Ling
PARADIGMA (Program Masyarakat Digitalisasi Ekonomi Mangrove)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rencana aksi
perubahan sebagai salah satu persyaratan dan sekaligus rangkuman hasil pelaksanaan kegiatan
selama menjalani Pendidikan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Provinsi Papua
Barat Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni
bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Papua Barat dan
Lembaga Administrasi Negara RI Puslitbang KMP Makasar
Adapun judul sebagai Aksi Perubahan yang diajukan adalah “ Program Masyarakat
Digitalisasi Ekonomi Mangrove”pada Bagia Perekonomian Setda Kabupaten Teluk Bintuni.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan,
kekurangan dan keterbatasan kami dalam penuangan pemikiran dan menerjemahkan dalam
penulisan ini, akan tetapi masih ada motivasi yang besar untuk menyelesaikan aksi perubahan
ini sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja organisasi pada umumnya dan optimalisasi
pelaksanaan kerja sama di Provinsi Papua Barat pada khususnya, sehingga kami dapat
merampungkan laporan ini.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami haturkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Bapak Ir.I.B.Putu Suratna,MM selaku Mentor dan sekaligus Asisten II Bidang
Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Telik Bintuni atas
dukungannya selama Diklat Kepemimpinan Administrator Angkatan II Tahun 2021
2. Bapak Drs. Isak Irwan Limbong, MM. Selaku Coach yang dengan kepiawaian dan
kesabarannya dapat memotivasi penulis dalam penyusunan Rancangan Aksi
Perubahan
3. Segenap Panitia Penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Administrator angkatan II
Kabupaten Teluk Bintuni yang bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Papua Barat dan Lembaga Administrasi Negara RI
Puslitbang KMP Makasar
4. Rekan-rekan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator angkatan II
Kabupaten Teluk Bintuni Tahun 2021 serta rekan-rekan ASN dan Honorer pada
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Teluk Bintuni
5. Semua Pihak yang telah membantu (Maya, Salmon, Dewi Iriani, Alan, Yola, Etika
dan Yansen) sehingga Penulis dalam menyelesaikan Rancangan Aksi Perubahan
Akhir kata semoga apa yang telah penulis berikan dapat bermanfaat bagi banyak orang,
dan Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan keberkahanNya kepada kita semua.
Nicolaus Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling
Amin.
Penulis,
NDH : 27
LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR IMPLEMENTASI RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
(PARADIGMA)
Disusun Oleh :
Coach, Mentor,
LEMBAR PENGESAHAN
JABATAN : KABAG
Nicolaus PEREKONOMIAN
Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling
Laporan Aksi Perubahan ini telah diseminarkan secara online (Zoom Meting) dan disempurnkan
berdasarkan masukan dari Penguji, Coach, dan Mentor Pada 4 November 2021
Bintuni, 4 November 2021
Coach, Mentor,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 1
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR………………………………………………… 3
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL 4
PERBAIKAN………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 5
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… 9
BAB I . PENDAHULUAN………………………………………………………… 10
A. Latar Belakang…………………………………………………… 10
B. Tujuan dan manfaat…………………………………………… 11
B.1. Tujuan Perubahan ………………………………………… 10
B.2. Manfaat Perubahan ………………………………………… 11
a) Manfaat Intenal …………………………………………… 13
b) Manfaat Eksternal ……………………………………… 13
c) Adobsi dan adaptasi ……………………………………… 13
BAB II PROFIL PEMERINTAHAN ……………………………………………… 15
A. Visi dan Misi Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Bintuni … 17
B. Kinerja Pemerintah Teluk Bintuni saat ini …………………… 19
19
C. Kinerja Organisasi Yang Diharapkan …………………………
BAB III ANALISIS MASALAH …………………………………………………… 20
A. Penetapan Masalah ………………………………………… 18
B. Gagasan Pemecahan Masalah ………………………………… 18
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ……………………………… 20
20
A. Terobosan Inovatif ……………………………………………
B. Tahapan Kegiatan/Milestones ……………………………… 22
1. Branding Mangrove ……………………………………… 22
2. Campaign
NicolausMangrove ………………………………………
Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling 23
3. Tur Virtual alasan kondisi pandemi …………………… 24
C. Strategi penyelesaian masalah ……………………………… 25
27
Nicolaus Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling
5
PARADIGMA (Program Masyarakat Digitalisasi Ekonomi Mangrove)
D. Tabel (Mileston)………………………………………………….
E. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan) dan Strategi Pengumpulan
Informasi………………………………………… 31
F. Menajemen Resiko ……………………………………………….. 35
G. Implementasi Aksi Perubahan …………………………………. 37
H. Stakeholder ………………………………………………………. 49
I. Capaian Aksi Perubahan …………………………………………. 50
J. Infografis ………………………………………………………….. 51
Bab V PENUTUP…………………………………………………………………. 52
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 52
B. Rekomendasi ………………………………………………………… 52
DAFTAR GAMBAR
Daftar Tabel
Tabel 1. Tahapan Mileston 27
Tabel 2. Tabel Stakeholder dan Sumber Daya yang dimiliki. 32
Tabel 3. Teknik Pengumpulan Informasi/Komunikasi dengan Stakeholer 33
Tabel 4. Resiko dan Faktor Penyebab 35
Tabel 5. Kemungkinan Resiko 36
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara geografis wilayah teluk Bintuni terdiri atas kawasan hutan mangrove, luasnya ±
225.367 hektar dan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Salah satunya adalah sebagai
sumber penghasilan dan kelangsungan hidup orang asli. Salah satunya yakni keberadaan
mangrove menjadi tempat berkembang biota laut seperti kepiting, ikan, udang, dan lain
sebagainya. Selain untuk pemenuhan kebutuhan hidup, keberadaan mangrove juga sangat
bermanfaat bagi kehidupan flora atau tumbuhan, seperti jamur dan anggrek (Januari, 2019).
Dengan keanekaragaman sumber daya alam yang dimiliki seperti flora, fauna, dan hasil
tambang, Teluk Bintuni sudah semakin banyak dilirik oleh perusahaan-perusahaan besar yang
ingin menanamkan modalnya, baik skala nasional maupun multinasional. Ruitenbeek (1992)
menunjukkan bahwa hutan mangrove di Teluk Bintuni mendukung keberadaan sejumlah industri
dan secara ekonomi cukup besar. Dari sektor perikanan dihasilkan US$ 35 juta per tahun, kayu
chips US $ 1,5 juta dan perikanan artisanal US $ 10 juta per tahun.
Kehadiran industri di Bintuni secara umum memang telah mendorong perekonomian di
wilayahnya. Namun demikian, kehidupan orang asli yang bermata pencaharian sebagai nelayan,
meramu, berburu, dan bertani mengalami dilema yang cukup besar. Pada satu sisi dengan
keberadaan industri masyarakat diuntungkan, sebab dengan hadirnya industri arus ekonomi uang
semakin tumbuh di wilayahnya. Sedangkan pada sisi lain, kehadiran industri menimbulkan
kerugian bagi masyarakat, seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas industri
yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan melihat potensi alam yang dimiliki, maka pemerintah daerah Kabupaten Teluk
Bintuni dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal secara profesional dalam
pengelolaan potensi sumberdaya alam yang dimiliki sebagai jembatan perubahan sosial menuju
Bintuni sebagai masyarakat industri dengan pengelolaan daya dukung lingkungan secara
berkelanjutan termasuk memanfaatkan mangrove sebagai sumber pendapatan.
Program ini dirancang agar dapat menjangkau daerah dan pemangku kepentingan utama
untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam hutan berkelanjutan.
Strateginya yakni dengan penguatan kapasitas dan dukungan kolaborasi yang lebih kuat antara
kabupaten dan lembaga utama di Provinsi Papua Barat serta melalui pendekatan koordinasi
terpadu dan memajukan pilot utama di tingkat lanskap yang mencakup pengembangan sumber
daya manusia, pengoptimalan pemanfaatan ilmu dan teknologi, dan memperpendek akses produk
masyarakat ke pasar.
ekonomi dari Hutan Mangrove, sehingga memaksimalkan potensi ekonomi bagi masyarakat
sekitar.
Tujuan Jangak Pendek (2 Bulan)
Terbentuknya satuan kerja yang akan berkolaborasi dalam merumuskan strategi
peningkatan perekonomian di Kabupaten Teluk Bintuni
Terbuatnya system data terpadu pelaku usaha, nelayan yang berkecimpung dalam
pemanfaatan keberadaan Hutang Mangrove
Teridentifikasinya seluruh produk dan jasa dari keberadaan Hutan Mangrove
Berdirinya Website PARADIGMA sebagai website yang mempromosikan Hutan
Mangrove sebagai Mutiara Hijau Teluk Bintuni
Tujuan Jangka Menengah 2 bulan s/d 6 bulan
Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanan kerja tujuan jangka pendek
Penyesuaian strategi kerja berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring
Tujuan Jangka Panjang 6 bulan s/d 2 tahun
Industrialsasi UMKM
Terlaksanya festival Hutan Mangrove Teluk Bintuni yang menampilkan
Pemandangan Hutan Mangrove, Adat- Istiadat Daerah, dan seluruh produk turunan
dari keberadaan Hutan Mangrove
B.2 Manfaat Perubahan
Manfaat dari keberadaan aksi perubahan ini adalah sebagai salah satu instrumen yang
digunakan oleh Pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat, secara khusus yang
menggantungkan kehidupannya pada keberadaan Hutan Mangrove serta peningkatan
perekonomian melalui sektor pertanian dan kehutanan Kabupaten Bintuni. Manfaat dari aksi
perubahan ini apabila dikelompokan berdasarkan dampak yang akan dirasakan dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu manfaat internal dan eksternal.
a. Manfaat Internal
Manfaat internal bagi project leader
Sebagai implementasi proyek perubahan guna mendukung tugas dan fungsi sebagai
Kepala Bagian Perekonomian Daerah Kabupaten Teluk Bintuni.
Nicolaus Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling
Mempermudah pelaksanaan upaya peningkatan perekonomian daeran Kab. Teluk
Bintuni
melaksanakan tugasnya.
5. Managemen Risiko, apapun yang diprogramkan harus diperimbangkan segala
risikonya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendaliannya.
6. Pemanfaatan Teknologi, memanfaatkan teknologi dalam kegiatan yang
dilaksanakan, seperti hybrid learning dalam melakukan sosialisasi yaitu tatap
muka bagi dan berbasis komputer, sehingga dengan menggunakan anggaran yang
kecil dapat mencapai sasaran yang besar.
7. Kompetensi dan Pemberdayaan SDM, Aparatur Sipil Negara (ASN) di
DPMPTSPTK Kabupaten Barru diberikan pelatihan sesuai dengan disiplin ilmu
dan tugaskan sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk mencapai sasaran kerja
yang efektif dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat berbasis teknologi
dan disiplin ilmu lainnya serta memberikan kesempatan kepada ASN untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan demikian, diharapkan melalui aksi perubahan ini, Pemerintah Kabupaten
Teluk Bintuni lebih optimal dalam melaksanakan kerjasama sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan berdampak pada kemajuan organisasi itu sendiri. Pada
tujuan benchmarking guna mengadaptasi best practice untuk keperluan pematangan aksi
perubahan, diperoleh bahwa keberhasilan berbagai program dan inovasi yang dilakukan
oleh DPMPTSPTK Kabupaten Barru, tidak terlepas dari peran seluruh pihak dan
stakeholder yang terlibat telah melaksanakan perannya masing-masing sesuai dengan
pengaruh dan kepentingannya. Hal ini tentunya, dapat diterapkan dalam pelaksanaan
projek perubahan.
BAB II
PROFIL PEMERINTAH TELUK BINTUNI
A. Visi dan Misi Kabupaten Teluk Bintuni
Kabupaten Teluk Bintuni adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Papua
Barat, Indonesia ditetapkan melalui UU Nomor 26 Tahun 2002/LN Nomor 129 Tahun 2002
dengan kode Kemendagri: 92.0. Teluk Bintuni menjadi kabupaten terluas di Papua Barat, dengan
luas 18.637,00 km². Pada pertengahan tahun 2021, jumlah penduduk Teluk Bintuni sebanyak
80.565 jiwa, dengan kepadatan 4 jiwa/km². Luas: 18.637 km², Jumlah desa: 115 kampung,
Jumlah kecamatan: 28 distrik dan 2 kelurahan. dengan total luasan inilah pemerintah daerah
dalam hal ini bupati dan wakil bupati terpilih memiliki Visi pembangunan
diantaranya“Terwujudnya Kabupaten Teluk Bintuni Yang Damai, Maju, Produktif Dan
Berdaya Saing”
Dengan mengusung Misi :
1. Membangun Sumberdaya Manusia yang Berkualitas, Terampil dan Berdaya Saing;
2. Membangun Infrastruktur Daerah yang Terfokus pada Wilayah Terisolir, Tertinggal Dan
Kurang Berkembang;
3. Membangun Perekonomian Daerah berbasis Sektor Andalan untuk Kesejahteraan
Masyarakat;
4. Mengelola Sumber Daya Alam dan Investasi secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan
Masyarakat;
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Bersih, Inovatif dan Melayani;
6. Mewujudkan Kabupaten Teluk Bintuni yang Damai dan Harmonis dalam Keberagaman.
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan Inovatif
Pada aksi perubahan ini, penulis ingin mewujudkan: “Pembuatan WEBSITE
PARADIGMA pada Bagian Perekonomian Daerah Kabupaten Teluk Bintuni”.
B. Tahapan Kegiatan/Milestones
1. Branding Mangrove
Kabupaten Teluk Bintuni merupakan wilayah dengan jumlah kawasan mangrove
terbesar di Indonesia dengan tota Luas hutan mangrove di Kabupaten Teluk Bintuni
seluas 257.468 Ha (53 % dari luas hutan mangrove Papua Barat seluas 483.076 Ha). Hal
ini tentunya menjadi keuntungan bagi wilayah Papua dan khususnya Kabupaten Teluk
Bintuni. Dengan adanya kekayaan sumber daya alam Mangrove di kawasan tersebut, hal
ini seharusnya menjadi suatu kesempatan emas bagi masyarakat dalam mengembangkan
pariwisata wilayah dan meningkatkan perekonomian wilayah. Namun, hal ini belum
dapat dioptimalkan oleh masyarakat setempat.
Potensi kekayaan mangrove di Kabupaten Teluk Bintuni juga masih belum
terekspos secara masif. Berdasarkan data, bahwa Hutan mangrove Kabupaten Teluk
Bintuni adalah terluar di Papua, Indonesia, Asia bahkan nomor dua setelah Hutan
Amazon, sedangkan untuk kerapatan jenis hutan mangrove Teluk Bintuni merupakan
hutan mangrove terbaik di Dunia saat ini dan dijuluki sebagai Mutiara Hijau. Padahal,
selain untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, mangrove sendiri dapat menjadi
potensi pariwisata yang besar dan bahkan dapat membuka lapangan kerja baru di
Kabupaten teluk Bintuni. Berdasarkan data dari Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk
Bintuni, Berbagai sektor pendukung untuk mengoptimalkan potensi mangrove pun belum
sepenuhnya bisa diperoleh oleh masyarakat setempat, yaitu masih kurangnya pemahaman
akan kewirausahaan dan strategi pemasaran. Padahal, kedua hal ini sangat diperlukan
untuk menunjang keberhasilan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi mangrove.
Oleh karena itu, target pertama yang sangat penting adalah strategi untuk
memasarkan dan branding tentang kekayaan mangrove di Kabupaten Teluk Bintuni.
Melalui strategi pemasaran dan branding yang tepat, harapannya akan semakin banyak
masyarakat dan wisatawan baik dari Indonesia maupun mancanegara yang akan semakin
mengenal dan tertarik untuk datang ke Bintuni, baik untuk berlibur maupun untuk
merasakan langsung Nicolaus
berbagaiY.masakan ataupun
Leftungun. S.Hut.,produk
M.Ling khas dari Bintuni.
2. Campaign Mangrove
Definisi campaign atau marketing campaign adalah sebuah proses dari
perencanaan, peningkatan, pengukuran, serta pelaksanaan akan suatu brand atau produk
yang sedang Anda pasarkan. Adanya campaign ini diharapkan bisa mendekatkan produk
yang Anda buat dengan pelanggan atau konsumen. Dengan kata lain adanya campaign
marketing ini bisa meningkatkan citra atau keunggulan akan suatu produk yang sedang
Anda jadikan bisnis. Perencanaan yang dilakukan saat menjalankan campaign harus
dilakukan secara sadar selain itu pengambilan keputusan juga dilakukan secara sadar.
Saat ini campaign yang ada bukan hanya berbentuk iklan saja namun juga bisa
berupa demo akan suatu produk dari orang ke orang atau cara lainnya yang lebih kreatif.
Pada dasarnya konsep dari campaign dirancang dengan tujuan yang berbeda. salah satu
tujuan adanya campaign adalah memperkenalkan produk yang masih baru, jika sudah ada
produk yang dijual bisa meningkatkan daya jual, selain itu meningkatkan brand yang ada,
serta mengurangi berita yang tidak baik yang tersebar dari produk.Adanya tujuan tersebut
membutuhkan berbagai macam media agar tujuan tersebut bisa tercapai sehingga dapat
menemukan
teknik pemasaran campaign yang tepat. Karena dibutuhkan teknik marketing campaign yang
efektif dan efisien untuk bisnis yang sedang dijalankan.
3. Tur Virtual alasan kondisi pandemi
Arus digitalisasi menjadi bagian tak terelakkan dalam era globalisasi saat ini.
Teknologi yang semakin berkembang pesat menjadi salah satu strategi jitu yang dapat
digunakan dalam mengoptimalkan ekosistem bisnis terutama di masa pandemi saat ini.
Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pun menjadi salah satu sektor yang menjadi
tumpuan dalam persiapan mengambil peluang untuk membuka lapangan kerja. Ekonomi
digital menjadi bagian penting dalam menciptakan lapangan kerja berbasis digital dan
memudahkan konsumen dengan menghemat biaya.
Dalam era digital yang semakin modern saat ini, dampak dari globalisasi tentu
tidak terelakkan. Salah satu dampak dari globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini
adalah perputaran informasi yang sangat cepat. Untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan, kita hanya membutuhkan koneksi internet. Tidak hanya untuk mencari
informasi mengenai negara sendiri, bahkan saat ini kita sudah lebih mudah untuk mencari
tahu berbagai informasi dari negara lain. Sebagai contoh, warga negara A dapat dengan
mudah mengetahui lokasi yang menarik dari negara B cukup dengan memanfaatkan
internet.
Dampak ini tentunya harus dapat kita optimalkan, terutama di masa pandemi saat ini.
Persaingan dalam dunia digital juga terus berjalan. Berbagai konten maupun produk dirancang
sedemikian menarik agar target pemasaran dapat tercapai. Dalam strategi pemasaran wilayah
pun, tentunya internet juga dapat dioptimalkan untuk mendukung keberhasilan branding. Virtual
tour adalah solusi yang sangat menguntungkan baik bagi penyelenggara maupun bagi calon
konsumen. Melalui tur virtual, calon konsumen dapat merasakan dan melihat secara detail
Nicolaus Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling
mengenai sasaran yang ingin dituju. Jika melalui foto, calon konsumen hanya dapat melihat
secara 2D, maka melalui tur virtual calon
konsumen dapat merasakan lebih detail dan seolah berada langsung pada tempat
tersebut. Melalui tur virtual, masyarakat dapat melihat potensi mangrove secara lebih
detail. Bahkan, bagi mereka yang belum bisa hadir langsung, masyarakat tetap bisa
merasakan tour wisata melalui virtual tersebut.
C. Strategi Penyelesaian Masalah
1. Deskripsi terobosan/inovasi
a. Branding Mangrove
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Latar Belakang, serangan pandemi
Covid-19 memberikan dampak yang signifikan pada industri di dunia saat ini. Mulai
dari pendidikan, kesehatan, pariwisata, hingga ekonomi dan bisnis, seakan-akan
mengalami fase terjun bebas. Banyak usaha yang ternyata tak mampu lagi bertahan
karena kehilangan pasarnya. Salah satu kiat untuk mempertahankan usaha di situasi
paceklik ini adalah dengan menghasilkan strategi branding baru. Tujuannya adalah
menguatkan posisi usaha agar tak terlindas oleh kompetitor, sekaligus untuk
mempertahankan konsumen agar eksistensi produk dan jasa tetap eksis. Adapun strategi
yang akan dilakukan untuk branding Mangrove di Bintuni adalah sebagai berikut:
Ajak Influencer
Pasarkan
a. Campaign Mangrove
Setelah adanya branding tentang Teluk Bintuni, kekayaan hasil bumi, dan
mangrove di sosial media, langkah selanjutnya adalah membuat
campaign/kampanye/gerakan/ajakan menggunakan # (tagar/hashtag), contoh
#menjagamangrove #mangrovekupenyelematku dan lain sebagainya. Fungsi hashtag /
tagar ini kemudian mewakili suatu percakapan yang sedang hangat dibicarakan,
sehingga orang lain bisa mengikuti percakapan mengenai satu topik tertentu. Dengan
menyertakan hashtag atau tagar pada postingan tersebut, maka nanti semua update
tentang postingan yang kamu buat akan terorganisir dan terkelompok dengan baik.
b. Virtual Tour Mangrove
Simulasi perjalanan di lokasi Mangrove yang terdiri dari rangkaian video,
gambar, dan juga elemen multimedia lainnya seperti efek suara, narasi, dan teks, akan di
jahit menjadi 1 dan akan di tayangkan di youtube dan Website Teluk Bintuni. Dalam
video tersebut juga akan menggambarkan Dan juga kami akan membuat videotentang
hutan mangrove secara umum, pentingnya mangrove di sekitar kita, pemanfaatan
mangrove buat kehidupan sehari-hari.
D. Tabel (Mileston)
Tabel 1. Tahapan Mileston
Kegiatan Penangung Output
No Tahapan/Milestone Jawab Waktu
Jangka Pendek
Persiapan 1 Terwujudnya Konsulidasi dan Reformer Lembaran
. kesamaan diskusi bersama Persetujuan
presepsi dan mentor dan coach Mentor dan
terbentunya tim tentang tahapan Coach terkait 15
kerja atas kegiatan tahapan OKTOBE
persetujuan kegiatan R 2021
mentor dan Membuat Tim Terbit 14
coach terhadap Undangan Rapat Undangan OKTOBE
tahapan R 2021
kegiatan Membuat Daftar Tim Terbit daftar 14
Hadir dan hadir OKTOBE
penomoran surat R 2021
Membuat Agenda Reformer Terbit Agenda
Rapat dan Rapat 14
merancang SK OKTOBE
Tim Efektif R 2021
Mendistribusikan Foto 14
Undangan
Nicolaus Y. Leftungun. S.Hut., M.Ling dokumentasi OKTOBE
R 2021
Konsultasi dengan Reformer Foto 13
Coach dokumentasi Oktober
Pemaparan Reformer Foto 2021
Mangrove
memastikan IT(Programer) Dokumentasi
disain web dan , Reformer Screenshoot
data yang
dimasukan telah
valid
6 Tersosialisasiny Sosialisasi Reformer,Tim Dokumentasi
. a website website bersama
PARADIGMA TIM,dan coach
Sosialisasi Reformer,Tim Dokumentasi
website bersama
SKPD yang
terlibat
Sosialisasi Reformer,Tim Dokumentasi
website bersama 21
Pengusaha OAP Desember
2021
Sosialisasi Reformer,Tim Screenshoot
website bersama
Pengusaha OAP
7 Terkumpulnya pengumpulan data Reformer,Tim Dokumentasi,
. masukan saran pelaporan dari Notulensi
dari hasil hasil sosialisasi 24
sosialisai Desember
website 2021
PARADIGMA
Evaluasi 8 Evaluasi Evaluasi kegiatan Reformer Dokumentasi,
. Kegiatan pembuatan Notulensi
website
PARADIGMA
Diskusi bersama Reformer Dokumentasi,
Mentor Notulensi
Diskusi dan Reformer Dokumentasi,
24
Coach Notulensi
Desember
koreksi dan Reformer Dokumentasi, 2021
perbaikan aksi Notulensi
perubahan
Jangka Menengah
1 Membuat mendapat riil Reformer, tim PARADIGM 6 Bulan
. analisis dari data dilapangan data A
sebelumnya kongrit dari
beberapa interens
dengan program
PARADIGMA
untuk di jual
5 Seketariat Daerah Membantu mendukung dan merealisasikan
Aksi Perubahan
6 Tenaga IT Menyusun dan Mendisaian Website
PARADIGMA
7 Tokoh Masyarkat Dan Lembaga Membantu dan merealisasikan Aksi Perubahan
Masyarkat Adat (LMA) Kepada Masyarakat
Dalam pemetaan jejaring kerja perlu adanya strategi pengumpulan informasi. Strategi
pengumulan informasi ini pada hakekatnya adalah suatu formula untuk mendapatkan data-data
berupa pelaku usaha mikro maupun makro yang menjual produk-produk lokal berupa hasil
perikanan kelautan yang menjadi ungulan daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Peta jejaring kerja
ini perlu juga menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya tentang tindakan yang akan
dijalankan kepada masyarakat pelaku usaha OAP agar mencapai tujuan yang jelas, juga terutama
memperhitungkan SDM pada pelaku usaha mikro OAP :
Adapun jejaring kerja dalam mengumpulkan informasi yang di tempuh dalam pelaksaaan
aksi perubahan ini adalah :
1. Observasi Lapangan : Berupa bentuk pengumpulan informasi yang mengutamakan peninjauan
langsung dalam menyampaikan informasi penjualan produk sekalian mempromosikan potensi
dan produk lokal ungulan Kabupaten Teluk Bintuni, melalui Medsos dan Website
PARADIGMA
2. Wawancara Langsung : merupakan bentuk komunikasi yang tersusun berdasarkan sitematika
tahapan pelaksanaan agar mendapatkan informasi sesuia dengan kebutuhan Program
Masyrakat Digitalisasi Ekonomi Mangrove (PARADIGMA) agar dapat dimengerti oleh
Masyarakat dan Stakeholder.
F. Manejemen Resiko
Tabel 4. Resiko dan Faktor Penyebab
No Resiko Terindetifikasi Faktor Penyebab
1 Tidak cukup waktu dalam mempromosikan Website Karena waktu efektif hanya
Paradigma Kepada pengusaha OAP 3 Bulan
2 Mentransfer ilmu dalam pengunaan website kepada
masyarakat untuk dapat mempromosikan produk
lokal
3 Mengurus perijinan balai POM Karena hampir pengusaha
OAP hanya menjual kepada
pihak ke 3 yang hanya
mencari keuntungan
4 Tidak terkumpulnya data lapangan secara Karena masyarakat kurang
menyeluruh mendapatkan informasi dan
belum peduli dengan
pemasaran digitalisasi
Diskusi bersama pengiat mangrove ini bertujuan nantinya, akan meberikan data berupa
kondisi mangrove, keadan sosial masyarakat sekitar pesisir serta edukasi pentingnya menjaga
dan melestarikan mangrove di Kabupaten Teluk bintuni serta nantinya mendukung Program
Masyarkat Digitalisasi Mangrove.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2021 bertempat di ruangan Kepala Dinas
Perindakop tujuan dari pertemuan ini agar mendapat saran dan masukan serta beberapa data
penunjang dari KADIN Perindakop yang nantinya Website ini dapat berjalan seiringan bersama
Aksi Perubahan yang sedang digarap oleh Reformer.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2021 bertempat di ruangan Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB tujuan diskusi ini untuk mendapat
dukungan serta data penunjang berupa produk lokal yang dilakukan oleh ibu-ibu di Kabupaten
Teluk Bintuni.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2021 Dan bertempat didemaga
pelabuhan jeti diskusi ini bertujuan meminta persetujan dari Ketua LMA bapak Marthen Wersin.
agar aksi perubahan ini dapat membantu masyarkat dan juga peran dari LMA dapat membantu
mensosialisasikan kepada masyrakat adat, yang kehidupan dan mata pencarianya hampir semua
berprofesi sebagai nelayan kepiting, udang dan ikan.
diskusi ini reformer memaparkan hasil diskusi bersama stakholder sebelumnya, selanjunta tim IT
dan Programer memaparkan bentuk-bentuk disain Website
Gambar 16. Ketersedian Website dan Uji Coba Website Bersama Reformer
Milestone 6 : Tersosialisasinya (Lounching) Website Paradigma dikalangan
Masyarkat, OPD dan Mentor
Sebelum melakukan launching reformer melakukan sosialisasi terlebih dahulu
kepada tim internal dan beberapa SKPD Agar mendapatkan masukan dan saran
sosialisasi dilakukan meligkup :
Gambar 19. Sosialisasi bersama masyarakat dan juga OPD lingkup PEMDA Teluk Bintuni
Mestone 7 : Terkumpulnya Masukan dan saran dari hasil sosialisasi Website Paradigma
Masukan dan saran dari sosialisasi bersama mentor juga pada saat launching
Website, saran dan masukan ini menjadi bahan koreksi bagi reformer untuk dapat
melengkapi kekurangan yang ada pada website
Gambar 18. Hasil notulensi berisi masukan dan saran dari mentor dan pada saat
launching Website PARADIGMA
Mestone 8 : Evaluasi
Pada tahap ini tim kerja, berupaya untuk menyiapkan bahan dan materi terkait
penyusunan laporan pelaksaan aksi perubahan. Bahan-bahan dan materi tersebut
tentunya berasal dari berbagai kegiatan seseuai tahapan pelaksaan, baik berupa
dokumentasi, fota, notulensi, SK dan lain-lain.Evaluasi ini mengambarkan pentinya
pelaporan Program Masyarakat Digitalisasi Mangrove dan setelah adanya seminar hasil
reformer akan memperbaiki bila mana ada kesalahan dalam penulisan dan kurangnya
data-data pendukung.
Peran stakelholder baik internal maupun eksternal selama aksi perubahan sangat
mendukung dan membantu reformer serta memberikan saran dan masukan yang membangun
peran Stakeholder internal secara tidak langsung telah membangun rasa kekompakan dan
kerja sama salam satuan kerja perangkat daerah serta berperan aktif dalam membantu
Reformer. Hasil dari Program Masyarkat digitalisasi adalah wujud aslinya berupa suatu
pelayanan prima bagi masyarakat khusunya pengusaha lokal dikabupaten teluk bintuni dari
hasil kerja bersama tim yang solid.
Demikian juga Stakeholder eksternal, yaitu kepala dinas PERINDAKOP, Kepala Dinas
pemberdayan, Kepal dinas Perikanan dan Kelautan dan juga tokoh masyrakat adat yang telah
membantu memberikan data pengusaha lokal serta membantu mensosialisasikan Program
Digitalisai Ekonomi Mangrove kepada masyrarakat
I. Kendala Yang Dihadapi
1. Adanya wabah covid 19 sehingga reformer dalam mewawancarai Stekholder serta
pengusaha lokal terbatas
2. Padatnya jadwal kegiatan salah satunya reformer sedang melajutkansekolah S3
J. Infografis
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aksi perubahan yang dilaksanakan dalam mengambarkan permasalahan dalam
pemasaran untuk meningkatkan daya beli dan memajukan produk lokal sekaligus
mempromosikan potensi ungulan daerah terdapat beberapa tahap/milestone yang melibatkan tim
efektif serta tim eksternal sehingga keberhasilan dalam proses pelaksanaanya dapat berjalan baik
sesuai tahapan.
Gambaran pelaksanaan tahapan kegiatan telah menunjukan hasil dan output yang ingin
dicapai yakni tersedianya data produk ungulan daerah yang nantinya mulai diberikan edukasi
serta pelatihan agar produk-produk ungulan daerah ini dapat di eksport dan di import keluar
daerah.
Pencapaian selama pelaksanaan aksi perubahan ini intinya adalah untuk mengukur sejauh
mana peserta diklat (Reformer) mampu memimpin unit organisasinya. Disamping itu
kemampuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan Stakeholder untuk menerima dan menyetujui
aksi perubahan yang dilakukan menjadi suatu hal yang perlu bagi calon pemimpin perubahan
dalam menghadapi dinamika organisasi
B. Rekomendasi
Program Masyarakat Digitalisasi Mangrove ini dapat berkelanjutan maka diharapkan
kepada OPD lingkup SEKETARIAT DAERAH menyediakan angaran untuk dapat
dikembangkan lintas koordinasi dan kerjasama antar OPD teknis sebagai pelaksana.