Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dan
atas segala Rahmat-Nya, karya ilmiah dengan judul “Perbandingan Cerita Antara
Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dengan Film Laskar Pelangi Karya Riri
Riza” dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Karya tulis ini menganalisis tentang perbedaan dan persamaan yang
terdapat dalam suatu novel terkenal berjudul Laskar Pelangi. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk
yang kompleks sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Karya ilmiah ini dapat tersusun karena mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan karya ilmiah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Sita selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
2. Seluruh warga kelas XI IPA 4 SMA Negeri 38 Jakarta.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima
dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini.
Mudah-mudahan karya ilmiah ini menggugah minat penulis lain untuk
meneliti, menulis, dan membahas serta mempelajari karya-karya film yang diangkat
dari novel-novel, bermanfaat, khususnya bagi para pembacanya

Jakarta, 18 Januari 2009

Penulis

-1-
Daftar Isi

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Bab I
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Bab II
Pengertian novel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
Pengertian Film . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
Perbedaan antara Novel dan Film Laskar Pelangi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
Analisis Perbedaan antara Novel dan Film Laskar Pelangi . . . . . . . . . . . . . . 6
Analisis Persamaan antara Novel dan Film Laskar Pelangi . . . . . . . . . . . . . . .12
Bab III
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

-2-
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, banyak seniman muda yang mencurahkan ide-ide atau cerita-
ceritanya dalam bentuk karya tulis. Kegiatan tersebut merupakan suatu wujud yang
mempunyai maksud-maksud tertentu, antara lain dikarenakan untuk kegiatan mengisi
waktu luang, hobi, atau bahkan untuk mencari uang.
Banyak karya tulis yang ditampilkan dalam bentuk yang beraneka ragam,
salah satunya yaitu novel. Jenis novel bermacam-macam, diantaranya novel lama
(novel perjuangan, novel tentang seorang tokoh, novel hikayat, dan novel tentang
suatu tempat ), novel terjemahan dan novel Indonesia (novel tentang pengalaman
pribadi, novel percintaan, novel kehidupan modern, novel tentang kehidupan, bahkan
ada novel yang diangkat dari sebuah buku harian). Di Indonesia, novel merupakan
karya tulis yang digemari oleh penduduknya, sehingga mucullah istilah Teenlit dan
Best Seller. Teenlit merupakan ajang untuk memotivasi para remaja dalam novel. Tak
hanya itu, di Indonesia sudah banyak penulis yang berpengalaman. Biasanya, karya
novelnya menceritakan tentang kehidupan manusia yang sangat bermakna atau
menambah wawasan dan inspirasi bagi para pembacanya sehingga novel tersebut
sangatlah diminati.
Agar masyarakat semakin tertarik untuk menikmati cerita yang telah dikarang
penulisnya dan karena tak semua orang gemar membaca, maka hal itu merupakan
kendala yang paling mendasar bagi penulis novel dalam menyampaikan atau
mencurahkan ide atau ceritanya ke dalam bentuk novel (karya tulis), maka secara
kreatif dibuatlah film yang ceritanya diangkat dari novel-novel yang diminati
masyarakat. Salah satunya adalah ”Laskar Pelangi”. Laskar Pelangi merupakan novel
karya Andrea Hirata yang dijadikan sebuah karya film yang disutradarai oleh Riri
Riza.
Namun kenyataannya, dalam penggambaran cerita novel Laskar Pelangi
kedalam film Laskar Pelangi ditemukan banyak perbedaan. Sehingga menimbulkan

-3-
pendapat yang bermacam-macam antar para penikmat Laskar Pelangi. Ada yang
menyatakan puas, namun ada pula yang menyatakan tidak. Maka dalam karya ilmiah
ini kami akan membahas dimana letak perbedaan-perbedaan maupun persamaan-
persamaan dalam penggambaran ceritanya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang tersebut, masalah yang akan kami bahas dalam
karya ilmiah ini adalah perbandingan antara novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata dengan film Laskar Pelangi yang disutradarai oleh Riri Riza. Sehingga
perumusan masalah dalam karya ilmuah ini adalah perbandingan penggambaran cerita
antara novel Laskar Pelangi dengan film Laskar Pelangi.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan kami membahas masalah perbandingan panggambaran cerita


antara novel Laskar Pelangi dengan film Laskar Pelangi adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan penggambaran cerita antara novel Laskar
Pelangi dengan film Laskar Pelangi;
2. Untuk mengetahui persamaan penggambaran cerita antara novel Laskar
Pelangi dengan film Laskar Pelangi;
3. Untuk mengarahkan para sutradara dalam mengangkat sebuah novel menjadi
film;
4. Untuk mendapatkan hasil atau kualitas yang memuaskan pada suatu cerita,
baik dalam bentuk novel maupun dalam bentuk film.

1.4 Metode Penelitian

Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode
penelitian non hipotesis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari
mengganalisis novel dan film. Sedangkan sumber datanya berupa novel dan film
Laskar Pelangi.

-4-
Bab II
ISI

2.1 Pengertian Novel


Menurut situs Wikipedia Indonesia, novel Novel adalah sebuah karya fiksi
prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari
bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen,
dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam
kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif
tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Hal itu dikarenakan
roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih
banyak jika dibandingkan dengan novel.

2.2 Pengertian Film


Film menurut situs Wikipedia Indonesia diartikan sebagai adalah gambar yang
hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar' yang
diserap dari bahasa Inggris). Secara kolektif , film sering disebut dengan “sinema”.
Sedangkan penjabaran dari gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari
hiburan, dan juga bisnis.

2.3 Perbedaan antara novel dan film Laskar Pelangi

Antara novel dan film Laskar Pelangi, penulis menemukan beberapa


perbedaan yang membuat para penikmat novel maupun film Laskar Pelangi makin
menemukan ketertarikan untuk menikmati kedua karya tersebut, baik film maupun
novelnya. Berikut perbedaan antara novel dan film Laskar Pelangi.
2.1.1. Penokohan
Biasanya di dalam suatu karya non fiksi, terdapat banyak tokoh cerita atau pelaku
cerita. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan

-5-
waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh
tentu ada penyebabnya,dalam hal ini adalah tindakan-tindakan atau peristiwa
sebelumnya. Adapun pengertian penokohan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi kedua adalah penciptaan citra tokoh di dalam karya sastra. Sedangkam menurut
penulis sendiri penokohan adalah pelukisan tokoh/pelaku melalui sfat-sifat dan
tingkah laku dalam cerita.

2.2.2. Penggambaran cerita


Definisi penggambaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga
adalah suatu cara, proses, perbuatan gambar, penceritaan atau penguraian. Lalu
definisi cerita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah tuturan
yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa atau kejadian.
Menurut kesimpulan dari penulis, penggambaran cerita adalah penguraian cerita yang
mengisahkan terjadinya suatu hal dan kejadian.

2.2.3 Setting atau latar


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua baik ketiga, tidak ditemukan
kata setting. Oleh karena setting di dalam novel maupun film dapat diartikan sebagai
latar, penulis menyimpulkan setting sama dengan latar. Adapun definisi dari latar
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua adalah keterangan mengenai
waktu, ruang, dan situasi yang menyertai suatu kejadian. Sedangkan menurut penulis,
latar adalah penjabaran dan penjelasan mengenai suatu keadaan yang mencakup
waktu, tempat dan suasana yang terjadi dalam suatu peristiwa

2.2.4 Adegan dalam cerita


Mernurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, adegan didefinisikan
sebagai bagian dalam suatu babak dalam sandiwara. Lalu berdasarkan kesimpulan
penulis adegan adalah suatu cerita yang dilakonkan pelaku dalam bentuk
pengekspresian diri.

2.4 Analisis Perbedaan Laskar Pelangi

Laskar Pelangi adalah sebuah kisah anak bangsa yang menggambarkan


perjuangan guru dan 10 siswa di Belitong untuk sebuah pendidikan. Ide pembuatan

-6-
film ini berawal dari rasa kagum Mira Lesmana dan Riri Riza selaku Produser dan
Sutradara film ini terhadap buku karya Andrea Hirata yang diterbitkan pertama kali
pada tahun 2004. Mira Lesmana selaku produser mengungkapkan bahwa buku novel
Laskar Pelangi sanggup membuat kita merasa bangga jadi orang Indonesia dan
memompa semangat serta optimisme kebangasaan dengan adanya karakter anak-anak
Laskar Pelangi, Ibu Muslimah dan Bapak Harfan yang ambisius dan mempunyai cita-
cita luhur dan besar.

2.4.1. Penokohan

Sebelum penulis menganalisa perbedaan penokohan antara film dan novel Laskar
Pelangi, berikut ini akan dicantumkan daftar pemeran tokoh-tokoh dalam film Laskar
Pelangi :

 Ibu Muslimah : Cut Mini

 Pak Harfan : Ikranagara

 Pak Mahmud : Zulkarnaen

 Ayah Ikal : Mathias Muchus

 Ibu Ikal : Rieke Diah Pitaloka

 Pak Bakri : Teuku Rifnu Wikana

 Ikal (dewasa) : Lukman Sardi

 Lintang (dewasa) : Ario Bayu

 Ikal : Zulfanny

 Mahar : Verrys Yamarno

 Lintang : Ferdian

 Kucai : Yogi Nugraha

 Syahdan : M. Syukur Ramadan

 A Kiong : Suhendri

-7-
 Borek : Febriansyah

 Harun : Jeffry Yanuar

 Trapani : Suhariyadi Syahramadhan

 Sahara : Dewi Ratih Ayu Safitri

 A Ling : Levina

Antara film dan novel, penulis menemukan beberapa perbedaan yang


berhubungan dengan penokohan karena di dalam film terdapat penambahan tokoh
baru yang tidak ditemui di dalam novel. Penambahan tokoh – tokoh tersebut
merupakan hasil buah pikir dari penulis skenario film Laskar Pelangi, Salman Aristo
dengan bantuan Riri Riza dan Mira Lesmana.

Contoh pertama yaitu di dalam novel Laskar Pelangi tidak terdapat tokoh Pak
Guru Bakri, sedangkan di dalam filmnya terdapat tokoh Pak Bakri yang perankan
oleh Teuku Rifnu Wikana. Di dalam film, tokoh tersebut digambarkan sebagai
seorang guru SD Muhammadiyah yang tidak ikhlas dalam mengajar. Hal itu
dilatarbelakangi oleh gajinya selama beberapa bulan yang dibayarkan, karena
pendapatan dari SD tersebut sangat minim, sehingga pada akhirnya Pak Bakri
memutuskan untuk pindah ke SD PN Timah.

Contoh selanjutnya ialah tokoh Pak Mahmud. Sebenarnya tokoh Pak Mahmud
ditemukan di novel maupun film Laskar Pelangi. Namun yang membedakan dari
tokoh tersebut adalah sifat dari tokoh tersebut antara di novel dan film Laskar Pelangi.
Jika yang di novel Laskar Pelangi, Pak Mahmud adalah tokoh antagonis karena pada
saat cerdas cermat beliau menyalahkan jawaban dari Lintang yang sebenarnya betul.
Namun walaupun begitu, tim dari Lintang tetap menjuarai cerdas cermat tersebut.
Sedangkan tokoh Pak Mahmud di dalam film Laskar Pelangi adalah tokoh
protagonis , karena membenarkan jawaban Lintang yang dianggap salah oleh juri,
sehingga sangat membantu proses kemenangan tim dari Lintang.

Penulis juga menemukan perbedaan tokoh antara novel dan film Laskar Pelangi
yaitu pada peserta lomba cerdas cermat yang mewakili SD Muhammadiyah. Di dalam
novel, tim yang mewakili SD Muhammadiyah terdiri dari : Lintang, Ikal, dan Sahara.
Sahara membantu kemenangan dari segi Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan di

-8-
dalam film, tim yang mewakili SD Muhammadiyah terdiri dari: Lintang, Ikal, dan
Mahar. Mahar membantu kemenangan dari segi Pengetahuan Lagu Nasional karena
saat ditanyakan judul lagu yang dinyanyikan oleh juri, hanya Mahar yang dapat
menjawab pertanyaan tersebut.

Perbedaan lain dari segi penokohan ialah tokoh yang mengantar kepindahan Flo
dari SD PN Timah ke SD Muhammadiyah. Jika di novel, yang mengantar Flo adalah
ayahnya langsung karena ayahnya ingin menitipkan anaknya secara langsung kepada
guru SD Muhammadiyah. Sedangkan di dalam film, yang mengantar kepindahan Flo
adalah asisten ayahnya yang sangat lucu yang kerap kali bersin setiap berbicara.

2.4.2 Penggambaran Cerita

Menurut penulis, perbedaan penggambaran cerita dalam novel dan film Laskar
Pelangi cukup dominan, karena cukup banyak ditemukan perbedaannya. Maksud dari
perbedaan penggambaran cerita ialah cerita atau peristiwa-peristiwa yang terjadi
antara film dan novel Laskar Pelangi berintikan hal yang sama, namun dalam
penyampaian ceritanya, diungkapkan dalam lakon dan ekspresi diri yang berbeda.

Contoh pertama adalah ketika A Ling memberikan kado kenangan kepada Ikal.
Di dalam novel, kado tersebut berisikan sebuah buku yang berjudul “ Seandainya
Mereka Bisa Bicara” karangan Herriot. Sedangkan pada film, hadiah yang diberikan
adalah kotak yang berisi buku harian dan bunga-bunga.

Perbedaan penggambaran cerita yang kedua ialah ketika mengikuti karnaval di


Belitong. Pada novelnya, peserta karnaval dari SD Muhammadiyah adalah 30 orang
yang terdiri dari 10 orang Laskar Pelangi dan 20 adik kelas mereka. Sedangkan pada
filmnya, peserta karnaval dari SD Muhammadiyah, hanya diwakili oleh 10 orang
Laskar Pelangi.

Perbedaan yang ketiga adalah pada saat Flo tersesat di hutan. Pada novelnya,
digambarkan para pencari yang meminta bantuan paranormal, lalu Laskar Pelangi
juga dengan sukarela membantu. Lalu disinilah awal persahabatan Laskar Pelangi
dengan Flo. Sedangkan pada filmnya,digambarkan para pencari berteriak memanggil
nama Flo, lalu tak lama kemudian di layar, langsung nampak Flo sedang melamun
diatas pohon. Jadi pada saat pencarian, penggambaran cerita di novel, Flo lebih cepat
ditemukan dibandingkan dengan penggambaran di dalam film.

-9-
Perbedaan penggambaran cerita lainnya ialah persahabatan antara Flo dan Mahar.
Jika di buku, diceritakan panjang lebar persahabatan mereka yang membentuk
perkumpulan spiritual. Sedangkan di dalam film, tidak digambarkan dan diceritakan
bagaimana Flo dan Mahar membangun perkumpulan spiritual tersebut dan berkelana
ke tempat-tempat mistis bersama.

Contoh perbedaan penggambaran cerita yang terakhir adalah pada saat Flo dan
Laskar Pelangi menemui Tuk Bayan Tula. Jika di dalam novel perjalanan
digambarkan dengan penuh bahaya dan rintangan . Perjalanan tersebut dipimpin oleh
Flo. Sedangkan di dalam filmnya, tidak digambarkan bagaimana perjalanan mereka
berlayar menemui Tuk Bayan Tula secara menarik.

2.4.3 Setting

Perbedaan setting atau latar di sini dimaksudkan bahwa dalam menceritakan


beberapa peristiwa yang terjadi di dalam cerita Laskar Pelangi, latar dari peristiwa
tersebut berbeda yang dapat dilihat dari latar tempat, latar waktu dan latar suasana.
Akan tetapi, adegan dan tokoh-tokoh yang memerankan cerita tersebut tetap sama.

Contoh pertama adalah perbedaan setting waktu yang ditemukan penulis pada
pertemuan pertama antara Ikal dan A Ling. Jika di dalam novel, A Ling dan Ikal
bertemu sehabis sembahyang rebutan di Klenteng. Sedangkan pada filmnya, mereka
bertemu saat acara keluarga A Kiong. A Kiong adalah anggota Laskar Pelangi yang
merupakan sepupu dari A Ling.

Bila contoh pertama tadi adalah contoh perbedaan setting dari segi waktu,
perbedaan yang kedua adalah dari segi tempat. Di dalam novel, Flo tersesat dihutan
yang settingnya benar-benar ditonjolkan hutan yang sangat liar.Sedangkan di dalam
film, settingnya tidak digambarkan seperti hutan yang liar, melainkan campuran
antara hutan dan rawa serta danau sehingga tidak terlihat menyeramkan.

Perbedaan setting yang ketiga ialah dari segi suasana. Jika dalam novel, suasana
pada saat perjalanan berlayar menemui Tuk Bayan Tula sangat menegangkan dan
memicu adrenalin. Sedangkan suasana dalam film pada saat berlayar tidak
digambarkan secara menegangkan, jadi seperti perjalanan biasa yang tidak memicu
adrenalin.

- 10 -
Perbedaan setting yang terakhir adalah dari segi waktu,yaitu tentang lama
bersekolah di SD Muhammadiyah. Di dalam novel, Laskar Pelangi bersekolah selama
sembilan tahun , dengan kata lain masa SMP ( Sekolah Menengah Pertama) mereka
dihabiskan di situ juga. Sedangkan di dalam film, seluruh kejadian seolah-olah terjadi
ketika mereka duduk di kelas 5 SD atau saat masih SD.

2.4.4 Adegan dalam cerita

Dalam anak sub bab ini, penulis akan membahas perbedaan adegan-adegan yang
merupakan buah pikir dari Andrea Hirata yang dituangkan dalam bentuk karya novel
dengan buah pikir dari Riri Riza yang disajikan dalam sebuah karya film pada cerita
Laskar Pelangi. Perbedaaan adegan yang dimaksud oleh penulis adalah cerita-cerita
atau peristiwa-peristiwa yang sama hanya pada segi tokoh-tokoh yang
memarankannya. Namun, pada segi lainnya antara lain dari segi maksud/inti cerita
dan setting/ latar serta penggambaran cerita berbeda.

Contoh yang pertama adalah ketika Lintang mendaftar ke sekolah. Adegan dalam
novel, Lintang diantar oleh orang tua. Sedangkan adegan dalam film, Lintang tidak
diantar oleh orang tuanya melainkan ia pergi sendiri ke sekolah dengan mengendarai
sepeda tua milik ayahnya.

Perbedaan adegan selanjutnya adalah ketika Pak Harfan meninggal di dalam film,
yang sebenarnya tidak ada adegan tersebut didalam novel. Hal itu hanya ada dalam
skenario film.

Perbedaan adegan selanjutnya, terdapat saat adegan tokoh Bodenga. Di dalam


novel, Bodenga sering muncul karena ia menghibur Ikal yang kehilangan A Ling.
Sedangkan dalam adegan di film, tokoh ini hanya sekali muncul, yaitu pada saat
mengusir buaya yang menghadang jalan Lintang ketika ingin menuju lomba cerdas
cermat.

Contoh perbedaan adegan selanjutnya adalah saat peran tokoh Trapani, salah satu
anggota Laskar Pelangi. Di dalam novel tokoh Tripani digambarkan sebagai tokoh
yang paling tampan dan sering dibicarakan. Berbeda dengan di novel, peran tokoh
Trapani di dalam film sangat kurang.

Perbedaan adegan yang terakhir adalah adegan pada saat proses lomba cerdas
cermat dalam mengejar skor. Di dalam novel, adegan ini didominasi oleh tim SD

- 11 -
Muhammadiyah yang selalu berhasil menjawab pertanyaan terlebih dahulu dibanding
SD PN Timah sehingga skorny berbeda jauh. Sedangkan di dalam film, adegan dalam
menjawab setiap pertanyaan berlangsung secara cepat, karena terjadi persaingan yang
ketat, siapa yang menjawab pertanyaan lebih dahulu, sehingga skor hanya berbeda
tipis.

2.5 Analisis Persamaan antara Novel dan Film Laskar Pelangi

Setelah membahas berbagai perbedaaan seperti pada penokohan, penggambaran


cerita, setting atau latar, dan adegan cerita, penulis akan menganalisis persamaan
antara novel dan film Laskar Pelangi. Karena sebenarnya kedua karya tersebut
berceritakan kisah yang sama, tentang perjuangan seorang guru yang dengan ikhlas
mengajar 10 orang muridnya demi pendidikan yang lebih layak padahal dengan
fasilitas yang sangat kurang karena sekolah mereka terpencil yaitu di pedalaman
Belitong. Namun untuk menambah menariknya cerita dan menambah minat para
penikmat karya sastra dan karya perfilman, maka perbedaan penggambaran cerita
Laskar Pelangi melalui peristiwa-peristiwa di dalam film merupakan hasil buah pikir
dari penulis skenario yaitu Salman Aristo dan sutradara Riri Riza yang menunjukkan
cirri khas dari diri mereka masing-masing. Dan penggambaran cerita pada novelnya
sendiri, juga menunjukkan ciri khas dari Andrea Hirata, penulis novel best seller ini.

Selain dari kisahnya, persamaan juga ditemukan pada nilai – nilai yang
terkandung di dalam kedua karya tersebut khususnya nilai moral dan nilai sosial.
Untuk nilai moral, Laskar Pelangi mengajarkan kepada kita untuk berjuang demi
hidup, apalagi untuk pendidikan. Karena segala sesuatunya harus dicapai dengan
perjuangan dan niat yang kuat maka perjuangan itu pun tidak akan sia. Lalu mereka
juga mengajarkan tentang eratnya persahabatan dalam berjuang menghadapi rintangan
yang ada. Hal itu merupakan nilai sosial yang dapat ditemukan pada kedua karya
tersebut.

- 12 -
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, dapat ditimbulkan bahwa


dalam novel dan film Laskar Pelangi, penulis menemukan beberapa perbedaan
diantaranya penokohan, penggambaran cerita, setting atau latar, dan adegan dalam
cerita. Pada perbedaan pertama, yaitu pada segi penokohan, penulis menemukan
penanambahan tokoh baru pada film, dan terdapat perbedaan karakter tokoh.

Lalu perbedaan yang kedua adalah dari segi penggambaran cerita yang terlihat
perbedaan sangat dominan. Sebenarnya inti yang diceritakan sama antara novel dan
filmnya, yang membedakan ialah penyajian atau penyampaian dalam bentuk drama.

Untuk perbedaan ketiga, penulis menemukan perbedaan dari segi setting atau
latar yang terdiri atas latar tempat, waktu dan suasana. Dan yang terakhir adalah pada
segi adegan dalam cerita. Penulis menemukan perbedaan adegan dalam cerita yaitu,
adanya babak antara film dan novel yang tokohnya sama, tapi tidak pada unsur-unsur
lainnya seperti cerita dan latar.

Dan yang terakhir, kedua karya tersebut mengandung amanat dan nilai-nilai
yang sangat baik untuk kita pelajari dan kita terapkan pada kehidupan sehari-hari,
yaitu mengenai perjuangan dalam menghadapi kerasnya hidup.

Perjuangan yang dimaksudkan dalam Laskar Pelangi sangatlah menggugah


hati dan perasaan kita, terutama untuk para pelajar agar dapat bersyukur atas
kemudahan pendidikan yang telah didapatkan dengan cara belajar yang baik dan
berusaha untuk berprestasi di bidangnya masing-masing sesuai dengan kemampuan.

- 13 -
3.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan untuk para pembaca adalah diharapkan para pembaca
novel ini dapat lebih mengenal dan mengetahui akan perbedaan penggambaran cerita
penokohan yang ada dalam novel ini. Lalu hendaknya pembaca mengambil hikmah
dan nilai-niai yang terkandung melalui kedua karya tersebut sebagai salah satu
pelajaran dalam hidup untuk memotivasi pemuda Indonesia berubah lebih baik demi
kemajuan bangsa. Dan hendaknya kita semua dapat meneladani sifat-sifat dari tokoh
utama dalam kehidupannya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

- 14 -
Daftar Pustaka

Sumardjo, Jakob. 1981. Segi Sosiologis Novel Indonesia. Jakarta: Pustaka Prima

Moeliono, Anton M. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka

Ali, Lukman. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka

Sayuti, Prof. Dr. Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama
Media

Ismail, H. Usmar. 1986. Mengupas Film. Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan

Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai