Anda di halaman 1dari 23

KETERKAITAN MATA KULIAH BIOKIMIA DAN PATOLOGI

UMUM DALAM KONSEP ISLAM


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Biokimia dan Patologi Umum

Dosen Pengampu : Nurul Aktifah, S. Kep., Ns. M.Si. Med

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Maeyana Eka Sabrina (202102050015)
2. Marella Rosana (202102050020)
3. Najma Dhoriefah Nimatassyahidah (202102050029)
4. Astrid Faurina (202102050030)
5. Kurnia La’aly Shafa D. (202102050032)
6. Machzel Muhammad Syahdan (202102050034)

PRODI SARJANA FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGANPEKALONGAN
2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalahini yang berjudul “Keterkaitan mata kuliah Biokimia dan Paologi Umum dalam konsep
Islam ” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Maeyana Eka Sabrina (202102050015)
2. Marella Rosana (202102050020)
3. Najma Dhoriefah Nimatassyahidah (202102050029)
4. Astrid Faurina (202102050030)
5. Kurnia La’aly Shafa D. (202102050032)
6. Machzel Muhammad Syahdan (202102050034)

Menyetujui,

Nurul Aktifah, S. Kep., Ns. M.Si. Med

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Keterkaitan mata kuliah
Biokimia dan Patologi Umum dalam konsep Islam ” dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia dan Patologi Umum. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Keterkaitan mata kuliah Biokimia dan Patologi
Umum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul Aktifah, S. Kep., Ns. M. Si.
Med. Selaku Dosen mata kuliah Biokimia dan Patologi Umum. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan , 09 Maret 2022

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Biokimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang memepelajari tentang
makhluk hidup. Secara tidak langsung biokimia merupakan salah satu disiplin ilmu dari
kimia organicdan sains biologi. Biokimia mempelajari seluruh proses kimia yang
berhubungan dengan makhluk hidup. Lebih dari 40 tahun biokimia berhasil menjelaskan
proses hidup yang merupakan bahasan khusus dalam bidang ilmu botani sampai
kedokteran. Saat ini focus utama biokimia adalah mempelajari proses biologi yang terjadi
dalam sel. Biokimia erat kaitannya dengan biologi molekuler. Biologi molekuler yaitu
studi mekanismemolekuler dengan adanya informasi genetic yang terkode dalam
DNA.Biokimia diusulkan pertama kali oleh Corl Neuberg pada tahun 1903. Biokimia
adalah sains yang menjelaskan struktur dan fungsional makhluk hidup dalam lingkup
kimia.
Biokimia mengarahkan bidang penelitiannya pada struktur, fungsi,dan interaksi biologi
padamakromolekul seperti karbohidrat, lipid (lemak), protein, asam nukleat yang
berperan dalam kehidupan.
Ilmu biokimia merupakan hal yang pokok untuk dapat mempelajari wujud
kehidupan ini. Pengetahuan biokimia, seperti pengetahuan matematika, sudah merupakan
sarana yang umum bagi para peminat pada berbagai cabang ilmu, yang pada gilirannya
sering memberikan sumbangan yang berarti bagi pengetahuan itu sendiri. Ilmu biokimia
dapat menjelaskan asal-usul suatu bentuk. Unsur kimia penyusun dan gaya yang timbul
di antara mereka menentukan susunan mikroskopik yang menentukan sifat dasar sel dan
organel sel penyusunnya. Asas biokimia merupakan sarana pilihan untuk menjelaskan hal
tersebut. Ilmu biokimia memberikan tentang berbagai gaya yang berperan dalam
penggabungan sel. Bahasa biokimia melebur ke dalam bahasa anatomi apabila
bahasannya menyangkut tingkat organisasi yang lebih kompleks. Dalam Al-Qur’an,
Allah menggambarkan suatu peristiwa bagaimana bentuk manusia diciptakan. Buku ini
disusun sebagai buku ajar Matakuliah Biokimia dengan sajian yang berbeda dengan buku
ajar Biokimia lainnya. Dalam buku ini penulis mencoba untuk menghadirkan sisi religius

1
Islam khususnya firman-firman Allah yang termaktub dalam ayat-ayat Al-Qur’an
kaitannya dengan bahasan Biokimia yang selama ini cenderung mengesampingkan
pesan-pesan Al-Qur’an yang seharusnya justru menjadi sumber ilmu dan petunjuk bagi
manusia termasuk bagi para peminat Biokimia. Banyak fenomena dan peristiwa biokimia
yang sebenarnya telah Allah sampaikan melalui firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an
tanpa kita sadari. Betapa besar dan agungnya Allah dengan segala ciptaan-Nya. Seluruh
biomolekul penyusun makhluk hidup tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum kimia
dan fisika yang merupakan sunnah-Nya sehingga walaupun terlihat sangat rumit namun
terorganisasi dengan rapih dan sempurna. Buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dalam memahami biomolekul sebagai pemeran utama dalam reaksi biokimia serta
menggugah untuk mengkaji Al-Qur’an lebih mendalam khususnya yang berkaitandengan
bidang biokimia. Buku ini merupakan bahasan pendahuluan Biokimia yang khusus
membahas biomolekul penyusun makhluk hidup. Materi metabolisme biomolekul akan
dibahas pada jilid lainnya dengan tetap menghadirkan Al-Qur’an sebagai rujukannya.
Islam mengharuskan pemeluknya agar menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia terus berkembang seiring
perkembangan zaman dan tersingkapnya rahasia alam. Al-Qur‟an berlaku untuk semua
zaman, bahkan banyak hal yang belum dapat dimengerti oleh manusia zaman sekarang,
seperti banyak hal pula yang sudah mulai dipahami seiring perjalanan waktu,
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Shaad: 87-88, artinya: ”Al-Qur’an ini tidak lain
hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui
(kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi”. Semua orang berkepentingan
untuk mengetahui dasar-dasar ilmu alam, karena mulai dari gas oksigen untuk bernafas,
makanan serta obat-obatan yang diperlukan, lingkungan Al-Qur’an dan hidup dan
bencana alam, sampai energi listrik, semuanya berhubungan dengan ilmu alam.
DalamQ.S. Al-Jaatsiyah: 13,artinya: ”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berfikir”, dan Q.S. Ar-Rahman:33, artinya:”Hai jamaah jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.Tanpa kekuatan

2
ilmu bagaimana mungkinmanusia dapat memahami alam semesta untuk melihat
kebesaran Allah swt. Oleh sebab itu peningkatan sumber daya manusia dalam masyarakat
Islam menjadi suatu keharusan.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian biokimia dan patologi umum.


2. Untuk mengetahui gangguan gagal ginjal
3. Untuk mengetahui gangguan sistem reproduksi
4. Untuk mengetahui dampak obesitas

C. MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah adalah :

1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini akan memberi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan
mengenai keterkaitan mata kuliah biokimia dan patologi umum dengan konsep islam.
2. Bagi umum
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang faktor resiko, pencegahan, dan
pengobatan penyakit.

3
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Definisi Biokimia dan Patologi umum

Biokimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang memepelajari tentang
makhluk hidup. Secara tidak langsung biokimia merupakan salah satu disiplin ilmu dari
kimia organicdan sains biologi. Biokimia mempelajari seluruh proses kimia yang
berhubungan dengan makhluk hidup. Lebih dari 40 tahun biokimia berhasil
menjelaskan proses hidup yang merupakan bahasan khusus dalam bidang ilmu botani
sampai kedokteran. Saat ini focus utama biokimia adalah mempelajari proses biologi
yang terjadi dalam sel. Patologi umum adalah ilmu yang mempelajari cara suatu
penyakit dalam mempengaruhi atau menyebabkan kelainan pada fungsi dan struktur
setiap bagian tubuh. Cabang ini menentukan penyebab, mekanisme, dan kemungkinan
perkembangan penyakit.
Islam mengharuskan pemeluknya agar menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia terus berkembang seiring
perkembangan zaman dan tersingkapnya rahasia alam. Al-Qur‟an berlaku untuk semua
zaman, bahkan banyak hal yang belum dapat dimengerti oleh manusia zaman sekarang,
seperti banyak hal pula yang sudah mulai dipahami seiring perjalanan waktu,
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Shaad: 87-88, artinya: ”Al-Qur’an ini tidak lain
hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui
(kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi”. Semua orang berkepentingan
untuk mengetahui dasar-dasar ilmu alam, karena mulai dari gas oksigen untuk bernafas,
makanan serta obat-obatan yang diperlukan, lingkungan Al-Qur’an dan hidup dan
bencana alam, sampai energi listrik, semuanya berhubungan dengan ilmu alam.
B. Analisa Kasus Penyakit Terkait dengan Islam
1. Penyakit Gagal Ginjal
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekalidalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangancairan dan zat

4
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atauproduksi urin. Salah satu
penyebab gagal ginjal adalah mengonsumsi obat – obatan secara terus menerus.
Beberapa jenis obat-obatan yang berpotensi bisa menyebabkan penyakit ginjal
seperti berikut ini :
a) Obat NSAID
Obat non-steroid anti-inflamasi (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, dan
naproxen bermanfaat sebagai pereda nyeri, demam, dan peradangan.
Sejumlah jenis obat NSAID bisa Anda temukan secara bebas di apotik tanpa
resep dokter. Anda tidak boleh minum obat NSAID melebihi dosis atau
dalam jangka waktu panjang, karena hal ini bisa memicu penyakit ginjal
kronis yang dikenal sebagai nefritis interstisial. Label pada obat ini umumnya
tidak memperbolehkan Anda minum lebih dari 6 – 8 tablet per hari atau
menggunakannya dalam jangka panjang lebih dari 10 hari.
b) Antibiotik
Antibiotik tertentu, khususnya penisilin, sefalosporin, dan sulfonamid dapat
berbahaya bagi kesehatan ginjal. Hal ini karena obat antibiotik tersebut akan
tubuh Anda keluarkan melalui ginjal, sehingga meminumnya bisa membuat
organ ini bekerja lebih berat. Minum obat antibiotik dalam jangka panjang
selain bisa memicu resistensi antibiotik, juga bisa melukai ginjal bahkan jika
Anda memiliki ginjal sehat sebelumnya. Maka dari itu, penting untuk
mengikuti saran dokter tiap kali menerima resep obat antibiotik.
c) Obat Pereda Asam Lambung
Penderita maag dan asam lambung juga perlu hati-hati saat minum obat
jangka panjang. Proton pump inhibitor (PPI), seperti omeprazol termasuk
golongan obat yang bekerja pada sel-sel lambung dan secara efektif
menurunkan produksi asam lambung. Namun, penggunaan obat PPI dalam
waktu lama bisa meningkatkan risiko Anda mengalami masalah ginjal. Obat
antasida yang tersedia bebas juga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit
tubuh apabila Anda menderita penyakit ginjal kronis.

5
d) Obat Pencahar
Obat pencahar bebas dan resep dokter yang diminum sebelum
kolonoskopi untuk membersihkan usus bisa menyebabkan gangguan ginjal.
Terlebih pada jenis obat dengan kandungan pembersih usus bernama oral
sodium phosphate (OSP). Menurut National Kidney Foundation, kandungan
OSP dalam obat pencahar ini menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih
cepat dan memicu kondisi dehidrasi. Kedua hal ini yang lama-kelamaan bisa
menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Selain itu, obat pencahar juga dapat
membentuk kristal pada organ ginjal yang menyebabkan penyakit ginjal.
e) Pewarna Kontras
Beberapa tes pencitraan, seperti MRI dan CT-scan, dokter terkadang
dapat menggunakan cairan pewarna kontras untuk melihat gambaran organ
tubuh secara lebih jelas. Pewarna kontras ini bisa berbahaya bagi orang yang
mengalami gangguan ginjal. Dalam beberapa kasus, pewarna kontras ini bisa
menyebabkan kondisi serius yakni contrast-induced nephropathy (CIN) dan
nephrogenic systemic fibrosis (NSF). Selalu pastikan Anda memberi tahu
kondisi tubuh sebelum menjalani prosedur medis ini. Beberapa jenis obat
lainnya juga bisa menyebabkan penyakit ginjal, seperti obat antivirus, obat
antijamur, dan kemoterapi. Obat herbal dan suplemen nutrisi tertentu juga
dikaitkan dengan cedera ginjal, bahkan pada orang dengan kondisi ginjal
sehat. Walaupun begitu, minum obat medis secara umum aman bagi

kesehatan ginjal asal mengikuti dosis dan anjuran pemakaian. Jika menderita
penyakit kronis atau gejala penyakit ginjal, lebih baik konsultasikan ke dokter
agar mendapatkan obat yang tepat.
f). Keterkaitan penyakit gagal ginjal dengan kesehatan adalah merusak organ
didalam tubuh, dan bisa menyebabkan kemampuan otak menurun. Serta
keterkaitan dengan konsep islam adalah faktor utama penyebab gagal ginjal
adalah mengonsumsi obat secara terus menerus. Dalam islam mengonsumsi
obat terus menerus tidak dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena
mengonsumsi obat secara terus menerus bisa menyebabkan ketergantungan
terutama pada obat keras seperti halnya obat narkotika dan psikotropika.

6
2. Penyakit Reproduksi (HIV dan AIDS)
a. Pengertian penyakit HIV dan AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin
banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga
rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak segera ditangani akan
berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired
immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada
tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya
terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan
vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara,
air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti
darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak
menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau
sentuhan fisik. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV
akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada
metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa
memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan
hidup penderita.
b. Gejala HIV dan AIDS
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah
terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2
minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama
bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya,
sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang
HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang
disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud
antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

7
c. Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS
Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV,
sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk
dan berkembang menjadi AIDS. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan
seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun
jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan,
melahirkan, dan menyusui.

d. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai


berikut:
1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa
menggunakan pengaman
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia
tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup
e. Pencegahan HIV dan AIDS
1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
2. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
3. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
4. Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
5. Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan,
dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja

f. Keterkaitan dengan islam


Penyakit HIV/AIDS antara 80 % - 90 % penyebabnya adalah berzina dalam
pengertiannya yang luas yang menurut ajaran Islam merupakan perbuatan keji
yang diharamkan dan dikutuk oleh Allah swt. Tidak hanya pelakunya yang
dikenai sanksi hukuman yang berat, tetapi seluruh pihak yang terlibat dalam
kegiatan perzinaan. Perkawinan penderita HIV/AIDS dengan orang yang sehat,
jika HIV/AIDS hanya dipandang sebagai sebagai penyakit yang tidak dapat

8
disembuhkan, maka hukumnya makruh. Tapi jika HIV/AIDS selain dipandang
sebagai penyakit yang sulit disembuhkan juga diyakini dapat membahayakan/
menular kepada orang lain, maka hukumnya haramMenyadari betapa bahayanya
virus HIV/AIDS tersebut, maka ada kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi
semua pihak untuk mengikhtiarkan pencegahan terjangkit, tersebar atau
tertularnya virus yang mematikan tersebut melalui berbagai cara yang
memungkinkan untuk itu, dengan melibatkan peran Ulama/tokoh agama.
Islam memandang bahwa HIV AIDS bukanlah semata-mata persoalan
kesehatan (medis) namun merupakan buntut panjang dari persoalan perilaku.
Sebab telah terbukti penyebab terbesar penularan HIV Aids adalah perilaku seks
bebas, baik itu zina dan homoseksual dan narkoba. Islam memiliki beberapa
mekanisme untuk menyelesaikan persoalan ini.
Pertama, melakukan pencegahan munculnya perilaku beresiko HIV Aids
dengan melakukan pendidikan dan pembinaan kepribadian Islam. Hal ini bisa
dilakukan melalui pendidikan Islam yang menyeluruh dan komprehensif, dimana
setiap individu muslim dipahamkan untuk kembali terikat pada hukum-hukum
Islam dalam interaksi sosial. Seperti larangan mendekati zina dan berzina itu
sendiri, larangan khalwat, larangan ikhtilat (campur baur laki perempuan), selalu
menutup aurat, memalingkan pandangan dari aurat, larangan masuk rumah tanpa
izin, dan lain-lain. Selain itu perlu juga upaya menciptakan lingkungan yang
kondusif, dan memberantas lingkungan yang tidak kondusif.
Kedua, memberantas perilaku beresiko penyebab HIV Aids (seks bebas dan
penyalah gunaan Narkoba) yakni dengan menutup pintu-pintu yang
mengakibatkan munculnya segala rangsangan menuju seks bebas. Negara wajib
melarang pornografi-pornoaksi, tempat prostitusi, tempat hiburan malam dan
lokasi maksiat lainnya. Begitu juga dengan narkoba, hal-hal yang dapat membuat
peredaran dan penggunanya semakin luas akan ditutup. Selain itu pemberian
sanksi tegas akan diberlakukan oleh negara kepada pelaku perzinahan, seks
menyimpang, penyalahguna narkoba, konsumen khamr, beserta pihak-pihak
terkait yang menjadikan seks bebas dan narkoba sebagai bisnis mewah. Sanksi

9
yang diberikan mampu memberikan efek jera atau dengan kata lain menegakkan
sistem hukum dan sistem persanksian Islam.
Ketiga, pencegahan penularan kepada orang sehat yang dilakukan dengan
mengkarantina pasien terinfeksi (terutama stadium AIDS) untuk memastikan tidak
terbukanya peluang penularan. Kepada penderita HIV Aids, negara harus
melakukan pendataan konkret. Negara bisa memaksa pihak-pihak yang dicurigai
rentan terinveksi HIV/AIDS untuk diperiksa darahnya. Karantina dimaksudkan
bukan bentuk diskriminasi, karena negara wajib menjamin hak-hak hidupnya.
Bahkan negara wajib menggratiskan biaya pengobatannya, memberinya santunan
selama dikarantina, diberikan akses pendidikan, peribadatan, dan keterampilan.Di
sisi lain, negara wajib mengerahkan segenap kemampuannya untuk membiayai
penelitian guna menemukan obat HIV/AIDS.
3. Penyakit Obesitas
a. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat
banyak akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Jika tidak
segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung, hipertensi, hingga diabetes.
b. Gejala dan penyebab obesitas
Obesitas bukan sekadar berat badan berlebih (overweight). Obesitas ditandai
dengan nilai indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih, mudah atau banyak
berkeringat, penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah, dan nyeri
sendi. Pada anak-anak, obesitas umumnya ditandai dengan penumpukan lemak
di bagian payudara, sesak ketika melakukan aktivitas fisik, dan gangguan
pubertas. Obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi makanan cepat saji atau
minuman yang mengandung gula tambahan dalam jangka panjang. Obesitas juga
bisa disebabkan oleh konsumsi makanan secara berlebihan yang tidak diimbangi
dengan olahraga secara rutin.

c. Pengobatan dan Pencegahan Obesitas

10
Penanganan utama pada obesitas adalah mengatur pola makan sehat dan
sesuai dengan kebutuhan asupan kalori harian. Agar sukses, diet juga perlu
disertai dengan aktif berolahraga setiap hari. Bila upaya tersebut tidak efektif
menangani diet, dokter dapat merekomendasikan pasien untuk menjalani terapi
obat-obatan atau operasi. Obesitas bisa dicegah dengan mengatur jumlah kalori
yang dikonsumsi. Kondisi ini juga dapat dicegah dengan mengurangi asupan
makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula.
d. Keterkaitan Obesitas dengan Islam
Obesitas secara umum adalah suatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh
berlebihan yang meningkatkan risiko masalah kesehatan. Senada dengan yang
dikatakan Umar bin Khattab r.a, obesitas bisa menimbulkan beberapa penyakit.
Dalam suatu jurnal dinyatakan bahwa dampak obesitas dapat memicu timbulnya
beberapa penyakit, diantaranya jantung, stroke, diabetes, batu empedu,
hipertensi, masalah pernapasan, kanker, gangguan sendi tulang dan tentunya
rentan dengan kematian.
Hubungannya dengan ibadah kira-kira seperti ini. Untuk beribadah dengan
tenang dan nyaman diperlukan tubuh yang sehat. Kita tau bahkan sakit kepala
saja bisa membuat kita salat diatas kasur. Apalagi jika penyakit kronis yang
bersarang di tubuh kita, tentu menghalangi kita beribadah dengan nyaman,
bukan? Dalam haditsnya, Rasulullah menyebut ciri orang yang suka berkhianat
dan ingkar janji, tubuhnya obesitas. "Generasi terbaik adalah generasi di
zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya.
Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan
tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar
tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan". (HR.
Bukhari 2651 dan Muslim 6638)
Imam Al-Qurthubi menegaskan bahwa tradisi banyak makan, hobi kuliner
yang berlebihan adalah kebiasaan orang kafir. Beliau berkata, "Allah mencela
orang kafir karena banyak makan. Maka dari itu, apabila ada orang mukmin
meniru tradisi mereka dan menikmati segala kenikmatan dunia setiap saat, lantas
di mana hakikat imannya dan pelaksanaan Islam pada dirinya?

11
Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus
dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya
dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur."
(Tafsir al-Qurthubi, 11/67). Adalah benar yang dikatakan Umar bahwa obesitas,
kegemukan, perut buncit berakibat buruk pada jalannya ibadah. Selain
menimbulkan penyakit, obesitas juga mendorong untuk bermalas-malasan,
banyak tidur, rebahan, yang akhirnya mengganggu produktifitas hidup dan
ibadah. Supaya terhindar dari obesitas, Rasulullah SAW mencontohkan pola
hidup sehat, misalnya dengan berpuasa, berhenti makan sebelum kenyang,
menyisakan 2/3 perut untuk udara dan air, dll sebagaimana diatur dalam adab
makan ala Rasulullah SAW.
Menurut kesaksian sahabat, Rasulullah tidak pernah memiliki perut buncit
dan tubuh gemuk. Dari Al-Hasan dari Hindi, ia berkata: “Rasulullah itu berdada
lebar. Antara perut dan dada berukuran sama.” Ummu Hani juga menuturkan,
“Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah kecuali saya ingat lipatan kertas-
kertas yang digulung antara satu sama lain (maksudnya sixpack).” (H.R. Ath-
Thabrani) Rasulullah SAW dan sahabatnya Umar bin Khattab r.a melarang
seorang muslim memiliki tubuh gemuk. Melarang bukan berarti haram, tapi
hukumnya lebih ke makruh, karena banyak berdampak negatif. Tidak alasan lagi
bagi kita untuk tidak mengikuti adab yang dicontohkan Rasulullah. Jaga tubuh
kita. Itu satu-satunya tempat dimana kita tinggal. Menjaga lebih baik daripada
mengobati.

4. Penyakit Stunting
a. Pengertian
Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh
pendek pada anak balita (di bawah 5 tahun). Anak yang mengalami stunting
akan terlihat pada saat menginjak usia 2 tahun. Seorang anak dikatakan
mengalami stunting apabila tinggi badan dan panjang tubuhnya minus 2 dari
standar Multicentre Growth Reference Study atau standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut

12
stunting adalah anak balita dengan nilai z-skor nya kurang dari -2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted).

b. Penyebab Stunting
Stunting atau ‘pendek’ disebabkan oleh multifaktor, selain asupan
makanan. Organisasi kesehatan dunia, WHO menetapkan kerangka konsep
penyebab terjadinya stunting yang berasal dari tingkat rumah tangga (keluarga)
maupun komunitas (masyarakat). Pada tingkat rumah tangga, stunting
disebabkan oleh 8 (delapan) faktor.
1. Kondisi rumah, yaitu faktor yang berasal dari kelayakan dan kondisi
sosio-ekonomi keluarga yang meliputi sanitasi dan air yang tidak
memadai, rendahnya penghasilan keluarga, kurangnya ketersediaan
makanan, dan rendahnya pendidikan ibu atau pengasuh.
2. Rendahnya kualitas asupan makanan, yaitu kurangnya kandungan zat gizi
vitamin dan mineral, kurangnya keanekaragaman makanan dan asupan
sumber pangan hewani.
3. Sanitasi dan higiene makanan dan minuman, yaitu berasal dari tingginya
kontaminasi makanan dan minuman di rumah tangga, rendahnya praktik
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan penyimpanan serta
penyajian makanan yang tidak aman.
4. Penyakit infeksi, yaitu seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA), kecacingan, kurangnya nafsu makan akibat adanya infeksi, dan
peradangan.
5. Status kesehatan ibu, yaitu terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK)
baik sebelum hamil serta saat hamil dan menyusui, ibu yang ‘pendek’,
infeksi, kehamilan remaja, jarak kelahiran yang pendek, melahirkan
dengan kondisi pertumbuhan janin yang terhambat (Intra Uterine Growth
Retardation) dan prematur, serta hipertensi.
6. Pola asuh yang kurang baik, mencakup praktik perawatan anak yang
buruk, kurangnya stimulasi dan aktivitas anak yang membantu

13
perkembangan, dan buruknya pola pemberian makan (anak tidak mau
makan).
7. Pemberian ASI yang tidak memadai, hal ini disebabkan tidak
dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini (IMD), tidak diberikannya ASI
eksklusif, dan menyapih secara dini, pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) yang sidak sesuai kecukupan gizinya.
8. Penyebab balita stunting pada tingkat masyarakat atau negara disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu politik ekonomi, sistem pertanian dan pangan,
ketersediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, kesehatan dan pelayanan
kesehatan, masyarakat dan budaya, dan tingkat pendidikan.
c. Dampak Stunting
Masalah beban gizi, yaitu masih tingginya masalah gizi kurang yang seiring
dengan terjadinya gizi lebih, dialami oleh berbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Stunting atau ‘pendek’ menimbulkan dampak buruk dalam jangka
pendek, yaitu terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Dampak jangka
panjang stunting adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga rentan sakit, serta berbagai penyakit
degeneratif, disabilitas saat lansia yang menurunkan kualitas SDM dan rendahnya
produktivitas kerja dan status ekonomi.
d. Upaya Mengatasi Stunting
Gerakan perbaikan gizi untuk mengatasi masalah stunting dilakukan secara
global dengan fokus terhadap kelompok 1000 HPK, yaitu Scaling Up Nutrition
(SUN) Movement. Di Indonesia ditetapkan sejak tahun 2013 yang disebut
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK. Target
perbaikan gizi ini adalah untuk ‘mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan
pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.
Berbagai upaya intervensi yang dilakukan, yaitu: pertama, pada ibu hamil dengan
memperbaiki gizi dan kesehatan seperti pemberian makanan tambahan dan
pemberian minimal 90 tablet tambah darah selama kehamilan. Kedua, pada saat
bayi lahir, yaitu dengan pemberian IMD dan pemberian ASI eksklusif. Ketiga,

14
pada saat bayi berusia 6-24 bulan yaitu pemberian MP-ASI yang tepat, pemberian
kapsul vitamin A dan imunisasi lengkap. Keempat, memantau pertumbuhan balita
di posyandu untuk mendeteksi secara dini terjadinya stunting. Kelima,
meningkatkan perilaku PHBS. Perbaikan gizi juga perlu dilakukan sejak periode
remaja untuk mempersiapkan periode kehidupan selanjutnya terutama saat
kehamilan dan menyusui.
Selain itu, melalui ‘Gerakan Masyarakat Hidup Sehat’ (GERMAS) yang secara
fokus dilakukan oleh pemerintah dan seluruh elemen di masyarakat termasuk
‘Aisiyyah, juga dapat mengakselerasi program percepatan perbaikan gizi terutama
pada 1000 HPK di Indonesia. Pilar yang terdapat pada GERMAS juga
menekankan asupan makanan (konsumsi sayur dan buah) serta sanitasi
lingkungan yang berkontribusi mencegah terjadinya stunting. Hakikatnya,
masyarakat sehat akan mencipatakan generasi-generasi emas, yaitu generasi
muslim yang memiliki akhlak yang baik, sehat, cerdas dan berkualitas yang
dicintai oleh Allah swt.
e. Keterkaitan Stunting dengan Konsep Islam
Islam secara lugas mengatur konsep makanan halal dan thayyib dalam QS.
al-Maidah: 88 (yang artinya), “dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari
apa yang Allah telah rezekekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya”. Makanan halal hakikatnya adalah makanan yang
‘didapat’ dan ‘diolah’ dengan cara yang benar menurut agama. ‘Makanan yang
baik belum tentu halal’ dan ‘makanan halal belum tentu baik’. Makanan yang
diperbolehkan oleh agama adalah halal dari segi hukumnya, baik halal dzatnya,
misalnya telur, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain, juga halal dalam proses
memperoleh makanannya, yaitu diperoleh dengan usaha yang benar seperti sapi
yang disembelih dengan menyebut nama Allah dan lain-lain.
Sementara makanan yang thayyib atau ‘baik’ yaitu makanan yang
dikonsumsi dapat memberikan manfaat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan tubuh. Makanan yang baik tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh
manusia. Konteks thoyyib bersifat kondisional sesuai dengan kebutuhan dan
kecukupan asupan gizi yang diperlukan untuk setiap individu sesuai dengan

15
kelompok usia, jenis kelamin, status kesehatan, maupun faktor fisiologis
lainnya.Islam tidak hanya mengajarkan tata cara makan yang sesuai tuntunan
sunnah, namun juga memperhatikan kecukupan di mana terdapat batasan
sepertiga diisi oleh makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga oleh udara. Hal ini
juga sejalan dengan konsep asupan gizi seimbang yang diperlukan bagi balita.
Asupan gizi seimbang dapat mencegah terjadinya stunting atau pendek,
yaitu asupan makanan harus sesuai dan tepat dalam hal: pertama, jumlah atau
porsinya, sesuai yang diperlukan tubuh berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) harian, kedua, kombinasi zat gizinya, antara konsumi sumber karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan kebutuhan cairan tubuh anak (1-1,5
liter/hari), serta ketiga, tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, artinya
kebutuhan kalori anak sesuai dengan berat badan dan tinggi badan menurut
umurnya.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), ibu hamil memerlukan
tambahan asupan sebesar 300 kkal dari 2250 kkal dengan, dan tambahan asupan
sekitar 330-400 kkal bagi ibu menyusui. Asupan tersebut harus seimbang, baik
untuk zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan protein) maupun mikro (vitamin
dan mineral) serta kebutuhan cairan untuk tubuh. Begitupun untuk balita.
Kecukupan gizi disesuaikan dengan berat dan tinggi badan menurut umurnya,
yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur dan
perkembangannya. Balita memerlukan kalori 550 kkal bagi bayi berusia 0-6 bulan
(cukup terpenuhi dengan ASI eksklusif) dan meningkat seiring pertambahan usia
hingga 1600 kkal saat berusia 5 (lima) tahun.

16
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
- Biokimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang memepelajari tentang
makhluk hidup. Secara tidak langsung biokimia merupakan salah satu disiplin ilmu
dari kimia organicdan sains biologi. Biokimia mempelajari seluruh proses kimia yang
berhubungan dengan makhluk hidup. Patologi umum adalah ilmu yang mempelajari
cara suatu penyakit dalam mempengaruhi atau menyebabkan kelainan pada fungsi dan
struktur setiap bagian tubuh. Cabang ini menentukan penyebab, mekanisme, dan
kemungkinan perkembangan penyakit.
- Keterkaitan dengan konsep islam adalah faktor utama penyebab gagal ginjal adalah
mengonsumsi obat secara terus menerus. Dalam islam mengonsumsi obat terus
menerus tidak dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena mengonsumsi obat
secara terus menerus bisa menyebabkan ketergantungan terutama pada obat keras
seperti halnya obat narkotika dan psikotropika.
- Penyakit HIV dalam perspektif islam bahwa HIV tersebut mengganggap bahwa sama
halnya dengan islam yang mana zina adalah suatu larangan yang dihukumi haram
sehingga tidak diperbolehkan melakukan hal tersebut. Selain itu, penyebab dari HIV
salah satunya penggunaan jarum suntik secara bersamaan yang mana sering terjadi
oleh pengguna narkoba. Narkoba sendiri adalah suatu larangan yang tidak
diperbolehkan dalam islam.
- Pandangan islam mengenai penyakit obesitas yaitu mengingatkan kita bahwa tidak
boleh memakan atau meminum sesuatu yang berlebihan. Selain menganggu pada
kesehatan tubuh, obesitas juga dapat beribadah.
- Stunting dipengaruhi oleh pola makan yang tidak baik, maka dari itu makanan yang
dikonsumsi harus memberikan manfaat untuk memelihara dan meningkatkan

17
kesehatan tubuh. Seperti halnya makanan yang halal dan toyib sehingga makanan
dapat memenuhi kecukupan asupan gizi yang diperlukan oleh setiap individu.

2. Saran
Menyadari bahwa penulis kurang sempurna, oleh karena itu penulis perlu adanya
penelitian lebih lanjut untuk peningkatan diskusi.

18
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.alodokter.com/hiv-aids
Dr.Pittara,2021.Human Immunodeciency Virus.
- https://kaltimtoday.co/mekanisme-pemberantasan-hiv-aids-ala-islam/
Subaidah,Siti,2020.Mekanisme Pemberantasan HIV Aids Ala Islam
- https://www.neliti.com/publications/177483/tinjauan-hukum-islam-terhadap-
penderita-hivaids-dan-upaya-pencegahannya
Bahardin,Moh.2010.Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penderitan Hiv atau
Aids dan Upaya Pencegahannya.
- https://suaraaisyiyah.id/solusi-stunting-dalam-perspektif-islam/
Chairunnisa,2021. Solusi Stunting dalam Perspektif Islam.

19

Anda mungkin juga menyukai