PERAN MSDM
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
b. Perekrutan pegawai
Penarikan tenaga kerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan
guna mendapatkan tambahan tenaga kerja melalui beberapa tahapan yang
mencakup identifikasi dan evaluasi sumber penarikan tenaga kerja,
menentukan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja bertujuan
menyediakan tenaga kerja yang cukup agar dapat memilih karyawan yang
memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.
c. Seleksi
Merupakan proses untuk memutuskan apakah calon pelamar dapat
diterima atau tidak. Tujuan dari proses seleksi adalah untuk memilih pegawai
yang cocok dengan pekerjaan dan organisasi.
d. Sosialisasi atau orientasi
Orientasi merupakan pengenalan pekerja baru pada pekerjaan atau
organisasi. Langkah ini dirancang untuk mengakrabkan pegawai baru dengan
pekerjaan, rekan kerja dan aspek kunci dari organisasi secara keseluruhan.
Langkah ini melibatkan upaya memperjelas misi dan kultur organisasi,
menjelaskan sasaran pengoperasian dan harapan pekerjaan,
mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur dan mengidentifikasi personel
kunci.
e. Pelatihan dan pengembangan
Mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk
mendapatkan dan meningkatkan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Pelatihan diberikan kepada pegawai lama maupun pegawai baru. Bagi
organisasi yang progresif pasti akan selalu menawarkan program-program
yang menarik yang dibutuhkan oleh karyawan agar dapat menunjang pekerjaan
karyawan.
f.Penilaian prestasi
Untuk melihat apakah karyawan yang dilatih dan dikembangkan
memperoleh manfaat dari apa yang mereka lakukan maka perlu dilakukan
evaluasi atau penilaian atas prestasi kerja mereka. Tujuan penilaian prestasi
kerja adalah untuk mengetahui apakah karyawan telah bekerja sesuai standard
yang telah ditentukan sebelumnya.
g. Promosi, transfer dan demosi
Apabila karyawan sudah diterima, diseleksi, dilatih dan dikembangkan
serta melakukan proses penilaian yang objektif maka seorang manager perlu
mengamati dan mengikuti pergerakan mereka dari tugas-tugasnya.
Menurut Randall Schuler dan Susan Jacson (1996), pada dasarnya terdapat
dua metode peramalan permintaan dan penawaran SDM: metode statistik, yaitu
metode peramalan yang menggunakan rumusan-rumusan statistik dan bersifat
kuantitatif, serta metode judgment yaitu mengandalkan pengalaman dan intuisi
manajemen sumber daya manusia dan bersifat sangan kuanlitatif.
Dari sisi kesesuaiannya dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya manusia
yang efektif dan efisien, sebenarnya metode kedua lebih, memenuhi persyaratan tetapi
sayangnya meyode ini kurang ilmiag karena berdasarkan pengalaman dan intuisis.
Karna itu baiknya untuk mengombinasikan metode kedua dengan metode pertama
sehingga menghasilkan suatu metode yang sesuai dengan tiga prinsip pengelolaan
sumber daya manusia yang efektif dan efisien sekaligus secara ilmiag daoat
dipertanggng jawabkan.
Sementara itu untuk kegiatan perancangan pekerjaan bagi SDM, tersedia tiga
alternatif pendekatan. Alternatif pertama adalah pendekatan mekanistik. Menurut
pendekatan ini, sumber daya manusia harus diberi pekerjaan yang sangat sederhana
(tidak memerlukan tinhkat keahlian atau keterampilan yang tinggi), terstruktur (sangat
jelas dan terarah) dan terspesialisasi atau tidak bervariasi sehingga efisiensi dan
produktivitas kerja meraka dapat mencapai titik maksimun. Misalnya; pertama,
pekerjaan yang dirancang atas dasar pendekatan mekanistik adalah penjaga pintu
perlintasan kereta apu dan petugas pembersigg (penyapu) jalan. Tingkat efisiensi dan
produktivitas yang demikian dapat dicapai karena pekerjaan yang seperti ini dilakukan
terus menerus dan berulang ulang.
Dari bagan tersebut jelas bahwa suatu pekerjaan akan dapat memotivasi dan
memberikan kepuasan kerja kepada sumber daya manusia apabila memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Bidang kedua ini, meliputi rekrutmen, seleksi, dan penempatan. Rekrutmen pada
dasarnya merupakan aktivitas untuk mencaridan memperoleh pekerjaan yang terdapat
di dalam perusahaan, kumpulan pelamar ini tidak saja harus memnuhi kualifikasi yang
telah ditetapkan tetapi juga jumlahnya harus mencukupi sehingga manajemen sumber
daya manusia memiliki alternatif pilihan yang layak. Pertemuan 3 bunda
Setikdak-tidaknya untuk tiga lowongan pekerjaan, umpamanya, terdapat tiga
orang pelamar per lowongan yang memenuhi kualitifikasi di mana satu di antaranya
dapat dipilih untuk mengisi lowongan tersebut. Mudah tidaknya memperoleh jumlh
pelamar yang mencukupi dan memenuhi syarat bergantung pada jenis lowongan
pekerjaan yang ditawarkan dan reoutai peruahaan karena keduanya sedikit banyak
dapat menggambarkan yang akan diperoleh.
Jenis lowongan pekerjaan yang tergolong laris di perusahaan yang memiliki
routasi baik, manajemen sumber daya manusia tidak perlu agesif tetapi efektif dalam
mencri pelamar. Caranya adalah dengan membuat pengumuman atau iklan
sedemikian rupa sehingga menarik perhatian mereka yang memenuhi kualitifikasi,
sekaligus tidak menarik perhatian yang tidak memenuhi kualitifikasi ditempat-tempat
atau media-media yang berpotensi mendatangkan pelamar yang dikehendaki.
Namun jenis lowongan pekerjaan yang kurang laris apalagi di perusahaan yang
kurang memiliki reoutasi, manajemen sumber daya manusia perlu lebih agresif (tanpa
mengurangi efektivitany) dengan cara, misalnya, mengumumkan secara internal (di
dalam perusahaan). Menggunakan agen-agen ketenagakerjaan, meminta bantuan
asosiasi perusahaan-perusahaan sejenis, memasang iklan dimedia cetak/dan
elektronik srta mengumumkan ke sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi.
Setelah kumpulan pelamar sesuai telah diperoleh, maka aktivitas selanjutnya
yang perlu dilakukan oleh manajemen sumber daya manuia adalah seleksi,yaitu
memilih calon yang paling berkualitas diantara para pelamar dengan kualitifikasi yang
dipersyaratkan oleh pekerjaan yang lowong. Pelamar dengan kualitifikasi yang paling
sesuai, dialah yang akan dipilih.
Metode tersebut belakangan ini banyak mendapat tantangan. Mereka
berpndapat bahwa pemilihan pelamar seharusnya tidak hanya didasarkan pada
kesesuaian kualitifikasinya dengan satu jenis pekerja yang lowong melainkan juga
didasarkan pada kesesuaian nilai-nilai dan norma-norma yang berkembang atau akan
dikembangkan didalam perusahaan. Yoash wiener (1982), mengaggap kesesuaian
nila-nilai dan norma-norma itu angat pnting karena ketidk kesesuaian paling buruk
dapat menumbuhkan rasa keterasingan di dalam perusahaan. Seseorang merasa
terasing di lingkungan kerjanya tentu saja semakin lama akan semakin merasa tidak
betah dan akhirnya keluar dari perusahaan. Kelurnya orang tersebut jelas akan
merugikan perusahaan yang tlah mengeluarkan biaya yang mungkin tidak sedikit untuk
rekrutmen dan seleksinya.
Selaras dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien,
maka aktivitas seleksi perlu pua memerhatikan klima belas ciri-ciri entrepreneurship
yang telah disampaikan terdahulu. Pelamar yang paling banyak memiliki ciri-ciri
tersebut sdapat mungkin diprioritakan untuk dipilih mngisi pekerjaan lowong. Aktivitas
berikutnya setelah seleksi adala penempatan para pelamar terpilih diprioritaskan
masing-masing. Sebelum mulai bekerja, ada baknya kepada mereka diberikan
semacam orientasi pekerjaan yang menjelaskan secara rinci dan runtut apa-apa yang
harus merka kerjakan termasuk dengan siapa mereka harus berhubungan dan
berkomunikasi. Orientasi uni bertujuan untuk mencegah kesalah-kesalahan yang
tidak perlu ketika menyelesaikan pekerjaan uang sebenarnya.
Pengembangan SDM
Bidang ketiga meliputi pengebangan karier (penugasan) dan pengembangan
kemampuan kerja mereka. Pengebangan karier berkitan dengan penyusunan jalur
krier yang merupakan urut-urutan posisi (jabatan) yang mungkin diduduki oleh seorang
pegawaimulai dari tingkatan terendah higga tingkatan teratas dalam struktur
organisasi. Untuk mempermudah penyusunnya, manajemen sumber daya manusia
dapat mnggunakan dua macam jalur karier versi heneman (1994) sebagai acuan.
Atas dasar kebutuhan dan tujuan tersebut, manajemen sumber daya manusia
merancang program diklat yang meliputi ,materi (apa-apa yang diberikan), metode,
media (peralatann dan perlengkapan yang akan digunakan), dan urutan pemberian
materi sebelum akhirnya dilaksanakan. Ada banyak alternative metode diklat yang
tersedia. Secara umum, metode-metode tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian. Pertama, adalh on the job trainning (OnJT) dimana sumber daya manusia
peserta program diklat memerhatikan rekan sejawat mereka suatu pekerjaan yang
nantinya akan menjadi tanggung jawab mereka dan kemudian diberi kesempatan
untuk melakukannya sendiri dibawah bimbingan rekn sejawatnya.
Kelompok ketiga adalah off job training (OFJT) yang dapat menjadi alternatif
apabila OnJT dan OST tidak memungkinkan atau memang tdk diperlukan. OnJT dan
OST tidak memungkinkan, misalnya, untuk program diklat calon penerbang karena
kesalahan yang dilakukan oleh para peserta dapat berakibat fatal (kecelakaan pesawat
udara), oleh karena itu untuk menjaga efektivitanya sebagai pengganti digunakan
simulasi pesawat udara sehingga para peserta dapat merasakan situasi terbang yang
sesungguhnya tanpa harus takut berbuat salah.
OnJT dan OST tidak diperlukan untuk program-program diklat yang sifatnya
konseptual dan impersonal (hubungan antarmanusia). Contohnya, adalah program
diklat manajer puncak di mana materi yang disampaikan, meliputi perumusn visi dan
strategi, penyusunan rencana strategis, koordinasi, dan pengendalian penerapan
rencana strategis serta kepemimpinan. Metode-metode OFJT yang umum diterapkan
adalah simulasi 9seperti contoh program diklat penerbang diatas), studi kasus
(mempelajari dan menarik pengalaman dari kasus-kasus nyata), dan bermain peran
(role playing). Kelemahan mendasar dari metode-metode tersebut terletak pda alih
pengetahuan dan keterampilan/kahlian yang tidak maksimal dai instruktur kepada para
peserta karena proses pngalihannya bersifat relatif teorites.