Anda di halaman 1dari 92

SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Geografi Materi Pokok : Konsep Dasar Geografi


Kelas/Semester : X/ Semester Gasal Alokasi Waktu : 12 x 45 menit (4 x Pertemuan)
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan Pembelajaran dengan model problem based learning dengan sintaks orientasi peserta
didik, mengorganisasi peserta didik, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisa dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah. diharapkan siswa terlibat aktif selama
proses belajar mengajar berlangsung dalam menjelaskan pengertian geografi dari para ahli, menjelaskan
ruang lingkup geografi, membedakan objek material dan objek formal geografi, membedakan aspek fisik
dan aspek sosial geografi, menentukan objek material dan objek formal geografi, mengklasifikasikan aspek
fisik dan aspek sosial geografi, mendeskripsikan 10 konsep dasar geografi, membedakan prinsip geografi,
menganalisis pendekatan geografi dan penerapannya dalam lingkungan serta menyajikannya secara kritis
pengetahuan dasar geografi dalam bentuk tulisan (laporan). Sehingga peserta didik dapat membangun
kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan prilaku cinta lingkungan, rasa ingin tahu,
disiplin, jujur, aktif, responsip, santun dan bertanggungjawab.

B. Langkah – langkah Pembelajaran


Pertemuan I (3 x 45 menit)
No IPK IPK
3.1.1 Menjelaskan pengertian geografi dari para ahli
3.1.2 Menjelaskan ruang lingkup geografi.
3.1.3 Membedakan objek material dan objek formal geografi
3.1.4 Membedakan aspek fisik dan aspek sosial geografi berdasarkan pengamatan lingkungan

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai


Sintak Karakter
I. Pendahuluan 10 menit
a. Menarik  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religiositas
perhatian  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. (Iman dan
siswa  Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google form. taqwa)
 Guru memperkanalkan diri dengan meminta peserta didik untuk Disiplin
membuka video perkenalan di google Classroom
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
akan dicapai serta manfaat materi pembelajaran dalam kehidupan Mandiri
sehari hari. (Pembelajar)
b. Apersepsi  Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang konsep dasar geografi
 Guru membagikan Modul dan Power Point di Google Classroom Bertanggug
dan mempelajarinya. jawab
II. Kegiatan Inti 105 menit
c. Orientasi Mengamati (observing)
Peserta  Peserta didik diminta mengamati gambar dan mempelajari power Bertanggug
didik point jawab
Objek material Aspek fisik Aspek Non fisik

Mandiri
(Pembelajar)

Objek material Aspek fisik Aspek Non fisik

Mandiri
(Pemberani)
d. Mengorga 
Peserta didik diminta membaca buku paket geografi kelas x
nisasikan Erlangga halaman 6-12 . (Literasi)
Peserta Menanya (questioning) Integritas
Didik  Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi (Jujur,
yang disampaikan melalu google Classroom tanggung
(Critical thinking and Problem solving skill) jawab)
 Guru menginventarisasi dan menglarifikasi pertanyaan peserta
e. Mengemb didik yang sesuai dengan indikator. Mandiri
angkan Mengumpulkan informasi / mencoba (Eksperimenting) (kreatif)
dan Menalar/ mengasosiasi (asosciating)
menyajika  Peserta didik membaca lebih cermat materi dari power point.
n hasil  Siswa memadukan materi dari power point dan buku paket
karya geografi kelas x Erlangga. Integritas
Mengomu  Guru meminta peserta didik untuk menulis materi yang sudah (Jujur,
nikasikan disampaikan dari power point dan buku paket di buku tulis tanggung
(comunica geografi masing-masing. Kemudian mengunggahnya di google jawab
ting). Classroom
(questioning, experimenting, communicating)
 Memberikan konfirmasi (penguatan) tentang hasil diskusi yang
f. Menganali dipresentasikan oleh siswa melalui video durasi pendek
sis dan
 Mengkaitkan hasil presentasi siswa dengan cabang-cabang ilmu
mengevalu
geografi yang sesuai dengan objek kajian geografi dan manfaatnya
asi proses
dalam kehidupan sehari-hari.
pemecaha
(collaborations, communications skill, creativity and inovation
n masalah
Critical thinking and Problem solving skill, PKK, Literasi ).
III. Penutup 15 menit
Meninjau  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran Mandiri
Kembali hari itu ( keberanian)
 Guru memberikan tugas terstruktur untuk mengumpulkan tentang
10 konsep dasar geografi (creativity and inovation) dan membuat Integritas
g. Penilaian video perkenalan diri (singkat dan jelas ) (Jujur,
Hasil  Guru memberikan umpan balik pembelajaran tanggung
Belajar  Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan jawab)
(Mengeval berikutnya.
uasi)  Salam penutup Mandiri
(Questioning, assosiating, experimenting, and communicating) (kreatif)

Pertemuan II (3 x 45 menit)
No IPK IPK
3.1.4 Mendeskripsikan 10 konsep dasar geografi dan penerapannya dalam lingkungan.
3.1.5 Membedakan prinsip geografi.
Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai
Sintak Karakter
I. Pendahuluan 15 menit
Orientasi Menarik Perhatian Siswa Religius
 Guru membuka pertemuan dengan salam dan doa di grup whatsap (Beriman dan
 Guru meminta peserta didik mengisi form presesi yang sudah di bertaqwa)
unggah di Google Classroom.
 Guru Mereview materi secara garis besar pada pertemuan Mandiri
sebelumnya melalu voice mail di grup whatsap. (Disiplin)
Apersepsi Menanyakan hal yang berhubungan dengan pelajaran hari ini.“Siapakah
yang pergi berlibur pada liburan kemarin?”, kemudian setelah ada
salah satu perwakilan peserta didik menjawab, guru memberikan
pertanyaan kembali, “di mana, kapan, berapa jarak dari rumah, apa
yang bisa kamu amati selama perjalanan? Lokasi, jarak, pola,
keterjangkauan dll, berkaitan dengan materi yang akan kita pelajari
dalam konsep esensial geografi” (Menanya) (melalui media whatsap) Integritas
 Menjelaskan tujuan, manfaat, dan penilaian pembelajaran. (tanggung
 Menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya jawab),
 Guru membagikan Modul dan Power Point di Google Classroom
dan mempelajarinya.
II. Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi  Guru meminta peserta didik untuk masuk di google Classroom dan Religiositas
peseta didik memahami intruksi PJJ geografi pada pertemuan kali ini. (Peduli
 Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi melalui grup whatsap lingkungan)
sesuai dengan anggota dan tema diskusi kelompokknya masing-
masing yang sudah tertera di google Classroom.
 Guru meminta peserta didik membaca buku paket tentang 10
konsep esensial geografi dan 4 prinsip geografi (halaman 13-16)
(Literasi)
Mengumpulkan informasi / mencoba (Eksperimenting)
Mengorganisa Menalar/ mengasosiasi (asosciating) Mandiri
sikan peserta  Setelah melakukan pengamatan setiap kelompok melakukan (Pembelajar,
didik diskusi melalui media whatsap grup kelompoknya masing-masing. kerja keras)
 Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi dari
buku literatur sudah ada dan mengklasifikasikan sesuai dengan Gotong
strategi untuk memecahkan masala rotong
(questioning, experimenting, asosiating, comunicating) (kerja sama,
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya musyawarah
Mengembang  Guru meminta peserta didik untuk menulis hasil materi yang sudah mufakat)
kan dan di diskusikan oleh kelompoknya di buku tulis geografi masing-
menyajikan masing. Kemudian mengunggahnya di google Classroom.
hasil karya (questioning, experimenting, communicating)
 Setiap kelompok menunjuk satu orang perwakilan untuk
Menganalisis menjelaskan hasil diskusi melalui video dan diunggah
dan
 Kelompok lain memperhatikan dan memberi kritik, saran,
mengevaluasi
sanggahan ataupun masukan.
proses
 Guru memberi penghargaan terhadap kelompok dan siswa yang
pemecahan
berperan aktif dalam diskusi kelompok.
masalah
 Guru memberikan penegasan hasil diskusi pembelajaran
(collaborations, communications skill, creativity and inovation
Critical thinking and Problem solving skill, PKK, Literasi ).
III. Penutup 15 menit
Meninjau  Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan yang Mandiri
kembali mengarah pada kesimpualan materi yang dipelajari (Pemberani,
kreatif)
Penilaian Mengevaluasi Integritas
Hasil Belajar  Guru menguji kemampuan peserta didik dengan memberikan kuis (jujur)
Mengevaluasi di google Classroom.
 Peserta didik diminta untuk membaca materi tentang pendekatan Mandiri
geografi dan keterampilan geografi. (etos kerja,
(creativity and inovation) kreatif,
 Salam penutup (membaca hamdalah, dan ucapan syukur kepada bertanggung
Tuhan Y.M.E) jawab)
(Questioning, experimenting, asosiating and communicating) Religius
(beriman dan
bertaqwa)

Pertemuan III (3 x 45 menit)


No IPK IPK
3.1.5 Menganalisis prinsip geografi berdasarkan fenomena lingkungan
3.1.6 Menganalisis pendekatan geografi berdasarkan fenomena lingkungan
Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Nilai
Sintak Karakter
I. Pendahuluan 15 menit
Menarik Menarik Perhatian Siswa Religius
Perhatian  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup whatsap (beriman dan
Siswa  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai PJJ bertaqwa)
 Guru meminta peserta didik untuk presensi terlebih dahulu di form
absen Google Classroom
 Guru memperlihatkan gambar-gambar tentang fenomena geosfer
yang terjadi di lingkungan sekitar. (Mengamati)
 Guru menyampaikan apersepsi.”Tahukah kalian apa saja faktor
Apersepsi yang menyebabkan terjadinya banjir di Indonesia terutama di Jakarta
dan sekitarnya?”(Menanya) (Saintifik)
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat, dan evaluasi
II. Kegiatan Inti 105 menit
Orientasi Mengamati (observing) Gotong
 Guru meminta peserta didik untu memahami intruksi di google royong
Classroom (kerja sama)
 Guru meminta peserta didik bergabung dengan kelompoknya
masing-masing.
 Peserta didik mengamati dan memahami media tentang penjelasan Mandiri
prinsip-prinsip geografi dan pendekatan-pendekatan geografi dalam (pembelajar,
bentuk video dan power point. (Literasi) kerja keras)
Menanya (questioning)
 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang prinsip- Mandiri
prinsip dan pendekatan geografi. (questioning) (kreatif,
Mengorganisa Mengorganisasikan Peserta Didik keberanian)
sikan Peserta  Guru membagikan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan peserta
Didik didik memahaminya. (Literasi)
Mengumpulkan informasi / mencoba (Eksperimenting)
Menganalisis Menalar/ mengasosiasi (asosciating)
dan  Setelah melakukan pengamatan setiap kelompok melakukan Gotong
mengevaluasi diskusi melalui media whatsap grup kelompoknya masing-masing. royong
proses  Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi dari (kerja sama,
pemecahan buku literatur sudah ada dan mengklasifikasikan sesuai dengan musyawarah
masalah strategi untuk memecahkan masalah mufakat,
(questioning, experimenting, asosiating, comunicating) menghargai)
Mengembang Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
kan dan Guru meminta peserta didik untuk menulis hasil materi yang sudah
menyajikan di diskusikan oleh kelompoknya di buku tulis geografi masing-
hasil karya masing. Kemudian mengunggahnya di google Classroom. Gotong
(questioning, experimenting, communicating) royong
(kerja sama,
 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi peserta didik dan
menghargai,s
juga memberikan pujian bagi kelompok yang sudah bagus dan
olidaritas,
motivasi bagi kelompok yang masih kurang.
empati)
(collaborations, communications skill, creativity and inovation
Critical thinking and Problem solving skill, PKK, Literasi ).
III. Penutup 10 menit
Meninjau  Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan yang Mandiri
kembali mengarah pada kesimpualan materi yang dipelajari melalu whatshap (kreatif,
keberanian)
Mengevaluasi  Guru menguji kemampuan peserta didik dengan memberikan Integritas
lembar kerja peserta didik secara mandiri (google form) (kejujuran)
 Guru memberikan penugasan tentang membuat kliping tentang
fenomena-fenomena geosfer (Fenomena banjir, Longsor dll) Mandiri
(creativity and inovation). (Penilaian Keterampilan) (kreatif),
 Salam penutup (membaca hamdalah, dan ucapan syukur kepada Integritas
Tuhan Y.M.E) (kejujuran,
(Questioning, assosiating, experimenting, and communicating) tanggung
jawab)
Religius
beriman dan
bertaqwa)

Pertemuan IV ( 3 x 45’) (Penilaian harian I)

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai


Sintak Karakter
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religiositas
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran (Iman dan
 Guru meminta siswa mengisi presensi di google form. taqwa)
 Guru menjelaskan intruksi Penilaian harian memalui voice note Disiplin
yang di unggah di Google Clasroom.
II. Kegiatan Inti 105 menit
Orientasi  Guru meminta peserta didik membuka link soal (Google form) dan Mandiri
Peserta didik peserta didik mengerjakan soal sesuai intruksi yang telah (kreatif),
disampaikan.
Menanya (questioning) Integritas
 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang konsep soal (kejujuran,
yang belum di mengerti tanggung
(Critical thinking and Problem solving skill) jawab)

III. Penutup 10 menit


Meninjau  Guru meminta siswa untuk segera mengirimkan tugas (bagi yang Integritas
Kembali belum selesai mngerjakan) (Jujur,
 Guru mengingatkan kembali tugas keterampilan untuk dikumpulkan tanggung
pada pertemuan berikutnya. jawab)
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Religius
 Salam penutup (Questioning, assosiating, experimenting, and beriman dan
communicating) bertaqwa

C. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
No. Kompetensi Tehnik Bentuk Tes
Lembar pengamatan aktivitas
1. Sikap Observasi
peserta didik / jurnal
2. Pengetahuan Tes Tertulis Soal PG
3. Keterampilan Portofolio Lembar tugas

2. Intrumen penilaian
1) Intrumen penilaian sikap
Observasi tentang nilai nilai karakter yang terbangun dan tertanam dalam diri peserta didik dan
dituangkan dalam jurnal.
Butir
No Waktu Nama Kelas Kejadian / Perilaku*) Aspek Sikap + /-
Sikap
1
2
3
4
Keterangan :
a. Aspek Penilaian sikap Spiritual meliputi :
No. Aspek Indikator
1 Ketakwaan 1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. ( sholat
zuhur, Jum’at disekolah)
3. Memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan.
4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri.
6. Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
7. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan
usaha.
8. Menjaga lingkungan hidup di sekitar sekolah.
9. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
2 Toleransi Menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama
beragama yang dianut.

b. Aspek Penilaian sikap Sosial meliputi :


No. Aspek Indikator
1 Santun 1. Menghormati orang yang lebih tua.
2. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur.
3. Tidak meludah di sembarang tempat.
4. Tidak menyela/memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat.
No. Aspek Indikator
5. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain.
6. Memberisalam, senyum, dan menyapa.
7. meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain / menggunakan
barang milik lain.
8. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri
ingin diperlakukan baik.
2 Percaya diri 1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
2. Mampu membuat keputusan dengan cepat.
3. Tidak mudah putus asa.
4. Tidak canggung dalam bertindak.
5. Berani presentasi di depan kelas. dan
6. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
3 Disiplin 1. Datang tepat waktu.
2. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/satuan pendidikan.
dan
3. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan,
4 Tanggung 1. Melaksanakan tugas individu dengan baik
jawab 2. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan.
3. Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat.
4. Mengembalikan barang pinjaman.
5. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
6. Menepati janji.
7. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri. dan
8. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
5 Jujur 1. Tidak berbohong.
2. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.
3. Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebut sumber).
4. Mengungkapkan perasaan apa adanya.
5. Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan.
6. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya. dan
7. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
6 Gotong 1. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas / sekolah.
royong 2. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan. ( red: piket
harian )
3. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan.
4. Aktif dalam kerja kelompok.
5. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi.
6. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan orang lain.
7. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama.
7 Toleransi 1. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat.
2. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat.
3. Dapat menerima kekurangan orang lain.
4. Dapat memaafkan kesalahan orang lain.
5. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan.
6. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
7. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. dan
8. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.

2) Instrument Penilaian Pengetahuan

No Teknik Bentuk Instrumen Rubrik


No Aspek IPK
IPK Penilaian penilaian Penilaian Penilaian
1 Pengeta 3.3.1 Menjelaskan pengertian geografi Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
huan dari para ahli
3.3.2 Menjelaskan ruang lingkup Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
geografi.
3.3.3 Membedakan objek material dan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
objek formal geografi.
3.3.4 Membedakan aspek fisik dan aspek Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
sosial geografi berdasarkan
pengamatan lingkungan.
3.3.5. Mendeskripsikan 10 konsep dasar Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
geografi dan penerapannya dalam
lingkungan.
3.3.6. Membedakan prinsip geografi. Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
3.3.7. Menjelaskan pendekatan geografi Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
dan penerapannya dalam
lingkungan.
2. Ketera 4.1.1. Menyajikan secara kritis Penugasan Instrumen Terlampir Terlampir
mpilan pengetahuan dasar geografi dalam Penilaian
bentuk tulisan Tugas

Keterangan
No Waktu Nama Kelas Skor Nilai akhir
1
2
3
4

KISI KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN HARIAN KD 3.1. KONSEP DASAR GEOGRAFI
SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Mata Pelajaran : GEOGRAFI Bentuk Soal (jumlah) : Pilihan Ganda (35)


Kelas/Peminaatan : X IPS
Waktu : 90 Menit Penyusun : Restika Afriyani, S, Pd

Kompetensi Inti (KI):


KI. 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan

Level
Kompetensi Nomo Bentuk Kunci
Materi Indikator Soal Kogni
Dasar r Soal Soal Jwb
tif
3.1 Memahami Ruang lingkup Disajikan narasi yang berisi
pengetahuan pengetahuan berbagai pengertian geografi
dasar geografi geografi. menurut ahli, peserta didik mampu L1/C1 1 PG A
dan terapannya mengutip pengertian geografi
dalam berdasarkan epistimologinya
kehidupan Disajikan sebuah tabel peserta
sehari-hari didik mampu menemukan
pasangan ruang lingkup geografi L2/C4 2 PG C
berdasarkan aspek dan objek
kajiannya
Objek studi dan Disajikan sebuah narasi, peserta
aspek geografi. didik mampu menentukan objek L2/C3 3 PG D
formal dan objek material geografi
Disajikan 5 contoh aspek geografi,
peserta didik mampu menemukan L2/C4 4 PG B
aspek sosial
Konsep esensial Disajikan 5 contoh konsep
geografi dan geografi, peserta didik mampu
L2/C3 5 PG E
contoh menentukan contoh konsep lokasi
terapannya. relatif
Disajikan sebuah narasi, peserta
didik mampu mengidentifikasi
L1/C1 6 PG A
konsep Interaksi dan
Interdependensi
Disajikan sebuah narasi, peserta
didik mampu mengemukakan L1/C2 7 PG E
konsep keterjangkauan
Prinsip geografi Disajikan sebuah narasi, peserta
dan contoh didik mampu mengaitkan prinsip L2/C4 8 PG D
terapannya. interelasi
Pendekatan Disajikan sebuah narasi, peserta
geografi dan didik mampu menentukan
contoh fenomena geosfer dengan L2/C3 9 PG C
terapannya. menggunakan pendekatan
kelingkungan
Keterampilan Disajikan sebuah narasi, peserta
geografi didik mampu menentukan
fenomena geosfer dengan L2/C3 10 PG B
menggunakan pendekatan
keruangan
3.2 Memahami Dasar-dasar Disajikan sebuah narasi, peserta
dasar-dasar Pemetaan, didik mampu mengidentifikasi L1/C1 11 PG C
pemetaan, Pengindraan jenis peta tematik
Pengindraan Jauh dan Sistem Disajikan sebuah narasi, peserta
Jauh, dan Informasi didik mampu mengidentifikasi L1/C1 12 PG A
Sistem Geografis jenis simbol peta
Informasi (SIG). Disajikan perhitungan skala peta,
Geografis peserta didik mampu
(SIG) L2/C3 13 PG A
mengoperasikan rumus untuk
menghitung jarak pada peta
Klasifikasi peta Disajikan sebuah gambar,
berdasarkan diharapkan peserta didik mampu
L3/C5 14 PG B
jenis peta dan mengarahkan jenis proyeksi peta
penggunaannya yang sesuai
Disajikan sebuah narasi tentang
perjalanan seorang siwa menuju
perpustakaan, diharapkan peserta
didik mampu membuat rute
L3/C6 15 PG E
perjalanan berikut dengan
perbandingan jarak setiap rute
berdasarkan narasi yang telah
diberikan
Disajikan sebuah gambar,
diharapkan peserta didik mampu
memproyeksikan jumlah
L3/C5 16 PG E
penduduk pada peta kedua
berdasarkan asumsi dari peta
pertama
Klasifikasi jenis Disajikan sebuah gambar,
citra diharapkan peserta didik mampu
L3/C6 17 PG D
Pengindraan memperjelas dua komponen
Jauh dan penginderaan jauh
interpretasi Disajikan sebuah narasi,
citra diharapkan peserta didik mampu
L2/C4 18 PG C
menganalisis jenis rona pada objek
yang tampak pada citra
Teori Disajikan sebuah narasi,
pengolahan diharapkan peserta didik mampu
L1/C2 19 PG E
data dalam mengemukakan analisis data
Sistem dalam SIG
Informasi Disajikan lima pernyataan yang
Geografis merupakan contoh pemanfaatan
(SIG). SIG dalam berbagai bidang,
L2/C3 20 PG A
diharapkan peserta didik mampu
memecahkan pemanfaatan SIG
dalam berbagai bidang
3.3 Memahami Mengutip Peserta didik diminta untuk
langkah- pengertian dan menentukan prinsip dalam L2/C3 21 PG E
langkah jenis penelitian penyusunan penelitian
penelitian ilmu geografi Peserta didik diminta untuk
geografi menentukan bagian dari sebuah L2/C3 22 PG A
dengan penyajian laporan karya tulis
menggunakan Mengamati Peserta didik diminta untuk
peta fenomena menyeleksi objek penelitian
L2/C4 23 PG C
geografis geografi yang sesuai dengan tema
(kondisi alam di kondisi alam di lingkungan sekitar
lingkungan Peserta didik diminta untuk
sekitar) memisahkan objek penelitian
geografi yang sesuai dengan tema L3/C5 24 PG A
penelitian yang tepat

Peserta didik diminta untuk


memisahkan objek penelitian
geografi yang sesuai dengan L3/C5 25 PG C
fenomena geografi fisik

Merumuskan Peserta didik diminta untuk


pertanyaan merumuskan pertanyaan penelitian
L3/C6 26 PG C
penelitian yang sesuai dengan fenomena
geografi geografi sosial
Peserta didik diminta untuk
merumuskan pernyataan yang
L3/C6 27 PG C
sesuai terhadap pertanyaan
penelitian yang disajikan
Mengumpulkan Peserta didik diminta untuk
data dan memilih metode yang sesuai untuk
mengolah data L3/C5 28 PG C
digunakan dalam memperoleh data
geografis penelitian geografi
Menganalisis Disajikan sebuah tabel, peserta
data geografis didik diminta untuk
mengoperasikan rumus untuk L2/C3 29 PG A
menghitung rata-rata jumlah
ternak
Melakukan Disajikan sebuah tabel, peserta
penelitian didik diminta untuk
geografi mengoperasikan rumus untuk L2/C3 30 PG A
menghitung persentase durasi
belajar siswa per minggu
Menganalisis Menjelaskan
dinamika Disajikan sebuah gambar, Peserta
teori
planet Bumi didik mampu menetukan teori L2/C3 31 PG A
pembentukan
sebagai ruang pembentukan jagat raya
jagad raya
kehidupan
Disajikan ciri-ciri dari anggota
Mendeskripsika
jagat raya, peserta didik diminta
n anggota jagad L2/C3 32 PG B
untuk menentukan jenis anggota
raya
jagad raya yang dimaksud
Menjelaskan
Disajikan sebuah narasi, Peserta
teori
didik mampu menemukan teori L2/C4 33 PG D
pembentukan
pembentukan tata surya
tata surya
Mendeskrispsik Disajikan ciri-ciri dari anggota tata
an anggota tata surya, peserta didik diminta untuk L2/C3 34 PG C
surya menentukan jenis anggota tata
surya yang dimaksud
Disajikan ciri-ciri dari anggota tata
surya, peserta didik diminta untuk
L3/C6 35 PG E
memperjelas jenis anggota tata
surya yang dimaksud

Petunjuk Penyekoran
Jumlah soal : 35 soal
Jawaban benar skor 2
Skor maksimal :
akhir

Naskah Soal
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu
jawaban a, b, c, d, atau e.
5. Perhatikan gambar berikut.
1. Ilmuwan yang berpendapat bahwa geografi
adalah suatu penyajian sebagian atau seluruh
permukaan bumi bersama fenomena yang
terkandung di dalamnya dalam bentuk peta
adalah…
A. Bintarto
B. Erastosthenes
C. I Made Sandy Fenomena pada gambar tersebut dipelajari
D. Claudius Ptolomeus dalam objek material geografi, yaitu…
E. Immanuel Kant A. Litosfer dan Atmosfer
2. Dalam analisis ilmu geografi untuk B. Atmosfer dan Hidrosfer
mengetahui penyebab terjadinya suatu gejala C. Hidrosfer dan biosfer
alam, pertanyaan yang harus diajukan adalah... D. Biosfer dan Antroposfer
A. Apa D. Mengapa E. Antroposfer dan litosfer
B. Siapa E. Bagaimana 6. Perhatikan fenomena geosfer berikut :
C. Kapan 1) Terjadi musim kemarau panjang
3. Ruang lingkup kajian geografi menurut Rhoad 2) Gempa di Sulawesi berpotensi stunami
Murphey dibagi menjadi tiga pokok yaitu… 3) Hujan es di daerah tropis
A. Lokasi, ciri-ciri regional, dan manusia 4) Laut Indonesia kaya akan hasil ikan
B. Lokasi, hubungan keruangan, dan manusia 5) Kepadatan penduduk yang tinggi di
C. Hubungan keruangan, ciri-ciri regional , perkotaan
dan manusia Obyek material yang tergolong atmosfer,
D. Lokasi, hubungan keruangan, dan ciri-ciri hidrosfer dan antroposfer secara berturut-turut
regional terdapat pada angka...
E. Lokasi, alam, dan manusia A. 1), 2), dan 3)
Penduduk memanfaatkan lahan untuk B. 1), 2), dan 4)
bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan, C. 1), 3) dan 4)
selain itu penduduk sering melakukan upacara D. 1), 4) dan 5)
ritual sebelum melakukan masa panen E. 3), 4), dan 5)
pernyataan tersebut dikaji dalam ruang 7. Fenomena gempa di aceh yang berdampak
lingkup... hampir sebagian besar wilayah tersapu oleh air
A. Geografi fisik laut. Fenomena tersebut dapat dipelajari dalam
B. Geografi manusia objek material geografi, yaitu...
C. Geografi teknis a. Hidrosfer dan litosfer
D. Geografi sosial b. Hidrosfer dan atmosfer
E. Geografi Makhluk hidup c. Antroposfer dan atmosfer
4. Fenomena berikut yang dikaji dalam cabang d. Biosfer dan litosfer
ilmu geografi hidrologi adalah... e. Antroposfer dan atmosfer
A. Pengaruh penyinaran matahari terhadap 8. geografi yang pengelompokkannya adalah...
vegetasi A. Atmosfer dan Antroposfer
B. Rayapan tanah akibat gaya gravitasi bumi B. Biosfer dan litosfer
C. Gejala cuaca berupa awan, hujan, topan, C. Atmosfer dan biosfer
dan petir D. Litosfer dan hidrosfer
D. Faktor penyebab rusaknya daerah aliran E. Biosfer dan antroposfer
sungai (DAS) 9. Nizar seorang siswa SMA N 1 Kota Mungkid
E. Pegerakan lempeng tektonik penyebab melakukan penelitian tentang banjir dengan
terjadinya gempa
melakukan pendekatan komples wilayah. sarana trasportasi. Konsep geografi yang
Contoh tersebut termasuk bagian dari... berkaitan dengan fenomena tersebut adalah...
a. Prinsip geografi a. Jarak
b. Konsep geografi b. Lokasi
c. Objek material geografi c. Morfologi
d. Objek formal geografi d. Aglomerasi
e. Ruang lingkup geografi e. Keterjangkauan
10. Perhatikan pernyataan berikut 15. SMA N 1 Kota Mungkid berada di Jl. Letnan
1) Bandara berskala internasional akan tukiyat, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
dibangun di Kulon Progo D.I.Y Konsep yang sesuai dengan pernyataan
2) Erupsi Gunung berapi di Jawa Tengah tersebut adalah...
pada bulan November 2010 a. Lokasi
3) Kebudayaan masyarakat Borobudur b. Jarak
menjadi daya tarik pariwisata c. Morfologi
4) Gempa berkekuatan 6,5 SR menguncang d. Pola
Bantul D.I.Y e. Aglomerasi
5) Volume Sungai Progo Magelang 16. Pegunungan Jayawijaya merupakan jajaran
berkurang akibat dari kemarau panajang puncak pegunungan tertinggi di Indonesia.
Fenomena geosfer yang dikaji melalui aspek Puncak tertinggi senantiasa ditutupi salju. Tiga
fisik geografi ditunjukkan oleh nomor... puncak tertinggi di pegunungan jayawijaya
a. 1), 2), dan 3) yakni puncak jaya (Carstensz Pyramid) dengan
b. 2), 4), dan 5) ketinggian 4.994 m dpl. Konsep geografi yang
c. 1), 2), dan 4) berkaitan dengan fenomena tersebut adalah...
d. 2), 3), dan 4) a. Interaksi dan interdependensi
e. 3), 4), dan 5) b. Pola
11. Pegunungan Bukit barisan terdapat di Pulau c. Aglomerasi
Sumatera. Fenomena geosfer tersebut dapat d. Nilai kegunaan
dikaji melalui aspek... e. Morfologi
a. Sosial 17. Terjadi banjir di wilayah grabag Magelang
b. Biotik Jawa Tengah, banjir disebabkan adanya
c. Topologi pegundulan hutan di wilayah gunung andong.
d. Budaya Fenomena tersebut berkaitan dengan konsep...
e. Ekonomi a. Morfologi
12. Perhatikan pernyataan berikut. b. Keterkaitan keruangan
1. Sikum pasifik terdapat di Indonesia bagan c. Diferensiasi area
timur. d. Nilai kegunaan
2. Penduduk nelayan tersebar di sepanjang e. Keterjangkauan
pesisir pantai. 18. Pembangunan pabrik gula perlu
3. Kepulauan raja ampat dapat ditempuh memperhatikan keberadaan perkebunan tebu
dengan pesawat kecil agar dapat menekan biaya produksi dan
4. Desa dan kota saling berinteraksi kelangsungan industri tersebut. Konsep
5. Tempuran Magelang menjadi pusat geografi yang berkaitan dengan hal tersebut
Industri. adalah...
Fenomena geosfer yang dikaji melalui aspek A. Konsep keterjangkauan
sosial adalah... B. Konsep lokasi
a. 1), 2), dan 3) C. Konsep aglomerasi
b. 1), 3), dan 4) D. Konsep morfologi
c. 2), 3), dan 5) E. Konsep diferensiasi area
d. 2), 3), dan 4) 19. Zona selatan Jawa Barat memiliki morfologi
e. 2), 4), dan 5) berbukit-bukit dengan lereng yang terjal
13. SMA N 1 Mungkid akan segera menerapkan sehingga sangat berpotensi sebagai daerah
sekolah Adiwiyata. Pernyataan tersebut dapat rawan longsor. Prinsip geografi untuk
dikaji menggunakan aspek... memahami fenomena tersebut adalah...
A. Aspek budaya dan politik A. Prinsip morfologi
B. Aspek sosial B. Prinsip deskripsi
C. Aspek ekonomi C. Prinsip distribusi
D. Aspek topologi D. Prinsip interelasi
E. Aspek biotik E. Prinsip korologi
14. Gigih akan menemui permukiman suku Badui 20. Angka buta huruf perempuan dan laki-laki
di Banten Jawa Barat, dia harus menyusuri pada beberapa negara ASEAN digambarkan
jalan yang berkelok tajam, melewati tanjakan pada grafik berikut ini :
jalan yang sangat terjal, menyeberangi sungai,
dan harus berjalan kaki karena tidak ada
10) Volume Sungai Progo Magelang
berkurang akibat dari kemarau panajang
Fenomena geosfer yang dikaji melalui aspek
fisik geografi ditunjukkan oleh nomor...
a. 1), 2), dan 3)
b. 2), 4), dan 5)
c. 1), 2), dan 4)
d. 2), 3), dan 4)
e. 3), 4), dan 5)
Pernyataan diatas adalah merupakan contoh
26. Pegunungan Bukit barisan terdapat di Pulau
penerapan prinsip geografi...
Sumatera. Fenomena geosfer tersebut dapat
A. Prinsip distribusi
dikaji melalui aspek...
B. Prinsip interelasi
a. Sosial
C. Prinsip deskripsi
b. Biotik
D. Prinsip korologi
c. Topologi
E. Prinsip ekologi
d. Budaya
21. Kebakaran hutan yang terjadi di pulau
e. Ekonomi
Sumatera menyebabkan berbagai
27. Perhatikan pernyataan berikut.
permasalahan seperti gangguan pernapasan,
1. Sikum pasifik terdapat di Indonesia bagan
jarak pandang yang terbatas bagi penduduk
timur.
Sumatera bahkan Malaysia dan Singapura.
2. Penduduk nelayan tersebar di sepanjang
Pendekatan geografi yang digunakan untuk
pesisir pantai.
mengkaji fenomena tersebut adalah...
3. Kepulauan raja ampat dapat ditempuh
A. Pendekatan keruangan
dengan pesawat kecil
B. Pendekatan topik
4. Desa dan kota saling berinteraksi
C. Pendekatan aktivitas manusia
5. Tempuran Magelang menjadi pusat
D. Pendekatan kelingkungan
Industri.
E. Pendekatan kompleks wilayah
Fenomena geosfer yang dikaji melalui aspek
22. Setiap tahun permukaan tanah kota Jakarta
sosial adalah...
diperkirakan mengalami penurunan akibat
a. 1), 2), dan 3)
eksploitasi air tanah yang berlebihan.
b. 1), 3), dan 4)
Pendekatan geografi untuk mengkaji
c. 2), 3), dan 5)
permasalahan tersebut adalah...
d. 2), 3), dan 4)
A. Pendekatan ekologi
e. 2), 4), dan 5)
B. Pendekatan keruangan
28. SMA N 1 Mungkid akan segera menerapkan
C. Pendekatan region
sekolah Adiwiyata. Pernyataan tersebut dapat
D. Pendekatan korologi
dikaji menggunakan aspek...
E. Pendekatan kompleks wilayah
a. Aspek budaya dan politik
23. Jenis keterampilan geografi untuk menjelaskan
b. Aspek sosial
fenomena geosfer yang terdapat di permukaan
c. Aspek ekonomi
bumi secara detail dan optimal disebut...
d. Aspek topologi
A. Observasi
e. Aspek biotik
B. Deskripsi
29. Gigih akan menemui permukiman suku Badui
C. Klasifikasi
di Banten Jawa Barat, dia harus menyusuri
D. Pemetaan
jalan yang berkelok tajam, melewati tanjakan
E. Analisis
jalan yang sangat terjal, menyeberangi sungai,
24. Marsel sedang meneliti tanah di sekitar
dan harus berjalan kaki karena tidak ada
rumahnya, kemudian dia mengelompokkan
sarana trasportasi. Konsep geografi yang
hasil penelitiannya berdasarkan jenis tanah,
berkaitan dengan fenomena tersebut adalah...
stuktur tanahnya, dan kandungan organiknya.
a. Jarak
Marsel melakukan keterampilan geografi
b. Lokasi
dalam hal...
c. Morfologi
a. Observasi
d. Aglomerasi
b. Deskripsi
e. Keterjangkauan
c. Klasifikasi
30. SMA N 1 Kota Mungkid berada di Jl. Letnan
d. Pemetaan
tukiyat, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
25. Perhatikan pernyataan berikut
Konsep yang sesuai dengan pernyataan
6) Bandara berskala internasional akan
tersebut adalah...
dibangun di Kulon Progo D.I.Y
a. Lokasi
7) Erupsi Gunung berapi di Jawa Tengah
b. Jarak
pada bulan November 2010
c. Morfologi
8) Kebudayaan masyarakat Borobudur
d. Pola
menjadi daya tarik pariwisata
e. Aglomerasi
9) Gempa berkekuatan 6,5 SR menguncang
Bantul D.I.Y
31. Pegunungan Jayawijaya merupakan jajaran e. Konsep diferensiasi area
puncak pegunungan tertinggi di Indonesia. 34. Zona selatan Jawa Barat memiliki morfologi
Puncak tertinggi senantiasa ditutupi salju. Tiga berbukit-bukit dengan lereng yang terjal
puncak tertinggi di pegunungan jayawijaya sehingga sangat berpotensi sebagai daerah
yakni puncak jaya (Carstensz Pyramid) dengan rawan longsor. Prinsip geografi untuk
ketinggian 4.994 m dpl. Konsep geografi yang memahami fenomena tersebut adalah...
berkaitan dengan fenomena tersebut adalah... a. Prinsip morfologi
a. Interaksi dan interdependensi b. Prinsip deskripsi
b. Pola c. Prinsip distribusi
c. Aglomerasi d. Prinsip interelasi
d. Nilai kegunaan e. Prinsip korologi
e. Morfologi 35. Angka buta huruf perempuan dan laki-laki
32. Terjadi banjir di wilayah grabag Magelang pada beberapa negara ASEAN digambarkan
Jawa Tengah, banjir disebabkan adanya pada grafik berikut ini :
pegundulan hutan di wilayah gunung andong.
Fenomena tersebut berkaitan dengan konsep...
a. Morfologi
b. Keterkaitan keruangan
c. Diferensiasi area
d. Nilai kegunaan
e. Keterjangkauan
33. Pembangunan pabrik gula perlu
memperhatikan keberadaan perkebunan tebu
Pernyataan diatas adalah merupakan contoh
agar dapat menekan biaya produksi dan
penerapan prinsip geografi...
kelangsungan industri tersebut. Konsep
a. Prinsip distribusi
geografi yang berkaitan dengan hal tersebut
b. Prinsip interelasi
adalah...
c. Prinsip deskripsi
a. Konsep keterjangkauan
d. Prinsip korologi
b. Konsep lokasi
e. Prinsip ekologi
c. Konsep aglomerasi
d. Konsep morfologi

3) Instrument Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran : Geografi
Nama Peserta didik : ____________________Kelas :________

Skor
No Aspek
1 2 3 4
1 Perencanaan pembuatan kliping
Kelengkapan dalam pengumpulan data.
Ketepatan waktu dalam pengumpulan data.
2 Proses pembuatan kliping
Kesesuaian proses pembuatan kliping berdasarkan data
yang diperoleh dari perencanaan.
3 Hasil produk
Bentuk fisik kliping yang dihasilkan.
Isi kliping yang dihasilkan sesuai dengan tema
Keterangan : diisi dengan tanda cek (√)
Kategori penilaian:
4 = sangat baik,
3 = baik,
2 = cukup,
1 = kurang
Contoh kliping
10 Konsep Geografi Analisa gambar
Gambar D Konsep interaksi keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan
merupakan derajat keterkaitan persebaran suatu
fenomena dengan fenomena lain di satu tempat.
Gambar tersebut menggambarkan keadaan di
lereng gunung yang subur. Keadaan yang subur
tersebut dipengaruhi oleh abu vulkanik dari
gurung berapi diwilayah tersebut.

Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh x 100 = skor akhir
Skor Maksimal

4) Program Remidi dan Pengayaan

PROGRAM REMIDI

Kelas :X
Mata Pelajaran : Geografi
KD : 3.1. Konsep Dasar Geografi

Jenis Remidi
Capaian
No. Nama KKM Bimb. Bimb. Pembel. Tutor
Nilai
Individu Kelomp. Ulang Sebaya
1. 70 
2. 70 
3. 70 
4. 70 
5. 70 
dst 70 

Bentuk Remidi :
1. Bimb. Individu
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
2. Bimb. Kelompok
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
3. Pembelajaran Ulang
Materi :
Soal :
4. Tutor Sebaya
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................

PROGRAM PENGAYAAN

Kelas :X
Mata Pelajaran : Geografi
KD : 3.1. Konsep Dasar geografi

Capaian Jenis Pengayaan


No. Nama KKM
Nilai Belajar Kelompok Belajar Mandiri
1. 70 
2. 70 
3. 70 
4. 70 
5. 70 
dst 70 

Bentuk Pengayaan:
1. Belajar Kelompok
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
2. Belajar Mandiri
Materi :
…………………………………………………………………………………………………………………

Soal :
…………………………………………………………………………………………………………………
….

Mengetahui, Kota Mungkid, 14 Juni 2021


Kepala SMA Negeri 1 Kota Mungkid Guru Mata Pelajaran Geografi,

Dra. Ani Ardi Suprijani, M.Pd. Restika Afriyani, S.Pd


NIP. 19630124 198803 2 001 NIP. –
LAMPIRAN MATERI
Dasar-Dasar Ilmu Geografi
1. Pengertian Geografi
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya gambaran
atau pencitraan. Secara harfiah geografi berarti ilmu yang mencitrakan atau menggambarkan tentang bumi.
Perkataan ini pertama kali diperkenalkan oleh Eratosthenes dengan nama geographica yang kemudian
dikenal sebagai peletak dasar ilmu geografi. Geografi mengalami perkembangan pesat menjelang akhir abad
ke-18. Pada era ini, tokoh yang muncul adalah geograf terkenal dari USA, yaitu Ellsworth Huntington.
Beliau merupakan salah satu tokoh aliran fisis determinis. Perkembangan ilmu geografi semakin pesat
dengan munculnya Paul Vidal de la Blache. Beliau adalah tokoh geograf Perancis yang menganut paham
posibilis. Setelah beberapa abad kemudian muncullah konsep Geografi yang dikemukakan para ahli berikut
ini.
a. Immanuel Kant (1724–1821)
b. Alexander von Humboldt (1769–1859)
c. Karl Ritter (1779–1859)
d. Friederich Ratzel (1844–1904)
e. Elsworth Huntington (1876–1947)
f. Paul Vidal de la Blache (1845–1918)
g. Halford Mackinder (1861–1947)
h. Bintarto
i. Daldjoeni
j. Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang 1988
Geografi adalah studi tentang pola-pola dan proses-proses bentang manusia (built) dan bentang lingkungan
(natural), dimana bentang-bentang tersebut tersusun atas komponen ruang nyata (objektif) dan ruang
subjektif

2. Ruang lingkup geografi


Rhoad Murphey, dalam bukunya “The Scope of Geography”, mengemukakan 3 (tiga) pokok ruang lingkup
study geografi, yaitu sebagai berikut :
a. Geografi mempelajari persebaran dan relasi umat manusia di permukaan bumi. Selain itu, juga
mengkaji aspek keruangantempat hidup manusia serta bagaimana manusia memanfaatkannya.
b. Geografi mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik (alam) sebagai
bagian studi keanekaragaman wilayah.
c. Geografi mempelajari kerangka regional dan analisis dari region yang mempunyai ciri khusus.Dari
uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan
aspek manusia(manusiawi). Pengertian lingkungan pada geografi tidak hanya terbatas pada pengertian
lingkungan alam, tetapi juga pada lingkungan yang dihasilkan manusia.
Berdasarkan teori lingkungan hidup, permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan, yaitu
sebagai berikut.
a) Lingkungan fisik, adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa benda tak hidup, misalnya
tanah, udara, air, dan sinar matahari.
b) Lingkungan biologis, adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk hidup, seperti
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan manusia itu sendiri.
c) Lingkungan sosial, adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud tindakan atas aktivitas
manusia, baik dalam hubungannya dengan lingkungan alam maupun interaksi antarmanusia

3. Objek Kajian Geografi


a. Objek Material Geografi
Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek kajiannya berupa fenomena yang
terjadi di permukaan bumi (fenomena geosfer), baik fenomena alam maupun sosial budaya yang
berhubungan dengan keruangan atau region yang sederhana. Contoh: iklim, jenis tanah, penggunaan lahan,
kualitas air, distribusi hewan dan tumbuhan, migrasi penduduk, mobilitas penduduk serta struktur keruangan
desa. Geosfer meliputi lima hal sebagai berikut:
Lithosfer Hidrosfer Atmosfer Biosfer antroposfer

b. Objek Formal Geografi


Objek formal adalah cara pandang dan cara berpikir dalam mempelajari geografi serta analisis terhadap
objek material dari sudut pandang keruangan atau spasial. Objek formal inilah yang akan membedakan
geografi dengan bidang ilmu lainnya. Adapun cara pandang atau metode atau pendekatan geografi sebagai
berikut.
1) Analisis keruangan
Analisis keruangan yaitu cara untuk mengetahui karateristik fenomena pada suatu wilayah. Analisis
keruangan mengkaji variabel yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, serta mengkaji faktor-
faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut.
2) Analisis kelingkungan
Analisis kelingkungan yaitu cara untuk mengetahui interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungannya.
3) Analisis kewilayahan
Analisis kewilayahan merupakan kombinasi antara anlisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis
keruangan dilakukan dengan mengetahui perbedaan suatu wilayah dengan wilayah lain, sehingga
terbentuk karakteristik wilayah.
Contoh: kajian gunung api dikaji dalam geologi dan geografi. Kajian geologi tentang gunung api
menjelaskan tentang pembentukan, karakteristik, struktur gunung, tipe letusan, serta berbagai proses
geologis yang pernah terjadi pada gunung tersebut. Sedangkan kajian geografi terhadap gunung api
dilakukan berdasarkan pendekatan keruangan, ekologis dan regional. Hasil kajiannya dapat berupa
karakteristik wilayah rawan bencana, persebaran jenis tanah, hingga lokasi-lokasi sumber panas bumi yang
terdapat di sekitar gunung api
4. Aspek – aspek Geografi
Pembahas tentang aspek-aspek geografi yaitu melalui objek-objek kajiannya. Beberapa penjelaskann
tentang pengertian geografi dapat kita tarik kesimpulan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan
dengan objek utamanya bumi dan beserta isinya, meliputi didalamnya yaitu semua peristiwa atau fenomena
berupa adanya interaksi unsur fisik dan maupun sosial. Begitu juga dengan aspek-aspek geografi, dapat
dibedakan menjadi dua yaitu aspek fisik dan aspek nonfisik.
1. Aspek fisik mengkaji unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik anatara lain meliputi aspek topologi, aspek
biotik dan nonbiotik.
a) Aspek Topologi
Pembahasan aspek topologi yaitu meliputi unsur letak, batas, luas dan bentuk muka bumi
(morfologi) dari suatu wilayah/daerah.
1) Letak geografis

Gambar 1.1 : Peta Indonesia


Letak geografis Indonesia terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia,
serta berada di antara dua samudra yaitu samudra Pasifik dan samudra Hindia.
2) Batas wilayah
Batas provinsi Jawa Tengah :
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah timur : Provinsi Jawa Timur
Sebelah selatan : Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudera Hindia
Sebelah barat : Provinsi Jawa Barat
3) Luas
Luas dari Provinsi Jawa Tengah adalah 32.801 km2
4) Bentuk Muka Bumi

Gambar 1.2 : Peta Jawa Tengah


Bentuk muka bumi yaitu berupa dataran tinggi, dataran rendah, pegunungan, perbukitan
dan lautan.
b) Aspek Biotik
Aspek biotik merupakan aspek geografi yang mengkaji karakter fisik manusia, hewan dan
tumbuhan.
c) Aspek non biotik
Aspek non biotik merupakan aspek geografi yang membahas tanah, air dan iklim. Contohnya : air
laut, air sungai.
2. Aspek nonfisik
Aspek nonfisik geografi mengkaji tentang manusia dan segala aktivitasnya seperti aspek budaya,
ekonomi, sosial dan politik.
a) Aspek Sosial
Aspek Sosial meliputi unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-
lembaga sosial

Gambar 1.3 : Tradisi bersih desa


b) Aspek Ekonomi : Aspek ekonomi yaitu aspek yang membahas tentang pertanian, perkebunan,
pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.

Gambar 1.4 : Pasar


c) Aspek Budaya : Aspek Budaya yaitu aspek yang membahas tentang pendidikan, agama, bahasa,
dan kesenian.

Gambar 1.5 : Tari Reyog


d) Aspek Politik : Aspek Politik yaitu aspek yang membahas pemerintahan dan kepartaian.

Gambar 1.6 : Rapat di DPR RI


5. Konsep-konsep essensial dalam Geografi
Untuk kepentingan pengajaran geografi di sekolah, SEMLOK ahli geografi yang diselenggarakan di
Semarang pada tahun 1989 dan 1990, mengusulkan konsep-konsep yang perlu diajarkan pada para siswa,
dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas sebagai berikut:
1) Konsep Lokasi
Secara garis besar letak dapat dibedakan menjadi:
a) Letak Fisiografis, meliputi:
1) Letak astronomi
2) Letak klimatologis
3) Letak maritime
4) Letak continental
5) Letak geologis
b) Letak Sosiogeografis, meliputi:
1) Letak sosial
2) Letak ekonomis
3) Letak politis
4) Letak kultural
2) Konsep Jarak
Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial, ekonomi juga kepentingan pertahanan. Jarak dapat
merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, walaupun jarak dapat juga bersifat relatif, sejalan
dengan kemajuan kehidupan dan teknologi. Jarak meliputi dua hal yaitu jarak absolut dan jarak relatif.
3) Konsep Keterjangkauan (accessibility)
Keterjangkauan terkait dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang
dapat dipakai.
4) Konsep pola.
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena di permukaan bumi, baik fenomena
alam maupun fenomena sosial budaya.
5) Konsep morfologi.
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan di muka bumi, yang merupakan hasil proses
pengangkatan atau penurunan wilayah melalui proses geologi, yang lazimnya disertai dengan erosi dan
sedimentasi.
6) Konsep aglomerasi.
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang
sempit, yang paling menguntungkan baik mengenai keseragaman gejala maupun adanya faktor-faktor
umum yang menguntungkan.
7) Konsep nilai kegunaan.
Nilai kegunaan suatu fenomena atau berbagai sumber yang ada tersedia di permukaan bumi bersifat
relatif, tidak sama bagi semua orang.
8) Konsep interaksi.
Proses interaksi terjadi karena adanya perbedaan kewilayahan. Interaksi merupakan peristiwa saling
mempengaruhi daya-daya, objek atau tempat satu sama lain.
9) Konsep diferensiasi areal (perbedaan keruangan).
Setiap tempat atau wilayah mempunyai ciri dan sifat yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
10) Konsep Keterkaitan keruangan.
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan merupakan derajat keterkaitan persebaran suatu
fenomena dengan fenomena lain di satu tempat. Contoh: keterkaitan antara kemiringan lereng dengan
ketebalan tanah.
6. Prinsip goegrafi
Sebagai sebuah disiplin ilmu, goegrafi memiliki prinsip-prinsip dalam mempelajari objek kajiannya.
Prinsip geografi dipergunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menguraikan, pengkajian dan analisis
berbagai fenomena geografi yang terjadi setiap harinya. Secara teoritis prinsip geografi terdiri atas:
1. Prinsip Persebaran (distribusi)
Prinsip persebaran adalah suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang
meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia.
2. Prinsip Interelasi (keterkaitan)
Prinsip interelasi adalah suatu hubungan saling keterkaitan dalam ruang antara gejala yang satu dengan
gejala yang lain. Contohnya:
a. Hubungan gejala alam dengan sosial
Contohnya: Banjir menyebabkan masyarakat terjangkit penyakit kulit, diare, dan demam.
b. Hubungan gejala alam dengan alam
Contohnya: banjir menyebabkan tanah longsor
c. Hubungan gejala sosial dengan sosial
Contohnya: banyaknya pengangguran menyebabkan terjadinya kemiskinan
3. Prinsip deskripsi
Prinsip deskripsi adalah penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki atau dipelajari.
4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi adalah fenomena, fakta, ataupun masalah geografi di suatu tempat ditinjau berdasarkan
persebaran, interelasi, interaksi, dan integrasi dalam ruang tertentu.

7. Pendekatan Geografi
Para ilmuan geograf telah mengembangkan 3 pendekatan utama. Pendekatan ini, banyak diikuti oleh
geografiwan dunia.
a. Pendekatan keruangan
Pendekatan keruangan (spatial approach) adalah suatu metode analisis untuk mempelajari eksistensi
ruang (space) sebagai wadah mengakomodasi kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.
Analisis suatu masalah menggunakan pendekatan ini dapat dilakukan dengan pertanyaan 5W 1H seperti
berikut ini :
1) Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
2) Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
3) Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
4) Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
5) Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya
fenomena alam.
6) Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya fenomena alam.
Contoh penggunaan pendekatan keruangan misalnya di daerah kita ada perencanaan pernbukaan lahan
untuk daerah permukiman yang baru. Maka yang harus kita perhatikan adalah segala aspek yang
berkorelasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya adalah morfologi, ini kaitannya
dengan banjir, longsor, air tanah. Hal itu diperlukan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi
tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya.
b. Pendekatan kelingkungan (Ecological Approach)
Pendekatan kelingkungan (ekologi) merupakan metodologi untuk mendekati, menelaah dan
menganalisis suatu gejala atau masalah geografi mengenai hubungan manusia sebagai makhluk hidup
dengan lingkungannya.Contoh : Daerah Jakarta banjir karena hutan di daerah Bogor/puncak terjadi
penggundulan hutan.
c. Pendekatan Kewilayahan (Regional Complex Approach)
Pendekatan Kewilayahan adalah kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi.
Contoh :
1) Fenomena urbanisasi di berbagai kota besar tidak terkontrol. Urbanisasi meyebebabkan perbedaan
jumlah penduduk pada beberapa wilayah. Pergerakan barang cenderung terjadi di tempat yang
jumlah penduduknya banyak. Sehingga mereka yang berada di wilayah yang penduduknya sedikit,
harus saling berinteraksi dengan wilayah yang penduduknya banyak, untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
2) Untuk mengatasi banjir di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah sekitarnya
(Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan menggalakkan penghijauan.
3) Pembangunan permukiman di wilayah perbukitan dan dataran rendah memerlukan kajian
karakteristik tiap-tiap wilayah. Untuk mendapatkan perencanaan kawasan yang tepat, diperlukan
pendekatan kompleks wilayah.

8. Keterampilan Dasar geografi


Selain pengetahuan dan perhatian terhadap lingkungan tempat tinggal, belajar geografi juga
memerlukan penguasa-an dan keterampilan untuk memproses informasi geografi. Keterampilan-
keterampilan yang harus dimiliki untuk memahami konsep geografi adalah sebagai berikut :
1. Observasi : kemampuan dalam mengamati segala fenomena geosfer.
2. Deskripsi : kemampuan untuk menajelaskan fenomena geosfer yang terdapat dimuka bumi secara
detail dan optimal sehingga orang lain yang mendengarkan atau membacanya seolah olah melihat
fenomena alam itu secara langsung.
3. Mengelompokkan (Klasifikasi) : pengklasifikasian fenomena-fenomena geosfer dilakukan berdasarkan
syarat-syarat tertentu.
4. Pemetaan : segala fenomena geosfer dapat digambarkan dengan peta, contohnya peta persebaran
jumlah penduduk, peta persebaran jenis lahan, dan peta persebaran curah hujan.
5. Analisis : kemampuan menganalisis hubungan interaksi dan interelasi antara fenomena geosfer
yang satu dan yang lainnya.
SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Geografi Materi Pokok : Dasar-Dasar Pemetaan, PJ, SIG


Kelas/Semester : X/ Semester Gasal Alokasi Waktu : 18 x 45 menit (6 x Pertemuan)
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model problem based learning dengan sintaks orientasi peserta
didik, mengorganisasi peserta didik, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisa dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah. Diharapkan peserta didik terlibat aktif
selama proses belajar mengajar berlangsung dalam menjelaskan dasar-dasar pemetaan, mendeskripsikan
jenis peta dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan dasar-dasar penginderaan jauh,
mendeskripsikan jenis citra penginderaan jauh, mendeskripsikan interpretasi citra dalam memecahkan
fenomena geosfer di lingkungan, menjelaskan dasar-dasar SIG, mendeskripsikan komponen SIG,
mendeskripsikan teori pengolahan data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dan menyajikan hasil peta
tematik wilayah propinsi atau salah satu propinsi di Indonesia. Sehingga perlu ditanamkan kepada peserta
didik dengan penuh rasa syukur (Religius) terhadap kebesaran Tuhan Y.M.E, menumbuhkan perilaku
disiplin (Mandiri), jujur, bertanggung jawab, santun, aktif, responsif (Integritas), dan kerja sama,
solidaritas, dan menghargai (gotong royong).

B. Langkah Pembelajaran
Pertemuan I (3 x 45 menit)

No IPK IPK
3.2.1 Menjelaskan dasar-dasar pemetaan
3.2.2 Mendeskripsikan jenis peta dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

Tahapan / Deskripsi Kegiatan Nilai karakter


sintak
Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religiositas
peserta didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. (beriman dan
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google bertaqwa)
form.
 Guru memberikan apersepsi “pernahkah kalian tersesat di
Apersepsi suatu tempat? Apa yang menyebabkan kalian tersesat? Mandiri
Bagaimana cara agar kalian tidak tersesat lagi?” (Menanya) (Pembelajar)
(Saintifik)
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang akan dicapai serta manfaat materi pembelajaran dalam
kehidupan sehari hari.
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang dasar-dasar pemetaan
 Guru membagikan Modul dan Power Point di Google
Classroom dan mempelajarinya.
Bertanggung
jawab
Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi Mengamati (observing)
peserta didik  Guru meminta peserta didik untuk memahami intruksi Mandiri
pembelajaran di Google Classroom (Pembelajar)
 Guru meminta peserta didik mempelajari materi dari power
Mengorganisas point yang berisi pembagian jenis-jenis peta dan komponen-
ikan peserta komponen peta. (Literasi)
didik  Peserta didik mengamati media gambar untuk didiskusikan Gotong Royong
di dalam kelompok. Menanya (Questioning) (kerja sama,
 Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok menghargai)
 Peserta didik membuat pertanyaan tentang materi yang
belum dipahami. (Critical thinking and Problem solving
skill)
 Guru menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan
peserta didik sesuai dengan indikator. Gotong royong
Mencoba (eksperimenting) (kerja sama,
Membimbing  Guru memberikan LKPD, setiap kelompok solidaritas)
penyelidikan mengumpulkan informasi untuk mengerjakan tugas yang
kelompok telah diberikan dan di unggah di Google Classroom.
 Guru memberikan penegasan hasil diskusi Mandiri
 Guru dan siswa mereview kembali dan menambahkan (keberanian)
sedikit materi yang telah dipelajari mengenai komponen dan Gotong rotong
jenis peta (menghargai,
(collaborations, communications skill, creativity and solidaritas)
inovation Critical thinking and Problem solving skill,
PKK, Literasi ).
III. Penutup 10 menit
Meninjau  Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan Mandiri
Kembali yang mengarah pada kesimpulan materi yang dipelajari. (keberanian)

Mengevaluasi  Guru menguji kemampuan peserta didik dengan Mandiri


memberikan evaluasi kuis (google form) (Pembelajar)
 Guru memberikan tugas individu membuat peta rumah Integritas (jujur)
beserta komponennya sebagai tugas rumah. (creativity and Mandiri (kreatif)
inovation) Integritas
 Salam penutup membaca hamdalah, dan ucapan syukur (Tanggung
kepada Tuhan Y.M.E) jawab)
(Questioning, assosiating, experimenting, and Religiositas
communicating) (iman dan taqwa)

Pertemuan II (3 x 45 menit)

No IPK IPK
3.2.3. Menjelaskan dasar-dasar penginderaan jauh
3.2.4. Mendeskripsikan jenis citra penginderaan jauh.

Tahapan Deskripsi Kegiatan Nilai Karakter


/sintak
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religiositas
peserta didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. (iman dan taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google Disiplin
Apersepsi form.
 Guru memberikan apersepsi dengan menyajikan gambar Mandiri
objek, kemudian peserta didik diminta mendeskripsikan (disiplin),
objek tersebut. (menanya) (saintifik) Integritas
 Guru menyampaikan kompetensi dasar indikator pencapaian (tanggung jawab)
kompetensi, tujuan, manfaat, pembelajaran.
 Guru menjelaskan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
 Menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya
II. Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi Mengamati (observing)
peserta didik  Guru meminta peserta didik memahami intruksi di google Mandiri
Classroom (Pembelajar)
 Peserta didik mengamati video tentang proses penginderaan
jauh yang ditayangkan oleh guru di google Classroom.
(Critical thinking and Problem solving skill)
Menanya (questioning)
 Setiap peserta didik diberikan waktu untuk mengajukan
pertanyaan terkait materi yang baru saja disampaikan. Mandiri
(Communications Skill) (Keberanian)
 Guru menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan
peserta didik yang sesuai dengan indikator. Mandiri (Kreatif)
Mengumpulkan informasi/ mencoba (experimenting)
 Peserta didik dibagi kedalam 6 kelompok
Mengorgani  Setiap kelompok mendapatkan LKPD
sasikan Kelompok 1
kegiatan Pengertian penginderaan jauh, komponen penginderaan jauh Gotong Royong
pembelajaran dan tahap kerja penginderaan jauh (kerja sama,
Kelompok 2 menghargai)
Jenis-jenis citra dan klasifikasi citra foto
Kelompok 3
Literasi Jenis-jenis citra dan klasifikasi citra non foto
Kelompok 4
Unsur-unsur interpretasi citra dan langkah-langkah Mandiri
interpretasi citra (Pemberani),
Kelompok 5 Gotong Royong
Dengan menggunakan google eart wilayah lingkungan SMA (kerja sama,
N 1 Kota Mungkid, menerapkan unsur-unsur interpretasi menghargai,
citra penginderaan jauh. solidaritas,
 Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi dari empati)
berbagai sumber yang relevan terkait dengan tugas yang
telah diberikan. (literasi, critical thingking and problem
solving skill )
 Hasil diskusi di unggah di google Classroom
 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa
dan juga memberikan pujian bagi kelompok yang sudah
bagus dan motivasi bagi kelompok yang masih kurang.
 Guru melakukan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan materi yang
dipelajari. (collaborations, communications skill,
creativity and inovation Critical thinking and Problem
solving skill, PKK, Literasi ).
III. Penutup 10 menit
 Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan Integritas (jujur,
Mengevaluasi pembelajaran hari ini. tanggung jawab)
 Peserta didik secara individu diminta untuk membuat mid Mandiri
mapping tentang dasar penginderaan jauh dan jenis-jenis (pembelajar,
citra penginderaan jauh. kreatif),
 Peserta didik diminta untuk membaca materi tentang SIG jawab)
 Doa dan salam penutup.
(questioning, experimenting, asosiating, comunicating) Religiositas
(iman dan taqwa)

Pertemuan III (3 x 45 menit)


No IPK IPK
3.2.5. Mendeskripsikan interpretasi citra dalam memecahkan fenomena geosfer di
lingkungan.

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Nilai Karakter


Sintak
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (Iman
peserta didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan Taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google Disiplin
form.
 Guru memberikan apersepsi cerita pengalaman pribadi guru
Apersepsi dan peserta didik tentang peta. Setelah itu guru bertanya Mandiri
taukah kalian cara membuat peta? (menanya) (saintifik). (Pembelajar)
Melalui media voice note
 Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, dan manfaat pembelajaran.
 Guru menjelaskan garis besar cakupan materi tentang SIG.
II. Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi Mengamati (observing) Mandiri
Peserta didik  Guru meminta peserta didik untuk memahami intruksi PJJ di (pembelajar, kerja
google Classroom keras, daya juang)
Literasi  Peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati Gambar
Citra Satelit Kota Magelang, Gambar Peta Administrasi
Kota Magelang, dan Gambar Peta Penggunaan Lahan Kota
Magelang Setiap kelompok mengamati LKPD yang
dibagikan oleh guru. (Literasi)
Menanya (questioning) Mandiri
 Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan (Pembelajar, daya
tentang 3 gambar yang sudah diamati. juang)
 Guru menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan
setiap kelompok yang sesuai dengan indikator.
 Guru memberi stimulus pada peserta didik apabila
pertanyaan belum sesuai dengan indikator.
(communications skill, creativity and inovation Critical
thinking and Problem solving skill, PKK, Literasi ).
Mengumpulkan informasi/mencoba
(experimenting)
 Peserta didik secara mandiri diberi kesempatan untuk
Literasi mencari menginterpretasi citra dari bahan lembar kerja yang
sudah diberikan. (Literasi) Mandiri (kreatif,
 Guru memberi penguatan tentang materi interpretasi melalui pembelajar, kerja
power poinn yang sudah di unggah di google Classroom keras)
(literasi, critical thingking and problem solving skill )
 Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
Menalar/mengasosiasi (associating)
 Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKPD sesuai
Gotong royong
dengan tema kelompoknya. Dikerjakan sesuai dengan
(kerja sama,
Mengorganisas informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber. solidaritas)
ikan peserta  Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan
didik strategi pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis. Mandiri
Membimbing  Setiap kelompok membuat rangkuman hasil diskusi (Pemberani)
penyelidikan dengan mengaitkan materi pada kehidupan sehari-hari.
kemandirian  Hasil diskusi di unggah di google Classroom
dan kelompok (experimenting, assosiating, comunicating)
 Guru memberikan penegasan hasil diskusi masing-masing
kelompok. (collaborations, communications skill, Mandiri
creativity and inovation Critical thinking and Problem (Pembelajar)
solving skill, PKK, Literasi ).
III. Penutup 10 menit
Meninjau Meninjau kembali
kembali  Guru bersama peserta didik menarik kesimpulan materi yang Mandiri
dipelajari. (Questioning, assosiating, experimenting, and (Keberanian,
communicating). kreatif,
Pembelajar)
 Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran hari ini.
Mengevaluasi (Questioning, assosiating, experimenting, and Integritas (Jujur)
communicating)
 Peserta didik secara individu diminta untuk membuat peta Integritas (jujur,
tematik tentang wilayah provinsi di daerahnya. tanggung jawab)
 Doa dan salam penutup Religius

Pertemuan IV (3 x 45 menit)
No IPK IPK
3.2.6. Menjelaskan dasar-dasar SIG
3.2.7. Mendeskripsikan komponen SIG

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Nilai Karakter


Sintak
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (Iman
peserta didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan Taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google Disiplin
form.
 Guru memberikan apersepsi cerita pengalaman pribadi guru
Apersepsi dan peserta didik tentang peta. Setelah itu guru bertanya Mandiri
taukah kalian cara membuat peta? (menanya) (saintifik). (Pembelajar)
Melalui media voice note
 Guru menyampaikan kompetensi dasar, ndicator
pencapaian kompetensi, dan manfaat pembelajaran.
 Guru menjelaskan garis besar cakupan materi tentang SIG.
II. Kegiatan Inti 85 menit
1. Orientasi Mengamati (observing) Mandiri
Peserta  Guru meminta peserta didik untuk memahami intruksi PJJ di (pembelajar, kerja
didik google Classroom keras, daya juang)
 Peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati gambar
Literasi dan memahami materi dari power point dan vidio. (Literasi)
Menanya (questioning)
 Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan
tentang materi tersebut.
 Guru menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan Mandiri
setiap kelompok yang sesuai dengan indikator. (Pembelajar, daya
 Guru memberi stimulus pada peserta didik apabila juang)
pertanyaan belum sesuai dengan indikator.
(communications skill, creativity and inovation Critical
thinking and Problem solving skill, PKK, Literasi ).
Mengumpulkan informasi/mencoba
(experimenting)
 Peserta didik secara mandiri diberi kesempatan untuk
mencari pengertian SIG dari berbagai sumber belajar.
Literasi (Literasi)
 Guru memberi penguatan tentang materi SIG yang melalui
power point meliputi pengertian, komponen, tahap kerja dan
Mandiri (kreatif,
pemanfatan SIG untuk lingkungan sekitar. sudah di unggah
di google Classroom (literasi, critical thingking and pembelajar, kerja
keras)
problem solving skill )
 Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
Menalar/mengasosiasi (associating)
 Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKPD sesuai
Mengorganisas dengan tema kelompoknya. Dikerjakan sesuai dengan
Gotong royong
ikan peserta informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber. (kerja sama,
didik  Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan solidaritas)
Membimbing strategi pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis.
penyelidikan  Setiap kelompok membuat rangkuman hasil diskusi Mandiri
kemandirian dengan mengaitkan materi pada kehidupan sehari-hari. (Pemberani)
dan kelompok  Hasil diskusi di unggah di google Classroom
(experimenting, assosiating, comunicating)
 Guru memberikan penegasan hasil diskusi masing-masing
kelompok. (collaborations, communications skill,
creativity and inovation Critical thinking and Problem
solving skill, PKK, Literasi ). Mandiri
(Pembelajar)
III. Penutup 10 menit
Meninjau Meninjau kembali
kembali  Guru bersama peserta didik menarik kesimpulan materi yang Mandiri
dipelajari. (Questioning, assosiating, experimenting, and (Keberanian,
communicating). kreatif,
Pembelajar)
 Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran hari ini.
Mengevaluasi (Questioning, assosiating, experimenting, and Integritas (Jujur)
communicating) Integritas (jujur,
 Doa dan salam penutup tanggung jawab)
Religius

Pertemuan V (3 x 45 menit)
No IPK IPK
3.2.8. Mendeskripsikan teori pengolahan data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG)

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Nilai Karakter


Sintak
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (Iman
peserta didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan Taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google Disiplin
form.
 Guru memberikan apersepsi cerita pengalaman pribadi guru
Apersepsi dan peserta didik tentang peta. Setelah itu guru bertanya Mandiri
taukah kalian cara membuat peta? (menanya) (saintifik). (Pembelajar)
Melalui media voice note
 Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, dan manfaat pembelajaran.
 Guru menjelaskan garis besar cakupan materi tentang SIG.
II. Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi Mengamati (observing) Mandiri
Peserta didik  Guru meminta peserta didik untuk memahami intruksi PJJ di (pembelajar, kerja
google Classroom keras, daya juang)
Literasi  Peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati gambar
dan memahami materi dari power point dan vidio. (Literasi)
Menanya (questioning)
 Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan
tentang materi tersebut.
 Guru menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan Mandiri
setiap kelompok yang sesuai dengan indikator. (Pembelajar, daya
 Guru memberi stimulus pada peserta didik apabila juang)
pertanyaan belum sesuai dengan indikator.
(communications skill, creativity and inovation Critical
thinking and Problem solving skill, PKK, Literasi ).
Mengumpulkan informasi/mencoba
(experimenting)
 Peserta didik secara mandiri diberi kesempatan untuk
mencari informasi pengolahan data SIG dari berbagai
Literasi sumber belajar. (Literasi)
 Guru memberi penguatan tentang materi pengolahan data
SIG. Sudah di unggah di google Classroom (literasi, critical
Mandiri (kreatif,
thingking and problem solving skill )
pembelajar, kerja
 Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
keras)
Menalar/mengasosiasi (associating)
 Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKPD sesuai
dengan tema kelompoknya. Dikerjakan sesuai dengan
informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.
Mengorganisas  Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan Gotong royong
ikan peserta strategi pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis. (kerja sama,
didik  Setiap kelompok membuat rangkuman hasil diskusi solidaritas)
Membimbing dengan mengaitkan materi pada kehidupan sehari-hari.
penyelidikan  Hasil diskusi di unggah di google Classroom
kemandirian (experimenting, assosiating, comunicating) Mandiri
dan kelompok  Guru memberikan penegasan hasil diskusi masing-masing (Pemberani)
kelompok. (collaborations, communications skill,
creativity and inovation Critical thinking and Problem Mandiri
solving skill, PKK, Literasi ). (Pembelajar)
III. Penutup 10 menit
Meninjau Meninjau kembali
kembali  Guru bersama peserta didik menarik kesimpulan materi yang Mandiri
dipelajari. (Questioning, assosiating, experimenting, and (Keberanian,
communicating). kreatif,
Mengevaluasi  Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran hari ini. Pembelajar)
(Questioning, assosiating, experimenting, and
communicating) Integritas (Jujur)
 Doa dan salam penutup Integritas (jujur,
tanggung jawab)
Religius

Pertemuan VI ( 3 x 45’) (Penilaian harian I)

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai


Sintak Karakter
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religiositas
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran (Iman dan
 Guru meminta siswa mengisi presensi di google form. taqwa)
 Guru menjelaskan intruksi Penilaian harian memalui voice Disiplin
note yang di unggah di Google Clasroom.

II. Kegiatan Inti 105 menit


Orientasi  Guru meminta peserta didik membuka link soal (Google Mandiri
Peserta form) dan peserta didik mengerjakan soal sesuai intruksi (kreatif),
didik yang telah disampaikan.
Menanya (questioning) Integritas
 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang (kejujuran,
konsep soal yang belum di mengerti tanggung
(Critical thinking and Problem solving skill) jawab)

III. Penutup 10 menit


Meninjau  Guru meminta siswa untuk segera mengirimkan tugas (bagi Integritas
Kembali yang belum selesai mngerjakan) (Jujur,
 Guru mengingatkan kembali tugas keterampilan untuk tanggung
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. jawab)
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya. Religius
 Salam penutup (Questioning, assosiating, experimenting, beriman dan
and communicating) bertaqwa

C. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian

No. Kompetensi Tehnik Bentuk Tes


Lembar pengamatan aktivitas peserta
1. Sikap Observasi
didik / jurnal
2. Pengetahuan Tes Tertulis Soal PG
3. Keterampilan Portofolio Lembar tugas

2. Intrumen penilaian
1) Intrumen penilaian sikap
Observasi tentang nilai nilai karakter yang terbangun dan tertanam dalam diri peserta didik dan
dituangkan dalam jurnal.
Butir
No Waktu Nama Kelas Kejadian / Perilaku*) Aspek Sikap + /-
Sikap
1
2
3
4
Keterangan :
a. Aspek Penilaian sikap Spiritual meliputi :
No. Aspek Indikator
1 Ketakwaan 10. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
11. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. ( sholat
zuhur, Jum’at disekolah)
12. Memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan.
13. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
14. Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri.
15. Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
16. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan
usaha.
17. Menjaga lingkungan hidup di sekitar sekolah.
18. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
2 Toleransi Menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama
beragama yang dianut.

b. Aspek Penilaian sikap Sosial meliputi :


No. Aspek Indikator
1 Santun 9. Menghormati orang yang lebih tua.
10. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur.
11. Tidak meludah di sembarang tempat.
12. Tidak menyela/memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat.
13. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain.
14. Memberisalam, senyum, dan menyapa.
15. meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain / menggunakan
barang milik lain.
16. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri
ingin diperlakukan baik.
2 Percaya diri 7. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
8. Mampu membuat keputusan dengan cepat.
9. Tidak mudah putus asa.
10. Tidak canggung dalam bertindak.
11. Berani presentasi di depan kelas. dan
12. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
3 Disiplin 4. Datang tepat waktu.
5. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/satuan pendidikan.
dan
6. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan,
4 Tanggung 9. Melaksanakan tugas individu dengan baik
jawab 10. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan.
11. Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat.
12. Mengembalikan barang pinjaman.
13. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
14. Menepati janji.
15. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri. dan
16. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
5 Jujur 8. Tidak berbohong.
9. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.
10. Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebut sumber).
11. Mengungkapkan perasaan apa adanya.
12. Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan.
13. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya. dan
14. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
6 Gotong 8. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas / sekolah.
royong 9. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan. ( red: piket
harian )
10. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan.
11. Aktif dalam kerja kelompok.
12. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi.
13. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan orang lain.
14. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama.
No. Aspek Indikator
7 Toleransi 9. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat.
10. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat.
11. Dapat menerima kekurangan orang lain.
12. Dapat memaafkan kesalahan orang lain.
13. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan.
14. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
15. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. dan
16. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.

2) Instrument penilaian pengetahuan dan keterampilan

No Teknik Bentuk Instrumen Rubrik


No Aspek IPK
IPK Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian

1 Pengetahuan 3.3.1 Menjelaskan dasar- Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir


dasar pemetaan
3.3.2 Mendeskripsikan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
jenis peta dan
penggunaannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
3.3.3 Menjelaskan dasar- Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
dasar penginderaan
jauh
3.3.4 Mendeskripsikan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
jenis citra
penginderaan jauh.
3.3.5. Mendeskripsikan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
interpretasi citra
dalam memecahkan
fenomena geosfer di
lingkungan.
3.3.6. Menjelaskan dasar- Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
dasar SIG

3.3.7. Mendeskripsikan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir


komponen SIG
3.3.8. Mendeskripsikan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
teori pengolahan data
dalam Sistem
Informasi Geografis
(SIG)
2. Keterampila 4.2.1. Praktik membuat Penugasan Produk Terlampir Terlampir
n peta persebaran
tambang di
Indonesia.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban
a, b, c, d, atau e.
1. Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abtrask yang dipilih dari permukaan
bumi, dalam kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Pernyataan tersebut
merupakan pengertian peta menurut....
A. Erwin Raiz D. ICA
B. Aryono Prihandito E. BIG
C. Bintarto
2. Banyak sekali cabang ilmu yang mendukung geografi. Cabang ilmu geografi teknik yang mempelajari
tentang peta adalah... .
A. Oseanografi D. Geologi
B. Penginderaan jauh E. Kartografi
C. Pedologi
3. Peta yang menyajikan informasi kenampakan tertentu dipermukaan bumi (spesifik) disebut peta...
A. Kadaster D. Dunia
B. Umum E. Tertentu
C. Tematik
4. Peta berdasarkan skalanya terbagi menjadi empat. Peta yang memiliki skala sebesar 1: 250.000 -1:
500.000 disebut peta...
A. Skala sedang D. Dunia
B. Skala kecil E. Geografis
C. Kadaster
5. Peta sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat ini dapat dilihat dari fungsinya. Pernyataan
berikut mengenai fungsi pembuatan peta yang paling tepat adalah....
A. Menyajikan informasi permukaan Bumi melalui gambar
B. Menyajikan informasi gejala-gejala yang ada di permukaan bumi
C. Menyajikan informasi keruangan gejala-gejala yang ada di permukaan bumi
D. Menunjukkan informasi lokasi dan tempat-tempat di permukaan bumi
E. Menyajikan informasi persebaran keruangan di permukaan bumi
6. Komponen peta harus ada dalam proses pembuatan peta. Komponen yang berfungsi sebagai petunjuk arah
pada peta adalah...
A. Legenda D. Orientasi
B. Judul E. Garis Tepi
C. Garis tepi
7. Simbol peta digunakan untuk mewakili benda yang sebenarnya. Kenampakan alam yang digambarkan
dengan simbol area adalah...
A. Jalan raya D. Danau
B. Rel kereta ap E. Gunung
C. Ibu kota
8. Komponen peta yang menunjukan isi dari sebuah peta adalah....
A. Sumber D. Inset
B. Simbol E. Skala
C. Judul
9. Jika jarak dua titik di peta 5 cm dan jarak sebenarnya dimuka bumi 5 km, skala petanya adalah...
A. 1 : 1000 D. 1: 100.000
B. 1: 10.000 E. 1 : 250.000
C. 1: 25.000
10. Proyeksi merupakan teknik matematis untuk menggambarkan permukaan bumi melengkung pada bidang
datar peta. Jenis proyeksi yang tepat untuk mengambarkan wilayah di sekitar ekuator adalah proyeksi...
A. Kerucut D. Gall
B. Azimut E. azimut transversal
C. Silender
11. Ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh tanpa kontak langsung dengan objek yang dikaji adalah pengertian penginderaan jauh
menurut...
A. Aristoteles D. Eratosthenes
B. Issac Newton E. Immanuel kant
C. Lilesand and Kiefer
12. Alat pemantau pengideraan jauh yang dipasang pada wahana yang berfungsi sebagai alat perekam atau
pemantau objek di permukaan bumi yang sedang diteliti disebut ….
A. Sumber tenaga D. Wahana
B. Objek E. Citra
C. Sensor
13. Citra foto yang dibuat dengan menggunakan semua spektrum sinar dari warna merah sampai ungu disebut
foto...
A. Oblique D. Multispektral
B. Ortokromatik E. Pankromatik
C. Inframerah
14. Perhatikan interpretasi citra penginderaan jauh sebagai berikut:
1) Bentuknya persegi panjang,
2) Situs jalan kereta api dan,
3) Ukurannya lebih besar daripada rumah penduduk.
Citra penginderaan jauh dengan ciri-ciri tersebut menggambarkan objek berupa...
A. Sekolah D. Bandara
B. Stasiun E. Terminal
C. Pasar
15. Perhatikan kegunaan peta berikut :
1) Pemetaan penggunaan lahan
2) Pemantauan distribusi sumber daya alam
3) Perencanaan pembangunan wilayah
Manfaat penginderaan jauh pada pernyataan tersebut dalam bidang...
A. Sumber daya alam dan lingkungan
B. Tata guna lahan dan pertanahan
C. Pembangunan dan lingkungan
D. Geologi dan pertanahan
E. Geologi dan pembangunan wilayah
16. SIG adalah seperangkat alat yang penuh daya untuk mengumpulkan, mengubah, dan menampilkan data
spasial dari dunia nyata. adalah pengertian SIG menurut ...
A. Demers D. Burrough
B. Esri E. Foote
C. Christman
17. Subsistem dalam mengelola sistem informasi geografis terdapat dua jenis data dalam subsistem masukan
(input) yang meliputi...
A. Spasial dan vektor D. vector dan atribut
B. Spasial dan atribut E. Kualitatif dan kuantitatif
C. Raster dan vektor
18. Data yang berasal dari sensus, catatan lapangan, dan statistik adalah...
A. Vektor D. Geografis
B. Atribut E. Raster
C. Spasial
19. Komponen SIG yang meliputi Argis, Arcview 8, Windows dll perangkat tersebut dinamakan ....
A. CPU D. Perangkat keras
B. RAM E. Perangkat lunak
C. Storage

20. Manfaat SIG dalam pembangunan wilayah adalah...


A. Perluasan jaringan bisnis
B. Inventarisasi taman laut
C. Pemanfaatan tata ruang dan permukiman
D. Pemanfaatan wilayah pasang surut dan abrasi
E. Pengamatan wilayah banjir dan sumber daya alam

SOAL URAIAN
1. Diketahui jarak A-B di Peta X adalah 3 cm, jarak A-B di peta Y adalah 6 cm, dan skala peta X adalah
1:200.000. berdasarkan pernyataan tersebut, hitunglah skala peya Y!
2. Perhatikan gambar peta topografi berikut ini!
Berdasarkan gambar peta topografi diatas hitunglah skala petanya...

3. Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak komponen yang saling terkait
.Sebutkan 7 komponen penginderaan jauh secara urut!
4. Perekaman interaksi antara tenaga dan objek oleh sensor menghasilkan data atau citra. Data ini diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek tersebut. Proses analisis data ini disebut interpretasi
citra. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 4 langkah dalam interpretasi citra penginderaan jauh!
5. Pemanfaatan dan penerapan metode SIG terdapat dalam bebagai bidang. Sebutkan 3 manfaat SIG dalam
bidang pendidikan.

3 ) Intrumen Penilaian keterampilan


a. Keterampilan : Produk membuat peta persebaran tambang Indonesia
b. Mata Pelajaran : Geografi
c. Nama Kelompok : ………………… Kelas : …………………………
No Aspek Skor
1 2 3 4
1 Terdapat komponen peta
2 Ketepatan peletakan komponen peta
3 Ketepatan penggunaan simbol
4 Kerapian dan keindahan peta
5 Ketepatan identifikasi persebaran tambang
6 Sumber data referensi
7 Kerjasama dalam pembuatan
8 Ketepatan waktu pengumpulan
Total Skor
Keterangan: diisi dengan memberi tanda cek (√)
Kategori penilaian:
4 = sangat baik,
3 = baik,
2 = cukup,
1 = kurang

Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

4) Program Remidi dan pengayaan

PROGRAM REMIDI
Kelas :X
Mata Pelajaran : Geografi
KD : 3.2
Jenis Remidi
Capaian
No. Nama KKM Bimb. Bimb. Pembel. Tutor
Nilai
Individu Kelomp. Ulang Sebaya
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Bentuk Remidi :
5. Bimb. Individu
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
6. Bimb. Kelompok
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
7. Pembelajaran Ulang
Materi :
Soal :
Tutor Sebaya
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
...............................................................................................................................................................

Program Pengayaan
PROGRAM PENGAYAAN
Kelas :X
Mata Pelajaran: Geografi
KD : 3.2
Capaian Jenis Pengayaan
No. Nama KKM
Nilai Belajar Kelompok Belajar Mandiri
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Bentuk Pengayaan:
3. Belajar Kelompok
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
4. Belajar Mandiri
Materi :
Soal : ……………………

Mengetahui, Kota Mungkid, 14 Juni 2021


Kepala SMA Negeri 1 Kota Mungkid Guru Mata Pelajaran Geografi,

Dra. Ani Ardi Suprijani, M.Pd. Restika Afriyani, S.Pd


NIP. 19630124 198803 2 001 NIP. –
LAMPIRAN MATERI
PEMETAAN DAN PENGINDERAAN JAUH

A. DASAR-DASAR PETA DAN PEMETAAN


1. Pengertian Peta
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar
yang di perkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi symbol sebagai penjelas. Menurut ICA
(International Cartographic Association) peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur
ketampakan abstrak yang di pilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi
atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan di perkecil
atau diskalakan. Di zaman yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam
perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian, perkebunan,
industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan
keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik,
sudah menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan
pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
2. Klasifikasi Peta
a. Berdasarkan skala
1) Peta kadaster, berskala 1 : 100 – 1 : 5.000
2) Peta skala besar, berskala 1 : > 5.000 - 1 : 250.000
3) Peta skala sedang, berskala 1 : > 250.000 - 1 : 500.00
4) Peta skala kecil, beskala 1 : > 500.000 - 1 : 1.000.000
5) Peta geografis, berskala 1 : > 1.000.000
b. Berdasarkan isinya
1) Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang
dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia
2) Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja atau
menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta geologi, peta
navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll.
c. Berdasarkan bentuk
1) Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama,
dan legenda.
2) Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan
luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.
3. Komponen-komponen Peta
a. Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan
huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
b. Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan
di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong.
c. Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang
sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Skala angka/numeric
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan
sebagainya
2) Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada
setiap ruasnya.
Contoh :

3) Skala kalimat/verbal
Skala yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai
di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
d. Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang
simbol-simbol yang terdapat pada peta.
e. Grid/Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat.Biasanya terdiri dari garis
bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa
menit dan berpa detik.
f. Lettering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis
dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
g. Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat
penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan
berubah baik medan yang alami maupun medan buatan
h. Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama.
Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
i. Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
j. Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna adalah sebagai
berikut :
1) membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2) memberikan kualitas dan kuantitas peta
3) keindahan (estetika)
k. Simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada
peta.Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai
berikut.
Peta dianggap baik dan benar (Sandy ,1986:1-2) setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
peta tidak boleh ‘membingungkan’, mudah dipahami atau dimengerti, sehingga tidak boleh serumit
kenampakan aslinya, menggambarkan cukup teliti sesuai temanya, indah dipandangagar peta tidak
membingungkan bagi para pengguna, maka peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan,
skala peta, judul peta, inset peta.Agar peta mudah dimengerti/ditanggkap maknanya oleh pengguna
peta, maka peta harus menggunakan: tata warna, simbol, proyeksi peta. Sedangkan dalam aspek
ketelitian peta sangat terkait dengan tujuan peta dan jenis peta serta skala peta yang akan dibuat.

B. TAHAP PEMBUATAN PETA


1. Tahap-tahap Pembuatan Peta berdasarkan Hasil Pengukuran Jarak dan Arah
a. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak pada peta dapat menggunakan meteran dari kayu atau meteran gulung. Dari
pengukuran tersebut akan diperoleh data dan kemudian digambar pada kertas dengan
menggunakan skala tertentu.
Langkah mengukur jarak menggunakan peta adalah sebagai berikut :
a. Alat yang digunakan :
a) Peta yang ada skalanya.
b) Penggaris.
c) Alat tulis
b. Langkah kegiatan :
a) Ukur jarak antara dua tempat yang dicari (misalnya jarak A-B = 2 cm)
b) Perhatikan skala peta (misalnya 1 : 100.000)
c) Hitung jarak yang dicari
Misalnya : Jarak A-B = Hasil pengukuran pada peta x skala peta
= 2 cm x 100.000
= 200.000 cm = 2 km
b. Penentuan Arah
Arah sebuah garis adalah sudut horizontal antara garis itu dengan garis acuan yang telah dipilih
(misalnya meridian) Menentukan arah dengan kompas dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1) Penentuan arah dengan model bearing (sudut arah)
Sudut arah merupakan satu sistem penentuan arah garis dengan memakai sebuah sudut dan
huruf-huruf kuadran. Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip horizontal antara sebuah
meridian acuan dan sebuah garis. Sudutnya diukur dari utara maupun selatan ke arah timur
ataupun barat, untuk menghasilkan sudut kurang dari 90°. Kuadran yang terpakai ditunjukkan
dengan huruf U atau S mendahului sudutnya dan T atau B mengikutinya. Misalnya jika posisi
arah ada di A, maka arah posisi B adalah
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Buat garis horisontal melalui titik pusat A (garis a)
b) Buat garis vertikal melalui titik pusat A (garis b)
c) Buat garis yang menghubungkan titik pusat A dengan titik pusat B (garis c)
d) Hitung besar sudut β dengan mengikuti anak panah kanan. Gunakan kompas atau busur.
Misalnya Diketahui β : 46 0, maka arah B dilihat dari A adalah U : 46 0 T, artinya arah
posisi B dilihat dari A adalah 460 dari arah utara menuju timur.
2) Penentuan arah dengan model azimuth
Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan. Dalam
pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer
dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan. Untuk menentukan arah
dapat digunakan bantuan kompas. Pengukuran arah dengan kompas dimulai dari utara
kompas sebagai 00 dan dihitung searah jarum jam sampai 3600. besarnya arah dari 00 sampai
3600 ini disebut azimuth atau magnetic azimuth. Contoh: Kompas menunjukkan 1800 berarti
azimuth S dilihat dari U = 1800. dapat dilihat juga bahwa:
Magnetic azimuth D dari U = 2900
Magnetic azimuth G dari U =1100

Gambar 1. Penentuan magnetik azimuth


2. Tahap-tahap Pembuatan Peta berdasarkan Data Koordinat dengan Sistem Proyeksi.
Proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis bujur)
berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan
menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan
diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di
bawah ini:
a. Confrom : Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis
seperti pada gambar peta di globe bumi.
b. Equivalent : Luas permukaan yang diubah harus tetap.
c. Equidistant : Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus
tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah
suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia
juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di
atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi.Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka
peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat
dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Berdasarkan bidang proyeksinya peta dibedakan atas 4 jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Proyeksi zenital (zenital) adalah proyeksi dalam bidang proyeksi berupa bidang datar yang
menyinggung bola bumi pada kutub atau tempat yang terletak pada equator dan kutub. Proyeksi
ini paling baik untuk menggambarkan daerah di sekitar equator. Berdasarkan arah sinar, proyeksi
zenital dibedakan sebgai berikut :
1) Proyeksi zenital gnomonis atau gnomonic.
Proyeksi ini sering disebut proyeksi sentral karena titik sumber proyeksinya terletak pada pusat
sumbu bola bumi, dengan kata lain proyeksi pada bidang datar dengan sumbu utamanya
terletak di equator.
2) Proyeksi zenital stereografis.
Merupakan salah satu proyeksi zenital dengan titik sumber proyeksinya terletak dikutub yang
berlawanan dari titik singgung bidan proyeksi dengan kutub bola bumi.
3) Proyeksi zenital orthografis.
Proyeksi zenital dengan titik sumber proyeksi terletak di tak terhingga, sehingga sinar proyeksi
merupakan garis-garis yang sejajar.
Gambar 2: proyeksi zenital
a. Menyinggung kutub; b. Menyinggung equator; c. Menyinggung antara equator dan kutub.

Berdasarkan sudut distorsi (penyimpangan) yang diakibatkan, proyeksi zenital dibedakan


sebagai berikut :
1) Proyeksi zenital equdistant/ equiditant.
Merupakan proyeksi yang mementingkan jarak. Jarak yang ada pada peta hasil proyeksi
harus cepat perbandingannya dengan keadaan yang sebenarnya.
2) Proyeks ekuivalent/ equvalent.
Merupakan salah satu proyeksi yang mementingkan luas bidang atau daerah yang
diproyeksikan. Luas bidang daerah yang digambarkan dalam proyeksi harus sebanding
luasnya dengan apa yang ada pada keadaan sebenarnya di alam.
3) Proyeks konform/ confrom.
Merupakan proyeksi yang menggambarkan bentuk daerah atau bidang yang digambarkan di
peta harus sebanding dengan keadaan sesungguhnya.
Berdasarkan kedudukan garis kharakteristiknya (sumbu simetri), yakni sebagai berikut:
1) Proyeksi zenital normal (polar)
Merupakan proyeksi yang bidang proyeksinya bersinggungan dengan kutub.
2) Proyeksi zenital miring (oblique)
Proyeksi zenital yang bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan
equator.
3) Proyeksi zenital transversal.
Merupakan salah satu proyeksi zenital, yang bidang proyeksinya tegak lurus dengan
equator.
b. Proyeksi silinder adalah keadaan ketika semua pararel berupa garis horizontal dan semua meridian
berupa garis luru vertikal.proyeksi ini paling tept untuk menggambarkn daerah equator sebab di
arah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran).
c. Proyeksi kerucut, diperoleh dengan memproyeksikan bola bumi pada kerucut yang menyinggung
atau memotong bola bumi. Bidang kerucut ini kemudian dibuka sehingga bentangannya
ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah-daerah
dilintang 450. Secara garis besr proyeksi ini dibdakan menjadi tiga yakni :
1) Proyeksi kerucut normal atau standar.
Proyeksi ini menggunakan kerucut sebagai bidang proyeksinya dengan garis singgung dengan
bola bumi terletak pada satu pararel (pararel standar).
2) Proyeksi kerucut transversal.
Salah satu proyeksi kerucut yang sumbu kerucutnya berada tegak lurus terhadap sumbu bumi.
3) Proyeksi kerucutoblique (miring)
Pada proyeksi ini, sumbu kerucut sebagai bidang proyeksinya, membentuk garis miring
terhadap sumbu bumi.
d. Proyeksi unik adalah cara memproyeksikan permukaan bumi yang lengkung pada bdang datar
yang dikembangkan para ahli kartografi. Beberapa contoh proyeksi unik sebagai berikut :
1) Proyeksi homolografik Mollweide, dikembangan oleh Karl. B. Mollweide pada tahun 1805.
2) Proyeksi homolosine Goode, dikembangan oleh Dr. Paul Goode pada tahun 1923.
3) Proyeksi Eckart IV, dikembangan oleh prof. Max Eckert-greifendorff, seorang ahli geografi
berkebangsaan Jerman.
3. Tahap-tahap Pembuatan Peta berdasarkan Sistem Grid
a. Langkah-langkah penggambaran peta sistem grid/petak secara manual
1) Tentukan wilayah yang akan digambar.
2) Tentukan besar peta yang akan digambar atau skala.
3) Gambarkan peta yang akan diperkecil.
4) Buat petak pada peta asli dan kertas yang akan digunakan untuk menggambar. Besarnya ukuran
petak dibuat sesuai dengan perbandingan ukuran yang dikehendaki.
5) Gambarlah peta berdasarkan peta asli secara teliti pada kertas.
Contoh :
Peta asli berukuran 100 cm x 80 cm. Kita akan menggambar peta baru berukuran 50 cm x 40
cm atau setengah dari ukuran peta asli.

100 cm
50 cm

Gambar 3. Cara memperbesar dan memperkecil peta dengan grid


Kegiatan memperbesar atau memperkecil peta mengakibatkan skala peta berubah. Skala peta
yang baru dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Jarak pada peta baru = x jarak pada peta awal
Contoh :
Pada peta berskala 1 : 100.000, terdapat kota A dan kota B dengan jarak 3 cm. Peta tersebut
diperbesar sehingga jarak kota A dan B pada peta baru menjadi 6 cm. Berapakah ukuran skala
peta yang baru?
6 cm = x3
6 cm =
Penyebut skala peta baru = = 50.000
Jadi, skala peta baru adalah 1 : 50.000
b. Langkah-langkah penggambaran peta sistem grid/petak dengan bantuan alat.
1) Fotografis, yaitu dengan menggunakan alat (kamera)
2) Pantografis, yaitu dengan menggunakan alat pantograf berupa alat memperbesar dan
memperkecil peta.
3) Map orograph, yaitu dengan menggunakan teknologi penyinaran (seperti mesin fotokopi).alat
ini merupakan salah satu alat untuk memperkecil atau memperbesar peta. Alat ini dilengkapi
dengan lensa yang dapt digerakan ke atas dan ke bawah untuk memperkecil dan memperbesar
peta. Pada prinsip Map orograph merupakan salah satu tipe dari optikal pantograf yang terdiri
atas alat optik.

C. PERHITUNGAN SKALA PETA


Skala merupakan salah satu komponen peta. Jika pada suatu peta tidak atau belum tercantum skalanya, kita
harus mencari skala tersebut. Berikut beberapa cara untuk mencari skala peta.
1. Membandingkan titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan.
Perhitungan ini merupakan perhitungan yang paling dasar. Contohnya jarak A-B di peta sebesar 10 cm,
lalu jarak A-B di lapangan setelah diukur ternyata sebesar 500.000 cm atau 5 km. Jadi, skala peta
adalah 10 cm : 500.000 cm atau 1: 50.000.
2. Membandingkan dengan peta lain atau foto udara yang memiliki skala untuk kenampakan yang sama.
Contohnya jarak A-B pada peta tak berskala (a) sebesar 20 cm. Setelah dibandingkan dengan jarak A-B
pada peta lain (b) yang memiliki skala 1:100.000, ternyata jarak A-B = 40 cm. Kemudian, carilah skala
peta (a). Perhitungannya adalah sebagai berikut.
Diketahui, bahwa jarak A-B peta (a) = 20 cm, jarak A-B peta (b) = 40 cm, dan skala peta (b) 1 :
100.000, dengan demikian cara perhitungan skala peta sebagai berikut.
20 x X = 40 x 100.000
20 x X = 4.000.000
X = 4.000.000/20
X = 200.000
Jadi, skala peta x adalah 1 : 200.000
3. Menghitung skala dengan mengetahui selisih derajat lintang atau bujur.
Sebelum memulai perhitungan dengan menggunakan selisih derajat lintang atau bujur, kita harus
mengonversi nilai derajat lintang tersebut ke dalam kilometer (km).
Patokan konversi:
1º = 60 menit = 111 km
Setelah kita mengetahui hasil dari konversi derajat tersebut barulah kita dapat menghitung skala suatu
peta.
Contoh:
A 40˚ 30’
B 20 cm 40˚ 40’
Dari soal di atas dapat diketahui bahwa jarak A-B pada peta 20cm dan selisih derajatnya adalah 10’.
Dari hasil perhitungan derajat tersebut dikonversikan ke dalam km, sebagai berikut:
10’ = 10 x 111 km = 18,5 km
60
Jarak 20 cm di peta sama dengan 1.850.000 cm di lapangan sehingga skala petanya adalah
1 : 1.850.000 = 1 : 92.500
20
Jadi dari hasil perhitungan tersebut didapat skala petanya yakni 1: 92.500
4. Menghitung skala dengan mengetahui selisih nilai ketinggian pada garis kontur.
Garis kontur merupakan garis khayal yang menghubungkan daerah-daerah yang memiliki ketinggian
yang sama pada peta topografi. Untuk perhitungan skala dengan menggunakan peta topografi di
Indonesia digunakan rumus sebagai berikut.
Ci = x penyebut skala
Keterangan:
Ci = countour interval atau jarak interval antar titik kontur
2.000 = konstanta
Contoh:
Diketahui sebuah peta kontur dengan Ci = 20 m, tentukan skala peta tersebut.
20 = 1 x penyebut skala
2.000
20 = 1 x X
2.000
20 = x b
2.000
x = 2.000 x 20 = 40.0000 Jadi, skala peta kontur tersebut adalah 1 : 40.000

D. PROSES PEMETAAN
Proses pembuatan peta harus mengikutipedoman dan prosedur tertentu agar dapat dihasilkan peta yang baik,
benar, serta memiliki unsur seni dan keindahan. Secara umum, proses pembuatan peta meliputi beberapa
tahapan dari pencarian dan pengumpulan data hingga peta tersebut dapat digunakan. Proses pemetaan
tersebut harus dilakukan secara urut sesuai dengan tahapan pemetaan. Hal ini karena jika tidak dilakukan
sesuai dengan tahapan pemetaan maka tidak akan diperoleh peta yang baik dan benar.
Adapun proses atau tahap-tahap pemetaan itu adalah sebagai berikut:
1. Tahap pencarian dan pengumpulan data
a. Langsung
Cara pencarian data secara langsung dapat melalui metode konvensional, yaitu dengan meninjau secara
langsung daerah yang akan dijadikan objek pemetaan. Cara ini disebut dengan teristris, yakni
pengukuran medan menggunakan theodolit, GPS dan alat lain yang diperlukan serta pengamatan
informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat secara langsung sehingga di dapat data yang
nantinya akan diolah. Dapat pula dilakukan secara fotogrametri, yaitu dengan metode foto udara yang
dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan bantuan pesawat dengan jalur khusus
menurut bidang objek. Selain itu dapat pula menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang
dapat digunakan.
b. Tak langsung
Cara ini dilakukan dengan mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada sebelumnya. Misalnya
dalam membuat peta kepemilikan tanah di daerah Semarang, kita cukup mencari peta administrasi
lengkap kota Semarang, kemudian dapat diperoleh data kepemilikan tanah di Lembaga Pertanahan
Daerah atau Badan Pertanahan Nasional (BPN). Data yang diperoleh dari pencarian data secara tak
langsung ini disebut dengan data sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan
peta lain disebut sebagai peta dasar.
2. Tahap pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang tersebut dalam keruangan yang kemudian
dikelompokkan sesuai jenisnya, misalnya data kualitatif dan data kuantitatif. Langkah selanjutnya yaitu
pemberian simbol atau simbolisasi terhadap data-data yang ada. Dalam tahap ini akan lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan sistem digital (komputer). Hal ini karena data yang masuk akan
langsung diolah dengan software atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan
siap untuk disajikan.
3. Tahap penyajian dan penggambaran data
Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah diolah dan dilukiskan pada media.
Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat yang fungsional, namun
cara ini sangat membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik. Akan
lebih baik jika digunakan teknik digital melalui komputer, penggambaran peta dapat menggunakan
aplikasi-aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya Arc View, Arc Info, AutoCAD Map,
MapInfo, dan software lain. Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian data yang telah
disimbolisasi dalam bentuk digital dimasukkan dalam peta yang telah digambar pada komputer,
pemberian informasi tepi, yang kemudian dilakukan cetak peta (printing).
4. Tahap penggunaan data
Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta karena dalam tahap ini menentukan baik
atau tidaknya sebuah peta, dan berhasil atau tidaknya pembuatan sebuah peta.

E. PENGINDERAAN JAUH
1. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh adalah ilmu, teknik, atau proses untuk mengetahui suatu benda, gejala, dan area dari
jarak jauh dengan menggunakan alat pengindra berupa sesnor buatan yang dipasang pada pesawat
terbang, satelit, atau pesawat ulang alik. Penginderaan Jauh (PJ) memiliki istilah yang berbeda di
beberapa negara. Di negara Indonesia sering disingkat dengan PJ atau Indraja. Di beberapa negara lain
dikenal dengan sebutan Remote Sensing (Inggris), Teledetection (Prancis), Fernerkundung (Jerman),
Sensoriamento Remota, (Portugis), Distansionaya (Rusia), dan Perception Remota (Spanyol).
1. Pengertian Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mendefinisikan pengindraan jauh sebagai berikut.
a. Menurut Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau
gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak
langsung terhadap objek, atau gejala yang dikaji.
b. Menurut Colwell (1984)
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi
dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
c. Menurut American Society of Photogrametry
Pengindraan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau
fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung
atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.
Untuk mengindra suatu objek, maka diperlukan suatu alat. Alat untuk mengindra
disebut sensor.
Sensor dalam pengindraan jauh dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sensor
aktif dan sensor pasif.
a) Sensor aktif, yaitu suatu alat yang dilengkapi dengan pemancar dan
alat penerima pantulan gelombang. Contoh pengindraan jauh radar dan
pengindraan jauh sonar.
b) Sensor pasif, yaitu sensor yang hanya dilengkapi dengan alat penerima
berupa pantulan gelombang elektromegnetik.

2. Komponen Penginderaan Jauh


gambar 1 Foto udara daerah
Sidoarjo Jawa Timur
Komponen-komponen pengindraan jauh meliputi hal-hal
berikut.
1) Sumber Tenaga
Dalam pengindraan jauh harus ada tenaga untuk memantulkan
atau memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang
digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber
utamanya adalah matahari. Tenaga lain yang bisa digunakan
adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya
pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem
aktif.
a) Penginderaan Jauh Sistem Pasif
gambar 2. Proses Penginderaan jauh Pada pengindraan jauh sistem pasif, tenaga yang
menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan
menggunakan tenaga alamiah yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga
perekamannya hanya bisa dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca yang cerah.
b) Penginderaan Jauh Sistem Aktif
Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga buatan (dengan
tenaga pancaran), sehingga memungkinkan perekamannya dapat dilakukan pada malam hari maupun
siang hari, dan di segala cuaca.
2) Atmosfer
Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari
yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang).Tidak semua spektrum elektromagnetik
mampu menembus lapisan atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan
pada atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas. Hambatan atmosfer ini berupa serapan, pantulan,
dan hamburan. Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang disebabkan oleh benda-benda yang
permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau oleh benda-benda kecil lainnya yang
berserakan. Bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu menembus atmosfer dan sampai ke
permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling banyak digunakan adalah
spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer.
3) Interaksi antara tenaga dengan objek
Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan objek
yang pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan objek dibagi
menjadi 3 ciri, yaitu:
1) ciri spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, missal cerah dan gelap,
2) ciri spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk, ukuran, tinggi, serta
panjang, dan
3) ciri temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.
4) Sensor
Sensor berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu objek.
Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan proses
perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
1) Sensor Fotografik
Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film sebagai
detektornya yang bekerja pada spetrum tampak. Hasil dari penggunaan sensor fotografik adalah
bentuk foto udara.
2) Sensor Elektronik
Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi
pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar sampai gelombang radio dengan pita magnetik
sebagai detektornya. Keluaran dari penggunaan sensor elektrik ini adalah dalam bentuk citra.
5) Wahana
Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja.
Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di bedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
a) Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang ketinggian pendaratannya antara
1.000 m dan 9.000 m di atas permukaan bumi.
b) Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas
permukaan bumi
c) Satelit, yaitu wahana dengan 900 km di atas permukaan bumi.
6) Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual secara visual, maupun dengan numerik atau
digital. Perolehan data dengan menggunakan cara manual yaitu cara memperoleh data dengan
menginterpretasi foto udara secara visual. Perolehan data dengan cara numerik atau digital yaitu dengan
menggunakan data digital melalui komputer.
7) Pengguna Data (User)
Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh pengguna data.
Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi oleh
pengetahuan yang mendalam tentang disiplin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan data dari
sistem pengindraan jauh. Data yang sama dapat digunakan untuk mencari info yang berbeda bagi
pengguna (user) yang berbeda pula. Berdasarkan kerincian, keandalan, dan kesesuaian data dari sistem
pengindaraan jauh akan menentukan dapat diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh pengguna
(user).
3. Pengertian Citra
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati sebagai
hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Menurut Hornby, citra adalah gambaran yang terekam
oleh kamera atau alat sensor lain. Adapun menurut Simonet dkk, citra adalah gambar rekaman suatu
objek (biasanya berupa gambaranpada citra) yang diperoleh melalui cara optik, elektro-optik, optik
mekanik, atau elektro -mekanik.
4. Jenis-Jenis Citra
a. Citra Foto
Citra foto (Foto udara) dibedakan atas: a) spektrum elektromagnetik yang digunakan; b) sumbu
kamera; c) sudut pandang kamera; d) jenis kamera; e) warna yang digunakan, dan f) sistem wahana
dan penginderanya.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, foto udara dapar dibedakan atas:
a) Foto ultraviolet, yaitu foto udara menggunakan gelombang ultraviolet (dekat hingga panjang
gelombang 0,29µm).
b) Foto ortokromatik, yaitu foto udara menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga
saluran hijau (hingga panjang gelombang 0,56 µm).
c) Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat menggunakan seluruh spektrum tampak
d) Foto inframerah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah
dekat hingga panjang gelombang 0,9 µm dan hingga 1,2 µm bagi film inframerah dekat
yang dibuat secara khusus
e) Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum inframerah dekat dan
sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian pada saluran hijau.

Gambar 1. Beberapa Contoh Citra yang menggunakan gelombang ultraviolet

2) Berdasarkan arah sumbu kameranya, foto udara dibedakan atas:


a) Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan
bumi.
b) Foto condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak
lurus permukaan bumi. Sudut ini biasanya sebesar 10º atau lebih. Foto condong dibedakan
atas (1) sangat condong (high oblique) bila pada foto udara tampak cakrawalanya, dan (2)
agak condong (low oblique) yakni bila cakrawalnya tidak tergambar pada foto.

Gambar 2. Foto Udara Tegak, Agak Condong, dan Sangat Condong


3) Berdasarkan sudut pandang kamera, Paine (1981) membedakan foto udara sebagai berikut:
a) Sudut kecil (narrow angle), sudut pandang < 60° - panjang fokus 304, 8 mm.
b) Sudut normal (normal angle), sudut pandang antara 60° - 75°, panjang fokus 209,5 mm.
c) Sudut lebar (wide angle), sudut pandang antara 75° - 100°, panjang fokus 152,4 mm.
d) Sudut sangat lebar (super wide angle), sudut pandang antara > 100°, panjang fokus 88,9 mm.
4) Berdasarkan jenis kamera yang digunakan dalam penginderaan, foto udara dibedakan atas:
a) Foto udara tunggal, yaitu foto udara yang dibuat dengan kamera tunggal. Setiap daerah
liputan hanya tergambar oleh satu lembar foto.
b) Foto udara jamak, yaitu beberapa lembar foto yang dibuat pada saat yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dibedakan lagi atas: (a) foto udara
multispektral, yaitu foto udara yang dibuat dengan panjang gelombang yang berbeda-beda;
(b) foto udara dengan kamera ganda (dual kamera).
5) Berdasarkan warna yang digunakan, foto udara berwarna dibedakan atas:
a) Foto udara berwarna asli (true color) yaitu foto yang warnanya mirip warna aslinya. Foto
berwarna asli adalah foto pankromatik berwarna.
b) Foto udara berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna
semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto, misalnya obyek vegetasi yang aslinya
berwarna hijau namun memantulkan spektrum inframerah, maka akan nampak merah pada
foto. Air jernih akan nampak berwarna biru muda, air kerauh nampak biru tua hingga hitam,
obyek bangunan berupa atap rumah dan aspal akan nampak berwarna biru.
6) Berdasarkan sistem wahana, foto udara dibedakan atas:
a) Foto udara yang dibuat dengan wahana pesawat udara atau balon udara.
b) Foto udara yang dibuat dari satelit, disebut foto satelit atau foto orbital.
b. Citra Non Foto
Citra nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan
kamera dengan cara memindai (scanning). Citra nonfoto dibedakan atas dasar:
a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas:
a) Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal
dengan panjang gelombang 3,5 – 5,5 µm, 8 - 14 µm, dan lebih dari 18 µm.
Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan atas perbedaan suhu obyek dan daya
pancar yang pada citra akan tercermin dengan beda rona atau warna.
b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum
gelombang mikro. Citra radar menggunakan sistem aktif, dan citra mikro
meggunakan sistem pasif.
c) Citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spektrum
gelombang mikro.
b. Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas:
1) Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
2) Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak, yang dibedakan lagi
atas: (a) Citra RBV (Return beam vidicon) dan (b) Citra MSS (multispektral scanner).
c. Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas:
1) Citra udara (airborne image) yang dibuat dengan wahana pesawat udara atau balon
udara.
2) Citra satelit (spaceborne image), misalnya citra satelit Viking (AS), Luna (Rusia),
NOAA (AS), Meteor (Rusia), Landsat (AS), SPOT (Perancis), Seasat (AS), MOS
(Jepang), dll

Gambar 12. Satelit Landsat, MOS, dan SPOT dalam Orbit Mengelilingi Bumi

Orbit Landsat adalah dari kutub ke kutub (orbit polar) pada ketinggian sekitar 700 Km
dengan inklinasi 98.2 derajat dengan waktu orbit ulang untuk daerah tertentu (revisit time) 16
hari, artinya setiap 16 hari sekali satelit itu melewati daerah yang sama.
5. Interpretasi Citra
Interpretasi foto dapat didefinisikan sebagai tindakan memeriksa gambar foto untuk tujuan
mengidentifikasi objek dan menilai signifikansi (Colwell, 1997). Interpretasi citra juga dapat diartikan
sebagai kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali objek pada citra, selanjutnya
menilai arti penting dari objek tersebut. Interpretasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu digital dan
visual. Interpretasi secara digital adaah menafsir objek dan data hasil indraja dengan menggunakan
komputer. Sedangkan interpretasi secara visual adalah analisis citra tanpa alat bantu digital. Di dalam
interpretasi citra terdapat dua kegiatan utama, yaitu pengenalan benda (objek) dan pemanfaatan
informasi.
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan menilai arti penting sebuah objek. Jadi, dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji
citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Pengenalan objek melalui proses deteksi, yaitu pengamatan atas adanya suatu objek, berarti
penentuan ada atau tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui benda dan gejala di
sekitar kita dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Untuk mendeteksi benda dan gejala di
sekitar kita, penginderaannya tidak dilakukan secara langsung atas benda, tetapi degan mengkaji
hasil rekaman dari foto udara atau satelit.
b. Identifikasi
Ada tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor,
yaitu sebagai berikut:
1) Spektoral
Ciri spektoral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektomagnetik dan benda
yang dinyatakan dengan rona dan warna
2) Spasial
Ciri spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola,
tekstur, situs dan asosiasi
3) Temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman.
c. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antarobjek dengan cara menginterpretasi dan menganalisis
citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju kearah teorisasi dan akhirnya dapat ditarik
kesimpulan penilaian tersebut. Pada tahapan ini, interpretasi dilakukan oleh seorang yang sangat ahli
pada bidang tersebut karena hasilnya sangat bergantung pada kemampuan penafsir citra.
Gambar 1: Langkah-langkah interpretasi citra
6. Unsur- Unsur Interpretasi Citra
Pengenalan terhadap objek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra. Untuk mempermudah
menafsirkan objek yang tergambar pada citra foto, dapat digunakan ciri atau unsur yang tercermin pada
objek. Adapun unsur-unsur yang tercermin pada objek, antara lain bentuk, ukuran, rona dan warna,
tekstur, bayangan, pola, situs, serta asosiasi. Unsur interpretasi citra disusun secara berjenjang atau
hirarkis dan disajikan seperti gambar berikut:

Gambar 2: Hierarkis interperpretasi citra


a. Bentuk
Objek yang sejenis di muka bumi memiliki bentuk yang sejenis pada citra. Atap rumah tampak
berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar. Gedung sekolah tampak seperti hurui I, L, atau U.
Gunung api berbentuk seperti kerucut dengan kawah di bagian puncaknya. Tajuk pohon berbentuk
bulat (pohon berdaun rimbun) atau bintang (pohon palma). Oxbow (meander yang terputus)
berbentuk tapal kuda. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek
yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja. Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang
artinya bentuk, yaitu shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang form
merupakan susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci.
1) Contoh shape atau bentuk luar
a) Bentuk bumi bulat
b) Bentuk wilayah Indonesia memanjang sejauh sekitar 5.100
2) Contoh form atau bentuk rinci:
a) Pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti
gunung api, dataran pantai, tanggul alam, dsb.
b) Wilayah Indonesia yang bentuk luarnya memanjang, berbentuk (rinci) negara kepulauan.
Wilayah yang memanjang dapat berbentuk masif atau bentuk lainnya, akan tetapi bentuk
wilayah kita berupa himpunan pulau-pulau.
c) Baik bentuk luar maupun bentuk rinci, keduanya merupakan unsur interpretasi citra yang
penting. Banyak bentuk yang khas sehingga memudahkan pengenalan obyek pada citra.
b. Ukuran
Apabila bentuk objek pada citra foto sudah diketahui, ciri lain yang mudah diketahui adalah
ukurannya. Rumah penduduk tentu berukuran lebih kecil dariapada gedung sekolah. Contoh
pengenalan obyek berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut:
1) Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim, kantor, atau industri. Rumah
mukim umumnya lebih kecil bila dibanding dengan kantor atau industri.
2) Lapangan olah raga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat, lebih dicirikan oleh
ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m bagi
lapangan tennis, dan sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.
3) Nilai kayu di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga ditentukan oleh volumenya. Volume
kayu bisa ditaksir berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya, dan diameter
batang pohon.
c. Rona dan warna
Rona (tone) adalah tingkat kecerahan objek yang tergambar pada citra. Pada foto udara hitam putih,
rona objek dapat beragam dari putih hingga hitam dengan berbagai wujud peralihan, seperti putih
kelabu-putih, kelabu, kelabu kehitam-hitaman, kelabu cerah, dan kelabu gelap. Air yang keruh
akan tampak lebih cerah (tampak abu-abu keputih-putihan), sedangkan air yang jernih lebih gelap
atau kehitam-hitaman. Foto udara berwarna akan lebih mudah diinterpretasikan berdasarkan
ketampakan warna objek. Dengan menggunakan band (saluran) inframerah, tumbuh-tumbuhan
hijau akan tampak kemerah-merahan. Jika tumbuhan itu mengalami kelainan, misalnya diserang
hama atau layu kerena daerah itu sering terjadi hujan asam, warnanya juga mengalami kelainan.
Rona (tone/color tone/grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada
citra. Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh
spektrum tampak yang sering disebut sinar putih, yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0,4 –
0,7) μm. Berkaitan dengan penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona
merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.
Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih
sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya
memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7)
μm. Sebaliknya, bila obyek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan
merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat
kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna biru, hijau, merah, kuning,
jingga, dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan cara pengukurannya, Estes et al. (1983)
mengutarakan bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini
mengisyaratkan bahwa pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan
pembedaan obyek pada foto hitam putih. Pernyataan yang senada dapat diutarakan pula, yaitu
pembedaan obyek pada citra yang menggunakan spektrum sempit lebih mudah daripada
pembedaan obyek pada citra yang dibuat dengan spektrum lebar, meskipun citranya sama-sama
tidak berwarna. Asas inilah yang mendorong orang untuk menciptakan citra multispektral.
d. Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra. Biasanya tekstur dinyatakan sebagai
halus, sedang, dan kasar. Hutan yang bervegetasi beranekaragam, teksturnya akan tampak kasar,
sedangkan tanaman padi yang seragam teksturnya tampak halus.
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau
pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan
Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang. Contoh
pengenalan obyek berdasarkan tekstur:
1) Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
2) Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang, dan tanaman pekarangan
bertekstur kasar.
3) Permukaan air yang tenang bertekstur halus.
e. Bayangan
Bayang-bayang jika ditafsirkan secara benar akan sangat bermanfaat untuk mengenali objek.
Bayang-bayang itu memberikan petunjuk yang berharga tentang tentang bentuk dan ukuran relatif
dari objek yang tampak pada foto. Bayang-bayang dari jembatan, menara, pohon tinggi, dan lereng
pegunungan terjal memberikan petunjuk yang jelas tentang bentuk dan ukuran objek.
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Obyek
atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-
kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan
yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya. Contoh :
1) Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang dipasang tinggi lebih tampak dari
bayangannya.
2) Tembok stadion, gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan tenis pada foto berskala 1:
5.000 juga lebih tampak dari bayangannya.
3) Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
f. Pola
Pola merupakan hubungan susunan keruangan suatu objek. Pola dapat dibuat oleh manusia dan
dapat terbentuk secara alami. Pada umumnya, manusia membuat pola-pola yang bersifat geometris
berupa lengkung-lengkung yang halus dan garis-garis lurus serta memiliki batas yang jelas.
Contoh:
1) Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis batuan. Pola aliran trellis
menandai struktur lipatan. Pola aliran yang padat mengisyaratkan peresapan air kurang
sehingga pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan jenis tanah atau
jenis batuan serba sama, dengan sedikit atau tanpa pengaruh lipatan maupun patahan. Pola
aliran dendritik pada umumnya terdapat pada batuan endapan lunak, tufa vokanik, dan
endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine, 1981).
2) Permukaan transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu dengan rumah yang ukuran
dan jaraknya seragam, masing-masing menghadap ke jalan.
3) Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah dibedakan dari hutan atau
vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
g. Situs
Situs adalah tempat, kedudukan, atau letak suatu objek dalam hunungan dengan objek lain
berdasarkan proses terjadinya. Situs diartikan dengan berbagai makna oleh para pakar, yaitu:
1) Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonett, 1975). Di dalam
pengertian ini, Monkhouse (1974) menyebutnya situasi, seperti misalnya letak kota (fisik)
terhadap wilayah kota (administratif), atau letak suatu bangunan terhadap parsif tanahnya.
Oleh van Zuidam (1979), situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat
kedudukan atau letak suatu daerah atau wilayah terhadap sekitarnya. Misalnya letak iklim
yang banyak berpengaruh terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi.
2) Letak obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonett, 1975), seperti misalnya situs suatu
obyek di rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang tepi sungai, dsb. Situs semacam ini
oleh van Zuidam (1979) disebutkan situs topografi, yaitu letak suatu obyek atau tempat
terhadap daerah sekitarnya.
3) Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh
faktor situs, seperti:
a) beda tinggi,
b) kecuraman lereng,
c) keterbukaan terhadap sinar,
d) keterbukaan terhadap angin, dan
e) ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau perujudan
lainnya. Contoh:
1) Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma. Mungkin jenis palma
tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya.
Bila tumbuhnya bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak
pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
2) Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki
pengaturan air yang baik.
3) Situs pemukiman memanjang umumnya pada igir beting pantai, tanggul alam, atau
di sepanjang tepi jalan.
h. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan adanya keterkaitan langsung antara objek yang satu dan objek lainnya.
Danau tapal kuda (oxbowlake) tentu berkaitan dengan meander. Artinya, apabila ditemukan sebuah
danau berbentuk tapal kuda di dekat sebuah sungai, dapat disimpulkan bahwa danau itu adalah
bekas meander yang terputus. Contoh:
1) Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat persegi panjang serta dengan
ukurannya sekitar 80 m x 100 m, lapangan sepak bola di tandai dengan adanya gawang yang
situsnya pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan sepak bola berasosiasi dengan
gawang. Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak bola. Gawang
tampak pada foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.
2) Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu
(bercabang).
3) Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif besar serta
bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan
olah raga. Pada umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan olah raga di
dekatnya.
7. Manfaat Penginderaan Jauh
Pemanfaatan jasa penginderaan jauh dalam berbagai bidang kehidupan dewasa ini, antara lain sebagai
berikut.
1) Bidang meteorologi dan klimatologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:
a) Mengamati cuaca dan iklim suatu wilayah, yaitu melalui pengamatan tingkat perawanan dan
kandungan air dalam udara.
b) Membantu analisis cuaca dan peramalannya, yaitu dengan menentukan daerah tekanan tinggi
dan daerah tekanan rendah.
c) Memetakan data meteorologi dan klimatologi.
2) Bidang kependudukan
Pengeinderaan jauh menghasilkan data yang tentang lingkungan yang berkenaan dengan bumi. Salah
satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil pengeinderaan jauh dalam bidang kependudukan
adalah untuk memetakan distribusi spasial penduduk dan pola permukiman dapat diketahui dengan
menginterpretasi bentuk lahan dan penggunaanya.
3) Bidang hidrologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a) Pemantauan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
b) Pemetaan luas daerah dan intensitas banjir.
c) Mengamati kecepatan aliran sungai.
d) Mengamati arah aliran sungai.
4) Bidang oceanografi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut:
a) Mengamati pasang surut dan gelombang air laut;
b) Studi perubahan pantai, abrasi, dan sedimentasi;
c) Pemetaan potensi sumber daya laut.
5) Bidang pemetaan
Penggunaan indraja untuk pemetaan merupakan kegiatan yang umum dilakukan pada saat sekarang
antara lain pemetaan penggunaan lahan. Tahapan dalam pembuatan pola dengan menggunakan data
indraja (foto udara) diawali dengan melakukan penggabungan foto udara dalam bentuk mozaik guna
membatasi wilayah yang akan dipetakan. Interpretasi merupakan kegiatan selanjutnya dan diikuti
dengan uji medan yang didukung dengan berbagai data acuan. Dalam bidang pemetaan, foto udara
menjadi sumber untuk pembuatan peta.
6) Bidang pertanian
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a) Mengetahui jenis tanah;
b) Mengetahui sifat fisik tanah;
c) Mengetahui tanaman yang terserang hama;
d) Mengetahui kandungan air dalam tanaman.
7) Bidang perencanaan
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a) Menentukan arah pengembangan suatu wilayah;
b) Menentukan lokasi pembangunan;
c) Menentukan model pengembangan suatu wilayah.

8. Keunggulan Penginderaan Jauh


Pemanfaatan penginderaan jauh untuk kegiatan pemetaan merupakan kegiatan yang umum dilakukan pada
saat sekarang. Kegiatan pemetaan menggunakan foto udara lebih mudah dilakukan daripada pemetaan
secara manual
1) Penginderaan jauh menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan
letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas,
serta bersifat permanen.
2) Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan
dengan alat yang disebut stereoskop.
3) Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya. Contoh terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.
4) Citra yang yang dihasilkan oleh penginderaan jauh dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah
yang sulit dijelajahi secara terestrial. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Foto udara merupakan citra yang paling tua usianya, sehingga sudah sangat familier dengan
penggunanya, ekonomis, paling banyak digunakan, juga konsep-konsepnya sudah sangat mapan.
Kelebihan pemanfaatan foto udara sebagai citra penginderaan jauh adalah,
5) Dapat memberikan suatu pandangan atas suatu daerah dalam cakupan yang lebih luas dari mata
manusia, sehingga kesan keruangan dapat diperoleh secara mudah.
6) Lebih hemat dan efektif,
Misalnya untuk survey lokasi yang luas dan sulit dijangkau maka dengan menggunakan penginderaan
jauh dapat dilakukan dengan cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pada tahap ini terkadang
tidak diperlukan survey terestrial untuk daerah yang sulit dijangkau, sehingga akan memperkeceil
biaya yang harus dikeluarkan.
9. Keterbatasan Penginderaan Jauh
1) Jumlah citra SLAR ( Side Looking Airborne Radar) terbatas
2) Belum dimanfaatkan secara optimal
3) Tidak semua orang dapat mengoperasikannya atau dibutuhkan keahlian khusus
4) Peralatan / instrumennya mahal

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

B. DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


1. Konsep Dasar atau Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografi sebenarnya berawal dari sistem perpetaan. Berdasarkan sejarah awal
penggunaannya, diawali pada saat perang Revolusi Amerika telah dilakukan penggambaran berbagai tema
peta dalam suatu kerangka peta dasar dengan ukuran skala yang sama. Atlas yang menggambarkan
penduduk, geologi dan topografi dalam laporan kedua yang disebut Irish Railway Commissioner pada
tahun 1838, dianggap merupakan Sistem Informasi Geografis yang pertama. Atlas yang terdiri dari peta
penduduk,topografi dan geologi secara terpisah dibuat dalam skala yang sama sehingga jika
ditumpangsusunkan akan dapat ditentukan jalur terbaik bagi pembangunan jalan kereta api.
Sistem perpetaan tersebut masih statis karena tidak bisa dilakukan pembaharuan data dan perubahan
format atau editing. Perkembangan teknologi komputer memungkinkan data tersebut dapat diubah ke
dalam bentuk digital sehingga data dapat diedit dan dimutakhirkan serta ditumpangsusunkan sesuai dengan
kebutuhan. Data dalam bentuk digital tentu lebih dinamis. Karena itu perkembangan SIG tidak lepas dari
kemampuan untuk mengubah sistem perpetaan dari format statis ke format dinamis.
Sistem Informasi Geografis dalam bahasa Inggris dikenal dengan Geographic Information System
(GIS), merupakan suatu sistem informasi yang mampu mengelola atau mengolah informasi yang terkait atau
memiliki rujukan ruang atau tempat. Apabila kita mengartikan satu per satu atau gabungan katanya, maka
SIG dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Sistem adalah kumpulan dari sejumlah komponen yang saling terkait dan memiliki fungsi satu sama
lain.
b. Informasi adalah data yang dapat memberikan keterangan tentang sesuatu.
c. Geografis adalah segala sesuatu tentang gejala atau fenomena di permuklaan Bumi yang bersifat
keruangan.
d. Sistem informasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan data, manipulasi,
pengelolaan, dan analisis serta menjabarkannya sehingga menjadi keterangan.
e. Informasi Geografis adalah keterangan mengenai ruang atau tempat-tempat serta gejala-gejala dan
fenomena yang terjadi dalam ruang tersebut di permukaan Bumi.
Pengertian-pengertian tersebut dapat memberikan gambaran awal untuk memulai memahami tentang
konsep SIG. Beberapa pengertian SIG menurut beberapa ahli di bidangnya sebagai berikut:
a. Aronaff, 1989: SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
b. Barrough, 1986: SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan
kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
c. Marble et al, 1983: SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
d. Linden, 1987: SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis
dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.
e. ESRI (Environment System Research Institite), 1990: suatu sistem komputer yang mampu menyimpan
dan menggunakan data yang menggambarkan lokasi di permukaan Bumi.
f. Demers, 1997: SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengintegrasikan,
dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
g. Chrisman, 1997: SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia,
organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasiinformasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
h. Guo Bo, 2000: SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan
menampilkan, baik data spasial maupun nonspasial.
SIG dapat diartikan sebagai informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya
alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. Bagi para penggunanya, SIG tak hanya mampu
menampilkan informasi tentang suatu lokasi, tapi dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.
2. Komponen SIG
Sebagai suatu sistem, SIG dibentuk oleh sejumlah komponen yang saling terkait di dalamnya.
Komponen SIG terdiri dari pelaksana, perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, dan data. Secara umum
kelima komponen tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga komponen utama yaitu data, sistem komputer
(perangkat keras dan perangkat lunak), dan manusia (pelaksana). Kelima komponen tersebut dapat dipahami
dalam ilustrasi gambar berikut:

Gambar 3. Komponen-komponen SIG


a. Data
Data SIG dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular. Data grafis
adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek dipermukaan bumi. Sedangkan data
tabular adalah data diskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.
b. Sistem Komputer
1) Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya). Data yang
terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a) Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer.
Contoh: Scanner, digitizer, CD-Room.
b) Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis
dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk drive.
c) Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam
proses SIG.
Gambar skema perangkat keras disajikan sebagai berikut:

Gambar 4. Skema perangkat keras


2) Perangkat Lunak
Perangkat lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya lihatlah skema dibawah ini:

Gambar 5. Skema perangkat lunak


Keterangan gambar:
Data hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data
dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit masukan untuk disimpan
dalam disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar
monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga dapat diubah
untuk menjaga agar data tetap aktual (sesuai dengan keadaan sebenarnya).
c. Manusia (pelaksana)
Brainware merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara
efektif. Bagaimanapun juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh
sistem, sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan teknologi
mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk memadukan pengelolaan dengan
pemanfaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi dalam
pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi tepat
dan akurat.
3. Subsistem SIG
a. Data Input : Subsistem ini mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai
sumber. ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk yang dapat diterima
dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi data digital, sebelum
dimasukkan ke komputer. Data digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta (garis, area)
karena jumlah data yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam
data dasar geografi, yaitu data spasial dan data atribut.
1) Data Spasial (Keruangan) yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempat- tempat di
permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara dan penginderaan jauh dalam
bentuk cetak kertas.
2) Data Atribut (Deskripsi) yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut menjelaskan
suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan dan tabular (data
yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut dapat dilihat dari segi kualitas, misalnya
kekuatan pohon. Dan dapat dilihat dari segi kuantitas, misalnya jumlah pohon.
b. Data Output : Penyajian hasil berupa informasi baru atau basis data yang ada baik dalam bentuk
softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti dalam bentuk: peta, tabel, grafik, dan lain-lain.
c. Data Manejemen: Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis
data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di- update dan di-edit.
d. Manipulasi dan Analisis : Subsistem ini berfungsi menyimpan, menimbun, menarik kembali data dasar
dan menganalisa data yang telah tersimpan dalam komputer.
C. SUMBER DATA DAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1. Data
Data SIG dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu data grafis/spasial dan data atribut atau tabular. Data
grafis/spasial adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek dipermukaan bumi.
Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.
a. Data Grafis/Spasial
Secara garis besar data grafis/spasial dibedakan menjadi 3 macam, yaitu data titik (point), garis
(line/polyline), dan area (region/poligon). Data grafis/spasial titik biasanya digunakan untuk
mewakili objek kota, stasiun curah hujan, alamat customer dll. Data garis dapat dipakai untuk
menggambarkan jalan, sungai, jaringan listrik dll. Sementara data area digunakan untuk mewakili
batas administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dll. Gambar di bawah ini memberikan
ilustrasi tentang macam-macam data grafis/spasial.

Gambar 6. Macam-macam Data Grafis


Tujuh Fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis, dan polygon/area,
yaitu:
1) Data kenampakan (feature data)
2) Unit area (area unit)
3) Jaringan topologi (network topologi)
4) Catatan sample (sampling record)
5) Data permukaan bumi (surface data)
6) Label/teks pada data (label/text data)
7) Simbol data.

Gambar 7. Fenomena Geografis

Sementara struktur data SIG ada 2 macam, yaitu vektor dan raster. Pada struktur data vektor, posisi
objek dicatat pada sistem koordinat, Di sisi lain, objek pada struktur data raster disimpan pada grid
2 dimensi yaitu baris dan kolom. Untuk memperjelas pemahaman tentang struktur data GIS,
perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 8.
Contoh Struktur Data SIG, bagian atas struktur data vektor, bagian bawah struktur data raster. Data
spasial yang telah dimasukkan dan disimpan ke dalam SIG dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu
model data raster dan model data vektor.
1) Data Raster
Adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel atau piksel sehingga
terbentuk suatu ruang yang teratur. Piksel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan
dalam sebuah citra. Setiap piksel mempunyai koordinat sendiri sebagai identitasnya. Data raster
dapat menggambarkan objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raster berkaitan
dengan ukuran nyata di lapangan. Data raster berdimensi dua maka mudah disimpan, dimanipulasi,
dan ditampilkan.
Keunggulan data raster:
a) Struktur data raster sederhana,
b) Tumpang susun dan kombinasi data yang dipetakan mudah dikerjakan,
c) Analisis keruangan mudah dikerjakan,
d) Satuan unit dalam raster mempunyai ukuran dan bentuk sama,
e) Teknologinya murah dan mudah dikembangkan.
f) Kelemahan data raster:
g) Peta yang rumit sulit dipahami,
h) Jalinan hubungan sulit dibuat,
i) Transformasi produksi sulit dilakukan,
j) Volume data besar sehinggamemerlukan tempat penyimpanan data yang besar,
k) Penggunaan ukuran piksel yang kecil untuk mengurangi ruang pemakaian sering
menghilangkan beberapa detail informasi.
2) Data Vektor
Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data grafis/spasial dengan menggunakan titik, garis atau area
(polygon). Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis, atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial
dalam model data vektor ditampilkan dalam sistem koordinat dua dimensi (sumbu x dan y). Pada
model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik terurut yang
dihubungkan, sedangkan hiasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan titik.
Keunggulan data vektor:
1) Ruang tempat penyimpanan data kecil
2) Memiliki resolusi spasial yang tinggi
3) Memiliki batas-batas yang tegas dan jelas untuk pembuatan peta-peta administratif dan persil
tanah.
Kelemahan data vektor:
4) Struktur data rumit
5) Data sulit dimanipulasi
6) Memerlukan biaya yang tinggi untuk perangkat lunak.
b. Data Atribut
Data atribut atau tabular menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk
struktur data vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada
struktur data raster nilai data grafisnya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut. Cara
penyimpanan data atribut dan koneksi antara data grafis dan atribut pada struktur data vektor dan
raster disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 9. Penyimpanan Data Atribut pada Struktur Data Vektor, (a) data grafis dan (b) data
atribut.
Gambar 10. Penyimpanan Data Atribut pada Struktur Data Raster
Data atribut dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data hasil
pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif, diperoleh dari pengisian angket, wawancara, dan
tanya jawab. Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Contohnya,
peta tata guna lahan (permukiman, kawasan industri, tegalan, hutan, dan sawah).
Data kuantitatif adalah data hasil pengamatan atau pengukuran yang dinyatakan dalam bilangan.
Data jenis ini berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai objek. Data kuantitatif dibedakan
menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan nominal.
1) Data rasio adalah data yang diproleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai 0 (nol) mutlak dan
dengan interval yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 10 km dan panjang jalan B = 20 km. Hal
ini berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A.
2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya, nilai siswa A = 9, B
= 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara siswa A dan C = 9-7 = 2.
3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori yang menunjukkan adanya
tingkatan dari yang paling rendah sampai paling tinggi. Contoh, tinggi, paling tinggi.
4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang tidak
menunjukkan adanya tingkatan, lalu diberi kode. Contohnya, permukiman diberi kode B.
2. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan keadaan dunia dalam layar monitor komputer. Oleh sebab itu, SIG sama
halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. SIG melalui
komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan peta. Sebuah peta juga dapat
disebut SIG karena menginformasikan data-data pada ruang muka bumi.

Data
manipul
ation &
Data SI
analysi Data
Input s
G Output
Data
manage
ment
Gambar 11. Subsistem SIG (Prahasta,2005)
Tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data, manipulasi dan analisis data serta penyajian data.
a. Masukan Data
Masukan data dalam SIG dapat digunakan untuk memasukkan data asli ke dalam bentuk yang dapat
dipakai dalam SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses masukan data.
1) Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut.
a) Data penginderaan jauh berupa citra, baik citra foto maupun non foto. Sumber data berupa foto
udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk
peta. Apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital, dapat langsung digunakan
setelah dilakukan koreksi.
b) Data terestris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH
tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data terestris dapat disajikan dalam
bentuk peta, tabel, grafik, dan hasil perhitungan.
c) Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan. Data digunakan
untuk keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam
bentuk digital.
2) Proses Pemasukan Data
a) Data Spasial
Untuk memasukkan data spasial ke dalam SIG, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu digitasi
dan penyiaman (scanning).
Kegiatan digitasi adalah pekerjaan yang banyak menyita waktu sebab dapat menghabiskan
waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai pengambilan keputusan.
Proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam SIG.
Proses digitasi terdiri dari atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi
Peta yang akan didigitasi harus dalam keadaan baik, tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan
tidak pudar.
(2) Menentukan koordinat peta
Pada data yang akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan
sesuai dengan koordinat peta dan skala harus diubah dari satuan millimeter ke meter. Peta
yang didigitasi tidak boleh bergeser atau lepas dari meja digitasi karena sistem koordinat
pada meja digitasi telah disesuaikan dengan system koordinat peta.
Untuk melakukan transformasi ini, minimal ada tiga buah titik yang sudah diketahui
kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik control. Ketiga titik
tersebut berguna untuk mengontrol apabila terjadi pengecilan atau pembesaran objek.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke data dasar
Pengeditan dalam proses digitasi umumnya dilakukan pada sambungan garis yang terlalu
panjang atau terlalu pendek, pencatatan rangkap, kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Untuk menghilangkan kesalahan tersebut, fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan.
(a) Penghapusan garis (delete line) untuk memperbarui data.
(b) Pengancingan (snap) yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen
lainnya.
(c) Fungsi pembesaran (zoom) untuk memperbesar atau memperkecil tayangan.
(d) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri untuk mengetahui ukuran gambar.
(g) Kegiatan penyiaman (scanning) dapat dilakukan menggunakan detector elektronik yang
dapat bergerak. Tipe alat penyiam yang terkenal adalah penyiam tabung (drum scanner)
dan penyiam datar (flatbed scanner). Memasukkan data dengan alat penyiam dapat
menghemat waktu.
(4) Memasukkan Atribut dengan Kode
Atribut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu. Contoh
kode data atribut adalah kode jenis tanah, kode jenis batuan, kode jumlah populasi, kode
jenis vegetasi, kode kelas jalan, dank ode penggunaan lahan.
b. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupakan aktivitas yang meliputi membuat basis data baru, menghapus basis data,
membuat tabel basis data. Manipulasi data dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan
parameter, konversi struktur data dan analisis. Contoh, untuk melakukan klasifikasi ulang suatu data
spasial atau data atribut menjadi data spasial yang baru digunakan kriteria tertentu. Misalnya,
perencanaan tata guna lahan menggunakan criteria kemiringan lereng sebagai berikut.
1) 0% - 14% untuk permukiman.
2) 15% - 29% untuk perkebunan dan pertanian.
3) 30% - 44 % untuk hutan produksi.
4) >45% untuk hutan lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang dapat terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data adalah sebagai berikut.
1) Kesalahan penentuan interval kelas.
2) Terjadi penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada hasil tumpang susun poligon.
3) Terjadi penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
c. Penyajian Data
Penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil analisis data geografis, dapat berupa
peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil perhitungan. Melalui informasi itu, pengguna dapat melakukan
identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam perencanaan kebijakan.
SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Geografi Materi Pokok : Penelitian Geografi


Kelas/Semester : X/ Semester Gasal Alokasi Waktu : 12 x 35 menit (4 x Pertemuan)
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan diskusi serta model pembelajaran problem based learning dan
Project based learning dalam mempelajari materi pokok penelitian geografi, maka diharapkan peserta
didik dapat memahami langkah-langkah penelitian ilmu geografi dengan menggunakan peta dan
menyajikan hasil observasi lapangan dalam bentuk makalah yang dilengkapi dengan peta, tabel, grafik,
foto, dan/vidio dengan penuh rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan Y.M.E, menumbuhkan perilaku
disiplin, jujur (Integritas), aktif, responsif, santun, bertanggung jawab, kerja keras dan kerja sama (Gotong
royong).

B. Langkah Pembelajaran
Pertemuan I (3 x 45 menit)
No IPK IPK
3.3.1. Mengutip pengertian dan jenis penelitian geografi
3.3.2. Mengamati fenomena geografis (keadaan alam di lingkungan sekitar)
3.3.3. Merumuskan pertanyaan penelitian geografi dalam mengkaji masalah lingkungan.

Kegiatan/ Deskripsi Nilai karakter


sintaks
Orientasi  Guru memberikan salam dan mempresensi peserta didik. Religiositas
peserta didik  Guru menyiapkan kelas agar kondusif untuk memulai proses (Beriman dan
pembelajaran. bertaqwa)
Apersepsi  Guru memberikan apersepsi:”Coba kalian ingat tentang hal yang Mandiri
kita lihat di lingkungan sekitar kita. Pernahkah kalian (mungkin di (Pembelajar)
sekitar lingkungan rumah, sekolah, pasar, dekat sungai, atau di
tempat lain) melihat sampah yang menumpuk hingga menggunung
di beberapa tempat dan dibiarkan begitu saja? Apa yang kalian
pikirkan saat itu? (Menanya). Beberapa solusi atau langkah yang
kalian pikirkan setelah ada permasalahan tersebut bisa kita lakukan
sebuah penelitian. Hari ini kita akan mempelajari tentang Langkah-
langkah Penelitian Geografi”.
 Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
 Guru memberikan motivasi pada siswa dengan memperlihatkan
beberapa gambar dampak dari penimbunan sampah, sehingga
siswa dapat selalu berupaya menjaga lingkungan.
Inti Mengamati (observing) Mandiri
1. Orientasi  Peserta didik mengamati penyampaian pengertian Penelitian (Pembelajar)
peserta geografi dan jenis penelitian geografi secara garis besar oleh guru
didik dengan menggunakan media power point dan media video.
 Peserta didik memahami Hand Out dan LKPD yang diberikan
oleh guru. (Literasi)
Literasi (Critical thinking and Problem solving skill)
 Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-
masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik (kelompok
tersebut berlaku selama empat kali pertemuan/materi langkah-
langkah penelitian geografi)
(questioning, experimenting, communicating)
2. Mengorgan Menanya (questioning) Gotong royong
isasikan  Peserta didik pada masing-masing kelompok diberikan (kerja sama)
kegiatan kesempatan untuk bertanya kepada guru bagian-bagian
pembelajar materi yang masih belum dipahami dari powerpoint dan media
an video yang telah ditampilkan.
 Guru menginventaris dan mengecek kesesuaian pertanyaan dengan
indikator pencapaian kompetensi.
 Peserta didik bertanya kepada guru hal-hal yang belum jelas
berkaitan tentang kegiatan kelompok yang akan dilakukan.
Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) Mandiri
 Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi (Pemberani)
sesuai tema yang telah diberikan.
Kelompok 1 : Bidang Kependudukan
Kelompok 2 : Bidang Lingkungan
Kelompok 3 : Bidang Sosial
Kelompok 4 : Bidang Pertanian
Kelompok 5 : Bidang Industri
Kelompok 6 : Bidang Transportasi
dan Komunikasi
Kelompok 7 : Bidang Permukiman
3. Membimbi  Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi Gotong Royong
ng lebih dalam tentang penelitian geografi dalam penerapannya di (Menghargai,
penyelidika beberapa bidang geografi (sesuai dengan tema yang didapatkan) kerja sama,
n kelompok dari berbagai sumber baik dari buku sumber penunjang atau pun solidaritas)
dari sumber lain (internet) untuk membantu lebih memahami
materi dan mengerjakan LKPD yang telah diterima.
(collaborations,communications skill, Critical thinking and Mandiri (etos
4. Menganalis Problem solving skill ) kerja, kreatif)
is dan Menalar/ mengasosiasi (asosciating)
evaluasi  Guru membantu mengarahkan peserta didik mengaitkan antara
proses materi sebelumnya (pengetahuan dasar geografi dan dasar-dasar
pemecahan pemetaan) terhadap penelitian geografi.
masalah  Peserta didik membuat ringkasan materi tentang penelitian
geografi dalam penerapannya di beberapa bidang (sesuai dengan
tema yang didapatkan).
Mengomunikasikan (comunicating) Mandiri
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan (pemberani),
kelas. Gotong royong
 Kelompok yang lain memperhatikan dan memberikan kritik, saran, (kerja sama,
sanggahan, ataupun masukan. menghargai,
 Guru memberikan penguatan materi. solidaritas)
Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran Mandiri
pertemuan hari ini. (kreatif,
Penilaian hasil  Guru memberikan evaluasi ( kuis ) pemberani)
Belajar  Guru memberikan tugas rumah secara individu untuk mengamati Integritas
fenomena geografis yang dapat dijadikan objek penelitian. (Jujur,
 Guru menginformasikan kepada peserta didik untuk membaca Tanggung
materi pertemuan berikutnya tentang judul penelitian, masalah jawab)
penelitian, tujuan, dan teknik pengumpulan data. Religius (iman
 Do’a dan salam penutup. dan taqwa)

Pertemuan II (3 x 45 menit)
No IPK IPK
3.3.4. Mengumpulkan data dan mengolah data geografis

Kegiatan/ Deskripsi Nilai Karakter


sintaks
Pendahuluan  Guru membuka pertemuan dengan salam. Religius
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik. (beriman dan
 Guru menyiapkan kelas agar kondusif untuk memulai proses bertaqwa)
pembelajaran.
 Guru memberikan apersepsi: “Sapa yang tahu apa yang
Apersepsi menyebabkan terjadinya banjir? Jika kita akan meneliti hal tersebut Mandiri
apa judul penelitiannya? Pada pertemuan hari ini kita akan (Pembelajar)
mempelajari tentang judul penelitian, masalah penelitian, tujuan Gotong royong
penelitian, dan teknik pengumpulan data”. (menanya) (solidaritas)
 Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
 Guru menjelaskan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang Integritas
akan dilakukan. (tanggung
 Peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok masing- jawab)
masing.
 Guru menanyakan tugas rumah pada masing-masing kelompok.
Inti Mengamati (observing) Mandiri
1. Orientasi  Peserta didik mengamati penyampaian materi judul penelitian, (Pembelajar)
peserta masalah penelitian, tujuan, dan teknik pengumpulan data secara
didik garis besar oleh guru dengan menggunakan powerpoint.
 Peserta didik mengamati Hand Out dan LKPD yang diberikan oleh
guru.
(critical Thinking and Problem Solving Skill)
2. Mengorga Menanya (questioning) Mandiri
nisasikan  Setiap kelompok tema membuat pertanyaan tentang bagian- (Etos kerja)
kegiatan bagian materi yang masih sulit dipahami.
pembelaja  Guru menginventarisasi dan mengecek kesesuaian pertanyaan
ran dengan indikator pencapaian kompetensi.

3. Membimb Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) Gotong royong


ing  Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi (kerja sama,
penyelidik lebih dalam tentang judul penelitian, masalah penelitian, tujuan, dan musyawarah
an teknik pengumpulan data untuk membantu lebih memahami materi. mufakat)
kemandiri  Berdasarkan hasil tugas rumah (mengamati fenomena geografis)
an dan peserta didik pada masing-masing kelompok mencoba
kelompok merumuskan judul, masalah, dan tujuan penelitian (sesuai dengan
LKPD yang telah diterima).
(collaborations,communications skill, Critical thinking and Problem
solving skill )

Menalar/mengasosiasi (associating) Gotong royong


4. Menganal  Setiap kelompok membuat kesimpulan tentang judul penelitian, (menghargai,
isis dan solidaritas)
masalah penelitian, tujuan, dan teknik pengumpulan data (sesuai
evaluasi dengan tema yang didapatkan)
proses (critical Thinking and Problem Solving Skill, creativity and
pemecaha Mandiri
Innovation)
n masalah (Pemberani,
 Guru membantu mengarahkan peserta didik mengaitkan
kreatif)
fenomena geosfer yang diamati dengan judul penelitian, masalah
penelitian, tujuan, dan teknik pengumpulan data yang sudah
Gotong royong
dirumuskan.
(menghargai,
Mengkomunikasikan (communicating)
kerjasama)
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan kritik, saran,
sanggahan, ataupun masukan.
 Guru memberikan penguatan materi.
(collaborations,communications skill, Critical thinking and Problem
solving skill )
Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran Mandiri
pertemuan hari ini. (pembelajar)
 Guru memberikan kuis menggunakan model Course Review
Penilaian Horay. Integritas
Hasil Belajar  Guru memberikan tugas rumah pada masing-masing kelompok (Jujur)
untuk melakukan penelitian secara langsung (observasi
lapangan) sesuai dengan tema yang didapatkan Gotong royong
 Guru menginformasikan kepada peserta didik untuk membaca (kerja sama),
materi pertemuan berikutnya tentang pengolahan dan analisis data
serta prosedur penyusunan makalah. Religius
 Do’a dan salam penutup. (beriman dan
(questioning, experimenting, asosiating, comunicating) bertaqwa)

Pertemuan III (3 x 45 menit)


No IPK IPK
3.3.5. Menganalisis data geografis
3.3.6. Melakukan penelitian geografi

Kegiatan Deskripsi Nilai Karakter Alokasi


waktu
Pendahulua  Guru membuka pertemuan dengan salam. Religius 10’
n  Guru dan peserta didik berdo’a sebelum memulai (beriman dan
pelajaran. bertaqwa)
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
 Guru menyiapkan kelas agar kondusif untuk memulai
proses pembelajaran.
 Guru memberikan apersepsi:“Siapa yang tahu bagaimana
cara membuat tempe? Jika tempe ada melalui proses
Apersepsi pengolahan, sama halnya dengan penelitian geografi, ada
yang namanya proses pengolahan dan analisis data. Pada Mandiri
hari ini kita akan mempelajari mengenai pengolahan dan (pembelajar)
analisis data serta prosedur penyusunan makalah.” Gotong royong
 Guru menyampaikan indikator pembelajaran, manfaat (kerja sama)
pembelajaran, dan penilaian. Integritas
 Guru menjelaskan garis besar cakupan materi dan kegiatan (Tanggung
yang akan dilakukan jawab)
 Peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok
masing-masing.
 Peserta didik pada masing-masing kelompok
mengumpulkan tugas rumah
Inti Mengamati (observing) Mandiri 110’
1. Orientas  Peserta didik mengamati penyampaian materi tentang (Pembelajar)
i peserta pengolahan dan analisis data serta prosedur penyusunan
didik makalah secara garis besar oleh guru dengan menggunakan
media PPT. (critical Thinking and Problem Solving
Skill) Gotong Royong
 Peserta didik membaca buku teks dan mencari tambahan (Kerja sama)
Literasi materi dari sumber yang relevan. (Literasi)
2. Mengor Menanya (questioning)
ganisasi  Setiap kelompok membuat pertanyaan tentang bagian-
kan bagian materi yang masih sulit dipahami.
kegiatan  Pertanyaan dibahas bersama-sama oleh guru dan peserta Gotong royong
pembela didik. (communication skills) (kerja sama)
jaran. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
 Peserta didik secara berkelompok mencoba menyusun
3. Membi data hasil penelitian yang sudah dilakukan.
mbing  Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan
penyelid informasi/data dari buku paket atau referensi lain
ikan seperti internet untuk menambah data hasil penelitian. Gotong royong
kemandi Menalar/mengasosiasi (associating) (kerja sama,
rian dan menghargai,
 Peserta didik mengolah data yang sudah terkumpul dan
kelompo disusun sesuai dengan tujuan penelitian. solidaritas)
k
 Peserta didik pada masing-masing kelompok
mengkonsultasikan secara garis besar hasil laporannya
kepada guru.
4. Mengan
 Peserta didik menyusun laporan penelitian geografi
alisis Mandiri
sesuai dengan LKPD yang telah diberikan. (keberanian)
dan
Mengkomunikasikan (communicating)
evaluasi gotong royong
proses  Peserta didik pada masing-masing kelompok ( kerja sama,
pemecah mempresentasikan hasil diskusi menghargai,
an  Kelompok lain memperhatikan dan memberikan kritik, solidaritas)
masalah saran, sanggahan, ataupun masukan.
 Guru memberikan penegasan materi
Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi Mandiri 15’
pembelajaran pertemuan hari ini. (Kemandirian)
Penilaia  Guru memberikan kuis menggunakan model word Integritas
hasil belajar square. (Jujur)
 Guru memberikan tugas rumah untuk menyajikan hasil Integritas
penelitian yang telah disusun dalam bentuk makalah. (Tanggung
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada jawab)
pertemuan berikutnya yaitu melanjutkan presentasi bagi Mandiri
kelompok yang belum presentasi dan ulangan harian (Pembelajar),
(langkah-langkah penelitian geografi).
 Do’a dan salam penutup
Pertemuan IV 3x 45’
Ph kd 3.3. Penelitian Geografi

C. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


1. Bentuk Penilaian
a. Kompetensi Penilaian
1) Penilaian Sikap
2) Penilaian Pengetahuan
3) Penilaian Keterampilan
b. Teknik
1) Penilaian Sikap : catatan observasi, jurnal
2) Penilaian Pengetahuan : tes tulis
3) Penilaian Keterampilan : tugas mandiri
c. Bentuk
1) Penilaian Sikap : jurnal
2) Penilaian Pengetahuan : pilihan ganda dan uraian
3) Penilaian Keterampilan : portofolio

2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Sikap
1) Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan
proaktif.
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima sikap
diatas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut.
No Waktu Nama Kelas Kejadian/ Aspek Butir Positif/
Perilaku Sikap Sikap negatif

b. Instrumen Penilaian Pengetahuan


1) Kisi Kisi Penulisan Soal

KISI-KISI PENILAIAN HARIAN

Nama Satuan pendidikan : SMA N 1 Kota Mungkid


Kelas/Semester : X/Semester 1
KD : 3.3 Penelitian Geografi
Mata Pelajaran : Geografi

Level Nomor Soal


Materi Indikator Soal
Kognitif PG Essay
Mengutip Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 1
pengertian dan mengidentifikasi cara berfikir dalam penelitian Geografi
jenis penelitian Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 2
geografi mengidentifikasi langkah dalam penelitian Geografi
Mengamati Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 3
fenomena mengidentifikasi syara penelitian (sistematis )
geografis (kondisi Disajikan beberapa pernyataan , peserta didik mampu 4
alam di mengidentifikasi karakteristik penelitian Geografi
lingkungan
sekitar)
Merumuskan Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 5
pertanyaan mengidentifikasi langkah dalam penelitian Geografi
penelitian Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 6
geografi mengidentifikasi pedoman dalam pembuatan instrumen
penelitian
Mengumpulkan Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 7
data dan mengidentifikasi teknik pengumpulan data
mengolah data Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 8
geografis mengidentifikasi teknik pengolahan data
Menganalisis data Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 9
geografis mengurutkan format laporan penelitian
Disajikan sebuah narasi, peserta didik mampu 10
mengidentifikasi bagian dari penelitian
Melakukan Disajikan bidang-bidang yang termasuk kedalam ranah 1
penelitian ilmu geografi, peserta didik diminta untuk membuat
geografi rancangan penelitian geografi berdasarkan format yang
telah di tentukan

Penilaian Harian 3.3 Penelitian Geografi


Pilihan Ganda
1. Berikut merupakan cara berfikir dalam penelitian, kecuali...
a. Memeriksa berbagai aspek sisi kehidupan sehari-hari secara kritis.
b. Memahami dan merumuskan prinsip-prinsip dengan prosedur tertentu.
c. Menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk mejawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak
dibutuhkan.
d. Menemukan jawaban atas pertanyaan-atau masalah yang ada di kehidupan sekitar melalui sebuah
pengamatan dan pemikiran yang sistematis.
e. Mengembangkan dan menguji teori-teori baru yang dapat meningkatkan kemampuan dan keprofesionalan
suatu bidang tertentu.
2. Langkah pertama dalam memulai penelitian adalah menentukan ....
a. Tujuan penelitian
b. Masalah yang akan diteliti
c. Lama waktu penelitian
d. Lokasi penelitian
e. Manfaat penelitian
3. Penyusunan penelitian hendaknya dilakukan secara sistematis, artinya....
a. Sesuai dengan urutan prioritas
b. Sesuai dengan kehendak hati
c. Sesuai urutan langkah-langkah metode penelitian ilmiah
d. Sesuai dengan logika logis
e. Sesuai dengan data-data ilmiah
4. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Berkaitan dengan gejala di permukaan bumi
2) Berkaitan dengan peran manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan....
3) Berkaitan dengan kesehatan manusia
4) Berkaitan dengan karakteristik wilayah di permukaan bumi.
5) Berkaitan dengan tingkat pendapatan negara
6) Berkaitan dengan sebaran keruangan.
Sifat-sifat yang menjadi karakteristik penelitian ilmiah geografi ditunjukkan oleh pertanyaan nomor ....
a. 1), 2), 3), & 4)
b. 1), 3), 5), & 6)
c. 1), 2), 4), & 6)
d. 2), 3), 4), & 5)
e. 2), 4), 5), & 6)
5. Apa yang dimaksud dengan masalah?
a. Fenomena yang akan diteliti.
b. Sumber data penelitian
c. Kenyataan yang sesuai dengan harapan
d. Hal-hal yang bersifat negatif
e. Kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan
6. Arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian dan merupakan salah satu pedoman dalam pembuatan
instrumen penelitian adalah ....
a. Judul penelitian
b. Tujuan penelitian
c. Rumusan masalah
d. Teknik pengumpulan data
e. Analisis data
7. Berikut merupakan cara dan teknik pengumpulan data berdasarkan data primer kecuali ....
a. Angket
b. Wawancara
c. Observasi
d. Komputerisasi
e. Dokumentasi
8. Analisis data yang menggunakan pendekatan statistik deskriptif adalah ....
a. Analisis data kuantitatif
b. Analisis data kualitatif
c. Analisis data deskriptif
d. Analisis data spesifik
e. Analisis data general
9. Perhatikan format penyusunan makalah berikut!
1) Daftar Isi
2) Latar belakang masalah
3) Kesimpulan
4) Rumusan masalah
5) Pembahasan
6) Halaman Sampul
7) Tujuan penelitian
8) Manfaat hasil penelitian
9) Pendahuluan
10) Daftar pustaka
11) Kata Pengantar
12) saran
13) Penutup
14) Lampiran
Urutan format penyusunan makalah yang benar adalah
a. 4), 7), 8), 5), 14), 3), 12), 6), 12), 1), 9), 2), 10), dan 13)
b. 6), 12), 2), 4), 7), 14), 9), 8), 5), 13), 3), 12), 10), dan 1)
c. 12), 10), 6), 12), 1), 9), 2), 4), 14), 8), 5), 13), 3), dan 7)
d. 6), 12), 7), 8), 5), 13), 3), 12), 10), 14), 1), 9), 2), dan 4)
e. 6), 12), 1), 9), 2), 4), 7), 8), 5), 13), 3), 12), 10), dan 14)
10. Rangkuman hasil penelitian secara singkat, padat, dan jelas ditulis dalam ....
a. Rumusan masalah
b. Tujuan penelitian
c. Pembahasan
d. Kesimpulan
e. Saran

Essay
Perhatikan bidang-bidang penelitian geografi berikut:
1. Bidang Kependudukan
2. Bidang Lingkungan
3. Bidang Sosial
4. Bidang Pertanian
5. Bidang Industri
6. Bidang Transportasi dan Komunikasi
7. Bidang Permukiman
Berdasarkan bidang penelitian diatas, pilih salah satu bidang kemudian buat satu rancangan penelitian geografi,
dengan format sebagai berikut.
a. Judul
b. Latar belakang masalah
c. Rumusan masalah
d. Tujuan penelitian
e. Manfaat hasil penelitian

Kunci Jawaban
Pilihan Ganda 1. C 4. C 7. D 10. D
2. B 5. E 8. A
3. C 6. B 9. E
Jawaban Uraian Rancangan penelitian secara garis besar mencakup pembahasan sebagai berikut.
1. Bidang kependudukan, membahas mengenai aspek demografi, mental, tradisi,
hubungan antarindividu, keruangan, kemakmuran.
2. Bidang lingkungan, membahas tentang kaitan antara gejala dan masalah kehidupan
manusia terhadap lingkungan.
3. Bidang sosial, membahas mengenai gejala yang terjadi di masyarakat yang disebabkan
oleh kondisi, peristiwa, tingkah laku, dan sikap manusia sebagai makhluk sosial
4. Bidang Pertanian, membahas hubungan antara antara komponen fisik yang
mencangkup iklim, air, tanah, dan topografi dengan segala proses alamiahnya terhadap
komponen manusia yang mencakup tenaga kerja, teknologi, tradisi masyarakat,
kemampuan ekonomi,
5. Bidang Industri, fokus studi geografi pada aspek industri terletak pada interelasi
keruangan, komponen, dan pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri
6. Bidang Transportasi dan Komunikasi, dapat mengungkapkan difusi, interaksi
keruangan, serta kemajuan atau keterbelakangan suatu daerah.
7. Bidang permukiman, berkaitan dengan permasalahan permukiman yang terdapat di
pedesaan dan perkotaan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda antara kedua
daerah tersebut.

Rubrik Penilaian
Petunjuk Penyekoran Soal Pilihan Ganda
Jumlah soal Pilihan Ganda: 10
Jawaban benar mendapat skor 5
Jawaban salah mendapat skor 0
Nilai = Jumlah soal yang benar x 5
Contoh:
Nilai : 7 x 5 = 35
Petunjuk Penyekoran Soal Uraian
Deskriptor Skor
a. Membuat rancangan penelitian sesuai dengan format yang diberikan dengan benar, 50
lengkap, dan berkesinambungan anatar komponen
b. Membuat rancangan penelitian dengan benar dan berkesinambungan antar komponen 30
tetapi tidak sesuai dengan format yang diberikan tidak ada satu komponen
c. Membuat rancangan penelitian sesuai dengan format yang diberikan tetapi tidak tepat 10
dan tidak berkesinambungan
d. Menjawab seadanya saja 2
e. Tidak menjawab pertanyaan/tidak ada jawaban 0

Nilai Total= nilai pilihan ganda + nilai uraian

c. Instrument Penilaian Kompetensi Keterampilan


1) Penilaian Penugasan mandiri
Tugas I
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : Menyajikan hasil observasi lapangan dalam bentuk makalah yang dilengkapi dengan
peta, tabel, grafik, foto, dan/vidio.
Topik/Subtopik : Penelitian Geografi/laporan hasil observasi
Indikator : Mensketsa ALKI dan ekoregion laut di Indonesia dalam bentuk infografis

Rubrik dan Kriteria Penilaian


NAMA :
KELAS :
TANGGAL :
SKOR JML
NO STRUKTUR NILAI
1 2 3 4 5 SKOR
1 Ketepatan jawaban
2 Isi
3 Keselarasan uraian materi dengan jawaban
Pedoman Penilaian
Nilai = Jumlah Skor : 15

Penilaian Kinerja
LEMBAR PENGAMATAN
TOPIK : Penelitian Geografi
KELAS :
ANALISIS JML
NO NAMA PEMAPARAN PENUTUP NILAI
MATERI SKOR
1
2
3
4
5
LEMBAR PENILAIAN
NILAI KETRAMPILAN
NO NAMA
Karya Presentasi Rerata
1
2
3
4
5
dst

Mengetahui, Kota Mungkid, 14 Juni 2021


Kepala SMA Negeri 1 Kota Mungkid Guru Mata Pelajaran Geografi,

Dra. Ani Ardi Suprijani, M.Pd. Restika Afriyani, S.Pd


NIP. 19630124 198803 2 001 NIP. –
LAMPIRAN BAHAN AJAR
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI

Sumber: http://geomagz.geologi.esdm.go.id/udi-hartono-menguak-perut-bumi-indonesia/
Gambar 3.1 Seorang peneliti sedang mengumpulkan contoh batuan saat penyelidikan di lapangan

Coba perhatikan gambar 2.1 di atas. Menurut kalian apa yang sedang dilakukan oleh orang pada gambar
tersebut? Apakah ia melewati tahapan-tahapan tertentu sebelum melakukan hal seperti terlihat pada gambar?
Langkah-langkah apa yang akan dilakukannya setelah itu? Langkah-langkah atau tahapan yang ia lalui itu
dinamakan metode penelitian. Bermacam-macam penelitian dapat dilakukan seseorang. Dalam geografi,
penelitian yang dilakukan dapat bersifat fisik atau sosial ekonomi. Untuk melakukan penelitian tersebut,
dibutuhkan langkah-langkah penelitian.
Sudah sepantasnya kita sebagai manusia bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan
sebagai makhluk yang mempunyai akal. Dengan akal ia dapat memecahkan berbagai masalah termasuk di
dalamnya masalah-masalah geografi. Melalui akal juga manusia dapat melakukan penelitian yang bersifat
geografis.

A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah kegiatan menyelidiki, mengembangkan, dan menguji kebenaran secara mendalam
untuk memecahkan suatu permasalahan. Adapun penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan
untuk menguji kebenaran dan memecahkan permasalahan geografi (gejala alam) secara sistematis sebagai
objek penelitian. Ciri khas penelitian geografi adalah menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan
kompleks wilayah (sudah dibahas pada bab sebelumnya ) dalam mendapatkan masalah penelitian dan
memecahkan masalah tersebut. Ciri khas yang khusus dalam penelitian geografi adalah sebagai berikut .
1. Pembuatan dan penggunaan peta. Penggunaan peta untuk melihat keterkaitan antargejala geosfer,
seperti persebaran jenis tanah dengan vegetasi, permukiman penduduk dengan jaringan jalan, atau pola
aliran sungai dengan jenis pertanian. Hasil akhir dari penelitian tersebut adalah peta baru yang
menggambarkan keterkaitan tersebut. Contohnya peta wilayah kesesuaian tanaman jagung.
2. Observasi lapang. Kemampuan melakukan mengumpulkan data yang jelas dan akurat yang tidak dapat
terbaca oleh peta. . Selain itu observasi lapangan juga dapat dilakukan untuk melakukan pemetaan suatu
daerah.
3. Penentuan model dari hasil analisis penelitian. Model penelitian geografi dapat berupa pola persebaran,
gambar, grafik, dan diagram.
4. Dokumentasi
Pada penelitian geografi, dokumen baik berupa lampiran dokumen hasil kegiatan atau pun foto
disertakan karena berkaitan dengan hasil dan data pendukung penelitiian.
Terdapat hasil analisa yang bisa berupa grafik, diagram, tabel, bagan, dan peta
Penelitian geografi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai landasan teori dan dilakukan secar sistematis.
2. Penelitian diawali dengan penemuan masalah geosfer.
3. Menganalisis lebih mendalam terhadap suatu kajian geosfer
4. Menguji hasil penelitian yang telah dilakukan agar hasilnya lebih akurat,
5. Tujuan penelitian geografi adalah memecahkan suatu permasalahan geosfer.
6. Berkaitan dengan peran manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.
7. Berkaitan dengan karakteristik wilayah di permukaan bumi.
8. Perbandingan antar wilayah.
9. Berkaitan dengan sebaran keruangan.

B. Studi Geografi dalam Penelitian


Penelitian geografi dalam penerapannya adalah sebagai berikut.
1. Bidang Kependudukan
a. Berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan tingkat kemakmuran penduduk, baik
pada suatu wilayah tertentu maupun pada lingkup yang lebih luas.
b. Ruang lingkupnya selain pada aspek demografi, tetapi juga aspek psikologi, sejarah, geografi,
psikologi dan lain-lain.
c. Masalah kependudukan menyangkut aspek demografi, mental, tradisi, hubungan antarindividu,
keruangan, kemakmuran, dan sebagainya.
1) Masalah kependudukan
a) Berkaitan dengan tingkat kemakmuran penduduk yang rendah.
b) Penyebab utama masalah kependudukan: ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk
yang pesat terhadap pertumbuhan bahan kebutuhan primer.
2) Penerapan studi kependudukan
Pengumpulan data, penyusunan model permasalahan, dan pemecahan masalahnya tidak dapat
dilakukan hanya melalui bidang studi kependudukan, tetapi juga melalui pendekatan lintas
bidang studi atau pendekatan sistem.
2. Bidang Lingkungan
a. Bertujuan mencari alternatif pemecahan masalah lingkungan
b. Membahas tentang kaitan antara gejala dan masalah kehidupan manusia terhadap lingkungan.
c. Ditekankan pada kemampuan lingkungan dalam menjaga keserasian dan kelestarian kehidupan.
d. Menerapkan konsep dan prinsip ekologi serta ilmu sosial.
1) Masalah lingkungan
Masalah lingkungan seperti erosi, pencemaran, kekeringan, dan banjir termasuk masalah
geografi, karena merupakan hasil interaksi keruangan antara faktor manusia dengan faktor alam.
Jadi, suatu masalah dikatakan sebagai masalah geografi jika hubungan keruangan keadaan alam
dengan keadaan penduduk tidak seimbang.
2) Penerapan studi lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan
Ruang muka bumi untuk kehidupan yang layak sudah sangat terbatas. Sumber daya alam juga
tidak merata di seluruh wilayah. Dua hal tersebut sangat penting saat melakukan perencanaan
yang matang bagi pengelolaan sumber daya alam. Dengan perencanaan yang matang setelah
penelitian yang saksama, maka diharapkan kualitas kehidupan dan kualitas lingkungan dapat
menjadi seimbang sehingga masalah lingkungan teratasi.
3. Bidang Sosial
Membahas hubungan ilmu-ilmu sosial dalam memahami gejala dan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat. Gejala sosial adalah gejala yang terjadi di masyarakat yang disebabkan oleh kondisi,
peristiwa, tingkah laku, dan sikap manusia sebagai makhluk sosial. Masalah pengangguran, sampah,
kenakalan remaja, dan kemacetan lalu lintas merupakan contoh gejala sosial. Masalah sosial terjadi jika
gejala sosial telah menjadi masalah yang berat yang sulit diatasi.
a. Pendekatan studi sosial
Pada pendekatan ini masalah sosial dilihat dengan berbagai disiplin ilmu karena masalah yang
dikaji sangat kompleks yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan.
b. Pendekatan studi geografi
Pada pendekatan ini masalah sosial dilihat berdasarkan penyebarannya dalam ruang, persamaan
dan perbedaan masalah sosial, dan keunikan masalah sosial di wilayah yang bersangkutan.
4. Bidang Pertanian
Membahas hubungan antara antara komponen fisik yang mencangkup iklim, air, tanah, dan
topografi dengan segala proses alamiahnya terhadap komponen manusia yang mencakup tenaga kerja,
teknologi, tradisi masyarakat, kemampuan ekonomi, dan kondisi politik setempat.
a. Pengkajian diferensiasi areal pertanian
Membahas areal pertanian yang cukup luas, kemudian menentukan perbedaan antar-area yang lebih
kecil. Contohnya: kondisi pengairan, jenis tanah, kemampuan teknologi yang dimiliki petani, dan
jenis tanaman yang dikembangkan.
b. Faktor pendukung pertanian
Berkaitan dengan faktor-faktor mendukung pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian,
seperti keadaan tanah, relief permukaan, keadaan iklim, tenaga kerja, teknologi pertanian,
transportasi, pemasaran, dan usaha menjaga kelestarian lingkungan.
5. Bidang Industri
a. Membahas hubungan/interaksi antara komponen fisik yang mencangkup: lahan, bahan baku,
sumber energi, dan iklim dengan segala proses alamiahnya terhadap komponen manusia yang
mencangkup: tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, situasi politik, keadaan pemerintahan,
transportasi, komunikasi, konsumen, dan pasar.
b. Fokus studi geografi pada aspek industri terletak pada interelasi keruangan, komponen, dan
pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri
c. Dalam kajian geografi, aspek keruangan pembangunan industri terkait dengan penerapan teknologi
tepat, penentuan lokasi dan penyebarannya, serta diferensiasi areal industri.
6. Bidang Transportasi dan Komunikasi
Dengan mengkaji transportasi dan komunikasi, maka dapat mengungkapkan difusi, interaksi
keruangan, serta kemajuan atau keterbelakangan suatu daerah.
a. Penerapan teknologi
Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi dan komunikasi telah memperpendek jarak di muka
bumi. Daerah yang semula terpencil bisa menjadi daerah yang utama. Daerah yang berpotensi
tinggi dapat dikembangkan menjadi daerah yang produktif.
b. Manfaat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi
Melalui kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi (radio, TV, dan telepon) kita dapat
mengetahui peristiwa di luar jangkauan penglihatan kita. Sekarang, kita dapat mendengar kejadian,
menyaksikan peristiwa penting, dan pertandingan olahraga yang berlangsung di luar negeri.
7. Bidang Permukiman
a. Berkaitan dengan segala prasarana dan sarana penunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu
kesatuan dengan tempat tinggalnya.
b. Terdapat dua macam permukiman, yaitu:.
1) Permukiman di daerah pedesaan
2) Permukiman di daerah perkotaan
c. Berkaitan dengan permasalahan permukiman yang terdapat di pedesaan dan perkotaan yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda antara kedua daerah tersebut. Secara umum, faktor
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan permukiman, yaitu faktor fisik (seperti
kondisi alam, kondisi bangunan, dan sebagainya), sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain
sebagainya. Faktor-faktor tersebut menjadi landasan perkembangan permukiman tersebut
selanjutnya.

B. Jenis- Jenis Penelitian Geografi


Jenis- jenis penelitian geografi dapat dibedakan berdasarkan tujuan, bentuk, dan metode penelitian
1) Berdasarkan Tujuan
Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan penelitian. Misalnya, tujuan penelitian
adalah mencari hubungan interaksi dan dinamika pada suatu masalah geosfer, menjelaskan
permasalahan geografi, dan menemukan penyebab terjadinya masalah geosfer. Penelitian geografi
berdasarkan tujuannya dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Penelitian eksploratif. Pada penelitian eksploratif, perolehan data dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka
sehingga didapat suatu hipotesis dan kesimpulan.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan gagasan dasar mengenai suatu topic permasalahan
yang baru atau belum diketahui sebelumnya. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penelitian
eksploratif adalah mengetahui hubungan antargejala sosial maupun gejala fisik dan menemukan
data empiris mengenai hubungan gejala-gejala tersebut untuk merumuskan hipotesis yang
berkualitas.
b. Penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menekankan pada penjelasan tentang penyebab masalah
geosfer yang sesuai fakta dan hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskripsi skema atau alur
sistematika dalam pemecahan masalah penelitian. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian
eksploratif.
c. Penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif menekankan pada pengujian hipotesis untuk
menemukan penyebab permasalahan geosfer. Tujuannya adalah menghubungkan pola-pola yang
memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat dalam memecahkan
permasalahan geosfer.

2) Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaan


a. Studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan cara studi lapang dan wawancara. Contohnya, meneliti
tentang alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertambangan yang berpotensi mengancam
kelangsungan ekosistem di wilayah tersebut
b. Survey. Survei dilakukan untuk menguji kebenaran hipostesis (kesimpulan sementara) dan
mendeskripsikan hubungan anatarvariabel. Hasil survey bergantung pada sampel dan informasi dari
responden.
c. Eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap variable yang
lain. eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan.

3) Berdasarkan Metode Penelitian


A. Penelitain kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitain yang menggambarkan secara mendalam
mengenai hasil pengumpulan data di lapangan. Ada beberapa kondisi yang dapat menggunakan
penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut.
1. Masalah penelitian masih belum jelas.
2. Ingin meneliti secara mendalam.
3. Digunakan untuk mengetahui interaksi sosial
4. Ingin mengembangkan teori yang sudah ada atau membuat teori baru.
5. Memastikan keakuratan data.
6. Digunakan untuk meneliti sejarah perkembangan suatu fenomena geosfer.
B. Penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
alata ukur dalam analisisnya. Penelitian ini dapat diterapkan pada kondisi-kondisi sebagai berikut.
1. Masalah dalam penelitain sudah jelas.
2. Mencakup populasi yang cukup banyak.
3. Ingin mengetahui pengaruh perlakukan tertentu terhadap objek penelitian.
4. Ingin menguji hipotesis penelitian.
C. Perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Sudut pandang Mencari penyebab suatu fenomena Memahami perilaku manusia dari
teori dan hubungannya dengan fenomena kerangka berpikir dan tindakan
lain orang-orang itu sendiri.
Pendekatan Mengidentifikasi variabel, memilih Observasi partisipan sehingga dapat
sampel, memberikan perlakuan, dan memahami fenomena tertentu.
menganalisis hasil perlakuan.
Tujuan Menguji atau membuktikan suatu Menemukan ciri-ciri fenomena dan
teori dengan perantara hipotesis dan mengelompokkannya atau dengan
menggunakan teknik statistic. kata lain menemukan sebuat teori
baru
Pengumpulan Variabel, sampel. Hipotesis, dan data Mengumpulkan data secara
data yang dikumpulkan benar-bear keseluruhan agar lebih
relevan dengan rancangan penelitian. memudahkan memahami fenomena
yang kompleks secara utuh.
Instrumen Angket, pdoman wawancara, tes, Manusia, buku catatan,
penelitian skala dokumentasi
Data Satuan angka Primer, informasi, dokumen pribadi
Sumber data Populasi dan sampel Subjek penelitian
Rancangan Dirancang secara pasti dan tidak dpat Rancangan daoat berubah sesuai
diubah pada saat penelitian realitas di lapangan.
berlangsung.

C. Pengamatan Fenomena Geografi


Sebuah fenomena adalah fakta, kejadian, atau keadaan di alam yang diamati atau di observasi. Terdapat
dua pertanyaan tentang fenomena, yakni apa atau mengapa fenomena bisa terjadi dan dimana fenomena itu
terjadi. Fenomena yang dipelajari dalam geografi adalah fenomena geosfer. Fenomena geosfer terdiri dari
alam dan manusia serta keterkaitan keduanya di permukaan bumi. Fenomena geosfer meliputi hidrosfer,
litosfer, atmosfer, biosfer, dan atroposfer.
Pengamatan fenomena geografi ini merupakan pusat perhatian unttuk merepresenutasikann kompleks
dunia nyata secara akurat. Dua fenomena geografi yang utama daalah geografi sosial (Manusia) dan
Geografi fisik (lingkungan alam). Pada awal penelitian geografi, pengamatan yang dilakukan hendaknya
menuntut adanya penjelasan. Kita bertanya-tanya jika sesuatu yang kita amatai merupakan pola umum atau
kejadian kebetulan. Misalnya, fakta bahwa flora dan fauna dibagian barat Indonesia menyerupai flora dan
fauna di benua Asia. Sementara itu flora dan fauna di bagian timur Indonesia lebih cenderung enyerupai
flora dan fauna di benua Australia.
Pengamatan atau observasi dalam pengertian yang paling umum melibatkan interaksi manusia dengan
alam. Tujuannya adalah mendapatkan informasi struktur dan dinamika alam dan teori yang dipikirkan oleh
manusia. Pegamatan tidak hanya dipandang sebagai informasi yang d dapatkan melalui panca indra tetapi
juga data yang dikumpulkan melalui rose yang melibatkan teknologi, seperti sensor pada penginderaan jauh
perbandingan informasi hasil pengamatan dengan ide-ide teoretis merupakan inti dari enyelidikan ilmiah.
Pengamatan juga merupakan proses awal meghasilkan pengetahuan ilmiah. Dalam geografi fisik,
pendekatan terhadap pdendekatan secara langsung melalui pengamatan lapangan atau seara tidak langsung
melalui penginderaan jauh serta gabungan keduanya.
1. Menentukan masalah
Setelah fenomena geografi dimaati, selanjutnya adalah memilih masalah yang akan diteliti. Masalah
adalah kesenjangan antara kondisi yang seharusya dan kondisi yang sebenarnya, anatara teori dan
praktik, antara aturan dan pelaksanaan, seta antara rencana dan elaksanaan. Sebuah masalah penelitian
sangat berperan dalam mengarahkan seorang peneliti untuk melalukan peneliti dalam kegiatan
penelitiannya. Berikut krteria masalah geografi
a. masalah menyatakan hubungan antar variabel
b. maslah dinyatakan dengan kalimat tanya
c. memungkinkan adanya ketersedian data.
Pertanyaan penelitian ini dikontruksikan dan dirumuskan berdasarkan fenomena geografi yang telah
memberikan inspirasi dan gagasan kepada peneliti. Pertanyaan penelitia daoat berasal dari permasalahan
yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar. Terdapat empat sumber
masalah dalam kajian geogafi, yaitu sebagai berikut.
a. Hasil penelitian orang lain
Peneliti dapat dengan mudah menemukan permasalahan yang direkomendasikan oleh orang lain
yang telah melakukan penelitian yang sejenis.
b. Kepustakaan
Sumber masalah kepustakaan memerlukan kemampuan dalam memadukan kajian teoretis dan
sumber berita yang akurat.
c. Lapangan
Sumber permasalahan yang sering ditemui dari kenyataan di lapangan.
d. Ketersediaan data, peta, dan grafik
Hasil penelitian atau survey yang mengandung permasalahan. Dalam hal ini, diperlukan
kemampuan untuk menghubungkan data-data untuk menentukan variabel penelitian.
Dalam merumuskan pertanyaan penelitian, hendaklah diingat bahwa pertanyaan penelitian harus
memenuhi persyaratan penelitian harus memenuhi persyaratan menarik untuk diteliti, penting untuk
diteliti, dan memberikan manfaat. Selain itu pertanyaan penelitian membutuhkan jawaban yang dapat
dijelaskan secara keilmuan. Ini berarti bahwa seorang peneliti tidak membutuhkan pertanyaan yang
mustahil dijawab dalam batas-batas penelitian. Masalah geografi sedikitnya menyangkut tiga persoalan
pokok, yaitu sebagai berikut.
a. Apa masalahnya (berkaitan dengan gejalanya). Misalnya peristiwa erosi tanah
b. Dimana masalah terjadi (berkaitan dengan lokasi dan ruang). Misalnya, peristiwa erosi tanah yang
terjadi di Kali Wangan, Kedungputih, Kecamatan Sragen Kota.
c. Mengapa masalah terjadi (berkaitan dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut dengan
gejala-gejala lain). Misalnya, peristiwa erosi tanah disebabkan oleh banjir bandang.

2. Menyusun Rumusan Masalah


Masalah berbeda dengan rumusan masalah. Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan penelitian yang akan dilakukan. Namun
demikian, di antara keduanya terdapat hubungan yang erat karena masalah menjadi dasar dari perumusan
masalah. Contoh rumusan masalah.
a. Bagaimana hubungan anatara faktor perubahan penggunaan lahan di Jakarta dan banjir di Jakarta ?
b. Apa faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas air Ciliwung ?
c. Mengapa masyarakat perkotaan cenderung mengalami perubahan kebudayaan?

3. Judul Penelitian
Judul penelitian adalah suatu pernyataan yang mengandung isi keseluruhan suatu penelitian atau
penulisan. Oleh karena itu, judul penelitian geografi hendaknya berupa pernyataan singkat dan jelas.
Contoh:
1. Pengaruh Industri tehadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di Kelurahan A
2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Banjir di Kelurahan Jatiasih Kota Bekasi
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, salah satu
pedoman dalam pembuatan instrumen penelitian adalah tujuan penelitian. Tujuan penelitian berhubungan
erat dengan judul masalah penelitian.
5. Manfaat penelitian
Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai petunjuk praktek pengambilan keputusan
dalam penelitian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi
objek yang diteliti maupun manfaat bagi peneliti itu sendiri.
Contohnya manfaat dari penelitia tentang pencemaran lingkungan yakni dapat di rumuskan :
 Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang pencemaran lingkungan.
 Melatih penulis dalam menggunakan ejaan dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Menambah kreatifitas penulis dalam menyusun laporan penelitian dalam bentuk karya tulis ini.
6. Variabel Penelitian
Faktor atau unsur-unsur yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang perubahan yang terjadi, ditarik kesimpulan.
Jenis-jenis variabel
1. Variabel bebas: variabel yang mempengaruhi unsur yang menjadi penyebab peribahan atau timbulnya
variabel beriku.
2. Variabel terikat : Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas
contoh:
Faktor0faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor antara lain curah hujan, tutupan vegetasi, kemiringan
lereng, jenis tanah dan morfologi. Kondisi tersebut berbeda-beda di setiap wilayah, contohnya wilayah yang
memiliki morfologi berupa daerah perbukitan atau pegunungan dengan kemiringan lereng cukup curam dan
didukung curah hujan yang tinggi, seperti di wilayah Indonesia bagian barat.
Dari tema peneltian tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel terikat pada penelitian ini adalah
kejadian longsor. Adapun variabel bebasnya adalah curah hujan, tutpan vegetasi, kemiringan lereng, jenis tanah
dan morfologi, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tanah longsor.
7. Menentukan Landasan Teori
Langkah selanjutnya dalam penelitian geografi adalah mencari teori-teori, konsep, definisi dan proporsi
yang tersusun secara sistematik untuk melaksanakan penelitian. semua penelitian ilmiah harus memiliki
landasan teori.
Teori berisi penggambaran dan penjelasan terhadap unsur-unsur (variabel) yang diteliti, melalui
pendefinisan, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai sumber sehingga dapat dijadikan
pedoman yang kuat dan valid. Landasan teori dapat berjumlah lebih dari satu, bergantung pada
permaslaahn penelitian yang akan diteliti. Semakin lengkap refrensi yang digunkan landasan teori akan
semakin baik.
8. Penyusunan kerangka penelitian
Untuk membuat model konseptual tentang bagaimana teori-teori yang sudah ditentukan berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka penelitian berawal dari
perumusan masalah penelitian. Kemudian menjelaskan variabel-variabel secara teoretis sesuai landasan
teori yang digunakan dan dapat pula merujuk pada penelitian variabel. Hubungan variabel bebas dan terikat
perlu dijelaskan secara teoritis juga sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas.
Setelah itu, menganalisis dan membandingkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang
menghasilakan kerangka pemikiran. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, barulah dirumuskan
hipotesis
9. Perumusan Hipotesis
Pernyataan sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan. Hipotesis bersifat sementara karena
jawaban yang diberikan masih berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
yang diperoleh melalui pengambilan data. Oleh karena itu, hipotesis menjadi dasar penelitian ilmiah.
Agar fungsi-fungsi hipotesis ini dapat berjalan secara efektif, dalam penyusunan hipotesis faktor-faktor
berikut perlu diperhatikan:
a. Hipotesis disusun dengan kalimat deklaratif. deklaratif adalah kalimat yang mengandung nilai
kebenaran, yaitu benar atau salah. Kalima tersebut positif dan tidak normatif. Dalam kalimat deklaratif
istilah seperti, seharusnya, dan sebaiknya harus dihindari. misalnya seharusnya tidak ada perbedaan
tingkat curah hujan antara daerah perdesaan dan perkotaan. kalimat ini bukan hipotesis, melainkan
opini.
b. Variabel-variabel dalam hipoteisis merupakan variabel yang operasional. Artinya, variabel itu dapat
diamati dan diukur. Contohnya curah hujan.
c. Hipotesis menunjukan hubungan antar variabel. Hipotesis terdiri dari dua jenis, yatu hipotesis nol(H0)
yang menyatakan kesamaan dan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dan
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya kesamaan dan pengaruh serta perbedaan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
10. Penentuan populasi danPenarikan sampel
 Populasi: himpunan individu atau objek yang memiliki karakteristik tertentu danbanyaknya terbatas dan
tidak terbatas.
 Sampel : sebagian dari populasi
pada kondisi tertentu, dapat diukur atau dicatat seluruh populasi. namun, jika populasi yang diukur
sangat luas dan tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti keseluruhan populasi, peneliti dapat
menyelidiki sampelnya saja. Sampel yang paling baik adalah sampel yang dapat mewakili populasi.
selain karena ukuran populasi yang besar, kondisi-kondisi yang memungkinkan pengguna sampel
adalah sebagai berikut.
a. Besarnya biaya tergantung pada jumlah objek yang ditelti. semakin banyak objek, semakin besar
biaya yang diperlukan. Oleh karena itu, sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi biaya
b. Apabila waktu yang tersedia terbatas, penelitian sampel memerlukan waktu lebih sedikit daripada
penelitian populasi.
c. Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak dan
merugikan
d. Tingkat ketelitian pada penelitian sampel lebih teliti daripada penelitian populasi karena datanya
yang lebih sedikit. Ketelitian adalah aspek yang sangat penting agar hasil yang diperlukan akurat
11. Penggunaan sarana ilmiah
PJ dan SIG digunakan untuk mengidentifikasi damn mempelajari pemukaan bumi yang tidak dapat
dijangkau.
12. Teknik Pengumpulan Data
Data dapat digolongkan berdasarkan sifat dan sumbernya. Berikut ini merupakan penggolongan data.
1. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
a.Data kuantitatif, yaitu data yang bersifat angka. Data ini biasa berupa angka-angka seperti 1, 2, 3, dan
seterusnya.
b. Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat maupun uraian. Misalnya peneliti
ingin mengetahui asal-usul tenaga kerja industri di Medan dengan memberikan pilihan jawaban.
1) Berasal dari Kota Medan
2) Berasal dari desa sekitar Kota Medan
3) Berasal dari luar Kota Medan
4) Berasal dari luar Sumatera
2. Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a.Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti, atau ada
hubungannya dengan yang diteliti.
b. Data sekunder, yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau
instansi di luar diri peneliti sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli.
Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi maupun perpustakaan.
Cara dan teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini
merupakan cara dan teknik pengumpulan data.
d. Data primer
1) Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi terbagi
menjadi dua sebagai berikut.
a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti.
b) Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya
peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti. Contohnya adalah pengamatan yang
dilakukan melalui citra dari foto udara atau satelit, dan slide.
2) Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan
dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada umumnya dua orang atau lebih
hadir secara fisik dalam proses tanya jawab.
3) Angket
Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
4) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter, dan data lain yang
relevan.
5) Rating Scale (Skala Bertingkat)
Rating scale adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berisi skala bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari atau member tanda silang. Pada
rating scale, data mentah yang didapat dapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
e.Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari subjek/ objek
yang diteliti akan tetapi melalui pihak lain seperti instansi-instansi/ lembaga-lembaga yang terkait,
perpustakaan, arsip perorangan, peta, dan sebagainya.
13. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu cara mengelompokkan dan menginterpretasikan data sesuai tujuan
penelitian. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengolah data, yaitu secara manual dan komputerisasi.
a.Manual
Pengolahan data secara manual dapat dilakukan melalui tabulasi data. Format tabulasi data disesuaikan
dengan tujuan dan hipotesis penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti mudah menganalisis datanya.
b. Komputerisasi
Pengolahan data dengan komputer harus dibuatkan instrumen sesuai dengan format komputer
sehingga data dapat diolah dengan cepat.
2. Analisis Data
Analisis data adalah cara menginterpretasikan data agar dapat diguakan dalam pembuatan laporan
penelitian. Analisis data dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
a.Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data ini dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu sebagai
berikut.
1) Data reduction (reduksi data)
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
diambil.
2) Data display (penyajian data)
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa
teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, maupun bagan.
3) Conclusion drawing (verifikasi)
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan
merupakan hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.

b. Analisis Data Kuantitatif


Analisis data dalam kuantitatif menggunakan pendekatan statistik dekskriptif. Statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang terkumpul. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain distribusi
frekuensi, distribusi persen, dan pengukuran tendensi sentral.
1) Distribusi frekuensi
Misalnya ada pertanyaan, apakah saudara pernah belanja di supermarket? Hasil jawabannya ada
pada tabel berikut.
Jawaban Frekuensi
Pernah 110
Tidak pernah 90
Jumlah 200

Artinya: ada sebanyak 110 individu yang pernah berbelanja ke supermarket dan ada 90 individu
yang tidak pernah ke supermarket.
2) Distribusi persen
Pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persentase. Cara memperoleh frekuensi relatif ialah
sebagai berikut:

Perhatikan contoh berikut!


Umur Frekuensi Persentase (%)
<25 121 37
26-30 59 18
31-40 83 25
>40 66 20
Jumlah 329 100
Artinya: ada sebanyak 37% responden berusia <25 tahun, 18% berusia antara 26-30 tahun, 25%
verusia 31-40 tahun, dan 20% berusia >40 tahun.
Bila frekuensi yang dihitung meningkat ke atas dari frekuensi yang paling rendah sampai dengan
yang paling tinggi maka hal ini disebut frekuensi kumulatif.
Perhatikan contoh berikut!
Penghasilan per bulan (Rp) Frekuensi Frekuensi kumulatif
500.000 - 1.000.000 10 50
1.000.000 – 1.500.000 15 40
1.500.000 – 2.000.000 20 25
2.000.000 – 2.500.000 5 5
Jumlah 50 120

3) Tendensi sentral
Bilangan tendensi sentral adalah mean, median, dan modus. Tendensi sentral berguna untuk
menggambarkan bilangan yang dapat mewakili suatu bilangan tertentu.
a) Mean
Mean atau rata-rata dapat dicari dengan menjumlahkan semua nilai kemudian dibagi dengan
banyaknya individu. Rumusnya adalah sebagai berikut:
M = mean/ rata-rata
x = jumlah data
n= jumlah individu
Perhatikan contoh berikut!
Ada 5 orang dengan penghasilan seperti pada tabel di bawah ini
Individu Penghasilan (ribuan)
A 100
B 125
C 140
D 150
E 175
N= 5 ∑x= 690

Maka Mean adalah = 138.000


b) Median
Median merupakan nilai tengah yang membatasi setengah frekuensi bagian bawah dan setengah
frekuensi bagian atas. Perhatikan tabel berikut!
Nomor Nilai
1 60
2 65
3 75
4 85
5 80
6 81
7 79
8 77
9 86
Untuk mengetahu median dari data tersebut, pertama-tama urutkan nilai dari yang terkecil
hingga terbesar, seperti contoh berikut
60, 65, 75, 77, 79, 80, 81, 85, 86
Berdasarkan data yang telah diurutkan tersebut, maka median/ nilai tengahnya adalah 79.
c) Modus
Modus atau mode merupakan nilai yang sering muncul dalam data. Perhatikan tabel berikut!

Nilai Frekuensi
60 3
65 7
78 11
77 9
69 4
87 14
Jumlah 48

Modus dari data tersebut adalah 87, karena frekuensinya adalah 15.
14. Perumusan kesimpulan dan saran
Kesimpulan menunjukan implikasi, hubungan dan hasil dari uraian yang telah dibicarakan. Kesimpulan
merupakan sintesis final atau integrasi dari detail-detail hasil penelitian yang cukup banyak yang telah dibahas
sebelumnya serta menampilkan jawaban-jawaban dari masing-masing tujuan penelitian atau hasil uji hipotesis
yang dilakukan dalam penelitian. Saran seyogyanya mengarah ke implikasi atau tindakan lanjutan yang harus
dilakukan sehubungan dengan temuan atau simpulan peneliti. Saran dalam penelitian sebaiknya bersifat
membangun, rasional dan objektif.
D. Membuat Laporan Peneltian Geografi
Membuat laporan hasil penelitian merupakan langkah akhir suatu penelitian. Laporan penelitian dapat
berbentuk artikel, essay, makalah, jurnal dan lain sebagainya. Laporan penelitian yang sederhana dan dapat
dipraktikkan adalah dalam bentuk makalah.
Setiap makalah harus diberi judul. Judul makalah hendaknya singkat, namun jelas mencerminkan isi
yang terkandung di dalamnya. Judul yang jelas adalah judul yang mengacu kepada permasalahan.
Sedangkan Isi keseluruhan makalah terdiri atas pendahuluan, permasalahan, pembahasan masalah,
kesimpulan, dan saran.
1. Pendahuluan
Pendahuluan digunakan sebagai pengantar agar pembaca mempunyai gambaran tentang isi makalah
tersebut. Pada bagian ini, diberikan juga latar belakang penulisan, maksud dan tujuan penulisan, metode
dan prosedur penulisan, isi keseluruhan makalah, dan sumber-sumber yang digunakan.
2. Permasalahan
Pada bagian ini, dijelaskan pentingnya tema atau judul makalah, perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan yang mendasar (apa, mengapa, bagaimana), dan pembatasan lingkup permasalahan. Beberapa
istilah penting yang digunakan dalam permasalahan juga dapat dijelaskan pada bagian ini.
3. Pembahasan masalah
Dalam bagian ini dibahas dan diuraikan secara sistematis beberapa alternatif pemecahan masalah. Juga
diberikan argumentasi jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan. Pada makalah deduktif, alternatif
jawaban didukung dengan jawaban dari beberapa teori ilmiah dan pendapat para ahli. Oleh karena itu,
perlu disertakan kutipan-kutipan dari berbagai literatur yang dijadikan sumber penulisan. Pada makalah
induktif, jawaban didasarkan pada bukti empiris yang diperoleh dari lapangan, baik dari hasil penelitian
sendiri maupun hasil penelitian orang lain.
4. Kesimpulan dan saran
a.Kesimpulan adalah sintesis dari semua alternatif jawaban yang telah dibahas. Kesimpulan bukanlah
ringkasan jawaban, melainkan generalisasi dari semua alternatif jawaban. Kesimpulan harus singkat,
padat, dan jelas. Ketajaman penyusun makalah dalam melihat hakikat permasalahan sangat diperlukan
dalam menarik kesimpulan.
b. Saran yang diajukan harus didasarkan pada hasil pembahasan dan kesimpulan bahasan. Saran yang
diajukan harus konsepsional, bukan teknis operasional, dan memperhatikan kepada siapa saran itu
ditujukan.
5. Penutup makalah adalah daftar pustaka. Jika ada lampiran, tempatkan setelah daftar pustaka.
II. Bagian Pembuka
e. Halaman Sampul (Cover)
Halaman sampul (cover) memuat judul laporan, yaitu diletakkan ditengah halaman dengan bentuk
dan ukuran huruf yang proporsional . Yang kedua adalah logo, lambang sekolah atau institusi, yaitu
diletakkan di tengah asal judul dengan ukuran sesuai ketentuan. Di bawah judul dicantumkan nama
ketua atau anggota tim pembuat laporan dan ditulis lengkap dengan atau tanpa gelar. Selanjutnya
adalah nama sekolah, lembaga atau institusi. Dan yang terakhir adalah tahun penulisan laporan.
f. Kata Pengantar
Memuat penjelasan singkat latar belakang dan tujuan kegiatan yang dilaporkan. Selain itu, juga
dicantumkan ucapan terimakasih kepada pihak perorangan (guru) dan lembaga (sekolah) yang
membantu proses kegiatan sejak persiapan hingga penulisan laporan
g. Abstrak, berisi ringkasan penelitian yang meliputi proses dan hasil
h. Daftar isi
Memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi laporan yang dapat menuntun pembaca apabila
ingin melihat langsung bagian tertentu. Daftar isi memuat urutan judul, sub-judul, dan subjudul-
subjudul yang lebih kecil beserta nomor halaman.
i. Daftra gambar(jika ada)
Memuat urutan judul gambar dan nomor halaman
j. Daftar tabel (jika ada)
Memuat urutan judul tabel serta nomor halaman
k. Daftar lampiran (jika ada)
Memuat urutan judul lampiran dan nomor halaman
I. Bagian Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
a. Tinjauan pustaka, adalah dasar-dasar teori yang dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian
b. Alur pikir penelitian, adalah anggapan dasar berisi kerangka konsep atau topk permasalahan.
c. Hipotesis atau jawaban sementara atas rumusan masalah. Jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang relevan, bukan data-data di lapangan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian menjelaskan tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Cara sistematis yang digunakan untuk mengungkapkan masalah secara mendalam sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai
2) Identitas variabel
3) Objek penelitian secara keseluruhan
4) wakil atau sampel
5) Teknik pengumpulan data
6) Instrumen penelitian
BAB IV ANALISIS DATA
Analisisdata data adalah kegiatan interpretasi dan kajian terhadap data uang sudah terkumpul.
II. Bagian Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Geografi Materi Pokok : Dinamika Planet Bumi


Kelas/Semester : X/ Semester Gasal Alokasi Waktu : 15 x 45 menit (5 x Pertemuan)
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan Pembelajaran dengan model model problem based learning dengan sintaks orientasi
peserta didik, mengorganisasi peserta didik, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisa dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah, diharapkan peserta didik terlibat
aktif selama proses belajar mengajar berlangsung dalam mempelajari materi pokok Bumi sebagai ruang
kehidupan, maka diharapkan peserta didik mampu menganalisis teori pembentukan jagad raya,
mendeskripsikan anggota jagad raya, menjelaskan teori pembentukan tata surya, mendeskrispsikan anggota
tata surya menjelaskan perkembangan bumi dan sejarah kehidupannya, menjelaskan teori perkembangan
bumi Sehingga perlu ditanamkan kepada peserta didik rasa syukur dan cinta terhadap ciptaan Tuhan
Y.M.E, sehingga menumbuhkan perilaku disiplin, jujur, aktif, responsif, santun, bertanggung jawab,
dan kerja sama.

B. Lanngkah-langkah pembelajaran
Pertemuan I (3 x 45 menit)

No IPK IPK
3.3.1. Menganalisis teori pembentukan jagad raya
3.3.2. Mendeskripsikan anggota jagad raya

Tahapan/ Sintak Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai


Karakter
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi peserta  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (iman
didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google
form.
 Guru meminta peserta didik untuk membuka video di google
Classroom
Apersepsi  Guru menamapilkan gambar (mengamati) (saintifik)
Baintang Jagad raya Galaksi
Mandiri
(pembelajar,
kreatif)

 Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa


”pernahkah kalian mengamati bintang di malam hari?, ada
yang pernah mencoba untuk menghitung jumlahnya?, dari
banyaknya bintang di langit dan benda-benda angkasa
lainnya bagaimana ya proses terjadinya?” kemudian guru
mengaitkan dengan materi pembelajaran yang akan
dipelajari.?” (menannya)
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat, dan
penilaian pembelajaran.
II. Kegiatan Inti 85 menit
Mengamati (observing) Mandiri
Orientasi Peserta  Peserta didik mengamati vidio, gambar, materi pada (Pembelajar)
didik powerpoint, dan penjelasan yang disampaikan guru.
 Peserta didik membaca buku paket geografi kelas x terkait
materi (literasi)
Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
Mengorganisasikan  Guru mendorong peserta didik mencari data dan informasi Mandiri
Peserta didik dari buku teks, internet, dan sumber bacaan lain untuk (Pembelajar)
meyelesaikan permasalahan yang diberikan pada LKPD
sesuai dengan tema masing-masing.
Membimbing Menalar/ mengasosiasi (associating).
Penyelidikan  Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan
Kemandirian strategi pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis
Kelompok. disertai gambar. (collaborations, communications skill,
menganalisis creativity and inovation Critical thinking and Problem Mandiri
dan evaluasi solving skill, PKK, Literasi ). (Pemberani),
proses pemecahan Mengomunikasikan (communicating)
masalah  Guru memberikan konfirmasi (penguatan) di setiap hasil
diskusi.
(collaborations, communications skill, creativity and
inovation Critical thinking and Problem solving skill )
III. Kegiatan Penutup 10 menit
Meninjau kembali  Guru melakukan refleksi dengan mengajukan Mandiri
pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan materi yang (Pemberani,
Mengevaluasi dipelajari kreatif)
Integritas
 Guru menguji kemampuan peserta didik dengan (jujur, tanggung
memberikan kuis tentang beberapa teori jagad raya dan teori jawab)
terbentuknya tata surya dengan konsep gambar (dibuku Religius (iman
tugas) (creativity and inovation) dan taqwa)
 Dikumpulkan dan salam penutup (membaca hamdalah,
dan ucapan syukur kepada Tuhan Y.M.E)

Pertemuan II (3 x 45 menit)

No IPK IPK
3.3.3. Menjelaskan teori pembentukan tata surya
3.3.4. Mendeskrispsikan anggota tata surya
4.3.1. Menyajikan karakteristik planet bumi sebagai ruang kehidupan

Tahapan/ Sintak Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai


I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi peserta  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (iman
didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google form.
 Guru meminta peserta didik untuk membuka video di google Disiplin
Classroom
 Guru menyampaikan apersepsi “diantara kalian siapa yang
Apersepsi belum pernah menonton filem jurasick fark? Bagi yang sudah Mandiri
pernah menonton, taukah kalian dinosaurus tersebut hidup (Pembelajar)
berapa tahuan yang lalu? Pada Zaman apa? ” untuk mengetahui
lebih jauh mengenai kehidupan dan perkembangan bumi pada
masa lalu kita akan pelajari pada pertemuan kali ini. (menanya)
(Saintifik)
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat, dan penilaian Integritas
pembelajaran. (Tanggung
Jawab)
II. Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi peserta Mengamati (observing) Mandiri
didik  Guru meminta peserta didik memahami intruksi di google (Pembelajar)
Classroom (literasi)
 Peserta didik mengamati vidio, gambar, materi pada powerpoint,
dan penjelasan yang disampaikan guru. (teori perkembangan
bumi), Peserta didik membaca buku teks terkait materi.
(Literasi)
Menanya (questioning) Mandiri
 Peserta didik secara individu menanya tentang materi baik dari (Pembelajar)
gambar atau powerpoint yang telah ditayangkan.
 Guru mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai
dengan ketentuan (indikator) yang telah disampaikan.
Mengumpulkan informasi/ mencoba (eksperimenting)
Mengorganisas  Peserta didik secara berkelompok sesuai dengan grup whatsap
ikan kegiatan mencari data dan informasi dari buku teks, internet, dan sumber Gotong
pembelajaran Royong (Kerja
bacaan lain untuk meyelesaikan permasalahan yang diberikan sama,
pada LKPD. (Literasi) solidaritas,
Perkembangan bumi dan sejarahnya menghargai)
Kelompok 1 : Prakambium dan Paleozoikum
Kelompok 2 : mesozoikum dan Kenozoikum
Teori Perkembangan Bumi
Kelompok 3 : Pengapungan Benua
Kelompok 4 : Laurasia dan Gondwana
Kelompok 5 : Konveksi
Kelompok 6 : Teori lempeng tektonik
Membimbing Menalar/ mengasosiasi (associating)
penyelidikan  Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan
kemandirian permasalahan yang diberikan, mengenai sejarah perkembangan
dan kelompok bumi dan teorinya. Dengan model tim siswa-kelompok prestasi, Gotong
 Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan Royong (Kerja
strategi pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis sama,
berupa konsep dan gambar, hasil di unggah di Google Classroom solidaritas,
(collaborations, communications skill, creativity and menghargai)
inovation Critical thinking and Problem solving skill, PKK,
Literasi).
Mengomunikasikan (communicating)
Menganalisis  Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa Mandiri
dan evaluasi dengan memberikan kuis sesuai dengan materi. Jika ada siswa (Pemberani)
proses yang belum paham, guru memberikan penguatan penjelasan Gotong
pemecahan teori. Royong (Kerja
masalah (collaborations, communications skill, creativity and inovation, sama,
Critical thinking and Problem solving skill, PPK, literasi) solidaritas,
menghargai)
III. Kegiatan Penutup 10 menit
Meninjau kembali  Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan yang Mandiri
mengarah pada kesimpulan materi yang dipelajari (Penberani,
Mengevaluasi  Guru menguji kemampuan peserta didik memberikan pembelajar)
penugasan tentang sejarah perkembangan bumi dan teori Integritas
pembentukan bumi dalam bentuk mading mini. (Jujur,
(creativity and inovation) Tanggung
 Salam penutup (membaca hamdalah, dan ucapan syukur kepada jawab)
Tuhan Y.M.E) (questioning, experimenting, asosiating, Religius (iman
comunicating) dan taqwa)

Pertemuan III (3 x 45 menit)

No IPK IPK
3.3.5. Menjelaskan perkembangan bumi dan sejarah kehidupannya

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai


Karakter
I. Pendahuluan 10 menit
Orientasi peserta  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (iman
didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google form. Disipin
 Guru meminta peserta didik untuk membuka video di google
Classroom Mandiri
 Guru menyampaikan apersepsi “Mengapa bisa terjadi siang dan (Pembelajar)
malam ?”untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyebab dan
Apersepsi dampak siang dan malam kita akan pelajari pada pertemuan kali Integritas
ini. (menanya) (Saintifik) (Disiplin,
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat dan teknik penilaian. Tanggung
 Menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan Jawab)
sebelumnya.
II. Kegiatan Inti 85 menit
Orientasi Peserta Mengamati (observing) Mandiri
didik  Guru meminta peserta didik memahami intruksi PJJ di Google (Pembelajar,
kreatif)
Classroom
 Guru menampilkan media pembelajaran sambil menjelaskan
agar siswa dapat memahami apa yang ditampilkan. Siswa
mengamati media video tentang gerhana matahari. Peserta didik
memahami permasalahan pada LKPD dan gambar yang
didiskusikan di dalam kelompok. (Literasi)
Menanya (questioning)
Membimbing  Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik membuat Kreatifitas
penyelidikan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Guru
kemandirian dan menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan peserta didik
kelompok. yang sesuai dengan indikator. Guru memberikan umpan dan
pancingan ketika tidak ada siswa yang bertanya
Mengumpulkan informasi/ mencoba (eksperimenting) Mandiri
 Peserta didik mencari data dan informasi dari buku teks, internet, (Pembelajar)
dan sumber bacaan lain untuk meyelesaikan permasalahan yang
diberikan pada LKPD. (Literasi)
 Hasil di kirim di google Classroom dengan tepat waktu
Menalar/ mengasosiasi (associating). disiplin
Menganalisis dan  Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan strategi
evaluasi proses pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis berupa konsep
pemecahan dan gambar. kreatifitas
masalah (collaborations, communications skill, creativity and
inovation Critical thinking and Problem solving skill, PKK,
Literasi). Mandiri
Mengomunikasikan (communicating) (Pemberani),
 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa Gotong
dengan memberikan kuis sesuai dengan materi. Jika ada siswa Royong (Kerja
yang belum paham, guru memberikan penguatan penjelasan sama,
teori. solidaritas)
(collaborations, communications skill, creativity and
inovation, Critical thinking and Problem solving skill, PPK,
literasi)
III. Kegiatan Penutup 10 menit
Meinjau kembali Meninjau kembali Mandiri
 Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan yang (Pemberani,
mengarah pada kesimpualan materi yang dipelajari Kreatif)
Mengevaluasi Mengevaluasi
 Guru menguji kemampuan peserta didik memberikan
penugasan tentang dampak rotasi dan revolusi bumi terhadap Integritas
kehidupan nyata yang siswa alami dalam bentuk artikel disertai (Jujur)
konsep gambar (creativity and inovation)
 Salam penutup (membaca hamdalah, dan ucapan syukur kepada
Tuhan Y.M.E) Religius (Iman
(questioning, experimenting, asosiating, comunicating) dan Taqwa)

Pertemuan IV
No IPK IPK
3.3.6. Menjelaskan teori perkembangan bumi

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai


Karakter
I. Pendahuluan 10 Menit
Orientasi peserta  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religius (iman
didik  Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran. dan taqwa)
 Guru meminta peserta didik mengisi presensi di google form. Disipin
 Guru meminta peserta didik untuk membuka video di google
Classroom Mandiri
 Guru menyampaikan apersepsi “Mengapa bisa terjadi siang dan (Pembelajar)
malam ?”untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyebab dan
Apersepsi dampak siang dan malam kita akan pelajari pada pertemuan kali Integritas
ini. (menanya) (Saintifik) (Disiplin,
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat dan teknik penilaian. Tanggung
 Menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan Jawab)
sebelumnya.
II. Kegiatan Inti 105 menit
Orientasi Peserta Mengamati (observing) Mandiri
didik  Guru meminta peserta didik memahami intruksi PJJ di Google (Pembelajar,
Classroom kreatif)
 Guru menampilkan media pembelajaran sambil menjelaskan
agar siswa dapat memahami apa yang ditampilkan. Siswa
mengamati media video tentang gerhana matahari. Peserta didik
memahami permasalahan pada LKPD dan gambar yang
didiskusikan di dalam kelompok. (Literasi)
Menanya (questioning)
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik membuat
Membimbing pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Guru Kreatifitas
penyelidikan menginventarisasi dan mengklasifikasi pertanyaan peserta didik
kemandirian dan yang sesuai dengan indikator. Guru memberikan umpan dan
kelompok. pancingan ketika tidak ada siswa yang bertanya
Mengumpulkan informasi/ mencoba (eksperimenting)
 Peserta didik mencari data dan informasi dari buku teks, internet, Mandiri
dan sumber bacaan lain untuk meyelesaikan permasalahan yang (Pembelajar)
diberikan pada LKPD. (Literasi)
 Hasil di kirim di google Classroom dengan tepat waktu
Menalar/ mengasosiasi (associating).
 Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan strategi disiplin
Menganalisis dan pemecahan masalah dalam bentuk laporan tertulis berupa konsep
evaluasi proses dan gambar.
pemecahan (collaborations, communications skill, creativity and kreatifitas
masalah inovation Critical thinking and Problem solving skill, PKK,
Literasi).
Mengomunikasikan (communicating) Mandiri
 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa (Pemberani),
dengan memberikan kuis sesuai dengan materi. Jika ada siswa Gotong
yang belum paham, guru memberikan penguatan penjelasan Royong (Kerja
teori. sama,
solidaritas)
(collaborations, communications skill, creativity and
inovation, Critical thinking and Problem solving skill, PPK,
literasi)
III. Kegiatan Penutup 10 Menit
Meinjau kembali Meninjau kembali Mandiri
 Guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan yang (Pemberani,
mengarah pada kesimpualan materi yang dipelajari Kreatif)
Mengevaluasi Mengevaluasi
 Guru menguji kemampuan peserta didik memberikan
penugasan tentang dampak rotasi dan revolusi bumi terhadap Integritas
kehidupan nyata yang siswa alami dalam bentuk artikel disertai (Jujur)
konsep gambar (creativity and inovation)
 Salam penutup (membaca hamdalah, dan ucapan syukur kepada
Tuhan Y.M.E) Religius (Iman
(questioning, experimenting, asosiating, comunicating) dan Taqwa)

Pertemuan V (3 x 45’) Penilaian Harian

Tahapan/ Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Nilai


Sintak Karakter
IV. Pendahuluan 10 menit
Orientasi  Guru membuka pertemuan dengan salam di grup wahatsap Religiositas
 Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran (Iman dan taqwa)
 Guru meminta siswa mengisi presensi di google form. Disiplin
 Guru menjelaskan intruksi Penilaian harian memalui voice note yang
di unggah di Google Clasroom.

V. Kegiatan Inti 105 menit


Orientasi  Guru meminta peserta didik membuka link soal (Google form) dan Mandiri
Peserta didik peserta didik mengerjakan soal sesuai intruksi yang telah disampaikan. (kreatif),
Menanya (questioning)
 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang konsep soal Integritas
yang belum di mengerti (kejujuran,
(Critical thinking and Problem solving skill) tanggung jawab)

VI. Penutup 10 menit


Meninjau  Guru meminta siswa untuk segera mengirimkan tugas (bagi yang Integritas
Kembali belum selesai mngerjakan) (Jujur, tanggung
 Guru mengingatkan kembali tugas keterampilan untuk dikumpulkan jawab)
pada pertemuan berikutnya.
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan Religius
berikutnya. beriman dan
 Salam penutup (Questioning, assosiating, experimenting, and bertaqwa
communicating)

C. Penilaian Pembelajaran
3. Teknik Penilaian

No. Kompetensi Tehnik Bentuk Tes


Lembar pengamatan aktivitas peserta
1. Sikap Observasi
didik / jurnal
2. Pengetahuan Tes Tertulis Soal PG
3. Keterampilan Portofolio Lembar tugas

4. Intrumen Penilaian
3) Intrumen penilaian sikap
Observasi tentang nilai nilai karakter yang terbangun dan tertanam dalam diri peserta didik dan
dituangkan dalam jurnal.
Butir
No Waktu Nama Kelas Kejadian / Perilaku*) Aspek Sikap + /-
Sikap
1
2
3
4
Keterangan :
c. Aspek Penilaian sikap Spiritual meliputi :
No. Aspek Indikator
1 Ketakwaan 19. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
20. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. ( sholat
zuhur, Jum’at disekolah)
21. Memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan.
22. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
23. Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri.
24. Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
25. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan
usaha.
26. Menjaga lingkungan hidup di sekitar sekolah.
27. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
2 Toleransi Menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama
beragama yang dianut.

d. Aspek Penilaian sikap Sosial meliputi :


No. Aspek Indikator
1 Santun 17. Menghormati orang yang lebih tua.
18. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur.
19. Tidak meludah di sembarang tempat.
20. Tidak menyela/memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat.
21. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain.
22. Memberisalam, senyum, dan menyapa.
23. meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain / menggunakan
No. Aspek Indikator
barang milik lain.
24. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri
ingin diperlakukan baik.
2 Percaya diri 13. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
14. Mampu membuat keputusan dengan cepat.
15. Tidak mudah putus asa.
16. Tidak canggung dalam bertindak.
17. Berani presentasi di depan kelas. dan
18. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
3 Disiplin 7. Datang tepat waktu.
8. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/satuan pendidikan.
dan
9. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan,
4 Tanggung 17. Melaksanakan tugas individu dengan baik
jawab 18. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan.
19. Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat.
20. Mengembalikan barang pinjaman.
21. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
22. Menepati janji.
23. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri. dan
24. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
5 Jujur 15. Tidak berbohong.
16. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.
17. Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebut sumber).
18. Mengungkapkan perasaan apa adanya.
19. Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan.
20. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya. dan
21. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
6 Gotong 15. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas / sekolah.
royong 16. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan. ( red: piket
harian )
17. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan.
18. Aktif dalam kerja kelompok.
19. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi.
20. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan orang lain.
21. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama.
7 Toleransi 17. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat.
18. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat.
19. Dapat menerima kekurangan orang lain.
20. Dapat memaafkan kesalahan orang lain.
21. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan.
22. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.
23. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. dan
24. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.

4) Instrument Penilaian Pengetahuan

No Teknik Bentuk Instrumen Rubrik


No Aspek IPK
IPK Penilaian penilaian Penilaian Penilaian
1 Pengeta 3.3.1 Menganalisis teori pembentukan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
huan jagad raya
3.3.2 Mendeskripsikan anggota jagad raya Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir

3.3.3 Menjelaskan teori pembentukan tata Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
surya
3.3.4 Mendeskrispsikan anggota tata surya Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
3.3.5. Menjelaskan perkembangan bumi Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
dan sejarah kehidupannya
3.3.6. Menjelaskan teori perkembangan Tes Tulis Obyektif Terlampir Terlampir
bumi
2. Keteram 4.1.1. Menyajikan karakteristik planet bumi Penugasa Instrumen Terlampir Terlampir
pilan sebagai ruang kehidupan n Penilaian
Tugas

No Waktu Nama Kelas Skor Nilai Akhir Keterangan


1
2
3
4

Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh x 100 = skor akhir
Skor Maksimal

PH KD 3.4. DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN


A. SOAL PILIHAN GANDA
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Luar angkasa yang sangat luas dan tidak terbatas disebut dengan...
A. Bima sakti D. Bima Sakti
B. Galaksi E. Tata Surya
C. Jagat raya
2. Teori yang menyatakan jagat raya berasal dari ledakan besar (big bang theory) dikemukakan oleh...
A. Georges Lamaitre
B. Immanuel Kant
C. Fred Hoyle
D. Yuri Gagarin
E. Pratiwi Sudarsono
3. Pembentukan jagat raya menurut Teori Big Bang didasarkan pada asumsi bahwa alam semesta berasal dari
keadaan panas dan padat yang mengalami…
A. Gaya gravitasi antara materi dan planet
B. Ledakan dahsyat dan mengembang
C. Perubahan materi secara terus-menerus dan statis
D. Pembentukan atom-atom hidrogen dan helium
E. Pergeseran bintang-bintang di alam raya dan planet
4. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Alam semesta selalu terlihat
tetap seperti sekarang. Menurut penjelasan tersebut merupakan isi dari teori…
A. Osilasi
B. Keadaan tetap
C. Planetesimal
D. Kontraksi
E. Konvergensi
5. Benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri disebut…
A. Planet
B. Matahari
C. Inti tata surya
D. Sumber kehidupan
E. Bintang
6. Galaksi Bimasakti (milky way) termasuk kedalam macam-macam galaksi yang memiliki bentuk …
A. Elips
B. Tak beraturan
C. Spiral Berpalang
D. Spiral
E. Persegi
7. Teori yang mengemukakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang saling
mengelilingi kemudian salah satunya meledak karena ditabrak bintang lain adalah...
A. Planetesimal
B. Nebula
C. Bintang kembar
D. Awan debu
E. Kuiper
8. Jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar pelan. Bagian tengah kabut tersebut lama-lama menjadi
gumpalan gas yang menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet dan satelitnya,
merupakan bunyi hipotesis…
A. Nebula
B. Planetesimal
C. Pasang surut gas
D. Bintang Kembar
E. Kuiper
9. Hipotesis pembentukan tata surya yang dikemukaan oleh Thomas C Chamberlin, menyatakan ada sebuah
bintang yang berpapasan dengan matahari sehingga terjadi peristiwa pasang naik pada matahari, terkenal
pula dengan hipotesis....
A. Hipotesisi pasang surut gas
B. Hipotesisi ledakan bintang
C. Hipotesis planetesimal
D. Hipotesis kuiper
E. Hipotesis kabut
10. Lapisan terluar atmosfer matahari adalah...
A. Fotosfer
B. Kromosfer
C. Granula
D. Prominensa
E. Korona
11. Massa gas dari matahari yang terjadi pada kromosfer bagian tepi dengan kondisi memijar dam
membumbung tinggi sampai ribuan kilometer disebut…
A. Korona
B. Prominensa
C. Auror
D. Granulasi fotosfer
E. Sunspot
12. Ciri-ciri planet:
(1) Merupakan planet terbesar
(2) Memiliki cincin
(3) Memiliki satelit terbanyak
(4) Revolusi 30 tahun
(5) Rotasi 10 jam
Ciri-ciri planet Jupiter adalah…
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4 dan 5
E. 3, 4, dan 5
13. Satelit alam yang mengelilingi bumi sekaligus matahari adalah…
A. Pluto
B. Asteroid
C. Komet
D. Bintang
E. Bulan
14. Berdasarkan sejarah geologii pembentukan Bumi dibagi menjadi empat, antara lain ...
A. Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen
B. Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum
C. Ordovik, Silur, Karbon, dan Perm
D. Prakambrium, Kambrium, Devon, dan Jura
E. Paleosen, Eosin, Oligoson, dan Miosen
15. Kurun dimana terbetuknya atmosfer dan belum dijumpai kehidupan nyata dikenal dengan kurun...
A. Prakambium
B. Fanerozoikum
C. Silur
D. Periode
E. Karbon
16. Zaman Kuarter yang terdiri dari kala Plistosen dan kala Holosen, merupakan zaman dimana munculnya...
A. Hewan Moluska
B. Hewan bertulang belakang
C. Homo Erektus
D. Organisme bersel tunggal
E. Ikan dan tumbuhan darat
17. Peiode Neogen/Kuarter terdiri dari empat kala, yakni...
A. Paleosen, Neogen, Oligosen, dan Piosen
B. Miosen, Piosen, Pleistosen, dan Holosen
C. Miosen, Pleistosen, Neogen, dan Permian
D. Holosen, Paleosen, Permian, dan Oligosen
E. Piosen, Oligosen, Miosen, dan Permian
18. Menurut Alfread Wegener dahulu bumi hanya terdapat 1 benua raksasa yang disebut...
A. Lempeng tektonik
B. Gondwana
C. Laurasia
D. Eurasia
E. Pangea
19. Berdasarkan Teori Pengapungan Benua, pada awal pembentukannya Benua Australia merupakan bagian
dari benua….
A. Laurasia
B. Gondwana
C. Eropa
D. Eurasia
E. Australia
20. Terbentuknya pematang tengah samudera/ mid oceanic ridge (ridges) di tengah samudera Atlantik
berkaitan dengan gerakan…
A. Lempeng kovergen
B. Lempeng divergen
C. Lempeng berpapasan
D. Lempeng subduksi
E. Lempeng tumbukan

SOAL URAIAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan galaksi!
2. Jelaskan secara singkat perbedaan antara Meteoroid, meteor, dan meteorit !
3. Sebutkan masing-masing 3 dampak dari
a. Rotasi bumi
b. Revolusi bumi
4. Sebutkan 4 bukti dari Teori pengapungan Benua yang dikemukakan Alfead Wegener!
5. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 3 pergerakan lempeng tektonik !

5) Instrument Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran :Geografi
Nama Proyek : Menyajikan hasil sejarah perkembangan bumi dan teori pembentukan bumi dalam bentuk
mading mini.
Nama Peserta didik : ____________________Kelas :________
Skor
No Aspek
1 2 3 4
1 Perencanaan pembuatan mading
Kelengkapan dalam pengumpulan data.
Ketepatan waktu dalam pengumpulan data.
2 Proses pembuatan mading
Kesesuaian proses pembuatan berdasarkan data yang
diperoleh dari perencanaan.
Kesesuaian format yang telah ditentukan
3 Hasil laporan
Bentuk fisik yang dihasilkan
Tampilan yang dihasilkan.
Keterangan : diisi dengan tanda cek (√)
Kategori penilaian:
4 = sangat baik,
3 = baik,
2 = cukup,
1 = kurang
Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperoleh x 100 = skor akhir


Skor Maksimal

6) Program Remidi dan Pengayaan

PROGRAM REMIDI

Kelas :X
Mata Pelajaran : Geografi
KD : 3.3

Jenis Remidi
Capaian
No. Nama KKM Bimb. Bimb. Pembel. Tutor
Nilai
Individu Kelomp. Ulang Sebaya
1. 70 
2. 70 
3. 70 
4. 70 
5. 70 
dst 70 

Bentuk Remidi :
8. Bimb. Individu
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
9. Bimb. Kelompok
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
10. Pembelajaran Ulang
Materi :
Soal :
11. Tutor Sebaya
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................

PROGRAM PENGAYAAN
Kelas :X
Mata Pelajaran : Geografi
KD : 3.3

Capaian Jenis Pengayaan


No. Nama KKM
Nilai Belajar Kelompok Belajar Mandiri
1. 70 
2. 70 
3. 70 
4. 70 
5. 70 
dst 70 

Bentuk Pengayaan:
5. Belajar Kelompok
Materi :
............................................................................................................................................................
Soal :
............................................................................................................................................................
6. Belajar Mandiri
Materi :
…………………………………………………………………………………………………………………

Soal :
…………………………………………………………………………………………………………………
….

Mengetahui, Kota Mungkid, 14 Juni 2021


Kepala SMA Negeri 1 Kota Mungkid Guru Mata Pelajaran Geografi,

Dra. Ani Ardi Suprijani, M.Pd. Restika Afriyani, S.Pd


NIP. 19630124 198803 2 001 NIP. –
LAMPIRAN MATERI

Dinamika Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan


A. Teori-teori asam mula Jagat Raya

1. Teori Ledakan Besar (bag bang theory)


Georges Lamaitre, seorang ilmuan astrofisika berkbangsaan belgia mengjukan teori bahwa alam
semesta berawal dari suatu atom purba tunggal bersifat panas dan padat yang kemudian meledak sehingga
jagat raya terbentuk dan mengembang keluar. Teori ini akhirnya dikenal sebagai teori ledakan besar (bag
bang theory)

Gambar: Bag Bang Theory


2. Teori Keadaan Tetap
Fred Hoyle, bersama Herman Bundi dan Thomas Gold mengajukan teori ini menerangkan bahwa
jagat raya tidak hanya bersifat sama dalam ruang angkasa (asas kosmologi), tetapi juga tak berubah dalam
waktu (asas kosmologi yang sempurna).
3. Hipotesis Kabut (Hipotesis Nebula)
Hipotesis ini dikemukaan oleh Immanuel Kant, dan Pierre-Simon Laplace yang menyatakan di
jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berutar perlahan-lahan. bagian tengah kabut itu lama-kelamaan
menjadi gumpalangas yang kemudian menjadi Matahari. Bagian kabut di sekitarnya menjadi planet-planet
dan satelit.
4. Hipotesis Planetesimal
Thomas C. Chamberlin, seorang ahli geologi dan ilmuwan dari Amerika dan R. Moulton,
seorang ahli astronomi, menyampaikan teori yang dikenal sebagai teori planetesimal (berarti planet kecil)
dalam penelitiannya, The Origin of the Earth (asal mula Bumi), pada tahun 1916.
Menurut teori ini, Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang di alam semesta.
Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan dengan Matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh.
Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan Matahari maupun bintang itu. Sebagian dari
massa Matahari tertarik ke arah bintang tersebut. Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian dari massa
Matahari jatuh kembali ke permukaan Matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar
Matahari. Bagian dari matahari tersebut dinamakan plenetesimal, yang kemudian menjadi palnet-planet
dan beredar pada orbitnya.
5. Hipotesis Pasang Surut Gas
Pada tahun 1917, James Jeans dan Harold Jeffries mengemukakan teori tentang terjadinya
planet-planet yang dikenaldengan nama hipotesis pasang surut Jeans-Jeffries. Menurut hipotesis ini, pada
suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan Matahari melintas di dekat Matahari. Hal
ini menyebabkan terjadinya pasang pada Matahari. Pasang itu berbentuk seperti cerutu yang sangat besar.
Bentuk cerutu yang sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi Matahari dan pecah menjadi
sejumlah butir-butir tetesan kecil. Butir-butir tetesan yang terbesar dapat menarik butir-butir yang kecil
sehingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan yang menjadi planet-planet. Hal yang sama juga
terjadi pada pembentukan satelit.
6. Hipotesis Ledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi Inggris, Fred Hoyle, pada tahun 1956. Kemungkinan
Matahari memiliki kawan sebuah bintang dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada juga di
antaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit Matahari. Banyak bintang yang meledak di
ruang angkasa. Teori ini didukung banyak ahli astronomi karena bintang ganda atau bintang kembar
memang ada.
gaya tarik dari massa yanglebih besar. Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecahpecah
menjadi awan-awan kecil yang disebut protoplanet. Setelah melewati periode waktu yang lama,
protoplanet tersebut menjadi planet-planet sekarang ini. Jika kedua awan itu mempunyai ukuran yang
sama, akan ter bentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat sering Keberatan terhadap teori ini
adalah kebanyakan bintang Bera da dalam jarak 25 tahun cahaya dari Matahari, agak serupadengan
Matahari, dan sangat stabil.
7. Hipotesis Kuiper
Informasi mutakhir mengenai komposisi bintang dan planetmenyatakan bahwa planet-planet dan
Matahari muncul pada saat yang sama. Astronom Gerard P. Kuiper menge muka kan bahwa semesta
terdiri atas formasi bintang-bintang. Menurut Kuiper, dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu
awan antar bintang yang mengandung gas hidrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang
lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal, yaitu Matahari. Peristiwa berikutnya, kabut
menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya terjadi di alam semesta.
1. Benda-benda yang Ada di Tata Surya
a. Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang meluncur di angkasa luar, masuk ke dalam atmosfer
dan menyala karena gesekan dengan udara. Meteor yang mencapai permukaan Bumi dalam
keadaan utuh disebut meteorit.
b. Komet
Komet adalah benda angkasa yang beredar mengelilingi Matahari, bercahaya seperti
Bintang, bagian tengahnya bercahaya terang, dan berekor panjang yang menyerupai kabut. Ekor
komet sangat panjang, dan arahnya selalu menjauhi Matahari. Waktu beredar komet berbeda-
beda, ada yang tampak setiap lima tahun sekali, ada juga setiap 76 tahun sekali.
c. Asteroid
Asteroid adalah benda langit kecil, beredar pada orbitnya. Asteroid yang terbesar dalah
Ceres. Tiap-tiap asteroid memiliki orbit yang berbeda.
d. Planet
Planet adalah benda langit yang gelap, dan tidak mempunyai cahaya sendiri. Planet
beredar mengelilingi Matahari. Ciri-ciri planet:
1) Planet tidak mempunyai cahaya sendiri.
2) Planet-planet beredar mengelilingi Matahari dengan arah yang sama.
3) Lintasan planet-planet berupa bidang yang berbentuk elips.
Planet-planet di tata surya kita:
1) Merkurius
2) Venus
3) Bumi
4) Mars
5) Jupiter
6) Saturnus
7) Uranus
8) Neptunus
e. Satelit
Satelit adalah benda langit yang mengelilingi suatu planet, meski tidak semua planet
memiliki satelit.
f. Bulan
Bulan adalah satelit alami Bumi. Permukaan bulan bergunung-gunung dan relief kasar
penuh kawah atau kepundan.
g. Matahari
1) Jarak dan ukuran Matahari
Jarak antara Matahari ke Bumi disebut 1 satuan astronomi atau 1 SA atau 1 AU
(astronomic unit). Jarak Bumi ke Matahari sekitar 147,5 juta km. Diameter Matahari kira-
kira 1,4 juta km lebih dari 100 kali diameter Bumi.
2) Suhu dan warna Matahari
Suhu di pusat Matahari 14 juta derajat Celcius atau lebih. Sedangkan di permukaan
Matahari jauh lebih dingin, yaitu antara 5.000 derajat dan 6.000 derajat Celcius. Di pagi atau
sore hari sinar Matahari terlihat kemerah-merahan, di siang hari Matahari berwarna putih
kekuning-kuningan, hal ini dikarenakan suhu saat siang semakin tinggi.
3) Energi Matahari
Energi pancaran Matahari yang sampai ke Bumi membuat kita merasa hangat dan
kadang panas. Proses pembentukan energi melalui reaksi inti hydrogen helium sintetis.
4) Susunan Matahari
Matahari terdiri atas empat lapisan, yaitu:
1) Inti Matahari
2) Fotosfer yang berupa bintik-bintik (granulasi Matahari).
Pada permukaan fotosfer sering terlihat lubang-lubang atau bintik-bintik yang disebut
noda Matahari (sun spot).
3) Kromosfer merupakan lapisan gas yang sangat panas yang menyelubungi Matahari.
4) Korona merupakan lapisan gas yang renggang di sekeliling Matahari di luar kromosfer
dan berwarna putih berkilau.
B. Kala Geologi Dan Sejarah Kehidupan
Pada dasarnya, Bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat di atas permukaan
Bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada di atas bukit mungkin dahulunya berasal dari
bawah laut. Oleh karena itu untuk mempelajari Bumi, maka dimensi “waktu” menjadi sangat penting. Dengan
demikian, mempelajari sejarah Bumi juga menjadi hal yang sangat penting. Ketika kita berbicara tentang catatan
sejarah manusia, maka biasanya ukuran waktunya dihitung dalam tahun, abad atau bahkan puluhan abad. Akan
tetapi, apabila kita berbicara tentang sejarah Bumi, maka ukuran waktu dihitung dalam jutaan tahun atau
milyaran tahun.
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Catatan waktu
biasanya disimpan dalam suatu penanggalan (kalender) yang pengukurannya didasarkan atas peredaran Bumi di
alam semesta. Sekali Bumi berputar pada sumbunya (satu kali rotasi) dikenal dengan satu hari, dan setiap sekali
Bumi mengelilingi Matahari dikenal dengan satu tahun. Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam
kehidupan manusia, maka dalam mempelajari sejarah Bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal
dengan nama “Skala Waktu Geologi”.

Terdapat dua skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi. Pertama, adalah
Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan urutan perlapisan batuan-batuan, serta
evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu. Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu
skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung
dalam bebatuan. Skala Relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu
geologi itu sendiri, sedangkan Skala Absolut (Radiometrik) berkembang belakangan dan berasal dari ilmu
pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang
geologi.
Sejarah Perkembangan Kehidupan di Bumi berdasarkan Skala Waktu Geologi Relatif
Sejarah kehidupan dimuka bumi ini tidsak lepas dari sejarah bumi itu sendiri. Para ahli telah membagi
urutan sejarah bumi dan kehidupan dalam skala waktu geologi, yang dibedakan dalam pembagian skala besar
hingga kecil, mulai dari kurun, masa, zaman dan kala. Berdasarkan ada dan belum adanya kehidupan yang
nyata, dibedakan menjadi dua kurun yaitu:
1. Prakambrium (kurun belum dijumpai kehidupan nyata), dibedakan menjadi dua zaman yaitu :
a.Zaman Arkean/Arkeozoikum (masa kehidupan purba)
b. Zaman Proterozoikum (masa kehidupan terdahulu), kedua masa ini lebih dikenal sebagai Kurun
Prakambrium.
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata), dibedakan menjadi tiga zaman yaitu:
a.Paleozoikum (zaman kehidupan tua)
b. Mesozoikum (zaman kehidupan tengah)
c.Kenozoikum (zaman kehidupan baru)
Selanjutnya tiap-tiap kurun dapat dibagi lagi menjadi beberapa zaman dan tiap-tiap zaman dapat dibagi
lagi menjadi beberapa masa. Secara umum, kehidupan diawali oleh organisme yang sederhana kemudian
berkembang menjadi organisme yang lebih kompleks. Perkembangan kehidupan dari kurun ke kurun dirangkum
dalam sekala waktu waktu geologi dan ciri kehidupan dari zaman ke zaman. Tahapan waktu sejarah kehidupan
pada kurun fanerozoikum dijelaskan dari zaman ke zaman, pada zaman paleozoikum dan mesozoikum
dijelaskan dari masa ke masa, sedangkan pada zaman kenozoikum yang terdiri dari masa tersier dan kuarter
dijelaskan dari kala ke kala.
A. Eon/Kurun Prakambrium
Zaman Arkeozoikum (Zaman kehidupan purba): 4,6 milyar-2,5 milyar tahun lalu, merupakan masa
awal pembentukan batuan kerak Bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Masa ini
merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan Atmosfer, serta awal muncul kehidupan primitif di dalam
samudera yang berupa mikro-organisme (bakteri dan ganggang).
Proterozoikum (Zaman Kehidupan Awal) : 2,5 milyar-540 juta tahun lalu, disebut juga zaman
Algonkin adalah zaman perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
(eukariotik dan prokariotik), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang akhir zaman
ini, organisme yang lebih kompleks sejenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral
mulai muncul di laut-laut dangkal da bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Fosil-fosil yang
terkenal adalah stromtolit alga Jacutophyton, cacing beruas Spriggina, cacing beludru Hallucigenia, cacing
gilig Dickinsonia dan ubur-ubur Mawsonites. Pada akhir kurun Pra-Kambrium, benua-benua yang yang
semula berpencar mulai menyatu menjadi satu daratan yang dinamakan Rodinia dengan samudranya
Panthalassa.
Adanya kehidupan purba di muka bumi ini, dapat diketahui dari penemuan bukti-bukti kehidupan masa
lalu yang dikenal sebagai fosil. Fosil merupakan sisa, bekas atau jejak kehidupan masa lampau baik tumbuhan,
hewan, maupun manusia yang telah terawetkan secara alami dan pada umumnya telah berubah menjadi batu.
Fosil tertua yang ditemukan di dalam batuan berumur sekitar 600 juta tahun lalu, namun sekarang diketahui
bahw kehidupan telah muncul sekitar 3,5 milyar tahun lalu, dimana umur bumi masih cukup muda. Kehidupan
sangat sederhana yang muncul pertama kali di permukaan bumi adalah mikroorganisme bersel satu sejenis
bakteri atau ganggang. Bukti adanya kehidupan sangat primitif ini adalah ditemukannya fosil jejak stromatolit
yang terbentuk leh aktivitas bakteri atau ganggang biru-hijau (Cyanobacteria). Stromatolit hingga saat ini masih
dapat dijumpai di pantai-pantai laguna dan sekitar pulau akarang (atol).
Gambar fosil Cyanobacteria

B. Eon/Kurun Fanerozoikum
1. Era/Zaman Paleozoikum (zaman kehidupan tua) : 540 juta – 245 juta tahun lalu
Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan
vertebrata, khususnya ikan dan reptilia. Ganggang laut dan tumbuhan berspora juga berkembang pesat
pada zaman ini.
a.Masa/Periode Kambrium (540 jta-510 juta tahun lalu)
Pada masa ini mulai banyak muncul kelompok hewan invertebrata yang mempunyai kerangka luar dan
bercangkang sebagai pelindung, sehingga kehadirannya sebagai fosil diakui sejak lama sebagai bukti
adanya kehidupan yang nyata. Fosil yang umum dijumpai dengan penyebaran yang luas adalah Alga,
Cacing, Spons, Koral, Molusca, Echinodermata, Brakiopoda dan Antropoda. Fosil penunjuk untuk zaman
ini adalah Trilobita (kelompok antropoda yang kini telah punah). Pada kambrium akhir, sebuah daratan
luas yang disebut Gondwana (sebelumnya Pannotia) mulai terbentuk sebagai cikal bakal antartika, Afrika,
India, Australia, serta sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, Greenland
masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.

Gambar Fosil Trilobita


b. Masa/Periode Ordovisium (510 juta-439 juta tahun lalu)
Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrata dan pemunculan invertebrata lain
seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinod (landak laut), asteroid (bintang laut), Krinoid (lilia laut) dan
Bryozoa. Koral dan alga yang berkembang membentuk karang laut, Graptolit dan Trilobit melimpah
sedangkan Ekinodermata dan Brakoipoda mulai menyebar. Pada masa ini juga mulai muncul
vertebrata dari jenis tanpa rahang. Meluapnya samudra dan zaman es merupakan bagian peristiwa
pada masa ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudra yang berada
diantaranya.

Gambar Ilustrasi gambar pada masa Ordovisium


c.Masa/Periode Silur (439 juta – 408 juta tahun lalu)
Pada masa ini mulai terjadi peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai
muncul untuk pertama kalinya termasuk pteridofita (tumbuhan paku), sedangkan di dalam laut hidup
kalajengking raksasa (Eurypterid) dan ikan berahang, serta ikan yang berprisai tulang sebagai
pelindung. Selama masa ini deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlndinavia
dan Pantai Amerika Utara.
d. Masa/Periode Devon (408 juta-362 juta tahun lalu)
Masa Devon merupakan masa perkembangan secara besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan
darat. Ikan berahang dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di lautan. Migrasi ke daratan terus
berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat semakin umum
dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya. Sementar samudra mulai menyempit, benua
raksasa Gondwana melingkupi Eropa, amerika Utara dan Tanah Hijau.
e.Masa/Periode Karbon (362 juta-290 juta tahun lalu)
Masa ini merupakan masa perkembangan amfibi dan tumbuhan hutan. Reptilia dan serangga
raksasa muncul pertama kali. pohon pertama yang muncul adalah jmur klab, tumbuhan fern dan paku
ekor kuda yang tumbuh di rawa-rawa. Saat itu benua-benua mulai menyatu membentuk suatu masa
daratan yang sangat luas disebut pangea. Bumi mulai mengalami perubahan lingkungan serta berbagai
bentuk kehidupan. iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran rawa-rawa yang terisi pepohonan
dan sekarang tersimapan sebagai batubara.
f. Masa/Periode Perm (290 juta-245 juta tahun lalu)
Pada masa ini perkembangan reptilia yang mirip mamalia mulai meningkat dan munculnya
serangga modern, begitu juga tumbuhan konifer dan Ginko primitif. Masa ini diakhiri dengan
kepunahan masal dalam skala besar, dimana Trilobita , koral dan ikan menjadi punah. Lapisan es
menutupi amerika Selatan, antartika, Australia dan Afrika membendung air dan menurunkan muka air
laut. Iklim yangh kering dengn kondisi gurun pasir mulai terbentuk dibagian bumi utara.
Kepunahan Masal Pertama Pada akhir Paleozoikum
Peristiwa kepunahan besar-besaran pada tahap pertama dari beberapa jenis kehidupan yang terjdi pada
akhir zaman perm, merupakan tanda berakhirnya Masa Paleozoikum dan awal Masa Mesozoikum. Jenis
kehidupan yang punah terdiri dari : Trilobita, Graptolita dan ikan-ikan yang berprisai.
2. Era/Zaman Mesozoikum (Masa Kehidupan Tengah): 245 juta-65 juta tahun lalu
Zaman ini adalah masa berkembangnya hewan reptilia, khususnya Dinosaurus serta
berkembangnya amonit dan tumbuhan berbiji purba. Zaman ini dibagi menjadi tiga masa : Trias, Jura dan
Kretaseus.
a.Masa/Periode Trias (245 juta-208 juta tahun lalu)
Pada masa ini, Dinosurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kali. Amonit
semakin umum, sedangkan gastropoda dan bivalvia semakin meningkat. Cynodont, sejenis reptilia
mirip mamalia pemakan daging mulai berkembang. Mamalia pertama mulai muncul dan reptilia air
semakin banyak seperti penyu dan kura-kura. Jenis tumbuhan cycad (mirip palem) dan konifer mulai
menyebar. Pada masa ini benua Pangea bergerak ke utara dan membentuk gurun. lapisan es dibagian
selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
b. Masa/Periode Jura (208 juta-145 juta tahun lalu)
Masa jura adalah masa kejayaan Dinosaurus yang menguasai daratan, sedangkan lautan
dikuasai reptilia laut seperti Ichthyosaurus dan Plesiosaurus, sedangkan di angkasa dikuasai reptilia
terbang seperti Pterosaurus serta Pterodactyl. Burung sejati pertama (Archaeopteryx) mulai muncul.
Berbagai jenis buaya mulai berkembang, sedangkan Amonit dan Belemnit menjadi sangat umum.
Tumbuhan Ginko, Benetit dan Sequoia melimpah dan konifer menjadi umum. Pada masa ini benua
Pangea terpecah, dimana Amerika Utara terpisah dari afrika, sementara Amerika Selatan melepaskan
diri dari antartika dan australia. di Indonesia pernah ditemukan fosil gigi Ichthyosaurus di pulau seram
(yang dahulunya masih berupa lautan), yaitu sejenis reptil laut yang hidup semasa dengan Dinosaurus.

Gambar: Perbandingan ukuran tubuh beberapa jenis dinosaurus, manusia dan gajah.
c.Masa/Periode Kretaseus (145 jta-65 juta tahun lalu)
Masa ini merupakan puncak kejayaan Dinosaurus raksasa dan reptilia terbang. Mamalia dan
tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi berbagai ragam dan bentuk. mamalia ber-plasenta
mulai muncul pertama kali. saat itu iklim sedang mulai muncul. Pada masa ini India terlepas jauh dari
Afrika dan bergerak menuju Asia.
Kepunahan Masal Kedua Pada akhir Masa/Periode Kretaseus
Peristiwa kepunahan besar-besaran tahap kedua yang terjadi pada akhir masa Kretaseus (65 juta
tahun lalu) merupakan tanda berakhirnya zaman Mesozoikum, sekaligus awal mula zaman
Kenozoikum. Jenis-jenis kehidupan yang punah meliputi : Dinosaurus, Pterosaurus, Ichthyosaurus,
Plesiosaurus dan kelompok binatang moluska (Amonit dan Belemnit) serta sebagian besar
Brakiopoda. teori yang menerangkan penyebab tentang Kepunahan Masal ini banyak, diantaranya
adalah teori tentang jatuhnya meteorit raksasa yang membentur bumi dengan benturan sangat
dahsyatnya. Benturan meteorit ini menimbulkan panas dan kebakaran sehingga terjadi penguapan
besar-besaran yang menghasilkan asap dan awan tebal. awan tebal ini menghalangi sinar matahari
sehingga terjadi pendinginan global dan penipisan oksigen yang mengakibatkan sebagian tumbuhan,
hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging juga mati. dinosaurus yang merupakan hewan
berdarah panas tidak mampu bertahan hidup pada iklim seperti itu dan akhirnya punah.

Gambar Ilustrasi Meteor yang jatuh ke Bumi dan menyebabkan kepunahan pada akhir Masa Kretaseus
3. Era/Zaman Kenozoikum (Zaman Kehidupan Baru) : 65 juta tahun lalu - sekarang
Zaman Kenozoikum merupkan zaman perkembangan mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa
ini dibagi dua yaitu zaman Tersier dan zaman Kuarter. Pada zaman Tersier dan Kuarter ini pemunculan
dan kepunahan hewan serta tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global.
a.Masa/Periode Tersier (65 juta-1,7 juta tahun lalu)
Masa ini merupakan masa perkembangan mamalia dibelahan dunia yang lain, akan tetapi tidak
demikian halnya di Indonesia karena pada masa ini sebagian kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh
karena itu fosil-fosil yang dijumpai di Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut terutama
moluska dn foraminifera. Zaman ini dibagi menjadi beberapa kala yaitu :
1) Epoch/Kala Palosen (65 juta- 56,5 juta tahun lalu), kala ini merupakan awal kemunculan hewan
mamalia pemakan rumput, primata, burung dan dicoaster. Kala ini ditandai oleh kegiatan magma
yang sanagt intensif, susut laut yang besar dan hujan meteorit.
2) Epoch/Kala Eosen (56,5 juta-35,5 juta tahun lalu), pada Kala Eosen ini mamalia mulai
berkembang dengan baik, seperti kuda, binatang pengerat (Rodent) dan nenek moyang hewan
modern seperti unta, badak, termasuk hiu raksasa (Basilosaurus) dan burung raksasa (Diatryma).
Pecahnya Benua Pangea ditandai oleh pergerakan lempeng yaitu benua afrika menabrak Benua
Eropa membentuk Alpen, India menabrak Asia membentuk Himalaya.
3) Epoch/Kala Oligosen (35,5juta -23,5 juta tahun lalu), pada kala ini mamalia semakin bertambah
besar ukurannya. Mamalia modern termasuk gajah pertama muncul. Nenek moyang kucing, Anjing
dan beruang mulai berkembang. Kehidupan laut ditandai dengan munculnya hewan jenis baru
seperti kepiting, kerang dan siput. Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas
disertai dengan pesatnya perkembangan hewan pemakan rumput.
4) Epoch/Kala Miosen (23,5 juta-5,2 juta tahun lalu), kala ini dicirikan oleh padang rumput semakin
meluas, oleh karena ini mamalia pemakan rumput berkembang semakin pesat. Kala ini dicirikan
oleh munculnya Homonoid (proconsul), lembu, domba dan monyet.
5) Epoch/Kala Pliosen (5,2 juta-1,7 juta tahun lalu), pada kala ini muncul hominid yang
pertama.Fosil-fosil penciri Kala Pliosen yang ditemukan di Indonesia adalah dari kelompok
moluska dan foraminifera.
b. Masa/Periode Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Pada masa Kuarter dibelahan dunia dikenal sebagai masa perkembangan manusia, sedangkan di
Indonesia disamping berkembangnya manusia berkembang juga mamalia. Masa ini dibagi menjadi dua
kala yaitu :
1) Kala Plistosen (1,7 juta tahun –10 ribu tahun lalu), mamalia yang berkembang pada kala ini
mempunyai ragam bentuk yang spektakuler, seperti Mammoth, Mastodon, Smilodon (harimau
bergigi pedang), Megatherium (kukang tanah raksasa), Beruang Gua, dan lain sebagainya. Kala ini
merupakan zaman es terbesar karena ada lima kali pristiwa glasiasi.
2) Kala Holosen (10 ribu tahun lalu-sekarang), pada kala ini manusia modern mulai berkembang.
SKALA WAKTU GEOLOGI DAN CORAK KEHIDUPAN PADA BERBAGAI ZAMAN
Durasi Relatif Zaman Masa Kurun Umur Peristiwa penting
pada Eon (Era) (Period) (Epach) (jutaan
tahun
yang
lalu)
Saat ini – Lapisan es menutupi kutub,
Holosen
0,01 manusia modern muncul, beberapa
Kuartener
0,01 – mamalia besar punah.
Fhanerozoikum Kenozoikum Pleistosen
2,59
2,59 – Mamalia besar berkembang pesat,
Neogen Pliosen
5,33 nenek moyang manusia muncul,
5,33 – Amerika Utara dan Selatan
Miosen
23,03 menyatu
23,03 – Permulaan dominasi mamalia,
Oligosen
33,9 munculnya mamalia besar di darat
Eosen 33,9 – 56 dan laut, persebaran mamalia,
Paleogen
burung, dan serangga penyerbuk,
Paleosen 56 -66 tumbuhan berbiji terbuka semakin
dominan, perkembangan primate.
66 -145 Dinosaurus mendominasi bumi,
munculnya rumput dan tumbuhan
Kretaseus
berbunga, kepunahan dinosaurus,
amonit melimpah.
145 – Pembentukan Samudra Atlantik,
201, 3 munculnya burung pertama,
Jura dominasi dinosaurus dan reptil
Mesozoikum
terbang, dominasi tumbuhan
berbiji terbuka
201,3 – Pangea mulai terpecah, reptil
252,17 mendominasi daratan, mamalia
Trias purba dan dinosaurus muncul,
perkembangan koral, munculnya
tumbuhan paku pertama.
252,17 – Terjadi kepunahan besar pada
298,9 kehidupan laut dan sebagian
Perm hewan darat, penyebaran reptil,
perkembangan leluhur serangga
saat ini.
298,9 – Ditemukan fosil hewan laut pada
358,9 batu kapur, pembentukan
Pegunungan Appalachia,
perkembangan serangga dan reptil
Karboniferus purba di darat, ditemukan
tumbuhan berdaun hijau sepanjang
tahun, amfibi berkembang pesat,
perkembangan hutan tumbuhan
berpembuluh.
358,9 – Ikan berkembang pesat, muncul
Paleozoikum
419,2 hewan vertebrata darat, muncul
Devon
tumbuhan berbiji, pohon, hutan,
dan berbagai serangga
419,2 – Terdapat tumbuhan primitif di
443,4 darat, munculnya ikan berahang,
Silur
perkembangan awal tumbuhan
berpembuluh.
443,4 – Amerika Utara terletak dekat
485,4 khatulistiwa, kehidupan laut
Ordovisium
berlimpah, kolonisasi darat oleh
tumbuhan dan arthropoda.
485,4 - Perkembangan besar-besaran
541 keragaman organisme dengan
Kambrium
rangka keras, perkembangan
trilobite.
541 - Batuan tertua yang dikenal di
Proterozoikum
2500 bumi, fosil sel eukariotik tertua
yang ditemukan, konsentrasi
2500 -
Prakambrium Arkaean oksigen di atmosfer mulai
4000
berkurang.
Sekitar Pembentukan bumi
Hadean
4600
C. Gerak Rotasi, Revolusi, Presesi Bumi
1. Rotasi Bumi
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Satu putaran memerlukan waktu 23 jam
56 menit (dibulatkan 24 jam). Rotasi Bumi terjadi dari barat ke timur dengan kecepatan rotasi yang
tidak sama, di equator bergerak dngan cepat namun semakin ke kutub semakin lambat. Rotasi Bumi
menyebabkan:
a. Pergantian siang dan malam
b. Peredaran semu benda-benda langit
c. Perbedaan waktu
d. Bentuk Bumi agak tumpul (pepat Bumi)
e. Penyimpangan arah angin.
2. Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah peredaran Bumi mengelilingi Matahari yang memerlukan waktu selama
satu tahun (365 1/4 hari). Sesuai dengan Hukum Kepler, lintasan peredaran Bumi mengelilingi
Matahari berbentuk elips dan bidang lintasannya dinamakan ekliptika. Para ilmuwan telah
membuktikan bahwa Bumi melakukan revolusi dengan kecepatan cahaya dan paralaks bintang.
Gejala alam akibat revolusi:
a. Pergantian musim
b. Peredaran semu tahunan Matahari
c. Paralaks bintang
d. Perbedaan panjang siang dan malam.
3. Presesi Bumi
Presesi menyatakan gerak poros putar Bumi (KU-KS) tidak selalu mengarah ketitik yang sama
di langit, melainkan seperti gasing. Pergerakan presesi ini sangatlah lambat. Periode satu kali
putaran penuh 26.000 tahun lamanya.

Gambar : Revolusi B

Anda mungkin juga menyukai