Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENYAKIT SEROSIS HATI


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet

Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1 FITRI HANDAYANI
2 INDRA HERDIANA RAHMAT
3 LUTFI ALFIYAH
4 NANDA FAUZAN
5 SALMA APRILIA PUTRI

D3 AKADEMIK KEPERAWATAN YPIB MAJALENGKA


TAHUN 202
2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Karena Berkat rahmat-Nyalah
Makalah yang berjudul “Sirosis Hati" dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada hari
pengumpulan yang ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Gizi dan Diet”. Dalam
penyelesaian atau penyusunan makalah ini cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami
alami diantaranya kurangnya pengetahuan dan bahan pustaka yang kami miliki.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. kami sangat
membutuhkan kritikan maupun masukan dari pembaca dan kami berharap Mudah Mudahan
Makalah Ini Dapat Bermanfaat Bagi Semua Pihak Dan Bila Terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah ini kami mohon maaf juga pada kesempatan berikutnya kami akan
berusaha menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih,

Wassalamualaikum Wr.Wb

Majalengka, Desember 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Definisi Sirosis Hati......................................................................................................................5
2.2 Etiologi Sirosis Hati......................................................................................................................7
2.3 Patofisiologi Serosis Hati..............................................................................................................8
2.4 Pengobatan dan Perawatan Sirosis Hati....................................................................................10
2.5 Tujuan Diet Seriosis Hati............................................................................................................12
2.6 Prinsip dan Syarat Diet Penyakit................................................................................................13
2.7 Makanan dan Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dibatasi...................................................14
BAB III..................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik
yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dan arsitektur hepar dan
pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibar nekrosis hepatoselular.
Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular,
dan regenerasi nodularis parenkim hati.

Sirosis secara klinis dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala
klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang ditandai dengan gejala gejala dan tanda
klinis yang jelas. Sirosis hati kompensata merupakan kelanjutan dari proses hepatitis kronik
dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaannya secara klinis. Hal ini hanya dapat dibedakan
melalui pemeriksaan biopsi hati.

Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketifa pada pasien yang
berusia 45 - 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia sirosis
menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun
akibat penyakit ini. Sirosis hati merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang
perawatan Bagian Penyakit Dalam. Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar kasus terutama
ditujukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan saluran
cerna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan asites, Spontaneous bacterial
peritonitis serta Hepatosellular carsinoma.

Gejala klinis dari sirosis hati sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala
yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di negara maju, maka kasus Sirosis hati yang
datang berobat ke dokter hanya kira-kira 30% dari seluruh populasi penyakit in, dan lebih
kurang 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika berobat untuk penyakit lain.

3
1.2 Tujuan

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai SIROSIS HATI secara teoritis,
dan bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien penderita sirosis hati juga
mengetahui cara mencegah dan mengobatinya

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sirosis Hati

 Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan
menahun pada hati, diikuti dengan ploriferasi jaringan ikat, degenerasu dan regenerasi
sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati (Arief Mansjoer,
1999).
 Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang menyebabkan destruksi sel dan fibrosis
(jaringan parut), jaringan hepatic. (Sandra M.Nettina, 2001).
 Sirosis hepatis adalah stadium akhir dari penyakit hati, yang menahun dimana secara
anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan
nekrosis. (Smeltzer & Bare, 2001).
 Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang menyebabkan destruksi sel dan fibrosis
(jaringan parut) dari jaringan hepatik.

 Klasifikasi

Klasifikasi sirosis dikelompokkan berdasarkan morfologi, secara fungsional dan etiologinya.


Berdasarkan morfologi, sirosis hati dibedakan atas 3 jenis, yaitu :

1. Mikronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, di dalam septa parenkim hati
mengandung nodul halus dan kecil merata di seluruh lobus. Pada sirosis
mikronodular, besar nodulnya tidak melebihi 3 mm. Tipe ini biasanya disebabkan
alkohol atau penyakit saluran empedu.

5
Gambar 1. Sirosis mikronodular

2. Makronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi, mengandung nodul
yang besarnya juga bervariasi ada nodul besar didalamnya, ada daerah luas dengan
parenkim yang masih baik atau terjadi regenerasi parenkim. Tipe ini biasanya tampak
pada perkembangan hepatitis seperti infeksi virus hepatitis B.

Gambar 2. Sirosis Makronodular

3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular).


Sedangkan secara fungsional, sirosis hepatis dibagi menjadi kompensata dan
dekompensata.
1) Sirosis hati kompensata
Sering disebut dengan sirosis hati laten atau dini. Pada stadium kompensata ini
belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada
saat pemeriksaan skrining.

6
2) Sirosis hati dekompensata
Dikenal dengan sirosis hati aktif, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah
jelas, misalnya ascites, edema dan ikterus.

2.2 Etiologi Sirosis Hati

1. Alcoholic liver disease


Sirosis alkoholik terjadi pada sekitar 10-20% peminum alkohol berat. Alkohol
tampaknya melukai hati dengan menghalangi metabolisme normal protein, lemak, dan
karbohidrat.
2. Hepatitis C kronis
Infeksi virus hepatitis C menyebabkan peradangan dan kerusakan hati yang selama
beberapa dekade dapat mengakibatkan sirosis. Dapat didiagnosis dengan tes serologi
yang mendeteksi antibodi hepatitis C atau RNA virus.
3. Hepatitis B kronis
Virus hepatitis B menyebabkan peradangan dan kerusakan hati yang selama beberapa
dekade dapat mengakibatkan sirosis. Hepatitis D tergantung pada kehadiran hepatitis
B, tetapi mempercepat sirosis melalui ko-infeksi. Hepatitis B kronis dapat didiagnosis
dengan deteksi HbsAg > 6 bulan setelah infeksi awal. HBeAg dan HBV DNA
bermanfaat untuk menilai apakah pasien perlu terapi antiviral.
4. Non-alcoholic steatohepatitis (NASH)
Pada NASH, terjadi penumpukan lemak dan akhirnya menjadi penyebab jaringan
parut di hati. Hepatitis jenis ini dihubungkan dengan diabetes, kekurangan gizi
protein, obesitas, penyakit arteri koroner, dan pengobatan dengan obat kortikosteroid.
Penyakit ini mirip dengan penyakit hati alkoholik tetapi pasien tidak memiliki riwayat
alkohol. Biopsi diperlukan untuk diagnosis.
5. Sirosis bilier primer
Mungkin tanpa gejala atau hanya mengeluh kelelahan, pruritus, dan nonikterik
hiperpigmentasi dengan hepatomegali. Umumya disertai elevasi alkali fosfatase serta
peningkatan kolesterol dan bilirubin. Hal ini lebih umum pada perempuan.
6. Kolangitis sklerosis primer
PSC adalah gangguan kolestasis progresif dengan gejala pruritus, steatorrhea,
kekurangan vitamin larut lemak, dan penyakit tulang metabolik.
7. Autoimmune hepatitis

7
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan imunologis pada hati yang menyebabkan
inflamasi dan akhirnya jaringan parut dan sirosis. Temuan yang umum didapatkan
yaitu peningkatan globulin dalam serum, terutama globulin gamma.
8. Sirosis jantung. Karena gagal jantung kronis sisi kanan yang mengarah pada
kemacetan hati.
9. Penyakit Keturunan dan metabolik, antara lain:
a) Defisiensi alpha1-antitripsin
Merupakan gangguan autosomal resesif. Pasien juga mungkin memiliki
PPOK, terutama jika mereka memiliki riwayat merokok tembakau. Serum
AAT selalu rendah.
b) Hemakhomatosis herediter
Biasanya hadir dengan riwayat keluarga sirosis, hiperpigmentasi kulit,
diabetes mellitus, pseudogout, dan / atau cardiomyopathy, semua karena
tanda-tanda overload besi. Labor akan menunjukkan saturasi transferin puasa>
60% dan ferritin >300 ng/mL.
c) Penyakit Wilson
Kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan ceruloplasmin serum rendah
dan peningkatan kadar tembaga pada biopsi hati hati.
d) Penyakit simpanan glikogen tipe IV
e) Tirosinemia herediter
f) Galaktosemia
g) Intoleransi fruktosa herediter
10. Infeksi parasit yang berat seperti skistosomiasis.

2.3 Patofisiologi Serosis Hati

Hubungan hati terhadap darah adalah hal yang unik. Tidak seperti kebanyakan organ-organ
tubuh, hanya sejumlah kecil darah disediakan pada hepar oleh arteri-arteri. Kebanyakan dari
penyediaan darah (pendarahan/vaskularisasi) hati datang dari vena-vena usus ketika darah
kembali ke jantung. Vena utama yang mengembalikan darah dari usus disebut vena portal
(portal vein). Ketika vena portal melewati hati, ia terpecah kedalam vena-vena yang
meningkat bertambah kecil. Vena-vena yang paling kecil (disebut sinusoid-sinusoid karena
struktur mereka yang unik) ada dalam kontak yang dekat dengan sel-sel hati. Faktanya, sel-
sel hati berbaris sepanjang sinusoid-sinusoid. Hubungan yang dekat ini antara sel-sel hati dan

8
darah dari vena portal mengizinkan sel-sel hati untuk mengeluarkan dan menambah unsur-
unsur pada darah. Sekali darah telah melewati sinusoid-sinusoid, ia dikumpulkan dalam vena-
vena yang meningkat bertambah besar yang ahirnya membentuk suatu vena tunggal, vena
hepatik (hepatic veins) yang mengembalikan darah ke jantung.

Diagram sederhana proses dalam patofisiologi sirosis hati

Pada sirosis, hubungan antara darah dan sel-sel hati terjadi gangguan. Meskipun sel-sel hati
yang selamat atau dibentuk baru mungkin mampu untuk menghasilkan dan mengeluarkan
unsur-unsur dari darah, mereka tidak mempunyai hubungan yang normal yang seharusnya
dengan darah, dan ini (menghindari) hati/hepar.

mengganggu kemampuan sel-sel hati untuk menambah atau mengeluarkan unsur-unsur


tertentu seperti toksin /racun dari darah. Sebgai tambahan, luka parut dalam hati yang
bersirosis menghalangi aliran darah melalui hati dan ke sel-sel hati. Sebagai suatu akibat dari
rintangan pada aliran darah melalui hati, darah tersendat pada vena portal, dan tekanan dalam
vena portal meningkat, suatu kondisi yang disebut hipertensi portal. Karena rintangan pada
aliran dan tekanantekanan tinggi dalam vena portal, darah dalam vena portal mencari vena-
vena lain untuk mengalir kembali ke jantung, vena-vena dengan tekanantekanan yang lebih
rendah yang membypass.

Pada sirosis hati, hipertensi portal timbul dari kombinasi peningkatan vaskular intrahepatik
dan peningkatan aliran darah ke sistem vena porta. Peningkatan resistensi vaskular
intrahepatik akibat ketidakseimbangan antara vasodilator dan vasokontriktor. Peningkatan

9
gradient tekanan portocaval menyebabkan terbentuknya kolateral vena portosistemik yang
akan menekan sistem vena porta. Drainage yang lebih dominan pada vena azygos
menyebabkan terbentuknya varises oesofagus yang cenderung mudah berdarah. Varises
oesofagus dapat terbentuk pada saat HVPG diatas 10 mmHg. Hipertensi portal paling baik
diukur dengan menggunakan pengukuran hepatic vein pressure gradient (HVPG). Perbedaan
tekanan antara sirkulasi portal dan sistemik sebesar 10-12 mmHg sangat penting dalam
terbentuknya varises. Nilai normal HVPG adalah 3-5 mmHg. Pengukuran awal HPVG
bermanfaat bagi sirosis compensate dan decompensate, sedangkan pengukuran secara
berulang HPVG berguna untuk monitoring pengobatan dan progresivitas penyakit hati.

Sumber : sirosishati.com

2.4 Pengobatan dan Perawatan Sirosis Hati

Pengobatan sirosis bertujuan untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah, serta
mengatasi gejala yang muncul. Pengobatan itu dapat dilakukan dengan:

 Mengonsumsi makanan rendah garam dan tablet spironolactone, untuk mengurangi


kelebihan cairan di dalam tubuh.
 Mengonsumsi propranolol, untuk mengurangi tekanan yang tinggi di dalam hati.
 Mengonsumsi suplemen untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan mencegah
pengeroposan tulang.
 Menggunakan krim untuk mengatasi rasa gatal.
 Mengikat pembuluh darah yang melebar di kerongkongan dan berisiko menimbulkan
perdarahan, dengan gastroskopi.

10
Jangan mengonsumsi obat-obatan tanpa berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter, karena
obat-obatan yang dikonsumsi dapat memperberat kerja organ hati. Selain meredakan gejala,
penyebab yang mendasari sirosis juga perlu diatasi. Caranya dengan:

1. Perawatan Penyalahgunaan Alkohol


Hati mempunyai fungsi untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Alkohol
terdeteksi oleh tubuh sebagai racun. Mengonsumsi alkohol terlalu banyak dapat
membuat hati bekerja lebih berat untuk memprosesnya.
Untuk mengatasi terjadi sirosis hati yang kamu alami, berhentilah mengonsumsi
alkohol. Hal tersebut mungkin sulit dilakukan jika kamu sudah ketergantungan
alkohol. Namun, demi kesehatan, kamu harus melakukannya.
Kalau kamu butuh saran profesional untuk mengatasi kecanduan alkohol, tanyakan
langsung saja di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan
solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google
Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol
lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
2. Perawatan Hepatitis
Sirosis hati dapat diatasi dengan perawatan hepatitis. Jenis hepatitis yang dapat
menyebabkan kerusakan pada hati adalah hepatitis B dan C. Perawatan dari penyakit
ini dapat membantu seseorang untuk mencegah terjadinya kerusakan hati. Jenis
pengobatannya adalah mencakup:
 Obat antivirus. Obat ini dapat menyerang virus hepatitis yang berada di dalam
tubuh. Walau begitu, obat tersebut tergantung dari jenis hepatitis yang
menyerang. Efek samping dari obat ini adalah sakit kepala, mual, dan masalah
tidur.
 Interferon. Obat ini dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan
virus hepatitis. Walau begitu, pengobatan ini memberikan efek samping, yaitu
kesulitan bernapas, pusing, perubahan berat badan, dan depresi.
3. Perawatan Penyakit Hati Non-Alkoholik
Penyakit hati non-alkoholik disebabkan oleh penumpukan lemak yang dapat merusak
hati. Kamu dapat mengidap penyakit ini karena kelebihan berat badan atau obesitas.
Salah satu cara untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan menurunkan berat
badan.

11
Pola makan sehat yang bisa kamu aplikasikan untuk penanganan sirosis adalah
mengurangi asupan, sehingga menekan risiko pembengkakan di kaki dan perut yang
disebabkan oleh penumpukan cairan.
Mengemil yang sehat di antara waktu makan bisa menambah kalori dan protein yang
baik untuk pengidap sirosis. Disarankan untuk makan dalam porsi kecil setidaknya 3-
4 kali sehari. Perlu diketahui kalau sirosis hati dapat menyebabkan kerusakan hati
yang parah dan tidak dapat disembuhkan. Hal tersebut dapat menyebabkan
pengidapnya kehilangan nyawa. Maka dari itu, sirosis hati pada seseorang harus
didiagnosis secara dini dan diketahui penyebabnya agar dapat dengan mudah diobati.
Sirosis hati juga dapat menyebabkan komplikasi lainnya termasuk memperlambat
aliran normal pada darah yang melalui hati sehingga menyebabkan darah melewati
jalur lainnya sebelum akhirnya kembali ke jantung.
Jalur pembuluh darah tersebut berada di sepanjang perut dan kerongkongan. Tekanan
tambahan pada pembuluh darah tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah
membesar dan pecah. Hal ini umumnya terjadi di pembuluh darah di kerongkongan.
 Transplantasi Hati
Organ hati yang sudah menjadi sirosis tidak dapat kembali normal. Oleh karena itu,
penderita dengan kerusakan hati yang sudah parah dan fungsinya sudah sangat turun,
perlu menjalani cangkok hati atau transplantasi hati. Cangkok hati bertujuan mengganti
organ hati pasien yang sudah rusak, dengan organ hati yang sehat dari pendonor.
Sebelum menjalani cangkok hati, beberapa rangkaian tes akan dilakukan guna
memastikan organ donor cocok dan kondisi penderita cukup baik untuk menjalani
operasi.

2.5 Tujuan Diet Seriosis Hati

Tujuan diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
tanpa memberatkan fungsi lain dengan cara:

a) Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
b) Mencegah katabolisme protein.
c) Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
d) Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus dan hipertensi portal.

12
e) Mencegah koma hepatik.
f) Mengatasi anoreksia.
g) Diberikan makanan yang dapat memenuhi selera penderita tanpa mengenyampingkan
terapi diet yang harus dijalani penderita.
h) Mencegah kurang gizi
i) Memperbaiki keadaan gizi pasien dengan makanan seimbang

2.6 Prinsip dan Syarat Diet Penyakit

1) Energi tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, untuk mencegah pemecahan protein,


yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien (40-45 kkal/Kg BB).
2) Lemak sedang (cukup), yaitu 20-25 persen dari kebutuhan energi total, dalam bentuk
yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea,
gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (Medium Chain Triglycerida /
MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam
proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan
fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3) Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein. Pada
kasus Hepatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai
peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah
koma, yaitu sebanyak 30-40 g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protein diberikan
sebanyak 1,25 g/Kg BB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8-1 g/Kg BB. Protein
nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa
kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat
memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4) Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan nafsu makan dan toleransi
penderita.
5) Cukup vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat
defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen Vitamin B kompleks, C dan K serta mineral
seng dan zat besi bila ada anemia.

13
6) Rendah garam atau cairan dibatasi bila terjadi penimbunan garam/air. Natrium
diberikan rendah, bergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapatkan
diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
7) Mudah dicerna dan tidak merangsang.
8) Bahan makanan yang mengandung gas dihindarkan.
9) Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontra indikasi.
10) Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makan biasa sesuai
kemampuan saluran cerna.

2.7 Makanan dan Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Dibatasi

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

 Diet Hati 1
Diberikan pada penderita sirosis hepatitis berat dan hepatitis infeksiosa akut dalam
keadaan prekoma atau segera sesudah penderita dapat makan kembali. Pemberian
sumber protein sedapat mungkin dihindarkan.
Makanan yang diberikan berupa cairan yang mengandung karbohidrat sederhana
seperti sirup, sari buah, dan teh manis. Cairan yang diperlukan sekitar 2 liter/hari bila
tidak ada ascites. Pemberian cairan maksimum 1 liter/hari bila ada ascites dan diuresa
belum sempurna. Makanan rendah dalam kalori, protein, kalsium, besi dan thiamin
sebaiknya tidak diberikan lebih dari 3 hari. Dan untuk menambah kalori dapat
ditambahkan dengan infus glukosa.
 Diet Hati 2 :
Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan penderita sudah
mulai mempunyai nafsu makan. Makanan yang diberikan dalam bentuk cincang atau
lunak. Pemberian protein dibatasi 30 g/hari dan lemak diberikan dalam bentuk mudah
dicerna. Makan rendah kalori, kalsium, besi dan thiamin sebaiknya diberikan dalam
beberapa hari saja.
 Diet Hati 3 :
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati 2 atau pada penderita yang
nafsu makannya cukup. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein
diberikan 1 g/kg BB, lemak sedang dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini
cukup mengandung kalori, besi, vitamin A dan C, tetapi kurang kalsium dan thiamin.

14
 Diet Hati 4 :
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati 3 atau pada penderita
hepatitis infeksiosa dan sirosis hepatitis yang nafsu makannya telah baik, telah dapat
menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hepatitis aktif.
 Bahan Makanan yang Dibatasi
Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati 1, 2, 3, 4 adalah dari sumber lemak; semua
makanan dan daging yang banyak mengandung lemak, seperti daging kambing dan
daging babi. Dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti; ubi,
kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, nangka.
 Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati 1, 2, 3, 4 adalah makanan yang
mengandung alkohol, kopi kental.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic
yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan
pembentukan nodulus regeneratif. Penyakit hati kronis ini dicirikan dengan destorsi arsitektur
hati yang normal oleh lembar – lembar jaringan ikat dan nodul – nodul regenarasi sel hati,
yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.

3.2 Saran

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko
terkena sirosis:

1) Membatasi konsumsi minuman keras


2) Berolahraga secara rutin
3) Mencuci bersih sayuran yang ingin dikonsumsi
4) Melindungi diri dari hepatitis
5) Menu dan pola makanan yang sehat

16
DAFTAR PUSTAKA

SIROSIS HATI https://pt.scribd.com/doc/123353519/-SIROSIS-HATI-docx 2012/2013

Yuriska lintang, seriosis hati https://id.scribd.com/doc/216103615/lintang-serosis-hati


Universitas Ilmu Kesehatan yogyakarta 2012/2013

Etiologi dan patofisiologi seriosis https://id.scribd.com/doc/42734763/Etiologi-Dan-


Patofisiologi Sirosis-Hepatis

Lili putri, seriosis hepatis https://id.scribd.com/document/360302565/sirosis-hepatis


Universitas Airlangga 2017

Pengobatan siriosis https://www.alodokter.com/sirosis/pengobatan

perawatan sirosis hati https://g.co/kgs/7kYMXQ

diet sirosis https://rsupsoeradji.id/penatalaksanaan-diet-pada-penyakit-hati/

17

Anda mungkin juga menyukai