Anda di halaman 1dari 28

i

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG

DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAHTERAMAS

KOTA KENDARI TAHUN 2018-2020

OLEH :
NUR AINUN AZIZAH
P00320020028

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG


DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAHTERAMAS
KOTA KENDARI TAHUN 2018-2020

Dengan di ajukan oleh

NUR AINUN AZIZAH


P00320020028

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dali ,SKM.,M.Kes Nurfantri, S.kep., Ns., M.sc

Mengetahui :

Ketua jurusan keperawatan,

IndrionoHadi,S.Kep,Ns,M.Kes

NIP.19700330 199503 1 001


iii

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN…................................................................................5
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Perumusan Masalah...........................................................................................6
C.Tujuan Penelitian................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA….....................................................................
A. Konsep Dasar Meningitis..................................................................................
B.Konsep Dasar Meningitis Pada Anak................................................................15
C.Karakteristik Meningitis Pada Anak..................................................................17
BAB III. KERANGKA KONSEP.......................................................................18
A. Dasar Pemikiran................................................................................................18
B. Kerangka Konsep.............................................................................................18
C. Variabel Penelitian...........................................................................................19
D.Definisi Operasional.........................................................................................20
E. Etika Peneitian................................................................................................21
F............................................................................................................Hipotesis
22
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................23
A. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian.............................................23
B. Metode dan Desain Penelitian...................................................................23
C. Populasi dan Sampel..................................................................................23
D. Cara Pengumpulan Data............................................................................24
E.Instrumen penelitiaan...................................................................................24
F.Teknik Analisa Data.....................................................................................24
G. Teknik Penyajian.......................................................................................24
LaporanPermohonan lembaran menjadi responden.......................................26
SuratPernyataanPersetujuanMenjadi Responden..........................................27
iv

DAFTAR PUSTAKA….......................................................................................28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGTIS ANAK YANG
DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAHTERAMAS KENDARI PADA TAHUN
2018-2020” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan karya tulis ilmiah pada POLITEKNIK KESEHATAN
KENDARI dan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Ibu Dali SKM., M., Kes selaku Dosen yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Teman teman kelas yang memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan proposal penelitian kali ini.

Kendari, 28 September 2021

Nur Ainun Azizah


5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Salah satu wujud dari upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan adalah
Program Penanggulangan Penyakit Menular (P2M). Program ini bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan serta
mengurangi dampak sosial dari penyakit menular. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan,
kemandirian, adil dan merata, serta pengutaman dengan perhatian khusus pada
penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga
miskin (Kemenkes RI, 2009)
Anak merupakan generasi penerus bangsa, oleh karena itu anak perlu
mendapatkan perhatian dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk
menciptakan anak yang sehat baik fisik maupun mental sejak dini. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak perlu disesuaikan dengan kebutuhan
fisik, sosial, dan emosional dari anak serta mempertimbangkan latar belakang
budaya dan keluarga. Keadaan sakit pada anak dapat mempengaruhi keadaan
fisiologis dan psikologis dari anak tersebut (Markam S, 1992). Salah satu
penyakit infeksi yang paling sering terjadi pada anak adalah Meningitis
Meningitis merupakan masalah medis yang serius serta membutuhkan
pengenalan dan penanganan segera untuk mencegah kematian.
Meningitis masih merupakan infeksi yang menakutkan karena
menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama di negara
berkembang (WHO, 2003). Mortalitas Meningitis mencapai 5-10% dan
6

morbiditas jangka panjang yang berupa sekuel neurologis mencapai 50%


(Rogiet, 2010) dan di Indonesia diperkirakan mortalitas Meningitis pada anak
sekitar 18-40% dengan angka disabilitas berkisar antara 30- 50% (Saharsodan
Adayati, 2000). WHO (2003) memperkirakan (dikutip dari Hom et al., 2001)
bahwa Meningitis bacterial menyerang 426.000 anak dan 85.000 dilaporkan
meninggal dunia (CFR = 19,9 %). Angka kejadian Meningitis menduduki
urutan ke 9 dan 10 pola penyakit di 8 rumah sakit pendidikan di Indonesia
Berdasarkan laporan Balitbangkes (2008) di Indonesia, Meningitis
merupakan penyebab kematian pada semua umur dengan urutan ke 17 (0,8%)
setelah malaria. Meningitis merupakan penyakit menular pada semua umur
dengan proporsi 3,2%. Sedangkan proporsi Meningitis merupakan penyebab
kematian bayi pada umur 29 hari- 11 bulan dengan urutan ketiga yaitu (9,3%)
setelah diare (31,4%), dan pneumoni (23,8%).
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Bahteramas
kota Kendari bahwa jumlah penderita Meningitis anak pada tahun 2018-2020
adalah 89 orang, secara nasional pada tahun 2018 penderita meningitis pada
anak yaitu 100 kasus dari 1000anak per tahun. hasil survey pada puskesmas
Batalaiworu di temuka penderita meningitis pada tahun 2020 sebanyak 9
orang. Berdasarkan uraian latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian
tentang karakteristik penderita Meningitis anak yang dirawat inap di Rumah
Sakit Bahteramas pada tahun 2018-2020
B. Rumusan masalah

Bagaimanakah gambaran karakteristik penderita Meningitis anak yang


dirawat inap di Rumah Sakit Bahteramas Kendari tahun 2018-2020.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis anak yang dirawat
inap di rumah sakit Bahteramas Kota Kendari pada tahun 2018-2020
7

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi proporsi penderita Meningitis anak berdasarkan
keadaan sewaktu datang
b. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Meningitis anak.
c. Mengetahui distribusi penderita Meningitis anak berdasarkan keadaan
sewaktu datang.
d. Mengetahui proporsi penderita Meningitis anak berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
e. Mengetahui klasifikasi Meningitis berdasarkan tanda neurologis.
f. Mengetahui lama rawatan berdasarkan klasifikasi Meningitis
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit


Bahteramas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita
Meningitis.
b. Menambaah wawasan dan sebagai latihan dalam meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan penelitian keperawatan dan sebagai
tambahan ilmu pengetahuan tentang metode penelitian khususnya
penyakit meningitis dan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya
yang relevan dengan penelitian ini.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Meningitis


1. Defenisi Meningitis
Meningitis yaitu peradangan pada leptomeninges yang disebabkan
oleh bakteri,virus, dan jamur (Karen dkk, 2011). Meningitis atau radang
selaput otak adalah infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) kemudian juga
adanya radang pada pia dan araknoid, ruang subarakniod, jaringan superfisial
otak dan medula spinalis. Bakteri, virus, dan jamur dapat masuk ke setiap
bagian ruang subaraknoidal dan juga dengan cepat menyebar ke bagian ruang
lain, sehingga bagian leptomening medula spinalis juga ikut terkena (Harsono,
2015). Salah satu gejalanya seperti mengeluh sakit kepala secara terus
menerus. Jika lebih dari 3 jam sampai 3 hari, pasien mungkin mengalami
meningitis virus atau bakteri, jika lebih lama pasien mungkin mengalami
meningitis tuberkulosis(Fauziah,2017).
Meningitis bakteri termasuk infeksi akut yang mengenai selaput
meningeal yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dengan gejala
spesifik dari SSP seperti gangguan kesadaran, gejala rangsang meningeal,
gejala peningkatan tekanan intracranial, dan gejala deficit neurologi
(Widagdo, 2011). Mikroorganisme yang biasa ditemukan pada sebagian kasus
orang dewasa adalah Streptococcus Pneumoniae sedangkan pada neonatus
dan anak-anak sampai umur 1 tahun adalah Escherichia Coli (Haines, 2010).
Meningitis bakteri merupakan infeksi meningen, lapisan yang
melingkupi otak dan medulla spinalis. Meningitis bakteri adalah penyakit
serius yang terjadi pada anak yang dapat menyebabkan kerusakan otak,
kerusakan saraf, tuli, stroke, dan kematian. Meningitis bakteri merupakan
penyakit yang darurat sehingga jika anak mengidap infeksi tersebut harus
segera di hospitalisasi dan ditangani. Penyakit ini jika tidak ditangani dengan
9

cepat dalam waktu kurang dari 24 jam maka akan terjadi pemburukan yang
mengakibatkan kerusakan neurologis jangka panjang dan bahkan kematian
(Kyle dan Carman, 2014)
Manifestasi klinik meningitis bakteri pada anak biasanya timbul
diawali
dengan demam serta adanya gejala infeksi saluran pernafasan atau system
gastrointesnital yang berlangsung selama beberapa hari. Keluhan pada
anamnesis biasanya akan terjadi berupa demam, iritabel,, tangis melengking
(shrill cry),kejang, dan penurunan kesadaran. Gejala fisis nya seperti apati
sampai koma, suhu tinggi, ubun-ubun besar menonjol dan tegang, tanda
rangsang meningeal positif, gejala tekanan intracranial meningkat, dan tanda-
tanda defisiti neurologis (Widagdo, 2011).

Gambar 1 . Perbedaan meningens yang normal dengan meningens yang terinfeksi

2. Gejala Klinis Meningitis

Trias klasik gejala Meningitis adalah demam, sakit kepala, dan


kaku kuduk. Namun pada anak dibawah usia 2 (dua) tahun, kaku kuduk
atau tanda iritasi meningen lain mungkin tidak ditemukan. Perubahan
10

tingkat kesadaran lazim terjadi dan ditemukan pada hingga 90% pasien
(Jay Tureen, 2006).

Gejala klinis Meningitis ini pada mulanya pelan. Meningitis


Tuberkulosa awalnya terdapat panas yang tidak terlalu tinggi, nyeri
kepala dan nyeri kuduk. Disamping itu juga terdapat rasa lemah, berat
badan menurun, nyeri oto, nyeri punggung. Sedangkan pada Meningitis
Purulenta dimulai dengan adanya panas, menggigil, nyeri kepala yang
terus menerus, mual, dan muntah (Harsono, 2005).

Hal lainnya yang mempengaruhi klinis pada anak adalah tipe


organisme yang menginvasi meningen. Gejala klinis Meningitis pada
anak dibagi menjadi tiga meliputi anak, bayi, dan neonates. Pada anak,
menifestasi klinisnya adalah timbul sakit secara tiba-tiba, adanya
demam, sakit kepala, panas dingin, muntah, dan kejang-kejang. Gejala
lainnya yang lebih spesifik seperti perekia/purpura pada kulit sering
didapatkan apabila anak mengalami infeksi meningokokus
(Meningokoksemia), keluarnya cairan dari telinga merupakan gejala
khas pada anak yang mengalami Meningitis pneumokokus dan sinus
dermal congenital terutama disebab kan oleh infeksi E.coli (Harsono,
2005).

Menurut Wong (2003), gejala klinis dari Meningitis berdasarkan


golongan umur adalah sebagai berikut:

a. Neonatus

Tanda-tanda spesifik pada neonatus secara khusus sulit untuk


didiagnosa, manifestasi tidak jelas dan tidak spesifik. Pada saat lahir
masih terlihat baik tetapi mulai terlihat dan berperilaku buruk dalam
beberapa hari kemudian, menolak untuk makan, kemampuan untuk
minum ASI (Air Susu Ibu) buruk, muntah atau diare, tonus buruk,
11

kurang gerakan, dan menangis. Fontanel penuh, tegang, dan menonjol


dapat terlihat pada akhir perjalanan penyakit serta leher biasanya lemas.

Tanda-tanda non spesifik yang mungkin terjadi pada neonatus


adalah hipotermia atau demam (tergantung pada maturitas bayi), ikterik,
peka terhadap rangsangan, mengantuk, kejang, ketidakteraturan
pernapasan atau apnea, sianosis dan penurunan berat badan.

b. Bayi dan Anak Kecil (3 bulan – 2 tahun)

Gambaran klinis jarang terlihat pada anak- antara usia 3 bulan-2


tahun. Gejala yang dapat terjadi pada usia 3 bulan-2 tahun adalah
muntah, peka rangsangan yang nyata, sering kejang (sering disertai
dengan menangis nada tinggi), fontanel menonjol. Kaku kuduk dapat
terjadi dapat juga tidak, tanda Brudzinski dan Kernig bersifat tidak
membantu dalam diagnosa.

c. Anak dan Remaja

Pada anak gejala klinis yang dapat terjadi adalah demam,


menggigil, sakit kepal, muntah, perubahan pada sensorium, kejang
( seringkali merupakan tanda-tanda awal), peka rangsang, agitasi. Dapat
juga terjadi fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif, mengantuk,
stupor, koma, kekakuan nukal. Tanda Kernig dan Brudzinski positif ,
hiperaktif tetapi respons refleks bervariasi. Tanda dan gejala bersifat
khas untuk setiap organisme: ruam ptekial atau purpurik (infeksi
meningokokal), terutama bila berhubungan dengan status seperti syok.
Keterlibatan sendi (infeksi meningokokal dan H. Influenzae).

3. Patofisiologi Meningitis

Meningitis terjadi akibat masuknya bakteri keruang subaraknoid,


baik melalui penyebaran secara hematogen, perluasan langsung dari
12

focus berdekatan, atau sebagai akibat kerusakan sawar anatomik normal


secara congenital, traumatik, atau pembedahan (Ngastiyah, 2005).
Virus / bakteri dapat menyebar sampai ke selaput otak, misalnya pada
penyakit Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia, Bronchopneumonia dan
Endokarditis. Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat
selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis
sinus kavernosus dan Sinusitis (Harsono, 2005). Bahan-bahan toksik
bakteri akan menimbulkan reaksi radang berupa kemerahan berlebih
(hiperemi) dari pembuluh darah selaput otak disertai infiltrasi sel-sel
radang da pembentukan eksudat. Perubahan ini terutama terjadi pada
infeksi bakteri Streptococcus Pneumonuae dan H. influenzae dapat
terjadi pembengkakan jaringan otak, hidrosefalus, dan infark dari
jaringan otak (Ngastiyah, 2005).

Penyebaran hematogen merupakan penyebab yang paling sering


dan biasanya terjadi akibat adanya fokus dari penyakit lain seperti
pneumonia, otitis media, atau selulitis. Oleh karena pathogen lazim
menyebar melalui jalur pernapasan, peristiwa awalnya adalah kolonisasi
traktus respiratorius bagian atas (Jay Tureen, 2006)

Meningitis tuberkulosa selalu terjadi akibat infeksi sekunder dari


proses tuberculosis primer di luar otak. Fokus primer biasanya di paru-
paru, tetapi bisa juga pada kelenjar getah bening, tulang, sinus nasals,
traktus gatro-intestinalis,ginjal, dsb. Dengan demikian Meningitis
tuberculosa terjadi sebagai komplikasi penyebaran tuberculosis paru-
paru.

Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui:

1. Aliran darah (hematogen) akrena infeksi di tempat lain seperti


faringitis, tonsillitis, endocarditis, pneumonia. Pada keadaan ini
13

sering didapatkan biakan kuman yang positif pada darah, yang sesuai
dengan kuman yang berada dalam cairan otak.

2. Perluasan lansung dari infeksi (per kontinutatum) yang disebabkan


oleh infeksi dari sinus paranasalis, mastoid, abses otak, sinus
karvenosus.

3. Implantasi lansung: traumakepala terbuka, tindakan bedah otak,


pungsi lumbal, dan mielokel.

4. Meningitis pada neonates dapat terjadi karena:

a) Aspirasi cairan dari cairan amnion yang terjadi pada saat bayi
melalui jalan lahir atau oleh kuman-kuman yang normal ada pada
jalan lahir.

b) Infeksi bacterial secara transplasental terutama listeria

4. Klasifikasi Meningtis

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, Meningitis dibagi


menjadi dua golongan yaitu Meningitis Serosa dan Meningitis Purulenta.

a. Meningitis Serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter


yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terjadinya yang paling
sering adalah Mycobacterium tuberculosa, kausa lain adalah virus.
Meningitis serosa terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer
dari paru. Meningitis ini terjadi bukan karena terifeksinya selaput otak
langsung oleh penyebaran hematogen, biasanya melalui pembentukan
tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebrata
yang kemudian pecah ke rongga araknoid (Ngastiyah, 2005).

b. Meningitis Purulenta adalah radang selaput otak (araknoid dan piameter)


meliputi otak dan medulla spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus,
14

disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus (Ngastiyah, 2005).


Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumonia (pneumokok), Neisseria

Meningitides (meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus


aureus, Haemophilus influenza, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,
pseudomonas aeuruginosa (Arief Mansjoer, 2001). Di Jakarta yang paling
banyak menyebabkan Meningitis adalah Pneumococcus dan Haemofilus
Influenzae, sedangkan di bagian Barat penyebab terbanyak adalah
Meningococcus (Ngastiyah, 2005).

Berdasarkan penyebabnya Meningitis dibagi menjadi: (Harsono, 1996)

1. Meningitis karena bakteri

Meningitis bacterial adalah suatu keadaan ketika meningens atau


selaput otak mengalami peradangan akibat bakteri. Bentuk paling
signifikan dari Meningitisadalah tipe bakterial. Bakteri yang paling sering
dijumpai pada Meningitis akut, yaitu Neiserria Meningitis (Meningitis
Meningokokus), Streptococcus pneumonia (pada dewasa), dan
Haemophilus Influenzae (pada anak-anak dan dewasa), ketiga organisme
ini menyebabkan sekitar 75% kasus meningitis bakteri. Bentuk
penularannya melalui kontak langsung, yang mencakup droplet dan sakret
dari hidung dan tenggorak yang membawa kuman atau infeksi dari orang
lain.

2. Meningitis karena virus

Tipe dari Meningitis ini sering disebut Meningitis asepsis. Tipe ini
biasanya disebabkan oleh beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh
virus seperti gondok,herpes simpleks, dan herpes zoster, eksudat yang
15

biasanya terjadi pada Meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada
kultur jaringan otak.

3. Meningitis karena jamur

Cryptococcus neoformans Meningitis adalah infeksi jamur yang


paling umum yang memepengaruhi Sistem Saraf Pusat (SSP) dari penderita
dengan Acquired Immune Defeciency Syndrome (AIDS). Fulminan
sinusitis jamur invasif juga diakui sebagai penyebab Meningitis jamur.
Manifestasi klinis bervariasi karena system kekebalan tubuh mempengaruhi
respon inflamasi

5. Konsep Dasar Menengitis Pada Anak

1. Meningitis Pada Anak

Meningitis bakteri paling sering dijumpai pada anak-anak karena


tidak mempunyai mempunyai kekebalan terhadap bakteri. Pada anak,
Meningitis Tuberkulosa biasanya terjadi pada usia 6 bulan- 5 tahun dan
merupakan komplikasi infeksi primer dengan atau tanpa penyebaran
milier. Pada orang dewasa penyakit ini dapat merupakan bentuk tersendiri
atau bersamaan dengan tuberculosa di tempat lain. Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian dan cacat bila pengobatan terlambat (Harsono,
1993).

Mikroorganisme penyebab Meningitis menurut golongan umur


adalah sebagai berikut:

1. Neonatus (0-28 hari):

1. Meningitis Purulen: Streptococcus grup B, Listeria


monocytogenes (monocytogenes L), Escherichia coli.
2. Meningitis Aseptik: Enterovirus, Kandida Albikans
16

2. Bayi (1-3 bulan):


Meningitis Purulen: Streptococcus grup B, E.coli, Listeria,
Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, Neseria albikans.

1. Meningitis Aseptik: Enterovirus, Kandida Albikans.

3. Bayi-anak (3 bulan- 6 tahun):

1. Meningitis Purulen: Haemophilus influenza (48%),


Streptococcus pneumoniae (13%), dan meningitidis N
(Neisseria meningitidis).
2. Meningitis Aseptik: Enterovirus, Mumps, M. tuberculosis,
Kriptokokus, Koksidioidomikosis.
4. Anak yang lain:
1. Meningitis Purulen: Streptokokus Pneumonia, Neiseria
Meningitidis.
2. Meningitis aseptik: Enterovirus, Mumps, M. Tuberculosis,
Kriptokokus, Koksidiodomikosis, Penyakit Lyme.
5. Dewasa: pneumonia (30-50%), H influenzae (1-3%), N
meningitidis(10-35%), negatif bacilli gram (1-10%),
staphylococci (5- 15%), streptokokus (5%), dan spesies
Listeria (5%) (K. G Suandi, 1999).
6. Karakteristik Meningitis Pada anak
Meningitis disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, kuman
mycobacterium tuberculosis, ataupun jamur. Risiko penyakit ini bisa
sangat tinggi bila si Kecil tak mendapatkan vaksinasi lengkap, memiliki
daya tahan tubuh rendah, mengidap penyakit infeksi telinga kronis, atau
tuberkulosis. Umumnya, meningitis pada anak diawali dengan adanya
penyakit infeksi saluran napas, telinga, sinus, atau gigi berlubang. Di sisi
lain, bila meningitis yang terjadi pada anak disebabkan oleh infeksi
kuman TB, gejalanya dapat berupa batuk, demam, berat badan sulit naik,
17

pembesaran kelenjar getah bening, dan sesak napas.


Namun, pada kasus ini, bila kuman-kuman tersebut berhasil menyebar ke
selaput otak, gejala meningitis yang sebenarnya barulah muncul. Gejala
meningitis pada anak, antara lain:

1. Demam
Karena disebabkan oleh kuman baik virus, bakteri, atau jamur,
maka salah satu gejala meningitis pada anak adalah demam. Demam
terjadi sebagai reaksi dari tubuh dalam menghadapi kondisi infeksi yang
terjadi.
Pada meningitis, demam biasanya terjadi dalam fase akut beberapa hari
sebelum muncul gejala lain. Namun, pada meningitis TB, demam dapat
muncul lebih lama sebelum muncul gejala lain.
2. Nyeri Kepala
Nyeri kepala juga merupakan tanda meningitis pada anak. Nyeri ini
terjadi karena adanya peradangan sel-sel pada selaput otak dan
pembengkakan sel-sel otak akibat proses peradangan.
3. Kejang
Sebenarnya, kejang tidak muncul pada anak dengan meningitis.
Namun, jika anak mengalami kejang dengan gejala-gajala lain yang
mengarah ke meningitis, maka kemungkinan besar anak mengalami
meningitis.
4. Penurunan Kesadaran
Kesadaran menurun, gelisah, atau tidak mau berinteraksi
merupakan tanda dan gejala meningitis pada anak. Selain itu, anak
dengan meningitis cenderung mudah mengantuk.
5. Muntah-Muntah
Tekanan dalam otak yang meningkat akibat proses peradangan
dapat mengakibatkan anak mengalami muntah-muntah. Namun, gejala
18

ini muncul belakangan.


6. Leher Kaku dan Sulit Digerakkan
Anak dengan meningitis juga mengalami leher kaku atau yang
disebut dengan istilah kaku kuduk dalam kedokteran.
7. Ubun-Ubun Menonjol
Gejala khas lain pada meningitis adalah ubun-ubun menonjol. Gejala
ini dapat ditemui pada bayi dengan ubun-ubun yang belum menutup.
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan


serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
system saraf pusat. (Suriadi dkk, 2006). Reaksi keradangan yang
mengenai sebagian atau seluruh selaput otak (meningen) ditandai dengan
adanya sel darah putih dalam cairan serebrospinal (Soegijanto S, 2002).
Meningitis merupakan infeksi pada selaput otak dan lebih sering
ditemukan pada anak-anak. Infeksi ini biasanya merupakan komplikasi
dari penyakit lain, seperti campak, batuk rejan atau infeksi telinga.
Meningitis bakteri pada anak-anak masih sering dijumpai meskipun sudah
ada kemoterapeutik yang secara in vitro mampu membunuh
mikroorganisme penyebab infeksi tersebut (Nelson, 1996).
Ada beberapa faktor yang menjadi karakteristik terjadinya
meningitis pada anak yaitu : sosiodemografi, kewajiban sewaktu datang,
Riwayat penyakit sebelumnya, gejala meningitis, tanda neorologis,
klasifikasi meningitis, lama rawatan rata-rata, sumber biaya, keadaan
sewaktu pulang. B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah dibentuk dalam bentuk diagram yang
menunjukkan jenis dan hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel
19

lainnya yang terikat. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka


diatas, maka kerangka konsep dari penelitian digambarkan sebagai
berikut

Faktor resiko penyebab penyakit


meningitis

1. Usia

2. Tempat tinggal
Karakteristik meningitis pada
3. Gejala meningitis anak

4. Riwayat penyakit sebelumnya

5. Klasifikasi meningitis

6. Tanda neorologis

ket:
yang tidak diteliti
yang diteliti
alur pikir

C Variabel Penelitian
1. Jenis Data
Pada penelitian kali ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder
yaitu data yang sudah dikumpulkan atau sudah ada sehingga peneliti
tinggsl mengambil atau menggunakannya. Data yang dikumpulkan
melalui kartu balits, rekam medik, dan buku registrasi.
20

2. Metode Pengumpulan
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan jenis data sekunder yang
diperoleh dari rekam medik dan kartu status penderita Meningitis anak yang
dirawat inap di Rumah Sakit Bahteramas Kendari pada tahun 2018-2020. Semua
kartu status penderita Meningitis anak yang dirawat inap pada tahun tersebut
dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang
diteliti.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


1. Anak adalah semua anak laki-laki dan perempuan yang berusia antara 0- 14
tahun.
2. Penderita Meningitis adalah pasien yang didiagnosa menderita infeksi
cairan otak disertai radang (Meningitis) sesuai tercatat dalam kartu status.
3. Umur adalah usia anak yang menderita Meningitis tercatat pada kartu
status yang dikategorikan atas:
i. <5 tahun
ii. ≥5 tahun – 14 tahun
4. Tempat tinggal adalah daerah dimana anak yang menderita Meningitis
tinggal menetap sesuai yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas:
1. Kota Kendari
2. Luar Kota Kendari
5. Riwayat penyakit sebelumnya adalah penyakit yang pernah dialami anak
yang mungkin adanya hubungan atau predisposisi terhadap Meningitis:
1. Pneumonia
2. Sinusitis
3. Pharyngitis
4. Bronchitis
5. Tb paru
6. Lain lain
21

7. Tidak ada
6. Keadaan sewaktu datang adalah keadaan penderita sewaktu datang berobat
ke RS Bahteramas yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:
7. Sadar
8. Tidak sadar
7 Klasifiaksi meningitis adalah pembagian Meningitis berdasarkan gejala dan
penyebabnya yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas:
1. Meningitis purulenta
2. Meningitis serosa
8 Gejala adalah keadaan yang dirasakan oleh penderita Meningitis saat
datang berobat yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas:
1. Demam
2. Muntah
3. Kejang
4. Diare
9. Tanda neurologis adalah keadaan yang dirasakan oleh penderita
Meningitis berdasarkan hasil pemeriksaan/diagnosa dokter yang tercatat
pada kartu status yang dibedakan atas:
Tanda neurologis dibedakan atas:
1.Kuku kuduk (+)\
2.Kernig (+)
3.Brudzinski (+)
4.Letargi
5.Fontanella mencembung
10 Sumber biaya adalah jenis biaya yang digunakan oleh penderita selama
menjalani perawatan di rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada
kartu status yang dibedakan atas:
1. Biaya sendiri
2. Bukan biaya sendiri
E. Etika Penelitian
22

Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-


prisnip:
1. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan menunjukkan kepada pembaca bahwa laporan penelitian
yang kalian buat merupakan tulisan yang sudah diperiksa, merupakan hasil
penelitian yang didapat melalui proses bimbingan yang panjang dengan pihak
kompeten sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tanpa Nama
Dalam melakukan penelitian tidak memberikan atau tidak mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian.
3. Kerahasiaan
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menjamin kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah.

F. Hipotesis
1. Ada penyebab usia dalam penderita penyakit meningitis
2. Ada hubungan Riwayat penyakit sebelumnya dengan pennyakit meningitis
3. Terdapat tanda neorologis pada penderita penyakit meningitis.
4. Terdapat gejala dalam pendertia penyakit meningitis
23

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian, Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
case series.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bahteramas kota Kendari dengan
alasan:
a. Rumah Sakit Bahteramas Kendari merupakan salah satu rumah
sakit ada di Kendari dan termasuk rumah sakit yang pelayanannya
juga baik serta memilki sarana dan prasarana pengobatan
meningitis maka perlu dilakukan penelitian.
b. Jumlah kasus Meningitis di Rumah Sakit Bahteramas mencukupi
untuk dilakukan penelitian.
3.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2019-Juli 2019


B. Metode Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
case series. Case series merupakan studi epidemiologi deskriptif tentang
serangkaian kasus, yang berguna untuk mendeskripsikan spektrum
24

penyakit, manisefestasi perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Desain ini


lemah untuk memberikan bukti kausal, sebab pada case series tidak
dilakukan perbandingan kasus dengan non kasus. Case series ini dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita Meningitis
anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Bahteramas selama tahun
2018-2020 dengan jumlah 89 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua penderita Meningitis
anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Bahteramas Kendari tahun
2018-2020. Besar sampel adalah sama dengan populasi (total
sampling).

D. Cara Pengumpulan Data


1. Prosess Pengumpulan
Data Proses pengumpulan data yaitu dengan melihat catatan balita dan
rekam medik di Rumah sakit Bahteramas Sulawesi Tenggara. Adapun
langkah kerja pengambilan sampel sebagai berikut:
a. Mengajukan usulan penelitian
b. Meminta izin kepada pihak Rumah sakit Bahteramas kota kendari dan
perangkat desa setempat
c. Mempersiapkan alat dan bahan penelitian
d. Adapun proses pemilihan rumah yang akan dikunjungi dengan teknik
unprobability sampling. Dalam unprobabilty sampling,teknik yang
digunakan adalah simple random sampling. simple random sampling
menurut (Sugiyono 2017:82) adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu
E. Instrument Penelitian
Instrument dalam penelitian ini adalah kartu balita, rekam medik, buku
regstrasi
25

F. Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan komputer program


SPSS (Statistical Product and Service Solution). Data yang terkumpul
dianalisa dengan uji chi square dan t-test. Kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi, diagram pie, dan bar
G. Teknik Penyajian
Penderita penyakit meningitis di Rumah Sakit Bahteramas kota kendari
mulai dari tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 100 rekam medik yang
menderita penyakit meningitis adalah sebanyak 89 orang sedangkan pada
tahun 2018 berjumlah 89 kasus . hal ini menunjukkan bahwa penderita
penyakit meningitis di Rumah sakit Bahteramas kota kendari dapat
menangani satu kasus penderita penyakit meningitis.
26

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Saudara
Responden Di-
RS BAHTERAMAS KENDARI

Dengan Hormat,

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Poltekkes Kendari


Jurusan Keperawatan, maka saya (NUR AINUN AZIZAH
P00320020028)akan melakukan penelitian yang berjudul
“KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG
DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAHTERAMAS KOTA KENDARI
2018-2020”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan sebagai
tugas akhir menyelesaikan pendidikan Poltekkes Kendari Jurusan
Keperawatan.Oleh karena itu, saya mohon kesediaan
bapak/ibu/saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini,
selanjutnya kami mohon kesediaan bapak/ibu/saudara untuk mengisi
kuesioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya. Jawaban
27

saudara dijamin kerahasiaannya.


Demikian, permohonan ini kami buat. Atas bantuan dan partisipasinya
diucapkan terima kasih.
Kendari,28 september 2021

(Nur Ainun Azizah)

SURAT PENYATAAN
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)
Saya yang bertandatangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi responden
dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Depkes
Kendari Jurusan Keperawatan yang berjudul “KARAKTERISTIK PENDERITA
MENINGITIS ANAK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAHTERAMAS
KOTA KENDARI 2018-2020”. Dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikian, pernyataan ini dibuat dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak manapun,
semoga dapat dipergunakan sebagimana mestinya.

Kendari,28 september
2021
28

(...................................)

DAFTAR PUSTAKA
Haines et al. (2010). Personal behavior and environmental risk and protective
factors for adolescent Overweight.Obesity.
Harsono., 1993. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press.
Yogykarta

Markam, s.,1992. Penununtun Neurologi. Koordinator Pendidikan


Dokter. Ahli Syaraf Bagian Neurologi. Fakultas Kedokteran
Universitas, Jakarta.
Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai