Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

”INFARK MIOKARD ACUTE (SERANGAN JANTUNG)”

Oleh:

INDRA PUSPA SARI

NURSALAM

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
RAHA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat

pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “INFARK MIOKARD

ACUTE (SERANGAN JANTUNG)”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas terhadap kami.

Kami juga mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu

dalam pembuatan makalh ini.

Kami jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya

membangun senantiasa kami harapkan semoga makalh ini dapat berguna bagi

saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Raha, 04 Oktober 2023

Tertanda,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 4
A. Latar Belakang ............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................... 6
1. Pengertian...................................................................................... 6
2. Patafisiologi....................................................................................9
3. Manifestasi Klinis.........................................................................11
BAB III. PENUTUP ............................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan

bahwa Penyakit kardiovaskuler mengakibatkan 17,5 juta kematian atau sekitar

31% dari seluruh penyebab kematian di dunia. Penyakit ini diperkirakan pada

tahun 2030 akan meningkat sekitar 23,3 juta kematian (Wahid, Abdurahman,

2019). Berdasarkan data The American Heart Association pada tahun 2013

memprediksi sekitar 6 juta lebih penduduk Amerika menderita penyakit jantung

coroner serta sekitar 1 juta lebih diantaranya mengalami infark miokard akut

untuk setiap tahunnya dengan angka kematian sebesar 30% (Simanjuntak et al.,

2020). Selain itu, di Amerika Serikat juga setiap tahunnya sekitar satu juta orang

menderita IMA dengan angka kematian sekitar 450.000 pasien (Amaliah et al.,

2019). Dikatakan dalam data Riset Kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan

bahwa Indonesia memiliki prevalensi penyakit jantung sebesar 1,5% dengan

angka tertinggi penderita infark miokard akut ialah di Nusa Tenggara Timur

sebanyak 4,4%, di Sulawesi Tengah sebesar 3,8% dan di Jawa Tengah mencapai

0,5%.).

Manifestasi Klinis yang dialami oleh pasien infark miokard akut yaitu

nyeri dada seperti ditindih barang berat atau panas, diremas-remas, ditusuk dan

ditekan yang menjalar ke lengan kiri, rahang, leher, bahu, area interskapular dan

epigastrium selama beberapa menit atau persisten ( > 20 menit) (Lu et al., 2015).

Gejala IMA lain yang mungkin dirasakan seperti sesak nafas, berkeringat dingin,

4
dyspnea, mual muntah, detak jantung abnormal, kecemasan, kelelahan, sakit

kepala ringan, nyeri punggung atas, nyeri lengan, gangguan pencernaan hingga

stress (Mehri et al., 2018). Infark Miokard Akut juga disebabkan oleh beberapa

komplikasi diantaranya syok kardiogenik, iskemik, disfungsi katup, gagal jantung,

rupture septum ventrikel, takiaritmia, pericarditis, regurgitasi mitral akut dan

emboli (Kirthi et al., 2019).

Manifestasi Klinis yang dialami oleh pasien infark miokard akut yaitu

nyeri dada seperti ditindih barang berat atau panas, diremas-remas, ditusuk dan

ditekan yang menjalar ke lengan kiri, rahang, leher, bahu, area interskapular dan

epigastrium selama beberapa menit atau persisten ( > 20 menit) (Lu et al., 2015).

Gejala IMA lain yang mungkin dirasakan seperti sesak nafas, berkeringat dingin,

dyspnea, mual muntah, detak jantung abnormal, kecemasan, kelelahan, sakit

kepala ringan, nyeri punggung atas, nyeri lengan, gangguan pencernaan hingga

stress (Mehri et al., 2018).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah dapat mengetahui

tentang infark miokard acute (serangan jantung).

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah dapat mengetahui tentang infark

miokard acute (serangan jantung).

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Infark Miokard

Infark miokard akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau

hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dengan

pembentukan area nekrotik local didalam miokardium. Infark miokard akut

biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan henti mendadak dari

aliran darah dan oksigen ke otot jantung.Jadi otot jantung harus berfungsi terus

menerus, penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan

suata yang patal. Berdasarkan data penelitian Framingham, sekitar 45% dari

semua kasus infark miokard akut terjadi pada orang yang lebih muda dari 65

tahun dan 5% terjadi pada orang yang lebih muda dari 40 tahun. 85% orang

meninggal karena infark miokard berusia 65 tahun atau lebih (Black & Hawks,

2014).

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah ke jantung

yang menyebabkan sel otot jantung mengalami hipoksia. Pembuluh darah

koronaria mengalami penyumbatan sehingga aliran darah yang menuju otot

jantung terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di

sekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau

alirannya sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot

jantung, dikatakan mengalami infark.12 Infark miokard adalah perkembangan

cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

6
Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami

kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan suplai

darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga aliran darah

keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung mengalami kematian

(Margareth, 2012).

2. Etiologi

Laporan Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 menunjukkan bahwa

kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 96.957 kasus dan

sebanyak 1.847 (2%) kasus merupakan kasus infark miokard akut. Penyakit

jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit tidak menular yang menjadi

penyebab utama kematian danselama periode tahun 2005 sampai dengan tahun

2010 telah terjadi kematian sebanyak 2.941 kasus dan sebanyak 414 kasus (14%)

diantaranya disebabkan oleh infark miokard akut.

Infark miokard disebabkan karena rupturnya plak aterosklerosis dan

adanya thrombus. Penyebab lain infark tanpa aterosklerosis pembuluh koronaria

dapat disebabkan karena emboli arteri koronaria, anomali arteri koronaria

kongenital, spasme koronaria terisolasi, arteritis trauma, gangguan hematologik

dan berbagai penyakit inflamasi sistemik (Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk,

dalam Haniastri 2015).

Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan

kebutuhan dan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-

7
sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenisasi

tersebut diantaranya:

 Berkurangnya suplai oksigen ke miokard Menurunnya suplai oksigen

disebabkan oleh 3 faktor berikut ini.

 Faktor pembuluh darah Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh

darah sebagai jalan darah mencapai sel jantung. Beberapa hal yang dapat

menganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya aterosklerosis, spasme,

dan arteritis. Spasme pembuluh darah dapat juga terjadi pada orang yang

tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan biasanya

dihubungkan dengan beberapa hal, seperti mengonsumsi obat-obatan

tertentu, stress emosi atau nyeri, terpajan suhu dingin yang ekstrem, dan

merokok.

 Faktor sirkulasi Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah

dari jantung ke seluruh tubuh hingga kembali lagi ke jantung. Sehingga hal

ini tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang

dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi

diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun insufisiensi yang terjadi

pada katup jantung (aorta, mitralis, trikuspidalis) menyebankan penurunan

curah jantung. Penurunan curah jantung yang diikuti oleh penurunan

sirkulasi menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan

adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung.

 Faktor darah Darah merupakan pengangkut oksigen dengan menuju

suluruh bagian tubuh. Jika daya angkut berkurang maka sebagus apapun

8
pembuluh darah dan pemompaan jantung tetap tidak cukup membantu.

Hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah, antara lain

anemia, hipoksemia, dan polisitemia.

 Meningkatnya kebutuhan oksigen pada tubuh Pada orang normal

meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi tubuh dengan

meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan curah jantung. Akan

teteapi, jika orang terssebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme

kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat kondisinya karena

kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak

bertambah, oleh sebab itu, segala aktivitas yang menyebabkan peningkatan

kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya, aktivitas

berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertrofi miokard

dapat memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus

disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari

pemompaan yang tidak efektif.

3. Patafisiologi

Trombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah

berkurang sehinnga suplai oksigen yang diangkut darah kejaringan miokardium

berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang

meningkatkan menyebabkan nyeri dan perubahan PH yang pada akhirnya

menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung mengalami

9
distrimia. Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan

otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark).

Infark miokard merupakan manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh

darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan

komposisi plak dan penipisan tudung fibrus yang menutupi plak tersebut.

Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur

koagulasi. Terbentuklah trombus yang kaya trombosit (white thrombus). Trombus

ini akan menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun

parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih

distal. Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi

sehingga memperberat gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah

koroner menyebabkan iskemia miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti

selama kurang lebih 20 menit menyebabkan miokardium mengalami nekrosis atau

infark miokard. Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh

darah koroner. Obstruksi subtotal yang disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat

menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan otot jantung (Perhimpunan

Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).

Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau

lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain. Faktor ini

disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein ditunika intima yang

dapat menyebabkan infeksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera

endotel pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan

akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan

10
lesi komplikata yang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan

apabila rupture dapat terjadi trombus.

4. Manisfestasi Klinis

Tanda dan gejala pada infark miokard akut, antara lain sebagai berikut: a.

Nyeri dada sebelah kiri nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang kiri, punggung

kiri, dan area nyeri epigastrik. Sifat nyeri seperti ditekan, rasa tertindih benda

berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir, durasi nyeri ≥30 menit. b. Sesak

napas c. Gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah, cegukan. d. Gejala lain,

seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop dan gejala akibat emboli arteri (Aspiani,

2015).

5. Komplikasi

 Mati mendadak

 Aritmia

 Nyeri menetap

 Angina

 Gagal jantung

 Ketidakmampuan mitral

 Pericarditis

 Ruptur jantung

 Thrombosis mural

 Aneurisma ventrikel

11
 Emboli pulmo ( Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

6. Pemeriksaan penunjang

 Elektrokardiografi Hasil pemeriksaan EKG pada pasien yang mengalami

infark miokard akut didapatkan adanya gelombang patologik disertai

peninggian segmen ST yang konveks dab diikuti gelombang T yang

negative dan simetrik, Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 detik) dan dalam

(Q/R lebih dari ¼).

 Laboratorium Pemeriksaan enzim jantung, yaitu adanya peningkatan pada

enzim CK (kreatinkinase) utamanya pada CKMB.

 CPK (creatinin fosfakinase) Isoenzim ini meningkat antara 4-6

jam, memuncak dalam 12-24 ja m, kembali normal dalam 36-48

jam setelah serangan.Isoenzim ini dikeluarkan jika terjadi

kerusakan otot jantung. Normalnya 0-1 mU/mL.

 LDH ( dehydrogenase laktat) LDH kurang normal dari 195

mU/mL.kadar enzim ini baru naik biasanya sesuadah 48 jam, akan

kembali kenilai normal antara hari ke-7 dan 12.

 SGOT (serum glutamic oxalotransaminase test) SGOT normal

kurang dari 12 mU/mL.kadar enzim ini biasanya kembali kenilai

normal pada hari ke-4 hingga 7.

 Pemeriksaan lainnya,ditemukan peningkatan LED, leukositosis

ringan dan terkadang hiperglikemia ringan.

12
 Kateterisasi Angiografi coroner untuk mengetahui derajat

obstruksi.

 Radiologi Hasil radiologi tidak menunjukan secara spesifik adanya

infark miokardium, hanya menunjukkan adanya pembesaran dari

jantung (Aspiani, 2015).

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

o Pemberian oksigen Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen

yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas

teraupetik oksigen ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama

pertukaran pernapasan, dan pasien mampu bernafas dengan mudah.

Saturasi oksigen dalam darah secara bersamaan diukur dengan pulsa-

oksimetri.

o Morfin Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau

nyeri yang parah. Morfin masuk ke dalam kategori analgesic narkotika.

o Nitrogliserin Merupakan golongan obat nitrat yang digunakan untuk

mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada) guna untuk

melebarkan pembuluh darah, serta meningkatkan pasokan darah dan

oksigen ke otot jantung contoh nama merk dagang nitrat (tablet

sublingual) dosis 1 tablet 300-600 mcg.

o Aspilet Aspilet merupakan salah satu nama obat dari aspirin. Aspirin

mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara ireversibel.

13
Proses tersebut mencegah formasi tromboksan A2. Pemberian aspirin

untuk penghambatan agregasi platelet diberikan dosis awal paling sedikit

160 mg dan dilanjutkan dosis 80-325 mg per hari ( Smelthzer, 2002,

Nurarid & Kusuma, 2015).

14
BAB III

A. Kesimpulan

Pembuluh darah koronaria mengalami penyumbatan sehingga aliran darah

yang menuju otot jantung terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari

pembuluh darah di sekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak mendapat aliran

darah atau alirannya sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi

otot jantung, dikatakan mengalami infark.12 Infark miokard adalah perkembangan

cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

B. Saran

Saran saya, maakalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka krtitik dan
saranya sangat saya butuhkan.

15
DAFTAR PUSTAKA
[

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis.


Edisi 3, Jakarta: Salemba Medika.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Ri

Saputra, L. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan:


Binarupa Aksara.

Solehati, T., & Kosasih, C. E. 2015. Konsep Dan Aplikasi Relaksasi dalam
keperawatan maternitas. (Anna, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama

16

Anda mungkin juga menyukai