Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PIO DAN KONSELING

KONSELING OBAT KHUSUS

Penyusun
Nama : Masrifan Alifatul Huda
Nim : 20210006
Kelas Golongan : - / Golongan 2
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 02 Juni 2022
Dosen Pembimbing : Rafiastiana Capritasari, M.Farm.,Apt.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
2022
A. TUJUAN
Mampu menyediakan informasi mengenai obat atau konseling kepada
pasien menggunakan media leaflet atau brosur, mampu menambah
pengetahuan informasi obat kepada pasien. Supaya meningkatkan
keberhasilan terapi. Menghormati pilihan pasien dalan menjalankan terapi,
dan meminimalkan resiko efek samping.

B. DASAR TEORI
PIO didefinisikan sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
apoteker maupun asisten apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,
tidak bias, dan terkini baik kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien . Kegiatan yang dilakukan dalam PIO dapat
berupa :
a. Pemberian informasi kepada konsumen secara aktif maupun pasif
melalui surat, telfon, atau tatap muka,
b. Pembuatan leaflet, brosur, maupun poster terkait informasi kesehatan,
c. Memberikan informasi pada Panitia Farmasi Terapi (PFT) dalam
penyususnan formularium Rumah Sakit,
d. Penyuluhan
e. Penelitian

Informasi yang diberikan pada pasien dapat berupa waktu


penggunaan, lama penggunaan, cara penggunaan obat yang benar, efek yang
timbul dari pengobatan, cara penyimpanan obat, serta informasi penting
lainnya seperti efek samping, interaksi obat, kontra indikasi, atau kondisi
tertentu seperti hamil dan menyusui.
Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia, Informasi
Spesialite Obat Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasianal Indonesia (IONI),
Farmakologi dan Terapi, serta buku-buku lainnya.
Konseling berasal dari kata counsel yang artinya saran, melakukan
diskusi dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu
dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang
memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga
klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan
masalah.
Tujuan konseling secara umum adalah meningkatkan keberhasilan
terapi, menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi, meminimalkan
resiko efek samping, memaksimalkan efek terapi. sedangkan secara khsuus
adalah meningkatkan hubungan kepercayaan antara pemberi informasi
dengan pasien, membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan
obatnya, membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan
penyakitnya, menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien.
Manfaat konseling bagi pasien adalah menjamin keamanan dan efektifitas
pengobatan, membantu dalam perawatan kesehatan sendiri, membantu
pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu, meningkatkan efektifitas
dan efisiensi biaya kesehatan serta menurunkan kesalahan penggunaan obat
Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dan elemen
kunci dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya
melakukan kegiatan compounding dan dispensing saja, tetapi juga harus
berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dimana dijelaskan
dalam konsep Pharmaceutical Care Dapat disimpulkan bahwa pelayanan
konseling pasien adalah suatu pelayanan farmasi yang mempunyai tanggung
jawab etikal serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan edukasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat. Kegiatan konseling dapat
diberikan atas inisiatif langsung dari apoteker mengingat perlunya pemberian
konseling karena pemakaian obat-obat dengan cara penggunaan khusus, obat-
obat yang membutuhkan terapi jangka panjang sehingga perlu memastikan
untuk kepatuhan pasien meminum obat. Konseling yang diberikan atas
inisiatif langsung dari apoteker disebut konseling aktif. Selain konseling aktif
dapat juga konseling terjadi jika pasien datang untuk berkonsultasi kepada
apoteker untuk mendapatkan penjelasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk konseling seperti ini
disebut konseling pasif .
Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap. Konseling dapat diberikan kepada pasien
langsung atau melalui perantara. Perantara yang dimaksud disini adalah
keluarga pasien, pendamping pasien, perawat pasien, atau siapa saja yang
bertanggung jawab dalam perawatan pasien.

C. ALAT DAN BAHAN


- Suppositoria Superhoid
- Suppositoria Flagystatin
- Suppositoria Clysma

D. CARA KERJA
1. Cuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih
2. Buka bungkus suppositoria
3. Bagian ujung Suppositoria yang runcing olesi dengan air
4. Berbaring miring kekiri ditempat tidur dan tekuk kaki kanan ke arah
perut
5. Gunakan tangan kiri untuk membuka mulut dubur lalu tahan,
kemudian masukkan suppositoria kedalam dubur dengan posisi bagian
ujungnya terlebih dahulu dengan jari telunjuk kanan sedalam 1cm
(anak) atau 5cm (dewasa)
6. Turunkan kaki kanan dan tahan posisi tubuh tetap dalam posisi
tersebut selama 5-10 menit agar suppositoria didalam dubur meleleh
dan tidak keluar dari dubur
7. Cuci tangan kembali dengan sabun sampai bersih

E. DATA PENGAMATAN
F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini mahasiswa harus mampu membuat sebuah


leaflet, leaflet tersebut berisi informasi mengenai sediaan obat khusus, obat
khusus tersebut saya memilih suppositoria. Suppositoria adalah obat padat
berbentuk kerucut atau peluru yang dimaksudkan ke dalam tubuh melalui
anus/rectum, uretra, atau vagina.

Tujuan pemberian obat melalui rektum, uretra, dan vagina adalah


memudahkan proses penyerapan obat yang tidak bisa di serap dengan baik
melalui lambung atau usus.

Suppositoria diperuntukan untuk pasien untuk kondisi tidak mampu


menelan obat dengan alasan apa pun, selalu muntah dan tidak mampu
menahan pil atau cairan dalam perutnya, mengalami kejang sehingga tidak
dapat mengonsumsi obat secara oral (melalui mulut). memiliki penyumbatan
yang menghambat atau menghentikan pergerakan obat dalam saluran
pencernaan.

Berdasarkan jalur masuknya, suppositoria terbagi menjadi tiga kategori


dibawah ini yaitu

1. Suppositoria rektal
Suppositoria rektal masuk ke tubuh melalui anus atau rectum, obat ini
memiliki Panjang 2,5 cm dengan ujung yang membulat. Dokter biasanya
meresepkan untuk mengatasi gangguan pencernaan dan kondisi medis
yaitu sembelit, ambeien (wasir), mual, mabuk perjalanan, gatal dan nyeri,
kejang, reaksi alergi.

2. Suppositoria Vagina
Suppositoria vagina merupakan obat padat berbentuk lonjong yang
dimasukkan melalui vagina.

Pemakaian obat memalui rektal mempunyai keuntungan disbanding


pemakaian oral atau pemakaian laiinnya keuntungan tersebut anatara lain
tidak mudah merusak lambung, tanpa rasa tidak enak misalnya mual, mudah
dipakai, bahkan pada saat pasien tidak sadarkan diri dan sulit menelan, dapat
digunakan untuk penyembuhan pada anak anak, pemakaian suppositoria pada
umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, dan dapat menghindari obat oleh
pengaruh pH atau aktivitas enzimatik.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa beberapa
obbat yang diberikan per rektal diabsorbsi lebih cepat dari pada diberikan
peroral.

G. KESIMPULAN

Pada hasil penilitian tentang konseling obat obatan khusus yaitu


suppositoria disimpulkan bahwa obat khusus harus wajib diberi konseling
supaya menghindari hal hal yang tidak diinginkan atau fatal.
H. DAFTAR PUSTAKA
1. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/
123456789/26910/99613244%20Vyta%20Dwi%20Aryanti.pdf?
sequence=1 (Definisi Suppositoria)
2. Modul Petunjuk Praktikum Konseling dan PIO
3. https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/obat/perhatikan-cara-pakai-
obat-suppositoria-yang-benar/

Anda mungkin juga menyukai