PENGOLAHAN PANGAN
ACARA V
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan
buatan (sintetis). Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih
menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering
dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif
kimia. Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik
meskipun kandungan gizinya tinggi. Secara khusus tujuan penggunaan bahan
tambah makanan di dalam pangan adalah untuk mengawetkan makanan dengan
mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi
kimia yang dapat menurunkan mutu pangan, membentuk makanan menjadi lebih
baik, renyah dan lebih enak di mulut, memberikan warna dan aroma.
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut air, tetapi larut dalam
zat pelarut organic non-polar seperti aseton, alcohol, eter, benzene, kloroform dan
sebagainya. Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus,
bercabang atau membentuk struktur siklis. Lemak esensial merupakan prekursor
pembentuk hormon tertentu seperti prostagladin, lemak juga berperan sebagai
penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme, lemak
juga dapat melarutkan berbagai Vitamin, yaitu Vitamin A, D, E dan K. Lemak
yang berbentuk cair pada suhu kamar biasanya dikenal dengan minyak goreng.
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
Kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan
dengan sengaja kebahan makanan dengan berbagai tujuan.
Tujuan Praktikum
Tinjauan Pustaka
Minyak sawit tersusun atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Minyk sawit juga mengandung kandungan minor yang bermanfaat seperti beta
karoten atau provitamin A, antioksidan, dan provitamin E (tokoferol dan
tocotrienol) yang sangat diperlukan dalam proses metabolisme, serta untuk
kesehatan tubuh manusia. Kandungan antioksidan dan kandungan minor lainnya
dapat rusak pada suhu pemasan tertentu. Meski begitu, minyak sawit sangat
banyak dijadikan formulasi dalam bidang pangan dikarenakan banyak seklai
manfaatnya. Berbagai formulasi pangan dibuat dengan komposisi hanya
menggunakan minyak sawit atau dicampur dengan minyak inti sawit (Soraya,
2013).
Bahan tambah pangan secara umum merupakan bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan,
pengolahan penyiapan, perlakukan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan.
Bahan tambah pangan berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan
tekstur, serta memperpanjang masa simpan dan bukan merupakan bahan utama.
Tujuan penggunaan bahan tambah pangan adalah dapat meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi, dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan
lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan.
Penggunaan bahan tambah pangan sebaiknya dengan dosis dibawah ambang batas
yang telah ditentukan. Pengguaan bahan tambah pangan di Indonesia telah diatur
oleh Dapartemen Kesehatan. Suatu bahan pangan tidak dapat serta merta
ditambahkan pada bahan pangan, karena setiap penambahan bahan tambah sangat
mempengaruhi mutu bahan pangan (Amaliyah, 2017).
Penambahan bahan tambah dapaat menyebabkan penurunan kadar lemak
dari proses oksidasi lipid selama pemanasan. Kemudian proses oksidasi ini
semakin meningkat dengan adanya ion H+ yang berasal dari penguraian rantai
lemak akibat panas maupun dari penambahan bahan tambah pangan. Semakin
banyak jumlah bahan tambah pangan yang ditambahkan maka semakin banyak
hidrogen yang terionisasi dari bahan tambah tersebut sehingga akan meningkatkan
oksidasi dari lipid. Penurunan kadar lemak diduga disebabkan karena beberapa
bahan tambah pangan dapat mengionisasikan ion H+ yang dapat membantu
terjadinya proses oksidasi terhadap lemak. Ion H+ berikatan dengan atom oksigen
dari senyawa radikal bebas dan membentuk seperti hidrogen peroksida (H2O2)
dan radikal hidroksil (OH). Lemak memiliki peranan penting dalam peningkatan
kalori dari produk pangan, hal ini disebabkan karena lemak menyumbangkan
energi paling banyak jika dibandingkan dengan zat nutrisi lainnya (Erfiza, 2018).
Metodologi Penelitian
Prosedur Kerja
sampel
Ditambahkan 50 g
Diamkan selama 2
Ditambahkan 30 mL
Ditambahkan amilum 1%
Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Penentuan Bilangan Peroksida
Variasi Volume
Berat Bilangan
Penambahan titrasi
No Sample Sample (Na2S2O3 0,1 Peroksida
BTP (g)
(g) N) (mEq)
1 0 5.0516 0.30 1.9796
2 0.05 5.0442 0.25 0.9912
3 Minyak 0.06 5.0035 0.25 0.9993
4 Goreng 0.07 5.0076 0.25 0.9984
5 0.08 5.0038 0.30 1.9984
6 0.09 5.0721 0.35 2.9573
Blanko 0.20
Hasil Perhitungan
(Ts−Tb)X N Na2S2O3 X 1000
Angka Peroksida = berat bahan
Keterangan :
- Ts = volume Na2S2O3 yang dipakai pada sampel (ml)
- Tb = volume Na2S2O3 yang dipakai pada blanko (ml)
- N = normalitas hasil standardisasi larutan Na2S2O3
10
= 5,0516
= 1,9796 mEq
2. Variasi penambahan BTP 0,05 gram
(0,25−0,20)X 0,1 X 1000
Angka Peroksida =
5,0442
5
= 5,0442
= 0,9912 mEq
5
= 5,0035
= 0,9993 mEq
5
= 5,0076
= 0,9984 mEq
10
= 5,0038
= 1,9984 mEq
6. Variasi penambahan BTP 0,09 gram
(0,35−0,20)X 0,1 X 1000
Angka Peroksida =
5,0721
15
= 5,0721
= 2,9573 mEq
BAB V
Pembahasan
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut air, tetapi larut dalam
zat pelarut organic non-polar seperti aseton, alcohol, eter, benzene, kloroform dan
sebagainya. Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak,
malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak, monogliserida,
digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid dan lain-lain. Lemak tersusun atas
rantai hidrokarbon panjang berantai lurus, bercabang atau membentuk struktur
siklis. Lemak esensial merupakan precursor pembentuk hormon tertentu seperti
prostagladin, lemak juga berperan sebagai penyusun membran yang sangat
penting untuk berbagai tugas metabolisme, lemak juga dapat melarutkan berbagai
Vitamin, yaitu Vitamin A, D, E dan K. Lemak yang berbentuk cair pada suhu
kamar biasanya dikenal dengan minyak goreng. Lemak dan minyak terdapat pada
hampir semua bahan pangan dengan Kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak
dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja kebahan makanan dengan
berbagai tujuan.
Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan
buatan (sintetis). Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih
menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering
dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif
kimia. Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik
meskipun kandungan gizinya tinggi. Secara khusus tujuan penggunaan bahan
tambah makanan di dalam pangan adalah untuk mengawetkan makanan dengan
mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi
kimia yang dapat menurunkan mutu pangan, membentuk makanan menjadi lebih
baik, renyah dan lebih enak di mulut, memberikan warna dan aroma.
Kesimpulan
Erfiza, Novia M., D. Hasni., dan U. Syahrina. 2018. Evaluasi Nilai Gizi Masakan
Sapi dan Cuka Aren. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. Vol.
Sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia.
Soraya, Novia. 2013. Mengenal Produk Pangan dari Minyak Sawit. Bogor: IPB
Press
Tritisari, A., dan Maslan. 2020 Analisis Penambahan Kunyit (Curcuma longa L)
Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Kelapa. Jurnal