Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 8 :

- Grace Aarona Tarigan / 201905000147


- Avicenna / 201905000244
- Clara Averina / 201905000191
- Cesarino Karel / 201905000088

Penemuan Kasus Rechtvinding :


KASUS PUTUSAN Nomor 410/Pid.B/2014/PN.Bgl
Dalam kasus ini terjadi penolakan dari saksi dan korban terhadap ajakan pelaku dengan
menggunakan metode eksposisi verbal terhadap perkataan saksi korban berupa metode definsi
persuasif yang berusaha meyakinkan dalam pertimbangan sebagai berikut :
- Menimbang, bahwa meskipun hanya terdakwa dan saksi yang mengetahui percakapan
tersebut diatas namun dari percakapan antara terdakwa dengan saksi korban sebagaimana
tersebut diatas Majelis Hakim Tingkat Banding memaknai bahwa ketika terdakwa
mengajak saksi korban ke hotel, korban bertanya “Mengapa ke Hotel” kemudian
terdakwa menyatakan belum pernah “melakukan hal seperti itu” adalah merupakan suatu
isyarat berupaa penolakan saksi korban namun terdakwa tetap mendesak dengan
mengatakan pada saksi “kalo adek saying sama kakak jangankan keperawanan adek,
nyawa adek pasti adek kasih” karena desakan terdakwa kemudian saksi menyatakan
“janji kalo udah adek kasih jangan tinggalkan adek ya” (halaman 32 dalam putusan)

Alasan :
Pada prinsipnya dapat dilihat bahwa Hakim dengan cara mengintepretasi atau menafsirkan
kalimat dari dialog kejadian. Kemudian menilai rayuan dan jani palsu adalah makna perluasan
dari kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dengan dia luar pernikahan.

KASUS PUTUSAN Nomor 0247/Pdt.p/2015/TA.mlg


Pada undang – undang perkawinan menjelaskan bahwa “Anak yang dilahirkan di luar
perkawinan mmepunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki
– laki sebagai ayahnya yang dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau
alat bukti lain menurut hukum yang mempunyai hubungan darah termasuk hubungan perdata
dengan keluarga ayahnya” Dalam memeriksa dan mengadili kasus yang diajukan, hakim sebagai
organ utama peradilan mengadili berdasarkan norma hukum. Dalam menjalankan fungsi
kehakiman , hakim bersifat mandiri, bebas dari tekanan dan intervensi pihak lain diluar
pengadilan.

Alasan :
Pada kenyataanya, penemuan hakim dengan interpretasi diperlukan karena tidak semua teks
peraturan-perundang-undangann disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami. Menjadi tugas
penting hakim untuk menyesuaikan bunyi undang-undang-undang dengan hal-hal yang nyata di
masyarakat. Atas dasar yang demikian, apabila UU tidak jelas, hakim wajib melakukan
interpretasi agar putusan yang dijatuhkan mengandung nilai keadilan dan mencapati kepastian
hukum.maka

Anda mungkin juga menyukai