Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STROKE

DOSEN PENGAMPU: NS. PIPIT FERIYANI, S.KEP., MARS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Paliatif I

DISUSUN OLEH:
HALIPAH NURAJIJAH 1911102411084
AQILAH RIZKIA 1911102411007
RADDA LUTHFIA NUR SAFITRI 1911102411018
AINUL LATIFAH 1911102411036
MUHAMMAD FAHMI RIRIZA R 1911102411048
RIZKY WAHYU UTAMI 1911102411067
AQMARINA ABIDAH 1911102411098
TAZKIA NUR FADILLAH 1911102411113
EKA PUSPITA SARI 1911102411128
NURRANTI 1911102411173
PUTRI AGUSTIN NILA SARI 1911102411039
LISA ADILA 1911102411050
DEVITA NURUL JANNAH 1911102411068
RETA SUKMA PUTRI 1911102411087

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Samarinda, 30 Maret 2022

Penulis

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................1
TUJUAN.......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................................2
DEFINISI.....................................................................................................................................2
ETIOLOGI...................................................................................................................................3
TANDA DAN GEJALA..............................................................................................................4
PATOFISIOLOGI.......................................................................................................................4
PATHWAY..................................................................................................................................6
KOMPLIKASI.............................................................................................................................7
PENATALAKSANAAN..............................................................................................................7
PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................................9
ANAMNESA................................................................................................................................9
DIAGNOSA...............................................................................................................................10
INTERVENSI............................................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................18
PENUTUP......................................................................................................................................18
KESIMPULAN..........................................................................................................................18
SARAN.......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit stroke menjadi penyebab kematian kedua di dunia pada kelompok usia
diatas 60 tahun (Ikawati 2011). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 stroke
merupakan penyebab penyakit kematian ketiga di Indonesia. Berdasarkan data terbaru
prevalensi stroke tertinggi terdapat di Kalimantan Timur. Sementara di DKI Jakarta
prevalensi kejadian stroke berada diurutan kesembilan (Riskesdas 2018).
Dari hasil penelitian Febriola (2019) di Rawat Inap RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo
ditunjukan dari 60 pasien stroke iskemik yang memiliki potensi untuk terjadinya
interaksi obat-obat berdasarkan tingkat keparahan yaitu minor sebanyak 4 kasus
(6,67%), moderate sebanyak 50 kasus (83,33%) dan mayor sebanyak 11 kasus
(16,92%). Studi serupa yang dilakukan di Rawat Inap RSUPN DR. Cipto
Mangunkusumo Jakarta menunjukan bahwa dari 53 pasien stroke iskemik sebanyak
51 pasien (96,23%) mengalami interaksi obat dan sebanyak 2 pasien (3,77%) tidak
mengalami interaksi obat (Armi 2015) dan juga penelitian yang dilakukan di Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta sebanyak 28 pasien stroke iskemik yang
mengalami interaksi obat sebanyak 15 pasien (Feliciana 2018).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi stroke?
2. Apa etiologi stroke?
3. Apa tanda dan gejala stroke?
4. Bagaimana patofisiologi dan pathway stroke?
5. Apa saja komplikasi stroke?
6. Bagaimana penatalaksanaan stroke?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien stroke?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien stroke?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi stroke
2. Mengetahui etiologi stroke
3. Mengetahui tanda dan gejala stroke
4. Mengetahui patofisiologi dan pathway stroke
5. Mengetahui komplikasi stroke
6. Mengetahui penatalaksanaan stroke
7. Mengetahuipemeriksaan penunjang pada pasien stroke
8. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien stroke

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Stroke hemoragik merupakan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah pada
area tertentu di dalam otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah di bagian tersebut
berkurang. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa oleh darah, sel otak dapat cepat mati
sehingga fungsi otak pun terganggu. Stroke hemoragik ini menjadi penyebab utama
kecatatan dan gangguan fungsional yang dapat berdampak pada sosial ekonomi
bahkan bisa menyebabkan kematian. Stroke diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. Stroke Non-Hemoragik
Stroke Non Hemoragika adalah suatu gangguan peredaran darah otak tanpa
terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat
anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan
dysfhagia atau kesulitan menelan (Udani, 2013). Stroke non hamoragik dibagi lagi
menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik sedangkan berdasarkan
tempat terjadinya perdarahan, stroke hemoragik terbagi atas dua macam, yaitu
stroke hemoragik intra serebrum dan stroke hemoragik subaraknoid.
2. Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh terjadinya penyumbatan
pada arteri yang mengarah ke otak yang mengakibatkan suplai oksigen ke otak
mengalami gangguan sehingga otak kekurangan oksigen. Berdasarkan perjalanan
klinisnya, stroke non haemoragik dibagi menjadi 4, yaitu:
a) Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan serangan stroke sementara
yang berlangsung kurang dari 24 jam.
b) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) merupakan gejala
neurologis yang akan menghilang antara > 24 jam sampai dengan 21 hari.
c) Progressing Stroke atau Stroke in Evolution merupakan kelainan atau
defisit neurologis yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan
sampai menjadi berat. Complete Stroke atau stroke komplit merupakan
kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak berkembang lagi.

2
B. ETIOLOGI
1. Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyebab yang paling sering
ditemukan pada kebanyakan kasus stroke hemoragik, terutama pada tipe
intraserebral.
Hipertensi dapat terjadi akibat adanya kelainan atau masalah pada ginjal atau
konsumsi obat-obatan tertentu. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini tidak
memiliki penyebab apapun atau muncul secara mendadak.
2. Aneurisma
Aneurisma adalah pelebaran atau pembengkakan pada dinding arteri. Dinding
arteri mengalami penipisan dan menjadi lemah, sehingga pelebaran dapat terjadi.
Kondisi ini bisa muncul saat lahir (kongenital), atau mungkin berkembang
seiring dengan berjalannya waktu, terutama jika memiliki riwayat hipertensi.
3. Angiopati amiloid otak
Angiopati amiloid adalah kondisi di mana protein amiloid menumpuk di
pembuluh darah otak. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kerusakan, sehingga
pendarahan berpotensi terjadi. Angiopati amiloid lebih banyak ditemukan pada
orang-orang berusia lanjut.
4. Malformasi arteri (AVM)
Malformasi arteri atau AVM adalah kondisi di mana terjadinya kelainan pada
pertumbuhan sekelompok pembuluh darah. Hal ini dapat terjadi di bagian tubuh
manapun, termasuk otak. AVM biasanya muncul saat lahir. Jika AVM terletak di
otak, kondisi ini berisiko menyebabkan terjadinya pendarahan.
5. Pengobatan antikoagulan (pengencer darah)
Beberapa orang mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi risiko
penggumpalan darah justru berpotensi mengalami pendarahan pada otaknya.
Kemungkinan lainnya yang dapat menyebabkan pendarahan pada otak adalah:
 Cedera kepala.

 Gangguan pada sirkulasi darah.

 Konsumsi obat-obatan ilegal seperti kokain

3
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala stroke untuk pertama kalinya biasa disebut dengan stroke ringan.
Perbedaan mendasar antara stroke ringan dengan stroke adalah ukuran atau tingkat
keparahan sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak. Pada stroke ringan,
sumbatan masih kecil dan belum menyebabkan kerusakan saraf otak yang permanen.
Berikut Gejala-gejala stroke ringan sebelum menuju stroke yang lebih parah (WHO,
2012).
1. Stroke ringan dapat menyebabkan kelemahan otot wajah, tanda-tandanya adalah
wajah turun ke salah satu sisi (wajah terlihat tidak simetris), tidak bisa senyum,
tidak dapat mengerutkan dahi, dan mata atau mulut turun ke bawah.
2. Penderita stroke ringan kemungkinan tidak mampu mengangkat kedua lengan dan
tungkai. Hal ini terjadi karena anggota gerak mereka lemas atau mati rasa pada
salah satu sisi.
3. Kesemutan di bagian tubuh yang terkena serangan stroke ringan, seperti wajah,
lengan, dan tungkai pada sisi yang terganggu.
4. Kemampuan bicara juga bisa terganggu. Misalnya bicara cadel, tidak beraturan,
tidak dapat memahami ucapan orang lain, atau bahkan tidak mampu bicara sama
sekali.
5. Pandangan terganggu pada salah satu atau kedua mata,sakit kepala dan pusing.
6. Kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh karena adanya gangguan
sistem koordinasi tubuh. Kesulitan berjalan juga bisa disebabkan oleh kelemahan
pada tungkai dan kaki.
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan
metabolisme. Iskemia terjadi disebabkan oleh oklusi vaskular. Oklusi vaskular yang
menyebabkan iskemia ini dapat disebabkan oleh emboli, thrombus, plak, dan
penyebab lainnya. Iskemia menyebabkan hipoksia dan akhirnya kematian jaringan
otak. Oklusi vaskular yang terjadi menyebabkan terjadinya tanda dan gejala pada
stroke iskemik yang muncul berdasarkan lokasi terjadinya iskemia. Sel-sel pada pada
otak akan mati dalam hitungan menit dari awal terjadinya oklusi. Hal ini berujung
pada onset stroke yang tiba-tiba.

4
Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa
natrium-kalium yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini menyebabkan air
tertarik masuk ke dalam sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik.
Selain pompa natrium-kalium, pertukaran natrium dan kalsium juga terganggu.
Gangguan ini menyebabkan influks kalsium yang melepaskan berbagai
neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang memperparah iskemia serta
mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan sawar darah otak juga terjadi, disebabkan
oleh kerusakan pembuluh darah oleh proses di atas, yang menyebabkan masuknya air
ke dalam rongga ekstraselular yang berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut
hingga tiga sampai 5 hari dan sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa
jam, sitokin terbentuk dan terjadi inflamasi.
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan berperan
dalam perluasan kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi
sehingga terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan iskemia.
Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorrhagik. Perdarahan yang
terjadi tidak selalu menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis terjadi apabila
perdarahan yang terjadi luas. Hal ini dapat disebabkan oleh rusaknya sawar darah
otak, sehingga sel darah merah terekstravasasi dari dinding kapiler yang lemah.
Stroke hemorrhagik dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan perdarahan
subaraknoid.
1. Perdarahan Intraserebral
Pada perdarahan intraserebral, perdarahan masuk ke dalam parenkim otak
akibat pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah
superficial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya
berupa anyaman kapiler. Hal ini dapat disebabkan oleh diathesis perdarahan dan
penggunaan antikoagulan seperti heparin, hipertensi kronis, serta aneurisma.
Masuknya darah ke dalam parenkim otak menyebabkan terjadinya penekanan
pada berbagai bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan thalamus. Darah
mendorong struktur otak dan merembes ke sekitarnya bahkan dapat masuk ke
dalam ventrikel atau ke rongga subaraknoid yang akan bercampur dengan cairan
serebrospinal dan merangsang meningen. Hal ini menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial yang menimbulkan tanda dan gejala seperti nyeri kepala hebat,
papil edema, dan muntah proyektil.
2. Perdarahan Subaraknoid

5
Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons,
serebelum dan thalamus. Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga
mengenai kapsula interna dan kadang-kadang ruptur ke dalam ventrikel lateral lalu
menyebar melalui sistem ventrikuler ke dalam rongga subaraknoid. Adanya
perluasan intraventrikuler sering berakibat fatal.

E. PATHWAY

6
F. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh stroke hemoragik, antara lain:
1. Gangguan dalam proses berpikir dan mengingat.
2. Kesulitan menelan, makan, dan minum.
3. Masalah pada jantung.
4. Kejang hingga kematian.

G. PENATALAKSANAAN
Jika mengalami stroke, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis.
Pengobatan yang dilakukan sesegera mungkin dapat menyelamatkan hidup Anda.
Pengobatan pada stroke hemoragik umumnya meliputi:
 Obat pengontrol pembengkakan otak.

 Obat untuk menghilangkan sakit kepala.

 Obat kejang, seperti fenitoin.


Dalam beberapa kasus yang parah, prosedur bedah diperlukan untuk
menghentikan pendarahan, mengurangi tekanan di dalam tengkorak, dan
mempercepat pemulihan. Beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan adalah:
 Operasi malformasi arteri.

 Operasi pada aneurisma.

 Penggunaan kateter.

 Stereotactic radiosurgery.
Untuk membantu proses pemulihan lebih cepat, berbagai jenis terapi dan
rehabilitasi mungkin diperlukan. Pilihan termasuk terapi fisik, terapi okupasi, atau
terapi berbicara.
Tujuan dari rehabilitasi adalah untuk membantu mengembalikan kemampuan fisik
dan berbicara pasien secepat mungkin.

7
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium:
a. Pemeriksaan darah rutin
b. Darah perifer lengkap dan hitung petelet
c. INR APTT
d. Serum elektrolit
e. Gula darah
f. CRP dan LED
g. Fungsi hati dan fungsi ginjal
2. Pemeriksaan khusus atau indikasi:
a. Protein C,S,ST III
b. Cardioplin antibodies
c. Hemocytein
d. Vasculitis-screnning (ANA. Lupus, AC)
e. CSF

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. ANAMNESA
1. Karakteristik Demografi
a. Identitas diri klien
Identitas diri klien terdiri dari nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
umur, status perkawinan, agama, alamat, suku bangsa, pendidikan terakhir,
pekerjaan, penanggung jawab utama, tanggal masuk RS, diagnosa medis, dan
tanggal pengkajian.
b. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab terdiri dari nama, tempat tanggal lahir, usia,
pendidikan, pekerjaa, nomor telepon, dan hubungan dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan (Penyakit)
a. Keluhan Utama :
- Keluhan saat masuk RS
- Keluhan saat pengkajian
b. Riwayat kesehatan/penyakit sekarang
Alasan kunjungan, faktor pencetus, lama keluhan, timbul keluhan, faktor yang
mempengaruhi, dan upaya yang dilakukan klien untuk mengatasi keluhan.
c. Riwayat kesehatan/penyakit dahulu
Penyakit yang pernah dialami klien, riwayat alergi (obat, makanan, dan lainnya)
riwayat pemakaian obat, kebiasaan (seperti meroko, minum kopi dan lainnya).
d. Riwayat kesehatan keluarga (beserta genogram)

3. Pola Fungsi Kesehatan Menurut Gordon


a. Pola Persepsi Kesehatan – Manajemen Kesehatan
b. Pola Nutrisi - Metabolik
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas – Latihan
e. Pola Istirahat – Tidur
f. Pola Kognitif - Perseptual
g. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri
h. Pola Peran – Hubungan
i. Pola Seksualitas - Reproduktif
j. Pola Koping – Ketahanan Stres

9
k. Pola Nilai - Keyakinan

4. Pengkajian Psikososial
Aspek psikososial berkaitan dengan domain perasaan, keluarga, dukungan, dan
keuangan
5. Pengkajian Spiritual
Pengkajian spiritual dengan menggunakan panduan FICA, HOPE, dan FAITH
assessment.

B. DIAGNOSA
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan Gangguan penglihatan (D.0084)
2. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan Dengan Stroke (D.0119)
3. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Obstruksi Jalan Nafas
(D.0001)
4. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
makanan (D.0032)
5. Resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun (D. 0143)
6. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikiatri (D.0086)
7. Resiko Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas
(D.0139)
8. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskuler (D.0109)

C. INTERVENSI
Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan
1. Gangguan presepsi Presepsi sensori (L.13124) Dukungan pengungkapan
sensori berhubungan Setelah dilakukan asuhan kebutuhan (I.09266)
dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
pengelihatan (D. diharapkan presepsi sensori 1.1 Periksa gangguan verbal
0085) membaik dengan kriteria (Mis. ketidakmampuan
hasil: berbicara)
1. Verbalisasi mendengar Terapeutik
meningkat (5) 1.2 Ciptakan lingkungan
2. Verbalisasi melihat yang tenang
meningkat dari skala (5) 1.3 Ajukan pertanyaan
3. Distorsi sensori meningkat dengan jawaban yang
(5) singkat
Ket: 1.4 Jadwalkan waktu

10
1. Menurun istirahat
2. Cukup menurun Edukasi
3. Sedang 1.5 Informasikan keluarga
4. Cukup meningkat dan tenaga kesehatan lain
5. Meningkat teknik komunikasi
1.6 Anjurkan keluarga
mengajak berbicara
meski pasien tidak dapat
berkomunikasi
2. Gangguan Komunikasi verbal Promosi komunikasi:
komunikasi verbal (L.13118) Defisit bicara (I.13492)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
stroke (D. 0119) keperawatan 3x24 jam 2.1Monitor kecepatan,
diharapkan kemampuan tekanan, kuantitas,
komunikasi verbal pasien volume dan diksi bicara
meningkat dengan kriteria 2.2 Monitor proses kognitif,
hasil: anatomis dan fisiologis
1. Kemampuan berbicara yang berkaitan dengan
meningkat dari skala (2) bicara
ke (4) 2.3Identifikasi prilaku
2. Kemampuan mendengar emosional dan fisik
meningkat dari skala (2) sebagai bentuk
ke (4) komunikasi
3. Kontak mata meningkat Terapeutik
dari skala (2) ke (4) 2.4Gunakan metode
Ket: komunikasi alternatif
1. Menurun (mis. Menulis, mata
2. Cukup menurun berkedip)
3. Sedang 2.5Modifikasi lingkungan
4. Cukup meningkat untuk meminimalkan
5. Meningkat bantuan
2.6Berikan dukungan
psikologis
Edukasi
2.7Anjurkan bicara perlahan

11
2.8Anjurkan pasien dan
keluarga proses kognitif,
anatomis, dan fisiologis
yang berhubungan
dengan kemampuan
berbicara
3. Bersihan jalan nafas Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
tidak efektif (L.01001) (I.01011)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
obstruksi jalan nafas keperawatan selama 3x24 jam 1.1 Monitor pola nafas
(D.0001) diharapkan kemampuan (frekwensi, kedalaman,
membersihkan sekret atau usaha napas)
obstruksi jalan nafas 1.2 Monitor bunyi napas
meningkat dan dapat tambahan
dipertahankan dengan kriteria 1.3 Monitor sputum
hasil: Terapeutik
1. Produksi sputum menurun 1.4 Pertahankan kepatenan
dari skala (2) ke (5) jalan napas dengan head-
2. Wheezing menurun dari tlit dan chin- lift
skala (2) ke (5) 1.5 Posisikan semi fowler
3. Sulit berbicara menurun atau fowler
dari skala (2) ke skala (5) 1.6 Berikan oksigen jika
Ket: perlu
1. Meningkat Edukasi
2. Cukup memburuk 1.7 Anjurkan asupan cairan
3. Sedang 2000ml/ hari, jika tidak
4. Cukup membaik kontraindikasi
5. Menurun 1.8 Anjurkan teknik batuk
efektif
4. Resiko defisit nutrisi Status nutrisi (L.03030) Terapi menelan (I. 03144)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 jam 4.1 Monitor tanda dan
mengabsorpsi diharapkan keadekuatan gejala aspirasi
makanan (D.0032) asupan nutrisi meningkat 4.2 Monitor gerakan lidah
dengan kriteria hasil: saat makan

12
1. Kekuatan otot mengunyah 4.3 Monitor tanda kelelahan
meningkat dari skala (1) saat makan, minum,
ke skala (4) menelan
2. Kekuatan otot menelan Terapeutik
meningkat dari skala (1) 4.4 Berikan lingkungan
ke skala (4) yang nyaman
3. Verbalisasi keinginan 4.5 Jaga privasi pasien
untuk meningkatkan 4.6 Hindari penggunaan
nutrisi meningkat dari sedotan
skala (1) ke skala (4) 4.7 Posisikan duduk
Ket: Edukasi
1. Menurun 4.8 Informasikan manfaat
2. Cukup menurun terapi menelan kepada
3. Sedang pasien dan keluarga
4. Cukup meningkat 4.9 Anjurkan membuka dan
5. Meningkat menutup mulut saat
memberikan makanan
5. Resiko jatuh Tingkat Jatuh (L.14138) Pencegahan Jatuh (I.14540)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
kekuatan otot keperawatan selama 3 x 24 5.1 Identifikasi faktor resiko
menurun (D. 0143) jam diharapkan tingkat jatuh jatuh (mis. gangguan
dapat menurun, dengan keseimbangan)
kriteria hasil: 5.2 Identifikasi resiko jatuh
1. Jatuh dari tempat tidur, setidaknya sekali setiap
yang awalnya (1) dapat shift atau sesuai dengan
diturunkan menjadi (5) kebijakan institusi
2. Jatuh saat berdiri, yang 5.3 Identifikasi faktor
awalnya (1) dapat lingkungan yang
diturunkan menjadi (5) meningkatkan risiko
3. Jatuh saat berjalan, yang jatuh (mis. lantai licin)
awalnya (1) dapat 5.4 Monitor kemampuan
diturunkan menjadi (5) berpindah dari tempat
4. Jatuh saat dipindahkan, tidur ke kursi roda dan
yang awalnya (1) dapat sebaliknya
diturunkan menjadi (5) Terapeutik

13
5. Jatuh saat dikamar mandi, 5.5 Orientasikan ruangan
yang awalnya (1) dapat pada pasien dan keluarga
diturunkan menjadi (5) 5.6 Pastikan roda tempat
6. Jatuh saat membungkuk, tidur dan kursi selalu
yang awalnya (1) dapat dalam kondisi terkunci
diturunkan menjadi (5) 5.7 Atur tempat tidur
Ket: mekanis pada posisi
1. Meningkat terendah
2. Cukup Meningkat 5.8 Gunakan alat bantu
3. Sedang berjalan (mis. kursi roda,
4. Cukup menurun walker)
5. Menurun 5.9 Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
5.10 Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah
5.11 Anjurkan
menggunakan alas kaki
yang tidak licin
5.12 Anjurkan
berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan
tubuh
5.13 Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
6. Harga diri rendah Harga Diri (L.09060) Manajemen Perilaku
kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.12463)
dengan gangguan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
psikiatri (D.0086) jam diharapkan harga diri 6.1 Identifikasi harapan
dapat meningkat, dengan untuk mengendalikan
kriteria hasil: perilaku

14
1. Penilaian diri positif, Terapeutik
yang awalnya (1) dapat 6.2 Diskusikan tanggung
ditingkatkan menjadi (5) jawab terhadap perilaku
2. Penerimaan penilaian 6.3 Jadwalkan kegiatan
positif terhadap diri terstruktur
sendiri, yang awalnya (1) 6.4 Tingkatkan aktivitas fisik
dapat ditingkatkan sesuai kemampuan
menjadi (5) 6.5 Bicara dengan nada
3. Kontak mata, yang rendah dan santai
awalnya (1) dapat 6.6 Lakukan kegiatan
ditingkatkan menjadi (5) pengalihan terhadap
Ket: sumber agitasi
1. Menurun 6.7 Cegah perilaku pasif dan
2. Cukup menurun agresif
3. Sedang 6.8 Beri penguatan positif
4. Cukup meningkat terhadap keberhasilan
5. Meningkat mengendalikan perilaku
4. Perasaan malu, yang Edukasi
awalnya (1) dapat 6.9 Informasikan keluarga
diturunkan menjadi (5) bahwa keluarga sebagai
5. Perasaan tidak mampu dasar pembentukan
melakukan apapun, yang kognitif
awalnya (1) dapat
diturunkan menjadi (5)
6. Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah, yang
awalnya (1) dapat
diturunkan menjadi (5)
Ket:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
7. Resiko Gangguan Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit

15
integritas kulit Jaringan (L.14125) (I.11353)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
penurunan mobilitas keperawatan selama 3 x 24 7.1 Identifikasi penyebab
(D.0139) jam diharapkan integritas gangguan integritas kulit
kulit dan jaringan dapat (mis. perubahan sirkulasi,
meningkat, dengan kriteria penurunan kelembapan,
hasil: penurunan mobilitas)
1. Keruskan jaringan, yang Tindakan
awalnya (1) dapat 7.2 Ubah posisi tiap 2 jam
diturunkan menjadi (5) jika tirah baring
2. Kerusakan lapisan kulit, 7.3 Lakukan pemijatan pada
yang awalnya (1) dapat area penonjolan tulang,
diturunkan menjadi (5) jika perlu
3. Kemerahan, yang Edukasi
awalnya (1) dapat 7.4 Anjurkan menggunakan
diturunkan menjadi (5) pelembab, (mis.lotion)
Ket: 7.5 Anjurkan minum air yang
1. Meningkat cukup
2. Cukup meningkat 7.6 Anjurkan meningkatkan
3. Sedang asupan nutrisi
4. Cukup menurun
5. Menurun
8. Defisit perawatan Perawatan Diri (L.11103) Dukungan Perawatan Diri
diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.11348)
dengan gangguan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
neuromuskuler jam diharapkan perawatan 8.1 Identifikasi kebiasaan
(D.0109) diri dapat meningkat, dengan aktivitas perawatan diri
kriteria hasil: sesuai usia
1. Kemampuan mandi, yang 8.2 Monitor tingkat
awalnya (1) dapat kemandirian
ditingkatkan menjadi (5) 8.3 Identifikasi kebutuhan
2. Kemampuan mengenakan alat bantu kebersihan
pakaian, yang awalnya (1) diri, berpakaian, berhias,
dapat ditingkatkan dan makan
menjadi (5) Terapeutik

16
3. Kemampuan ke toilet 8.4 Sediakan lingkungan
(BAB/BAK) yang terapeutik (mis.
4. Mempertahankan suasana hangat, rileks,
kebersihan diri, yang privasi)
awalnya (1) dapat 8.5 Siapkan keperluan
ditingkatkan menjadi (5) pribadi (mis. parfum,
Ket: sikat gigi, dan sabun
1. Menurun mandi)
2. Cukup menurun 8.6 Dampingi dalam
3. Sedang melakukan perawatan
4. Cukup meningkat diri sampai mandiri
5. Meningkat 8.7 Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
8.8 Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
Edukasi
8.9 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stroke atau serangan otak adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progresif, cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24
jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan sematamata di sebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Stroke non hemoragik
didefinisikan sebagai sekumpulan tanda klinik yang berkembang oleh sebab vaskular.
Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat berkurangnya
aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian.
B. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalhan serta jauh drai kata sem[purna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter (2021). Stroke Hemoragic (Di akses pada tanggal 27 Maret 2022 Jam 17.35
melalui https://www.alodokter.com/stroke-hemoragik

Kasuba, Y., & Ramli, R. R. (2019). GAMBARAN KADAR ELEKTROLIT DARAH PADA
PENDERITA STROKE HEMORAGIK DENGAN KESADARAN MENURUN YANG DI
RAWAT DI BAGIAN NEUROLOGI RSU ANUTAPURA PALU TAHUN 2017. Medika
Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan, 1(1), 30-33.

https://hellosehat.com/saraf/stroke/stroke-hemoragik/
Ns.Heny Siswanti., M. K. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE (M. K. Puspita indah,
S.SiT. (ed.); 1st ed., Vol. 1, p. 65). MU press.
(Ns.Heny Siswanti., 2021)

https://hellosehat.com/saraf/stroke/stroke-hemoragik/

Mudzalifah, Nadira Fitri. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE


NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN
KOMUNIKASI VERBAL Di Ruang Aster RSUD Dr. Harjono Ponorogo.Diterbitkan
Oleh Eprints.umpo.ac.id. https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=http%3A%2F%2Feprints.umpo.ac

d%2F5346%2F3%2FBAB%25202%2520STROKE.pdf&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3D-CGmnr6UIBEJ

PPNI.2017.. STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA:DEFINISI DNA


INDIKATOR DIAGNOSTIK CETAKAN III. Jakarta: TiM Pokja SDKI DPP PPNI

19

Anda mungkin juga menyukai