Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN BIOLOGI DARI SUDUT SAINS DAN ISLAM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1. MUHAMMAD RIZKI AHMAD

2. FARIYANI BUDIMAN

3. NONA JUMAT

4. ISTIDIATI UMANAHU

5. ARIF ARIES

6. MUHAMMAD IKBAL IBRAHIM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim,

Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,

dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan

apapun sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun

harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan

umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

TERNATE, 21 SEPTEMBER 2022

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………..……..4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………..….5
C. TUJUAN PEMBELAJARAN………………………………………………………....5

BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU BIOLOGI………………………………….6


B. PENGERTIAN BIOLOGI…………………………………………………………...7
C. MACAM MACAM TELAAH ISLAM YANG BERKAITAN DENGAN ILMU
BIOLOGI
1. TELAAH ISLAM DENGAN ILMU EVOLUSI…………...……………………..8
2. TELAAH ISLAM DENGAN ILMU EKOLOGI…………………………..…….10
3. TELAAH ISLAM DENGAN ILMU KEDOKTERAN………………….………11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama Rahmatan li Al-„alamin yang di terima masyarakat karena ajaran
yang dibawa mudah untuk dimengerti yaitu tentang akidah, syariah, dan akhlak. Ajaran
agama islam tersebar melalui perdagangan, Pendidikan, dan budaya bukan melalui menjajah.
Keadaan ini yang membedakan dengan ajaran yang lain maka dari itu agama islam
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyebarannya untuk diterima masyarakat. lalu
Islam mulai mengembangkan ilmu pengetahuan seperti biologi, kedokteran, fisika,
matematika, kimia, astronomi, sosiologi, geografi. Semua itu berdasarkan landasan atas dalil
AlQur‟an.

Mereka yang mempelajari biologi akan mampu memahami ketauhidan (agama). Hal
ini ditunjukan dengan nilainilai tauhid yang terkandung didalam pembelajaran biologi,
termasuk tauhid rubbiyah yaitu mengesakan allah yaitu dengan memanfaatkan potensi
keberadaan manusia untuk memelihara dan melindungi alam semesta, sebagai bentuk ibadah
kepada Allah. Yang kedua yaitu uluhiyah, yang berbentuk tasbin, Alam semesta adalah
bentuk keteraturan dan keseimbangan yang Allah ciptakan untuk setiap makhluknya. Dan
yang ketiga Asma‟wa sifat yaitu bentuk cintanya Allah untuk setiap makhluk yang telah
diciptakannya. Sebagai sumber inspirasi, Al-Qur‟an ditempatkan pada awal kajian dan tidak
diposisikan sebagai pembenar pernyataan dalam Sains. Uraian berikut menjelaskan hal
tersebut di Qs. Ali Imran:191 sebagai Sumber Inspirasi terlahirnya Hukum Struktur
Mengikuti Fungsi dalam Biologi

Salah satu hukum dalam Biologi ialah Hukum Struktur mengikuti Fungsi. Artinya tidak
ada struktur dalam biologi yang tidak mempunyai fungsi. Jika suatu struktur tidak memiliki
fungsi, maka tidak perlu ada dalam suatu organisme. Maka dari itu, tidak ada struktur yang
tidak memiliki fungsi yang jelas, semua ciptaan Allah swt selalu tersetruktur dengan baik,
proporsional, dan memiliki kapasitas yang sesuai dengan fungsinya. Contohnya adalah
biologi sel Ketika mempelajari Mitokondria.

Intergrasi sains dan islam dalam biologi dapat dilakukan melalui 3 model, yang
pertama Al-Qur‟an sebagai sumber insprasi, menempatkan Al-Qur‟an di awal pembelajaran
sebagai sumber pengetahuan atau inspirasi ilmiah, ilmu pengetahuan sebagai sumber

4
referensi utama, dan selanjutnya dijelaskan melalui berbagai fenomena dalam sains. Yang
Kedua Al-Qur‟an sebagai Sumber konfirmasi, yaitu analisis kritis atau pembahasan
fenomena sains, dan kemudian konfirmasinya dengan Al-Qur‟an, dalam arti penemuan-
penemuan sains dilakukan untuk memperjelas apa yang dinyatakan oleh Al-Qur‟an. Dan
yang Ketiga : Al-Qur‟an sebagai Sumber Dogma dan Empiris, dapat melihat misteri masa
depan sains di masa depan, dimana manusia tidak dapat menemukan penjelasan secara
empiris, tanpa bimbingan wahyu (Al-Qur‟an). Ketiga model ini dapat digunakan secara
simultan dan sinergis dalam pembelajaran Biologi.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan perkembangan ilmu biologi?
2. Jelaskan Pengertian Biologi?
3. Macam macam telaah islam ilmu yang berkaitan dengan ilmu biologi?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa di harapkan mampu menjelaskan mengenai perkembangan biologi?
2. Mahasiswa di harapkan mengetahui pengertian Biologi?
3. Mahasiswa di harapkan mampu mengetahui telaah islam yang berkaitan dengan
ilmu biologi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Biologi

Sejarah Biologi dalam peradaban dunia memberikan gambaran tentang semakin


pesatnya perkembangan ilmu biologi di dunia. Petunjuk tentang sejarah perkembangan
biologi dapat diperoleh dari situs Assyria dan Babilonia (tahun 3500 SM). Dari sisa-sisa
peninggalan sejarah menunjukkan bahwa penduduk Assyria dan Babilonia telah melakukan
aktivitas bercocok tanam dan menerapkan ilmu pengobatan. Juga telah mengenal tentang
reproduksi tanaman palem dan dapat menjelaskan bahwa pollen berasal dari tanaman jantan
yang digunakan untuk menyerbuki tanaman betina. Mereka juga mulai mempelajari anatomi
untuk tujuan pengobatan. Bangsa Mesir mulai mempraktikkan biologi dan ilmu pengobatan
sejak tahun 2000 SM yaitu kebudayaan dan kebiasaan bangsa ini mengawetkan mayat
(mumi) dengan ramuan sejenis balsam yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Bagaimana
mungkin mereka dapat melakukannya tanpa pengetahuan yang baik mengenai tumbuh-
tumbuhan.

Sebuah dokumen yang ditemukan pada situs peninggalan bersejarah itu menunjukkan
bahwa mereka telah memanfaatkan sekitar 960 jenis tanaman untuk pengobatan. Dokumen
ini juga berisi berbagai informasi tentang anatomi, fisiologi, patologi, dan ilmu bedah.
Bangsa Babilonia, Assyria, Mesir, Cina, dan India kuno telah mengenal biologi, kebanyakan
pengetahuan itu selalu dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural. Contohnya adalah
mereka membedah hewan bukan untuk mengetahui struktur organ, tetapi untuk meramal
massa depan atau memberi persembahan kepada dewa.

6
Ilmuwan Yunani kuno yang berjasa dalam mengembangkan biologi antara lain
Thales, Anaximander, Hippocrates, Aristoteles, dan Theophrastus. Aristoteles yang hidup
pada pertengahan abad ke-4 SM memberi perhatian yang besar terhadap berbagai ilmu
termasuk biologi. Di wilayah Arab, biologi mengalami kemajuan pesat berkat sumbangan
pemikiran para ahli seperti Al Jahiz yang menuliskan pengetahuannya tentang binatang dan
Ibnu Sina yang banyak berjasa mengembangkan ilmu kedokteran, obat, dan pengobatan. Pada
abad ke-12 pengetahuan tentang tumbuhan disatukan menjadi botani dan dipisahkan dari
pengetahuan yang mempelajari hewan, perburuan, dan ilmu bedah (zoologi). Perkembangan
biologi selanjutnya terjadi di berbagai bangsa dan melahirkan tokoh-tokoh seperti Leonardo
da Vinci, Otto Brunfels, Leonhard Fuchs, Pierre Belon, dan sebagainya.

Sejarah perkembangan Biologi sebagaimana diuraikan di atas memberikan gambaran


perjalanan ilmu yang sangat ditopang oleh pengetahuan. Dalam tahap awal, semua ilmuwan
mengembangkan ilmu berdasarkan pengamatan. Dan pengamatan yang paling mudah adalah
dengan melihat hal yang tampak, maka berkembanglah cabang Biologi yang disebut
Morfologi. Selanjutnya makin detail pengamatan berkembanglah Anatomi, Fisiologi sampai
pada kajian seluler (Biologi Sel dan Molekular). Pemfokusan (reduksionis) ini sangat penting
dalam rangka pengembangan ilmu.

B. Pengertian Biologi

Biologi merupakan ilmu alam yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
lingkungannya. Biologi juga mempelajari seluruh komponen tubuh makhluk hidup secara
kompleks dan runut, mencakup manusi, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Biologi
mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang
lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Pencabangan biologi mengikuti
tiga dimensi meliputi keanekaragaman, organisasi kehidupan dan interaksi hubungan antar
unit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya. Ilmu biologi memiliki
ruang lingkup yang sangat luas, sehingga biologi dibagi ke dalam berbagai cabang ilmu
sesuai dengan objeknya. Cabang ilmu biologi berdasarkan Objek kajian yang mengkhususkan
pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi, anastesi, zoologi, botani,
bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi,
histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi, paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.

7
Istilah biologi dalam pengertian modern diperkenalkan secara terpisah oleh
Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan
Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi telah dipakai pada
1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam
judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae
Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et
Dendrologia.

Biologi memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan, Biologi memberikan peran
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, peran biologi dalam
dunia kedokteran yakni keberhasilan dokter mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit
dengan cepat, tepat dan didukung dengan peralatan yang lengkap. Hal ini merupakan
sumbangsi perkembangan biologi khususnya dalam cabang ilmu anatomi, fisiologi manusia,
mikrobiologi, virologi dan patologi. Masalah penyakit yang pada awalnya tidak dipahami
penyebab maupun cara pengobatannya karena minimnya pengetahuan sehingga cara yang
ditempuh untuk mencegah maupun dalam menyembuhkannya tidak tepat dan sering menjadi
masalah yang kompleks.

C. Macam Macam Telaah Islam Yang Berkaitan Dengan Ilmu Biologi


1. Telaah Islam Dengan Ilmu Evolusi

Charles Darwin pada (12 februari 1809-19 April 1882) melalukan perjalanan
mengelilingi dunia bersama kapal H.M.S. Beagle selama lima tahun mulai dari tahun 1831.
Buku teori evolusi Charles Darwin yang pertama berjudul “On The Origin of Spesies” terbit
pada tahun 1859. Buku yang kedua berjudul The Descent of Man, and Selection in Relation
to Sex terbit pada tahun 1871, di buku kedua inilah muncul kontroversi teori evolusi manusia.
Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa secara evolusi manusia dan kera Afrika memiliki
leluhur yang sama, namun tidak mengatakan manusia berasal dari kera. Meskipun demikian
tetap saja banyak yang menolak teori tersebut, terutama dari pihak agamawan. Di dalam buku
tersebut juga belum ditemukannya fosil transisi antara kera dan manusia, yang sering disebut
dengan istilah missing-link (mata rantai yang hilang).

8
Dari Qs. Al-Baqarah ayat 30 dapat disimpulkan bahwa terdapat manusia yang lain
sebelum nabi Adam, karena para malaikat telah mengira bahwa Allah akan menciptakan
manusia yang sama dengan sebelumnya, yang mempunyai kebiasaan merusak dan
menumpahkan darah. Pada ayat tersebut Allah berkata “Sesungguhnya Kami akan
menjadikan khalifah di muka bumi”, Khalifah atau pemimpin, yang artinya sebelum sudah
adanya manusia namun belum ada sebelumnya seorang khalifah atau pemimpin, dibuktikan
dengan penemuan fosil-fosil manusia purba yang diperkirakan ada lebih dahulu sebelum nabi
Adam (bukan manusia kera). Menurut Muhammad Quraish Shihab bahwa ayat Al-Qur‟an
yang pertama kali menerangkan tentang kejadian manusia adalah pada surat Al-Hijr ayat 28
dan AshShaad ayat 71. Dalam ayat ini manusia disebut sebagai yang dalam terminologinya
yang dimaksud adalah manusia sebagai makhluk biologis.

Selanjutnya pada ayat 29 dijelaskan bahwa jika Allah telah menyempurnakan


kejadian dalam proses penciptaan manusia, maka Allah akan meniupkan Ruhnya, kalau
dihubungkan dengan surat Al-Baqarah ayat 30, maka yang dimaksud di sini adalah Ruh
manusia sebagai Khalifah, dalam hal ini berarti manusia sebagai makhluk ruhani. Dalam Al-
Baqarah ayat 30 manusia disebut sebagai ‫ ِخ ْفليَ ًج‬, ًَ jadi dapat diartikan yang dimaksud di sini
adalah ruh kekhalifahan.Jadi dalam ayat diatas, manusia disebut dengan dua sebutan),
khalifahًَ َ‫ ح ) ِْخليف‬dan) basyar (ً‫ش را‬
ًَ ‫ب‬
َ yaitu sebutan yang lain yang terdapat di Al-Qur‟an
yang berarti manusia adalah insan, annas dan bani adam. Sebutan tersebut juga
menggambarkan tingkatan manusia dari basyar, insan, annas, bani adam sampai ke khalifah.

Jika tingkat tertinggi dalam penciptaan manusia pertama adalah nabi Adam sebagai
khalifah maka tingkat terendah manusia sebagai al-basyar, manusia secara biologis adalah
Homo erectus, yang dalam Al-Qur‟an disebut di Al-Baqarah ayat 30 sebagai makhluk mirip
manusia yang belum mempunyai kesempurnaan fisik dan kecerdasan seperti pada manusia
sekarang (Homo sapiens). Dari sudut pandang ilmu biologi manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens (manusia yang cerdas) yang memiliki ciri-ciri antara lain: berdiri dan berjalan
menggunakan dua kaki secara tegak, dan memiliki otak di atas 1000c

9
2. Telaah Islan Dengan Ilmu Ekologi

Ekologi termasuk dalam cabang ilmu Biologi yang mempelajari cara-cara berhubungan
antar organisme di dalam lingkungan sekitarnya dan telah berkembang sesuai perjalanan
sejarah manusia hidup dan berkembang biak. Para biologiwan yang terkenal di abad ke-18
dan ke-19 sebenarnya telah banyak bermunculan yang telah memberikan sumbangsih pikiran
dalam bidang ini, sekalipun pada saat itu belum menggunakan kata ”ekologi”. Misalnya,
Antony Van Leeuwenhoek yang lebih dikenal sebagai pelopor ahli mikroskop pada tahun
1700-an, memprakarsai pula pengkajian rantai makanan dan pengaturan populasi. ekologi
dikenal sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan sesamanya
dan dengan bendabenda tidak hidup di sekitarnya, sebagaimana dijelasakan bahwa makhluk
hidup dalam kasus pertanian adalah tumbuh-tumbuhan, sedangkan lingkungannya dapat
berupa udara, tanah, air, unsureunsur hara, dan lain-lain.

Ruang lingkup ekologi sangat luas yang sebelumnya hanya mempelajari tentang
makhluk hidup yang memiliki tingkat organisasi paling sederhana (rendah) sampai ke level
organisasi paling kompleks (tinggi).13 Makna fasada yang berati bencana selain akibat
perbuatan syirik, juga dapat berbentuk bencana bersifat fisik akibat perbuatan tangan-tangan
manusia merubah ekosistem alam sebagaimana dapat disimak pada Qs. Al-Rum Ayat 41.
Kerusakan di muka bumi (fasad fi al-ardh) adalah terjadinya peperangan dan berkembangnya
syahwat binatang yang mengakibatkan merosotnya kehidupan dan timbulnya dekadensi
akhlak. Hal ini tentunya perlu dicarikan solusi memperbaiki dan mengiṣlah seraya
mendekatkan diri, bertaubat dan beriman kepada Allah secara benar, beramal sholih dan
meninggalkan perbuatan maksiat dan munkarat, akan tetapi kebanyak mereka tidak
mengetahui dan tidak memahami. Larangan dalam ayat tersebut, biasa juga dimaksudkan
untuk halhal yang akan menyebabkan kerusakan seperti membuka rahasia umat muslim
kepada kaum kafir, kemudian menyuruh kaum kafir itu membujuk umat Islam agar tidak
mengikuti nabi Muhammad, firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 11-12.

10
Al-Qur‟an memiliki konsep yang sangat jelas tentang hubungan manusia dengan
lingkungan alam ini. Dalam pandangan Al-Qur‟an lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan
dari nilai-nilai tauhid (keimanan) seseorang terhadap Tuhan. Artinya, perilaku manusia
terhadap alam dan lingkungannya merupakan manifestasi dari ketauhidannya kepada Allah
yang membebaskan manusia dari ketundukan kepada hawa nafsu dan penghambaan diri
kepada makkluk. Nilai-nilai Tauhid menjadikan setiap individu selalu merasa aman dan
optimis, dan hal ini dapat mengantarkannya pada kondisi hidup tenang, damai dan selalu
dapat berkonsentrasi dalam segala usaha yang dilakukannya. Oleh sebab itulah nilai-nilai
tauhid selalu ditekankan dalam segala hal, yang dapat menumbuh kembangkan kesadaran
bertanggung jawab dan memelihara manusia dari kecerobohan, ketidakadilan dan
keangkuhan. Ketauhidan menjadi pendorong gerak dan dan aktivitas individu agar hidup
lebih berhati-hati, tidak bertindak sewenang-wenang, dan tidak melampaui batas. Ketauhidan
menjadikan penduduk suatu negeri dapat bekerja sama dalam kebaikan dan saling tolong-
menolong untuk mengelola bumi serta menikmati hasilnya secara bersamasama. Karena itu,
semakin kokoh kerja sama yang dibangun dan ketenangan jiwa yang bersemayam dalam hati,
maka semakin banyak pula hasil yang diraih dari alam raya ini, dan kedamaian yang selalu
dirasakannya.

3. Telaah Islam dengan Ilmu Kedokteran

Praktik pengobatan Bizantium berlangsung cukup lama selama abad pertengahan (400-
1400 M) dan mempengaruhi lahirnya pengobatan Islam serta lahirnya ilmu kedokteran zaman
Renaisans. Para dokter Bizantium membuat standarisasi pengetahuan medis ke dalam buku
catatan, catatan mereka cukup lengkap mencakup diagnosis dan teknis pengobatan.
Kompendium Medis dalam tujuh buku yang ditulis oleh dokter Paul dan Aegina sebagai
ringkasan pengobatan medis bertahan menjadi rujukan selama 800 tahun setelahnya.

Setelah jatuhnya Roma pada abad ke-5, dunia barat kehilangan keingintahuan
intelektual yang merupakan ciri dari zaman kuno klasik, dan tidak menemukan hasrat
intelektualnya sampai munculnya Renaissance Eropa berabadabad kemudian. Di saat Eropa
melalui masa kegelapannya, Persia mengalami masa-masa kegemilangannya dalam dunia
kedokteran dengan merujuk pada ajaran ilmuwan Yunani Romawi serta menambahkan
kontribusi baru dengan ilmu yang lebih logis. Konstantinopel menjadi pusat pengobatan
utama selama abad pertengahan, hal tersebut didukung oleh lokasi yang strategis,
kesejahteraan negara dan keluasan wawasannya. Kasus kembar siam pertama kali yang

11
berhasil dipisahkan pada abad ke-10 dan baru dilakukan kedua kalinya di Jerman pada abad
ke-16. Di sebelah kekaisaran Bizantium, terdapat kekaisaran Sassaniyah Persia yang
memiliki kontribusi penting dalam bidang kedokteran, yaitu pendirian akademi Gendeshapur
yang menjadi pusat medis paling utama di masa lalu selama abad ke-6 dan ke-7.

Peradaban Islam mulai meningkat menjadi rujukan dalam dunia kedokteran karena
para dokternya memberikan kontribusi signifikan pada bidang kedokteran, termasuk anatomi,
farmakologi, farmasi, fisiologi, oftalmologi, dan pembedahan. Mereka terpengaruh oleh
praktik pengobatan dari India, Persia, Yunani, Romawi, dan Bizantium kuno. Zaman
keemasan Islam dimulai dari abad ke 9–13 M, dimana pada masa tersebut berkembang
budaya matematika, kedokteran dan sains di seluruh Persia. Dasar dari pengobatan Islam
yang dikembangkan dari tradisi Yunani-Romawi, khususnya teori Hipokrates dan Galen,
kemudian disintesis dan dikembangkan menjadi model pengobatan yang sangat logis,
empiris, berbasis bukti dan eksperimental. Meskipun banyak dokter muslim, setidaknya
terdapat lima orang yang sangat terkenal dalam kontribusinya kepada dunia kedokteran,
yakni Al-Razi (865-925 M), Al-Zahrawi (936-1013 M), Ibn Sina (980-1037 M), ibn Rushd
(1126-1198 M), dan ibn Nafis (1213-1288 M). dipaparkan linimasa sejarah tokoh kedokteran.
Sebanyak 129 karya Galen diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Christian Nestorian
Hunayn ibn Ishaq. Selain itu, pendekatan sistematis yang rasional serta penetapan pola
pengobatan Islam akhirnya dengan cepat ilmu kedokteran menyebar ke seluruh kekaisaran
Arab. Para tokoh terkemuka yang memiliki keahlian dalam banyak bidang, Muhammad ibn
Zakariya al-Razi dan Avicenna dari Persia, menulis lebih dari 40 karya di bidang kesehatan,
kedokteran dan kesejahteraan. Mereka merujuk pada ilmuwan Yunani dan Roma, menjaga
ilmu kedokteran tetap bergerak maju.

Rumah sakit pertama kali yang didirikan oleh umat Islam adalah Bimaristan. Rumah
sakit tersebut sekaligus menjadi pusat pendidikan kedokteran. Sejarah mencatat bahwa
Bimaristan awal berdiri menggunakan tenda sederhana atas perintah Nabi Muhammad SAW
untuk para prajurit korban perang Khandaq. Rumah sakit tersebut didirikan pada masa dinasti
Umayyah oleh khalifah Al Walid bin Abdul Malik pada tahun 707 M di Damaskus. Ar-Razi,
yang memiliki nama lengkap Muhammad ibn Zakariya al-Razi, lahir di Iran (865-925 M)
merupakan tokoh pertama yang mempertanyakan teori kedokteran Yunani tentang sistem
humoral, dan teori tersebut hingga saat ini masih digunakan. Beliau menguasai beberapa
bidang ilmu, diantaranya kedokteran, filsafat, musik, matematika, fisika, farmasi dan kimia.
Beberapa karya Ar-Razi yaitu “on Surgery” dan “A General Book on Therapy”, beliau juga

12
orang yang pertama mengenali reflex pupil terhadap cahaya. Al-Razi diutus memimpin
Rumah Sakit Royal oleh al-Mansour pada tahun 903 M. Selama waktu itu, dia menulis dua
buku, al-Mansouri fi al Tibb (Buku tentang obat), buku tersebut ia dedikasikan untuk al-
Mansur, menggambarkan berbagai penyakit medis sekaligus terapinya dan menjadi sumber
rujukan utama kurikulum kedokteran di Universitas Barat. Buku tersebut diterjemahkan
dalam bahasa Latin pada tahun 1187 dengan judul Liber ad Almansoris dan menjadi buku
medis terbanyak dibaca di Eropa selama masa kegelapan. 46 Buku kedua yaitu Al-Tibb al-
Ruhani (The Spiritual Physic), tentang pengobatan spiritual dan psikologis. Buku-buku beliau
lebih dari 200 manuskrip dan diperkirakan lebih dari 1000 telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin, Inggris, Prancis, Italia, Ibrani, dan Jerman.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Sejarah Biologi dalam Peradaban Dunia menguraikan perkembangan pesat ilmu
biologi di dunia. Penjelasan tentang sejarah perkembangan biologi dapat diperoleh
dari reruntuhan Assyria dan Babilonia (tahun 3500 SM). Seperti yang terlihat dari
sisa-sisa sejarah, bangsa Assyria dan Babilonia biasa melakukan kegiatan pertanian
dan pengobatan.
2. Biologi merupakan ilmu alam yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
lingkungannya. Biologi juga mempelajari seluruh komponen tubuh makhluk hidup
secara kompleks dan runut, mencakup manusi, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme

14
DAFTAR PUSTAKA

ASRI, L. (2022). TELAAH ISLAM DAN PERKEMBANGAAN ILMU BIOLOGI (Doctoral dissertation,
UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

Ali, N. (2019). Urgensi Bioetika Dalam Perkembangan Biologi Modern Menurut Perspektif
Islam. Binomial, 2(1), 64-85.

15

Anda mungkin juga menyukai