Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

Nama Kapus
Puskesmas
Ttd NIP
Sungai Riam

1 Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38◦ C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain.

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengidentifikasi


berbagai kebutuhan dan harapan pasien dan keluarga mencakup
pelayanan medis dan keperawatan.

3 Kebijakan

4 Referensi Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS


BAGI DOKTER PELAYANAN PRIMER.

5 Prosedur/ 1. Anamnesa
Langkah-Langkah
Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat
perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang,kemudian mencari
kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.
Umumnya kejang demam pada anak dan berlangsung pada
permulaan demam akut, berupa serangan kejang klonik umum atau
tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi post iktal.
Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi
medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi,
keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-


tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan sistemik, terpapar
zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologis fokal. Bila
terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk
mencari faktor penyebab.

3. Pemeriksaan Penunjang:  Untuk menentukan faktor


penyebab dan komplikasi kejang pada anak, diperlukan
beberapa pemeriksaan penunjang antara lain, yaitu:
a. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah, elektrolit, dan
hitung jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien dengan
kejang pertama.

b. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak


memiliki kecurigaan fokus infeksi.

4. Penegakan Diagnosa

Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik

Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Kejang demam sederhana

1. Kejang generalisata

2. Durasi: < 15 menit

3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis,


encephalitis, atau penyakit yang berhubungan dengan
gangguan di otak

4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.

b. Kejang demam kompleks

1. Kejang fokal

2. Durasi: > 15 menit

3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.

5. Penatalaksanaan

a. Non Farmakologi

Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang


demam dan prognosisnya.

b. Farmakologi

Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah


dengan:

1. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg)


harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat
dibangun dengan mudah.

2. Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg)


lebih efektif daripada diazepam per rektal untuk anak.

3. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam


intravena dengan efek samping yang lebih minimal
(termasuk depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang
1
tonik klonik akut. Bila akses intravena tidak tersedia,
midazolam adalah pengobatan pilihan.

6 Diagram Alir

7 Dokumen Terkait

8 Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Poli Tindakan

Rekaman Historis Perubahan

Tgl Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai