TUGAS AKHIR
POLNES
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Oleh :
RIDA ARDIANSYAH
NIM 18611106
POLNES
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Oleh :
RIDA ARDIANSYAH
NIM 18611106
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 18611106
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundangan-
Rida Ardiansyah
NIM. 18611106
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
NIM : 18611106
Menyetujui:
Mengesahkan:
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
NIM : 18611106
Dewan Penguji:
Penguji I,
Nama : Simon Petrus, ST., MT.
NIP : 19660202 199603 1 001
Penguji II,
Nama : Munawir, S.Pd., MT.
NUPN : 9900981000200
Mengetahui:
iv
ABSTRAK
Sistem katup adalah sebuah gerakan statis yang berperan besar dalam proses
pembakaran di dalam engine. Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini untuk
mengetahui komponen, cara kerja, kerusakan yang sering terjadi, dan cara perawatan
pada sistem katup Toyota Soluna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melakukan identitifikasi komponen pada sistem katup. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa komponen dalam sistem katup Toyota Soluna yaitu crankshaft,
timing pulley, camshaft, driver gear camshaft, timing belt, tensioner, adjusting shim,
bucket lifter, retainer lock, retainer, valve spring, oil seals, valve spring seat, valve
guide, valve seat dan valve. Prinsip kerja dari sistem katup Toyota Soluna yaitu
dengan mengkonfigurasikan putaran crankshaft yang berhubungan dengan camshaft
yang dihubungkan dengan Timing Belt sehingga katup dapat bergerak dengan adanya
tekanan dari shim yang ditekan oleh cam shaft. Bocornya katup dan berubahnya celah
katup merupakan kerusakan yang sering terjadi. Perawatan sistem katup pada Toyota
Soluna yaitu penyetalan katup secara rutin sesuai dengan standarnya dan pengantian
timing belt sesuai batasnya.
Kata Kunci : cam shaft, crank shaft, valve, adjusting shim, dan timing belt
v
ABSTRACT
A valve system is a static movement that plays a major role in the combustion process
inside the engine. The purpose of the research in this final task is to find out the
components, how they work, frequent damage, and how to maintain the Toyota Soluna
valve system. The method used in this study was to identify components in the valve
system. The results showed that the components in the Toyota Soluna valve system are
crankshaft, timing pulley, camshaft, camshaft gear driver, timing belt, tensioner,
adjusting shim, bucket lifter, retainer lock, retainer, valve spring, oil seals, valve
spring seat, valve guide, valve seat and valve. The working principle of the Toyota
Soluna valve system is to configure the crankshaft rotation associated with the
camshaft connected to the Timing Belt so that the valve can move with the pressure of
the shim pressed by the cam shaft. Leaking valves and changing valve gaps are
frequent damage. The maintenance of the valve system in Toyota Soluna is the regular
thickening of the valve in accordance with its standards and the replacement of timing
belts according to their limits.
Keywords: cam shaft, crank shaft, valve, adjusting shim, and timing belt
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Identifikasi
pendidikan Diploma III pada Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin
Politeknik Negeri Samarinda Kampus Paser. Laporan ini disusun berdasarkan data yang
penulis peroleh selama melakukan penelitian mulai dari proses pembuatan sampai
kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:
3. Bapak Usman Syamsuddin, ST. MT., selaku Sekretaris Prodi Teknik Perawatan
4. Bapak Usman Syamsuddin, ST. MT., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Bapak Misru Razy, S.Pd., MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi serta Staf Administrasi Program Studi Teknik
vii
7. Orang tua saya yang senantiasa memberi semangat dan dukungan kepada saya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi lebih baik. Besar
harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya.
Penulis,
Rida Ardiansyah
NIM. 18611106
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PENGUJI iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.4 Tujuan 4
1.5 Manfaat 4
ix
B. Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC) 10
2.4.1 Crankshaft 13
2.4.3 Camshaft 15
2.4.5 Tensioner 16
2.4.9 Valve 19
2.4.10 Pegas 20
x
BAB III METODE PERAWATAN 28
A. Observasi 29
B. Wawancara 30
3.7.1 Alat 32
3.7.2 Bahan 32
3.9.2 Identifikasi 34
xi
4.1.1 Crankshaft 37
4.1.3 Camshaft 38
4.1.6 Tensioner 38
4.1.7 Shim 39
4.1.10 Retainer 39
4.1.11 Spring 40
4.1.16 Valve 41
4.3 Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Katup Toyota Soluna 42
xii
4.3.6 Kerusakan Pada Katup 45
5.1 Kesimpulan 51
5.2 Saran 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
Gambar 2.23 Valve Guide 24
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
sekarang ini sangatlah pesat. Dalam dunia otomotif elektronisasi dan komputerisasi
juga telah dilakukan oleh para produsen - produsen kendaraan. Pergantian dari
Sistem katup adalah sebuah gerakan statis yang berperan besar dalam proses
pembakaran di dalam engine. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memenuhi fungsi dari mekanisme katup pada kendaraan. Dalam hal ini pergerakan
piston sebagai sumber kerja dari mekanisme katup yang dimana mekanisme katup
berperan pokok sebagai penggerak piston maka hubungan keduanya saling berkaitan.
Disisi lain, agar sistem katup pada kendaraan dapat berjalan dengan baik, maka
sehingga bergerak sesuai dengan sistemnya. Untuk itu, dalam sistem katup dilengkapi
dengan suatu crankshaft yang berfungsi untuk merubah gerakan naik turun piston
menjadi gerakan putaran yang dibutuhkan oleh gear box. Kemudian dihubungkan
dengan camshaft oleh timing gear atau timing belt yang sudah diatur posisinya oleh
standar pabrik. Kemudian camshaft mempunyai cekungan yang dapat mendorong push
rod naik turun yang kemudian gerakan naik trun tersebut dihubungka oleh rocker arm
untuk menggerakan katup. Katup akan kembali ke posisi semula saat bergerak
1
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah, membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah putaran
crankshaft yang sempurna. Siklus empat langkah ini dikenal sebagai siklus otto, yang
ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867. Empat langkah tersebut terdiri
dari :
Langkah hisap, adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup
buang tertutup dan katup hisap terbuka, dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang
Langkah Kompresi, adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan
udara dengan bergerak dari TMB ke TMA, dimana katup hisap dan katup buang sama -
sama dalam posisi tertutup. Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
tinggi. Sesaat piston mendekati TMA, busi memancarkan percikan api untuk membakar
campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi tadi. Sehingga terjadilah ledakan di
Langkah Ekspansi, adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke
TMB akibat terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar. Posisi katup hisap dan buang masih sama - sama tertutup. Langkah
Langkah Buang, adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke
TMA, dimana katup hisap tertutup dan katup buang terbuka. Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran. Pada saat piston mencapai TMA maka katup buang
tertutup dan katup hisap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat dimulai kembali.
2
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Identifikasi
Banyak permasalahan yang sering terjadi pada sistem katup. Untuk itu perlu
1.2.1 Apa saja komponen yang terdapat pada sistem katup Toyota Soluna?
1.2.3 Apa saja kerusakan yang sering terjadi pada sistem katup Toyota Soluna?
Untuk memperoleh hasil pembahasan yang lebih terarah dan jelas dalam
penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah. Batasan
1.3.1 Unit engine yang digunakan adalah engine Toyota Soluna tahun 2003 dengan
1.3.2 Pada proses identifikasi hanya membahas mengenai komponen, cara kerja,
kerusakan yang sering terjadi dan perawatan terhadap sistem katup Toyota
Soluna.
3
1.4 Tujuan
Tujuan penulis mengambil judul identifikasi sistem katup pada Toyota Soluna
yaitu :
1.4.1 Untuk mengetahui komponen - komponen yang terdapat pada sistem katup
Toyota Soluna.
1.4.2 Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari sistem katup pada Toyota Soluna.
1.4.3 Untuk mengetahui kerusakan - kerusakan yang sering terjadi pada sistem katup
Toyota Soluna.
1.4.4 Untuk mengetahui bagaimana perawatan yang dilakukan pada sistem katup
Toyota Soluna.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dalam identifikasi pada sistem katup Toyota
1.5.1 Dapat memberikan pengetahuan tentang komponen sistem katup yang terdapat
1.5.2 Dapat memberikan gambaran bagaimana cara kerja komponen pada sistem
1.5.3 Dapat memberikan pengetahuan tentang kerusakan yang sering terjadi pada
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
membuka saluran intake disaat piston berada pada fase hisap dan membuka saluran
exhaust ketika posisi piston berada pada fase buang. Secara desain, keberadaan
mekanisme katup tentu saja membuat mesin terlihat lebih rumit. Karena perlu satu
rangkaian roda gigi dari crankshaft ke camshaf (Muchta, 2017). KATUP sendiri berasal
dari kata buKa dan tuTup sehingga di singkat menjadi katup, sesuai dengan fungsi
Katup IN adalah katup untuk intake manifold yaitu katup untuk pemasukan
udara dan bahan bakar, katup ini mempunyai ukuran diameter yang lebih besar
dibandingkan dengan katup EX karena diperlukan lebih banyak pemasukan dari pada
Katup EX adalah katup untuk exhaust manifold yaitu katup untuk pengeluaran
sisa pembakaran, katup ini mempnyai ukuran yang lebih kecil dikarenakan agar
Dalam mengukur celah katup, dilakukan pengukuran secara manual menggunakan alat
Sistem katup hanya terdapat pada mesin 4 tak. Pada mesin 2 tak, saluran keluar
masuk udara kedalam ruang bakar diatur langsung oleh piston. Dengan kata lain
dinding piston yang akan menutup saluran intake dan exhaust. Sementara pada mesin 4
tak, udara disuplai dari kepala silinder, sehingga perlu sebuah mekanisme yang dikenal
5
valve mechanism (Muchta, 2017). Fungsi dari katup yaitu untuk memutuskan dan
menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan aliran udara luar pada saat yang
dibutuhkan. Proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus berlangsung dalam
ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran gas meski sedikit, maka
proses pembakaran akan terganggu. Oleh karenanya katup - katup harus tertutup rapat
terhadap kepala silinder. Penempatan katup ada tiga yaitu katup samping atau slide
valve (SV), Over Head Valve (OHV), dan Over Head Camshaft (OHC).
Katup samping adalah konstruksi katup yang sederhana dan ringan dengan
menempatkan katup pada sisi samping dari silinder. Penempatan katup di samping
silinder membuat ukuran panjang mesin berkurang. Penempatan katup disamping juga
6
Cara kerjanya adalah ketika poros engkol berputar maka berputar juga roda gigi
yang terhubung di poros engkol, roda gigi tersebut akan berhubungan dengan roda gigi
yang terpasang di camshaft, jika camshaft menyentuh batang pendorong maka batang
pendorong akan mendorong katup dengan melawan gaya pegas hingga katup terbuka.
Komponen yang bekerja terdiri dari katup, pegas katup, mur penyetel, pengangkat
katup, camshaft, roda gigi pada camshaft, dan roda gigi pada poros engkol. Tipe dari
mekanisme katup ini biasanya digunakan pada mesin industri (Najib, 2010).
Sistem katup jenis ini cam terletak dibawah silinder sehingga kerja dari sistem
katup membutuhkan batang penekan (push rod). Tambahan batang penekan maka
komponen menjadi lebih banyak sehingga tenaga mesin akan berkurang karena
bertambahnya komponen.
Adanya batang penerus maka bobot mesin juga akan lebih berat dan gerakan
Mekanisme katup ini cocok untuk putaran mesin rendah sampai tinggi.
7
Komponen katup pada tipe ini terdiri dari roda gigi reduksi, perantara roda gigi
menggunakan timing gear atau timing chain, poros cam, pengangkat (tappet), batang
penekan, pelatuk, pegas katup, penahan pegas, mur penyetel, dan katup. Roda gigi
reduksi berfungsi untuk mengubah putaran dari poros engkol dengan perbandingan 2 :
1, artinya ketika poros engkol berputar dua kali maka gigi reduksi berputar satu kali.
Hal tersebut bertujuan untuk mengatur mekanisme katup yang kerjanya sesuai
dengan kerja mesin 4 langkah. Poros cam bertujuan untuk mengubah gerak putar
menjadi gerak naik turun yang terjadi di tappet dan batang penekan sehingga pelatuk
bisa mendorong katup masuk dan katup buang sesuai dengan langkah mesin yang
Motor bensin dengan sistem katup tipe OHC dari segi komponen lebih ringkas
dibandingkan dengan mesin dengan mekanisme katup OHV. Ciri utama dari
mekanisme katup ini ada pada poros cam dan katup yang terletak di atas silinder serta
Keuntungan dari sistem katup tipe ini dapat dilihat dengan berkurangnya
keterlambatan pembukaan dan penutupan katup. Jika dalam sebuah mesin hanya
menggunakan dua katup dan satu poros cam maka disebut mesin OHC atau SOHC
8
Gambar 2.3 Sistem katup OHC
udara dan gas ke dalam silinder. Udara dan gas yang masuk lebih banyak maka tenaga
akan bertambah pula. Sesuai dengan hal tersebut maka dalam mesin perlu ditambah
katup pada setiap silindernya, misalnya tiap silinder ada 3 atau 4 katup yang bertujuan
Jumlah katup yang bertambah maka pengerak dari katup juga perlu ditambah.
Oleh karena itu maka perlu tambahan cam. Mekanisme dengan dua poros cam disebut
DOHC (Doubel Over Head Camshaft) (Najib, 2010). Terdapat 2 tipe sistem katup
OHC, yaitu :
Sistem katup SOHC (Single Over Head Camshaft) memiliki keunggulan sistem
katup lebih ringkas, poros cam ada di kepala silinder sehingga lebih dekat dengan
sistem katup yang bertujuan untuk menggurangi kerugian mekanik, dan cocok untuk
9
Gambar 2.4 Tipe sistem katup SOHC
Sistem katup yang diperbaiki atau disempurnakan maka akan mendapatkan efektivitas
dan efesiensi kerja mesin yang baik serta ramah lingkungan. Varian dari model mesin
SOHC sekarang dapat menambah katupnya lebih dari dua.setiap silindernya, bahkan
sekarang tiap silinder memungkinkan untuk dipasang 2 sampai 6 katup pada setiap
Istilah DOHC selain ditemukan di spesifikasi mobil juga bisa dilihat stiker di
badan mobil dan pada cover mesin. DOHC singkatan dari Doubel Over Head
Camshaft. Jika diartikan maka dua poros cam yang terpasang pada kepala silinder
mesin. Penggunaan poros cam ganda akan lebih mudah untuk menambah jumlah katup.
10
Gambar 2.5 Tipe sistem katup DOHC
Mesin DOHC jumlah katup bisa mencapai 16 sampai 24 untuk mesin dengan 4
silinder. Katup yang lebih banyak maka aliran gas yang masuk lebih mudah sehingga
jumlah gas yang masuk lebih banyak dibanding tipe mesin SOHC. Saat putaran tinggi
mesin DOHC lebih unggul karena memiliki tenaga yang melimpah. Sedangkan saat
putaran rendah mesin tipe ini justru akan kurang tenaga karena tenaganya habis untuk
mengerakkan dua poros cam dan katup yang lebih banyak (Najib, 2010).
Perkembangan dari sistem katup tipe DOHC dapat dilihat pada teknologi ini.
VVT-i merupakan teknologi yang mangatur sistem kerja katup pemasukan bahan bakar
secara elektronik, baik dalam hal waktu maupun ukuran buka tutup katup sesuai dengan
besar putaran mesin sehingga menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan bakar
Cara kerja dari mesin VVT-i pada prinsipnya ialah pengaturan maju dan
mundurnya pembukaan katup secara variasi yang diatur oleh gerakan poros cam lebih
cepat atau lebih lambat, untuk menentukan kerja mekanaik katup secara tepat yaitu saat
11
kapan membuka katup lebih cepat atau lebih lambat. Kerja dari katup ini
` Prinsip kerja dari kotrol VVT-i ialah bergerak maju, mundur atau menahan
antara sudu - sudu dengan rodanya. Sudu - sudu tersebut terpasang rigid terhadap poros
cam dan roda VVT-i terhubung dengan timing chain atau timing belt yang digerakkan
oleh poros engkol. Kontrol VVT-i yang bergerak maka akan terjadi selisih sudut putar
antara sudu dan roda VVT-i secara variasi sesuai dengan putaran mesin dan beban
mesin.
OVC (Oil Control Valve) merupakan pengatur katup aliran oli ke kontrol VVT-i
sehingga poros cam maju dan mundur untuk menentukan selisih sudut pembukaan
katup dengan waktu dan durasi yang tepat. Data masukan yang membuat VVT-i
berkerja diperoleh dari sensor - sensor seperti TPS ( Throttle Position Sensor), tekanan,
temperatur air pendingin, sudut crank, dan cam angle (Najib, 2010).
2.3.2 Teknologi VTEC (Variable Valve Timing And Life Electronic Control)
VTEC (Variable valve timming and lift electronikc control) merupakan salah
satu teknologi yang hampir sama dengan VVT-i pada Toyota, namun pada VTEC lebih
12
fokus ke berapa lama katup itu terbuka untuk memaksimalkan udara yang masuk.
Prinsip kerjanya yaitu pada satu rocker arm terdapat dua buah cam atau tonjolan. Cam
utama berfungsi menekan rocker arm ketika poros nok berputar, sementara profil cam
memiliki bentuk lebih menonjol dengan sudut lebih awal, cam ini juga menekan rocker
arm tapi rocker arm yang ditekan profil cam dalam posisi bebas (tidak menekan katup).
Pada rocker arm utama, terdapat aktuator VTEC yang mampu menghubungkan dua
buah rocker arm melalui pin. Keuntungan dari sistem ini adalah efisiensi dan torsi yang
cukup tinggi .
2.4.1 Crankshaft
Crankshaft adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi sebagai
penghasilkan tenaga putar untuk langkah lain, selain langkah tenaga. Pada sistem katup,
fungsi dari crankshaft yaitu sebagai penghasil tenaga putar untuk menggerakkan katup
13
Gambar 2.8 Crankshaft
Gear sprocket adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk
tenaga putar, gear sprocket juga berfungsi untuk menentukan timing pembukaan dan
penutupan katup agar sesuai dengan langkah – langkah pada mesin. Perbandingan gear
sprocket pada poros camshaft dan crankshaft biasanya adalah 1 : 2. Hal ini berfungsi
agar poros crankshaft dapat berputar 1 kali ketika mesin sudah menyelesaikan ke empat
langkahnya.
14
2.4.3 Camshaft
Camshaft adalah salah satu komponen sistem katup yang mempunyai tonjolan
atau nok. Tonjolan atau nok ini berfungsi untuk membuka dan menutup katup sesuai
dengan valve timing diagram pada mesin atau sederhananya yaitu membuka dan
menutup katup sesuai dengan waktunya. Lobe atau nok ini mempunyai tinggi yang
sudah disesuaikan dengan jenis kendaraan yang ada. Pada umumnya terdapat satu poros
camshaft untuk menggerakkan katup baik intake maupun exhaust. Namun, berbeda
dengan sistem katup double over head camshaft yaitu terdapat dua poros camshaft, 1
Timing belt, timing chain, dan timing gear adalah komponen sistem katup yang
berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari crankshaft ke poros camshaft. Ketiga
tergantung kebutuhan. Namun, pada umumnya yang masih banyak digunakan adalah
15
Gambar 2.11 Timing belt, timing chain dan timing gear
2.4.5 Tensioner
Tensioner adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk
menarik timing chain atau belt agar tegangan selalu sesuai dengan standar (kencang).
Tensioner terdiri dari dua jenis yaitu tipe roller dan tipe hidrolik. Tipe roller
memanfaatkan pegas untuk mengatur kekencangan dari chain atau belt. Sementara
untuk tipe hidrolik memanfaatkan oli mesin untuk mengatur kekencangan dari chain
atau belt.
16
2.4.6 Pengangkat Katup (Valve Lifter)
Pengangkat katup atau valve lifter adalah salah satu komponen sistem katup
yang berfungsi untuk meneruskan gerakkan camshaft ke push rod untuk sistem katup
tipe OHV. Komponen tersebut adalah pengangkat katup atau valve lifter. Valve lifter
terhubung dengan katup melalui batang penekan atau push rod. Valve lifter akan
bergerak naik turun akibat nok yang terdapat pada poros camshaft yang berputar.
kinerja dari valve lifter untuk membuka dan menutup katup. Namun, ada beberapa juga
Batang penekan atau push rod adalah salah satu komponen sistem katup yang
berfungsi untuk meneruskan gerakkan naik turun dari valve lifter ke rocker arm.
Komponen tersebut adalah batang penekan atau lebih di kenal dengan istilah push rod.
17
Push rod hanya digunakan untuk sistem katup tipe over head valve, sementara untuk
Rocker arm adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk
menekan katup agar dapat terbuka. Saat katup terbuka, hal tersebut dikarenakan rocker
arm terdorong oleh push rod sehingga menekan katup dan mengalahkan pegas katup
sehingga katup dapat membuka. Namun, saat rocker arm tidak tertekan oleh push rod
maka pegas katup akan mengembalikan katup ke posisi semula atau menutup rapat agar
tidak terjadi kebocoran. Pada rocker arm terdapat lock nut yang digunakan untuk
penyetelan katup. Namun, beberapa sistem katup tidak dilengkapi lock nut karena dapat
menyetel dengan sendirinya. Rocker arm terpasang pada rocker arm shaft yang
berfungsi sebagai dudukan dari rocker arm. Pada sistem katup tipe over head camshaft,
rocker arm tidak didorong oleh push rod tetapi didorong langsung oleh camshaft.
18
Gambar 2.15 Rocker arm dan shaft
Valve atau katup adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi
sebagai pintu dari keluar masuknya bahan bakar dan udara atau gas buang sisa
pembakaran. Katup terdiri dari dua jenis, yaitu katup masuk atau intake dan katup
buang atau exhaust. Perbedaan kedua katup terletak dari ukurannya dimana katup
buang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada katup masuk. Katup masuk berfungsi
untuk keluar masuknya bahan bakar dan udara, sedangkan katup buang untuk keluar
19
2.4.10 Pegas atau Valve Spring
Valve spring adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk
mengembalikan katup ke posisi semula serta menahan katup agar tidak berpindah posisi
dari valve seat. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kebocoran pada katup karena dapat
camlobe. Shim berada pada valve lifter, shim dapat dilepas dan dipasang dengan cara
mengungkit pada alur yang terdapat pada valve lifter. Selain itu shim digunakan sebagai
20
Gambar 2.18 Adjusting shim
Valve seat merupakan salah satu komponen sistem katup yang memiliki fungsi
sebagai dudukan kepala katup. Dudukan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
kebocoran pada katup atau mencegah terjadinya celah pada katup sehingga tidak ada
21
2.4.13 Valve Keeper atau Retainers Spring
Valve keeper merupakan salah satu komponen sistem katup yang memiliki
fungsi sebagai penahan posisi katup terhadap pegas. Katup tidak akan bergerak kekiri
dan kekanan sehingga katup akan tertarik keatas dan menutup secara sempurna di valve
seat.
Oil seal merupakan salah satu komponen sistem katup yang memiliki fungsi
sebagai perapat pada katup agar minyak pelumas atau oli tidak masuk ke ruang bakar.
Hal ini untuk mencegah oli terbakar yang dapat menyebabkan berkurangnya
22
Gambar 2.21 Oil seals
Retainer lock merupakan pengunci pada bagian kepper. Terdapat dua buah
retainer lock pada setiap katup. Komponen ini berfungsi untuk menahan pegas dengan
23
2.4.16 Valve Guide
Valve Guide berfungsi sebagai penuntun pergerakan valve secara sliding antara
permukaan stem dan valve guide dengan gerakan vertikal dan juga sebagai pengontrol
pelumasan pada valve stem. Dengan demikian dibutuhkan celah yang tepat antara stem
dan guide, sehingga tidak terjadi kebocoran udara dan oli ke dalam air intake dan
exhaust gas. Valve Guide dan valve dibuat dari bahan yang tahan panas dan dikerjakan
dengan teliti.
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup hisap dan buang serta
katup hisap dan katup buang dengan gerakan piston, katup hisap dan katup buang
Untuk mengetahui secara detail mengenai valve train mechanisme, ada baiknya
jika kita dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
24
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut. Namun melalui
ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami bagaimana
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya disebut
timing belt. Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara crankshaft
dengan camshaft. Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa disebut timing
Untuk timing belt, belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft maupun
crankshaft. Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi sesuai dengan jenis
gerigi belt tersebut. Hal ini ditujukan untuk menghindari adanya backlash pada putaran
camshaft. Karena jika terjadi hal tersebut maka waktu pembukaan katup hisap dan
penutupan katup buang menjadi terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan
peledakan busi menjadi tidak sesuai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran
pada ruang bakar menjadi tidak sempurna. Untuk mekanisme dengan menggunakan
model timing belt dapat dilihat lebih sederhana dengan ilustrasi berikut ini.
25
Gambar 2.25 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft
tersebut juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun. Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod. Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup hisap dan katup
Selanjutnya dapat kita lihat model mekanisme yang lain, yaitu model timing
26
Sama dengan mekanisme dengan model timing belt, pada mekanisme dengan
model timing gear ini juga menghubungkan putaran crankshaft dan camshaft. Namun
melalui mekanisme roda gigi. Kekurangan dari model ini adalah model ini lebih berisik
camshaft melalui sprocket dan rantai. Kelebihan dari mekanisme ini juga lebih kuat dari
belt namun juga sedikit berisik walaupun tidak seberisik model timing gear. Tetapi
memerlukan pelumasan.
27
BAB III
METODE PERAWATAN
permasalahan tersebut. Selain itu metodologi penelitian akan menjadi kerangka dasar
berfikir logis bagi pengembangan tugas akhir ini kearah penarikan kesimpulan.
Metode perawatan yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yaitu studi
terhadap suatu permasalahaan yang ada dengan tujuan untuk hasil yang lebih baik.
Perawatan dilakukan dalam rangka untuk mencari dan mengumpulkan data - data guna
mendapatkan suatu gambaran fakta yang jelas tentang tinjauan Identifikasi Mekanisme
Dalam penulisan tugas akhir ini, digunakan dua metode dalam pengumpulan
data. Adapun metode - metode penelitian yang digunakan ini adalah sebagai berikut:
28
3.3.1 Metode Kepustakaan (Library Research)
Adalah suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan
studi literatur di perpustakaan serta dengan membaca sumber - sumber data informasi
melakukan perawatan secara langsung, sedangkan cara lain yang digunakan dalam field
A. Observasi
Observasi dalam perawatan ini dilakukan dengan cara observasi langsung yaitu
perawatan dengan melihat dan mengamati secara lansung, kemudian mencatat hasil dan
katup, kerusakan pada katup, dan perawatan yang umum dilakukan pada komponen
katup. Dalam observasi kali ini penulis mengunakan pengelihatan secara visual dan
mengunakan kunci – kunci yang sudah disesuaikan peruntukannya serta alat bantu
29
B. Wawancara
pembimbing yang bersangkutan dan orang - orang yang ahli dibidangnya (Automotive).
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data perawatan sesuai dengan yang
penulis bahas.
Data primer adalah data - data yang didapatkan melalui peninjauan langsung di
lapangan. Demikian pula untuk pengumpulan data pada perawatan ini, dimana data
realisasi pelaksanaan perawatan merupakan data yang didapat secara langsung dari
Berapa data yang dapat diambil untuk bahan perawatan dari kegiatan tersebut
Pada data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses
pembuatan dan penyusunan laporan tugas akhir. Tetapi biasanya diterbitkan atau
digunakan oleh pihak - pihak yang berkaitan dengan kegiatan perawatan. Sumber -
sumber yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder tersebut dapat berasal dari
30
konsultasi bersama dosen pembimbing, bahan bacaan dari internet dan buku - buku
Proses identifikasi sistem katup Toyota Soluna dilakukan pada tanggal 1 April
2021 sampai 30 Juni 2021. Perawatan ini dilaksanakan di workshop otomotif Politeknik
NO URUTAN PERAWATAN
1 Pengadaan Unit
3 Identifikasi
BULAN
NO KEGIATAN
APRIL MEI JUNI
1 Pengadaan Unit
31
3.7 Alat dan Bahan
3.7.1 Alat
5 Rachet 1 1 Buah
6 Socket 12 mm 1 1 Buah
7 Socket 17 mm 1 1 Buah
10 Kuas 2 2 Buah
3.7.2 Bahan
1 Majun 2 2 Buah
3 Bensin 1 5 Liter
32
3.8 Prosedur Pengerjaan Identifikasi Sistem Katup
Hal - hal yang perlu diperhatikan pada prosedur identifikasi mekanisme sistem
katup adalah ketika melakukan pembongkaran dan perakitan sistem katup, harus benar
dalam menentukan timing pada gear penggerak katup karena hal ini menentukan
pergerakan suatu katup selaras dengan pergerakan piston yang apabila terdapat
kesalahan dapat menyebabkan katup bengkok atau bahkan kepala piston dapat jebol
karena bertumbukan dengan katup tersebut, maka dalam hal ini ketelitian menjadi
prioritas utama dalam melakukan pembongkaran dan juga perakitan mekanisme katup.
A. Baju praktek
B. Helm
C. Kaca mata
D. Sepatu safety
E. Kaos tangan
Alat pelindung diri tersebut sangat diperlukan dalam prosedur pengerjaan pada
katup serta identifikasi komponen katup guna mengetahui kondisi komponen masih
33
3.9.1 Langkah Pembongkaran
B. Putar pulley satu putaran menggunakan rachet socket 17 mm, posisikan tanda
pada pulley pas di angka nol pada cover timing belt hingga posisi piston pada
top 1.
C. Lepas spi pengunci dan selang aliran udara atau pvcnya dari cover valve
3.9.2 Identifikasi
kerusakan yang dialami, dan melakukan perawatan terhadap komponen sistem katup
yang rusak.
B. Pasang kembali cover valve, lalu pasang selang aliran udara atau pcv nya dan
34
E. Pasang kabel ground pada baterai menggunakan kunci offset 10 mm..
F. Start engine, biarkan hihup kurang lebih 5 menit, setelah itu matikan kembali
engine.
35
MULAI
PENGADAAN UNIT
PERSIAPAN
IDENTIFIKASI
HASIL IDENTIFIKASI
SELESAI
36
BAB IV
Toyota Soluna memiliki 4 silinder segaris dengan 16 katup yaitu 8 katup masuk
(intake valve) dan 8 katup buang (exhaust valve). Pada Toyota Soluna ini memakai
jenis katup tipe DOHC (Double Over Head Camshaft) yang digerakkan oleh timing
4.1.1 Crankshaft
Pada sistem katup, fungsi dari crankshaft yaitu sebagai penghasil tenaga putar
camshaft sekaligus sebagai dudukan belt . Selain menghubungkan tenaga putar, timing
pulley juga berfungsi untuk menentukan timing pembukaan dan penutupan katup agar
sesuai dengan langkah – langkah pada mesin. Perbandingan timing pulley pada poros
camshaft dan crankshaft biasanya adalah 1 : 2. Hal ini berfungsi agar poros crankshaft
37
4.1.3 Camshaft
Camshaft mempunyai tonjolan atau nok. Tonjolan atau nok ini berfungsi untuk
membuka dan menutup katup sesuai dengan valve timing diagram pada mesin atau
sederhananya yaitu membuka dan menutup katup sesuai dengan waktunya. Lobe atau
nok ini mempunyai tinggi yang sudah disesuaikan dengan jenis kendaraan yang ada.
Pada Toyota Soluna dengan sistem katup double over head camshaft terdapat dua poros
camshaft untuk membuat sistem katup bekerja. Sisi luar dari timing belt berbentuk datar
yang bertujuan agar saat tensioner menekan belt tidak terjadi hambatan, sedangkan sisi
bagian dalam bergigi yang bertujuan mengikat timing pulley crankshaft dan camshaft
4.1.6 Tensioner
Tensioner berfungsi untuk mengatur tekanan pada timing belt. Pada tensioner
38
4.1.7 Shim atau Adjusting Shim
camlobe. Shim berada diatas bucket lifter, shim dapat dilepas dan dipasang dengan cara
mengungkit pada alur yang terdapat pada bucket lifter. Selain itu shim digunakan
Bucket Lifter berbentuk silinder yang digerakkan atau ditekan oleh camshaft.
Diantara bucket dan camshaft terdapat shim sebagai pengatur kerenggangan katup.
Retainer lock merupakan pengunci pada bagian kepper. Terdapat dua buah
retainer lock pada setiap katup. Komponen ini berfungsi untuk menahan pegas dengan
Valve keepers berfungsi sebagai penahan posisi katup terhadap pegas. Katup
tidak akan bergerak kekiri dan kekanan sehingga katup akan tertarik keatas dan
39
4.1.11 Pegas atau Valve Spring
menahan katup agar tidak berpindah posisi dari valve seat. Hal ini diperlukan agar tidak
terjadi kebocoran pada katup karena dapat mempengaruhi peforma dari kendaraan.
Oil seals berfungsi sebagai perapat pada katup agar minyak pelumas atau oli
tidak masuk ke ruang bakar. Hal ini untuk mencegah oli terbakar yang dapat
Valve spring seat berfungsi sebagai dudukan pegas katup agar posisi pegas tidak
Valve Guide berfungsi sebagai penuntun pergerakan valve secara sliding antara
permukaan stem dan valve guide dengan gerakan vertikal dan juga sebagai pengontrol
pelumasan pada valve stem. Dengan demikian dibutuhkan celah yang tepat antara stem
dan guide, sehingga tidak terjadi kebocoran udara dan oli ke dalam intake dan exhaust
gas.
40
4.1.15 Valve Seat
Valve seat berfungsi sebagai dudukan kepala katup. Dudukan ini berfungsi
untuk mencegah terjadinya kebocoran pada katup atau mencegah terjadinya celah pada
katup sehingga tidak ada proses pembukaan sebelum mesin benar – benar
membutuhkan.
Valve atau katup berfungsi sebagai pintu dari keluar masuknya bahan bakar dan
udara atau gas buang sisa pembakaran. Katup terdiri dari dua jenis, yaitu katup masuk
atau intake dan katup buang atau exhaust. Perbedaan kedua katup terletak dari
ukurannya dimana katup buang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada katup
masuk. Katup masuk berfungsi untuk keluar masuknya bahan bakar dan udara,
sedangkan katup buang untuk keluar masuknya gas sisa pembakaran. Pada Toyota
Soluna terdapat 8 katup masuk (intake valve) dan 8 katup buang (exhaust valve).
Saat poros crankshaft berputar maka poros camshaft juga ikut berputar. Karena
poros camshaft terletak di kepala silinder, maka diperlukan sebuah belt untuk
menghubungkan putaran kedua poros tersebut. Belt akan meneruskan putaran dari
pulley timing crankshaft menuju pulley timing camshaft yang berada di poros camshaft
exhaust. Lalu otomatis poros camshaft exhaust dan intake akan berputar sesuai timing
41
Kemudian saat poros camshaft berputar, maka lobe akan langsung menekan
shim. Ketika shim tertekan, otomatis bucket lifter akan menekan pegas dan katup pun
membuka. Dan ketika lobe berputar, maka pegas akan mengembalikan katup ke posisi
Pada sistem DOHC yang diadopsi Toyota Soluna untuk pengatur celah katup
tidak lagi menggunakan komponen rocker arm melainkan digantikan oleh adjusting
shim. Selanjutnya, mekanisme katup akan bekerja secara otomatis sesuai dengan timing
yang ditentukan dan selama mesin dalam kondisi hidup atau berputar.
4.3 Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Katup Toyota Soluna
komponen aus atau akan berubah setelannya. Kerusakan pada komponen mekanisme
Setelan katup berfungsi agar celah antara batang katup dan pelatuk tetap pada
kondisi standar pabrik. Celah katup tersebut akan mengantisipasi pemuaian katup. Jarak
bebas katup harus sesuai dengan standar kecuali apabila ada modifikasi di poros cam.
Akibat dari setelan katup yang terlalu renggang dapat menimbulkan bunyi
berisik pada pengerak katup, dan batang katup biasa patah karena mendapat pukulan
yang tiba-tiba, serta mengakibatkan sudut pembukaan katup menjadi lebih singkat.
Akibat dari setelan katup yang terlalu sempit menyebabkan waktu pembukaan
katup lebih lama dari semestinya, overlapping menjadi lebih besar sehingga
mengakibatkan kerugian gas baru, ketika putaran idle mesin bisa bergetar, katup tidak
42
menutup secara sempurna, dan katup bisa terbakar karena tidak ada pemindahan panas
ketebalan shim terjadi akibat keausan dan dapat berpengaruh pada sistem buka tutup
suara berisik dan tenaga mesin berkurang serta bahan bakar boros.
Katup akan membuka lebih awal, menutup dengan lambat, dapat terjadi salah
pengapian dan kemungkinan daun katup akan terbakar serta putaran idle kurang setabil
C. Solusi Perbaikan :
Dilakukan penyetelan celah katup dengan cara mengganti plat shim sesuai
Timing belt berfungsi sebagai penerus putaran dari poros engkol ke poros cam.
Putaran dari poros cam setengah dari putaran poros engkol maka putaran poros cam
harus sesuai dengan putaran poros engkol untuk membuat mesin dapat bekerja. Putaran
43
poros cam yang tidak sesuai dengan kerja poros engkol akan membuat mesin tidak
bekerja dan bisa merusak komponen pada torak dan pada mekanisme katup.
timing belt saat mesin bekerja. Timing belt yang putus saat mesin bekerja biasa merusak
komponen mesin, salah satunya adalah benturan antara torak dan katup sehingga salah
satu dari komponen ada yang rusak. Perawatan yang dilakukan terhadap timing belt
adalah dengan penggantian secara berkala sesuai dengan prosedur dan pemeriksaan dari
keausan serta tekanan timing belt. Pengantian timing belt sebaiknya dilakukan sebelum
Kerusakan yang terjadi pada poros cam adalah keausan pada bantalan dan
journal sehingga putaran poros cam tidak lurus dan bisa menimbulkan bunyi. Penyebab
dari kerusakan diatas biasanya terjadi pada sistem pelumasan, dimana pelumas tidak
sampai atas karena kurang dan kualitas dari pelumas. Kerusakan yang terjadi pada cam
atau bumbungan adalah keausan dari cam sendiri. Keausan tersebut membuat profil
Kerusakan pada pegas katup yang terlalu kuat akan menyebabkan rusaknya
kepala katup dan ruang bakar. Kerusakan yang terjadi pada pegas katup yang terlalu
lemah akan menyebabkan bocornya tekanan kompresi dan bila putaran sangat tinggi
44
Perapat (seal) katup akan rusak apabila digunakan terus menerus dan salah satu
penyebabnya adalah bengkonknya batang katup. Perapat katup yang rusak akan
Kerusakan pada kepala silinder yaitu pada packing dan ketidakrataan dari
menurun sehingga tenaga dari mesin akan berkurang. Kerusakan pada ruang bakar
adalah rusaknya dudukan kepala katup karena pegas katup yang terlalu kuat.
katup menjadi terganggu, selain itu katup yang digunakan terus menerus akan menjadi
tipis pada daun katup yang menyebabkan persinggungan antara daun katup dan
Kerusakan pada sistem katup diatas adapat dilihat pada tabel berikut:
45
terlalu rendah rapat spesifikasi
Asap knlpot putih dan Bushing katup kotor Ganti bushing atau seal
3
oli cepat habis atau seal rusak katup
sehingga kompresi
5 Mesin sulit di start Sekur katup
bocor, daun katup dan
rusak diganti
46
4.4 Perawatan Sistem Katup Pada Toyota Soluna
Setelan katup yang tidak tepat, adapun tindakan yang perlu dilakukan adalah
penyetelan celah bebas katup dengan ukuran standar spesifikasi nya. Dan perawatanya
kendaraan masing-masing.
Perawatan pada timing belt sangat penting karena jika sewaktu mesin bekerja
dan timing belt putus maka akan mengakibatkan hal yang berbahaya seperti mekanisme
katup akan kacau dan mengakibatkan katup bisa patah atau bengkok karena benturan
dengan torak. Perawatan timing belt sesuai dengan spesifikasi pada buku manual mesin
setiap 50.000 km dilakukan pengecekan dan pengantian setiap 100.000 km. Setiap
pengantian timing belt maka akan dicatat di buku atau ditutup timing belt pada berapa
kilometer mesin tersebut diganti timing belt. Pemeriksaan timing belt meliputi keausan,
Hasil dari pemeriksaan pada timing belt didapatkan bahwa timing belt sudah
rusak, dimana terdapat keretakan dan jahitan pada timing belt. Dan jika pergantian
timing belt dengan yang baru, alangkah baiknya jika tensioner yang ada pada timing
Perawatan lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah timing belt putus
adalah dengan memeriksa apakah terjadi kebocoran oli mesin di seal oli yang terdapat
pada camshaft. Karena jika terjadi kebocoran oli yang mengenai timing belt, maka hal
47
ini juga akan mempengaruhi daya tahan timing belt sehingga menjadi lebih mudah
putus.
Panjang standar profil nok tinggi nok katup hisap antara 36,46 - 36,56 mm
dengan limit 36,17 mm, untuk katup buang antara 36,36 - 36,46 mm dengan limit 36,07
mm. Bila hasil pengukuran tinggi nok sudah melewati batas limit pemakaian, maka
viskositas oli dan volume oli, mengganti oli mesin sesuai kilometer yang sudah
Setelah pegas dipakai sekian lama, maka tegangan pegas dapat berkurang
sehingga mengurangi fungsi pegas dalam kinerja katup. Oleh karena itu tegangan dan
panjang pegas harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi nya. Pegas - pegas
yang lemah harus diganti dengan yang baru. Jika seal katup telah rusak maka harus
Posisi persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rata dan tidak rapat.
Persinggungan katup dengan dudukan katup yang tidak rata disebabkan oleh lebar
48
persinggungan katup terlalu besar dan posisi persinggungan pada katup terlalu tinggi
Hal ini akan mengakibatkan tekanan kompresi yang rendah sehingga tenaga
yang dihasilkan menjadi kurang. Apabila posisi persinggungan katup dengan dudukan
katup tidak tepat di tengah dan terjadi kebocoran, untuk memperbaikinya maka
dudukan katup harus digerinda dan dilakukan penyekuran. Perawatanya adalah dengan
menyetel sesuai spesifikasi kendaraan dan memperhatikan jenis bahan bakar sesuai
spesifikasi kendaraan.
temperature engine agar tetap normal sesuai spesifikasi, sehingga tidak terjadi
kebengkokan pada silinder head dan kebocoran karena packing head rusak akibat
Sedangkan untuk perbaikan pada packing head jika sudah rusak, maka harus
diganti, dan untuk kepala silinder jika mengalami kebengkokan ukur menggunakan
mistar baja lalu periksa celah pada mistar baja dengan menggunakan fuller gauge
sesuai spesifikasi pada engine, jika kebengkokan silinder head belum melewati batas
limit nya, silinder head dapat diperbaiki dengan cara mengamplas permukaan silinder
head diatas kaca agar seluruh permukaan yang diamplas rata semua. Jika kebengkokan
pada silinder head melebihi batas limit maka harus mengganti silinder head dengan
yang baru.
49
Ketika melakukan penggantian atau melakukan perbaikan harus sesuai dengan
buku panduan. Dilakukannya perawatan ini agar peforma mobil dapat terus terjaga dan
50
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Toyota Soluna memiliki 4 silinder segaris dengan 16 katup yaitu 8 katup masuk
(intake valve) dan 8 katup buang (exhaust valve). Pada Toyota Soluna ini
memakai jenis katup tipe DOHC (Double Over Head Camshaft) yang
tensioner, adjusting shim, bucket lifter, retainer lock, retainer, valve spring, oil
seals, valve spring seat, valve guide, valve seat dan valve.
5.1.2 Cara kerja sistem katup pada Toyota Soluna yaitu : Saat poros crankshaft
berputar maka poros camshaft juga ikut berputar. Belt akan meneruskan putaran
dari pulley timing crankshaft menuju pulley timing camshaft yang berada di
poros camshaft exhaust. Lalu otomatis poros camshaft exhaust dan intake akan
berputar sesuai timing karena terhubung oleh drive gear camshaft. Kemudian
saat poros camshaft berputar, maka lobe akan langsung menekan shim. Ketika
shim tertekan, otomatis bucket lifter akan menekan pegas dan katup pun
membuka. Dan ketika lobe berputar, maka pegas akan mengembalikan katup ke
51
5.1.3 Mekanisme katup yang bekerja terus menerus akan mengakibatkan beberapa
mekanisme katup meliputi : setelan katup yang tidak tepat, kerusakan pada
timing belt, kerusakan pada poros cam, kerusakan pada pegas katup dan seal
katup, kerusakan pada kepala silinder dan ruang bakar, dan kerusakan pada
katup.
5.1.4 Perawatan sistem katup pada Toyota Soluna, meliputi : perawatan pada setelan
katup yang tidak tepat, perawatan pada timing belt, perawatan pada poros cam,
perawatan pada pegas katup dan seal katup, perawatan pada katup dan ruang
bakar, serta perawatan pada kepala silinder dan packing. Ketika melakukan
Dilakukannya perawatan ini agar peforma mobil dapat terus terjaga dan selalu
5.2 Saran
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai
52
DAFTAR PUSTAKA
Dhimas, F. (2017, Desember 12). Apa Sesungguhnya Makna Dan Kegunaan VVT-i
https://www.otosia.com/berita/apa-sesungguhnya-makna-dan-kegunaan-vvt-i-
pada-mesin-toyota.html
Fungsi Dan Cara Menggunakan Valve Spring Compressor. (2020, Agustus). Dipetik
https://www.sekolahkami.com/2020/08/valve-spring-compressor.htm
Ilham Rahmat 2015.Cara Kerja Mekanisme ktup. Di akses pada tanggal 9 Juni 2021.
http://www.kitapunya.net/2015/04/carakerja.sistemkatupkonversional.html#com
entform.
Keshangkut. (2016, Juni 21). Pentingnya mengetahui fakta mengenai mesin SOHC.
https://m.kaskus.co.id/thread/57690a25642eb6071e8b456a/pentingnya-
mengetahui-fakta-mengenai-mesin-sohc/
Mengenal Lebih Jauh: Jenis Setelan Klep (Tappet Type). (2017, Mei 30). Dipetik Juli
https://justrookies.wordpress.com/2017/05/30/mengenal-lebih-jauh-jenis-
setelan-klep-tappet-type/
Mengenal Pengertian dan Komponen Mekanisme Katup Dan Fungsinya. (2019,
https://www.sekolahkami.com/2019/08/komponen-komponen-mekanisme-
katup-dan-fungsinya.html
Muchta, A. (2017, Januari 5). 16 Komponen Mekanisme Katup (OHV & OHC) +
https://www.autoexpose.org/2017/05/komponen-mekanisme-katup.html
Muchta, A. (2017, Juni 06). Mekanisme Katup (OHV dan OHC) - Pengertian, Cara
https://www.autoexpose.org/2017/06/cara-kerja-mekanisme-katup.html
Najib, I. (2010). MEKANISME KATUP PADA MESIN SUZUKI G15. Retrieved Juli 21,
http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php
Nazilul, A. (2012, September). Inovasi Penempatan Katup. Dipetik Agustus 10, 2021,
dari scribd.com:
https://id.scribd.com/document/447891297/Inovasi-Penempatan-Katup
Penambang. (2014, Oktober 27). Valve, Valve Guide dan Valve Seat. Dipetik Juli 03,
https://penambang.com/valve-valve-guide-dan-valve-seat
Sudibyo, W. A. (2017, Juni 21). PENERAPAN PERAGA MEKANISME KATUP
https://docplayer.info/154069506-Penerapan-peraga-mekanisme-katup-model-
cutting-engine-untuk-meningkatkan-hasil-belajar.html
Telemarketing. (2020, Agustus 12). Kenali Istilah (VVTI, EFI, DBW, I-Dsi, dll).
https://www.hondasolobaru.co.id/kenali-istilah-vvti-dbw-idsi-vtec-vgt-dohc/
Samarinda.
(Technicial)”.Samarinda
Tomsee. (2011, November 04). Mengenal Dual Overhead Camshaft (DOHC). Dipetik
https://tomsee.wordpress.com/2011/11/04/mengenal-dual-overhead-camshaft-
dohc/
Wilson, F. (2015). 31 VALVE AND SEAT SERVICE VALVE AND SEAT SERVICE.
https://slideplayer.com/slide/5717254/
DAFTAR LAMPIRAN TUGAS AKHIR
Akhir
4. Nilai Pembimbing I
5. Nilai Pembimbing II
6. Nilai Penguji I
7. Nilai Penguji II
8. Lembar Revisi TA
9. Lembar Revisi TA
FM-POLNES-06-002/R02
Yang bertanda tangan dibawah ini, Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi
Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Samarinda
Kampus Paser, dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut :
NIM : 18611106
Dengan ini telah dinyatakan selesai dan disetujui serta dapat dilanjutkan untuk
mengikuti ujian sidang atau presentasi tugas akhir mahasiswa.
Pembimbing I Pembimbing II
FM-POLNES-06-003/R02
Pada hari ini Senin tanggal 30 bulan Agustus tahun 2021 akan dilaksanakan ujian
sidang tugas akhir Mahasiswa pada Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama :
NIM : 18611106
Yang dinyatakan :
FM-POLNES-06-004/R02
BERITA ACARA
UJIAN SIDANG PRESENTASI TUGAS AKHIR MAHASISWA
FORM : TA - 04
Pada hari ini Senin tanggal 30 bulan Agustus tahun 2021 telah dilaksanakan ujian
sidang tugas akhir Mahasiswa pada Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama :
NIM : 18611106
FM-POLNES-06-005/R02
NILAI PEMBIMBING I
FORM : TA - 05
Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil penyusunan tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama:
NIM : 18611106
Total Nilai
FM-POLNES-06-005/R02
NILAI PEMBIMBING II
FORM : TA - 05
Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil penyusunan tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama:
NIM : 18611106
Total Nilai
FM-POLNES-06-006/R02
NILAI PENGUJI I
FORM : TA - 06
Yang bertanda tangan dibawah ini, penguji tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil ujian sidang tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama :
NIM : 18611106
2. Penyajian TA 80 20% 16
Nilai Total 80
FM-POLNES-06-006/R02
NILAI PENGUJI II
FORM : TA – 06
Yang bertanda tangan di bawah ini, penguji tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil ujian sidang tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama :
NIM : 18611106
2. Penyajian TA 80 20% 16
FM-POLNES-06-007/R02
LEMBAR REVISI TA
FORM : TA - 07
Yang bertanda tangan di bawah ini, Penguji ujian sidang tugas akhir mahasiswa
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama :
NIM : 18611106
1. Sumber gambar.
FM-POLNES-06-007/R02
LEMBAR REVISI TA
FORM : TA - 07
Yang bertanda tangan di bawah ini, Penguji ujian sidang tugas akhir mahasiswa
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama :
NIM : 18611106
1. Perbaiki Abstrak.
2. Bab 1 Singkronkan
Rumusan Masalah
Tujuan dan
Bab 5 Kesimpulan.
3. Bab 1 Tambahkan
Batasan Masalah.
FM-POLNES-06-008/R02
PERSETUJUAN REVISI
FORM : TA - 08
Yang bertanda tangan di bawah ini, Penguji ujian sidang tugas akhir mahasiswa
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama:
NIM : 10611106
Menyatakan bahwa tugas akhir mahasiswa di atas telah direvisi dan disetujui.