Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR UJIAN PRASAT KMB II

Disusun Oleh:

Nama : Rani Saputri

NIM : 433131420120061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES HORIZON KARAWANG


2022
a. KASUS I

Seorang pasien (In. P, 56 tahun, BB awal 75 kg, BB saat ini 52 kg. TB 165 cm) dirawat hari ke 2
didiagnosa memiliki penyakit degeneratif Diabetes Melitus sejak 7 tahun yang lalu dan kondisi saat
ini terdapat ulkus diabetikum pada telapak kaki kiri dan meluas sampai ke pergelangan kaki. Beliau
bekerja sebagai seorang petani dan hampir setiap pagi berangkat tanpa menggunakan alas kaki. Sejak
awal didiagnosa, klien dijadwalkan rutin mengkonsumsi Metformin 1x1 tablet sebelum makan pagi
hari. Klien mengatakan jarang meminum obat sesuai anjuran karena kesibukkan dan kurang paham
terkait kepatuhan minum obat. Hingga akhirnya dalam 1 tahun terakhir ini klien diprogramkan dengan
insulin Humalog inj 3x10 U sc setiap sebelum makan. Klien juga mengatakan sesekali masih sering
lupa menyuntikkan serta klien mengeluhkan merasa sakit pada lengan atasnya karena harus terus
menerus menyuntikkan di lokasi tersebut dan masih sering konsumsi minum-minuman tinggi gula
saat di sawah.

5 hari SMRS saat di sawah klien menginjak pecahan botol kaca yang ada di dalam lumpur. Klien
mencuci luka, memberikan betadine yang dibeli di warung dan menutupnya dengan kain. Setelah 3
hari, klien mengatakan luka yang semakin meluas dan tidak kunjung membaik. Selain itu, klien
mengeluhkan sering BAK, sering haus, dan mudah lapar dan mudah lelah walaupun sudah makan,
batuk yang dialami klien belum juga membaik selama 10 hari terakhir. Awalnya batuk kering,
sekarang sudah mulai berdahak, tidak mengeluhkan sesak yang berarti. Hasil pemeriksaan, klien
tampak lemah dan pucat, konjungtiva anemis, kondisi sekitar luka merah, terdapat darah, pus, dan
mengeluarkan aroma tidak sedap dengan diameter luka 7 cm. Klien tidak merasakan nyeri yang cukup
berarti pada luka tersebut. Nyeri hanya saat diberikan sentuhan dengan skala 3. GDS 322 mg/dl,
leukosit 21x10 mg/dl, Hb 12 g/dl, rokhi (+), dispnea (-), setelah dikaji lagi, klien sering bersama
dengan rekannya yang batuk dalam waktu lama belum juga membaik, TD 130/80 mmHg,N 85 x/mnt,
RR 20x/ menit. S 38° C. Klien mendapatkan terapi Ceftriaxon Ixl iv, Humalog 3x15 U sc,
Paracetamol 1x500mg

Pertanyaan:

a. Jelaskan terkait data fokus yang muncul pada kasus dan sampaikan justifikasinya! (baik data
wawancara, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya).
jawab :
a. Alasan MRS
Pasien mengatakan 5 hari SMRS saat di sawah klien menginjak pecahan botol kaca
yang ada di dalam lumpur. Klien mencuci luka, memberikan betadine yang dibeli di
warung dan menutupnya dengan kain. Setelah 3 hari, klien mengatakan luka yang
semakin meluas dan tidak kunjung membaik. Selain itu, klien mengeluhkan sering
BAK, sering haus, dan mudah lapar dan mudah lelah walaupun sudah makan, batuk
yang dialami klien belum juga membaik selama 10 hari terakhir. Awalnya batuk
kering, sekarang sudah mulai berdahak, tidak mengeluhkan sesak yang berarti. Hasil
pemeriksaan, klien tampak lemah dan pucat.

b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan pasien
- Hasil pemeriksaan, klien tampak lemah dan pucat, konjungtiva anemis,
kondisi sekitar luka merah, terdapat darah, pus, dan mengeluarkan aroma
tidak sedap dengan diameter luka 7 cm.
2) Skala nyeri
- Klien tidak merasakan nyeri yang cukup berarti pada luka tersebut. nyeri
hanya saat diberikan sentuhan dengan skala 3.
3) Sistem pernafasan:
- rokhi (+)
- dispnea (-)
- setelah dikaji lagi, klien sering bersama dengan rekannya yang batuk dalam
waktu lama belum juga membaik,
4) Hasil TTV
- TD 130/80 mmHg
- N 85 x/mnt
- RR 20x / menit,
- S 380 C
-
c. Hasil Pemeriksaan Penunjang
1) GDS 322 mg/dl
2) Leukosit 21x103 mg/dl, Hb 12 g/dl

b. Jelaskan terkait dengan status nutrisi Tn P! (IMT, BBI, Kebutuhan kalori harian sesuai diit
pasien DM)
Jawab :
a. IMT
1) Indeks massa tubuh alias BMI didapatkan dengan cara membagi berat badan
dengan tinggi badan kuadrat. Penghitungan berat badan menggunakan satuan
kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dihitung dalam satuan meter (m). Berikut
rumus untuk mendapatkan indeks massa tubuh:
IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m)2
2) Obesitas = IMT sama dengan atau di atas 30.
Berat badan berlebih = IMT antara 25–29,9
Berat badan normal = IMT antara 18,5–24,9. Berat badan di bawah normal = IMT
di bawah 18,5
3) IMT pasien = 52 kg:162(m2)=19.1
b. BBI
berat badan ideal tinggi 165 cm untuk wanita adalah 55,25 kg. Rumus Broca untuk
pria: ((tinggi badan – 100) – (10% x (tinggi badan – 100)) Berat badan ideal tinggi
165 cm untuk pria:
(165 – 100) – (10% x 165 – 100)
(65 – 6,5) = 58,5
c. Kebutuhan Kalori
Jumlah Asupan dan Jadwal Makan untuk Penderita Diabetes
Jumlah kalori yang dianjurkan adalah 25-30 kalori per kilogram berat badan ideal,
setiap harinya. Jadi pada pasien jumlah kalori ideal adalah 1.300 kalori

c. Sebutkan masalah keperawatan yang dapat muncul berdasarkan kasus tersebut? (Masalah
keperawatan terkait fisik, psikologis, dsb)
Jawab :
a. Nyeri Akut
b. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
c. Defisit Nutrisi
d. Risiko Perfusi Perifer tidak Efektif
e. Gangguan citra tubuh

d. Apakah yang menjadi diagnosa prioritas kasus tersebut?


Jawab :
a. Nyeri Akut
b. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
c. Defisit Nutrisi
d. Risiko Infeksi
e. Buat dokumentasi asuhan keperawatan lengkap (Analisa data-intervensi) dengan pendekatan
buku SDKI, SLKI dan SIKI berdasarkan masalah yang ada! Buat 1 intervensi berdasarkan
EBP (Evidence Base Practice).
Jawab :
a. Analisa Data

Data Fokus Etiologi Masalah

DS: Agen pencedera fisiologis Nyeri Akut


1. Pasien mengatakan
luka nya nyeri
2. Pasien mengatakan
luka pada kaki nya
akan terasa nyeri
apabila terkena
sentuhan
DO:
1. Pasien tampak
meringis kesakitan

2. P: luka kaku
Q: seperti ditusuk-
tusuk
R: bagian luka
kakinya
S: 3
T: apabila terkena
sentuhan
3. Hasil TTV
TD 130/80 mmHg
N 85 x/mnt
RR 20x / menit,
S 380 C

DS: Resistensi insulin Ketidakstabilan Kadar


1. Pasien mengatakan Glukosa Darah
rutin menyuntikkan
insulinnya
2. Pasien mengatakan
kerap kesakitan pada
daerah yang sering
disuntikkan
DO:
3. Pasien tampak lemas
4. GDS 322 mg/dl
5. Hasil TTV
TD 130/80 mmHg
N 85 x/mnt
RR 20x / mnt,
S 380 C

6. Humalog 3x15 U sc,


yang digunakan
untuk membantu
kontrol gula darah

DS: Ketidakadekuatan tubuh Risiko Perfusi Perifer tidak


1. Pasien mengatakan primer Efektif
kaki nya menginjak
botol kaca dan luka
semakin luas setelah
3 hari
DO:
2. Kaki pasien tampak
ulkus
3. Bagian luka terdapat
darah
4. Luka pasien
mengeluarkan aroma
tidak sedap
5. Diameter luka 7cm
6. Hasil TTV
TD 130/80 mmHg
N 85 x/mnt
RR 20x / mnt,
S 380 C

DS: Ketidakmampuan mencerna Defisit Nutrisi


1. Pasien mengatakan makanan
berat badannya terus
menurun
DO:
2. Berat badan pasien
turun 23 kg
3. Pasien tampak lemas
4. Pasien tampak pucat
5. Hasil TTV
TD 130/80 mmHg
N 85 x/mnt
RR 20x / mnt,
S 380 C

b. intervensi

No Diagnosa keperawatan Kriteria dan hasil Intervensi

1 Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri


Agen pencedera tindakan keperawatan Observasi
fisiologis selama 3x24 jam - Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat nyeri karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi,
hasil : kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri nyeri
menurun - Identifikasi skala
2. Meringis nyeri
menurun - Identifikasi faktor
3. Gelisah menurun yang memperberat
dan memperingan
nyeri
Terapeutik

- Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
- Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur

Edukasi

- jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi

- kolaborasi
pemberian
analgetic, jika
perlu

2 Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan Manajemen hiperglikemia


Glukosa
tindakan keperawatan Observasi
Darah b/d
Resistensi insulin selama 3x24jam - Identifikasi
kemungkinan
diharapkan
penyebab
ketidakstabilan glukosa
hiperglikemia
menurun
- Monitor kadar
dengan kriteria hasil: glukosa
darah
1. Pusing menurun
- Monitor tanda dan
2. Mengantuk
gejala
menurun
3. Lelah/lesu hiperglikemia (mis,
menurun poliuria, polidipsia,
4. Keluhan lapar polifagia)
menurun - Identifikasi situasi
5. Rasa haus yang
Menurun - menyebabkan
Kadar glukosa kebutuhan
dalam darah insulin meningkat
membaik (mis,
penyakit
kambuhan)

Terapeutik

- Berikan asupan
cairan oral
- Konsultasi dengan
medis jika tanda
dan gejala
- hiperglikemia tetap
ada atau
memburuk

Edukasi

- Anjurkan
menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250 mg/dL
- Anjurkan
kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
- Ajarkan
pengelolaan
diabetes (mis,
penggunaan
insulin, obat oral)

3 Risiko Perfusi Setelah dilakukan Perawatan luka


Perifer tidak Efektif b/d intervensi keperawatan Observasi
Ketidakadekuatan tubuh selama 3x24jam maka - Monitor
primer diharapkan integritas kulit karakteristik luka
dan jaringan dapat (mis. Drainase,
meningkat. Kriteria hasil: warna, ukuran,
1. Perfusi jaringan bau)
cukup meningkat - Monitor tanda-
2. Kerusakan tanda infeksi
jaringan menurun
Terapeutik
3. Kerusakan
lapisan kulit - Lakukan
menurun perawatan luka
4. Nyeri, - Cukur rambut di
perdarahan, daerah luka jika
kemerahan, perlu
hematoma - Bersihkan jaringan
menurun nekrotik
5. Nekrosis - Pasang balutan
menurun sesuai jenis luka
6. Sensasi dan - Pertahankan teknik
tekstur membaik steril saat
melakukan
perawatan luka

Edukasi

- Jelaskan tanda dan


gejala infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
- Ajarkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri

Kolaborasi

- Kolaborasi
prosedur
debridement
- Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika
perlu

4 Defisit Nutrisi b/d Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


Ketidakmampuan tindakan keperawatan Observasi
mencerna makanan selama 3x24jam - Identifikasi status
diharapkan status nutrisi nutrisi
meningkat dengan kriteria - Identifikasi alergi
hasil : dan intoleransi
1. Porsi makan yang makanan
dihabiskan cukup - Identifikasi
meningkat makanan disukai
2. Pengetahuan - Identifikasi
tentang pilihan kebutuhan kalori
makanan yang dan jenis
sehat nutrition
3. Pengetahuan - Identifikasi
tentang pilihan perlunya
minuman yang penggunaan
sehat selang
4. Perasaan cepat nasogastrik
kenyang menurun - Monitor asupan
5. Berat badan makanan
cukup membaik - Monitor berat
6. Indeks massa badan
tubuh cukup - Monitor hasil
membaik pemeriksaan
7. Nafsu makan Laboratorium
membaik Terapeutik

- Melakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu

Edukasi

- Anjurkan klien
makan sedikit
tapi sering
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
- Anjurkan klien
minum air hangat

Kolaborasi

- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu

5. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Peningkatan Citra


intervensi keperawatan Tubuh :
Definisi :
selama 1x24 jam
Observasi :
Konfusi dalam gambaran diharapkan Citra Tubuh
mental tentang diri-fisik klien meningkat dengan - Kaji secara verbal
individu Kriteria Hasil : dan nonverbal
1. Body image respon klien
positif terhadap
2. Mampu tubuhnya
mengidentifikasi - Monitor frekuensi
kekuatan personal mengkritik
3. Mendeskripsikan dirinya
secara faktual
Terapeutik :
perubahan fungsi
tubuh - Jelaskan tentang
4. Mempertahankan pengobatan,
interaksi sosial perawatan,
kemajuan dan
prognosis
penyakit

Edukasi :

- Dorong klien
mengungkapkan
perasaannya
- Identifikasi arti
pengurangan
melalui
pemakaian alat
bantu
Kolaborasi :

- Fasilitasi kontak
dengan individu
lain dalam
kelompok kecil

Intervensi EBP!

No. Diagnosa keperawatan Kriteria dan Hasil Intervensi

1. Defisit Nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi


Ketidakmampuan keperawatan selama Observasi :
mencerna makanan 3x24jam diharapkan status - Identifikasi status nutrisi
nutrisi meningkat dengan - Identifikasi alergi dan
kriteria hasil : intoleransi makanan
1. Porsi makan yang - Identifikasi makanan
dihabiskan cukup disukai
meningkat - Identifikasi kebutuhan
2. Pengetahuan kalori dan jenis nutrition
tentang pilihan - Identifikasi perlunya
makanan yang penggunaan selang
sehat nasogastrik
3. Pengetahuan - Monitor asupan makanan
tentang pilihan - Monitor berat badan
minuman yang - Monitor hasil pemeriksaan
sehat Laboratorium
4. Perasaan cepat
kenyang menurun Terapeutik :
5. Berat badan cukup - Melakukan oral hygiene
membaik sebelum makan, jika perlu
6. Indeks massa - Sajikan makanan secara
tubuh cukup menarik dan suhu yang
membaik sesuai
7. Nafsu makan - Fasilitasi menentukan
membaik pedoman diet
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu

Edukasi :
- Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
- Anjurkan klien minum air
hangat

Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu

Pathway

e. Edukasi keperawatan apa yang perlu diberikan berdasarkan kasus diatas!


Jawab :
a. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
c. Menganjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
d. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
e. Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis, penggunaan insulin, obat oral)
f. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
g. Menganjurkan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
h. Mengajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
i. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering
j. Menganjurkan diet yang diprogramkan
k. Menganjurkan klien minum air hangat

f. Jelaskan prosedur pelaksanaan penyuntikan insulin! Apa saja yang perlu


diperhatikan?
Jawab :
Cubit Area kulit yang akan disuntik dan dibersihkan menggunakan tisu alkohol.
Masukan jarum suntik dengan posisi 90 derajat, kemudian dorong pompa suntik
hingga semua dosis insulin masuk ke dalam tubuh. Saat sudah selesai, tarik jarum
suntik terlebih dahulu sebelum melepas cubitan
Peran Diet 3J pada Pasien Diabetes Melitus

Sri Darmawan¹, Sriwahyuni²

(Received : 31-07-2019; Reviewed : 21-08-2019; Accepted : 24-08-2019)

Penyakit diabetes melitus semakin banyak diderita penduduk dunia. Jumlah penderita diabetes
melitus bertambah karena usia harapan hidup (UHH) semakin meningkat, terutama di negara-negara
maju sehingga berdampak pada jumlah penderita diabetes melitus di dunia. Banyak penderita diabetes
melitus yang bertahan sampai lanjut usia meskipun sampai sekarang belum ada obat yang bisa
menyembuhkan penyakit ini.

Pasien diabetes perlu diberikan beberapa perawatan agar tidak semakin parah dan tidak mengalami
komplikasi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan baik mikroangiopati maupun mikroangiopati
(Adisucipto 1,) melakukan diet yang merupakan pengaturan pola makan yang tepat ditentukan dari 3J
yaitu jadwal makan, jumlah makan, dan jenis makan. Dalam menjalankan terapi tersebut penderita
diabetes melitus harus memiliki sikap yang positif Apabila penderita diabetes melitus memiliki sikap
yang positif, maka dapat mendukung terhadap kepatuhan diet diabetes melitus itu sendiri. Selain itu
jika terjadi luka kronik pada penderita Diabetes Mellitus maka dibutuhkan Oksigen yang cukup untuk
penyembuhan luka melalui proses reparatif seperti proliferasi sel, pertahanan bakteri, angiogenesis
dan sintesis kolagen.

Dengan begitu sebaiknya kita menyarankan penderita diabetes menerapkan pola makan yang tepat
3J, yaitu tepat jadwal, jumlah, dan jenis, agar dapat menstabilkan gula darah.

"Bagi penyandang diabetes, bijak dalam memilih nutrisi diabetes yang tepat adalah langkah awal dan
penting untuk mengontrol gula darah" dan pola makan yang dapat diterapkan oleh penyandang
diabetes tidak harus berbeda dari pola makan orang pada umumnya. Namun, ia menekankan para
penyandang penyakit itu mengikuti panduan pola makan dengan berbagai makanan bergizi dalam
takaran porsi yang tepat dan mengikuti waktu makan yang rutin.

Dibandingkan dengan pola makan ketat yang mengurangi porsi makan, diet untuk penyandang
diabetes adalah tetap menerapkan pola makan dengan gizi seimbang yang mengandung karbohidrat,
baik yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, maupun mineral. Pola makan yang
tepat untuk penyandang diabetes terdiri atas tiga prinsip atau 3J, yaitu tepat jadwal, jumlah, dan jenis.

Tepat jadwal artinya pasien diabetes dianjurkan untuk makan setiap tiga jam yang terdiri atas tiga
kali makan, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam, serta tiga kali selingan. Tepat jumlah
yaitu kebutuhan kalori harian disesuaikan dengan berat badan, usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik,
sedangkan tepat jenis artinya perlu memilih jenis makanan dengan tepat dengan menghindari
makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sederhana, seperti makanan manis, susu kental
manis, gula, dan madu.

Dan himbauan untuk menghindari jenis makanan tersebut bukan berarti penderita tidak
diperbolehkan sama sekali untuk mengkonsumsinya. Mereka masih dapat memperoleh nutrisi dari
karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi utama. Namun, karbohidrat yang disarankan bagi
penderita diabetes adalah karbohidrat kompleks dan mengandung banyak serat, seperti nasi merah
atau roti yang terbuat dari gandum utuh. Selain itu, penyandang diabetes juga disarankan menghindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti gorengan.

Bagi penderita diabetes melitus agar melakukan penatalaksanaan dengan tepat dan benar serta teratur
berobat. Bagi pihak institusi Puskesmas, diharapkan lebih memperhatikan penatalaksanaan pada
penderita diabetes melitus dimana sangat berperan dalam proses perawatan diabetes melitus
khususnya diet diabetes melitus. Bagi peneliti keperawatan selanjutnya hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai data awal atau sumber referensi, kemudian perlu adanya penelitian untuk
menganalisis lebih jauh tentang usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir.

http://eprintslib.ummgl.ac.id/2368/1/17.0601.0011_BAB%20I_BAB%20II_BAB%20III_BAB
%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Anda mungkin juga menyukai