2, DESEMBER 2002
Wahyuni Pudjiastuti
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 16424
Abstrak
Penelitian ini bertitik tolak dari asumsi bahwa penyusunan strategi pemasaran sosial yang cermat sangat diperlukan
untuk mengatasi berbagai masalah sosial kesehatan dan lingkungan hidup yang berkembang di pemukiman kumuh di
DKI Jakarta. Strategi harus mempertimbangkan kondisi wilayah sasaran, target adopters serta faktor-faktor yang
berpengaruh pada partisipasi masyarakat akan berbagai produk sosial. Penelitian dilaksanakan di tiga kategori wilayah
kumuh, yaitu gang sempit, bantaran sungai dan tepian rel kereta api. Penelitian didesain sebagai penelitian deskriptif
korelational yang analisisnya menggunakan regresi berganda dan tabel distribusi frekwensi. Hasil penelitian yang
diperoleh kemudian dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun strategi pemasaran sosial. Komponen
strateginya terdiri dari tinjauan marketing mix dan unsur-unsur komunikasi.
Abstract
The research has a starting point from assumption that compose accurate social marketing strategy is being needed to
overcome social health and environmental problems in the sleim settlement area in Jakarta. The strategy should
consider the condition of target area, target adopters and some factors that influence in the community participation to
some social products. The research was done in three sleims area, (i) narrow street, (ii) flood plain river and along the
railway track. The research was designed as descriptive research correlation which is analyzed by multiple regression
and distribution frequency table. The result of the research is being used as material for compilling social marketing
strategy. The component strategy consist of consideration of marketing mix and communication elements.
76
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2002 77
Partisipasi responden pada produk sosial sangat rendah, pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan mereka
rata-rata dengan skor 30<40 dari skor maksimum untuk dapat memanfaatkan media yang memerlukan
sebesar 190. Hal ini disebabkan karena pengetahuan kepandaian membaca, sehingga semakin tinggi
responden akan produk sosial yang juga rendah, rata- pendidikan semakin tinggi pula partisipasinya.
rata dengan skor 13,11 (skor maksimum 38) serta
rendahnya peranan aparat terkait, rata-rata dengan skor Pada tabel menunjukkan bahwa koefisien regresi
10<15 (skor maksimum 70). belanja keluarga per bulan menunjukkan angka negatif.
Hal ini dapat dipahami karena pendidikan mereka
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada partisipasi rendah sehingga hanya mampu mengandalkan kekuatan
responden akan produk sosial adalah Pendidikan formal fisik untuk bekerja dan dengan tingkat pendapatan yang
(X2), Belanja keluarga/bulan (X3), Lama tinggal di rendah pula. Kondisi demikian akan menghambat
lokasi (X6), Aktivitas komunikasi (X9), Pengetahuan kemampuannya dalam berpartisipasi. Pendapatan,
akan produk sosial (X10) dan Lokasi tempat tinggal waktu dan tenaganya sudah habis dipakai untuk
(X12). Hal ini dapat diamati pada tabel 1 berikut ini memenuhi kebutuhan keluarganya yang relatif banyak.
Karenanya semakin besar jumlah pengeluaran per bulan
Tabel 1. Koefisien Regresi X1, X2, ……X13 semakin rendah partisipasinya.
Variabel Koefisien Nilai T Keterangan Lama responden tinggal di lokasi, koefisien regresinya
Regresi (Df = 76) negatif artinya mereka yang lama tinggal di wilayah
X1 -0,02 -0,214 kumuh semakin rendah partisipasinya. Hal ini
X2 1,48 3,727 * menunjukkan bahwa mereka apatis terhadap produk
X3 -0,009 -1,919 * sosial yang ditawarkan. Mestinya semakin lama
X4 0,46 1,140 seseorang terlibat dalam masalah atau kegiatan yang ada
dilingkungannya semakin paham akan keadaan serta
X5 0,014 0,273
kondisi lingkungannya dan semakin paham bagaimana
X6 -0,23 -2,299 *
bisa berpartisipasi.
X7 -0,30 -0,099
X8 -1,38 -0,702 Koefisien regresi aktivitas komunikasi juga
X9 -0,60 -2,425 * menunjukkan angka negatif. Hal ini dapat diperkirakan
X10 2,19 13,441 * bahwa pengetahuan yang diperoleh lewat aktivitas
X11 0,11 0,912 komunikasi tidak menggugah partisipasi mereka,
X12 4,18 1,778 * sehingga strategi pemasarannya memang harus
X13 3,18 1,304 disempurnakan.
Ket : *) Nyata pada taraf nyata 10% (1,649)
Konstante : 0,056 R2 : 85% Adanya pengetahuan yang cukup tentang produk sosial
Durbin Watson Test : 1,97 menyebabkan seseorang mempunyai sikap positif.
Kolinieritas berganda : tidak ada Selanjutnya sikap yang positif akan mempengaruhi niat
mereka untuk berpartisipasi. Dengan kata lain untuk
Tingkat pendidikan responden relatif rendah tetapi ini berpartisipasi seseorang harus mengetahui dan memahami
merupakan salah satu bekal terhadap tanggapannya benar bagaimana memanfaatkan produk sosial.
mengenai produk sosial serta tingkat kemampuannya
dalam menghadapi masalah. Disamping itu tingkat
Karenanya langkah pertama yang harus dilakukan diharapkan. Selain itu masalah sampah, kebersihan
adalah meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah lingkungan, air bersih dan penanganan limbah tetap
sikap dan perilakunya. merupakan kendala yang harus dipecahkan.
Mengetahui keadaan umum sasaran pemasaran sosial Place, rata-rata tingkat pendapatan masyarakat di
dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat wilayah kumuh sangat rendah sementara jumlah
Partisipasinya saja belum menjamin strategi yang tanggungan keluarganya cukup banyak. Untuk
disusun mampu mempengaruhi khalayak. Karena itu memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka harus
perlu dilakukan identifikasi terhadap permintaan sasaran bekerja keras, itupun kadang-kadang tidak cukup untuk
agar produk sosial yang dipasarkan sesuai dengan memenuhi kebutuhan makan empat sehat, apalagi lima
permintaan dan kemudian mampu memenuhi harapan sempurna. Kondisi demikian tentu saja membuat
dan keinginannya. Pada tabel 2 dan 3 ditunjukkan mereka rentan terhadap penyakit. Apalagi kondisi
bagaimana penyebaran permintaan produk sosial perumahan dan lingkungan yang kumuh mudah
kesehatan dan lingkungan hidup tiga kelompok sasaran mempercepat berkembangnya bibit penyakit. Oleh
(bantaran sungai, gang sempit dan tepian rel kereta api) karena itu pemasaran produk sosial kesehatan dan
berdasar hasil survei dan FGD. lingkungan hidup ini perlu difokuskan pada masyarakat
yang bermukim di wilayah kumuh.
Semakin suatu pemasaran sosial mendekati strategi
pemasaran komersial maka akan semakin sukses Price, sasaran yang tinggal di wilayah kumuh,
mencapai tujuannya. Karena itu tinjauan marketing mix umumnya tingkat pendapatannya rendah dengan
(product, price, place, promotion) menjadi bagian tanggungan keluarga tinggi. Karenanya penambahan
yang sangat penting dalam menyusun suatu strategi beban biaya (materiil) yang harus mereka keluarkan
pemasaran, sehingga strategi pemasaran sosial untuk menyerap program sosial akan sangat
kesehatan dan lingkungan hidup di pemukiman kumuh memberatkan. Sebaiknya untuk melaksanakan produk
ini juga akan ditinjau dari marketing mix sosial di atas diberikan bantuan secara gratis.
Product, produk sosial yang perlu segera disampaikan Promotion, kalau ingin meningkatkan pengetahuan,
kepada sasaran untuk mengatasi masalah sosial di pemahaman atau kesadaran sasaran, maka penggunaan
bidang kesehatan untuk kepala keluarga adalah bahaya media massa dipandang paling efektif. Tetapi untuk
narkoba, perbaikan pelayanan kesehatan dan lebih meyakinkan sasaran maka penggunaan
pemeriksaan (umum, mata dan gigi) gratis. Ibu rumah komunikasi interpersonal akan lebih efektif. Sementara
tangga memerlukan informasi tentang pengobatan penggunaan kedua media ini merupakan cara terbaik
gratis, demam berdarah dan anak sehat. Sedangkan untuk mengubah sikap dan perilaku sasaran. Karenanya
remaja membutuhkan produk sosial narkoba, HIV dan media yang dipilih untuk menyampaikan pesan produk
demam berdarah. sosial kesehatan dan lingkungan hidup yang akan
dipasarkan kepada masyarakat di wilayah kumuh adalah
Produk sosial lingkungan hidup yang dibutuhkan media massa dan media interpersonal.
sangat diharapkan. Selain itu masalah sampah,
kebersihan lingkungan, air bersih dan penanganan Agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah
limbah tetap merupakan kendala yang harus diterima oleh khalayak sasaran maka pemilihan media
dipecahkan dan perlu disampaikan segera kepada perlu dilakukan secara cermat dan teliti. Nampaknya
sasaran adalah masalah ketersediaan WC. Keterbatasan media massa yang paling tepat digunakan untuk
lahan yang dimiliki tidak memungkinkan mereka untuk menyampaikan pesan adalah media televisi dan
membuat tempat MCK sendiri sehingga keberadaan folder/leaflet. Disamping itu pesan yang disampaikan
MCK umum yang memenuhi syarat sangat perlu direncanakan dan dikembangkan secara baik.
80 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2002
Pesan disusun sedemikian rupa agar terlihat praktis, lewat televisi dari pada yang tidak sama sekali.
efektif tetapi berbobot, sehingga sasaran tertarik untuk
pengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Folder merupakan salah satu media cetak yang
Petunjuk langkah-langkah yang diberikan jelas dan menyajikan pesannya melalui tulisan, dan terdiri dari
menggunakan bahasa sederhana yang digunakan sehari- sebuah lembaran kertas yang dilipat sesuai dengan
hari oleh sasaran. keinginan dari pembuatnya.
Memanfaatkan media massa perlu mempertimbangkan Ada beberapa keunggulan yang dimiliki folder. Bila
berbagai unsur, yaitu proses komunikasi, keputusan dibandingkan dengan booklet, folder lebih murah
komunikasi, media komunikasi, waktu komunikasi dan karena tidak memerlukan biaya untuk penjilidan, tetapi
evaluasi (Kotler, 1989: 193) cukup dilipat saja. Selain itu kelebihan lain, diantaranya
dapat dibaca berulang-ulang, menarik, dan dapat
Proses Komunikasi, dengan mempertimbangkan dirancang sesuai kehendak komunikator, pembuatannya
bahwa tingkat pemahaman responden terhadap produk- sederhana, dapat dibawa kemana-mana dan sebagainya.
produk sosial yang akan dipasarkan sangat rendah maka
model hirarki efek komunikasi yang disarankan adalah Waktu Komunikasi, setiap program acara televisi
“The Learn – Feel – Do. Diharapkan sasaran akan mempunyai segmen penonton yang berbeda-beda,
mempelajari terlebih dahulu tentang produk yang karena itu agar iklan layanan masyarakat untuk
ditawarkan. Kemudian muncul kesadaran bahwa produk memasarkan produk sosial dapat mencapai sasaran,
sosial tersebut sangat mereka butuhkan dan akhirnya maka iklan harus ditayangkan pada program acara yang
akan memahami dengan baik isi pesan produk sosial memungkinkan paling banyak ditonton sasaran.
yang disampaikan.
Kepala keluarga di lokasi penelitian ini lebih memilih
Keputusan Komunikasi, tujuan komunikasi adalah berita, sinetron laga atau olah raga sebagai acara
mengubah tingkat pengetahuan dan pemahaman sasaran favoritnya. Sementara remaja laki-laki lebih memilih
akan berbagai produk sosial kesehatan dan lingkungan olah raga, musik atau berita. Sedangkan ibu rumah
hidup yang ditawarkan untuk kemudian dapat tangga dan remaja putri sebagai target adpoters dari
mengubah sikap dan perilakunya sesuai dengan tujuan produk sosial ini umumnya menyukai acara-acara
pemasaran sosial yang diharapkan. hiburan seperti telenovela dan sinetron. Sedangkan
waktu terdedah umumnya dilakukan pada pagi, sore dan
Dalam pengemasan pesan imbauan emosional lebih malam hari. Sebaiknya iklan ditayangkan minimal
efektif dalam mengubah sikap, terutama imbauan yang selama tiga bulan berturut-turut. Pesan akan diingat oleh
menekankan emosi-emosi negatif., seperti menakut- sasaran dalam waktu lama jika ditayangkan berulang-
nakuti. Ada beberapa alasan yang dapat ditunjukkan, ulang dan dalam jangka waktu yang lama.
antara lain karena kemampuannya menyentuh perasaan
dan emosi sasaran, sehingga lebih mudah diubah Pada waktu yang bersamaan sasaran lebih ditingkatkan
sikapnya. lagi pengetahuannya dengan menyebarkan folder atau
komunikasi interpersonal. Folder sebaiknya dibuat
Media Komunikasi, media televisi menjadi pilihan dengan warna yang menarik, dengan bahasa yang
responden untuk mendapatkan program sosial dan sederhana, dilengkapi dengan gambar, dengan jumlah
sebagian lagi memilih media cetak. Karenanya bisa lipatan antara 1-2 buah (2 - 4 halaman) dan kalau perlu
menjadi pertimbangan untuk memilih kedua media dilengkapi dengan langkah-langkah yang jelas dalam
tersebut. Nampaknya televisi dan folder dapat dipilih melaksanakan produk sosial yang ditawarkan.
karena ada beberapa kelebihan yang dapat diandalkan
dari kedua media ini. Evaluasi, program untuk tayangan televisi maupun
folder sebelum disebar luaskan kesasaran harus
Kekuatan Televisi (a). Efisiensi Biaya : Keunggulan dirancang dan diuji coba keefektifannya. Materi
televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak dicobakan dulu pada sebagian kecil sasaran, kalau ada
sasaran yang sangat luas. Ia menjangkau khalayak yang perlu disempurnakan harus segera dilakukan.
sasaran yang tidak dapat dijangkau oleh media lain. Setelah diperbaiki dicoba lagi sampai mendapatkan
Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk hasil yang maksimum. Setelah itu produk bisa
menjangkau setiap sasaran; (b). Dampak Kuat : diproduksi dalam jumlah banyak untuk kemudian
Kemampuannya untuk menimbulkan dampak yang kuat disampaikan kepada seluruh sasaran.
bagi konsumen dengan penekanan pada dua indra
sekaligus, yaitu penglihatan dan pendengaran; (c). Komunikasi massa kurang mampu menunjukkan
Pengaruh Kuat : Kemampuannya yang kuat untuk peranannya tanpa didukung oleh komunikasi tatap
mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan muka/interpersonal. Media ini paling mampu
sasaran lebih percaya pada pesan yang disampaikan meyakinkan sasaran, namun memerlukan banyak biaya,
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2002 81
Mengingat tingkat pendidikan responden hanya setara Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Psikologi Komunikasi.
SD atau SLTP yang berarti wawasannya kurang luas, Remadja Karya. Ed 2. Bandung
maka sebaiknya penyampaian pesan lewat komunikasi
interpersonal dilakukan dengan materi yang tidak terlalu The-Wei Hu. 1973. Econometrics: An Introductory
banyak. Pada kesempatan lain materi bisa ditambah Analysis. University Prk. Press. Meryland. USA.
secara berangsur-angsur dan selalu diadakan
pengulangan pesan agar pesan benar-benar dapat Wahyuni Pudjiastuti. 2002. “Faktor-Faktor yang
diserap sasaran. Mempengaruhi Tindakan Petani Mengikuti Lomba
Intensifikasi Pertanian di Pasuruhan Jawa Timur,
4. Kesimpulan Depok: PUSKA FISIP UI dan Departemen Pertanian.