PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NANDA DWI YANUARI
102180066
Pembimbing:
FARIDA SEKTI PAHLEVI, S,Pd., S.H., M.Hum.
NIP. 198710012015032006
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NANDA DWI YANUARI
NIM. 102180066
Pembimbing:
FARIDA SEKTI PAHLEVI, S,Pd., S.H., M.Hum.
NIP. 198710012015032006
A. Judul Penelitian
Judul dalam penelitian yang akan dilakukan adalah ”Implementasi
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Dan Fatwa No. 114/DSN-
MUI/IX/2017 Tentang Akad Shirkah Terhadap Pelaksanaan Investasi Di
Swalayan Surya Katong Ponorogo”
B. Latar Belakang Masalah
Muamalah merupakan aturan-aturan (hukum) Allah untuk mengatur
manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial.1
Dalam hal ini terdapat kaidah bahwa dalam hal muamalah semua
diperbolehkan hingga terdapat dalil yang melarangnya.2 Bisa diartikan bahwa
semua perilaku hubungan baik berupa transaksi, akad-akad, perjanjian-
perjanjian, yang dilakukan oleh manusia diperbolehkan segala bentuknya,
kecuali terdapat dalil atau ketetapan dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang
melarang suatu perbuatan yang dilakukan manusia itu dalam bermuamalah.
Dalil dan ketetapan terhadap muamalah yang telah ditetapkan oleh
Allah dalam firman-Nya serta dalam hadis utusan-Nya, merupakan pedoman
yang harus dijadikan landasan oleh manusia dalam bermuamalah. Mulai dari
dalil yang merupakan prinsip-prinsip umum hingga fiqh yang merupakan
aturan khusus dalam bermuamalah. Islam telah memiliki aturan-aturan
tersebut yang haruslah dipatuhi oleh manusia. Aturan-aturan tersebut
diberikan untuk memberikan petunjuk bagi manusia terkait kepentingan
duniawi dan kepentingan ukhrawi. Kepentingan ukhrawi merupakan kesatuan
daripada kepentingan duniawi. Dalam kepentingan duniawi manusia terdapat
bagian untuk membuat aturan tersendiri. Akan tetapi untuk aturan-aturan
yang berkenaan dengan kepentingan ukhrawi, manusia tidak dapat membuat
maupun menetapkannya. Bagian manusia hanyalah menetapkan aturan-
aturan tentang kepentingan duniawi agar memiliki berhubungan dengan
lahiriyah maupun batiniyah yang tidak hanya berdampak di dunia akan tetapi
1
Hendi, Suhendi. Fiqh Muamalah (Raja Grafindo Perkasa: Jakarta, 2010), 2.
2
Enang, Hidayat. Fiqh Jual Beli (Remaja Rosdakarya: Bandung, 2015), 51.
3
3
PB HMI, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan,(t.tp.: Yayasan Bina Insan Cita, 2015), 44.
4
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), 220.
4
bahwa shirkah adalah akad antara orang Arab yang berserikat dalam hal
permodalan dan keuntungan.5 Kerjasama dalam usaha atau shirkah yaitu
kerjasama dua belah pihak atau lebih dengan menyertakan modal masing-
masing untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha dan pembagian
keuntungan atau kerugian dalam bagian yang ditentukan.6 Jadi shirkah adalah
kerjasama antara dua belah pihak dalam suatu usaha dengan penyertaan
modal dari masing-masing pihak dan pembagian keuntungan untuk masing-
masing pihak dengan prosentase pembagian sesuai dengan kesepakatan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
ۤ
اْلُلَطَا ِء لَيَ ْبغِ ْي
ْ ِم َن اجهٖۗ َواِن َكثِ ْ ًْيا
ِ ال لََق ْد ظَلَمك بِسؤ ِال نَعجتِك اِ ىٰل نِع
َ َ َ ْ َُ َ َ َ َق
ت َوقَلِْيل ما ُه ْم َوظَن َداوٖ ُد ض ُه ْم َع ىلى بَ ْعض اِّل ال ِذيْ َن اى َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ى
ِ الصلِ ىح ُ بَ ْع
ِ
ب ْ َاََّنَا فَتَ ىنهُ ف
َ استَ ْغ َفَر َربهٖ َو َخر َراك ًعا واَ ََن
7
Artinya:
Dia (Daud) berkata, “Sungguh, dia benar-benar telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (digabungkan) kepada
kambing-kambingnya. Sesungguhnya banyak di antara orang-orang yang
berserikat itu benar-benar saling merugikan satu sama lain, kecuali orang-
orang yang beriman dan beramal saleh, dan sedikit sekali mereka itu.”8
5
Mahmudatus Sa’diyah, “Shirkah Dalam Fiqih dan Perbankan Syariah”, Equilibrium, 2,
(2014), 314.
6
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), 151.
7
Al-Qur’an, Ṣad (38): 24.
8
Shabbany Shodaq dan E Kusman, Terjemah Perkata Metode Warna Untuk Al-Qur’an
(Bandung: Cordoba, 2014), 454.
5
9
Mahmudatus, “Shirkah ...”, 315.
10
Fatwa DSN-MUI No. 114/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Shirkah, 3-4.
6
11
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 20, 10.
7
12
Khalid Hanafi (Tim Pendiri), hasil wawancara, 15 Maret 2022.
8
13
Khalid Hanafi (Tim Pendiri), hasil wawancara, 15 Maret 2022.
9
14
Penti Vidiantika, Tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Jual Beli
Buah Dengan Sistem Karungan” (Studi Kasus Di Pasar Pulung Kecamatan Pulung Kabupaten
Ponorogo), Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2021), v.
11
15
Lutfi Raidy, et al, Sandy Rizky Febriandi, Yayat Rahmay Hidayat, dengan judul
“Analisis Fatwa DSN-MUI No. 114/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Shirkah terhadap
Penggunaan Piutang Sebagai Modal” (Studi Kasus di Toko Buku Doa Ibu Kota Bandung),
Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, 2, 2019, 472.
12
16
Ilham Ardianata, Model Akad Muamalah Terhadap Sistem Bagi Hasil Pada Rumah
Kos di Desa Paulan Kecamatan Colomadu Dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI No. 114/DSN-
MUI/IX/2017, Skripsi, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019), 4.
17
Khoirun Nisa’, Implementasi Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Dalam
Pembiayaan Mudharabah di BMT Surya Kencana Balong Ponorogo, Skripsi¸ (Ponorogo: IAIN
Ponorogo, 2019), 7.
13
18
Hayyin Uhtiyani Khoiron, Tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)
Terhadap Implementasi Kepatuhan Syariah Pada Produk-Produk Pembiayaan Di Bmt Surya
Mandiri Cabang Pembantu Jetis, Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo), 7.
19
Sofyan A. P. Kau, “Posisi Fatwa Dalam Diskursus Pemikiran Hukum Islam,” Al-
Ulum, 1, (Juni, 2010), 178.
14
20
Fatwa DSN-MUI No. 114/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Shirkah
21
Abdul Mughits, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dalam Tinjauan Hukum
Islam, Al-Mawarid, XVII, 2008, 142-143.
21
22
Ibid., 153.
22
penuh terjadi apabila ada dua pihak atau lebih, bergabung dalam suatu
kepemilikan atas harta tertentu.23
3. Shirkah
a) Pengertian Shirkah
Pengertian Shirkah menurut bahasa Secara bahasa al-Shirkah
berarti al-Ikhtilat berarti :”percampuran atau persekutuan dua halatau
lebih, sampai-sampai antara masing-masing sulit dibedakan. Seperti
persekutuan hak kepunyaan atau perserikatan usaha.”24 Definisi
Shirkah menurut mazhab Maliki adalah suatu izin ber-tasharruf bagi
masing-masing pihak yang bersertifikat. Menurut mazhab Hambali,
Shirkah adalah persekutuan dalam hal hak dan tasharruf. Sedangkan
menurut Syafi’i, Shirkah adalah berlakunya hak atas sesuatu bagi dua
pihak atau lebih dengan tujuan persekutuanJadi dapat disimpulkan
terkait pengertian Shirkah.25 Menurut Hasbi ash-Shidieqie, bahwa
yang dimaksud dengan Shirkah ialah “akad yang berlaku antara dua
orang atau lebih guna ta’awun dalam bekerja pada suatu usaha dan
membagi keuntungannya.”26 Jadi dapat disimpulkan bahwa Shirkah
adalah kerjasama antara dua belah pihak dalam suatu usaha dengan
penyertaan modal dari masing-masing pihak dan pembagian
keuntungan untuk masing-masing pihak dengan presentase
pembagian sesuai dengan kesepakatan.
b) Dasar Hukum Shirkah
Dasar hukum Shirkah terdapat di dalam al-Qur’an dan Hadis.
Dalil dalam al-Qur’an terdapat pada surat Surat Shad ayat 24.
23
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 187.
24
Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori dan
Praktek) (Malang: UIN Maliki Press, 2018), 73.
25
Mahmudatus, “Shirkah ...”, 314.
26
Akhmad, “Fiqh Muammalah ...”, 73.
23
ۤ
ْ اجهٖۗ َواِن َكثِ ْ ًْيا ِم َن
اْلُلَطَا ِء لَيَ ْبغِ ْي ِ ال لََق ْد ظَلَمك بِسؤ ِال نَعجتِك اِ ىٰل نِع
َ َ َ ْ َُ َ َ َ َق
ت َوقَلِْيل ما ُه ْم َوظَن ض ُه ْم َع ىلى بَ ْعض اِّل ال ِذيْ َن اى َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ى
ِ الصلِ ىح ُ بَ ْع
ِ
بَ استَ ْغ َفَر َربهٖ َو َخر َراك ًعا واَ ََنْ ََداوٖ ُد اََّنَا فَتَ ىنهُ ف
27
Artinya:
Dia (Daud) berkata, “Sungguh, dia benar-benar telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (digabungkan)
kepada kambing-kambingnya. Sesungguhnya banyak di antara
orang-orang yang berserikat itu benar-benar saling merugikan satu
sama lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan
sedikit sekali mereka itu.”28
اج ُك ْم اِ ْن َّلْ يَ ُك ْن َّلُن َولَد ۚ فَاِ ْن َكا َن ََّلُن َولَد فَلَ ُك ُم ُ ف َما تَ َرَك اَْزَو ُ ص
ِ
ْ ۞ َولَ ُك ْم ن
ْۢ ِ
الربُ ُع ِِما تََرْكتُ ْم اِ ْن َّْل
ُّ ُ َ ْ َ َْ َ َ ْ ْ ُّ َ ْ َ ْ الربُ ُع ِِما تََرْك َن م
نَّل
َ و ن ي د و ا ٓا ِ
ب ْي ِ
ص و ي ة يصِ و ِ
د ع ب ن ُّ
ِ ِ ِ ْۢ ِ ِ
ص ْو َنُ يَ ُك ْن ل ُك ْم َولَد ۚ فَا ْن َكا َن لَ ُك ْم َولَد فَلَ ُهن الث ُُّم ُن ِما تََرْكتُ ْم م ْن بَ ْعد َوصية تُ ْو
ث َك ىللَةً اَ ِو ْامَراَة ولَهٖ ٓۗ اَخ اَْو اُ ْخت فَلِ ُك ِل ِ
ُ ِبَآ اَْو َديْن َوا ْن َكا َن َر ُجل يُّ ْوَر
ْۢ ِ ۤ ِ ۚ الس ُد
ث ِم ْن بَ ْع ِد ك فَ ُه ْم ُشَرَكاءُ ِِف الثُّ ُل ِ
َ س فَا ْن َكانُْٓوا اَ ْكثَ َر ِم ْن ىذل ُ ُّ احد ِمْن ُه َماِو
َ
29 ِ
ۤ ٍۙ
ضار ۚ َو ِصيةً ِم َن ىاّللِ َو ىاّللُ َعلِْيم َحلْيم ِ
َ َو ِصية يُّ ْو ىصى بَآ اَْو َديْن َغ ْ َْي ُم
Artinya:
Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-
istrimu) itu mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta
yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat
atau (dan setelah dibayar) utangnya. Bagi mereka (para istri)
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, bagi mereka (para istri)
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi)
wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu.
Jika seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, meninggal dunia
tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai seorang
saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu),
bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.
27
Al-Qur’an, Sad’ (38): 24.
28
Shabbany Shodaq dan E Kusman, Terjemah Perkata ..., 452.
29
Al-Qur’an, An-Nisa (4): 12.
24
30
Shabbany Shodaq dan E Kusman, Terjemah Perkata ..., 72.
31
Mahmudatus, “Shirkah ...”, 315.
25
boleh berupa harta yang terutang atau benda yang tidak diketahui
karena tidak dapat dijalankan sebagaimana yang menjadi tujuan
Shirkah, yaitu mendapat keuntungan.32
d) Macam-macam Shirkah
1) Shirkah Amlak
Shirkah amlak adalah persekutuan kepemilikan dua orang atau
lebih terhadap suatu barang tanpa transaksi Shirkah.33 Dalam
Shirkah amlak ini terdapat dua jenis pembagian, yaitu Shirkah
ikhtiyar (sukarela), yaitu Shirkah yang lahir atas kehendak kedua
belah pihak yang bersekutu. Contohnya: dua orang yang
mengadakan kongsi untuk membeli suatu barang, atau dua orang
yang mendapat hibah atau wasiat untuk melakukan sebuah usaha
dan keduanya menerimanya sehingga keduanya menjalin sebuah
persekutuan dalam hak milik. Yang kedua adalah Shirkah jabar
(paksa), yaitu persekutuan yang terjadi diantara dua orang atau
lebih tanpa sekehendak mereka. Contohnya: dua orang yang
mendapat sebuah warisan sehingga barang yang diwariskan
tersebut menjadi hak milik kedua orang yang bersangkutan.34
2) Shirkah al-‘Uqud
Shirkah al-‘Uqud adalah transaksi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih untuk menjali persekutuan dalam harta dan keuangan.35
Dalam Shirkah al-‘uqud ini terbagi menjadi 4 bentuk Shirkah,
yaitu:
a. Shirkah al-“inan
Shirkah al-‘inan, yaitu persekutuan dua orang untuk
memanfaatkan harta bersama sebagai modal untuk berdagang
dan keuntungannya dibagi dua.36 Sayyid sabiq menjelaskan
32
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 221.
33
Panji Adam, Fiqh Muamalah Maaliyah (Konsep, Regulasi, dan Implementasi)
(Bandung: Refika Aditama, 2017), 276.
34
Ibid., 139.
35
Ibid.
36
Ibid., 140.
26
bahwa Shirkah inan yaitu kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam permodalan untuk melakukan suatu usaha
bersama dengan cara membagi untung atau rugi sesuai dengan
jumlah modal masing-masing. Namun, apabila porsi masing-
masing pihak baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil
berbeda sesuai dengan kesepakatan mereka, semua ulama
membolehkannya.37
b. Shirkah al-mufawadhah
Shirkah al-mufawwadhah adalah kerjasama antara dua orang
atau lebih untuk melakukan suatu usaha dengan persyaratan
sebagai berikut, pertama, modalnya harus sama banyak,
mempunyai kesamaan wewenang dalam bertindak yang ada
kaitannya dengan hukum, mempunyai kesamaan dalam hal
agama, masing-masing anggota mempunyai hak untuk
bertindak atas nama Shirkah.38
c. Shirkah ‘abdan
Shirkah ‘abdan yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih
untuk melakukan suatu usaha atau pekerjaan. 39
d. Shirkah al-wujuh
Shirkah al-wujuh yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih
untuk membeli sesuatu tanpa modal, tetapi hanya modal
kepercayaan dan keuntungan dibagi antara sesama mereka.40
e) Cara pembagian hasil
Di kalangan ulama terdapat perselisihan terkait pembagian yang
sah dalam Shirkah. Ulama syafi’iyah berpendapat bahwa yang sah
dilakukan hanyalah Shirkah al-Inan, sementara Shirkah selain itu
37
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah) (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Groub, 2012), 225.
38
Ibid.
39
Ibid., 226
40
Ibid.
27
41
Hendi, Fiqh Muamalah., 132.
42
Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah (Ponorogo: Stain Po Press, 2010), 6.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet- 21 (Bandung:
Alfabeta, 2014), 8.
44
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, et.al (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2020), 39.
28
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti adalah berperan sebagai instrumen utama
dan pengumpul data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.45 Peneliti
Kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya.46 Peneliti dalam hal ini
juga berperan sebagai pengamat partisipan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan menjadi obyek penelitian adalah
Swalayan Surya Katong yang bertempat di kabupaten Ponorogo.
4. Data dan Sumber Data
A. Data
Data yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain
adalah mekanisme investasi dan sistem bagi hasil di Swalayan
Surya Katong yang didapat melalui wawancara dengan pihak
direksi, serta pihak yang memeliki keterkaitan dengan direksi,
yaitu shahibul maal, investor yang nantinya data tersebut akan
diolah menjadi bahan penelitian.
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.47 Sumber data
primer ini menjadi bahan utama atas apa yang nantinya akan
diteliti oleh peneliti.
45
Sugiyono, Metode Penelitian, 222.
46
Ibid.
47
Ibid., 225.
29
48
Ibid.
49
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan (Bandung:
Refika Aditama, 2014), 205.
30
50
Sugiyono, Metode Penelitian, 244.
51
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grafindo Persada, 2001), 173.
31
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, kemudian
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
studi penelitian terdahulu, metode penelitian dan
sistematika penulisan
BAB II : TEORI SHIRKAH
Bab ini berisikan teori-teori mengenai
Shirkah yang berasal dari Fatwa No. 114/DSN-
MUI/IX/2017 tentang Akad Shirkah dan Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah yang nantinya digunakan
sebagai landasan dan pisau analisis dalam
pengkajian dan analisis masalah.
BAB III : INVESTASI DI SWALAYAN SURYA
KATONG PONOROGO
Bab ini berisikan deskripsi terkait informasi
yang diperolah dari lapangan, yaitu terkait gambaran
umum
BAB IV : ANALISIS IMPLEMENTASI KOMPILASI
HUKUM EKONOMI SYARIAH DAN FATWA
NO. 114/DSN-MUI/IX/2017 TENTANG AKAD
SHIRKAH TERHADAP PELAKSANAAN
INVESTASI DI SWALAYAN SURYA
KATONG PONOROGO
Dalam bab ini peneliti membahas terkait
analisis Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Dan
Fatwa No. 114/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad
Shirkah terhadap pelaksanaan investasi di swalayan
surya katong ponorogo. Kedua teori diatas
digunakan sebagai pisau analisis untuk pemecahan
masalah yang telah tersajikan.
32
BAB V : Penutup
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran
dari hasil penelitian yang telah dibahas oleh peneliti.