Anda di halaman 1dari 57

UPAYA PENURUNAN TINGKAT STRES DIMASA PANDEMI

COVID19 DENGAN TERAPI RELAKSASI OTOT


PROGRESIF MENGGUNAKAN
MEDIA VIDEO

LAPORAN TUGAS AKHIR


Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program
Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta

Oleh
Nurul Fuadah
NIM : C2017092

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020

i
UPAYA PENURUNAN TINGKAT STRES DIMASA PANDEMI
COVID19 DENGAN TERAPI RELAKSASI OTOT
PROGRESIF MENGGUNAKAN
MEDIA VIDEO

LAPORAN TUGAS AKHIR


Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program
Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta

Oleh
Nurul Fuadah
NIM : C2017092

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin Segala Puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Upaya Penurunan Tingkat Stres Dimasa Pandemi Covid19 Dengan
Terapi Relaksasi Otot Progresif Menggunakan Media Video” dengan baik. Shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita semua Nabi Muhammad
SAW yang kita tunggu syafaatnya di yaumul kiyamah nanti.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan Tugas akhir ini, Namun berkat Bimbingan, dukungan, serta
motivasi dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
baik. Oleh karena itu, penulis menghaturkan Jazakumullahu Khaiyran Katsiron
kepada:

1. Riyani Wulandari, S.Kep. Ns., M. Kep. Selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah


Surakarta.

2. Endah Sri Wahyuni, S.Kep. Ns., M. Kep. Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.

3. Anjar Nurrohmah, S.Kep. Ns., M. Kep. Selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta. Dan selaku dosen pembimbing
yang selalu sabar membimbing untuk menyelesaikan Tugas akhir saya.

4. Seluruh dosen beserta Staf Universitas ‘Aisyiyah Surakarta. Yang telah


berbagi ilmu sehingga bisa mengerjakan Tugas Akhir ini.

5. Orang yang teristimewa dalam hidup saya yaitu orangtua tercinta Bapak
Mashudi, Ibu Siti Umiyati dan kakak Arifin Saputra yang selalu memberikan
support system maupun materi yang sangat mendorong untuk terus berusaha
menyelesaikan Tugas Akhir ini demi terwujudnya cita-cita untuk memperoleh
gelar Sarjana.

iii
6. Terimakasih untuk diri sendiri yang begitu luar biasa hebat, Tugas Akhir ini
menjadi salah satu pembuktian terdapat diri sendiri bahwa saya mampu
menyelesaikan dengan baik.

7. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa saya tuliskan namanya satu-persatu,


yang sudah ada dan memberi dukungan, bantuan, memberikan motivasi dan
hiburan ketika sudah penat.

8. Semua pihak yang telah meberikan bantuan dalam penyelesaian tugas akhir
ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan
baik isi maupun susunannya. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Surakarta, 03 Maret 2021

Penulis

iv
UPAYA PENURUNAN TINGKAT STRES DIMASA PANDEMI COVID19 DENGAN
TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO

Nurul Fuadah

nurulfuadah1410@gmail.com

Universitas ’Aisyiyah Surakarta

INTISARI

Latar Belakang: Corona Virus Disease 2019 (COVID19) ditemukan pertama


kalinya di Wuhan Provinsi Hubei Cina, penyebaran dan transmisi Covid19 sangat
cepat sehingga badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) menetapkan
Covid19 ini sebagai kasus pandemi global. karena kasus ini banyak masyarakat yang
mengalami gangguan psikologi berupa stress yang berlebih. Prevalensi stress
diperikan sekitar 7,6% masyarakat Indonesia mengalami stress selama pandemi
Covid19. Kurangnya pengetahuan masyarakat menyebabkan banyak masyarakat yang
tidak dapat memberikan respon dengan baik dengan keadaan yang sedang terjadi,
sehingga dapat menimbulkan stress, berdampak pada aktivitas dirumah, banyak
pekerjaan yang menumpuk semenjak diterapkan kebijakan Work From Home.
Metode: Pembuatan project luaran berupa video dengan berjudul “Trik Jitu
Menurunkan Stress Dimasa Covid19 Dengan Cara Relaksasi Otot Progresif” dipilih
sebagai media edukasi dalam memberikan informasi kesehatan terhadap masyarakat.
Hasil: Luaran yang di hasilkan berupa video yang diharapkan menjadi media edukasi
dan mampu diterapkan dengan baik. Kesimpulan: Diharapkan melalui media video
dengan judul “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa Covid19 Dengan Cara Relaksasi
Otot Progresif” dapat meningkatkan pengetahuan dan bermanfaat sebagai media
edukasi relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat stress masa pandemi
Covid19 pada masyarakat.

v
Kata kunci : Covid19, Stress, Relaksasi Otot Progresif, Video

EFFORTS TO REDUCE STRESS LEVELS DURING THE COVID19 PANDEMIC


WITH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION THERAPY USING VIDEO MEDIA

Nurul Fuadah

nurulfuadah1410@gmail.com

Universitas ’Aisyiyah Surakarta

SUMMARY

Background: Corona Virus Disease 2019 (COVID19) was first discovered in Wuhan
Hubei Province, China, the spread and transmission of Covid19 is so fast the World
Health Organization (WHO) designated This Covid19 as a case of global pandemic.
because of this many people who experience psychological disorders in the form of
excessive stress. The prevalence of stress is at 7.6% of Indonesians experienced stress
during the Covid19 pandemic. The lack of knowledge of the community causes many
people who are unable to respond well to the current situation, so it can be stress,
impact on activities at home, a lot of work that accumulates since the work from home
policy was implemented. Methods: The creation of an external project in the form of
video titled "Tricks to Reduce Stress During Covid19 By Relaxing Progressive
Muscles" was chosen as an educational media in providing health information to the
public. Result: The external produced in the form of a video that is expected to be an

vi
educational medium and able to be applied well. Conclusion: It is expected that
through the title of video is "Tricks to Reduce Stress During Covid19 With Progressive
Muscle Relaxation" can increase knowledge and useful as a medium of progressive
muscle relaxation education to lower the level of stress during the Covid19 pandemic
in the community.

Keywords : Covid19, Stress, Progressive Muscle Relaxation, Video

vii
DAFTAR ISI

viii
DAFTAR SINGKAT

WHO : World Health Organization

Covid19 : Corona Virus Disease 2019

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

HKI : Hak Kekayaan Intelektual

SARS : Middle Actu Respiratory Syndrome

ix
BAB I

PENDAHULUAN

Corona Virus Disease 2019 (COVID19) ditemukan pertama kalinya di


Wuhan Provinsi Hubei Cina, penyebaran dan transmisi Covid19 sangat cepat
sehingga badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) menetapkan
Covid19 ini sebagai kasus pandemi global. Dengan meluasnya COVID19 di
Indonesia sangat cepat. Menurut data dari World Health Organization (WHO)
kasus Covid19 di dunia sebanyak 6,535,354, yang terpapar dengan kasus kematian
387,155 jiwa. Sebanyak 216 negara yang terpapar termasuk Indonesia. Di
Indonesia sendiri kasus Covid19 mencapai 29,521 kasus dengan angka kematian
1770 (WHO,2020;Dinkes NTB,2020). Sedangkan di Jawa Tengah mencapai
1.434 kasus, 759 orang sembuh dan 97 orang meninggal, Orang Dalam
Pemantauan (ODP) Covid19 mencapai angka 35.450. Hampir seluruh provinsi
Jawa Tengah terpapar Covid19 diantaranya adalah Salatiga 4 kasus, Surakarta 8
kasus, Sragen 20 kasus, Karanganyar 6 kasus, Boyolali 11 kasus Suliatiani, et al
(2020).

Covid19 awal kasus dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru


misterius pada Desember 2019 kemungkinan ini berkaitan dengan adanya pasar
hewan di Huanan di kota Wuhan yang melakukan jual beli berbagai jenis daging
hewan, salah satu dagi yang bisa dikonsumsi seperti ular, kelelawar dan berbagai
jenis tikus. Virus ini diduga berasal dari kelelawar dan hewan lain yang
dikonsumsi manusia sehingga menular kepada orang lain Aswan, et al (2020).

Penyebaran Covid19 sangatlah cepat sehingga ini sangat berdampak


dengan kehidupan masyarakat dan untuk meminimalisir terjadinya penularan
banyak protokol kesehatan yang harus dipatuhi, karena kasus ini banyak
masyarakat yang mengalami gangguan psikologi berupa stress yang berlebih.
Banyak masyarakat yang kurang pengetahuan dan semakin memperparah keadaan
COVID19 di Indonesia Ausrianti, et al (2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mutawalli (2020) kurangnya


pengetahuan masyarakat menyebabkan banyak masyarakat yang tidak dapat

1
memberikan respon dengan baik dengan keadaan yang sedang terjadi, sehingga
dapat menimbulkan stress, berdampak pada aktivitas dirumah, banyak pekerjaan
yang menumpuk semenjak diterapkan kebijakan Work From Home, menurut
penelitian yang dilakukan Purwanto (2020) mengemukakan bahwa salah satu
pemicu terjadinya stress adalah menumpuknya pekerjaan ataupun tugas yang
harus segera diselesaikan Mutawali, et al (2020).

Kondisi dimana ketegangan menciptakan ketidak seimbangan antara fisik


dan psikologis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan keadaan
seseorang disebut dengan stress. Stress tidak hanya terjadi pada kondisi yang
negatif (seperti saat melakukan pemeriksaan), tetapi juga dapat terjadi pada
kondisi yang positif (seperti pernikahan). Kedua jenis stress tersebut dapat
memberi bantuan sumber daya individu dan potensi untuk mengatasi, meskipun
tekanan bersifat negatif biasanya berpotensi banyak menyebabkan kerusakan.
stress adalah suatu kondisi yang sering dirasakan pada seorang individu
konfrontasi dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan yang dikaitkan dengan
apa yang harus diinginkan dan yang dihasilkan dipersepsikan sebagai tidak pasti
dan penting Wartono, et al (2017).

Dampak yang bisa ditimbulkan oleh stress terhadap manusia secara


signifikan berkontribusi mendorong terjadinya penyakit baik secara fisik maupun
psikologis. Pertama adalah gejala stress berkaitan dengan fisik yaitu: sakit kepala,
masalah pencernaan, kurang tidur, gatal-gatal, nyeri ulu hati, keringat malam,
keinginan seksual yang berkurang, menstruasi tidak teratur, nyeri punggung, otot
tegang, kehilangan nafsu makan. Kedua adalah gejala stres yang berkaitan dengan
emosional atau mental, yaitu: peningkatan kemarahan, frustrasi, depresi,
kemurungan, kecemasan, masalah dengan memori, kelelahan, dan peningkatan
penggunaan nikotin, alkohol dan obat-obatan. Ketiga adalah gejala stres berkaitan
dengan kerja, yaitu: peningkatan absensi, kecelakaan pada pekerjaan, keluhan dari
rekan kerja, penurunan kerja produktivitas, kesulitan dalam memahami peraturan
kantor, absensi dari pekerjaan,mengambil waktu rehat terlalu lama, waktu pribadi
yang berlebihan pada telepon atau internet Gaol, et al (2016).

2
Stress dapat mempersempit pembuluh darah dan menyebabkan otot kaku,
yang dapat meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Saat sedang stress, penting untuk memberikan pengobatan yang mudah
digunakan dan mampu mengelola stres. Tantangan selama pandemi Covid19
Arisjulyanti (2018) Respon stress terkait stress dalam menanggapi pandemi
Covid-19 dapat mencakup perubahan fokus, lekas marah, kecemasan, insomnia,
penurunan produktivitas, dan konflik pribadi, terutama kelompok yang terkena
dampak (misalnya petugas kesehatan). Tingkat keparahan gejala sebagian
tergantung pada durasi dan luas karantina, perasaan kesepian, ketakutan terinfeksi,
informasi yang memadai dan stigma, pada kelompok yang lebih rentan termasuk
gangguan kejiwaan, petugas kesehatan, dan orang dengan status sosial ekonomi
rendah Rosyanti, et al (2020).

Langkah yang dapat menghindari dan mencegah terjadinya stress, untuk


menghindari terjadinya stress diperlukan adanya pengelolaan stress dengan baik.
Untuk mengelola stress dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dengan
pemberian obat anti cemas (anxiolytic) dan anti depresi (anti depressant), dan
terapi non farmakologi melalui pendekatan perilaku, pendekatan kognitif, dan
relaksasi otot Hertanto, et al (2014).

Prevelensi menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, di


Indonesia sendiri prevalensi penduduk yang mengalami stress adalah 6%
prevalensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria Rikesdas (2018).
Sedangkan prevalensi stress yang dilakukan pada masyarakat Indonesia
mengalami stress yang tinggi selama pandemi Covid19 menunjukkan 7,6%
Rinaldi (2020).

Penatalaksana pada stress antara lain melalui pola makan yang sehat dan
bergizi, memelihara kebugaran jasmani, latihan pernapasan, latihan relaksasi,
melakukan aktivitas yang menggembirakan, berlibur, menjalin hubungan yang
harmonis, menghindari kebiasaan yang jelek, merencanakan kegiatan harian
secara rutin, memelihara tanaman dan binatang, meluangkan waktu untuk diri
sendiri (keluarga), menghindari diri dalam kesendirian Sukadiyanto (2010).

3
Teknik relaksasi otot progresif menurut penelitian dilakukan oleh
Arisjulyantno (2017) merupakan terapi non farmakologi yang mudah dan mampu
menurunkan tingkat stress. Penelitian ini didukung juga oleh Lestari &
Yuswiyanti (2015) menunjukkan bahwa teknik relaksasi otot progresif dapat
menurunkan tingkat kecemasan dan stress pasien, teknik relaksasi otot progresif
sangat dianjurkan dalam penanganan masalah stress dimasa pandemi Covid19.
Tujuan dari relaksasi otot progresif adalah untuk mengurangi kecemasan,
mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi,
sakit kepala dan insomnia Jumrotin, et al (2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Ilmi, Dewi & Rasni (2017) teknik relaksasi
otot progresif dapat menurunkan stress pada pasien. Dikarenakan relaksasi otot
progresif adalah salah satu bentuk relaksasi otot secara progresif tanpa ketegangan
otot dan teknik manipulasi pikiran dan mengurangi emosional stress, dapat
mengurangi ketegangan dan parameter fisiologis akan berubah. Latihan relaksasi
otot progresif merupakan latihan yang sederhana dan dapat dipelajari Ilmi, et al
(2017).

Adapun menurut penelitian yan dilakukan Maghfirah (2015) stress dapat


dicegah atau dikurangi melalui pengelolaan yang baik. Relaksasi otot progresif
merupakan salah satu cara dalam manajemen stress. Relaksasi otot progresif ini
mengarahkan perhatian pasien untuk membedakan perasaan yang dialami saat
kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan dengan ketika otot dalam kondisi
tegang, diharapkan pasien mampu mengelolah kondisi tubuh terhadap stress
Maghfirah, et al (2015).

Bersumber pada hasil beberapa survey penelitian Tyani (2015)


menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang
relaksasi otot progresif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 19
Januari 2015 diperkirakan 25,8%, pasien mengatakan tidak mengetahui apa itu
relaksasi otot progresif dan manfaatnya terhadap stress, 6 dari 10 penderita
mengatakan mengonsumsi meminum ramuan herbal seperti jus timun (Tyani et al,
2015).

4
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menghasilkan
pengembangan media informasi dan komunikasi dengan produk luaran berupa
video dengan judul “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa Covid19 Dengan Cara
Relaksasi Otot Progresif”. Dengan menggunakan media video diharapkan dapat
digunakan sebagai media informasi kesehatan kepada masyarakat akan
pentingnya relaksasi otot progresif untuk mengurangi ketegangan otot dan
emosional. Penulis menggunakan media video yang bertujuan untuk
mempermudah menyampaikan informasi mengenai upaya penurunan stress
dimasa pandemi Covid19. Hal tersebut merupakan cara mengedukasi yang efektif
dan didukung oleh penggunaan media yang menarik dan lebih mudah diterima
sasaran. Alasan penulis menggunakan produk luaran berupa media video ini
tentunya banyak memiliki keunggulan antara lainnya dapat digunakan sebagai
media atau alat belajar mandiri maupun kelompok kecil dan besar, dapat
mencontohkan suatu proses secara cepat dan tepat, mempermudah pemahaman
dan dapat disaksikan secara berulang-ulang. Dengan mudah dapat disebarluaskan
kepada masyarakat luas, memenuhi kemajuan pendidikan, khususnya dalam
bidang media dan teknologi Busyaeri, et al (2016).

Media video diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun


manfaat baik untuk masyarakat yang sedang work from home, pembuatan video
diharapkan dapat membantu menurunkan tingkat stress dengan mengikuti
gerakan-gerakan yang terdapat dalam video tersebut. Adapun manfaat
penggunaan media video yang akan digunakan penulis baik terhadap mahasiswa
dan tenaga kesehatan sebagai bahan bacaan tentang relaksasi otot progresif untuk
menurunkan stress dimasa pandemi Covid19.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Corona Virus Disease (COVID19)


a. Definisi
Corona Virus adalah jenis virus berselubung dengan lipid bilayer
yang asalnya dari membrane sel inang. Corona virus memiliki diameter
sekitar 50-200 nm (struktur virus yang dibentuk dari protein struktural
seperti protein spike (S), protein membrane (M), protein envelope, dan
protein nucleocapsid (N) dan protein hemagglutinin esterase (HE)
terdapat pada jenis Beta coronavirus Wang, et al (2020).
Corona Virus Disease (Covid-19) adalah sebuah jenis virus baru
yang menular pada manusia dan menyerang gangguan pernapasan dan
bisa sampai berujung kematian. Virus Corona adalah keluarga besar
virus yang menyebabkan penyakit Middle Actu Respiratory Syndrome
(SARS) dan virus corona ini yang paling baru ditemukan Thalia, et al
(2020).
b. Tanda dan gejala Covid19
Tanda dan gejala umum orang yang terinfeksi Covid19 ini adalah
demam diatas 38ºC, batuk dan sesak sulit untuk bernafas. Gejala
penderita Covid19 cukup beragam, mulai dari tidak berkomplikasi
(ringan) sampai dengan syok septik (berat) WHO (2020).
Inkubasi adalah rentan waktu antara infeksi, dan lama gejala yang
ditimbulkan oleh virus ini yaitu 3-14 hari. Penularan jenis virus ini jika
penderita Covid19 bersin atau batuk, selanjutnya seseorang menghirup
percikan air liur tersebut Listina, et al (2020).
c. Penatalaksanaan Covid19
Penatalaksanaan covid19 menurut Sholehah (2020) dapat berupa
hal sebagai berikut :
1) Konsumsi bahan makanan untuk meningkatkan kekebalan tubuh

6
Konsumsi bahan makanan untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh kita perlu senantiasa memperhatikan jenis makanan yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, mengonsumsi vitamin, misalnya
vitamin C yang terdapat pada buah jeruk, stroberi, sayur bayam, paprika
merah dan brokoli. Vitamin A mengandung antioksidan untuk
menangkal radikal bebas dan meningkatkan kekebalan tubuh, yang
terdapat pada wortel, labu kuning dan ubi.
2) Berolahraga dengan Rutin
Berolahraga dengan rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh
dan meredakan peradangan. Melakukan olahraga secara teratur dapat
meningkatkan sistem imun. Olahraga dapat merangsang kinerja
antibody dan sel-sel darah putih dapat bersirkulasi dengan cepat.
3) Jangan Sampai Dehidrasi
Kekurangan minum dapat menyebabkan tubuh mengalami
dehidrasi . saat dehidrasi, tubuh lemah dan cepat lelah, daya tahan
melemah, dan terpapar virus bisa mudah menginfeksi.
4) Rajin Cuci tangan dengan sabun
Telapak tangan adalah salah satu bagian tubuh yang paling rentan
menjadi sarang virus. sehingga tidak boleh terlalu sering menyentuh
bagian mata, hidung dan mulut. Karena dapat menyebabkan virus
masuk melalui tubuh dan membuat sakit melalui tangan mata hidung
dan mulut. Dengan mencuci tangan secara rutin ini dapat membantu
mematikan kuman yang ada di tangan. Menggunakan air bersih dan
sabun atau cairan berbasis alkohol untuk cuci tangan dengan teratur dan
menyeluruh.
5) Hindari stress
Hindari stress jangan sampai pemberitaan virus corona di media
sosisal menyebabkan stress terus menerus. Fungsi kekebalan tubuh
akan menurun jika terjadinya peningkatan hormon kortisol penyebab
stress. WHO menyarankan untuk membatasi dalam mencari informasi
terkait dengan Covid19 yang saat ini banyak berita hoax dibandingkan
dengan informasi yang benar. Melakukan karantina dalam rumah

7
merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di masing-
masing Negara karena Covid19 sudah menjadi pandemi di beberapa
Negara.

2. Stress
a. Definisi
Definisi stress berasal dari bahasa inggris Stress. Menurut Kamus
Oxford stress adalah pressure or worry coused by the problems
insomebody’s life, yaitu tekanan dan kekhawatiran yang disebabkan oleh
masalah hidup seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia stress
diartikan dengan gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang
disebabkan oleh faktor luar dan ketegangan (KBBI
https://kbbi.web.id/stress).
Stress adalah respon organisme untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan yang berlangsung. Tuntutan tersebut dapat berupa hal yang
terjadi, atau hal-hal yang mungkin akan terjadi. Apabila stress tidak dapat
diatasi dengan baik maka akan terjadilah gangguan pada satu atau lebih
organ tubuh yang mengakibatkan tidak dapat melakukan fungsi
pekerjaan dengan baik (Muslim, 2020).
Perasaan tertekan akibat ketegangan individu dengan lingkungan
yang dianggap membahayakan dan mengancam kesehatan disebut
dengan stress. Stress adalah sebuah keadaan yang dialami oleh individu
ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan yang diterima dan
kemampuan untuk mengatasinya. Respon terhadap situasi dan adaptasi
terdapat lingkungan berdampak positif dinamakan eustress, dan
sebaliknya jika respon negatif yang ada, maka akan menjadi stress.
Respon negatif bila tidak dapat dikelolah dengan baik dan segera akan
menyebabkan seseorang terganggu mentalnya. Selama pandemi Covid19
ini memicu munculnya beragam stress yang sebelumnya tidak banyak
dialami oleh masyarakat. Pandemi ini banyak masyarakat yang
mengalami stress, diantara lainnya : stress akademik, stress kerja, dan
stress dalam keluarga Masitoh, (2020).

8
b. Gejala Stress
Gejala stress menurut Fauzan (2017) dapat berupa tanda-tanda
sebagai berikut :
1) Fisik
fisik dengan tanda nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering,
tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaan
terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah
urat dan gelisah.
2) Perilaku
Perilaku dengan perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah
paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal,
tidak menarik, kehilangan semangat, sulit untuk konsentrasi, sulit
untuk berfikir jernih, sulit mengambil keputusan, hilangnya
kreativitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat
terhadap orang lain.
3) Watak dan kepribadian
Bersikap hati-hati menjadi cemas yang berlebihan, menjadi mudah
panik, kurang rasa percaya diri.
c. Mekanisme Terjadinya Stress
Mekanisme terjadinya stress adalah stress baru nyata dirasakan
apabila keseimbangan diri terganggu. Artinya kita baru bisa mengalami
stress manakala kita mempersepsi tekanan dari stressor melebihi daya
tahan yang kita punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama
kita memandangkan diri kita masih bisa menahankan tekanan tersebut
(yang kita persepsi lebih ringan dari kemampuan kita menahannya) maka
cekaman stress belum nyata. Akan tetapi apabila tekanan tersebut
bertambah besar (baik dari stressor yang sama atau dari stressor yang lain
secara bersamaan) maka cekaman menjadi nyata, kita kewalahan dan
merasakan stress (Musradinur, 2016).
d. Penatalaksanaan Stress
Penatalaksanaan stress menurut Sudadiyanto (2010) stress yaitu
diantara lainnya :

9
1) Melalui pola makan yang sehat dan bergizi.
2) Memelihara kebugaran jasmani
3) Latihan pernapasan
4) Latihan relaksasi
5) Melakukan aktivitas yang menggembirakan, berlibur dan menjalin
hubungan yang harmonis.
6) Menghindari kebiasaan yang jelek, merencanakan kegiatan harian
secara rutin.
7) Memeliharatanaman dan binatang.
8) Meluangkan waktu untuk diri sendiri (keluarga), menghindari diri
dalam kesendirian.
e. Jenis-jenis Stress
Jenis-jenis stress menurut Musradinur (2016), berdasarkan
penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi:
1) Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu
tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang,
atau tersengat arus listrik.
2) Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat
beracun, hormone atau gas. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh
virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
3) Stress fisiologis, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi
jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh
tidak normal. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan,
disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
masa bayi hingga tua.
f. Ruang Lingkup Stress di masa pandemi Covid19
Ruang lingkup stress di masa pandemi covid19 menurut Muslim
(2020) di antara lainnya :
1) Stress akademik
Stress akademik adalah tekanan yang dialami oleh siswa atau
mahasiswa yang berkaitan dengan kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan. Masalah yang dihadapi baik siswa maupun

10
mahasiswa yang ada di masa pandemi covid19 ini selain degan
tuntutan yang dibebankan dengan metode belajar secara daring.
Proses belajar dan mengajar melalui media online lebih melelahkan
dan membosankan, karena tidak dapat berinteraksi secara langsung
dengan guru dan teman lainnya.
Stress akademik yang dialami mahasiswa yang menyelesaikan
studinya, tugas lapangan tidak dapat dilakukan secara langsung,
membuat mahasiswa harus mengganti topik pembahasan, bahkan
tidak sedikit yang menunda untuk menyelesaikan tugas akhir.
2) Stress kerja
Pandemi covid19 ini diterapkannya social distancing dan
bekerja beraktivitas di rumah (Work From Home). Semua
perkantoran dan tempat usaha tutup. Bagi pekerja yang dapat
beraktivitas di rumah tidak menimbulkan masalah yang berarti.
Namun bagi pekerja dibidang jasa dan produksi menimbulkan
masalah. Tidak sedikit perusahaan melakukan PHK (pengakhiran
hubungan kerja). Inilah yang menimbulkan stress kerja di masa
covid19.
3) Stress dalam keluarga
Saat diterapkannya Work From Home di masa pandemi
covid19, maka seluruh anggota keluarga setiap hari berkumpul di
rumah. Demikian juga dengan Ibu rumah tangga yang mendapat
beban besar dalam melakukan pekerjaan. Ibu harus mendampingi
anaknya belajar di rumah, tidak jarang ibu mengambil peran
sebagai guru. Inilah berpotensi sebagai penyebab dari stress
keluarga.
Stress dalam keluarga juga dialami oleh anak yang bosan
dengan model pembelajaran secara online, tanpa bermain dan
bertemu dengan teman-temannya. Demikian juga dialami oleh
suami sebagai kepala keluarga harus bekerja di rumah atau bahkan
tidak bekerja, menganggur di rumah, ini berdampak pada
penurunan penghasilan, dan dapat memicu stress dalam keluarga.

11
Kondisi stress tidak dapat dihindari, namun dapat dikurangi dengan
bertindak positif. Oleh sebab itu dibutuhkannya manajemen stress
yang komprehensif dan holistik.
g. Gangguan akibat stress
Gangguan akibat stress menurut Sukadiyanto (2010) :
1) Gangguan jantung.
2) Tekanan darah tinggi.
3) Ketegangan pada otot.
4) Sakit kepala, telapak tangan atau kaki terasa dingin.
5) Pernapasan tersengal-sengal.
6) Kepala terasa pusing.
7) Perut terasa mual, gangguan pada pencernaan dan Susah tidur.
8) Bagi wanita akan mengalami gangguan menstruasi, dan gangguan
seksual (impoten).
h. Gejala stress dimasa pandemik Covid19
Gejala stress pada masa pandemi covid19 menurut Muslim (2020)
diantara lainnya:
1) Memiliki rasa khawatir atau takut yang berlebih sehingga dapat
berpikir yang tidak rasional.
2) Memiliki pikiran negatif terhadap orang yang memiliki tanda gejala
penderita.
3) Mencari berita terkait Covid19 yang berlebih sehingga tidak dapat
menilai berita yang akurat dan memunculkan kecemasan yang
membuat orang susah tidur, sakit kepala, serta sakit fisik lainnya.
i. Mengelolah Stress dimasa pandemi Covid19
Mengelolah stress dimasa pandemi Covid19 menurut Fitria (2020) :
1) Mengenali penyebab stress dimasa pandemi Covid19
Penyebab stress dimasa pandemi Covid19 ini yang menjadi
sumber stressor adalah berita mengenai Covid19 dan pembatasan
sosial yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh sebab itu masyarakat
dituntut untuk bijak dalam membaca berita. Harus dari sumber yang
valid karena sering kali berita hoax yang ada. Mencari informasi dari

12
sumber yang terpercaya, adalah salah satu solusi, tidak gampang
percaya berita-berita yang mengakibatkan semakin cemas, khawatir
dan gelisah. Karena mempercayai berita yang membuat kecemasan,
kekhawatiran dan kegelisahan menjadi salah satu pemicu stress.
Pengelolaan stress perlu mengetahui faktor penyebab stress.
Menurut Muslim (2020) stress disebabkan oleh faktor internal
maupun eksternal, diantara lainnya adalah :
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang dirasakan didalam diri
seseorang antara lainya :
1) Kesakitan : stress muncul tergantung pada keadaan rasa
sakit dan umur individu.
2) Penilaian dari kekuatan emosional yang melawan, ketika
seseorang mengalami konflik.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari sumber-sumber didalam
keluarga adanya interaksi diantara anggota keluarga, seperti
perselisihan dalam masalah keuangan, acuh tak acuh, hingga
tujuan yang berbeda.
1) Pekerjaan dan stress, hampir semua orang dalam kehidupan
mengalami stress berhubungan dengan pekerjaan.
2) Stress yang berasal dari lingkungan. Lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu
yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai.
j. Manajemen stress
Manajemen stress bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup
individu agar menjadi lebih baik. Selain itu cara mengurangi kecemasan
adalah dengan regulasi emosi. Regulasi emosi merupakan salah satu
alternatif untuk menjadi solusi agar induvidu tetap bertahan dan
mengatur respon emosinya agar dapat menghadapi kecemasan yang
dialaminya. Cara untuk mengatasi stress dengan cara berolahraga secara
rutin, memiliki alokasi waktu untuk beristirahat dan perawatan diri,

13
menyeimbangkan waktu untuk kerja dan bermain, memanajemen waktu
dan meditasi Putri, et al (2020).
Latihan relaksasi otot progresif merupakan salah satu cara dalam
manajemen stres yang merupakan salah satu bentuk mind-body therapy
yaitu terapi pikiran dan otot-otot tubuh. Relaksasi otot progresif
mengarahkan perhatian untuk membedakan perasaan yang dialami saat
kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan dengan otot dalam kondisi
tegang. Teknik relaksasi ini merupakan suatu gerakan menegangkan dan
melemaskan otot-otot pada suatu bagian tubuh yang dapat memberikan
perasaan rileks dan nyaman yang nantinya dapat membantu
menghilangkan perasaan cemas maupun stress (Liliana et al,2019).
Teknik relaksasi yang dapat dilakukan adalah teknik relaksasi otot
progresif. Ilmi (2020) menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa
terdapat pengaruh signifikan pemberian terapi teknik relaksasi otot
progresif terhadap penurunan tingkat stress pada masyarakat di masa
pandemi Covid19 di Kabupaten Lombok Tengah Ilmi, et al (2020).

4) Relaksasi Otot Progresif


a. Definisi
Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot
dalam yang tidak membutuhkan imajinasi, ketekunan, atau sugesti
Herodes (2010) dalam Setyoadi & Kushariyadi (2011). Terapi
relaksasi otot progresif adalah terapi dengan cara peregangan otot
dan melakukan relaksasi otot Gemilang (2013). Relaksasi otot
progresif adalah suatu relaksasi yang paling sederhana yang mudah
untuk dipelajari dengan cara menegangkan dan merelaksasasikan
otot-otot dalam tubuh Richmond, et al (2013).
Relaksasi otot progresif adalah salah satu cara untuk manajemen
tress yang merupakan salah satu bentuk mind-body therapy (terapi
pikiran dan otot-otot tubuh) dalam terapi komplementer. Relaksasi
otot progresif mengarahkan perhatian individu untuk membedakan
perasaan yang dialami saat otot dilemaskan dan dibandingkan

14
dengan kondisi otot tegang, dengan ini diharapkan individu dapat
mengendalikan kondisi tubuh terhadap stress. Dengan kemampuan
mengendalikan stress ini akan berpengaruh pada kestabilan emosi
Maghfirah, et al (2015).
Stress dapat dikurangi dengan melakukan relaksasi otot
progresif dengan cara melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu
terjadi atau bersumber pada objek-objek tertentu. Relaksasi
merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental
manusia sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan
relaksasi seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau dalam
keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam
keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman. Selain itu ketika
otot-otot sudah rileks maka akan menormalkan kembali fungsi-
fungsi organ tubuh. Setelah melakukan relaksasi dapat membantu
tubuh menjadi rileks, dengan demikian rileksasi otot progresif dapat
memperbaiki sebagian aspek kesehatan psikologi dan fisik Riyanto,
et al (2015).
b. Mekanisme Relaksasi Otot Progresif
Teknik relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian
pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang
tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan
teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks Purwanto,
(2013). Menurut Smeltzer & Bare (2002) dalam Valentine, et al
(2014), latihan ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot,
mengurangi stress, menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari sehingga
sekresi CRH (cotricotropin releasing hormone)dan ACTH
(adrenocorticotropic hormone)di hipotalamus menurun. Penurunan
kedua sekresi hormon ini menyebabkan aktivitas syaraf simpatis
menurun sehingga pengeluaran adrenalin dan noradrenalin
berkurang akibatnya terjadi penurunan denyut jantung, pembuluh
darah melebar, tahanan pembuluh darah berkurang dan penurunan

15
pompa jantung sehingga tekanan darah arterial jantung menurun
Valentine, et al (2014).
c. Tujuan Relaksasi Otot Progresif
Tujuan relaksasi otot progresif Warsito (2018), Resti (2014) dan
Pangestika (2016) menjelaskan adalah :
1) Membantu mengurangi bentuk stress terutama dalam system saraf
dan hormone.
2) Mengatasi ansietas dan mengurangi insomnia.
3) Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stress.
4) Menurunkan ketegangan otot dan nyeri.
5) Membantu untuk menumbuhkan emosi positif dalam diri.
6) Dapat meningkatkan rasa kebugaran.
7) Membantu mengurangi ketegangan otot.
8) Meningkatkan tingkat konsentrasi.
d. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif
Indikasi tetapi relaksasi otot progresif menurut Warsito (2018)
antara lain :
1) Pasien yang mengalami stress.
2) Pasien yang mengalami insomnia.
3) Pasien yang mengalami depresi.
4) Pasien yang mengalami ansietas.
e. Kontraindikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif
Kontraindikasi relaksasi otot progresif antara lain adalah cidera
akut atau gangguan muskuloskeletal, dan penyakit jantung akut Fritz
(2005). Lansia yang mengalami keterbatasan fisik, lansia yang
mengalami perawatan tirah baring (bed rest). Relaksasi otot progresif
dapat meningkatkan kondisi rileks dan dapat menyebabkan hipotensi,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah untuk
mengidentifikasi kecenderungan hipotensi (Setyo et al, 2011).
f. Waktu Terapi Pemberian Relaksasi Otot Progresif
Terapi relaksasi otot progresif diberikan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) sebanyak 1 kali selama 6 hari berturut-

16
turut pada pagi hari, dengan lama waktu intervensi 20-30 menit
Afniwati, (2019).
g. Prosedur relaksasi otot progresif
Prosedur relaksasi otot progresif menurut Setyoadi (2011) hal
yang dilakukan sebelum melakukan teknik relaksasi otot progresif
adalah :
1) Persiapan Alat
Alat yang harus disiapkan dan lingkungan meliputi : kursi, bantal,
karpet dan lingkungan yang aman tenang dan sunyi.
2) Hal yang perlu diperhatikan
a) Pahami tujuan, manfaat dan langkah-langkah.
b) Posisikan tubuh dalam posisi yang nyaman dengan duduk
dikursi yang nyaman (dengan kepala tertopang), atau
terlentang diatas tempat tidur atau lantai karpet perlu
diperhatikan hindari posisi berdiri.
c) Perhatikan asesoris yang dipakai harus dilepas seperti
kacamata, jam, dan sepatu.
d) Lepaskan atau longgarkan dasi, kerah baju, ikat pinggang atau
hal lain yang bersifat mengikat.
3) Prosedur tindakan
a) Gerakan 1 : Ditujukan untuk melatih otot tangan.
1) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan
2) Buat kepala semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
3) Pada saat kepalan dilepas, rasakan relaksasi selama 10
detik.
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan rileks yang dialami.
5) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan
b) Gerakan 2 : Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.

17
1) Tekuk kedua lengan kebelakang pada pergelangan tangan
sehingga otot bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
2) Jari-jari menghadap ke langit-langit
c) Gerakan ke 3 : Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar
pada bagian atas pangkal lengan).
1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga
otot biseps akan menjadi tegang.
d) Gerakan ke 4 : Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya
mengendur.
1) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyentuh kedua telinga.
2) Fokuskan perhatian gerakan pada kontrak ketegangan yang
terjadi dibahu punggung atas, dan leher.
e) Gerakan ke 5 dan 6 : Ditujukan untuk melemaskan otot-otot
wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
1) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya keriput.
2) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan disekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
f) Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang
dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot
rahang.
g) Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot disekitar
mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
dirasakan ketegangan disekitar mulut.
h) Gerakan ke 9 : Ditujukan untuk merelekskan otot leher depan
maupun belakang.

18
1) Gerakan diawali dengan otot bagian belakang kemudian
otot leher bagian depan.
2) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian
rupa sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian
belakang leher dan punggung atas.
i) Gerakan ke 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian
depan.
1) Gerakan membawa kepala ke muka.
2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan didaerah leher bagian muka.
j) Gerakan ke 11 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
1) Angakat tubuh dari sandaran kursi.
2) Punggung dilengkungkan.
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian rileks.
4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
k) Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan
udara sebanyak-banyaknya.
2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan dibagian dada sampai turun ke perut,
kemudian dilepas.
3) Saat tegang dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan
antara kondisi tegang dan rileks.
l) Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut.
1) Tarik napas dengan kuat perut kedalam.
2) Tahan sampai menjadi kencang selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
3) Ulangi kembali setiap gerakan masing-masing dua kali.

19
m) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki
(seperti paha dan betis).
1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa
tegang.
2) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepaskan.
4) Ulang kali setiap gerakan masing-masing dua kali.

5) Ketepatan Solusi Yang Ditawarkan


Media luaran yang ingin dicapai dalam pembuatan projek ini adalah
media video. Media video dengan judul trik jitu menurunkan stress
dimasa covid19 dengan cara relaksasi otot progresif melalui video yang
akan dibuat didasari oleh beberapa referensi buku dan jurnal – jurnal
ilmiah. Relaksasi otot progresif adalah suatu relaksasi yang paling
sederhana yang mudah untuk dipelajari dengan cara menegangkan dan
merelaksasasikan otot-otot dalam tubuh Richmond, et al (2013). Manfaat
relaksasi otot progresif Warsito (2018), Resti (2014) dan Pangestika
(2016) adalah membantu mengurangi bentuk stress terutama dalam
system saraf dan hormone. mengatasi ansietas dan mengurangi
insomnia.meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stress dan
menurunkan ketegangan otot dan nyeri.
Hasil penelitian Mutawali, L., Sabar, S., dan Saimi, (2020) tentang
terapi relaksasi otot progresif sebagai alternative mengatasi stress dimasa
pandemi covid19 di Kabupaten Lombok Tengah dengan hasil ada
pengaruh yang signifikan pemberian terapi teknik relaksasi otot progresif
terhadap penurunan tingkat stress masyarakat dimasa pandemi Covid-19
di Kabupaten Lombok Tengah.
Video tentang relaksasi otot progresif untuk mengurangi stress ini
nanti akan menjelaskan pengertian stress, tanda dan gejala stress,
pengertian latihan relaksasi otot progresif, mekanisme latihan relaksasi
otot progresif, dan manfaat relaksasi otot progresif.

20
Media luaran berupa video tentang relaksasi otot progresif untuk
mengurangi stress ini merupakan karya modifikasi, Karena sebelumnya
sudah ada karya tulis yang membuat media video tentang tentang
relaksasi otot progresif untuk mengurangi stress .Dengan adanya video
yang baru dengan kreativitas lebih ini diharapkan mampu menarik minat
masyarakat khususnya para masyarakat yang mengalami stress yang
terdampak covid19 untuk melihat lalu mempraktekkan secara mandiri
dan teratur. Sehingga video ini dapat dijadikan sebagai pedoman dirumah
agar bisa melakukan latihan gerakan tentang relaksasi otot progresif
untuk mengurangi stress secara mandiri dan dapat bermanfaat untuk
masyarakat khususnya masyarakat yang mengalami stress akibat
covid19.

6) Media Video
a. Pengertian Video
Video merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi
dalam bentuk tayangan yang bergerak dengan visual dan audio yang
sama dengan bentuk aslinya yang kemudian disunting diberi efek
Lupitasari, et al (2013). Video merupakan salah satu kemajuan
teknologi yang sangat banyak memberikan manfaat positif bagi
manusia dan kebudayaan. Dengan adanya video orang tidak lagi sulit
untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan hiburan. Video dapat
memudakan untuk membagi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
seluruh penjuru dunia dengan cepat dan mudah, dengan begini
menjadikan seakan-akan dunia yang luas ini menjadi sempit dan tidak
ada lagi ada batasan waktu ataupun tempat Busyaeri, et al (2016).
Luaran media yang akan dihasilkan yaitu video terapi relaksasi otot
progresif. Penggunaan media video sangat tepat untuk menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga dapat memberikan
contoh yang baik terhadap perilaku masyarakat. Video ini diharapkan
dapat mengajarkan kepada masyarakat tentang terapi relaksasi otot

21
progresif untuk menurunkan tingkat stress selain mengonsumsi obat-
obatan.
b. Karakteristik media Video
Video mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media
lain. Adapun karakteristik media video menurut Usman (2020)
diantaranya :
1) Clarity of Massage (kejelasan pesan)
Media video dapat dipahami pesan pembelajaran secara lebih jelas
dan informasi yang disampaikan dapat diterima secara utuh
sehingga informasi yang disampaikan akan tersimpan di memori
jangka panjang.
2) Stand Alone (berdiri sendiri)
Media video tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak
digunakan bersama dengan bahan ajar lain (berdiri sendiri).
3) User Friendly (bersahabat/akrab)
Media video menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Informasi yang diberikan
bersifat membantu bersahabat dengan pemakainya, mudah
memakai dan mengakses sesuai kebutuhan.
4) Representasi Isi
Materi yang dihasilkan harus benar-benar pelajaran. Pada dasarnya
materi pembelajaran baik sosial maupun sains dapat dibuat menjadi
media video.
5) Visualisasi dengan media
Media video dikemas sehingga didalamnya terdapat teks, animasi,
sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi yang dihasilkan
bersifat aplikatif dan bisa langsung dipraktikkan.
6) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
7) Tampilan media video dibuat dengan rekayasa digital dengan
tingkat resolusi tinggi dan dukungan untuk sistem komputer.
8) Dapat digunakan secara klasikal atau individual
c. Kelebihan dan kekurangan media Video

22
Media video dapat digunakan secara individual, tidak hanya
disekolah tetapi juga dirumah. Dapat juga digunakan secara kelompok
kecil maupun besar. Menurut Yuniarti, et al (2015) media video
pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan :
1) Kelebihan
a) Dapat menarik perhatian dan waktu yang singkat.
b) Penonton dapat memperoleh informasi dari ahli spesialis.
c) Metode pembelajaran yang sulit dapat disiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada saat pembelajaran pengajar dapat
memusatkan perhatian pada penyajian.
d) Menghemat waktu, dan dapat diputar berulang-ulang.
e) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman ketika
membaca dan berdiskusi.
f) Video menggambarkan suatu proses secara cepat dapat
disaksikan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
g) Video dapat ditunjukkan kepada kelompok kecil dan besar,
kelompok heterogen maupun perorangan.
2) Kekurangan
a) Perhatian penonton sulit dikuasai.
b) Sifat komunikasi satu arah harus diimbangi dengan bentuk
umpan balik.
c) Kurang mampu menampilkan detail objek secara sempurna.
d) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
e) Video umumnya memerlukan biaya yang mahal dan waktu
yang banyak.
f) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pembelajaran, kecuali dirancang dan diproduksi secara
khusus.

23
BAB III

DESKRIPSI DESAIN YANG DIHASILKAN

A. Nama Project Luaran


Nama project luaran KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang
akan dihasilkan berupa sebuah project luaran dalam tugas akhir ini adalah
berupa “Video” dengan tema “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa Covid19
Dengan Cara Relaksasi Otot Progresif”. Penulis memilih project luaran
berupa video untuk memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat untuk mengatasi masalah stress dimasa pandemi Covid19.
B. Tujuan Project Luaran
Tujuan dari project yang akan dibuat adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan untuk masyarakat tentang metode pengobatan non
farmakologis untuk masyarakat yang sedang mengalami stress akibat dampak
dari Covid19. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat yang
menghadapi stress kerja dan meningkatkan dan melatih metode penyembuhan
stress melalui teknik relaksasi otot progresif. Manfaat untuk kader lansia
dapat menambah pengetahuan dengan terapi relaksasi otot progresif untuk
menurunkan stress dan kendala susah tidur (insomnia).
C. Keaslian karya project
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, penulis menemukan beberapa
karya yang sudah dibuat oleh penelitian lain yang berhubungan dengan
relaksasi otot progresif untuk menurunkan stress dimasa pandemi Covid19,
diantaranya :
1. Dr. Era Catur Prasetya, Sp.KJ (2020). Jenis karya yang dibuat yaitu Video
youtube.
a. Perbedaan :
1) Relaksasi Otot Progresif diberikan pada pasien yang memiliki
kecemasan dan kekhawatiran.
2) Judul video “Terapi Mengurangi Rasa Kecemasan Saat Pandemi
Covid19, Ikuti Tehnik Relaksasi Otot Ini”.
b. Persamaan :

24
1) Sama-sama memberikan edukasi tentang relaksasi otot progresif.
2) Sama-sama mengeluarkan media video.
3) Sama-sama diberikan untuk pasien yang sedang berada pada
pandemi Covid19
2. Media Video, dikutip dari Pipin Farida Yosefiana, (2020), persamaan dan
perbedaan dengan media video yang akan di buat.
a. Perbedaan :
1) Tidak diberitahukan berapa kali dilakukan teknik relaksasi otot
progresif.
2) Judul “Teknik Relaksasi Otot Progresif dalam Upaya Mencegah
Stres dan kecemasan selama pandemi Covid19”.
b. Persamaan :
1) Sama-sama memberikan edukasi tentang relaksasi otot progresif
menurunkan stress.
3. Nur, Aji, Sari (2013). Mengeluarkan media Leaflet.
a. Perbedaan :
1) Judul media “Relaksasi Otot Progresif”.
2) Tidak menjelaskan tentang indikasi dari teknik relaksasi otot
progresif.
b. Persamaan
1) Sama-sama membahas relaksasi otot progresif.
2) Membahas langkah-langkah relaksasi otot progresif.
3) Diberikan untuk menurunkan hormone stress.
D. Deskripsi Desain Project Luaran Secara Naratif
1. Tahapan Pra-Produksi
a. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Banyaknya masalah kesehatan mental dan kurangnya pengetahuan
masyarakat untuk menangani stress dimasa Covid19.
b. Analisis sasaran
Masyarakat yang sedang mengalami stress pandemi Covid19.
c. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)

25
Media video komunikasi edukatif yang berjudul “Trik Jitu
Menurunkan Stress Dimasa Covid19 Dengan Cara Relaksasi Otot
Progresif” secara garis besar video ini menjelaskan sedikit tentang
stress karena pandemi Covid19 dan menjelaskan tentang terapi
relaksasi otot progresif lalu menjelaskan tentang gerakan terapi
relaksasi otot progresif dan terakhir penutup.
d. Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)
1) Fase Orientasi, dalam fase ini meliputi : Memperkenalkan diri,
menjelaskan pengertian stress, penyebab terjadinya stress, tanda
dan gejala stress, pengertian relaksasi otot progresif,
menjelaskan prosedur relaksasi otot progresif.
2) Masalah kesehatan yang muncul jika stress tidak diatasi.
3) Fase kerja, dalam fase ini mulai melakukan tindakan relaksasi
otot progresif sesuai dengan Standar Operasional Prodesur
(SOP) yang sudah ditentukan.
e. Penyusunan Naskah
1) Video pembukaan
Video awal berisi pembukaan dan perkenalan yang
bertuliskan :
Tulisan “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa Covid19 Dengan
Cara Relaksasi Otot Progresif” Dipersembahkan oleh Nurul
Fuadah Anjar Nurrohmah, Program Studi Sarjana Keperawatan,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisiyiah Surakarta.
Assalamualaikum wr.wb perkenalkan saya nurul fuadah
mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Aisyiyah Surakarta, apa
kabar semuanya? Semoga sehat-sehat ya, seperti yang diketahui
saat ini kita semua masih menghadapi pandemic COVID19,
untuk meminimalisir terjadinya penularan banyak protokol
kesehatan yang harus dipatuhi, karena kasus ini banyak
masyarakat yang mengalami gangguan psikologi berupa stress
yang berlebih.

26
2) Penjabaran secara singkat konsep stress dan terapi relaksasi otot
progresif dalam bentuk slide dan diberi suara, slide bertuliskan :
a) Slide 1
Pertama-tama perlu diketahui apa itu stress? stress
adalah respon organisme untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan yang berlangsung.
b) Slide 2
Tanda gejala diantara lainnya :
1) Memiliki rasa khawatir atau takut yang berlebih
sehingga dapat berpikir yang tidak rasional
2) Memiliki pikiran negatif terhadap orang yang memiliki
tanda gejala penderita
3) Mencari berita terkait COVID19 yang berlebih
sehingga tidak dapat menilai berita yang akurat dan
memunculkan kecemasan yang membuat orang susah
tidur.
4) Sakit kepala, serta sakit fisik lainnya.
c) Slide 3
Mekanisme relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat stress pada individu. Tegangan otot
ketika otot berkontraksi maka rangsangan akan
disampaikan ke otot. Tegangan merupakan kontraksi dari
serat otot rangka. Setelah memahami dalam
mengidentifikasi tegangan, kemudian dilanjutkan dengan
merasa rileks. Ini merupakan prosedur umum
mengidentifikasi perbedaan antara tegang dan rileks.
d) Slide 4
Stress ini dapat dikurangi dengan cara melakukan
teknik terapi relaksasi otot progresif. Terapi relaksasi otot
progresif adalah suatu relaksasi yang paling sederhana yang
mudah untuk dipelajari dengan cara menegangkan dan
merileksasasikan otot-otot dalam tubuh. Relaksasi otot

27
progresif ini dapat digunakan untuk mengurangi insomnia,
meningkatkan rasa kebugaran dan meningkatkan tingkat
konsentrasi.
e) Slide 5
Terapi relaksasi otot progresif dilakukan dua sampai
tiga kali dalam satu minggu menghabiskan waktu 15-30
menit.
f) Slide 6
Persiapan
1) kursi, bantal, karpet dan lingkungan yang aman tenang
dan sunyi.
2) Posisikan tubuh dalam posisi yang nyaman dengan
duduk dikursi yang nyaman atau terlentang diatas
tempat tidur atau lantai karpet perlu diperhatikan
hindari posisi berdiri.
3) Jangan terlalu menegangkan otot karena akan
mengakibatkan cidera.
g) Slide 7
Prosedur tindakan
1) Gerakan 1 : Ditujukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu
kepalan.
2) Gerakan 2 : Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang.
a) Tekuk kedua lengan kebelakang pada pergelangan
tangan.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.
3) Gerakan ke 3 : Ditujukan untuk melatih otot besar pada
bagian atas pangkal lengan.
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak.

28
4) Gerakan ke 4 : Ditujukan untuk melatih otot bahu
supaya mengendur.
a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
hingga menyentuh kedua telinga.
5) Gerakan ke 5 dan 6 : Ditujukan untuk melemaskan
otot-otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi
dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan disekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
6) Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegan
gan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang,
diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan disekitar otot rahang.
7) Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot
disekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya
sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
8) Gerakan ke 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher
depan maupun belakang.
a) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
b) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi.
9) Gerakan ke 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher
bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada.
10) Gerakan ke 11 : Ditujukan untuk melemaskan otot
dada.
a) Angakat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan.
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10
detik, kemudian rileks.

29
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
11) Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru
dengan udara sebanyak-banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan dibagian dada sampai turun ke perut,
kemudian dilepas.
c) Saat tegang dilepas, lakukan napas normal dengan
lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan
perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.
12) Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut.
a) Tarik napas dengan kuat perut kedalam.
b) Tahan sampai menjadi kencang selama 10 detik,
lalu dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali setiap gerakan masing-masing dua
kali.
13) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki
(seperti paha dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha
terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindak ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dilepaskan.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
h) Slide 8
Teknik relaksasi otot progresif ini dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan, pasein, maupun masyarakat yang
saat ini sedang mengalami stress karena pandemi Covid19.
3) Penutup

30
Bagaimana apakah kalian sudah mengetahui langkah-
langkah tersebut dengan baik? Buat kalian yang sudah selesai
menonton video ini trimakasih banyak semoga bisa langsung di
praktekkan ya. Dan jangan lupa untuk menjaga kesehatannya
sehat selalu .Wassalamualaikum wr wb.
5) Produksi
Setelah tahap produksi selesai dan menghasilkan produk
berupa naskah, maka tahap selanjutnya adalah tahap produksi yang
terdiri dari beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu :
1) Rembukan naskah
Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka
dilakukan rembukan naskah dengan penulis naskah. Rembukan
naskah diperlukan untuk menyamakan pendapat pemahaman
naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi
kesalahan yang fatal. Hasil dari rembukan naskah adalah
sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan
kemauan penulis, pengkajian materi, media dan bahasa.
2) Penentuan tim produksi
a) Produser, sutradara + asisten : Nurul Fuadah
b) Cameraman + asisten : Intan Mutmainah
c) Soundman + asisten : Nurul Fuadah
d) Lightingman + asisten : Nurul Fuadah
e) Teknisi + asisten : Nurul Fuadah
f) Swicherman (pemandu gambar) : Nurul Fuadah
g) Editor : Nurul Fuadah
h) Animator : Nurul Fuadah
i) Penata musik : Nurul Fuadah
j) Pembantu umum : Nurul Fuadah
3) Casting (Pemain)
Peraga relaksasi otot progresif dilakukan oleh : Nurul
Fuadah.
4) Hunting (Lokasi Syuting)

31
Pemilihan lokasi syuting harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan naskah. Lokasi yang akan di jadikan tempat syuting
dilakukan di kos Wisma Bhineka daerah Pajang Lawean.
5) Crew Meeting (Rapat Tim Produksi)
Pertemuan ini dilakukan diskusi teknisi pelaksanaan
produksi, masing-masing profesi menyampaikan persiapan
yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari solusi
permasalahan yang belum terselesaikan.
6) Pengambilan gambar
Pengambilan gambar menggunakan camera, selanjutnya
diolah dalam program yang dipilih untuk membuat video
pembelajaran.
6) Pasca Produksi
Setelah sekumpulan video dan suara hasil produksi/ syuting
diterima oleh editor, maka langkah selanjutnya yaitu tahap
pemilihan video dan suara yang terbaik. Video dan suara tersebut
kemudian disambung-sambungkan. Tahap ini meliputi :
1) Editing (Pengambilan dan Pemilihan Gambar)
Penyuntingan video menggunakan aplikasi VN, Canva dan
Powtoon. Background yang digunakan dibuat mengambil dari
pinterest dan lagu menggunakan aplikasi VN, Canva dan
CapCut.
2) Mixing (Pengisian Musik)
Pengisian musik juga dimasukkan kedalam video
menggunakan music dari aplikasi VN dan Canva dengan
menyertakan suara sendiri dari musik.
3) Preview (Pratinjau)
Sebelum video di upload dimedia sosial video di preview
dulu bersama pembimbing jika ada kesalahan, dibenahi
terlebih dahulu.
4) Revisi

32
Revisi dilakukan oleh pembimbing untuk memberikan
masukan apakah media sudah boleh dibagikan di media sosial.
5) Disrtibusi/Penyiaran
Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah media video
pembelajaran yang siap untuk disebarkan masyarakat maka
tahap terakhir yaitu distribusi penyiaran.
7) Uji coba video
Video diuji cobakan sebelum dipublikasikan, video
diberikan kepada dua orang wanita berumur 22 tahun yang
mengalami masalah susah untuk tidur dan stress menghadapi
pandemi Covid19. Video diberikan dan mengikuti langkah demi
langkah gerakan relaksasi otot progresif yang terdapat dalam
video. Video diberikan selama 2 hari dengan lama gerakan 15
menit, dari hasil didapatkan terdapat pengaruh terhadap kualitas
tidur. Responden mengatakan sudah bisa tidur dibawah jam 10 dan
merasa lebih baik.

33
BAB IV

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran yang dicapai dalam tugas akhir ini adalah berupa media
komunikasi informasi dan edukasi video yang berjudul “Trik Jitu Menurunkan
Stress Dimasa Covid19 Dengan Cara Relaksasi Otot Progresif” yang digunakan
sebagai media edukasi untuk masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
psikologis berupa stress dikarenakan pandemi Covid19. Luaran yang dicapai
dalam pembuatan tugas akhir yaitu berupa hak kekayaan intelektual (HKI) atas
produk media karya yang dihasilkan, media informasi dan edukasi (KIE), video
yang berjudul “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa COVID19 Dengan Cara
Relaksasi Otot Progresif” rencana akan didaftarkan hak cipta. Sebagai bentuk
karya yang dihasilkan pembuatan.

Video akan diberikan kepada masyarakat yang sedang mengalami stress


dimasa Covid19 sebagai upaya untuk menerapkan edukasi yang ada dalam video
tersebut.

Gambar 1.1 Gambar Cover video

Gambar 1.2 Gambar isi video relaksasi otot progresif

34
Judul pada video ini yaitu “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa Covid19
Dengan Cara Relaksasi Otot Progresif”.

Isi informasi dalam video ini merupakan materi pendidikan kesehatan


tentang teknik relaksasi otot progresif yang berisi gambar dan tulisan beserta suara
yang menjelaskan tentang teknik relaksasi otot progresif dengan durasi 8:08
menit. Kata-kata yang digunakan dalam video dibuat sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang benar sehingga dapat dimengerti semua kalangan masyarakat.
Gambar dan suara serta praktik teknik relaksasi otot progresif yang benar
dipraktikkan secara langsung dalam video dan akan menarik minat masyarakat
untuk meniru dan lebih fokus pada informasi yang disampaikan karena tidak cepat
bosan.

Pembuatan video ini disesuaikan dengan masalah kesehatan pisikologi


stress yang sering diabaikan oleh masyarakat, pengetahuan yang kurang tentang
edukasi pemberian teknik relaksasi otot progresif pada orang yang mengalami
stress. Penyuluhan kesehatan melalui video sangat mudah sehingga dapat di
unggah di youtube agar semua orang dapat melihat dan dapat diputar secara
berulang-ulang. Hal ini yang menjadi alasan pemilihan video sebagai media dalam
memberikan informasi dan edukasi.

35
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Video yang berjudul “Trik Jitu Menurunkan Stress Dimasa Covid19


Dengan Cara Relaksasi Otot Progresif” dapat meningkatkan pengetahuan
bagi masyarakat dan juga lansia. Video ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak baik bagi penderita sedang mengalami stress, keluarga, remaja,
dewasa, lansia, maupun tenaga kesehatan. Informasi ini dapat menambah
pengetahuan bagi penderita untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara
non farmakologis untuk menurunkan stress.

Video dapat menjadi salah satu sumber untuk mempermudah tenaga


kesehatan dalam memberikan terapi non farmakologi untuk pasien yang
mengalami stress. Sehingga tenaga kesehatan dapat membantu pasien untuk
meningkatkan pengetahuan tentang terapi relaksasi otot progresif. Bagi
keluarga video ini dapat menambah wawasan dan dukungan tentang terapi
relaksasi otot progresif meningkat. Video ini dapat menambah pengetahuan
dan sebagai pembelajaran dan mengembangkan kompetensi diri, memberikan
edukasi melalui media video. Video ini dibuat menarik sehingga diharapkan
dapat menarik para penonton, diharapkan video ini bermanfaat bagi semua
pihak terutama masyarakat yang sedang mengalami stress baik dikarenakan
pandemi Covid19 ataupun masalah lainnya dapat meningkatkan pengetahuan
tentang terapi relaksasi otot progresif diharapkan mampu melakukan secara
mandiri.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengembangan media yang telah


dilakukan, berikut beberapa saran pemanfaatan produk lebih lanjut :

1) Bagi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan


masyarakat terutama penyandang stress untuk menerapkan latihan
Relaksasi Otot Progresif.

36
2) Bagi yang penderita yang mengalami stress diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan serta mau dan mampu untuk melakukan teknik
relaksasi otot progresif secara mandiri sehingga dapat menurunkan tingkat
stress.
3) Bagi profesi keperawatan diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
intervensi keperawatan yang tepat untuk mengurangi stress melalui latihan
Relaksasi Otot Progresif.

37
DAFTAR PUSTAKA
Afniwati, N, D, D. 2019. Efektifitas Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Tingkat Stress Pada Lanjut Usia DI UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai Tahun 2019. E-Jurnal.1-9.
Alim Yunar. 60 Menit Mahir Mengedit Video Dengan Pinnacle, Dunia Komputer.
Bekasi : 2011.
Amalia, L., Irwan., Hiola, I, F. 2020. Analisis Gejala Klinis Dan Peningkatan
Kekebalan Tubuh Untuk Mencegah Penyakit Covid-19. Jambura Jurnal.
2(2):71-76.
Aswan, Y., Nur, A, R. 2020. Penyuluhan Tentang Informasi dan Edukasi COVID-
19 di Desa Labuhan Rasoki Tahu. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa.
2(2):21-26.
Austrianti, R., Andayani, R, P., Surya, D, O., & Suryani, U. (2020). Edukasi
Pencegahan Penularan COVID19 Serta Dukungan Kesehatan Jiwa Dan
Psikososial Pada Pengemudi Ojek Online. Jurnal Peduli Masyarakat. 2:
59-64.
Busyaeri, A, Udin, T, A., Zaenuddin. 2016. Pengaruh Penggunaan Video
Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Maper Ipa Di Min
Kroya Cirebon. Jurnal Pendidikan Guru. 3(1):116-137.
Fitria, L., Mufadhal, b., Ifdil, I. 2020. Stress Akademik Akibat Covid-19. Jurnal
Penelitian Guru Indonesia. 5(2):95-99.
Gaol, N, T, L. 2016. Teori Stres Stimulus, Respons, dan Transaksional. Jurnal
Psikologi. 24(1,1-11):1-11.
Ilmi, Z, M., Dewi, E. I., & Rasni, H. 2017. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tingkat Stress Narapidana Wanita Di Lapas Kelas Iia Jember
(The Effect Of Progressive Muscle Relaxation On Women Ptisoners ‘ S
Stress Levels At Prison Class Iia Jember ). E-Jurnal Pustaka Kesehatan.
5(3):497-504.
Jill, M, H., James, N., Butcher., Matthew, K, N., & Susan, M. (2018) Psikologi
Abnormal : Jakarta : Salemba Humanika.
Jumrotin., Suroso., Meiyuntariningsih. 2018. Terapi Relaksasi Otot Progresif
Untuk Menurunkan Kecemasan Siswi Dalam Menghadapu Menarche.
Jurnal Psikologi Indonesia. 7(1):79-92.
KBBI https://kbbi.web.id/stress Diakses tanggal 26 Februari 2021.
Lupitasari, E, A. 2013. Pembuatan Video Company Profile Agrowisata
Sondokoro Tasikmasu, Karanganyar. E-Jurnal. 2(1):141-146.

38
Listina, O., Devi, I, K, S. 2020. Edukasi Corona Virus Desease 19 (COVID-19)
Melalui Penyebaran Poster Kepada Masyarakat Kecamatan Slawi
Kabupaten Tegal. Jurnala abdimas Bhakti Indonesia. 1(2).
Liliana, A., Endang, L. 2019. Relaksasi Otot Progresi Dan Autogenik Untuk
Menurunkan Stress Remaja Di SMKN 1 Depok Sleman Yogyakarta. E-
Jurnal.1(2):1-10.
Musradinur. 2016. Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi.
Jurnal Edukasi. 2(2):183-200.
Mutawali, L., Sabar, S., & Saimi. 2020. Terapi Relaksasi Otot Progresif Sebagai
Alternatif Mengatasi Stress Dimasa Pandemi Covid-19 Di Kabupaten
Lombok Tengah. E-Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. 5(3):41-44.
Muslim, M. 2020. Manajemen Stress Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Manajemen Bisnis. 23(2):129-201.
Maghfirah, S., Sudiana, K., Widyawati (2015) Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Stres Psikologis Dan Perilaku Perawatan Diri Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10(2):138-146.
Masitoh, A., Damayamti, D, T. 2020. Strategi Koping Siswa Dalam Menghadapi
Stres Akademik di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Of Multidisciplinary
Studies. 4(2).
Ningsih, S., Hengki, K., Nuzmi, S., Dosi, J. 2020. An Analysis of Junior High
School Students’ Learning Stress Levels during the Covid-19 Outbreak:
Review of Gander Differences. Journal Psychocentrum Review. 2(2):69-
76.
Pangestika, A, T., Rocmawati, D, H., Purnomo. 2016. Pengaruh Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kemampuan Mengontrol Marah Pada Pasien Risiko
Perilaku Kekerasan Di Rsjd Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Tengah. E-jurnal.1-9.
Purwanto, A. 2020. Studi Eksplorasi Dampak Work From Home (WFH)
Terhadap Kinerja Guru Selama Pandemi Covid-19. Jurnal of Education,
Psychology and Counseling. 2(1).
Prastyowati, A . 2020. Mengenal Karakteristik Virus Sars-Cov-2 Penyebab
Penyakit Covid-19 Sebagai Dasar Upaya Untuk Pengembangan Obat
Antivirus Dan Vaksin. BioTrends. 11(1):1-10.
Resti, I, B. 2014. Tekenik Relaksasi Otor Progresif Untuk Mengurangi Stress
Pada Penderita Asma. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 02(01):1-20.
Rochmawati, D, H. 2015. Teknik Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan
Kecemasan. 1-20.

39
Rosyanti, L., Hadi, I. 2020. Dampak Psikologis Dalam Memberikan Perawatan
Dan Layanan Kesehatan Pasien Covid-19 Pada Tenaga Profesional
Kesehatan. Jurnal Penelitian. 12(1):107-130.
Sari, K., Erlis, M., Marty, M., Khairani, M. 2019. Hubungan Stres dan
Kesejahteraan (Well-being) dengan Moderasi Kebersyukuran. Journal of
Psychology.5(2):178-186.
Sari, R, P., Pratiwi, A., Sari, R, S. 2019. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Tingkat Stress Kerja Pada Staff Stikes Yatsi. Jurnal
Kesehatan. 8(2):143-152.
Setyohadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien
Psikogeriatrik. Salemba Medika. Jakarta.
Sholehah, I, K., Rizki, M,R., Trisiana, A., N., F., N. 2020. Bersatu Melawan
COVID19 Dengan Hidup Sehat Dalam Perspektif Pendidikan Kewarga
negaraan. Jurnal Global Citizen. 9(1):24-38.
Susi, K., Kaslam. 2020. Kebijakan Jogo Tonggo Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Dalam Penanganan Pandemi Covid-19. E-Jurnal. 3(1):31-43.
Sukadiyanto. 2010. Stress Dan Cara Menguranginya . Jurnal Cakrawala
Pendidikan. 1(1):55-66.
Usman, S, D., Riwiyah, H. 2020. Efectivitas Penerapan Media Video
Pembelajaran Pada Mata Pembelajaran Mekanika Teknik. Jurnal
Pendidikan Teknik Bangungan dan Sipil. 16(2):59-65.
Warsito, B, E. 2018. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Stress.
Jurnal Kesehatan. 9(2):119-123.
Yuniarti, Y., Syamsiati, S., Kresnadi, H. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Dengan
Menggunakan Media Video Dalam Pembelajaran Ipa Di Sekolah Dasar. E-
Jurnal Pendidikan dan Pemberajaran untan. 4(7):1-10.

40
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Nurul Fuadah

NIM : C2017092

Judul : Upaya penurunan tingkat stress dimasa pandemi


covid19 dengan terapi relaksasi otot progresif dengan
metode video

Nama Pembimbing : Anjar Nurrohmah, S.Kep. Ns., M. Kep.

No Hari/Tgl Materi Masukan Pembimbing Tanda


Tangan

1 Sabtu, 31 Kosultasi judul


oktober
ACC judul
2020

2 Senin, 02 Bab 1,2,4&4 Bab 1 dan 2 :


november
1. Perbaiki penulisan judul
2020
2. Spasi font mengikuti pedoman
3. Penulisan bahasa asing harus italic
(miring)
4. Perbaikan menentukan pokok utama
5. Jika stresnya tidak disebabkan karena
pandemi covid apakah tehnik relaksasi

41
ini tidak bisa dipakai.
6. jelaskan lebih lanjut tentang dampak
stres sehingga memang stres ini perlu
diatasi.

3 Rabu, 16 Bab 1&2 Lanjutkan bab selanjutnya.


Desember
2020

4 Senin, 18  Bab 1-3 Bab 1 :


Januari  Media
1. Serapan latin italic
2021
2. Secara umum utk isi mengacu
koreksian teman2 di bab 1
3. Ada paragraf yg blm ditulis sumbernya
4. Utk hasil penelitian yg digunakan sbg
penerapan jurnlanya ditmbh
5. Prevalensi, pengetahuan masy smua hrs
ada datanya
6. Dengan dan kata sambung lainny tdk
boleh di awal kalimat
7. Manfaat

Bab 2 :

1. Serapan
2. 1 paragraf tidak boleh hanya 1 kalimat
3. Gejala stres?
4. Penulisan kutipan diperbaiki
5. Numbering diperbaiki
6. Bagaimna terapi relaks bisa
menurunkan stres?

Bab 3 :

1. Keaslian tambahkn perbedaan dg

42
punyam u apa?
2. Isi dari video gambaran singkat sj, tdk
usah terlalu detail narasinya. Biar tdk
ngulang2 di bab 3
3. Skrinsut di bab 4 sj

Bab 4 :

1. Skrinsut cukup 1/ 2

Media Video :

1. Bagaimana relaksasi otot progresif


dapat mengurangi stress.
2. Isi dari video gambaran singkat sj.

5 Minggu Media 1. Backgraund di edit polos


25
2. Tambahkan mekanisme relaksasi otot
Januari
progresif
2021

6 Senin 01 Bab 1-2 1. Spasi 1 utk smua, bkn judul sj


Februari 2. Univ aisyiyah ska jadikan satu baris.
2021 3. Nama prodi sarjana keperawatan
4. Cek tahun

Bab 1

1. Corona virus disease italic, idem utk


penulisan kata asing lainnya

2. Cek typo, idem utk smua bab

3. Cek huruf kapitalllllll, idem utk smua bab

4. Literature lengkapi

5. Utk kutipan Purwanto, bisa ditmbahi

43
sumber lain

6. Pengetahuan ttg relaksasi sj yg ditulis


hipertensinya tdk usah, sumber blm ada

7. Sumber kelebihan luaran yg dipilih blm


ada

8. Kata sambung tdk di awal kalimat

9. Tujuan blm ada

Bab 2

1. Rapikan penulisan

2. Sumber literature tdk lengkap

3. Baca koreksian dari teman2 yang lain

4. Cek numbering

5. Pengertian video, isi paragraph terlalu


banyak

7 Sabtu 20 Bab 1-3 Bab 1 :


Februari
1. Kutipan
2021
Bab 2

1. Literature diperjelas
2. Penulisan kutipan banyak yang salah,
rapikan penulisan.
3. Gangguan terhadap stress
4. Lengkapi pustaka
5. Persiapan alat untuk relaksasi otot
progresif
6. Italic

44
Bab 3

1. Keaslian karya yang yang sama


menggunakan media video dan
perbedaan dengan karya orang lain.

Penysunan video dibuat dibuat secara


deskriptif tidak menggunakan table.

8 Sabtu 26 Bab 1-2 Cover: universitas ‘aisyiyah surakarta


Februari jadikan 1 baris
2021
Hapus spasi antar paragraf

Bab 1

1. Prevalensi stress saat pandemi?

2. Awal paragraf jangan gunakan kalimat yg


sama terus menerus

3. Dampak stress apa?

4. Bagaimana mekanisme ROP bisa


menurunkan stress?

5. Bagaimana tata laksna stress secra umum


sebelum masuk ke relaksasi otot progresif

6. Berdasarkan dari hasil beberapa survey


penelitian Tyani (2015) menyatakan bahwa
masih banyak masyarakat yang belum
mengerti tentang relaksasi otot progresif.
Tulis data angka persentasenya!

Bab 2

1. Bagaimana mekanisme ROP bisa

45
menurunkan stress? (masih nyari)

2. Tambahkan ketepatan solusi

9 Senin 01 Bab 1,2&3 Bab 1


Maret
1. Cek typo utk smua bab
2021
2. Tujuan pembuatan project, buat paragraf
tersendiri

3. Dan,dalam sedang tdk boleh di awal


kalimat

4. Kata2 asing/ serapan_italic

Bab 2

1. Cek typo smuanya

2. Mekanisme ROP menurunkan stres


diperjelas lagi, penjelasan kurang fokus, isi
paragraf terlalu banyak

3. Ketepatan solusi, buat dlm paragraf2,


jgnjadikan satu. Isi; masalahnya apa secara
sekilas, kenapa diberikan solusi tsb dan
luarannya

4. Yuniarti, et al ( 2015)

Bab 3

1. Nama project: bukan tema

2. Gerakan2 tdk perlu ditulis detail, cukup


sampaikan secara umum sj

3. Tim produksinya sendirian mbk? Njen

46
melibatkan siapa?

10 Rabu, 17 Bab 1-3 1. Smua bab dibuat spasinya 1,5 remove


maret space before / after paragraf nya ya...
2021
2. Cek smua typo

3. Tinta merah maksudnya?

Bab 3

1.Apakah dlm pembuatan project sama


sekali tdk dibantu org lain mbk?

2. Musiknya diaransemen sendirikah?

3. Sudah pernahkah diuji cobakan? Bgmna


hasilnya?

11

12

47
48

Anda mungkin juga menyukai