Anda di halaman 1dari 3

The study of the language used on auther-can lead the to a better undeetanding of the auther's meaning

and a fuller apprecation of His liteary skill (Broo,1970:131).( studi tentang bahasa yang digunakan oleh
pengarang dapat menentukan kepada pemahaman yang lebih baik terhadap makna makna yang
diungkapkan dan memberikan apresiasi yang lebih ih terhadap kemampuan sastra pengarangnya).

Sejalan dengan pandangan tersebut, Sudjiman (1993:V.VI) mengungkapkan bahwa titik berat pengkajian
Stilistik itu sendiri memang terletak pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa suatu karya sastra, tetapi
tujuannya adalah adalah meneliti efek estetika bahasa. Dengan demikian, stilistika dapat menjadi
instrumen untuk lebih memahami suatu karya sastra. Dan pemahaman yang lebih baik ini pada
gilirannya memungkinkan pembaca memberi apresiasi dan penilaian secara benar. Disamping itu, sudut
Jerman menyatakan pula bahwa pengkajian Lipstik juga menyadarkan kita akan kita pengarang dalam
memanfaatkan kemungkinan yang tersedia dalam bahasa sebagai sarana pengungkapan makna.hal ini
diungkapkan pula oleh leach dan short (1984:74)Every analysis of style.... Is an attempt to find the
arlistic principles inderlying a witer'schoice of tanguage All.writers...have their individual qualites.(Setiap
analisis style merupakan suatu usaha untuk menemukan prinsip-prinsip artistik yang mendasari
pemilihan bahasa seseorang penulis. Semua penulis memiliki kualitas Individual masing-masing).
Apabila stilistika dikaitkan dengan pengajaran bahasa dan sastra, analisis yang menggunakan
pendekatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut.

Medium sastra adalah bahasa .Oleh sebab itu menurut Carter dan simpson(1989:18).( siswa dapat
memahami dan mendeskripsi efek yang dihasilkan oleh bahasa, semakin kuat posisi mereka manakala
Mereka mencoba untuk menjelaskan secara sistematis institusi-institusi yang mereka miliki, dan untuk
membangun landasan bagi interpretasi dengan lebih baik).

Dengan kata lain, Melalui pembelajaran teknik analisi stilistik para siswa memperoleh alat yang dapat
menolongnya untuk menjelaskan untuk menjelaskan intusi-intusi yang mereka miliki dan membangun
interpertasi dengan secara sistematik.

Selain tujuan tersebut, widdowson(1984:86) mengungkapkan bahwa tujuan pengajaran yang paling
utama yang ingin diciptakan ialah untuk mengembangkan "kesadaran" dalam diri siswa" kesadaran"
yang dimaksud ialah "kesadaran" bahwa wacana sastra berbeda dengan wacana konvensional
(nonsastra) dalam pengungkapannya titik lebih jauh, ia menyatakan bahwa tujuan pedagogis yang ingin
dicapai tetap memberikan sarana untuk tercapainya interpretasi titik jadi tegasnya, kajian terhadap
sebuah karya sastra dapat menjadi sarana pemahaman dan apresiasi yang lebih baik terhadap
pencapaian artistik penulis sastra tersebut.

Junus mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diolah dalam kajian stilistika yaitu
bunyi bahasa, kata, arti, dan struktur kalimat (1984:8). Di pihak lain, maksud Sudjiman menyatakan
bahwa pusat penelitian klitika adalah file, yaitu cara yang digunakan seseorang pembicara atau penulis
untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai saran. Dengan demikian.Sudjiman
berkesimpulan bahwa Tan dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa itu sendiri mencakup
diksi, struktur kalimat, majas dan citraan, pola rima serta mantra yang digunakan seorang pengarang
atau yang terdapat dalam sebuah karya sastra( Bandingkan karaf 1981:99).Sudjiman dalam hal ini
memasukkan kajian matra sementara dalam puisi Indonesia tidak dikenal matra.Oleh sebab itu kajian
bidang ini tidak dapat dilakukan.

Sejalan dengan pernyataan diatas, Keris Mas (1989:7-9) mengungkapkan bahwa kajian stilistika
tradisional hanya membicarakan kelainan-kelainan bahasa dalam hubungan dengan hendak tatabahasa
disamping kelainan-kelainan yang bersifat figuratif yaitu penggunaan peribahasa, bahasa kiasan,
sindiran dan ungkapan titik keris emas lalu mengemukakan bahwa kajian stilistik modern membicarakan
hal-hal yang mengandung ciri-ciri linguistik seperti ciri fonologi, struktur kalimat ciri makna kata serta
tidak melupakan ciri-ciri bahasa yang bersifat figuratif.

2.5 Pendekatan Dalamp Stilistika

Berikut dikemukakan beberapa pendekatan yang telah diterapkan dalam studi stilistik.

2.5.1 Pendekatan Halilday


M.A.K.Halilday menganalisis puisi "leda and swan"

Karya yeat dalam buku patterns of language,pepcrs in General Description and apple pngusties 1966).

Tujuan utama halilday adalah mengilustrasikan bagaimana kategori-kategori dan metode metode
linguistik deskripsi dapat diaplikasikan ke dalam analisis teks sastra

Seperti dalam analisis materi teks lainnya. Perhatiannya bukan bertujuan kepada interprestasi atau
evaluasi estetika terhadap pesan-pesan sastra yang dianalisis Tetapi hanya kepada deskripsi unsur-unsur
bahasa.

2.5.2 Pendekatan Sinclair

Searah dengan cara kerja Halilday, Sinclear (1966) menguraikan puisi philip larkin yg berjudul "first
sight" ia seperti halilday, hasil analisis direkam dan interpretasi sementara tidak ada kesimpulan yang
berhubungan dengan interpretasinya terhadap puisi yang dikaji tersebut . Walaupun demikian,Sinclair
menyebutkan dua aspek organisasi the sun" menyimpang dari bahasa normal akan tetapi menjadi
normal dalam konteks puisi tersebut secara keseluruhan, sebab penyimpangan ini dihubungkan dengan
definisi-definisi yang sama seperti "broke the grape's joy'.dan "pulled the wind down'. Pola-pola
interaksiaktual juga dibentuk dengan kekohesian ekspresi-ekspresi yang menyimpang seperti "theoat
merrt'dan'sensual root'.

2.5. 4 Pendekatan Roman Jakobson

Jakobson membicarakan fungsi puisi bahasa dalam tulisannya yang berjudul " closing
Statement:Lingustics and poetics" dalam style and language yg diedit oleh T.A.Sebeok(1960).Jokobson
menggolongkan fungsi politik bahasa sebagai sebuah penggunaan bahasa yang berpusat kepada bentuk
aktual dari pesan itu sendiri. Tulisan sastra tidak seperti bentuk-bentuk ekspresi lainnya. Dalam tulisan
sastra ditemukan pesan yang berpusat pada tulisan itu sendiri titik jadi agak berbeda dengan leech
merupakan kriteria esensial fungsi politik yaitu adanya pembentukan kesejajaran di mana kesejajaran
tersebut tidak secara normal terjadi.

Anda mungkin juga menyukai