Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEHIDUPAN SOSIAL DI KAMPUNG MASLETE (KEFAMENANU-


TTU)

SOSIOLOGI

DISUSUN OLEH

NAMA : MARIA FRANCISCE BANI


NIM : 301118194070
SEMESTER : VI A

SEKOLAH TINGGI PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG


KUPANG 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan begitu
banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia
membantu bersama dengan memberi bantuan baik tanggapan maupun materi yang telah mereka
berikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu
bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isian makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis, 22 April 2022

Maria Francisce Bani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1 Struktur Kekuasaan...........................................................................................................2
2.2 Elemen Masyarakat...........................................................................................................2
2.3 Sistem Sosial.....................................................................................................................2
2.4 Norma/aturan....................................................................................................................4
2.5 Sosial Ekonomi Budaya....................................................................................................5
2.6 Varian/Mata Pencarian......................................................................................................5
BAB III............................................................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................6
3.2 Refleksi.............................................................................................................................6
3.3 Saran..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

ii
PENDAHULUAN

BAB I

1.1 Latar Belakang


Budaya bangsa Indonesia beranekaragam, termasuk didalamnya sistem religi atau sistem
kepercayaan yang hidup dan dihayati oleh masyarakat di setiap suku bangsa. Perlu disadari
dan dipahami, bahwa kontribusi kepercayaan masyarakat bagi bangsa Indonesia jelas tidak
sedikit. Selain merupakan salah satu akar bagi tumbuhkembangnya kebudayaan Indonesia,
kepercayaan masyarakat/komunitas adat juga membericiri kebudayaan daerah setempat.
Yang lebih hakiki lagi, kepercayaan-kepercayaan masyarakat (komunitas adat) mengandung
makna dan nilai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Adat dalam kepercayaan masyarakat memiliki makna dan nilai bagi kehidupan manusia.
Jika manusia dapat menghayati dengan benar maka makna dan nilai ritus tersebut, akan
terwujud sifat-sifat budi luhur atau kearifannya dan sifat-sifat ini menjadi dasar untuk
mewujudkan kearifannya. Namun fenomena yang terjadi, makna ritus dalam kepercayaan
masyarakat semakin kurang dipahami, terlebih oleh generasi muda. Padahal apabila kita
telaah banyak kepercayaan-kepercayaan masyarakat yang hidup dalam kebudayaan
komunitas adat baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan implikasi positif
bagi kehidupan manusia maupun kelestarian dalam memaknai lingkungan. Sehubungan
dengan hal tersebut, kiranya perlu dilakukan upaya mengungkap tentang makna ritus dalam
berbagai sistem kepercayaan masyarakat Indonesia umumnya, khususnya pada Komunitas
'Bikomi' Maslete sebagai salah satu komunitas yang percaya kepada Tuhan Yang Maha
Pencipta yang disebut dengan uis neno. Komunitas ini terdapat di kampung Maslete,
Kelurahan Tubuhue, Kabupaten TimorTengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana kehidupan sosial di kampung Maslete, Kefamenanu-TTU?

1.3 Tujuan Masalah


Agar mengetahui kehidupan sosial di kampong Maslete, Kefamenanu-TTU.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Struktur Kekuasaan
Berikut struktur kekuasaan di kampung Maslete:

1. Kepemimpinan di kampung Maslete, dipegang oleh ketua adat (Atoin Amaf),


Atoin Amaf harus merupakan keturunan raja (Usif). Masa kepemimpinan Atoin
Amaf berakhir ketika ia meninggal dan akan digantikan oleh anaknya yaitu anak
laki-laki pertama.
2. Kepemimpian dalam bidang religius ditangani oleh pastor.

2.2 Elemen Masyarakat


Di kampung Maslete, terdapat lembaga :

1. Pendidikan yaitu SDK Oemanu


2. Lembaga kesehatan yaitu poli klinik
Elemen masyarakat ini memiliki interaksi sosial dengan masyarakat di kampung
Maslete dengan cukup baik dimana ada proses komunikasi antara masyarakat dengan
pelakon (pelaku) elemen-elemen. Sehingga dapat merubah pikiran dan tindakan
masyarakat kearah yang lebih baik. Contohnya: 1) anak jadi semangat bersekolah, 2)
dan orang tua tidak takut lagi di vaksin.

2.3 Sistem Sosial


1. Nama kampung Maslete
Nama Maslete berasal dari nama sejenis pohon besar yang tumbuh di pinggir
kali Oe Menu. Pohon besar itu bernama Lete, pohon Lete itu dapat dilihat dengan
jelas dari atasistana yang letaknya berada di ketinggian. Menurut cerita orang tua,
pada suatu hari turun hujan yang sangat deras di kali Oe Menu, sehingga airnya
meluap dan terjadi banjir besar. Banjir ini menyebabkan pohon Lete tumbang dan
terbawa air (hanyut). Akhirnya sampai sekarang disebut kampong Maslete.
2. Nama rumah adat: Sonaf

2
Pada suku Dawan, khususnya Bikomi adat Maslete, rumah tinggal dalam
bahasa daerah Dawan disebut Ume Tua. Ume artinya rumah, Tua artinya tempat
tinggal. Berdasarkan status sosial ada rumah tinggal yang disebut Sonaf yaitu
istana atau disebut rumah tinggal raja.

3. Acara Adat

Sistem peradatan di urus tua adat / atoin amaf. Berikut acara adat yang ada
di Maslete, Kefamenanu-TTU:

1. Helketa
Sebelum dilaksanakan acara adat dan Gereja, terlebih dahulu melakukan tradisi
Helketa. Karena perkawinan tidak saja terjadi antara laki-laki dan perempuan,
melainkan kedua keluarga atau kedua suku. Dan jika di zaman dahulu terjadi
perang diantara kedua suku, helketa adalah jalan keluar terbaik. Sebab makna
tradisi Helketa adalah perdamaian dan menyatukan kembali. Lokasi atau tempat
dilakukan tradisi helketa yaitu di sungai yang dialiri air hal ini bermaksud untuk:
a) Kisah lampau dapat mengalir kesasaran perdamain yang tepat.
b) Segala yang telah lama, lewat berlalu. Tidak perlu diingat karena telah
berlalu bersama aliran air.
Dan upacara adat selalu harus disiapkan persembahan binatang misalnya babi,
ayam atau sapi agar setelah upacara ada selesai semua dapat makan bersama dan
makan bersama arwah leluhur (makan tekes)
2. Masa Tanam: Pada masa tanam ini, dalam pelaksanaannya dilakukan beberapa
tahap, diantaranya persiapan lahan, mengeluarkan bibit dan pelaksanaan
penanaman.
3. Eka Hoe: Upacara Eka hoe ini dilakukan setelah satu setengah bulan lamanya
jagung ditanam.
4. Sikep Pen Sufa: merupakan upacara minta kepada Tuhan agar diijinkan untuk
memetik sayur-sayuran.
5. Soel Fini: artinya mempersembahkan kembali hasil yang diambil dari kebun
kepada yang empunya.

3
6. Masa Panen: Pada masyarakat Suku Dawan umumnya, khususnya pada
masyarakat adat 'bikomi' Maselete apabila tanaman akan dipanen sebelumnya
terlebih dahulu melakukan upacara yang harus dilakukan dengan berbagai
tahapan.
7. Sek Pena (jagung), Hon Ane (padi): jagung dan padi biasanya dilakukan upacara
khusus
8. sebelum jagung (pena) atau padi (ane) tersebut dipanen. Upacara panen jagung
disebut dengan sek pena, sedangkan upacara untuk panen padi disebut dengan hon
ane.
9. Holok Eka: Masukkan di lumbung, artinya jagung yang sudah diikat, akan
dimasukkan di lumbung.
10. Tama Maus (=Pengucapan Syukur): Tama Maus adalah upacara besar tahunan
untuk memberikan persembahan kepada sang pencipta, uis neno.
11. Meminta hujan: Biasanya menurut kepercayaan komunitas bikomi, sehari setelah
tola dan rumah adat diperbaiki, maka biasanya keesokan harinya akan turun hujan
yang sangat lebat.
12. Kutak ume Leo: prosesi pembongkaran rumah adat yang dilakukan setiap 5 tahun
sekali. Untuk mengganti alang-alang atau atap.
13. Tutuk kubi: Atoin amaf atau om meniti tempurung kelapa di dekat mayat
sehingga mayat bisa dikeluarkan dari pintu sblum di kubur. lalu pihak keluarga
harus nembayar sebagai penghargaan, jumlahnya ditentukan om atau atoin amaf
tersebut.
14. Misi oe manikin: memercik orang yg baru datang dari tempat jauh, biasa disebut
juga berkat dingin agar bebas dari arwah-arwah

2.4 Norma/aturan
Pada zaman dahulu, yaitu pada sistem kerajaan, jika ada yang melanggar norma
maka akan diberikan hukuman mati atau dimasukkan ke dalam penjara. Hukuman
tersebut tergantung dari beratnya kesalahan yang dilakukan.

 Dalam setiap budaya pastilah ada norma dan aturan yang harus dipatuhi,hal ini
biasa disebut Nuno-Kael (hukum adat). Contohnya tanggungjawab dalam adat
seperti pelaksanaan upacara adat dimana saat memasak untuk upacara adat tidak

4
boleh meniup tungku atau kipas tungku mengenai batu tungku saat masak. Sebab
jika dilanggar, maka gigi orang yang melanggar adat akan copot atau terlepas.
 Dan ada juga yang pemali untuk memakan sesuatu
 Hukuman adat untuk orang yang melanggar adat yaitu dikenai hukuman berupa
hewan yaitu babi, dan jumlahnya tergantung dari kesalahan yang dilakukan.

2.5 Sosial Ekonomi Budaya


Hasil dari kampung Maslete yaitu jagung dan beras.

2.6 Varian/Mata Pencarian


a) Petani (Jagung, beras, kacang-kacangan, dan umbi-umbian)
b) Penenun
c) Peternak (Sapi, babi, kambing, dan ayam)
d) PNS dan;
Penghasilan dari masyarakat yang ada di kampung Maslete perbulan:
a) Petani : + Rp. 2.000.000
b) Penenun : + Rp. 1.500.000
c) Peternak : + Rp. 800.000
d) PNS : + Rp. 1.000.000

e)

5
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kampung Maslete terletak di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kefamenanu,
Kabupaten TimorTengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat yang
tinggal di Kampung Maslete dapat dikategorikan sebagai masyarakat adat. Ada beberapa
ciri yang mengarah pada sebutan masyarakat adat (komunitas adat). Pertama, ada tokoh
adat yang dalam hal ini adalah raja yang disebut Usif, pemimpin dalam mengendalikan
kehidupan masyarakat setempat. Kedua, masyarakat kampung Maslete masih
memelihara nilai-nilai luhur dan melaksanakan tradisi warisan nenek moyang, salah
satunya adalah upacara. Begitu banyak upacara yang masih dilaksanakan, baik yang
berkaitan dengan pertanian, daur hidup manusia, keadaan alam dan sistem religi.

3.2 Refleksi
Halaman dan adat istiadat merupakan kekayaan yang sangat berharga yang
diberikan oleh orang tua dan para leluhur, namun Zaman sekarang banyak penerus
bangsa yang merupakan budaya sendiri. Penulis juga salah satu orang yang tidak
mengetahui budaya, dan penulis merasa sangat bersalah. Tapi sekarang penulis telah
sadar akan pentingnya mempelajari dan mengetahui budaya kampung halaman, sebab
muslim merupakan tempat atau kampung yang kaya akan budaya yang masih sangat
kental. Serta memiliki harmoni kekeluarga yang sangat terjaga, oleh karena itu penulis
tergerak untuk lebih mengenal budaya kampung maslete tercinta.

3.3 Saran
Budaya merupakan ciri khas dari suatu daerah yang perlu dilestarikan,.Oleh
karena itu, perlu ada adanya kesadaran setiap golongan, baik itu orang tua, anak muda
maupun generasi yang akan datang, untuk menyadari pentingnya budaya dan
melestarikan, sehingga budaya tersebut tidak hilang.

6
DAFTAR PUSTAKA

Un. Alexander Usfinit. Maubes Insana: Salah satu Masyarakat di Timor Dengan Struktur Adat
Yang Unik. Yogyakarta: PT. Kanisius, 2003.
Maria Siti., Limbeng Julianus., Sunarto Ahmad,. Kepercayaan Komunitas Adat Suku Dawan
Pada Siklus Ritus Ritus Tani Lahan Kering Di Kampong Maslete, Kecamatan
Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2016.

Wawancara langsung : Filisitas Knaofmone (masyarakat Kefamenanu-TTU), Yudith Dafrosa


Mbulu (masyarakat Kefamenanu-TTU), Rian Adrianus Bani (Tokoh Adat), Keluarga
Besar Ume Nesu Eno (Tokoh masyarakat dan tokoh adat).

Anda mungkin juga menyukai