Anda di halaman 1dari 9

ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM (MAZHAB MAINSTREAM)

Muftihatul Rahma, Azriani Ahmad Wardi

Prodi Hukum Ekonomi Syariah | Fakultas Syariah dsn Ilmu Hukum Islam

Institut Agama Islam Negeri ParePare

Abstrak

Mazhab maenstream merupakan ilmu ekonomi yang memiliki pandangan bahwa perbedaan utama
antara ilmu konvensional dengan ilmu ekonomi islam terletak pada cara unutk mencapai tujuan ilmu
ekonomi itu sendiri. Pemikiran mazhab mainstream inilah yang paling banyak memberikan warna dalam
wacana ilmu ekonomi islam sekarang. Perbedaannya dengan ekonomi konvensional terletak pada
mekanisme menyelesaikan masalah ekonomi dimana menurut mazhab mainstream ini penyelesaian
masalah ekonomi merujuk pada Al-Qur’an Dan As-Sunnah. Sesuai dengan namanya Mazhab
Mainstream ini mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka lebih
moderat serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi konvensional sehingga
lebih mudah diterima oleh masyarakat. Terdapat beberapa hal penting yang diatur didalam mazhab
mainstream ini diantaranya keseimbangan di pasar uang yang didalamnya juga termasuk keseimbangan
permintaan dan penawaran uang. Selain pasar uang tedapat juga keseimbangan dalam fungsi Saving,
Investment, dan income serta penjelasan terkait uang dan perekonomian.

Keywords : Mazhab Mainstream, Pasar Uang, Perekonomian islam

PENDAHULUAN

Ekonomi Islam tidak hanya diawali dari adanya krisis ekonomi global yang tengah melanda
berbagai negara, tidak pula hanya berdasar pada adanya peluang dan prospek besar dari sisi bisnis
ekonomi Islam itu sendiri, tapi lebih karena menyentuh landasan yang paling mendasar yakni tekstualitas
dan kontekstualitas. Pertama, Faktor tekstual adalah adanya pemahaman yang mendalam terhadap
pengertian Islam dan kesempurnaan Islam beserta konsekuensi-konsekuensi logisnya, pemahaman ini
bersumber dari literatur orisinal Islam. Kedua, melalui kritik terhadap fenomena-fenomena ketidakadilan,
kemiskinan, kemerosotan nilai dan kesesatan motif yang terjadi dalam perekonomian akibat
diberlakukannya sistem ekonomi non-Islam dengan segala macam dan bentuk turunannya .

Ekonomi Islam muncul sebagai suatu disiplin ilmu setelah melalui serangkaian perjuangan yang
cukup lama, pada awalnya terjadi pesimisme terhadap eksistensi ekonomi Islam dalam kehidupan
masyarakat disebabkan terciptanya suatu pandangan adanya kotomi antara agama dan keilmuan yang
dalam hal ini termasuk didalamnya ilmu ekonomi, meski pada saat ini dikotomi tersebut sudah mulai
terkikis. Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting untuk mendapatkan
kemuliaan (falah)1, sebab tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan syari’at Islam itu sendiri
(maqoshid asy syari’ah),2 yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah). 3oleh karenanya kegiatan
ekonomi Islam harus dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran islam secara
keseluruhan.

Sedangkan mazhab kedua adalah mainstream, mazhab ini dipelopori oleh M. Umar Capra, M.A
Manan, Nejatullah Siddiqi. Mazhab ini menyetujui bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya
sumber daya yang terbatas dan dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas. Bahkan mazhab
ini mengelompokkan masalah ekonomi tidak ada bedanya dengan ekonomi konvensional. Kelangkaan
sumber dayalah yang menyebabkan masalah ekonomi. Yang membedakan keduanya adalah pilihan
terhadap skala prioritas, jika ekonomi konvensional skala prioritas berdasarkan selera pribadi yang dalam
bahasa Al- Qur’an “mempertuhankan hawa nafsu” sedang skala prioritas ekonomi Islam berlandaskan
nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah.

Mazhab mainstream tidak serta merta mengabaikan capaian yang telah diperoleh ekonomi
konvensional. Mereka menganggap mengambil yang baik dan yang bermanfaat dari capaian budaya non
muslim tidak sama sekali diharamkan. Anggapan ini bersumber dari sabda Nabi saw, hikmah/ilmu bagi
umat Islam adalah ibarat barang yang hilang, dimana ia ditemukan maka umat muslimlah yang berhak
mengambilnya.

1
Istilah falah disebutkan dalam berbagai ayat al-Qur’an sebagai ungkapan atas orang-orang yang sukses misalnya
dalam beberapa ayat disebut dengan kata muflihun (QS 3:104, 7:8,157, 9:88, 23:102, 24:51, aflah (QS 23:1, 91:9).
Ibid, 50
2
Ibid, 54
3
Untuk kehidupan dunia, falah mencakup tiga pengertian, yakni kelangsugan hidup, kebebasan berkeinginan, serta
kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk kehidupan akhirat, falah, mencakup pengertian kelangsungan hidup
yang abadi, kesejahtraan abadi,kemuliaan abadi, dan pengetahuan abadi (bebas dari segala kebodohan). Ibid, 2
PEMBAHASAN

Islamic General Equilibrium (Mazhab Mainstream)

Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak
memberikan warna dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan tokoh-
tokohnya dari Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana dan jaringan
kerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Tokoh-tokoh mazhab mainstream antara
lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna, Najatullah Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer
Kahf. Berbeda dengan pendapat mazhab Baqir As-Sadr dimana mazhab mainstream bisa
membenarkan bahwa masalah ekonomi terletak pada persoalan kelangkaan (scarcity) sumber
daya ekonomi dibandingkan dengan kebutuhan manusia. Menurut mazhab mainstrem bahwa
memang secara keseluruhan tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi
dengan kebutuhan manusia artinya ada keseimbangan (equilibrium). Namun secara relatif
pada satu waktu tertentu dan pada tempat tertentu tetap akan dijumpai persoalan kelangkaan
tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa masalah ekonomi tetap dihadapi oleh manusia di dunia
ini. Sementara pada sisi lain keinginan manusia secara relatif juga tidak terbatas artinya kalau
sudah terpenuhi satu keinginan timbul keinginan lainnya demikian seterusnya. Keadaan ini
dilukiskan dalam Al-Qur’an tentang bermegah-megahan telah melalaikan manusia. Maksud
bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya
telah melalaikan manusia dari ketaatan. Jadi sampai di sini tidak ada perbedaan antara
ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam.4
Perbedaannya terletak pada mekanisme menyelesaikan masalah ekonomi. Menurut
pandangan mazhab mainstream bahwa penyelesaiannya masalah ekonomi tersebut harus
merujuk pada Al-Qur’an dan Assunnah. Sedangkan dalam pandangan kapitalisme klasik
melalui bekerjanya mekanisme pasar dan sosialisme klasik melalui sistem perencanaan yang
sentralistis. Karena sebagian besar dari tokoh mazhab mainstream ini adalah alumni dari
berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika dan Eropa, maka kontribusi yang signifikan
dari para tokoh mazhab mainstream adalah mampu menjelaskan fenomena ekonomi dalam
bentuk model-model ekonomi yang
canggih dengan pendekatan ekonometri. Mereka sukses menjelaskan ekonomi Islam dengan
wajah ‘ilmu ekonomi’ sehingga mudah dipelajari dan enak dicerna bagi mereka yang
mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi.

4
http://susisusanti26.blogspot.co.id/2016/01/makalah-makro-ekonomi-islam-tentang.html, (diakses pada: Minggu,
15 Mei 2016, pukul 20.30 WIB)
Mazhab mainstream memiliki anggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi
konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal cara mencapai tujuan. Mereka
menyetujui tentang pandangan konvensional bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya
keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Dengan tetap memberikan pandangan kritis terhadap aspek-aspek normative dalam ilmu
ekonomi, mahzab mainstream memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas
dan keinginan manusia yangtidak terbatas. Sesuai dengan namanya, maka mazhab
mainstream mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam dikarenakan pemikiran mereka
lebih moderat serta ide-ide mereka banyak ditampilkan dengan cara-cara ekonomi
konvensional sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Selain itu kebanyakan tokoh
merupakan staf, peneliti, penasehat, atau setidaknya memiliki jaringan erat dengan lembaga-
lembaga regional dan internasional yang telah mapan sehingga dapat mensosialisasikan
gagasan ekonomi dengan baik.5

A. KesimbangandiPasarUang
Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang akan terjadi
pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa interaksi permintaan
dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku bunga pada tingkat keseimbangan.
Apabila suku bunga berada di atas tingkat keseimbangan, pasokan uang melebihi
permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga tersebut,
opportunity cost memegang uang menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan berusaha
mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaannya untuk ditukarkan dengan aset yang
memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan
permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan tingkat bunganya
menurun. Mekanisme ini akan terus berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat
sama dengan pasokan uang.6
Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada di bawah tingkat
keseimbangan. Opportunity cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk memegang
uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan penjualan aset
menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan uang sama dengan
pasokan uang. Untuk memahami interaksi keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam
membentuk permintaan agregat, keseimbangan pasar uang digambarkan dalam panel

5
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 283
6
Nurul Huda, Ekonomi... h. 285
pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari Liquidity preference = Money supply).
Kurva LM diderivasikan dari kurva permintaan dan penawaran dengan mengetahui arah
perubahan suku bunga ketika terjadi perubahan pendapatan.
Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap.  Hal ini dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva
permintaan uang ke kanan atas. Pada tingkat bunga semula, terjadi kelebihan permintaan
uang. Menurut ekonomi konvensional, kelebihan permintaan uang ini akan mendorong
bunga naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat yang sama dengan pasokan uang.
Dengan demikian, peningkatan pendapatan menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar
uang. Untuk menggambarkan hubungan positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang
tersebut, kurva LM memiliki kemiringan positif.
Logika derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan kenaikan suku
bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang disebabkan
peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan pendapatan. Tidak
dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik. Pada penjelasan mekanisme
penyeimbangan di pasar uang disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan
permintaan uang ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi, pada
kasus kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak ada alasan bagi
seseorang untuk meningkatkan penjualan aset berbunga. Apabila seseorang mengalami
kenaikan pendapatan, ia memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai
kenaikan konsumsi. Akan tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh   dengan 
mengurangi  kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang
merupakan salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan naik. 
Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan konsumsi dan
peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset berbunga maupun uang. Jika
kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan penjualan aset, justru dapat menyebabkan
kenaikan permintaan aset, maka tidak ada mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga. 7
Jika terjadi kenaikan pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk mencapai
keseimbangan pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh interaksi pasar uang. Dengan
demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan kata lain, kurva LM tidak
memiliki daya gravitasi. Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran uang yang
ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan tetap berlangsung selama pasokan uang tidak
bertambah. Dari teori kuantitas uang kita tahu bahwa jika pendapatan riil bertambah namun

7
Nurul Huda, Ekonomi... h. 288
jumlah uang tetap, salah satu dari dua variabel harus berubah: kecepatan peredaran uang naik
atau harga turun.8
Dalam perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi secara
negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat imbal turun,
orang akan cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity cost turun. Proses
penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi melalui proses pergantian
portofolio kekayaan. Misal, penurunan tingkat imbal pertanian mendorong orang untuk
menjual tanah pertanian  sehingga  harga jual dan sewa tanah pertanian turun. Penurunan
harga sewa menurunkan biaya usaha pertanian pada tingkat pendapatan tetap, sehingga
tingkat imbal pertanian kembali naik.
Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak akan ada
kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak terjadi dan
kelebihan permintaan uang akan terus berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah.
Peningkatan ekspektasi laba diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran
uang. Hubungan antara pendapatan dan tingkat imbal yang menyeimbangkan pasar uang ini
dicerminkan oleh kurva LM positif dalam panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi,
kurva LM ini tidak memiliki daya gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar yang
dapat menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.

B. Keseimbangan dalam fungsi Saving, investment, dan income


Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure—
AE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari komponen domestik,
mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah (G), dan komponen asing
berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi nilai impor (NX = X—M).
Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan
disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving) dibentuk oleh dua
komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Tabungan swasta merupakan sisa dari
pendapatan neto pajak setelah dikurangi konsumsi (PS = Y – T – C). Tabungan pemerintah
dibentuk dari surplus anggaran karena pendapatan pajak melebihi belanja pemerintah (GS =
T – G).9

8
Adiwarman A.Karim, Ekonomi Makro Islam, Cet. ke-7,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2014), h. 48
9
Adiwarman A.Karim, Ekonomi... h. 50
Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan interaksi
permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat bunga akan
mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan nasional dan investasi.
Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai tabungan pada berbagai tingkat suku
bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan modal pada tingkat bunga yang berlaku. Untuk
bersaing menawarkan modalnya, penawar bersedia mengurangi suku bunga yang ia terima.
Tingkat bunga akan turun hingga permintaan modal sama dengan pasokan. 10
Dalam panel pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan sebagai kurva IS. Kurva
ini mewakili tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan tabungan dan investasi pada
berbagai tingkat pendapatan. Dalam perekonomian nonbunga, permintaan dan penawaran
modal dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal harapan.  Naiknya tingkat imbal harapan
yang disebabkan penurunan pajak atau pemberantasan korupsi akan mendorong perusahaan
memperbesar pembelian barang-barang modal. Perusahaan akan mencari modal untuk
membiayai investasinya. Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat imbal harapan mendorong
mereka mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk investasi sekalipun rasio bagi
hasil tidak berubah.
Jika tingkat imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan permintaan modal akan
naik secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau sama positif,  elastisitas penawaran
modal kurang dari elastisitas permintaan modal karena tingkat imbal hanya berpengaruh kecil
pada tabungan.  Tabungan seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh pendapatannya. 
Akibatnya, selisih tabungan dan investasi mengecil dan permintaan agregat meningkat.
Permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh rasio bagi hasil.
Penawaran modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat karena imbal harapan bagi
pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan rasio bagi hasil akan mengurangi imbal
harapan bagi pemilik perusahaan sehingga permintaan akan turun. Interaksi permintaan dan
penawaran modal akan membawa rasio bagi hasil pada tingkat yang menyeimbangkan
keduanya.11

10
Nurul Huda, Ekonomi... h. 2891
11
Nurul Huda, Ekonomi... h. 288
C. Uang dan Perekonomian
Masuknya uang dalam perekonomian mengakibakan pembentukan keseimbangan umum
pertumbuhan kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat
AD =  AS. Dalam pembentukan Aggregate Demand, ada dua keseimbangan pasar yang
menentukan yaitu:12
a. Keseimbangan pasar uang 
b. Keseimbangan pasar barang dan uang

Karena nilai-nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan-ketentuan hukum syariah tidak
memperkenankan praktek-praktek ekonomi yang mengandung riba, maisir dan spekulasi,
maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih dideskripsikan oleh mekanisme di pasar
barang dan jasa. Moneter dalam definisi konvensional tidak sejalan dengan nilai dan
ketentuan hukum syariah Islam, sehingga keberadaannya menjadi tidak ada dalam
perekonomian yang menganut perspektif Islam. Dengan begitu dapat juga dikatakan bahwa
perekonomian Islam tidak memiliki konsep keseimbangan umum riil dan moneter dua
sektoral (dual sector-konsep IS-LM). Konsep keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai
sebuah keseimbangan satu sektoral (single sector), dimana keseimbangan umumnya identik
dengan keseimbangan pasar riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis aktifitas ekonomi
akan tergambar dalam interaksi permintaan dan penawaran pada pasar barang dan jasa.
Dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi riil didukung secara signifikan oleh sector
investasi dan penyediaan uang, maka kedua sector ini yang kemudian secara simultan
dimasukkan dalam menjelaskan keseimbangan umum ekonomi (dalam perspektif Islam).
Sector investasi menjadi sector pendukung aktifitas ekonomi riil yang begitu dominan
perannya dalam corak perekonomian kontemporer saat ini. Aktifitas ekonomi yang begitu
rumit dengan ruang lingkup yang cukup luas membuat sector investasi menjadi suatu aktifitas
yang penting dalam perekonomian. Sementara itu, perekonomian tentu tidak akan lengkap
jika tidak membahas keterkaitannya dengan penyediaan uang sebagai medium of transaction.
Urgensi dari keberadaan uang telah menjadi sebuah keharusan bagi sistem ekonomi. Namun
dalam Islam Uang tidak berperan lebih besar kecuali sebagai alat pembayaran atau alat
penyimpan nilai (kekayaan).13

12
Adiwarman A.Karim, Ekonomi... h. 51
13
Adiwarman A.Karim, Ekonomi... h. 53
KESIMPULAN

Pemikiran ekonomi Islam dari mazhab mainstream inilah yang paling banyak memberikan warna
dalam wacana ilmu ekonomi Islam sekarang karena kebanyakan tokoh-tokohnya dari Islamic
Development Bank (IDB) yang memiliki fasilitas dana dan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga
internasional. Tokoh-tokoh mazhab mainstream antara lain adalah M. Umar Chapra, M.A Manna,
Najatullah Siddiqi, Khurshid Ahmad, Monzer Kahf. . Menurut mazhab mainstrem bahwa memang secara
keseluruhan tidak terjadi kesenjangan antara jumlah sumber daya ekonomi dengan kebutuhan manusia
artinya ada keseimbangan (equilibrium).

Apabila suku bunga berada di atas tingkat keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan.
Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang uang
menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaannya
untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang
diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut.

Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure—AE) sama
dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari komponen domestik, mencakup konsumsi (C),
investasi (I) dan belanja pemerintah (G), dan komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai
ekspor dikurangi nilai impor (NX = X—M).

Masuknya uang dalam perekonomian mengakibakan pembentukan keseimbangan umum


pertumbuhan kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat AD =  AS.
Dalam pembentukan Aggregate Demand, ada dua keseimbangan pasar yang menentukan yaitu:

a. Keseimbangan pasar uang 


b. Keseimbangan pasar barang dan uang

DAFTAR PUSTAKA

A.Karim, Adiwarman., Ekonomi Makro Islam, Cet. ke-7, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2014

http://susisusanti26.blogspot.co.id/2016/01/makalah-makro-ekonomi-islam-tentang.html, (diakses pada:
Minggu, 15 Mei 2016, pukul 20.30 WIB)

Huda Nurul, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teorestis, Jakarta: Kencana, 2009

Anda mungkin juga menyukai