Anda di halaman 1dari 24

KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK BAURAN

PEMASARAN PRODUK YOGHURT

(Kasus pada Anggota KSU Tandangsari Kabupaten Sumedang)

USULAN PENELITIAN

Oleh :

Dinda Arista

200110130300

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah SWT karena hanya berkat

rakhmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan

judul “Kapasitas Wanita Pedesaan Dalam Aspek Bauran Pemasaran Produk

Yoghurt”. Penyusunan usulan penelitian ini diajukan untuk memenuhi syarat

sebelum melaksanakan penelitian sebagai lanjutan dalam penyusunan skripsi di

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Penulisan usulan penelitian ini mendapat bantuan dari berbagai pihak,

maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu

Dr. Ir. Hj. Lilis Nurlina, M.Si. selaku pembimbing utama dan Bapak Syahirul

Alim, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing anggota yang telah memberikan saran dan

bimbingannya dalam usulan penelitian ini. Penulis menyampaikan terima kasih

kepada Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Husmy

Yurmiati, M.S. dan Wakil Dekan I Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Indrawati Yudha Asmara, S.Pt., M.Si., P.hD.

Tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua tercinta

yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta keluarga yang

turut membantu. Terima kasih juga kepada teman – teman tercinta yang telah

memberikan dukungan dan bantuannya. Semoga usulan penelitian dapat

bermanfaat bagi penulis sebagai panduan dalam melakukan penelitian.

Sumedang, November 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

DAFTAR ILUSTRASI.......................................................................... iv

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................. 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.................................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 6
1.5 Kerangka Pemikiran.................................................................. 7
1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian.................................................... 14
II OBJEK DAN METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian........................................................................ 15
2.2 Metode Penelitian..................................................................... 15
2.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian............................................ 16
2.2.2 Teknik Pengambilan Data................................................ 16
2.2.3 Kriteria Responden.......................................................... 17
2.3 Operasional Variabel................................................................ 17
2.4 Analisis Data............................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR ILUSTRASI

Nomor Halaman

1 Kapasitas Wanita Pedesaan terhadap aspek bauran


pemasaran (Studi Kasus Anggota KSU Tandangsari,
Kabupaten Sumedang)........................................................... 13

2 Model Teknik Analisis Data ................................................. 20

iii
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman bukan hanya membawa perubahan terhadap

tekonologi dan pengetahuan tetapi ikut serta merubah pemikiran masyarakat

terutama kaum perempuan untuk berkontribusi dalam dunia kerja. Perubahan

tersebut membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran

domestik yang bertugas mengurus rumah tangga dan peran publik yang bekerja

untuk membantu perekonomian keluarga.

Dewasa ini peran wanita pedesaan sebagai publik telah menunjukkan

keinginannya untuk berkontribusi dalam membantu meringankan pekerjaan suami

dan meningkatkan perekomonoian keluarga. Salah satu bentuk kontribusi wanita

pedesaan dalam usaha peternakan sapi perah yaitu membantu manajemen

pemeliharaan dan pengelolaan ternak. Wanita pedesaan sebagai istri peternak

berperan dalam melakukan pengelolaan pasca panen yaitu susu menjadi berbagai

produk olahan seperti yoghurt, kerupuk susu, kefir, permen susu yang bernilai jual

tinggi. Seperti halnya yang dilakukan oleh istri peternak di daerah Kabupaten

Sumedang yang tergabung dalam Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari.

Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari yang terdiri dari Kelompok

Raharja Rahayu, Rengganis, dan Mekar Bakti yang tersebar di Kecamatan

Tanjungsari, Pamulihan dan Cimanggung dengan kegiatan utamanya yaitu

melakukan pengolahan susu menjadi berbagai produk diantaranya yoghurt, kefir,

permen susu, kerupuk susu dan masker kefir serta mengembangkan usahanya

melalui pemasaran produk tersebut.


5
6

Aspek bauran pemasaran di Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari

masih sangat sederhana terutama aspek harga dan promosi. Harga produk yoghurt

yang dipasarkan oleh Kelompok Raharja Rahayu, Rengganis dan Mekar Bakti

masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga produk yoghurt lainnya

dipasaran. Hal tersebut disebabkan karena harga produk yoghurt hanya ditetapkan

berdasarkan perkiraan atau taksiran tidak memperhitungkan input secara rinci.

Promosi yang dilakukan oleh ketiga kelompok tersebut masih bersifat personal

dan tidak melakukan promosi melalui media sosial. Tempat pemasaran produk

yoghurt hanya di lingkungan setempat sehingga produk yoghurt belum dikenal

luas oleh konsumen dari luar daerah. Akan tetapi, dalam aspek bauran produk

Kelompok Raharja Rahayu lebih baik dibandingkan Kelompok Rengganis dan

Mekar Bakti karena produk yoghurt telah memiliki kemasan, merek, dan label

halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Permasalahan yang terjadi di Kelompok Raharja Rahayu, Rengganis dan

Mekar Bakti disebabkan karena kurangnya pengetahuan tiap anggota dalam aspek

bauran pemasaran sehingga perlu peningkatan wawasan atau kemampuan anggota

kelompok sebagai bagian dari pengembangan kapasitas (Capacity Building)

dalam aspek bauran pemasaran. Peningkatan wawasan atau kemampuan tiap

anggota mengenai bauran pemasaran yoghurt diharapkan dapat membantu

meningkatkan pendapatan kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh

mana kapasitas anggota Kelompok Jaringan Usaha (wanita pedesaan) dalam

memahami aspek bauran pemasaran terhadap variabel product, price, promotion,

dan place (P4) pada produk yoghurt.


7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi

masalah yaitu sejauh mana sejauh mana kapasitas wanita pedesaan terhadap

variabel – variabel bauran pemasaran mengenai product, price, place, dan

promotion (P4) pada produk yoghurt pada anggota kelompok jaringan usaha KSU

Tandangsari.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas

wanita pedesaan terhadap variabel – variabel bauran pemasaran mengenai

product, price, place, dan promotion (P4) pada produk yoghurt pada anggota

kelompok jaringan usaha KSU Tandangsari.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak antara lain :

1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman terutama yang berkaitan dengan kajian sosial ekonomi

dengan membandingkan keadaan di lapangan dengan ilmu yang telah

diperoleh penulis.

2. Bagi Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari, sebagai sumber

masukan untuk dapat meningkatkan kapasitas pedesaan dalam

pemasaran produk olahan susu.

3. Bagi koperasi, sebagai bahan informasi sehingga dapat memberikan

pelatihan terkait dengan peningkatan kapasitas dalam pemasaran

produk tersebut.
8

1.5. Kerangka Pemikiran

Peran wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang

mulia dan dijunjung tinggi, ini terlihat pada wanita pedesaan yang senantiasa

berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Wanita memiliki dua peran

yaitu peran domestik yang bertugas dalam mengurus rumah tangga dan peran

publik yang bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Peran publik

sebagai istri peternak dalam kegiatan peternakan sapi perah bukan hanya

membantu tatalaksana pemeliharaan sapi perah akan tetapi melakukan pengolahan

susu.

Produk yang dihasilkan oleh Kelompok Jaringan Usaha tersebut perlu

memperhatikan aspek bauran pemasaran sehingga wanita pedesaan atau istri

peternak harus meningkatkan wawasan atau kemampuan sebagai bagian dari

pengembangan kapasitas atau capacity building.

Capacity building (pengembangan kapasitas) sebagai suatu proses yang

dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau sistem untuk

mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan. Capacity building dapat

menumbuhkan keberdayaan masyarakat, yang dapat dilihat dari kemampuan

masyarakat, organisasi yang menaunginya, tingkat kesejahteraan anggota

masyarakat sehingga mendukung keberlanjutan usahanya (Brown, 2001 dalam

Karwono, 2008).

Pengembangan kapasitas merupakan proses peningkatan terus menerus

dari individu, organisasi atau institusi, tidak hanya terjadi satu kali (Milen, 2004).

Sedangkan menurut Ratnasari, J,. dkk (2004) Pengembangan kapasitas merupakan

upaya memperkuat kapasitas individu, kelompok atau organisasi melalui

pengembangan kemampuan, keterampilan, potensi dan bakat. Penjelasan lain


9

mengenai pengembangan kapasitas juga dikemukkan oleh Katty Sensions dalam

Riyadi (2006) yang mengemukakan capacity building umumnya dipahami sebagai

upaya membantu pemerintah, masyarakat ataupun individu dalam

mengembangkan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan

tujuan – tujuan mereka. Program pengembangan kapasitas didesain untuk

memperkuat kemampuan dalam mengevaluasi pilihan – pilihan kebijakan mereka

dan menjalankan keputusannya secara efektif. Pengembangan kapasitas meliputi

pendidikan dan pelatihan, reformasi peraturan dan kelembagaan, serta teknologi

dan keilmuwan.

Berbagai penjelasan diatas tentang pengembangan kapasitas atau capacity

building menjelaskan bahwa pengembangan kapasitas proses peningkatan

kemampuan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan individu, organisasi atau

institusi secara terus menerus untuk mewujudukan tujuan – tujuan tertentu melalui

pendidikan, pelatihan, teknologi maupun keilmuwan.

Banyaknya produk olahan susu terutama yoghurt yang sudah berkembang

di pasaran dengan berbagai citra merek dan harga yang terjangkau oleh konsumen

membuat produk yoghurt dari kelompok Raharja Rahayu, Rengganis dan Mekar

Bakti perlu bersaing dengan produk yoghurt tersebut mulai dari kemasan, citra

merek, kualitas, harga hingga promosi produk. Umumnya, kriteria konsumen

dalam memilih produk yoghurt dengan harga terjangkau, citra merek yang sudah

terkenal, varian rasa yoghurt, kemasan atau design produk yang menarik, tempat

pembelian yoghurt terjangkau, dan pengaruh promosi yoghurt melalui iklan atau

media lainnya.

Kelompok Raharja Rahayu melakukan pengolahan susu berlangsung sejak

tahun 2002 beranggotakan 2 orang. Kelompok Raharja Rahayu sudah memiliki


10

kemasan produk, design, merek, dan label halal dari MUI (Majelis Ulama

Indonesia). Akan tetapi, pemasaran dan harga masih belum terjangkau oleh

konsumen maupun masyarakat sekitar. Sedangkan kelompok Rengganis dan

Mekar Bakti yang belum memiliki kemasan produk dan produksi yoghurt hanya

dilakukan ketika ada pemasanan produk. Produk yoghurt Kelompok Raharja

Rahayu, Rengganis dan Mekar Bakti belum memenuhi kriteria konsumen

sehingga pemasaran produk yoghurt masih terhambat dan belum dapat bersaing

dengan produk yoghurt lainnya di pasaran.

Permasalahan yang terjadi pada Kelompok Raharja Rahayu, Rengganis,

dan Mekar Bakti karena kurangnya wawasan dan kemampuan setiap anggota

dalam aspek pemasaran. Produk yoghurt yang dihasilkan kurang menarik dalam

hal kemasan, design dan harga sehingga penjualan produk masih rendah.

Wawasan dan kemampuan anggota kelompok yang rendah dapat mempengaruhi

keberlangsungan usaha karena kurangnya kreatifitas dalam menciptakan suatu

produk. Peningkatan wawasan atau kemampuan anggota kelompok diharapkan

dapat menunjang keberlangsungan usaha dan meningkatkan pendapatan dari hasil

penjualan produk.

Peningkatan wawasan atau kemampuan sangat diperlukan oleh wanita

pedesaan untuk mencapai keberhasilan usaha, dengan dibantu Kelompok Jaringan

Usaha yang berada dibawah divisi Kredit Usaha Tani KSU Tandangsari dapat

mengembangkan kemampuan, pemahaman, dan keterampilan dalam aspek

pengolahan susu. Peningkatan wawasan atau kemampuan wanita pedesaan dapat

dicapai melalui pendidikan, pelatihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, maupun bantuan keuangan, hal ini mengacu pada proses

pengembangan keterampilan dan kemampuan baik secara individu maupun


11

kolektif untuk melaksanakan fungsi dalam usahanya dan mencapai tujuan secara

mandiri.

Peningkatan wawasan atau kemampuan sebagai bagian dari

pengembangan kapasitas wanita terhadap aspek bauran pemasaran diharapkan

dapat membantu meningkatkan pendapatan dalam usahanya. Pemasaran telah

menjadi unsur penting dalam kegiatan ekonomi maupun lembaga untuk

peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat. Menurut Kotler (2001)

dalam jurnal Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap

Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado menyatakan bahwa

Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan alat bagi pemasar yang perlu

dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan rancangan produk

untuk menarik minat konsumen yang ditetapkan berjalan dengan baik. Bauran

pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang menjadi

inti dari sistem pemasaran perusahaan (P4) yakni Product, Price, Promotion, dan

Place.

Bauran Pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan

yang merupakan inti dari sistem pemasaran, yaitu produk, struktur harga, kegiatan

promosi, dan sistem distribusi. Marketing mix terdiri dari empat unsur yang saling

berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Swastha dan Irawan, 2006

dalam Mevita 2013).

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk

digunakan atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan dan

kebutuhan. Produk terdiri dari keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama

merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan imbalan (Amstrong dan Kotler,

2004). Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari membuat berbagai produk


12

olahan susu seperti yoghurt, kefir, kerupuk susu, permen susu, dan lain – lain.

Produk yoghurt memiliki varian rasa yaitu strawberry dan melon, selain itu

kemasan dan design produk juga sudah cukup menarik. Akan tetapi, hanya

beberapa anggota kelompok jaringan usaha yang sudah memiliki merek, kemasan

serta design produk.

Harga merupakan sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk

atau jasa. Harga dari suatu produk mencakup daftar harga, diskon, potongan harga

khusus, dan periode pembayaran (Kotler dan Armstrong, 2007). Penetapan harga

pada produk olahan susu Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari masih

relatif tinggi dibandingkan harga pasaran karena belum memperhitungkan input

secara rinci tetapi berdasarkan perkiraan/taksiran.

Promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya dilakukan satu

individu atau organisasi tertentu. Terdapat lima sarana promosi utama yaitu

periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan

pemasaran langsung (Kotler dan Amstrong, 2004). Promosi produk olahan susu

yang dilakukan oleh Kelompok Jaringan Usaha KSU Tandangsari yaitu

Kelompok Raharja Rahayu, Rengganis dan Mekar Bakti dapat dikatakan masih

bersifat personal atau penjualan pribadi (personal selling). Beberapa anggota

kelompok jaringan usaha mulai mencoba menjual produknya ke daerah luar dan

mengikuti pameran hasil peternakan yang diselengarakkan oleh dinas maupun

koperasi.

Tempat atau saluran distribusi untuk barang adalah saluran yang

digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke

konsumen. Lokasi terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar,

pengelompokkan, lokasi, persediaan dan transportasi. Pemilihan lokasi yang


13

strategis dapat meningkatkan tingkat akseptabilitas konsumen terhadap produk

tersebut (Swasta, 2004). Saluran pemasaran Kelompok Jaringan Usaha KSU

Tandangsari masih tergolong sederhana karena pemasaran hanya dilakukan di

lingkungan setempat atau koperasi. Persediaan produk pun masih terbatas karena

hanya mengkuti sesuai pesanan.


14

Berdasarkan pendekatan yang telah dipaparkan diatas maka kerangka


pemikiran penelitian ini dapat diilustrasikan seperti pada Ilustrasi 1.

Peran Wanita

Ibu
Rumah Publik
Tangga

Meningkatkan
perekonomian
keluarga

Pengolahan
Susu

Kelompok
Jaringan
Usaha

Kapasitas

Pengetahuan Keterampilan

Bauran
Pemasaran
Yoghurt

Produk Price Promotion Place

Ilustrasi 1. Kapasitas Wanita Pedesaan terhadap aspek bauran pemasaran (Studi


Kasus Anggota KSU Tandangsari, Kabupaten Sumedang)
15

1.6. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini berlangsung pada bulan

Januari - Februari 2016. Lokasi penelitian di Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan

Cimanggung dan Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa

Barat.
II

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah wawasan atau kemampuan bagian dari

kapasitas wanita pedesaan dalam aspek bauran pemasaran (product, price, place,

dan promotion) produk yoghurt. Subjek penelitian adalah Anggota Kelompok

Jaringan Usaha KSU Tandangsari yaitu Kelompok Raharja Rahayu, Kelompok

Rengganis dan Kelompok Mekar Bakti.

2.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah – langkah dalam

mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Suryana, 2010) Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah metode studi kasus dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi

suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang

mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi (Rahmat, P.S, 2009).

Sedangkan pendekatan kualitatif atau penelitian kualitatif adalah salah satu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan

dan perilaku orang – orang yang diamati (Bogdan & Biklen, 1992).

2.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu Kecamatan

Pamulihan, Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Sumedang Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi didasarkan karena kelompok


17

jaringan usaha KSU Tandangsari berada di ketiga kecamatan tersebut telah

melakukan pengolahan susu menjadi beberapa varian produk salah satunya

produk yoghurt dan pemasaran produk yoghurt. Selain itu, lokasi kelompok

jaringan usaha KSU Tandangsari memiliki jarak yang berdekatan sehingga lebih

mudah dilakukan pengambilan data dan perbandingan kapasitas tiap anggota.

2.2.2 Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui proses wawancara mendalam dengan

informan yaitu wanita pedesaan yang tergabung dalam anggota Kelompok

Jaringan Usaha KSU Tandangsari berdasarkan pedoman wawancara yang telah

dibuat. Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006) dalam

Djaelani (2013) bahwa dalam penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik

observasi partisipasi dengan wawancara mendalam.

Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari dokumen yang

berhubungan dengan penelitian dan dapat memperkuat data primer untuk

mendapatkan data yang lengkap, seperti dokumen tentang pemasaran produk

yoghurt maupun dokumen lain yang berkaitan dengan wawasan atau kemampuan

anggota terhadap aspek bauran pemasaran produk yoghurt.

2.2.3 Kriteria Responden

Kriteria responden yang diambil dalam penelitian ini adalah wanita

pedesaan yang tergabung dan menjadi anggota dalam Kelompok Jaringan Usaha

KSU Tandangsari serta telah melakukan pengolahan susu dan pemasaran produk

yoghurt.
18

2.2.4 Penentuan Responden

Penentuan responden secara purposive ……………….

2.3 Operasional Variabel

Variabel – variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

2.3.1 Aspek Bauran Pemasaran

a. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk

digunakan atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan

dan kebutuhan (Kotler, 2004). Indikator variabel produk antara lain :

1. Kemasan yoghurt

2. Varian rasa yoghurt

3. Desain produk

4. Jumlah persediaan produk

5. Kualitas produk

b. Harga

Harga merupakan sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk

atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2007). Indikator variabel harga antara

lain :

1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

2. Penetapan harga jual

3. Harga dapat bersaing dengan produk yoghurt lainnya

4. Keterjangkauan harga

c. Tempat
19

Tempat atau saluran distribusi untuk barang adalah saluran yang

digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari

produsen ke konsumen (Swastha, 2004). Indikator variabel tempat

antara lain :

1. Lokasi pemasaran strategis

2. Saluran pemasaran mudah dijangkau oleh konsumen

3. Transportasi mudah

d. Promosi

Promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya dilakukan satu

individu atau organisasi tertentu (Kotler dan Amstrong, 2004).

Indicator variabel promosi antara lain :

1. Potongan harga apabila pembelian produk yoghurt dalam jumlah

tertentu

2. Media promosi melalui spanduk, brosur atau iklan

3. Personal selling (penjualan bersifat langsung atau pribadi)

2.3.2 Kapasitas Wanita Pedesaan

Wawasan atau kemampuan sebagai bagian dari pengembangan kapasitas

wanita pedesaan. Indicator kapasitas wanita pedesaan yang diamati :

1. Tingkat pengetahuan terhadap produk yoghurt

2. Tingkat pengetahuan terhadap harga yoghurt

3. Tingkat pengetahuan terhadap tempat pemasaran yoghurt

4. Tingkat pengetahuan terhadap promosi yoghurt.

2.4 Analisis Data


20

Analisis data dilakukan mulai dari pengumpulan data hingga penarikan

kesimpulan. Teknik analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1992)

dalam Rahmat (2009) adalah upaya yang dilakukan dengan cara mengolah data

yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta

mengambil kesimpulan. Menganalisis data ini menggunakan teknik analisis data

kualitatif, karena data - data yang diperoleh merupakan keterangan - keterangan.

Sedangkan menurut Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yiatu reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992)

dalam Agusta, I (2003).

1) Reduksi Data

Mereduksi data berarti proses memilih, menyederhanakan, mengabstrakkan,

dan atau mentransformasikan data yang mendekati keseluruhan bagian dari

catatan - catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen -

dokumen, dan materi - materi empiris lainnya. Proses reduksi data

berlangsung secara terus menerus sampai data yang terkumpul dapat dibuat

kesimpulan akhir. Secara teknis, kegiatan reduksi data dapat melalui

perekapan hasil kegaiatan wawancara dengan narasumber.

2) Penyajian Data

Menyatukan sekumpulan informasi yang dapat memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data

kualitatif berupa teks naratif yaitu catatan lapangan dan dapat juga dalam

bentuk matriks, grafik, bagan atau sejenisnya untuk menggabungkan informasi

yang tersusun dalam bentuk yang mudah dipahami sehingga memudahkan

penarikan kesimpulan penelitian.

3) Penarikan Kesimpulan
21

Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan Huberman, 1992

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Mulai dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari alur sebab akibat, keteraturan pola

(teori), penjelasan yang berhubungan dengan penelitian dan proposisi.

Verifikasi dilakukan dari segi kebenaran kesimpulan yang telah disepakati

oleh narasumber dalam penelitian. Peneliti diharapkan lebih teliti dan rinci

dalam penarikan kesimpulan data dengan pendekatan kualitatif karena

penarikan kesimpulan dapat bias bersifat sementara.

Ilustrasi 2. Model Teknik Analisis Data


sumber : Miles dan Huberman, 1992

Miles dan Huberman (1992) menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis

data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Proses yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian data, hingga

penarikan kesimpulan dan verifikasi.


DAFTAR PUSTAKA
22

Agusta, I. 2003. Teknik Pengumpulan dan Aanalisis Data Kualitatif. Pusat


Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang, Pertanian, Bogor.

Bogdan, R., dan Biklen, S. 1992. Qualitative Research for Education. Boston,
MA : Allyn and Bacon.

Brown, Lisanne: LaFond Anne: Macintyre, Kate. 2001. Measuring Capacity


Building. Carolina Population Centre/University of nort Carolina, Chapel
Hill.

Djaelani, A. R. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif.


FPTK IKIP Veteran Semarang.

Dr. H. Karwono, M.Pd. 2008. Pengembangan Kapasitas Berkelanjutan Untuk


Desentralisasi (Sustainable Capacity Building Decentralization) Dan
Peran Lembaga Pendidikan. Lampung.

Kotler, P dan Armstrong. 2001. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Buku I,


Cetakan Kedua. Penerbit Andy. Yogyakarta.

____________________. 2004. Principles of Marketing. 9th Edition. Prentice


Hall Inc, New Jersey.

____________________. 2007. Dasar - dasar Pemasaran. Jilid 3, Alih Bahasa


Alexander Ltd. England.

Mevita, A. S. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan


Konsumen. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 9. Surabaya.

Milen, A. 2004. Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Diterjemahkan


secara bebas. Pondok Pustaka Jogja, Yogyakarta.

Miles, M. B dan A. M. Huberman. 1992. Qualitative Data Analysis: A


Sourcebook of New Methods. SAGE. Beverly Hills.

Prof. Dr. Suryana, M. Si. 2010. Metodologi Penelitian : Model Praktis Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahmat, P. S. 2009. Penelitian Kualitatif. Jurnal Vol 5. No. 9. Hal : 1 – 8.

Ratnasari, J., M. Makmur., dan H, Ribawanto. 2004. Pengembangan Kapasitas


(Capacity Building) Kelembagaan Pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Jombang. Universitas Brawijaya, Malang. Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110.
23

Riyadi, S. H. R. 2003. Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju


Good Governance. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu
Administrasi Pembangunan. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya. Malang.

Sajogyo, P. 1992. Sosiologi Pedesaan - Jilid 2, Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Selang, C. A. D. 2013. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya


Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado.
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Universitas Sam Ratulangi,
Manado. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 71-80.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.


Bandung.

Swastha, B. D. H. 2004. Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty.


Yogyakarta.

Swastha, B. D. H, dan Irawan, 2006, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai