Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

KRITERIA KEBERHASILAN

Kriteria keberhasilan reklamasi bekas tambang diatur pada Keputusan


Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Nomor : 1827
K/30/MEM/2018 Lampiran VI. Sehubungan areal penambangan PT. Manoor
Bulatn Lestari berada dalam kawasan Budidaya Kehutanan, maka Kriteria
keberhasilan reklamasi juga mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan no 60
tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan Reklamasi Hutan. Berikut
adalah kriteria keberhasilan yang dimaksud:

KRITERIA INDIKATOR PARAMETER

Penataan Lahan Penataan Permukaan Pengisian kembali lubang


Lahan bekas tambang
Luas areal yang ditata
Kestabilan
Penebaran tanah pucuk
Pengendalian Erosi dan Bangunan Konservasi Jumlah Fisik Bangunan
Sedimentasi Tanah
Manfaat Bangunan
Penanaman Cover Crop Luas cover crop
Erosi dan Sedimentasi Terjadinya Erosi
Revegetasi Penanaman Luas areal penanaman
Persentase tumbuh
Jumlah tanaman
Komposisi Jenis Tanaman
Kesehatan Tanaman

4.1. Penataan Permukaan Lahan

Penataan permukaan lahan adalah salah satu indicator yang keberhasilan


yang merupakan bagian dari parameter penataan lahan. Parameter yang

IV - 1
menjadi penilaian adalah pengisian kembali lubang bekas tambang, luas area
yang ditata, kestabilan lahan dan penebaran tanah pucuk.

4.1.1. Pengisian kembali lubang bekas tambang.


Salah satu yang menjadi perhatian dalam penataan lahan adalah pengisian
kembali lubang bekas tambang yang telah digali. PT. Manoor Bulatn Lestari
menggunakan metode backfill dalam melakukan operasional penambangannya.
Backfill adalah metode penambangan yang walaupun relatif mahal tapi
mengupayakan bukaan tidak terlalu luas sehingga dampak terhadap lingkungan
dapat ditekan.

Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu perbandingan antara


rencana dan realisasi pengisian lubang bekas tambang. Standar yang digunakan
dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika realisasi pengisian lubang bekas tambang >= 90% dari rencana.
- Nilai 4 jika realisasi pengisian lubang bekas tambang 80% - 89% dari
rencana
- Nilai 3 jika realisasi pengisian lubang bekas tambang 70% - 79% dari
rencana.
- Nilai 2 jika realisasi pengisian lubang bekas tambang 60% - 69% dari
rencana.
- Nilai 1 jika realisasi pengisian lubang bekas tambang < 60% dari rencana.

4.1.2. Luas areal yang ditata.


Penataan lahan merupakan salah satu tahap penting dalam pelaksanaan
reklamasi. Tahap ini dilaksanakan setelah lubang tertutup sesuai dengan elevasi
desain akhir.

Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu perbandingan


antara rencana dan realisasi luas lahan yang ditata. Standar yang digunakan
dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika realisasi lahan yang ditata >= 90% dari rencana.

IV - 2
- Nilai 4 jika realisasi lahan yang ditata 80% - 89% dari rencana
- Nilai 3 jika realisasi lahan yang ditata 70% - 79% dari rencana.
- Nilai 2 jika realisasi lahan yang ditata 60% - 69% dari rencana.
- Nilai 1 jika realisasi lahan yang ditata < 60% dari rencana.

4.1.3. Kestabilan
Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu perbandingan
persentase kejadian longsor terhadap keseluruhan areal lahan bekas tambang.:

- Nilai 5 jika tidak terjadi longsor sampai longsor sangat ringan (< 5%)
- Nilai 4 jika terdapat longsor ringan (5% - 10%).
- Nilai 3 jika terdapat longsor sedang (10% - 15%)
- Nilai 2 jika terdapat longsor berat (15% - 20%).
- Nilai 1 jika terdapat longsor sangat berat (>20%).

4.1.4. Penebaran Tanah Pucuk


Penebaran tanah pucuk dilakukan sebagai media bagi tumbuhan yang akan
ditanam. Penebaran tanah pucuk dilakukan dengan tebal minimal 30 cm.

Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu perbandingan antara


rencana dan realisasi penebaran tanah pucuk. Sebagai catatan, sistem pot pada
daerah berbatu dapat disamakan. Standar yang digunakan dalam pembobotan
adalah :

- Nilai 5 jika realisasi penaburan tanah pucuk >= 90% dari rencana.
- Nilai 4 jika realisasi penaburan tanah pucuk 80% - 90% dari rencana
- Nilai 3 jika realisasi penaburan tanah pucuk 70% - 79% dari rencana.
- Nilai 2 jika realisasi penaburan tanah pucuk 60% - 69% dari rencana.
- Nilai 1 jika realisasi penaburan tanah pucuk < 60% dari rencana.
4.2. Bangunan Konservasi Tanah

Bangunan konservasi tanah adalah salah satu indicator yang keberhasilan


yang merupakan bagian dari parameter pengendalian erosi dan sedimentasi.

IV - 3
Parameter yang menjadi penilaian adalah jumlah fisik bangunan dan manfaat
bangunan.

4.2.1. Jumlah fisik bangunan


Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu kesesuaian dalam
jumlah spesifikasi dan lokasi. Standar yang digunakan dalam pembobotan
adalah :

- Nilai 5 jika bangunan konstan dibuat >= 90%


- Nilai 4 jika bangunan konstan dibuat 80% - 89%
- Nilai 3 jika bangunan konstan dibuat 70% - 79%
- Nilai 2 jika bangunan konstan dibuat 60% - 69%
- Nilai 1 jika bangunan konstan dibuat < 60%

4.2.2. Manfaat bangunan


Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu kpada berfungsi
atau tidaknya bangunan konservasi tanah. Standar yang digunakan dalam
pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika bangunan sangat bermanfaat


- Nilai 4 jika bangunan bermanfaat
- Nilai 3 jika bangunan agak bermanfaat
- Nilai 2 jika bangunan kurang bermanfaat
- Nilai 1 jika bangunan tidak bermanfaat

4.3. Luas cover crop yang ditanam

Penanaman cover crop merupakan aspek penting dalam upaya


mengendalian erosi dan sedimentasi. Sifat cover crop yang menjalar dapat
menutupi permukaan tanah sehingga menekan laju aliran permukaan dan juga
erosi pada areal yang akan dilakukan penanaman.

IV - 4
Dalam kriteria keberhasilan reklamasi standar mengacu pada jumlah lahan
yang sudah ditanami cover crop. Standar yang digunakan dalam pembobotan
adalah :

- Nilai 5 jika cover crop ditanam >= 90%


- Nilai 4 jika cover crop ditanam 80% - 89%
- Nilai 3 jika cover crop ditanam 70% - 79%
- Nilai 2 jika cover crop ditanam 60% - 69%
- Nilai 1 jika cover crop ditanam < 60%
4.4. Erosi dan sedimentasi

Terjadinya erosi dan sedimentasi akan memungkinkan tanaman tidak


tumbuh dengan optimal. Ha itu dapat dimungkinkan karena dengan erosi maka
terjadi hilangnya unsur hara baik dari tanah pucuk maupun pupuk dan juga
tidak stabilnya lahan tempat tumbuh tanaman.

Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu pada jenis erosi alur
dan parit yang terjadi, juga persentase luas erosi terhadap areal reklamasi..
Standar yang digunakan dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika terjadi erosi =< 5%


- Nilai 4 jika terjadi erosi 6% - 10%
- Nilai 3 jika terjadi erosi 11% - 15%
- Nilai 2 jika terjadi erosi 16% - 20%
- Nilai 1 jika terjadi erosi > 20%

4.5. Penanaman

Penanaman merupakan tahap utama dalam upaya untuk mengembalikan


fungsi kawasan sesuai peruntukkan. Parameter yang menjadi penilaian adalah
luas areal penanaman, persentase tumbuh, jumlah tanaman, komposisi jenis
tanaman, kesehatan tanaman.

4.5.1. Luas areal penanaman

IV - 5
Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu perbandingan antara
rencana dan realisasi luas areal penanaman. Standar yang digunakan dalam
pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika realisasi penanaman >= 90% dari rencana.


- Nilai 4 jika realisasi penanaman 80% - 89% dari rencana
- Nilai 3 jika realisasi penanaman 70% - 79% dari rencana.
- Nilai 2 jika realisasi penanaman 60% - 69% dari rencana.
- Nilai 1 jika realisasi penanaman < 60% dari rencana.

4.5.2. Persentase Tumbuh


Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu pada persentase
tumbuh dari tanaman di areal penanaman. Penilaian dilakukan secara sampling.
Standar yang digunakan dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika persentase tumbuh >= 90%


- Nilai 4 jika persentase tumbuh 80% - 89%
- Nilai 3 jika persentase tumbuh 70% - 79%
- Nilai 2 jika persentase tumbuh 60% - 69%
- Nilai 1 jika persentase tumbuh < 60%

4.5.3. Jumlah tanaman


Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu pada jumlah
tanaman di areal penanaman dengan jarak tanam maksimal 4 x 4 m sesuai
dengan bentuk lahan. Standar yang digunakan dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika jumlah tanaman >= 625 pohon/ha


- Nilai 4 jika jumlah tanaman 551-625 pohon/ha
- Nilai 3 jika jumlah tanaman 476-550 pohon/ha
- Nilai 2 jika jumlah tanaman 400-475 pohon/ha
- Nilai 1 jika jumlah tanaman < 400 pohon/ha.

IV - 6
4.5.4. Komposisi jenis tanaman
Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu pada persentase
jumlah tanaman pokok lokal atau tanaman MPTS berdaur panjang terhadap
jumlah tanaman total. Standar yang digunakan dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika jumlah jenis lokal/MPTS berdaur panjang >= 40% dari
keseluruhan jumlah tanaman.
- Nilai 4 jika jumlah jenis lokal/MPTS berdaur panjang 30% - 39% dari
keseluruhan jumlah tanaman..
- Nilai 3 jika jumlah jenis lokal/MPTS berdaur panjang 20% - 29% dari
keseluruhan jumlah tanaman.
- Nilai 2 jika jumlah jenis lokal/MPTS berdaur panjang 10% - 19% dari
keseluruhan jumlah tanaman.
- Nilai 1 jika jumlah jenis lokal/MPTS berdaur panjang < 10% dari keseluruhan
jumlah tanaman.

4.5.5. Kesehatan Tanaman


Dalam kriteria keberhasilan reklamasi, standar mengacu pada persentase
jumlah tanaman yang sehat berdasarkan yang dilihat dari tinggi tanaman,
kondisi daun, kondisi batang juga hama, penyakit dan gulma . Standar yang
digunakan dalam pembobotan adalah :

- Nilai 5 jika tumbuhan sehat >= 90%


- Nilai 4 jika tumbuhan sehat 80% - 89%
- Nilai 3 jika tumbuhan sehat 70% - 79%
- Nilai 2 jika tumbuhan sehat 60% - 69%
- Nilai 1 tumbuhan sehat < 60%

IV - 7

Anda mungkin juga menyukai