Waktu: 2 x 60 menit
Submateri pertemuan:
Submateri pertemuan:
1. Proses Manajemen
2. Gaya Kepemimpinan
3. Metoda Asuhan Keperawatan
4. Tingkat Ketergantungan
5. Penugasan Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
6. Peran dan Fungsi Perawat
7. Modalitas Keperawatan
8. Jenis Konflik
9. Kompensasi/ Motivasi
10. Komunikasi Terapeutik
11. Jenis Upaya Pelayanan Kesehatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989). Pekerjaan
keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan dapat
tercapai. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, perawat menerapkan
manajemen keperawatan dalam bentuk manajemen asuhan keperawatan.
Menurut Huber (2006), perencanaan merupakan fungsi manajemen yang digunakan untuk
memilih prioritas, hasil, dan metode yang digunakan untuk sebuah sistem dan kemudian
membimbing sistem untuk mengikuti arahan tersebut.
Menurut Robins dan Coulter (2007), fungsi perencanaan mencakup proses merumuskan
sasaran, membangun strategi untuk mencapai sasaran yang telah disepakati, dan
mengembangkan perencanaan tersebut untuk memadukan dan mengoordinasikan
sejumlah kegiatan.
Menurut Huber (2006), fungsi actuating adalah fungsi manajemen yang mengarahkan dan
kemudian mempengaruhi individu tersebut untuk mengikuti arahan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah disepakati dan yang telah ditentukan.
e. CONTROLLING (Pengendalian)
Pengendalian atau pengevaluasian adalah suatu fungsi yang terus menerus dari
manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, dan
pengerahan aktivitas. Melalui proses ini standar dibuat dan kemudian digunakan, diikuti
umpan balik yang menimbulkan perbaikan (Swansburg, 2000).
Menurut Huber (2006), fungsi pengendalian adalah fungsi yang digunakan untuk
memantau dan mengatur perencanaan, proses, dan sumber daya manusia yang efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
b. Metode Fungsional
Metode keperawatan yang membagi tugas perawat per tindakan tertentu, misal: ada
perawat yang bertugas hanya melakukan perawatan luka saja, ada yang bertugas injeksi
saja, dan ada yang bertugas mengisi laporan ASKEP saja. Keberhasilan asuhan
keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini karena asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang
dibebankan kepada perawat.
c. Metode Tim
Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Namun
pada metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga para
pakar mengembangkan metode keperawatan primer (Douglas, 1992).
e. Metode Modular
Menurut Gillies (1994), metode modular merupakan bentuk variasi dari metode
keperawatan primer, dengan perawat profesional dan perawat non-profesional
bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan menggunakan metode modifikasi primer, satu tim terdiri dari 2
hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok klien berkisar 8 hingga
12 orang (Arwani & Supriyatno, 2005).
Menurut Douglas (1992), klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi dalam 3 kategori:
a. Perawatan Minimal
Kriteria:
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulansi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
e. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
b. Perawatan Parsial
c. Perawatan Total
Uraian tugas:
- Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar - Merumuskan metode penugasan keperawatan.
masing-masing. - Merumuskan tujuan dari metode penugasan
- Mengikuti serah terima pasien dari shift keperawatan.
sebelumnya. - Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan tim secara jelas.
pasien. - Membuat rentang kendali diruang rawat.
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang - Mengatur dan mengendalikan tenaga
dibutuhkanberdasarkan aktivitas dan keperawatan, misal: membuat roster dinas,
kebutuhan pasien. mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai
- Merencanakan metode penugasan dan dengan jumlah dan kondisi pasien.
penjadwalan staf. - Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan
- Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan asuhan keparawatan dalam bentuk diskusi,
keperawatan. bimbingan dan penyampaian informasi.
- Merencanakan kebutuhan logistik dan - Mengatur dan mengendalikan logistik dan
fasilitas ruangan kelolaan. fasilitas ruangan
- Melakukan pelaporan dan - Mengatur dan mengendalikan situasi lahan
pendokumentasian praktek.
- Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
- Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
2. KETUA TIM
Fungsi:
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala
ruangan.
Uraian Tugas:
- Mengikuti serah terima pasien dari shift - Merumuskan tujuan dari metode penugasan
sebelumnya bersama kepala ruangan keperawatan tim.
- Bersama kepala ruangan melakukan - Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas
pembagian tugas untuk anggota untuk anggota tim/pelaksana sesuai dengan
tim/pelaksana. perencanaan terhadap pasien yang menjadi
- Menyusun rencana asuhan keperawatan. tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
- Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan keperawatan.
asuhan keperawatan. - Melakukan pembagian kerja anggota tim/
- Memberi pertolongan segera pada pasien pelaksana sesuai dengan tingkat
dengan masalah kedaruratan. ketergantungan pasien.
- Melakukan ronde keperawatan bersama - Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim
kepala ruangan. kesehatan lain.
- Mengorientasikan pasien baru. - Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian pelaksana.
- Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses
keperawatan kepada anggota tim/pelaksana.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
- Bersama kepala ruang dan ketua tim - Menerima penjelasan tujuan dari metode
mengadakan serah terima tugas. penugasan keperawatan tim.
- Menerima pembagian tugas dari ketua tim. - Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai
- Bersama ketua tim menyiapkan keperluan dengan perencanaan terhadap pasien yang
untuk pelaksanaan asuhan keperawatan. menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
- Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala asuhan keperawatan.
ruangan. - Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua
- Menerima pasien baru. tim.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian - Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan
tim kesehatan lain
- Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota
tim/ pelaksana lainnya.
- Melaksanakan asuhan keperawatan.
- Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
tindakan keperawatan yang dilakukan
PENGARAHAN PENGAWASAN
- Menerima pengarahan dan bimbingan dari - Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang
ketua tim tentang tugas setiap anggota tim/ diperlukan untuk proses evaluasi serta terlibat
pelaksana. aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.
- Menerima informasi dari ketua tim b.d asuhan - Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
keperawatan.
- Menerima pujian dari ketua tim.
- Dapat menerima teguran dari ketua tim
apabila melalaikan tugas atau membuat
kesalahan.
- Mempunyai motivasi terhadap upaya
perbaikan
- Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
- Menunjang pelaporan dan
pendokumentasian.
Pada masa lalu pelayanan di bidang keperawatan lebih menuntut perawat untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan pada klien yang
memerlukanya, ini merupakan yang fungsi spesifik keperawatan pada masa lalu.
Namun sekarang ini telah terjadi perubahan peran perawat menjadi lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan memandang klien secara
komprehensif baik pada kondisi sehat maupun sakit. Peran yang harus dilakukan perawat sekarang ini
meliputi; pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etik, pelindung dan advokat bagi klien,
manager kasus/keperawatan, rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator dan pendidik.
PERAN PERAWAT
Peran perawat diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
FUNGSI PERAWAT
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksi dari perawat
lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu
dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama
tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
KOMPENSASI / MOTIVASI
Kompensasi adalah sebagai pemberian imbalan jasa yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan
karena mereka telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi. (Suwatno, 2001).
JENIS-JENIS KOMPENSASI
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kompensasi finansial
dan kompensasi bukan finansial. Selanjutnya kompensasi finansial ada yang langsung dan ada yang
tidak langsung. Sedangkan kompensasi non-finansial dapat berupa pekerjaan dan lingkungan
pekerjaan.
Menurut Monday dan Noe (1996) dapat diketahui bahwa kompensasi keuangan langsung terdiri atas
gaji, upah dan insentif (komisi dan bonus). Sedangkan kompensasi keuangan tidak langsung dapat
berubah berbagai macam fasilitas dan tunjangan.
1. Gaji
Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti tahunan,
caturwulan, bulanan atau mingguan. Harder (1992) mengemukakan bahwa gaji merupakan jenis
penghargaan yang paling penting dalam organisasi.
2. Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji
yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya, gaji atau upah
diberikan untuk menarik calon pegawai agar mau masuk menjadi karyawan.
2. Orientasi (Orientation).
Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi bersifat
penggalian informasi antara perawat dan pasien.
Tujuan tahap orientasi adalah
a. mengevaluasi kondisi pasien
b. memvalidasi rencana yang telah Perawat buat sesuai dengan keadaan pasien saat ini
c. mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan
bersama pasien.
d. Menyepakati kontrak/pertemuanmeliputi waktu, tempat dan topik.
2. Preventif
Istilah preventif diartikan sebagai "pencegahan". Yang dimaksud dengan preventif kesehatan atau
upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya melakukan berbagai tindakan untuk menghindari
terjadinya berbagai masalah kesehatan yang mengancam diri kita sendiri maupun orang lain di masa
yang akan datang.
Usaha pencegahan suatu penyakit lebih baik dari pada mengobati, hal ini dikarenakan usaha
pencegahan suatu penyakit akan memunculkan hasil yang lebih baik dan biaya yang lebih murah.
Menurut H.R. Leavell dan E.G. Clark usaha pencegahan (preventif) penyakit dapat dilakukan dalam
lima tingkatan yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pada Masa Sebelum Sakit, yaitu dengan :
mempertinggi nilai kesehatan (health promotion).
memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (specific protection).
3. Kuratif
Istilah kuratiff diartikan sebagai "penyembuhan". Yang dimaksud dengan kuratif kesehatan atau
upaya kesehatan kuratif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan untuk mencegah penyakit
menjadi lebih parah melalui pengobatan.
Upaya kesehatan kuratif juga dapat diartikan sebagai usaha medis yang dilakukan untuk
menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang diderita seseorang. Termasuk dalam tindakan ini
adalah mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan
yang tepat dan segera.
Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang setepat-tepatnya dan
secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan
segera.
4. Rehabilitatif
Istilah rehabilitatif diartikan sebagai "pemulihan". Yang dimaksud dengan rehabilitatif
kesehatan atau upaya kesehatan rehabilitatif adalah suatu upaya maupun rangkaian kegiatan yang
ditujukan kepada bekas penderita (pasien yang sudah tidak menderita penyakit) agar dapat
berinteraksi secara normal dalam lingkungan sosial.
Usaha rehabilitatif ini memerlukan bantuan dan pengertian dari seluruh anggota masyarakat untuk
dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (bekas penderita), sehingga memudahkan mereka
(bekas penderita) dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat dengan kondisinya yang
sekarang ini.
Rehabilitasi fisik, yaitu agar penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan sosial secara memuaskan.
Yang dimaksud dengan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai pendekatan pelayanan
kesehatan tersebut di atas, dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12 sampai dengan angka 15
Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009, yaitu sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan promotif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif, yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, yaitu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.