Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Aldi Saputra

NIM: 200503110136
Matakuliah : Kewirausahaan

Tugas Tokoh Inspiratif

Chairul Tanjung
1. Alasan
a. Jalani
Ia cukup yakin bahwa kesempatan dalam hidupnya adalah hal yang harus dijalani, dan jika
berakhir tidak sesuai keinginannya, maka dia akan menjalani yang lain. Maka, apapun
rintangannya, jalani semua itu sampai selesai.
b. Komitmen
Chairul mengatakan, komitmen akan hadir jika ada pemicu yang membuatnya berkomitmen.
Dan salah satu pemicu untuknya adalah saat mengetahui ibunya menggadaikan kain.
Ia juga berkomitmen pada pekerjaannya dan melakukan segalanya dengan baik, dan Chairul
pernah mengatakan: “memulai adalah sesuatu yang sulit”, namun mendapatkan hasil dari kerja
kerasnya sendiri adalah momen terpenting dalam hidupnya. Semuanya berawal dari komitmen
untuk menjadi yang terbaik.
c. Bekerja cerdas
Di masa awal ia duduk di bangku kuliahnya, Chairul diharuskan untuk memiliki buku pedoman
yang dijadikan pegangan wajib untuk mahasiswa-mahasiswa masa itu. Ia menanyakan harga ke
berbagai percetakan untuk mencetak buku itu sebelum memutuskan memilih yang mana.
Satu buku di seluruh percetakan yang ia tanyakan, memiliki jawaban yang sama, yaitu Rp500
untuk satu buku. Lalu, ia teringat jika ia memiliki teman SMP yang kakaknya memiliki
percetakan.
Di sanalah ia mendapatkan harga yang lebih murah, yaitu Rp150 untuk satu buku. Dan dengan
tawaran yang murah ini, ia memanfaatkan untuk menawarkan kepada teman-teman
mahasiswanya untuk membuat buku serupa seharga Rp300. Chairul mendapatkan Rp15.000 dari
hasil penjualan buku tersebut.
d. Koneksi
Dari awal masa kuliahnya, Chairul dekat dengan Boy M. Bachtiar, dosennya sendiri yang
menjadi sahabatnya selama ia kuliah. Perbedaan usia 10 tahun, tidak membuatnya sungkan atau
ragu untuk berteman dengan orang yang lebih tua.
Kemampuan berkoneksi ini ia dapatkan karena ia sering mengikuti organisasi yang memiliki
anggota di berbagai macam umur. Kemampuannya dalam berkomunikasi dan menjalin koneksi
terbukti membukakan jalannya ke pintu-pintu kesuksesan yang ia raih sekarang.
e. Fokus
Chairul Tanjung dikenal sebagai orang yang sangat fokus pada proyek yang sedang
dikerjakannya. Ia ingin semua proyek yang ia jalankan berjalan dengan lancar dan mencoba
untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Salah satu rahasia fokusnya adalah membaca banyak buku dan berdiskusi tentang filosofi. Ia
menyadari jika berdiskusi filosofi pada saat ia masih SMA adalah sesuatu yang kurang digemari
kebanyakan remaja. Tapi dia mengatakan, “tidak ada yang terlalu muda dalam hal usia untuk
mempelajari hal yang berat.”
f. Nilai terhadap diri sendiri
Menurut Chairul, kesuksesan seseorang itu dinilai dari values yang dimiliki orang tersebut. Tidak
peduli dia anak siap, berapa kekayaan ayahnya, dia harus memiliki kebanggaan pada dirinya
sendiri dengan kemampuannya sendiri.
Di masa menuju kesuksesannya, Chairul adalah orang yang mengerti tentang nilainya dan
kemampuannya. Dan dengan perjuangannya, ia sudah sampai di titik sukses dalam hidupnya.
g. Kerja keras
“Tanpa kerja keras, kamu tidak akan bisa sukses, se-sukses orang yang bekerja keras.”, itu
adalah kata-kata yang diucapkan oleh Chairul Tanjung. Selama ini, dia adalah sosok yang
bekerja keras dan percaya pada proses.
Tidak ada yang namanya 1 tiba-tiba langsung ke 5, yang ada semuanya berurutan 1 ke 2, lalu 3
ke 4, dan akhirnya menuju angka 5. Terbukti, ia memiliki perusahaan hiburan, memiliki bank,
dan perusahaan-perusahaan lainnya. Tanpa kerja keras dan proses, ia tidak akan bisa
mendapatkannya.

2. Riwayat Hidup
Chairul Tanjung merupakan seorang pengusaha Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menko
Perekonomian pada 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014. Pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962
ini merupakan CEO utama CT Corp yaitu perusahaan konglomerasi yang membawahi beberapa
anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.
Chairul Tanjung merupakan putra dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayah
Chairul berasal dari Sibolga, Sumatera Utara dan sang ayah merupakan seorang wartawan pada
orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sedangkan ibunya berasal dari Cibadak,
Jawa Barat dan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga.
Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Pada masa Orde Baru, usaha
ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan
tersebut, memaksa orang tua Chairul menjual rumah mereka dan mereka harus tinggal di kamar
losmen yang sempit.
Chaerul Tanjung bersekolah di SD Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun 1975. Kemudian, ia
melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun 1978, lalu ia
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi oetomo, Jakarta dan lulus pada tahun 1981.
Setelah lulus SMA, iamelanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia dan lulus pada tahun 1987, kemudian ia melanjutkan pendidikannya kembali di
Executive IPPM dan luluas pada tahun 1993.

3. Perjalanan Bisnis
Setelah lulus dati SMA, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pada
saat kuliah inilah ia mulai masuk kedalam dunia bisnis san mendapatkan penghargaan sebagai
Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya, Chairul berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan foto
kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan toko peralatan kedokteran dan laboratorium di
bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.
Setelah selesai kuliah, pada tahun 1987 Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga
rekannya dengan modal awal Rp.150 juta dari Bank Exim. Mereka memproduksi sepatu anak-
anak untuk ekspor, keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung
mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Namun, karena perbedaan visi tentang
ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan pengusaha, bisnisnya semakin berkembang dengan
mengarahkan usahanya ke konglomerasi. Chairul memposisikan diri pada tiga bisnis utama yaitu
keuangan, properti dan multimedia. Pada bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman
(kini bernama Bank Mega).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain
Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital
Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
Pada bidang properti dan investasi, perusahaan Chairul Tanjung ini membawahi Para Bandung
Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo dan Mega Indah Propertindo.
Sedangkan, pada bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7,
Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus pada bisang bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall yang diluncurkan
pada tahun 1999 sebagai Central Business District dengan luas 3 hektar ini menghabiskan dana
Rp 99 miliar. Sementara, pada bidang investasi, pada awal tahun 2010, melalui anak
perusahaannya yaitu Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yaitu
sebesar 40% dengan MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour tersebut
ditandatangani pada 12 Maret 2010 di Perancis.
Pada 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Grup menjadi CT
Corp dengan terdiri dari tiga perusahaan sub holding yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT
Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan dan sumber
daya alam.
Pada 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Chairul Tanjung yang saat
itu menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) menjadi Menko Perekonomian
menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri. Pelantikan Chairul Tanjung
dilakukan di Istana Negara pada Senin, 19 Mei 2014 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41
Tahun 2014.
Pada 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu kewirausahaan
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Pengukuhan tersebut dilakukan di ruang Garuda Mukti,
Gedung Rektorat, kampus C Unair. Chairul Tanjung menjadi guru besar ke-438 Unair.

Anda mungkin juga menyukai