Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Tugas Terstruktur Mata Kuliah
2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini yang berjudul “Perkembangan Kognisi” telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Disusun oleh:
Menyetujui,
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayah-Nya, Penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perkembangan Kognisi” dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Perkembangan Gerak. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perkembangan kognisi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................................................2
Manfaat........................................................................................................................................2
Simpulan....................................................................................................................................10
Saran...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan disetiap waktunya, mulai dari masa prenatal hingga akhir
hayatnya .Pertumbuhan dan perkembangan manusia mencakup berbagai aspek yang
dalam hal ini menjadi dua aspek yaitu aspek fisik dan non-fisik. Perkembangan pada
aspek fisik manusia terdiri dari perkembangan tinggi badan, berat badan, motorik (otot
dan syaraf) dan perkembangan otak, sedangkan perkembangan non-fisik manusia terdiri
dari perkembangan kognitif, sosio-emosional, dan perkembangan bahasa. Perkembangan
memiliki perbedaan disetiap individunya.Perkembangan salah satu individu bisa saja
lebih cepat dan lebih baik dari pada perkembangan individu lainnya. Perbedaan-
perbedaan tersebut terjadi karena adanya factor usia, factor genetika, factor makanan dan
factor lingkungan.
Perkembangan merupakan proses perubahan psikis yang dialami oleh setiap
manusia yang nantinya mengalami peningkatan atau progress kematangan dalam
hidupnya. Pengetahuan tentang perkembangan manusia sangat penting diketahui dan
dipahami sebagai pedoman dalam memahami kebutuhan dan karakter
seseorang.Berkembangnya suatu pikiran seorang disebut sebagai perkembangan kognitif.
Kognitif bisa dikatakan suatu bagian psikologis yang diantaranya berupa perilaku
mental urusannya dalam kemampuan mempertimbangkan, menyelesaikan masalah,
memahami, mengolah informasi, kemantapan, serta kesengajaan sehingga kognitif bisa
diartikan suatu psikologis individu yang berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki.Apa
saja yang menjadi bahan pemikiran individu merupakan isi dari otaknya yang memiliki
tanggung jawab dalam berbahasa, membentuk mental, memahami, memecahkan masalah,
sudut pandang, menilai, memahami sebab akibat, dan juga ingatan. Perkembangan
kognitif dialami oleh setiap individu dari mereka lahir, bayi, anak-anak, remaja hingga
dewasa dan akan terus berkembang.
Belajar kognitif berjalan berdasarkan struktur mental seseorang yang
mengorganisasikan hasil dari yang mengamatinya.Mental seseorang itu meningkat
berdasarkan tingkat perkembangan kognisi yang dialami individu itu. Jika perkembangan
kognisi individu meningkat secara unggul, maka ia akan mampu dan terampil dalam
mengolah segala pengetahuan yang diterima dari sekitarnya sehingga mampu
menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan
lingkungan sehari-hari.
2. Tujuan
1. Memaparkan dan menjelaskan konsep perkembangan kognisi.
2. Mengetahui proses perkembangan kognisi.
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognisi.
3. Manfaat
1. Memperdalam ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang proses
perkembangan kognisi.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai proses perkembangan
kognisi sehingga mampu memahami kebutuhan dan karakter individu sesuai
tahap usianya secara fungsional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Contoh kasus pada kerusakan kognisi ialah down sindrom. Down sindrom
termasuk dalam kondisi cacat bawaan atau sejak lahir. Jadi pada anak down sindrom,
ia mengalami kelainan bentuk fisik dan keterbelakangan mental akibat mutasi gen
yaitu adanya penambahan bagian kromosom pada susunan kromosom ke-21, terjadi
ketika di dalam kandungan. Kondisi cacat lahir yang satu ini mengakibatkan bayi
mengalami keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan.
1. Komunikasi
Perkembangan bahasa dan bicara anak down sindrom biasanya mengalami lebih
lambat dan berbicara cenderung lebih sedikit . Anak dengan down sindrom lebih
lambat mengucapkan kata pertama mereka, kosakata mereka juga bertambah lambat
walaupun mereka menggunakan 2 frase sebagaimana dilakukan oleh anak normal.
Namun mereka kesulitan dalam menguasai keterampilan berbicara dengan tata
bahasa yang baik. Contohnya pada anak normal ia akan berbicara "saya pergi
berenang bersama ayah tadi pagi" sedangkan pada anak dengan down sindrom justru
ia akan mengatakan "pergi berenang ayah".
2. Konsentrasi
Anak dengan down sindrom ketika berkonsentrasi cenderung lebih singkat karena
ia mempunyai kesulitan memproses informasi yang diterima. Proses ini memakan
waktu yang lama. Semakin kompleks informasi yang ia terima, maka semakin lama
pula waktu yang dibutuhkan anak untuk mengolah informasi tersebut.
3. Daya ingat
Anak dengan down sindrom mengalami kesulitan untuk mengingat. Daya ingat
berhubungan erat dengan fungsi otak dalam menyimpan dan memproses memori
yang penting untuk kehidupan sehari, contohnya mengolah kata. Kesulitan
mengingat inilah yang membuat anak jadi sulit menerima dan menyampaikan
informasi. Akibatnya, ia pun kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi.
4. Perkembangan motorik
Pada anak dengan down sindrom, pola perkembangan
motorik kasar maupun halus mengikuti pola yang sama denganperkembangan anak
normal, namun tonggak perkembangannya dicapai pada waktu yang lebih lambat.
A. Simpulan
1. Kognitif berasal dari kata “cognition” atau knowing yang berarti mengetahui sesuatu.
Secara istilah yaitu suatu proses pengenalan terhadap segala sesuatu yang berasal dari
lingkungan individu dan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari keseluruhan
perilaku individu dalam proses kehidupannya.
2. Perkembangan kognitif merupakan tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam
rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan
masalah dan mengetahui sesuatu.
3. Lalu karena kognisi yang berarti mengetahui segala sesuatu yang berasal dari
lingkungan, maka ada proses pengenalan lingkungan yaitu mengindera, mengamati,
mengingat atau memori, berimajinasi atau fantasi dan berfikir.
4. Sistematika perkembangan kognitif meliputi skema, organisasi, adaptasi yang terdiri
dari 2 macam yaitu akomodasi dan asimilasi, yang terakhir adalah ekuilibrasi.
5. Kemudian terdapat tahapan proses perkembangan kognitif, yang pertama tahap
sensor-motor (0-2 tahun) dimana manusia berinteraksi dan mengenal lingkungan
dengan menggunakan panca indra. Yang kedua tahap pra operasional (2-7 tahun),
anak mulai mengenali lingkungannya tidak hanya mengandalkan panca inderanya
saja, tetapi juga mulai menggunakan bahasa dan symbol-simbol untuk melakukan
kontak dengan lingkungan sekitar. Yang ketiga tahap operasional konkret (7-11
tahun) anak mulai mampu mengurutkan, mengklasifikasi, mempertimbangkan
sesuatu sebagai solusi pemecahan masalah, menerjemahkan konsep yang diketahui ke
dalam kehidupan nyata dan mengenal hubungan timbal balik. Yang keempat tahap
operasional formal (11 tahun ke atas), anak sudah dapat memikirkan sesuatu yang
akan atau mungkin terjadi (hipotesis) , sesuatu bersifat abstrak, membuat
pertimbangan pertimbangan terhadap suatu kondisi dan menentukan pilihan yang
terbaik dengan dasar ilmiah.
6. Factor-faktor perkembangan kognitif antara lain didasari oleh factor hereditas, factor
lingkungan, factor kematangan, factor pembentukan, factor minat bakat dan factor
kebebasan.
B. Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami mengenai konsep perkembangan
kognitif, tahapan perkembangan kognitif dan factor-faktor perkembangan kognitif.
2. Diharapkan kepada masyarakat dari semua lapisan sosial dan terlebih lagi keluarga
untuk memahami mengenai proses perkembangan kognitif sehingga dapat menambah
wawasan tentang proses edukasi pada anak dimulai dari 0 bulan hingga fase remaja,
harapannya agar dapat tumbuh dan kembang optimal sesuai tahapan usia normalnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Heleni Fitri dan Al Khudri Sembiring. 2018. Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6
Tahun di Tinjau dari Tingkat Pendidikan Ibu di Paud Kasih Ibu Kecamatan Rumbai.
PAUD Lectura : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 1, No 2, April 2018.
2. Dian Andesta B. 2018. Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan
Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar. LITERASI, Vol. IX, No. 1 2018.
3. Leny M. 2020. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada
Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman, Vol. 13, No. 1,
April 2020. Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M IAIN Jember.
4. Nuryati dan Darsinah. 2021. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal Papeda, Vol. 3, No. 2, Juli
2021
5. Irwanto, dkk. 2019. A-Z Sindrom Down. Surabaya : Airlangga University Press.
6. Marta, R. 2017. Penanganan Kognitif Down Syndrome melalui Metode Puzzle pada
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1, Pages 32-
41.
7. Alodokter. 2021. Begini Tahapan Perkembangan Kognitif Anak. Dikutip pada
tanggal 6 Maret 2021 dari https://www.alodokter.com/perkembangan-kognitif-pada-
anak-1-6-tahun
8. Setiaputri, Ariani K. 2021. Ciri-Ciri Down Syndrome pada Bayi dan Anak yang Perlu
Diwaspadai. https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/
ciri-ciri-gejala-down-syndrome/
9. Puji, A. 2021. 5 Tips Mengasah Kemampuan Mengingat Anak dengan Down
Syndrome. Dikutip pada tanggal 6 Maret 2021 dari
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/kemampuan-
mengingat-anak-down-syndrome/
10. Garnistia, E. 2021. Mengenal Tantrum Anak Down Syndrome dan Cara
Mengatasinya. Dikutip pada tanggal 6 Maret 2021 dari
https://www.brainacademy.id/blog/mengenal-tantrum-anak-down-syndrome-dan-
cara-mengatasinya