Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

ISLAM ULIL ALBAB

Dosen Pengampu :
Firdaus, S.T., M.T., Ph.D.

Kelompok 1
Disusun Oleh :
Regiano Al-Alif (21311486)
Amanda Maryana (21321041)
Wanda Suryaningrum (21323217)
Adin Naysa Nabila (21614016)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2022
Tugas A: Aliran Qadariyah
- Aliran Qadariyah adalah berani memutuskan sesuatu dan berani untuk
punya kekuatan dan kemauan. Qadariyah yang dimaksud oleh aliran
ini adalah suatu paham bahwa manusia punya kebebasan dalam
berkehendak dan punya kemampuan untuk berbuat sesuatu. Orang
orang yang meyakini aliran Qadariyah merupakan kelompok yang
yakin bahwa semua perbuatan manusia akan terwujud, dikarenakan
ada kehendak dan kemampuan manusia. Pada aliran ini para
penganutnya percaya bahwa manusia bisa melakukan semua
perbuatan sesuai dengan kemampuannya. Tokoh pendiri aliran
Qadariyah adalah Ma’bad Al Juhani dan Ghaylan Al Dimasyqi.
Ma’bad Al Juhani lahir di Basrah dan beliau wafat pada 80 H atau 699
Masehi. Beliau adalah generasi tabiin. Ia dikenal sebagai ahli hadist.
Sedangkan Ghaylan lahir di Damaskus dan Ia wafat pada tahun 105 H
atau 722 Masehi. Beliau dikenal sebagai orator dan ahli debat. Mereka
berdua merupakan pelopor dari aliran Qodariyah. Aliran ini muncul
pada saat pergantian kekhalifahan Rasyidin di dinasti Umayyah pada
era usai terjadinya perpecahan umat islam. Disebabkan Khalifah Ali
bin Abi Thalib terbunuh lalu Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi
Khalifah pertama di dinasti Umayyah. Pada masa ini banyak
masyarakat muslim yang tidak setuju dengan gaya politik Muawiyah.
Karena dinilai bertolak jauh dengan masa pemerintahan kekhalifahan
Rasyidin. Latar belakang munculnya aliran ini adalah sebagai isyarat
dimana penganut paham ini sangat menentang kebijakan politik yang
saat itu diterapkan oleh Bani Umayyah. Saat Bani membunuh orang
mereka para penganut Aliran Qadariyah mengatakan bahwa
pembunuhan ditakdirkan oleh Allah dan alasan ini dijadikan topeng
oleh Bani untuk melakukan perbuatan jahat lainnya. Maka dari itu,
aliran ini membatasi qadar tersebut. Para penganut aliran ini
mengatakan bahwa Allah bersikap adil kepada semua oleh karena itu
Allah akan menghukum orang-orang bersalah dan akan memberikan
ganjaran kepada orang-orang yang berbuat baik.

- Saat ini kita sedang dihadapkan dengan wabah virus Corona, menurut
aliran Qadariyah orang-orang yang terkena virus ini seolah-olah
terlepas dari Allah dan bergantung pada manusia. Ketakutan-
ketakutan pada virus ini melumpuhkan tauhid kita kepada Allah. Virus
ini seakan-akan mengubah takdirnya. Hilang rasa tawakal dan rasa
tunduk kepada Allah. Mereka selalu ingat untuk mencuci tangan,
memakai masker tetapi mereka lupa membaca doa keluar rumah, lupa
untuk meminta perlindungan kepada Allah, Dll. Manusia seperti lebih
berkuasa dibandingkan dengan Allah saat melawan virus corona.
Mengharap bantuan Allah sia-sia dan membuang-buang waktu.
Timbul rasa curiga yang berlebihan terhadap siapapun.

- Menurut kelompok kami aliran qadariyah sangat mempercayai bahwa


semua manusia merupakan pencipta bagi semua perbuatanya. Mereka
dapat berbuat sesuatu dan meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.
Aliran qadariyah sangat menentang takdir. Kita tidak boleh percaya
begitu saja pada tiap tiap aliran. Kita boleh percaya jika aliran tersebut
berlandaskan Al-Quran dan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad
Saw. Aliran qadariyah memiliki sisi baik dan buruk. Sisi baik pada
aliran ini adalah kita bisa menjalankan segala aktivitas dengan percaya
diri. Dan sisi buruk pada aliran ini adalah kita tidak memiliki batasan
oleh apapun yang kita perbuat dan semuanya menjadi penguasa oleh
dirinya sendiri.

Tugas B
- Menurut kami kelompok sufi merupakan kelompok baru di Islam.
Kelompok ini merupakan metode untuk mencapai kedekatan antara
hamba dengan Allah dan untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan
hakiki. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa :

‫ فمن استقام‬٬‫ثم اعلم أن التصوف له خصلتان االستقامة مع هللا تعالى والسكون عن الخلق‬
‫مع هللا عز وجل وأحسن خلقه بالناس وعاملهم بالحلم فهو صوفي‬

Artinya, “Ketahuilah tasawuf memiliki dua pilar, yaitu istiqamah


bersama Allah dan harmonis dengan makhluk-Nya. Dengan demikian
siapa saja yang istiqamah bersama Allah SWT, berakhlak baik
terhadap orang lain, dan bergaul dengan mereka dengan santun, maka
ia adalah seorang sufi,” (Imam Al-Ghazali, Ayyuhal Walad,
[Singapura-Jeddah-Indonesia, Al-Haramain: 2005], halaman 15).
Sufi merupakan orang yang menjaga perilakunya untuk senantiasa taat
kepada Allah dan bermasyarakat dengan kepedulian terhadap sekitar.
Semua orang bisa menyandang status sufi tanpa harus mengubah
penampilan dan meninggalkan aktivitas dunia yang sedang dikerjakan
selama tidak mengganggu syariat.

- Tasawuf dengan tazkiyatun nafs apakah sama ?


➢ Tasawuf merupakan ilmu untuk mengetahui bagaimana cara
menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak dan memperoleh
kebahagiaan. Ilmu tasawuf merupakan teori tentang tauhid
Allah SWT dan prakteknya menggunakan tarekat. Syariat
menjadi rambu-rambunya akan menghasilkan hakikat yang
pada akhirnya mengantarkan para pejalan rohani untuk makrifat
Allah SWT.
➢ Tazkiyatun Nafs merupakan menjernihkan hati untuk menjauhi
dari penyakit-penyakit hati dan siap untuk menerima
kebenaran.

Menurut kelompok kami keduanya merupakan akhlak yang


terpuji. Perbedaanya hanya di prinsip-prinsipnya. Namun
keduanya mengajarkan bahwa manusia akan mengetahui
dirinya dan tugas mereka. Lalu mengerti siapa tuhannya dan
perjalanan hidup mereka. Selanjutnya mereka mengerti hakikat
kehidupan dan paham tentang hari akhir.

Anda mungkin juga menyukai