Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TANAMAN BERACUN

Wolfsbane (Aconitum lycoctonum)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Blok Obat Tradisional I

Dosen pengampu :

Luthfi Ahmad Muchlasi, M.Farm, Apt

Disusun Oleh :

1. Indah Rahmatul Inayah NIM 210703110023

2. Carrisa Syebina Putri NIM 210703110024

3. Ana Najmi Fajriyah NIM 210703110087

4. Novi Hana Nurfitriah NIM 210703110088

5. Ikrimah Dewi Nazihah NIM 210703110100

6. Marsya Dera Ayu Wulandari NIM 210703110133

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai jenis tanman di belahan dunia tentu memiliki sifat atau
karakteristik masing-masing. Terkadang tanpa kita sadari disekitar kita terdapat
tanaman yang beracun dan bahkan bersifat mematikan. Perlunya kita mengenali
jenis tumbuhan disekitar kita agar kita terhindar dari bahaya sepertinya sudah
menjadi hal penting untuk menjaga keselamatan diri dan orang disekitar. Di
Indonesia sendiri tanaman beracun yang sering kita jumpai cukup banyak, misalnya
Pokeweed (Phytolacca americana), Doll’s eye (Actaea pachypoda), Brugmansia
atau bunga terompet, Bunga Jepun (Nerium oleander), dan masih banyak lagi.

Tanaman beracun lain yang indah namun berbahaya adalah Wolfsbane atau
di Indonesia sendiri dikenal dengan istilah Helm Setan. Wolfsbane adalah tanaman
ajaib dengan Famili Ranunculaceae, Ordo Ranunculales, Bangsa Delphinieae, dan
Genus Aconitum lycoctonum. Tumbuhan menahun ini sering kali dijumpai pada
pegunungan di bagian utara hemisfer atau di dataran yang lembap yang ada efek
dari kabut pegunungan. Di Eropa, spesies Aconitum yang paling tersebar luas
adalah monkshood (Aconitum variegatum dan napellus) dan wolfsbane (Aconitum
lycoctonum) (Adami et al., 2018). Dikutip dari penelitian Erna Karalija bahwa
meskipun tanaman ini dikenal beracun karena adanya alkaloid diterpenpid, namun
oleh para ilmuwan zaman kuno digunakan sebagai obat (Hartwich, 1987). Selain
itu banyak dari Genus Aconitum digunakan untuk tujuan pengobatan sebagai obat
analgesik dan anti-inflamasi (Aslam dan Ahmad 2016). Hal ini karena adanya
alkaloid yang menjadi pembawa banyak sifat farmakologis dan adanya flavonoid
sebagai penanda kemotaksonomi (Srivastava dkk, 2010). Meskipun dijadikan obat
namun tidak adanya klaim yang mengatakan bahwa tumbuhan ini aman jika
dikonsumsi. Hal ini dikarenakan tanaman ini diklaim beracun sehingga perlu
berhati-hati.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Apa nama dan identitas tanaman Aconitum lycocyonum?
2. Apa main toxin yang terkandung dalam tanaman Aconitum lycocyonum?
3. Apa saja target organ yang dipengaruhi oleh tanaman Aconitum
lycocyonum?
4. Bagaimana mekanisme kerja racun pada tanaman Aconitum lycocyonum?
5. Bagaimana manajemen terapi keracunan tanaman Aconitum lycocyonum?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dalam penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui nama dan identitas dari tanaman Aconitum lycocyonum.
2. Mengetahui main toxin yang terkandung dalam tanaman Aconitum
lycocyonum.
3. Mengetahi target organ yang dipengaruhi oleh tanaman Aconitum
lycocyonum.
4. Mengetahui mekanisme kerja racun pada tanaman Aconitum lycocyonum.
5. Mengetahui manajemen terapi keracunan tanaman Aconitum lycocyonum.
BAB II

ISI

2.1 Nama dan Identitas tanaman

Nama tanaman : Wolfsbane (Aconitum lycocyonum)


Kingdom : Plantae
Filum : Tracheophyta
Kelas : Magnolipsida
Famili : Ranunculales
Genus : Aconitum L
Spesies : Aconitum lycoctonum L.

Gambar 1. Aconitum
lycocyonum
Aconitum atau yang juga diketahui sebagai aconite, monkshood, wolf's
bane, leopard's bane, women's bane, devil's helmet atau blue rocket, merupakan
salah satu genus dari lebih 250 spesies tumbuhan bunga yang berasal
dari keluarga Ranunculaceae. Tumbuhan menahun ini seringkali dijumpai pada
pegunungan di anggota utara hemisfer tumbuh didataran lembab yang
dikarenakan oleh kabut pegunungan. Sebagian luhur spesies tumbuhan ini
merupakan tumbuhan beracun sehingga wajib berjaga-jaga.
Tanaman ini memiliki batang yang panjang dan menonjol, setinggi hingga
170 cm, rimpang dibagi dengan partikel, batang dan tangkai puber, daun dibagi
menjadi 5 -7 lacinias lebar, perbungaan bercabang longgar, puber dengan
rambut bengkok, jatuh setelah mekar, tudung puber berkait, memanjang
silindris, 2,5 –3 lebih tinggi dari lebar, 3 karpel puber padat, taji nektar
melingkar, tidak mencapai bagian atas tudung, tangkai bengkok puber, biji
tanpa sayap (Andrew, 2011).

2.2 Poisonous part


Semua bagian tanaman Wolfsbane beracun, terutama pada bagian akar dan
umbinya, yang mengandung alkaloid C19-diterpenoid (aconitine, mesaconitine,
hypaconitine) dengan konsentrasi lebih tinggi daripada bunga dan daunnya.
Menurut National Capital Poison Center AS (NCPC), yang paling berbahaya
dari racun ini adalah aconitine yang dikenal sebagai racun jantung serta racun
saraf yang kuat. Aconitine adalah alkaloid
yang sangat beracun yang berasal dari berbagai spesies aconite (Mukesh Kr.
Singh, 2012). Aconitine merupakan neurotoksin kuat dan kardiotoksin yang
menyebabkan depolarisasi persisten saluran natrium saraf di jaringan sensitif
tetrodotoxin. Masuknya natrium melalui saluran ini dan penundaan
repolarisasinya meningkatkan rangsangannya dan dapat menyebabkan diare,
kejang, aritmia ventrikel dan kematian. Keracunan bahkan juga dapat terjadi
hanya dengan memetik daunnya tanpa memakai sarung tangan, karena racun
aconitine mudah diserap melalui kulit, jelas American Association for Clinical
Chemistry (AACC).

2.3 Main Toxin


Alkaloid C19-diterpenoid dengan kandungan aconitine, mesaconitine, dan
hypaconitine (Adami dkk, 2018).

2.4 Target Organ


Gejala toksisitas mempengaruhi terutama sistem saraf pusat dan
jantung, dengan bersamaan tanda-tanda gastrointestinal. Penyebab kematian
adalah perkembangan takiaritmia ventrikel dan henti jantung (Nyirimigabo et
al, 2014). Racun aconitum juga mempengaruhi beberapa jaringan yang dapat
dirangsang, seperti miokardium, saraf, dan otot. Kasus ini tidak hanya
menunjukkan kondisi utama yang mengancam jiwa pada keracunan Aconitum,
seperti depresi pernapasan dan aritmia ventrikel, tetapi juga kondisi penting
lainnya, termasuk neurotoksisitas (parestesia di keempat ekstremitas, mati rasa
di sekitar dan ekstremitas, dan otot umum). aktivitas tonik-klonik/seperti
kejang), dan gejala gastrointestinal (mual, muntah, dan sakit perut). Fenomena
neurologis dan kardiologis disebabkan oleh aksi alkaloid C19-diterpenoid
(aconitine, mesaconitine, hypaconitine) pada voltase natrium (Adami dkk,
2018).
2.5 Mekanisme Kerja Racun
Rute masuknya toksin ini adalah oral (tertelan secara tidak sengaja atau
disengaja) dan dermal. Toksin ini dengan cepat diserap melalui selaput lendir,
tetapi juga melalui kulit. Kelumpuhan pernapasan, dalam dosis yang sangat
tinggi juga henti jantung, menyebabkan kematian. Beberapa menit setelah
parestesia pencernaan dimulai, yang meliputi kesemutan wilayah lisan. Ini
meluas ke seluruh tubuh, mulai dari ekstremitas. Anestesi, berkeringat dan
pendinginan tubuh, mual dan muntah dan gejala serupa lainnya mengikuti
(Mukesh Kr. Singh, 2012).

2.6 Manajemen Terapi Keracunan


Belum ada penelitian khusus terkait untuk keracunan Aconitum, namun
dapat dilakukan pengobatan suportif kardiovaskuler biasanya diterapkan. Selain
itu, tindakan yang dapat dilakukan yaitu menghubungi pusat patch darurat lokal
yang paling tepat, departemen darurat, atau pusat racun. Setiap korban
keracunan aconite harus segera dievakuasi dari lapangan dan diberikan
perawatan medis definitif. Setelah ini tercapai, korban harus dirawat di fasilitas
medis setidaknya selama 24 hingga 48 jam, bahkan jika asimtomatik,
mengingat awitan aritmia yang mengancam jiwa. Tidak ada obat penawar untuk
keracunan aconitine, pengobatan yang diarahkan untuk menghambat
penyerapan racun lebih lanjut dan terapi suportif yang dikelola dengan hati-hati
(Adami dkk, 2018),
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Tanaman bunga Wolfsbane (Aconitum lycocyonum) berasal dari famili


Ranunculales.
2) Semua bagian tanaman Wolfsbane beracun, terutama pada bagian akar dan
umbinya.
3) Keracunan dapat terjadi hanya dengan memetik daunnya tanpa memakai
sarung tangan, karena racun dari tanaman ini dapat terserap melalui kulit.
4) Apabila mengonsumsi bunga wolfsbane racun nya dapat menyerang
terutama sistem saraf pusat dan jantung, dengan bersamaan tanda-tanda
gastrointestinal.

3.2 Saran

Tanaman bunga Wolfsbane merupakan tanaman beracun yang sangat berbahaya,


karena racunnya terdapat di semua bagian tanaman dan dapat terserap melalui kulit
hanya dengan menyentuh daunnya. Sebaiknya apabila menemukan bunga ini harus
dihindari dan tidak menyentuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adami, F., dkk. 2018. Aritmia Ventrikel Berulang Disebabkan oleh Tertelannya
Bunga Aconitum (Monkshood). Wildrness dan Environmental Obat. Pp:
411-416.
Andrew, V., dkk. 2011. Taxonomy and Ecology of the Genus Aconitum L in the
Ukrainian Carpathians. Wulfenia. Volume 18, hal 37-61.
Karalija, Erna. 2021. Aconitum lycoctonum L.: Phenolic Compounds and Their
Bioactivities. Poisonous Plant Research (PPR). Vol. 4.
Mukesh Kr. Singh et al. 2012. Aconite: Pembaruan Farmakologis. Jurnal Res
Farmasi Sains. Volume 3(2): 242-246.
Nyirimigabo, Eric., et al. 2014. A review on phytochemistry, pharmacology and
toxicology studies of Aconitum. Journal of Pharmacy and Pharmacology.
Nomor 67: 1-19.
© Landesmuseum für Kärnten; download www.landesmuseum.ktn.gv.at/wulfenia; www.biologiezentrum.at

Wulfenia 18 (2011): 37– 61


Mitteilungen des
Kärntner Botanikzentrums
Klagenfurt

Taxonomy and ecology of the genus Aconitum L.


in the Ukrainian Carpathians
Andrew V. Novikoff & Józef Mitka

Summary: In the Ukrainian Carpathians 12 species of the genus Aconitum occur, circumscribed by
three subgenera. General descriptions, ecological characteristics, chorology and threat of 20 Aconitum
taxa are given based on herbarium materials and field investigations. It was found out that all studied
taxa belong to three ecological groups, which are distributed in different altitudinal belts, to four
biomorphological groups and to two main life forms.

Keywords: Aconitum, Eastern Carpathians, Linnaean taxonomy, chorology

In spite of the long history of investigation, taxonomy of the genus Aconitum is still much discussed
and perhaps will remain unresolved. Many taxonomical problems arise from the notorious
hybridity within the genus and subsequent origin of putative genetic hybrids, which form a
morphological continuum between the parental species (Kadota 1987; Starmühler 2001).
In the Ukrainian keys for the species identification often labile and indistinct features as shape
of leaves, size of flowers and height of plants are used. For example, in one of the most popular
Ukrainian keys, the 'Plants identification guide for Ukrainian Carpathians' (Chopik 1977), ten
species of the genus Aconitum are cited. In another work 'Identification guide for higher plants
of Ukraine' (Prokudin 1987) eleven monkshood species are recognized. In both cases, some
species were not taxonomically clearly sound. They were clarified in recent taxonomical revisions
of the genus Aconitum by Mitka (2000, 2003, 2008) and Starmühler & Mitka (2001). Here,
the morpho-geographical species concept (Davis & Heywood 1963) was used.
Mitka (2003, 2008) points to 13 taxa in the genus Aconitum in the Eastern Carpathians. All
species belong to the three subgenera Aconitum, Lycoctonum and Anthora. They are described
on the basis of root and flower morphology. Among them the subgenus Aconitum is the richest
in the Ukrainian Carpathians and consists of two sections (Aconitum, Cammarum DC.), one
nothosection Acomarum Starm. (sect. Aconitum × sect. Cammarum) and ten species. The
second subgenus Lycoctonum (DC.) Peterm. is represented by only one species, A. moldavicum
Hacq. Although A. lycoctonum is considered possible for this territory (Mitka 2003), no native
localities have been found up to now. The third, controversial subgenus Anthora (DC.) Peterm.
is represented by just one species, A. anthora L. From the total number, six species are endemics
to the South-Eastern Carpathians, one is endemic to the Carpathians and three are Carpathian
subendemics. In the Ukrainian part of the Eastern Carpathians theoretically should occur
altogether 13 species, but a complete revision of the genus Aconitum in this territory has not yet
been carried out. The high level of endemism and a lack of relevant information on the genus
make the territory a very interesting object of the taxonomic studies. We propose here the revised
chorology of the genus Aconitum in the Ukrainian part of the Eastern Carpathians alongside with
a new determination key.

37
© Landesmuseum für Kärnten; download www.landesmuseum.ktn.gv.at/wulfenia; www.biologiezentrum.at

Taxonomy and ecology of the genus Aconitum L. in the Ukrainian Carpathians

Aconitum lycoctonum L. em. Koelle subsp. lycoctonum, Spicil. observ. Aconito: 23. 1788 (Fig.
2A, F, H)
Synonyms: A. excelsior Rchb., A. excelsum Rchb., A. jacquinianum Host., A. rogoviczii Wissjul.,
A. septentrionale sensu auct. flor. Carp. Occid., A. vulparia Rchb. ex Spreng.
Description: Semi-rosette, often with long and procumbent stem, up to 170 cm of height;
rhizomes divided by particulation; stem and pedicels pubescent; leaves divided into 5 –7 broad
lacinias; inflorescence loose ramified, pubescent with hooked hairs; perianth yellow or yellowish,
falling after blooming; hood hooked pubescent, cylindrically elongated, 2.5 –3 higher than wide;
3 carpels densely pubescent; filaments dentate or not; nectary spurs coiled, not reaching the top
of the hood; pedicels hooked pubescent; seeds without wings.
Distribution: In the Ukrainian Carpathians A. lycoctonum subsp. lycoctonum is known from
only one locality in the Chornohora Mts., where it probably has been introduced (Fig. 6).
Status: European species.
Threat category in Ukraine: DD (Novikoff 2010b).
Remarks: Just one herbarium specimen (LW 060433) collected by A. Rehman in the Skole
neighborhood was found. No more information about the distribution in the Ukrainian
Carpathians is known. The nearest localities of A. lycoctonum subsp. lycoctonum are in the
Romanian part of the Carpathians and in the Ukrainian lowlands.

Aconitum moldavicum Hacq., Reis. Dac. Sarm. Karpathen 1: 169. 1790 (Fig. 2)
Synonyms: A. carpathicum (DC.) Sagorski & Schneider, A. hosteanum Schur., A. lycoctonum L.
pro parte, A. septentrionale Koelle var. carpaticum DC., Delphinium moldavicum (Hacq.) Brândza.
Description: In general, habit similar to A. lycoctonum; perianth violet, dirty-violet or bluish; 3
carpels glabrous (subsp. moldavicum) or densely pubescent (subsp. hosteanum (Schur) Graebn. &
P. Graebn.), with protuberant hairiness (subsp. simonkaianum (Gáyer) Starm.) or with protuberant
hairs at the base and hooked hairs above (subsp. porcii Starm.).
Distribution: A. moldavicum subsp. moldavicum and subsp. hosteanum are distributed in
the whole Eastern Carpathians. Subsp. simonkaianum sporadically occurs in the Chyvchyny,
Hrynyava and Chornohora Mountains. Subsp. porcii occurs only in the Chyvchyny Mts. (Fig.
6). They grow on wet places, along torrents and rivers, in forest ecotones, etc.; mainly in the
submontane and montane belts. In some cases they are found in the subalpine belt (Chyvchyn,
Gorgany Mts.) in open habitats.
Status: Both A. moldavicum subsp. moldavicum and subsp. hosteanum are Carpathian subendemics
(Mitka 2008). For the other two subspecies more chorological investigations are needed.
Threat category in Ukraine: According to Kricsfalusy & Budnikov (2007) the typical
subspecies has the status EN. We propose the status LC for A. moldavicum subsp. moldavicum
and subsp. hosteanum and the status DD for subsp. simonkaianum and subsp. porcii (Novikoff
2010b).
Remarks: A. moldavicum is one of the most common species of the genus, distributed in almost
the whole Carpathians (it is absent, for example, in the Tatra Mts., Western Carpathians).

43
WILDERNESS & ENVIRONMENTAL OBAT (2018) 29, 411–416

LAPORAN KASUS

Aritmia Ventrikel Berulang Disebabkan oleh


Tertelannya Bunga Aconitum (Monkshood)
Francesco Adami; Peter Paganussi, MD; Giovanna Perone, MD; Paola Bera, MD; Giosuè
Braga, MD; Carlo Concoreggi, MD
Dari Universitas Pisa, Pisa, Italia (Bapak Adami); Departemen Pengobatan Darurat, Pusat Rumah Sakit Reston, Reston, VA (Dr
Paganussi); Badan Regional untuk Darurat-Urgensi, Spedali Civili di Brescia, Brescia, Italia (Drs Perone dan Bera); Departemen
Anestesi dan Resusitasi, Spedali Civili di Brescia, Brescia, Italia (Dr Braga); dan Departemen Pengobatan Darurat, Spedali Civili di
Brescia, Brescia, Italia (Dr Concoreggi).

Kami melaporkan kasus pasien yang mengalami gagal napas, fibrilasi ventrikel berulang,
aritmia ventrikel, dan hipotensi setelah konsumsi bunga aconite secara sengaja. Menelan
tanaman ini secara signifikan dapat menghasilkan kardiotoksisitas dan neurotoksisitas yang
mengancam jiwa yang mungkin memerlukan evakuasi dari hutan belantara ke fasilitas medis
yang mampu melakukan perawatan lanjutan dan pemantauan perawatan intensif.
Kata kunci: aconitine, aconite, cardiotoxins, neurotoxins, aritmia ventrikel, wolfsbane

Seorang trekker laki-laki berusia 63 tahun yang


Pendahuluan sehat secara sukarela menelan, untuk alasan yang
tidak ditentukan, sekitar 30 bunga monkshood
Aconitum adalah genus lebih dari 300 spesies (Gambar 1) selama pendakian di daerah Brescia
tanaman berbunga milik keluarga Ranunculaceae. Prealps. Dalam 2 jam setelah menelan, subjek
Di Cina sendiri,1 ada lebih dari 200 spesies memiliki banyak
tanaman ini. Toksisitas tanaman telah diakui sejak
zaman kuno.2 Semua bagiannya beracun, terutama Penulis yang sesuai: Tn. Francesco Adami, melalui Paradiso
19B - 19038 Sarzana (SP) – Italy; email:
akar dan umbinya, yang mengandung alkaloid
francescoadami@gmail.com. Dikirim untuk publikasi Desember
C19-diterpenoid (aconitine, mesaconitine, 2017.
hypaconitine) dengan konsentrasi lebih tinggi Diterima untuk publikasi Mei 2018.
daripada bunga dan daunnya.1 Di Eropa, spesies air liur, membuatnya meminta bantuan. Tim
Aconitum yang paling tersebar luas adalah penyelamat lintas udara, yang dikirim dari
monkshood (Aconitum variegatum dan napellus) pangkalan layanan medis darurat helikopter di
dan wolfsbane (Aconitum lycoctonum). Monkshood Brescia, tiba di tempat kejadian 18 menit setelah
adalah tanaman tahunan beracun asli dan endemik panggilan darurat dan menemukan pasien dalam
di Pegunungan Alpen dan di daerah pegunungan keadaan sadar dan waspada, dengan hipersalivasi
Eropa barat dan tengah. Ini menghasilkan bunga yang nyata, tekanan darah 120/70 mm Hg, detak
biru/ungu yang indah selama periode berbunga
jantung 70 denyut·min-1, dan pernapasan eupnea.
(Juni hingga September). Rute masuknya toksin ini
Pasien melaporkan parestesia dan mati rasa di
adalah oral (tertelan secara tidak sengaja atau
keempat anggota badan tanpa defisit motorik, dan
disengaja) dan dermal.
kedua pupil sama, bulat, dan reaktif terhadap
cahaya. Elektrokardiogram awal yang dilakukan di
Laporan kasus
jantung 52 denyut·min-1, berirama. Terapi dengan 1).
katekolamin dilanjutkan. Pada hari ke-6, hemodinamik pasien terus stabil
Pada hari ke-3, hemodinamik pasien stabil dan dan eupnea (saturasi oksigen 98%, laju
berirama, dengan sirkulasi hanya ditopang oleh pernapasan 26) dengan masker venturi pada 40%.
noradrenalin dosis rendah. Pasien diventilasi Dia dipindahkan dari ICU dan ke bangsal penyakit
dengan pertukaran gas pada batas normal dalam. Perawatan medis dan psikiatri suportif
(tekanan parsial oksigen arteri/rasio oksigen rawat inap berlanjut selama beberapa hari lagi.
inspirasi fraksional ¼220 mm Hg). Pemeriksaan Pasien dipulangkan dari rumah sakit 11 hari
laboratorium termasuk hitung darah lengkap dan setelah masuk dengan pemulihan penuh dan
kimia serum sebagian besar dalam batas normal, kembali ke baseline normal dari semua evaluasi
kecuali untuk creatine kinase (meningkat pada laboratorium.
12.277 u L-1), aspartat aminotransferase
(meningkat pada 258 u L-1), dan alanine Diskusi
aminotransferase (meningkat pada 107 uL-1) (Tabel
Racun aconitum mempengaruhi beberapa jaringan
1) . yang dapat dirangsang, seperti miokardium, saraf,
Pada hari ke-4, parameter hemodinamik normal. dan otot. Kasus ini tidak hanya menunjukkan
Tekanan darah adalah 130/60 mm Hg, dan denyut kondisi utama yang mengancam jiwa pada
jantung 70 denyut·min-1. Pasien berhasil keracunan Aconitum, seperti depresi pernapasan
diekstubasi dan dihubungkan ke masker venturi dan aritmia ventrikel,3,4 tetapi juga kondisi penting
pada 40%. Kreatin kinase menurun tajam menjadi lainnya, termasuk neurotoksisitas (parestesia di
6484 u L-1 dan troponin I meningkat menjadi 0,047 keempat ekstremitas, mati rasa di sekitar dan
ng mL-1 (Tabel 1). ekstremitas, dan otot umum). aktivitas
Pada hari ke-5, pasien sekali lagi terjaga, tonik-klonik/seperti kejang),1,5 dan gejala
kooperatif, dan hemodinamik stabil, dalam irama gastrointestinal (mual, muntah, dan sakit perut).1,5
sinus normal tanpa ektopi jantung. Terapi intravena Fenomena neurologis dan kardiologis disebabkan
dengan agen pressor benar-benar dihentikan. oleh aksi alkaloid C19-diterpenoid (aconitine,
Kreatin kinase meningkat menjadi 2350 u L-1 dan mesaconitine, hypaconitine) pada voltase natrium
troponin I meningkat menjadi 0,015 ng mL-1 (Tabel
Disritmia Disebabkan oleh Aconitum 415
alkaloid C19-diterpenoid pada saluran kalium8 (IKr)
6
saluran dari membran sel jaringan yang dapat dan saluran kalsium9 (ICa-L). Tindakan ini
dieksitasi. Hal ini dapat dijelaskan dengan afinitas tampaknya lebih berkontribusi pada generasi awal
tinggi alkaloid C19-diterpenoid ke saluran natrium atau tertunda setelah depolarisasi.
peka tegangan di situs 2 di membran sel.7 Lebih Komplikasi paling mematikan dari keracunan
tepatnya, situs 2 terletak di segmen transmembran aconite tampaknya adalah takiaritmia ventrikel
S6 dari semua 4 subunit pembentuk pori di yang mematikan (takikardia ventrikel polimorfik,
membran sel.8 Interaksi antara toksin dan saluran fibrilasi ventrikel, dan takikardia ventrikel dua arah
natrium yang peka terhadap tegangan ini yang lebih jarang). Secara klinis, ini adalah
menyebabkan aktivasi saluran natrium yang tantangan pada pasien kami: mencoba
persisten dengan meningkatkan arus natrium mengendalikan aritmia ventrikel berulang dalam
lambat (INa), yang menyebabkan depolarisasi sel menghadapi hipotensi dan gagal napas. Dalam
kasus khusus ini, fibrilasi ventrikel berulang telah
yang berkelanjutan.7 Kanal natrium dari sel yang
menunjukkan sensitivitas terhadap kardioversi
terdepolarisasi menjadi refrakter terhadap eksitasi listrik dan antiaritmia standar. Telah dilaporkan
dan mampu menghasilkan afterdepolarisasi secara umum bahwa aritmia ventrikel yang
(depolarisasi awal atau tertunda). Depolarisasi diinduksi aconite sering refrakter terhadap
setelahnya bertanggung jawab atas aktivitas
kardioversi arus searah dan obat antiaritmia.10
jantung yang dipicu, salah satu mekanisme yang 3
bertanggung jawab atas aritmia. Namun, penelitian Tinjauan baru-baru ini dan beberapa laporan
4,5,11
terbaru juga menunjukkan tindakan penghambatan kasus dalam literatur medis tampaknya
menyarankan bahwa amiodarone dan flecainide dengan menghubungi pusat patch darurat lokal
adalah pengobatan lini pertama yang masuk akal. yang paling tepat, departemen darurat, atau pusat
Pengalaman kami dengan kasus individu ini racun. Setiap korban keracunan aconite harus
menunjukkan bahwa kardioversi dan antiaritmia segera dievakuasi dari lapangan dan diberikan
sebenarnya sangat berguna. Dalam kasus kami, perawatan medis definitif. Setelah ini tercapai,
lidokain tampaknya sedikit lebih membantu; korban harus dirawat di fasilitas medis setidaknya
namun, efeknya tampak agak sementara selama 24 hingga 48 jam, bahkan jika asimtomatik,
dibandingkan dengan amiodaron. Selain itu, batas mengingat awitan aritmia yang mengancam jiwa.
dosis amiodaron mencegah penggunaannya Tidak ada obat penawar untuk keracunan
sesering aritmia terjadi dalam 48 jam pertama aconitine; pengobatan yang diarahkan untuk
perawatan. Lidokain juga tersedia untuk diberikan menghambat penyerapan racun lebih lanjut dan
lebih cepat daripada amiodaron, dan pada saat itu terapi suportif yang dikelola dengan hati-hati,
pasien kami telah mencapai dosis amiodaron terutama pemantauan kardiopulmoner intensif,5
maksimum yang direkomendasikan. Berdasarkan harus dipertimbangkan sebagai bagian integral dari
bukti kasus klinis ini, kami berhipotesis toksisitas perawatan klinis yang baik pada keracunan
yang lebih luas dari senyawa alkaloid Aconitum.
C19-diterpenoid pada jantung manusia, yang
memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Ucapan Terima Kasih: Kami berterima kasih kepada Bpk.
Dalam kasus ini, mengingat bahwa jumlah racun Amos Da Lozzo, fotografer “Destinazione Montagna,” karena
telah memberikan foto tanaman Aconitum napellus yang ada di
yang tertelan berpotensi mengancam jiwa, lavage lokasi penyelamatan.
lambung dilakukan. Meskipun tidak ada komplikasi Kontribusi Penulis: Produksi laporan dan tinjauan pustaka
yang tercatat, praktik dekontaminasi ini memiliki (FA, PP); perawatan pasien dan pengawasan pembuatan
risiko tinggi laporan (PB, GP, CC, GB). Dukungan Finansial/Material: Tidak
ada.
berkembangnya morbiditas utama (pneumonitis Pengungkapan: Tidak ada.
aspirasi, perforasi esofagus atau lambung,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, aritmia).
Arang aktif11 sebagai gantinya harus Referensi
dipertimbangkan pada pasien yang datang dalam
waktu 1 jam setelah menelan dan memiliki jalan 1. Li H, Liu L, Zhu S, Liu Q. Laporan kasus keracunan
aconite di daratan Cina dari tahun 2004 hingga
napas yang utuh atau terlindungi.
2015: analisis retrospektif. J Kedokteran Kaki
Keracunan aconitum di lingkungan hutan
Forensik. 2016;42:68– 73.
belantara menghadirkan tantangan unik. Spesies 2. Bause GS. Dari permainan darting hingga rasa sakit
Aconitum ditemukan di zona sirkumboreal-arktik, yang melesat: bagaimana aconite yang mematikan
dan keracunan kadang-kadang terjadi di membuka jalan bagi anestesi lokal. Anestesiologi.
pegunungan terpencil dengan konsumsi atau 2017;127(4):595.
penggunaan tanaman yang tidak disengaja 3. Coulson JM, Caparrotta TM, Thompson JP.
sebagai obat herbal oleh penduduk lokal dan Penatalaksanaan disritmia ventrikel pada keracunan
wisatawan gunung. Manajemen keracunan aconite. Clin Toksikol (Phila). 2017;55(5):313–21.
semacam itu melibatkan spektrum kemungkinan 4. Lowe L, Matteucci MJ, Schneir AB. Teh herbal
yang luas. Mewawancarai korban dan saksi dan aconite dan takikardia ventrikel refrakter. N Engl J
mengambil foto tanaman dapat mengungkapkan Med. 2005;353(14):1532.
informasi identifikasi yang berguna. Responden 5. Bonnici K, Stanworth D, Simmonds MS, Mukherjee
pertama harus mendapatkan saran ahli dan E, Ferner RE. Bunga kejahatan. Lanset.
2010;376(9752)::1616.
memulai logistik penyelamatan sedini mungkin
416 Adami et al
tegangan sebagai target utama berbagai neurotoksin
6. Zhou G, Tang L, Zhou X, Wang T, Kou Z, Wang Z. yang larut dalam lemak. Sinyal Sel.
Tinjauan tentang aktivitas fitokimia dan farmakologis 2003;15(2):151–9.
akar lateral yang diproses dari Aconitum carmichaelii 8. Li Y, Tu D, Xiao H, Du Y, Zou A, Liao Y, dkk.
Debeaux. J. Etnofarmaka. 2015;160:173–93. Aconitine memblokir saluran kalium HERG dan
7. Wang SY, Wang GK. Saluran natrium berpintu Kv1.5. J. Etnofarmaka. 2010;131(1):187–95.
9. Wu J, Wang X, Chung YY, Koh CH, Liu Z, Guo H,
bs_bs_banner

Journal of Pharmacy
Review
And Pharmacology

A review on phytochemistry, pharmacology and toxicology


studies of Aconitum
Eric Nyirimigaboa,b, Yanyan Xua, Yubo Lia, Yuming Wanga, Kojo Agyemanga,c and Yanjun Zhanga
a
Tianjin State Key Laboratory of Modern Chinese Medicine, School of Traditional Chinese Materia Medica, Tianjin University of Traditional Chinese
Medicine, Tianjin, China, bRwanda Standards Board, Kigali, Republic of Rwanda and cNoguchi Memorial Institute for Medical Research, Accra,
Ghana

Keywords Abstract
aconite poisoning; Aconitum; pharmacology;
phytochemistry; toxicology Objectives A number of species belonging to herbal genus Aconitum are well-
known and popular for their medicinal benefits in Indian, Vietnamese, Korean,
Correspondence Japanese, Tibetan and Chinese systems of medicine. It is a valuable drug as well as
Yanjun Zhang, School of Traditional Chinese
an unpredictable toxic material. It is therefore imperative to understand and
Materia Medica, Tianjin University of
Traditional Chinese Medicine, 312 Anshan
control the toxic potential of herbs from this genus. In this review, the
West Road, Tianjin 300193, China. ethnomedicinal, phytochemistry, pharmacology, structure activity relationship
E-mail: tianjin_tcm001@sina.com and toxicology studies of Aconitum were presented to add to knowledge for their
safe application.
Received March 3, 2014 Key findings A total of about 76 of all aconite species growing in China and sur-
Accepted July 18, 2014 rounding far-east and Asian countries are used for various medical purposes. The
main ingredients of aconite species are alkaloids, flavonoids, free fatty acids and
doi: 10.1111/jphp.12310
polysaccharides. The tuberous roots of genus Aconitum are commonly applied for
various diseases such as rheumatic fever, painful joints and some endocrinal disor-
ders. It stimulates the tip of sensory nerve fibres. These tubers of Aconitum are
used in the herbal medicines only after processing. There remain high toxicologi-
cal risks of the improper medicinal applications of Aconitum. The cardio and
neurotoxicities of this herb are potentially lethal. Many analytical methods have
been reported for quantitatively and qualitatively characterization of Aconitum.
Summary Aconitum is a plant of great importance both in traditional medicine
in general and in TCM in particular. Much attention should be put on Aconitum
because of its narrow therapeutic range. However, Aconitum’s toxicity can be
reduced using different techniques and then benefit from its pharmacological
activities. New methods, approaches and techniques should be developed for
chemical and toxicological analysis to improve its quality and safety.

Introduction
For centuries, the history of pharmacy has been interlinked cially the phytotherapeutic ones, has increased expressively.
with the history of pharmacognosy, or the study of material It is estimated that about 25% of all modern medicines are
medica, which is obtained from natural sources – mostly directly or indirectly derived from higher plants.[2–5] Accord-
plants.[1] ing to the World Health Organization,[6] because of poverty
Herbal drugs have been used since ancient times as medi- and lack of access to modern medicine, about 65–80% of
cines for the treatment of a range of diseases. Medicinal the world’s population that lives in developing countries
plants have played a key role in world health. In spite of the depends essentially on plants for primary health care.
great advances observed in modern medicine in recent Herbal medicinal preparations are normally very popular in
decades, plants still make an important contribution to developing countries with a long tradition in the use of
health care. Medicinal plants are distributed worldwide, but medicinal plants and also in some developed countries such
they are most abundant in tropical countries. Over the past as Germany, France, Italy and the USA where appropriate
decade, interest in drugs derived from higher plants, espe- guidelines for registration of such medicines exist.[7–16]

© 2014 Royal Pharmaceutical Society, Journal of Pharmacy and Pharmacology, 67, pp. 1–19 1
Aconitum review Eric Nyirimigabo et al.

this group for the interaction with the binding site at the OH OMe
Na+ channel protein.
It is also intriguing that napelline and heteratisine have MeO
been reported to have an anti-arrhythmic effect,[64,111] O R4
although there was no activity-dependent inhibition of
neuronal activity in the hippocampus slice.[74,112] These find-
ings imply that at least napelline and heteratisine might R1 N
have different affinities to various subtypes of the α-subunit O OH
R2
of the Na+ channel in brain and heart.
MeO OMe R3
Toxicology of Aconitum
Figure 4 General structure of Aconitum.
In recent years, a large number of studies have investigated
the toxicological characteristics of Aconitum, its main alka-
spur poisoning, there has been a great effort to develop vac-
loids and their derivatives.[22] It has been observed that the
cination against diterpene alkaloids. The vaccination of
whole plant of Aconitum is highly toxic, with the concentra-
mice with lycoctonine conjugated to protein slightly
tion of toxic compounds higher in roots and flowers than in
increased the LD50 for intravenous methyllycaconitine tox-
leaves and stems.[113] The symptoms of toxicity affect mainly
icity. This result suggests that vaccination may be useful in
the central nervous system and the heart, with concomitant
decreasing the toxic effects of diterpene alkaloids in
gastrointestinal signs. The cause of death is the develop-
animals.[120]
ment of ventricular tachyarrhythmia and heart arrest. No
The toxicity of Aconitum is mainly due to the diester
specific therapy exists for Aconitum poisoning; cardiovascu-
diterpene alkaloids (DDAs) and monoester diterpene
lar supportive treatment is usually applied.[114]
alkaloids (MDA) such as AC, deoxyaconitine, MA, benzoyl-
Accidental human poisoning may occur if Aconitum
mesaconitine, jesaconitine, benzoylhypaconine, 14-O-
roots are used as cooking material instead of horseradish or
anisoylaconine, benzoylaconine and HA[121,122] (Figure 4 and
parsley. As herbal medicine is becoming increasingly
Table 3).
popular, Aconitum toxicosis are becoming more prevalent.
Some of the alkaloids may be highly toxic; even 2 mg of
In Europe, poisonings with home-made Aconitum prepara-
AC can cause fatal human toxicosis. The acute oral LD50 of
tions have recently been reported.[115,116] Poisoning with pro-
AC in mice is 1.8 mg/kg, while for benzoylhypaconine the
cessed Aconitum preparations of Oriental medicine are
LD50 is 830 mg/kg. Moreover, different species possess
common in Asia.[117] Although processing reduces the toxic-
diverse sensitivities. The intravenous LD50 dose of AC was
ity of the preparations, AC-like alkaloids are detectable in
found to be 0.07–0.13 mg/kg in cats and 0.5 mg/kg in dogs.
different TCMs.[118] Because both activation of Na+ channels
The toxicity of Aconitum diterpene alkaloids is closely
and inhibition of nAChRs are characteristic of esterified
related to their effects on the Na+ channels and nAChRs.[123]
alkaloids, it is assumed that reduction of the total alkaloid
Most of the cardiovascular and neurologic features of poi-
amount or hydrolysis of the ester groups decreases the
soning with Aconitum can be explained on the basis of acti-
toxicity.
vation of the Na+ channels in excitable tissues, including the
Boiling markedly reduces the alkaloid content: the
myocardium, nerve and muscle, which results in the final
initial 1.10–1.56% alkaloid content of the raw tubers of
inexcitability of the cells. Quantitative structure-activity
A. carmichaeli decreased to 0.14–0.29% during the prepara-
relationship analysis of C-19 diterpene alkaloids has
tion of Fu tzu. The Japanese method of processing signifi-
revealed that, apart from the activators of Na+ channels,
cantly decreases the proportion of AC-type alkaloids (from
compounds esterified with N-(methylsuccinyl) anthranilic
10.89–17.27% of the overall alkaloids to 3.87–4.59%).[23]
acid on C-18 belong to the most toxic diterpene alkaloids.
As a consequence of the high diversity of the processing
This is connected with the selective nAChR inhibitory activ-
methods, the variability of the alkaloid content of the pro-
ity of such compounds.[124]
cessed drugs and the narrow therapeutic index of the alka-
loids, poisoning may still occur after the consumption of
Aconitum poisoning and traditional
processed aconite roots. Accordingly, processed Aconitum
detoxification processes
preparations are relatively unsafe products of the Oriental
materia medica. The knowledge of Aconitum toxicity was well noted in
Different Aconitum species, together with plants of the various areas of its medicinal application. This resulted in
Delphinium genus, frequently cause cattle poisoning in the the development of various traditional processing methods
flowering period.[119] To reduce the losses attributed to lark- before its application.

10 © 2014 Royal Pharmaceutical Society, Journal of Pharmacy and Pharmacology, 67, pp. 1–19
Machine Translated by Google

Mukesh Kr. Singh et al., (2012) Int. J. Res. Farmasi. Sains, 3(2), 242-246

ISSN: 0975-7538
Mengulas artikel

www.ijrps.pharmascope.org

Aconite: Pembaruan farmakologis


Mukesh Kr. Singh *, Minu Vinod, Shiv Kr. Iyer, Gaurav Khare, Gotmi Sharwan, Yogesh Kr. Larokar

Rungta College of Pharmaceutical Sciences & Research, Jalan Kohka, Kurud, Bhilai-491024, India

ABSTRAK

Aconitine (Queen of Poisons) dan alkaloid terkait yang ditemukan dalam spesies Aconitum adalah cardiotoxins dan neurotoxins
yang sangat beracun. Aconite adalah tanaman tahunan herba, terutama berasal dari belahan bumi utara, tumbuh di tanah yang
lembab tetapi memiliki drainase yang baik di padang rumput gunung. Saat ini, lebih dari 120 spesies tanaman telah ditemukan.
Keracunan aconite yang parah terjadi setelah konsumsi tanaman liar secara tidak sengaja atau konsumsi ramuan herbal yang
terbuat dari akar aconite. Makalah ulasan ini membahas beberapa aktivitas farmakologis tanaman aconite dan konstituen
utamanya aconitine. Pengaruh KB-R7943, penghambat pertukaran natrium-kalsium (NCX), pada aritmia yang diinduksi aconitine
pada babi Guinea menggunakan rekaman EKG menekan aktivitas listrik abnormal, tetapi SEA tidak menunjukkan efek seperti
itu. Aconitine juga memediasi status fosforilasi Cx43 dan PKCÿ dalam miosit ventrikel tikus neonatus yang dikultur. Laporan-
laporan yang dikumpulkan ini sangat menggembirakan dan menunjukkan bahwa tanaman tersebut harus dipelajari lebih mahal
untuk manfaat terapeutiknya.

Kata kunci: Aconite; akonitin; Antiinflamasi; Aritmia; Fosforilasi; Peracunan

PENGANTAR Dosis oral serendah 1,5-6 mg aconitine dilaporkan mematikan


pada manusia (en.wikipedia.org, 2011).
Aconitum, dikenal sebagai aconite, monkshood, wolfsbane,
leopard's kutukan, kutukan wanita, helm Iblis atau roket biru, TAKSONOMI (www.zipcodezoo.com, 2011)
adalah genus lebih dari 250 spesies tanaman berbunga milik
Domain: Eukariotae
keluarga buttercup, Ranuncula ceae. Aconitine adalah alkaloid
yang sangat beracun yang berasal dari berbagai spesies Kerajaan: Plantae
aconite.
Subkingdom: Viridae
Aconite adalah tanaman tahunan herba, terutama berasal dari
Filum: Tracheophyta
belahan bumi utara, tumbuh di tanah yang lembab tetapi
memiliki drainase yang baik di pegunungan padang rumput. Subfilum: Euphyllophytina
Daun hijau gelap mereka tidak memiliki stipula. Mereka adalah
Infrafilum: Radiatops
palmate dengan 5-7 segmen, yang masing-masing memiliki 3
lobus dengan gigi tajam yang kasar. Daunnya berbentuk Class: Magnoliopsida
spiral, dan daun bagian bawah memiliki tangkai daun yang Subkelas: Ranunculidae
panjang. Batang tinggi dan tegak dimahkotai oleh ras bunga
zygomorphic besar berwarna biru, ungu, putih, kuning atau Ordo super: Ranunculanae
merah muda dengan banyak benang sari. Ada 2-10 kelopak Ordo : Ranunculales
dalam bentuk nektar.
Famili: Ranunculaceae
Aconitine, konstituen utama spesies Aconitum , larut dalam
kloroform atau benzena, sedikit dalam alkohol atau eter, dan Subfamili: Trollioideae
sangat sedikit dalam air. Indeks Merck memberikan LD50 Genus: Aconitum
(yaitu, dosis mematikan rata-rata 50%) untuk tikus: 0,166 mg/
kg (secara intravena); 0,328 mg/kg secara intraperitoneal MORFOLOGI
(disuntikkan ke dalam rongga tubuh); kira-kira 1 mg/kg secara Genus Aconitum
oral (tertelan). Pada tikus, LD50 oral diberikan sebagai 5,97 mg/kg.
Herbal: Abadi; umbi atau akar.

*
Akar: Fasikulus memanjang.
Penulis yang sesuai
Email: mukeshbiotech09@gmail.com Daun: Basal dan caline; petiolate daun proksimal; daun distal
Hubungi: +91-9691699320 sessile; daun kol bergantian. Helaian daun secara palmate
Diterima pada: 30-12-2011 terbagi menjadi 3-7 ruas; segmen akhir sempit elips atau
Direvisi pada: 03-03-2012
lanset ke linier; mar gins menorehkan dan bergigi.
Diterima pada: 14-03-2012

242 ©JK Welfare & Pharmascope Foundation | Jurnal Penelitian Internasional dalam Ilmu Farmasi
Machine Translated by Google

Mukesh Kr. Singh et al., (2012) Int. J. Res. Farmasi. Sains, 3(2), 242-246

Aconitum kurilense wilayah lisan. Ini meluas ke seluruh tubuh, mulai dari
ekstremitas. Anestesi, berkeringat dan pendinginan tubuh,
Aconitum kusnezffii (Kusnezoff Monkshood)
mual dan muntah dan gejala serupa lainnya mengikuti
Aconitum kuzenevae (en.wikipedia.org, 2011).

Aconitum lamarckii KEGIATAN FARMAKOLOGI

Aconitum lasiostomum Aritmia yang diinduksi aconitine

Aconitum leucostomum Untuk menginduksi kelainan listrik, sebuah penelitian dilakukan


di mana aconitine (1 M) yang dilarutkan dalam larutan Tyrode
Aconitum longiracemosum
yang mengandung 1,8 mM Ca2+, diperfusi. Abnormalitas listrik
akonitum muncul dalam 1 menit setelah perfusi larutan aconitine (25,0
g/kg) setelah pengobatan dengan SEA (2-[4-[(2,5-difluorophenyl)
Aconitum macrorhynchum
methoxy] phe noxy]-5-ethoxyaniline) (1- 10mg/kg) & KBR (2-[2-
akonitum [4-(4-
Aconitum tauricum nitrobenzyloxyl)phenyl]ethyl] isothioureamethansulfo nate)
(1-30 mg/kg) (Shah A dkk., 2004; Adaniya H dkk., 2004; Ameri
Aconitum turczaninowii A, 1998; Amran MS dkk., 2003; Catte rall WA , 1980; Catterall
WA, 1988; Honerjager P et al.,
Aconitum vulparia (Wolfsbane)
1983; Iwamoto T et al., 1986).
Aconitum woroschilovi
Efek penghambat saluran Clÿ 5-nitro-2-(3 fenil propilamino)
Aconitum sichotense asam benzoat (NPPB) dan asam niflumat
Aconitum smirnovii (NFA) diselidiki pada jantung tikus yang diperfusi Langendorff.
Penambahan aconitine agonis kanal Na+ (0,1 M) ke dalam
Aconitum Soongaricum larutan perfusi menghasilkan aritmia ventrikel polimorfik
dengan periode laten 25,5 ± 6,3 detik NPPB (5-nitro-2-(3-fenil
Aconitum stoloniferum
propilamino) asam benzoat) dan NFA (niflumik acid) secara
Aconitum stubendorffii reversibel menekan upstroke AP dengan cara yang bergantung
pada dosis dengan nilai IC50 masing-masing 12.3 dan 73.1 M
Aconitum subalpinum
(Zhou S et al., 2005; Accili EA et al., 1996).
Aconitum subglandulosum

Aconitum subvillosum Fosforilasi yang diperantarai aconitine


Aconitum sukaczevii Intensitas pita Cx43 terfosforilasi & Cx43 non terfosforilasi
dalam kardiomiosit tikus neonatus yang dikultur dan diberi
Aconitum taigicola
aconitine ditentukan dengan analisis Western blot. Perubahan
Aconitum talassicum status fosforilasi yang terjadi pada PKCÿ dalam kultur
diungkapkan dengan mikroskop imunofluoresen kuantitatif.
Aconitum napellus' (Monkshood; jenis spesies)
Intensitas pita yang berkurang (0,37±0,04) dari Cx43
HIBRIDA ALAMI terfosforilasi (P-Cx43) dan peningkatan pita secara bersamaan
Aconitum × austriacum dalam intensitas (3,56 ± 0,65) dari Cx43 non-terfosforilasi (NP
Cx43) ditemukan, dibandingkan dengan kontrol (1,00 untuk P
Aconitum × cammarum -Cx43 dan NP-Cx43) (Liu Y et al., 2011).
Aconitum × hebegynum

Aconitum × oenipontanum (A. variegatum ssp. variega tum × Aktivitas anti-inflamasi


ssp. paniculatum) Aktivitas anti-inflamasi dari ekstrak akar etanol Aconitum
Aconitum × pilosiusculum heterophyllum (225, 450 dan 900 mg/kg po) telah dievaluasi
pada granuloma yang diinduksi pelet kapas pada tikus. Ekstrak
Aconitum × platanifolium (A. lycoctonum ssp. dari Napoli telah mengurangi peradangan yang dibuktikan dengan
tanum × ssp. vulparia) penurunan berat pelet kapas pada granuloma yang diinduksi
Aconitum × zahlbruckneri (A. napellus ssp. Vulgare × A. pelet kapas pada tikus (Verma S et al., 2010).
variegatum ssp. Variegatum)

KERACUNAN ACONITINE Imunoassay Enzim

Ini dengan cepat diserap melalui selaput lendir, tetapi juga Metode enzim immunoassay (EIA) yang andal dikembangkan
melalui kulit. Kelumpuhan pernapasan, dalam dosis yang sangat untuk penentuan kuantitatif aconitine dengan sensitivitas dan
tinggi juga henti jantung, menyebabkan kematian. Beberapa spesifisitas tinggi. Albumin serum sapi (BSA) dan -galaktosidase
berkonjugasi sebagai im-
menit setelah parestesia pencernaan dimulai, yang meliputi kesemutan

©JK Welfare & Pharmascope Foundation | Jurnal Penelitian Internasional dalam Ilmu Farmasi 245
Poisonous Plant Research (PPR)

Volume 4 Article 1

5-19-2021

Aconitum lycoctonum L.: Phenolic Compounds and Their


Bioactivities
Erna Karalija
University of Sarajevo, erna.karalija@gmail.com

Adisa Paric
University of Sarajevo, adisacausevic@hotmail.com

Sabina Dahija
University of Sarajevo, sabina_dudevic@yahoo.com

Renata Besta Gajevic


University of Sarajevo, renata_besta@yahoo.ca

Sanja Cavar Zeljkovic


Crop Research Institute, zeljkovic@vurv.cz
Follow this and additional works at: https://digitalcommons.usu.edu/poisonousplantresearch

Part of the Biodiversity Commons, Pharmacology, Toxicology and Environmental Health Commons,
and the Plant Sciences Commons

Recommended Citation
Karalija, Erna; Paric, Adisa; Dahija, Sabina; Besta Gajevic, Renata; and Cavar Zeljkovic, Sanja (2021)
"Aconitum lycoctonum L.: Phenolic Compounds and Their Bioactivities," Poisonous Plant Research (PPR):
Vol. 4, p. 1-9.
DOI: https://doi.org/10.26077/18k5-jp31
Available at: https://digitalcommons.usu.edu/poisonousplantresearch/vol4/iss1/1

This Article is brought to you for free and open access by


the Journals at DigitalCommons@USU. It has been
accepted for inclusion in Poisonous Plant Research
(PPR) by an authorized administrator of
DigitalCommons@USU. For more information, please
contact digitalcommons@usu.edu.
Aconitum lycoctonum L.: Phenolic Compounds and Their Bioactivities

Abstract
The very first report on the phenolic composition of aerial parts of Aconitum lycoctonum L., a species
belonging to the toxic Aconitum genus, is presented here. Aerial parts were subjected to the extraction
with four different solvents and analyzed via LC-MS/MS for the content of phenolic acids and flavonoids.
Furthermore, isolated extracts were tested for antimicrobial and antioxidant activities. Ethanolic extracts
of both flowers and vegetative parts (leaves and stems) were found to be the richest in the phenolic
compounds, following the water extracts. Ethanolic extract of flowers was very rich in flavonoid apigenin,
while high levels of salicylic and 4-hydroxybenzoic acids were found in the same extract of leaves and
stems. On contrary, water extract contained significant amounts of kaempferol and rosmarinic acid. All
extracts showed potent antioxidant activity, which is correlated with the content of phenolics. The
antimicrobial assay showed that all extracts, except aqueous, were quite potent against all microbial
organisms tested.

Keywords
phenolic compounds; LC-MS/MS; antioxidant activity; antimicrobial activity; Aconitum lycoctonum L.

Cover Page Footnote


This work was supported by project No. RO0418 (Sustainable systems and technologies, improving crop
production for higher quality of production of food, feed, and raw materials, under conditions of changing
climate) funded by Ministry of Agriculture, Czech Republic.

This article is available in Poisonous Plant Research (PPR): https://digitalcommons.usu.edu/


poisonousplantresearch/vol4/iss1/1
Karalija et al.: Phytochemistry of Aconitum lycoctonum

Introduction
The genus Aconitum consists of more than 300 species that are mainly perennial
herbs, distributed in the Northern Hemisphere (Singh et al. 2002). Due to the
presence of diterpenoid alkaloids, the majority of the plants of this genus are found
to be highly toxic (Wink 2009), although Aconitum lycoctonum had medicinal use
in ancient times (Hartwich 1897). Main neurotoxins from this species are alkaloids
aconitine, mesaconitine, and lycoctonine, found in plant tubers. They activate
sodium channels which cause numbness in muscle and paralysis (Singh et al. 2002;
Wink 2009).
Many of the Aconitum species are used for medicinal purposes as analgesic
and anti-inflammatory medicaments (Aslam and Ahmad 2016). Scientific interest
in this genus is mainly due to alkaloids present that are carriers of many
pharmacological properties. Moreover, flavonoids as chemotaxonomic markers
have also been studied, but there are only a few studies on their biological activities
(Srivastava et al. 2010).
There is a need for more phytochemical studies to be carried out on this
genus, thus, this study comprises the investigation of phenolic compounds and
antioxidant and antimicrobial activities of the extracts of aerial parts of Aconitum
lycoctonum L. (Figure 1). As phenolic compounds are a large group of plant
secondary metabolites, we used four different solvents to ensure more
comprehensive isolation of divergent compounds.

Material and methods


Samples of Aconitum lycoctonum L. were collected at Mt. Jahorina in Bosnia and
Herzegovina (GPS coordinates: 43.707939, 18.580780), during the flowering stage
in July 2017 (Figure 1). Above ground parts of five specimens with fully developed
flowers were collected. Specimens were authenticated by the botanist Mr.sc. Aldin
Boskailo, University Dzemal Bijedic, and deposited at the Herbarium of
Department of Biology, Faculty of Science, University of Sarajevo, with the
Voucher no. AL-356.
Inflorescence and vegetative parts (leaves and stems) were separated and
air-dried for 7 days at room temperature (23 °C) in a shaded, well-ventilated
laboratory. Dried samples were finely powdered in the mill (TissueLyser Qiagen;
Retsch) and stored at +4 °C until use. Four 500 mg aliquots of powdered plant
material were soaked in 12.5 mL of one each of the four solvents including petrol
ether, chloroform, ethanol, or water, and sonicated for 30 min. The supernatant was
removed and sediment was re-extracted. Petrol ether and chloroform extracts were
evaporated to dryness and resuspended in dimethyl sulfoxide (DMSO).
UHPLC-MS/MS was performed on UltiMate™ 3000 liquid
chromatographic system consisting of binary pumps, an autosampler, and a column
thermostat coupled to a TSQ Quantum Access Max triple quadrupole mass

Published by DigitalCommons@USU, 2021 1

Anda mungkin juga menyukai