Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

PERIODE KANAK-KANAK AKHIR


(6-11) TAHUN

Dosen Pengampu:
RIYANTI AGUSTINI M.PD.

Disusun Oleh:
Muh. Taufiq Hidayat
Aisyah Hanin
Nidia irine sari

PRODI PGMI & PIAUD


STAI SABILI BANDUNG
2022/2023

DAFTAR ISI

1. KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan Masalah

1.3.Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MASA KANAK-KANAK AKHIR

2.1.1 perkembangan kognitif

2.1.2 Perkembangan Sosial dan

Emosional

2.1.3 Kemandirian dan Tanggung Jawab

2.1.4 Pengembangan Nilai dan Moral


2.1.5 Desain dan Penataan Ruang yang Menarik

2.1.6 Keamanan dan Keselamatan

2.1.7 lingkungan belajar yang interaktif

2.1.8 pemanfaatan teknologi

2.2 perkembangan fisik

2.2.1 Keamanan dan Keselamatan

2.2.2 Pengembangan Motorik Kasar

2.2.3 perkembangan motorik halus

2.2.4 Perkembangan Sensorik

2.2.5 keselamatan dan keamanan

2.2.6 aksesibilitas

2.2.7 ruang gerak yang memadai

2.2.8 Penataan Ruangan yang Ergonomis

2.3 perkembangan kognitif

2.3.1 perkembangan bahasa

2.3.2 Kemampuan Berpikir Logis

2.3.3 kemampuan berpikir kritis

2.3.4 Pengembangan Kreativitas

2.3.5 Lingkungan Belajar yang Menyajikan Stimulasi

2.3.6 penggunaan teknologi edukatif


2.3.7 ruang belajar yang fleksibel

2.3.8 pembelajaran Aktif dan Berbasis Proyek

2.4. perkembangan emosi

2.4.1 Identifikasi dan Pengungkapan Emosi

2.4.2 pengelolaan emosi

2.4.3 Empati dan Keterampilan Sosial

2.4.4 pembentukan indentitas dan diri

2.4.5 Ruang Interaktif yang Aman dan Nyaman

2.4.6. dukungan konseling dan dukungan psikososial

2.4.7 Kegiatan Ekstrakurikuler yang Membangun Empati dan Keterampilan Sosial

2.4.8 keterlibatan orang tua

2.5 Perkembangan Bahasa

2.5.1 peningkatan kosa kata

2.5.2 pemahaman kalimat yang lebih kompleks

2.5.3 Kemampuan Berbicara dan Berkomunikasi yang Lebih Baik

2.5.4 kemampuan membaca dan menulis

2.5.5 Lingkungan Belajar yang Merangsang

2.5.6 penyediaan bacaan yang bervariasi

2.5.7 Kegiatan yang Melibatkan Berbicara dan Diskusi

2.5.8 Teknologi dan Media Pembelajaran yang Mendukung


2.6 perkembangan sosial

2.6.1 Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya

2.6.2 membangun persahabatan

2.6.3 Memahami Norma-Norma Sosia

2.6.4 mengembang kan keterampilan komunikasi

2.6.5 lingkungan belajar yang kolaboratif

2.6.6 Program Kegiatan Ekstrakurikuler

2.6.7 peran guru dan staf pendidikan

2.6.8 Pembelajaran yang Mengutamakan Kerjasama

2.7 Perkembangan Kepribadian

2.7.1 pengembang identitas

2.7.2 Pembentukan Nilai dan Etika

2.7.3 perkembangannya kemandirian

2.7.4 pengaturan emosi dan konflik

2.7.5 Lingkungan Belajar yang Aman dan Dukungan Sosial

2.7.6 program pendidikan dan karakter

2.7.7 Peran Guru dan Staf Pendidikan

2.7.8 Kolaborasi dengan Orang Tua

2.8 perkembangan moral

2.8.1 pemahaman nilai-nilai dan moral

2.8.2 Pembentukan Karakter yang Bermoral


2.8.3 pengambilan keputusan moral

2.8.4 Pengaruh Lingkungan dan Teladan

2.8.5 Lingkungan Belajar yang Mengedepankan Nilai-nilai Moral

2.8.6 program pendidikan karakter

2.8.7 kolaborasi dengan orang tua dan komunitas

2.8.8 Pembinaan Karakter oleh Guru dan Staf Pendidikan

2.9 Perkembangan Kesadaran Beragama

2.9.1 pemahaman tentang konsep Tuhan

2.9.2 Pemahaman tentang Nilai-nilai Keagamaan

2.9.3 pemahaman terhadap praktik ibadah

2.9.4 Pembentukan Sikap Positif terhadap Agama

2.9.5 penyediaan fasilitas yang memadai

2.9.6 Pengintegrasian Nilai-nilai Keagamaan dalam Kurikulum

2.9.7 pengenalan tokoh-tokoh agama

2.9.8 Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
1. KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, teladan utama bagi umat manusia.
Dalam tugas makalah ini, kami dengan rendah hati ingin membahas tentang periode
kanak-kanak akhir yang berkisar antara usia 6 hingga 11 tahun. Periode ini merupakan masa
penting dalam kehidupan anak, di mana perkembangan mereka meliputi berbagai aspek yang
sangat berarti dalam proses pendidikan dan pembentukan kepribadian mereka.
Pertama-tama, kami akan membahas perkembangan fisik. Pada periode ini, anak-anak
mengalami pertumbuhan fisik yang pesat, baik dalam ukuran tubuh maupun koordinasi
motoriknya. Selanjutnya, perkembangan kognitif melibatkan kemampuan mereka dalam
berpikir, memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan baru.
Selain itu, perkembangan emosi pada periode ini memainkan peran penting dalam
membentuk stabilitas emosional anak. Kemampuan mereka dalam mengenali dan
mengungkapkan perasaan perlu diperhatikan dengan baik. Selanjutnya, perkembangan bahasa
juga menjadi fokus utama, di mana anak-anak mulai mengembangkan keterampilan
berbicara, memahami, dan berkomunikasi dengan lebih baik.
Perkembangan sosial dan moral juga tidak boleh diabaikan. Anak-anak belajar
berinteraksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial, termasuk
memahami norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Selanjutnya, perkembangan kepribadian
anak terjadi melalui identifikasi dengan orang tua dan figur yang mereka anggap penting
dalam hidupnya.
Terakhir, pentingnya perkembangan kesadaran beragama tidak dapat dipandang
sebelah mata. Anak-anak pada periode ini mulai memahami nilai-nilai agama, praktik ibadah,
dan memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan.
Dalam makalah ini, kami akan menggali lebih dalam tentang masing-masing aspek
perkembangan ini, dengan mengintegrasikan perspektif Islam sebagai landasan utama. Kami
berharap tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan mendalam tentang periode
kanak-kanak akhir serta memberikan wawasan yang bermanfaat dalam konteks manajemen
fasilitas pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian
dan potensi anak. Dalam konteks Manajemen Fasilitas Pendidikan, pemahaman yang
mendalam tentang perkembangan anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) menjadi
kunci dalam merancang dan mengelola fasilitas pendidikan yang efektif. Periode ini
memainkan peran penting dalam mengembangkan berbagai aspek yang meliputi
perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran
beragama. Dengan pemahaman yang baik tentang setiap aspek tersebut, manajemen fasilitas
pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk perkembangan
optimal anak-anak.
Perkembangan fisik pada periode kanak-kanak akhir sangat signifikan. Anak-anak
pada usia ini mengalami pertumbuhan yang pesat dalam hal ukuran tubuh dan kemampuan
motorik. Menurut penelitian oleh Sulastri, Wulan, dan Handayani (2018), anak-anak pada
periode ini mengalami peningkatan berat badan, tinggi badan, dan pertumbuhan otot yang
memengaruhi kegiatan fisik mereka. Oleh karena itu, perlu diperhatikan desain fasilitas yang
dapat mendukung perkembangan fisik anak, seperti ruang bermain yang aman, lapangan
olahraga, dan fasilitas untuk aktivitas fisik yang beragam.
Perkembangan kognitif juga menjadi fokus penting dalam pendidikan anak pada
periode kanak-kanak akhir. Anak-anak pada usia ini mengalami kemajuan yang signifikan
dalam berpikir, memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan baru. Menurut
penelitian oleh Suciati, Yulianti, dan Yusri (2020), anak-anak pada periode ini mulai
mengembangkan kemampuan berhitung, membaca, menulis, dan berpikir abstrak. Oleh
karena itu, fasilitas pendidikan harus dilengkapi dengan materi dan perangkat yang sesuai,
seperti perpustakaan, laboratorium sains, dan lingkungan belajar yang merangsang pemikiran
kritis dan kreativitas anak.
Perkembangan emosi memiliki peran penting dalam membentuk keseimbangan
emosional anak. Anak-anak pada periode kanak-kanak akhir mulai mengalami perubahan
dalam memahami dan mengungkapkan perasaan mereka. Penelitian oleh Kurniawati (2019)
menunjukkan bahwa anak-anak pada usia ini mengalami perkembangan emosi yang lebih
kompleks, seperti kemampuan mengendalikan amarah, memahami emosi orang lain, dan
mengungkapkan emosi dengan kata-kata. Oleh karena itu, fasilitas pendidikan harus
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosi anak, seperti ruang
konseling, kegiatan seni, dan program pengembangan emosi.
Perkembangan bahasa menjadi aspek penting dalam periode kanak-kanak akhir.
Anak-anak pada usia ini mengalami kemajuan dalam berbicara, memahami, dan
menggunakan bahasa dengan lebih baik. Menurut penelitian oleh Setyaningsih, Kurniawan,
dan Surjosantoso (2020), anak-anak pada periode ini mengembangkan kosa kata yang lebih
luas, memahami tata bahasa, dan mampu berkomunikasi dengan lancar. Oleh karena itu,
fasilitas pendidikan harus menyediakan lingkungan yang merangsang perkembangan bahasa
anak, seperti perpustakaan yang lengkap, ruang diskusi, dan kegiatan berbasis bahasa.
Perkembangan sosial pada periode kanak-kanak akhir sangat penting dalam
membentuk hubungan interpersonal anak. Anak-anak pada usia ini mulai belajar berinteraksi
dengan teman sebaya, mengembangkan keterampilan sosial, dan memahami norma dan nilai-
nilai dalam masyarakat. Penelitian oleh Wahyuni, Haryanto, dan Soetopo (2019)
menunjukkan bahwa anak-anak pada periode ini mengembangkan empati, kemampuan
bekerja dalam tim, dan keterampilan sosial lainnya. Oleh karena itu, fasilitas pendidikan
harus menyediakan ruang dan lingkungan yang mendukung interaksi sosial anak, seperti
ruang kelas yang nyaman, ruang bermain bersama, dan program pengembangan sosial.
Perkembangan kepribadian pada periode kanak-kanak akhir terjadi melalui
identifikasi dengan orang tua dan figur penting dalam hidup anak. Anak-anak mulai
mengembangkan ciri kepribadian yang unik dan memperkuat konsep diri mereka. Menurut
penelitian oleh Rahayu dan Siti (2018), anak-anak pada usia ini mengalami perkembangan
sikap, minat, dan nilai-nilai pribadi yang membentuk kepribadian mereka. Oleh karena itu,
fasilitas pendidikan harus menciptakan lingkungan yang memfasilitasi perkembangan
kepribadian positif anak, seperti ruang konseling, kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, dan
program pengembangan diri.
Perkembangan moral pada periode kanak-kanak akhir sangat penting dalam
membentuk karakter dan nilai-nilai moral anak. Anak-anak mulai mengembangkan
pemahaman tentang benar dan salah, etika, dan tanggung jawab sosial. Penelitian oleh Utami
dan Yunanto (2018) menunjukkan bahwa anak-anak pada periode ini mulai memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai moral dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, fasilitas
pendidikan harus menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan moral anak,
seperti pengajaran nilai-nilai moral, kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial yang
berorientasi pada kebaikan.
Perkembangan kesadaran beragama pada periode kanak-kanak akhir juga memiliki
peran penting dalam membentuk identitas religius anak. Anak-anak mulai mengembangkan
pemahaman tentang nilai-nilai agama, praktik ibadah, dan memperkuat ikatan spiritual
dengan Tuhan. Penelitian oleh Hidayah, Agustina, dan Huda (2019) menunjukkan bahwa
anak-anak pada periode ini mulai berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, mempelajari
ajaran agama, dan mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan. Oleh karena itu,
fasilitas pendidikan harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
kesadaran beragama anak, seperti ruang ibadah, program pendidikan agama, dan kegiatan
keagamaan.
Dalam merancang dan mengelola fasilitas pendidikan untuk periode kanak-kanak
akhir, pemahaman yang mendalam tentang perkembangan anak pada berbagai aspek tersebut
sangat penting. Pemahaman ini dapat membantu manajemen fasilitas pendidikan dalam
merancang ruang yang sesuai dengan kebutuhan anak, menyediakan materi dan perangkat
yang mendukung pengembangan anak, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
dan mendukung perkembangan optimal anak-anak.

1.2. Rumusan Masalah


 Bagaimana perkembangan fisik anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) dan
bagaimana pengaruhnya terhadap perancangan fasilitas pendidikan?
 Bagaimana perkembangan kognitif anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun)
dan bagaimana perancangan fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan
kognitif tersebut?
 Bagaimana perkembangan emosi anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) dan
bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan emosi anak?
 Bagaimana perkembangan bahasa anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) dan
bagaimana perancangan fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan bahasa
anak?
 Bagaimana perkembangan sosial anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) dan
bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan sosial anak?
 Bagaimana perkembangan kepribadian anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11
tahun) dan bagaimana fasilitas pendidikan dapat mendukung perkembangan kepribadian
positif anak?
 Bagaimana perkembangan moral anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) dan
bagaimana fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan moral anak?
 Bagaimana perkembangan kesadaran beragama anak pada periode kanak-kanak akhir (6-
11 tahun) dan bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan kesadaran beragama anak?

1.3. Tujuan Penelitian


 Untuk memahami perkembangan fisik anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun)
dan mengidentifikasi bagaimana fasilitas pendidikan dapat mendukung perkembangan
fisik tersebut.
 Untuk mengeksplorasi perkembangan kognitif anak pada periode kanak-kanak akhir (6-
11 tahun) dan menganalisis bagaimana fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi
perkembangan kognitif tersebut.
 Untuk mengevaluasi perkembangan emosi anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11
tahun) dan menentukan bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan
yang mendukung perkembangan emosi anak.
 Untuk menyelidiki perkembangan bahasa anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11
tahun) dan mengidentifikasi bagaimana fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi
perkembangan bahasa anak.
 Untuk menganalisis perkembangan sosial anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11
tahun) dan mengevaluasi bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan
yang mendukung perkembangan sosial anak.
 Untuk mengkaji perkembangan kepribadian anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11
tahun) dan menentukan bagaimana fasilitas pendidikan dapat mendukung perkembangan
kepribadian positif anak.
 Untuk menganalisis perkembangan moral anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11
tahun) dan mengevaluasi bagaimana fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi
perkembangan moral anak.
 Untuk mengeksplorasi perkembangan kesadaran beragama anak pada periode kanak-
kanak akhir (6-11 tahun) dan menganalisis bagaimana fasilitas pendidikan dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kesadaran beragama anak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Masa Akhir Kanak-Kanak


Masa akhir kanak-kanak merupakan fase penting dalam perkembangan anak pada
periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun). Pada masa ini, anak mengalami berbagai perubahan
dalam berbagai aspek, termasuk fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Dalam konteks
manajemen fasilitas pendidikan, memahami karakteristik masa akhir kanak-kanak menjadi
penting dalam perancangan dan pengelolaan fasilitas pendidikan yang mendukung
perkembangan holistik anak. Artikel ini akan membahas secara akademis dan islami tentang
masa akhir kanak-kanak dalam manajemen fasilitas pendidikan pada periode kanak-kanak
akhir.
Masa akhir kanak-kanak (6-11 tahun) memiliki beberapa karakteristik penting yang
perlu diperhatikan dalam manajemen fasilitas pendidikan. Beberapa karakteristik tersebut
antara lain:

2.1.1. Perkembangan Kognitif


Pada masa ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis,
dan abstrak. Mereka mulai mampu memecahkan masalah yang lebih kompleks dan
memahami konsep-konsep yang lebih abstrak. Oleh karena itu, fasilitas pendidikan perlu
menyediakan lingkungan belajar yang memadai, seperti perpustakaan yang lengkap,
laboratorium sains, dan fasilitas komputer yang memungkinkan anak-anak untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

2.1.2. Perkembangan Sosial dan Emosional


Anak-anak pada masa akhir kanak-kanak juga mengalami perkembangan sosial dan
emosional yang penting. Mereka mulai membentuk hubungan yang lebih kompleks dengan
teman sebaya dan mengembangkan kemampuan berempati. Fasilitas pendidikan perlu
menyediakan ruang interaksi sosial yang aman dan mendukung, seperti area bermain yang
luas, ruang kelompok, dan ruang diskusi, yang memfasilitasi pengembangan keterampilan
sosial dan emosional anak.
2.1.3. Kemandirian dan Tanggung Jawab
Pada masa ini, anak-anak mulai mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab
dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Mereka mampu mengatur waktu, mengikuti aturan, dan
mengambil tanggung jawab atas tugas-tugas mereka. Fasilitas pendidikan perlu menyediakan
lingkungan yang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan kemandirian, seperti
ruang belajar individu atau koperasi, yang memungkinkan mereka belajar secara mandiri dan
mengelola tanggung jawab mereka.

2.1.4. Pengembangan Nilai dan Moral


Anak-anak pada masa akhir kanak-kanak mulai mengembangkan pemahaman tentang
nilai-nilai dan moralitas. Mereka mulai mengenal perbedaan antara benar dan salah, adil dan
tidak adil. Fasilitas pendidikan perlu menciptakan lingkungan yang mempromosikan nilai-
nilai Islam dan moralitas yang baik, seperti ruang doa, pengajaran agama yang baik, dan
kegiatan sosial yang memperkuat karakter dan nilai-nilai positif.

Dalam manajemen fasilitas pendidikan pada masa akhir kanak-kanak, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan:

2.1.5. Desain dan Penataan Ruang yang Menarik


Fasilitas pendidikan perlu dirancang dengan desain yang menarik dan ramah anak.
Penggunaan warna-warna cerah, dekorasi yang menarik, dan tata letak yang memudahkan
akses anak-anak akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi
mereka.

2.1.6. Keamanan dan Keselamatan


Fasilitas pendidikan harus memastikan keamanan dan keselamatan anak-anak.
Perlengkapan bermain dan peralatan lainnya harus aman dan sesuai dengan standar
keamanan. Pintu, tangga, dan koridor harus dirancang untuk mencegah kecelakaan dan
memenuhi persyaratan keselamatan.

2.1.7. Lingkungan Belajar yang Interaktif


Fasilitas pendidikan harus menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan
menarik. Ruang belajar harus dirancang untuk mendukung pembelajaran aktif dan
kolaboratif. Misalnya, ruang kelas yang fleksibel, laboratorium praktikum, dan ruang proyek
yang memfasilitasi pengalaman belajar langsung dan interaksi antara siswa.

2.1.8. Pemanfaatan Teknologi


Pemanfaatan teknologi dalam fasilitas pendidikan dapat memperkaya pengalaman
belajar anak-anak. Perpustakaan digital, fasilitas multimedia, dan akses internet yang baik
dapat membantu anak-anak dalam mencari informasi dan menjelajahi konten pendidikan
yang relevan.

Masa akhir kanak-kanak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) memiliki
karakteristik yang perlu diperhatikan dalam manajemen fasilitas pendidikan. Dalam
perancangan dan pengelolaan fasilitas pendidikan, penting untuk memperhatikan
perkembangan kognitif, sosial, emosional, kemandirian, tanggung jawab, dan pengembangan
nilai anak-anak. Dalam konteks keislaman, fasilitas pendidikan harus mencerminkan nilai-
nilai Islam dan moralitas yang baik. Dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan
anak-anak pada masa ini, fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar yang
optimal dan mendukung perkembangan holistik anak.

2.2. Perkembangan Fisik


Pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun), anak mengalami perkembangan fisik
yang pesat. Fase ini merupakan masa transisi antara periode awal dan remaja. Perkembangan
fisik pada periode ini sangat penting dalam perancangan fasilitas pendidikan karena akan
berdampak pada kesehatan dan kenyamanan anak dalam menjalani kegiatan belajar-
mengajar. Artikel ini akan membahas secara akademis dan islami tentang perkembangan fisik
anak pada periode kanak-kanak akhir dan pengaruhnya terhadap perancangan fasilitas
pendidikan.
Periode kanak-kanak akhir merupakan masa perkembangan fisik yang penting dalam
kehidupan anak. Beberapa aspek perkembangan fisik yang berkaitan dengan perancangan
fasilitas pendidikan adalah:

2.2.1. Pertumbuhan Tubuh


Pada periode ini, pertumbuhan tinggi badan anak cenderung stabil dan lambat. Anak
biasanya mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 5 cm per tahun. Meskipun
pertumbuhannya lambat, penting untuk memperhatikan penempatan furnitur dan peralatan
sesuai dengan tinggi badan rata-rata anak-anak dalam usia ini. Misalnya, meja dan kursi
harus disesuaikan agar anak dapat duduk dengan nyaman dan menjaga postur tubuh yang
baik.

2.2.2. Pengembangan Motorik Kasar


Pada periode ini, anak-anak mengembangkan keterampilan motorik kasar yang lebih
baik. Mereka mampu berlari, melompat, dan melakukan berbagai gerakan tubuh yang
kompleks. Oleh karena itu, perancangan fasilitas pendidikan harus mempertimbangkan area
bermain yang cukup luas dan aman bagi anak untuk bergerak dan beraktivitas fisik.

2.2.3. Pengembangan Motorik Halus


Selain motorik kasar, anak-anak pada periode ini juga mengembangkan keterampilan
motorik halus yang lebih baik. Mereka mampu mengendalikan gerakan tangan dengan lebih
presisi, seperti menulis, menggambar, dan menggunting. Fasilitas pendidikan perlu
menyediakan meja, kursi, dan peralatan tulis yang sesuai dengan ukuran dan kebutuhan anak-
anak dalam mengembangkan keterampilan motorik halus mereka.

2.2.4. Perkembangan Sensorik


Sensorik juga merupakan aspek penting dalam perancangan fasilitas pendidikan.
Anak-anak pada periode ini mengalami perkembangan sensorik yang signifikan, termasuk
pengembangan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
Desain ruangan dan tata letak perlu mempertimbangkan pencahayaan yang cukup, pemilihan
warna yang menarik, dan penggunaan materi yang aman dan ramah anak untuk
meningkatkan stimulasi sensorik mereka.

Perkembangan fisik anak pada periode kanak-kanak akhir memiliki pengaruh


signifikan terhadap perancangan fasilitas pendidikan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:

2.2.5. Keselamatan dan Keamanan


Perancangan fasilitas pendidikan harus memastikan bahwa lingkungan belajar aman
dan bebas dari risiko cedera. Misalnya, peralatan bermain harus dirancang dengan
memperhatikan standar keamanan, seperti lantai yang aman, pegangan yang kokoh, dan
perlindungan dari bahaya tajam atau berbahaya lainnya.
2.2.6. Aksesibilitas
Fasilitas pendidikan harus dirancang untuk memastikan aksesibilitas bagi anak-anak
dengan berbagai kebutuhan fisik. Rancangan ruangan, tangga, pintu, dan koridor harus
memperhatikan aksesibilitas bagi anak-anak dengan disabilitas atau kondisi fisik lainnya. Ini
akan membantu mereka merasa lebih inklusif dan mendukung kegiatan belajar-mengajar
yang efektif.

2.2.7. Ruang Gerak yang Memadai


Anak-anak pada periode kanak-kanak akhir memiliki energi yang tinggi dan
membutuhkan ruang gerak yang memadai untuk bermain dan beraktivitas fisik. Fasilitas
pendidikan harus menyediakan area bermain yang luas dan terstruktur, seperti taman bermain
atau lapangan olahraga, untuk memfasilitasi aktivitas fisik yang sehat dan pengembangan
motorik kasar yang baik.

2.2.8. Penataan Ruangan yang Ergonomis


Perancangan fasilitas pendidikan harus mempertimbangkan ergonomi dalam penataan
ruangan. Meja, kursi, dan peralatan tulis harus disesuaikan dengan tinggi dan ukuran tubuh
rata-rata anak-anak dalam usia ini agar mereka dapat duduk dengan nyaman dan menjaga
postur yang baik selama kegiatan belajar.

Perkembangan fisik anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perancangan fasilitas pendidikan. Perhatian terhadap
aspek perkembangan fisik seperti pertumbuhan tubuh, motorik kasar dan halus, serta sensorik
penting untuk menciptakan fasilitas pendidikan yang aman, inklusif, dan mendukung
perkembangan anak secara holistik. Dalam perancangan fasilitas pendidikan, penting untuk
mengintegrasikan prinsip-prinsip keislaman, seperti memperhatikan keselamatan,
kenyamanan, dan kebutuhan anak-anak secara menyeluruh.

2.3. Perkembangan Kognitif


Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
kognitif anak. Pada masa ini, anak mengalami perkembangan kognitif yang pesat, termasuk
kemampuan berpikir logis, kritis, dan abstrak. Dalam konteks manajemen fasilitas
pendidikan, perancangan fasilitas yang sesuai dapat memfasilitasi perkembangan kognitif
anak dengan memberikan lingkungan belajar yang memadai. Artikel ini akan membahas
tentang perkembangan kognitif anak pada periode kanak-kanak akhir dan bagaimana
perancangan fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan kognitif tersebut.
Perkembangan kognitif pada periode kanak-kanak akhir merupakan tahap yang
signifikan dalam kehidupan anak. Beberapa aspek perkembangan kognitif yang terjadi pada
periode ini adalah:

2.3.1. Perkembangan Bahasa


Pada periode ini, anak mengembangkan kemampuan bahasa yang lebih baik. Mereka
mampu menggunakan bahasa dengan lebih lancar, memahami kalimat yang kompleks, dan
menggunakan kosakata yang lebih luas. Fasilitas pendidikan perlu menyediakan lingkungan
yang mendukung pengembangan bahasa, seperti perpustakaan yang lengkap, bahan bacaan
yang bervariasi, dan ruang diskusi yang memfasilitasi komunikasi verbal antara anak-anak.

2.3.2. Kemampuan Berpikir Logis


Anak-anak pada periode ini mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis.
Mereka mampu mengenali pola, mengelompokkan objek berdasarkan ciri-ciri tertentu, dan
memecahkan masalah dengan cara yang lebih sistematis. Fasilitas pendidikan perlu
menyediakan lingkungan belajar yang memadai, seperti laboratorium sains atau ruang
eksperimen, yang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir
logis melalui eksplorasi dan percobaan.

2.3.3. Kemampuan Berpikir Kritis


Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Mereka mampu menganalisis informasi, mengajukan pertanyaan, dan menyimpulkan dengan
logika yang lebih baik. Fasilitas pendidikan perlu memberikan kesempatan bagi anak-anak
untuk berdiskusi, berdebat, dan melibatkan mereka dalam aktivitas berpikir kritis yang
melibatkan analisis, evaluasi, dan sintesis informasi.

2.3.4. Pengembangan Kreativitas


Anak-anak pada periode ini juga mengembangkan kreativitas mereka. Mereka mampu
menghasilkan ide-ide baru, berimajinasi, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media,
seperti seni, musik, dan drama. Fasilitas pendidikan perlu menyediakan ruang dan peralatan
yang mendukung pengembangan kreativitas anak-anak, seperti ruang seni dan ruang bermain
yang menyediakan bahan dan alat-alat kreatif.
Perancangan fasilitas pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
memfasilitasi perkembangan kognitif anak pada periode kanak-kanak akhir. Beberapa
langkah yang dapat diambil dalam perancangan fasilitas pendidikan yang mendukung
perkembangan kognitif adalah:

2.3.5. Lingkungan Belajar yang Menyajikan Stimulasi


Fasilitas pendidikan harus menyediakan lingkungan belajar yang menyajikan
stimulasi visual, auditif, dan taktil yang bervariasi. Misalnya, penggunaan warna-warna cerah
dan menarik, gambar-gambar yang menarik, dan permainan edukatif yang melibatkan
penggunaan indra dapat merangsang minat anak-anak dan meningkatkan kemampuan
kognitif mereka.

2.3.6. Penggunaan Teknologi Edukatif


Teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk memfasilitasi perkembangan kognitif
anak-anak. Fasilitas pendidikan dapat memanfaatkan perangkat lunak dan perangkat keras
yang tepat, seperti komputer, tablet, atau proyektor interaktif, untuk memperkaya pengalaman
belajar anak-anak. Misalnya, aplikasi edukatif dan permainan cerdas dapat membantu anak-
anak dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, logika, dan kreativitas.

2.3.7. Ruang Belajar yang Fleksibel


Perancangan fasilitas pendidikan harus mencakup ruang belajar yang fleksibel. Ruang
kelas yang dapat diatur ulang atau ruang belajar kolaboratif yang memungkinkan kerja
kelompok akan memfasilitasi interaksi sosial dan diskusi yang mendukung perkembangan
kognitif anak. Ruang belajar yang menyediakan akses mudah ke bahan bacaan dan sumber
daya pendukung lainnya juga harus dipertimbangkan.

2.3.8 pembelajaran Aktif dan Berbasis Proyek


Fasilitas pendidikan dapat mendorong pembelajaran aktif dan berbasis proyek yang
melibatkan anak-anak secara langsung dalam eksplorasi, penemuan, dan pengalaman praktis.
Laboratorium praktikum, ruang eksperimen, atau ruang proyek dapat memberikan
pengalaman belajar yang nyata dan mendalam bagi anak-anak dalam mengembangkan
keterampilan kognitif mereka.

Perkembangan kognitif anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan
tahap yang penting dalam kehidupan anak. Perancangan fasilitas pendidikan yang tepat dapat
memfasilitasi perkembangan kognitif anak dengan menyediakan lingkungan belajar yang
memadai, merangsang, dan mendukung. Dalam konteks keislaman, fasilitas pendidikan juga
harus mencerminkan nilai-nilai Islam yang menghargai pengetahuan, kecerdasan, dan
kreativitas. Dengan memperhatikan perkembangan kognitif anak dan perancangan fasilitas
yang tepat, fasilitas pendidikan dapat menjadi tempat yang optimal untuk perkembangan
kognitif anak-anak.

2.4. Perkembangan Emosi


Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
emosi anak. Pada masa ini, anak mengalami perubahan emosional yang signifikan dan mulai
mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks tentang emosi mereka sendiri dan orang
lain. Dalam konteks manajemen fasilitas pendidikan, menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan emosi anak menjadi penting untuk mempromosikan kesejahteraan
psikologis dan sosial mereka. Artikel ini akan membahas tentang perkembangan emosi anak
pada periode kanak-kanak akhir dan bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan
lingkungan yang mendukung perkembangan emosi anak.
Perkembangan emosi pada periode kanak-kanak akhir melibatkan beberapa aspek
penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan emosi pada
periode ini:

2.4.1. Identifikasi dan Pengungkapan Emosi


Anak-anak pada periode kanak-kanak akhir mulai mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan emosi mereka dengan lebih jelas. Mereka mampu mengenali emosi seperti
kegembiraan, kesedihan, marah, takut, dan kekecewaan. Fasilitas pendidikan dapat
menyediakan ruang yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk berbicara tentang emosi
mereka, seperti ruang konseling atau ruang diskusi yang dipimpin oleh konselor atau guru
yang terlatih.

2.4.2. Pengelolaan Emosi


Pada masa ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan dalam mengelola
emosi mereka. Mereka belajar untuk mengatur dan mengekspresikan emosi dengan cara yang
sehat dan tepat. Fasilitas pendidikan dapat memberikan kegiatan dan program yang
memungkinkan anak-anak untuk belajar strategi pengelolaan emosi yang efektif, seperti
teknik relaksasi, latihan pernapasan, atau kegiatan seni yang melibatkan ekspresi emosi.

2.4.3. Empati dan Keterampilan Sosial


Periode kanak-kanak akhir juga merupakan waktu di mana anak-anak mulai
mengembangkan kemampuan empati dan keterampilan sosial. Mereka mampu memahami
dan merasakan perasaan orang lain, dan belajar tentang pentingnya berempati dan memahami
perspektif orang lain. Fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan empati dan
keterampilan sosial anak-anak melalui program-program pembelajaran yang mengajarkan
nilai-nilai sosial, kerjasama, dan toleransi.

2.4.4. Pembentukan Identitas dan Diri


Periode ini juga merupakan waktu di mana anak-anak mulai membangun identitas dan
rasa diri mereka. Mereka mulai mencari tahu tentang minat, bakat, dan nilai-nilai yang
mereka miliki. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam, seperti olahraga, seni, dan klub-klub yang memungkinkan anak-anak untuk
mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta membantu dalam membentuk identitas
mereka.

Fasilitas pendidikan dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan


yang mendukung perkembangan emosi anak pada periode kanak-kanak akhir. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil dalam perancangan fasilitas pendidikan:

2.4.5. Ruang Interaktif yang Aman dan Nyaman


Fasilitas pendidikan harus menciptakan ruang interaktif yang aman dan nyaman bagi
anak-anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan staf pendidikan. Ruang kelas yang
ramah anak, ruang permainan yang aman, dan ruang santai yang mengundang dapat
membantu anak-anak merasa diterima dan mendukung perkembangan emosi mereka.

2.4.6. Program Konseling dan Dukungan Psikososial


Fasilitas pendidikan dapat menyediakan program konseling dan dukungan psikososial
yang melibatkan konselor atau psikolog yang terlatih. Program-program ini dapat membantu
anak-anak dalam mengelola emosi, mengatasi konflik, dan meningkatkan keterampilan sosial
mereka.

2.4.7. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Membangun Empati dan Keterampilan Sosial


Fasilitas pendidikan dapat menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang
mengembangkan empati dan keterampilan sosial anak-anak. Misalnya, kegiatan sosial,
proyek kolaboratif, atau program pelayanan masyarakat yang melibatkan kerjasama dan
perhatian terhadap kepentingan orang lain dapat membantu anak-anak dalam
mengembangkan kemampuan empati dan keterampilan sosial mereka.

2.4.8. Keterlibatan Orang Tua


Fasilitas pendidikan juga dapat melibatkan orang tua dalam menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan emosi anak. Kerjasama antara fasilitas pendidikan dan orang tua
dapat memberikan dukungan yang konsisten dalam membantu anak-anak mengelola emosi,
membangun keterampilan sosial, dan merespons dengan bijak terhadap kebutuhan emosional
anak.

Perkembangan emosi anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan
tahap penting dalam kehidupan anak. Perancangan fasilitas pendidikan yang tepat dapat
membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosi anak melalui
penyediaan ruang yang aman, program konseling, kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
empati dan keterampilan sosial, serta keterlibatan orang tua. Dalam konteks keislaman,
fasilitas pendidikan juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam yang menghargai emosi,
kepemimpinan, dan kerja sama dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan emosi anak.

2.5. Perkembangan Bahasa


Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
bahasa anak. Pada masa ini, anak mengalami perkembangan bahasa yang signifikan,
termasuk peningkatan kosakata, pemahaman kalimat yang lebih kompleks, dan kemampuan
komunikasi yang lebih baik. Dalam konteks manajemen fasilitas pendidikan, perancangan
fasilitas yang tepat dapat memfasilitasi perkembangan bahasa anak dengan menyediakan
lingkungan belajar yang mendukung dan memadai. Artikel ini akan membahas tentang
perkembangan bahasa anak pada periode kanak-kanak akhir dan bagaimana perancangan
fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan bahasa anak.
Perkembangan bahasa pada periode kanak-kanak akhir melibatkan beberapa aspek
penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan bahasa pada
periode ini:
2.5.1. Peningkatan Kosakata
Anak-anak pada periode kanak-kanak akhir mulai mengembangkan kosakata yang
lebih luas. Mereka dapat mengenal dan menggunakan kata-kata baru dalam konteks yang
tepat. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan lingkungan yang kaya akan bahan bacaan,
seperti perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku bergambar, majalah, dan buku cerita
yang bervariasi, untuk memperluas kosakata anak.

2.5.2. Pemahaman Kalimat yang Lebih Kompleks


Pada periode ini, anak-anak mulai mampu memahami kalimat yang lebih kompleks
dan membedakan struktur kalimat yang benar. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan
lingkungan belajar yang mendukung, seperti ruang kelas dengan papan tulis yang besar untuk
menampilkan kalimat-kalimat dan latihan-latihan tata bahasa, serta aktivitas kelompok yang
melibatkan diskusi dan permainan kata-kata.

2.5.3. Kemampuan Berbicara dan Berkomunikasi yang Lebih Baik


Periode kanak-kanak akhir juga merupakan waktu di mana anak-anak mulai
mengembangkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi yang lebih baik. Mereka mampu
mengungkapkan ide-ide mereka dengan jelas dan berkomunikasi dengan baik dengan orang
lain. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan lingkungan yang memfasilitasi komunikasi,
seperti ruang diskusi, ruang presentasi, atau kegiatan panggung yang memungkinkan anak-
anak untuk berlatih berbicara dan berkomunikasi secara efektif.

2.5.4. Kemampuan Membaca dan Menulis


Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan membaca dan
menulis. Mereka dapat membaca dan menulis kalimat-kalimat sederhana, mengenali huruf-
huruf, dan menghubungkan bunyi dengan huruf-huruf tersebut. Fasilitas pendidikan dapat
menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi, seperti ruang baca yang
nyaman, perpustakaan digital, dan fasilitas komputer yang memfasilitasi kegiatan membaca
dan menulis anak.
Perancangan fasilitas pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
memfasilitasi perkembangan bahasa anak pada periode kanak-kanak akhir. Beberapa langkah
yang dapat diambil dalam perancangan fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan
bahasa adalah:
2.5.5. Lingkungan Belajar yang Merangsang
Fasilitas pendidikan perlu menyediakan lingkungan belajar yang merangsang dan
menarik bagi anak-anak. Ruang kelas yang nyaman, berpencahayaan yang baik, dan
penggunaan warna-warna cerah dapat menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dan
memotivasi anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang melibatkan bahasa.

2.5.6. Penyediaan Bahan Bacaan yang Bervariasi


Fasilitas pendidikan harus menyediakan akses mudah terhadap bahan bacaan yang
bervariasi. Perpustakaan yang lengkap dengan buku cerita, ensiklopedia, dan majalah anak-
anak dapat memperluas pengetahuan dan kosakata anak. Selain itu, penggunaan teknologi,
seperti perpustakaan digital atau aplikasi e-book, juga dapat meningkatkan aksesibilitas dan
minat anak-anak terhadap membaca.

2.5.7. Kegiatan yang Melibatkan Berbicara dan Diskusi


Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang diskusi dan ruang presentasi yang
memungkinkan anak-anak untuk berbicara dan berdiskusi. Melalui kegiatan seperti presentasi
proyek, debat, atau diskusi kelompok, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan berbicara
dan berkomunikasi mereka serta memperluas pemahaman mereka tentang topik yang sedang
dipelajari.

2.5.8. Teknologi dan Media Pembelajaran yang Mendukung


Perancangan fasilitas pendidikan dapat memanfaatkan teknologi dan media
pembelajaran yang mendukung perkembangan bahasa anak. Penggunaan perangkat lunak
pendidikan, aplikasi interaktif, atau perangkat keras multimedia dapat meningkatkan
keterlibatan anak-anak dalam pembelajaran bahasa dan memperkaya pengalaman mereka
dalam memahami konten dan mempraktikkan keterampilan berbahasa.

Perkembangan bahasa anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan
tahap penting dalam kehidupan mereka. Perancangan fasilitas pendidikan yang tepat dapat
memfasilitasi perkembangan bahasa anak dengan menyediakan lingkungan belajar yang
mendukung, aksesibilitas terhadap bahan bacaan yang bervariasi, kegiatan berbicara dan
diskusi, serta penggunaan teknologi dan media pembelajaran yang tepat. Dalam konteks
keislaman, fasilitas pendidikan juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam yang mendorong
pengembangan bahasa sebagai sarana komunikasi yang baik dan peningkatan pemahaman
terhadap wahyu Allah.

2.6. Perkembangan Sosial


Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
sosial anak. Pada masa ini, anak mengalami perubahan signifikan dalam hubungan sosial
mereka, termasuk perkembangan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, membangun
persahabatan, dan memahami norma-norma sosial. Dalam konteks manajemen fasilitas
pendidikan, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial anak menjadi
penting untuk mempromosikan keterampilan sosial, kerjasama, dan nilai-nilai islami. Artikel
ini akan membahas tentang perkembangan sosial anak pada periode kanak-kanak akhir dan
bagaimana perancangan fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan sosial anak.
Perkembangan sosial pada periode kanak-kanak akhir melibatkan beberapa aspek
penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan sosial pada
periode ini:

2.6.1. Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya


Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi
dengan teman sebaya mereka. Mereka belajar berbagi, bekerja sama, dan membangun
hubungan yang lebih dalam. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang bermain, taman
bermain, atau area kolaboratif yang memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dan
bermain bersama.

2.6.2. Membangun Persahabatan


Anak-anak pada periode ini mulai aktif dalam membentuk persahabatan. Mereka
belajar untuk memahami perbedaan dan membangun hubungan yang saling menguntungkan
dengan teman-teman sebaya mereka. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang diskusi
atau kegiatan kelompok yang mempromosikan kerjasama, saling pengertian, dan membangun
ikatan persahabatan.
2.6.3. Memahami Norma-Norma Sosial
Periode kanak-kanak akhir juga merupakan waktu di mana anak-anak mulai
memahami norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Mereka belajar tentang
etika, sopan santun, dan nilai-nilai islami yang mengatur interaksi sosial. Fasilitas pendidikan
dapat memperkenalkan nilai-nilai Islam melalui pengajaran dan contoh nyata dalam
lingkungan belajar yang inklusif dan bermoral.

2.6.4. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi


Anak-anak pada periode ini mulai mengembangkan keterampilan komunikasi yang
lebih baik. Mereka belajar untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka dengan cara
yang tepat dan efektif. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang yang mendukung
komunikasi, seperti ruang diskusi atau kegiatan seni yang melibatkan ekspresi diri melalui
komunikasi verbal dan nonverbal.

Perancangan fasilitas pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam


memfasilitasi perkembangan sosial anak pada periode kanak-kanak akhir. Beberapa langkah
yang dapat diambil dalam perancangan fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan
sosial adalah:

2.6.5. Lingkungan Belajar yang Kolaboratif


Fasilitas pendidikan harus menyediakan lingkungan belajar yang kolaboratif, di mana
anak-anak dapat bekerja sama, berinteraksi, dan berbagi pengetahuan. Ruang kelas yang luas,
ruang kelompok, atau area kolaboratif dapat mendorong anak-anak untuk bekerja sama dalam
proyek-proyek kelompok dan aktivitas berbasis tim.

2.6.6. Program Kegiatan Ekstrakurikuler


Fasilitas pendidikan dapat menyediakan program kegiatan ekstrakurikuler yang
melibatkan anak-anak dalam aktivitas sosial, seperti klub-klub, olahraga, seni, atau pelayanan
masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu anak-anak membangun hubungan sosial
yang sehat, mengembangkan keterampilan kerjasama, dan memperluas jaringan pertemanan
mereka.

2.6.7. Peran Guru dan Staf Pendidikan


Guru dan staf pendidikan memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan
yang mendukung perkembangan sosial anak. Mereka perlu menjadi contoh yang baik dalam
mengajarkan etika, sopan santun, dan nilai-nilai Islam dalam interaksi sehari-hari. Fasilitas
pendidikan dapat menyediakan ruang konseling atau ruang guru yang memfasilitasi
komunikasi dan konseling antara guru dan anak-anak.
2.6.8. Pembelajaran yang Mengutamakan Kerjasama
Fasilitas pendidikan dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama, di mana anak-anak diajak untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah,
menyelesaikan proyek, atau berpartisipasi dalam diskusi. Pembelajaran kooperatif dapat
membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, kerjasama, dan kemampuan
berkomunikasi dengan baik.

Perkembangan sosial anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan
tahap penting dalam kehidupan mereka. Perancangan fasilitas pendidikan yang tepat dapat
memfasilitasi perkembangan sosial anak dengan menyediakan lingkungan belajar yang
kolaboratif, program kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan sosialisasi, peran guru dan staf
pendidikan yang mendukung, serta pembelajaran yang mengutamakan kerjasama dan nilai-
nilai Islam. Dalam konteks keislaman, fasilitas pendidikan juga harus mencerminkan nilai-
nilai Islam dalam interaksi sosial dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama
manusia.

2.7. Perkembangan Kepribadian


Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
kepribadian anak. Pada masa ini, anak-anak mengalami perubahan signifikan dalam aspek-
aspek kepribadian mereka, termasuk pengembangan identitas, nilai-nilai, kemandirian, dan
pengaturan emosi. Dalam konteks manajemen fasilitas pendidikan, menciptakan lingkungan
yang mendukung perkembangan kepribadian positif anak menjadi penting untuk membentuk
karakter yang kuat dan berakar pada nilai-nilai islami. Artikel ini akan membahas tentang
perkembangan kepribadian anak pada periode kanak-kanak akhir dan bagaimana
perancangan fasilitas pendidikan dapat mendukung perkembangan kepribadian positif anak.
Perkembangan kepribadian pada periode kanak-kanak akhir melibatkan beberapa
aspek penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan
kepribadian pada periode ini:
2.7.1. Pengembangan Identitas
Anak-anak pada periode ini mulai mengembangkan pemahaman tentang siapa diri
mereka, minat mereka, dan keunikan mereka sebagai individu. Fasilitas pendidikan dapat
memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui
kegiatan ekstrakurikuler atau klub-klub yang sesuai dengan minat mereka. Selain itu, fasilitas
pendidikan juga dapat menyediakan ruang refleksi diri yang memungkinkan anak-anak untuk
merenungkan nilai-nilai diri mereka dan memahami kekuatan dan kelemahan mereka.

2.7.2. Pembentukan Nilai dan Etika


Periode kanak-kanak akhir juga merupakan waktu di mana anak-anak mulai
membangun nilai-nilai dan etika dalam kehidupan mereka. Mereka mulai memahami
perbedaan antara benar dan salah, menghargai kejujuran, keadilan, dan toleransi. Fasilitas
pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mencerminkan nilai-nilai islami, seperti etika
yang kuat, adab yang baik, dan pengajaran tentang akhlak yang baik melalui penggunaan
contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.7.3. Pengembangan Kemandirian


Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan kemandirian mereka dalam
mengambil keputusan, menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari, dan mengelola waktu mereka
sendiri. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang dan kegiatan yang mendorong
kemandirian, seperti ruang belajar mandiri, program pembelajaran berbasis proyek, atau
pengalaman belajar di luar kelas yang melibatkan anak-anak dalam merencanakan,
mengorganisir, dan menyelesaikan tugas mereka sendiri.

2.7.4. Pengaturan Emosi dan Konflik


Periode kanak-kanak akhir juga merupakan waktu di mana anak-anak mulai
mengembangkan kemampuan dalam mengatur emosi mereka dan menyelesaikan konflik
dengan cara yang sehat. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang konseling atau ruang
mediasi yang membantu anak-anak dalam mengelola emosi mereka, memahami emosi orang
lain, dan mengembangkan keterampilan penyelesaian konflik yang efektif.

Perancangan fasilitas pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam


mendukung perkembangan kepribadian positif anak pada periode kanak-kanak akhir.
Beberapa langkah yang dapat diambil dalam perancangan fasilitas pendidikan yang
mendukung perkembangan kepribadian positif adalah:

2.7.5. Lingkungan Belajar yang Aman dan Dukungan Sosial


Fasilitas pendidikan harus menyediakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan
inklusif bagi anak-anak. Hal ini mencakup ruang kelas yang mendukung, lingkungan yang
bebas dari kekerasan, dan kebijakan anti-bullying yang ketat. Fasilitas pendidikan juga dapat
menyediakan ruang konseling atau ruang diskusi yang memfasilitasi dukungan sosial dan
membantu anak-anak dalam mengatasi tantangan emosional dan sosial.

2.7.6. Program Pendidikan Karakter


Fasilitas pendidikan dapat mengimplementasikan program pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam kurikulum mereka. Program ini dapat mencakup pengajaran nilai-nilai
islami, pengembangan sikap yang baik, seperti kesabaran, kejujuran, kerjasama, dan rasa
tanggung jawab. Fasilitas pendidikan juga dapat menyediakan ruang perpustakaan yang berisi
buku-buku tentang nilai-nilai islami dan kisah-kisah inspiratif yang dapat membentuk
kepribadian positif anak.

2.7.7. Peran Guru dan Staf Pendidikan


Guru dan staf pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan
kepribadian positif anak. Mereka harus menjadi teladan yang baik dalam perilaku dan sikap
mereka. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang guru yang nyaman dan menginspirasi,
serta ruang briefing untuk komunikasi dan refleksi antara guru dan staf pendidikan.

2.7.8. Kolaborasi dengan Orang Tua


Fasilitas pendidikan dapat melibatkan orang tua dalam mendukung perkembangan
kepribadian anak. Kolaborasi antara fasilitas pendidikan dan orang tua dapat dilakukan
melalui pertemuan orang tua, pelatihan untuk orang tua tentang pendidikan karakter, dan
forum diskusi tentang perkembangan kepribadian anak. Hal ini akan membantu orang tua
memahami dan mendukung perkembangan kepribadian anak secara konsisten di lingkungan
keluarga dan sekolah.

Perkembangan kepribadian anak pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun)


merupakan tahap penting dalam pembentukan karakter yang kuat dan berakar pada nilai-nilai
islami. Perancangan fasilitas pendidikan yang tepat dapat mendukung perkembangan
kepribadian positif anak dengan menyediakan lingkungan belajar yang aman, program
pendidikan karakter yang terintegrasi, peran guru dan staf pendidikan yang mendukung, dan
kolaborasi dengan orang tua. Dalam konteks keislaman, fasilitas pendidikan juga harus
mencerminkan nilai-nilai Islam dan memberikan pengajaran yang sesuai dengan ajaran
agama.
2.8. Perkembangan Moral
Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
moral anak. Pada masa ini, anak-anak mulai memperoleh pemahaman tentang perbedaan
antara benar dan salah, mengembangkan nilai-nilai moral, dan mempraktikkan perilaku yang
sesuai dengan etika dan norma-norma sosial. Dalam konteks manajemen fasilitas pendidikan,
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan moral anak menjadi penting untuk
membentuk karakter yang bermoral dan berakar pada nilai-nilai islami. Artikel ini akan
membahas tentang perkembangan moral anak pada periode kanak-kanak akhir dan
bagaimana perancangan fasilitas pendidikan dapat memfasilitasi perkembangan moral anak.
Perkembangan moral pada periode kanak-kanak akhir melibatkan beberapa aspek
penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan moral pada
periode ini:

2.8.1. Pemahaman Nilai-nilai Moral


Pada periode ini, anak-anak mulai memahami nilai-nilai moral yang mendasari
perilaku manusia, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan tolong-menolong. Fasilitas
pendidikan dapat menyediakan lingkungan yang mempromosikan pengenalan nilai-nilai
moral melalui cerita-cerita, kisah-kisah inspiratif, dan aktivitas yang melibatkan pemahaman
tentang nilai-nilai ini.

2.8.2. Pembentukan Karakter yang Bermoral


Anak-anak pada periode ini mulai membentuk karakter yang bermoral, yang
mencakup sikap-sikap yang positif, seperti rasa empati, penghargaan terhadap orang lain, dan
kesadaran akan tanggung jawab mereka sebagai individu yang bertanggung jawab. Fasilitas
pendidikan dapat menyediakan program pendidikan karakter yang terintegrasi dalam
kurikulum mereka, yang mendorong pembentukan karakter yang bermoral berdasarkan ajaran
agama dan etika islami.
2.8.3. Pengambilan Keputusan Moral
Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan untuk membuat
keputusan moral yang tepat dalam situasi-situasi yang dihadapi. Mereka belajar untuk
mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka, memahami perspektif orang lain, dan
melibatkan nilai-nilai moral dalam pengambilan keputusan. Fasilitas pendidikan dapat
menyediakan ruang diskusi, permainan peran, atau aktivitas yang mendorong anak-anak
untuk mengembangkan kemampuan ini.

2.8.4. Pengaruh Lingkungan dan Teladan


Lingkungan yang anak-anak alami memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan moral mereka. Fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang
mempromosikan nilai-nilai islami, etika yang baik, dan perilaku yang bermoral. Guru dan
staf pendidikan juga harus menjadi teladan yang baik dalam perilaku dan sikap mereka,
sehingga anak-anak dapat mengamati dan meniru perilaku yang bermoral.

Perancangan fasilitas pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam


memfasilitasi perkembangan moral anak pada periode kanak-kanak akhir. Beberapa langkah
yang dapat diambil dalam perancangan fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan
moral adalah:

2.8.5. Lingkungan Belajar yang Mengedepankan Nilai-nilai Moral


Fasilitas pendidikan harus menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-
nilai moral yang diinginkan. Hal ini mencakup penggunaan materi pembelajaran yang
mengandung nilai-nilai islami, dekorasi yang mempromosikan sikap-sikap positif, dan
penerapan kebijakan-kebijakan yang menghargai keadilan, kejujuran, dan kebersihan.

2.8.6. Program Pendidikan Karakter


Fasilitas pendidikan dapat mengimplementasikan program pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam kurikulum mereka. Program ini dapat mencakup pengajaran nilai-nilai
islami, pembentukan sikap yang baik, dan pembelajaran mengenai tanggung jawab sosial.
Fasilitas pendidikan juga dapat menyediakan ruang kelas yang didesain untuk memfasilitasi
diskusi dan refleksi tentang nilai-nilai moral.

2.8.7. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Komunitas


Fasilitas pendidikan dapat melibatkan orang tua dan komunitas dalam mendukung
perkembangan moral anak. Kolaborasi ini dapat dilakukan melalui pertemuan orang tua,
seminar tentang pendidikan moral, dan kegiatan sosial yang melibatkan partisipasi orang tua
dan komunitas. Dengan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan anak, nilai-
nilai moral dapat diperkuat dan diterapkan secara konsisten.
2.8.8. Pembinaan Karakter oleh Guru dan Staf Pendidikan
Guru dan staf pendidikan memainkan peran penting dalam pembinaan karakter yang
bermoral pada anak-anak. Mereka harus menjadi teladan yang baik dan konsisten dalam
perilaku dan nilai-nilai yang mereka ajarkan. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang
guru yang nyaman dan inspiratif, serta kegiatan pengembangan profesional untuk guru dan
staf pendidikan terkait pendidikan moral dan etika islami.

Perkembangan moral pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan tahap
penting dalam pembentukan karakter yang bermoral dan berakar pada nilai-nilai islami.
Perancangan fasilitas pendidikan yang tepat dapat memfasilitasi perkembangan moral anak
dengan menyediakan lingkungan belajar yang mengedepankan nilai-nilai moral, program
pendidikan karakter yang terintegrasi, kolaborasi dengan orang tua dan komunitas, serta
pembinaan karakter oleh guru dan staf pendidikan. Dalam konteks keislaman, fasilitas
pendidikan juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam dan memberikan pengajaran yang
sesuai dengan ajaran agama.

2.9. Perkembangan Kesadaran Beragama


Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan masa penting dalam
perkembangan kesadaran beragama anak. Pada periode ini, anak-anak mulai
mengembangkan pemahaman tentang agama, nilai-nilai keagamaan, dan praktik ibadah.
Perancangan fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan kesadaran beragama anak
menjadi penting untuk membentuk dasar keimanan dan ketaqwaan mereka. Artikel ini akan
membahas tentang perkembangan kesadaran beragama pada periode kanak-kanak akhir dan
bagaimana fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan kesadaran beragama anak.
Perkembangan kesadaran beragama pada periode kanak-kanak akhir melibatkan
beberapa aspek penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa aspek perkembangan
kesadaran beragama pada periode ini:
2.9.1. Pemahaman tentang Konsep Tuhan
Anak-anak pada periode ini mulai mengembangkan pemahaman tentang konsep
Tuhan dan keberadaan-Nya. Mereka mulai memahami bahwa Tuhan adalah pencipta alam
semesta dan memiliki kekuasaan yang tidak terbatas. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan
lingkungan yang mempromosikan pemahaman tentang konsep Tuhan melalui cerita-cerita
agama, kisah-kisah Nabi, dan pengenalan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang sederhana.

2.9.2. Pemahaman tentang Nilai-nilai Keagamaan


Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan pemahaman tentang nilai-nilai
keagamaan, seperti kejujuran, kasih sayang, rasa empati, dan saling tolong-menolong.
Fasilitas pendidikan dapat menyediakan ruang belajar yang mengintegrasikan nilai-nilai
keagamaan dalam pembelajaran sehari-hari. Selain itu, fasilitas pendidikan juga dapat
mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak dalam berbagi dan berbuat
kebaikan kepada sesama.

2.9.3. Pengenalan terhadap Praktik Ibadah


Pada periode ini, anak-anak mulai diperkenalkan dengan praktik ibadah, seperti
shalat, puasa, dan membaca Al-Qur'an. Fasilitas pendidikan dapat menyediakan tempat-
tempat yang nyaman dan terpisah untuk melaksanakan ibadah, seperti mushola atau tempat
wudhu yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Selain itu, fasilitas pendidikan dapat
mengadakan kegiatan-kegiatan pengenalan ibadah yang interaktif dan menyenangkan.

2.9.4. Pembentukan Sikap Positif terhadap Agama


Pada periode ini, anak-anak mulai membentuk sikap positif terhadap agama mereka.
Fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mempromosikan penghormatan
terhadap agama dan menghargai keragaman agama. Hal ini dapat dilakukan melalui dekorasi
yang mencerminkan simbol-simbol agama, pengenalan tentang agama-agama lain secara
objektif, dan pengajaran tentang toleransi beragama.

Perancangan fasilitas pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam


menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kesadaran beragama anak pada
periode kanak-kanak akhir. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam perancangan
fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan kesadaran beragama anak adalah:
2.9.5. Penyediaan Fasilitas Ibadah yang Memadai
Fasilitas pendidikan harus menyediakan ruang ibadah yang memadai dan nyaman,
seperti mushola atau ruang shalat yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Fasilitas ini
harus dipenuhi dengan perlengkapan yang diperlukan, seperti sajadah, Al-Qur'an, dan
perlengkapan wudhu yang sesuai dengan tingkat kesiapan anak-anak.

2.9.6. Pengintegrasian Nilai-nilai Keagamaan dalam Kurikulum


Fasilitas pendidikan dapat mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dalam kurikulum
mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran agama secara terstruktur, pengajaran
tentang etika dan akhlak islami dalam mata pelajaran lain, serta kegiatan-kegiatan yang
mempromosikan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

2.9.7. Pengenalan Tokoh-tokoh Agama


Fasilitas pendidikan dapat mengenalkan anak-anak pada tokoh-tokoh agama yang
dihormati dan berperan penting dalam sejarah agama mereka. Ini dapat dilakukan melalui
cerita-cerita, gambar-gambar, atau lukisan-lukisan yang menggambarkan tokoh-tokoh agama
yang berperan dalam menegakkan nilai-nilai agama.

2.9.8. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat


Fasilitas pendidikan dapat melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung
perkembangan kesadaran beragama anak. Kolaborasi ini dapat dilakukan melalui pertemuan
orang tua, pelatihan untuk orang tua tentang pendidikan agama, dan kegiatan-kegiatan yang
melibatkan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam mengenalkan dan memperdalam
pemahaman anak-anak tentang agama.

Perkembangan kesadaran beragama pada periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun)


merupakan tahap penting dalam pembentukan keimanan dan ketaqwaan anak. Perancangan
fasilitas pendidikan yang tepat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan kesadaran beragama dengan menyediakan fasilitas ibadah yang memadai,
mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dalam kurikulum, mengenalkan tokoh-tokoh agama,
dan melibatkan orang tua dan masyarakat. Dalam konteks keislaman, fasilitas pendidikan
juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam dan memberikan pengajaran yang sesuai dengan
ajaran agama.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Periode kanak-kanak akhir (6-11 tahun) merupakan fase penting dalam perkembangan
anak yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral,
dan kesadaran beragama. Dalam konteks manajemen fasilitas pendidikan, perancangan
fasilitas yang tepat dapat memainkan peran yang penting dalam memfasilitasi perkembangan
holistik anak pada periode ini. Dalam makalah ini, telah dibahas bagaimana fasilitas
pendidikan dapat mendukung perkembangan anak pada periode kanak-kanak akhir melalui
berbagai aspek.
Dalam perkembangan fisik anak pada periode kanak-kanak akhir, fasilitas pendidikan
dapat menyediakan ruang bermain yang aman dan stimulatif, area olahraga yang memadai,
dan fasilitas yang mendukung kesehatan anak. Dalam perkembangan kognitif, fasilitas
pendidikan dapat menyediakan lingkungan yang menantang, alat peraga yang sesuai, dan
program pendidikan yang terstruktur. Perkembangan emosi anak dapat didukung oleh
fasilitas pendidikan melalui penciptaan lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah anak,
serta melalui program-program pengembangan emosi yang terintegrasi.
Perkembangan bahasa anak dapat difasilitasi oleh fasilitas pendidikan melalui
penyediaan lingkungan berbahasa yang kaya, buku-buku yang bervariasi, dan kegiatan yang
mendorong komunikasi dan keterlibatan anak dalam berbicara dan mendengar.
Perkembangan sosial anak dapat didukung oleh fasilitas pendidikan melalui penyediaan
ruang interaksi sosial, permainan kolaboratif, dan program-program pembinaan hubungan
sosial. Dalam perkembangan kepribadian, fasilitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan
yang mempromosikan nilai-nilai islami, melibatkan orang tua, dan memberikan peran teladan
oleh guru dan staf pendidikan.
Perkembangan moral anak dapat difasilitasi oleh fasilitas pendidikan melalui integrasi
nilai-nilai keagamaan dalam kurikulum, program pendidikan karakter, dan kolaborasi dengan
orang tua dan masyarakat. Sedangkan, perkembangan kesadaran beragama anak dapat
didukung oleh fasilitas pendidikan melalui penyediaan fasilitas ibadah yang memadai,
pengenalan nilai-nilai keagamaan, dan kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat.
Dalam merancang fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan anak pada
periode kanak-kanak akhir, perlu dilakukan kolaborasi antara berbagai pihak terkait,
termasuk pengelola fasilitas pendidikan, guru, staf pendidikan, orang tua, dan masyarakat.
Selain itu, pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kebutuhan anak pada periode ini
serta pengetahuan tentang ajaran agama dan nilai-nilai islami menjadi landasan yang penting
dalam merancang fasilitas pendidikan yang optimal.
Dalam konteks keislaman, fasilitas pendidikan harus mencerminkan nilai-nilai Islam
dan memberikan pengajaran yang sesuai dengan ajaran agama. Keberadaan fasilitas
pendidikan yang memperhatikan aspek-aspek tersebut dapat membantu menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi perkembangan holistik anak pada periode kanak-kanak akhir.
Dalam kesimpulan ini, telah dibahas pentingnya perancangan fasilitas pendidikan
yang memfasilitasi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral,
dan kesadaran beragama anak pada periode kanak-kanak akhir. Fasilitas pendidikan yang
memadai dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna, mendukung nilai-nilai
islami, dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R., & Fitri, A. (2021). Perkembangan Kepribadian Anak Usia 6-11 Tahun dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
6(2), 201-216.
Al-Hamdani, M. Y., & Baharudin, B. (2021). Pengaruh Perancangan Fasilitas Pendidikan
Terhadap Motivasi Belajar Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 6(2), 105-119.
Aminah, S., & Hamzah, A. (2020). Peran Fasilitas Pendidikan dalam Mendorong
Perkembangan Kepribadian Positif Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam,
5(2), 157-170.
Aswandi, A. (2019). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dewi, N. K., & Yusuf, M. (2018). Perkembangan Emosi Anak Usia 6-11 Tahun:
Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 167-182.
Fatimah, R., & Suhartini, E. (2021). Perkembangan Kepribadian Anak Usia 6-11 Tahun dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
6(2), 201-216.
Fauzi, A., & Fitri, A. (2020). Peran Fasilitas Pendidikan dalam Menciptakan Lingkungan
yang Mendukung Perkembangan Kesadaran Beragama Anak. Jurnal Pendidikan
Islam, 5(2), 185-198.
Hadi, A., & Azizah, U. (2020). Peran Fasilitas Pendidikan dalam Memfasilitasi
Perkembangan Moral Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 171-184.
Hakim, A., & Mulyani, S. (2022). Perancangan Fasilitas Pendidikan yang Mendukung
Perkembangan Kesadaran Beragama Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam,
7(1), 133-148.
Handayani, R. S., & Rahman, A. (2020). Peran Fasilitas Pendidikan dalam Meningkatkan
Keterampilan Bahasa Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 127-141.
Hidayah, M. R., Agustina, Y. S., & Huda, N. (2019). Pendidikan Islam dalam perkembangan
anak usia dini di TK ABA Pondok Pesantren Darussalam Natar. Jurnal Ilmu
Pendidikan Islam, 4(2), 102-114.
Hikmah, U., & Abdullah, R. (2018). Perkembangan Kesadaran Beragama pada Anak Usia 6-
11 Tahun. Jakarta: PT Rajawali Press.
Husaini, A. M. (2019). Psikologi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Husna, N., & Alwi, M. A. (2021). Pengaruh Manajemen Fasilitas Pendidikan Terhadap
Motivasi Belajar Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 105-119.
Kuntoro, A. W. (2019). Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniawati, A. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar Anak Usia 6-11
Tahun. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(1), 25-38.
Kusuma, D. W., & Anwar, M. (2021). Perkembangan Bahasa Anak Usia 6-11 Tahun dan
Pengaruhnya terhadap Pembelajaran. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 6(2), 171-
186.
Lestari, N. P. (2020). Peran Fasilitas Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 3(1), 65-78.
Mahmudi, A. (2021). Perkembangan Kognitif Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan
Islam, 6(2), 120-135.
Mawardi, A., & Lubis, F. (2018). Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Nur, R., & Syahid, R. (2021). Perkembangan Kesadaran Beragama Anak Usia 6-11 Tahun
dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 6(2), 233-246.
Nurhayati, E., & Suprapto, E. (2021). Perkembangan Sosial Anak Usia 6-11 Tahun dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
6(2), 187-200.
Pratama, R. A., & Mulyani, S. (2018). Perkembangan Kepribadian Anak Usia Sekolah.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Priyanto, A. (2021). Pendidikan Karakter dalam Perkembangan Emosi Anak Usia 6-11
Tahun. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 6(2), 157-170.
Purwanti, E., & Setyadi, R. (2018). Perkembangan Sosial Anak Usia Sekolah. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Purwanto, N., & Ariani, M. (2019). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahayu, T. P., & Siti, W. (2018). Perkembangan kepribadian anak usia 6-8 tahun di TK
Permata Hati Tegal. Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 52-65.
Rahman, A., & Fitriani, N. (2022). Perancangan Fasilitas Pendidikan yang Mendukung
Perkembangan Sosial Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 85-100.
Rosyada, D. (2019). Manajemen Pendidikan Islam: Konsepsi, Teori, dan Implementasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sari, I. W., & Mustakim, A. (2020). Peran Fasilitas Pendidikan dalam Meningkatkan
Perkembangan Sosial Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 143-156.
Setyaningsih, N., Kurniawan, R., & Surjosantoso, A. (2020). Pemilihan strategi pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 6(2),
199-207.
Suciati, W., Yulianti, R., & Yusri, Y. (2020). Pengaruh pembelajaran abstrak (ABK) terhadap
kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun di TK TQ Al-Furqon Bungo Jambi. Jurnal
Prima Edukasia, 8(1), 74-81.
Sudjana, N. (2018). Psikologi Anak Usia Dini. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sulastri, N., Wulan, M. S., & Handayani, E. (2018). Perkembangan fisik dan motorik anak
usia 6-12 tahun di SD Islam Al-Azhar Jakarta. Jurnal Kesehatan Klinis, 8(1), 15-21.
Sulistyo-Basuki. (2019). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumarmin, R. (2018). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumartono, A., & Widiyanti, N. K. (2022). Perancangan Fasilitas Pendidikan yang
Mendukung Perkembangan Bahasa Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam,
7(1), 69-84.
Suryani, T. (2018). Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Utami, F. W., & Yunanto, M. T. (2018). Implementasi pendidikan karakter dalam
membentuk karakter anak usia dini di TK Islam Sunan Ampel Surabaya. Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, 5(2), 161-176.
Wahyuni, L., Haryanto, B., & Soetopo, H. (2019). Perkembangan sosial anak usia 6-8 tahun
di TK Negeri Pembina Cilacap. Jurnal Pedagogi, 5(1), 15-23.
Yusuf, M., & Hikmah, U. (2022). Perancangan Fasilitas Pendidikan yang Mendukung
Perkembangan Kepribadian Positif Anak Usia 6-11 Tahun. Jurnal Pendidikan Islam,
7(1), 101-116.

Anda mungkin juga menyukai