KELOLA
II. KELUHAN UTAMA : Nyeri satu badan, tidak nafsu makan, dan lemah
X. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
Tanda- Tanda Vital : TD: 90/56 mmHg, RR: 24x/menit, HR:
89x/menit, Skala Nyeri: 6/Face Pain Rating Scale
dan T: 36,5 Celcius
TB/BB (persentile) : 91 cm/12 kg
Lingkar kepala : 52 cm
Mata : Pupil Isokor, Refleks cahaya langsung maupun
tidak (+), konjungtiva tampak anemis, dan sklera
tidak tampak ikterik
Hidung : Baik, tidak ada sekret
Mulut : Baik, tidak ada tanda sianosis dan batuk
Telinga : Baik
Tengkuk : Baik, tidak ada tanda pembengkakan kalenjar
getah bening
Dada : Simetris
Jantung : BJ I > BJ II
Paru : Bunyi Nafas Vesikuler
Perut : Supel (tidak ada kelainan) dan bising usus dalam
batas normal dan tidak ada nyeri tekan pada
abdomen
Punggung : Baik
Ekstremitas : Akral teraba hangat
Kulit : Baik, CRT < 2 detik
Genetalia : Bersih
DO:
- Pemeriksaan TTV :
Tekanan Darah : 90/56
mmHg
HR : 89x/menit
T : 36,5˚C
RR : 24x/menit
- Pengkajian Nyeri :
P : Saat bergerak/tidak
bergerak
Q : Seperti ditusuk-
tusuk sebadan
R : Satu Badan
S : Skala Nyeri 6/Face
Pain Rating Scale
T : ± 5-10 menit
- Wajah pasien tampak
meringis ketika nyeri
muncul
- Pasien bersikap protektif
dengan posisi menghindari
nyeri
DS: Faktor Psikologis Defisit Nutrisi
“Anak saya tidak selera makan
dan cepat kenyang dan adek
turun berat badannya”
DO:
- K/U lemah
- IMT: 12 (Gizi Kurang)
- Makanan tampak
bersisa ½ porsi
- Berat badan turun 5 kg
(17 kg menjadi 12 kg)
DS: Kelemahan Intoleransi Aktivitas
“Anak saya lemah, semua
aktivitas saya bantu dan
digendong jika kemana-mana”
DO:
- Bed Rest
- Lemah/Lesu
- ADL dibantu
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
O:
- Pemeriksaan TTV :
TD : 93/53 mmHg
HR : 85 kali/menit
RR : 25 x/menit
T : 36,5 ˚C
- Wajah pasien tampak meringis saat nyeri
- Skala nyeri : 6/Face Pain Rating Scale
A: Nyeri Akut
P: Manajemen Nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
4. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
5. Kontrol lingkungan
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Pemberian analgesik nyeri
I: Pada Jam 14.00 Siang
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
4. Mengajarkan teknik non-farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (tarik napas
dalam dan melakukan teknik distraksi
dengan cara bermain bersama)
5. Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mengatur posisi pasien
senyaman mungkin agar nyeri tidak terlalu
terasa)
6. Memfasilitasi istirahat dan tidur
7. Memberikan analgesik nyeri (Paracetamol
Drip/8 jam)
E:
- Identifikasi Nyeri
P : Saat bergerak/tidak bergerak
Q : Seperti ditusuk-tusuk satu badan
R : Satu badan
S : Skala Nyeri 6/Face Pain Rating Scale
T : ± 5-10 menit
- Pemeriksaan TTV :
TD : 97/55 mmhg
HR : 92 kali/menit
RR : 23 x/menit
T : 36,5 ˚C
- Pasien bersikap protektif dengan posisi
menghindari nyeri
- Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
ketika menarik nafas dalam dan senang jika
diajak bermain sampai nyerinya berasa kurang
- Wajah tampak meringis ketika nyeri masih ada
Senin/ Defisit Nutrisi S:
21 Maret 2022 “Anak saya tidak selera makan dan cepat kenyang
dan adek turun berat badannya”
O:
- K/U lemah
- IMT: 12
- Makanan tampak bersisa ½ porsi
- Berat badan turun 5 kg (17 kg menjadi 12
kg
A: Defisit Nutrisi
P: Manajemen Nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
8. Berikan makanan tinggi serat,protein, dan
kalori
9. Anjurkan posisi duduk jika makan
10. Kolaborasi pemberian medikasi untuk
meningkatkan nafsu makan
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
I: Pada Jam 14.00 Siang
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
3. Memonitor berat badan
4. Memonitor asupan makanan
5. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
6. Memberikan makanan tinggi serat,protein,
dan kalori
7. Menganjurkan posisi duduk jika makan
untuk meningkatkan nafsu makan
E:
1. Status nutrisi belum membaik
2. Berat badan mengalami penurunan dari
17 kg menjadi 12 kg
3. Anak masih tidak selera makan dan cepat
kenyang
4. Makanan masih bersisa
Senin/ Intoleransi S:
21 Maret 2022 Aktivitas “Anak saya lemah, semua aktivitas saya bantu dan
digendong jika kemana-mana”
O:
- Bed Rest
- Lemah/Lesu
- ADL dibantu
A: Intoleransi Aktivitas
P: Manajemen Energi
1. Identifikasi gangguan tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
5. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus
6. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
7. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak mampu berpindah/berjalan
8. Anjurkan tirah baring
9. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
10. Anjurkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
11. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
I : Pada Jam 14.00 Siang
1. Mengidentifikasi gangguan tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor pola dan jam tidur
3. Menyediakan lingkungan yang nyaman
dan rendah stimulus
4. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
5. Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak mampu berpindah/berjalan
6. Menganjurkan tirah baring
7. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
E:
1. Anak masih tampak lemah dan ADL
dibantu
2. Pola jam tidur baik (± 11 jam/hari)
3. Menganjurkan tirah baring
O:
- Pemeriksaan TTV :
TD : 93/53 mmHg
HR : 85 kali/menit
RR : 25 x/menit
T : 36,5 ˚C
- Wajah pasien tampak meringis saat nyeri
- Skala nyeri : 4/Face Pain Rating Scale
A: Nyeri Akut
P: Manajemen Nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
4. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
5. Kontrol lingkungan
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Pemberian analgesik nyeri
I: Pada Jam 14.00 Siang
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
4. Mengajarkan teknik non-farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (tarik napas
dalam dan melakukan teknik distraksi
dengan cara bermain bersama)
5. Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mengatur posisi pasien
senyaman mungkin agar nyeri tidak terlalu
terasa)
6. Memfasilitasi istirahat dan tidur
7. Memberikan analgesik nyeri (Paracetamol
Drip/8 jam)
E:
- Identifikasi Nyeri
P : Saat bergerak/tidak bergerak
Q : Seperti ditusuk-tusuk satu badan
R : Satu badan
S : Skala Nyeri 4/Face Pain Rating Scale
T : ± 5-10 menit
- Pemeriksaan TTV :
TD : 97/55 mmhg
HR : 92 kali/menit
RR : 23 x/menit
T : 36,5 ˚C
- Pasien bersikap protektif dengan posisi
menghindari nyeri
- Nyeri sudah mulai berkurang
- Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
ketika menarik nafas dalam dan senang jika
diajak bermain sampai nyerinya berasa kurang
- Wajah tampak meringis ketika nyeri masih ada
Selasa/ Defisit Nutrisi S:
22 Maret 2022 “Anak saya sudah mulai mau makan dan BB adek
belum naik”
O:
- K/U lemah
- IMT: 12
- Makanan tampak bersisa ½ porsi
- Berat badan turun 5 kg (17 kg menjadi 12
kg
A: Defisit Nutrisi
P: Manajemen Nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
8. Berikan makanan tinggi serat,protein, dan
kalori
9. Anjurkan posisi duduk jika makan
10. Kolaborasi pemberian medikasi untuk
meningkatkan nafsu makan
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
I: Pada Jam 14.00 Siang
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
3. Memonitor berat badan
4. Memonitor asupan makanan
5. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
6. Memberikan makanan tinggi serat,protein,
dan kalori
7. Menganjurkan posisi duduk jika makan
untuk meningkatkan nafsu makan
E:
1. Status nutrisi belum membaik
2. Berat badan mengalami penurunan dari
17 kg menjadi 12 kg
3. Selera makan anak sudah mulai membaik
dan anak sudah mau makan walaupun
tidak habis seporsi
4. Makanan masih bersisa
Selasa/ Intoleransi S:
22 Maret 2022 Aktivitas “Anak saya lemah, semua aktivitas saya bantu dan
digendong jika kemana-mana”
O:
- Bed Rest
- Lemah/Lesu
- ADL dibantu
A: Intoleransi Aktivitas
P: Manajemen Energi
1. Identifikasi gangguan tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
5. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus
6. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
7. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak mampu berpindah/berjalan
8. Anjurkan tirah baring
9. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
10. Anjurkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
11. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
I : Pada Jam 14.00 Siang
1. Mengidentifikasi gangguan tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor pola dan jam tidur
3. Menyediakan lingkungan yang nyaman
dan rendah stimulus
4. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
5. Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak mampu berpindah/berjalan
6. Menganjurkan tirah baring
7. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
E:
1. Anak masih tampak lemah dan ADL
dibantu
2. Pola jam tidur baik (± 11 jam/hari)
3. Menganjurkan tirah baring