peralihan, dan fauna
Australis. Ketiganya dipisahkan oleh garis Weber dan
garis Wallace.
a. Fauna Asiatis
Fauna Asiatis memiliki kesamaan dengan fauna yang
hidup di Benua Asia. Hewan tipe Asia, antara lain
harimau, kera, gajah, orang utan, dan sebagainya.
Hewan tipe Asia banyak terdapat di
Sumatra,
Kalimantan, dan Jawa.
b. Fauna Peralihan
Fauna peralihan tidak memiliki kesamaan dengan
fauna di Asia ataupun fauna di Australia. Fauna tipe
peralihan umumnya berada di wilayah Pulau Sulawesi,
Kepulauan Maluku, dan Nusa TenSgara. Jenis hewan
tipe ini, antara lain komodo, anoa, babi rusa, burung
malio, dan burung kakaktua.
c. Fauna Australis
Fauna Australis memiliki kesamaan denSan fauna yanB
ada di Benua Australia. Jenis hewan tipe ini banyak
hidup di wilayah lndonesia bagian timur, Maluku
bagian timur, dan lrian. Jenis hewan tipe Australis,
antara lain burung cenderawasih, nuri raja, kanguru,
kuskus, musang berkantong, tikus berkantong, dan
kasuari.

d. Urutan Pengaiarao
Perlu kita ketahui bahwa dalam kaitannya dengan
urutan pengajaran, maka urutan pengajaran dapat dibe-
rikan dalam petunjuk menggunakan modul. Contohnya,

r29
Andi Prastowo

dibuat petunjuk bagi dosen Yang


akan mengaiarkan materi tersebut Dalam Laitannya
dengan urutan
dan petunjuk bagi mahasiswa. Pe-
pengajaran, rnaLa
runjuk mahasiswa diarahkan ke- Lrrutan peneajaran
pada hal-hal yang harus dilakukan Jupat Ji}r".iL..',
dan yang tidak boleh dilakukan Jularr-, p.t.r,-tirle
oleh mahasiswa, sehingga maha- mendgunatan
siswa tidak perlu banYak berta- ,,.oJrrl.

nya, guru juga tidak Perlu banYak


menielaskan atau dengan kata lain guru berfungsi se-
penuhnya sebagai fasilitator.

Contoh 4:
Bentuk penulisan urutan pengaiaran untuk modul tentang
'llmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5" (Purnama,
dkk., 201 r ):

G. Petunjuk PenSgunaan Modul

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kalian


dapat menjabarkan benda-benda bersejarah dan
kenampakan alam. Karena pentingnyd wacana ini
dalam kehidupan sehari-hari, patut untuk diperhatikan
saran-saran berikut:
l. Dalam memahami modul ini, pahami setiap hasil
karya atau benda-benda peninSSalan dari masing-
masrng a8ama.
2. Setelah itu, pahamilah setiap tokoh sejarah
peninggalan dari masing-masing agama.
3. Amatilah bentuk-bentuk kenampakan alam di
lndonesia beserta manfaat dan kegunaannya.
4. Sebagai siswa, kalian dituntut untuk dapat menilai
kemampuan sendiri dengan jujur. Untuk itu, setelah
memahami tema demi tema secara keseluruhan,

l]0
Panduan Kreatf Membuat Eahdn Ajdr lnovatif

kerjakan latihan-latihan dengan Tes Formatif yang


terdapat pada setiap kegiatan belajar. Untuk melihat
hasilnya, silakan lihat petunjuk atau rambu-rambu
pengerjaan latihan dan kunci Tes Formatifyang terdapat
pada akhir modul ini. Kalian akan mengetahui sendiri
tingkat penguasaan terhadap materi modul yang telah
kalian pelaiari.
Dengan petunjuk di atas, kalian diharapkan
mampu memperoleh pemahaman tentan8 seiarah
peninggalan agama Hindu, Buddha, dan lslam dengan
mudah dan cepat, sehingEa penguasaan terhadap
modul ini akan tercapai.

e. Struktur Bahan Ajar (Modul)


Seperti telahdisinggung dimuka bahwa secara umum,
modul paling tidak harus memuat tuiuh komponen
utama. Namun, harus kita mengerti bahwa dalam
kenyataan di lapangan, srruktur moduI dapat benariasi.
Hal tersebut tetutama tergantung pada karakter materi
yang disajikan, ketersediaan sumber daya, dan kegiaran
belayar yang bakal dilaksanakan-

G. Mengembongkon Modul Menjodi Bohon


Ajor yong "Hebot"
"Hebat", itulah kata yang paling tepat untuk meng-
ungkapkan sebuah modul yang inovatif dan dibangun
secara kreatif, sehingga modul mampu menladi bahan
ariar yrng menarik dan memotivasi peserta didik untuk
belajar dan belajar. Kita semua tentu berharap modul

t]l
Andi Prastowo

pembelaiaran yang kita buat tidak sekadar modul yang


biasa-biasa saja, namun yang istimewa' Lantas, bagaimana
mewuiudkannYa?
Pettanyaan di atas mungkin meniadi Pertanyaan

kesinambungan berpikir.r' Hal ini dilakukan dengan


tujuan supaya pembaca bisa secara mudah mengikuti ide
yang diungkapkan, yang pada akhirnya bisa mengartikan
eLpz- yLr,B dibacanya. Pada saat menulis, kita harus
mengingat siapa yang akan membaca, karena hal ini
akan mempengaruhi pemilihan kosakata, kalimat, dan
paragrtf yang digunakan, serta ienis contoh dan latihan
yang diberikan.
Ada sembilan aspek yang harus kita perhatikan pada
saar mengembangkan modul, sebagaimanadijelaskan oleh
Rowntree.l6 Kesembilan aspek tersebut adalah sebagai
beriktt. Pertama, membantu pembaca untuk menemukao
cara mempelajari modul, contohnya dengan mengulangi
bagian-bagian yang sulit. Kedaa, menlelaskan hal-hal
yang perlu pembaca persiapkan sebelum mempelaiari
modul. Ketiga, menjelaskan hal-hal yang diharapkan
dati pembaca setelah mereka selesai mempelaiari modul.
Keenpat, memberi Pengantar tentang cara pembaca

'i Belawati, dkk., Pengembangan Bahen Aiar (Jakarta: Pusat Penerbitan


llniversitas Terbuka, 2003).
)6 tbid.

117
Panduan Kreatif A4embuat Bahan Aar lnovatif

menghadapi atau mempelaiari modul, contohnya berapa


lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelaiari bagian
terrentu arau bagaimana mempersiapkan diri unruk
mengerjakan rugas yang diminta dalam modul.
klima, menyaiikan materi sejelas mungkin, sehingga
pembaca dapat mengaitkan materi yang dipelaiari dari
modul dengan Lpa-apa yvr.g sudah mereka ketahui
sebelumnya. Keenam, memberi dukungan kepada
pembaca agar berani mencoba segala langkah yang
dibutuhkan untuk memahami materi modd. Ketajah,
melibatkan pembaca dalam latihan serta kegiatan yang
akan membuat mereka berinteraksi dengan materi yang
sedang dipelajari. Dan, menghindarkan pembaca dari
aktivitas yang hanya sekadar membaca materi. kdelapan,
memberikan umpan balik (eedback) pada latihan dan
kegi4tan yang dilakukan pembaca. Hal ini penring bagi
pembaca untuk menilai tingkat keberhasilannya dalam
memahami materi dalam modd. Kesembilaz, membantu
pembaca untuk meringkas dan merefleksikan apa yang
sudah mereka pelaiari dari modul
' Di samping itu, Rowntree juga mengungkapkan
empar tahapan dalam pengembangan modul yang
"hebat", yaitu mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
memformulasikan garis besar materi' menuliskan materi,
dan menentukan format serta tata letaknya. Keempat
tahap tersebut akan kita pelaiari secara lebih terperinci
pada pembahasan berikut.

L'}
Andi Prastowo

1. MengidentifikasiTujuan Pembelajaran
Sebagai langkah pendahuluan dalam tahapan
pengembangan materi belajar, rermasuk pengembangan
modul adalah melakukan identifikasi rerhadap tujuan
pembelaiaran. Dalam hal ini, usaha untuk mencermati
secara mendalam tentang tu-
B el, a ri.u, -orrj"lastart
luan pembelaiaran yang hen-
'dak dicapai dalam modul Yang tentang tompetensi
.r,ur.rg JiLurupL.rt
akan dikembangkan sangatlah .Lu,., dil.,u.ui
dibutuhkan. Maka dari itu, tu- setelaL mempelajari
liskan tujuan pembelaiaran da-
-oJ.,l, uta., J"rrgurt
lam kalimat yang mengandung tata luin, peril.t.'
yang Japat Jiamati
aspek ABCD (Attdience, Beha-
seb.goi Lasil beloia..
uioun Conclition, dan Degree).
Atdienu meruiuk Pada
siapa yang menjadi target, sasaran, atau peserta didik.
Contohnya, petatar, siswa, mahasiswa, murid, dan sasaran
didik lainnya. Behauiou menjelaskan tentang kompetensi
yang diharapkan akan dikuasai setelah mempelajari
modul, atau dengan kata lain, perilaku yang dapat
diamati sebagai hasil belajar.
Sementara itu, ra ndition merulttk pada situasi di mana
tujuan diharapkan akan dicapai, atau dalam Pengertian,
persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat rercapai. Sedangkan degree adalah
tingkat kemampuan yang kita inginkan dikuasai oleh
pembaca, arau dapat pula dimaknai sebagai tingkat
penampilan yang dapat diterima.

L)1
Panduan Kreatif lv'\€mbuat Bahan Aar lnovattf

Contoh 5 :

Penulisan tu)uan pembelajaran dengan format ABCD adalah


sebagai berikut:

"Siswa mampu mengenal keragaman kenampakan alam


di lndonesia dengan menggunakan globe atau media
lainnya secara baik dan benar"

Audience Behaviour Condition Degree

Siswa Mampu Dengan Secara baik


mengenal menggunakan dan benar
keragaman globe atau
kenampakan media lainnya
alam di
lndonesia

2. Memformulasikan Garis Besar Materinya


Setelah kita menetapkan tujuan pembelai^t^nnya,,
maka langkah berikutnya adalah menentukan garis
besar materi yang sesuai. Harus diingat bahwa dalam
menentukan materi, kita harus selalu memperhatikan
aspek ABCD dari tujuan pembelajaran tersebut.
Maksudnya, materi harus disesuaikan dengan target
pembaca (contohnya, umur dan tingkat pendidikan),
tingkah laku pembaca yang diharapkan akan dikuasai
setelah mempelajari modul (contohnya, pembaca dapat
membuat instrumen penilaian pembelajaran), serta
kondisi tingkah laku dan tingkat kemampuan yang
diharapkan akan dicapai.

r35
Andi Prastowo

Menurut Andriani, ada dua hal penting yang


harus kita perhatikan selama memformulasikan materi.
Pertdma, jangan mengembangkan materi yang terlalu
tinggi bagi target pembaca yang dituiu, karena modul
yang dikembangkan justru akan sulit dimengerti. Kedua,
berikan perhatian yang sama ketika mengakomodasikan
tingkat kemampuan pembaca yang ditargetkan. Sebagai
contoh, lika pada tujuan pembelaiaran dinyatakan,
"membuat instrumen penilaian pembelaiaran" adalah
tingkat kemampuan yang ditargetkan akan dimiliki
pembaca setelah mempelajari modul, maka pada saat
menulis modul, materi harus disesuaikan dengan tuiuan
ini. Dengan demikian, jika untuk modul tersebut
materi yang disampaikan hanya sampai tingkat
"menyebutkan", maka modul yang kita tulis itu tidak
akan dapat memfasilitasi pembaca untuk mencapai rujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini juga berlaku
sama untuk dua faktor laio--tondition dan degree-daltm
aspek ABCD.

3. Menuliskan Materi
Pada tahap menulis materi, ada empat hal penting
yang harus kita perhatikan, sebagaimana dipaparkan
dalam uraian berikut.
a. Menentukan Materi yang Akan Ditulis
Menurut Andriani, untuk memulai menulis modul,
ada tiga pertanyaan yang harus dijawab guna menentukan
keluasan dan kedalaman materi yang ditulis, yaitu:
1) Apa yang harus diketahui pesena didik setelah
selesai membaca materi?

r t6
Panduan Kreatif M€mbuat Bahan Ajar lnovatif

2) Apa yang sebaiknya diketahui peserta didik setelah


selesai membaca materi?
3) Apakah ada manfaat jika peserra didik selesai
membaca materiT

Modul yang ditulis dengan materi yang di luar ketiga


jawaban pertanyaan rersebut tidak akan memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan pembelajarat Jadi,
sekarang kita tenrunya menjadi jelas mareri seperti apa
yang mesti kita rulis.

b. Menentukan Gaya Penulisan


'Kita harus menulis materi ke dalam modul dengan
gaya menulis yang sesuai jenis materi dan kemampuan
peserta didik. Gaya formal seperti yang kita lakukan saat
menulis laporan penelitian dengan target, misalnya bagi
pembaca pembuat keputusan, rentu tidak cocok bila
diterapkan untuk menulis modul yang ditujukan bagi
anak sekolah. Demikian pula sebaliknya.
Untuk kaidah gaya penulisan yang dianggap mam-
pu membanru penyampaian pesan kepada peserta didik
secara efektif, seperti diterangkan Rou,ntree dalam
AndrianirT meliputi sebelas petunjuk sebagai berikut:
1) Tirliskan kata-kata seolah-olah kita berbicara
secara langsung dengan pembaca. Misalnya, "Saat
ini Anda sedang mempelajari modul Penyusunan
Instrumen Penilaian Pembelaiaran".
2) Gunakan kata ganti orang pertama, contohnya
Anda, Saudara, Penulis, dan sebagainya.

11
tbid.

t1-7
Andi Prastowo

3) Bicaralah langsung dengan peserta didik(Pembaca)'


Misalnya, "saudara baru saia selesai mempelaiari
Kegiatan Belaiar 1 dari Modul 1, selanjutnya coba
Saudara jelaskan kembali dengan kata-kara Saudara
sendiri tahapan penyusunan instrumen penilaian
pembelaiaran."
4) Tulislah mengenai orang, benda, dan fakta.
5) Gunakan kalimat aktifdan sub)ek persbnal
6) Gunakan kata kerja.
7) Gunakan kalimat Yang singkat.
8) Gunakan paragraf Yang singkat.
9) Gunakanlah kalimat retorika.
10) Lakukan dramatisasi, iika diperlukan.
11) Gunakan ilustrasi, contoh, atau kasus.

c. Menentukan Banyaknya Kata yang


Digunakan
Sebenarnya, mengenai berapa banyak kata yang
akan digunakan untuk menielaskan suatu materi tidak
ada patokan yang baku. Namun, sebagai pegangan,
dapat kita gunakan ukuran bahwa rata-ratz. waktu yang
digunakan untuk membaca dan memahami bacaan
adalah 10=100 kata per menit. Dengan demikian, jika
kita hendak mengembangkan materi modul untuk bahan
selama satu jam, dianjurkan untuk menulis sebanyak (50
katz X 6O menit) sampai (100 kata X 60 menit) atau
3.000 sampai 6.000 kata. Ini tentunya bukan perkiraan
yatgfix dm baku, tetapi hanya perkiraan kasar. Jumlah
kata sebenarnya ditentukan oleh kompleksitas materi.

138
Panduan Kreatif Membuat Bdhdn Ajar lnovatiF

Sementara itu, lamanya


waktu yang dibutuhkan untuk
mempelajari mareri modul juga
ditenrukan oleh kompleksitas
mempelr jarinya. Maka i
materi. Materi yang kompleks
Jari itu, untut materi
membutuhkan waktu y^ng yu.,g to-pl"Lt, tatu-
lebih lama untuk mempela- tata vane diernaL..n
jarinya. Maka dari itu, untuk Japat turang Ja; 50 !
materi yang kompleks. kata- tata per menit.
kara yang digunakan dapat
kurang dari 50 kata per menit. Misalnya, modul yang
menerangkan materi analisis m biaaridte ridak akan da-
par dibaca dengan kecepatan 50 kata per menit. Pembaca
tentu memerlukan waktu yang agak lama untuk mencer-
na penjelasan yan9 ada dalam modul tersebut. Namun
sebaliknya, untuk materi yang sederhana, kemungkinan
dapat dibaca oleh peserta didik dengan kecepatan yang
melebihi 100 kata per menit. Kuncinya, berdasarkan pe-
ngalaman, kita akan mengetahui iumlah kata yang sesuai
untuk menyampaikan materi dalam modul tertentu.
d. Menentukan Format dan Tata Letak (Laytout)
Dalam hal ini, kita pikirkan dengan cermat, format
seperti apa yang akan memberikan stimulus yang oPtimal
bagi peserta didik. Variasi format dapat memanfaatkan
tampilan fisik, misalnya dengan memberikan ilustrasi
serta menggunakan jenis d,an :uk:ua;n fant yang berbeda.
Kemudian, yang terpenting, kita tak perlu takut
meocoba hal baru untuk membuat modul yang inovatif
dan menarik.

r39
Andi Prastowo

1) Penentuan TamPilan Modul


Untuk membuat modul inovatif, ada empat alternatif
tampilan yang bisa meniadi pilihan kita, sebagaimana
rE
disarankan oleh Rowntree berikut ini
a) Menggunaka n list, yakni deogan meme-kai list yang
b"ropu ,rorno. (terutama iika kita akan kembali
dan menggunakan informasi dalam /zy tersebut
atau aPabila nomor akan sering dirujuk) atau
menggunakan tanda-tanda, seperti
*, *, o' dan
sebagainYa
b) Menggunakan box, ytkm dengan memasukkan
materi penting ke dalam kotak (Dax) sebagai
penekanan.

Contoh 6:

Hutan musim adalah hutan yang terdapat di daerah yang


memiliki musim kemarau cukup panlang.

c) Menebalkan kata-kata yang penting'


Contoh 7:

Keadaan tanah dan iklim di lndonesia menyebabkan tanah


di lndonesia subur, sehingga hampir 14% wilayah lndonesia
ditumbuhi tanaman yang sangat lebat. Flora di lndonesia
dikelompokkan meniadi emPat.

d) Menggunakan tulisan yang dicetak miring atau


ditulis terbalik, atau menggunakan huruf dengan
jenis dan ukuran yang berbeda.

it lbtd

t40
Panduan Keatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Contoh 8:
Menggunakan huruf miring:

Kenampakan alam di lndonesia memiliki ciri yang berbeda-


beda antara provinsi satu dengan Wovinsi yang lainnya

Menggunakan huruf dengan jenis dan ukuran yang


berbeda:

KENAMPAKAN ALAM Dl INDONESIA memiliki ciri yang


berbeda-beda antara provinsi satu dengan provinsi yang
lainnya.

2) Penentuan Format Modul


Selain tampilan modul, format modul iuga meniadi
hal yang harus benar-benar diperiimbangkan. Berkaitan
dengan hal itu, ada dua hal penting yang perlu kita
perhatikan dalam penentuan format mod:ul. Pertama,
frekuensi dan konsistensi harus benar-benar diperhatikan'
Maksudnya, iangan te alu sering menggunakan variasi
dalam menyusun tulisan, karena bisa kontraproduktif'
Kedtta, kemtdahan kepada pembaca. Maksudnya, modul
hendaknya disusun dalam format yang mudah dipelaiari
dan sistematis, sehingga memudahkan peserta didik
untuk mempelajarinya.
Berikut adalah salah satu contoh format modul
yang dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan
pembaca akan keteraturan strukturnya.

t4l
Andi Prastowo

Contoh 9:

Sebelum Mulai Saat Pemberian Setelah Pemberian


Materi Materi Materi

1. ludul 11. Kompetensi 17. Tes Mandiri


2. Kata Pengantar Dasar 18. Post Test
3. Daftar lsi 12. Materi Pokok 19. Tindak Lanjut
4. Latar Belakang
't
3. Uraian Materi 20, Harapan
5. DeskriPsi 14. Heading 2'1. Glosarium
.t5. 22. Oaftat
Singkat RinBkasan
6. Standar tb. Latihan atau Pustaka
Kompetensi Tugas 23. Kunci
7. Peta Konsep Jawaban
8. Manfaat
9. Tujuan
Pembelajaran
10. Petunjuk
Penggunaan
Modul

Adapun penielasan rinci dari masing-masitg ittt'l


pada contoh 9 di atas dapat Anda simak pada penjelasan
berikut.
a) Judul
Gunakanlah ludul yang mencerminkan isi modul.
Misalny/r, untuk modul yang menielaskan tentang
cltl-clta. dan langkah-langkah penyusunan instrumen
penilaian pembelajaran, berilah judul "Ilmu Pengerahuan
Sosial untuk SD/MI Kelas 5" , iangat hanya "Modul
IPS". Judul meliputi |udul coaer depan modul, dan
ditulis sebagaimana dicontohkan tersebut. Adapun judul
untuk masing-masing bab disesuarkan dengan isi materi
pokoknya. Biasanya, bab I adalah "Pendahuiuan", bab II

142
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

adalah "Kegiatan Bela)ar 1" (sebagai contoh, iika pokok


materinya tentang berbagai peninggalan seiarah dari masa
Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia, maka di bawah
tulisan "Kegiatan Belajar 1" tersebut dituliskan iudul
"Peninggalan Sejarah-sejarah dari Masa Hindu-Buddha
dan Islam di Indonesia"), dan seterusnya sampai pada bab
evaluasi. Bab evaluasi berisi sejumlah soal yang dituyukan
bagi peserta didik untuk mengukur kemampuan yang
dikuasai peserta didik setelah mempelajari seluruh
modul. Bab evaluasi ini ditemparkan tepat sebelum bab
Penutup.
Contoh 10:

Judul utama:

ILMU PENCETAHUAN SOSIAT UNIUK SD/MI KETAS 5

Judul pada bab pendahuluan:

BAB I

PENDAHUTUAN

Judul pada kegiatan belajar I , 2, 3, dan seterusnya:

BAB II
KECIATAN BETAIAR 1

KONSTP DASAR PENI[AIAN

Judul pada bab evaluasi:


BAB VI
EVATUASI

t4)
Andi Prastowo

Judul pada bab PenutuP:

BAB VII
PENUTUP

b) Kata Pengantar
Bagian ini berisi ucapan terima kasih atas tersele-
saikannya modul, alasan penulisan modul secara sing-
kat, dan manfaat yang bisa diperoleh dengan membaca
modul tersebut.
Contoh I 1:

KATA PENGANTAR

Dengan diberlakukannya slandar isi untuk satuan


pendidikan dasar dan menengah, maka penulis menyusun
modul yang sesuai den8an tuntutan tersebut. Kami bersyukur
kepada Tuhan YanB Maha Esa, karena atas petuniuk-Nya,
kami berhasil menyusun modul /lmu Pengetahuan Sosial
Ketas 5 SDlMl. Dalam modul ini akan dipelajari hal-hal
sebagai berikut:
a. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah
yang berskala nasional pada masa Hindu, Buddha, dan
lslam.
b. Keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta
kegiatan ekonomi lndonesia.
c. Menghargai tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan serta mempertahankan kemerdekaan
lndonesia.
Setelah mempelaiari modul ini, diharapkan peserta
didik memperoleh pemahaman tentang konsepkonsep
yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya-
Kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
inSin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

t44
Panduan Kreattf Membuat Bahdn Aar lnovatlf

u, diharapkan
ikasi, bekerja
ng majemuk,
penyusunan buku ini tentu masih .d, kJrbrXl;#i]
sebagaimana tiada gading yang tak retak, maka kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat ditunggu.
Terima kasih.

Penulis

c) Daftar Isi
Bagian ini menginformasikan kepada pembaca ten-
tang topik-topik yang ditampilkan dalam modul sesuai
urutan tampilan dan nomor halaman. Dengan demikian,
pembaca mudah untuk melacak materi yang dicari, tanpa
harus membuka halaman demi halaman, satu per satu.

Contoh 12:
Daftar lsi

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHUTUAN
Latar Belakang 1

B, Deskripsi Singkat ........................ 2

C. Standar Kompetensi ...................- 3

D. Peta Konsep 3

E. 4
F. Tujuan Pembelajaran ........... .. 5

C Petunjuk Penggunaan Modul ....... 5

U'
And Prastowo

KECIATAN BEIAIAR 1: PENINGCATAN


BAB II SEIARAH DARI MASA HINDU-
BUDDHA DAN ISTAM DI INDONESIA
Kompetensi Dasar.... . ..-..... ...'. 7

B 7

U raian Materi 7

Peninggalan Sejarah Kerajaan 7


1
H indu di lndonesia

C. Peninggalan Sejarah Kerajaan


2 12
Buddha di lndonesia
Pen inggalan Sejarah Kerajaan 20
3.
lslam di lndonesia
Tokoh-Tokoh Seiarah pada
4. Masa H indu-Buddha dan lslam
di lndonesia
D 24

E. 25

F. Tes Mandiri 25

BAB III KEGIATAN BELATAR 2, dst.


EVALUASI
Maksud dan Tuiuan Evaluasi ... 125
BAB
-126
vl B. Materi Evaluasi
C. Soal Evaluasi 126

PENUTUP
BAB 133
Tindak Laniut
v
B. 133
,lt at(a1lll lM 134
f.l^ErAD DI ICTA I'A 138
L.r r i.r/-r lal raRlN 142

146
Panduan Kredtif Membuat Bahan Aar lnovdtif

d) Latar Belakang
Bagian ini berisi alasan dan dasar perrimbangan
penyusunan modul. Dasar peftimbangan tersebut bisa
berupa dasar teoritis ataupun dasar regulatoris.

Contoh l3:

A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, maka penyusunan modul
menjadi suatu tuntutan bagi para guru. Apalagi dalam upaya
untuk meningkatkan kemandirian dan keaktifan siswa dalam
belajar, maka modul merupakan suatu bahan ajar yang tepat
digunakan.
Kemudian, diharapkan setelah mempelajari modul ini
kalian akan memperoleh pemahaman tentang konsepkonsep
yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya.
Kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial juga akan didapatkan. Selain itu, diharapkan
kalian juga akan memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

e) Deskripsi Singkar
Bagian deskripsi singkat memuat penjelasan singkat
tentang materi-materi apa sapyang akan dibahas dalam
modul.

141
Andi Prastowo

Contoh 14:

B. Deskripsi Singkat
Modul ini akan memberikan pengetahuan tentang:
1. Berbagai peninggalan dan tokoh seiarah yang berskala
nasional pada masa Hindu-Buddha dan lslam
2. Keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta
kegiatan ekonomi lndonesia.
:. Totoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan lndonesia-

0 Standar Kompetensi
Bagian ini memuat standar kompetensi minimal
yang diharapkan mampu dikuasai peserta didik setelah
membaca modul tersebut.

C. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang hendak dicapai ialah agar peserta
didik (siswa) mampu menghargai berbagai peninggalan dan
tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Buddha dan lslam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di lndonesia.
Adapun kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut:

r48
. Panduan Kreatif Membuat Bahan lnovatf
^ar
Contoh l5:

Kompetensi Dasar lndikator


Siswa dapat 1.1 Siswa mampu menyebutkan
mengenal mpkna peninggalan sejarah Hindu
peninggalan- di lndonesia.
pen inggalan 1.2 Siswa mampu menyebutkan
sejarah yang peninggalan sejarah Buddha
berskala nasional di lndonesia
dari masa Hindu- 1.3 Siswa mampu menyebutkan
Buddha dan lslam peninggalan lslam di lndone-
di lndonesia. sra.
1.4 Siswa mampu menyebutkan
tokoh-tokoh sejarah pada
masa Hindu-Buddha dan
lslam di lndonesia.
...dan seterusnya.

g) Peta Konsep
Daftar isi memberikan gambaran umum rentang isi
modul, tetapi belum memberikan gambaran keterkaitan
antartopik. Peta konsep inilah yang akan membegikan
informasi penting tentang hubungan anrartopik, sehing-
ga pembaca (peserta didik) lebih mudah melihar ruang
lingkup materi secara komprehensif

t49
Andi Prdstowo

Contoh 16:

D. Peta Konsep
ITMU PTNCTTAHUAN SOSIAt XETAS 5 sD/MI

Modul l:
Peningt.lan
Seiarah Agama
di lndonesia dan
xenampakan

KB]:
Peninggalan Sejarah KB2,
dari Masa Hindu- Kenampakan Alam dan
Buddha dan lslam da Buatan Se(a PembaSian
lndonesia waktu di hdonesia

PeningSalan
Se,arah Masa Peninggalan
Hindu di Seiarah Masa Penin8galan seiarah
lndonesia Buddha di Masa lslam di
lndonesia lndonesia

h) Manfaat
Modul disusun dengan maksud dan kegunaan ter-
tentu. Bagian manfaar ini adalah meoielaskan tentang
manfaat yang bisa diperoleh pembaca (peserta didik)
jika membaca modul tersebut. Jadi, di dalamnya berisi
keterangan tentang berbagai kegunaan dari modul terse-
but.

150
Pardudn Kreatif Memtxjat Bdhan Aar lncA€tif

Contoh 17:

E. Manfaat
Modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk meng_
uraikan jenis-jenis peninggalan sejarah agama, bai"k
Hindu, Buddha, maupun lslam. Kemudian, modul ini juga
diharapkan dapat membantu siswa untuk menguraikan jenis_
jenis kenampakan alam.

i) Tiriuan Pembelajaran
Pembaca akan tertolong jika seiak awal diberitahu
apa ya,ng ditargetkan untuk mereka capai setelah mem_
pelaiari modul. Dengan ditaruh di awal modul, pembaca
dapat menjadikan tuiuan ini sebagai pegangan pada saat
mempelaiari modul.
Contoh l8:

F. Tujuan Pembelajaran
'l
.Tujuan Umum
Siswa mampu menghargai berbagai peninggalan dan tokoh
sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan
lslam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta
kegiatan ekonomi di lndonesia yang baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Siswa mampu:
a. Menyebutkan pen inggalan-peninggalan sejarah yang
berskala nasional dari masa Hindu di lndonesia.
b. Menyebutkan peninggalan-peninggalan sejarah yang
berskala nasional dari masa Buddha di lndonesia.
c. Menyebutkan peninggalan-peninggalan sejarah yang
berskala nasional dari masa Islam di lndonesia.
d. Menjelaskan makna peninggalan-peninggalan sejarah
yang berskala nasional dari masa Hindu-Buddha dan
lslam di lndonesia.

t5l
Andi Prastowo

e. Menceritakan tokoh-tokoh seiarah pada masa Hindu-


Buddha dan lslam di lndonesia.
f. Menielaskan keragaman kenampakan alam dan buatan
serta pembagian wilayah waktu di lndonesia dengan
menggunakan globe atau media lainnya'
B. dsb.

j) Petunjuk Penggunaan Modul


Bagian ini berisi cara menggunakan modul'Jadi, pada
bagian ini ditunjukkan a:pa saia yang mesti dilakukan
pembaca (peserta didik) ketika membaca modul'

k) Kompetensi Dasar
Perilaku akhir yang diharapkan dapat diperoleh oleh
pembaca dari hasil proses belajar yang ditempuhnya, iulah
isi bagian ini. Tulislah kompetensi dasar ini menggunakan
format ABCD sebagaimaoa telah dijelaskan di awal'
Contoh 19:

A. Kompetensi Dasar
Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha
dan lslam di lndonesia dengan baik dan benar.

l) Materi Pokok
Bagian ini berisi sejumlah materi pokok yang akan
dibahas agar pembaca (peserta didik) menguasai kom-
petensi dasar yang telah ditetapkan.

tr2
Pandudn Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Contoh 19:

B. Materi Pokok
l. Peninggalan sejarah kerajaan Hindu di lndonesia
2. Peninggalan sejarah kerajaan Buddha di lndonesia
3. Peninggalan sejarah kerajaan lslam di lndonesia

m) Uraian Materi
Jika materi pokok telah ditentukan, maka pada bagian
inilah materi pokok itu dijabarkan dijelaskan ke bagian-
bagian yang lebih rinci dan mendetail. Dengan demikian,
pembaca bisa memahaminya secara mendalam.

Contoh.20:

B. Peninggalan Sejarah Kerajaan Buddha di lndonesia


Agama Buddha lahir di lndia sesudah agama Hindu. Kitab
suci agama Buddha adalah Tripitaka (ti8a keranjang) yang
diajarkan oleh Sidharta Cautama, putra Raja Syudodana di
Kapilawastu. Kata Buddha berarti orang yang sudah suci
budinya dan sangat besar ketrijaksanaannya. Kerajaan di
lndonesia yang bercorak Buddha adalah Kerajaan Kaling dan
Kerajaan Sriwijaya.

1. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling atau Holing terletak di daerah Jawa Tengah.
Hal ini berdasarkan berita dari Cina, yaitu Dinasti Tang (6'18
906). Dari sumber tersebut, pada tahun 647 M, kerulaan
ini diperintah oleh Ratu Simo (Sima) dan rakyat hidup
makmur. Pada tahun 664 M, sedrang pendeta Buddha dari
Cina yang bernama Hwining datang ke Kaling. Selama tiga
tahun di Kaling, ia menerjemahkan Kitab Buddha Hinayana.
Peninggalan sejarah berupa prasasti terdap;t di Desa Tuk
Mas, di kaki Cunung Merbabu. Prasasti tersebut bertuliskan
tahun 650 M dan ditulis menggunakan huruf Pallawa dalam
bahasa Sanskerta.

157
Andi Prastowo

2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raia
pertama Sri layanegara dan berpusat di Palembang, Sumatera
Selatan (muara Sungai Musl). Sriwiiaya mengalami zaman
keemasan pada saat diperintah oleh Raja Balaputradewa,
putra dari Samaratungga yang berasal dari .lawa pada abad
ke-9. Wilayah Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatra,
lawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu.
Oleh karena itu, Sriwijaya disebut kerajaan nusantara
pertama. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim, pusat
pendidikan serta penyebaran agama Buddha, dan sebagai
pusat.perdagangan.

o) Heading
Bagian ini
idealnya mencerminkan isi, sehingga
hanya dengan melihatnya, pembaca dapat menemukan
bagian yang ingin dibrcrnya. Heading terutama berfungsi
untuk tiga hal, yaitu membatasi awal atau akhir materi/
bagian, memberikan posisi topik, serta memperkirakan
topik mana yang penting dan mana yang kurang penting
dari jumlah halamannya.
Contoh 2 1:

l.
2.
a.
b.

rr4
. Pandudn l(eatif lvlembuat B6han Aar lnovatif

p) Ringkasan
Bagian ini memuat rangkuman materi dalam satu
bab, sehingga terletak di akhir materi di setiap bab.
Contoh 22:

Sebelum mengenal agama, nenek moyanB kita menganut


kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Animisme
adalah kepercayaan kepada roh-roh halus. Dinamisme
adalah kepercayaan pada benda-benda yang mempunyai
kekuatan gaib.
2. Hindu-Buddha masuk ke lndonesia dibawa oleh para
pedagang dari lndia dan Cina.
3. Kerajaan Hindu di lndonesia adalah Kutai, Tarumanegara,
Mataram, Kediri, Singosari, dan Majapahit.
4 Majapahit mendapat sebutan seba8ai kerajaan maritim
dan agraris. Selain itu, Majapahit juga disebut sebaS,ai
kerajaan nusantara.
Kerajaan Buddha di Indonesia adalah Kaling dan
Sriwijaya. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim,
pusat pendidikan serta penyebaran agama Buddha, dan
sebagai pusat perdagangan.

q) Latihan atau Ti.rgas


Tirgas yang diberikan kepada peserta didik (pembaca)
perlu dinyatakan secara eksplisit (melakukan apa dan
bagaimana) dan spesifik.

tt,
Andi Prastowo

Contoh 23:

Setelah membaca materi di atas, untuk memperdalam pe.


mahaman kalian, silakan berlatih soal-soal berikut!
Petunjuk: Jawablah pertanyaan dengan singkat dan tepat!
'1. Sebelum mengenalagama, nenek moyang kita menganul
kepercayaan animisme dan dinamisme. Apakah yang
dimaksud dengan animisme?
2. Sebutkan kerajaan Hindu di lndonesial

r) Tes Manditi
Tes ini diberikan pada akhir setiap bab atau akhir
seriap kegiatan belaiar. Hal ini ditujukan untuk mengukur
tingkat penguasaan materi yang dicapai oleh peserta
didik (pembaca) pada setiap kegiatan belaiarnya.
Contoh 24:

l. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada


jawaban yang tepat!
1. Kerajaan Hindu tertua di lndonesia adalah ....
a. Tarumanegara c. Sriwijaya
b. Majapahit d. Kutai

rr6
Panduan Kreabf Membuat B6han Aar lnovdtif

2.....
Cocokkan jawaban kalian dengan menggunakan kunci
jawaban Tes Formatif I yang terdapat di bagian akhir bahan
belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan Belaiar 1.

Jumloh iowobon kolion vono benor


Tingkot penguosoon

Arti tingkat penguasaan yang kalian capai adalah sebagai


berikut:
90% - 100% : Baik Sekali
80% -89% : Baik
70%-79% - Cukup
< 70% : Kurang

Apabila tingkat penguasaan kalian telah mencapai 80'/. atau


lebih, kalian dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya.
Tetapi, apabila nilai tingkat penguasaan kalian masih di bawah
80%, kalian harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum kalian kuasai.

s) Post Test
lbs ini diberikan di akhir modul untuk melihat
penguzrsaan peserta didik (pembaca) terhadap materi
yang sudah dipelajari dalam satu modul. I7aktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tes akhir ini diusahakan
tidak melebihi waktu yang digunakan untuk mempelajari
modul.

r51
Andi Prastowo

Contoh 25:

A. Maksud dan Tujuan Evaluasi


Sebagai upaya mengetahui proses perkembanBan pem-
belajaran sebagaimana yang dimaksudkan dalam modul
ini, kegiatan evaluasi perlu dilakukan secara terstruktur.
Setelah kalian mempelajari keseluruhan materi dari modul
ini, pastikan untuk mengujikan kemampuan kalian dengan
beberapa instrumen soal di bawah ini. Adapun maksud dan
tujuan keBiatan evaluasi, dapat diuraikan sebagai berikut:
l. Untuk memberikan panduan kepada kalian agar
memiliki standar isi yang seragam.
2. Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pemahaman
kalian terhadap materi garis besar yang dikembangkan
modul in i.
3. Untuk mengetahui tin8kat kesulitan materi modul,
sehingga dapat dilakukan perbaikan dan langkah
penyesuaian di masa yang akan datang.
4. Untuk memberikan masukan sebagai dasar perbaikan
isi modul, strate8i penyampaian, dan pelaksanaan
pembelajaran.
Kegiatan evaluasi diberikan dalam bentuk penguiian tertulis
melalui instrumen pilihan ganda, di mana pertanyaan pilihan
ganda berjumlah 30 item. Dalam pertanyaan pilihan ganda,
satu jawaban benar bernilai (skor) 1, sehingga total skor
adalah 30. Kemudian, skor tersebut diolah dalam bentuk
nilai 'lO sampai 100. TinSkat keberhasilan, pemahaman,
serta daya serap Anda terhadap modul ini ditentukan dari
perolehan skor total dari jawaban yang benar dengan kriteria
pembobotan seperti yanS terurai di bawah ini.

Nilai Predikat
90-1009. Baik sekali

80-89Y" Baik

70-79"1" Cukup

60-69.t" K Llrang

1t8
Panduan l(eatif Membuat Bahan Alar lnovatif

B. Materi Evaluasi
1. Ruang Lingkup Materi Evaluasi
Materi yang dievaluasi dalam modul ini meliputi berbagai
peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu-Buddha dan lslam, keragaman kenampakan
alam dan suku bangsa, kegiatan ekonomi lndonesia, serta
tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan lndonesia.
2. Aspek tvaluasi
a. Aspek penguasaan materi bagi peserta setelah mengikuti
pembelajaran.
b. Aspek pengembangan sikap dan kreativitas, terutama
dalam mempresentasikan materi pembelajaran.
c. Aspek keikutsertaan dalam berbagai kegiatan dalam
kelas.
d. Aspek keterampilan dalam melakukan tugas dan unjuk
kerja.
C. Soal Evaluasi
1. Berikut ini adalah pegunungan yang ada di Jawa Tengah,
kecuali ....
a. Pegunungan Dieng c. Pegunungan Sewu
b. Pegunungan Serayu d. Pegunungan Kapur
2. dst....

t) Tindak Lanjut
Bagian tindak lanjtr berisi feedback kepada pembaca.
Bagi yang telah menguasai materi, disarankan untuk
mengembangkan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Sedangkan bagi yang masih belum mencapai belajar
tunras, disarankan untuk mengulangi bagian yang masih
dirasa sulit.

t59
Andi Prdstowc

Contoh 26:

A. Tindak Laniut
Bagi kalian yang sudah dapat menjawab benar sebanyak 80'/"
atau lebih dari seluruh soal evaluasi, dapat mengembangkan
pemahaman kalian tentang makna peninggalan sejarah dari
masa Hindu-Buddha dan lslam di lndonesia, tokoh{okoh
selarah pada masa-masa tersebut, keragaman kenampakan
alam, dan pembagian wilayah waktu di lndonesia. Adapun
bagi kalian yang belum mencapai belajar tuntas B0'/", dapat
mengulangi belajar dengan memilih materi-materi yang
masih diang8ap sulit secara lebih teliti atau dengan berdiskusi
bersama teman maupun Bapak/lbu guru kalian.

u) Harapan
Bagian ini berisi sejumlah saran dan pengharapan
bagi pembaca (peserta didik) agar lebih meningkatkan
kompetensinya, tidak sekadar dari modul semata.
Contoh 27:

B. Harapan
Modul ini adalah salah satu bahan aiar mata pelajaran
llmu Pengetahuan Sosial. Namun, harus dimengerti pula
bahwa modul ini bukanlah satu-satunya rujukan bagi kalian.
Untuk melengkapi pengetahuan kalian tentang berbagai
pengetahuan sosial tersebut, maka sangat disarankan untuk
membaca buku teks llmu Pengetahuan Sosial kelas 5 SD/MI,
buku-buku penBetahuan sosial, ataupun ensiklopedia.
Semoga modul ini dapat menyajikan materi pelajaran
secara menarik dan menyenangkan, sehingga proses
pembelajaran bisa berlangsung efektif dan efisien.

160
Parduan (eatif ,vlembJat Bahan Aar Inovatif

v) Glosarium
Bagian ini memuat definisi operasional yang diguna-
kan dalam modul dan sering diperlukan oleh pembaca.
Contoh 28:

GLOSARIUM

Agraris : bersifat pertanian


Angin : udara yang bergerak
Animisme : kepercayaan kepada roh+oh halus
Danau : genangan air yang santat luas, yang dikelilingi
- daratan
Dinamisme : kepercayaan pada benda-benda yang mempunyai
kekuatan gaib
Cunung : bukit yang sangat besar dan tinggi
lri8asi : pen8airan
Maritim : berkenaan dengan laut
Selat : laut yang sempit, yang menghubungkan
antarpulau
Sungai : aliran air yang besar, terjadi karena alam
Taniung : daratan yang menjorok ke laut
Teluk : baBiah laut yang menjorok ke daratan
Tropis : mengenai daerah tropis atau sekitar khatulistiwa

w) Daftar Pustaka
Sejumlah referensi yang digunakan sebagai bahan
rujukan ditulis dalam bagian ini. Sehingga, jika pembaca
(peserta didik) ingin mengetahui lebih lengkap atau
lebih lauh tentang suatu persoalan dari sumber referensi
tertenru, maka dapat dilacak keberadaannya.
Contoh 29:

l6l
An.li Prastowo

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Sesuai Standar lsi dan Standar Kelulusan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsiah, 5iti. 2OO8.llmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SDlMl
Kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

dsb....

x) Kunci Jawaban
Bagian kunci iawaban memuat iawaban-jawaban dari
pemanyaan atau soal-soal yang digunakan untuk menguji
penguasaan materi pembaca (peserta didik), baik untuk
tes mandiri mauPun tes akhir.

Contoh l0:

XUNCI
'AWABAN
Tes Formatif I Tes Formatif 2
A. Pilihan Ganda A. Pilihan Canda
1.D r.D
2.8 2.8
3.4 3.C
4.8 4.4
5.A 5.C
6.D 6.C
7. O 7. B
8.4 8.D
9.C 9.4
10. D to. c

162
PandrJan Kr€atT lv,l€rnuJat BatEn lnovatif
^ar
4. Menentukan Formatdan Tata Letaknya
Aspek yang tidak kalah pentingnya dalam pengem-
bangan modul adalah tata letak (ldyottt). Dalam hal ini,
Andriani rnencatar tiga variabel yang mempengaruhi
tata letak, sebagaimana diuraikan berikut ini.
Pertama, uktran halaman dan format modul. Seperti
kita tahu, ukuran kertas ada bermacam-macam, mulai
dari A0 hingga A1. Pilihan ukuran kertas dipengaruhi
dan ditentukan oleh materi serta taiget pembaca. Format
kertas dapat dipilih dalam benruk portrait, landscape, ataLr
gabungan keduanya.
Kedta, kolom dan margin. Kolom tunggal lebih mu-
dah ditangani, sedangkan untuk kertas, ukuran kecil le-
bih efisien. Sementara itu, margin yang perlu diperhati-
kan adalah batas atas-bawah dan batas kiri-kanan, header
atar footer, sena stal signpost. Yisoal signposting dapx
diberikan dengan memberikan simbol-simbol seperti
contoh berikut:

# Dilengkapi dengan multimedia

C Penting untuk dicatat

EI Latihan dalam keria sama

IQtiga, penempatan tabel, gambar, dan diagram.


Penempatan tabel, gambar, dan diagram harus diatur
serta konsisren dengan penomoran tabel, gambar, dan
diagram.

161
BAB 6

Dalam jenis bahan alar cetak, selain handour dan modul,


ada pula yang berbentuk buku teks pelaiaran. Nasution
(1987) mengatakan bahwa buku teks pelajaran adalah
bahan pengajarll yang paling banyak digunakan di
antara semua bahan pengajaran lainnya. Untuk mampu
memahami cara membuar buku ajar atau buku teks
pelajaran tersebut dengan baik, ada beberapa hal penting
yang harus kita pahami, di antaranya tentang pengerrian
buku ajar; fungsi, tujuan, dan kegunaannya; unsur-unsur
buku sebagai bahan ajar; langkah-langkah penyusunan
buku aiar yang menarik; dan cara mengembangkan buku
teks pelajaran.
Melalui lima fokus pembahasan tersebut, diharapkan
bisa mengantarkan kita untuk memahami seluk-beluk
tentang buku teks secata menyeluruh. Sehingga, pada
akhirnya, kita bisa membuat dan mengembangkan
sendiri buku teks pelajaran yang inovatifdan menarik.

r65
Andi Prdstowo

A. Pengertion Buku sebogoi Bohon Ajor


Dalam mengkaji mengenai substansi buku teks
pelajaran, hal pertama yang mesti kita ketahui adalah
apa itu buku teks pelajaran. Hal ini perlu dibahas di awal
agar kita tidak bingung ketika harus menentukan mana
yang disebut buku teks pelajaran dan mana yang bukan.
Berikur ini beberapa pandangan para ahli mengenai
pengertian buku secara umum dan buku teks pelalarun
secara khusus.
Dalam Kamus Oxford, buku diartikan sebagai
nanber of shut of paper, eitber printd or blank, faswned
tlgetber in a cwer, yaitt sejumlah lembaran kertas, baik
cetakan maupun kosong, yang diiilid dan diberi kulit.
Hal serupa juga dapar ditemukan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mendefinisikan buku sebagai
lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong
(Setiawan, 2010).
Menurut pandangan lainnya, buku adalah bahan
tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah
pikiran dari pengarangnya. OIeh pengarangnya, isi
buku didapat melalui berbagai cara, misalnya dari hasil
penelitian, pengamatan, aktualisasi pengalaman, atau
imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Selain
iru, ada pula yang mengartikan buku sebagai salah satu
sumber bacaan, yang berfungsi sebagai sumber bahan ajar
dalam bentuk materi cetak (prinud nawriatl (Surahman,
2010:4).
Sementara itu, buku sebagai bahan aiar didefinisikan
sebagai buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil

r66
Pdnduan fueatf Membuat B6han Ajar lnovatif

analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.re


Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan
ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang yang
disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum
yang berlaku. Biasanya, buku teks pelajaran merupakan
salah satu pendekatan tentang implementasi kurikulum,
dan karena itu ada kemungkinan rerdapat berbagai
macam buku teks pelajaran rentang saru bidang studi
terrentu. Salah satu contohnya, diJepang terdapat 10_20
macam buku reks pelajaran yang disusun oleh berbagai
pengarang tentang bidang studi tertentu berdasarkan
kurikulum yang sama, yang kesemuanya disetujui oleh
kementerian pendidikan. Pendidik diberi kesempatan
untuk memilih buku teks mana yang mereka anggap
paling sesuai dengan peserta didiknya (Na-sution, 1987).
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis
(Surahman, 2OlO :4), y akni:
1. Buku sumber, yaitu buku yang biasa diiadikan
rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu
rertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang
lengkap.
2. Buku bacazn, adalah buku yarig hanya berfungsi
untuk bahan bacaan saia, misalnya cerita, legenda,
nove[, dan lain sebagainya.
3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan
pegangan guru atau pengaiar dalam melaksanakan
proses pengajaran.

re Diknas, Pedoman Umum Pemtlihan


dan pemantaatan Bahan Aiar
(,akarta: Ditien Dikdasmenum, 2OO4).

t61
Andi Prastc^^/o

4. Buku bahan ajaq yaitu buku yang disusun, untuk


proses pembelafaran, dan berisi bahan-bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan.
Kemudian, secara khusus, buku teks pelaiaran (se-
bagai bahan ajar) dibedakan meniadi dua macam, yaitu
buku teks utama dan buku
teks pelengkap (Mohammad, Brt, t"ks p.l"rrgtup :
2O10:16). Buku teks utama uJ"luL L"I" yr"g ;
si(atnya memlantu !
berisi bahan-bahan pelaiaran
atau merupatan !
suatu bidang studi yang di- tarnLaLan Laei L.rtu !
gunakan sebagai buku pokok. tets utama serta !
bagi peserta didik dan pen- dig"r,uku. ol"l, !
didik. Sedangkan buku teks p"oJiJiL Ju.' p""".t. !
pelengkap adalah buku yang
sifatnya membantu atau meru-
pakan tambahan bagi buku teks utama serta digunakan
oleh pendidik dan peserta didik.
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa pada
dasarnya, buku adalah bahan tertulis dalam bentuk
lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan diberi
kuJit (naer), yang menyaiikan ilmu pengetahuan yang
disusun secara sistematis oleh pengarangnya. Sementara,
yang disebut dengan buku teks pelajaran adalah buku
yang berisi ilmu pengetahuan, yan1 diturunkan dari
kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, di
mana buku tersebut digunakan oleh pesena didik untuk
belaiar.

168
Pdnduan Kreatif Membuat Eahan Adr lnovdtif

B. Pentingnyo Buku Teks Pelojoron bogi


Kegioton Pembelojoron
Buku teks pelajaran hingga kini masih dianggap
sebagai bahan a;iar yang paling utama. Ini terbukti
hampir di berbagai institusi pendidikan, dari jeniang yang
paling dasar hingga yang paling tinggi, pada umumnya
menggunakan buku teks pelajaran sebagai bahan ajar
Lrtamanya. Hal ini membukrikan pula bahwa keberadaan
buku reks pelaiaran masih merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran yapg berlangsung
di berbagai institusi pendidikan kita saat ini. Buku teks
pelajaran juga merupakan bagian penting dari kegiatan
pembelajaran.
Untuk lebih memahami mengenai arti penting dari
bahan i1r. ini, berikut diielaskan tentang ftrngsi, tujuan,
dan kegunaan buku reks pelajaran (Nasution, 1997).
1. Fungsi buku teks pelajaran:
a. sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh
peserta didik,
b. sebagai bahan evaluasi,
c. sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan
kurikulum,
d. sebagai salah saru penentu metode atau teknik
pengajaran yang akan digunakan pendidik, dan
e. sebagai sarana untuk peningkatan karier dan
iabatan.
2. Tujuan buku teks pelajaran:
a. memudahkan pendidik dalam menyampaikan
materi pembelajaran,

r69
Andi Prastowo

b. memberi kesempatan kepada peserta didik untuk


mengulangi pelajarar. atau mempelajari pelajaran
baru, dan
c. menyediakan materi pembelaiaran yang menarik
bagi peserta didik.

3. Kegunaan buku teks pelajaran:


a. membantu pendidik dalam melaksanakan kuriku-
lum karena disusun berdasarkan kurikulum yang
berlaku,
b. menjadi pegangan guru dalam menentukan metode
pengaiaran,
c. memberi kesempatan bagi peserta didik untuk
mengulangi pelilaran atau mempelaiari pelajaran
baru,
d. memberikan pengetahuan bagi peserta didik
maupun pendidik,
e. meniadi penambah nilai angka kredit untuk mem-
permudah kenaikan pangkat dan golongan, serta
f menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan.

C. Korokteristik Buku Teks Pelajoron


Sebagaimana bentuk bahan qar lainnya, buku teks
pelaiaran memiliki karakreristik tertentu. Beberapa
karakteristik tersebut di sebagai berikut:
^ntalarry^
1. Secara formal, buku teks pelaiaran diterbitkan oleh
penerbit tertentu dan memiliki ISBN.
2. Penyusunan buku teks pelaiarun memiliki dua misi
utama, yaitu:
a. optimalisasipengembanganpengetahuandeklaratif
dan prosedura[, serta

170
Panduan Kreatif A4ernbuat Bahan Aar lnovatif

b. pengetahuan iersebut harus menjadi target utama


dari buku pelaiaran yang digunakan di sekolah.
). Buku teks pelaiaran dikembangkan oleh penulis
dan penerbit bu-ku dengan senanti,rsa mengacu
pada apa yang sedang diprogramkan oleh Depar-
temen Pendidikan Nasional. Ketentuan rersebut di
antaranya bahwa buku pelaiaran harus:
a. mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang
sedang bedaku;
b. berorientasi pada kererampilan proses dcngan
menggunakan pendekaran kontekstual, teknologi
dan masyarakat, serta dcmonstrasi dan ekspcrimen;
serta
c. memberi gambaran secarajelas tentang keterpaduan
atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya.

4. Buku teks pelajaran memiliki tujuh keunrungan


sebagai berikut (Nasution, 1987):
a. Buku teks pelaiaran membantu pendidik melak-
sanakan kurikulurn.
b. Buku teks pelajaran iuga merupakan pegangan
dalam menentukan metode pengaiaran.
c. Buku teks pelaiaran memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk mengulangi pelaiaran atau
mempelaiari pelajaran baru.
d. Buku pelaiaran dapat digunakan untuk tahun-
tahun berikutnya, dan jika direvisi, maka dapat
bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku teks pelaiaran yang uniform memberi kesa-
maan mengenai bahan dan standard pengajaran.

t7t
Andi Prastovtro

f. Buku teks pelajaran membeiikan kontinuitas pela-


iaran di kelas yang berurutan, sekalipun pendidik
berganti.
s. Buku teks pelajaran memberi pengetahuan dan
metode mengaiar yang lebih mantap jika guru
menggunakannya dari tahun ke tahun.

D. Unsur-Unsur Buku sebogoi Bohon Ajor


Sebagai bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lem-
baran kertas yang diiilid dan diberi kriit (couer) yang me-
nyajikan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis
oleh pengatangnya, drpat dilihat bahwa buku teks pela-
jaran tersusun atas beberapa komponen tertentu. Susu-
nan komponen-komponen ini iuga disebut sebagai struk-
tur buku te[s.
Untuk menguasai langkahJangkah pembuatan buku
teks pelajaran, maka harus kita pahami dan mengerti ter-
lebih dahulu mengenai struktur bah an aiar ini. Seperti te-
lah disinggung sedikit pada Bab 3, bahan ajar berbentuk
buku teks pelajaran terdiri atas lima komponen, yaitu
iudul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung, latihan, serta penilaian. Jadi, dalam mem-
buat sebuah buku teks pelaiaran, maka kelima kom-
ponen utama itu harus ada. Selain itu, isi kandungannya
luga harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah
ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

t72
Panduan Kreatf Membuat Bahan Aar lnovatiF

E. Longkoh Mudoh Menyusun Buku Teks


Pelojoron yong Menorik
Topik ini merupakan bagian yang amat penting dalam
pembahasan tat^ cara. penyusunan buku teks. Sebab,
substansi pembuatan bahan aiar buku teks pelaiaran pada
dasarnya ada pada tahap ini. Maka dari itu, agar kita
bisa terampil menyusun buku reks pelajaran, kita mesti
mengerti dan memahami langkah-langkah tersebut.
Sudah meniadi pengetahuan umum bahwa salah
satu kendala yang sering menghambat para pendidik
untuk menyusun buku teks pelajaran adalah minimnya
pengetahuan serta wawasan tentang langkah-langkah
teknis dan praktis penyusunan bahan aiar yang aplikatif
dan mudah dipahami. Pada-
hal, sebetulnya penyusunan Salal sat,, t"ttd"lo y".tg
sering mengLamlat
buku teks pelajaran bukan
para p".,didit ,nt.,t
hal yang sulit, bahkan kalau
-arryr"rrn Lrrto
sudah terbiasa, hal ini sa- tets p.1.1.."r,
ngatlah mudah.
"Jala|
minirnnya pengetaLuan
Mempertimbangkan tentang langtaL Jangtah
hal tersebut, maka dalam tetnis Jan prattis
peny",srn.r, LaLa., ajat
pembahasan kita kali ini, di-
yang aplikati{ d.r,
-rrJ.L
tunjukkan langkahJangkah &pJ.'',i.
(yang mudah) unruk mem-
buat buku teks pelajaran. Sehingga, kita tidak perlu bi-
ngung lagi B r^-garc. pekerjaan membuat buku teks
pelajaran.
Arli hci^/o

1. Pedoman atau Kaidah dalam lllenyusun Buku Teks


Pelalaran
Hal pertama yang perlu kita pahami dalam kaitannya
dengan langkah-langkah penyusunan buku teks pelajaran
adalah tentang kaidah dan ketentuan penyusunan buku
teks pelaiaran. Perlu diingat bahwa setiap kali kita akan
menyusun buku teks pelajaran, ada pandangan yang
dapat kita iadikan pedoman, yakni buku yang baik adalah
buku yang memiliki tiga ciri, yaitu menggunakan bahasa
yang baik dan mudahdimengerti, penyajiannya menarik
dan dilengkapi dengan gambar beserta keterangan-
keterangan yang komplet, isi buku menggambarkan
sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya, dan isi atau
kandungannya disusun berdasarkan kurikulum atau
tafsiran tentang kurikulum yang berlaku.
Sementara itu, Surahman (2010) mencatat ada
empat kaidah umum yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan buku teks pelaiaran. Pertama, buku tidtk
boleh mengganggu ketenteraman sosial. Kedaa, btkt
tidak boleh mengandung unsur SARA. ktiga, bukt
tidak boleh meniadi bahan pro-kontra antara beberapa
etnis, golongan, ras, suku bangsa, budaya, ataupun
agrma. Keanpat, buku harus bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Di samping itu, setiap buku teks pelaiaran harus
memenuhi standar-standar tertentu. Standar yang
dimaksud di sini meliputi persyaratan, karakteristik, dan
kompetensi minimum yang harus terkandung di dalam
suaru buku pelaiaran. Standar penilaian dirumuskan

t74
Panduan Kreatf i,4urnbuat Bahan Aar lnovatif

dengan melihat tiga aspek utama, yaitu materi, penyajian,


dan bahasa atau keterbacaan (Mohammad, 2OL0:16-
1t).
Standar materi dalam buku teks pelajarin meliputi
kelengkapan materi, keakuratan materi, kegiatan yang
mendukung materi, kemutakhiran materi, upaya un-
tuk meningkatkan kompetensi peserta didik, pengorga-
nisasian mareri mengikuti sistemarika keilmuan, materi
mengembangkan keterampi.lan dan kemampuan ber-
pikir, materi merangsang peserta didik untuk melakukan
inqtiry, serca penggunaan notasi, simbol, dan satuan.
Adapun standar penyajian dalam buku teks pelaiaran
meliputi organisasi penyajian umum, organisasi penyajian
per bab, penyajian mempeftimbangkan kebermaknaan
dan kebermanfaatan, melibatkanpesertadidik secara aktif,
mengembangkan proses pembentukan pengetahuan,
tampilan umum, variasi dalam cara penyampaian
informasi, meningkatkan kualitas pembelajaran, anatomi
buku pelajaran, memperhatikan kode etik dan hak cipta,
serta memperhatikan kesetaraan gender dan kepedulian
terhadap lingkungan.
Sementara itu, standar bahasa atau keterbacaan
dalam buku teks pelaiaran meliputi penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, peristilahan mematuhi
EYD, kejelasan bahasa yang digunakan, kesesuaian
bahasa, dan kemudahan untuk dibaca.
Selaniutnya, hal kedua yan9 i\B mesti kita ketahui
dalam penyusunan buku teks pelaiaran adalah tentang
susunan konten buku. Dalam btku Pedoman Umum
Pengenbangan Bahan Ajar (Diknas, 2004), dikarakan

t75
Andi Prastowo

bahwa sebuah buku dimulai dari latar belakang penulisan,


definisi atau pengertian dari iudul yang dikemukakan,
penielasan ruang lingkup pembahasan dalam buku,
hukum atau aturan-aturan yang dibaha^s, contoh-contoh
yang diperlukan, hasil penelitian, data dan interpretasinya,
serta berbagai argumen yang sesuai untuk disaiikan.

2, Langkah-Langkah Penyusunan Buku Teks Pelajaran


Setelah kita memahami susunan kontennya, maka hal
ketiga yang perlu kita pahami dalam penyusunan buku
teks pelaiaran adalah langkah'langkah penyusunannya.
Berkaitan dengan hal itu, setidaknya ada delapan langkah
yang perlu kita perhatikan, sebagaimana diperinci satu
per satu dalam uraian berikut.

a. Memperhatikan Kurikulum dengan Cara


. Menganalisisnya

Analisis kurikulum ini meliputi analisis terhadap


standar kompetensi dan korripetensi dasar yang mesti
dikuasai oleh peserta didik. Dari kompetensi dasar,
kemudian dijabarkan ke dalam indikator-indikator
pencapaian hasil belajar dan materi pokok. Selaniutnya,
dengan menyusun peta bahan ajar, kitadapat menemukan
materi-materi yang diperlukan untuk menyusun materi
pokok. Dari materi-materi tersebut, baru dimulai proses
penulisan.
Atau, secara sederhana dapat pula dijelaskan bahwa
sebelum buku ditulis, terlebih dahulu kita menganalisis
materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini, kita harus
menyesuaikan analisis materi dengan standar kompetensi

116
Panduan Kreatjf Membuat Bahan Aar lnovatif

dan kompetensi dasar, dengan memPertimbangkan aspek


ruang Iingkup. kedalaman, dan urutan penyaiiannya.
Analisis materi yang telah . diuraikan kemudian
masih perlu dirinci lagi dan digabungkan dengan kajian
kemampuan untuk dikemas sebagai buku teks pelajaran'
Dari hasil kajian kemampuiln yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompecensi dasar, maceri yang telah
diaaalisis dilabarkan dalam bentuk proses.pembelajaran.
Contoh l:
Peta Bahan Ajar Mata Pelajaran alQur'an dan Hadits
Kelas lll Madrasah lbtidaiYah

Standar Materi Pokok4udul


Kompetensi Dasar
Kompetensi Bahan Aiar

Menghafal surat . ' 'j i{;m8oco Ssrol


surat pendek . d+yFEzoi
secara benar .. Melofolkon 3etiop
'
koto
r ' 'trerieoohgn Sqrot
ol'Hume20h
'. Penieloion Surot
'ql-l'lufiozoh
. Menghofol Surgt
ol-Humozoh

b. Menentukan Judul Buku yang Akan Ditulis


Sesuai dengan Standar-Standar Kompetensi
yang Akan Disediakan oleh Buku Kita
ntukmenentukan iudul, padaumumnyaberdasarkan
U
materi pokok. Jadi, jika kita sudah menemukan materi
pokok, maka itulah yang kita iadikan judul masing-
masing bab dari buku yang kita susun- Simentara, iudul
bukunya disesuaikan dengan mata pelajaran.

177
Andi Prastowo

Sebagai contoh, jika kompetensi dasar yang ingin


dicapai adalah "Membaca Surat al-Humazah secara benar
dan fasih", maka materi pokoknya adalah "Surat al-
Humazah", begitu pula dengan iudul babnya. Kemudian,
untuk iudul bukunya, karena mata pelajarannya adalah
al-Qur'an Hadits untuk kelas III MI, maka bisa disusun
dengan berbagai alternati( seperti "Bina Belalar al-
Qur'an dan Hadits MI Jilid 3" atau "Belaiar al-Qur'an
dan Hadits MI Kelas III", atau yang lainnya. Hal yang
terpenting adalah substansi mata pelajaran, satuan
pendidikan, dan kelas yang dituiu (hendaknya) terdapat
dalam judul buku.
c. Merancang Outline Buku agar Isi Buku Leng-
kap Mencakup Seluruh Aspek yang Diperlu-
kan untuk Mencapai Suatu Kompetensi
Menurut Bobbi DePorter dalam bukunya Qwnttm
Witer, rdr dua strategi yang bisa digunakan untuk
mengatur curah gagasan yang akan kita tuliskan, yaitu
dengan pera pikiran dan strategi kerangka (DePorter,
2009\.
1) Peta pikiran
Peta pikiran digunakan untuk menata dan meng-
hubungkan a'pa- yang ingin kita tuliskan. Membuat peta
pikiran dalam menyusun buku teks pelajaran dimulai
dengan menelusuri serta mengidentifikasi berbagai ma-
teri pokok dan materi-materi penjelas yang akan ditulis.
Adapun contoh peta pikiran untuk mata pelajaran al-
Qur'an dan Hadits kelas III MI, dapat dilihat pada gam-
bar berikut.

178
Pdnduan Kredtif Bahan lnovatif
^4ernbuat
^ar

Membaca Sural
alzalzalah

Zr*""\ -7-/-
dan Hadits
, kelas lll Ml

\/
a\ 5ural
al-Zalzalal
\\
Melafalkan
Setiap Kaia

sererusnya Menthafal Surat


t*;
'__/L
al-Zalzalah

Terjefiahan Surai
al-Zalzalah

Cambar 1. Contoh peta pikiran pelajaran Aleur'an dan Hadits Kelas


Ht Mr

Sekarang, mari kita coba amati peta pikiran pada


Gambar 1. Perhatikan bagaimana pera tersebut dimulai
dengan ide utama dan membuat cabang yang meliputi
ide tambahan, detail, dan conroh. Kita bisa melingkari
ide utama, menebalkan hurufnya, atau bahkan memberi
gambar untuk menonjolkan maknanya. Gambarkan
cabang dari tebal ke tipis, di mana cabang yang rebal

t79
Andi Prastowo

untuk ide utama atau menekankan Pentingnya, sedangkan


cabang yang tipis untuk ide tambahan Biasanya,
pembuatan cabang ini memakai warna yang berbeda'
Namun, kita juga bisa menggunakan kembali warna
rertentu, jika perlu (asalkan tidak ditaruh bersebelahan)'
2) Strategi kerangka
Jika peta pikiran membantu kita melihat gambaran
besar bagaimana ide-ide kita saling mendukung, maka
strategi kerangka membantu kita membangun pa:,agnf
kuat yang tersusun secara rapi, membangun ide kita, dan
menuntun pembaca (peserta didik) menielaiahi tulisan
kita. Sebuah par tgraf yang kuat mengandung ide utama,
detail, contoh, dan kesimPulan.
'
Baris pertama adalah ide utama kita. Ini merupakan
poin penting darikeseluruhan paragraf. Berikutnya adalah
detail yang mendukung, diikuti oleh contoh, kemudian
kesimpulan yang merangkum pesan utama paragraf dan
beberapa k*t yang mengantarkan pembaca (peserta
didik) ke paragraf berikutnya.
Oleh karena itu, kita harus menempatkan keempat
unsur rersebut-ide utama, detail pendukung, contoh,
dan kesimpulan atau transisi--Ji setiap paragraf yang
kita buat. Kita juga bisa menggunakan petuniuk visual,
seperri warna atau ienis tulisan, tetapi jangan lupa
untuk menghapus petunjuk-petunjuk ini sebe.lum kita
mengubahnya menjadi draf.

1ti0
Pandudn Kreatif A4embuat Bahan Adr lnovatif

Detail PendrrkLrns:

Detail Pendukrrns:

Kesimoulan:
Transisi :

Cambar 2- Bentuk strategi kerangka


(Diadaplasi dari DePorter, 2009)

Adapun contoh penggunaan bentuk strategi ker4ngka


dari Gambar 2 adabh sebagai berikut:
Contoh 2:

Hari kiamat adalah hari kehancuran seluruh dunia (lde


Utama).
Hari kiamat ditandai dengan ditiupnya sangkakala oleh
Malaikat libril (Detail Pendukung).
Contoh keiadian pada saat hari akhir, antara lain air laut
meluap, gunung-gunung meletus, bumi berguncang dahsyat,
dan planet-planet bertabrakan (Contoh). Hari kiamat adalah
hari akhir, hari yang mengerikan (Kesimpulan), Manusia
akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dihisab setelah
kiamat (Transisi).

d. Mengumpulkan Referensi sebagai Bahan


Penulisan
Dalam.mengumpulkan referensi, sebaiknya kita usa-
hakan unruk menggunakan referensi terkini dan relevan
dengan bahan kajiannya. Referensi-referensi yang bisa di-

181
Andi Prastowo

gunakan, misalnya buku ilmiah, jurnal penelitian, surat


kabar, maialah, laporan-laporan hasil penelitian, internet,
dan sebagainya. Adapun jika kita merujuk pada suatu
sumber referensi rertenru, maka harus disebutkan sum-
ber tersebut dalam tulisan kita. Gunakan catatan kaki
atau catatan dalam teks sesuai selera kita masing-masing.
Namun, yang umum digunakan dalam penyusunan buku
teks pelaiaran adalah catatan dalam teks. Contohnya se-
bagai berikut.
Contoh 3:

Didalam ieks diiulis: "Manusia diberi kemampuan memimpin


dan memelihara bumi (Shihab, 2O04)."
Dalam penulisan di daftar pustaka adalah sebagai berikut:
Shihab, M. Quraish. 2004. Ta{sir al-Mishbah; Pesan, Kesan,
dan Keserasian al-()ur'an. rakarta: Rizki Pandawa.

e. Menulis Buku Dilakukan dengan Memperha-


tikan Penyajian Kalimat yang Disesuaikan De-
ngan Usia dan Pengalaman Pembacanya
Sebagai contoh, untuk peserta didik yang duduk di
bangku Madrasah Aliyah (seringkat SMA), upayakan
membuat kalimat yang tidak tedalu paniang, maksimal
25 kac,: per kalimat dan dalam satu paragraf terdiri atas
1-7 kalimat. Sedangkan untuk jenjang pendidikan di
bawah atau di atasnya, kita dapat memperkirakan sendiri
berapa paniaog kata atau iumlah k a,limat per pxagrafnya.
Namun, secara lebih detail, untuk langkah ini, kita dapat
merujuk pada formu.la yang dibuat oleh Bobbi DePorter
(2009) dalam Quannm Writer ya.ng ia tulis, yaitu dengan

t82
Pdnduan Kreatif Membudt Bahan Ajar lnovatf

menggunakan dua strategi untuk memfokuskan tulisan


kira dan menjadikan poin utama kita meniadi sebuah
produk buku teks pelaiaran. Kedua strategi tersebut
ad th target drn draf.
t) Thrg*
Targetdr sini merupakan sebuah singkatan. Setiap
huruf mewakili ide penting yang pasri ingin kita ingat'
Huruf "T" mewakili kata Time (waktu), ',t' mewakili
kata Attdience (pembaca), "R' mewakili kata Reason
(alasan), "G " mewakili kata Goal (triuan), "E" mewakili
k*a Excitemcnr (semangat), dan "T" mewaklli kata Tone

(nada).
Kelima kata kunci tersebut akan membantu kita
mengingat enam ciua untuk memfokuskan poin utama
kita dan menghubungkannya dengan Pembaca (peserta
didik). Dengan membuat target, n:y',is n kita meniadi
Iebih jelas dan kita semakin percaya diri dalam membuat
draf buku teks pelaiaran yang menarik.
Adapun cara kerja dari strategi ini adalah sebapiai
berikut:
Buatlah batasan waktu. Sebagai ukuran,
banyak penulis buku profesional bekeria
a) I/rne (waktu)
selama 50 menit dan beristirahat selama
10 menil.

6\ Audience Putuskan siapa yang kita aiak bicara dan


(pembaca atau
menulislah untuk mereka.
peserta didik)

c) Reason Euatlah manfaat yang jelas dari tulisan


(alasan) kita.

r8l
Andi Prastowo

Tentukan tujuan yang ingin kita capai


d) Coal (tuiuan) dengan buku teks pelayaran yang kita
buat.

Tanyakan kepada diri kira masinS-


e) fxcitemenl masing, apa yang membuat kita sangat
(semangat) bersenrangat mengerjakan buku ini dan
'apa manfaatnya bagi kita.

Pikirkan perasaan yang ingin kita


0 Ione (nada) timbulkan dalam diri pembaca (peserta
didik) saat mereka membaca tulisan kita

Itulah lima cara keria dari strategi target. padt


dasarnya, strategi target ini merupakan cara, yang ce-
pat, cerdas, dan tidak membuat kita stres dalam rangka
memfokuskan tulisan kita, serta menghemat waktu saat
kita melangkah ke tahap selanjutnya. Sekarang, lihatlah
kerangka paragraf yang telah kita buat. Kemudian, gu_
nakan srrategi target ini untuk memutuskan bagaimana
kita akan menuliskan drafnya.
2) .Draf
' Setelah
menyusun fokus tulisan dengan strategi
tdrget, langkah berikutnya yaitu menuliskan draf Untuk
menuliskan draf, sebaiknya kira merujuk pada peta
pikiran atau kerangka paragraf yang sudah kita buat
(atau keduanya). Berilah nomor pada ide yang kita
ruliskan di peta dengan urutan yang kita inginkan di
draf, kemudian tuliskan di atas selembar ketas.
Jika
membuar kerangka paragraf untuk setiap ide utama.
kita akan bisa menggunakannya dalam draf kita. Lebih
jelasnya, perhatikan contoh berikut.

I ll4
Panduan Kreatit Membudt Bdhan AJar lnovdtif

Contol.r 4:

Kerangka Paragraf

lde utama .l: Hari kiamat adalah lde utama 1: Hari kiamat adalah
hari kehancuran. hari kehancuran seluruh dunia.
Detail pendukung: Hari kiamat Detail pendukung: Hari kiamat
drmulai ketika sangkakala dr ditandai dengan drtiupnya sang-
tiup. kakala oleh Malaikat Jibril.

Contoh: Bencana saat kiamat, Contoh: Pada hari itu, air laut
antara lain air laut meluap, meluap, gunung-gunung meletus
BUnung,gunung meletus, bumi mengeluarkan lava yang saDgat
berguncang dahsyat, dan planet panas, bumi berguncang karena
planet bertabrakan. gempa yang dahsyat, planet
planet bertabrakan, dan manusia
beterbangan seperti kapas.
Kesimpulan: Hari kiamat adalah Kesimpulan: Mengerilan! tlul;h
hari akhrr, hari yang mengeri- akhir dunia.
kan. Transisi: Setelah hari kiamat,
Transisi: Manusia akan dikum- manusia akan dikumpulkan dr
pulkan di Padang Mahsyar un- Padang Mahsyar untuk dihitung
tuk dihisab setelah kiamat. oleh Allah Swt. amal perbuatan-
nya-

lde utama 1:
Delail Pendukung: ... . .

Contoh: .. ...

Setelah draf dari peta pikiran dan kerangka parugruf


selesai kira buat, berarti tulisan kita hampir rampung.
Sebelum melangkah ke tahap akhir, perbaiki dahulu draf
kita dengan menggunakan lim; teknik memoles drafyang
dikemukakan oleh DePorter. Kelima teknik tersebur akan
membanru kita untuk Iebrh mengembangkan ide serta

IU5
Andi Prastowo

mempeduas sasaran dan makna di hasil akhir tulisan'


Berikut ini adalah kelima teknik tersebut'
a) Bahasa yang alami Maksudnya, tuliskan drafbuku
teks yang kita buat sePerti cara orang berpikir dan
. berbicara.
b) Suara aktif. Maksudnya, buat tokoh dalam tulisan
kita "benindak" akan mewuiudkan sesuatu' Dengan
demikian, tulisan kira akan memegang kendali dan
menciptakan momentum.
c) Kata kerja aktif kuat. Maksudnya, gunakan kata
kerja yang kuat untuk menghidupkan tulisan
kita. Sebagai contoh, "selama berabad-abad, puisi
. Rumi menyibir dania." Kata kerja aktif yang ditulis
miring itu lebih berrenaga daripada Penggunaan
kata seienisnya, seperti dalam kalimat, "Selama
berabad-abad, puisi Fltlrmi mtnbut dunia kagtm'
d) Bahasa spesifik. Maksudnya, tambahkan sentuhan
personal dengan detail, seperti nama (nama orang,
institusi, ialan, kegiatan, dan sebagainya) dan
angka (nomor urut, iumlah uang, nomor halaman,
jumlah berat, dan sebagainya). Menggunakan
bahasa spesifik iuga berarti tuiuan penulisan kita
harus dinyatakan secara jelas, bukan membiarkan
pembaca berusaha memahaminya sendiri. Harus
kita ingat bahwa kita bisa mendapatkan apa yang
kita harapkan dengan menulis, namun kita harus
mengatakannYa dengan ielas.
e) Jelas, singkat, dan'sederhana. Maksudnya, buat
semua kata dan kalimat icu penting. Caranya,
gunakan kalimat yang terdiri atas 2O kara atau
kurang. Ragamkan lumlah katanya agar tulisan
Panduan Kreatif Membuat Bahan lnovatif
^ar
kira menarik dan baru- Pilih kata-kata yang pendek
dan bukan panjang, serta buat paragrafpendek dan
langsung.

f. Mengevaluasi atau Mengedit Hasil Tir.lisan


dengan Cara Membaca Ulang
Pada saat membaca ulang, iika ada kekurangan,
maka segera kita lakukan penambahan dan perbaikan.
Berkaitan dengan hal itu, Bobbi DePorter menyarankan
untuk memperhatikan tiga aspek berikut ini.
l) Akurasi
Untuk memeriksa ringkat akurasi rulisan kita, maka
lakukan dengan tiga. calra sebagai berikut:
a) Membaca dengan nyaring. Dengan membaca
menggunakan suara nyaring, kita akan dengan
mudah menemukan kekeliruan, kesalahan eia, ser-
ta mengoptimalkan pemakaian kata.
b) Merenungkan. Langkah ini dapat dilakukan
dengan meniauh sebenrar dari tulisan kita. Dengan
cara ini, akan memberi waktu bagi ego kita untu.k
pergi, memberikan lebih banyak ruang bagi akal
sehat dan pikiran-pikiran cerdas kita. Jika kira bisa
berisrirahat sejenak, peluang kira untuk membaca
hasil tulisan kita akan semakin besar, dan kita ridak
hanya meyakini ap^ yaflg sudah kita tuliskan saia.
c) Menukarkan tulisan ke teman. Dengan menukar-
kan tulisan kita kepada teman yang kita percaya
dan kita hormati adalah salah satu cara memecah-
kan masalah ini. Gunakan umpan baliknya untuk
melihat dan atau jika sekiranya perlu diperbaiki
maka dapat untuk memperbaiki draf tulisan kita.

r87
Andi Prastc
^/o

2) Detail dan contoh


Dalam langkah ini, baca kembali semua paragraf tu-
lisan yang telah kita buat. Apakah semua detail pendu-
kung dan contoh-contohnya sudah mampu mengomu-
nikasikan maksud yang mau kita berikan? Untuk lebih
memudahkan langkah ini, periksa kembali peta pikiran
dan kerangka ptrgraf .
3) Kesempatan memoles tulisan
Pada bagian ini, disarankan agar draf yrng telah kita
tulis agar diperiksa kembali. Apabila ada kemungkinan
dan kesempatan untuk memolesnya, maka segera poles
tulisan yang kita buat itu dengan teknik memoles draf
yang telah diielaskan di muka.
g. Memperbaiki Tirlisan Menjadi Menonjol
Langkah ini bisa dilakukan dengan strategi "hebat
kreatif" yang dicetuskan oleh Bobbi DePorter berikut.
l) Menunjukkan, bukan memberi tahu
Cara ini dilakukan dengan menciptakan gambaran
di benak pembaca buku kita. Untuk itu, terapkan kete-
rampilan mengamati yang kita miliki (lihat, katakan, dan
gambarkan) ke dalam tulisan kita dengan menunjukkan
kepada pembaca a'pa yvng kita ingin mereka Iihat mela-
Iui bahasa deskriptif .

2) Gerak lambat
Gerak lambat dilakukan dengan mengamati dan
mengikutsertakan secara lebih rinci, dengan mem-
bayangkan segalanya dalam gerakan lambat, kemudian
kita gambarkan ke dalam tulisan kita. Dengan demikian,

t 8ti
Panduan Kreatrf Membuat Bahan Aar lnc /atif

pengalaman dan pengetahuan yang kita tuliskan terasa


lebih hidup.

l) Ungkapan, pengeiawantahan, aliterasi, dan


kiasan
Pertama, ungkapan, yaitu perumpam a n y^ng
membandingkan satu hal dengan hal lain, biasanya
menggunakan kata-kata "seperti" atau "bak". Contohnya,
"Kecerdasan dan kepiawaian Rossi sepeni mengguncang
dunia olahraga balap sepeda motor".
Kdaa,pengeiaw antahan. Maksudnya,dalam penulisan
buku teks pel.a;aran, digunakan pengejawantahan kuat
dengan memberi sifat manusiawi pada benda, sifat, atau
ide. Contohnya, 'Angin bertiup di atas pasir".
Ketiga, aliterasi, yaitu pengulangan suara yang sama
sebagai awal dari rangkaian kata. Contohnya, "Kosakata
kita kampungan".
kempat, kiasan, y tt gay a bicar t yang membanding-
kan dua hal atau ide yang biasanya tidak saling terkait.
Namun, kiasan tidak menggunakan kata "seperti" atau
"bak". Contohnya, Dunia adalah panggung sandiwara.

4) Ganti klise
Klise adalah ungkapan biasa yang digunakan ber-
ulang-ulang karena sudah dikenal. Contohnya, "Meng-
ungkapkan ide itu tidak semudah nernbalihkan telzpak
tangan. Terkadang, klise berguna, tetapi iika digunakan
dalam penulisan, sering kali membuat pembaca merasa
kita tidak cukup merasa percaya diri dan tidak orisinal.
Maka, sebaiknya gunakan kata-kata sendiri, karena itu
iauh lebih baik.

r89
Andi Prastc
^/o

h. Berikan Ilustrasi Gambar, Thbel, Diagram,


atau Seienisnya secara Proporsional
Dengan memberikan ilustrasi gambat tabel,
diagram, dan atau sejenisnya secara proporsional, maka
dapat mendukung penielasan materi yang disajikan.
Namun, harus diingat pula untuk tidak menampilkan
gambar yang berbau SARA, bias gender, ataupun rasisrne.
Karena, hal tersebut bisa menimbulkan kontraproduktif
terhadap manfam dari gambar itu sendiri.
Itulal.r delapan langkah yang akan membuat upaya
penyusunan buku teks pelajaran tidak lagi menjadi sulit.
Bahkan, buku teks yang kita buat tersebut bisa meniadi
buku teks pelajarrn yang menarik dan dahsyat. Peserta
didik bisa terkesan dengan tulisan maupun gaya ba,has,z
ya,ng kira pakai. Jika sudah demikian, prestasi belaiar
bukanlah h yang sulit untuk diwuiudkan.

F. Menjodikon Buku sebogoi"Lodong


Emos"
Dalam pengembangan jenis bahan ajar ini, selain
meniadikan buku teks pelajaran menjadi bahan ajar yang
menarik dan bisa memotivasi peserta didik untuk belajar,
iuga bertuiuan agar peserta didik dapat terinspirasi dari
buku tersebut. Di samping itu, hal lain yang tidak kalah
pentingnya yaitu bahan aiar yang kita buat bisa menfadi
"ladang emas" bagi kita.
Apa maksudnya ladang emasT Ladang adalah tempat
bercocok tanam, sementara emas adalah sesuatu yang
berharga dan bernilai tinggi. Dengan memiliki ladang

r90
Pdnduan Kredtif lvl€mb(lat Bahan Aar lnovatif

emas, berarti kita bisa kaya. reya karena mempunyai


sumber penghasilan yang menianfikan. Dengan kata lain,
kalau kita bisa menerbitkan buku teks tersebut, maka
kita dapat mengumpulkan pundi-pundi uang.
Selama ini, mungkin masih ada sebagian pendidik,
baik guru ataupun dosen, yang mengeluhkan bahwa
penghasilan mereka masih p:rs-p:Ban. Memang harus
diakui bahwa standar penghasilan tenaga pendidik di
Indonesia masih iauh dari garis kelayakan. Bahkan, bagi
mereka yang sudah PNS sekalipun, tidak juga berbeda
iauh, meskipun pada beberapa segi tebih baik.
Kita mungkin pernah melihat di televisi ataupun
membaca di surat kabar, berita yang menampilkan so-
sok guru yang sekaligus berprofesi sebagai pemulung.
Memang pemulung bukanlah p€keriaan yang dosa dan
nista, namun iika para guru di Indonesia, termasuk kita,
bisa melipatgandakan potensi yarr.g ad^ pada diri, maka
hal tersebut tidak akan sampai teriadi. Bagaimana ca-
raay a?
Salah satu caranya aidalah dengan melejitkan ke-
miunpuan kita dalam membuat bahan aiar, terurama
buku teks pelajaran. Karena, jika kita dapat membuat
buku teks pelaiaran yang berkualiras dan menarik, maka
buku tersebut akan layak diterbitkan dan dijual. Jika
buku yang kita buat bisa diterbitkan dan diiual, maka
buku itu bukan hanya berguna bagi peserta didik, tdtapi
juga akan menjadi sumber pundi-pundi uang baru kita.
Dengan kara lain, melalui buku, guru ataupun dosen bisa
hidup kecukupan dan berlimpah harta.

r9t
Andi Prastowo

Salah satu contoh orang yang meraih kesuksesan de-


ngan menjadikan tulisan sebagai ladang emasnya adalah
yaitu J.K: Rowling, Pengarang novel anak-anak fenome-
nal Harry Plrter. Betk^t tulisannya itu, dari seorang ianda
miskin yang harus mengantri untuk sekadar mendaPat-
kan popok gratis dan uang tunjangan negara, pada tahun
2003, kekayaannya ditaksir melebihi harta milik Ratu
Elizabeth II. Kemudian, contoh sosok penulis cemerlang
lainnya adalah Robert Kuaok,'Ananda Krishnan; Lim
Goh Tong, Thng Dangsem W'aringin, Dan Brown, serta
Bill Bryson. Atau, mungkin yang masih agak hangat saat
ini adalah Andrea Hirata melalui tetraloginya. Bahkan,
salah satu tetraloginya yang berjudul l-ashat Pelangi di-
jadikan sebuah film.ao Maka, sudah barang tentu ia rne-
raup keuntungan iutaan bahkan miliaran rupiah. Ini se-
mud rnerupakan penyerriangat bagi kita sekaligus bu-kti
bahwa kalau kita mau mernaksimalkan potensi menulis
kira (selain tttiuan.utamanya unruk menyediakan bah-
xt aiar bagi peserta didik serta menyediakan ilmu bagi
orang banyak), maka uang pun akan menghampiri kita
tanpa kita duga.

$ ,{r'erobbarii, Kaya dehlan Mehtlis; Cara Membuat lulisan yang


Meo1hasilkan UanE (Yogyakana: lnsan Cendekia Press, 2008),
iiNurhet' Yuliarti, Meniadi- Penulis Prcleional; Kiat litu Menembus
Media Massa dan Penerbitan (Yotyakarta: Media Pressindo, 2006).

t92
Panduan Kreatif Membudt Bahan lnovatf
^af
a. Buat dan Siapkan Naskah Terbaik
Menyiapkan naskah terbaik adalah haI pencing dalam
proses menerbitkan buku. Sebab, penerbit akan bersedia
menerbitkan buku jika naskah buku yang telah kita
tawarkan benar-benar berkualitas dan layak jual. Dengan
demikian, baik dari segi isi maupun teknik penulisannya,
keduanya mesti kita perharikan.
Dalam dunia penerbitan, kita diharapkan mampu
menyaiikan sebuah karya yang komunikatif dan tidak
kaku. Maka dari itu, gaya bahzsa yang kita gunakan,
meskipun itu sebuah buku teks pelajaran, mesti mengalir
dan tidak kaku. Hal ini tentu juga sangat terkait dengan
target pasar yang ingin dibidik.
Namun, tidak mesti bahwa karya kita harus benar-
benar sempurna, sehingga secara tata bahasa tidak ada
yan1 caclt ataupuo kurang. Bukan Seperti itu maksud-
nya, tetapi kita harus berupaya semaksimal raungkin un-
tuk menyajikan sebuah naskah yang dari segi isi lengkap
dan menarik, sementara dari sisi tata bahasa maupun
gaya Danasa luSa memaoal. I '.
I lDavakan asar bahasa vanc I
I Dalam Juni., p"n".tit"r,, '.

kita gunakan datam buku


iru, meskipun mengguna-
ll -;;;,I";:"h*il'[;
' :
l] ,."n to,rruniLuiif !
kan standar baku, namun I du" tiJ"L taL". M"!u ;
d"" it'
tetap mengalir. Jadi, kerika ll
i,,"' .""rj,r urr.r, -"1" ll *ll fiL".5'"'ik.,1'
I
,.,".Lip,,. itu seLuaL !
kita harus mamDu mem- ll rDuFu
, tePst Pelajaran,
I
.
' ll
bayangkan bahwa dalam ll -"rti'-".,euli, !
seriap kata yang kita to..h- ff Ju., tiJu! tlt.,. !
kan, kita seolah sedang ber-

191
Andi Prastowo

bicara dengan seseorang (pembaca buku kita). Sehingga,


tulisan kita menladi hidup dan berkesan.
Intinya, ketika kita memandang bahwa buku yang
kita tulis itu sudah lengkap dari segi isi dan runtut dari sisi
penyaiian, kemudian iika dimungkinkan masih ada saru
atau beberapa hal yzng kurang dalam tata bahasanya,
maka itu adalah hal yang lumrah. Karena, pada proses
berikutnya, iika naskah buku yang telah kita buat itu
disetujui oleh penerbit untuk diterbitkan, maka mereka
akan melakukan proses editing. Jtdi, ada editor yang
akan memoles naskah kita menjadi lebih layak dan sesuai
dengan keinginan pasar. Dengan demikian, apa lagi ya;ng
kita tunggu? Segera bawa buku kita ke penerbit dan
tawarkan ke mereka. Siap tahu naskah kita direrima.
Naskah yang masuk ke penerbit akan dinilai oleh
tim penyeleksi dari penerbit yang bersangkutan untuk
diputuskan apakah naskah kita layak diterbitkan atau
tidak. lXi'aktu penilaian naskah biasanya berkisar antara
1 minggu sampai 3 bulan, tergantung kebijakan masing-
masing penerbit.

b. Pahami Selera Pasar


Bagaimanapun, penerbit hidup dari keuntungan hasil
penjualan buku yang mereka terbitkan. Oleh karena itu,
setiap naskah yang masuk, selain kualitas naskah tersebut
baik, biasanya juga harus diseleksi sesuai dengan selera
pasar. Jika selera pasar ini tidak kita pertimbangkan,
maka jangan berharap banyak bahwa naskah kita akan
diterima.

194
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Dalam hal buku tekspelajaran, selera pasar umumnya


ada pada lingkungan sekolah dan perguruan tinggi. Maka
dari itu, kita harus cermat dalam melihat perkembangan
tersebut. Model buku dengan tampilan seperti apa, isi
kandungan yao.g ba.gaimana, dan struktur buku teks
seperti apa yang sedang digemari dan populer saat ini,
itu semua penting untuk kita ketahui. Sebagai pendidik,
kita harus bisa menyelami berbagai keinginan dan
kebutuhan, baik siswa/mahasiswa maupun rekan guru/
rekan dosen. Dengan demikian, kira dapat menyajikan
buku teks pelaiaran yang menarik dan sesuai kebutuhan
kita.
Selain itu, dalam kaitannya dengan buku reks pelaia-
ran, kita perlu senantiasa memantau perkembangan kuri-
kulum yang sedang berlaku. Sebagai praktisi pendidikan,
kita tentu paham dan cahu benar akan hal tersebut. Dan,
buku kita pun harus disusun secara selaras dengan runru-
tan kurikulum yang Dengan demikian, pasar akan
^da.
menerima buku kita dengan baik.
c. Tidak Membebani Penerbit
Kita harus ingat bahwa penerbit iuga perlu meng-
ambil keuntungan dari hasil peniualan buku yang kita
rulis. Oleh karena itu, selain layak jual, buku rersebur
iuga mutlak tidak boleh membebani keuangan penerbit.
Menurut pengamatan Yuliarti (2008), saat ini penerbit
umumnya akan berpikir ulang dalam menerbitkan buku-
buku yang terlalu tebal, sehingga membebani keuangan
perusahaan. Kekhawatirannya, perusahaan sudah telanjur
mengeluarkan modal besar untuk menerbitkan buku

r9i
Andi Prastowo

tersebut, namun ternyata bukunya tidak laku. Hal ini


tentu sangat tidak diharapkan oleh pihak penerbit.
Maka dari itu, kita sebaiknya menulis naskah buku
yang tidak terlalu tebal. Sebagai acuan, sebaiknya untuk
buku teks pelaiaran, cukup 90-32) halaman jadi (buku
ukuran stindar d etganfoit 12). Atau, kalau masih dalam
bentuk naskah mentah, yakni ditulis dalam kertas ukuran
kuarto, spasi 1,5, dan tkrran font 12, maka iumlah
halaman kira-kira5O-16O atau sesuai ketentuan masing-
masing penerbit.
d. Segi Keilmuan yang Memadai
Setelah penerbit menilai dari sisi selera pasar, maka
barulah penerbit akan menilai dari segi keilmuan. Di
sini, akan diperhitungkan kualitas naskah serta kemam-
puan penulis dalam membahas buku tersebut. Apakah
pembahasan penulis cukup dalam, apakah penulis cukup
menguasai materi yang disampaikan, apakah penulis cu-
kup baik dalam membahas permasalahan yang ada, serta
bagaimana kemampuan penulis mengemas naskah, se-
hingga menarik bagi para pembaca, semuanya akan dini-
lai dari segi ini.
Petlu kita pahami bahwa karya besar yang dihargai
masyarakat adalah sebuah karya yang bisa membuat suatu
hal rumit menjadi hal yang sederhana, sehingga dapat
dimanfaatkan oleh banyak orang. Sementara, sebagai
pendidik, tentu kita telah menguasai materi. Maka dari
itu, kita harus mampu menyaiikan bidang keilmuan yang
kita kuasai itu menjadi bahan dan pengetahuan yang
bisa dipahami secara sederhana. Sehingga, para pembaca
dapat mudah memahami tulisan kita.

196
Panduan Kreatif Membuat Bahan lnovatif
^ar
e. Nama Besar Penulis
Sedikit banyak, nama besar penu.lis juga sangat
mempengaruhi penjualan buku yang dipasarkan. Maka,
jika kita terbiasa muncul di berbagai media publik atau
mengisi berbagai artikel dan kolom di surar kabar, baik
lokal maupun nasional, maka hal iru akan menjadi
pertimbangan khusus bagi penerbit untuk menerima
buku kita. Sebab, masyarakat rentu akan memberikan
apresiasi lebih terhadap buku-buku karya penulis yang
terkenal (berprestasi) daripada penulis yang biasa-biasa
sata.
Setelah naskah buku selesai kita susun, maka kita bisa
langsung mengirimnya ke penerbit yang kita kehendaki.
Perlu diketahui bahwa pengiriman naskah bisa diantar
langsung ke penerbit, melalui jasa pengiriman barang,
atau bahkan melalui email. Adapun bentuk naskah
yang dikirim bisa berupa hardcopy (print 0 t) atan rlfclpy
(berbentukf/e), sesuai kebilaksanaan penerbit. Jadi, ada
penerbit yang lebih suka menerima naskah dalam bentuk
harlcopy dan ada pula yang lebih suka dalam bentuk
soficofu. Hal itu perlu kita cermati karena bisa menjadi
fakror penentu diterima atau tidaknya naskah yang
kita kirim. Maka dari iru, sebelum mengirim naskah,
sebaiknya kira cari informasi terlebih dahulu mengenai
prosedur pengajuan naskah pada penerbit yang kita
maksud.
Untuk menghubungi penerbit, bisa kita .lakukan
dengan berbag a.i cara, seperti via telepon, email,
Facebook, dan lain sebagainya. Dan, perlu diingat bahwa
kita juga harus melampirkan identitas diii yang lengkap

191
Andi Prdstowo

dalam pengajuan -naskah itu. Sehingga, jika penerbit


ingin menindaklanjuti naskah yang kita ajukan, mereka
akan mudah menghubungi kita.

2. Beberapa Hal Penting yang Perlu Diperhatikan dalam


Memilih Penerbit
.A.pabila naskah sudah siap, maka langkah selanjut-
nya-seperri yang sudah kita bahas sebelumnya-adalah
segera mengirimkannya ke penerbit. Namun, mungkin
kita rerkendala untuk memilih penerbit mana yang hen-
dak kita ruiu, mengingat jumlah penerbit yang ada saat
ini sangat banyak. Untuk iru, kita perlu acuan dan per-
timbangan agai tidak salah memilih penerbit. Berkaitan
dengan hal itu, ada empat hal penting yang perlu kita
perhatikan, sebagaimana dikemukakan oleh Yuliarti
(2008) berikut ini.
a. Nama Baik Penerbit
Nama penerbit merupakan hal yang penting bagi
kita. Melalui penerbit, kita mempercayakan naskah kita

sedemikian rupa, sehingga ll N.,,* p",,..tit


menjadi sebuah buku yang ll n'en'pal'an hal vanEl "'
p",.,ti,,g toqi Litoi !
vrLrr ll ., ,ti'']""'" "i:: T:: ii
u'ru4'I Oleh
layak dibaca dan dijual.
ll )lJJ"i "."..[,it. L;r"
karena itu, nama penerbit
menjadi bagian penring bagi
ll ,,.,".,,'n"r.uioLu,.,,".1;i :
ll l;r, t*pnJ" n,.."1, !
kita. l] ,"trt diolul' ."JemiLian i
Untuk daoat menoera- ll ^p.l, *"h;',geu nreniadi i
hui reputasi i.n..bi,,"kit, ll "'t"'l',luL' i"'n,lir',t !
JiL..o Jo,' Ji;uol. i
bisa mencarinya dari berba-
\_____:_:__ :
gai sumber, seperti melalui

t98
Panduan keatif Membirat Bahan Aar lnovatif

media massa atau inrerner. Apakah reputasi penerbit


A atau B cukup baik di masyarakat? Jangan sekali-kali
memasukkan naskah ke penerbir yang suka telat dalam
membayar royalti, suka menerbitkan buku yang me-
resahkan masyarakat, membajak naskah penulis lain,
tersandung kasus korupsi perusahaan, dan sebagainya.
'Walaupun nama penerbit kadang kala bukan meniadi
acuan bagi pembaca dalam membeli sebuah buku, na-
mun hal ini penting untuk kita perhatikan.
b. Jaringan Distribusi yang Dimiliki Penerbit
Setelah naskah dinyatakan diterima oleh penerbit,
naskah itu buku kemudian diproses, mriai editing hingga
menjadi sebuah buku cetak yang siap dipasarkan, buku-
buku tersebut kemudian didiscribusikan ke toko-toko
buku. Semakin luas jaringan distribusi yang dimiliki oleh
penerbit, maka semakin luas pula pasar bukunya. Jika
pemasaran buku kita baik, maka ilmu yang kira tuangkan
dalam buku itu dapat tersampaikan ke masyarakat. Selain
itu, penghasilan yang kita peroleh dari buku tersebut
iuga semakin banyak.
Maka dari itu, jaringan distribusi yang dimiliki
penerbit memiliki andil yang sangat besar terhadap ke-
berhasilan buku kira. Dengan kata lain, buku kira tidak
bakal laku jika penerbit hanya mempunyai iaringan
distribusi yang sempit. Buku kita juga tidak akan banyak
memberi tambahan pengetahuan bagi masyarakat iika
penggunanya (pembacanya) sendiri tidak baniak.
Untuk mengetahui seberapa luas jaringan distribusi
buku sebuah penerbit, kita dapat melakukan survei

199
Andi Prastowo

ke toko-toko buku. Jika buku-buku terbitan penerbit


yang kita maksudkan itu bisa didapatkan di berbagai
toko buku dengan mudah, berarti iaringan distribusi
penerbit tersebut luas. Sebaliknya, jika kita sulit untuk
memperolehnya, berarti iaringan distribusi penerbit itu
kemungkinan sempit.
c. Nama Besar (Reputasi) Penerbit
Pada dasarnya, ketika seseorang membeli buku, ia
tidaklah melihat nama penerbit yang menerbitkan buku
itu. Namun demikian, nama besar penerbit tetap akan
dipertimbangkan oleh calon pembeli. Bahkan, kadang-
kadang beberapa orang tidak mau membeli buku yang
diterbitkan oleh penerbit yang namanya belum pernah
mereka dengar. Karena itulah, jika kita memiliki
kepercayaan diri yang ringgi terhadap kualitas naskah
kita, lebih baik kita memasukkannya ke penerbit yang
namanya cukup dikenal oleh masyarakat.
Hal penting yang perlu kita ingat iika kita
memasukkan naskah ke penerbit kecil, pertimbangkanlah
kekuatan penerbit unruk membayar royalti kita. Jangan
pernah memasukkan naskah ke penerbit yang sedang
mengalami defisit keuangan. Hal ini demi keamanan
agar royalti kita tetap terbayarkan dengan semestinya.
Apabila kita tidak yakin dengan kekuatan penerbit
tersebut, ada baiknya kita meminta sistem beli purus.
Hal ini akan meminimalkan risiko yang kita tanggung
iika keuangan perusahaan jatuh.

200
Pandudn Kredtif lv'\€mbuat Bahan Arar lnovdtif

d. Jenis-Jenis Buku yang Diterbitkan


Satu hal yang tak boleh dilupakan dalam memilih
penerbit adalah mencari tahu ienis-jenis buku yang diter-
bitkan oleh penerbit tersebut. Tentu tidaklah lucu apa-
bila kita mengirimkan naskah buku pelajaran ke penerbit
buku-buku fiksi (novel). Karenanya, kita harus memilih
penerbit yang menerbitkan buku-buku yang sesuai de-
ngan naskah yang kita buar, yakni buku teks pelajaran.
Kalau kita membuat naskah tenrang buku bahan ajar un-
tuk pendidikan dasar dan menengah, kita tidak mungkin
memasukkannya ke penerbit yang hanya menerbitkan
buku-[uku populer dan fiksi. Karena, sebagus apa pun
naskah kita, pasti akan ditolak oleh mereka.
Terkadang, kira memperoleh informasi bahwa sebuah
penerbit berencana membuka lini baru. Misalnya, Pener-
bit A yang awalnya hanya menerbitkan buku-buku fiksi
dan populer, namun seiring dengan semakin populernya
buku-buku nonfiksi, mereka juga berencana menerbitkan
buku-buku reks pelaiaran dalam riga bulan ke depan.
Nah, apabila kita ingia memasukkan naskah buku teks
ke penerbit tersebut, maka bisa saja kita mencobanya.
Namun demikian, lebih baik kita mengecek terlebih da-
hulu ke penerbit yang bersangkutan tentang kejelasan
informasi rersebut. Kita bisa menanyakannya lewat tele-
pon, surar, email, atau datang langsung ke kantor untuk
menemui pimpinan rcda,ks| chief editor, ed,iror, ataupun
manajer produksi penerbit yang bersangkutan. De-
ngan menanyakaonya terlebih dahulu, kira akan merasa
lebih tenang dalam menunggu. Sebab, untuk penerbit
yaog baru berencaria membuka lini baru ini, mungkin

201
Andi Prastowo

kita akan menunggu lebih lama dibandingkan dengan


penerbit yang sudah biasa menerbitkan buku-buku teks
pebiaran.
Kita bisa menanyakan perihal pengaluan naskah
ke penerbit lewat telepon, surat, email, atat d,ttang
langsung ke kantor untuk menemui pimpinan redaksi,
cbief editor, editor, ataupun manaier produksi penerbit
yang bersangkutan.

?o1
BAB 7

(r-KS)

A. Memohomi Pengertion LKS


Sebagai guru, kita tenru sudah tidak asing lagi dengan
bahan ajzr cetak yang satu ini. Lembar Kegiatan Siswa
atau biasa disingkat LKS pada umumnya dibeli dan bukan
dibuat sendiri oleh guru. Padahal, LKS sebenarnya bisa
dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Sehingga,
LKS dapat lebih menarik serta lebih kontekstual dengan
situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial
budaya peserra didik.
Namun, sebelum kita membahas lebih jauh tentang
pembuatan LKS, ada baiknya kita memahami terlebih
dahulu apa itu LKS. Berkaitan dengan hal tersebut, ada
beberapa pandangan yang bisa kita jadikan rujukan. Se-
bagaimana diungkap dalam Pedoman Untm Pengemba-
ngan Bahan Ajar (Diknas,2004), lembar kegiatan siswa
(sndent work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikeryakan oleh peserta didik. Lembar ke-

201
Andi Prastowo

giatan biasanya berupa petuniuk atau langkah-langkah


r.rnmk menyelesaikan suatu tugas. Dan, tugas tersebut
haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai'
Sementara, menurut pandangan lain, LKS bukan
merupakan singkatan dari Lembar Kegiatan Siswa,
akan tetapi Lembar Kerja Siswa. yaitu materi ajar yang
sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik
diharapkan dapat mempelajari materi aiar tersebut secara
mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan
materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan
materi. Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan
anhrn yar^g terstruktur untuk memahami materi yang
'diberikan.
Dan, pada sa t yLnB bersamaan, peserta
didik diberi materi serta tugas yang berkaitan dengan
materi tersebut.'2 Dari penjelasan ini dapat kita pahami
bahwa LKS merupakan suatu bahan aiar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai.
Perlu diketahui bahwa tugas-tugas sebuah lembar
kegiatan trdak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik
secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau
referensi lain yang terkait dengan mareri tugasnya
Tirgas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat
berupa tugas-tugas teoritis d.anf ata::u tugas-tugas praktis.
Tirgas teoritis misalnya berupa tugas membaca sebuah
artikel tertentu, membuat resume untuk dipresentasikan,

'2 Belawati, dkk-, Pengembangan Bahan Ai Uakarla: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka. 2003)
Pandudn Kreatif A4€rnhJat Bdhan Aar lnovatif

dan lain sebagainya. Adapun tugas praktis dapar berupa


keria laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei
tentang harga cabai dalam kurun waktu tertentu di suatu
tempat.
Dalam menyiapkan LKS, ada beberapa syarat yang
Jinesti dipenrfii oleh perididik. Untuk -bisa membuat'
LKS yang bagus, pendidik harus cermat serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Karena,
sebuah lembar keria harus memenuhi paling tidak krireria
yang berkaitan dengan tercapai atau ridaknya sebuah
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.

B. Pentingnyo LKS bogi Kegioton


Pembelojoron
Berbicara mengenai pentingnya LKS bagi kegiatan
pembelajaran, maka kita tidak bisa lepas dari pengkajian
tentang fi.rngsi, tuluan, dan kegunaan LKS itu sendiri.
Berikut adalah penjabaran dari masing-masing kaiian
tersebut.

1. Fungsi LKS
Berdasarkan pengertian dan penielasan awal menge-
nai LKS yang telah kita singgung pada bagian sebelum-
nya, dapat kita ketahui bahwa LKS memiliki setidaknya
empat fungsi sebagai berikut:
a. sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran
pendidik, namun lebih mengaktifkan pesena
didik;
b. sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta
didik unruk memahami materi yang diberikan;
Andi Prdsto^r'o

c. sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas


untuk berlatih; serta
d. memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada
peserta didik.

2. Tuluan Penyusunan LKS


Dalam hal ini, paling tidak ada empat poin yang
menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu:
a. menyajikan bahan ajar yang memudahkan Peserta
didik untuk berinteraksi dengan materi yang
diberikan;
b. menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan pe-
nguirsaan peserta didik terhadap materi yang dibe-
rikan;
c. melatih kemandirian belajar peserta didik; dan
d. memudahkan pendidik dalam memberikan tugas
kepada peserta didik.ar

3. Kegunaan LKS bagi Kegiatan Pembelajaran


Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran,
tentu saja ada cukup banyak kegunaan. Bagi kica selaku
pendidik, melalui LKS, kita mendapat kesempatan
untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat
dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa
diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari
pemanfaatan LKS adalah metode "SQ3R' atat Strury,
Qtestion, Read, Ruxe, and Re eu (menyurvei, membuat
perranyaan, membaca, meringkas, dan mengulang).nn

4lbid.
4 tbid.

206
Panduan Kredtif l emb,uat Bahan Aar Inovatif

Adapun penjelasan masing-masing tahap itu adalah


sebagai berikut.
Pertana, tahtp suruey - Pada kegiatan ini, peserra didik
diminca untuk membaca secara sepintas keseluruhan
materi, termasuk membaca ringkasan materi iika
ringkasan diberikan. Kedta, rahap qtestion- Pada kegiatan
ini, peserta didik diminta untuk menuliskan beberapa
pertanyaan yang harus mereka iawab sendiri pada saat
membaca materi yang diberikan.
Ketiga, trhtp read. Ptda kegiatan ini, peserta didik
dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian
materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada
materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta
untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama,
menggarisbawahi rincian yang menuniang ide utama,
dan meniawab pertanyaan yang sudah kita siapkan pada
tahrp queoion.
Keempat, tahtp recite. Pada kegiatan ini, peserta didik
diminta untuk menguji diri mereka sendiri pada saar
membaca, kemudian diminta untuk meringkas materi
menggunakan kalimat mereka sendiri. Kelinw, ahap
reuieu. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera
mungkin unruk melihat kembali materi yang sudah
selesai dipelajari sesaat serelah selesai mempelajari mareri
tersebut.

C. Unsur-Unsur LKS sebogoi Bohon Ajor


Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih seder-
hana daripada modul, namun lebih kompleks daripada

207
Andi Prastowo

buku. Bahan aiar LKS terdiri atas enam uflsur utama,


meliputi iudul, petunjuk belaiar, kompetensi dasar atau
materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah
kerja, dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari format-
nya, LKS memuat paling tidak delapan unsur, yaitu iudul,
kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian,
peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugEs, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan'at
Dengan mencermati, baik dari segi struktur mauPun
formatnya, sekarang kita meniadi tahu unsur-unsur yang
dibutuhkan untuk penyusunan bahan aiar. Bahkan,
kita juga bisa mengetahui sePerti aPa susunan LKS itu'
Namun, dengan memahami struktur mauP[n formatnya
saia, ternyata ridak cukup untuk bisa membuat sebuah
bahan ajar yang disebut LKS. Kita masih membutuhkan
pengetahuan lainnya, terutama tentang langkahJangkah
penyusunannya. Namun, sebelumnya kita juga perlu
mengenal tentang berbagai macam bentuk LKS.

D. Mengenol Mocom-Mocom Bentuk LKS


Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-
tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk
tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan
tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS
rersebut, hal ini berakibat LKS memiliki berbagai macam
bentuk. Jika kita telusuri hal tersebut, maka paling tidak
kita akan menemukan lima macam bentuk LKS yang
a5 Diknas, Pedoman L)mum Pemilihan dan Peman{aalan Bahan Aiat
Uakada: Ditjen Dikdasmenum, 2004)
Pandton rreatiit{embuat Bahan Aar lnovahf

umumnya digunakan oleh peserta didik, sebagaimana


diielaskan berikut ini.
1. LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan
Suatu Konsep
Sesuai prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar
iika ia aktifmengonstruksi pengetahuan di dalam otaknya.
Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas adalah
dengan mengemas materi pembelajaran dalam bentuk
LKS, yang memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih
dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana,
dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelaiari. Ber-
dasarkan hasil pengamatan mereka, selaniutnya peserta
didik kita aiak unruJ< mengonstruksi pengetahuan yang
mereka dapat tersebut.
LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan
peserta didik, meliputi melakukan, mengamari, dan
menganalisis. Oleh karena itu, kita perlu merumuskan
langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik,
kemudian kita minta peserta didik untuk mengamati
fenomena hasil kegiatannya. Selanjutnya, kira berikan
pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu pcserta
didik untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati
dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak
mereka.
Contohnya, materi pembelaiaran dalam LKS (diberi
label "LKS Kegiatan Penyelidikan") adalah ciri-ciri
penegakan HAM. Tidak perlu dicerarnahkan, karena
materi pembelajaran ini dapat dikemas dalam benruk
LKS, dan pescrta didik diharapkan menemukan sendiri

209
Andi Prdstowo

ciri-ciri penegakan HAM. Dalam penggunaannya, tentu


saia LKS ini didampingi oleh sumber belajar lain, seperti
buku yang digunakan untuk bahan verifikasi bagi siswa,
(misalnya) apakah masih ada, lagi ciri-ciri penegakan
HAM yang belum teridentifikasi.
2. LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan
dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang telah
Ditemukan
Di dalam sebuah pembelaiaran, setelah peserta didik
berhasil menemukan konsep, peserta didik selanjutnya
kita latih untuk menerapkan konsep yang telah di-
pelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
ini adalah contoh LKS yang membantu peserta didik
menerapkan konsep demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari. Caranya, dengan memberikan tugas kepada mereka
untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka
untuk bedatih memberikan kebebasan berpendapat
yang bertanggung jawab. Dengan peserta didik ditatih
untuk belajar menghormari pendapat orang lain dan
berpendapat secara bertanggung iawab, maka hal ini telah
memberikan sebuah jalan bagi terimplementasikannya
nilai-nilai demokrasi dalam diri peserta didik.
3. LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang
iawabannya ada di dalam buku. Peserta didik akan dapat
mengeriakan LKS tersebut jika mereka membaca buku,
sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserra
didik menghafal dan memahami materi pembelajaran

2I0
Panduan Kreaof lvl€rnbuat B6han Aar lnovattf

yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk


keperluan remidiasi.
4. LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan
LKS bentuk ini diberikan setelah peserta didik selesai
mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yar,g
dikemas didalam LKSini lebih mengarahpadapendalaman
dan penerapan materi pembelaiaran yang terdapat dr
dalam buku pelajarun. Selain sebagai pembelaiaran
pokok, LKS ini juga cocok unruk pengayaan.
5. LKS yang Berfungsi sebagai Petuniuk Praktikum
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam
buku tersendiri, kira dapat menggabungkan petuniuk
praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian,
dalam LKS benruk ini, petunjuk praktikum merupakan
salah satu isi (contenr) dari LKS.

E. Langkoh-Longkoh Aplikotif Membuot


LK5
Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif menjadi
harapan semua peserta didik. Karena, LKS yang inovatif
dan kreatif akan menciptakan proses pembelaiaran
meniadi lebih menyenangkao. Peserta didik akan lebih
terbius dan terhipnotis untuk membuka lembar demi
lembar halamannya. Selain itu, mereka akan mengalami
kecanduan belajar. Maka dari itu, sebuah keharusan
bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar
mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri
yang inovatif

2lt
Andi Pr-6to^,o

Di bagian awal telah disinggung dan diielaskan


teotang struktur dan format LKS. Lalu, bagaimana cara
membuat LKS? Untuk bisa membuat LI(S sendid, maka
kita perlu memahami langkahJangkah Penyusunannya.
Berikut adalah langkahJangkah penyusunan lembar
kegiatan siswa menurut Diknas (2004).

Camtur 1. Dragram alir langkah-langkah penyusunan LKS

1. llhlakukan Analisis Kurikulum


Analisis kurikulum merupakan langkah pertama da-
lam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk
menentukan materi-materi mana yang memerlukan ba-
han aiar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan ma-

212
PaMuan Kreatif Membut Eahan Ajar lnovatrf

teri, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat


materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang
akan diajarkan. Selaniutnya, kita iuga harus mencermari
kompetensi yang mesti dimiliki oleh peserta didik. Jika
semua langkah tersebur telah dilakukan, maka kita harus
bersiap untuk memasuki langkah berikutnya, yaitu me-
nyusun peta kebutuhan lembar kegiatan siswa.

2. Menyusun Peta Kebutuhan LKS


Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk me-
ngetahui iumlah LKS yang harus dirulis serta melihat
sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS sangat
dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
Langkah ini biasanya diawali dengan anaiisis kurikulum
dan analisis sumber belajar.

3. Menentukan Judul-Judul LKS


Perlu kita ketahui bahwa judul LKS ditentukan
atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan seba-
gai iudul LKS apabila kompetensi rersebut tidak terlalu
besar. Adapun besarnya kompetensi dasar dapar dide-
teksi, antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam
materi pokok (MP) mendaparkan maksimal 4 MII maka
kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul
LKS. Namun, apabila kompetensi dasar itu bisa diurai-
kan menjadi lebih dari 4 M\ maka harus kita pikirkan
kembali apakah kompetensi dasar itu perlu dipecah, con-
tohnya menjadi dua judul LKS. Jika judul-judul LKS te-

2t3
AndiPrastowo

lah kita tentukan, maka langkah selaniutnya yaitu mulai


melakukan penulisan.

4. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah y^lg di-
lakukan adalarh sebagai berikut.
Pertama, merumuskan kompetensi dasar' Untuk
merumuskan kompetensi dasar, dapat kita lakukan deng an
menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang
berlaku. Contohnya, kompetensi dasar yang diturunkan
dari KTSP 2006.
Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian kita
lakukan terhadap proses keria dan hasil kerja peserta
didik. Karena pendekatan pembelaj ar alr y Lng digunakan
adalah kompetensi, di mana pen ilaiannyadidasarkan pada
penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocok
dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) ata;u Criterion Referenced Assessment.
Dengan demikian, pendidik dapat melakukan penilaian
melalui prose.s dan hasilnya.
Ketiga, menyusun materi. Untuk menyusun materi
LKS, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
Berkaitan dengan isi atau materi LKS, perlu kita ketahui
bahwa materi LKS sangat tergantun g pada kompetensi
dasar yang akan dicapainyt Materi LKS dapat berupa
informasi pendukung, yaitu gambartn umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat
diambil dari berbagai sumbeq seperti buku, maialah,
internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Supaya
pernahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat,

2t4
Panduan Kreatif Alembuat Bahan Aar lrDvatif

maka dapat saja di dalam LKS kita tuniukkan referensi


yang digunakan agar pesefta didik bisa membaca lebih
jauh teniang materi tersebut. Selain itu, tugzrs-tugils
harus ditulis secara ielas guna mengurangi pertanyaan
dari peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya
peserta didik dapat melakukannya. Contohnya, tugurs
diskusi. Agar peserta didik paham betul mengenai tugas
yang diberikan kepada mereka, judul diskusi harus
drberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa,
berapa orang dalam kelompok diskusi, dan berapa lama
waktu diskusinya.
Keempat, memperhatikan struktur LKS. Ini adalah
langkah terakhir dalam penyusunan sebuah LKS. Ibarat
akan membangun sebuah rumah, maka kita harus
paham benar tentang struktur rumah. Ada fondasi di
bagian dasarnya, kemudian di arasnya ada tembok dan
beton, dan di bagian paling atas adalah atap. Jika sampai
bagian-bagian itu salah satunya tidak ada atau terbalik
dalam penyusunannya, maka bangunan rumah tidak
mungkin terbentuk. Hal yang sama iuga terjadi dalam
penyusunan LKS. Kita mesti memahami bahwa struktur
LKS terdiri atas enarn komponen, yaitu iudul, petuniuk
belaiar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah
kerja, serta penilaian. Ketika kita menulis LKS, maka
paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada..
Apabila salah satu komponennya tidak ada, LKS pun
tidak akan pernah terwuiud dan terbentuk. Kalaupun
terwujud, itu hanyalah sebuah kumpulan tulisan dan
tidak bisa disebut sebagai LKS.

2t5
Andr Prdstcn^r'o

F. Mengembongkon LKS ogor "Koyo Monfoot"


Untuk membuat sebuah LKS yang kaya, manfaat,
maka kita harus meniadikannya sebagai bahan aiar yang
menarik bagi peserta didik. Sehingga, dengan keberadaan
LKS tersebut, peserta didik menjadi tertarik untuk belajar
keras dan belajar cerdas. Lantas, bagaimata caratya?
Dalam rangkamengembangkanLKSyang "kayamanfaat",
maka kita perlu memperhatikan desain pengembangan
dan langkahJangkah pengembangannya.

1. Menentukan Desain Pengembangan LKS


Seperti halnya bahan ajar yang menggunakan media
cetak, desain LKS pada dasarnya tidak mengenal pem-
batasan. Batas yang ada hanyalah imajinasi kita sebagai
pendidik. Meski demikian, ada dua faktor yang perlu kita
perhatikan pada saat mendesain LKS, yaitu tingkat ke-
mampuan membaca peserta didik dan pengetahuan pe-
serta didik.a6
Kita tentu sudah rahu bahwa LKS didesain untuk
digunakan peserta didik secara mandiri. Artinya, kita
sebagai pendidik hanya berperan sebagai fasilitator, dan
peserta didiklah yang diharapkan berperan secara aktif
dalam mempelaiari materi yang terdapat di dalam LKS.
Apabila desain yang kita buat terlalu sulit dan rumit
bagi peserta didik, maka mereka akan kesulitan dalam
memahami materi.

16
Belawati, op crl

216
Panduan Kredtif A,'l€mbuat Bahan Aar lnovattf

Adapun batasan umum yang dapar kita jadikan pe-


doman pada saat menentukan desain LKS adalah sebagai
berikur:47

a. Ijkuran
Gunakanlah ukuran yang dapat mengakomodasi
kebutuhan pembelajaran yang telah ditetapkan. Con-
tohnya, kita menginginkan peserta didik kira untuk
mampu membuat bagan alur (sebagai salah satu tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan). Maka, ukuran LKS
yang dapat mengakomodasi hal ini adalah A4 (kuarto),
karena dengan ukuran kuarto peserta didik akan mem-
punyai cukup ruang untuk membuat bagan. Apabila kita
menentukan ukuran kertas LKS adalah A) (setengah
kuarto), peserta didik akan kesulitan membuat bagan,
karena ruangan yang tersedia sangat terbatas.

b. Kepadatan Halarnan
Dalam hal ini, kitaharus mengusahakan agarhalaman
tidak terlalu dipadati dengan rulisan. Sebab, halaman
yang terlalu padat akan mengakibatkan peserta didik
sulit memfokuskan perhatian. Sekarang, coba perhatikan
dua contoh desain LKS berikut ini. Bagaimana kesan
Anda setelah melihat dua contoh tersebutl

'- lbtd

2t1
Andi Prastowo

Penyusunan lnstrumen Pembelaiaran

A AA\jMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAMAAAAA AAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAA.
BB BBB BB BB B B B B BB BBB BB BBBBBBBBBBB BBB
BBBBBBBBBBBBBBBBEBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
BBBBBBB BB B B B B B B B BBB B B B B B B B B B B B B B B B B B B
B BBBBBBBBBBBCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC

CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC
CCCCCCCCCCCCCCCCCC.

Cambar 2 Contoh desain tKS dengan kepadatan halaman tin88i

Penyusunan lnstrumen Pembelaiaran

A. PengertianPenilaian
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAA.
B. Tuiuan Penilaian
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAA.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAMAAAAA.
C. PrinsipprinsipPenilaian
BBBBBBB BB B B B B BB B B B B B B B BBBBBBB B BBBB
BBBBB BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB8 B B
EBBBBBBBBBBBBB
CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC
CCCCCCCCCCCC.

Cambar 3. Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman rendah

2 r8
Panduan Kreatif Mernbuat Bahan Aar lnovatif

c. Penomofan
Penomoran materi juga tidak boleh dilupakan dalam
mendesain LKS. Sebab, dengan adanya penomoran, bisa
membantu peserta didik, terutama bagi yang kesulitan
untuk menentukan mana judul, mana subiudul, dan
mana anak subjudul dari materi yang kita berikan dalam
LKS. Hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi peserta
didik untuk memahami materi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, kita dapat menggunakan huruf kapital atau
penomoran. Lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

PENYUSUNAN INSTRUMEN
PEMBEI.AIARAN

A. Pengertian Penilaian

2. Pengukuran

B. Tujuan Penilaian
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAA,
B B B B B B B B B B B B B B B B B BB B B B 8
B BB B B8 B B BB BB BB B B8 B B B BB B B8 B B
BBB,

Cambar 4. Conloh penomoran dan penBtunaan huruf kapital pada judul


Andi Prastowo

Conroh penomoran dan penggunaan huruf kapital


pada Gambar 4 bukanlah satu-satuoya struktur peng-
organisasian yang bisa kita gunakao. Kita juga dapat
menggunakan struktur lainnya. Namun, yang perlu
diingar adalah konsistensi penggunaan struktur yang
sudah kita pilih itu harus selalu kita jaga.

d. Keielasan
Pastikan bahwa materi dan instruksi yang kita
berikan dalam LKS dapat dengan jelas dibaca oleh peserta
didik. Sesempurna apa pun materi yang kita siapkan,
tetapi iika peserta didik tidak mampu membacanya
dengan jelas, maka LKS tidak akan memberi hasil yang
maksimal. Misalnya saja hasil cetakan LKS yang kira
buat tembus sampai halaman sebaliknya. Hal ini tentu
saja mengganggu kepyamanan saat membacanya. Oleh
karena itu, pastikan bahwa cetakan di halaman yang satu
tidak menembus ke halaman sebaliknya.
2. Langkah-Langkah Pengembangan LKS
Untuk mengembangkan LKS yang menarik dan
dapat digunakan secara maksimal oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran, ada empat langkah yang
dapat ditempuh, yaitu penentuan tujuan pembelajaran,
pengumpulan materi, penyusunan elemen atau unsur-
unsur, serta pemeriksaan dan penyempurnaan.as

$ tbid.

220
hrduan Kreatif lyl€rnbuat BafEn lno/atif
^ar
a. Menentukan Tiljuan Pembelajaran yang Akan
Di-brea*doun dalam LKS
Pada langkah peftama ini, kita harus menentukan
desain (lihat penjelasan centang Desain LKS) menurut
tuluan pembelajarao yang kita acu. Perhatikan variabel
ukrrran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan
keielasan. Sebagarcontoh, tujuan pembelaiaran yang ingin
dicapai adalah "Mahasiswa dapat melakukan penyusunan
teknik instrumen penilaian pembelajaran X". Sebagai
simulasi, mari kita tentukan bahwa berdasarkan tuiuan
tersebut, ukuran LKS aAilah A4 (karena dalam rbncana
penelitian, diperlukan bagan). Untuk memaksimalkan
penggunaan halaman, maka desarn LKS akan dibuat
dengrn o*line sebagai berikut.

Ukuran kertas: A4
PqrSorgan isas ian :

1. Penielasan Cara Menghadapi LKS


2. Uraian Materi
3. K€giatary'KeriaSiswa

b. Fengumpulan Materi
Dalam pengumpulan materi ini, hal yang perlu kita
lakukan adalah menentukan materi dan tugas yang akan
kita masukkan ke dalam LKS. Oleh karena itu, pastikan
bahwa materidan tugas yang kitatentukan seialan dengan
tuiuan pembelaiaran. Kumpulkan bahan atau materi dan
buat rincian mgas yang harus dilaksanakan oleh peserta
didik kita. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat
kita kembangkan sendiri arau kita dapar memanfaatkan
materi yang sudah ada. Selain itu, tambahkan pula

221
Ardi Pr6to/vo

ilustrasi atau bagtn yar.g dapat memperielas penielasan


narxif yang kita sajikan.
Contoh konkretnya sebagai berikut. Berdasarkan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pada langkah
peftama, kita memasukkan materi "Konsep Dasar
Penilaian" dalam LKS. Dari materi tersebut, tentukan
rincian tugas yang harus dikerjakan peserta didik,
contohnya seperti berikut ini.

l. Mahasiswa menlelaskan pen8ertian penilaian.


2. Mahasiswa menjelaskan tujuan penilaian.
3. Mahasiswa menjelaskan prinsip-prinsip penilaian.

c. Penyusunan Elemen atau IJnsur-IJnsur


Pada bagian inilah, saatnya kita mengintegrasikan
desain (hasil dari langkah pertama) dengan tugas (sebagai
hasil dari langkah kedua). Sebagai hasilnya, kita dapat
lihat pada contoh berikut.

LEMBAR KECIATAN SISWA


TuBas
l Baca materi 'Teknik Penyusunan lnstrumen Penilaian
Pembelajaran X" yang ada dalam LKS inil
2. Caris bawahi kata atau kalimat yang menurut kalian
pentinS!
3. Buat ringkasan pada tempat yang sudah disediakan!
4. Tulis paling sedikit empat pertanyaan pada kotak yang
sudah disediakan!
5. Baca kembali materi sambil menjawab pertanyaan yan8
kalian buat!
6. Tuliskan jawaban pada tempat yang sudah disediakan!
7. Jawab soal yang diberikan dalam Latihan!

)22
Panduan Krlatrf Membuat Bahan Adr lnovatif

KONSEP DASAR PENILAIAN


AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
/'Ai.v{AA/iiM/v{AAvTMAAAAAAAAAAAAAAAA,\AAAA.
A. Pengertian Penilaian
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.

B. Tujuan Penilaian
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.
B BBBB BBB8 BBBBBBBBBBB BBBB BB BBB BBBBBB BB BBB B
BBBBBBBBBBBBBBBBB. BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
BBBB BB BBBBBBBB BBB B B.

C. PrinsipPrinsipPenilaian
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAAAA.
BBBBBBBEBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBEBB
BBBBBBBBBBBB BBBBBBB BBBBBBBBBBBBBBB BB B BB BB BB B
BB B B B BBB B8 BB8 B B B B,

D. RinBkasan
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.

221
Andi Prastowo

E. Pertanyaan

F. lawaban Pertanyaan

C. Latihan
Buatlah review tentang konsep dasar penilaian!

d. Pemeriksaan dan Penyempurnaan


Apabila kita berhasil melakukan langkah ketiga
di atas, tidak berarti kita dapat langsung memberikan
LKS tersebut kepada peserta didik kita. Sebelum mem-
berikannya kepada peserta didik, kita perlu melakukan
pengecekan kembali terhadap LKS yang sudah kita kem-
bangkan tersebut. Ada empat variabel yang harus kita
cermati sebelum LKS dapat dibagikan ke peserta didik.
Keempat variabel itu adalah sebagai berikut:
1) Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang
berangkat dari kompetensi dasar. Pasrikan bahwa
desain yang kita tentukan dapat mengakomodasi
pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran.
Pastikan bahwa materi yang dimasukkan dalam
LKS (baik materi yang kita kembangkan sendiri
maupun materi yang kita dapatkan dari bahan
yang suilah ada) sesuai dengan tujuan pembelaiaran
yang direntukan.
J) Kescsuaian elemcn atau unsur dengan tujuan
pembclajaran. Pastikan bahwa tugas dan latihan

224
Panduan Kreatif Mumbuat Bahan Aar lnovatif

yang kita berikan menunjang pencapaian tuiuan


pembelaiaran.
4) Kejelasan penyampaian. Pastikan apakah LKS
mudah dibaca dan tersedia cukup ruang untuk
mengerjakan tugas yang diminta.

Memang sudah semestinya---dan idealnya-kita


melakukan evaluasi terhadap LKS yang sudah kita kem-
bangkan, yang telah kita bagikan kepada peserta didik.
Adapun caranya adalah dengan mengevaluasi komentar
peserta didik setelah menggunakan LKS. Masukan dari
peserta didik dapat kita gunakan untuk menyempurna-
kan LKS tersebut.
Bagaimana sekatang? Apakah Anda sudah cukup
ielas atau mungkin masih bingung tentang prosedur
pembuatan LKS ini?Jika Anda sudah ielas, segera cobalah
untuk membuat sebuah LKS untuk peserta didik Anda.
Dengan sering berlatih dan membiasakan diri membuat
LKS sendiri untuk peserta didik Anda, maka hal ini
akan meniadikan kemampuan dan keterampilan Anda
dalam membuat LKS terasah. Semakin lama, Anda akan
semakin mahir. Dan, LKS yang Anda hasilkan pun akan
semakin baik dan menarik. Namun, jika Anda masih ada
beberapa hal yang belum paham mengenai pembuatan
LKS ini, maka sebaiknya Anda baca ulang langkah-
langkah di depan sekali lagi.

22'
BAB 8

Setelah kita mempelaiari berbagai cara pembuaran bahan


ajar cetak, baik handout, modul, buku, ataupun LKS,
beserta pengembangannya, kita sebagai pendidik iuga
perlu menguasai bahan ajar jenis lainnya (noncetak),
seperti model (maket), bahan aiar audio, bahan ajar
audio visual, ataupun bahan ajar interaktif. Hal ioi
mengingat tiap-tiap ienis bahan alar memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Untuk bisa melengkapi
kekurangan itu, kita tentunya harus mampu menyediakan
lenis bahan aiar lain yang memiliki kelebihan pada sisi
lainnya tersebut. Maka dari itu, pada bab ini kita akan
mengupzls tentang pembuatan bahan aiar noncetak yang
pertz[na, yairu model atau maket.

A. Apa iAodel (luloket) Itu?


D alam Kzm ts ia(20 I 0) disebutkan
Besar B abasa I ndones
bahwa model adalah barang tiruan yang kecil dengan
bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru. Sedangkan maket

227
Andl PrastcA,rr'o

adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang,


dan sebagainya) dalam benruk tiga dimensi dan skala
kecil, biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan
lain sebagainya. Dari arti secara bahasa tersebut dapat
kita mengerti bahwa kedua istilah itu (model dan maket)
memiliki {ti y^ng hampir sama atau bahkan bisa disebut
sama. Maka, dalam penggunaannya di buku ini, kedua
istilah tersebut disebutkan secara bersamaan dan hanya
dipisahkan dengan tanda "dalam kurung"'
Sementara Sudiana dan fuvai (2005) meng-
itu,
ungkapkan bahwa model adalah tiruan tiga dimensi
dari beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu
iauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu ixang, aralu
terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelaiari
peserta didik dalam wuiud aslinya. Dari pandangan
tersebut dapat kita pahami bahwa model (maket) sebagai
bahan ajar tiga dimensi adalah tiruan benda nyata untuk
meniembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui,
apabila menghadirkan objek atau benda tersebut langsung
ke dalam kelas. Dengan demikian, nuansa asli dari benda
rersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik, tanpa
mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelaiaran
menjadi lebih bermakna.

B. Mengenol Berbogoi Jenis Model (illoket)


Bahrn ajar model (maket) dapat dikelompokkan ke
dalam enam kategori, yaitu model padat (solid modtl),
model penampang (c tawdl model), model stsun (brilt-rp
nodel), modelkerja @torking nodel), mock-ap, dan diorama.ae
', Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Ietnologi Pengalaran (BandunSi Sinar
Baru Algesindo, 19E9).
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Masing-masing model tersebut mungkin mempunyai


ukuran yang persis sama dengan ukuran aslinya, atau
mungkin dengan skala yang lebih besar atau lebih kecil
dari objek yang sesungguhnya.
1. Model Padat (Solid Model)
Model padat merupakan ienis model yang mem-
perliharkan bagian permukaan luar dari obiek (benda).
Selain itu, dalam model ini, bagian-bag tar, yang
membingungkan ide utama dari bentuk, warna, dan
susunannya sering kali dibuang.
Contohnya, miniatur binatang dengan lilin, boneka
dengan bafu adat, miniatur rumah adat, miniatur pesawat,
dan sebagainya. Adapun contoh-contoh benda untuk
membuat model padat di antaranya sebagai berikut:
a. Bentuk boneka, semisal dalam pakaian seiarah atau
pakaian macam-macam bangsa.
b. Berbagai bendera, semisal dari beberapa negara
ASEAN, Eropa, Afrika, dan sebagainya.

Cambar l. Conloh model padat (rumah benin8kat dua)


(russianlothouse.com)

C. Bermacam-macam makanan, semisal sepotong da-


ging, buah-buahan, sayur-mayur, dan sebagainya.
Andr Prastowo

d. Peralatan dan perkakas rumah tangga, semisal dari


zarr,an yang berbeda dan tempat yang berlainan
(singgasana rala-raja, tempat tidur berkaki empat,
cerek untuk memasak, bajak, dan sebagainya).
e. Bentuk geomerris, semisal kerucut, bola, kubus,
polihedron, dan sebagainya.
f. Tonggak-tonggak sejarah, semisal monumen,
menara, piramida, dan sebagainya.
g. Sejarah persenjataan, semisal senapan, meriam,
kapak, batu, lembing, tombak, panah, pedang,
parang, dan sebagainya.
h. Anatomi manusia dan binatang, semisal tengkorak,
otak, hati, bola mata, rulang rusuk, sederet gigi,
dan sebagainya.
i. Aneka ragam alat angkutan, semisal pedati, perahu
atau kapal api, kereta api, pesawat udara, dan
sebagainya.
j. Lapisan tanah, semisal jenis buJ<it, erosi, delta,
muara sungai, permukaan jalan, dan sebagainya.

2. Model Penampang (Cutaway Model)


Model penampang adalah jenis model yang mem-
perlihatkan bagaimana suatu objek itu terlihat, iika
bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui
susunan bagian dalamnya. Model ini, sebagian ada yang
menamakannya dengan model X-ra1 atau crlss sectiln,
yaitu model penampang memorong.

210
Panduan Kreatif Membuat Bahan Atar lnovatrf

Cambar 2. Contoh model penampang: (a) penampang buaya; (b) torso


manusia; dan (c) laPisan bumi.
(rah matsejahtera.com; p14s.fi les.wordpress.com)

Contohnya, model bola mata yang dib€sarkan, model


torsa separuh badan, model jantung, model lapisan bumi,
dan sebagainya. Adapun contoh-contoh untuk model
penampang melintang lainnya adalah sebagai berikut:
a. Bangunan, semisal rumah temPat tinggal, gedung
pencakar langit, bangunan industri (seperti pabrik
makanan, konveksi, pakaian), geteia bersejarah,
dan sebagainya.
b. Lapisan bumi, semisal lapisan di bawah sumur mi-
nyak, daerah-daerah Pegunungan, daerah gempa,
daerah pertambangan, daerah berfosil, dan seba-
galnya.

21r
Andi PrastcA^/o

c. Mesin-mesin, semisal pompa bensin, mesin gas,


mesin uap, motor listrik, generatol unit tenaga
atom, dan sebagainya.
d. Anatomi tubuh manusia dan hewan, semisal gigi, -
mata, kepala, otak, torso, tulang belulang, jantung,
paru-paru, ginial, dan sebagainya.
e. Ragam transportasi, semisal kapal selam, kapal
penumpang, kap barang, kereta api, kapal
terbang, mobil, truk, roda pedati, dan sebagainya.
f. Kehidupan tumbuh-tumbuhan, semisal daun,
batang, tangkai, akar, biji, tunas, bunga, buah-
buahan, dan sebagainya.

3. ModelSusun (Built-up Model)


Model susun adalah jenis model yang terdiri atas be-
berapa bagian objek (benda) yang lengkap atau sedikit-
nya suatu bagian pokok dari obiek tersebur. Contohnya,
model torso untuk memahami anatomi tubuh manusia,
seperti mara, telinga, jantung, tengkorak, otak, dan se-
brgainya. Contoh yang lainnya adalah bentuk geometris,
seperti memperlihatkan pecahan dari bagian atau ukuran
isi; serta mesin atau peralatan, seperti senapan, tabung
vakum., pompa, dan sebagainya. ,

232
Panduan Kreatif l,/emfuat Bahan Ad lnc,vatif

Cambar 3. Contoh model susun (kapal laut)


(t3.gstahc-com)

4. Model Kerla (Working Sheet)


Model keria adalah jenis model yang berupa tiruan
dari suatu objek (benda) yang memperlihatkan bagian
luar dari objek asli (sebenarnya), dan mempunyai beberapa
bagian dari benda yang sesungguhnya.

Cambar 4- Contoh rnodel keria (sislem pen&pian dentan platina)


(hondasuzuki.co.cc)

213
, Andi Prasto lo

Contoh lmodel kerja yaitu mobil-mobilan, kereta

ini, irka dikelompokkan adalah sebagai berikut:


.:. Penemuan-penemuan, semisal telegraf, telepon'
kapal aPi, dan sebagainlra.
1-. Alat-alat matematika, semisal mistar sorong, busur
deraiat, protaktor, dan sebagainya'
c. Alat angkutln dan rnesin-mesin, semisal perahu
dayung, kapal layar, gerobak, pesawat udara, mesin
gas, mesin pengeruk tanah yang dijalankan dengan
menggunakan katrol, dan sebagainya'
d. Peralatan musik, semisal biola, seruling, gitar,
harpa, drum, dan sebagainYa'
e. Alat-alat mikroskopis, semisal mikroskop, transit
Jartepr, PedskoP' dan sebagainYa'
f- Bagiat mekanik gedung dan bangunan, semisal
jembatan Eantung, tiang-tiang bendera, pintu air,
lampu
iendela dan pintu terbuka pada bangunan,
mercusuar, latrdasan pesawat terbang, dan seba-
g nya.

5. Mock-ups
Moek-tps adalah ienis model yang berupa suatu pe-
nyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu Ploses
atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-
bagian umma itu diubah, sehingga aspek-aspek utama
dari suaru proses mudah dipahami oleh peserta didik.

214
Panduan Kreatf Membuat Bdhan Aar lnovatif

Gambar 5. Conloh moct-ups {mobil)


(home roadrunner.corn)

Contohnya, mock-ups untuk berlatih mengendarai


mobil atau biasa disebut driaotrainer, nock-apt untrtk
menjelaskan tentang konstruksi radio serta cara kerjanya,
dan fain sebagainya Adapun contoh model nock-tps ini,
jika dikelompokkan adalah sebagai berikut:
a. Prinsip-prinsip, semisal tenaga pemecahan nuklir,
penggunaan susunan perangkap tikus, renaga
dorong jet, penggunaan sebuah balon udara, dan
sebagainya.
b. Sistem-sisrem, semisal sistem bahan bakar untuk
mesin gas, sistem telepon, jaringan listrik untuk
bangunan atau rumah, sistem pemasangan pipa-
pipa air ledeng unruk tanaman kota, dan sebagai-
nya.

6. Diorama
Diorama adalah jenis model berupa sebuah peman-
dangan tiga dimensi mini untuk menggambarkan peman-
dangan yang sebenarnya. Pada umumnya, diorama terdiri

21'
Andi Prastowo

aras bentuk-bentuk sosok atau obiek-objek (benda-benda)


yang ditempatkan di pentas yang berlatar belakang
lukisan, yang disesuaikan dengan penyaiian'
Adapun contoh-contoh diorama adalah sebagai
berikut:
a. Peristiwa berseiarah, semisal ditemukannya bebe-
rapa negara maiu, ilmu kedokteran dan ilmu penge-
tahuan; pertempuran-peftempuran besar; peristiwa
politik yang pentingi peristiwa kehidupan para sas-
trawan, artis, serta pernusik; dan sebagainya.
b. Ilmu bumi, semisal interior pada gua, pemanda-
ngan suatu padang pasir, hutan belantara dengan
binatang, tiruan dari pernandangan sebuah hutan,
tiruan dari pemandangan sebuah desa di pegunu-
ngan, dan sebagainya.
c. Ilmu produksi pabrik dan perindustrian, semisal
roda baia, penggergaiian, pabrik gelas, penyaringan
minyak, pabrik kaleng, industri pembuatan mobil,
dan sebagainya.
d. Adegan cerita. Peristiwa pokok dari suatu cerita
atau sandiwara yang menggambarkan urutan keja-
dian dari cerita, rnisalnya, bisa digambarkan dalam
suatu rangkaian diorarna. Untuk itu, kita dapat
menyiapkan dan menyediakan benda-benda mini
guna menciptakan pelbagai adegan orang-orang
penghuni perkampungan Minangkabau, Kutub
Utara, Suku Badui, Suku Asmat, dan sebagainya.

216
Pandudn Kreatf lv1€mbu6t B6han Aar lnovatjf

C. Memohomi Fungsi, Tujuan, don Kegunoon


Model(Moket)
Model atau maket sebagai bahat aja4 jika disiapkan
dan dibuat secara baik, mrkt a'krn memberikan manfart
yang luar biasa bagi proses pembelaiaran. Oleh karena
itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran
hendaknya dibuat oleh pendidik atau para peserta didik.t0
Sebab, model atau maket dapat memberikan makna
yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann
mengungkapkan bahwa dengan melihat dan berinteraksi
dengan benda aslinya, yang berarti dapat dipegang,
maka peserta didik akan lebih mudah mempelaiarinya.tL
Hal ini sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar
yang bisa ditimbulkan oleh bahan ajar ini bagi proses
'pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang
bermakna dan mengesankan.
Sebagai contoh, penggunaan model penampang
struktur kulit bumi untuk pelajaran sains di SD/MI.
Dengan model itu, pesena didik dapat melihat secara
langsung bagian-bagian struktur kulit bumi. Pada
umumnya, model semacam ini dibuat dalam bentuk
miniaturnya, artinya benda yang dilihat memiliki
ukuran yang jauh lebih kecil dari benda aslinya. Hal ini
mengingat bumi memiliki ukuran yang teramar besar
dan mustahil dihadirkan di kelas. Nah, jika pesena

* tbid.
5' Diknas, Pedoman lJmum Pemilihan dan Pemanlaalan Bahan Aiat
0akarta: Ditien Dikdasmenum, 2004).

2)1
Andi Prasto^/o

didik dapat mengamati struktur bumi pada model yang


menyerupai aslinya (meskipun dalam bentuk yang mini),
rnaka hal iru akan mempermudah peserta didik untuk
memahami dan menangkap informasi yang terkandung
dalarn pelaiaran iru.
'1, Tuiuan dan Fungsi Model (Maket)
Derdasarkan penjelasan sebeiumnya, dapat kita
pahami bahwa penggunaan model sebagai bahan aiar
memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
a. Menyederhanakan objek arau benda yang terlalu
sulit, terlalu besar, terlaiu jarang, terlalu iauh,
terlalu kecil, atau terlalu mahal iika dihadirkan
di kelas secara langsung dalam bentuk aslinya.
Contohnya, bumi, planet, tengkorak manusia, dan
lain sebagainya.
b. Memberikan pengalaman nyata kepada pesena
didik terhadap suatu obiek atau benda, meskipun
hanya dalam bentuk tiruannya.
c. Memudahkan pcnjelasan tentang suatu objek atau
benda dengan menunjukkan tiruan benda aslinya.
Sementara itu, fungsi model dalam kegiatan pem-
belaiaran antara lain meniadi tiruan obiek atau benda
aslinya dalam bentuk tiga dimensi, serta menjembatani
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul jika objek atau
benda asli didatangkan ke kelas untuk diobservasi pe-
serta didik.

2. Kegunaan Model (tvlaket)


Secara umum, kegunaan model dalam kegiatan
pembelaiaran dibedakan menjrdi dua, yaitu kegunaan

lls
Panduan Kreatif MembL'at Bahan lnovatif
^ar
bagi peserta didik dan kegunaan bagi pendidik.

a. Kegunaan bagi Peserta Didik


Bagi peserta didik, dengan adanya model atau ma-
ket, maka mereka dapat belaiar dengan lebih mudah.
Mereka dapat mengamati obiek atau benda secara lang-
sung. Pen.jelasan-penjelasan secara oral yang disampai-
kan oleh pendidik pun dapat dicerna secara langsung
oleh mereka dengan membandingkannya dengan model
yang mereka amari atau buat sendiri. Hal-hal yang ber-
sifat abstrak menjadi konkret ketika model ada di depan
mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan pengala-
man yang sangat beiharga dari kegiatan yang mereka
lakukan, sehingga mereka memperoleh banyak hal yang
mengesankan. Padahal, seperti kica ketahui, jika suatu
kegiatan pembelajaran mampu memberi kesan menda-
lam bagi peserta didiknya, berarti pembelajaran itu ber-
makna bagi mereka. Jika proses pembelaiaran tersebut
bermakna, maka kegiatan pembelajaran itu telah ber-
ialan secara efektif.
Sementara itu, menurut jenisnya, kegunaan model
bagi pesema didik adalah sebagai berikut:,'?
1) Uncuk model padar Golid nodcl), kegunaannya
adalah:
a) dapat mengembangkan konsep realisme peserta
didik;
b) dapat meniadi rantangan bagi preserta didik untuk
memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam
berbagai bidang studi yang dipelaiarinya; dan

t': Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Ioc.


cit

239
Andi Prastc i/o

c) hasil belajar akan lebih mendalam dan lebih


mantaP.

2) Untuk model penampang (cataway nodel), kegt'


naannya adalah:
a) dapat menggantikan obiek atau benda sesungguh-
nya; dan
b) dapatmemperjelasobiekataubendayangsebenamya
karena dapat diperbesar atau diperkecil.

l) Untuk model keria Qaorking modcf , kegunaaxtya


adalah:
a) dapar mendorong keingintahuan pesena didik;
dan
b) dapat meningkatkan ketertarikan pesena didik
terhadap kegiatan pembelaiaran.

4) Untuk nock- pt, kegunaannya adalah:


a) membantu pesena didik dalam membaca diagram
(gambar di atas kertas) atau objek dua dimensi dan
memindahkannya ke dalam obiek yang sesungguh-
nya; serta
b) dapat membantu membaca objek atau benda yang
sama sebagaimana terdapat pada obiek atau benda
aslinya.

)) Untuk diorama, kegunaannya adalah:


a) sangat cocok untuk pengaiaran mata pelajaran
ilmu fisika, biologi, seiarah, dan berbagai macam
mata pelajaran lainnya; serta
b) dapat memberikan garnbaran situasi (kondisi)
obiek seperti aslinya, sehingga pesena didik mudah
dalam menghayatinya.

240
Panduan l(eatif l"lernbuat Bahan Aar lnovauf

b. Kegunaan bagi Pendidik


Bagi pendidik, keberadaao model memiliki beberapa
kegunaan, antara lain:
1) membantu pendidik dalam memberikan penielasan
tentang suatu obiek atau benda yang rumit dan/
atau asing bagi pesena didik;
2) membanru pendidik dalam menjelaskan sesuatu
' yang abstrak menjadi sesuaru yang konkrer;
3) menyaiikan proses pembelaiatar\ yar\B bermakna
dan berkesan;
4) menampilkan proses pembelajaran yang menarik
dan inovatif;
5) meniadi tantangan untuk menguji kompetensi dan
kreativitas sebagai seorang pendidik; sema
6) menjadi sumber penghasilan baru.
Itulah kegunaan model bagi kita sebagai Pendidik.
Apabila kita.mampu membuat model yang baik, variatif,
dan inovatif untuk berbagai mata pelajaran, maka model
itu dapat dipasarkan secara langsung ke sekolah-sekolah,
perguruan tinggi, ataupun secTZ Lnline meIalui internet.
Dengan cara itu, uang akan dengan sendirinya membaniiri
kita. Sebab, setiap sekolah, madrasah, ataupun perguruan
tinggi rata-rata membutuhkan model sebagai salah satu
bahan ajarnya. Sementara, sekarang ini masih ,arang Para
pebisnis yang mau menekuni bisnis pembuatan mode[.

21t
Andi Prastowo

D. Unsur-Unsur Model (Moket) sebogai


Bohon Ajor
Sebagaimana telah kita ketahui, setiap jenis bahan
ajar memiliki struktur yang berbeda-beda. Maka dari
itu, kita perlu mengetahui struktur dari masing-masing
bahan a1ar. Pada bahan ajar berbentuk model (maket),
strukturnya memiliki kemiripan dengan bahan ajar
berbentuk foro arau gambar. Srrukrur model terdiri atas
lima unsur, meliputi judul, kompetensi dasar arau mareri
pokok, informasi pendukung, tugas a.tau langkah kerja,
dan penilaian. Namun, perlu dicatat bahwa keempat
unsur terakhir (dimulai dari kompetensi dasar atau materi
pokok hingga penilaian) terdapat pada lembaran kertas
lain.
Bahrn ajar model tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan
pendidik dalam mengajar maupun peserta didik dalam
belajar. Dalam memanfaatkan model (maket) sebagai
6ahan \a4 kita harus menggunakan kompetensi dasar
dalam kurikulum sebagai pedomannya.

E. Longkoh-Longkoh Pembuoton Model


(Moket) yangEfektif
Setiap bahan ajar disusun dan dibuat dengan langkah-
langkah tertentu, begiru pula dengan pembuatan bahan
ajar model (maket). Untuk membuat sebuah model
(maket), ada beberapa langkah efektif yang perlu kita
ketahui, sebagaimana ditunjukkan d,alam Pedonan IJmlm
Pngembangan Bahan Ajar (Dlknas, 2004) beiikut ini.
panduan Kreatif A4€rnbuat Bahan
Aar lnovatif

1. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau


materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
Membuat rancangan sebuah model yang- akao
dibuac, baik substansinya ataupun bahan yang akan
digunakan sebagai model. Misalnya, kardus, karton,
bubur kertas, bubur kertas crape, kayw, tanah liat,
malam atau lilin, plesrer paris, dan bahan metal.
) Informasi pendukung diterangkan secara jelas,
padar, dan menarik pada selembar kertas. Karena,
tidak mungkin sebuah model memuar informasi
terrulis, kecuali keterangan-keterangan singkat saja.
Gunakan berbagai sumber yang bisa memperkaya
informasi, conrohnya buku, maialah, interner, dan
jurnal hasil penelitian.
4. Supaya hasil yang didapatkan memuaskan, se-
baiknya pembuatan model atau maket dikerja-
kan bleh orang yang memiliki kererampilan un-
tuk membuarnya. Namun, hal ini tidak menutup
kemungkinan bagi kita semua untuk belaiar dan
menguasainya. Kemudian, bahan yang digunakan
sebaiknyadisesuaikan dengan kemampuan keuang-
an dan kemudahan dalam mencarinya. Bahkan,
sanSat dianrurkan jika kita mampu untuk meman-
faarkan berbagai limbah rumah tangga atau per-
'kantoran, sehingga bisa dibuat meniadi model atau
maket. Hal ini tentunya iuga akan sangat mendu-
kung program PBB maupun pemerintah untuk
menyelamatkan bumi dari dampak buruk rumah
kaca.
5. Tirgas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah
model dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

243
Andi Prastc^ ro

oral. Selain itu, tugas juga dapat ditulis dalam lem-


bar kertas lain, conrohnya berupa tugas menjelas-
kan secara tertulis tenrang strukrur lempeng bumi
(mata pelajaran IPA). Tugas dapat kira berikan se-
cara individu atau kelompok.
6- Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban
secara lisan atau tertulis dari pertanyaan yaog kira
berikan.

F. Contoh Pembuoton Model (Moket)


Dalam pembuatan model, kira dapat memanfaatkan
berbagai bahan (material\ yang ada di sekirar kita.
Sebab, sesungguhnya bahan-bahan tersebut sangat
banyak. Namun, sering kali karena kekurangtahuan atau
kekurangielian kita dalam memanfaatkan (agar berguna
dalam proses pembelaiaran), meniadikan bahan-bahan
tersebut tidak termanfaarkan.
Hal itu pula yang kiranya (menurut pengamatan
penulis) yang menjadi salah satu biang keladi tidak maju-
maiunya dunia pendidikan di negeri kita. Para pendidik
malas untuk meningkatkan kreativitas. Mereka lebih
suka bekerja apz. tdznya. Mereka hanya memanfaatkan
sumber belajar dan bahan ajar yrng sudah biasa ada
dan sudah tersedia. Dalam kata lain, kalau tidak ada,
maka mereka tidak mau susah-susah mengadakan atau
menciptakan bahan ajar itu.
Pola pikir pendidik seperti itu semestinya kita buang
jauh-jauh. Jangan sampai masa depan pendidikan kita
dikotori oleh insan-insan pendidik yang bermental picik
dan berotak dangkal, pemalas dan tidak punya sema-

244
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

ngar, serta miskin daya juang untuk memajukan dunia


pendidikan kita. Sebab, itu semua akan menjadi malape-
taka besar bagi para peserta didik.
Melalui tulisan ini, saya ingin menunjukkan dan
belajar bersama-sama bahwa seberulnya ada banyak
bahan yang bisa digunakan untuk membuat bahan ajar
model. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudiana dan
Rivai (2005), bahan-bahan untuk pembuatan model ajar
meliputi kertas dan karton, kertas dan kardus, bubur
kertas, bubur kertas crape, kayu, tanah liat, malam
atau lilin, plester paris, bahan metal, serta bahan dan
perangkat konstruksi. Kalau kita lihat dari aneka jenis
bahan tersebut, sebenarnya hampir semuanya sudah akrab
di telinga kita dan kita mudah untuk mengadakannya.
Bahkan, dari beberapa jenis bahan tersebut, ada pr.rla yang
bisa kita dapatkan dari limbah rumah tangga, kantor,
arau industri, sehingga harganya tentu tidak mahal.
Berikut adalah contoh-contoh model yang dibuat
dari bahan-bahan tersebut.'l
'1. Model Berbahan Kertas dan Karton
Dengan berbekal kertas dan karton, kita dapat
membuat model benteng berseiarah. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Kumpulkan foto-foto, gambar-gambar, serta 8am-
baran keseluruhan dari benteng berseiarah tcrsebut
atau teliti langsung ke lokasi benteng itu berada.
b. Berdasarkan data tcrsebut, kemudian buatlah
skcrsa model benteng berseiarah itu. Untuk
; tbid

245
Andi Prastowo

penggambarannya, dlpat digunakan tiga sudut


pandang, yakni depan, samping, dan aras. Yang
jelas, di antara keriga posisi obiek tersebut, tentu
bagian-bagiannya tidak sama. Oleh karena itu,
perlu pula dirambahkan sketsa imbuhan pandangan
dari bagian belakang dan mungkin juga bagian
bawahnya.
c. lbntukan bcrapa banyak unsur-unsur yang akan
dimasukkan sebagai bagian rerpenting dari model
benteng bersejarah itu. Unsur-unsur terscbut
diperoleh dari hasil penggambaran yang tclah kita
lakukan sebelumnya.
d. Kumpulkan bahan-bahan, terutama kertas dan kar-
ton, yang dibutuhkan sebagai bahan utama pem-
buatan model benteng bersejarah. Bahan tambah-
an lainnya yang perlu disiapkan adalah cat, spidol,
atau car semprot. Sementara, untuk peralatannya,
perlu disiapkan pensil, penghapus, pisau, gunting,
$aplet, isolasi, penggaris, jangka, lem kertas, kuas,
dan tiner.
c. Susunlah bahan-bahan sesuai dengan sketsa ben-
teng bersejarah yang telah dibuat. Dalam proses
tersebut, ada berbagai macam kegiatan, seperri
mengukur, memotong, menempelkan atau mb-
rekatkan, hingga pengecatan kertas dan karton un-
tik proses finisbing dari model tersebut.
f. Susunlah informasi pcndukung dalam selembar
kertas untuk menjelaskan secara lebih detail tentang
model tersebut.
g. Siapkan tugas untuk peserta didik secara temulis.
h. Buatlah krireria penilaian dari tugas yang diberikan
kepada peserra didik.

246
Panduan Kreatif lvtembuat Bahan Aar lnovatif

2. Model Berbahan Kertas dan Kardus


Ada berbagai macam model yang bisa dibuat de-
ngan menggunakan bahan kertas dan kardus, seperti
miniatur-miniatur mebel rumah, pohon, bunga, papan
lalu lintas, kapal, mobil, truk, kereta api, pesawat ter-
bang, topi, boneka, pakaian, bendera, mesin sederhana,
dan sebagainya.
Berikut ini adalah contoh langkah-[angkah pembuat-
an model miniatur mebel rumah tangga.
a. Kumpulkan gambar-gambar tentang mebel rumah
t^n&ga.
b. Buatlah skesa untuk masing-masing mebel ru-
mah tangga tersebut. Dalam penggambarannya,
tampilkan bagian depan, samping, atas, belakang,
dan bawah.
c. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat mini-
atur mebel rumah tangga, terutama kertas dan ka-
rdus. Untuk bahannya, antara lain spidol, krayon,
arau cat, serta kawat. Sedangkan untuk alat-alat-
nya, antara lain pensil, penggaris, busur, jangka,
gunting, pisau, isolasi, lem bakar, lem kertas, dan
tang.
d. Buatlah kerangka miniatur mebel dengan kawat
yang relah disiapkan menurut sketsa yang telah
dibuat.
c. Potong-potong kertas dan kardus sesuai sketsa yang
telah dibuat. Rekatkan dan tempelkan potongan-
potongan kertas dan kardus tersebut dengan isolasi,
lem bakar, atau lem kertas pada kerangka yang
telah disiapkan sebelumnya.

241
Andi Prastowo

f. Berikan pewarnaan melalui pengecaran rerhadap


kertas dan kardus untuk memberikan tampilan
yang serupa dengan aslinya.
g. Susunlah informasi pendukung tentang mebel
rumah tangga dalam selembar kertas.
h. Siapkan tugas untuk psena didik secara tertulis.
i. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan
kepada peserra didik tersebut.

3. Model Berbahan Bubur Kertas


Berbagai model yang bisa dibuat dengan bubur ker-
tas, misalnya model daratan pedesaan, model permukaan
gunung berapi pada sebuah kerangka dari kayu berka-
wat, model binatang dengan rangka kawat, model kepala
boneka, modeI buah-buahan, dan model sayur-mayur.

t Cara-Cara Membuat Bubur Kertas


Untuk membuat aneka model berbahan dasar bubur
kertag kita perlu membuat bubur kerrasnya terlebih da-
hulu. Adapun cara membuat bubur kertas tersebut, se-
bagaimana disebutkan dalam Sudjana dan fuvai (2005),
ada tiga macam.
1) Cara pertama
a) Rendam sobekan kertas kecil-kecil di dalam air
panas selama beberapa iam, kemudian keringkan
dan aduk.
b) Campur bubur tersebur dengan perekat kertas
tembok yang telah dicampur air. Namun, jika ingin
menambahkan perekatnya, tambahkan perekat
tersebut sebelum bubur dituangkan.

248
pandudn Kreatif Membuat Bahan
Aar lnovatif

c) Serelah bubur kertas dan perekat dicampur secara


merata, maka bahan ini siap digunakan.

2) Cara kedua
a) Sobek kertas koran kecil-kecil tanpa menggunakan
gunting. Sejumlah besar kertas harus disobek,
sebab akan mengendap tertekan bila direndam.
b) Masukkan sobekan kertas ke dalam ember yang
telah diisi air.
c) Bubuhkan satu sendok garam dapur, dan biarkan
selama semalam (+ 12 jan).
d) Pada hari berikutnya, buang airnya dan angkat
kenas tersebut. Kemudian, aduklah bubur tersebut
dengan tangan agar lebih lumat.
e) Campurkan sekitar 12 sendok serbuk pzrr untuk
setiap serengah dari campuran kertas. Jika ternyata
belum pekat, tambahkan lagi lebih banyak flour
sampai bubur menjadi pekat merata sena bisa di-
gunakan sebaik-baiknya. Dan, harus diingar, ia-
ngan menambahkan arau membubuhkan lagi ser-
buk flot pada kertas, karena akan menyebabkan
kertas cepar rusak.

)) Cara ketiga (berbahan kertrc rape)


a)' Sobeklah kecil-kecil kerras crape berwarna.
b) Masukkan sobekan kertas ke dalam ember atau
panci besar.
c) tmbahkan secangkir serbuk Jlotr dan setengah
gelas garam kc dalam ember itu.
d) Aduklah hingga merata dan diamkan. Bubur kertas
crape siap digunakan.

249
Ardi Prctcn^ro

b. Contoh Langkah-Langkah Pembuatan Model


Sapi Berbahan Bubur Kertas
Berikut ini adalah contoh model sapi yang dibuat
dari bubur kertas yang menggunakan kerangka dari
kawat. Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah
sebagai berikut:
1) Siapkan foto atau gambar sapi yang akan dibuat
mode[.
2) Buatlah sketsa gambar untuk sapi tersebut.
3) Tentukan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk
membuat model sapi.
4) Siapkan bahan-bahan, terutama bubur kertas. Ke-
mudian, siapkan pula papan kayu, benang, dan ka-
wat. Adapun alat-alat yang dibutuhkan, antara lain
gunting, pisau, ember, paku, tang, martil, gerSaii,
pensil, spidol, penggaris, penghapus, pewarna (cat,
spidol, atau krayon), kuas, dan kertas.
5) Buadah kerangka model dengan kawar sesuai
gambar sapi yang diinginkan- Susunan kerangka
itu meliputi kepala, badan, kaki, dan ekor. Untuk
kakinya, dipakukan ke papan kayu sebagai alas-
nya.
6) Buatlah kepala, badan, kaki, dan ekor dari bubur
kertas padat. Kemudian, ekor dibuat dari benang
hiram yang dijuntai dan dilekdtkan pada kerangka
ekor.
7) Berikan pewarna (bisa menggunakan cat, spidol,
krayon, atau cat semprot) pada model sesuai dengan
gambar sapi yang telah direncanakan sebelumnya.
8) Susun informasi pendukung pada selembar kertas.

2t0
Panduan Kreatif Membuat Bahan Alar lnovatif .

9) Berikan tugas yang berkenaan dengan model


kepada peserra didik, bisa secara lisan atau tulisan.
1 0) Lakukan penilaian terhadap jawaban-jaw aban y ang
diberikan peserta didik dengan kriteria-kriteria
yang telah kita retapkan.

4. Model Berbahan Tanah Liat


Kalau kita men_ggunakan tanah liat sebagai bahan
pembuatan model, makl kita harus menentukan tedebih
dahulu tanah liat macarn zpa yang akan kita gunakan.
Sebab, ada dua jenis tanah liat. Pertama, tanah liat alami
atau dengan bahan pelarut air yang bisa mengeras jika
dikeringkan. Kedua, tanah liac dengan pelarut minyak
atau malam yang tidak bisa kering.
Sebagai contohnya adalah pembuatan model ropeng
adat Sunda. Berikut adalah langkah-langkah pembuat-
annya.
a. Kumpulkan foto atau gambar tentang topeng adat
Sunda yang akan dijadikan model.
b. Apabila sudah ditentukan foto yang mau dijadikan
.model, kemudian buatlah sketsa topeng adat Sunda
tersebut.
c. Cermati unsur-unsur model topeng adat Sunda
yang perlu disiapkan.
d. Siapkan bahan dasag yaitu tanah [iat. Bahan ini
bisa dibeli di toko-toko seni atau toko bahan kimia.
Kemudian, siapkan pula air. Sementara, untuk
peralatan yang dibutuhkan, antara lain kuas, pisau,
kawat, ember, kertas, pensil, dan papan.
e. Siapkan ember atau kaleng, lalu isi setengahnya
dengan air bersih.

2tt
' Andi Pr6to\,rr'o

f. Masukkan tanah liat ke dalam air, sekepal demi


sekepal, sehingga mencapai tinggi mclebihi per-
mukaan air yang merendamnya. Biarkan tanah liat
rerendam seienak, kemudian aduk-aduk dengan
jari tangan dan tambahkan tanah liat hingga kenral
merata. Pada tahap ini, biasanya tanah liat masih
sangar lengkct dan sulit untuk dipergunakan oleh
pescrta didik. Maka dari itu, biarkanlah tanah liar
itu di dalam kaleng selama semalam, lalu keesokan
pagitya, buang air yang ada di atasnya.
8. Jika ranah liar masih terlalu lengket untuk
dikerjakan, tambahkan lagi tepung tanah scdikit
demi sedikit arau ratakat gumpalan tanah liat
tersebut pada sebidang papan hingga cukup kering
untuk digunakan.
h. Buatlah model sesuai sketsa gambar topeng adat
Sunda yang telah direncanakan.
Apabila waktu tidak cukup untuk mcmbuat model
dalam seharian, letakkan bahan tanah liat tersebut
di tempat yang lembab, seperti di dalam peti yang
ditutup rapat, ditutup dengan kain basah, atau di
dalam gentong. Karena, iika diletakkan pui^,..-
pat yang kering akan membuat tanah liat menger;rs
dan sulit untuk dikeriakan.
Lanjutkan pembuatan model topeng untuk
membuat tahap akhir pengerjaan model tersebut.
Keringkan model secara bertahap hingga beberapa
hari, Perlu kita ingat bahwa jika pengeringannya
terlalu ekstrem dengan suhu yang langsung sangat
panas, maka hal tersebut bisa merusak modcl,
seperti retak, pecah, gosonS, dan lain sebagainya.

212
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

l. Lakukan finxbing model dengan cara mengecar


atau mewarniunya sesuai gambar yang telah
direncanakan sejak awal.
m. Siapkan informasi pendukung dalam selembar
kertas tentang model tersebut.
n. Berikan tugas yang berkenaan dengan model
kepada peserta didik, bisa secara lisan arau tulisan.
o. Lakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang
diberikan peserta didik dengan krireria-kriteria
yang relah kira tetapkan.

5. Model Berbahan Kayu


Untuk model yang berbahan dasar kayu, salah
satu conrohnya adalah miniatur mobil. Berikut adalah
langkahJangkah pembuatan miniatur mobil.
Kumpulkan gambar atau foto yang akan dijadikan
model.
a. Pelajari detail gambar tersebur, kemudian buat
skersanya.
b. Catarlah strukturnya secara cermat dan teliti.
c. Siapkan bahan utama, yaitu kayu. Unruk kayu
yang digunakan dalam pembuaran bahan ajar ini
disarankan kayu yang lunak, sehingga mudah di-
kerjakan, misalnya dipotong, ditatah, dibor, di-
paku, dan lain sebagainya. Adapun contoh kayu lu-
nak anrara lain pinur putih, kayu merah atau kayu
ara, dan kayu balsa. Nah, untuk jenis yang terakhir
ini paling banyak ditemukan di toko-toko keraji-
nan tangan dan di rempat penyimpanan kayu. Se-
menrara, contoh kayu keras adalah mahoni.

257
Andi Prastc^/'r'o

d. Siapkan bahan tambahan yang dibutuhkan' seperti


kav{at, cat, atau zat Pewarna, dan tali rafia. Dan,
siapkan pula alat- tt ya,ng diperlukan, seperti
pisau, gunting, palu, paku, gergaii, kuas, tang, lem
kayu, plaster, serta obeng.
e. Potong-potong kayu sesuai sketsa modelyang telah
kita buat.
f. Sambung dan lekatkan kayu (yang telah dipotong-
potong menurut strukturnya) dengan paku atau
alat perekat lainnya.
g. Berikan pewarnaan dengan pengecatan untuk
menambahkan kesan asli pada model.
h. Siapkan informasi pendukung dalam selembar
kertas tentang model tersebut.
i. Berikan tugas yang berkenaan dengan model
kepada peserta didik, bisa secara lisan atau tulisan-
i. Lakukan penlhian terhadzp iawaban-jawaban yang
diberikan peserta didik dengan kriteria-kriteria
yang telah kita tetapkan

6. Model Berbahan Lilin


, Salah satu contoh model berbahan lilin adalah mini-
atur rumah. Berikut adalah langkahJangkah pembuat-
annya.
a. Kumpulkan gambar-gambar atau foto-foto yang
terkait dengan rumah yang akan dijadikan model.
b. Buatlah sketsa gambar dalam ukuran mini, dengan
detail unsur-unsur 'yang ingin ditampilkan dari
rumah tersebut.
c. Siapkan bahan utama, yaitu malam- Untuk malam
biasa atau plastisin dengan berbagai warna, dapar
Panduan Kredtif M€rnbuat Bahan Aar lnovatif

dibeli di toko-toko peralaran seni, toko-toko hobi,


atau roko-toko sejenis lainnya. Karena bahan ini
tidak bisa mengerzrs, maka malam paling cocok
unruk pembuatan obiek yang bersifat sementara.
d. Siapkan peralatan untuk memahat dan mengukir
malam, seperti tatah, pisau, penggaris, kayu, kerras,
papan kayu, dan kawat.
'e. Padatkan dan bentuklah malam dalam benruk
kubus. Kemudian, dari bentuk kubus iru, buatlah
kreasi sesuai sketsa miniarur rumah yang ingin
diciptakan.
f Gunakan penggaris untuk mengukur tinggi, lebaq
dan dalam bangunan. Gunakan pisau, tatah, dan
kawat unruk membuat ukiran serta guratan pada
malam, sehingga bisa mimbentul< lekukJekuk
rumah sebagaimana sketsa yang relah dibuat.
C- krakkan model miniatur rumah yang sudah iadi di
atir papan kayu unttlk di-display.
h. Siapkan informasi pendukung dalam selembar
kertas tentang model tersebut.
i. Berikan tugas yang berkenaan dengan model
kepada peserta didik, bisa secara lisan atau tulisan.
i. Lakukan penilaian terhadap jawaban-iawaban yang
diberikan peserta didik dengan kriteria-kritcria
yang telah kita tetapkan.

7. Model Berbahan Plaster Paris


Plasterparis merupakan serbuk putih yang bagus, bila
ditaburkan kedalam air akan cepat membentuk gumpalan
padat, dan mudah dikikis dengan cara menggunakan

251
Andi Prastowo

pisau atau pahat. Namun, untuk menggunakannya kita


perlu mempelajari cara pengolahannya terlebih dulu.
a. Cara Mengolah Plaster
Berikut adalah cara mengolah potongan plaster
menurut Sudjana dan Rivai (2005).
1) Tirangkan air bersih ke dalam wadah yang luas,
misalnya panci enamel atau panci timah Air yang
diruangkan ke wadah itu sebaiknya lebih sedikit
dibandingkan dengan ukuran balok atau gumpalan
yang akan dipotong-potong kcmudian.
2) Thburkan serbuk tepung plaster paris tersebut
sedikit demi sedikit ke dalam air hingga merata di
bawah permukaan air.
l) Aduklah dengan tangan hingga menjadi selembut
krim, lalu sisihkan gelembung sena gumpalannya.
Teruskan pengadukan secara perlahan-lahan sampai
camputan tersebur terasa mengenral. Jika laruran
telah mengental, maka larutan siap digunakan.

b. Contoh Langkah-Langkah Pembuatan


Miniatur Bumi
Untuk model berbahan plaster paris ini, sebagai
contohnya, kita bisa membuat model struktur kulit bumi.
Berikut adalah langkah-langkah pembuatannya.
l) Kumpulkan gambar-gambar tentang struktur kulir
bumi dari berbagai sumber.
2) Buatlah sketsa model penampang struktur kulit
bumi yang ingin dibuat dengan skala mini.
3) Siapkan bahan utama, yaitu adonan atau larutan
plaster paris siap tuang. Sediakan iuga peralatan-

256
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

peralatan yang dibutuhkan untuk membuat model


tersebut, antara lain pisau, bola plastik, penggaris,
jangka, gunting, ampelas, dan cat.
4) Buatlahcetakanbumidenganmembelahbolaplastik
menladi dua bagian. Dalam posisi setengah bulat,
letakkan cetakan menghadap ke atas. Kemudian,
tuangkan adonan plester paris ke dalamnya hingga
penuh menutupi seluruh permukaannya.
)) Diamkan larutan plester paris hingga mengerrs
kurang lebih selama [2 jam.
6) Bongkarlah cetakan dengan menyobe[. bola
plastik, lalu haluskan permukaan modelnya dengan
ampelas.
7) Buatlah guratan-guratan struktur kulit bumi (pada
bagian belahan) menggunakan pisau arau pahat.
8) Sebagai tahap finihing, berilah pewarna pada
masing-masing struktur kulit bumi dengan warna
yang berbeda-beda untuk memperielas perbedaan
masing-masing struktur.
9) Siapkan informasi pendukung dalam selembar
kertas tentang model tersebut.
10) Berikan rugas yang berkenaan dengan model ke-
pada peserta didik, bisa secara lisan atau tulisan.
1 1) Lakukan penilaian terhadap iawaban-iawaban yang

diberikan peserta didik dengan kriteria-kriteria


yang telah kita tetapkan.

8, Model Berbahan Metal


Untuk model berbahan metal ini, sebagai contohnya,
kita bisa membuat model kerangka kapal layar pinrsi'
Berikut adalah cara pembuatannya.
Andi Prastowo

Kumpulkan foto-foto atau gambar-gambar tentang


kapal layar pinisi.
b. Buatlah sketsa gambar kerangka kapal layar pinisi
tersebut.
Tentukan struktur dan ukuran-ukuran bahan yang
dibutuhkan untuk membuat model kapal layar
tersebut.
Siapkan bahan, terutama kawat email dan kaleng.
Sediakan pula peralatan, seperti guntinS kawat,
solder, rimah, spidol, car, ampelas, tang, dan
kabel.
e. Potong-potong kawat email sesuai ukuran dari
struktur miniatur kapal layar yang ingin dibuat.
Kemudian, sambung kawat-kawat tersebut mem-
bentuk kerangka kapal layar dengan timah panas
(menggunakan solder). Perlu diingat bahwa untuk
menyambung kawat email dengan timah, lapisan
email pada permukaan kawat tersebut harus
dikupas dahulu menggunakan ampelas, sehingga
yang terlihar adalah kawat tembaganya semara.
Sebab, iika bagian luar (bagian emailnya) tidak
dikupas, maka tidak bisa dilekati oleh timah.
Potong-potong kaleng sesuai dengan bentuk yang
telah direncanakan sebelumnya untuk menutup
bagian bawah kapal. Kemudian, sambung seng
dan kawat email dengan timah.
Sambung pula kabel-kabel sebagai miniatur tali
yang digunakan pada kapal layar ya;ng sebenarnya.
h. Setelah semua struktur terpasang, maka pada
bagian akhir, haluskan setiap sambungan timah
menggunakan ampelas. Setelah halus, lakukan
Panduan Kreatif Membuat Bahan Adr lnovatif

pengetatan sesuai warna yang telah direncanakan


sebelumnya. Supaya awet, gunakan cat besi arau
vernis.
i. Siapkan informasi pendukung dalam selembar
kertas tentang model tersebut.
j. Berikan rugas yang berkenaan dengan model
kepada peserta didik, bisa secara Iisan arau rulisan.
. k. Lakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang
diberikan peserta didik dcngan krireria-kriteria
yang celah kita tetapkan.

9. Model Berbahan Material dan Perangkat


Konstruksi (Bangunan)
Contoh model yang berbahan material dan perang-
kat konstruksi (bangunan) sebenarnya ada banyak sekali.
Namun, di sini saya hanya akan menunjukkan satu con-
toh saja, yaitu model alat pengukur angin. Berikut ada-
lah langkah-langkah pembuatannya.
a. Kumpulkan gambar-gambar tentang alat peng-
ukur angin. Jika memungkinkan, lakukan juga
observasi langsung ke lokasi yang ada alar pengukur
anSlnoya.
b. Buatlah sketsa alat pengukur angin sedetail
mungkin.
c. Tentukan struktur alat pengukur angin.
d. Siapkan bahan utama, yaitu gabus, tiga buah bola
pingpong, dan empat buah tongkat. Siapkan pula
peralatannya, seperti pisau, gunting, lem, gergaji,
dan cat poster.

2r9
Andi Prastowo

c. Porong-potong tongkat kayu meirladi e-par


bagian. Kemudian, belah bola pingpong meniadi
dua bagian. Selan jutnya, masukkan masing-masing
tongkat ke balon satu per satu sedalam diameter
balon lebih sedikit.
Siapkan gabus yang dipotong menjadi dua macam,
yairu satu berbentuk seperti kerucut namun
ujungnya tidak lancip, dan yang satunya berbentuk
korak persegi paniang sebagai dasar sekaligus alas
tempat model dirancapkan.
c. tncapkan tiap tongkat dan bola pingpong yang
sudah terpasang ke gabus dalam titik pada sudut
yang sama besar.
h. Setelah ketiga tongkat bola pingpong itu terpasang
pada gabus (yang berbentuk kerucut), masukkan
tongkat satunya (yang berfungsi sebagai riang
utama penyangga) ke gabus rersebut dari arah
bawah. Adapun sisi yang lain dari tiang pe nya,ng4
dimasukkan (ditancapkan) ke gabus yang berukuran
persegi panjang.
Setelah bentuk kasar model tersebut selesai, maka
untuk tahap akhirnya, berikanlah pewarnaan
menggunakan cat poster sesuai gambar yang kita
jadikan acuan.
). Siapkan informasi pendukung dalam selembar
kertas tentang model tersebut.
Berikan rugas yang berkenaan dengan model
kepada peserra didik, bisa secara lisan atau rulisan.
I. I-akukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang
diberikan peserta didik dengan kriteria-kriteria
yang telah kita tetapkan.
Panduan Kredtif Membuat Bahan Aar lnovdtrf

Demikianlah aneka contoh model dari berbagai


jenis bahan. Dengan melihat contoh-contoh tersebut
beserta cara pembuatannya, hendaknya dirpat memacu
dan merangsang kreativitas kita untuk memanfaatkan
berbagai macam bahan yang berserakan dan berlimpah
di sekitar kita. Sehingga, dari bahan-bahan yang tak
terpakai bisa menjadi model yang kayt mznfr*. Bahkan,
jika dibuat dengan lebih serius, akan menjadi peluang
bisnis yang menggiurkan. Ini merupakan sebuah peluang
yang sungguh menguntungkan.

26r
BAB 9

A. Arti Sebuoh Bohon Ajor Audio


Pada bab sebelumnya, telah kita bahas tentang bentuk
model atau maket sebagai salah satu jenis bahan ajar
noncetak. Kali ini, kita akan membahas jenis bahan
ajar noncetak yang lain, yaitu bahan ajar audio. Tetapi,
sebelum kita membahasnya lebih jauh, ada pengetahuan
dasar yang perlu kita pahami bahwa dalam diri setiap
manusia rersimpan berbagai macam misteri yang tidak
pernah habis.untuk dipecahkan. Para ilmuwan dari
zaman pramodern, modern, hingga postmodern, selalu
melakukan penyelidikan terhadap objek yang disebur
manusia. Namun, sampai sekarang, mereka tidak pernah
mampu memecahkan semua teka teki tersebut dan tak
pernah mengatakan apakah temuan mereka sudah final
arau belum. Para ahli bahkan mengatakan jika penelitr
mana pun tidak akan mampu untuk menguak semua
kemisreriusannya, karena manusia ibarat alam semesta

267
AndiPrastowo

dalam wujud yang kecil (mikrokosmos), sehingga selalu


menyimpan rahasia.
Salah satu contoh kemisteriusan itu adalah mengenai
modalitas kemampuan cara belaiar manusia. Ada tiga
macam modalitas, yaitu modalitas auditorial, modalitas
visual, dan modalitas kinestetik. Masing-masing mem-
punyai ciri yang berbeda-beda. Orang-orang auditorial
lebih suka mendengarkan materi, dan kadang-kadang
kehilangan urutannya jika mereka mencoba mencatat
materinya selama presentasi berlangsung. Orang-orang
visual Iebih tertarik membaca makalah dan mem-
perhatikan ilustrasi yang ditampilkan pembicara di papan
tulis. Mereka jugr membuat goresan-goresan tulisan dan
catatiln yang sangat baik. sementara itu, orang-orang
kinestetik justru lebih baik dalam aktivitas bergerak dan
interaksi kelompok.to
Dari beragam ciridan karakter belaf ar yang tidak sama
tersebut, kita sebagai pendidik dituntut harus mampu
menjadi seorang kreator yang ulung, seorang pencipta
yang inovatil yang mampu menyajikan berbagai bahan
ajar sesuai dengan modalitas gaya belajar peserta didik.
Hal ini tentu bukan hal yang murdah. Namun, yang pasti
ini bisa dilakukan dan diupayakan. Permasalahannya,
tingg al bagaimana car any L.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, salah satu-
nye- adalah dengan membuat bahan ajar'audio. Apa itu
bahan ajar a:udio? Bahan ajar audio merupakan salah satu

5' H. Hamruni, Edutainment dalam Pendidikan lslam dan Teori-Teori


Pembelajaran Quantum (Yogyakarta: Eakultas Tarbii,ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. 2009).

2u
Pdnduan Kreatif Membudt Bdhan Ajar Inovatif

jenis bahan ajar noncetak yang di dalamnya mengan-


dung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara
langsung, yang dapat dimainkan atau diperdengarkan
oleh pendidik kepada peserta didiknya guna membantu
mereka dalam menguasai kompetensi tertentu.tt
Bahan aiar audio, menurut pandangan pengembang
pela)aran, bahkan dianggap sebagai sumber bahan ajar
yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan
untuk digunakan oleh peserta didik. Sekali dikemas,
materi pelajaran dan urutan penyaiiannya jadi tetap,
pasti, dan dapat berfungsi sebagai medium pembelajaran
untuk belajar secara individual.t6
Bahan ajar ini jika dipersiapkan secara matang
dan digunakan dengan metode yaog baik, maka dapat
diproduksi dan didistribusikan dengan biaya yang relatif
murah serta teriangkau. Akan retapi, iika bahan ajar
ini tidak didesain dan digunakan dengan baik, ia iustru
akan meniadi pengganggu dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik. Jadi, seperti halnya dengan bahan riar yaog
lain, pengajaran menggunakan audio harus dilakukan
dengan keterampilan, seni, dan perencanaan yang matang
rerlebih dahulu.

B. Mocom-Mocom Bohon Ajor Audio


Ada dua macam bentuk bahan ajar audio, yaitu
benruk kaset/piringan hitam (PH)lconpat dtsc (CD)
dan radio. Seiring dengan berkembangnya teknologi

5t Belawali, dkk, Pengembangan Bahan Aiar lJakatla: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka, 2003).
3'' Ronald H. Anderson, Pemrlihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran Uakana Raiawali, I 987).

26t
Andi Prastc
^/o

modern saat ini, kaset dan piringan hitam sudah jarang


digunakan. Hal ini disebabkan pemutarnya kadang
kala sudah dianggap tidak portable lagi, bahkan untuk
pemutar piringan hitam sudah langka di pasaran. Kini,
ada banyak medium digital (seperti hard dxk, flash
disk, dan memory car untuk penyimpanan sistem suara
dalam bentuk andio fih dengan format audio yang biasa
digunakan, yaitu MP3. Sedangkan untuk sumbernya
juga cukup bervaiiasi, yaitu dari perangkat perekam
dan pemutar audio digital, sePerti ltu rimedia player and
ttcot der (MPl,MP4, MPr, MP6, d alnMPT), soand tecorder,
dan hand Phone.
Sebuah kaset, PH, atau CD yang direncanakan
sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah proSram
audio dapat dipergunakan sebagai bahan a1ar. Medit
kaset/PH/CD mampu menyimpan suara yang dapat
secara berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta
didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar. Bahan
ajar ini biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa
atau musik. Bahan ajar kaset tidak dapat berdiri sendiri,
karena dalam penggunaannya memerlukan bantuan alat
dan bahan lainnya, seperti taqe reclrder atau perangkat
attdio player l r,nya dan lembar skenario pendidik.
Sementara, radio (yaitu radio broadcasting) adalah
mesin dengar yang dapat digunakan sebagai bahan ajar-
Dengan radio, peserta didik bisa belajar sesuatu hal.
Radio juga dapat drgunakan sebagai sumber belajar.
Program radio bisa dirancang sebagai bahan ajar. Sebagai
contolrnya, pada jam tertentu, guru metencanakan
sebuah program pembelajaran melalui radio, misalnya
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

mendengarkan berita siaran radio langsung mengenai


suatu kejadian atau fakta yang sedang berlangsung.

C. Kegunoon Bohon Ajor Audio bogi Kegioton


Pembelojoron
Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan
fuvai (2005), pemanfaatan bahan aipr audio dalam
kegiatan pembelajaran, terutama dalam empat. Pefiama,
pengaiaran nnsic literary (pembacaan saiak) dan kegiatan
dokumentasi. I(e//a, pengajaran bahasa asing, baik secara
audio ataupun audiovisual. Ketiga, pengajaran melalui
radio atau radio pendidikan . Keempdt, paket-paket belaiar
untuk berbagai ienis materi yang memungkinkan peserta
didik dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu
bidang studi.
Secara spesifik, menurut \7 Schramm dalam rJ7ijaya
dkk. (1992), bahan aiar radio dapat dimanfaarkan pada
empat proyek kegiatan belaiar yzng diarahkan kepada
kegiatan pembaharuan dalam pendidikan, pemanfaatan
media dalam perluasan dekolah, dan pemanfaatan untuk
kegiatan pendidikan nonformal. Sehingga, peranan radio
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Sebagai suatu kegiacan yang mandiri.
2. Untuk melengkapi media utama lainnya.
3. Sebagai media utama yaog dibanru atau bersama-
sama dengan media lainnya.
4. Kalau dalam SBIJ (Sistem Belaiar Jarak Jauh),
maka radio menjadi salah satu media penunjang
rerhadap media urama, yaitu modul, serta bekeria
sama dengan media lainnya.

261
Andi Prdstowo

D. Kelebihon don Keterbotoson Bahon Ajor


Audio
Setiap jenis bahan ajar memiliki kelebihan dan ke-
terbatasan. Begitu pula dengan bahan aiar audio, atau
lebih spesifik lagi bahan aiar radro.
1 . Kelebihan Bahan Ajar Audio
Sebagaimana diungkapkan oleh Anderson (1987),
bahan aiar audio paling tidak memiliki enam sisi yang
membuat kita perlu untuk menggunakannya dalam
kegiatan pembelajaran. Keenam kelebihan bahan aiar
audio tersebut adalah sebagai berikut:
a. Materi pelajaran sudah tetap, terpatri, dan dapat
direproduksi dengan konten yang tetap sama.
b. Produksi dan reproduksi sangat ekonomis, sena
mudah didistribusikan.
c. Peralatan program audio termasuk yang paling
murah dibandingkan dengan media audiovisual
lainnya.
d. Dengan berbagai teknik perekaman audio, bentuk-
benruk pengajaran rerprogram dapat digunakan
untuk pengajaran mandiri, memungkinkan seriap
peserta didik belajar sesuai dengan kecepatan
masing-masing, serca memberikan penguatan dan
pengetahuan dengan penampilan langsung.
e. Dalam bentuk program pengajaran mandiri yang
canggih, sudah ada peralatan yang dapat me-
nyelaraskan visual dengan program audio yang te-
rekam, serta tersedia juga alat yang dapat berhenti
scndiri. Sehrngga, peserta didik berkesempatan
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovdtif

unruk berinreraksi dengan program rersebut, ke-


mudian melanjutkan program iika sudah siap. Per-
lengkapan lain yang didesain khusus untuk kom-
parasi audio yang memungkinkan pesena didik
dapar mendengar, misalnya penampilan, kemudian
meresponsnya, dan lebih lanjut membandingkan
penampilannya dengan itu.
f Suasana dan perilaku peserta didik dapat dipe-
ngaruhi melalui penggunaan musik latar belakang
dan efek suara.

2. Keterbatasan BahanAlarAudio
Sementara iru, untuk keterbatasan bahan aiar audio,
paling tidak ada enam macam. Keenam keterbatasan
inilah yang sering kali menjadi alasan bagi pendidik unruk
tidak menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Membutuhkan kehati-hatian iika hanya audio yang
digunakan. Karena, waktu yang lamz tanpa mem-
berikan rangsangan visual dapat membosankan dan
akan mengganggu pengajaran dengan kecepatan
sendiri (audio yang diputar selama 15 menit akan
memakan waktu peserta didik sebanyak itu pula,
tanpa memperhatikan keterampilan peserta didik).
b. Perbaikan biasanya menunlut diproduksinya
rekaman masrer (induk) baru dan dibuarnya copy
rekaman baru. Hal ini akan memakan waktu dan
biaya yang besar.
c. Masalah pendistribusian akan muncul manakala
' produksi gambar diselaraskan dengan audio. Hal
Andl Prastowo

ini disebabkan oleh adanya keragaman perangkat


keras yang ada dan yang digunakan di berbagai
tempat latihan. Pengembang pelajaran mesti
mengetahui perlengkapan aPa yang ada untuk
disesuaikan dengan perangkar lwnaknya (sofiruare)-
d. Pengembangan naskah audio yang baik (terutama
yang akan digunakan untuk menunjang visual)
dapat menyita waktu dan membutuhkan kete-
rampilan-keterampilan khusus.
e. Perlu berkali-kali dalam memperkirakan kecepatan
penyajian materi verbal. Seandainya bahan di-
sajikan terlalu cepat. atau pengaiaran yang rumit
diberikan tedalu cepat, maka para peserta didik
akan kehilangan jejak atau kebingungan. Dalam
beberapa ha[, sebaiknya peserta didik diberikan
pengulangan melalui pcringatan visual, misalnya
dituliskan kembali dalam perlengkapan buku
kerja atau ditampilkan pada gambar diam.
Hal ini umumnya dapat ditentukan selama tes
pengembangan (deuelopnental utt).
f Peserta didik menemukan kesulitan dan kebingu-
ngan, jika mereka menggunakan audiovisual yang
diselaraskan, tetapi menyimpang dari keselarasan.

3. Kelebihan dan Keterbatasan Bahan Ajar Radio


Bahan ajar audio secara lebih sptsifik, yakni radio, iuga
memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannyaantara
lain terletak pada kemampuannya dalam membangkirkan
kreativitas mitra, memengaruhi pembentukan perasaan

210
Panduan Kreatif M€mbuat Bahan Aar lno/atif

dan kesan (impresi) seseorang, serta merangsang daya


imajinasi. Sedangkan kelemahannya, menurut Wijaya
dkk. (1992) adalah sebagai berikut:
a. Pendengar memilki pilihan untuk kemungkinan
mendengarkan terus atau mematikan pesawat radio
(penerima). Hal ini akan bergantung pada perhatian
pendengar terhadap suatu program siaran.
6- Daya ingat manusia tidak bisa menangkap terlalu
banyak informasi dalam satu waktu, sehingga
waktu siaran untuk satu program harus dibarasi
agar ridak terlalu lalu lama.
c. Radio adalah alat komunikasi satu arah, sehingga
materi siaran harus sederhana untuk bisa dipahami
oleh kebanyakan pendengar.
d. Kecepatan penyaiian pesan harus sesuai dengan
kecepatan daya tangkap pendengar.
e. Segala arti dan pengeftian disampaikan melalui
saluran pendengaran (suara) atau berbentuk audio.
f. Kebanyakan kita belaiar melaluisaluran penglihatan
atau visual. Oleh karena itu, radio harus bisa
memvisualisasikan sesuatu dalam bentuk suara-
suara.
8. Setiappendengarberanggapanhanyaberkomunikasi
dengan pesawat radio. Oleh karenanya, radio harus
berbicara dengan sesmrang secara individual.
Ada beberapa hambatan dan rintangan lain secara
teknis-mekanis, bahasa, dan zar're dalam proses
mendengarkan melalui radio.

211
Andl Prastowo

E. Unsur-Unsur Penting dolom Bohon Ajor


Audio
Seperti halnya bahan aiar yang lain, bahan aiar audio
juga memiliki struktur. Namun, untuk masing-masing
bentuk, strukturnya tidak sama. Oleh karena itu, sesuai
dengan jenisnya.

1. Struktur KaseUPH/CD
Pada bahan ajar berbencuk kaset, CD, atau PH,
strukturnya meliputi lima komponen, yaitu iudul, pe-
tunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, dan penilaian. Tiga komponen
(judul, petunjuk belajar, dan informasi pendukung) ter-
dapat pada bahan aiar, sedangkan dua komponen lainnya
(kompetensi dasar atau materi pokok dan penilaian) ada
pada kertas lain.

2. Struktur Radio
Bahan ajar radio memiliki struktur yang hampir sama
dengan struktur bahan ajar bentuk kaset/?H/CD. Hanya
saja, pada bahan aiar ndio tidak ada komponen petuniuk
belajar. Jadi, komponen yang terdapat pada bahan ajar
radio ada dua, yaitu judul dan informasi pendukung. Se-
dangkan dua komponen lainnya, yaitu kompetensi dasar
atau materi pokok dan penilaian ada pada lembar kertas
lain.

212
Panduan Kredtif A4€mbuat Bahan Aar lnc /atif

F. Memohomi Longkoh-Longkoh Penyusunon


dan Pengembongon Bohon Ajar Audio
Dalam menyusun sebuah bahan ajar audio, ada be-
berapa langkah yang perlu dilakukan. Namun, sebelum
masuk ke penjelasan tersebut, ada hal penting yang perlu
kita pahami, yaitu tentang penulisan naskah audio.

1. Penulisan Naskah Audio


Penulisan naskah untuk didengar (audio) dan penu-
lisan naskah untuk dibaca tidaklah sama. Menuliskan
bahan pelajaran untuk diperdengarkan memerlukan
keterampilan khusus serta mempunyai ukuran kualitas
tenenru. Hal ini bukan berarti aturan tata bahasa yang
baik dan ungkapan yang iela^s harus ditinggalkan dalam
menulis kalimat untuk diucapkan. Maksudnya, kalimat
yang ditulis harus dapat diungkapkan dengan wajar dan
eary listening (entk didengar dengan tutur kata yang mu-
dah dipahami). Unruk memenuhi persyaratan tersebut,
kita perlu memperhatikan beberapa karakteristik sebagai
berikut:'7
a. Irama. Kombinasikan kata dan bunyi yang dapat
diucapkan dengan mudah, jelas, dan lancar.
b. Thra bahasa. truhlah kata-kata kunci di tempat-
rempat yang pirsti dapat didengaroleh pesena didik.
Misalnya, kata pertama yang diucapkan mungkin
tidak pasti akan didengar, karena pesena didik
perlu memusatkan perhatiannya untuk menerima

\? tbid.

213
Andi Prdstowo

pesan kata-kara penting. Oleh karenanya, struktur


kalimat harus dimulai dengan kata-kata yaog
menarik perhatian dan pelan-pelan diarahkan
kepada kata-kata atau kalimat-kalimat kunci.
c. Struktur kalimat. Umumnya, struktur kalimat yang
digunakan pendek-pendek dan tidak kompleks.
Artinya, ide-ide dirangkum dalam kalimat lengkap
atau kalimat pendek yang jelas. Karena, kecepatan
pembacaan narasi bukan diatur oleh peserta didik
(tetapi oleh naiator), berbeda dengan bahan cetak
yang dibaca. Maka, kita haruslah menyajikan ide
kira sedemikian rupa, sehingga dapar ditangkap
dengan mudah, cepat, dan tepat oleh peserta
didik.
d. Kalimat akrif. Jenis kalimar ini harus digunakan
pada setiap kemungkinan, maksudnya untuk men-
jaga perhatian pendengar serta untuk mengurangi
kesalahpahaman atau kesalahan cafsir.

Perlu kita ingat bahwa petunjuk di aras bukanlah


obat dosis tinggi yang mujarab untuk semua masalah
yang kita hadapi pada saat penulisan naskah audio. Itu
semua hanya memberikan pendekatan sistematis yang
sudal.r lama digunakan oleh para penulis profesional da-
lam menghasilkan materi audio yang baik. Saran-saran
teknis prosedural yang diberikan hanyalah unruk men-
jaga agar transmisi yang diterima peserta didik tetap baik
mutunya.
Dan, seperti halnya kererampilan khusus lainnya,
kemampuan menulis untuk pendengar tidak sama
antara orang yang saru dengan yang lainnya. Sebagian

274
Panduan Keatif A4€mbuat Bahan Ajdr lnovatif

orang mungkin merasa sulit untuk berpikir secara visual,


sehingga susah untuk menyiaPkan naskah Ptesentasi
visual yang ringkas dan menunjang. Bagaimanapun
kurangnya keterampilan tersebut, ianganlah diiadikan
alasan untuk menyerah, atau untuk memilih media
lain yang sebenarnya kurang cocok sebagai bahan aiar'
Yakinlah, dengan waktu yang cukup serta kesabaran,
keterampilan ini pasti akan dapat kita kembangkan.

2. Langkah-Langkah Pembuatan Bahan AjarAudio


Mengenai langkah-langkah pembuatan bahan aiar
audio, secara garis besar meliputi kegiatan Perencanaan,
produksi, dan evaluasi. Perencanaan mencakup kegiatan-
kegiatan penentuan rujuan, menganalisis keadaan sasaran
(peserta didik), Penentuan materi, format yang akan
dipergunakan, dan penulisan skrip. Sedangkan produksi
adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh
program yang terolah direncanakan dapat direkam dalam
media perekam suara (pita suara, CD svra, flash dish,
arau seienisnya). Adapun evaluasi adalah kegiatan untuk
menilai program, apakah program tersebut bisa dipakai
t"
atau perlu disempurnakan (direvisi) lagi
Berikut adalah langkahJangkah penyusunan bahan
ajar audio berdasarkan bentuknya menurur Diknas
(2004).

a. Pembuatan Bahan Ajar Kaset/PH/CD


Kaset/PH/CD yang kita rencanakan sedemikian
rupa, sehingga menjadi sebuah Program audio yang baik
5r lbid

21'
Andi Prastowo

dan menarik bisa kita gunakan sebagai bahan aiar untuk


peserta didik.

1) Langkah -Langkah Penyusunan Kaset/PH/CD


Adapun langkah-langkah penyusunan kaset/PH/CD
adalah sebagai berikut:
a) lbntukan iudul yang diturunkan dari kompetensi
dasar atau materi pokok sesuai dengan besar
kecilnya materi.
b) Berikan petunjuk penggunaan kaset/pH/CD agar
kaset/PH/CD mudah digunakan dan dioperasikan
oleh peserra didik.
c) Berikan informasi yang jelas, padar, dan menarik
dalam bentuk tertulis, kemudian rekam dalam pita
kaset/PH/CD. Dalam proses ini, ada enam tahap
yang perlu kita lakukan, sebagaimana dijelaskan
berikut ini.te

' Siapkan konsep pertama. Cek naskah dengan


kriteria berikut in.i. Semua iawaban harus "ya".

Kriteria Ya Tidak
Apakah konsep kasar naskah ditulis atau diketik
dua spasi, dan diberi ruang kosong pada garis
tepi (margin) sebelah kiri untuk tempat catatan?

Bilamana mungkin apakah Anda menggunakan


kalimat aktifl
Apakah Anda telah menggunakan bahasa
percakapan, yakni dengan gaya bahasa sehari-
hari yang biasanya digunakan dalam bahasa
percakapan?

, tbid

216
. Panduan Keatif Al€mbuat Bahan Aar lnovatif

Apakah Anda telah menggunakan sinBkatan


dengan tepatl Anda biasa menggunakan
ungkapan, seperti kau, tak, kan, bukannya,
engkau, tidak, dan bukan.

Sudahkah Anda berusaha mengurangi kata yang


rumit dan sukar? (Siswa tak akan peduli betapa
pandainya Anda, dan kadang-kadang mereka
tidak selalu siap dengan kamus. Di samping itt',
Anda pun harus menuliskannya sedemik!an rupa
supaya mudah dibaca oleh narator).
Sudahkah Anda mempertimbangkan efek suara
dan suara latar belakang yang mungkin perlu,
atau yanB sesuai untuk memberi kesan realitas
(nyata), atau menimbulkan nuansa tertentu?

Apakah Anda sudah inempertimbangkan latar


belakang peserta didik dan sebaBainya? Dan,
apakah Anda sudah berusaha menghindari
kala-katd ydng menyakitLdn dtdu menyingSunS
perasaan?

Sudahkah Anda menghindari logat-logat khusus


dan istilah teknrs brlamana mungkin?

Jika Anda harus menggun;kan istilah teknis,


apakah Anda mengeja kata itu dalam tanda
kurung secara fonetik (seperti seharusnya dibaca),
sehingga narator dapat mengucapkannyal

Apakah sudah Anda usahakan supaya naratornya


tidak terlalu banyak untuk kepentin8an produksi
dan menghemat biaya?
Sudahkah Anda minta ahlr bidang studi
mengecek materi pelajaran atu untuk
menentukan relevansi dan ketepatannyal

277
Andi Prastowo

Jika naskah akan digunakan dengan bahan-bahan


cetak (workboot), apakah Anda sudah:
. Merencanakan memberikan contoh
bilamana mungkin, agar pesena didik dapat
melakukan latihan berinteraksi dengan
materi pelajarannya?
. Membandingkan bahwa cetak dengan
naskah, lalu meyakinkan keduanya sesuai?
. Merencanakan bahan audio dan bahan
cetak salinB melengkapi, misalnya dengan
memberitahukan pese(a didik melalui
tape alau aodio anplilier untuk membuka
buku (bahan cetak), dan dalam buku kerja,
meminta mereka untuk mengacu kembali
kepada materi audio?

' Rekamlah naskah untuk pertama kali padaperekam


kaset (casrctte reclrdcr) atav perekam audio digital
(digital aadio rgcorder). Dalam hal ini, sebaiknya
Anda minta orang lain yang melakukannya, untuk
menjaga supaya Anda cukup objektif. Bila Anda
mendengarkan rekaman itu, lakukan pengecekan.
Semua jawaban harus "Ya".

Kriteria Ya Tidak
Apakah naskah dibaca persis seperti apa yang
ditulis?
Apakah pesannya lelas?

Apakah naskah itu kedengaran waiar sepe(i


percakapan, bukan sepeni biara?

Apakah Anda memberi cukup waktu untuk


istirahat, guna memberikan kesempatan bernapas
kepada narator?

278
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar lnovatif

Apakah ada beberapa kata yang dapat salah


ucap, dan apakah Anda sudah merevisinya?

Apakah Anda sudah menghilangkan kata-kata


teknis dan kata-kata yang tidak baku bilamana
mungkin?

,ika alat audio itu akan digunakan bersama


buku kerja secara interaktif, apakah sudah Anda
berikan petunjuk kepada peserta didik pada
kedua bahan ajar itu untuk meyakinkan bahwa
ke duanya salinS melenBkapi?

Apakah kecepatannya benar (apakah Anda


mempertimbangkan kemampuan peserta didik
memahami bahasanya)?

. Perbaikilah konsep pertama, kemudian rekam


kembali. Putar ulang dan cek burir-butir berikut
ini. Semua jawaban harus "Ya".
Kriteria Ya Tidak

Apakah naskah Anda dibaca (sebaiknya oleh


orang lain yang bukan penulis) persis seperti yang
terl u lis?

Apakah perekaman telah memenuhi kualifikasi


yang digariskan dalam persiapan konsep naskah
pertama?

Apakah kecepatan sudah besar untuk peserta


didik yanB dimaksudkanl
Apakah jumlah karakter atau pelaku (suara) sudah
dikurangi untuk efisiensi perekaman?
Apakah efek suara yang perlu sudah terdengar?
(Apakah perlu menuniukkan suasana lokasr
yang sesungguhnya dengan suara latar belakang,
seperti suara keramaian di ialan, suara kantor,
suara telepon berdering, dan sebagainya?)

279
Andi Prdstowo

Jika program tersebut akan digunakan bersama


buku kerja siswa, apakah Anda:
. Sudah menekankannya dengan singkat dan
lelas dalam petunyuk yanB terekam?
. Sudah mencobakan produk audio itu dengan
bahan cetak untuk kelancaran interaksi?
. Sudah mengecek lamanya perhentian
(pause) untuk memlrcri kepastian waktu
yang cukup kepada peserta didik agar bisa
melakukan apa yang diminta? Apakah Anda
menunjukkan bagaimana cara memulai lagi
memutar pita/CDlaudio file yang sudah
dihentikan?

' ttapkanlah materi rersebut secara bertahap dan


perbaiki naskahnya. Kemudian, iika perlu, rekam
dan putar kembali uncuk mengecek kriteria di
bawah in. Semua jawaban harus "Ya".

Kriteria Ya Tidak
Apakah kata yang perlu penekanan digarisbawahi
(maksudnya diucapkan dengan cara tertentu,
sehin8ga lebih menonjol daripada kata yang
lain)?

Apakah perhentian terlihat serta tepat, dan bila


perlu apakah panjangnya perhentian itu perlu
dinyatakan dalanr jumlah detik?

Apakah Anda mengecek bahwa musik benar-


benar diperlukan? lngai, hindarilah pelanggaran
hak cipta.

Apakah peserta didik atau instruktur harus


mengatur volume?

280
Panduan Kreatif Membudt Bahan Ajar lnovatif

Apakah perlu menghadirkan suasana tertentu


melalui musik (misalnya humor, tegang atau
serius, dan sebagainya)?

Apakah Anda sudah memeriksa kalau-kalau ada


rangsangan pendengaran yang relevan, yang tidak
termasukkan (misalnya semacam suara tanda
bahaya, kebisingan toko dan mesln, atau suara
peralatan yang semuanya mempunyai arti dalam
pelajaran tersebut)?

Apakah Anda meminta ahli bidang studi untuk


mengeceI ketepatan dan kenyataan dari penyajran
audio tersebut?

' .Tirlislah konsep akhir. Cek salinan yang telah di-


ketik pada pertanyaan di bawah ini. Semua jawaban
harus "Ya".

Krileria Ya Tidak

Apakah konsep diketik dua spasi dan apakah


bentuknya sama dengan contoh yang ditunjukkan
pada akhir ba8ian inia

Apakah kalimat yang terdapat dr bagian bawah


halaman lenBkap (tidak ada kalimat yanB
drteruskan pada halaman berikutnya)i

Apakah kata dieja dengan betul agar tidak salah


diucapkan? (Sudahkah Anda memberi petunjuk
untuk mengucapkan yang tidak biasa?)

Apakah semua halaman telah diberi nomor


dengan betul?

Apakah kata yang penting sudah digarisbawahi?


Andi Prdstowo

Apakah kecepatan penyajian ditunjukkan kepada


narator?

Apakah petunjuk untuk teknisi audio diberikan


pada awal naskah? (Hal ini meliputi e{ek suara
yang diperlukan musik, serta jumlah dan jenis
suara yang digunakan). Lihat contoh pada bagian
akhir ini.

. Konsultasikan dengan personel produksi tentang


hal-hal yang menyangkut permintaan Pita master,
CD master, a,talu atdil file master (proteaion copy),
dan duplikat yang akan diedirkan. Cek dengan
pertanyaan di bawah ini. Semua jawaban harus
'Ya".

Kriteria Ya Tidak

Apakah Anda sudah menentukan format program


audio yang akan dikeluarkan (kaset, reel, CD,
atau file) dan berapa banyak kopr yanB dipesan?

Apakah Anda sudah memberi waktu secukupnya


untuk produksi dan distribusi?
Sudahkah Anda merencanakan masalah
pengepakan dan pemberian label?
Sudahkah Anda siapkan duplikat naskah untuk
digunakan di studio rekamanl
5udahkah Anda atur penyimpanan master atau
work copy-nya?

282
Panduan Kreatif Mernbuat Bahan Aar lnovdtif

Berikut ini adalah contoh naskah bahan ajar audio


"Mengawasi Pelaksanaan Kerja".

Pengarahan Suara Mali di pesawat telepon di seluruh


naskah naskah.
Efek suara Eunyi bel telepon (hanya dua kali).
Apabila Anda telah menlawab soal tes nomor
1, maka Anda siap untuk mendengarkan
Narator
percakapan pertama yang berhubungan dengan
soal tes nomor 2 (terdengar bunyi telepon).
Haliman Carasi/Haliman
Yaa Rai/Mali//lstri Swasto menelepon pagi-
paBi mengatakan suaminya tidak dapat hadir/
Mali
Saya punya cukup waktu untuk membereskan
pekerjaannya sebelum yang lainnya pulang.
Baik Rog/Saya memegang lembar beban kerja
Haliman
sekarang/Ada perubahan ?
Pertama//batalkan libur si Ling/suruh dia
Mar
mengerjakan semua tugas Pak Swasto.
Haliman Baik
Lalu, berikan tugas sore kepada Jono.
Ha liman Baik
Untuk memenuhi tugas perbaikan Rai/saya akan
Mali
memberikan sisa tugas itu bila orang-orang libur.
Baiklah Rog/Sesudah anak-anak pergiAy'y'ais dan
Halrman saya akan ke Kayutangan//Saya telepon kamu
sekitar jam sepuluh?
Mali Kita bicarakan lebih lanjut nanti/sampai ketemu.

Sekarang jawablah pertanyaan untuk soal tes


nomor 2. (berhenti kira-kira 20 detik)
Narator Percakapan berikutnya yang akan Anda dengar
adalah untuk soal tes nomor 3-
flelepon berderinB dua kali)

28)
Andl Prasto'ri o

d) Tulislah tugas-tugas pada lembar kertas lain Mi-


salnya, menugaskan peserta didik untuk men-
dengarkan, kemudian menirukan apa yang mereka
dengar dari bahan ajar.
e) Lakukan penilaian terhadap hasil karya dari tugas
yang diberikan, yaitu sewaktu mereka menirukan
zpz. ya,rlg mereka dengar.
0 Gunakanlah sebagai sumber belajar yang dapat
memperkaya (misalnya buku, maialah, internet,
atau jurnal hasil penelitian) sekaligus sebagai bahan
dalam membuat Program audio.

2) Saran untuk Bagian Produksi Media Rekam


Audio
Berikan infotmasi berikut ini kepada bagian produksi
apabila menggunakan pita audio (berbentuk kaset).60
a) Jenis pita dan kecepatan yang dikehendaki untuk
merekam (bila mungkin, semua mastet harus.
diproduksi dengan perlengkapan profesional yang
berkualitas tinggi dan pita yang berkualitas baik).
b) Dafrar musik dan efek suara yang diperlukan.
c) Jumlah dan jenis suara-suara yang akan dipergu-
nakan (laki-laki atau perempuan) serta perjanjian
yang harus dibuat untuk menggali ahli yang profe-
siona[.
d) Jadwal lengkap untuk master (sisakan wakru
yang cukup untuk pengecekan dan penyuntingan
akhir).
e) Jumlah salinan naskah yang harus dibagikan ke-
pada produksi (berikan masing-masing satu salinan
@ tbid.

284
Pdnduan Kredtjf lvl€mbuat B6han lnovatif
^ar
untuk teknisi perekam suara, ahli mesin, pembawa
suara, pengarah atau sutradara, dan untuk doku-
men sebagai referensi pada masa yang akan da-
r^ng).

3) Saran untuk Penyimpanan Media Rekam


Audio
Untuk penyimpanan media rekam disesuaikan
dengan masing-masing ienis dan karakteristik media
yang digunakan, apakah berupa p ita. arzu compaa disc.
a) Pita audio
o Buatlah Ixngaturan yang jelas untuk penyimpan-
an naskah induk dan salinan yang dipergunakan,
termasuk nomor pendokumengasiannya dan siapa
yang harus menyalurkan bahan-bahan.
. Simpanlah semua pira pada rak kayu atau plastik
unruk menghindari demagnerisasi pita.
. Sebelum disimpan, pasrikan bahwa semua pita te-
lah dikembalikan pada bagian permulaan dan tidak
ada pira yang lepas dari kaset.
. Simpanlah pita dalam kotak plastik atau seridaknya
dalam tempat yang terlindung dari debu.

b) Compact disc audio


. Penyimpanan dan pemakaian CD yang baik
Keping CD termasuk barang sensitif. Jangankan
goresan kecil, debu yang menempel pun membuat
mata laser head anit enggan membaca trarA dengan
baik. Maka, biasakan membersihkan CD sebelum
memasukkannya ke daltmhead mit BilaCD berdebu,
bisa ditiup lebih dahulu. Untuk membersihkan CD,

28'
Andi Prastowo

dapat digunakan kain dan cairan pembersih lensa


kaca mata. Cara membasuh permukaan CD yang
baik yaitu dilakukan dengan arah keluar, bukan
berputar. Agar tidak sia-sia, setelah dibersihkan, CD
dapat disimpan pada tempat yang bisa terhindar dari
sinar matahari. Suhu yang baik adalah di bawah 40"
C.

. Melak*.aa back-uP CDIDYD


Agar darca di dalam CD kita aman, maka kita harus
membuat back-ap ke medium yang berkualitas
terbitk. Back-ttp CDIDVD harus dilakukan setiap
beberapa tahun sekali dan dengan beberapa medium
yang berbeda untuk beriaga-jaga' Tidak ada satu
medium pun, baik CD-R, CD-R\( DVD-R, DVD-
RW, hard dik, rnaupvt flath disk yang kekal Semua
jenis CD atau media perekaman bisa rusak dimakan
usia.

b. Pembuatan Bahan Ajar Radio


Sebagaimana telah sedikit kita singgung di awal,
radio broadcaving adalah media yang daptt dimanfaatkan
sebagai bahan air, yang dengannya peserta didik bisa
belajar sesuatu.
Namun, untuk membuat suatu bahan aiat ndio,
kita perlu memperhatikan beberapa poin penting yang
menentukan tingkat keefektifan bahan aiar radio dalam
penyampaian pesan. Karena, sePerti kita ketahui bahwa
penyampiian pesan radio diarahkan pada pendekatan
$intl,ts-resporrre dalam belajar, y{rg artinya materi pesan

286
Pdndudn Kreatif /vlembuat khdn Ajar lnovatif

harus memungkinkan timbulnya respons proses pembe-


lajaran yang rerarah. Dan, itu semua akan bergantung
pada perencanaan dan pelaksanaan produksi materi siar-
an, prinsip-prinsip belajar melalui radio, landasan kegia-
tan komunikasi pembelaiaran melalui radio, dan kemam-
puan media siaran radio dalam penyelenggaraan kegiatan
pengajaran (Y/riaya dkk, 1992).61

l) Materi Siaran Radio Pendidikan


Keefektifan siaran radio pendidikan di antaranya
bisa ditentukan oleh kualiras materi yang dipergunakan.
Kualitas materi ini bergantung pada pengembangannya
dalam mengatasi permasalahan aspek-aspek belajarnya.
Kemudian, unruk mencapai tujuan pendidikan melalui
radio, terlebih dahulu kita harus meneliti dan meng-
analisis keadaan sasaran. Ana.lisis ini akan mengarahkan
pendekatan tujuan pengajaran, pemanfaatan kegiatan
pembelajaran, dan penelitian terhadap pencapaian hasil
proses kegiatan pembelajaran.

2) Prinsip-Prinsip Belajar dengan Radio


Ada sebuah pandangan yang perlu kita pahami bahwa
belajar adalah suatu proses psikologis untuk mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, dalam merencanakan program
siaran radio, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip
perubahan melalui siaran radio. Adapun prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Program siaran harus membangkitkan minar sasa-
ran (peserta didik) agar mau mempelajari materi
yang disampaikan.
r'l Cece Wifaya, dkk, Upaya Pembahatuan dalam Pendidikan dan
Pengaiara, (Bandunt: Remala Rodakarya, 1992)
Andl Prastowo

b) Pemilihan topik harus relevan dengan keinginan


dan kebutuhan pesena didik dari segi pentingnya
atau kegunaannya.
c) Materi harus disajikan menurut urutan yang logis
dari awal sampai akhir siaran.
d) Penyaiian bahan melalui satu cara akan mudah
dalam pelaksanaan programnya, tetapi akan sulit
dalam memungkinkan pemartisipasian peserta
didik secara aktif.
e) Materi yang disajikan secara ceramah saia akan
mengurangi antusiasme pendengar (peserta didik).
Maka, supaya antusiasme pendengar tinggi,
materi harus disajikan secara lebih hidup untuk
memungkinkan partisipasi mereka.
fl Penekanan (reinforcement) sesuatu pesan sangat
penring untuk membuat daya serap yang tinggi.
g) Kecerdasan, perasaan, dan imajinasi pendengar
harus diiadikan dasar atau tekanan utama dalam
penyusunan materi supaya peserra didik mendapat
kepuasan dalam pencapaian hasil belaiar.

Prinsip-prinsip belaiar di atas semuanya berdasarkan


atas analisis kondisi psikologis dan keadaan pesetta
didik sebagai sasaran. Untuk melakukan analisis sepeni
ini, kita memerlukan data pesena didik yang diperoleh
dengan melakukan observasi dan penelitian terhadap
mereka, meliputi kebutuhan, tingkat pengetahuan,
sikap, tingkah laku, dan konteks komunikasi mereka.
Untuk mengetahui hal ini, kita dapar mencermati uraian
Theroux dalam rViiaya, dkk (1992) sebagai berikut.

288
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

Perrafia, kebutuhan (neel) sasxao. Kebutuhan di sini


diartikan sebagai keseniangan z-r'tarL kondisi nyata seka-
rang dan kondisi yang ideal atau kondisi yang diharap-
kan, yang belum tercapai. Pemenuhan kebutuhan pada
umumnya bisa membangkitkan morivasi. Kebutuhan
nyara mereka yang bersifat nafsu, perasaan, atau rasio,
harus diberi tekanan langsung oleh program siaran untuk
memberikan kepuasan kepada sasaran.
Kedu , cingkat peogetahuan (hnotl ledge). Yang dimak-
sudkan di sini adalah tingkat pengetahuan yang mereka
miliki tentang subjek yang disajikan arau dibicarakan.
Jika sasaran telah mengetahui rentang apa yang sedang
dibicarakan, akan sukar mencegah adanya kebosanan.
Informasi baru atau konsep baru akan membuat tanta-
ngan bagl mereka. Tentangan ini harus dibangkitkan dan
dimunculkan secara saksama supaya mereka tidak merasa
frustasi terhadap kesulitan yang tidak bisa mereka pecah-
kan. Oleh karena iru, penting sekali unruk mengetahui
secara pasti tingkat pengetahuan yang mereka miliki ten-
tang konsep, materi, petistilahan, atau batasan-barasan,
sehingga tingkar kesukaran dapat diperhitungkan untuk
bisa dipecahkan oleh mereka.
Ketiga, sikap (attitude). Sikap di sini adalah sikap me-
reka yang mempunyai implikasi penting terhadap desain
perencanaan program untuk bisa memenulri harapan
mereka, yaitu harapan-harapan yang ingin mereka wu-
judkan. Jika sikap dan harapan yang mereka kemukakan
masih menghambar pencapaian tujr.ran, maka pembuat
program harus lebih mengarahkan pada sikap mereka
yang paling mendasar dan lebih spesifik, seperti apakah
Andi Prastonr'o

sikap mereka menyangkut soal-soal keagamaan, tradisi,


keamanan, uang, atau mungkin yang lainnya'
Kempdt, tingkah laku @ehaviour). Suatu kebenaran
bahwa pengetahuan tentang tingkah laku ini bisa
membuat isi dan corak suatu program itu atraktif serta
akan membuat program tersebut berhasil efektif' Maka,
bahwa tingkah laku itu sendiri bisa tidak mengarahkan
program secara pasti adalah pernyataan yang benar pula'
Hal ini bisa teriadi karena kelemahan dalam menentukan
hubungan antara aPa yang sering dilakukan orang, tidak
menggambarkan y^nE sebenarnya mereka perbuat'
^PL
Kelina, konteks komunikasi (communication context)'
Konteks komunikasi adalah suatu hal yang sulit dite-
rapkan. Akan tetapi, penjelasan pada poin 3) berikut ini
akan mencoba menggambarkan segala faktor yang bisa
mempengaruhi bagaimana bahan aiar bisa dianggap atau
diterima oleh sasaran. Sebenarnya, faktor ini tidak meru-
pakan karakteristik sasaran, namun justru merupakan
pengaruh terhadap karakter suatu bahan ajar statan '

3) Faktor-Faktor yang Melandasi Kegiatan Komu-


nikasi Pengaiaran Melalui Siaran Radio
Proses pendidikan atau kegiatan pengajaran pada
dasarnya adalah proses komunikasi, yang berarti pen-
didikan sebagai upaya mengomunikasikan gagasan'
sikap, dan tindakan (Miarso dalam Vijaya dkk., 1992).
Faktor-faktor penyeimbang untuk menentukan perenca-
naan dan bentuk kegiatan kornunikasi pengajaran, ber-
dasarkan pendapat Schramm dalam Wijaya dkk. (1992),
didasari oleh tiga perrimbangan, yaitu analisis kebutuhan
Panduan Kreatif Membuat Bahdn Aar lnovatif

dan permasalahan yang ada pada sasaran; penentuan me-


dra yang dipergunakan dengan cara menganalisis keefek-
tifan, kecocokan, serta kemudahan penggunaannya; dan
pertimbangan ekonomi (coy) atas analisis pemanfaatan
sumber-sumber dengan biaya yang dikeluarkan. Ketiga
faktor ini, dalam perencanaannya saling mempengaruhi
secara intensif.

4) Kernampuan Bahan Alar Siaran Radio dalam


Kegiatan Pengajaran
Semakio banyak menggunakan simbol dalam proses
pembelaiaran (multimedia), maka proses belaiar akan
meniadi semakin efektif. Berkaitan dengan simbo.l,
ada tiga macarn kode simbol yang biasa digunakan
dalam kegiatan pengajaran, yairu ikonik, digital, dan
analog. Nah, kegiatan penga.jaran siaran radio mampu
menyaiikan simbol-simbol informasi, simbol-simbol
digital, serta simbol-simbol analog, bahkan radio uiion
dapat menyaiikan keriga jenis simbol tersebut di depan.
Adapun persyarartn ya'ng harus kita penuhi agar
pemanfaatan bahan ajarradio ini bisa efekrifadalah sebagai
beriktt. Pertama, bahan ajar siaran radio dalam kegiaran
pengajaran harus bisa menciprakan situasi komunikasi
manusiawi, bukan sekadar komunrkasi elektronika. Oleh
karena itu, dalam menyusun bahan ajar siaran radio
sebaiknya kita juga memperhitungkan timbulnya ide-
ide baru pada wakru komunikasi sedang berlangsung,
dengan mengutamakan pesan-pesan yang dipersiapkan
terlebih dahulu, untuk memungkinkan proses interaksi
kegiatan pembelajaran bisa saling mempengaruhi.

2c)l
Andi Prastowo

Ked.ua, bahan aiar siaraln radio harus mamPu me-


munculkan partisiPasi semua pihak dalam komunikasi
pengajaran, sehingga bisa menghasilkan suatu akibat
dari adanya pesan yang dikirimkan terlebih dahulu'
Sementara, hasil akhir yang diharapkan harus berupa
pencapaian penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Berikut ini adalah enam hal yang perlu diped.ratikan
dalam langkah-langkah penyusunan bahan ajai siaran
radio.6'
a) Judul dirurunkan dari kompetensi dasar atau
materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi'
b) Petuniuk penggunaan radio perlu disertakan, agar
peserta didik mengetahui bagaimana cala menggu-
nakan radio sebagai bahan aiar.
c) Informasi pendukung diielaskan secara jelas, padar,
dan menarik dalam bentuk tertulis yang kemudian
dibacakan arau diputar dengan pita kaset/CD
audiolaudia fih pada program siaran radio. Adapun
hal yang hendaknya diperhatikan pada
beberapa
wakru menulis naskah untuk bahan ajar siaran
radio adalah sebagai berikut:63
o Ti:lislah naskah untuk didengar dan bukan untuk
dilihat. Maksudnya, tulislah dalam bahasa lisan,
bukan bahasa tulisan
. Susunlah sesederhana mungkin. Harus diingat,
naskah kita mungkin akan didengar sekali saja

,,r Diknas, Pedoman L|mum Pemilihan dan Pemanfaalan Eahan Aiat


Uakarra: Dit,en Dikdasmenum, 2004)
"r Zainudrn Arif dan W.P Napitupulu, Pedoman Baru Menyusun Bahan
A/ar (Jakarta: Crasindo, 1997)

292
Panduan Kreatif Membuat Bahdn Aar lnovatif

Oleh katena itu, buatlah sederhana, sehingga


pendengar dapat menyebutkan kembali pokok-
pokok uramanya. Ulangi beberapa kali pokok-
pokok urama dalam naskah-
' Buatlah bersifat personal (pribadi). Dalam hai ini,
tulislah seolah-olah kita berbicara kepada satu
orang. Ribuan orang mungkin akan mendengar-
kan, tetapi radio adalah suatu alar pribadi, jadi
rulislah demikian.
' Berpikirlah dalam arti suara. Maksudnya, guna-
kan kata-kata yang sesuai untuk medra suara. Se-
mua pengertian dalam naskah kira harus menjadi
kata-kara yan g deskriptif dan mengalir.

d) Tulis tugas-tugas dalam lembar kertas lain, con-


tohnya berupa tugas mendengarkan program radio
dan membuat laporan tentang apa yang mereka
dengar.
e) Lakukan penilaian terhadap hasil karya dari tugas
yang diberikan, yairu sewaktu mereka menyusun
Iaporan.
0 Gunakan berbagai sumber belajar yang bisa mem-
perkaya materi, contohnya buku, majalal.r, internet,
atau jurnal hasil penelitian scbagai bahan dalam
membuat program radio.

5) Pembuatan Program Siaran Radio


a) Kegiatan dalam Pembuatan Program Siaran
Radio
Dalam pembuatan program siaran radio, kegiatan-
kegiatannya adalah sebagai berikut:e
6 Wiiaya, /oc. cii.
Andi Prastowo

. Menentukan isi siaran berdasarkan kompetensi


dasar atau materi pokok yang ingin diajarkan
kepada peserta didik.
' Mengolah materi siaran menjadi naskah siaran
menggunakan message dtsign (desain pesat).
. Menyusun support materials (bahan penyerta)
yang mencakup penentuan iadwal siaran, buku
pedoman guru, buku pegangan guru, dan buku
pegangan peserta didik.
' Bila diperlukan suplemen material tertentu, pe-
nentuan dan perencanaan pedoman pelaksanaan-
nya harus dipersiapkan untuk dimasukkan pada
bahan penyerta.
' Mengarur produksi bahan siaran dengan mener-
jemahkan naskah siaran ke dalam bentuk reka-
man pita reel, kaset, CD, /la:h disb, ataw media
perekaman lainnya.
' Pengaturan distribusi program siaran yang men-
cakup perencanaan sistem serta jaringan kerja
dalam penyeleng garaao siaran ataupun bahan
penyefta dan bahan penunjang yang telah diten-
tukan.

b) Gaya Khas Program Radio


Menurut Arif dan Napitupulu (1997), ada sepuluh
gaya khas program radio yang bisa dikembangkan
untuk pembuatan bahan ajar siaran radio, sebagaimana
dijelaskan berikut ini.
' Pembicaraan atau pelajaran melalui radio
Pembicaraan atau pelajaran melalur radio pada
umumnya disajikan oleh seseorang yang rerlatih, baik

2t)4
Panduan Kreatif lvlembuat Bahan Aar lnovatf

dalam metode mengaiar maupun teknik penampilan


dengan mikrofon. Keuntungan bentuk ini antara lain
sangat mudah untuk memproduksinya, memerlukan
latihan dan waktu produksi yang relatif kecil, serta
mampu menyajikan banyak informasi dalam waktu
yang singkat.
Strukrur pembicaraannya meliputi tiga fase vang
harus jelas pembatasannya, yaitu awal, pertengahan,
dan akhir. Ketiga bagian tersebut mesti berbeda-
beda, namun harus tersaji dalam satu paket vang
utrth. Pertama, kata pengantar yang singkar. Bagian
ini mutlak diperlukan untuk menarik perhatian
pendengar. kdtu, bagian utama pembicara^n yang
berfungsi memperluas pokok pembicaraat yar,.g
dis$ikat lktiga, suatu kesimpulan yang merangkum
pokok-pokok yang diuraikan dalam bagian utama
pembicaraan.

' Dialog
Dialog adalah suatu bentuk penyaiian di mana dua
orang pembicara terlibat dalam penyaiian informasi.
Dialog lebih bervariasi dibandingkan pembicaraan
tunggal. Oleh karena itu, dialog sangat bermanfaat
sebagai alat untuk merangsang minat peserta didik
dalam pelajaran melalui radio.

. Dokumentasi
Dokumentasi difokuskan pada pokok-pokok perso-
alan. Dokumentasi radio yang baik akan mengam-
bil satu pokok khusus dan memperhatikannya dari

2c)5
AndiPrastowo

sejumlah sudut pandang. Dokumentasi radio dapat


berlangsung dan ditayangkan setengah jam hingga
satu ram.

' Maialah radio


Majalah radio sangat menyerupai maialah cetak
dalam hzl gayanya. Majalah radio ini memiliki
bagian-bagian yang berbeda setiap saat pendengar
membuka halaman radio, sehingga pendengar dapat
menemukan pokok persoalan lain yang dihadapi dan
yang menarik minatnya. Program-program majalah
radio biasanya berkisar 1.t-30 menit lamanya,
termasuk pembicaraan, cerita singkat, pokok berita,
wawancarq dan berbagai bahan lain. Jadi, meskipun
bagian-bagiannya berbeda-beda, namun isi majalah
radio harus tetap merupakan satu unit yang lengkap
dan berurutan.

' Drama (sandiwara)


Drama adalah suatu program radio yang sangat po-
puler, karena drama berisi semua unsur yang menarik
perhatian peserta didik, yaitu cerita yang baik, pem-
eran-pemeran y^ng baik, dialog yang menarik, dan
efek suara yang meningkatkan penampilan. Bentuk
drama ini sangat baik sebagai bahan aiar yang me-
rangsang diskusi.

t \Tawancara
\Tawancara adalah suatu program radio yang meng-
hadirkan satu pihak sebagai orang yang diwawan-
carai dan satu pihak lain sebagai pewawancara. Pe-
Pandudn Kreatf Membuat Bahan Ajar.lnovatif

wawancara radio berada dalam suasana yang luar


biasa. Ia memiliki kemampuan untuk berbicara
dengan manusia-manusia yang berbeda di dalam
masyarakat sekaligus memiliki kedudukan istimewa
sebagai wakil para pendengar.

. Diskusi
Program diskusi pada umumnya menampilkan riga
oranli atau lebih, ditambah seorang ketua, untuk
membicarakan saru arau lebih persoalan (tetapi
dianlurkan tidak lebih dari lima orang). Program
jenis ini memiLki ker.rntungan karena relatif lebih
mr.rdah diatur dan dikaitkan dengan perhatian para
pendengar. Hal ini disebabkan diskusi merrlbawa
sejumlah pandangan dan suara pada waktu yang
sama.

' Thnya jawab


Program tanya jawab adalah program yang ideal
untuk pemecahan masalah dan memperluas serta
memperdalarn pengetahuan tentang masa]ah
tertenru untuk para pendengar di mana saja. Dalam
melengkapi program untuk siaran, jawaban para ahli
dapat direkam sebelumnya dan disisipkan ke dalam
program setelah penyiar selesai membacakan surat.

' Berita tentang politik, cuaca, atau laporan pasar


Berira politik dan informasi tentang cuaca atau
laporan pasar dapat dipergunakan sebagai bahan
ajar yang menarik. Dengan berita itu, peserta drdik
akan terlatrh untuk memahami suatu isi berita
Andi Prastoro

serta mengaitkannya dengan isi pelajaran, dan


sebagainya.

' Tempat-tempatPengecrbangan
Terr,pat-tempat Pengembangan (bunyi atau saiak),
lamawakrunya selalu Lmabelas, tigapuluh, atauenam
puluh detik. Tuiuannya adaiah untuk menyampaikan
satu Irsan khusus, dan pesan iru bisa disampaikan
dalam bentuk drama, pembicaraan, atau wawancara.
Gagasan yang baik apabila kita menggunakan etiket
lisan pada akhir bunyi dan saiak untuk memperkuat
ioti utama pesan kita.

2L)8
BAB IO

AJAR

Seiring berkembangnya teknologi, muncullah berbagai


macam bentuk bahan ajar baru yang semakin canggih,
mulai dari berkembangnya bentuk bahan ajar cetak,
lalu merambah ke bahan ajar audio, hingga bahan ajar
audio-video serta bahan ajar interaktif dengan komputer.
Ini semua menunjukkan bahwa bentuk bahan ajar
selalu mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Dengan melihat dinamika tersebut, tentunya setiap
pendidik ditunrut unruk harus mampu selalu meng-
@dan pengetdhuan dan keterampilannya terhadap
perkembangan terbaru. Seorang pendidik juga harus
senantiasa . meningkatkan kompetensinya untuk men-
cipta dan mengkreasi berbagai macam bentuk bahan
ajar baru yang selalu inovatif. Dengan begitu, pendidik
bisa menciptakan dan menyuguhkan bahan aiar yang
tidak monoton dan membosankan bagi peserta didik.
Andi Prastowo

Apabita hal ini terwujud, teotunva akan menjadi salah


satu faktor penunjang utama baqi terwujudnya kegiatan
pembelaiaran yang efektif untuk peserta didik
Kalau pacia bab sebelumnya telah kita bahas tentang
banan ajar audio, maka pada bab ini kita akan membahas
bentuk bahan aiar lainnya vang iuga berbasis teknologi
modern. yaitu bahan aiar video. Ti,iuan pembahasan kita
karr ini adalah acar k ira meng uasaicara menyusun mauPun
cara mengembangkan bahan aiar audio visual. Sehingga,
krra bisa semakin meninskatkan kualitas pembelaiaran
peserta didik denean bahan aiar ya;ng semakin variatif.

A. Pengertion Video
Menurut Kanu Be;ar B.aha:z lndonesia (2006), video
diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program
televisi lewat rayangan pesavat televisi. Atau, dengan
kata lain video merupakan ta)'angan gambar bergerak
yang disertai dengan suara.
Sebagai bahan ajar noncetak, video kaya informasi
dan lugas untuk dimanfaatkan dalam program pembela-
iaran, k*ena dapat sampar ke hadapan peserta didik se-
cara langsung. Selain itu, vidco menambah suatu dimensi
baru terhadap pembelajaran. Peserta didik dapat melihat
gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program au-
dio. Tetapi, dalam video, peserta didik bisa memperoleh
keduanya, yakni gambar bergerak beserta suara yang
menyertainya. Sehingga, p€serta didik seperti berada di
suatu tempat yang sama dengan program yang ditayang-
kan dalam video.

100
Panduan Kreatif Membudt Bahan Aar lnovatif

Lalu, apa saja yang tergolong kategori video? Segala


sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikom-
binasikan dengan gambar bergerak secara sekuensia[ da-
pat digolongkan sebagai video.6' Contoh program video
ini antara lain kaset video atau CD video dan siaran tele-
visi.
Video termasuk dalam kategori bahan ajar auciiovi-
sual atau bahan ajar pandang dengar. Bahan aiar audio
visual merupakan bahan ajar ya;ng mengombinas.ikan
dua materi, yaitu materi visual dan materi auditif. Materi
auditif dituiukan untuk merangsang indra pendengaran,
sedangkan materi visual untuk merangsan! indra pengli-
hatan. Dengan kombinasi dua materi ini, pendidik dapat
menciptakan proses pembelaja ftn y ang lebih berkualitas,
karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif
Hal itu berdasarkan pandangan bahwa peserta didik
cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami
suatu pelajaran jika mereka tidak l.ranya menggunakan
satu jenis indra saja, ry ryi llkahanya indra pendengaran.
Seperti kata Confucius (seorang filosof besar Cina), 'Apa
y^ng sayl dengar, saya lupa. Apa yang s^y^ lihat, saya
ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham" N{aka dari
itu, kalau peserta didik hanya menerima penielasan
materi auditif semata, sangat dimungkinkan materi akan
kurang dipahami. Berbeda halnya jika penielasan melalui
suara juga dikombinasikan dengan gambar, maka peserta
didik akan Iebih meningkat kemampuan mengingatnya.

6r Belawat', dkk , Pengembangan Bahan Alar (lakarla: Pusat Penerbilan


Universilas Terbuka, 2003).

.i 0l
Andi Prdstowo

Ha[ serupa juga diungkapkan pakar lain, seperti Mell


Silberman yang mengungkapkan suatu hasil penelitian
bahwa dengan menambahkan visual padapelajaran, dapat
menaikkan ingatan dari l4Vo meniadi 187o. Penelirian ini
jura menunjukkan adanya perbaikanhingga 2OOVo ketika
kosakata diajarkan dengan menggunakan alar visual.
Bahkan, waktu yang diperlukan untuk menyampaikan
konsep berkurang sampai 4OVo ketika visual digunakan
untuk menambah presentasi verbal.
Selain itu. ada pula seiumlah manfaat lain yang bisa
kita peroleh dari pemanfaatan program video dalam
kegiatan pembelaiaran, di antaranya sebagai berikut:66
1. memberikan pengalaman yang tak terduga kepada
pesena didik, misalnya dengan cara memperagakan
proses sirkulasi darah yang sangat kompleks;
2. memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada
awalnya tidak mungkin bisa dilihat;
f. iika dikombinasikan dengan animasi dan peng-
aturan kecepatan, dapat mendemonstrasikan per-
ubahan dari waktu ke waktu;
4. menampilkan presentasi studi kasus tentang
kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi
pesena didik;
5. menunjukkan cara penggunaan alat atau per-
kakas;
6- memperagakan keterampilan yang akan dipelajari;
7. menunjukkan tahapan prosedur;
8. menghadirkan penampilan drama atau musik;
9. mcnganalisis perubahan dalam periode waktu
tertenaul

)02
Panduan Kreatif Membu6t Bahan Aar lnovatif

10. menyampaikan obiek tiga dimensi;


11. memperlihatkan diskusi arau interaksi antara dua
atau lebih orang; dan
12. meryrberikan pengalaman kepada pesena didik.
untuk merasakan suatu keadaan terrentu, contohnya
keadaan di geladak kapal, di dalam kapal selam,
dan sebagainya.

B. Kelebihon don Keterbotoson Video


1. Kelebihan dan Keterbatasan Video MenurutAmerican
Hospital Association
Dari hasil penelitian American Hospita[ Association
(1978), ditemukan bahwa bahan aiar video memiliki
sejumlah kelebihan serta keterbatasan tertentu.o' Adapun
kelebihan-kelebihannya, antaralain bermanfaat untuk
menggambarkan gerakau, keterkaitan, dan memberikan
dampak terhadap ropik yang dibahas ; dapat diputar ulang.
Selain itu, gerakan mulut dapat direkam dengan video;
dapat dimasukkan teknik film lain, seperri animasi; dapat
dikombinasikan antara gambar diam dengan gerakan;
dan proyektor standar dapat ditemukan di mana-mana,
Sedangkan keterbatasan-keterbatasannya yaitu
ongkos produksinya mahal dan ridak kompatibel
ufltuk beragam format video. Namun, uncuk dua
keterbatasan ini, kalau kita amati dari kondisi sekarang,
kelihatannya sudah tidak relevan lagi. Sebab, saar ini kita
bisa menemukan berbagai alat perekam video dengan

n tbid

l0l
Andt Prastowo

harga murah, misalnya dengan menggunakan peralatan


telekomunikasi (terutama hand phone) atau peralatan
digiral multimedia player (misalnya MP5, MP6, dan
MP7). Dari sisi format videonya, untuk saat ini iuga
lebih kompatibel, bahkan dengan peralatan dan sofiuare
yang tersedia di pasaran maupun di internet, kita bisa
meogubah-ubah formatnya ke berbagai jenis format video
yang kita inginkan. Caranya yakni dengan menjalankan
sofnuare konversi video vang kita inginkan. Beberapa
contoh format video digital antara lain mpeg, aai, flu, 3gp,
dan sebagainya.

2. Kelebihan dan Keterbatasan Video Menurut


Anderson
Pandangan serupa juga drungkapkan oleh Anderson
(1987). Ia mengatakan bahwa video sebagai bahan ajar,
meskipun memiliki sejumlah keunggulan dibanding
bahan ajar cetak ataupun bahan ajar audio, ternyara juga
masih memiliki keterbatasan.

a. Kelebihan Video
1) Dengan video (disertai suara arau tidak), kita
dapar menunjukkan kembali gerakan tertentu.
Gerakan yang drtunjukkan rersebut dapat berupa
rangsangan yang serasi atau berupa respons yang
diharapkan dari pescrra didik. Semisal, program
pendek (t,ignette) yang memperlihatkan inreraksi
orang-orang, Dengan melihar program ini, peserta
didik dapat melihat apa yang harus atau tidak
dilakukan.

)04
Panduan Krea0f tt4€mbuat B6hdn Aar lnovatif

2) Dengan. video, penampilan pesefta didik dapat


segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievalu-
asi. C-aranya yaitu dengan merekam kegiatan yang
berhubungan dengan pengembangan keterampi-
lan interpersonal, seperti teknik mewawancarai,
memimpin sidang, memberi ceramah, dan seba-
gainya. Semua ini dimaksudkan untuk memantap-
kan penguasaan peserta didik terhadap suaru kete-
rampilan sebelum terjun ke arena yang sebe-
narnya.
3) Dengan menggunakan efek tementu, dapat mem-
perkokoh proses belajar maupun nilai hiburan dari
penyajian tersebut. Beberapa jenis efek visual yang
bisa didapat dengan video antara lain penyingkatan
arau perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa
kejadian yang berlangsung bersamaan split ztau
m tipb screen inage (pada layar terlihat dua atau
tiga kejadian), perpindahan yang lembut dari
satu gambar atau babak ke gambar atau babak
berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau
dipercepat).
4) Dengan video, kita akan mendapatkan isi dan
susunan yang milsih utuh dari materi pelajaran atau
latihan, yang dapat digunakan secara interaktif
dengan buku keria, buku petuniuk, buku teks,
serta alat atau benda lain yang biasanya digunakan
di lapangan.
5) Dengan video, informasi dapar disaiikan secara se-
renrak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang
berbeda dan dengan iumlah penonton (peserra)

101
Ardi Prastowo

yang tidak terbatas. Caranya yaitu dengan menem-


pi.tkan monitor (pesawat televisi) di kelas-kelas.
6) Pembelaiaran dengan video merupakan suatu
kegiatan pembelajaran mandiri, di mana siswa
belaiar sesuai dengan kecepatan masing-masing
dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri
ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan
bantuan komputer atau bahan cetak.

b. Keterbatasan Vdeo
1) Ketika akan digunakan, peralatan video tenru
harus sudah tersedia di tempat penggunaan serta
harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita
video atau piringan video (VCD/DVD) yang akan
digunakan.
2) Menyusun naskah arau skenario video bukanlah
pekerjaan yang mudah, di samping menyita banyak
waktu.
l) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit
orang yang mampu mengerjakannya. (Akan tetapr,
keterbatasan ini tampaknya sudah tidak relevan
lagi dengan perkembangan teknologi digital dan
informasi yang begiru pesar saar ini, karena kita
bisa memperoleh alat perekaman video dengan
harga yang murah. Selain itu, kita juga bisa dengan
mudah membuat atau mengedit video tersebut
d,engan nfiware yang bisa diperoleh di banyak
tempat ataupun melalui sarana dunia maya).
4) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film,
hasilnya tidak bagus.

106
Panduan Kreatif A embuat Bahan lnovatif
^ar
5) Layar monitor yang kecil akan membarasi jumlah
penonron, kecuali jaringan monitor dan sistem
proyeksi video diperbanyak.
6) Jumlah grafis pada garis untuk video terbatas,
yakni separuh dari iumlah huruf grafis untuk film
atau gambar diam.
7) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebab-
kan keterbatasan sistem video menjadi masalah
yang berkelaojutan.

C. Film don Pemonfootonnyo sebogoi Bohon


Ajor
Ada sebuah dilema tersendiri ketika menggunakan
film sebagai bahan ajat. Di satu sisi, tidak ada untungnya
membuat program murah yang nantinya tidak diper-
hatikan oleh peserta didik. Di sisi lain, membuat Pro-
gram yung menarik namun biayanya mahal sekali adalah
suatu pemborosan. Ibaratnya, memakai meriam untuk
membunuh seekor tikus. Apabila sudah diputuskan un-
tuk menggunakan film sebagai balha.n aiar, maka harus
dipikirkan pula masalah ketersediaan sarana (baik untuk
produksi maupun pemutaran), perencanaan praproduksi,
dan persetujuan pembiayaan. Hal ini harus sudah disele-
saikan pada awal pengembangan bahan aiar.
Karakteristik film, baik kelebihan maupun keter-
batasannya, memiliki banyak sekali kesamaan dengan
video. Memang diakui ada sejumlah perbedaan, terutama
dalam hal pendistribusian serta lamanya pemrosesan, dan
hal ini harus kita pertimbangkan, lebih-lebih posisi kita
sebagai pengembang kegiatan pembelajaran.
Andi Prastowo

Dalam penerapannya pada proses pembelajaran, film


dapat digunakan untuk tiga tujuan utama.68 Pertdma,
tujuan kognitif. Bahan qar ini dapat digunakan untuk
mengaiarkan pengenalan kembali atau pembedaan
stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan objek yang
bergerak, penyimpangan dalam gerakan, dan sebagainya;
mengaiarkan aturan dan prinsip; serta memperlihatkan
contoh model penampilan, terutama pada situasi yang
menunjuJ<kan inreraksi manusia.
Kedta, triuan psikomororik. Dalam hal ini, film
digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan
gerak; memperjelas dan memperlambat atau mempercepat
gerak; mengaiarkan cara menggunakan suatu alat,
memanjat, berenang, dan sebagainya; serta memberikan
umpan balik feedback) tertunda kepada peserta didik
secara visual untuk menunjukkan tingkat kemampuan
mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak setelah
beberapa waktu kemudian.
Ketiga, t:jtan afektif. Dalam tujuan afektif, film
paling cocok iika digunakan untuk mempengaruhi sikap
dan emosi, yaitu dengan menggunakan berbagai cara
dan efek. Selain itu, film juga merupakan alat yang cocok
untuk memperagakan informasi efektif, baik melalui efek
optis maupun gambaran visual yang berkaitan.

D. Kelebihon don Keterbotoson Film


Menurut Anderson (1987), paling tidak ada delapan
kelebihan film sebagai bahan ajar, yaitu:
e Ronald H Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
PemberaiaraD (lakarta: Raiawali, I 987).
Panduan Kreatjf B6han Aar lnovatif
^,1€mbuat

1. Film dapat menyajikan gambar bergerak untuk


memperagakan rangsangan atau respons yang
serasi yang dikeh endaki dalam training.
2. Film dapat membuat cfek visual khusus yang
memungkinkan bisa memperkuat proses belajar.
J. Seiarah film yang panjang memungkinkan ter-
sedianya berbagai film di banyak perpustakaan
sebagai salah satu sumber belaiar.
4. Film dapat digunakan dengan proyeksi dari depan
atau belakang.
i. Isi dan urutan-urutan materi pelajaran yang sudah
terpadu dapat digunakan secara interaktif dengan
buku-buku tugas, buku-buku petunjuk belaiar,
dan sebagainya.
6. Proyektor film pada umumnya mudah diperoleh,
mudah di bawa, dan BamPa'ng pengoperasiannya.
7. Kualitas gambar yang ditransfer dari film ke video
lebih baik daripada video ke film.
8. Ukuran film yang sudah terstandardisasi memung-
kinkannya digunakan di mana-mana.
Sementara, kelemahan-kelemahan film sebagai ba-
hrn t1ar, di antaranya sebagai berikut:
' 1. Biaya produksi tinggi dan patz ahli dalam bidang
ini masih langka.
2. Memproses film membutuhkan waktu, sehingga
tidak dapat diperoleh umpan balik langsung.
l. Sering kali lembaga-lembaga tidak memiliki sarana
produksi film bersuara yang sederhana dan murah
4. Film yang sudah dipakai tidak dapat dihapus dan
digunakan kembali.

709
Andi Prasto\ /o

1. Harus ditangani dan dirawat dengan hati-hati,


supaya tidak putus (iika menggunakan pita video),
lecet (iika menggunakan piringan video), ataupun
terkena virus (iika menggunakan fh vrdeo dalam
hard disk arau /lasb disk atau memory carl1.

E. Unsur-Unsur Bohon Ajor Video otou


Film
Menurut Diknas (2004), struktur bahan aiar
video atau film meliputi enam komponen, yaitu fudul,
petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, latihan, dan penila.ian. Kalau
kita cermati, unsur-unsur bahan aiar video atau film ini
memiliki sejumlah perbedaan dengan jenis bahan ajar
audiovisual lainnya, yaitu bahan ajar orang. Karena, pada
jenis bahan ajar oratg, strukturnya hanya meliputi lima
komponen, dan itu pun tidak semuanya terdapat pada
bahzrt $ar. Yang ada pada bahan ajar htnya meliputi
judul, kompetensi dasar atau materi pokok, dan informasi
pendukung. Sementara, komponen latihan dan penilaian
terdapar pada lembaran kerras lain. Untuk mengingat
kembali tentang struktur bahan qar audiovisual, silakan
buka lihar kembali Tabel ) pada Bab 3.

F. Memohomi Longkoh-Longkoh Proktis


Penyusunon Bohon Ajor Video otou Film
Seperti halnya program audio (radio), video atau
film juga merupakan alat bantu yang didesain sebagai
bahan ajar. Program video atau film biasanya disebut alat

I l0
Panduan Krea[f lvlembuat Bahan lnovdtif
^ar
bantu pandang dengar (atdiotinal aid.s ata:u audiouxaal
media). U mrtmnya, program video telah dibuat dengan
rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan
video, peserta didik dapat menguasai satu arau lebih
kompetensi dasar. Baik tidaknya program video tentu
saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisis
kurikulum, peoentuan media, skema yang menunjukkan
sekuensi (dikenal deogan skenario) dari sebuah program
video atau film, skrip, pengambilan gambar, dan proses
pengeditannya.

1 . Beberapa Pertimbangan dalam MemproduksiGambar


Bergerak (VideoiFilm)
Dalam rangka menyusun bahan ajar audio, maka
kita juga perlu memperhatikan beberapa pertimbangan
berikut ini ketika hendak memproduksi gambar bergerak,
baik video maupun film.
a. Bahan ajar video/film didesain, terutama untuk
memperlihatkan gerak, bukan gambar diam.
b. Kalau digarap dengan benar, gambar bergerak
amat baik untuk tujuan afektif (mempengaruhi
peserta didik untuk mengubah sikap).
c. Untuk kepentingan pengajaran, sebaiknya gam-
bar bergerak digunakan berdasarkan hubungan
langsung dengan pribadi penonton. Berapa pun
besarnya kelompok peserta didik yang menonton,
peran yang dijabarkan dalam naskah hendaklah
memperhirungkan peserta didik sebagai pribadi.
d. Suara yang mengiringi gambar harus sesuai dengan
isi gambar.

I
Andi Prastc'\'rr'o

Narasi tidak boleh menceritakan apa yang terlihat


di layar, kecuali kalau untuk menginterpretasikan,
memperjelas, atau menekankan hal yang pcnting.
Semua media gambar bergerak harus mengandung
isi yang sudah dibakukan, serta harus disunting dan
diuiicobakan sebelum dipergunakan dalam kegiatan
pengajaran. Sebelum dicetak, kita konsultasikan
rerlebih dahulu meterinya kepada orang yang ahli
dalam bidang tersebut. Kita juga perlu mencobakan
kemantapan bahzn a'1ar ini kepada sekelompok
peserta didik.
8. Karena film dan video sebetulnya adalah media
gambar bergerak, narasinya hendaklah dikem-
bangkan berdasarkan naskah visual yang didesain
dengan teliti. Penulis naskahnya haruslah berpikir
secara individual (berpikir dalam tata gambar, bu-
kan dalam tata kalimat).
Ingatlah bahwa penonton kira tidak terikat. Mereka
bisa saia mengalihkan perhatian pada hal-hal lain
jika tontonan itu tidak menarik bagi mereka. Oleh
karena itu, dalam perencanaan naskah media ini,
harus dipenimbangkan iuga sikap penonton, latar
belakang, budaya, usia, jenis kelamin, serta gagasan
dan harapan mereka.
I Gambar yang disajikan hendaklah bervariasi dan
diambil dari sudut pengambilan yang berbeda-beda,
sehingga penonton tidak cepat bosan. Usahakan
lama masa puiarnya seminimum mungkin.
Memproduksi bahan ajar gambar bergerak adalah
suatu pekerjaan yang rumit- Kegiatan ini melibat-
kan banyak ahli dari berbagai disiplin serta reknisi

)t2
Panduan Kreatif A4embuat Bahan Adr lnor'atif

yang terampil. Sistem kerja yang diatur oleh suatu


kepanitiaan tidak cocok untuk kegiatan produksi
ini, bahkan hanya akan menambah biaya frustasi
dan kesimpangsiuran. Thnggung jawab pengaturan
kerja ada di berbagai tingkar produksi, sedangkan
tanggung jawab aras persetujuan hasil akhir secara
terus-menerus harus ada di tangan saru orang. Jadi,
siapa pun orangnya, ia harus dirunjuk sebagai pro-
duser dan harus selalu siap untuk mengoordinasi-
kan kerja berbagai kelompok yang terlibat dalam
produksi.

2. Langkah-Langkah Penyusunan ProgramVideo/Film


LangkahJangkah yang dapat kita tempuh untuk
menyusun sebuah program video/fiIm, menurut Diknas
(2004) adafah sebagai berikut. Pertama, Judul diturunkan
dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan
banyak sedikitnya materi. Kedaa, pembuatan sinopsis
yang menggambarkan secara singkat dan ielas tentang
mareri yang akan dibahas dalam sebuah program video.
Ketiga, informasi pendukung dijelaskan secara gam-
blang, padat, dan menarik dalam bentuk -rary board a:art
naskah. Kita bisa menggunakan berbagai sumber bela-
jar untuk memperkaya materi, misalnya buku, majalah,
video, internet, atau iurnal hasil penelitian. Sebuah rrary
board umumnyz ditulis dalam dua kolom, di mana kolom
pertama berisi gambar atau bagan yang dilengkapi de-
ngan perintah-perintah pengambilan gambar, sedangkan
kolom kedua berupa narasi yang menjelaskan gambar.

111
Arldi PrastcMr'o

Kejelasan sebuah slory board akan memudahkan dalam


memproduksi sebuah program video/film'
'dilakukan
KeenPat, pengambilan gambar atas
das r ttlrl board. Agar hasilnya maksimal dan bagus,
sebaiknya dikeriakan oleh orang yang menguasai alat
rekam gambar. Kelima, proses editing drle-k':'kan oleh
orang yang mengetahui alat edit didampingi oleh orang
yang menguasai substansi atau isi materi video/fiIm.
Keenam, a,gu hasilnya memuaskan, sebelum digandakan
sebaiknya dilakukan penilaian terhadap program secara
keseluruhan, baik secara substansi, edukasi, maupun
sinematografi.
Ketajth, ptogram video atau film biasanya tidak
interaktif, nzxnun tugzrs-tugasnya dapat diberikan pada
akhir penayangan melalui
presenref. Tirgas-tugas dapat A.i{ Jon NupitrpJ, !
juga ditulis dalam lembar 1997) -.r'i"lu"tu' LaL-a i
kertas lain, misalnya berupa langtaLJ".rgt.L,,to-u !
lembar tugas praktik yaitu ,'r.tt,rt -e-produtsi !
program auJio visual :
mempraktikkan ap ylng ' terLagi menjaJi empat !
telah dilihat dalam program fase, yaitu p"r",r",,rr.o.,, !
video. Tirgas dapat diberikan proJotsi, tegiatan tinJat !
secara individu ataupun lanjut, serta penilaio.r Jun !
kelompok. Kedclapan, pe-
nilaian dapat dilakukan ter-
hadap iawaban tertulis dari pertanyaan dalam program
video/film atau hasil karya dari tugas yang diberikan.
Atau, secara sistematis, Arif dan Napitupulu (1997)
menjelaskan bahwa langkah-langkah utama untuk
memproduksi program audio visual terbagi meniadi

314
Pandudn Kreatf Bahan Alar lnovatif
^,l€rnbrjat

empat fase, yaitu perencanaan, produlsi, kegiatan tindak


lanjut, serta penilaian dan kesimpulan.
a. Fase Perencanaan
Fase ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penentuan topik.
2) Pemilihan strategi. Dalam memilih strategi, kita
gunakan berbagai metode, teknik, dan taktik untuk
memanipulasi komponen kata, tulisan, serta visual
sambil memperhatikan prinsip-prinsip belajar yang
sudah ada. Kita harus menjelaskan kepada diri
kita sendiri rentang gagasan atau permasalahan
sebelum dapar berbagi kepada orang lain. Pada
waktu gagasan sudah jelas, maka kita harus
mengaitkannya saru dengan yang lain dengan arah
yang jelas. Inilah yang merupakan gagasan sendiri
atau pokok.
3) Penentuan seluk-belu-k atau profil para penerima.
4) Penentuan gagasan pokok (senrra[). Gagasan
pokok kita sajikan dalam bentuk tunggal, lengkap,
serta kalimat yang menyimpulkan hakikat atau inti
sari pesan. Suatu gagasan pokok dapat berbentuk
definisi formal, proses, atau kepercayaan. Kita harus
membentuk gagasan pokok, dan kalau program ini
berhasil, kita akan menjadi bagian dari pemrosesan
pesan. Gagasan pokok boleh dinyatakan atau
diulang di dalam program atau boleh dihilangkan,
kitalah (sebagai produser) yang menentukannya.
Gagasan pokok mengungkapkan sikap kita
terhadap pokok bahasan. Sesudah satu gagasan

1t5
Andt Prastowo

pokok dimiliki, maka kita dapat mengeriakan garis


besar isi atau materi.
5) Penetapan tujuan kegiatan.
6) Pengembangan gagasan pokok menjadi satu garis
besar.
7) PeneSasan strategi atau bentuk program. Dalam
hal ini, banyak format program untuk dipilih,
seperti suara narasi, dokumentasi, wawancara.
diskusi peran, maialah, demonstrasi atau Peragaan.
dan dramatisasi. Tirjuan setiap produksi bukan
hanya untuk menyampaikan isi atau materi, retapi
juga untuk melibarkan penonton dalam menyusun
pengalaman yang menuntun mereka untuk menarik
kesimpulan yang sama dengan kita. Program
berisikan serangkaian tuntutan yang memerlukan
pembuktian. Tuntutan-tuntutan dinyatakan secara
lisan atau dituniukkan dalam suatu rangkaian visual,
tetapi pembuktiannya biasanya dalam pengertian
visual. Gunakan berbagai sumber pengetahuan
untuk menetapkan strategi, seperti pengalaman,
wewenang, penalaran induktif dan deduktif, serta
pendekatan ilmiah.
8) Pembuatan papan cerita atau menulis naskah. Papan
cerita merupakan suatu alat untuk merencanakan
penyajian visual dan audiovisual. Papan cerita
menawarkan suatu cara untuk mengatur a;PL yar,g
akan kita perunjukkan kepada peserta didik dan
ap ylng, akan kita ceritakan kepada mereka.
Papan ceriti merupakan urutan dari panel gambar,
di mana setiap panel atau susunan kerangka papan
cerita menggambarkan titik kunci dalam materi

I r6
Pandr.En Kreatjf /v1€mbuat Bahan Adr lnovatif

visual yang diusulkan. Gambar-gambar umumnya


berupa sketsa atau gambar iadi, tetapi dapat iuga
berupa foto. Gambar-gambar dapat diperbaiki,
ditata kembali, atau dihilangkan sampai ditemukan
suatu cerita visual yang kuat dan memikat.

Jikapapan cerita sudah selesai, maka ini meniadi suatu


rencana gambar utama (master) dari program video/film
yang kita usulkan dan merupakan suatu alat penilaian
untuk memeriksa kesalahan (yang mungkin masih ada
), sebelum benar-benar diproduksi. flntuk menyiapkan
papan cerita ini, gunakan tiga pertimbangan berikut ini.

a) Kesederhanaan atau mudah dibaca


Mudah dibaca dan sederhana berlal<u, terutama
kata-kata arau grafik. Perbedaan yang
'tn::uk slidt
baik rntrrt bentuk tulisan dan latar belakang serta
ukuran huruf yang tepat adalah faktor yang amlt
penting untuk bacaan yang menyenangkan. Secara
umum, ukuran huruf minimum adalah seperlima
belas dari ukuran layar.

b) Kontinuitas gambar atau foto


Kontinuitas gambar yang tepat akan menghasilkan
urutan yang jelas dan logis. Pengambilan gambar
yang standar meliputi pengambilan gambar larak
jauh (GJJ), pengambilan gambar jarak sedang (GJS),
dan pengambilan gambar iarak dekat (GJD).
Setiap gambar dapat berdiri sendiri, tetapi apabila
mengambil gambarsuatu subiek yang disusun dengan
cara tertentu, gambar-gambar itu membentuk suatu
urutan dan dapat menceritakan suatu cerita. Dari

111
Andi Prastowo

GJJ (pengambilan gambar yang terap) ke GJS (untuk


menunjukkan subiek dan tandanya yang dekat),
kemudian ke GJD (untuk memperbesar subjek yang
didiskusikan dalam narasi) adalah suatu pembuktian
kemaiuan untuk memelihara kontinuitas gambar.
Aspek lain dari kontinuitas gambar adalah arah layar.
Jika subiek terlihat berhadapan atau berialan pada
arah tertentu dalam gambar pertama, maka pada
keseluruhan sesudahnya, ia harus berhadapan atau
berjalan pada arah yang sama. Orientasi, lintasan
gerak, atau tindakan harus dilestarikan untuk
memelihara kontinuitas dan alur yang logis.
c) Kesesuaian untuk dilihat atau didengar
Secara sederhana, maksud dari pernyataan ini adalah
alpz- y^ng dilihat di layar dan y^trg didengar dari
^pL
narator tidak boleh saling mendahului atau berten-
tangan, tetapi saling melengkapi untuk menghasil-
kan pengaruh yang saling berkaitan. Narasi harus
dirancang sedemikian rupa, sehingga keterkaitan-
nya dari sesuatu yang visual (terlihat dalam gambar)
tampak nyata pada saat pertama kali dimunculkan.
Selain itu, gambar harus drlaga agar sesuai dengan
lamanya waktu narasi yang berkenaan dengan hal
itu. Lantas, berapa banyak tulisan yang baik untuk
ditampilkan? Secara umum, t^ta-ra:ta adalah 8 detik
per visual. Namun, melihat kenyataan bahwa kita
berbicara 3 kata per detik, maka iumlah 24 kata 'tn-
tuk suatu penayangan mungkin sudah tepat.

3 t8
Panduan Kreatif /vlernbudt Bahan lnovatf
^ar
9) Penyiapan iadwal penga.mbilan gambar rekaman,
penyuntingan, dan sebagainya.

b. Fase Produksi
Fase ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengambilan gambar dan grafik.
2) Perekaman narasi dan efek.
J) Sin kronisasi atau pcnyuntingan.

c. Fase Kegiatan Tindak Lanjut


Fase ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penyiapan cara menggunakan atau petunjuk bagi
pemakai atau pendidik.
2) Penilaran program. Untuk menilai program, secara
sederhana kegiatannya adalah menerjemahkan tu-
juan-tujuan ke dalam instrumen-instrumen evalu-
asi. Penilaian atau evaluasi dilakukan terhadap isi
atau materi serta strategi yang digunakan dalam
menyusun program (belum mengenai tingkar
keefektifan media).

d. Fase Penilaian dan Kesimpulan


Fase ini merupakan bagian paling akhir dari suatu
proses produksi bahan ajar video atau film. Dalam fase
terakhir inilah, video atau film dievaluasi ulang untuk
penyempurnaan, baru kemudian masuk ke kesimpulan.
Kesimpulan di sini merupakan rangkuman inti sari dari
bahan video atau film yang dibuat.

119
Andi Prdstowo

G. Beberapo Contoh Perongkot dolom


Produksi Video otou Film
Berikut ini disaiikan contoh-contoh Penyusunan
perangkat yang terkait dengan produksi bahan ajar video/
film, seperti papan cerita, catatan sebelum produksi, per-
mintaan produksi, dan daftar petugas atau personel.oe
1. Papan Cerita
Tempat: Ruangan Kantor
Ade8an I

Visual Narasi
Langkah l: Persrapan
Judul: (2 detik)
Toto sedang menulis di To ,.ada masalah nih
Fade to: meja, dan Heri berjalan Her /Dapat saya bicara
mendekatinya. sebentar?

(MS yang sedang bekerja diambil


sedekat mungkin, MS: Medium Toto: Ada apa, Her?
shots atau Cls)
MingSu depan ABus
ganti giliran /dari pukul
8.30 jadi pukul 5.30.
Heri:
Ari mengganti dari
pukul I hingga pukul
5.

Ya, apa Agus


Toto kelihatan ingin tahu Toto:
menemuimu?
Heeh / Eh, Ari 'kan
Heri
belum cukup senior?
Ya. Biar kulihat dulu
jadwalnya.
Toto:
Kita bicarakan lagi nanti
/ setelah makan siang.

6" tbtd

120
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar lnovatif

Tolo terhenti sejenak menoleh ke


Sebentar/Ani,/apa
Toto ruang rapat bisa dipakai
peSawarnya.
siang ini?

Cut ke Ani, Ani men8ambil


An i:
sebentar/Ya,/kosong
jadwal, melihat halamannya. sepanjang srang.

Bagus / Saya nanti


ada di sana dengan
Heri / Krta ketemu di
Totoi sana setelah makan
siang / Saya bawakan
jadwal baru dan jadwal
sebelumnya. OKI

Sewaktu berhenti bicara, Toto


berpaling ke Heri.
Hen tersenyum, berputar, lalu
pergi- Toto mencatat di buku
jadwal kerjanya.

(Zoom to Cu)
(Cu : C/ose-up) Her ' OK / sampai nanti.
AtAU C,D

2. Catatan sebelum Produksi

12t
Andr Prdstowo

Latar
. Pemain duduk di meja. Kertas-kenas dan buku Kontrak
Serikat Kerjd (Union) dipe8ang pemain.
. Vignette ini diambil di studio. Peralatan yang diperlukan
adalah dua meja kantor untuk adegan kantor, serta satu
bangku dan satu set kursi untuk adegan ruan8an rapat.
Pintu terlihat dalam kedua adegan.
Efek Khusus
o Crafis untuk superimpose (kata-kata dalam data 35 mm).
. Layar terbagi dua.
. Fade di antara adegan-adegan.
. Suara yang difilter pada waktu pengambilan adegan
berpikir.
. Suara yang difilter pada waktu menelepon.

Lokasi
Semua adegan diambil di studio yanB memadai kualifikasinya,
agar nanti dapat ditransfer secara optis ke film l6 mm.

Pemain
. Pemain (lelaku) dengan penampilan yang baik dan
berpembawaan tenang.
. Toto dan Heri mungkin pemain profesional, namun Heri
lebih muda.
. Manajer dan pegawai dapat diambilkan dari pemain
setempat.
Pakaian
Toto memakai jaket olah raga beserta dasi, Heri mengenakan
baju lengan panjang, tanpa dasi, sedangkan manajer berpakaian
lengkap dengan dasi. Semuanya tanpa make-up.

Urutan Pengambilan
Adegan-adegan yang ada pemainnya sebaiknya diambil
sekaligus. Adegan-adegan vrynette dimasukkan kemudian.
Kedua vignelte sebaiknya diambil bersamaan, beri fade di antara
setiap adegan. Untuk keperluan pemutaran vignette kembali,
fade dapat dibuat singkat untuk meniaga kontinuitas.

122
Panduan Keatjf Membuat Bahan Aar lnovatif

3. Permintaan Produksi

Video ...................fi|m ............


Format produksi: Produser/Penulis...
- Ukuran pita/kapasitas memori.
- Real terbuka...kaset...,...........
- Ukuran film
- lnternegatif Ya...- Tidak . Perusahaan
- Hak cipta diperlukan Ya............
Judul program
Tidak........,.

Batas waktu kapan master harus


selesai...-..-....... ..........-...
- Sasaran/Penonton: Untuk siapa film dibuat

-Pemain: Siapa yang akan men8atur atau mencari pemainnya?


Penulis? ..............

Pemain yang bagaimana yang akan digunakan?


Profesional
Nonprofesional..........''......''..'.,...]
- Nama dan Nomor Telepon pemain setempat

- Apakah catatan praproduksi atau dilampirkan?

- Apakah setidaknya tiga kopi naskah dilampirkan ?

- Buatlah daftar Sambar yang diperlukan untuk produksi


(termasuk judul dan logo jika perlu).
r. 1.................................... I 6. 1......... ......... ......

-
)21
Andl Prdstowo

3 B

I 9.

5. 10

Beri penjelasan jen is gambar yang d iperlukan, slides, chart, easel,


dan sebagainya.
(Tunjukkan gambar tambahan pada halaman sebaliknya)

Nama orang yang berwenang untuk


Persetuiuan menyetujui pengeluaran dan penerimaan
hasil produksi.
Berapa kopi yang
Distribusi
dibutuhkan?......................

Format yang drperlukan:


Pita: Reel Ukuran
Reel U ku ran
Fm Reel U ku ran
Reel U ku ran

4. Daftar Petugas atau Personel


Berikut ini adalah contoh daftar petugas yang dapat
dihubungi oleh seorang pengembang pelajaran apabila
bekerja di studio film atau video yang besar. Penjelasan
singkat tentang tugas dan tanggung jawab setiap ang-
gota juga disertakan sebagai informasi umum. Dalam
kelompok produksi kecil yang ditangani sendiri, tentu
jumlah staf lebih sedikit, dan beberapa tugas serta tang-
gung jawab dapat dipegang oleh satu orang.

124
Panduan Kreatrf Membuat Bahdn Adr lnovahf

labatan Tanggung lawab

menciptakan dan memproduksi satu program,


produser memberi persetujuan pada tiap tahap produksi,
dan bertanggun8 jawab atas hasil akhir

menangana masalah khusus, sepeni hak cipta


asisten produser
muqik, pengiriman gambar, dan sebagainya

bertindak selaku manajer perusahaan dalam


pimpinan unit
menjaga a8ar biaya sesuai dengan anggaran

menentukan segi-segi kreatif pro8ram dan


sutradara mengarahkan kamera selama pengambilan
gambar

bertanggung jawab atas panjangnya program,


memberikan tandalanda untuk musik dan
asisten sutradara
efek khusus, serta mempersiapkan ienis
pengambilan kamera

mengatur kegiatan di panggung studio serta


prmprnan
memberi isyarat kepada para pemain dan
pan88un8
petugas panggung

membawahi semua petugas teknik serta


pengarah teknik menanBani peralatan kontrol selama
pengambilan gambar

pengarah suara/ bertanggung jawab itas semua suara dalam


audio produksi

pengarahgambar/ menangani alat perekam master video selama


vidm produksi
pengarah
menangani penataan cahaya dan kerabat
fotogratil
kamera
sinematografi
bekerja atas petunjuk sutradara dalam mencatat
pencatat naskah gambar apa yang diambil, sudut pengambilan
kamera, perlengkapan pakaian, dan lain-lain.

12t
BAB 1I

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat


ternyata berdampak luas hingga ke wilayah bahan aiar,
salah satunya adalah CD interaktif. Bahan aiar ini memiliki
beragam bentuk variasi, ada yrng berbentuk permainan,
soal-soa[, dan ada pula yang berbentuk materi b a.han ajat
Ini tentu merupakan sisi positif dari reknologi informasi
bagi dunia pendidikan.
Menanggapi perkembangan tersebut, kita sebagai
pendidik-sosok yang diharapkan mampu menjadi
agent of ckange-semestinya tidak boleh ketinggalan
dengan teknologi pembelaiaran baru ini. Pendidik harus
senantiasa meng-apdate pengetahuan dan tren-tren baru
dalam pembelajaran. Pendidik harus mau belaiar dan
rerus belajar. Pendidik tidak boleh berpuas diri dengan
ilmu dan kemampuan yang selama ini telah dikuasai
Dengan begitu, peserta didik akan terpuaskan dan
rerlayani secara maksimal. Sebab, mereka merasa nyaman

12,-
Andi Prastowo

dan senang dengan penyajian bahan aiar yrng kreatrf,


inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi
terbaru. Dan, pada akhirnya, kegiatan pembelaiaran pun
dapat berlangsung secara efektif serta efisien.
Oleh karena itu, kita perlu belajar banyak ter.rtang
bagaimana cara membuat bahan ajar interaktif ini.
Kira tidak perlu khawatir bahwa sesuatu yang baru
bakal menyulitkan dan menyengsarakan. Karena, sulit
atau mudah itu sesungguhnya sangat tergantung pada
ba,gaimana sesuatu itu disampaikan. Kalau sesuatu yang
sulit itu bisa disampaikan dengan cara yang mudah, tentu
kita juga akan mudah memahami dan menguasainya.
Namun srlbaliknya, meskipun sebenarnya sesuatu itu
mudah, tetapi karena disampaikan dengan cara dan
metode yang berbelit-belit serta tidak sistematis, tentu
akan menjadi sulit.
Atas dasar pertimbangan itulah, pada bab ini
kita akan belajar bersama tentang cara membuat dan
mengembangkan bahan ajar interaktif yang mudah
sekaligus menyenangkan.

A. Apokoh Bohon Ajor fnteroktif Itu?


Ketika kita mendengar kata "interaktif", satu hal
yang mungkin langsung .terbayang dalam benak kita
adalah sesuatu yang berhubungan dengan interaksi atau
hubungan. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud de-
ngan bahan ajar interaktiP
Jika kita runut dalam Kamu Besar Bahasa lndonesia,
kata "interakrif" mengandung arti bersifat saling

32s
Panduan Kreatit Mernbuat B6hdn Aar lnovatif

melakukan aksi atau antarhubungan atau saling aktif.


Dengan demikian, bahan aiar interaktif dapat dimaknai
sebagai bahan riar yang bersifat aktif, maksudnya ia
didesain agar dapat melakukan perintah balik kepada
pengguna untuk melakukan suatu aktiviras. Jadi, bahan
ajar ini tidak seperti bahan aiar cetak atau model (maket)
yar^g ha,nya pasif dan tidak bisa melakukan kendali
terhadap penggunanya. Dalam bahan ajar interaktif
ini, pengguna (peserta didik) terlibat inreraksi dua arah
dengan bahan ajar yang sedang dipelajari.
Sementara itu, menurut Gnideline: for Bibliographtc
Description of lnnraaiue M timedia dalam Pedoman Umtn
Pengembangan Baban Ajar (2OO4), brhan ajar interaktif
adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio,
teks, grafik, gambar, dan video) yang oleh penggunanya
dimanipulasi untuk mengendalikan perinrah dan atau
perilaku alami dari suatu presentasi. Sekarang ini, sudah
mulai banyak orang y^trg memanfaatkan bahan ajar
interaktif, karena di samping menarik, bahan ajar ini yuga
memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari
materi. Biasanya, bahan ajar multimedia dirancang secara
lengkap mulai dari petuniuk penggunaannya hingga
penilaian.
Lebih lanjut diielaskan bahwa dalam menyiapkan
bahan ajar interaktiI diperlukan pengetahuan dan kete-
rampilan pendukung yang memadai, terutama dalam
mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera

121)
Anda Prdstowo

video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif biasanya


disajikan dalam bentuk ro npaa dic.lo
Berdasarkan uraian tersebut dapat kita pahami
bahwa bahan ajar interaktif adalah bahan aiar yang
mengombinasikan beberapa media pembelaiaran (audio,
video, teks, atau grafik) yang bersifat interaktif untuk
mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Dengan demikian, terjadi hubungan dua
arah antara bahan ajar dan penggunanya. Sehingga, kalau
proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
bahan ajar seperti ini, peserta didik dapar terdorong
untuk bersikap aktif
Pada dasarny4 bahan aiar interaktifdapat kita temu-
kan dalam dua bentuk, yaitu CD interaktif dan-orang.
Namun, dalam pembahasan
kita kali ini hanya akan dibi-
"1u. !
Bulru,,
carakan tentang CD interak- i,rt"r"ttil nJulul, LaLa,r ajar ;
tifsaja. CD interaktif, jika di-
lihat dari proses pembuatan
dan penggunaannya, tidak
pernah terlepas dari perang-
kat komputer. Maka dari itu,
h .tJ,.. o..il.t,, olorr.i I
bahan ajar interaktif ini juga dr; .,rrtu preseutasi. :
termasut bahan ajar berba-
sis komputer. Hal ini selaras
dengan pandangan yang mengatakan bahwa program
komputer untuk pembelajaran adalah berbagai jenis ba

70 Diknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemantaatan Bahan Aiar


(lakarta: Ditien Dikdasmenum, 2004).

ll0
Panduan Kreatif Membuat B6hdn Adr lnovatf

han aiar noncetak yang membutuhkan komputer guna


menayangkan sesuatu untuk belajar.T t

B. ArtiPenting Bohon Ajor fnteroktif bogi


Pembelojoron
Akhir-akhir ini, pemanfaatan komputer untuk pro-
gram pembelajaran terus mengalami peningkatan. Pe-
manfattao komputer untuk program pembelajaran da-
pat dijalankan oleh peserta didik secara langsung atau
rerkoneksi (terhubung) dengan komputer lain. Menu-
rut Anderson (1987), kemajuan kemampuan komputer
untuk secara cepat berinteraksi dengan individu, me-
nyimpan dan memproses sejumlah besar informasi, serta
bergabung dengan media lain untuk menampilkan se-
rangkaian besar stimulasi audiovisua[, meniadikan kom-
puter sebagai media yang dominan dalam bidang pem-
belajaran.
Komputer yang digunakan peserta didik dalam
proses pembelajaran biasanya berbemrtk stand alone atart
komputer terminal yang terkait dengan komputer utama.
Jariogrn kerja komputer (nasiona[ ataupun internasional)
dapat memungkinkan peserta didik untuk mengakses
ke data base da:r, iarak iauh. Selain itu, iaringan keria
komputer iuga memungkinkan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya
menggunakan email atau clnp ter confercncizg. Informasi

'' Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Aiar (lakarta: Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka, 2o03).

ll L
Andt Prastowo

dalam benok kata-kata, suara, gambar, dan animasi,


sekarang telah tersedia untuk peserta didik dalam bentuk
CD-ROM yang dihubungkan dengan Perslndl clm\uter
(PC)."

C. Kelebihon don Kekurongon Bohon Ajor


Berbosis Komputer
Sepertihalnyabahan ajar audio, bahan ajar audiovisual,
ataupun bahan ajar cetak, bahan ajar berbasis komputer
juga memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana
diperinci dalam tabel berikut.

Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan bahan aiar berbasis


komputer

Kelebihan Kekurangan
Dapatmenayangkan informasi Memerlukan komputer dan
dalam bentuk teks dan grafik pengetahuan proBram
Membutuhkan hardware khusus
lnteraktif dengan peserta
untuk proses pengembangan dan
d idik
penSgunaannya
Dapat menBelola laporan Resolusi untuk image grafik sangat
atau respons peserta didik terbatas Dada sistem micrcDrccessor
Hanya efektif jika digunakan untuk
Dapat diadaptasi sesuai
penggunaan seseorang atau beberapa
kebutuhan pese(a didik
orang dalam kurun waktu tertentu
Dapat men8ontrol hardware
Tidak kompatibel antarienis yang ada
medra lain
Dapat dihubungkan dengan
video untuk mengawasi
kegiatan belajar peserta didik

(Diolah dafl Belawati dkk, 2003; Anderson, 1987)

') lbtd

)12
Panduan Kredtif Membuat Bah6n Ajar lnovatif

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan ter-


sebut, kiranya kita dapat memperhitungkan sekaligus
memperkirakan penggunaan bahan berbasis
^lN
komputer ini di lembaga pendidikan tempat kira ber-
naung. Apakah memungkinkan berbagai perangkat
pendukung yang dibutuhkan tersebut tersedia di sekolah
atau perguruan tinggi kita? Apakah sumber daya manusia
yang ada siap untuk menggunakan bahan ajar tersebutl
Jika semua pertimbangan, baik kelebihan maupun
kekurangan tersebr.rt telah kita pertimbangkan masak-
masak, tentunya apabila pilihan kita akhirnya tertuju
kepada bahan aiar interaktif, maka kita harus berupaya
untuk membuat dan mengembangkannya.

D. Unsur-Unsur Penyusun Bohon Ajor


Interoktif
Berdasarkan strukturnya, bahan ajar interaktif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu CD interaktif dan
orang. Struktur 6ahan airr yang berbenruk CD interaktif
meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung, latihan, dan penilaian. Sedangkan strukrur
bahan ajar inreraktif berbentuk orang meliputi tuiuh
komponen, yaitu judul, petunjuk belaiar, kompetensi
dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan,
tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Namun,
kesemua komponen itu terdapat pada lembar kertas
lain. Selengkapnya tentang struktur bahan aiar interaktif
dapat dilihat pada Thbel 6 di Bab l.

l3l
Andi Prastowo

E. Longkoh-Longkoh Penyusunon don


Pengembongon Bqhon Ajor Interoktif
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa
bahan aiar interaktif memerlukan pengetahuan dan ke-
terampilan pendukung yang memadai, terutama dalam
mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera
video, dan kamera foto, serta dalam persiapan dan pem-
buarannya. Bahan ajar interaktif umumnya iuga disaii-
kan dalam bentuk CD.
Adapun langkahJangkah penyusunan dan pe-
ngembangan bahan aiar interaktif ini adalah sebagai
be:rrku;r. Penama,iudul diturunkan dari kompetensi dasar
atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
kdaa, pettnjrk pembelaiaran dituliskan secara jelas
supaya peserta didik mudah dalam menggunakannya.
Ketiga, informrsi pendukung diielaskan secara ielas,
padat, dan menarik dalam bentuk tertulis atau gambar
diam maupun gan.rbar bergerak. kenpat, tugas-tugas
ditulis dalam program interaktif Kelina, penilaian dapat
dilakukan terhadap hasiI karya dari tugas yang diberikan
pada akhir pembelajaran, yang dapat dilihat oleh pendidik
melalui komputer. kenam, gunakan berbagai sumber
belajar yang dapat memperkaya materi, misalnya buku,
majalah, internet, dan )urnal hasil penelitian sebagai
bahan membuat program b4han aiar interaktjf.
Secara lebih spesifik, perlu kita kerahui bahwa dalam
pembuatan CD inreraktif, kita memerlukan aplikasi
demonstrasi interaktif pada komputer. kita. Berkaitan
dengao hal itu, ada berbagai ianis safttuare aphkasi,

)34
Panduan KreatiF Membuat Bdhan Aar lnovatf

seperri Adobe Flash Player, Macromedia Flash Player,


Macromedia Flash MX, Macromedia Captivate, dan lain
sebagainya. Nah, dalam kesempatan kali ini, kita akan
mempelajari cara membuat bahan ajar CD multimedia
interaktif yang menarik dengan menggunakan aplikasi
Macromedia@ Captivate'".
Macromedia@ Captivate" adalah aplikasi yang
diperuntukkan bagi pengguna profesional, yang dapat
dengan mudah membuat demonstrasi interaktif serta
simulasi dalam berbagai format, termasuk Flash (S\7F)
dan EXE. Kita dapat juga memanfaatkan aplikasi ini
untuk membuat demonstrasi produk online, simulasi
softuare r.ntrtk e-baning atau tucorial online untnk
dukungan pemakai, dan Captivate adalah solusi ideal
untulpersoalan ini. Dalam Captivate, tersediasemua yang
dibutuhkan untuk merekam apa pun yang teriadi dalam
desktop dn secara instan membuat sebuah simulasi.
Gora S. dalam situs belajarsendiri.com menerangkan,
apUkasi ini memungkinkan kita untuk menambah,
memodifikasi keterangan teks, m emberi aludio (toice'oaers ,
background musik, dan sound ffias), video, alnirnasi flash,
animasi teks, gambar, dan byperlink ke dalam moaie ya'ng
dibuat. Ukuran f le yar.g kecrl serta resolusi yang tinggi
membuat simulasi dan demonstrasi yang dihasilkan
dengan Captivate mudah dipublikasikan secl^ra. online
atau dibakar ke CD untuk dipakai dalam pembelajaran,
pelatihan, dukungan pemakai, dan lain sebagainya.
Adapun untuk prosedur praktis pernbuatan CD
interaktif dengan aplikasi Captivate ini sebenarnya tidak
ada patokan secara mutlak berapa langkah yang mesti

11t
AndiPrastowo

kita lakukan. Karena, itu semua disesuaikan dengan


selera ienis presentasi atau kebutuhan masing-masing
pembuat. Namun, paling tidak ada 12 langkah yang bisa
kita iadikan sebagai acuan, sebagaimana diterangkan
oleh Gora S. (2006) berikut ini.
1. Membuat Blank Project
Hal perrame- ylng harus kita lakukan dalam pern-
buatan CD interaktif dengan aplikasi Captivate adalah
membuat blankpmjut atau proyek kosong. Berikut adalah
langkahJangkahnya.
a. Dalam menu File, pilih File > Record or Create
New Movie.
b. Pada tampilan akan muncul kotak dialog New
movie options. Kemudian, pilih Blank Movie pada
kategori Create other movie type. Lalu, klik OK.
(Perhatikan Gambar 1).

bltEGodott
D
I lffi
C I lHr(r*"*!dop.v!.ydldp
I |ffi.

C l--4 I o*..p*hrdpd.riah'EdTffi.
ll
liGrcru
O EI_ll Mhabffidp@&@.
@ftlrdtr

- q@fu
{-. lre.d
O $ o*.*.dbr.@liEdurErytu'.

l- * ll-H lT,q-l
Gambar 1. Kotak dialog new movie options
(belajarsendiri.com)

316
Pdnduan Kreatif Membuat Bahdn lnovatif
^ar
C, Pada tampilan akan muncul kotak dialog Blank
movie. Pilih Preset size 64Ox 480 Full Screen.
Selanjutnya, klik OK. (Perhatikan Gaml>u 2).

Bl.* movto

c,.tt. . s.dr tz!d, LLr* mtb stlor h.viE to G-d arv


D-

rEl

f-A_lt cJ ll--,.b_-l
Cambar 2. Kotak dialot untuk memilih ukuran area kerja
(belajarsendiri.com)

Pada tampilan akan muncul area kerja yang masih


berist saru slidc kosong. (Perharikan Gambar l).

,* A*q- EO

Gambar 3. Tampilan area keria


(belajarsendiri.com)

1)1
AndiPrastowo

2. Memberi Judul Presentasi dengan Teks Bergerak


Setelah membuat blank projut, langkah berikutnya
adalah memberi judul presentasi yang dibuat dengan
menambahkan teks bergerak. Untuk menambahkan
teks bergerak pada slide presentasi, caranya adalah seba-
gai berikut:
a. Aktifkan tampilan Edit pada area kerja, dengan
cara mengeklik tab Edit yang ada di samping tab
Storyboard. (Perhatikan Gambar'4 dan 5).

Edit I

I v Timeline for Slide I


't< 2< :< I

, r il, r ,i', .t 'l r +r,,

Cambar 4. Tampilan tab Edit


(belajarsendiri.com)

illl
Carnbar 5. Tampilan area kerja mode Edit
(belajarsendiri com)

338
Pdndmn Kreatif lv1€mbuat Bah6n Aar lnovatif

b. Pada menu, pilih Insert )


Text Animation. Se-
lanjutnya akan muncul kotak dialog New text ani-
mation. Dalam korak dialog tersebut, kita dapat
memilih efek teks pada pilihan Effect, memasuk-
kan teks pada kotak Text, dan mengganti ,enis hu-
rufdengan menekan tombol Change font. (Perha-
tikan Gambar 6).

Kom

Cambar 6- Tampilan kotak dialog untuk men8atur animasi teks


(belajarsendrri com)

c. Setelah iru, atur durasi animasi dan efek tran.. si


pada teks dengan mengeklik tab Option. Tentukan
panjang durasi animasiteks pada korak Timing, lalu
tenrukan animasi transisi pada kotak Tiansition.
Kemudian, klik OK. (Perhatikan Gambar 7).

119
AndiPrastowo

D
Timg..
trC.y fd:
Am.i Jta:

Etq

Eff.dl

sdr& or: 0.5, 'fl uc*


E apd), .ffd to d'tert dimatio,rt" h dE mvh

_lt-.*c *!-.l
f o( lt- ^prty-lf
cambar 7. rampi lan -."i#;[:,:l:*.[ff d urasi dan transisi
",,*n

d. Untuk mengedit animasi teks, klik kanan pada


teks yang ada dalam area kefa. Kemudian, pada
pop-up menu, pilih Properties.

3. Menampilkan Foto atau Gambar


Informasi dari pendidik perlu ditampilkan dalam se-
tiap konten bahan ajar untuk melengkapi informasi ba-
han ajar. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuat-
annya.
a. Buat sebuah slide baru dengao cara klik Insert >
Blank slide pada menu File. (Perhatikan Gambar
8).

340
Parduan Kreatif A4embmt Bahan Ajar lnovatif

E*.6 r O- ?*. '* EEOs gO

Cambar 8. Tampilan area membuat slide baru


(belajarsendiri.com)

Klik Insert )
Image pada menu File. Selaniutnya,
akan muncul kotak dialog Open. Pilih file gambar,
kemudian klik tombol Open. (Perhatikan Gambar
9).

Ldh JELEdT - i ---

IL! nfltd. l^ '-


l'ld]@ry
TAA"

My
g
C@s
J)CdE4.d@

d5**
5J FLm .sdvols4mr i'l f-op--.l
,rui, tbdrr tre're'd-i.ry'6'o'*.'--l l--cd I

Cambar 9. Tampilan kotak dialog untuk memilih file gambar


(belajarsendiri.com)

34t
AndiPrastowo

c. Kemudian, pada layar akan muncul kotak dialog


New image box. Klik OK. (Perhatikan Gambar
10).

CIrrydb.dgd

i-oryry- l

!4ptyq@tetou'ry6,6'ot nEE

t-*_ll @ lf,"dy-l t-,,+l


- Gambar 10. Tampilan otak dialog New image box
, (bela.iarsendiri.com)

d.' Selanjutnya, gambar akan dimasukkan ke dalam


slide. Kita dapat mengatur durasi waktu slide
dengan memanj ang-pendekkan dip -clip y ang ada di
dalam Timeline. (Perhatikan Gambar 11 dan 12).

)42
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar lnovatif

ea (q?- | ,

Cambar 1 1. Tampilan gambar dalam slide


(belajarsendiri.com)

v Timeline for Slide 2


3s

II :::l:';'Ll'="."""

Cambar 12. Clip yang ada dalam Timeline dapat diatur durasinya
(belaia rsend iri.com)

34)
AndiPrastowo

4. Mengimpor Presentasi PowerPoint


Kita bisa juga mengimpor file presentasi yang dibuat
menggunakan Microsoft PowerPoint ke dalam Macrome-
dia Captivate. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
a. Dalam menu Macromedia Captivate, pilih Insert
) PowerPoinr slide.
b. Pada layr. akan muncul kotak dialog Open. Pilih
fi le Pow erPoi nt, kemudian tekan Open. (Perhatikan
Gambar 13).

L.ol h

l_\1t
My RE rl
Dm
@
D.*!@
0 sird dn t{.d.
0 &*rf[d]d5e*dt[
)
Myoffis

&
CdFra

Cambar 13. Tampilan kotak dialog Open


(belajarsend iri.com)

c. Selanjutnya akan muncul kotak dialog powerpoint


slide options. Pilih Import slides and insert after
the slide selected below. (Perhatikan Gambar
A).

)44
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar lnovatif

M*qthE
hffi.c+mtffi&il'ptoddtu*tuc
pdbda.E$fyipt d*,, i|t

lstd I

Cambar 14. Kotak dialog PowerPoint slide options


(belajarsendiri.com)

d. Pada layar akan muncul kotak dialog Insert Slide.


Kita dapat mengedit judul dari masing-masing
slide yang ada ataupun menghapui slide yang
tidak diperlukan dari sini. Setelah itu, klik Finish.
(Perhatikan Gambar 15).

341
'AndiPrastowo

5el6t {d6 to itgt rd ckkFi*t'.

>

10 of l1 dd6 *ltrted fq insert f-"*;, -l l. tr""' -lArr

L=!t -l Er,rrd I [-r"p I

Cambar 15. Tampilan kotak dialog untuk memberi nama proiect


(belaiarsend iri.com)

e. Presentasi PowerPoint akan dikonversi meniadi


gambar-gambar tunggal dalam Macromedia
Captivate dan ditampilkan dalam kotak
Storyboard. (Perhatikan. Gambar 1 6).
-L!s:6b.F$
H* a^i y U*- ?Piq- im;i*Ou $lQ

A!6
f-r- tfr
I I ;;r*
ll
or*,* .l' I

Xdb lt<E 'qr'

Cambar 15. Tampilan Storyboard


(belaiarsendiri.com)

)46
Panduan Kreatif Membuat Bahan Agar lnovatif

5. Menambahkan Narasi atau Audio dalam Slide


Presentasi
Setelah melakukan proses impor presentasi
PowerPoint, selanjutnya kka dapat memperkaya slidz
yang ada dengan memberinya narasi (suara). Untuk
memberi narasi, kita memerlukan sebuah rnicroPbone (mic)
dengan ukuran jack yang kecil. Thncapkan mic tersebtt
dalam sound cardkomptter kita. Selanjutnya, kita lakukan
langkahJangkah berikut ini.
a. Dalam menu, pilih Audio > Record.
b. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Record
Audio. Klik Options. (Perhatikan Gambar 17).

(j c"pto.* (- s& ug

'l wt.-,| i- n-l-c.*a-l i *,, I

Cambar 17. Tampilan kotak dialog Record Audio


(belaiarsend iri.com)

c. Dalam kotak dialog Audio Option, pilih Input


source: Microphone. Lalu, klik tombol Calibrate
input untuk melakukan tes pada niuopbone.
(Perhatikan Gambar 18).

)47
AndiPrastowo

Gambar 18. Kotak dialog Audio Options


(belaiarsendiri.com)

d. Selanjutnya, nicropbone akan dikalibrasi. Silakan


melakukan tes pada nic dengan cara bersuara.
(Perhatikan Gambar 19).

x
Ealibrate microphone
Captivate cdr automatically detect optirnal microphone and
recording rensitivity levels.

To set your microphone level, read the following sentence into the
microphone untilthe red wirdo,r becomei qreen.

"I am settlng my mictophone iecording lcvel for use with


Eaptivate.'

f r"!Al [-,r"h -l
Cambar 19. Tampilan dialog untuk mengkalibrasi microphone
(belajarsendiri.com)

)48
Pandu6n Kredtif Membudt B€han Aar lnovatif

e. Kalau micropbone terpasang secara benar dan


berfungsi dengan baik, maka akan tampil
keterangan Input level OK. Selanjutnya, klik OK.
Kemudian, dalam kotak dialog Audio Options,
klik tombol OK. (Perhatikan Gambar 20).

f aE&atc mico9llorE
captfi*c (dr dldnatr+
reaordE 4{l5f ivt, lcYets.
detcd @timal lr['rophorE dd );
To r.t yur ll*rodfrE le/d, rcd 6E folotllrE tcr*erE hto EE
n*rdsp u*I tle red *doey b.(qrEr geen.
'r dn rcttil{ m, nLroelEE rEtcdhg Lyd fc utc ft l
c4dv*..'

-l
t-_-]t !irs, It-,"r,
Cambar 20 Tampilan yang menerangkan bahwa microphone berfun$i
dentan baik
(belajarsendiricom)

f Klik tombol Record untuk melakukan perekaman.


(Pe rhatikan Gambar 21).

'' l:l!

t c*d -rt-,,4 -]
Cambar 2l Tampilan kotak dialoS pada proses perekaman
(belajarsendiri.com)
AndiPrastowo

g. Klik tombol Stop untuk mengakhiri perekaman


suara.

6. Menambah Teks Keterangan


Untuk menambah informasi yang ditampilkan, kita
dapat menambahkan keterangan berupa kotak-kotak
teks. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai beri-
kut:
a. Pilih Insert > Text Captions. Selanjutnya akan
tampil kotak dialog New Captions. (Perhatikan
Gambar 22).

Tcxt Elgtbn
5.t c+tin p,opqtit

b an "(aptbnr'in tlE more

l -_q, l l l*qa t 1e,,, II lr.h:'l

Cambar 22. Tampilan kotak dialog New Caption


(belalarsendiri.com)

b. Ketikkan teks kereran Ean yang ingin ditampilkan.


Kemudian, kita dapat memilih model kotak teks
yang tampil lewat pilihan Caption rype. (Perhatikan
Gambar 21).

lt0
Pandudn Kreatif Membuat Bahdn Aar lnovatif

Cambar 23 Tampilan kotak dialoS untuk memilih tampilan kotak teks lewat
Caption TYPe
(belajarsendiri com)

c. Atur ienis hurufyang dipakai lewat pilihan Font


d. Klik tab Options, kemudian arur durasi Text
Caption lcwat kotak Timing, atau atur efek transisi
yang digunakan lewat Tiansition. Setelah itu, klik
OK. (Perhatikan Gambar 24 dan 25).

a5l
AndiPrastowo

OgtlqE
5.i c€th rwtb

l- "- t-;d I ,.. T,,"h_l

Cambar 24. Tampilan kotak dialog untuk mengatur durasi dan transisi
(belajarsendiri.com)

g* t@ t @vo Jr*- -1*m @w C* tr tr

r Largo circuit board thai contain sochal ld


e:@ngioo card

. !tsf9Pol ,r-
.ltttgqry4Cil{
r Parallsl end S€ri5l Port
r Video and Sound Card
r PoretCord

Cambar 25. Tampilan Text Caption dalam area kerja


(belaiarsendiri.com)

)t2
Panduan Kreatif lvlembuat Bahan Aar lnovatif

e. Kemudian, sesuaikan lagi durasi Text Caption


lewat Timeline agar tampil sesuai dengan yang
diinginkan. (Perhatikan Gambar 26).
v Tamelinc for Slide 7

Cambar 26. PenSaturan durasi yang dilakukan di dalam Timeline


(belajarsendiri.com)

f. Cobalah memasukkan unsur grafis yang lain, seperti


Highlight Boc, Rollover Caption, dan Rollover
Image dengan langkah yang sama.

7. Memberi Musik Latar


Agar kelihatan menarik saat ditayangkan, dalam
presentasi yaog kita buat, dapat kita tambahkan musik
lalar (batkgrotnd mtuic), dengrn langkahJangkah sebagai
berikut:
a. Pilih Audio > Movie Background. Selanjutnya
akan muncul kotak dialog Movie Preferences.
(Perhatikan Gz'mbar 27).

7r)
Andi Prastowo

tdtutdA.ao
5.a t}r o*iE too st to @ ta tE tfi plq[d h tsE b.dgurd.

l-- o- t-.tn.-]l -s_l


Cambar 27. Tampilan kotak dialog Movie Preferences
(belajarsendl ri.com)

b. Klik Import. Pada layar akan muncul kotak


dialog Import Audiq. Macromedia Captivate
telah menyediakan koleksi suara yang berada
dalam header Sound. Pilih sebuah file yang ada di
dalamnya. Kita bisa juga menggunakan file audio
yang lain, asalkan memiliki format \7AV dan MP3.
Kemudian, klik Open. (Perhatikan Gambar 28).

1r4
Pdndudn Kredtif Membuat Bahan Aar lnovatif

.l}
G'

9 l-t
-- !
5 **dtlD. 'Ulqfrt
@'
F..! l".t _ .', !
Cambar 2E. Tampilan kotak dialo8 saat memilih musik latar
(belajarsendiricom)

c. Klik tombol OK yang ada dalam kotak dialog


Movie Preferences.
d. Jangan lupa untuk menyimpan file ammui
presenrasi yang telah dibuat dengan cara pilih File
) Save As.

8. Meninjau Hasil Penyusunan Presentasi


Usai menyusun presentasi, tentunya kita ingin meli-
har hasil presenrasi sementara yang telah kita buat.
Caranya, pilih File ) Preview > Movie. (Perhatikan
Gambar 29).

15'
AndiPrastowo

o
o
o
o
o
o
o

c a m ba r P resen tas i
" dilll:lt'q:i"#
9. Mem-publish Presentasi
Apabila presentasi dinilai sudah layak untuk disebar-
luaskan, maka langkah berikutnya yang harus kita
lakukan adalah mem-publish-nya dalam benruk S$fF,
dengan cara sebagai berikut:
Pilih File > Publish. Selanjutnyz akan muncul
^. kotak dialog Publish. (Perhatikan Gambar 30).

116
Panduan Kreatif Membuat Bahan {ar lnovatif

AtSr
@.6dt l'*tu (ff) ta obc 'r.dldryds{y r hddd h. i6 re.

a Rcrdb:
:3ar:
ffla$ril
9
!*r*!d: s

A
lca
A,eq*y:
eEo,trr:
Didqftddd4:
l{ddqrr(O9riy)
hffigorrudH-
b

s
S6!a-E: Y6
Eqtddd: ft

I
Ffid UFr()EE I

Earu
E
[]doat
flrrm ,............._i
EEedtm ltu... ll
i#
m

Cambar 30. Tampilan kotak dialog saat mempub/ish presentasi


(belaiarsendiri.com)

b. Tentukan lokasi penyimpananfile dengan menekan


Browse. Selanjutnya akan muncul kotak dialog
Browse For Folder. Pilih sebuah folder yang'
ada. Jka belum tersedia, kita dapat membuarnya
dengan menekan Make New Folder. Usahakan
meletakkan rth-fiIt presentasi dalam sebuah folder.
Setelah itu, klik OK. (Perhatikan Gambar 3D.

)57
AndiPrastowo

Ctroose a &ectory to exPort ttP fle

[E tb ro*cr
B roilrs
E l) Cnonaiveolnd
E it- nctic
tJ:asamaga
EE tagu
i[] Lcudetoud
E 15 i4orEnKrrvdui

_l
I t4"I"-*!rtdde,l t . 9,t f c"n."r]l

Cambar 31. Tampilan kotak dialog saat mengatur letak penyimpanan file
(belaf arsendiri.com)

c. Klik tombol Publish. Ketika Woses pilblfuh selesai,


akan muncul kotak dialog sePerti terlihat pada
Gambar 32. Setelah itu, klik View Output untuk
melihat hasil pablish. (Perhatikan Gambar 33).

I viq,otp.i -ll C-]


Cambar 32. Tampilan kotak dialog yang menerangkan bahwa proses publish
sukses
(belaiarsendiri.com)

)58
Panduan Kreatjf Membr.rat Bahan Ajar lnovatif

h tr iF ;-oc ro. +

ii ,-r !l A:i ,'*". +i- Cb g l' . q'- 0

Motherboard

dh

c am bar 3 r. Presentas i r"ir:i:i;lJffr;,.'.lil o'o*'"' I n te rnet E x p I ore r

10. Membuat Soal Latihan atau Kuis


te dilengkaPi fasilitas
engan berbagai model
an. Berikut ini adalah
langkah-langkah pembuatan kuis maltiple choice (pllihan
ganda).
Klik File > Record or create a new movle'
^.
b. Selaniutnya akan muncul kotak dialog New movie
options. Pitih Blank movie pada kategori Create
other movie ryPe. Kemudian, klik OK'
c. Pilih Insert ) Question slide'
d. Dalam kocakdialog QuestionType, pilihMultiple
Choice. Lalu, klik OK. (Perhatikan Gambat 34)'

3t9
AndiPrastowo

qsIrF

It tultdrqdbcl€, dr lgth.ogbb d@
FarmF Cr.l*i.
tf h dE Ur*
A fail+E{lilkqdh dE tf. lg. t* d rd$
drB to Cd fm h o& b rl h ttr Ud*rc h tf.
sto.tdE
Afudwedb.
it
Hclt{
A ddiE qdb tv6 th.tg. ll d h th* m,e
b. m.tdld to aodE ll d rda ffir.

lIGt
A tld qffur OE trr (g . trt o, ls b cd.!tr

f *--ll-.","d lt,-t-b_-.]

Cambar 34. Tampilan kotak dialog saat memilih tipe kuis


(bela.iarsend i ri.com)

e. Setelah muncul kotak dialog Multiple Choice


Question, isilah kotak pertanyaan dan jawaban
yang tersedia. Kemudian, klik OK. (Perhatikan
Gambar 31).

160
Panduan Kreatrf Membuat Bahan lnovatlf
^ar

l,-
Cambar 35. Membuat pertanyaan dan iawaban kuis
(belaiarsendiri.com)

Kuis akan ditampilkan di area kerja (Perhatikan


Gambar l6).Untuk mengubah penanyaan dan
jawaban, klik tombol Edit Question yang ada di
pojok kiri atas.

lr=-
kuis
Cambar 36. Tampilan area keria pembuatan
(belaiarsendiri com)

161
ArdiPrastorYo

g. Dengan langkah yang sama, cobalah membuat


kuis dengan tipe yang berbeda.
h. Selanjutnya, pablish-lah kuis tersebut dengan cara
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

11. Menyusun Menu


Thmpilan menu muncul pertama kali ketika CD-
ROM dijalankan di komputer. Di dalam menu, terletak
tombol-tombol yang merujuk pada presentasi dan kuis
yang telah dibuat tadi. Adapun untuk membuat menu,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Klik File ) Create a menu builder project.
' b. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Menu
Builder. Pilih Project Wizzard, 'kemudian klik
OK. (Perhatikan Gambar 17).

Qeote a EH pror<t usE

f] o*or.*.a
fl Oorr*nor.t

Cambar 37. Kotak dialog Menu Builder


(belajarsendiri.com)

362
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnor'atif

c. Setelah itu, muncul tampilan Selecc a Template


pada layar. Pihh nnplate yang akan dipakai'
Kemudian, tekan Next untuk melaniutkan
Macromedia Captivate menggunakan template ylng
ada di dalam MS PowerPoint sebtgai tenphte-nya'
(Perhatikan Gambar 38).

s.ra u'uoi" r- w e'-oao EoFd It t.hC.t. d*E tl* hxrtorn rrrE tn


" ro b. 6.d h ti. Eotc
t.n *y'6

trE E 'e*T
g
E Ernl

f*--l@ f ""ni-"a]
Cambar 38. Tampilan kotak dialot yang muncul saat memilih tenplate
belaiarsendiri com)

d. pada layar kemudian akan muncul tampilan


' pilihan Add Text Items. Ketikkan teks yang
nantinya berfungsi sebagai tombol untuk membuka
presentasi dalam kotak Text, lalu tentukan pula
letak dokumen atau presentasi yang akan dibuka'
(Perhatikan Gambar 39).

)61
AndiPrastowo

ldd Tut lt6E


Cr.*e EE toxt tffi to ecr h tr proixt. Edl t.n fm 6 l*. bo . C4tiyd. ffii., tRI,
d rEry odE tlo.r o, fl6. 0D
: . CqBIaE* Tentm
Textl
Corpdd Brft
t.lic
r;I
U
Xs.Ertrdnroild E;sdPrrr:l

Ltllr-_l|."tq'.d_-l I .'d..lf r,r'r, It--fr!,rl


Cambar 39. Tampilan kotak dialog yang muncul saat membuat tombol teks
dalam menu
(bela jarsend iri.com)

e. Unruk menambahkan teks menu, klik tombol New


Item. Untuk menghapus teks menu yang ada, klik
tombol Remove. Sedangkan, untuk membuat
submenu dari menu yang telah ada, klik New Sub
Item. Kemudian, klik Next untuk melanjutkan.
Selanjutnya akan muncul pilihan Project Options.
Masukkan judul dari project yang kita buat pada
kotak isian Project Title, gambar ikon yang tampil
di window pada kotak isian CD Icon, dan bentuk
atau model garis tepi dari uindrw pada Border
Style. Kemudian, klik Finish. (perhatikan Gambar
40).

3u
Panduan Kreatif Arlembuat Bafran y'gar lnovatif

h'lcdOEE
ffi tlE rixt trWrB
D
Tdc: ",llqql9bclerd'fukE:::
oh: .1eAF . - -, -O E
o'!k*
r,ffi: q _, .'._!*
--
-r---J

ft+-'lt-.!+"] f_.-"4, 1* [rrrl


Cambar 40. Tampilan pilihan Proirt Options
(belajarsendiri.com)

g. Thmpilan menu dalam area keria akan terlihat


sePeni Gambar 41.
it-8ts -.-i
..- .e.- 51.- O.,- :l* 1!- -- & ?i- :rb
=iv

9---- B

th-d I
?--- a

iJH-- I
Eb-- I
rrE-- t
.Eb- t

!s- Compuier Basic


lr* Evalualion
l.*r*e

Cambar 41. Tampilan menu dalam area keria


(belaiarsendiri.com)
AndiPrastouro

h. duat ludul menu, dengan cara pilih Insert )


Text.
I Selanjutnya akan muncul kotak dialog Text
Properties. Pilih jenis huruf dan ukurannya
pada kotak Font, lalu ketikkan teks yang ingin
ditampilkan, di dalam kotak isian Text. Pilih warna
teks pada pilihan Normal Color. Setelah itu, klik
OK. (Perhatikan Gambar 42).

Tcld Propdtt6
sclqt tlE o9tirc fq tltB text.
D
*rcr
htr r'rd ET

Toxtl tlctrsliro 8a5iq

Li*

r!.lr f.

,,lqnC Color:

Prcdcw
---

!ep6y ctrpcs to dtm

Cambar 42. Tampilan kotak dialog yang muncul saat membuat teks judul
(belajarsendiri.com)

j. Hasil akhirnya akan rampak sepeti tampilan pada


Gambar 43.

366
hndJan Kreatif tvlanuit Bahan Aa lnoatif

-5 i' U- O- j-?-E.*.+ -J*)E

Computer Nclworklng Bqsl.

Cambar 43. Tampilan haril akhir pernbuahn tekt iudul


oelaiarsendi.i.corn)

k. Untuk mem-pranieu tampilan menu, pilih File >


Preview. Cobalah mengeklik rombol teks yang ada
untuk memastikan tombol berfungsi dengan baik.
(Perhatikan Gambar 44).

Computer Nelworking Bosic

Cambar ,+4.Tampilan (previed rnenu


(belaiaIs€ndiri-com)

361
'AndiPrastowo

t. Untuk mengekspor menu, pilih File > Erkport.


Selanjutnya akan muncul kotak dialog MenuBuilder
Export Options. (Perhatikan Gambar45).

Ha.a..daEortQalc
sih ta Hoy to cxpqt yq 9.est.tin.

d
Fl&r trlovic
"rl
:-)
-t
HTl.l-

J
:

l, -tr+-:l f J*td l . ,-,, ,[r",i;ll


Gambar 45' rampilan t"- *" memilih tipe rile ekspor
f#i:,t HtrrllJ"'Jl

m. Dalam kotak dialog MenuBuilder Export


Options, pilihrpefih EXE, kemudian klik Next.
n. Selaniutnya akan muncul tampilan kotak-kotak
isian yang mengharuskan kita mengisikan tamafile
dalam kotak Filename. Selain itu, kita juga harus
menunjukkan letak penyimpanan hasil ekspor
menu ini nantinya. Untuk letak penyimpanan
ekspor, usahakan pada folder yang sama dengan
penyimpanan file presentasi tadi. Kemudian,
aktifkan pilihan Generate Aurorun file for
CD distributions, lalu klik Finish. (perhatikan
Gambar 46).

)68
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovdtif

AGaEd. A.r@ft fd ([) dd,tltoE


g M6r Eojct !ft.. .act

Cambar46 Menentukan menu file dan letak penyimpanan


(belajarsendiricom)

12. Menjalankan Presentasi


Untuk menjalankan presentasi yang telah dibuat
(hasil ekspor), klik dua kali pada file EXE di dalam folder
tempat menyimpan fle presentasi. (Perhatikan Gambar
47).

t69
AndiPrastowo

EAFtGI-

O-.q ,J r h
"r.
rad.-t-

@
OqtuL
Cusrrr6w sl
!

a
-1"',:-
@
tub
@
e)
a

c a m ba r 4 7. ram p iI an,.,#.Ji,::::T,r,i:ff r,, o.


"
file p resentas i
i

13. Distribusi
Setelah selesai menyusun menu, langkah selanjutnya
adalah mengemas materi presentasi ke dalam sebuah CD.
Untuk melakukannya, gunakan software pembakar CD
semacam NERO Burning ROM, kemudian sertakan semua
fite yary ada di dalam folder temPat kita menyimpmfile
presentasi. Bakar CD-ROM dengan format Data. Setelah
berhasil dibakar, cobalah menjalankan CD Multimedia
tersebut dengan memasukkannya ke dalam CD-ROM.
Apabila tidak terjadi kesalahan pembakaran, maka menu
akan tampil di layar monitor.
Demikianlah cara sekaligus contoh pembuatan
bahan ajar CD multimedia interaktif. Bisa Anda lihat
sendiri bahwa pembuatan proyek tersebut tidaklah sulit.

370
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovdtif

Dengan sering berlatih, maka keterampilan kita dalam


membuat proyek bahan aiar CD interaktif akan semakin
terasah. Selain itu, produk CD bahan ajar interaktifyang
bisa kita produksi pun bisa semakin variatif dan menarik.
Hal ini tentu juga bisa menjadi peluang investasi dan
lahan bisnis yang menjanjikan bagi kita.

311
BAB 12

PENCCUNAAN BAHAN
AJAR DALAM PROSES
PEJVIBELAJARAN

Serelah kita menyimak panjang lebar penjelasan tentang


cara penyusunan berbagai jenis bahan ajt, maka riba
waktunya sekarang untuk memahami hal-hal penting
berikurnya yang menyadi bagian integral dari tugas kita
menyusun bahan ajar, yaitu pemilihan dan pemanfaatan
bahan aiar dalam proses pembelajaran. Sulit rasanya proses
pembelajaran bisa efektif dan menyenangkan jika bahan
ajar yang digunakan tidak pas dengan kebutuhan peserta
didik. Untuk itulah, pada bab ini kita akan mengkaji
bersama cata-cara untuk mengetahui pas dan ridaknya
suatu bahan ajar digunakan dalam proses pembelaiaran,
serra cara menggunakan bahan ajar yang tepat dalam
proses pembela.iaran.

113
Andi Prastowo

A. Memohomi Prinsip-Prinsip Pemilihon


Bohon Ajor
Pemilihan bahan qar tidak bisa dilakukan semba-
rangan. Pemilihan bahan ajar menuntut dipergunakannya
suaru pedoman atau prinsip-prinsip tertenru agar kita
tidak salah pilih bahan aiar. Sebagaimana kita ketahui,
ridak ada saru ienis bahan aiar pun yang sempurna'
yang mampu melayani segala tuntutan dan kebutuhan
pembelajaran. Karena, setiap jenis bahan ajar memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk
. itulah kira memerlukan prinsip-prinsip umum dalam

pemilihan bahan ajar.


Menurut Arif dan Napitupulu (1997), ada beberapa
prinsip yang mesti kita pegang dalam memilih bahan ajar'
Pertana, isi bahan ajar hendaklah sesuai dengan rujuan
pembelalaran. IQdra, bahan ajar hendaklah sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, baik dalam bentuk maupun
tingkar kesulitar.nya. Ketiga, bahan ajar hendaklah
betul-berul baik dalam penyajian faktualnya. kempat,
bahan ajar hendaklah benar-benar menggambarkan latar
belakang dan suasana yang dihayati oleh peserta didik.
Kelima, bahan alar hendaklah mudah dan ekonomis
penggunaannya. Keenam, ba.han aiar hendaklah cocok
dengan gaya belajar peserta didik. Ketryth, lingkungan
di mana bahan aiar digunakan harus repat sesuai dengan
ienis media yang digunakan.
AdapunlangkahJangkahyang bisakita tempuhuntuk
memilih bahan aiar agar pas dan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran meliputi lima langkah pokok. Perlama,

)74
Panduan Kreatjf Membuat Bahan Aar Inovatif

tentukan tujuan unruk apa kita ingin menggunakan


suatu bahan ajar. kdaa, pelaiari bidang bahan aiar
yang kita butuhkan (misalnya kesehatan, pertanian,
pendidikan dasar, perindustrian, dan sebagainya). IQtiga,
buatlah perincian tentang jenis bahan ajar yang kita cari
(misalnya bahan aiar buku cetak, bahan ajar cetak bukan
buku, bahan ajar audio, bahan ajar audio-video, bahan
ajar interaktif, dan bahan ajar lainnya).
Keempat, tenttktn apakah bahan ajar tersebut akan
digunakan untuk memotivasi peserta didik agar mau
belajar, mengajari mereka isi bidang (ilmu pengetahuan)
rertentu, bahan belajar lanjutan, atau kelompok. Kelina,
pilih bentuk bahan aiar yaog tepat dan lakukan penilaian
pada beberapa kriteria berikut: kesesuaian tujuan dengan
tuiuan-tujuan pengaiaran; kesesuaian isi dengan tuiuao
pengaiaran; kerepatan penggunaan bahasa pada tingkat
pengetahuan dan pengertian peserta didik; ketepatan
carria penyaiian; contoh-contoh yang ditarik dengan tepat

dal lapangan yang sesungguhnya; latihan-latihan yang


memadai dan berdasarkan tuiuan; serta aspek-aspek fisik
(misalnya ukuran bahan ajar,
;enis ukuran yang digunakan, D"nlur, -c-olturr'ti !
kertas yang digunakan,
kualitas percerakan, penjilidan,
dan harga).
Dengan memahami prin-
sip-prinsip ataupun langkah-
langkah pemilihrn bahan ajar p.-Lelaja..., yang akan !
tersebut, kita meniadi mudah
dalam mengidentifi kasi bahan
Andi Prastowo

aiar mana yang tepat untuk kegiatan pembelaiaran yang


akan kita lakukan. Sebagaimana telah kita pahami seiak
awal bahwa setiap ienis bahan ajar mempunyai kelebi-
han dan kekurangan masing-masing. Oleh karenanya,
kita tidak bisa jika hanya mengembangkan dan meng-
gunakan satu jenis brha:n ala.t tertentu secara ekstrem.
Kombinasi atau integrasi dari berbagai ienis bahan ajat
yang ada iauh lebih baik. Agar semakin mantap dalam
memilih bahan a1ar, berikut ini diberikan penjelasan se-
cara lebih spesifik mengenai pertimbangan pemilihan ba-
han afar untuk setiap ienis l>ahrn ajar.

1. Pemilihan Bahan Ajar Cetak


umum, ada dua hal yang perlu diperhatikan
Secara
dalam pem.ilihan bahan aiar cettk. Pertama, kita harus
memperhatikan informasi yang terkandung di dalamnya,
apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau
tidak. Kedna, jangan sampai bahrn $ar yang kica pilih
terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi
yang seharusnya meniadi menu peserta didik dalam
mencapai kompetensinya.
Sedangkan secara khusus, untuk mengetahui apakah
bahan aj* cetak yang kita gunakan sudah tepat atau
belum, ada beberapa pertanyaao yang mesti kita iawab
sebagaimana disajikan dalam Tabel l. Jika jawaban
yang kita berikan sesuai dengan apa yang tercantum di
dalam tanda kurung, berarti pilihan bahan ajar yang kita
gunakan sudah tepat.

1i6
Pdndudn Kreatrf Membuat Bahan Aar lnovatif

Tabel 1. Daftar pertimbangan pemilihan bahan ajar cetak

No. Pertanyaan Ya Tidak


1 Apakah materi pelajaran lebih
mengarah kepada aspek kognitif
daripada keterampilan psikomotorik
atau perubahan sikap? (awaban
seharusnya "Ya')
2 Apakah diperlukan peragaan gerak?
(awaban seharusnya "Tidak')
1 Apakah perlu rangsangan audio?
fl awaban seharusnya "Tidal5')

4 Apakah perlu mengemas dan


mendistribusikan media ini da lam
iumlah banyak?
0awaban seharusnya "Ya")
(Sumber: Anderson, 1 987)

Selanjutnya, pertimbangan pemilihan untuk masing-


masing jenis bahan ajar cetak, diielaskao secara iinci
dalam uraian berikut.rr

a. Pemi.lihan Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemi-
lihan bahan ajat handout adalah sebagai berikut:
1) Substansi materi memiliki relevansi yang dekat
dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Materi memberikan penjelasan secara lengkap
tentang defi nisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan,
rangkuman, dan sebagarnya.
rr Diknas, Pedoman lJmum Pemilihan dan Pefianlaalan Bahan Aiar
0akarta: Ditien Dikdasmenum, 2004).

J11
0)
Andi Prastowo

l) Padat pengetahuan.
4) Kebenaranmateridapatdipertanggungiawabkan.
5) Kalimat yang disajikan singkat dan ielas.
6) Menuntun pendidik secara teratur dan ielas.
7) Dapat diambil dari buku atau hasil drunloal dari
internet.
8) Jenis kegiatan pembelajaran yang cocok menggu-
nakan handout, yaitu:
_ a) Hampir semua materi cocok menggunakan bahan
ajar handout. Namun, sesuai dengan fungsinya,
handout biasanya' dipadukan dengan bahan ajar
lain, misalnya LKS atau modul.
b) Handour biasanya juga disiapkan untuk keperluan
memperkaya informasi pada suatu seminar atau
kegiatan ceramah.

b. Pemilihan Buku Teks Pelaiaran


Beberapa pertimbangan untuk memilih bahan aiar
buku teks adalah sebagai berikut:
1) Substansi mareri memiliki relevansi dengan kom-
petensi dasar atau materi pokok yang harus dikua-
sai oleh peserta didik.
2) Materi dalam buku lengkap, paling tidak mampu
memberikan penjelasan secara lengkap, antara latn
tentang defi nisi, klasifi ka^si, prosedur, perbandingan,
rangkuman, dan sebagainya.
3) Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang
jelas secara keilmuan.
4) ,
Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
5) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas.

178
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnovatif

6) Penampilan fisik bukunya menarik atau


menimbulkan motivasi untuk membaca.
7) Buku dapat dibeli di toko-toko buku (kalau buku
berbahasa asing dapat dipesan melalui internet).

c. Pemilihan Modul
Beberapa pertimbangan untuk memilih bahan aiar
modul adalah sebagai berikut:
1) Substansi materi relevan dcngan kompetensi dasar
arau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta
didik.
2) Modul tersusun secara lengkap, paling tidak men-
cakup, antara lain judul, pernyataan komperensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk
penggunaannya, informasi, langkah keria, dan pe-
nilaian.
3) Materi memberikan penjelasan secara lengkap ten-
tang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan,
rangkuman, dan sebagainya.
4) Padat pengerahuan.
5) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
6) Kalimat yang disajikan siogkat dan ielas.
7) Menuntun guru dan siswa, sehingga mudah digu-
nakan.
8) Beberapa modul dapat di-dounload d,a'ti intettet.

d. Pemilihan LKS
Beberapa pertimbangan urituk memilih bahan aiar
LKS adalah sebagai belkut:
1) Substansi materi memiliki relevansi dengan kom-
petensi dasar atau materi pokok yang harus dikua-

179
Andi hastowo

didik, sesuai dengan yang tertuang


sai oleh peserta
dalam buku Kurikulum 2004.
2) Terdapat pernyataan tentang kompetensi dasar
yang akan dicapai oleh peserta didik.
3) Dilengkapi dengan petunjuk bagi pendidik atau
peserta didik.
4) Memiliki daya pikat, terutama dari segi penyajian
rulisan, tugas-tugas, dan penilaiannya.
1) Dilengkapi dengan petun juk-petun juk yang me-
mudahkan pendidik atau peserta didik dalam me-
ngajar aatbelajar, misalnya petunjuk centang refe-
rensi yang dapat diacu terkait dengan materi yang
dipelaiarinya.
6) LKS seharusnya sudah memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belaiar, dan hal ini harus
tertuang dalam petunjuk.
7) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas.
8) Menuntun pendidik secara terarur dan jelas.
9) Dapat dibeli di pasaran.
10) Substansi materi dapat mengembangkan pengeta-
huan dan wawasan siswa.

e. Pemilihan Brosur
Brosur biasanya tersedia di tempat-rempat, seperci
museum, objek wisata sejarah, atau perusahaan swasta.
Brosur bisa secara langsung digunakan sebagai bahan a;ar
apabila memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut:
I) Substansi materi memiliki relevansi dengan kom-
prctensi dasar atau materi pokok yang harus dikua-
sai oleh peserta didik.

180
P6ndu6n Kreatrf lvlembuat Bahan Aar hor'atf

2) Materi memberikan informasi secara lengkap dan


jelas rentang substansi yang disajikan.
l) Padat pengetahuan.
4) Kebenaran materi dapat dipenanggungjawabkan.
5) Kalimat yang disaiikan singkat dan ielas.
6) Menarik peserta didik untuk membacanya, baik
dari penampilan maupun isinya.
7) Dapar diambil dari berbagai tempat yang menye-
diakan brosur, baik instansi pemerintah maupun
perusahaan swasta.

f. Pemilihan Leaflet
Leaflet iuga bisa diperoleh dari berbagai tempat,
seperti museum, obiek wisata, serta instansi pemerintah
maupun swasta. Dalam memilih leaflet sebagai bahan
ajar, perlu dipertimbangkan hal-ha[ berikut ini:
1) Substansi materi memiliki relevansi dengan kom-
perensi dasar atau materi pokok yang harus dikua-
sai oleh peserta didik.
2) Materi memberikan informasi secara ielas dan
Iengkap tentang hal-hal yang penting sebagai
informasi.
3) Padat pengetahuan.
4) Kebenaranmateri dapatdipertanggungiawabkan.
)) Kalimat yang disaiikan singkat dan jelas.
6) Menarik pesena didik unruk membacanya, baik
dari segi penampilan maupun isi materinya.
7) Dapat diambil dari berbagai museum, objek wisata,
instansi pemerintah, insransi swasta, atau hasil
doanload da:ii internet.

3s 1
Andi Prastowo

g. Pemilihan Wallchart
Untuk memilih wallchart, kita perlu mempertim-
bangkan beberapa hal yang terkait dengan penyajiannya,
antara lain:
1) Substansi materi yang disajikan dalam bentuk wall-
chart harus memiliki relevansi dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh pesena didik.
2) Bagao atau grafik yang disajikan harus benar secara
substansi, atau dengan kata lain tidak menampilkan
data yang salah.
3) Ditampilkan dengan skala yang sesuai, sehingga
terlihat logis.
4) Ada perimbangan antara besarnya kertas dan bagan
yang ada di dalamnya, sehingga bagan tampak
indah dipandang. Biasanya, sebuah lembaran
wallchart tidak akan habis oleh bagan yang ada di
dalamnya, melainkan terdapat sisa di sisi kanan,
kiri, atas, dan bawahnya.
5) Beberapa wallchart dapat dibeli di toko.
h. Pemilihan Foto atau Gambar
Dalam memilih foto atau gambar, kita iuga harus
mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan
penyaiiannya, anrara lain:
1) Substansi materi yang disaiikan dalam bentuk
foro atau gambar mesri memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Gambar yang disa;ikan dapat dipertanggung-
jawabkan kebenarannya.
l) Ditampilkan dengan skala yang sesuai, sehingga
terlihat logis dan enak dilihat.

182
Panduan Kreattf lvlembuat Bahan Aar lnovatif

4) Gambar menampilkan judul atau keterangan.


5) Beberapa foto atau gambar dapat dibeli di toko
buku.

2. Pemilihan Bahan Aiar Model atau Maket


Model atau rhaket belum banyak diiual di pasaran.
Umumnya, bahan ajar tersebut (terutama model) diimpor
dari luar negeri. Model bidang fisika misalnya, banyak
diimpor dari Jerman. Adapun beberapa pertimbangan
dalam memilih model atau maket sebagai bahan aiar,
antara lain:
a. Model atau maket memiliki relevansi dengan ma-
teri yang akan diaiarkan.
b. Model atau maket memiliki ukuran yang tidak
terlalu besar dan bobotnya juga tidak terlalu berat,
sehingga dapat dipindah-pindahkan oleh satu
Qran8.
c. Model untuk biologi harus berukuran sama dengan
benda aslinya.
d. Model arau maket bisa dipcroleh di toko, dan dapat
xtau
iuga dilihat di sumber belaiar, seperti museum
perpustakaan.

3. Pemilihan BahanAjarAudio
Dalam hal ini, ada dua ienrs bahan ajar audio yang
bisa menjaji pilihan kita, yakni radio dan kaset/PH/CD'
Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan kedua
;enis bahan aiar audio tersebut
tentu saia tidak sama'
Berikut ini adalah pertimbangan-Pertimbangan untuk
masing-masing jenis bahan aiar tersebut'

l8l
Andi Prastowo

a. Pemilihan Bahan Ajar Radio


Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam memilih radio sebagai 6ahan ajar, antara lain:
1) Substansi materi yang disajikan dalam program
radio harus memiliki relevansi d.engan kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Program radio yang disajikan dapat dipertang-
gungjawabkan kebenarannya.
3) Direkam terlebih dahulu atau siaran langsung yang
bark, agar bisa didengar dengan ielas.
4) Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
5) Beberapa radio siaran menyediakan program
pendidikan.

b. Pemilihan Bahan Ajar Kaset/PH/CD


Beberapa hd yang perlu kita perhatikan dalam
memilih jenis bahan ajar kaset/PH/CD, antara lain:
1) Substansi materi yang disajikan dalam bentuk
kaset/PH/CD harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yagg harus dikuasai oleh peserta didik.
2) KaserlPHlCD yang disajikan dapat dipenang-
gungjawabkan kebenarannya.
3) Direkam pada, pita kaset/PH/CD yang baik agar
jelas didengar.
4) Dilengkapi dengan keterangan tertu.lis.
J) Beberapa kaset/CD dapat dibeli di toko buku.

184
Panduan fueatif lvlernbuat Bohan {ar lnovattf

c. Pemilihan Bahan Ajar Audio Menurut


Anderson
Sementara itu, Anderson (1987) menawarkan per-
timbangan lain dalam pemilihan bahan aia:, audio. Per-
tama-tama, pertimbangkan tujuan dan materi pelaiaran.
Setelah itu, media audio harus memiliki paling ridak satu
dari kriteria yang rers\i dalam Thbel 2.

Tabel 2. Daftar pe(imbangan pemilihan bahan ajar audio

No. Kriteria Ya Tidak


1 Apakah pesertadidiktak dapat membaca,
atau mereka mengalami kesulitan dalam
memahami media cetak?
2 Apakah materi pelajaran mengandung
rangsanBan pendengaran yang relevan
untuk diberikan kepada peserta didik?
-4 Apakah pelajaran itu mengajarkan
kemampuan verbal atau respons
terhadap rangsangan verbal yang akan
dijumpai peserta didik di lapangan?
Dapatkah bahan ajar audio dianggap
sebagai cara praktis untuk menambah
keragaman mengajar dengan menBBanti
media?

Sebagai catatan penring, alat-alat audio mempunyai


kerangka waktu yang tidak dapat diubah dalam
penyajian pengajaran. Secara tak langsung, ini berarti
aspek kecepatan sendiri (self pacing) dalam pengajaran
dan pemilihan isi harus dimasukkan ke dalam materi
pelaiaran.

185
Andi Prasto,lio

4. Pemilihan BahanAjarAudiovisual
Bahan ajat audiovisual meliputi dua ienis, yaitu video
(film) dan orang. Secara lebih rinci, cara memilih masing-
masing ienis bahan ajar audio visual tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Pemilihan Bahan Aiar Video atau FiIm


Video atau film untuk keperluan pendidikan me-
mang belum banyak tersedia di pasaran. Namun, jika
suatu ketika diperlukan untuk membeli, m4ka dalam
memilihnya perlu mempertimbangkan beberapa hal
berikut:
1) Substansi materi yang disaiikan dalam video atau
film harus memiliki relevansi dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserra didik.
2) Alur cerita yang ada dalam program video atau
film merupakan saiian menarik dan diturunkan
dari standar kompetensi atau komperensi dasar
dalam kurikulum.
3) Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik,
sehingga peserta didik rercarik untuk mempela-
janoya.
4) Kebenaranmateridapatdipertanggungjawabkan.
5) Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20
menit-
6) Pilih video arau film yang sesuai, misalnya tentang
suatu siruasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu
produk, interview, atau bahkan menampilkan suatu
percobaan yang berproses.

)86
Panduan (reatrf Membuat Bahan Adr lnovatif

Adapun secara khusus untuk pemilihan video seba-


gaibahan aiar, Anderson mengungkapkan bahwa ada be-
berapa hal penting yang perlu kita lakukan dan dijadikan
pertimbangan, d,r antannya analisis tuiuan pembelaiaran,
materi yang akan disajikan, serra pertimbangan pendis-
tribusian untuk menentukan apakah video merupakan
media rerbaik. Dan, semua jawaban harus "Ya".
Apakah "gerak" merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pelajaran kita? Ada kalanya kira
menganggap bahwa "gerak" merupakan hal yang penting
dalam kegiatan pembelajaran, padahal sesungguhnya
bukan, bahkan tak perlu. Untuk menjawab "Ya" terhadap
pertanyaan ini, sekurang-kurangnya satu dari kriteria
yang tersaii dalam Thbel I harus terpakai dalam bahan
pelajaran kita.

Jabel 3. Daftar pertimbangan pemilihan bahan ajar video

No. Pertanyaan Ya Tidak


1 Apakah perlu ditunjukkan gerak dalam
porsi yang besar?

2 Apakah gerak diperlukan untuk


menunjukkan keterampilan
psikomotorik yang dibutuhkan untuk
memanipulasi objek atau untuk
kegiatan fisik tertentu?
3 Apakah gerak diperlukan untuk mem-
perlihatkan perubahan isyarat visual
yang digunakan oleh orang-orang yang
saling berinteraksi, semisal perubahan
air muka dan gerakan badan yang di-
sertai dengan komunikasi visual?

381
Andr Prastowo

4 Apakah gerak diperlukan untuk mem-


berikan efek tenentu atau untuk mem-
bangkitkan emosi atau sikap tertentu,
dengan pertimbangan materi pelaiaran
yang dianggap sudah efektif?

5 Apakah umpan balik secara visual dan


langsung diperlukan untuk memper-
lihatkan penampilan fisik serta verbal
peserta didiki
6 Apakah materi dan urutannya sudah
sesuai?
7 Apakah pelajaran yang disajikan
menuntut reproduksi yang sama
persis?
B Apakah pelajaran tersebut akan diper-
lihatkan atau dipergunakan untuk ke
lompok kecil, dan apakah peralatan
video tersedia untuk keperluan itu?

9 Apakah keadaan kursus atau latihan


yang diadakan itu sepadan dengan
biaya pembuatan video?
10 Apakah bahan ajar ini selaras dengan
latar belakang populasi peserta didik?

(Sumber: Anderson, I 987)

b. Pemilihan Bahan Ajar Orang


Orang atau narasumber, di samping sebagai balran
ajar, dapar juga sebagai sumber belajar. Sebagai bahan ajar,
maka orang harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki larar belakang pendidikan/pengalaman/
keahlian yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan kepada peserta didik.

t88
Panduan (reatjf Membuat Bahan Aar lnovatif

2) Memiliki kemampuan untuk menyampaikan ke-


pintarannya atau keahliannya kepada orang lain,
ditunjukkan dengan adanya biodata atau matriks
kompetensi.
3) Narasumber dapat diiumpai di instansi pemerintah
atau swasta.

5. Pemilihan Bahan Ajar Interaktif


Beberapa peftimbangan yang perlu diperhatikan
dalam memilih bahat ajar interakti{, antara lain:
a. Substansi materi yang disajikan dalam program
ioteraktif harus memiliki relevansi dengan kom-
petensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Program interakrifyang disaiikan dapat dipertang-
gungiawabkan kebenarannya.
c. Disaiikan dalam bentuk disket atau CD.
_d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Penyajiannyamenarik.
Sementara itu, dalam sudut pandang Anderson, lika
bahan ajar yang digunakan berbasis komputer atau meng-
gunakan komputer, maka ada sejumlah pertimbangan
yang perlu diperhatikan. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut rermuat dalam bentuk daftar cek seperti terli-
hat pada Thbel 4. Karena banyaknya persoalan kompleks
yang perlu dipertimbangkan, daftar ini tidak mungkin
sepenuhnya komprehensif. Pertanyaan-pertanyaan da-
lam daftar cek ini hanya menanyakan beberapa persoalan
yang paling sering dan umum, yang harus dipertimbang-
kan bila merencanakan pengembangan suatu sistem ber-
dasarkan komputer.

189
Andi Prastowo

Tabel 4. Daftar kriteria pemilihan bahan ajar berbasis


komputer

No. Pertanyaan Ya Tidak


1 Apakah pengajaran individual diharap
kan untuk memenuhi sebagian besar
kurikulum kita? (Tidak ada atau hanya
sedikit keuntungan bagi peserta didik
iika diselenggarakan interaksi antarpe.
serta didik atau campur tangan pendidik
dalam situasi kelas.)

2 Apakah ada petugas pengembangan yang


mampu mempersiapkan pembelajaran
bercabang dan kompleks?

3 Apakah isi pelajaran memerlukan waktu


yang cukup lama untuk pengemba-
ngannya supaya berkualilasl (Pengaja-
ran mandiri memerlukan waktu pengem-
bangan yang lebih lama daripada yang
diajarkan guru. Selain itu, bahan tidak
boleh cepat ketinggalan zaman setelah
dikembangkan.)
1 Apakah ada bahan pengajaran yanE
memenuhi kebutuhan pengajaran k ita
yang bisa dibeli atau disewa?

) Apakah Anda telah menentukan media


yang diperlukan untuk memberikan
stimulus audio dan visual yang disyarat-
kan oleh kurikulum?
6 Apakah atasan kita menyetujui peng-
gunaan CAI (Computer Assisted lnstruc-
tional)?
7 Apakah sudah disediakan dana untuk
melakukan percobaan dalam waktu
yang cukup dan untuk pemeliharaannya
setelah peralatan dipasang?

)90
Panduan (eatif Membuat Bahan Adr lnovatif

I Apakah Anda telah mengantisipasi


kebutuhan untuk:

a iaminan bahan-bahan ?

waktu perbaikan atau pen ingkatan


b.
bahan pengajaran?
analisis atau hasil data khusus
c.
apa yang diperlukan?
prosedur tes (pengumpulan ha-
d
sil)?
jumlah terminal dan peralatan
e.
media yang berhubungan I

t. lokasi geografis terminal?

Dengan pertimbangan-peftimbangan tersebut, kita


mempunyai alternatif cara untuk membuat pertimbangan
dalam mengidentifikasi dan memilih bahan aiar interaktif
bagi kegiatan pembelajaran peserta didik. Apakah cocok
atau ridak, sefta tepat atau tidak, semua itu dapac
kita lihat dan cek sendiri dengan kriteria-kriteria dan
pertimbangan-pertimbangan yang telah kita bicarakan
di aras. Dengan upaya ini pula, bahan ajar interaktifyang
kita sajikan kepada peserta didik akan menjadi suatu
pilihan yang layak dan tepat bagi peserta didik.

B. Penggunoon Bohon Ajor dolom Kegioton


Pembelojoron
Bahan ajar merupakan unsur yang amac Penting
dalam suatu pembelaiaran. Thnpa kehadiran bahan aiar,
mustahil tuiuan pembelaiartn akan tercapai dan kom-
petensi dasar dikuasai oleh peserta didik. Hal ini sekali-

191
Andi Prastc
^/o

gus menegaskan -bahwa bahan ajar merupakan hal yang


pokok dan sangat penting dalam kegiatan pembelaja-
fan.
Bahan ajar digunakan untuk tujuan dan maksud ter-
tentu. Hal ini dikarenakan bahan ajar memiliki karakter-
istik dan jenis-ienis tertenru
pula. Oleh karena itu, agar BuLun u;u, -"*putur, :
kita tidak keliru dalam me- unsur yang amat :
penting Jalam suatu I
manfaatkan bahan ajar, kita
pe-Lelajaran. Gnpa !
perlu memahami cara peng- t"hudi.u,, tuhu', !
gunaan masing-masing jenis aiar, m.,stalil tujr.r, !
bahan ajar tersebut. Sehing- p"-t.lojurun uLur, !
ga, kita bisa mengoptimalkan ll t.'"up"i du', Ln-petensi :
pemanfaatan bahan ajar mau- Ju.u. Jitru""i ol"k i
p"."*u JlJil.. ;
pun kegiatan pembelajaran
iu sendiri.
Anderson (1987), dalam bukunya yang berjudul
Selecting and Deueloping Media for lnstruction, menerangkan
bahwa penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran
dapat dipetakan menjadi tiga macam, yairu untuk tujuan
kognitif, psikomotorik, dan afektif Lalu, bagaimana
penggunaan setiap ienis bahan ajar (cetak, model/maket,
audio, audio-video, dan bahan ajar interaktif) pada riga
tuiuan (ranah) tersebut? Simak penjelasan detailnya
berikut.

1. Bahan Ajar Cetak


Dalam tujuan kognitif, bahan aiar cetak dapat digu-
nakan untuk enam tujuan. Pertama, menyampaikan infor-
masi yang bersifat fakta, seperti kebijakan dan prosedur,

392
Pandwn (reatif Arlembuat B6han Inovatif
^ar
atau mendeskripsikan fungsi kerjr. kdua, mengajarkan
pengenalan kembali dan/atau pembedaan stimulasi yang
relevz;n. ktiga, menyajikan perbendaharaan kata yang
digunakan pada fungsi-fungsi keria. kempat, menyaiikan
kosakata yang digunakan dalam fungsi-fungsi keria. Ke-
lima, menerupkan jalannya pekeriaan. Keenam, memberi-
kan gambaran tentang lokasi, posisi, dan situasi peki:r-
jaan yang akan dihadapi oleh peserta didik nantinya.
Da.lam tuiuan psikomotorik, bahan ajar cetak dapat
digunakan untuk mengajarkan langkah atau prinsip
dalam keterampilan psikomotorik, menunjukkan posisi
sesuatu yang sedang bergerak, atau menunjukkan ctrt
memegang suatu objek. Namun, untuk penggambaran
gerak, sukar disaiikan dengan media ini.
Sementara, dalam tujuan afektif, bahan aiar cetak
sebenarnya jarang digunakan. Meskipun begitu, ada juga
butu yang ditulis dengan gaya yrng dapat membangkit-
kan emosi dan menarik, tetapi materi latihan tentang pe-
rubahan sikap tidak bisa disiapkan dengan tepat guna.
Sebagaimanatelah kita ketahui bersama, jenis
bahan ajar cetak memiliki bentuk yang bermacam-
macam. Bentuk yang bermacam-macam ini berimplikasi
pada pemanfaat alnny^ yang tidak sama, sebagaimana
diterangkan oleh Andriani dalam Belawati dkk. (2003)
berikut ini.
a. Handout
Handout merupakan salah satu bentuk bahan ayar
cerak yang paling sederhana. Handout dapat dikem-
bangkan untuk beragam alasan, tetapi alasan yang pa-
Andi Prdstowo

ling pokok adalah untuk melengkapi kekurangan yang


ditemukan dalam bahan ajar (baik dalam bentuk cetak
maupun noncetak). Dapat dijelaskan bahwa dalam pro-
ses pembelajaran, handout dapat digunakan untuk lima
tuiuan berikut ini.
Pertanz, untuk bahan rujukan. Handout berisi segu-
dang materi (baik baru maupun pendalaman) yang pen-
ting untuk diketahui dan dikuasai oleh peserta didik.
Keuntungan iainnya adalah materi handout relatif baru,
sehingga peserta didik dapat diekspos dengan isu mu-
rakhir. Di samping itu, komunikasi antaga peserta didik
dan fasilitator dapat dikembangkan melalui handout.
Kedua, luntuk pembakar motivasi. Melalui handour,
fasjlitator atau pendidik dapat menyelipkan pesan-pesan
sebagai motivatot Ketiga, unruk peng.ingat. Materi dalam
handout dapat digunakan sebagai pengingat yang bisa
dimanfaatkan peserta didik untuk mempelaiari materi
sesuai urutan yang dianjurkan serta untuk melakukan
kegiatan yang diminta.
Keempat, memberi umpan balik (eed-back). lI mpan
balik dapat diberikan dalam bentuk handout. Hal jni
ridak,berhenti hanya pada pemberian umpan balik, tetapi
dapat pula diikuti dengan langkah-langkah berikutnya.
Kelima, lunttk menrlai hasil belajar. Tes yang diberikan
dalam handout dapat dijadikan sebagai alat mekanisme
untuk mengukur pencapaian hasil belajar.
Selanjutnya, agar lebih bermanfaat, maka penggu-
naan handout dalam proses pembelajaran hendaknya
dibarengr dengan penggunann cara dan media yang sa-
ling mendukung. Selain itu, pemilihan dan pemanFaatan
Panduan (reatif AAembuat Bahan Aar lno/atif

media belaiar yang terintegrasi menjadi faktor kunci guna


mendapatkan hasil pembelajaran yang memuaskan.

b. Modul
Bentuk bahan aiar inimemuat materi pelaiarao
yang relevan dan dapat memotivasi pembacanya (untuk
mempelaiari materi di dalam modul tersebut), apabila
dikembangkan sesuai prosedur. Modul dapat digunakan
untuk beragam keperluan dalam proses pembelajaran.
Jika proses pembelajaran didefinisikan sebagai suatu
sekuen, di mana seseorang mendapatkan pengalaman
belaiar yang terencana, maka modul dapat digunakan
paling tidak untuk empat keperluan berikut ini.
Pertana, sebagai sumber belajar yang telah disusun
secara terstruktur dan terencana. Modul dikembangkan
dengan memperhatikan tujuan pengajaran dalam menen-
tukan materi yang dikembangkan dan dirulis. Dengan
kata lain, materi dalam modul telah direncanakan sejak
awal. Di samping itu, modul disusun dengan struktur
yang dapat membanru pembaca (peserta didik/murid/
siswa/mal.rasiswa) untuk memahami materi. Di satu
sisi, hal ini akan menuntut kita (sebagai guru/pendidik)
unruk merencanakan dengan matang materi modul yang
akan kita kembangkan. Dan, di sisi yang lain, pembaca
diuntungkan, karena dengan keterencanaan dan kejelasan
struktur materi dalam modul akan mempermudah
mereka memi-tah-milah materi.
Ked ru,sebagai perunjuk untuk memahami m ateri yang
diberikan beserta cara mempelajarinya. Idealnya, modul
dilengkapi dengan informasi tentang perunjuk atzlu c^ra

391
Andi Prdstowo

mempelaiari modul tersebut. Latihan dan kegiatan juga


sudah diintegrasikan di dalamnya. Hal ini memang tidak
mudah untuk dilakukan. Untuk itulah, kita disyaratkan
memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai
materi yang kita tulis. Sebab, hanya dengan pengetahuan
yang komprehensi( kita dapat mengembangkan modul
yang berkualitas dan menarik.
Ketiga, sebagti motivator untuk terus membaca
dan memahami materi. Gaya tulisan dan tig posting
yang digunakan akan merangsang semangat pembaca
untuk terus membaca dan memahami materi-materi di
dalamnya. Modul tidak akan marah atau memaki-maki
pembaca jika mereka tidak mampu atau keliru menjawab
latihan yang diberikan. Sementara itu, pengembang
modul (pendidik/guru/dosen) juga dituntut untuk terus
memajukan diri dalam menyajikan modul itu sendiri.
Keenpat, sebagai alat untuk mengukur tingkar
pencapaian dalam belaiar. Selain latihan yang memberikan
kesempatan kepada pembaca untuk lebih memahami
mareri (modul), di dalam modul juga disediakan res-res
yang diharapkan dapat mengukur tingkat penguasaan
materi (setelah) pembaca selesai mempelajarinya.
Dari keempat tujuan penggunaan modul tersebur
terlihat bahwa modul dapat kita gunakan dalam setiap
tahap proses pembelaiarah, mulai dari membangkitkan
motivasi peserta didik, penyampaian informasi, sampai
dengan penilaian hasil belajar. Selain itu, penggunaan
modul juga dapat dimanfaatkan untuk menyulut
semangat dan etos kerja kita agar terus membara, untuk
tanpa henti memajukan kompctensi drri.
Panduan (eatif Membtjat Bahan Adr lnovatif

Dalam proses pembelajaran, modul meniadi salah


satu bentuk bahan ajar yang ditujukan agar peserta didik
belaiar secara mandiri. Dari sini, lahirlah dua peranan
yang khas pada pendidik maupun peserta didik. Adapun
peranan pendidik dan peserta didik tersebut menurut
Vijaya, dkk. (1992) adalah sebagai berikut.
1) Peranan pendidik dalam sistem pembelajaran
modul
Ada tujuh peranan yang dimainkan pendidik dalam
sistem pem belaja r an modul. Per tanta, sebagaipembimbing.
Pendidik bukanlah penceramah yang berbicara panjang
lebar. Pendidik mema.inkan fungsi sebaga.i pembangkit
motivasi belajar. Dalam proses pembelajaran, pendidik
harus berada di tengah-tengah peserta didik untuk
memberi dorongan. Pendidik berfungsi sebagai pembuka
jalan pemecahan masalah.
Kedu, sebagai pengatur lingkungan. Pada haki-
katnya, mengajar adalah mengatur lingkungan agar
terjadi proses pembelajaran yang efektifdan efisien. Dan,
pendidik berfungsi sebagai penata lingkungan tersebur.
Penata lingkungan yang belajarnya relevan dengan
tujuan akan membawa dampak bela)ar yang luar biasa
dan sangat positif
Ketiga, sebzgri partisipan. Maksudnya, pendidik ber-
peran sebagai peserra ajar yang baik. Pendidik berfungsi
sebagai pembuka jalan untuk memecahkan masaiah.
Ia berperan sebagai pengatur jalannya diskusi. Ia juga
berperan sebagaipemberi arah dalam proses pembelajaran.

)97
Andi Prastowo

Selainitu, seorang pendidik harus menjadi peserta yang


tahu diri akan kedudukannya sebagai pendidik.
Kunpat, sebagai konselor. Sebagai pendidik (dalam
sistem pembelajaran modul), ia harus pandai memberikan
nasihat yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Dalam menghadapi peserta didik yang sedang mengalami
kesulitan belajar atau keter.lambatan belajar, ia harus
dapat memberikan jalan ke arah penyembuhannya.
Apalagi jika yang dihadapinya adalah peserta didik yang
tergolong ke dalam kasus (bermasalah).
Ke lima, sebagai, supervisor. Pemantauan (mon itoin g)

kegiatan belaiar adalah tugas seorang pendidik. Peran ini


sangat dimungkinkan dalam sistem pembelajaran modul.
Keenan, sebagri motivator. Tirgas pendidik adalah sebagai
pendorong motivasi belaiar. Sebagai motivator, pendidik
harus dapat memelihara semangat belajar yang tinggi.
Dengan segala daya, pendidik tidak boleh lengah dalam
menangani kemalasan beiajar. Sehingga, pada setiap kali
melakukan proses pembelajaran, diharapkan pendidik
dapat berperan sebagai pendorong semangat, mood, dan
gairah belajar yang tinggi. Ketrujuh, sebagai evaluator.
Dalam hal ini, pendidik selalu mengisi kegiatannya
dengan mengevaluasi peserta didik pada setiap kali
pelilzran berakhir.
2) Perrnan peserta didik dalam sistem pembelajaran
modul
Peserta didik paling tidak memiliki lima . peranan
unruk pembelajaran ya g menggunakan modul, yaitu

i98
Panduan Kieatif tvtembr-rat Bahan Ajar lnovatif

sebagai pemecah masalah, pembaca yang baik, pendengar


yang baik, pemikir, dan penemu konsep atau dalil.

C. LKS
LKS adalah salah satu bentuk bahan cetak (selain
handout, modul, dan buku) yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Melalui
penggunaan LKS, kita men- S"l.L sat, -etoJ. I
dapat kesempatan untuk
yang dapattita !
gunaLan untut !
memancing peserta didik agar
-enJnp..ttun L..il !
secara aktif terlibat dengan vang optimJ Jari I
materi yang dibahas. Adapun
salah satu metode yang
dapat kita gunakan untuk
mendapatkan hasil yang dan &o,ea). !
optimal dal pemanfaatan
bahan ajar LKS adalah dengan metode SQSRatau Szr"'sl,
Queaion, kad, Rectte, drn Reuieu (menyurvei, membuat
pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang).71
Pertama, tahap suruq. Pad.a tahap ini, peser.a didik
membaca secara sepintas keseluruhan mareri, termasuk
membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.
Kedaa, tahap q ertiln. P^dL tahap ini, peserta didik kita
minta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang
harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi
yang diberikan.
Ketiga, tahap read. Pada tahap ini, peserta didik kita
rangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi
7n
Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Ai Uakana Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003).

)99
Andi Prasto^r'o

serta membubuhkan tanda-tangan khusus pada materi


yang kita berikan. Contohnya, peserta didik kita minta
untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama,
menggarisbawahi rincian yang menunjang ide utama,
dan menjawab pertanyaan yang sudah kita siapkan pada
ohap qaestion.
Keenpdt, tahap retite. Tahap ini menuntut peserta
didik unruk menguji diri mereka sendiri pada saat mem-
baca dan meringkas materi dalam kalimat mereka sendiri.
klima, tz'hz.p reuiew. Padz- ohrp ini, peserta didik diminta
sesegera mungkin melihat kembali materi yang baru saja
selesai dipelajari.

2. Bahan Alar Audio


Untuk pemanfaatan bahan ajar audio, Anderson
(1987) menerangkan bahwa penggunaan bahan ajar
audio dalam proses pembelajaran terdapat pada tiga
ranah, yaitu kognirif, psikomotorik, dan afektif.
tnttktlujuan kognitif Dalam tujuan kognitif,
Pertamz,
baha,n \u audio dapar digunakan untuk mengaiar
pengenalan kembali dan/atau pembedaan rangsang
audio yang relevan. Misalnya, memperdengarkan bunyi
atau suara mesin/alat yang akan digunakan oleh siswa,
memperdengarkan suara-suara tanda bahaya tertenru,
mengajarkan pengenalan kembali dialek dan istilah
yang berhubungan dengan pekerjaan, serta memberikan
latihan pendengaran.
Selain itu, bahan ajar audio juga dapat digunakan
untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip.
Apabila digunakan dengan rujuan ini, biasanya rekaman
Panduan Kreatf Membuat B6han Aar lnovatif

audio dilengkapi dengan atau sebagai pengganti bahan


cetak atau gambar diam film bingkai dan film rangkai.
Maksudnya, untuk memberi variasi pada latihan atau
untuk memantapkan isi.
IQdua, nnruk tujuan psikomotorik. Dalarir hal ini,
bahan aiar audio dapat digunakan untuk mengajar
keterampilan verbal, misalnya: memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mendengar, menirukan,
dan melatih kata-kata dari bahasa asing arau kata yang
belum dikenal; memberikan latihan kepada peserta didik
agar dapat mengenal kembali dao melatih pengucapan
kata-kata untuk mengatasi masalah kesulitan berbicara;
memberikan kesempatan latihan dan memberikan
respons terhadap perintah lisan; memperdengarkan
latihan memberi perintah, dengan kecepatan berbicara
yang semakin meningkat; serta memperdengarkan
latihan untuk berlatih member reaksi terhadap bunyi
tanda tanya atau tanda lainnya, serta komunikasi atau
pengajaran audio dalam keadaan darurat.
ktiga, unruk-ttjuan afektil Dalam hal ini, suasana
mungk.in dapat diciptakan oleh musik latar belakang,
efek suara, atau suara narator. Dengan kondisi suasana
yanS nyaman, renang, dan damai, proses pembelajaran
pun dapat diciptakan dan diwujudkan secara efektif dan
menyenangkan.
Kemudian, berbicara mengenai bahan ajar audio,
maka musik adalah salah satu yang tidak mungkin ter-
lewatkan. "Dalam sejarah manusia, musik selalu meniadi
bagian inregral kehidupan," kata Dave Meier (2003) da-
lrm The Accelerated Leaming Handboo,t. Seperti halnya pe-

40r
Andi Prastoir'o

luru dan senapan, musik dan pembelaiaran saling terkait.


Alasannya bersifat fisiologis. Sistem limbik otak manusia
berisi alat-alat untuk memproses musik. Sistem limbik
ini juga mengandung alat-alat yang penting bagi ingaran
jangka panjang.
Dalam sebuah penelitian di Universitas Cahfornia,
tepatnya di lrvine, para peneliti menemukan bahwa
murid yang mendengarkan musik Mozart sebelum diuji
kemampuannya memproses informasi spasial, meraih
angka 8 dan 9 poin lebih tinggi daripada mereka yang
mendengarkan rekaman pesan relaksasi verbal. Hal ini
menuniukkan bahwa daya dan kemampuan musik untuk
meningkatkan daya ingat sungguh dahsyat dan luar biasa.
Penemuan ini juga menunjukkan betapa hebat manfaar
musik bagi proses pembelaiaran seseorang.-
Musik memang tidak harus selalu ada agar pembe-
laiaran dapat berlangsung, namun musik dapat
meningkarkan kualitas pembel tiaran dengat berbagai
cara. Seperri dr'katakan oleh Meier (2003) bahwa musik
dapat digunakan untuk: menghangarkan, membuat
manusiawi, dan memberdayakan lingkungan belajar;
membuat pikiran tenang, tenteram, dan rerbuka untuk
belajar; menciptakan perasaan dan asosiasi positif da-
lam diri peserta didik; menciptakan peningkatan di
otak; mendorong pembelajaran multi-indrawi atau
menggunakan berbagai macam indera manusia; serta
membantu mempercepar dan meningkatkan proses
pembelajaran.
_ Dalam sisrem kerianya, musik bekerja dengan mem_
pengaruhi perasaan., kemudian perasaan mempengaruhi

102
Panduan Kreatif Membuat Bahan Aar lnc /atjf

pembelaiaran. Jenis musik yang tepat cenderung men-


gendurkan sekaligus menggugah otak dan seluruh sistem
saraf peserta didik. Jadi, musik yang dimanfaatkan se-
cara tepat dapat mengaktifkan kemampuan total peserta
didik lebih banyak, karena mereka mengerahkan pikiran
sepenuhnya untuk belajar.
Berikut ini, Meier (2003) menuniukkan sebagian ke-
cil dari cara memanfaatkan musik untuk proses pembe-
lajaran di kelas.
a. Sebagai pendahuluan untuk pembelaiaran. Me-
mainkan musik ketika peserta didik tiba di suatu
peristiwa pendidikan dapat memberi pengaruh
menggembirakan, menghangatkan lingkungan,
menggugah minat, dan rr,enenangkan pikiran.
b. Digunakan saar istirahat. Musik pada saat istirahat
membantu mempertahankan lingkungan belaiar
yang menyenangkan, sehingga membuat pesena
didik terap santai sekaligus bersemangar.
c. Sebagai skenario kiasan mental. Jika kira menggu-
nakan kiasan mental unruk memecahkan masalah,
melacih keterampilan, melahirkan gagasan, atau
menentukan sikap, maka musik meditatif khusus
dapat membantu menciptakan suasana hati yang
tePat.
d. Uncuk pratiniauan konser. Materi yang harus
dipelajari peserta didik dapar ditiniau lebih dahulu
dengan iringan musik.
e. Untuk tiniauan konser' Kita dapat menggunakan
musik untuk mengiringi tiniauan materi belajar via
OH\ slide, poster, atau pertunjukan hasil olahan
komputer-
Andi Prasto^o

f Untuk presentasi. Musik dapat digunakan sebagai


Iatar belakang pembacaan cerita, pembacaan dra-
matis, demonstrasi, atau presentasi dengan slide,
OHB video, atau komputer.
B. Untuk berlatih belaiar. Musik larar belakang yang
tepat dapat digunakan selama berlangsungnya lati-
han belajar individual, berpasangan, atau berke-
lompok (tes, pemecahan masalah, pengungkapan
ga'gasan, pen).usunan model, belajar tanpa berbi-
cara, dialog kelompok, dan sebagainya).
h. Untuk nyanyian dan lagu. Semua ini dapat kita
ciptakan sebagai metode agar pesefta didik meng-
ingat gagasan, istilah, konsep kunci, dan proses,
serta untuk merayakan pembelajaran.
i. Untuk cema. Apabila program belaiar memiliki
tema, musik yang berhubungan dengan tema
dapat digunakan untuk menyesuaikan suasana hati
dan melengkapi pembelaiaran.
j. Untuk penutup. Musik selamat falan yang tepat
dapat menciptakan lingkungan yang ramah dan
menggugah semangat untuk menurup program
atau I>ertemuan dan bertukar salam perpisahan.

Sementara itu, jenis musik terbaik yang bisa kita


gunakan dalam proses pembelaiaran adalah yang dapat
meningkatkan keefektifan belajar peserta didik. Musik
seperri apa itu? Hal ioi bisa bervariasi, bergantung
pada kebudayaan dan selera pesefta didik kita. Untuk
para praktisi Accelerated Leaning di Barat, mereka
menyarankan menggunakan musik barok klasik. Musik
"New Age" yang berkualitas tinggi
iuga cocok untuk
Panduan Kreatif Membudt_ Bahan lnovatif
^ar
berbagai situasi. Begitu pula jenis musik/zz, Mars Sousa
atau gendang Afrika, dan musik dansa berirama dari
Amerika Selatan, semuanya bagus untuk menghasilkan
situasi pembelajarun ye,n9 menyenangkan.

3. Bahan Ajar Audio-Video


Anderson (1987) mengungkapkan bahwa dalam
proses pembelaiaran, bahan aiar video dapat digunakan
untuk tiga ujuan utama, yakni kognitifl psikomotorik,
dan afektif.
Pertama, tntu,k tuiuan kognitifl Melalui penggunaan
video, beberapa tuiuan ranah kognitifdapat d ikembangkan
pada peserta didik, di a;ntranya sebagai berikut:
a. Mengenal kembali dan kemampuan memberikan
rangsangan berupa gerak yang serasi. Misalnya,
pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu benda
yang bergerak, serta penyimpangan dalam gerak
interaksi antara objek dan benda.
b. Mengajarkan kepada pesena didik pengetahuan
tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip
tertentu.
c. Menuniukkan daftar kata yang dianggap penting,
walaupun dianggap kurang ekonomis.
d. Menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat
dalam suatu penampilan, khususnya yang me-
nyangkut interaksi manusiawi.
e. Peserta didik dapat langsung mendapat koreksi
terhadap penampilan yang belum memenuhi per-
syaratan, )ika mereka mencobakan keterampilan
atau kemampuan itu unruk menerapkan hukum
dan prinsip tettentu.

405
Andi Prastowo

kdaa, lunruk tujuan psikomotorik. Dalam hal ini,


video merupakan bahan ajar yang tepat untuk memperli-
hatkan contoh kererampilan yang
menyangkut gerak. Dengan alat ll Dengan video, tita
ini, dapat diperjelas, baikdengan dapat .o.,,gaiarta,,
ll tepada peserta
cara diperlambat maupun di-
JiJif pe'rg.ttua.'
percepar. Ti:juannya adalah me- tentang Lutrum-
ngajukan koordinasi antala alat L,kr* J".,
tertentu, seperti memaniat, ber- ptinsip-prinsip
enang, dan lain sebagainya. De- tertentu.
ngan video pula, peserta didik
bisa langsung mendapat umpan balik secara visual ter-
hadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan
yang menyangkut gerakan tadi.
IQtiga, untlk tujuan afektif. Pada tuiuan ini, dengan
menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat
meniadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi
sikap dan emosi. Vdeo adalah media yang sangat baik
untuk menyampaikan informasi dalam ranah afektif.

4. Bahan Ajar Inreraktif


"Orang-orang di mana saja akan mampu mengikuti
kursus terbaik yang dipandu oleh guru terbaik", kata Bill
Gates. Pemyataan itu rrdaklah mustahil terjadi. Namun,
siapakah yang dimaksud "guru terbaik" versi Bill Gates
ini? Sesungguhnya, iawabatnya tidak jauh-jauh dari
kehidupan dan bisnis yang dikelola Bill Gates saat ini,
yaitu komputer.
Komputer sangat canggih yang marnpu berperan
sebagai tutor maupun perpustakaan menyediakan infor_
hndu6n Kreatif M€mbuat Eahan Aar ho Uf

masi dan umpin balik kepada peserta didik secara cepat'


Teknologi "realitas maya" (airtual realiry) memungkinkan
setiap peserta didik berpartisipasi dalam berbagai pe-
ngzlaLman, seperti perialanan seiarah dan luar angkasa'
Teknologi pembelaiaran seperti ini memungkinkan se-
tiap peserta didik untuk mengikuti pembelaiaran. Tele-
visi, video, satelit, komputer, dan bahan ajar interaktif,
bahkan iuga memberikan katalis bagi teriadinya peruba-
han mendasar terhadap peran pendidik, dari informasi ke
transformasi.
Sementara itu, pemakaian bahan aiar berbasis
komputer dalam proses pembelajaran juga meliputi
tiga tuiuan pokok pembelaiaftn. Pertamd, untuk tuiuan
kognitif. Dalam hal ini, komputer yang menggunakan
bermacam-macam tipe terminal dapat mengontrol
interaksi pengaiaran, langkah dalam proses, dan
kalkutasi yang kompleks. Drgabungkan dengan media
lain, komputer dapat digunakan untuk mengaiarkan
pengenalan atau diksriminasi dari stimulus visual dan
stimulus eudio yang relevan. Kemampuan kompurer
untuk kegiatan pengajaran individual, terutama disiarkan
pada kemampr.ran pengembangan dan keterbatasan
media yang digunakan.
Kedua, tntttk tujuan psikomotorik Pada bagian ini'
terminal komputer adalah alat tentang dunia nyata yang
sangat bagus unruk mengajarkatnya' programming dan
kecakapan yang seruPa, bila peserta didik mau. bekeria
dengan terminal-terminal keria' Jika digunakan dengan
p"rrlur"n yang distimulasikan, maka menjadi alat yang
,ungu, bugu, untuk menciptakan kondisi dunia yang
Andi Prdsto./o

sebenarnya. Beberapa contoh yang khas adalah simulasi


pendaratan pesawar terbang, melabuhkan kapal laut, dan
berbagai latihan darurat lainnya. Dalam beberapa hal,
seperangkat model atau barang riruan dapat digunakan
agar peserta didik dapat melihat hasi.lnya.
Ketiga, tr.u.k tujuan afektif. Dalam hal ini, bahan
aiar berbasis komputer sangat berguna bila digunakan
seperti yang d.iungkapkan dalam tujuan psikometer atau
d.igunakan untuk mengontrol bahan-bahan video.

C. Longkoh-Longkoh Penyesuoion Bohon


Ajor yong Sudah Ado
Dalam instirusi, sekolah, madrasah, arau kampus
kira mungkin sudah tersedia bahao ajar. Kita tentunya
tidak bisa mengesampingkan dan membiarkan begitu
saja bahan-bahan ajar tersebut. Karena, sungguh sebaik
apa pun brhan ajar baru yang bisa kita kembangkan,
tentunya tidak terlepas dari kekurangan. Itulah sebabnya,
bahan ajar yang ad,a, sesudah dipilih dengan hari_hari,
mungkin tidak cocok dalam hal terrentu. Bahan aiar
tersebut hendaklah diubah agar sesuai dengan tuiuan
pembelajaran yang telah kira tentukan.
Untuk menyesuaikan bahan aiar yang sudah tersedia
dan kita miliki ini agar lebih relevan, akomodatif,,
dan adaptif sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
pembelajaran saat ini, Arif dan Napitupulu (1!!/)
menyarankan sembilan langkah berikut ini.
Pett.lrna, tambahkan media lain pada b aha,n z;jar yang
ada. Media-media seperti gambar-gambar, film, film

408
Panduan l(eatif Membuat Bahan Aar Inovdtif

strip, transparansi, karya wisata, dan pameran, dapat


ditambahkan pada bahan bacaan yang kita miliki agar
bisa lebih menarik dan memikat hati peserta didik.
Kedua, kembatgkan lembar bahar, ajar mandiri tam-
bahan untuk melengkapi bahan aiar yang telah tersedia.
Lembaran-lembaran seperti ini harus membantu peserta
didik belajar memahami lebih laniut. Dan, latihanJati-
han seharusnya diberikan bersama-sama dengan bagian
diskusi.
Ketiga, sesttarkan gambar-gambar yang ada. Gambar-
gambar yang ditampilkan pada bahan ajar yrng ada
barangkali berisi terlalu banyak rincian dan mungkin
terlalu sulit dimengerti. Bagian tertentu dari gambar
boleh dipotong atau disalin dan diperbesar dengan
tambahan uraian di bawahnya sefta nzuna-nama yang
disederhanakan, untuk menolong peserta didik agar bisa
memahami dengan lebih mudah dan juga lebih baik.
Keempat, sesuaikan bagian audio dari film. Ada ka-
lanya beberapa film berisi narasi asing atau narasi yang
teramat sulit, sehingga tidak mudah dimengerti. Hal ini
bisa diantisipasi dan diatasi dengan menuniukkan gam-

dapat kita buat sendiri dengan Ca,,,lru.-da,rrta. ya.rg !


Jit.-piltu, pud.
menggunakan mikrofon tam-
LuLun u1.- yung .Ju
bahan. Film-film dapat diper- Lor.ngtJl L".isi te.l"l,
tontonkan sedikit demi sedikit Lanyat tirrciat Ja,r
(hidup mati), sehingga peserta -rrtrgti.r t".lJ, sJit
didik dapat menggunakan dimengerti, t.."rr"nyu
sesuai-La., gumLu.-
waktu saat film berhenti untuk
gamLar yang ala.
berdiskusi.

409
' Andi Prastowo

IQlima, w)emahkan ke dalam "bahasa ibu" peserta


didik, seandainya bahan aiar asli ditutis dalam bahasa
asing, semisal bahasa Inggris. Karena peserta didik
adalah warga negara Indonesia dan memang asli orang
Indonesia, bahan ini dapat diterjemahkan ke dalam
bahasa ibu mereka, yaitu bahasa Indonesia. Selain itu,
bahan lar dapat pula dikembangkan menurut dialek
yang digunakan di suatu negara, kora, desa, atau daerah,
dan dapat pula diterjemahkan ke dalam dialek lain
dengan alasan yang ridak berbeda.
I(eenam, sestaikan gambar-gambar untuk meng_
ungkapkan keadaan sesungguhnya dari lingkungan
peserta didik. Hal penting yang harus diingat bahwa
bahan ajar yang dikembangkan pada suatu lingkungan
mungkin tidak sesuai di lingkungan yang lain. Semisal,
bahan ajar yang dikembangkan dan diproduksi di
lingkungan kota besar (metropolitan) atau tanah datar
nrungkin tidak sesuai dengan kenyataan di pelosok
desa pada sebuah lembah, gunung, atau perbukitan.
Menyesuaikan gambar, terutama dikaitkan dengan
pakaian atau kostum, ruma[, pertanian, pepohonan, dan
pemandangan alam, mungkin akan membantu peserta
didik pada suatu lingkungan untuk memahami secara
lebih jelas hubungan hal-hal tersebut dengan mereka
sendiri.
KetQnb, sesuatkan bahasa yang dipakai clengan
tingkar pemahaman peserra didik. Bahan
4a, yung
disusun untuk daerah perkotaan atau ke.lompok rno.rur,.I
tertenru urnumnya berisi kata-kara, ungkapan, dan
kalimat-kalimat yang melampaui tingkat pemahaman

4t0
Pat].d]uan Kreatjt l@nbuat Bahan lnc^/atif
^ar
pesefta didik, terutama di daerah terpencil. Hal
ini disebabkan oleh realitas bahwa kelompok yang
berbeda mempetoleh kesempatan yang berbeda dalam
penggunaan bahasa nasional. Oleh sebab itu, kita pedu
membuat penyesuaian dari versi yang lebih sulit ke yang
lebih mudah dan sederhana.
IQdzhpan, sesuaikan cara penyajian dengan meng-
gunakan media campuran. Penggunaan kombinasi lebih
dari satu media dalam penyaiian bisa membuat bahan
ajar lebih menarik. Contohnya, gambar putaran yang
menggambarkan suatu set (susunan) peristiwa dengan
deskripsi huruf-huruf dapat dibuat lebih menarik dengan
menggunakan rekaman dialog yang disertai iringan
musik latar.
Kaembikn, gunakan bahan aiar berbiaya ringan dan
murah sebagai alternatif bahan aiar dengan harga ya'tg
lebih mahal. Dalam kegiatan pembelaiaran, tujuan nyata
tidak mungkin ditunjukkan kepada peserta didik, karena
biaya tinggi. Misalnya, sangat ridakpraktis iikamembawa
kereta api, kapal terbang, kapal laut, traktor, truk
kontainer, dan sejenisnya ke ruang kelas. Penggantinya
mesti ditampilkan dengan bahan-bahan yang lebih
murah dan yang terdapat di daerah setemPat.
Itulah sembilan hal yang bisa kita lakukan untuk
menyesuaikan bahan aiar yang sudah tersedia dan kita
miliki ini agar lebih relevan, akomodatif, dan adaptif
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembelaiaran
saat ini. Sebagaimana telah beberapa kali disinggung
di muka, bahwa tidak ada alat tunggal yang meniadi
alat bantu terbaik dalam semua kegiatan pembelajaran'

4ll
\
Andi PrastcM/o
I
Bahkan dalam hampir semua hal, bahan ajar pelengkap
dibutuhkan untuk mendorong sekaligus menstimulasi
tingkat efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Bahan ajar orisinalpun bisa dimodifikasi agar cocok danlar
dengan berbagai ringkar peserta didik dalam memasuki
program pembelaiaran. Intinya, sebagai pendidik, kira
harus biiak dan kreatif dalam menggunakan bahan ajar
yang telah ada.

4t2

------.
DAFTAR PUSTAKA

Andetson, RonaIdH. 1981 . Penilihan dan Pengtmbangan


Media ntttk Penbebjaran. Jakarta: Raiawali'
Anitah, Sri. 2OO8. Media Pembehjaran. Surakarta: UNS
Press-
Atif' zair*dtn dan wiP Napitupulu' 1997 ' Pedonan
Baru Menlusat Bahan Ajar. Jakarra: Grasindo'
Arierobbani. 2008. Kzya dtngan Menalis; Cara Membtat
Tfulivn yang Mengbasilkan lJang. Yogyakarta:
Insan Cendekia Press.
Belawati, Tian, dkk. 2OO). Pengembangan Bahan Ajar'
Terbuka'
J z;kana: Pusat Penerbiran Universitas
Davies, L.K. l97l.The Management of ltarting'Lotdon:
McGraw-Hill.
DePorte! Bobbi. 2009- Qttantttm \Yriter; Menalit Lebih
Mrdah, Tanpa Stres, dan dengan Hatil l-ebih Baik'
Bandung: Mizan Pustaka"
Dtknas.2OO4, Pedtnan IJ mam Penilihan dan Pemanfaatan

411
Andi Prastowo
,
Baban Ajar. Jakarta: Dirjen Dikdasmenum.
2004. Pedonan Unum hngembangan Bahan
Ajar. Jaka*a: Ditien Dikdasmenum.
Hamruni, H. 2OO9. Edutainment dalam Pendidihan
lskn dan Teori-Teori Penbekjaran Qaantam.
Yogyakarta: Fakultas trbiyah UIN Sunan
Kaliiaga Yogyakarta.
2009. Strategi dan Modcl-Mod.el Penbelajaran
Aktif Meryenangkan. Yogyakarta: Fakultas
trbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasar. 2O06. Merancang PembelQaran Aktif ddn
Kontehst*al Berda.tarkan SISKO 2006; panduan
Prakt* Mengembangkan lndikator, Mauri,
Kegiatan, Penilaian, Silabu, dan Rpp Jakara:
Grasindo.
Pannen, Paulina dan Purwanto. 2007. penllian Baban
Ajar. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional Dit.len Dikti Diknas.
Rohiat. 2008. A4anajemen Seholah; Teori Dasar dan
Praktik. Bandung; Refika Aditama.
Sumarsono, Nurhadi, dan Suwadi. 2008. Teknologi
Informai dan Komunikai, yogyakarta: Iakultas
Thrbiyah UIN Sunan Kalilaga yogyakarta.
Sudlana, Nana dan Ahmad fuvai. t989. Teknologi
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Baru Algesindo.

4t4
panduan Kreatif Al€mbuat Bahan lnovatlf
^ar

Suyadi. 2009. Anak Tang Menakjtbkan ' Yogytkarta:


DIVA Press.
2OlO. Writing Reulation' Yogyakana:
Basan.
Vembriarto, St. 1985' Pengantar Pengajaran Modal'
Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita'
rVijaya, Cece, Diadla Diadiuri, dan A' Tabrani Rusyan'
1992. IJpala Pnnbaharuan dalan Pendidikan dzn
Pengajaran - Bandung: Remala Rosdakarya'
Yuliarti, Nurheti. 2008. Menjadi Penalis Profesional:
Kiat Jita Menembus Mdia Matsa dan Penerbitan '
Yogyakarta: Media Pressindo'
Yusuf, Pawit M. 2OlO. Konttnikati lnaruksional ' Jakattal.
Bumi Aksara.

Sumber Internet:
Abidin, Muh. 2009 - Bahan Ajar dan Pengunbangan
Bahan Aiar. meetabied.wordPress'com (diakses
tanggal 2l Juli 2010)'
Kasimbar, Adi. 2010. Pedtman Umam Peng*nbangan
(diakses
B a han Ajar - adikasimbar' wordpress'com
tanggal 30 Maret 201 1)'
Mohammad, Nur. 2010. Pengembangan Bahan
Ajar'
docstoc.com-(diakses tanggal 21 Juli 20l0)'
Santi, Risnano. 2OlO. Pengembangan Bahan Ajar
Cuak.

dan Berbatis IC7' iardiknas'depdiknas'go'id


(diakses tanggal 22 Februari 2Oll)'
Setiawan, Ebta. 2010. KBBI Olfline Versi
1'1' ebsoft'
web.id.

415
Andi Prasto^/o

S, \Tinasrwan Gora. 2006. Prod,uksi CD MuhimpliA


Interaktif dengan Macromedia Captittate.
belajarsendiri.com (diakses tanggal 17 April
2011).

416
Andi Prastowo, S.Pd.I, M.Pd.I terlahir dari perkawinan
Bapak Mulyo Raharlo dan lbu Suratini pada tanggal
05 Mei 1982 di Bantul, Yogyakana. Setelah tamat SD
Gahun 1993), ia melaniutkan pendidikannya ke SITPN
1 Bantul (19%t1997)- Lalu, pada tahun 1997, ia belaiar
di SMKN 2 (STM l) Yogyakana. Setelah lulus SMK, ia
bekeria sebagai teknisi di sebuah perusahaan elektronik
berskala nasional yang berkantor cabang di Yogyakarta
dan Solo (2000-2004).
Tahun 2004 adalah awal kehidupan barunya'
Sebab, pada tahun itu
Thrbiyah (Fakultas Ta
UIN Sunan Kalliqa
tempo
berhasil menyelesaikan studi S1-nya-hanya dalam
"Wisudawan
I tahun 2 bulan dan menyabet predikat
Tercepat dan Terbaik"' Selanlutnya, pada tahun
2008' ia
melaniutkan studi ke ienjang S2 di Program Pascasariana

4t7
Andi Prdsto"/o

UIN Sunan Kaliiaga, pada Prodi PGMI, dan pada tahun


2010, ia berhasil menamatkan program magisternya
dengan predikar " Wisudawan Cumlaude".
Kariernya dimulai dari kampus yang selama ini telah
membesarkannya. Ia mengawali karier sebagai Dosen
Luar Biasa di Fakultas trbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) mulai Agustus 2010. Kemudian,
sejak Desember 201O, ia mendapatkan starus baru
sebagai pegawai negeri sipil. Beberapa mata kuliah yang
pernah diampunya., anta,ra. lain Pengantar Studi Islam
(Metodologi Studi Islam) dan Pengembangan Sumber
Belajar.
Selain sebagai dosen, saat ini kesehariannya dipenuhi
dengan aktivitas-aktivitas ilmiah, keluarga, maupun
sosial, seperti menjadi penulis buku, men.jadi usradz,
pengisi kajian ilmiah dan kajian rutin (keislaman dan
pengembangan diri) di Pondok pesanrren An-Nahl
(Kotagede, Yogyakarta), serra pengurus Thekwondo
Indonesia Kabupaten Bantul. Didampingi sang istri
tersayang, Adityas Tirah Rahayu, dan putra terkasih,
Ahsan Pradipta, rak henti-hentinya ia berusaha untuk
mengembangkan potensi diri dan berpartisipasi secara
aktifdalam mengupayakan perbaikan bagi pendidikan di
tanah air, Indonesia.
Sebagai seorang akademisi, praktisi pendidikan,
maupun penulis, ia telah menelurkan beberapa karya
berbenruk buku, seperri Memabami TekniA_Ttknik Kolek:i
Data Penelitian Kualitat{ (DIyA press,2010), Satt Hari
Mabr Membruat Proposal penelitian Kaalitatif (DIyA press,

4t8
Panduan Keatif lvl€mbuat Eahan Aar lnovatif

segera terbit), 30 Tindakan Te arang urhadap Anak


{DM P..rr, ,.gera terbit), dan M emahani lvletodt-Metodt
Penelitian (Ar-Ruzz Media, 201l)'
Bagi Para pembaca budiman y^rrg ingin
menyampaikan kritik ataupun saran, bisa dikirim
via
k., anditarbiyah@yahoo'co'id atau lewat blog:
"*ril ess'com' Atau' bisa iuga
ke nomor 081804011'69'
Pembaca sekalian meruPakan
masukan yang sangat berharga untuk penyempurnaan
yang akan
dan pe.baikan setiap karya penulis di waktu

419
4

-_+

Anda mungkin juga menyukai