Anda di halaman 1dari 88

IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA TOYOTA SOLUNA

TUGAS AKHIR

POLNES
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Oleh :

RIDA ARDIANSYAH

NIM 18611106

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
2021
IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA TOYOTA SOLUNA

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd)


pada:
Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda Kampus Paser

POLNES
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Oleh :

RIDA ARDIANSYAH

NIM 18611106

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
2021

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rida Ardiansyah

NIM : 18611106

Jurusan : Teknik Mesin

Program Studi : Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Identifikasi Sistem Katup Pada Toyota Soluna

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya

sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan

dengan benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan

Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundangan-

undangan yang berlaku.

Tana Paser, 12 Juli 2021

Rida Ardiansyah
NIM. 18611106

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA TOYOTA SOLUNA

NAMA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


pada tanggal,............................

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Usman Syamsuddin, ST., MT Misru Razy, S.Pd., MT


NIDN. NIP.

Mengesahkan:

Direktur Politeknik Negeri Samarinda,

Ramli, ST. M.Eng


NIP.19720403 200012 1 001

Lulus Ujian Tanggal :

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA TOYOTA SOLUNA

NAMA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui


pada tanggal,.............................

Dewan Penguji:

Penguji I,
Nama : Simon Petrus, ST., MT.
NIP : 19660202 199603 1 001

Penguji II,
Nama : Munawir, S.Pd., MT.
NUPN : 9900981000200

Mengetahui:

Ketua Jurusan Teknik Mesin, Ketua Program Studi Teknik


Perawatan dan Perbaikan Mesin,

Suparno, ST., MT. Anny Fatmawati, ST., MT.


NIP. 19640815 199003 1 004 NIP. 19630714 198903 2 003

iv
ABSTRAK

Sistem katup adalah sebuah gerakan statis yang berperan besar dalam proses
pembakaran di dalam engine. Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini untuk
mengetahui komponen, cara kerja, kerusakan yang sering terjadi, dan cara perawatan
pada sistem katup Toyota Soluna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melakukan identitifikasi komponen pada sistem katup. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa komponen dalam sistem katup Toyota Soluna yaitu crankshaft,
timing pulley, camshaft, driver gear camshaft, timing belt, tensioner, adjusting shim,
bucket lifter, retainer lock, retainer, valve spring, oil seals, valve spring seat, valve
guide, valve seat dan valve. Prinsip kerja dari sistem katup Toyota Soluna yaitu
dengan mengkonfigurasikan putaran crankshaft yang berhubungan dengan camshaft
yang dihubungkan dengan Timing Belt sehingga katup dapat bergerak dengan adanya
tekanan dari shim yang ditekan oleh cam shaft. Bocornya katup dan berubahnya celah
katup merupakan kerusakan yang sering terjadi. Perawatan sistem katup pada Toyota
Soluna yaitu penyetalan katup secara rutin sesuai dengan standarnya dan pengantian
timing belt sesuai batasnya.

Kata Kunci : cam shaft, crank shaft, valve, adjusting shim, dan timing belt

v
ABSTRACT

A valve system is a static movement that plays a major role in the combustion process
inside the engine. The purpose of the research in this final task is to find out the
components, how they work, frequent damage, and how to maintain the Toyota Soluna
valve system. The method used in this study was to identify components in the valve
system. The results showed that the components in the Toyota Soluna valve system are
crankshaft, timing pulley, camshaft, camshaft gear driver, timing belt, tensioner,
adjusting shim, bucket lifter, retainer lock, retainer, valve spring, oil seals, valve
spring seat, valve guide, valve seat and valve. The working principle of the Toyota
Soluna valve system is to configure the crankshaft rotation associated with the
camshaft connected to the Timing Belt so that the valve can move with the pressure of
the shim pressed by the cam shaft. Leaking valves and changing valve gaps are
frequent damage. The maintenance of the valve system in Toyota Soluna is the regular
thickening of the valve in accordance with its standards and the replacement of timing
belts according to their limits.

Keywords: cam shaft, crank shaft, valve, adjusting shim, and timing belt

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa

memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Identifikasi

Sistem Katup Pada Toyota Soluna” ini dapat terselesaikan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang

pendidikan Diploma III pada Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin

Politeknik Negeri Samarinda Kampus Paser. Laporan ini disusun berdasarkan data yang

penulis peroleh selama melakukan penelitian mulai dari proses pembuatan sampai

selesainya laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami beberapa kendala, namun

berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaiakannya. Dalam

kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. Bapak Ramli, ST., M.Eng, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Suparno, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

3. Bapak Usman Syamsuddin, ST. MT., selaku Sekretaris Prodi Teknik Perawatan

dan Perbaikan Mesin Politeknik Negeri Samarinda Kampus Paser.

4. Bapak Usman Syamsuddin, ST. MT., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Bapak Misru Razy, S.Pd., MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi serta Staf Administrasi Program Studi Teknik

Perawatan dan Perbaikan Mesin.

vii
7. Orang tua saya yang senantiasa memberi semangat dan dukungan kepada saya

sehingga dapat menyusun Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman mahasiswa Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin Angkatan 2018

yang senantiasa saling membantu dan memberikan semangat selama proses

penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

sehingga dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi lebih baik. Besar

harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

menggunakannya.

Tana Paser, 12 Juli 2021

Penulis,

Rida Ardiansyah
NIM. 18611106

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN ORISINALITAS ii

HALAMAN PEMBIMBING iii

HALAMAN PENGUJI iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan 4

1.5 Manfaat 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Pengertian Mekanisme Katup 5

2.2 Inovasi Mekanisme Katup 6

2.2.1 Mekanisme Slide Valve (SV) 6

2.2.2 Mekanisme Over Head Valve (OHV) 7

2.2.3 Mekanisme Over Head Camshaft (OHC) 8

A. Tipe Single Over Head Camshaft (SOHC) 9

ix
B. Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC) 10

2.3 Perkembangan Teknologi Pada Mekanisme Katup 11

2.3.1 Teknologi VVT-i 11

2.3.2 Teknologi VTEC 12

2.4 Komponen Dan Fungsi Mekanisme Katup 13

2.4.1 Crankshaft 13

2.4.2 Gear Sprocket 14

2.4.3 Camshaft 15

2.4.4 Timing Belt, Timing Chain, Dan Timing Gear 15

2.4.5 Tensioner 16

2.4.6 Pengangkat Katup 17

2.4.7 Batang Penekan 17

2.4.8 Rocker Arm Dan Shaft 18

2.4.9 Valve 19

2.4.10 Pegas 20

2.4.11 Adjusting Shim 20

2.4.12 Valve Seat 21

2.4.13 Valve Keeper 22

2.4.14 Oil Seals 22

2.4.15 Retainer Lock 23

2.4.16 Valve Guide 24

2.5 Metode Penggerak Katup 24

2.5.1 Metode Timing Belt 25

2.5.2 Metode Timing Gear 26

2.5.3 Metode Timing Chain 27

x
BAB III METODE PERAWATAN 28

3.1 Metode Perawatan 28

3.2 Metode Perawatan Operasional 28

3.3 Metode Pengumpulan Data 28

3.3.1 Metode Kepustakaan (Library Research) 29

3.3.2 Metode Lapangan (Field Research) 29

A. Observasi 29

B. Wawancara 30

3.4 Sumber Data 30

3.4.1 Data Primer 30

3.4.2 Data Sekunder 30

3.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 31

3.6 Rancangan Pelaksanaan 31

3.7 Alat dan Bahan 32

3.7.1 Alat 32

3.7.2 Bahan 32

3.8 Prosedur Pengerjaan Identifikasi Sistem Katup 33

3.8.1 Alat Pelindung Diri 33

3.9 Uraian Perawatan 33

3.9.1 Langkah Pembongkaran 34

3.9.2 Identifikasi 34

3.9.3 Langkah Pemasangan 34

3.10 Diagram Alir Identifikasi Sistem Katup Pada Toyota Soluna 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37

4.1 Komponen Sistem Katup Pada Toyota Soluna 37

xi
4.1.1 Crankshaft 37

4.1.2 Timing Pulley 37

4.1.3 Camshaft 38

4.1.4 Driver Gear Camshaft 38

4.1.5 Timing Belt 38

4.1.6 Tensioner 38

4.1.7 Shim 39

4.1.8 Valve Lifter 39

4.1.9 Retainer Lock 39

4.1.10 Retainer 39

4.1.11 Spring 40

4.1.12 Oil Seals 40

4.1.13 Valve Spring Seat 40

4.1.14 Valve Guide 40

4.1.15 Valve Seat 41

4.1.16 Valve 41

4.2 Cara Kerja Sistem Katup Pada Toyota Soluna 41

4.3 Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Katup Toyota Soluna 42

4.3.1 Setelan Katup Yang Tidak Tepat 42

A. Celah Terlalu Besar 43

B. Celah Terlalu Kecil 43

4.3.2 Kerusakan Pada Timing Belt 43

4.3.3 Kerusakan Pada Poros Cam 44

4.3.4 Kerusakan Pada Pegas Katup Dan Seal Katup 44

4.3.5 Kerusakan Pada Kepala Silinder Dan Ruang Bakar 45

xii
4.3.6 Kerusakan Pada Katup 45

4.4 Perawatan Sistem Katup Pada Toyota Soluna 47

4.4.1 Setelan Katup Yang Tidak Tepat 47

4.4.2 Timing Belt 47

4.4.3 Poros Cam 48

4.4.4 Pegas Katup Dan Seal Katup 48

4.4.5 Katup Dan Ruang Bakar 48

4.4.6 Kepala Silinder Dan Packing 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1 Kesimpulan 51

5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Katup samping atau slide valve (SV) 6

Gambar 2.2 Sistem katup OHV 7

Gambar 2.3 Sistem katup OHC 9

Gambar 2.4 Tipe sistem katup SOHC 10

Gambar 2.5 Tipe sistem katup DOHC 11

Gambar 2.6 Teknologi VVT-i 12

Gambar 2.7 Teknologi VTEC 13

Gambar 2.8 Crankshaft 14

Gambar 2.9 Gear sprocket 14

Gambar 2.10 Camshaft 15

Gambar 2.11 Timing belt, timing chain dan timing gear 16

Gambar 2.12 Tensioner 16

Gambar 2.13 Valve lifter 17

Gambar 2.14 Push rod 18

Gambar 2.15 Rocker arm dan shaft 19

Gambar 2.16 Valve 19

Gambar 2.17 Valve spring 20

Gambar 2.18 Adjusting shim 21

Gambar 2.19 Valve seat 21

Gambar 2.20 Retainer 22

Gambar 2.21 Oil seals 23

Gambar 2.22 Retainer Lock 23

xiv
Gambar 2.23 Valve Guide 24

Gambar 2.24 Motor Bakar Empat Langkah 25

Gambar 2.25 Metode Timing Belt 26

Gambar 2.26 Metode Timing Gear 26

Gambar 2.27 Metode Timing Chain 27

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Urutan Penelitian 31

Tabel 3.2 Jadwal Perancangan 31

Tabel 3.3 Alat 32

Tabel 3.4 Bahan 32

Tabel 4.1 Gangguan dan Cara Mengatasi Masalah 45

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era moderen seperti

sekarang ini sangatlah pesat. Dalam dunia otomotif elektronisasi dan komputerisasi

juga telah dilakukan oleh para produsen - produsen kendaraan. Pergantian dari

komponen - komponen yang tadinya menggunakan sistem mekanis menjadi elektronik

maupun komputer juga telah dilakukan.

Sistem katup adalah sebuah gerakan statis yang berperan besar dalam proses

pembakaran di dalam engine. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat

memenuhi fungsi dari mekanisme katup pada kendaraan. Dalam hal ini pergerakan

piston sebagai sumber kerja dari mekanisme katup yang dimana mekanisme katup

berperan pokok sebagai penggerak piston maka hubungan keduanya saling berkaitan.

Disisi lain, agar sistem katup pada kendaraan dapat berjalan dengan baik, maka

dibutuhkan juga beberapa komponen untuk dapat menyelaraskan pergerakan katup

sehingga bergerak sesuai dengan sistemnya. Untuk itu, dalam sistem katup dilengkapi

dengan suatu crankshaft yang berfungsi untuk merubah gerakan naik turun piston

menjadi gerakan putaran yang dibutuhkan oleh gear box. Kemudian dihubungkan

dengan camshaft oleh timing gear atau timing belt yang sudah diatur posisinya oleh

standar pabrik. Kemudian camshaft mempunyai cekungan yang dapat mendorong push

rod naik turun yang kemudian gerakan naik trun tersebut dihubungka oleh rocker arm

untuk menggerakan katup. Katup akan kembali ke posisi semula saat bergerak

membuka karena adanya dorongan balik dari pegas.

1
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah, membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah putaran

crankshaft yang sempurna. Siklus empat langkah ini dikenal sebagai siklus otto, yang

ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867. Empat langkah tersebut terdiri

dari :

Langkah hisap, adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup

buang tertutup dan katup hisap terbuka, dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang

pembakaran melalui katup hisap.

Langkah Kompresi, adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan

udara dengan bergerak dari TMB ke TMA, dimana katup hisap dan katup buang sama -

sama dalam posisi tertutup. Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi. Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang pembakaran menjadi

tinggi. Sesaat piston mendekati TMA, busi memancarkan percikan api untuk membakar

campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi tadi. Sehingga terjadilah ledakan di

dalam ruang pembakaran.

Langkah Ekspansi, adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke

TMB akibat terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar. Posisi katup hisap dan buang masih sama - sama tertutup. Langkah

inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja.

Langkah Buang, adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke

TMA, dimana katup hisap tertutup dan katup buang terbuka. Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran. Pada saat piston mencapai TMA maka katup buang

tertutup dan katup hisap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat dimulai kembali.

2
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Identifikasi

Sistem Katup Pada Toyota Soluna”.

1.2 Rumusan Masalah

Banyak permasalahan yang sering terjadi pada sistem katup. Untuk itu perlu

dilakukan perumusan masalah agar mempermudah dalam mencari, mengidentifikasi,

dan mengatasi permasalahan yang terjadi, diantaranya sebagai berikut :

1.2.1 Apa saja komponen yang terdapat pada sistem katup Toyota Soluna?

1.2.2 Bagaimana cara kerja sistem katup pada Toyota Soluna?

1.2.3 Apa saja kerusakan yang sering terjadi pada sistem katup Toyota Soluna?

1.2.4 Bagaimana perawatan pada sistem katup Toyota Soluna?

1.3 Batasan Masalah

Untuk memperoleh hasil pembahasan yang lebih terarah dan jelas dalam

penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah. Batasan

masalah Tugas Akhir ini antara lain :

1.3.1 Unit engine yang digunakan adalah engine Toyota Soluna tahun 2003 dengan

sistem katup DOHC 16 Valve.

1.3.2 Pada proses identifikasi hanya membahas mengenai komponen, cara kerja,

kerusakan yang sering terjadi dan perawatan terhadap sistem katup Toyota

Soluna.

1.3.3 Tugas Akhir ini hanya membahas mengenai sistem katup.

1.3.4 Dalam proses identifikasi tidak dilakukan pengukuran.

3
1.4 Tujuan

Tujuan penulis mengambil judul identifikasi sistem katup pada Toyota Soluna

yaitu :

1.4.1 Untuk mengetahui komponen - komponen yang terdapat pada sistem katup

Toyota Soluna.

1.4.2 Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari sistem katup pada Toyota Soluna.

1.4.3 Untuk mengetahui kerusakan - kerusakan yang sering terjadi pada sistem katup

Toyota Soluna.

1.4.4 Untuk mengetahui bagaimana perawatan yang dilakukan pada sistem katup

Toyota Soluna.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dalam identifikasi pada sistem katup Toyota

Soluna adalah sebagai berikut :

1.5.1 Dapat memberikan pengetahuan tentang komponen sistem katup yang terdapat

pada Toyota Soluna.

1.5.2 Dapat memberikan gambaran bagaimana cara kerja komponen pada sistem

katup Toyota Soluna.

1.5.3 Dapat memberikan pengetahuan tentang kerusakan yang sering terjadi pada

sistem katup Toyota Soluna.

1.5.4 Dapat memberikan pengetahuan mengenai perawatan yang dilakukan pada

sistem katup Toyota Soluna.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Katup

Sistem katup adalah sebuah rangkaian mekanis yang tersistematis untuk

membuka saluran intake disaat piston berada pada fase hisap dan membuka saluran

exhaust ketika posisi piston berada pada fase buang. Secara desain, keberadaan

mekanisme katup tentu saja membuat mesin terlihat lebih rumit. Karena perlu satu

rangkaian roda gigi dari crankshaft ke camshaf (Muchta, 2017). KATUP sendiri berasal

dari kata buKa dan tuTup sehingga di singkat menjadi katup, sesuai dengan fungsi

komponen tersebut. Katup juga ada dua jenis yaitu :

Katup IN adalah katup untuk intake manifold yaitu katup untuk pemasukan

udara dan bahan bakar, katup ini mempunyai ukuran diameter yang lebih besar

dibandingkan dengan katup EX karena diperlukan lebih banyak pemasukan dari pada

pengeluaran agar efisien saat proses pembakaran.

Katup EX adalah katup untuk exhaust manifold yaitu katup untuk pengeluaran

sisa pembakaran, katup ini mempnyai ukuran yang lebih kecil dikarenakan agar

pembuanagan bahan bahar dapat diperkecil (Suharyadie, 2014).

Dalam mengukur celah katup, dilakukan pengukuran secara manual menggunakan alat

yang benama feeler gauge.

Sistem katup hanya terdapat pada mesin 4 tak. Pada mesin 2 tak, saluran keluar

masuk udara kedalam ruang bakar diatur langsung oleh piston. Dengan kata lain

dinding piston yang akan menutup saluran intake dan exhaust. Sementara pada mesin 4

tak, udara disuplai dari kepala silinder, sehingga perlu sebuah mekanisme yang dikenal

5
valve mechanism (Muchta, 2017). Fungsi dari katup yaitu untuk memutuskan dan

menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan aliran udara luar pada saat yang

dibutuhkan. Proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus berlangsung dalam

ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran gas meski sedikit, maka

proses pembakaran akan terganggu. Oleh karenanya katup - katup harus tertutup rapat

pada saat pembakaran gas berlangsung (Najib, 2010).

2.2 Inovasi Sistem Katup

Inovasi penempatan sistem katup dapat dibedakan dari penempatan katup

terhadap kepala silinder. Penempatan katup ada tiga yaitu katup samping atau slide

valve (SV), Over Head Valve (OHV), dan Over Head Camshaft (OHC).

2.2.1 Sistem Katup Samping atau Slide Valve (SV)

Katup samping adalah konstruksi katup yang sederhana dan ringan dengan

menempatkan katup pada sisi samping dari silinder. Penempatan katup di samping

silinder membuat ukuran panjang mesin berkurang. Penempatan katup disamping juga

akan membuat mesin lebih lebar.

Gambar 2.1 Katup samping atau slide valve (SV)

6
Cara kerjanya adalah ketika poros engkol berputar maka berputar juga roda gigi

yang terhubung di poros engkol, roda gigi tersebut akan berhubungan dengan roda gigi

yang terpasang di camshaft, jika camshaft menyentuh batang pendorong maka batang

pendorong akan mendorong katup dengan melawan gaya pegas hingga katup terbuka.

Komponen yang bekerja terdiri dari katup, pegas katup, mur penyetel, pengangkat

katup, camshaft, roda gigi pada camshaft, dan roda gigi pada poros engkol. Tipe dari

mekanisme katup ini biasanya digunakan pada mesin industri (Najib, 2010).

2.2.2 Sistem Over Head Valve (OHV)

Sistem katup jenis ini cam terletak dibawah silinder sehingga kerja dari sistem

katup membutuhkan batang penekan (push rod). Tambahan batang penekan maka

komponen menjadi lebih banyak sehingga tenaga mesin akan berkurang karena

bertambahnya komponen.

Adanya batang penerus maka bobot mesin juga akan lebih berat dan gerakan

kerja mesin cenderung terjadi keterlambatan pembukaan dan penutupan katup.

Mekanisme katup ini cocok untuk putaran mesin rendah sampai tinggi.

Gambar 2.2 Sistem katup OHV

7
Komponen katup pada tipe ini terdiri dari roda gigi reduksi, perantara roda gigi

menggunakan timing gear atau timing chain, poros cam, pengangkat (tappet), batang

penekan, pelatuk, pegas katup, penahan pegas, mur penyetel, dan katup. Roda gigi

reduksi berfungsi untuk mengubah putaran dari poros engkol dengan perbandingan 2 :

1, artinya ketika poros engkol berputar dua kali maka gigi reduksi berputar satu kali.

Hal tersebut bertujuan untuk mengatur mekanisme katup yang kerjanya sesuai

dengan kerja mesin 4 langkah. Poros cam bertujuan untuk mengubah gerak putar

menjadi gerak naik turun yang terjadi di tappet dan batang penekan sehingga pelatuk

bisa mendorong katup masuk dan katup buang sesuai dengan langkah mesin yang

bekerja (Najib, 2010).

2.2.3 Sistem Over Head Camshaft (OHC)

Motor bensin dengan sistem katup tipe OHC dari segi komponen lebih ringkas

dibandingkan dengan mesin dengan mekanisme katup OHV. Ciri utama dari

mekanisme katup ini ada pada poros cam dan katup yang terletak di atas silinder serta

pengerak poros cam menggunakan rantai atau sabuk.

Keuntungan dari sistem katup tipe ini dapat dilihat dengan berkurangnya

komponen sehingga bisa mempercepat kerja sistem katup untuk mengurangi

keterlambatan pembukaan dan penutupan katup. Jika dalam sebuah mesin hanya

menggunakan dua katup dan satu poros cam maka disebut mesin OHC atau SOHC

(Single Over Head Camshaft).

8
Gambar 2.3 Sistem katup OHC

Kemampuan mesin dapat ditingkatkan dengan memperbaiki sistem pemasukan

udara dan gas ke dalam silinder. Udara dan gas yang masuk lebih banyak maka tenaga

akan bertambah pula. Sesuai dengan hal tersebut maka dalam mesin perlu ditambah

katup pada setiap silindernya, misalnya tiap silinder ada 3 atau 4 katup yang bertujuan

agar gas baru yang dihisap lebih optimal.

Jumlah katup yang bertambah maka pengerak dari katup juga perlu ditambah.

Oleh karena itu maka perlu tambahan cam. Mekanisme dengan dua poros cam disebut

DOHC (Doubel Over Head Camshaft) (Najib, 2010). Terdapat 2 tipe sistem katup

OHC, yaitu :

A. Tipe Single Over Head Camshaft (SOHC)

Sistem katup SOHC (Single Over Head Camshaft) memiliki keunggulan sistem

katup lebih ringkas, poros cam ada di kepala silinder sehingga lebih dekat dengan

sistem katup yang bertujuan untuk menggurangi kerugian mekanik, dan cocok untuk

mesin dengan kecepatan tinggi.

9
Gambar 2.4 Tipe sistem katup SOHC

Sistem tipe ini merupakan dasar perkembangan teknologi hingga sekarang.

Sistem katup yang diperbaiki atau disempurnakan maka akan mendapatkan efektivitas

dan efesiensi kerja mesin yang baik serta ramah lingkungan. Varian dari model mesin

SOHC sekarang dapat menambah katupnya lebih dari dua.setiap silindernya, bahkan

sekarang tiap silinder memungkinkan untuk dipasang 2 sampai 6 katup pada setiap

silindernya (Najib, 2010).

B. Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC)

Istilah DOHC selain ditemukan di spesifikasi mobil juga bisa dilihat stiker di

badan mobil dan pada cover mesin. DOHC singkatan dari Doubel Over Head

Camshaft. Jika diartikan maka dua poros cam yang terpasang pada kepala silinder

mesin. Penggunaan poros cam ganda akan lebih mudah untuk menambah jumlah katup.

10
Gambar 2.5 Tipe sistem katup DOHC

Mesin DOHC jumlah katup bisa mencapai 16 sampai 24 untuk mesin dengan 4

silinder. Katup yang lebih banyak maka aliran gas yang masuk lebih mudah sehingga

jumlah gas yang masuk lebih banyak dibanding tipe mesin SOHC. Saat putaran tinggi

mesin DOHC lebih unggul karena memiliki tenaga yang melimpah. Sedangkan saat

putaran rendah mesin tipe ini justru akan kurang tenaga karena tenaganya habis untuk

mengerakkan dua poros cam dan katup yang lebih banyak (Najib, 2010).

2.3 Perkembangan Teknologi Pada Sistem Katup

2.3.1 Teknologi VVT-i (Variable Valve Timing Intelegent)

Perkembangan dari sistem katup tipe DOHC dapat dilihat pada teknologi ini.

VVT-i merupakan teknologi yang mangatur sistem kerja katup pemasukan bahan bakar

secara elektronik, baik dalam hal waktu maupun ukuran buka tutup katup sesuai dengan

besar putaran mesin sehingga menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan bakar

dan ramah lingkungan.

Cara kerja dari mesin VVT-i pada prinsipnya ialah pengaturan maju dan

mundurnya pembukaan katup secara variasi yang diatur oleh gerakan poros cam lebih

cepat atau lebih lambat, untuk menentukan kerja mekanaik katup secara tepat yaitu saat

11
kapan membuka katup lebih cepat atau lebih lambat. Kerja dari katup ini

memnyesuaikan dengan beban mesin dan putaran mesin.

Gambar 2.6 Teknologi VVT-i

` Prinsip kerja dari kotrol VVT-i ialah bergerak maju, mundur atau menahan

antara sudu - sudu dengan rodanya. Sudu - sudu tersebut terpasang rigid terhadap poros

cam dan roda VVT-i terhubung dengan timing chain atau timing belt yang digerakkan

oleh poros engkol. Kontrol VVT-i yang bergerak maka akan terjadi selisih sudut putar

antara sudu dan roda VVT-i secara variasi sesuai dengan putaran mesin dan beban

mesin.

OVC (Oil Control Valve) merupakan pengatur katup aliran oli ke kontrol VVT-i

sehingga poros cam maju dan mundur untuk menentukan selisih sudut pembukaan

katup dengan waktu dan durasi yang tepat. Data masukan yang membuat VVT-i

berkerja diperoleh dari sensor - sensor seperti TPS ( Throttle Position Sensor), tekanan,

temperatur air pendingin, sudut crank, dan cam angle (Najib, 2010).

2.3.2 Teknologi VTEC (Variable Valve Timing And Life Electronic Control)

VTEC (Variable valve timming and lift electronikc control) merupakan salah

satu teknologi yang hampir sama dengan VVT-i pada Toyota, namun pada VTEC lebih

12
fokus ke berapa lama katup itu terbuka untuk memaksimalkan udara yang masuk.

Prinsip kerjanya yaitu pada satu rocker arm terdapat dua buah cam atau tonjolan. Cam

utama berfungsi menekan rocker arm ketika poros nok berputar, sementara profil cam

memiliki bentuk lebih menonjol dengan sudut lebih awal, cam ini juga menekan rocker

arm tapi rocker arm yang ditekan profil cam dalam posisi bebas (tidak menekan katup).

Pada rocker arm utama, terdapat aktuator VTEC yang mampu menghubungkan dua

buah rocker arm melalui pin. Keuntungan dari sistem ini adalah efisiensi dan torsi yang

cukup tinggi .

Gambar 2.7 Teknologi VTEC

2.4 Komponen dan Fungsi Sistem Katup

2.4.1 Crankshaft

Crankshaft adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi sebagai

penghasilkan tenaga putar untuk langkah lain, selain langkah tenaga. Pada sistem katup,

fungsi dari crankshaft yaitu sebagai penghasil tenaga putar untuk menggerakkan katup

agar dapat membuka dan menutup.

13
Gambar 2.8 Crankshaft

2.4.2 Gear Sprocket

Gear sprocket adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk

menghubungkan tenaga putar dari crankshaft ke camshaft. Selain menghubungkan

tenaga putar, gear sprocket juga berfungsi untuk menentukan timing pembukaan dan

penutupan katup agar sesuai dengan langkah – langkah pada mesin. Perbandingan gear

sprocket pada poros camshaft dan crankshaft biasanya adalah 1 : 2. Hal ini berfungsi

agar poros crankshaft dapat berputar 1 kali ketika mesin sudah menyelesaikan ke empat

langkahnya.

Gambar 2.9 Gear sprocket

14
2.4.3 Camshaft

Camshaft adalah salah satu komponen sistem katup yang mempunyai tonjolan

atau nok. Tonjolan atau nok ini berfungsi untuk membuka dan menutup katup sesuai

dengan valve timing diagram pada mesin atau sederhananya yaitu membuka dan

menutup katup sesuai dengan waktunya. Lobe atau nok ini mempunyai tinggi yang

sudah disesuaikan dengan jenis kendaraan yang ada. Pada umumnya terdapat satu poros

camshaft untuk menggerakkan katup baik intake maupun exhaust. Namun, berbeda

dengan sistem katup double over head camshaft yaitu terdapat dua poros camshaft, 1

poros intake dan 1 poros exhaust.

Gambar 2.10 Camshaft

2.4.4 Timing Belt, Timing Chain, dan Timing Gear

Timing belt, timing chain, dan timing gear adalah komponen sistem katup yang

berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari crankshaft ke poros camshaft. Ketiga

komponen penerus tenaga tersebut banyak digunakan pada kendaraan. Penggunaannya

tergantung kebutuhan. Namun, pada umumnya yang masih banyak digunakan adalah

timing belt atau timing chain.

15
Gambar 2.11 Timing belt, timing chain dan timing gear

2.4.5 Tensioner

Tensioner adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk

menarik timing chain atau belt agar tegangan selalu sesuai dengan standar (kencang).

Tensioner terdiri dari dua jenis yaitu tipe roller dan tipe hidrolik. Tipe roller

memanfaatkan pegas untuk mengatur kekencangan dari chain atau belt. Sementara

untuk tipe hidrolik memanfaatkan oli mesin untuk mengatur kekencangan dari chain

atau belt.

Gambar 2.12 Tensioner

16
2.4.6 Pengangkat Katup (Valve Lifter)

Pengangkat katup atau valve lifter adalah salah satu komponen sistem katup

yang berfungsi untuk meneruskan gerakkan camshaft ke push rod untuk sistem katup

tipe OHV. Komponen tersebut adalah pengangkat katup atau valve lifter. Valve lifter

terhubung dengan katup melalui batang penekan atau push rod. Valve lifter akan

bergerak naik turun akibat nok yang terdapat pada poros camshaft yang berputar.

Untuk komponen ini harus dilakukan penyetelan katup guna mengembalikan

kinerja dari valve lifter untuk membuka dan menutup katup. Namun, ada beberapa juga

yang tidak memerlukan penyetelan dikarenakan sudah menggunakan hidraulic lifter

atau selad lifter dan last adjuster.

Gambar 2.13 Valve lifter

2.4.7 Batang Penekan (Push Rod)

Batang penekan atau push rod adalah salah satu komponen sistem katup yang

berfungsi untuk meneruskan gerakkan naik turun dari valve lifter ke rocker arm.

Komponen tersebut adalah batang penekan atau lebih di kenal dengan istilah push rod.

17
Push rod hanya digunakan untuk sistem katup tipe over head valve, sementara untuk

over head camshaft tidak menggunakan batang penekan.

Gambar 2.14 Push rod

2.4.8 Rocker Arm dan Shaft

Rocker arm adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk

menekan katup agar dapat terbuka. Saat katup terbuka, hal tersebut dikarenakan rocker

arm terdorong oleh push rod sehingga menekan katup dan mengalahkan pegas katup

sehingga katup dapat membuka. Namun, saat rocker arm tidak tertekan oleh push rod

maka pegas katup akan mengembalikan katup ke posisi semula atau menutup rapat agar

tidak terjadi kebocoran. Pada rocker arm terdapat lock nut yang digunakan untuk

penyetelan katup. Namun, beberapa sistem katup tidak dilengkapi lock nut karena dapat

menyetel dengan sendirinya. Rocker arm terpasang pada rocker arm shaft yang

berfungsi sebagai dudukan dari rocker arm. Pada sistem katup tipe over head camshaft,

rocker arm tidak didorong oleh push rod tetapi didorong langsung oleh camshaft.

18
Gambar 2.15 Rocker arm dan shaft

2.4.9 Valve atau Katup

Valve atau katup adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi

sebagai pintu dari keluar masuknya bahan bakar dan udara atau gas buang sisa

pembakaran. Katup terdiri dari dua jenis, yaitu katup masuk atau intake dan katup

buang atau exhaust. Perbedaan kedua katup terletak dari ukurannya dimana katup

buang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada katup masuk. Katup masuk berfungsi

untuk keluar masuknya bahan bakar dan udara, sedangkan katup buang untuk keluar

masuknya gas sisa pembakaran.

Gambar 2.16 Valve

19
2.4.10 Pegas atau Valve Spring

Valve spring adalah salah satu komponen sistem katup yang berfungsi untuk

mengembalikan katup ke posisi semula serta menahan katup agar tidak berpindah posisi

dari valve seat. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kebocoran pada katup karena dapat

mempengaruhi peforma dari kendaraan.

Gambar 2.17 Valve spring

2.4.11 Adjusting Shim

Adjusting shim merupakan plat bantalan yang bersinggungan langsung dengan

camlobe. Shim berada pada valve lifter, shim dapat dilepas dan dipasang dengan cara

mengungkit pada alur yang terdapat pada valve lifter. Selain itu shim digunakan sebagai

pengganti penyetel celah katup (Adnan, dkk, 2013).

20
Gambar 2.18 Adjusting shim

2.4.12 Valve Insert atau Valve Seat

Valve seat merupakan salah satu komponen sistem katup yang memiliki fungsi

sebagai dudukan kepala katup. Dudukan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya

kebocoran pada katup atau mencegah terjadinya celah pada katup sehingga tidak ada

proses pembukaan sebelum mesin benar – benar membutuhkan.

Gambar 2.19 Valve seat

21
2.4.13 Valve Keeper atau Retainers Spring

Valve keeper merupakan salah satu komponen sistem katup yang memiliki

fungsi sebagai penahan posisi katup terhadap pegas. Katup tidak akan bergerak kekiri

dan kekanan sehingga katup akan tertarik keatas dan menutup secara sempurna di valve

seat.

Gambar 2.20 Retainer

2.4.14 Oil Seals

Oil seal merupakan salah satu komponen sistem katup yang memiliki fungsi

sebagai perapat pada katup agar minyak pelumas atau oli tidak masuk ke ruang bakar.

Hal ini untuk mencegah oli terbakar yang dapat menyebabkan berkurangnya

kemampuan sistem pelumasan.

22
Gambar 2.21 Oil seals

2.4.15 Retainer Lock atau Cotter pin

Retainer lock merupakan pengunci pada bagian kepper. Terdapat dua buah

retainer lock pada setiap katup. Komponen ini berfungsi untuk menahan pegas dengan

mengunci valve yang tertahan oleh keeper.

Gambar 2.22 Retainer Lock

23
2.4.16 Valve Guide

Valve Guide berfungsi sebagai penuntun pergerakan valve secara sliding antara

permukaan stem dan valve guide dengan gerakan vertikal dan juga sebagai pengontrol

pelumasan pada valve stem. Dengan demikian dibutuhkan celah yang tepat antara stem

dan guide, sehingga tidak terjadi kebocoran udara dan oli ke dalam air intake dan

exhaust gas. Valve Guide dan valve dibuat dari bahan yang tahan panas dan dikerjakan

dengan teliti.

Gambar 2.23 Valve guide

2.5 Metode Penggerak Katup

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup hisap dan buang serta

hubungannya dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train

mechanisme. Valve train mechanisme adalah suatu mekanisme yang menghubungkan

katup hisap dan katup buang dengan gerakan piston, katup hisap dan katup buang

dengan camshaft, hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft

dengan piston yang dihubungkan melalui connecting rod.

Untuk mengetahui secara detail mengenai valve train mechanisme, ada baiknya

jika kita dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

24
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut. Namun melalui

ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami bagaimana

mekanismenya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin kita.

Gambar 2.24 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya disebut

timing belt. Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara crankshaft

dengan camshaft. Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa disebut timing

chain, dan juga roda gigi yang disebut timing gear.

2.5.1 Metode Timing Belt

Untuk timing belt, belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft maupun

crankshaft. Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi sesuai dengan jenis

gerigi belt tersebut. Hal ini ditujukan untuk menghindari adanya backlash pada putaran

camshaft. Karena jika terjadi hal tersebut maka waktu pembukaan katup hisap dan

penutupan katup buang menjadi terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan

peledakan busi menjadi tidak sesuai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran

pada ruang bakar menjadi tidak sempurna. Untuk mekanisme dengan menggunakan

model timing belt dapat dilihat lebih sederhana dengan ilustrasi berikut ini.

25
Gambar 2.25 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft

tersebut juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun. Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod. Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup hisap dan katup

buang pada ruang bakar.

2.5.2 Metode Timing Gear

Selanjutnya dapat kita lihat model mekanisme yang lain, yaitu model timing

gear melalui ilustrasi berikut.

Gambar 2.26 Mekanisme dengan Timing Gear

26
Sama dengan mekanisme dengan model timing belt, pada mekanisme dengan

model timing gear ini juga menghubungkan putaran crankshaft dan camshaft. Namun

melalui mekanisme roda gigi. Kekurangan dari model ini adalah model ini lebih berisik

namun lebih kuat.

2.5.3 Metode Timing Chain

Pada mekanisme dengan model timing chain, crankshaft dihubungkan dengan

camshaft melalui sprocket dan rantai. Kelebihan dari mekanisme ini juga lebih kuat dari

belt namun juga sedikit berisik walaupun tidak seberisik model timing gear. Tetapi

memerlukan pelumasan.

Gambar 2.27 Mekanisme dengan Timing Chain

27
BAB III

METODE PERAWATAN

3.1 Metode Perawatan

Metode perawatan merupakan suatu rangkaian langkah - langkah yang

dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban terhadap

permasalahan tersebut. Selain itu metodologi penelitian akan menjadi kerangka dasar

berfikir logis bagi pengembangan tugas akhir ini kearah penarikan kesimpulan.

3.2 Metode Perawatan Operasional

Metode perawatan yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yaitu studi

yang mengadakan perawatan terhadap suatu keadaan terdahulu. Perawatan dilakukan

terhadap suatu permasalahaan yang ada dengan tujuan untuk hasil yang lebih baik.

Perawatan dilakukan dalam rangka untuk mencari dan mengumpulkan data - data guna

mendapatkan suatu gambaran fakta yang jelas tentang tinjauan Identifikasi Mekanisme

Katup pada Toyota Soluna.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan tugas akhir ini, digunakan dua metode dalam pengumpulan

data. Adapun metode - metode penelitian yang digunakan ini adalah sebagai berikut:

28
3.3.1 Metode Kepustakaan (Library Research)

Adalah suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan

studi literatur di perpustakaan serta dengan membaca sumber - sumber data informasi

lainya yang berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan metode kepustakaan

ini diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.

3.3.2 Metode Lapangan (Field Research)

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penulis akan

melakukan perawatan secara langsung, sedangkan cara lain yang digunakan dalam field

research ini adalah:

A. Observasi

Observasi dalam perawatan ini dilakukan dengan cara observasi langsung yaitu

perawatan dengan melihat dan mengamati secara lansung, kemudian mencatat hasil dan

kondisi yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Observasi dilakukan dalam keadaan katup terpasang pada mesin, dilakukan

pembongkaran, mengidentifikasi komponen - komponen katup, cara kerja mekanisme

katup, kerusakan pada katup, dan perawatan yang umum dilakukan pada komponen

katup. Dalam observasi kali ini penulis mengunakan pengelihatan secara visual dan

mengunakan kunci – kunci yang sudah disesuaikan peruntukannya serta alat bantu

lainnya sesuai spesifikasi unit atau manual book.

29
B. Wawancara

Wawancara pada perawatan ini menggunakan sistem konsultasi terhadap dosen

pembimbing yang bersangkutan dan orang - orang yang ahli dibidangnya (Automotive).

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data perawatan sesuai dengan yang

penulis bahas.

3.4 Sumber Data

Sumber data pada perawatan ini dibagi menjadi 2 yaitu:

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data - data yang didapatkan melalui peninjauan langsung di

lapangan. Demikian pula untuk pengumpulan data pada perawatan ini, dimana data

realisasi pelaksanaan perawatan merupakan data yang didapat secara langsung dari

lapangan. Apakah perawatan mengalami kemajuan ataupun sebaliknya mengalami

keterlambatan dari rencana awal yang sudah dibuat terlebih dahulu.

Berapa data yang dapat diambil untuk bahan perawatan dari kegiatan tersebut

diantaranya metode pelaksanaan perawatan, peralatan yang digunakan dan kondisi

lokasi pengumpulan data.

3.4.2 Data Sekunder

Pada data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses

pembuatan dan penyusunan laporan tugas akhir. Tetapi biasanya diterbitkan atau

digunakan oleh pihak - pihak yang berkaitan dengan kegiatan perawatan. Sumber -

sumber yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder tersebut dapat berasal dari

30
konsultasi bersama dosen pembimbing, bahan bacaan dari internet dan buku - buku

yang berkaitan dengan tujuan perawatan.

3.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Proses identifikasi sistem katup Toyota Soluna dilakukan pada tanggal 1 April

2021 sampai 30 Juni 2021. Perawatan ini dilaksanakan di workshop otomotif Politeknik

Negeri Samarinda Kampus paser. Urutannya yaitu:

Table. 3.1 Urutan Perawatan

NO URUTAN PERAWATAN

1 Pengadaan Unit

2 Overhoul Sistem Katup

3 Identifikasi

4 Perawatan Sistem Katup

3.6 Rancangan Pelaksanaan

Tabel 3.2 Jadwal Perancangan

BULAN
NO KEGIATAN
APRIL MEI JUNI

1 Pengadaan Unit  

2 Overhaul Sistem Katup 

3 Identifikasi Sistem Katup  

4 Perawatan Sistem Katup  

31
3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Alat

NO ALAT JUMLAH KETERANGAN

1 Kunci Offset 10 mm 1 1 Buah

2 Kunci Offset 12 mm 1 1 Buah

3 Obeng Plus 1 1 Buah

4 Obeng Min 1 1 Buah

5 Rachet 1 1 Buah

6 Socket 12 mm 1 1 Buah

7 Socket 17 mm 1 1 Buah

8 Tang Kombinasi 1 1 Buah

9 Long Socket12 mm 1 1 Buah

10 Kuas 2 2 Buah

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 Bahan

NO BAHAN JUMLAH KETERAGAN

1 Majun 2 2 Buah

2 Engine Toyota Soluna 1 1 Unit

3 Bensin 1 5 Liter

32
3.8 Prosedur Pengerjaan Identifikasi Sistem Katup

Hal - hal yang perlu diperhatikan pada prosedur identifikasi mekanisme sistem

katup adalah ketika melakukan pembongkaran dan perakitan sistem katup, harus benar

dalam menentukan timing pada gear penggerak katup karena hal ini menentukan

pergerakan suatu katup selaras dengan pergerakan piston yang apabila terdapat

kesalahan dapat menyebabkan katup bengkok atau bahkan kepala piston dapat jebol

karena bertumbukan dengan katup tersebut, maka dalam hal ini ketelitian menjadi

prioritas utama dalam melakukan pembongkaran dan juga perakitan mekanisme katup.

3.8.1 Alat Pelindung Diri

A. Baju praktek

B. Helm

C. Kaca mata

D. Sepatu safety

E. Kaos tangan

Alat pelindung diri tersebut sangat diperlukan dalam prosedur pengerjaan pada

saat melakukan overhaul sistem katup.

3.9 Uraian Perawatan

Berikut adalah uraian langkah pembongkaran dan pemasangan mekanisme

katup serta identifikasi komponen katup guna mengetahui kondisi komponen masih

layak pakai atau tidak.

33
3.9.1 Langkah Pembongkaran

A. Melepas kabel ground pada baterai menggunakan kunci offset 10 mm.

B. Putar pulley satu putaran menggunakan rachet socket 17 mm, posisikan tanda

pada pulley pas di angka nol pada cover timing belt hingga posisi piston pada

top 1.

C. Lepas spi pengunci dan selang aliran udara atau pvcnya dari cover valve

menggunakan tang kombinasi.

D. Lepas cop busi.

E. Lepas baut cover valve menggunakan rachet socket 12 mm.

F. Lepas cover valve dan taruh ditempat yang aman.

3.9.2 Identifikasi

Memeriksa secara visual komponen – komponen, cara kerja komponen,

kerusakan yang dialami, dan melakukan perawatan terhadap komponen sistem katup

yang rusak.

3.9.3 Langkah Pemasangan

A. Periksa kembali semua mekanisme katup.

B. Pasang kembali cover valve, lalu pasang selang aliran udara atau pcv nya dan

kunci selang menggunkan tang kombinasi.

C. Kemudian pasang dan kencangkan baut cover valve menggunakan rachet

socket 12 mm dan kunci offset 12 mm.

D. Pasang kembali cop busi.

34
E. Pasang kabel ground pada baterai menggunakan kunci offset 10 mm..

F. Start engine, biarkan hihup kurang lebih 5 menit, setelah itu matikan kembali

engine.

3.10 Diagram Alir Identifikasi Sistem Katup Pada Toyota Soluna

35
MULAI

PENGADAAN UNIT

STUDY PUSTAKA DAN LAPANGAN

PERSIAPAN

ALAT APD BAHAN

OVERHAUL SISTEM KATUP

IDENTIFIKASI

KOMPONEN CARA KERJA KERUSAKAN PERAWATAN

OBSERVASI DAN WAWANCARA

DATA PRIMER DAN SEKUNDER

HASIL IDENTIFIKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komponen Sistem Katup Pada Toyota Soluna

Toyota Soluna memiliki 4 silinder segaris dengan 16 katup yaitu 8 katup masuk

(intake valve) dan 8 katup buang (exhaust valve). Pada Toyota Soluna ini memakai

jenis katup tipe DOHC (Double Over Head Camshaft) yang digerakkan oleh timing

belt. Komponen – komponen sistem katupnya meliputi :

4.1.1 Crankshaft

Pada sistem katup, fungsi dari crankshaft yaitu sebagai penghasil tenaga putar

untuk menggerakkan katup agar dapat membuka dan menutup.

4.1.2 Timing Pulley

Timing pulley berfungsi untuk menghubungkan tenaga putar dari crankshaft ke

camshaft sekaligus sebagai dudukan belt . Selain menghubungkan tenaga putar, timing

pulley juga berfungsi untuk menentukan timing pembukaan dan penutupan katup agar

sesuai dengan langkah – langkah pada mesin. Perbandingan timing pulley pada poros

camshaft dan crankshaft biasanya adalah 1 : 2. Hal ini berfungsi agar poros crankshaft

dapat berputar 1 kali ketika mesin sudah menyelesaikan ke empat langkahnya.

37
4.1.3 Camshaft

Camshaft mempunyai tonjolan atau nok. Tonjolan atau nok ini berfungsi untuk

membuka dan menutup katup sesuai dengan valve timing diagram pada mesin atau

sederhananya yaitu membuka dan menutup katup sesuai dengan waktunya. Lobe atau

nok ini mempunyai tinggi yang sudah disesuaikan dengan jenis kendaraan yang ada.

Pada Toyota Soluna dengan sistem katup double over head camshaft terdapat dua poros

camshaft, 1 poros intake dan 1 poros exhaust.

4.1.4 Driver Gear Camshaft

Driver gear camshaft berfungsi sebagai penghubung gerakan dari camshaft

ekhaust ke camshaft intake agar siklus buka dan tutupnya sesuai.

4.1.5 Timing Belt

Timing belt berfungsi untuk menghubungkan putaran dari crankshaft menuju

camshaft untuk membuat sistem katup bekerja. Sisi luar dari timing belt berbentuk datar

yang bertujuan agar saat tensioner menekan belt tidak terjadi hambatan, sedangkan sisi

bagian dalam bergigi yang bertujuan mengikat timing pulley crankshaft dan camshaft

agar saling terhubung.

4.1.6 Tensioner

Tensioner berfungsi untuk mengatur tekanan pada timing belt. Pada tensioner

terdapat sebuah lug atau bearing yang menjadikannya dapat berputar.

38
4.1.7 Shim atau Adjusting Shim

Adjusting shim merupakan plat bantalan yang bersinggungan langsung dengan

camlobe. Shim berada diatas bucket lifter, shim dapat dilepas dan dipasang dengan cara

mengungkit pada alur yang terdapat pada bucket lifter. Selain itu shim digunakan

sebagai pengganti penyetel celah katup.

4.1.8 Valve Lifter atau Bucket Lifter

Bucket Lifter berbentuk silinder yang digerakkan atau ditekan oleh camshaft.

Diantara bucket dan camshaft terdapat shim sebagai pengatur kerenggangan katup.

4.1.9 Retainer Lock atau Cutter Pin

Retainer lock merupakan pengunci pada bagian kepper. Terdapat dua buah

retainer lock pada setiap katup. Komponen ini berfungsi untuk menahan pegas dengan

mengunci valve yang tertahan oleh keeper.

4.1.10 Retainer atau Valve Keepers

Valve keepers berfungsi sebagai penahan posisi katup terhadap pegas. Katup

tidak akan bergerak kekiri dan kekanan sehingga katup akan tertarik keatas dan

menutup secara sempurna di valve seat.

39
4.1.11 Pegas atau Valve Spring

Valve spring berfungsi untuk mengembalikan katup ke posisi semula serta

menahan katup agar tidak berpindah posisi dari valve seat. Hal ini diperlukan agar tidak

terjadi kebocoran pada katup karena dapat mempengaruhi peforma dari kendaraan.

4.1.12 Oil seals

Oil seals berfungsi sebagai perapat pada katup agar minyak pelumas atau oli

tidak masuk ke ruang bakar. Hal ini untuk mencegah oli terbakar yang dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem pelumasan.

4.1.13 Valve Spring Seat

Valve spring seat berfungsi sebagai dudukan pegas katup agar posisi pegas tidak

berubah pada saat bekerja.

4.1.14 Valve Guide

Valve Guide berfungsi sebagai penuntun pergerakan valve secara sliding antara

permukaan stem dan valve guide dengan gerakan vertikal dan juga sebagai pengontrol

pelumasan pada valve stem. Dengan demikian dibutuhkan celah yang tepat antara stem

dan guide, sehingga tidak terjadi kebocoran udara dan oli ke dalam intake dan exhaust

gas.

40
4.1.15 Valve Seat

Valve seat berfungsi sebagai dudukan kepala katup. Dudukan ini berfungsi

untuk mencegah terjadinya kebocoran pada katup atau mencegah terjadinya celah pada

katup sehingga tidak ada proses pembukaan sebelum mesin benar – benar

membutuhkan.

4.1.16 Valve atau katup

Valve atau katup berfungsi sebagai pintu dari keluar masuknya bahan bakar dan

udara atau gas buang sisa pembakaran. Katup terdiri dari dua jenis, yaitu katup masuk

atau intake dan katup buang atau exhaust. Perbedaan kedua katup terletak dari

ukurannya dimana katup buang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada katup

masuk. Katup masuk berfungsi untuk keluar masuknya bahan bakar dan udara,

sedangkan katup buang untuk keluar masuknya gas sisa pembakaran. Pada Toyota

Soluna terdapat 8 katup masuk (intake valve) dan 8 katup buang (exhaust valve).

4.2 Cara Kerja Sistem Katup Pada Toyota Soluna

Saat poros crankshaft berputar maka poros camshaft juga ikut berputar. Karena

poros camshaft terletak di kepala silinder, maka diperlukan sebuah belt untuk

menghubungkan putaran kedua poros tersebut. Belt akan meneruskan putaran dari

pulley timing crankshaft menuju pulley timing camshaft yang berada di poros camshaft

exhaust. Lalu otomatis poros camshaft exhaust dan intake akan berputar sesuai timing

karena terhubung oleh drive gear camshaft.

41
Kemudian saat poros camshaft berputar, maka lobe akan langsung menekan

shim. Ketika shim tertekan, otomatis bucket lifter akan menekan pegas dan katup pun

membuka. Dan ketika lobe berputar, maka pegas akan mengembalikan katup ke posisi

semula atau kembali menutup.

Pada sistem DOHC yang diadopsi Toyota Soluna untuk pengatur celah katup

tidak lagi menggunakan komponen rocker arm melainkan digantikan oleh adjusting

shim. Selanjutnya, mekanisme katup akan bekerja secara otomatis sesuai dengan timing

yang ditentukan dan selama mesin dalam kondisi hidup atau berputar.

4.3 Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Katup Toyota Soluna

Mekanisme katup yang bekerja terus menerus akan mengakibatkan beberapa

komponen aus atau akan berubah setelannya. Kerusakan pada komponen mekanisme

katup secara terperinci ada pada bagian dibawah ini:

4.3.1 Setelan Katup Yang Tidak Tepat

Setelan katup berfungsi agar celah antara batang katup dan pelatuk tetap pada

kondisi standar pabrik. Celah katup tersebut akan mengantisipasi pemuaian katup. Jarak

bebas katup harus sesuai dengan standar kecuali apabila ada modifikasi di poros cam.

Akibat dari setelan katup yang terlalu renggang dapat menimbulkan bunyi

berisik pada pengerak katup, dan batang katup biasa patah karena mendapat pukulan

yang tiba-tiba, serta mengakibatkan sudut pembukaan katup menjadi lebih singkat.

Akibat dari setelan katup yang terlalu sempit menyebabkan waktu pembukaan

katup lebih lama dari semestinya, overlapping menjadi lebih besar sehingga

mengakibatkan kerugian gas baru, ketika putaran idle mesin bisa bergetar, katup tidak

42
menutup secara sempurna, dan katup bisa terbakar karena tidak ada pemindahan panas

pada pegas daun.

Pengatur celah katup pada Toyota Soluna menggunakan shim. Berubahnya

ketebalan shim terjadi akibat keausan dan dapat berpengaruh pada sistem buka tutup

katup. Ciri – ciri perubahan celah katup yaitu :

A. Celah Terlalu Besar

Katup akan terlambat membuka, menutup terlalu cepat, dapat menimbulkan

suara berisik dan tenaga mesin berkurang serta bahan bakar boros.

B. Celah Terlalu Kecil

Katup akan membuka lebih awal, menutup dengan lambat, dapat terjadi salah

pengapian dan kemungkinan daun katup akan terbakar serta putaran idle kurang setabil

atau mesin bergetar.

C. Solusi Perbaikan :

Dilakukan penyetelan celah katup dengan cara mengganti plat shim sesuai

dengan ketebalan yang dibutuhkan.

4.3.2 Kerusakan Pada Timing Belt

Timing belt berfungsi sebagai penerus putaran dari poros engkol ke poros cam.

Putaran dari poros cam setengah dari putaran poros engkol maka putaran poros cam

harus sesuai dengan putaran poros engkol untuk membuat mesin dapat bekerja. Putaran

43
poros cam yang tidak sesuai dengan kerja poros engkol akan membuat mesin tidak

bekerja dan bisa merusak komponen pada torak dan pada mekanisme katup.

Perawatan terhadap timing belt sangat diperlukan untuk menghindari putusnya

timing belt saat mesin bekerja. Timing belt yang putus saat mesin bekerja biasa merusak

komponen mesin, salah satunya adalah benturan antara torak dan katup sehingga salah

satu dari komponen ada yang rusak. Perawatan yang dilakukan terhadap timing belt

adalah dengan penggantian secara berkala sesuai dengan prosedur dan pemeriksaan dari

keausan serta tekanan timing belt. Pengantian timing belt sebaiknya dilakukan sebelum

jarak perjalanan mobil mencapai 30.000 km.

4.3.3 Kerusakan Pada Poros Cam

Kerusakan yang terjadi pada poros cam adalah keausan pada bantalan dan

journal sehingga putaran poros cam tidak lurus dan bisa menimbulkan bunyi. Penyebab

dari kerusakan diatas biasanya terjadi pada sistem pelumasan, dimana pelumas tidak

sampai atas karena kurang dan kualitas dari pelumas. Kerusakan yang terjadi pada cam

atau bumbungan adalah keausan dari cam sendiri. Keausan tersebut membuat profil

cam tidak rata sehingga memperangaruhi sudut pembukaan katup.

4.3.4 Kerusakan Pada Pegas Katup Dan Seal Katup

Kerusakan pada pegas katup yang terlalu kuat akan menyebabkan rusaknya

kepala katup dan ruang bakar. Kerusakan yang terjadi pada pegas katup yang terlalu

lemah akan menyebabkan bocornya tekanan kompresi dan bila putaran sangat tinggi

katup bisa bertumbukan dengan torak.

44
Perapat (seal) katup akan rusak apabila digunakan terus menerus dan salah satu

penyebabnya adalah bengkonknya batang katup. Perapat katup yang rusak akan

memungkinkan pelumas masuk ke ruang bakar sehingga jumlah pelumas akan

berkurang dan asap akan berwarna putih.

4.3.5 Kerusakan Pada Kepala Silinder Dan Ruang Bakar

Kerusakan pada kepala silinder yaitu pada packing dan ketidakrataan dari

kepala silinder. Kerusakan pada kepala silinder menyebabkan tekanan kompresi

menurun sehingga tenaga dari mesin akan berkurang. Kerusakan pada ruang bakar

adalah rusaknya dudukan kepala katup karena pegas katup yang terlalu kuat.

4.3.6 Kerusakan Pada Katup

Kerusakan pada katup, biasanya katup menjadi oleng sehingga pergerakan

katup menjadi terganggu, selain itu katup yang digunakan terus menerus akan menjadi

tipis pada daun katup yang menyebabkan persinggungan antara daun katup dan

rumahnya menjadi kurang sempurna.

Kerusakan pada sistem katup diatas adapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.1 Gangguan dan Cara Mengatasi Masalah

No Gangguan Penyebab Cara mengatasi

Celah katup hisap dan


Mesin berbunyi tik Setel katup sesuai
1 katup buang terlalu
pada kepala silinder spesifikasi
besar

2 Tekanan kompresi Setelan katup terlalu Setel katup sesuai

45
terlalu rendah rapat spesifikasi

Sekur daun katup dan


Kebocoran pada daun
dudukannya lalu cek
katup
kompresi

Asap knlpot putih dan Bushing katup kotor Ganti bushing atau seal
3
oli cepat habis atau seal rusak katup

Pegas katup lemah

Setelan katup tidak Setel katup

4 Katup bengkok tepat

Timing katup tidak


Setel katup
pas

Pegas katup lemah

sehingga kompresi
5 Mesin sulit di start Sekur katup
bocor, daun katup dan

dudukannya tidak pas

Cam digerinda sesuai

Camlobe pada spesifikasi, bila

6 Sudut pembukaan camshaft sudah aus keausan melebihi batas

katup hisap maupun limit ganti camshaft

buang kecil Ujung batang katup Ujung batang katup

tidak rata, aus atau digerinda atau katup

rusak diganti

46
4.4 Perawatan Sistem Katup Pada Toyota Soluna

Perawatan sistem katup pada Toyota Soluna, meliputi :

4.4.1 Perawatan Pada Setelan Katup Yang Tidak Tepat

Setelan katup yang tidak tepat, adapun tindakan yang perlu dilakukan adalah

penyetelan celah bebas katup dengan ukuran standar spesifikasi nya. Dan perawatanya

setiap 20.000 km lakukanlah service pada mekanisme katup sesuai spesifikasi

kendaraan masing-masing.

4.4.2 Perawatan Pada Timing Belt

Perawatan pada timing belt sangat penting karena jika sewaktu mesin bekerja

dan timing belt putus maka akan mengakibatkan hal yang berbahaya seperti mekanisme

katup akan kacau dan mengakibatkan katup bisa patah atau bengkok karena benturan

dengan torak. Perawatan timing belt sesuai dengan spesifikasi pada buku manual mesin

setiap 50.000 km dilakukan pengecekan dan pengantian setiap 100.000 km. Setiap

pengantian timing belt maka akan dicatat di buku atau ditutup timing belt pada berapa

kilometer mesin tersebut diganti timing belt. Pemeriksaan timing belt meliputi keausan,

keretakan dan bentuk dari timing belt.

Hasil dari pemeriksaan pada timing belt didapatkan bahwa timing belt sudah

rusak, dimana terdapat keretakan dan jahitan pada timing belt. Dan jika pergantian

timing belt dengan yang baru, alangkah baiknya jika tensioner yang ada pada timing

belt juga ikut diganti dengan yang baru.

Perawatan lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah timing belt putus

adalah dengan memeriksa apakah terjadi kebocoran oli mesin di seal oli yang terdapat

pada camshaft. Karena jika terjadi kebocoran oli yang mengenai timing belt, maka hal

47
ini juga akan mempengaruhi daya tahan timing belt sehingga menjadi lebih mudah

putus.

4.4.3 Perawatan Pada Poros Cam

Panjang standar profil nok tinggi nok katup hisap antara 36,46 - 36,56 mm

dengan limit 36,17 mm, untuk katup buang antara 36,36 - 36,46 mm dengan limit 36,07

mm. Bila hasil pengukuran tinggi nok sudah melewati batas limit pemakaian, maka

poros nok harus dilakukan penggantian. Perawatanya adalah memeriksa kondisi

viskositas oli dan volume oli, mengganti oli mesin sesuai kilometer yang sudah

dianjurkan oleh setiap masing - masing spesifikasi kendaraan, sehingga mengurangi

tingkat keausan pada poros cam.

4.4.4 Perawatan Pada Pegas Katup Dan Seal Katup

Setelah pegas dipakai sekian lama, maka tegangan pegas dapat berkurang

sehingga mengurangi fungsi pegas dalam kinerja katup. Oleh karena itu tegangan dan

panjang pegas harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi nya. Pegas - pegas

yang lemah harus diganti dengan yang baru. Jika seal katup telah rusak maka harus

dilakukan penggantian agar tidak berakibat fatal.

4.4.5 Perawatan Pada Katup Dan Ruang Bakar

Posisi persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rata dan tidak rapat.

Persinggungan katup dengan dudukan katup yang tidak rata disebabkan oleh lebar

48
persinggungan katup terlalu besar dan posisi persinggungan pada katup terlalu tinggi

atau terlalu rendah.

Hal ini akan mengakibatkan tekanan kompresi yang rendah sehingga tenaga

yang dihasilkan menjadi kurang. Apabila posisi persinggungan katup dengan dudukan

katup tidak tepat di tengah dan terjadi kebocoran, untuk memperbaikinya maka

dudukan katup harus digerinda dan dilakukan penyekuran. Perawatanya adalah dengan

menyetel sesuai spesifikasi kendaraan dan memperhatikan jenis bahan bakar sesuai

spesifikasi kendaraan.

4.4.6 Perawatan Pada Kepala Silinder dan Packing

Perawatan pada kepala silinder dan packing adalah memperhatikan kondisi

temperature engine agar tetap normal sesuai spesifikasi, sehingga tidak terjadi

kebengkokan pada silinder head dan kebocoran karena packing head rusak akibat

terjadinya overheat pada engine.

Sedangkan untuk perbaikan pada packing head jika sudah rusak, maka harus

diganti, dan untuk kepala silinder jika mengalami kebengkokan ukur menggunakan

mistar baja lalu periksa celah pada mistar baja dengan menggunakan fuller gauge

sesuai spesifikasi pada engine, jika kebengkokan silinder head belum melewati batas

limit nya, silinder head dapat diperbaiki dengan cara mengamplas permukaan silinder

head diatas kaca agar seluruh permukaan yang diamplas rata semua. Jika kebengkokan

pada silinder head melebihi batas limit maka harus mengganti silinder head dengan

yang baru.

49
Ketika melakukan penggantian atau melakukan perbaikan harus sesuai dengan

buku panduan. Dilakukannya perawatan ini agar peforma mobil dapat terus terjaga dan

selalu aman saat digunakan.

50
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut:

5.1.1 Toyota Soluna memiliki 4 silinder segaris dengan 16 katup yaitu 8 katup masuk

(intake valve) dan 8 katup buang (exhaust valve). Pada Toyota Soluna ini

memakai jenis katup tipe DOHC (Double Over Head Camshaft) yang

digerakkan oleh timing belt. Komponen – komponen sistem katupnya meliputi :

crankshaft, timing pulley, camshaft, driver gear camshaft, timing belt,

tensioner, adjusting shim, bucket lifter, retainer lock, retainer, valve spring, oil

seals, valve spring seat, valve guide, valve seat dan valve.

5.1.2 Cara kerja sistem katup pada Toyota Soluna yaitu : Saat poros crankshaft

berputar maka poros camshaft juga ikut berputar. Belt akan meneruskan putaran

dari pulley timing crankshaft menuju pulley timing camshaft yang berada di

poros camshaft exhaust. Lalu otomatis poros camshaft exhaust dan intake akan

berputar sesuai timing karena terhubung oleh drive gear camshaft. Kemudian

saat poros camshaft berputar, maka lobe akan langsung menekan shim. Ketika

shim tertekan, otomatis bucket lifter akan menekan pegas dan katup pun

membuka. Dan ketika lobe berputar, maka pegas akan mengembalikan katup ke

posisi semula atau kembali menutup.

51
5.1.3 Mekanisme katup yang bekerja terus menerus akan mengakibatkan beberapa

komponen aus atau akan berubah setelannya. Kerusakan pada komponen

mekanisme katup meliputi : setelan katup yang tidak tepat, kerusakan pada

timing belt, kerusakan pada poros cam, kerusakan pada pegas katup dan seal

katup, kerusakan pada kepala silinder dan ruang bakar, dan kerusakan pada

katup.

5.1.4 Perawatan sistem katup pada Toyota Soluna, meliputi : perawatan pada setelan

katup yang tidak tepat, perawatan pada timing belt, perawatan pada poros cam,

perawatan pada pegas katup dan seal katup, perawatan pada katup dan ruang

bakar, serta perawatan pada kepala silinder dan packing. Ketika melakukan

penggantian atau melakukan perbaikan harus sesuai dengan buku panduan.

Dilakukannya perawatan ini agar peforma mobil dapat terus terjaga dan selalu

aman saat digunakan.

5.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan Tugas Akhir

ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis

perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai

bahan evaluasi untuk kedepannya.

52
DAFTAR PUSTAKA

Dhimas, F. (2017, Desember 12). Apa Sesungguhnya Makna Dan Kegunaan VVT-i

Pada Mesin Toyota. Dipetik Juni 29, 2021, dari otosia.com:

https://www.otosia.com/berita/apa-sesungguhnya-makna-dan-kegunaan-vvt-i-

pada-mesin-toyota.html

Fungsi Dan Cara Menggunakan Valve Spring Compressor. (2020, Agustus). Dipetik

Juli 03, 2021, dari sekolahkami.com:

https://www.sekolahkami.com/2020/08/valve-spring-compressor.htm

Ilham Rahmat 2015.Cara Kerja Mekanisme ktup. Di akses pada tanggal 9 Juni 2021.

http://www.kitapunya.net/2015/04/carakerja.sistemkatupkonversional.html#com

entform.

Keshangkut. (2016, Juni 21). Pentingnya mengetahui fakta mengenai mesin SOHC.

Dipetik Juni 29, 2021, dari kaskus.co.id:

https://m.kaskus.co.id/thread/57690a25642eb6071e8b456a/pentingnya-

mengetahui-fakta-mengenai-mesin-sohc/

Mengenal Lebih Jauh: Jenis Setelan Klep (Tappet Type). (2017, Mei 30). Dipetik Juli

03, 2021, dari wordpress.com:

https://justrookies.wordpress.com/2017/05/30/mengenal-lebih-jauh-jenis-

setelan-klep-tappet-type/
Mengenal Pengertian dan Komponen Mekanisme Katup Dan Fungsinya. (2019,

Agustus). Dipetik Juli 02, 2021, dari sekolahkami.com:

https://www.sekolahkami.com/2019/08/komponen-komponen-mekanisme-

katup-dan-fungsinya.html

Muchta, A. (2017, Januari 5). 16 Komponen Mekanisme Katup (OHV & OHC) +

Fungsinya. Dipetik Juni 29, 2021, dari autoexpose.org:

https://www.autoexpose.org/2017/05/komponen-mekanisme-katup.html

Muchta, A. (2017, Juni 06). Mekanisme Katup (OHV dan OHC) - Pengertian, Cara

Kerja dan Komponen. Dipetik Juni 29, 2021, dari autoexpose.org:

https://www.autoexpose.org/2017/06/cara-kerja-mekanisme-katup.html

Najib, I. (2010). MEKANISME KATUP PADA MESIN SUZUKI G15. Retrieved Juli 21,

2021, from unnes.ac.id:

http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php

Nazilul, A. (2012, September). Inovasi Penempatan Katup. Dipetik Agustus 10, 2021,

dari scribd.com:

https://id.scribd.com/document/447891297/Inovasi-Penempatan-Katup

Penambang. (2014, Oktober 27). Valve, Valve Guide dan Valve Seat. Dipetik Juli 03,

2021, dari penambang.com:

https://penambang.com/valve-valve-guide-dan-valve-seat
Sudibyo, W. A. (2017, Juni 21). PENERAPAN PERAGA MEKANISME KATUP

MODEL CUTTING ENGINEUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR.

Dipetik Juni 29, 2021, dari docplayer.info:

https://docplayer.info/154069506-Penerapan-peraga-mekanisme-katup-model-

cutting-engine-untuk-meningkatkan-hasil-belajar.html

Telemarketing. (2020, Agustus 12). Kenali Istilah (VVTI, EFI, DBW, I-Dsi, dll).

Retrieved Juni 29, 2021, from hondasolobaru.co.id:

https://www.hondasolobaru.co.id/kenali-istilah-vvti-dbw-idsi-vtec-vgt-dohc/

Traning Manual Mechanic,”Training manual mechanic new step 1” TOYOTA”.

Samarinda.

Training Manual Mechanic,”Suzuki Traning Hand Book.level 2 Course 3

(Technicial)”.Samarinda

Tomsee. (2011, November 04). Mengenal Dual Overhead Camshaft (DOHC). Dipetik

Juli 07 , 2021, dari wordpress.com:

https://tomsee.wordpress.com/2011/11/04/mengenal-dual-overhead-camshaft-

dohc/

Wilson, F. (2015). 31 VALVE AND SEAT SERVICE VALVE AND SEAT SERVICE.

Dipetik Juli 03, 2021, dari slideplayer.com:

https://slideplayer.com/slide/5717254/
DAFTAR LAMPIRAN TUGAS AKHIR

1. Lembar Persetujuan Pembimbing

2. Pernyataan Kesediaan Mahasiswa Mengikuti Ujian Sidang Presentasi Tugas

Akhir

3. Berita Acara Ujian Sidang Presentasi Tugas Akhir Mahasiswa

4. Nilai Pembimbing I

5. Nilai Pembimbing II

6. Nilai Penguji I

7. Nilai Penguji II

8. Lembar Revisi TA

9. Lembar Revisi TA

10. Lembar Persetujuan Revisi

11. Gambar – Gambar Komponen Katup Toyota Soluna


TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-002/R02

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


FORM : TA - 02

Yang bertanda tangan dibawah ini, Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi
Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Samarinda
Kampus Paser, dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

ANGKATAN TAHUN : 2018

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Dengan ini telah dinyatakan selesai dan disetujui serta dapat dilanjutkan untuk
mengikuti ujian sidang atau presentasi tugas akhir mahasiswa.

Tana Paser, 21 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Usman Syamsuddin, ST., MT. Misru Razy, S.Pd., MT.


NIP. NIP.
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-003/R02

PERNYATAAN KESEDIAAN MAHASISWA


MENGIKUTI UJIAN SIDANG PRESENTASI TUGAS AKHIR
FORM : TA - 03

Pada hari ini Senin tanggal 30 bulan Agustus tahun 2021 akan dilaksanakan ujian
sidang tugas akhir Mahasiswa pada Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Yang dinyatakan :

1. Bersedia mengikuti ujian sidang tugas akhir mahasiswa


2 Sehat fisik dan mental
3 Mentaati peraturan dan tata tertib sidang presentasi
4 Menerima hasil keputusan sidang

Tana Paser, 30 Agustus 2021

Mengetahui, Yang menyatakan


Ketua Sidang, Peserta Sidang,

Simon Petrus, ST., MT. Rida Ardiansyah


NIP. 19660901 199603 1 001 NIM. 18611106
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-004/R02

BERITA ACARA
UJIAN SIDANG PRESENTASI TUGAS AKHIR MAHASISWA
FORM : TA - 04
Pada hari ini Senin tanggal 30 bulan Agustus tahun 2021 telah dilaksanakan ujian
sidang tugas akhir Mahasiswa pada Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

UJIAN SIDANG PRESENTASI KE : PERTAMA/KEDUA/KETIGA

Dengan ketentuan hasil ujian sidang tugas akhir sebagai berikut:

Predikat : Sangat Baik / Baik / Cukup/ Kurang / Buruk


Status : Lulus / Mengulang / Tidak Lulus

Tana Paser, 30 Agustus 2021

PANITIA UJIAN SIDANG NAMA TANDA TANGAN

KETUA PENGUJI Simon Petrus, ST., MT.

PENGUJI I Simon Petrus, ST., MT.

PENGUJI II Munawir, S.Pd., MT.

Catatan : “ Coret yang tidak perlu ”


TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-005/R02

NILAI PEMBIMBING I
FORM : TA - 05
Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil penyusunan tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama:

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Rincian Nilai Penyusunan Tugas Akhir sebagai berikut :

KRITERIA Nilai (N) Prosentase NxP


(50 - 100) (P)

Keaktifan .......................... 15% ..............................


Studi literatur .......................... 15% ..............................
Tata tulis laporan .......................... 20% ..............................
Cakupan materi .......................... 20% ..............................
Hasil penelitian .......................... 30% ..............................

Total Nilai

Tana Paser, 30 Agustus 2021


Pembimbing I

Usman Syamsuddin,ST., MT.


NIP.
Catatan :
Skala Nilai : 60 – 100
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-005/R02

NILAI PEMBIMBING II
FORM : TA - 05
Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil penyusunan tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama:

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Rincian Nilai Penyusunan Tugas Akhir sebagai berikut :

KRITERIA Nilai (N) Prosentase NxP


(50 - 100) (P)

Keaktifan .......................... 15% ..............................


Studi literatur .......................... 15% ..............................
Tata tulis laporan ......................... 20% ..............................
Cakupan materi .......................... 20% ..............................
Hasil penelitian .......................... 30% ..............................

Total Nilai

Tana Paser, 30 Agustus 2021


Pembimbing II

Misru Razy, S.Pd., MT.


NIP.
Catatan :
Skala Nilai : 60 – 100
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-006/R02

NILAI PENGUJI I
FORM : TA - 06

Yang bertanda tangan dibawah ini, penguji tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil ujian sidang tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Rincian Nilai ujian sidang Tugas Akhir sebagai berikut :

KOMPONEN Nilai (N) Prosentase NxP


PENILAIAN (50 - 100) (P)

1.Naskah TA (meliputi Tata Bahasa, 80 40% 32


Sistematika Penulisan, dan Isi)

2. Penyajian TA 80 20% 16

3.Pengembangan Ide Dasar (Penguasaan 80 40% 32


Materi)

Nilai Total 80

Tana Paser , 30 Agustus 2021


Penguji I

Simon Petrus, ST., MT.


NIP. 19660901 199603 1 001
Catatan :
Skala Nilai : Sangat baik (80 - 100), Baik (70 - 79), Cukup (60 - 69), Kurang (50 - 59)
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-006/R02

NILAI PENGUJI II
FORM : TA – 06

Yang bertanda tangan di bawah ini, penguji tugas akhir mahasiswa, dengan ini
memberikan penilaian terhadap hasil ujian sidang tugas akhir Mahasiswa pada Program
Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Samarinda Kampus Paser, atas nama :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Rincian Nilai ujian sidang Tugas Akhir sebagai berikut :

KOMPONEN Nilai (N) Prosentase NxP


PENILAIAN (50 - 100) (P)

1.Naskah TA (meliputi Tata Bahasa, 82 40% 32,8


Sistematika Penulisan, dan Isi)

2. Penyajian TA 80 20% 16

3.Pengembangan Ide Dasar (Penguasaan 84 40% 33,6


Materi)

Nilai Total 83,2

Tana Paser, 30 Agustus 2021


Penguji II

Munawir, S.Pd., MT.


NUPN. 9900981000200
Catatan :
Skala Nilai : Sangat baik (80 – 100), Baik (70 – 79), Cukup (60 – 69), Kurang (50 – 59)
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-007/R02

LEMBAR REVISI TA
FORM : TA - 07

Yang bertanda tangan di bawah ini, Penguji ujian sidang tugas akhir mahasiswa
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

NO HALAMAN BAB BAGIAN/ SUB BARIS KET/ REVISI

1. Sumber gambar.

2. Bab 1 Batasan Masalah Ditambahkan.

3. Bab 3 Diagram Alir Ditambahkan dan


Diperbaiki.

Tana Paser, 30 Agustus 2021


Penguji I

Simon Petrus, ST., MT.


NIP. 19660901 199603 1 001
Catatan :
1. Revisi / perbaikan paling lambat 1 (satu) minggu setelah ujian.
2. Apabila lewat dari 1 (satu) minggu, maka nilainya rata - rata 60
(Cukup).
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-007/R02

LEMBAR REVISI TA
FORM : TA - 07

Yang bertanda tangan di bawah ini, Penguji ujian sidang tugas akhir mahasiswa
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama :

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 18611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

NO HALAMAN BAB BAGIAN/ SUB BARIS KET/ REVISI

1. Perbaiki Abstrak.

2. Bab 1 Singkronkan
Rumusan Masalah
Tujuan dan
Bab 5 Kesimpulan.

3. Bab 1 Tambahkan
Batasan Masalah.

4. Bab 3 Langkah – langkah


Perawatan .

Tana Paser, 30 Agustus 2021


Penguji II

Munawir, S.Pd., MT.


NUPN. 9900981000200
Catatan :
1. Revisi / perbaikan paling lambat 1 (satu) minggu setelah ujian.
2. Apabila lewat dari 1 (satu) minggu, maka nilainya rata – rata 60
(Cukup).
TUGAS AKHIR MAHASISWA TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KAMPUS PASER

FM-POLNES-06-008/R02

PERSETUJUAN REVISI
FORM : TA - 08

Yang bertanda tangan di bawah ini, Penguji ujian sidang tugas akhir mahasiswa
Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin, Politeknik
Negeri Samarinda Kampus Paser, atas nama:

NAMA MAHASISWA : RIDA ARDIANSYAH

NIM : 10611106

JUDUL TUGAS AKHIR : IDENTIFIKASI SISTEM KATUP PADA


TOYOTA SOLUNA

Menyatakan bahwa tugas akhir mahasiswa di atas telah direvisi dan disetujui.

PANITIA UJIAN SIDANG NAMA TANDA TANGAN

KETUA SIDANG Simon Petrus, ST., MT

PENGUJI I Simon Petrus, ST., MT

PENGUJI II Munawir, S.Pd., MT.


Gambar – Gambar Komponen Katup Toyota Soluna

1. Engine Toyota Soluna

2. Camshaft, Drive Gear dan Cover Valve


3. Cam Lobe, Bucket, dan Shim
4. Shim, Bucket, Valve, Retainer Lock, Retainer, Spring, dan Spring Seat

5. Cylinder Head, Valve Seat, dan Valve Guide


6. Pulley Camshaft dan Timing Belt

7. Pulley Crankshaft dan Tensioner


8. Crankshaft

Anda mungkin juga menyukai