Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MANAGEMENT TRAINEE APRIL

KUARTAL IV
GLYCERINE

PROSES PENGOLAHAN GLYCERINE

DISUSUN OLEH :

GURUH PRIBADI DAMANIK

PT. PELITA AGUNG AGRINDUSTRI


KAWASAN INDUSTRI DUMAI
RIAU
2022
PROSES PENGOLAHAN GLYCERINE

LAPORAN BULANAN

Disusun Oleh :

Guruh Pribadi Damanik

Disetujui untuk
Program Management Trainee
Glycerine
PT. Pelita Agung Agrindustri
Oleh :

Supervisor

M. Dwi guna Bisno Purwanto Rudi Hartono


Daftar Isi

Daftar Isi …………………………………………………………………… i


Daftar Gambar ……………………………………………………………... ii
BAB I Proses Pengolahan Glycerine ………………………………………. 1
1.1 Drying (Pemanasan Crude Glycerine) ………………………..... 1
1.2 Distilation (Destilasi) …………...……………………………… 3
1.3 Distillated I ……………………………...……………………… 6
1.4 Distillated II …………………...……………………………….. 10
1.5 Salt, Heavy Distillate, Pitch Glycerine …………………………. 11
1.6 Vacuum System ………………………………………………… 14
1.7 Thermostatized Water System …………………………………. 17
BAB II Quality of Glycerine Plant …………………………………………. 19
BAB III Utility of Glycerine Plant …………………………………………. 21
BAB IV Kesimpulan dan Saran ……………………………………………. 23
3.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 23
3.2 Saran ……………………………………………………………. 23

i
BAB I
Proses Pengolahan Glycerine
Plat glycerine pada unit PAA KID memiliki kapasitas ton/hari atau sekitar 7-8 ton/jam.
Bahan baku yang digunakan untuk plant glycerine adalah crude glycerine yang berasal dari
biodiesel plant dengan standar mutu yang ditetapkan ialah Glycerine content 80% min, pH 6-
8, Water content 15 % max, Fa&E 2 max, Temperature 50-70 °C.

Berikut adalah tahapan-tahapan proses pengolahan glycerine :

1.1 Drying (Pemanasan Crude Glycerine)


1.1.1 Injeksi/ penambahan NaOH
Pada jalur feeding crude glycerine akan dilakukan penambahan NaOH untuk
menaikkan pH crude glycerine sampai 10-11, hal ini bertujuan agar terjadi
penyempurnaan reaksi pembentukan garam yang nantinya dipisahkan pada mesin
decanter. NaOH dipompakan menggunakan pompa dosing 6400 PD2 yang berasal
dari NaOH receiver.

Gambar 1.1 NaOH Receiver

1.1.2 6400 MX1 (Mixer Statis)

Setelah diinjek NaOH Crude Gly akan dipompakan melewati mixer statis agar
fluida dapat bercampur merata sehingga reaksi pembentukan garam akan lebih
maksimal.

1
1.1.3 6400 E5 (First Economizer)

Kemudian crude gly akan dipanaskan awal pada economizer dengan memanfaatkan
panas yang berasal dari refined glycerine pada output deodorized 6400 C3. Suhu
crude gly yang diharapkan setelah melewati economizer sekitar ± 66,4°C.

Gambar 1.2 First Economizer

1.1.4 6400 E1 (Crude Glycerine Heater)

Crude gly akan dipanaskan lagi menggunakan heater dengan steam medium sampai
± 115°C. heater 6400 E1 juga berfungsi untuk sirkulasi pemanasan didalam vessel
6400 D1 agar temperatur vessel terjaga.

Gambar 1.3 Crude Glycerine Heater

2
1.1.5 6400 D1 (Daerator/ Dryer)

Vessel 6400 D1 berfungsi untuk menguapkan uap-uap air maupun uap-uap lainnya
yang terkandung didalam crude gliserine, uap-uap air nantinya akan ditarik secara
vakum menuju 6400 D7 (Barometric condenser). temperatur pada vessel 6400 D1
± 115 °C, tekanan vakum 110 mbar max, dan level vessel 10-15 %.

Gambar 1.4 Daerator

1.1.6 6400 P4 (Column Feed Pump)

Crude gly yang sudah dikurangi uap-uap air nya, kemudian akan dipompakan
menggunakan pompa 6400 P4 menuju Tower Destilation 6400 C1, Pompa ini juga
berfungsi untuk mensirkulasi kembali crude gly menuju 6400 E1.

1.2 Distilation (Destilasi)

1.2.1 6400 P1A (First Reboiler Pump)

Pompa ini berfungsi untuk membantu memompakan crude gly yang berasal dari
6400 D1 ke 6400 E2 untuk dilakukan pemanasan lanjut. Dan juga berfungsi untuk
mentransfer crude glycerine dari distilation column ke 6400 E2 untuk
disirkulasikan.

3
1.2.2 6400 E2 (First Reboiler)

Crude gly kembali akan dipanaskan pada reboiler agar proses penguapan pada
column destilasi berjalan optimal. Temperatur yang diharapkan setelah melewati
reboiler 6400 E2 sekitar ± 167°C.

Gambar 2.5 First Reboiler

1.2.3 6400 C1 (Distilation Tower/ Column Distilation)

Column Distilation ini menjadi peran penting dalam pemisahan phase-phase yang
ada didalam crude glycerine. Didalam column distilation, crude glycerine diuapkan
dan juga dikondensasikan berdasarkan titik didih masing-masing phase, maka dari
itu akan didapat 3 output yang akan keluar dari column distilation yaitu yellow
glycerine, refined glycerine dan heavy phase + garam. Yellow glycerine memiliki
titik didih yang lebih rendah yang mengakibatkan yellow gly akan teruapkan dan
tertarik vakum keluar melalui bagian atas column (Top Column) dengan temperatur
±127°C dan tekanan 1,3 mbar, refined gly akan menguap dan terkondensasi
kedalam collector pada bagian tengah column (Middle Column) tepatnya pada BED
2 dengan temperatur ±160°C dan tekanan 3,5 mbar yang kemudian akan dikirimkan
ke 6400 C3 (Deodorizer), sedangkan heavy phase yang sulit teruapkan, akan keluar
melalui bagian bawah column (Bottom Column) pada temperatur ±167°C dan
tekanan 10 mbar.

Pada tower distillation juga terdapat jalur Nitrogen yang bertujuan untuk
mendinginkan/mengurangi suhu didalam column serta menghilangkan kondisi

4
vakum, hal ini dilakukan saat stop plant dan ingin melakukan pengecekan didalam
column. Juga terdapat penambahan low steam 3 bar masuk kedalam column yang
bertujuan untuk mengoptimalkan pemanasan yang terjadi pada column.

Gambar 1.6 Tower Distilation

1.2.4 6400 D2 (Around Receiver)

Vessel ini berfungsi untuk menjaga temperatur top distillation tower dengan cara
menampung glycerine untuk di dinginkan dan menjadi reflux pada distillation
column. Temperatur vessel 149°C dan level vessel ± 4%.

Gambar 1.7 Around Receiver

5
1.2.5 6400 P5 (Pump Around Pump)

Glycerine yang berada di vessel 6400 D2 kemudian di pompakan ke pump around


cooler 6400 E7 untuk didinginkan sebelum disirkulasikan ke column 6400 C1.

1.2.6 6400 E7 (Pump Around Cooler)

Berfungsi untuk mendinginkan glycerine sampai ± 95°C sebelum disirkulasikan


kembali ke distillation tower 6400 C1.

Gambar 1.8 Pump Around Cooler

1.3 Distilate I

1.3.1 6400 C3 (Deodorizer)

Un bleach glycerine yang berasal dari column 6400 C1 akan dikirim ke deodorizer
untuk menghilangkan bau serta menguapkan kembali sisa-sisa yellow gly yang
masih terikut menuju vessel 6400 C2. Temperatur pada vessel ± 149°C, tekanan top
vessel 11 mbar.

6
Gambar 1.9 Deodorizer

1.3.2 6400 P8 (Refined Glycerine Pump)

Berfungsi untuk mentransfer un bleach glycerin dari deodorizer menuju first


economizer 6400 E5 untuk pendinginan awal sebelum didinginkan kembali pada
cooler 6400 E6. Dan juga terdapat jalur reflux glycerine yang dikembalikan
kedalam column destilasi dengan tujuan untuk mengencerkan crude glycerine
dibagian bottom column distillation.

1.3.3 6400 E5 (First Economizer)

Un bleach Glycerine akan dikurangi suhu nya pada economizer dengan


perpindahan panas ke crude glycerine sampai suhu 135°C.

7
Gambar 1.10 First Economizer

1.3.4 6400 E6 (Distilled Glycerine Cooler)

Un bleach glycerine akan dikurangi kembali suhu nya sampai ± 84°C sebelum
masuk kedalam bleacher.

Gambar 1.11 Distilled Glycerine Cooler

1.3.5 6400 D4, 6400 D5, 6400 D6 (Bleachers)

Didalam bleacher glycerine akan diputihkan/ dipucatkan menggunakan active


carbon sehingga menghasilkan output refined glycerine yang memiliki colour alpha
1. Active carbon yang digunakan adalah yang berasal dari batu bara. Warna hasil

8
distillate I adalah clear/jernih, tekanan top bleacher 4-6 bar, tekanan bottom
bleacher 3-5 bar.

Gambar 1.12 Gly-Bleacher

1.3.6 6400 F1 A/B (Polishing Filter)

Refined glycerine yang telah dipucatkan kemudian akan disaring menggunakan


filter bag yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus active carbon
yang masih terikut didalam refined glycerine. Filter bag yang digunakan dengan
ukuran 5 micron.

Gambar 1.13 Polishing Filter

1.3.7 6400 E10 (First Grade Glycerine Cooler)

Setelah disaring menggunakan filter bag, refined gly akan didinginkan kembali
sampai suhu ± 70°C sebelum dikirimkan ke storage tank.

9
Gambar 1.14 First Grade Glycerine Cooler

1.4 Distilate II

1.4.1 6400 C2 (Scrubber)

Yellow glycerine yang telah teruapkan dari column 6400 C1 akan ditampung pada
vessel 6400 C2, pada vessel C2 uap-uap non gly/ uap-uap air kemudian akan ditarik
oleh tekanan ejector menuju 6400 D8. Vessel 6400 C2 memiliki temperatur top ±
40°C dan temperatur bottom ± 55°C. tekanan vakum top 0,4 mbar.

Gambar 1.15 Gly-Scrubber

10
1.4.2 6400 P6 (Scrubber Pump)

Pompa ini berfungsi untuk mentransfer yellow gly yang berasal dari 6400 C2
menuju ke cooler 6400 E8 sebelum di sirkulasi ulang ke dalam vessel 6400 C2
sebagai reflux agar menjaga temperatur pada vessel. juga terdapat jalur untuk
mentransfer yellow glycerine meuju storage tank.

1.4.3 6400 E8 (Second Grade Glycerine Cooler)

Yellow glycerine akan didinginkan sampai ± 50°C sebelum di sirkulasikan kembali


ke 6400 C2 dan juga ditransfer ke storage tank yellow glycerine.

Gambar 1.16 Second Grade Glycerine Cooler

1.5 Salt, Heavy Disttilate, Pitch Glycerine

1.5.1 6400 P2 (Secondary Distiller Pump)

Residu-residu yang berasal dari column 6400 C1 akan ditransfer menggunakan


pompa 6400 P2 menuju decanter 6400 S10 untuk pemisahan garam.

1.5.2 6400 S10 (Decanter)

Mesin decanter berfungsi untuk memisahkan residu menjadi 2 phase yaitu garam
dan heavy distillate. Pemisahan dilakukan dengan prinsip sentrifugal berkecepatan
1600 rpm. Garam yang terpisah nantinya akan keluar ke container dan akan
ditampung menggunakan jumbo bag.

11
Gambar 1.17 Decanter

1.5.3 6400 D10 (Buffered Vessel)

Vessel ini berfungsi untuk menampung fluida yang berasal dari pemisahan pada
decanter. Vessel ini memiliki temperatur 156 °C.

Gambar 1.18 Buffered Vessel

1.5.4 6400 P10 (Recovered Glycerine Pump)

Fluida yang berasal dari vessel 6400 D10 kemudian akan di transfer menggunakan
pompa 6400 P10 menuju second reboiler 6400 E3 untuk dipanaskan.

1.5.5 6400 E3 (Second Reboiler)

Reboiler E3 berfungsi untuk memanaskan residu yang terdapat pada post


evaporator 6400 D11 sampai ± 175°C.

12
Gambar 1.19 Buffered Vessel

1.5.6 6400 D11 (Post Evaporator)

Vessel 6400 D11 akan menguapkan sisa-sisa glycerine yang masih terkandung
didalam residu. Vessel 6400 D11 memiliki temperatur 175°C, tekanan pada top
distiller 6 mbar.

Gambar 1.20 Post Evaporator

13
1.5.7 6400 P11 (Secondary Reboiler Pump)

Pompa ini berfungsi untuk sirkulasi residu yang berasal dari 6400 D11 menuju 6400
E3.

1.5.8 6400 P12 (Filtrat Recerculation Pump)

Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan residu kembali ke 6400 D11 dan juga
memompakan residu/pitch glycerine ke dalam drum.

1.5.9 6400 E12 (Condensor)

Uap-uap glycerine yang berasal dari vessel 6400 D11 post distiller selanjutnya akan
dikondensasikan pada condenser 6400 E12 sehingga akan keluar output heavy
distillate yang kemudian akan ditransfer ulang ke column 6400 C1.

Gambar 1.21 Condensor

1.6 Vacuum System

1.6.1 6400 J1 & J2 (Booster)

Membantu mengompress uap-uap air yang berasal dari column 6400 C2, dan
mengkondisikan keadaan yang lebih vakum didalam setiap vessel pada glycerine
plant.

14
Gambar 2.22 Booster

1.6.2 6400 D7 & D8 (Barometric Condensor)

Menangkap/ mengkondensasikan uap-uap yang berasal dari scrubber 6400 C2 dan


akan dibuang ke hotwell 6400 P9.

Gambar 1.23 Barometric Condensor

1.6.3 6400 J3 & J4 (Steam Ejector)

Berfungsi untuk mengkompress uap-uap air dan uap-uap glycerine didalam seluruh
column-column glycerine distillation.

1.6.4 6400 D9 (Hot well)

Berfungsi untuk menampung waste water yang terbentuk didalam barometric


condenser 6400 D7 dan 6400 D8, sekaligus sebagai penahan vacuum dari udara
luar.

15
Gambar 1.24 Hot Well

1.6.5 6400 P7 (Circulation Pump Vacumm System)

Mensirkulasikan waste water dari hot well ke vacumm system cooler 6400 E4A/B
untuk membentu proses pengkondensasian sehingga proses pemvakuman dapat
berjalan dengan baik.

1.6.6 6400 E4A/B (Vacuum System Cooler)

Berfungsi untuk mendinginkan air hot well agar dapat disirkulasikan kembali ke
condenser 6400 D7 dan 6400 D8

Gambar 1.25 Vacuum System Cooler

16
1.7 Thermostatized Water System

1.7.1 6920 V1 (Thermostatized Water Accumulator)

Vessel ini bertujuan untuk menampung air PW (process water) yang digunakan
sebagai air pendingin pada cooler 6400 E6, 6400 E7, 6400 E10, 6400 E12.

Gambar 1.26 Thermostatized Water Accumulator

1.7.2 6920 P1 (Thermostatized Water Pump)

Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan air PW dari masing-masing cooler dan
condenser menuju thermostatized water cooler untuk di dinginkan.

1.7.3 6920 E1 (Thermostatized Water Cooler)

Air yang berasal dari masing-masing cooler akan dikurangi suhu nya menggunakan
plat exchanger 6920 E1, suhu air sebelum didinginkan ±58°C dan suhu air setelah
didinginkan adalah ±46°C.

17
Gambar 1.27 Thermostatized Water Cooler

18
BAB II
Quality Of Glycerine Plant

Quality Glycerine
pH Derajat keasaman dari crude glycerine, un bleach glycerine, refined glycerine
% Gly Persentase jumlah kandungan glycerine pada crude glycerine, residu, un
bleach glycerine, refined glycerine, yellow glycerine, heavy distillated, garam
dan hot well
H2O Kadar air yang terkandung pada crude glycerine, residu, un bleach glycerine,
refined glycerine, heavy distillated
Alpha Tingkat kejernihan/kepucatan pada un bleach glycerine, refined glycerine dan
Colour heavy distillated
FA&E Fatty acid dan ester yang masih terkandung didalam crude glycerine, un
bleach glycerine, refined glycerine, heavy distillated
NaCl Persentase garam yang terkandung pada crude glycerine, residu, padatan
garam, pitch gly, heavy distillated
MONG Persentase molekul organic non glycerine yang terkandung didalam residu,
pitch glycerine.

Berikut adalah contoh analysis quality berdasarkan sampling point pada glycerine plant :

Sampling Analisys Quality


Point pH %Gly H20 Colour FA&E NaCl MONG
Feed 5,95 85,30 8,46 2,094 4,58
6400 P4 10,22 2,11
6500 P2 44,41 0,43 41,37 13,79
6400 P5 40 2,89
6400 E6 7,20 99,90 0,0996 19 0,418
6400 D4
6400 D5 6,98 0,0989 2 0,390
6400 D6 6,95 0,0978 2 0,378
6400 P6 94,11 1,89 367 12,77

19
6400 E10 6,83 99,91 0,0891 1 0,352
6400 P13 99,28 0,72 729 1,287
6400 P10 93,75 0,42 5,83
6400 S10 6,63 93,37
6400 P12 21,10 19,72 59,18
Hotwell 0,1

Berikut adalah sasaran mutu produksi glycerine plant 2022 :

Spec Refined Glycerine


Glycerine Content 99,7% min
Water Content 0,3% max
Alpha Colour 5 max
FA&E 0,5 max
Bau Odorless
pH 6-7

20
BAB III
Utility Of Glycerine Plant
Utility merupakan bahan-bahan/material pendukung yang berfungsi untuk membantu
proses pengolahan agar berjalan dengan SOP perusahaan dan mencapai produk yang
diinginkan. Utility proses terdiri dari Power/listrik, Steam (Low & Medium Pressure Steam),
Nitrogen, Air instrument, City water dan Process water.

2.1 Power/Listrik

Power/Listrik sangat berperan dalam plant Glycerine, listrik juga merupakan salah satu
penggerak electromotor dalam menggerakkan pompa, juga berfungsi untuk menghidupkan
semua transmitter-transmitter yang digunakan pada vessel, baik level transmitter, flow
transmitter, pH transmitter, temperature transmitter, dan pressure transmitter. Listrik juga
berperan dalam pengaturan control valve di setiap jalur yang dipantau oleh operator dari
monitor. Dan listrik juga berfungsi untuk penerangan di Glycerine plant.

Rata-rata kebutuhan power listrik glycerine plant menurut laporan harian adalah ± 10500
KWH/hari

2.2 Steam (Low Steam 3 bar & Medium Steam 15 bar)

Steam juga Utility yang disupply oleh power plant dan berfungsi sebagai pemanas baik di
vessel-vessel maupun pada exchanger di Glycerine plant. Dengan adanya steam maka
proses pemanasan, pemisahan yellow gly dan refined gly serta residu menjadi mudah untuk
dilakukan. Steam juga memiliki peran penting dalam system vakum pada glycerine plant
dikarenakan proses vakum menggunakan booster dan juga ejector.

Rata-rata kebutuhan low steam 3 bar glycerine plant design desmet adalah 5 ton/jam.

Rata-rata kebutuhan medium steam 15 bar glycerine plant design desmet adalah 6,8
ton/jam.

2.3 Nitrogen

Nitrogen adalah bahan pendukung yang diperoleh dari Can Gas dan berfungsi untuk
mengurangi kondisi vakum di dalam column distilasi saat stop operasional dan juga untuk
blowing jalur glycerine.

21
2.4 Air Instrument

Tekanan angin juga merupakan bahan pendukung yang tidak kalah penting pada plant
Glycerine, tekanan angin berfungsi untuk mengatur control valve dan pneumatic valve.

2.5 City Water dan Process Water

City water adalah air yang digunakan sebagai air pendingin pada plat exchanger 6400 E4A,
6400 E4B dan 6920E1, sedangkan Process water adalah supply air bersih yang berasal
langsung dari RO plant dan berfungsi sebagai air pendingin pada plant exchanger 6400 E6,
6400 E7, 6400 E10, dan condenser 6400 E12.

22
BAB IV
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

 Pengolahan Glycerine menghasilkan produk utama yaitu refined glycerine dan produk
samping yellow glycerine dan sisa pengolahan berupa garam dan pitch glycerine
 Prinsip kerja proses pengolahan glycerine adalah penguapan, destilasi, dan
pemusingan.
3.2 Saran
Saran saya adalah lighting pada sight glass disetiap vessel agar dilakukan perbaikan
supaya memudahkan operator untuk melihat kondisi didalam vessel.

23

Anda mungkin juga menyukai