Anda di halaman 1dari 8

RESUME BUDAYA BIROKRASI

“ 10 cara membentuk keterlibatan dan komitmen pegawai dan tips menghadapi


penyederhanaan struktur organisasi”

OLEH:

NAMA : HUSNUL KHATIMA PARIS

NIM : B021201080

KELAS : BUDAYA BIROKRASI (B)


 10 cara membentuk keterlibatan komitmen pegawai
Apa yang dimaksud dengan keterlibatan dan komitmen yang merupakan
hubungan emosional dan intelektual yang tinggi yang dimiliki oleh pegawai terhadap
pekerjaannya organisasi maupun Pimpinan atau rekan kerja yang memberikan
pengaruh untuk menambah Upaya-upaya yang lebih luas dalam pekerjaannya.
Sementara keterlibatan pegawai ini merupakan suatu keadaan dimana pegawai itu
merasa dirinya menemukan arti diri secara utuh memiliki motivasi dalam bekerja
mampu menerima dukungan dari orang lain secara positif dan mampu bekerja secara
efektif dan efisien dilingkungan kerja dimana dia bekerja. Ada perbedaan antara
keterlibatan pegawai dengan kebahagiaan. Nah keterlibatan pegawai itu tidak sama
dengan kebahagiaan di dalam bekerja menurutnya itu banyak orang bekerja dengan
bahagia namun mereka tidak terlibat pada visi dan misi organisasi dan bahkan tugas -
tugas yang diembankan kepadanya. Membuat senang pegawai dengan berikan
tunjangan kinerja atau tambahan penghasilan pegawai yang bagus belum berarti dapat
memperkuat keterlibatan mereka, kebutuhan materi tidak bisa menyalahkan
kebutuhan psikologis dan karena itu kebutuhan viscose yang akan mengantarkan
pegawai itu kepada sikap yang mau terlibat. Jadi Pelibatan pegawai itu merupakan
proses merangkul seluruh pegawai di setiap jenjang dan semua bagian Organisasi
agar tujuh organisasi bisa dicapai. Salah satu komponen terpenting adalah agar
pelibatan pegawai petinggi adalah komunikasi organisasi yang efektif dalam arti
membangun kepercayaan dan loyalitas pegawai, jadi keterkaitan dengan keterlibatan
pegawai itu ada rumusnya. yaitu keterlibatan sama dengan loyalitas rasa bangga dan
perasaan memiliki Apa manfaatnya keterlibatan dan komitmen pegawai dalam
organisasi ini pegawai yang terlibat dalam pekerjaan mereka itu dan berkomitmen
pada organisasi pegawai tersebut akan mampu memberikan pada organisasi
keunggulan termasuk dalam memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan pergantian
pegawai itu akan terjadi lebih rendah karena lebih bekerja dengan sangat antusias.
Tidak mengherankan kemudian organisasi dari semua ukuran dan jenis telah
berinvestasi secara substansial dalam kebijakan dan praktek yang mendorong upaya
adanya keterlibatan dan komitmen pegawai terhadap organisasinya mereka
menggunakan istilah keterlibatan pribadi dan ketidakterlibatan pribadi untuk mewakili
dua kontinum yang berbeda pada akhir keterlibatan pribadi seseorang sepenuhnya itu
menyibukkan diri secara fisi, intelektual dan emosional dalam pekerjaan mereka ya
pada akhir tidak ketidakterlibatan pribadi itu mereka melepaskan dan menarik diri
pada perang beberapa ahli mendefinisikan komitmen sebagai kemauan untuk bertahan
di dalam suatu tindakan dan keengganan untuk mengubah rencana. seringkali karena
kewajiban untuk tetap berada dijalur yang dipilihnya Apa manfaat pegawai yang
terlibat dan berkomitmen terhadap pekerjaan itu yaitu: Pertama, itu meningkatkan
lingkungan kerja yang lebih positif. kedua, meningkatkan produktivitas dan kinerja
yang baik ini merupakan sebuah yang sangat sulit upayakan. ketiga adalah
mengurangi tentu ketidakhadiran pegawai dalam bekerja. keempat bagaimana dia
antusias dalam berikan pelayanan kepada masyarakat. Kelima adalah meningkatkan
efektivitas dan efisiensi birokrasi sebagaimana mengukur keterlibatan dan komitmen
pegawai.
Terdapat 10 membentuk keterlibatan komitmen pegawai, pertama, tentu
kebanggaan pada atasan seseorang yang terlibat dan berkomitmen terhadap pekerjaan
itu salah satu hal penting adalah adanya ROM model yang dilihat oleh pegawai
kepada pasangannya karena itu seorang pimpinan harus bisa betul-betul memberikan
peran yang baik, memberikan contoh kepada pegawai sehingga pegawai bangga
kepada atasan dan akhirnya menumbuhkan komitmen dan mau terlibat di dalam
kegiatan organisasi. kedua adalah kepuasan dengan atasan karena tak hanya bisa
berperan baik sebagai nasehat ada pelatih yang baik bagi stafnya sehingga merasa
puas dan pegawai merasa mampu untuk melaksanakan berbagai tugas yang
dibebankan kepadanya. Ketiga ini ukurannya adanya kepuasan kerja pegawai yang
berkomitmen dan mau terlibat didalam pekerjaan itu itu tentu akan replikasi pada
senangnya dia melaksanakan tugas-tugasnya pada akhirnya akan muncul kepuasan
kerja. Keempat adalah kesempatan untuk tampil baik bekerjanya menantang Nah jadi
kalau dia benar-benar terlibat dalam komitmen dia memiliki motivasi secara
psikologis untuk bisa menunjukkan kepada rekan kerja maupun kepada pimpinan
bahwa ia bisa mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan sekalipun itu pekerjaan yang
menantang. Kelima itu tentu adanya pengakuannya dan Umpan balik positif atas
kontribusi seorang pegawai karena itu pimpinan harus betul-betul menjadikan sebagai
sebuah kebiasaan yang baik sehingga mereka yang terlibat dengan baik komitmen
bekerja itu harus betul-betul bisa diberi pengakuan. Pengakuan bisa bersifat intangible
dan lebih penting lagi Bagaimana memberikan umpan balik secara positif terkait
dengan kinerja mereka sebagai merasa diperhatikan. keenam adalah dukungan
pribadi dari seorang pengawas, jadi atasan langsungnya itu harus bisa memberikan
semacam nasehat pada mereka jika mereka itu menghadapi kesulitan-kesulitan,
berikan jalan keluar karena seorang pimpinan harus motivasi staffnya agar tidak
mudah menyerah sehingga dia merasa wajar untuk menuangkan seluruh waktunya
berkomitmen untuk menjalankan tugas-tugasnya. Ketujuh, ada upaya dari pimpinan
Bagaimana bisa memberikan perhatian yang lebih di luar yang biasa gitu bagi
mereka-mereka yang memang memberikan waktunya untuk berkomitmen dan terlibat
di dalam setiap kegiatan karena itu jangan tentu disamakan dengan mereka-mereka
yang tidak tunjukkan performa yang sama dengan mereka yang terlibat dan
berkomitmen dalam pekerjaannya. Kedelapan, saya kira ada pemahaman yang baik
antara Bagaimana hubungan antara pekerjaan dengan sesama rekan kerja karena
dengan demikian akan terlihat siapa-siapa diantara rekan kerja itu yang
memperlihatkan komitmen dan mau terlibat dalam pekerjaan pekerjaan yang
dibebankan kepada tim tertentu ini punya keterkaitan dengan upaya pencapaian misi
dan visi daripada organisasi. Kesembilan adalah Ada kemungkinan memiliki prospek
yang baik terkait dengan kinerja organisasi masa depan karena memiliki staff yang
memang memiliki komitmen dan keterlibatan yang baik didalam pekerjaan dan ini
tentu untungkan pimpinan. Kesepuluh, adalah niat untuk meninggalkan organisasi
biasanya lebih rendah karena dia merasa bahwa lingkungan kerjanya itu sangat
mendukung ya di dalam bekerja meraih prestasi-prestasi yang telah unggulkan. Inilah
10 hal yang penting bagaimana menumbuhkan semangat untuk mau terlibat pegawai
yang berkomitmen di dalam pekerjaan terutama ke depan ini dengan kebijakan
pemerintah untuk merubah struktur bekerja menjadi pola kerja baru yang sifatnya Tim
menjadi urgent untuk dipahami.
 Tips Menghadapi Penyederhanaan Struktur Organisasi
Isu mengenai strategi penyederhanaan birokrasi ini kita bisa lihat bahwa
alasan mengapa penting dilakukan itu karena jika kita melihat kondisi birokrasi saat
ini struktur birokrasi nya sangat gemuk dan berimplikasi pada lambannya birokrasi
dalam merespon apa yang menjadi tuntutan Hai masyarakatnya maupun pelaku usaha
seringkali terjadi miskomunikasi miskoordinasi yang seringkali terjadi akibatnya
birokrasi menjadi lamban dan tidak fleksibel bahkan berbiaya mahal kemudian masih
seringnya kita lihat para pejabat yang terjerat di dalam kebiasaan korupsi sampai
korupsi dikatakan sebagai sebuah budaya koruptif. sementara tantangan yang
dihadapi saat ini dan ke depan terhadap birokrasi itu luar biasa kita tahu saat ini
sedang terjadi era disrupsi dunia yang dikenal dengan istilah VUCA ( Volatility,
Uncertainity, Complexity, dan Ambiguity) dimana Segala sesuatu harus bergerak
cepat untuk merespon berbagai perubahan karena itu birokrasi pemerintah sebagai
organisasi memberikan fasilitas dan melayani masyarakat tidak boleh kaku dan
berjalan Laksamana mesin karena itu tidak boleh menjadi kaku. Jadi karena itu juga
akibat daripada VUCA maka birokrasi pemerintah yang lambat dalam merespon
segala sesuatu itu tentu tidak menarik bagi investor terutama investor dari luar.
Karena membuat membutuhkan biaya yang sangat besar dalam kasus Indonesia ini
banyak kita membaca dan mendengar investor yang minggat dari Indonesia sehingga
ini tentu sangat mengganggu jalannya pembangunan mengingat Indonesia ini masih
banyak mengandalkan investasi asing di dalam membangun karena itu mereformasi
birokrasi menjadi sebuah kebutuhan karena dengan kondisi menghendaki beroperasi
yang dinamis dan tangkas yang kedua tentu membutuhkan percepatan sistem kerja
sehingga ini memerlukan profesionalitas ASN dan mendorong ASN maupun
birokrasinya itu bisa bekerja secara efektif dan efisien di dalam mengejar target-target
kinerja. Pegawai harus mulai untuk dialihkan yang tidak terlalu beriorentasi pada
mengejar jabatan-jabatan bersifat struktural tetapi harus mengejar pekerjaan yang
berbasis pada fungsional karena dengan birokrasi dinamis dan tangkas ini
menghendaki memang kompetensi yang memang sangat diharapkan sebagai basis
kerja seharian mereka. Karena itu pemerintah telah mengambil Banyak kebijakan di
dalam kaitan ini yang pertama adalah melakukan perjalanan struktur organisasi itu
kita bisa lihat di dalam Permenpan RB nomor 25 tahun 2021. Kemudian penyetaraan
jabatan didalam Permenpan nomor 17 Tahun 2021 dan ketiga penyesuaian sistem
kerja dan ini masih dalam tahap perancangan Permenpan yang disebut dengan sistem
kerja. Penyederhanaan struktur organisasi ini merupakan Tahapan pertama guna
menghasilkan dua tingkat organisasi yang tentu akan hilang lalu penyetaraan jabatan
ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan strukturisasi dan penyesuaian sistem kerja
merupakan tindak lanjut dari penyederhanaan struktur organisasi dan penyetaraan
jabatan jadi arah lingkup penyederhanaan birokrasi ini terdiri atas tiga aspek seperti
yang sudah diuraikan secara garis besar yakni memerlukan transformasi organisasi ini
bermakna bahwa difotokan penyederhanaan struktur organisasi menjadi dua level
berarti perampingan jabatan administrasi dengan kriteria dan memperhatikan
karakteristik sifat tugas dari jabatan administrasi tersebut. Penyederhanaan struktur
organisasi dilingkungan terutama di Pemda dilakukan dengan berkoordinasi dengan
Kementerian induknya yakni Kemendagri yang kedua transfer jabatan ini maka
jabatan administrasi itu terbagi atas jabatan administrator, pengawas, dan pelaksana
dan tranfer Jabatan itu menghendaki pengembangan jabatan fungsional dan yang tidak
kalah pentingnya bagi pegawai yaitu jangan hilang penghasilannya karena itu
kedepannya juga akan dilakukan penyetaraan penghasilan sedangkan transformasi
yang ketiga transformasi sistem kerja ini berarti dibutuhkan penyempurnaan
mekanisme kerja ia dan bagaimana proses bisnis yang berorientasi pada percepatan
pengambilan keputusan dan berujung pada perbaikan publik setelah terpenting yang
diarahkan ke depan seiring dengan terjadinya disrupsi digitalnya pengembangan
sistem kerja yang berbasis digital. Permasalahannya sekarang ini kita lihat bahwa
terdapat beberapa jenis jabatan fungsional yang mencakup terutama dilingkungan
pemerintah daerah ini yang saya kira masih belum mencukupi. Misalnya Anis
anggaran keuangan jabatan fungsional APBN dan seterusnya. Kedua belum
tersosialisasikannya secara menyeluruh terkait kebijakan dan prosedur pada jabatan
fungsional, misalnya terkait masalah formasi, standar kompetensi juklak, juknis,
jabatan fungsional, standar kualitas, pedoman penilaian kualitas, organisasi profesi,
kode etik dan perilaku profesi. Permasalahan ketiga belum adanya kebijakan terkait
pemenuhan kompetensi teknis atau pejabat fungsional hasil penyetaraan jabatan.
Keempat belum adanya pedoman mengenai pola Hubungan kerja antara jabatan
administrasi dan jabatan fungsional lain. Kelima yakni belum adanya kebijakan
mengenai perhitungan nilai jabatan atas jabatan fungsional sebagai hasil dari
penyetaraan jabatan fungsional. Keenam sekira adanya distensi di dalam penyetaraan
jabatan administrasi ke jabatan fungsional yang disebabkan karena adanya mindset
bahwa jabatan fungsional itu kurang mendapat penghargaan sebagaimana jabatan
struktural yang mereka sandang selama ini. Ketujuh adalah masih terdapat banyak
tugas dan fungsi unit kerja yang belum relefan dengan jabatan fungsional nah ini tentu
pekerjaan dari Menpan RB untuk segera menambah jabatan fungsional yang relevan
dengan kebutuhan nyata terutama di daerah berikutnya masih terdapat jabatan
fungsional yang belum terbit pengaturan tunjangan jabatannya contohnya bisa jabatan
fungsional adiyatama kepariwisataan dan ekonomi kreatif dan selanjutnya masih
belum siap unit yang bertugas di jabatan khusus dalam proses pembinaan terhadap
jabatan fungsional hasil penyetaraan dan belum adanya kepanduan tata kerja dan tata
kelola antara jabatan pimpinan tinggi jabatan administratif dan jabatan fungsional.
Terakhir makin terbatasnya proses mutasi dan rotasi antar jabatan fungsional dan ini
juga memerlukan pedoman Bagaimana pelaksanaannya. Kebijakan yang ada di dalam
pelaksanaan penyederhanaan birokrasi pemerintah daerah ini yakni munculnya
penyetaraan jabatan yang merupakan momentum bagus sebenarnya selain tentu untuk
melaksanakan peraturan perundangan juga merupakan sebuah media penyesuaian
kinerja ASN untuk siap ditempatkan dalam posisi dan kondisi darurat karena sifatnya
tidak kaku lagi. Kedua agar proses penyetaraan Jabatan itu lakukan secara bertahap
tahu bahwa daerah ini tentu tidak sama dengan Kementerian lembaga karena itu kita
bisa lihat bahwa dari seluruh and proses pencapaian menjelang struktur birokrasi ini
jika Kementerian lembaga itu relatif lebih maju dibandingkan dengan daerah yang
masih banyak belum selesai prosesnya dalam proses penyetaraan jabatan ini agar
tidak mengurangi pendapatan bagi pejabat yang diseterakan jabatannya ini merupakan
amanah dari Presiden supaya pada saat Proses ini berlangsung tidak harus mereka
kehilangan pendapatan. Keempat laksanakan secara adil agar jabatan sifatnya
fungsional itu musti di disesuaikan tepat sesuai dengan latar belakang kompetensi
supaya ke depan ketika mereka ingin melanjutkan jabatan fungsional ke jenjang lebih
tinggi tidak mengalami kesulitan ini tentu sebagai akibat dari sistem penjabat yang
tidak berbasis pada medik dan kondisi yang dihadapi karena itu perlu upaya yang
bersifat Adil. Kelima Saya kira perlu melaksanakan sosialisasi karena lebih banyak
ini eselon 3 dan 4 yang akan terkena penyetaraan jabatan, ini diperlukan agar semua
pihak yang terkena itu mendapatkan kejelasan terkait penyetaraan jabatan tentu
dijelaskan mengenai kemana arah perubahan apa hambatannya dan kemudian apa
ruginya jika tidak melakukan penyertaan tersebut. Karena itu dibutuhkan kebutuhan
dukungan berupa kebijakan supaya beberapa jabatan fungsional yang dibutuhkan itu
segera mungkin diperluas lingkupnya untuk bisa mengisi jabatan-jabatan yang sangat
penting di daerah. ketujuh diharapkan adanya sosialisasi secara menyeluruh terkait
kebijakan dan plus jabatan fungsional oleh para instansi Pembina jabatan ini
diharapkan juga adanya kebijakan terkait pemenuhan kompetensi teknis atas pejabat
fungsional yang hasil penyetelan jabatan karena mereka mereka install akan belum
tentu itu lebih dominan seiring dengan latar belakang keahlian mereka selama ini.
Berikutnya tentu diharapkan adanya pedoman terkait pola Hubungan kerja antara
jabatan administrasi dan jabatan fungsional sebagai akibat dari penjelasan ini
selenajutnya, tentu diharapkan adanya kebijakan-kebijakan terkait khususnya
perhitungan dari jabatan atas jabatan fungsional sebagai hasil dari penyetaraan
jabatan. Upaya-upaya pelaksanakan pasca penyetaraan jabatan administrasi ke jabatan
fungsional ini sebagai tindak lanjut yang tadi disebutkan maka perlu segera mungkin
melakukan penataan administrasi dan pola kerja yang baru karena dulunya sifatnya
struktural kemudian terkoordinasi dari atas ke bawah menggunakan pola Silo bagian
perbagian sementara ke depan ini lebih banyak menggunakan tim kerja. yang kedua
melakukan penataan formasi dan penataan jabatan seperti yang dikeluhkan daerah
banyak sekali yang dibutuhkan tapi belum ada jabatan fungsionalnya, termasuk
berkaitan dengan pentingnya kebijakan Membina dan mengembangkan kompetensi
dan pola karir pejabat fungsional terutama yang baru. kebijakan lain yang pelaksanaan
menyampaikan laporan dan dokumen SK pengangkatan jabatan fungsional yang
disetarakan Kemendagri dan kemenpan-rb serta instansi Pembina jabatan fungsional
dan BKN yang masih perlu sosialisasi Seperti apa supaya mereka cepat mungkin bisa
menyelesaikan dan kelima adalah mekanisme kerja para pejabat yang disetarakan itu
agar sesegera mungkin dibuatkan dalam bentuk pedoman sehingga di daerah tidak
mengalami kesulitan di dalam mengartikan atau memaknai Seperti apa pola kerja
yang baru tersebut, yang sangat penting juga saya kira adalah merubah pola dan
budaya kerja yang semula direktif menjadi partisipatif karena sifatnya tim. Lalu hal
yang penting saya kira terkait dengan bagaimana merubah ruang kerja yang semula
tersekat-sekat Antar seksi antara bidang menjadi lebih terbuka dengan perbanyak
ruang-ruang rapat karena ini berupa tim, karena sifat kerja tidak lagi berbasis
individual tapi lebih pada tim. Mendisiplinkan proses dan pengarsipan admistrasi
karena akan menjadi data dukung untuk kenaikan pangkat bagi pejabat-pejabat
fungsional yang sudah banyak kedepan digunakan dan berusaha meningkatkan
kapasitas para ASN apalagi dengan era VUCA ini sangat dibutuhkan mindset inovasi
di dalam birokrasi karena itu pemberian Diklat, workshop, lokakarya, diklat menulis
dan sebagainya ini merupakan bagian dari tuntutan profesionalisme jabatan
fungsional yang masih banyak yang harus mereka persiapkan.

Anda mungkin juga menyukai