Disusun Oleh:
Kelompok 1
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA
karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka kami dapat menyelesaikan
makalah yang bejudul “Proses Peradangan dan Proses Demam” . Makalah ini
dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi.
Akhir kata kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu semoga makalah ini memberi
manfaaat bagi semua pihak dan kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN.........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Manfaat Penulisan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. DEFINISI Peradangan Dan Demam.......................................................
B. Proses Etiologi Terjadinya Peradangan Dan Demam.............................
C. Proses Patofisiologi Terjadinya Perdangan Dan Demam.......................
D. Klasifikasi Dan Faktor-Faktor Terjadinya Peradangan Dan Demam....
E. Penangan Peradangan Dan Demam........................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
produksi panas untuk meningkatkan suhu tubuh agar sesuai dengan set
point baru (Walter et al, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat Penulisan
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C).
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi
(bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat –
obatan (Surinah dalam Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada
anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di
hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat
menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam
meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi.
1) Etiologi Perdangan
Etiologi infeksi peradangan diakibatkan masalah sistemik, seperti
AIDS, leukemia, dan anemia hal ini memerlukan pengobatan dari dokter
spesialis. Peradangan juga dapat dipicu dari luka bakar mulut kecil, minum
atau makanan yang masih dalam suhu panas. Pada masalah kronis dapat
diperbaiki dengan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin
B12, zat besi, atau folat. (Yekti & Erlita, 2013).
Penyebab lain bisa terjadi pada fisika seperti cahaya, sinar X dan
radium, kandungan bahan kimia juga dapat menimbulkan terjadinya
stomatitis pada mukosa mulut seperti kandungan asam kuat, basa kuat.
Bakteri juga termasuk pemicu pada stomatitis dalam mukosa mulut,
bakteri pathogen antara lain Streptococcus, Staphylococcus, dan
Pneumococcus. Reaksi imunologi dan gangguan vaskuler serta hormonal
yang dapat menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan. Kuman dan
parasite mengiritasi jaringan melalui zat kimia yang diproduksi berupa
toksin, dapat bertindak sebagai rangsang mekanis akibat adanya benda
tersebut dalam sel atau jaringan (Nuraini, 2011).
2) Etiologi Demam
Demam terjadi oleh karena pengeluaran zat pirogen dalam tubuh. Zat
pirogen sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksogen dan endogen.
Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh seperti
mikroorganisme dan toksin. Sedangkan pirogen endogen merupakan
pirogen yang berasal dari dalam tubuh meliputi interleukin-1 (IL-1),
interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosing factor-alfa (TNF-A). Sumber
utama dari zat pirogen endogen adalah monosit, limfosit dan neutrofil
(Guyton, 2007). Seluruh substansi di atas menyebabkan selsel fagosit
mononuclear (monosit, makrofag jaringan atau sel kupfeer) membuat
sitokin yang bekerja sebagai pirogen endogen, suatu protein kecil yang
mirip interleukin, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel
yang penting. Sitokin-sitokin tersebut dihasilkan secara sistemik ataupun
local dan berhasil memasuki sirkulasi. Interleukin-1, interleukin-6, tumor
nekrosis factor α dan interferon α, interferon β serta interferon γ
merupakan sitokin yang berperan terhadap proses terjadinya demam.
Sitokin-sitokin tersebut juga diproduksi oleh sel-sel di Susunan Saraf
Pusat (SSP) dan kemudian bekerja pada daerah preoptik hipotalamus
anterior. Sitokin akan memicu pelepasan asam arakidonat dari membrane
fosfolipid dengan bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakidonat
selanjutnya diubah menjadi prostaglandin karena peran dari enzim
siklooksigenase (COX, atau disebut juga PGH sintase) dan menyebabkan
demam pada tingkat pusat termoregulasi di hipotalamus (Dinarello dan
Gelfrand, 2001; Fox, 2002; Wilmana dan Gan, 2007; Ganong. 2008;
Juliana, 2008; Sherwood, 2010).
Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam
kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya
tipe demam intermiten untuk malaria.
Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan
segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia,
infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam
praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti
influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak
berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
(Nurarif, 2015)
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa peradangan merupakan suatu kondisi respon terhadap cedera
jaringan atau infeksi, yang bisa terjadi dalam rongga mulut. Demam adalah
peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang disebabkan oleh peningkatan
pengatur suhu tubuh dihipotalamus yang diperantarai oleh interleukin-1 (IL-1).
Normal suhu tubuh berkisar 370 celcius (C) tetapi dapat bervariasi.
Terjadinya inflamasi adalah reaksi lokal dari jaringan atau sel terhadap suatu
rangsangan. Jika ada cedera, terjadi rangsangan untuk melepaskan zat kimia
tertentu yang menstimulasi terjadinya perubahan jaringan sebagai manifestasi dari
radang, diantaranya yaitu histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien dan
prostaglandin. Demam terjadi oleh karena pengeluaran zat pirogen dalam tubuh.
Zat pirogen sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksogen dan endogen.
Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh seperti
mikroorganisme dan toksin. Sedangkan pirogen endogen merupakan pirogen yang
berasal dari dalam tubuh meliputi interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), dan
tumor necrosing factor-alfa (TNF-A).
Klasifikasi inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar, yaitu: Inflamasi akut dan
Inflamasi kronik berlangsung lebih lama. Sedangkan klasifikasi demam yaitu
demam septik, demam remiten, demam intermiten, demam kontinyu dan demam
siklik. Faktor peradangan terjadi karena tidak aktif secara fisik, obesitas, pola
makan tertentu, punya kebiasaan merokok, usia, stres dan kurang tidur, serta
hormon seks yang rendah. Sedangkan demam sering disebabkan karena; infeksi
saluran pernafasan atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis, pneumonia,
pharyngitis, abses gigi, gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih,
pyelonephritis, meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma, dan osteomyelitis.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
memahami serta dapat menambah pemahaman mengenai Proses Peradangan dan
Proses Demam. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
akan ditemukan banyak kelemahan atau bahkan kekeliruan baik dalam kepenulisan
ataupun penyajian. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan dari para pembaca
sehingga kedepannya mampu lebih baik dalam penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS
Telogorejo Semarang. Jurnal Keperawatan.
Muliati, F., 2014, Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Paku Pyrrocia
lanceolata (L.) Farw. Terhadap Penghambatan Denaturasi Protein Secara In
Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Multazar, A., Nursiah, S., Rambe, A., Harahap Ida, S., 2012, Ekspresi
cycloocygenase-2 (COX-2) pada Penderita Rinosinusitis Kronis, Laporan
Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan.
Mumpuni, Yekti & Pratiwi, Erlita.2013. 45 Masalah & Solusi Penyakit Gigi dan
Mulut. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Stables M.,J., Derek W. Gilroy, Old and new generation lipid mediators in acute
inflammation and resolution, Progress in Lipid Research, Volume 50, Issue
1, January 2011, Pages 35-51, ISSN 0163-7827,
http://dx.doi.org/10.1016/j.plipres.2010.07.005.
Wijaya, Y. A., Kalangi, S. J., & Kaseke, M. M. (2015). Gambaran Reaksi Radang
Luka Postmortem Pada Hewan Coba. eBiomedik, 3(1).