Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA REPUBLIK


INDONESIA

Disampaikan Guna Memenuhi Tugas Pancasila

DISUSUN OLEH:

NAMA : - ANI YUNITA


- RINDI RAMADHANI
SEMESTER : II (dua)
DOSEN PENGAMPUH : YASSIR HUSEIN PARDEDE, M.M

PROGRAM STUDY TADRIS MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HIKMAH
TEBING TINGGI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yang Maha
Menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi. Allah Maha Membolak-
balikan hati manusia. dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati
orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Yang telah menyelamatkan umat manusia dari lembah
kegelapan menuju lembah terang benderang yang penuh hidayah. Tidak lupa pula
doa teruntuk para keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau sampai kiamat
kelak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
memberikan penjelasan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
akan membahas tentang “Pancasila Menjadi Ideologi Negara Republik
Indonesia”. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materi. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Tebing Syahbandar,28 Maret 2022


Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah...............................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
2.1 Pengertian Ideologi..................................................................................2
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka......................................................5
2.3 Makna dan fungsi Pancasila sebagai ideologi.......................................6
2.4 Perbandingan ideologi Pancasila dengan paham ideologi...................8
2.5 Nilai Pancasila sebagai ideologi..............................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara etimologis istilah ideology berasal dari kata “idea”, yang dapat
diartikan sebagai “gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita”, serta
“logos” yang berarti “ilmu”. Dalam literature lainnya ddisebutkan bahwa
pengertian ideology secara harfiah adalah “Ideologi a system of ideas”, yang
maksudnya suatu rangkaian ide terpadu menjadi satu. Atau “System” of
through” yaitu suatu system pemikiran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Ideologi?
2. Apa yang dimaksud Ideologi Terbuka?
3. Jelaskan makna dan fungsi Pancasila sebagai ideologi?
4. Bagaimana perbandingan ideologi Pancasila dengan paham ideologi
5. Apa nilai pancasila sebagai ideologi

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa itu Ideologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi


Secara etimologi Istilah ideology berasal dari kata “idea”, yang dapat
diartikan sebagai “gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita”, serta
“logos” yang berarti “ilmu”. Sedangkan kata “idea” itu berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata “eidos”, yang berarti bentuk. Disamping itu ada
pula kata “idein” yang berarti melihat. Maka secara harfiah idiologi dapat
diartikan dengan ilmu pengertian-pengertian dasar, yang dalam keseharian
“idea” disamakan artinya dengan cita-cita. Yaitu cita-cita yang bersifat
tetap yang harus dicapai. Sehingga cita-cita tersebut sekaligus menjadi
dasar, menjadi pandangan atau faham.
Dalam literature lainnya disebutkan bahwa pengertian ideology
secara harfiah adalah Ideologi a system of ideas, yang maksudnya suatu
rangkaian ide terpadu menjadi satu. Atau system of through yaitu suatu
system pemikiran.
Istilah ideology pertama kalinya dilontarkan oleh seorang filosuf
berkembangsaan perancis, yang bernama Antoine Destutt de Tracy pada
tahun 1796, sewaktu revolusi perancis tengah menggelora. Trary
menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal
mula, hakikat dan perkembangan ide-ide manusia atau yang biasa dikenal
sebagai “Scinece of idea”. Di mana gagasan diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat perancis.
Disamping beberapa pengertian ideology menurut para fakar:
1. Ideology adalah sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai, yang
secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang, untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar
untuk mengelolahnya.
2. Ideology adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan symbol-simbol
kelompok masyarakat atau suatu bangasa, yang menjadi pegangan dan

2
pedoman kerja atau perjuangan, untuk tercapai tujuan masyarakat
bangsa itu.
3. Ideologi adalah keharusan untuk melaksanakan dalam sikap, perilaku
dan perbuatan penganutnya, kemudian juga usaha dapat
diundangkannya secara. legal, dan dihubungkan dengan suatu
badan kelembagaan, yang didirikan untuk merealisasikan pola
kepercayaan tersebut.
4. Ideologi adalah sebagai perangkat gagasan, yang menjelaskan atau
melegalisasikan tatanan sosial, struktur kekuasaan, atau cara hidup,
dilihat dari segi tujuan, kepentingan atau status sosial dari kelompok
atau kolektivitas, di mana ideology itu muncul.
5. Ideology merupakan seperangkat asumsi dasar, baik normative
maupun empiris, mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat,
agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan tertib
politik.
Dari berbagai pengertian Ideologi seperti dikutip di atas, dapat
disimpulkan bahwa ideology merupakan seperangkat ide dasar
masyarakat, bangsa, yang dijadikan pegangan, dalam mencapai tujuan dan
cita-cita.
Ada beberapa karakteristik yang terdapat dalam Ideologi sebagai
pandangan masyarakat. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ideology sering kali muncul dan berkembanga dalam situasi krisis.
2. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam dan teprogram.
3. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan.
4. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis.
5. Ideologi cenderung ekslusif, absolut, dan universal.
6. Ideologi memiliki sifat empiris dan normative.
7. Ideologi dapat dioperasikan dan ddidokumentasikan konsep-konsep
tualismenya dan.
8. Ideologi biasanya terjalin dalam gerakan-gerakan politik.
Oleh sebab itu maka ideology dengan karakteristik tersebut dia
memiliki beberapa fungsi yang antara lain:

3
1. Norma-norma yang menjadi pedoman hidup bagi individu,
masyarakat, atau bangsa untuk melangkah dan bertindak.

2. Kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu,


masyarakat dan bangsa, untuk menjalani kehidupan dalam mencapai
tujuan.
3. Sebagai upaya mengahadapi berbagai persoalan yang sedang dan akan
dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segala aspek
kehidupan.
Sedangkan pengertian ideology sebagai kumpulan gagasan, ide-ide,
keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis, yang mengarahkan
tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, seperti:
1. Bidang Politik
2. Bidang Sosial
3. Bidang Kebudayaan
4. Bidang Keagamaan.
Sedangkan pengertian ideology dalam cita-cita Negara, atau cita-cita,
yang menjadi basis bagi suatu teori atau system kenegaraan, untuk seluruh
rakyat dan bangsa yang bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas
kerohanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.
2. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerohanian, pandangan
dunia, pandangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
dan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Dengan demikian makna ideology dalam Negara dan Bangsa, adalah
sebagai kesatuan dari gagasan, cita-cita dan ide-ide dasar dari segala aspek
kehidupan manusia, di dalam berkehidupan berkelompok.
Peran dan posisi Ideologi pada suatu Negara sangat penting, karena
dia menggambarkan dasar Negara, tujuan Negara, sekaligus proses
pencapaian tujuan Negara.

4
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pengertian Ideologi Terbuka adalah Ideologi yang berisi orientasi
yang besar. Sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan
norma-norma sosial politik, selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan
dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Dalam
Ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang bersifat mendasar,
dan tidak langsung bersifat operasional. Oleh karena itu, setiap kali harus
di eksplisitkan. Dan eksplisit dilakukan dengan menghadapkannya pada
berbagai masalah, yang senantiasa silih berganti melalui refleksi yang
rasional, sehingga terungkap makna rasionalnya. Maka dengan demikian
jelaslah bahwa penjabaran ideology, dilaksanakan melalui interpretasi dan
reinterpretasi yang kritis.
Gagasan mengenai Pancasila sebagai Ideologi terbuka, mulai
berkembang sejak tahun 1985. Tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak
Pancasila itu ditetapkan sebagai dasar Negara. Idologi pancasila dikatakan
sebagai Ideologi terbuka, karena dia memiliki beberapa ciri-ciri, yang
antara lain:
1. Cita-cita, nilai yang ada dalam Pancasila bukan dipaksakan dari luar,
tetapi digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakat Indonesia sendiri.
2. Tidak diciptakan oleh Negara, tetapi digali ditemukan oleh
masyarkat sendiri. Oleh sebab itu ia merupakan milik seluruh
rakyat, dan masyarkat dalam menemukan diri kepribadiannya adalah
di dalam ideology tersebut.
3. Bukan diambil dari keyakinan Ideologi sekelompok orang, tapi
merupakan hasil musyawarah, consensus dari masyarkat itu sendiri.
4. Ideologi terbuka buka dibenarkan tapi dia dibutuhkan.
5. Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkat
konstitussi, dan perundang-undangan lainnya.noleh sebab itu
Ideologi

5
6. terbuka, seperti yang dikembangkan di Indonesia, senantiasa
terbuka untuk proses reformasi dalam bidang kenegaraan, karena
Ideologi terbuka berasal dari masyarakat yang dinamis.
7. Pancasila sebagai Ideologi terbuka, senantiasa berkembang seiring
dengan perkembangan aspirasi, pemikiran akselari dari masyarakat,
dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa dan
bernegara, dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.
Beberapa faktor yang mendorong pemikiran agar Pancasila sebagai
Ideologi Terbuka:
1. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika
masyarakat kita berkembang amat cepat, sehingga tidak semua
persoalan kehidupan, dapat ditemukan jawabannya secara ideologis
dalam pemikiran ideology-ideologi sebelumnya.
2. Kenyataan saat ini bahwa saat ini Ideologi tertutup seperti
Marxisme, Leninisme, dan Komunisme telah bangkrut. Dewasa ini
Ideologi Komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat,
menjadi suatu Ideologi terbuka atau tetap mempertahankan Ideologi
lainnya.
3. Pengalaman sejarah kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat
penting. Karena pengaruh Ideologi komunisme yang pada dasarnya
bersifat tertutup, Pancasila perna merosot menjadi semacam dogma
yang kaku.
4. Tekad kita semua untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya
asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sekalipun istilah Pancasila satu-satunya asas telat dicabut
berdasarkan ketetapan MPR Tahun 1999, namun pencabutan ini
dimaksudkan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai
dasar Negara.

2.3 Makna dan Fungsi Pancasila sebagai Ideologi


Pancasila harus menjadi dasar, arah dan tujuan. Pancasila bersifat
hierarkhis piramidal. Di mana pondasinya, adalah sila pertama dan

6
puncaknya adalah sila ke lima. Sila pertama, sebagai dasar negara, sila
kedua, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sila ketiga, sebagai
tujuan hidup bangsa Indonesia. Sila keempat, sebagai jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia, dan sila kelima, adalah hasil perjanjian luhur bangsa
Indonesia.
Di samping itu Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik
Indonesia, berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata dan mengatur
penyelenggaraan negara. Hal tersebut dapat dijabarkan bahwa Pancasila
sebagai dasar negara, yang berarti:
a. Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara;
b. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan
negara;
c. Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa
d. dan bernegara.
Sementara fungsi Pancasila sebagai Ideologi dalam negara adalah
sebagai berikut:
a. Struktur kognitif,, maksudnya keseluruhan pengetahuan yang dapat
diijadikan landasan, untuk memahami dan menafsirkan dunia
kejadian-kejadian dialam sekitar
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan, yang memberikan Makna
serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang, untuk
melangkah atau bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya,
Sebagai keuatan yang mampu menyemangati dan mendorong
seseorng untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
e. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk
memahami,menghayati, serta memolakan tingkah lakunya, sesuai
dengan
f. mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan itu dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila
memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi

7
sumber motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita,
menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan Nasional sebagai
pengamalan Pancasila.
g. memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia,
sekaligus memberi dorongan bagi nation and character building
berdasarkan Pancasila.
h. kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk
melakukan kritik Mengenai keadaan Bangsa dan Negara.

Dari berbagai fungsi sebagai diuraikan diatas, dapat disimpulkan


bahwa Pancasila sebagai ideologi negara, berfungsi sebagi “tujuan atau
cita-cita bangsa Indonesia, serta sebagai sarana pemersatu “Bangsa”.
Sehingga Ideologi Pancasila merupakan keseluruhan pandangan, cita-cita,
keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia, yang secara normatif perlu
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2.4 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi


Besar Lainnya yang ada di Dunia. Sebagaimana telah dijelaskan
terdahulu, bahwa ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat kodrat
manusia, sebagai makhluk Individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial.
Oleh karena itu dalam Ideologi Pancasila ia mengakui atas kebebasan dan
kemerdekaan Individu, namun dalam hidup bersama, juga harus mengakui
hak kebebasan orang lain secara bersama, sehingga dengan demikian
harus mengakui hak-hak masyarakat. Selain itu bahwa manusia menurut
Pancasila, berkedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu nilai-nilai Ketuhanan,
senantiasa menjiwai kehidupan manusia dalam hidup negara dan
masyarakat. Namun kebebasan manusia dalam rangka demokrasi, tidaklah
melampaui hakikat nilainilai ketuhanan, bahkan nilai ketuhanan terjelma
dalam bentuk moral dalam ekspresi kebebasan manusia.

8
Agar pemahaman tentang ideologi pancasila semakin mendalam, ada
baiknya dilakukan perbandingan antara ideologi pancasila dengan ideologi
lainnya, yang antara lain dengan ideologi liberalisme dan ideologi
sosialisme.
1. Ideologi Liberalisme
Yaitu faham yang megutamakan kemerdekaan individu, sebagai
pangkal dan pokok dari kebaikan hidup. Liberalisme lebih
menekankan pada manusia sebagai individu dengan masalah hak-hak
asasi, kemerdekaan, kebebasan dan lain-lain. Yang terpenting dalam
kehidupan ini adalah individu. Karena itu masyarakat dan negara harus
mementingkan individu, karena masyarakat teridiri dari
individuindividu, dan keberadaan masyarakat adalah sebagai akibat
adanya individu. Liberalisme ini timbul akibat adanya penindasan oleh
kaum bangsawan dan agama di zaman monarki absolut. Oleh karena
orang ingin melepaskan diri, dari kekengan bangsawan dan agama dan
mengumumkan kemerdekaan individu.
Terdapat beberapa prinsip dasar yang melandasi liberalisme,
yaitu Individualisme, kebebasan, keadilan dan kesetaraan, serta
utilitarianisme:
2. Individualisme
Individualisme merupakan inti pemikiran liberal yang menjiwai
seluruh basis moral, Ekonomi, politik, dan budaya. Individualisme
sendiri dapat diartikansebagai pemikiran Yang menjunjung keberadaan
individu, dan masyarakat hanya dipandang sebagai sekumpulan
individu semata. Individu memiliki otonomi dan merupakan sumber
seluruh nilai. Individu juga dianggap sebagai hakim yang terbaik bagi
dirinya serta dapat bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Bertitik
tolak dari pandangan ini, kelompok liberal beranggapan bahwa negara
tidak berhak mengintervensi kehidupan warga Negara.

9
3. Kebebasan
Dalam liberalisme dipandang sebagai “hak” yang dimiliki tiap
orang. Hak ini yang memungkinkan tiap individu mendapat
kesempatan yang sama untuk mengejar kepentingannya. Dari
perspektif Liberalisme, kebebasan tidak hanya dipandang sebagaihak
melainkan juga sebagai oondisi yang memungkinkan tiap-tiap individu
dapat mengembangkan bakat dan ketrampilannya. Dalam hal ini
kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam hal positif.

4. Keadilan dan kesetaraan


Nilai keadilan yang dijunjung kaum liberal dilandasi oleh
komitmen terhadap nilai Kesetaraan. Tekanan liberalisme di sini
adalah keyakinan bahwa secara universal Manusia memiliki hak yang
sama, dan secara moral kedudukan manusia adalah setara. Dengan
demikian, tiap-tiap individu memiliki hak dan kesempatan yang setara
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.Oleh sebab
itu, menurut kaum liberal, kesetaraan kesempatan harus terbuka bagi
tiap individu agar mereka dapat menikmati hak-hak dan penghormatan
yang sama. Dan kaum liberal tidak melihat bahwa ide kesetaraan
kesempatan akan mengarah pada ketidaksetaraan sosial dan Ekonomi.

5. Utilitarianisme
Prinsip utilitas atau manfaat adalah prinsip yang memungkinkan
tiap-tiap individu dapat mengkalkulasi apa yang secara moral baik
dengan menjumlahkan keuntungan/kenikmatan yang diperoleh dari
setiap aspek tindakan yang dipilih. Di tingkat masyarakat pun, prinsip
ini dapat dijadikan pedoman untuk pengambilan keputusan yang
menguntungkan masyarakat banyak, yang kemudian dikenal sebagai
prinsip “the greatest happiness for the greatest number”. Dengan
demikian, pilihan tindakan individu selalu didasarkan pada perhitungan
jumlah keuntungan yang diperoleh ketimbang kerugiannya. Inilah yang
dimaksud dengan Prinsip utilitas.Liberalisme dapat dikatakan sebagai

10
ideologi yang begitu menyatu dalam Kehidupan masyarakat Barat,
namun tidak lepas dari kritik. Padaabad ke-20, bahkan hingga awal
abad ke-21 ini, telah banyak pihak yang mulai mempertanyakan
prinsipprinsip dasar liberalisme klasik seiring dengan munculnya
dampak industri modern. Hal ini disebabkan kelompok liberal terlalu
membesar-besarkan nilai kebebasan dan kesetaraan kesempatan bagi
individu, sementara dalam realitas, kesempatan dalam bentuk peluang
kerja tidak tersedia secara merata dimasyarakat. Sebagai upaya untuk
menanggapi tantangan terhadap liberalisme klasik tersebut,
dikembangkanlah liberalisme modern yang lebih sesuai dengan kondisi
masyarakat modern oleh tokohtokoh seperti T.H. Green, L.T.
Hobhouse, J.M. Keynes, John Rawls, dan Robert Nozick.

Dalam implementasinya liberalisme terbagi kepada 3 bidang, yaitu:


a. Liberalisme di bidang politik;
b. Liberalisme di bidang ekonomi
c. Liberalisme di bidang agama.

a. Liberalisme di bidang politik


Maksudnya karena negara terbentuk atas individu, maka
oleh karena itu individulah yang berhak menentukan segala-
segalanya bagi Negara. Kekuasaan tertinggi, kedaulatan harus
berada ditangan Individu, yang berarti berada di tangan rakyat.
Karena negara terdiri dari individu, maka kemerdekaan individu
adalah yang utama, dan oleh karena itu tiap negara harus merdeka,
tidak boleh ada yang tertindas oleh negara lainnya, ataupun oleh
siapapun. Karena negara mempunyai hak dalam menentukan
nasibnya sendiri.

b. Liberalisme di bidang ekonomi


Maksudnya bahwa individu mengetahui segala kebutuhan
hidupnya sendiri daripada orang lain maupun negara, dan apabila
tiap individu diberi kemerdekaan untuk mendapatkan

11
kebutuhannya, pasti kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Oleh
sebab itu perlu diterapkan ekonomi bebas, produksi bebas,
perdagangan bebas.

c. Liberalisme di bidang agama


Maksudnya individu harus merdeka untuk memilih sendiri
apapun yang baik, yang buruk bagi dirinya, oleh sebab itu mereka
harusmerdeka dalam beragama.

6. Ideologi Sosialisme.
Yaitu ideologi yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara
kolektif. (oleh kita semua, untuk kita semua). Agar menjadi
masyarakat yang bahagia. Sosialisme bertitik tolak pada masyarakat,
bukan pada individu, sehingga sosialisme adalah lawan dari
liberalisme. Sosialisme ini timbul sebagai reaksi dari paham
liberalisme, pada abad ke XIX. Paham Ini diciptakan oleh Karl Marx
dengan teori Historis Materialisme.
Dalam perkembangannya, sosialisme ini berkembang menjadi 2
Aliran yaitu:
Pertama, Sosialisme dan kedua, Komonisme. Yang masing-masing
mempunyai karakteritik sendiri-sendiri sosialisme mempunyai
karakterik sebagai berikut:
a. Untuk mencapai masyarakat sosialis memilih jalan evolusi,
b. Milik individu diperbolehkan, hanya perusahaan yang penting
bagi masyarakat yang harus dimiliki oleh negara.
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan jasa.

Sementara bagi Komonisme memiliki karakteristik, berupa :


a. Untuk mencapai masyarakat sosialis ditempuh dengan jalan
Revolusi,
b. Milik individu dilarang;
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan pada kebutuhan.

12
2.5 Nilai Pancasila sebagai Ideologi
1. Nilai Dasar Artinya sila-sila Pancasila bersifat universal sehingga
didalamnya Terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik
dan benar. Sebuah nilai yang mendasar yang relatif tetap dan tidak
berubah dan ini terdapat dalam isi kelima sila dalam Pancasila.
2. Nilai Instrumental Artinya Pancasila dapat dijabarkan lebih lanjut
secara kreatif dan dinamis sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dengan catatan, nilainilai penjabarannya tidak bertentangan
dengan nilai-nilai dasar Pancasila.
3. Nilai Praktis Artinya Pancasila dapat diterapkan secara riil dalam
kehidupan seharihari.perwujudan nilai instrumental dalam bentuk
nyata di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun
bernegara. Dalam perwujudannya nilai praktis bersifat abstrak,
misalnya saling menghormati, bekerjasama, dan kerukunan antar
Sesama.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga
merupakan ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila
merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.
Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya
negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai
wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar
yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila membawakan
nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa indonesia.
Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan
ideologi lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang
Maha Esa,yang membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi
realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya
bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan
terwujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas,
nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar
senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan
masyarakat.

3.1 Saran
Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi
negara kita yaitu pancasila karena pancasila merupakan gagasan dasar
yang berkenaan dengan kehidupan negara.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bola.com/ragam/read/4423240/pengertian-ideologi-pancasila-
ketahui-fungsi-makna-dan-contoh-penerapannya

https://rinosafrizal.com/perbandingan-ideologi-pancasila-dengan-ideologi-
lain-di-dunia/

https://tirto.id/nilai-nilai-pancasila-sebagai-dasar-dan-ideologi-negara-
indonesia-gjhs

Aiken,H.D., 2009. Abad Ideologi, Yogyakarta : Penerbit Relief

Drs.H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I, 2015. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan


Tinggi, Banjarmasin : Antasari Press

Mustaqiem, 2013. Pendidikan Pancasila, Ideologi Negara Indonesia dalam


Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, Yogyakarta : Buku Litera

15

Anda mungkin juga menyukai