Anda di halaman 1dari 6

7-1 Bab 6 memperkenalkan delapan tahapan dalam perencanaan suatu audit .

Bagian manakah yang


mengevaluasi materialitas dan risiko ?

Bagian yang mengevaluasi materialitas dan risiko yaitu pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
audit, serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada terhadap
laporan keuangan pada saat merumuskan opini dalam laporan auditor . Yaitu dengan cara menetapkan
materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren. Memahami pengendalian
internal dan menilai risiko pengendalian. Serta mengumpulkan informasi untuk menilai risiko
kecurangan.

7-2 Rumuskan arti “materialitas” sebagaimana di gunakan dalam akuntansi dan pengauditan .
Apakah hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan kenyakinan memadai “
sebagaimana digunakan dalam dalam laporan audit?

Materialitas adalah dasar penerapan auditing dan menjadi pertimbangan utama dalam
menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan.

Hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan kenyakinan memadai “ adalah untuk
memberi informasi kepada pengguna laporan audit bahwa auditor tidak menjamin kelanyakan
penyajian laporan keuangan . Ada sejumlah risiko bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara layak,
walaupun auditor memberi pendapat wajar tanpa pengecualian.

7-3 Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik ?

Karena materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam perencanaan audit dan merancang
suatu strategi audit. Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai siapa saja pemakai laporan keuangan
klien serta keputusan apa yang akan dibuat. Sehingga didalam praktik, para auditor mungkin tidak
mengetahui siapa saja pemakai laporan atau keputusan apa yang akan mereka ambil berdasarkan laporan
keuangan tersebut.

7-4 Apakah yang di maksud dengan menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas ? Jelaskan
faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal ?

Berdasarkan pertimbangan awal materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan ,
auditor harus menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan .
Ada sejumlah factor yang berpengaruh pada kebijakan awal materialitas yang ditetapkan auditor untuk
laporan keuangan yang akan diauditnya. Beberapa factor penting tersebut adalah

Materialitas lebih merupakan konsep yang Relatif bukannya Absolut.


Kesalahan penyajian atas besaran tertentu mungkin saja bersifat material bagi perusahaan skala kecil,
sedangkan kesalahan penyajian dengan jumlah dolar yang sama, bagi perusahaan lainnya yang berskala
besar, dapat bersifat tidak material.
Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat Materialitas
Laba bersih sebelum pajak, umumnya merupakan dasar pertimbangan utama yang dipergunakan untuk
menentukan tingkat materialitas, karena item ini dianggap sebagai item penting dalam penyajian
informasi kepada para pengguna laporan.
.

7-5 Faktor faktor kualitatif apa yang harus di pertimbangkan dalam menentukan apakah kesalahan
penyajian mungkin material.

1. Nilai-nilai yang melibatkan kecurangan seringkali dianggap lebih penting dari pada
sejumlah nilai yang sama tetapi yang diakibatkan oleh kekeliruan yang tidak
disengaja karena perbuatan tersebut merefleksikan kejujuran serta reliabilitas
manajemen atau karyawan yang terlibat.
2. Kesalahan penyajian yang kecil dapat bersifat material jika terdapat kemungkinan timbulnya
berbagai konsekuensi atas sejumlah kewajiban kontrak.
3. Kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi material apabila kesalahan
penyajian tsb mempengaruh tren laba

7.6 Jelaskan perbedaan antara materialitas kinerja (performance materiality )dengan pertimbangan
awal tentang materialitas. Bagaimanakah hubungan antara keduanya ?

Materialitas pelaksanaan yaitu suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada tingkat yang lebih
rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat
rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi
yang secara agregat melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Jika berlaku,
materialitas pelaksaan dapat ditetapkan oleh auditor pada jumlah yang lebih rendah daripada materialitas
golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu.
Sedangkan pertimbangan awal materialitas adalah jumlah maksimum yang diatas jumlah tersebut
diyakini oleh auditor akan membuat laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian dan masih tidak
mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan penggunaan laporan. Hubungannya yatiu dalam
penentuan materialitas pelaksanaan diperlukan karena auditor mengumpulkan bukti per segmen bukan
untuk laporan keuangan secara menyeluruh dan tingkat materialitas pelaksanaan membantu mereka
dalam menentukan bukti audit yang harus dikumpulkan

7-7 Berikan dua contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas pada tingkat rendah
untuk suatu kelompok transaksi, saldo akun , atau pengungkapan tertentu ?

Contoh 1

Di suatu perusahaan, untuk suatu piutang usaha bersaldo Rp 100.000.000,00 auditor harus
mengumpulkan bukti yang lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar Rp 100 .000,00 di
pandang material , dari pada apabila kesalahan penyajian sebesar Rp 600.000,00 , di pandang material.

Contoh 2

Dengan total kesalahan penyajian sebesar Rp 50.000,00 pada Perusahaan Z yang memiliki asset sebesar
Rp 600.000.000,00 di pandang material, auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti dibandingkan
dengan apabila kesalahan penyajiannya sebesar Rp 100.000,00

7-8 Dimisalkan materialitas untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan adalah rp 100.000 dan
materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan rp 40.000, apabila auditor menemukan sebuah
piutang lebih saji sebesar rp 55.000 ,apa yang harus dilakukan auditor ?

Yang harus dilakukan auditor adalah membandingkan perkiraan total kesalahan dengan
mempertimbangkan awal materialitas

7-9 Sebutkan apa yang di maksud dengan model risiko audit , dan jelaskan setiap faktor dalam model
tersebut . Juga jelaskan , dua faktor dalam model tersebut yang apabila di gabungkan akan
mencerminkan risiko kesalahan penyajian material.

Model resiko audit adalah suatu model yang menggambarkan hubungan umum berbagai kompenen
risiko audit dalam istilah matematikuntuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima .

Dua faktor :

1. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan


2. Tingkat asersi untk golongan transaksi , saldo , akun ,dan pengungkapan .

7-10 Jelaskan penyebab kenaikan atau penurunan risiko deteksi direncanakan ?

Penyebab kenaikan atau penurunan risiko deteksi direncanakan adalah risiko deteksi merupakan
dependen dari tiga faktor lain yang tercakup dalam model . Risiko ini akan berubah hanya apabila auditor
mengubah salah satu(atau lebih )faktor lain dalam model risiko. Risiko deteksi menetukan jumlah bukti
subtantif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.

7-11 Jelaskan apa yang di maksud dengan risiko inheren. Tunjukkan empat faktor yang
menyebabkan risiko inheren yang tinggi dalam audit.

Risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi , saldo
akun ,atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material , baik secara
individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan peyajian lainnya, sebelum
mempertimbangkan pengendalian internal yang terkait. Dengan kata lain risiko inheren adalah adalah
penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah saji dalam segmen audit yang melewati batas
toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas pengendalian intern.

Faktor yang menyebabkan risiko inheren tinggi dalam audit yaitu :

1. Sifat bisnis klien. Risiko inheren untuk akun tertentu dipengruhi oleh sifat bisnis klien.
Sebagaicontoh, pabrik peralatan elektronik berhadapan dengan kemungkinan keusangan
persediaanlebih besar dari pada pabrik baja.
2. H a s i l d a r i a u d i t s e b e l u m n y a . Kesalahan penyajian yang ditemukan dalam audit
tahunsebelumnya memiliki kemungkinan besar untuk terjadi lagi dalam audit tahun ini, karena
banyak tipe kesalahan penyajian yang sifatnya sistematik, dan organisasi seringkali
lambatmelakukan perubahn untuk meniadakan kesalahan penyajian seperti itu.
3. Penugasan baru ataau penugasan ulangan. Auditor mendapatkan pengalaman dan
pengetahuantentang kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian setelah mengaudit klien selama
beberapatahun. Apabila tidak ada hasil audit tahun lalu, sebagian besar auditor akan menilai
risikoinheren yang tinggi pada audit yang pertama kali dilakukan dibandingkan dengan
penugasanulang yang pada waktu lalu tidak ditemukan kesalahan peyajian material.
4. Pihak-pihak yang berelasi. Contoh transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi adalah
transaksiantara perusahaan induk dengan perusahaan anak, dan antara manajemen
dengan entitasperusahaan. Karena transaksi semacam ini tidak terjadi antara dua pihak yang
independen yangmelakukan tawar-menawar secara bebas, maka terdapat kemungkinan
besar bahwa transaksidemikian direkayasa yang menyebabkan risiko inheren.

7-12 jelaskan mengapa risiko inheren di tetapkan untuk tujuan audit per segmen ( golongan
transaksi, saldo, dan penyajian & pengungkapan), bukan untuk audit sebagai keseluruhan. Apakah
pengaruhnya terhadap jumlah bukti yang harus dikumpulkan editor, apabila risiko inheren untuk
suatu tujuan audit meningkat dari medium menjadi tinggi?

Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan ,
melainkan di tetapkan untuk setiap siklus , setiap akun dalam suatu siklus ,bahkan kadang – kadang untuk
setiap tujuan audit pada suatu akun. Karena untuk audit yang sama, risiko yang ditetapkan bisa berbeda
beda antara siklus yang satu dengan siklus yang lainnya, antara akun yang satu dengan akun yang lainnya
dan antara tujuan yang satu dengan tujuan lainnya.

7-13 Jelaskan pengaruh dari kesalahan penyajian yang besar yang ditemukan dalam audit
tahun lalu , terhadap risiko inheren , risiko deteksi yang direncanakan , dan bukti audit yang di
rencanakan
?

Kesalahan penyajian yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya memiliki kemungkinan
besar untuk terjadi lagi dalam audit tahun ini, karena banyak tipe kesalahan penyajian yang sifatnya
sistematik dan organisasi seringkali lambat melakukan perubahan untuk meniadakan kesalahan penyajian
seperti itu. Oleh karena itu editor akan dipandang lalai jika hasil audit tahun lalu diabaikan pada saat ia
mengembangkan program audit tahun ini. Namun apabila auditor tidak menjumpai kesalahan penyajian
dalam kurun waktu beberapa tahun dalam melakukan pengujian pada suatu bidang audit, auditor bisa
menurunkan resiko inheren dengan catatan tidak terjadi perubahan dalan keadaan –keadaan yang yang
relevan.

7-14 Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit bisa diterima . Apakah relevansinya terhadap
bukti yang harus di kumpulan ?

Risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan
keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan pendapatan wajar tanpa
pengecualian telah diberikan. Dalam relevansi terhadap bukti dikumpulkan , auditor harus senantiasa
menggunakan skeptimensme professional.
7-15 Jelaslkan mengapa terhadap hubungan terbalik , antara risiko deteksi di rencanakan dengan
jumlah bukti yang harus di kumpulkan auditor untuk suatu tujuan khusus audit tertentu.

Risiko deteksi menetukan jumlah bukti substansif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor
yang berkebalikan dengan ukuran risiko deteksi. Apabila risiko deteksi berkurang, auditor harus
mengumpulkan bukti yang lebih banyak untuk mencapai risiko deteksi yang telah berkurang tersebut.

7-16 Jelaskan keadaan – keadaan yang menyebabkan auditor harus merevisi kompenen – kompenen
dalam model risiko audit dan pengaruh revisi tersebut terhadap deteksi di rencanakan serta bukti
direncanakan.

Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan langsung antara
risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat hubungan berkebalikan antara risiko
audit dengan bukti yang harus dikumpulkan. Apabila auditor memutuskan untuk menurunkan risiko audit
yang bisa diterima maka risiko deteksi juga akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik.

7-17 Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa keduanya
perlu di pertimbangkan bersama – sama dalam perencanaan suatu audit ?

Konsep materialitas dan risiko dalam pengauditan berhubungan erat satu sama lian dan tidak bisa
dipisahkan. Risiko adalah pengukuran ketidakpastian, sedangkaban materialitas adalah pengukuran
besarnya atau ukuran. Namun apabila keduanya digabungkan akan mengukur besaran ketdakpastian dari
suatu jumlah tertentu. Materialitas dan risiko adalah konsep dasar yang amat penting dalam perencanaan
audit. Kedua konsep tersebut menuntut pertimbangan auditor dan keduanya berdampak langsung terhadap
bukti yang direncanakan auditor.

Anda mungkin juga menyukai