Anda di halaman 1dari 40

Kerennya Bermain Sosem

Buku Bahan Ajar Raudhatul Athfal

Penulis:
1. Nazia Nuril Fuadia
2. Abdul Mughni
3. Nova Indriati
4. Maulana Urip
5. Rumiyanti,
6. Suryati
7. Adrikah
8. Siti Maisaroh

Editor:
1. Ahmad Hidayatullah
2. Imam Bukhori
3. Suwardi
4. Mujahid

DIREKTORAT KKSK MADRASAH


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Kerennya Bermain Sosem
Buku Bahan Ajar Raudhatul Athfal

Penulis:
1. Nazia Nuril Fuadia
2. Abdul Mughni
3. Nova Indriati
4. Maulana Urip
5. Rumiyanti,
6. Suryati
7. Adrikah
8. Siti Maisaroh

Editor:
1. Ahmad Hidayatullah
2. Imam Bukhori
3. Suwardi
4. Mujahid

Cetakan Ke-1 Tahun 2021


Hak Cipta © pada Kementerian Agama Republik Indonesia
Dilindungi Undang-Undang

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERJUALBELIKAN

Disklaimer: Bahan Ajar RA ini disusun oleh tim pengembang kurikulum RA


Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendis Kementerian Agama RI dan
digunakan sebagai panduan pembelajaran bagi guru RA. Bahan Ajar ini
merupakan “dokumen hidup” yang dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan. Saran dan kritik akan menjadi penyempurna modul ini.

ISBN : 978-623-6729-65-6
Diterbitkan oleh:
Direktorat KSKK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI
Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Lantai 6-7 Jakarta 10110
i

SAMBUTAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, sholawat serta salam semoga selalu
dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, manusia paling mulia akhlaknya.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah fondasi bagi pendidikan jenjang
selanjutnya. Raudhatul Athfal (RA) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia
Dini dibawah pembinaan Kementerian Agama RI.
Islam menegaskan bahwa anak adalah manusia suci, penerus kehidupan,
baik buruknya sangat tergantung orangtua dan lingkungan dimana ia tumbuh.
Jika lingkungan baik, maka anak akan tumbuh menjadi manusia yang saleh,
tapi sebaliknya.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan (khususnya pendidikan anak)
sangat ditentukan oleh mutu guru. Guru dituntut memiliki pengetahuan tentang
isi (content knowledge) dan pengetahuan tentang pengajaran (pedagogical
knowledge).
Salah satu ikhtiar untuk menguatkan pengetahuan guru tentang pengajaran
adalah dengan memberikan bahan ajar. Bahan ajar pada RA digunakan sebagai
pegangan dan pedoman guru juga pemangku kepentingan lain dalam
mendampingi tumbuh kembang anak sesuai dengan tingkat usianya.
Tahun 2021 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat KSKK
Madrasah telah menerbitkan bahan ajar RA. Ada enam Bahan Ajar yang
disusun sebagai penjabaran dari KMA Nomor 792 Tahun 2018. Enam bahan ajar
tersebut diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam praktik
pendampingan tumbuhkembang anak RA.
Terimakasih disampaikan kepada tim pengembang kurikulum RA Direktorat
KSKK Madrasah dan Tim Subdit Kurikulum dan Evaluasi yang telah
bersungguh-sungguh mewujudkan terbitnya karya berharga ini. Semoga karya
ini bermanfaat dan menjadi amal jariyah, amin.

Jakarta, November 2021


Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI

Muhammad Ali Ramdhani


ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, sholawat serta salam disampaikan
kepada manusia utama Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya,
semoga kita menjadi umat beliau yang kelak mendapat syafaat, amin.
Perkembangan zaman maju pesat sebagai efek dari kemajuan ilmu dan
teknologi. Hal itu membawa dampak pada semua sektor kehidupan umat
manusia tidak terkecuali pendidikan. Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan
perubahan yang cepat dan tidak terduga.
Pendidikan dituntut mampu terus beradaptasi dengan kemajuan dimaksud
(termasuk pendidikan RA). Dalam upaya mempertahankan nilai Pendidikan
Islam, khususnya pada Pendidikan Anak Usia Dini dan ikhitar mengiringi
perubahan zaman, Direktorat KSKK Madrasah menerbitkan enam bahan ajar.
Enam bahan ajar tersebut dirancang sebagai upaya memudahkan guru RA
dalam mendidik, membimbing dan mengasuh anak.
Penyusunan enam bahan ajar melibatkan praktisi pendidikan, akademisi
dan kelompok lain yang mumpuni. Bahan ajar yang dimaksud adalah: 1.Asiknya
Bermain Eksplorasi, 2. Hebatnya Bermain Bahasa 3.Indahnya Bermain Seni 4.
Kerennya Bermain Sosial Emosional (Sosem) 5.Senangnya Bermain Fisik Motorik
dan 6. Senangnya Bermain Imtaq.
Terimakasih disampaikan kepada Tim Pengembang Kurikulum RA Direktorat
KSKK Madrasah dan Tim Subdit Kurikulum dan Evaluasi yang telah
bersungguh-sungguh melahirkan karya mulia ini. Semoga bahan ajar ini dapat
membawa manfaat bagi upaya perbaikan mutu pembelajaran RA.
Yang paling akhir, semoga Ikhtiar bapak dan ibu dibalas dengan lebih baik
oleh Allah dan dicatat sebagai amal jariyah, amin.
Jakarta, November 2021
Direktur KSKK Madrasah

Moh. Isom
iii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
PENGANTAR BAHAN AJAR ................................................................. 1
Tema: Aku Hamba Allah (Identitasku) ............................................... 13
Tema: Negaraku (Permainan Tradisional) .......................................... 20
Tema: Membangun Karakter (Berani Memperkenalkan Diri) ............. 25
Tema: Membangun Karakter (Tanggung Jawab) ................................ 28
Tema: Membangun Karakter (Peduli) ................................................ 33
1

1. PENGANTAR BAHAN AJAR


Perkembangan sosial emosi mengacu pada kemampuan anak
untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola maupun
mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi positif maupun emosi
negatif, serta mampu menjalin hubungan yang baik dengan teman sebaya
maupun orang dewasa lainnya.
Perkembangan sosial emosi di usia dini amatlah pesat dan
berpengaruh terhadap perkembangan di masa selanjutnya, dimana usia
dini disebut juga sebagai tahap perkembangan kritis atau usia emas
(golden age). Pada hakekatnya anak usia dini adalah individu yang unik
yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam
aspek nilai agama dan moral, kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial
emosional dan seni.
Raudhatul Athfal (RA) sebagai salah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang memberikan layanan bagi anak usia dini hingga memasuki
tahapan pendidikan dasar, yang diarahkan untuk mengembangkan
potensi anak semaksimal mungkin sesuai dengan tahapan
perkembangannya melalui kegiatan bermain, dimana aspek sosial
emosional sebagai salah satu aspek perkembangan yang perlu
dioptimalkan melalui kegiatan bermain yang menyenangkan dan kreatif.
Perkembangan sosial itu sendiri merupakan perkembangan
tingkah laku pada anak, dimana anak dapat menyesuaikan diri dengan
aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain,
perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam
menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah
kelompok. Tanda- tanda perkembangan pada tahap ini adalah: (1) anak
mengenal diri dan lingkungannya; (2) anak mulai mengenal hak dan
kewajibannya (mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan bermain), dan (3) anak mulai dapat bermain
bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group).
2

Sedangkan perkembangan emosi menurut Santrock 2007 sebagai


perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang berada dalam suatu
keadaan yang dianggap penting oleh individu tersebut. Emosi diwakilkan
oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan
terhadap keadaan/ kondisi atau interaksi yang sedang dialami. Emosi
dapat berbentuk rasa senang, bahagia, takut, marah, terkejut, kecewa,
haru dan sebagainya. Emosi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu,
emosi positif maupun negatif.

Emosi tentu memiliki peranan yang sangat penting dalam


perkembangan anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-
tahap perkembangan selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap
perilaku anak. Woolfolk menyebutkan bahwa anak memiliki kebutuhan
emosional, seperti ingin dicintai, dihargai, rasa aman, merasa kompeten
dan mengoptimalkan kompetensinya.
Pada usia prasekolah (RA) anak belajar menguasai dan
mengekspresikan emosinya, Pada usia ini anak-anak memahami konsep
emosi yang lebih kompleks, seperti kecemburuan, kebanggaan, kesedihan
dan kehilangan, tetapi masih memiliki kesulitan di dalam menafsirkan
emosi orang lain. Pada tahapan ini anak memerlukan pengalaman
pengaturan emosi, yang mencakup kapasitas untuk mengontrol dan
mengarahkan ekspresi emosi serta menjaga perilaku yang terorganisir
ketika munculnya emosiemosi yang kuat dan untuk dibimbing oleh
pengalaman emosional. Seluruh kapasitas ini berkembang secara
signifikan selama masa prasekolah dan beberapa diantaranya tampak dari
meningkatnya kemampuan anak dalam mentoleransi frustasi.
Santrock mengatakan perkembangan emosi pada masa kanak-kanak
awal ditandai dengan munculnya emosi evaluatif yang disadari rasa
bangga, malu, dan rasa bersalah, dimana kemunculan emosi ini
menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan
peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Kemudian
selanjutnya diharapkan ia dapat mengelola dan mengendalikan emosinya
dengan baik yang diajarkan melalui berbagai kegiatan bermain yang
menyenangkan dan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.
3

2. Capaian Perkembangan Sosial Emosional Anak

a. STPPA (Standart Pencapaian Perkembangan Anak)

TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK


LINGKUP
PERKEMBANGAN USIA 4 5 TAHUN USIA 5 6 TAHUN

V. Sosial- 1. Bersikap berani dan Bersikap berani dan percaya


Emosional percaya diri di lingkungan 1. diri di lingkungan RA,
RA dan keluarga sesuai keluarga dan masyarakat
A. Kesadaran teladan Rasulullah SAW sesuai teladan Rasulullah
diri dalam SAW
Mengenal 2. Menyesuaikan diri 2. Menyesuaikan diri dengan
Dan dengan orang lain di orang lain di lingkungan
mengemban lingkungan RA dan RA, keluarga, dan
gkan fitrah keluarga 3. masyarakat
sesuai 3. Mengekspresikan diri Mengekspresikan diri dan
kemampuan dan mengenal mengenal ekspresi orang
yang ekspresi orang lain lain
diberikan (emosi, pemikiran, (emosi, pemikiran, perilaku)
Allah SWT 4. perilaku) 4. secara tepat
- QS. Ali-Imron ayat Memilih kegiatan
139 5. Menolong dirinya
sesuai minatnya. 5. Menolong diri sendiri
Memilih kegiatan dan dan
sendiri orang lain keputusan
mengambil
- QS. Al-Baqarah 6. Mengungkapkan 6. Mengungkapkan
secara mandiri
ayat 263 kebutuhan dan kebutuhan dan keinginan
keinginan diri secara diri secara verbal secara
- QS. Al-Isro’ ayat verbal secara santun santun dan tepat
84
4

B. Rasa Tanggung 1. Bertanggungjawab 1. Bertanggungjawab terhadap


Jawab untuk Diri terhadap diri sendiri diri sendiri dan orang lain
Sendiri dan Orang 2. Terampil menolong 2. Terampil menolong diri
Lain dalam diri sendiri sendiri dan orang lain
menjalankan 3. Mengetahui aturan 3. Mengikuti aturan sesuai
perannya sebagai sesuai jenis jenis kegiatan dengan penuh
Kholifah Fiil Ard kegiatan tanggung jawab

- QS. Al-Mukminun ayat 4. Mengenal hak dan


8 tanggungjawab pada diri
4. Mengenal hak dan
- QS Āli-Imrān ayat 104
tanggungjawab pada
- QS. Al-Mudatstsir ayat
diri sendiri 5. Bersikap sabar untuk
38
- Hadis Riwayat 5. Bersikap sabar kebaikan diri sendiri dan

Muslim: “setiap untuk kebaikan diri orang lain

orng adalah sendiri 6. Terbiasa bersyukur atas

pemimpin,dan 6. Bersyukur atas karunia

setiap pemimpin akan karunia Allah 7. Bertanggungjawab atas

dimintai 7. Bertanggungjawab perbuatan yang dilakukan

pertanggungjawaban atas perbuatan yang


atas apa dilakukan
yang dipimpinya”.
5

c.Perilaku 1. Menjalin pertemanan 1. Menyesuaikan diri saat


Prososial dengan memasuki suatu
dalam menerima 2. teman sebaya kelompok dan bermain
perbedaan 3. Berperilaku simpati secara kooperatif.
sebagai terhadap orang lain 2. Berperilaku simpati dan
sunnatullah. 4. Mau berbagi dengan empati terhadap orang lain
- QS. Al-Baqarah ayat 261- teman 3. Terbiasa berbagi dengan
267, 5. Menerima perbedaan teman
- QS. Al-Hujurat ayat 13 (jenis kelamin, ciri-ciri 4. Menerima
- QS. Al-Kafirun ayat 6 fisik, kebiasaan, perbedaan (jenis
- QS. An-Nisa’ ayat 8 agama) kelamin, ciri-ciri
- Hadis Bukhori, Ahmad, 6. Menghargai hak dan fisik, kebiasaan
An Nasa’i (dari Abu pendapat orang lain sehari- hari, sikap,
Hurairah) Hadis tentang 7. Bekerjasama dengan perilaku, budaya,
“tangan di atas lebih baik teman secara suku/
dari tangan di bawah” kooperatif agama/bahasa )
- Hadis muslim dari Abu 5. Terbiasa menghargai hak
8. Berperilaku sopan
Hurairah “seseorang dan pendapat orang lain
terhadap orang lain
yang mengeluarkan 6. Bekerjasama dengan
9. Bersikap peduli
shodaqoh lantas orang lain secara
terhadap lingkungan
disembunyikannya kooperatif
alam dan sosial
sampai- sampai tangan 7. Terbiasa berperilaku
10. Memiliki sikap
kirinya tidak sopan terhadap orang lain
nasionalisme
mengetahui apa yang 8. Terbiasa bersikap peduli

diperbuat Tangan terhadap lingkungan alam

kanannya” dan sosial


9. Bangga sebagai bangsa
Indonesia
6

b. Kompetensi Dasar (KD) Sosial Emosional

KD yang ingin dicapai terkait aspek sosial emosional dalam


kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri.
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan
sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.7 Memiliki perilaku mencerminkan sikap sabar.
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau
membantu jika diminta bantuannya
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama.
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri.
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab
3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain
4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan dan minat diri
4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minta diri dengan cara
yang tepat
7

3. Pengembangan Aspek Sosial Emosional Anak

a. Perlunya bahan ajar pada tahapan perkembangan social


emosional anak.

Indonesia sebagai negara berkembang tentunya memerlukan


calon pemimpin bangsa yang berkarakter religius, inovatif,
kreatif, kompetitif dan disiplin. Dalam mewujudkan tantangan ini
maka diperlukan persiapan yang memadai oleh seluruh elemen
Lembaga Pendidikan termasuk di dalamnya adalah Rudhatul
Athfal (RA) sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Usia Dini yang
menyediakan program kegiatan bernuansa Islami bagi anak rentang
usia 4 sampai dengan usia 6 tahun dengan mengacu pada
pengembangan enam aspek perkembangan dimana salah satunya
adalah aspek social emosi.
Pemberian stimulasi pada aspek social emosi sebaiknya
disesuaikan dengan teori perkembangan aspek social emosi. Salah
satu teori yang dapat dijadikan sebagai acuan adalah teori
perkembangan psikososial Erikson. Apabila mengacu pada teori
psikososial Erikson maka peserta didik RA yang berada pada
rentang usia 4 hingga 6 tahun berada pada tahap perkembangan
initiative vs. guilt (inisiatif vs rasa bersalah) dan industry vs.
inferiority (industri vs inferioritas).
Pada tahap initiative vs. guilt (inisiatif vs rasa bersalah), anak
mulai memperlihatkan kekuatan dan kendali mereka terhadap
dunia melalui pengarahan permainan dan interaksi sosialnya. Jika
anak diberikan kesempatan dan berhasil pada tahap ini, maka anak
akan merasa dirinya mampu dan muncul sikap kepemimpinan yang
baik sehingga dapat mengorganisir teman-temannya. Namun
apabila anak gagal atau tertinggal dalam tahapan ini, maka anak
akan muncul rasa bersalah, ragu dan kurang berinisiatif.
Sedangkan pada tahap industry vs. inferiority (industri vs
8

inferioritas), anak mampu mengembangkan rasa bangga terhadap


kemampuan diri sendiri dan prestasi yang berhasil dicapainya
dalam aktivitas interaksi sosial. Bagi anak yang menerima sedikit
dorongan bahkan tidak mendapatkan hal tersebut dari orang tua,
pendidik atau teman sebaya, maka anak akan meragukan
kemampuannya untuk sukses. Apabila tahapan ini seimbang maka
akan menumbuhkan kekuatan yang dikenal sebagai kompetensi
sehingga anak mengembangkan keyakinan terhadap kemampuan
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka, dengan
kata lain tercapai kemandirian anak.
Pemenuhan kebutuhan peserta didik RA dalam optimalisasi
pengembangan aspek social emosi tak lepas dari peran pendidik.
Selain memahami tahapan perkembangan social emosi dengan
mengacu pada teori psikososial Erikson, pendidik RA juga harus
mengetahui ragam strategi pembelajaran yang dapat dijadikan
alternatif dalam pendekatan aktivitas dalam kelas. Ada beberapa
strategi pembelajaran yang dapat digunakan di RA mulai dari
berbagai Pendekatan Pembelajaran, Model-model Pembelajaran,
Penggunaan STEAM dan Loosepart dalam Pembelajaran dan lain
sebagainya.
Ada berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
di RA diantaranya: pendekatan saintifik (berbasis ilmiah),
pendekatan ekspositori (berbasis deskripsi), pendekatan
pembelajaran inkuiry atau pembelajaran discovery (berbasis
penemuan), pendekatan pembelajaran problem based learning
(berbasis pada masalah), pendekatan pembelajaran project based
learning (berbasis pada membuat proyek), dan pendekatan
pembelajaran kooperatif (berbasis pada kerjasama). Dalam
penerapan di kelas, pendidik RA bisa memilah startegi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik di lembaga RA masing-
masing.
9

Selain informasi terkait pilihan strategi pembelajaran anak


usia dini, pendidik juga bisa menentuka aktivitas kegiatan yang
menarik bagi anak melalui berbagai metode pembelajaran yang
sesuai kebutuhan perencanaan harian seperti ceramah, tanya
jawab, diskusi, praktek langsung, demontrasi, karya wisata,
pemberian tugas, dan eksprerimen. Hal yang harus diperhatikan
adalah bagaimana pendidik berusaha memunculkan sikap kritis,
berpikir logis, menghubungkan sebab akibat berdasarkan
pengalaman baik sehari-hari di rumah maupun di sekolah.
Pendidik boleh mengkolaborasikan pengembangan sosial
emosi peserta didik RA dengan aktivitas kegiatan lainnya, misalnya
dalam penanaman tanggung jawab anak, kegiatan mencari benda di
sekitar sekolah, kemudian merangkai Alat Permainan Edukatif (APE)
bersama sesuai dalam kelompok kecil kemudian rekam aktivitas dan
anak diberikan kesempatan untuk menentukan giliran menjelaskan
ke dalam kelas. Aktivitas kegiatan ini merupakan salah satu contoh
implementasi STEAM (Science Technology Enginnering Art and
Mathematic) dalam pembelajaran.
Sains muncul Ketika anak keliling mencari dan menemukan
benda sesuai identifikasi arahan dari guru. Sosial emosi muncul
saat proses pembuatan APE loose parts dalam bentuk kelompok
kecil hingga selesai. Teknologi dilibatkan dalam mendokumentasi
proses kegiatan sehingga tingkat kemampuan anak terpantu secara
otentik. Sedangkan Teknik adalah bagaimana guru sebagai
fasilitator mampu mengajak anak berpikir kritis dalam
mengurutkan kegiatan sesuai arahan guru. Seni bisa dimunculkan
saat anak ingin menghias APEnya, mengkritisi hasil kerja dan
menghargai produk APE kelompok lain. Matematika bisa
distimulasi dalam bentuk memandingkan hasil kelompok tercepat,
terlama, jumlah benda yang sudah dikumpulkan, dan lain-lain.
Penerapan STEAM sejalan dengan prinsip kurikulum 2013
yaitu menyiapkan anak menjadi saintis sejak dini. Melalui proses
10

pembiasaan yang konsisten dan sederhana akan berdampak positif


bagi anak. Pembiasaan yang bisa dilakukan oleh pendidik dengan
selalu menerapkan aktivitas bermain. Libatkan kearifan lokal baik
dalam bentuk permainan tradisional, lagu daerah dengan
penyesuaian kurikulum RA dan capaian perkembangan yang telah
ditentukan dala RPPH.
Adapun model-model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam kegiatan pembelajaran di RA adalah: model pembelajaran
kelompok dengan pengaman, model pembelajaran sudut, model
pembelajaran area, model pembelajaran sentra dan lainnya.
Pendidik memilih salah satu model pembelajaran yang akan
digunakan dalam kegiatan bermain, yang mengedepankan minat
atau keinginan anak dan dapat mengembangan kreatifitas maupun
kemampuan berpikir kritis.
Hal lain yang harus menjadi perhatian pendidik juga adalah
penyesuai proses pendekatan aktivitas selama pandemic Covid-19.
Pendidik diperkenankan menyesuaikan bentuk pendekatan
pembelajaran baik daring, luring atau bauran. Pemanfaatan
teknologi sangat disarankan untuk mempermudah penyampaian
tujuan pembelajaran dengan mengacu pada kemampuan perserta
didik. Pendidik bisa memilih pemanfaatan teknologi sederhana yag
bisa diaplikasikan seperti whatsapp group, telegram, google meet,
zoom, weebex, kuis online (Kahoot, quizziz, mentimeter), podcast
dalam spotify atau anchor dan youtube. Pendidik juga bisa
memanfaatkan platform media social Lembaga dalam menyajikan
aktvitas seperti senam bersama, praktek masak bersama, pasar
sederhana, dan lain-lain.
Penjelasan selanjutnya adalah terkait ragam pilihan kegiatan
bermain yang dapat dimanfaatkan pendidik RA dalam
mengembangkan aspek perkembangan sosial emosi anak usia 4-6
tahun.
11

b. Contoh Skema kegiatan: KELOMPOK A


1) Skema: Kesadaran diri dalam mengenal dan mengembangkan
Fitrah sesuai kemampuan yang diberikan Allah SWT

1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar : Aku dan Diriku
b. Logo Kemenag :
c. Alamat :
2 Sasaran : Guru RA Kelompok A (4-5 tahun)
3 Tema/sub : Diri sendiri / ldentitasku/ Siapa aku
tema/materi ajar
4 Kemampuan yang : 1. Mengenal emosi diri dan orang lain (3.13/
Dikembangkan (KD) 4.13)
2. Menunjukkan reaksi diri sendiri secara
wajar (3.14/ 4.14)
5 Petunjuk penggunaan : 1. Guru menceritakan manusia dan alam
bahan ajar ajar semesta ini adalah ciptaan Allah ada
laki-laki dan ada perempuan (QS. Annisa: 1)
2. Kegiatan bermain gerak dan lagu
3. Kolase gambar anak laki-laki menggunakan
daun warna kuning, perempuan kolase
dengan daun hijau

6 Jenis pendekatan, :
alat dan bahan
permainan
7 Kegiatan pembelajaran : I. Pembiasaan :
melalui bermain Membaca Alfatihah
Membaca surat An-Naas
Hadis menahan marah
Asmaul Husna Yaa Kholiq
Doa sebelum dan sesudah makan

II. Pendahuluan :
Salam dan berdoa
Presensi kehadiran anak
Appersepsi
Bernyanyi “Siapa aku”
Penjelasan konsep dan materi ajar
Kesepakatan aturan main

III. Inti:
a. K e g i a t a n B e r m a i n p e r a n
dengan sambil menyanyi
"Siapa Aku"
Aku laki laki, aku seperti ayah
Siapa yang laki laki ayo maju Bersama saya
12

(1 anak laki laki maju untuk memimpin


menyanyikan lagu dan berperan seperti ayah)
Aku perempuan, aku seperti bunda Siapa
yang perempuan ayo maju bersama saya
(1 anak perempuan maju untuk memimpin
menyanyikan lagu dan berperan sebagai
Bunda.)
Ayah berpeci
Bunda berkerudung
Allah ciptakan kita
Laki laki dan perempuan.
(seluruh anak memegang peci dan
kerudungnya)
a. Kolase gambar laki-laki dan perempuan
dengan dedaunan
b. Bercerita tentang manusia merupakan
ciptaan Allah (laki-laki dan Perempuan)

IV. Penutup :
a. Menanyakan isi cerita kembali yang telah
disimak oleh anak, dan mendengarkan
cerita versi anak.
b. Menanyakan perasaan anak setelah
bermain
c. Membangun karakter positif, contoh: aku
laki laki suka berpeci, aku perempuan
senang berkerudung
8 Lembar Kegiatan : Kolase gambar laki-laki perempuan berpeci dan
Bermain berkerudung
9 Tehnik Penilaian : 1. Unjuk kerja
2. Observasi
3. Demonstrasi
4.Hasil karya: Kolase gambar laki-laki dan
perempuan
10 Alternatif Pengembangan: perkembangan anak disini hanyalah contoh.
Guru dapat mengembangkan sesuai dengan
kondisi, kebutuhan, maupun kearifan lokal di
Lembaganya masing-masing)
13

Nabi Adam adalah manusia yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt,
ia berjenis laki laki.dan ibu Hawa adalah manusia yang kedua di
ciptakan oleh Allah swt, ia berjenis perempuan. Laki-laki dan perempuan
dihadapan Allah itu sama, yang paling mulia adalah yang paling
bertaqwa.
Nah sekarang ,bagaimana dengan jenis kelamin,
apakah termasuk laki laki atau perempuan ?

Ayo warnailah gambar sesuai dengan jenis kelamin kalian!

Guru menjelaskan tentang


Nabi Adam dan lbu Hawa,
dan menjelaskan ciri ciri jenis ‫الحمد لله رب العالمين‬
laki laki dan perempuan
14

Guru menjelaskan tentang Nabi Adam dan lbu Hawa, dan menjelaskan
ciri-ciri jenis
laki-laki dan perempuan.

Ayo kita bermain kolase pada bentuk peci dan kerudung


dengan menggunakan daun yang ada disekitar kita!

Guru menyiapkan alat dan bahan kolase,


seperti: dedaunan, gambar, gunting, dan
lem atau bahan-bahan lainnya.

‫الحمد لله رب العالمين‬


15

i. Skema kegiatan rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain dalam
menjalankan perannya sebagai kholifah fil ard

1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar : Alhamdulillah aku bisa
b. Logo Kemenag :
c. Alamat :
2 Sasaran : Guru RA Kelompok A (4-5 tahun)
3 Tema/sub : Lingkungan/ Rumahku surgaku/rumahku
tema/materi ajar bersih
4 Kemampuan yang : 1. Memiliki perilaku yang
Dikembangkan (KD) mencerminkan kemandirian (2.8)
2. Memilili sikap yang mencerminkan sikap
tanggung jawab (2.12)
5 Petunjuk penggunaan : 1. Guru menyanyikan lagu "Rumahku
bahan ajar syurgaku"
2. Memilih alat kebersihan rumah tangga
dalam bentuk gambar (ember)
3. Membuat ember dari gelas bekas air
mineral dan membuat pegangan ember
dari tali raffia.

Langkah-langkah membuat ember dari


gelas bekas air mineral:
1. Menyiapkan gelas bekas air mineral yang
sudah dibuka penutupnya
2. Memberi lubang bagian samping atas
sebelah kanan dan kiri
3. Memasukkan tali raffia kedua
lubang kemudian di ikatkan pada gelas air
mineral

6 Jenis pendekatan, : Pendekatan: Project Based Learning (PJBL)


alat dan bahan Media: Loose part
permainan Model Pembelajaran: Sentra/Kelompok dalam
pengamanan/ Area/ Sudut.
Metode: Demontrasi/Simulasi/Diskusi
7 Kegiatan pembelajaran : I. Pembiasaan :
melalui bermain Membaca Alfatihah
Membaca surat Al-Ikhlas
Hadis Baiti Jannatii
Asmaul Husna Yaa Kholiq
Doa sebelum dan sesudah makan

II. Pendahuluan :
Salam dan berdoa
Presensi kehadiran anak
16

Appersepsi

Bernyanyi "RUMAH"
Rumah
Rumah tempat kami berteduh Dari terik panas
dan hujan Rumah tempat tinggal kami lndah,
nyaman, dan bersih

Kumpul kami bersama Penuh suka dan cita


Kumpul kami Bersama Penuh suka dan cita
Membina keluarga bahagia
Sakinah mawaddah warohmah

Penjelasan konsep dan materi ajar


Kesepakatan aturan main

III. Inti:
a. Guru menyampaikan macam- macam alat
kebersihan rumah
b. Membuat ember dari gelas bekas air
mineral

IV. Penutup :
a. Menanyakan isi cerita kembali yang telah
disimak oleh anak, dan mendengarkan
cerita versi anak.
b. Menanyakan perasaan anak setelah
bermain
c. Membangun karakter positif, contoh:
Rumahku Bersih Akan Kujaga Selalu.
d. Membersihkan ruang kelas secara
bersama- sama.

8 Lembar Kegiatan : Membuat ember dari gelas bekas air mineral


Bermain
9 Tehnik Penilaian : 1. Unjuk kerja: Memilih alat kebersihan rumah
tangga dalam bentuk gambar (ember)
2. Observasi
3. Penugasan: Hasil Karya membuat ember dari
gelas bekas air mineral
17

Ayo kita membuat alat kebersihan berupa ember, dengan


menggunakan bahan daur ulang yang ada disekitar!

Guru menyiapkan alat dan bahan kolase,


seperti: dedaunan, gambar, gunting, dan
lem ataupun bahan-bahan lainnya.
18

ii. Skema kegiatan perilaku prososial dalam menerima Sunnatullah

1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar : Serunya banyak teman
b. Logo Kemenag :
c. Alamat :
2 Sasaran : Guru RA Kelompok A (4-5 tahun)
3 Tema/sub : Negaraku/Permainan Tradisional/ bermain
tema/materi ajar gobak sodor (galah asin)
4 Kemampuan yang : Memiliki perilaku yang mencerminkan
Dikembangkan (KD) sikap kerjasama (2.10)
5 Petunjuk penggunaan : 1. Guru membagi peserta didik menjadi dua
bahan ajar kelompok dalam jumlah yag sama (dalam
satu kelompok 3- 5 anak)
2. Membuat media bermain dengan
menggunakan kapur tulis/ lakban untuk
membuat garis permainan
3. Guru menentukan kelompok penjaga
dan lawan.
4. Guru menjelaskan teknis permainan
gobak sodor/galah asin.

6 Jenis pendekatan, : Pendekatan: Problem Based Learning


alat dan bahan Media:
permainan 1. Permainan gobak sodor/ galah asin
2. Garis permainan dengan bentuk persegi
panjang berukuran 5 x 2 m m (ukuran anak-
anak usia 4-6 tahun)
Model Pembelajaran: Sentra/Kelompok dalam
pengamanan/ Area/ Sudut.
Metode: Demontrasi/Simulasi
7 Kegiatan pembelajaran : I. Pembiasaan :
melalui bermain Membaca Alfatihah
Membaca surat Al Falaq
Hadis Cinta Tanah Air
Asmaul Husna Yaa Kholiq
Doa sebelum dan sesudah makan

II. Pendahuluan :
Salam dan berdoa
Presensi kehadiran anak
Appersepsi
Bercerita tentang macam- macam permainan
dan tujuan permainan tradisional. Anak didik
bekerjasama dan guru membuat garis
permainan
19

III. Inti:
a. Guru membagi peserta didik menjadi dua
kelompok dalam jumlah yag sama (dalam
satu kelompok 3 - 5 anak)
b. Guru memberikan contoh cara permainan
gobak sodor/ galah asin.

Langkah-langkahnya :
• Kelompok satu berada di masing- masing
garis permainan
• Kelompok dua berada diposisi depan
• Kelompok satu menjaga setiap kelompok
dua yang akan masuk kedalam garis
permainan
• Kelompok dua yang seluruh pemainnya bisa
lolos dari hadangan kelompok satu menjadi
pemenangnya

IV. Penutup :
a. Menanyakan perasaan anak setelah
bermain
b. Membangun karakter kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama

8 Lembar Kegiatan : Guru dan anak membuat garis permainan


Bermain dengan menggunakan kapur/ lakban
9 Tehnik Penilaian : 1. Unjuk kerja: Memilih alat kebersihan rumah
tangga dalam bentuk gambar (ember)
2. Observasi: Mengamati kegiatan permainan gobak
sodor/ galah asin
3. Tanya jawab: Bagaimana perasaan anak
setelah melakukan permainan gobaksodor?
10 Alternatif Pengembangan (Tahapan kegiatan bermain dalam capaian
perkembangan anak disini hanyalah sebuah
contoh. Guru dapat mengembangkan sesuai
dengan kondisi, kebutuhan, maupun kearifan
local di Lembaganya masing-masing)
20

Ayo bermain bersama Asa, mana yang kamu


suka? Warnailah permainan yang disukai!

Asa tinggal di Desa, ia suka bermain bersama teman-teman di


desanya. Banyak permainan yang masih dilestarikan di desanya,
seperti petak umpet, lompat tali, Engrang, dan gobak sodor.

Guru menjelaskan tentang permainan


tradisonal, bahwa permainan tradisonal itu
mengasikkan dan menyenangkan, banyak
permainan tradisonal yang ada di Indonesia.

‫الحمد لله رب العالمين‬


21

Kelompok B

a. Kesadaran diri dalam mengenal dan mengembangkan fitrah sesuai


kemampuan yang diberikan oleh Allah SWT

1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar : Aku dan Lingkunganku
b. Logo Kemenag :
c. Alamat :
2 Sasaran : Guru RA Kelompok B
3 Tema/sub : Diri Sendiri/Aku hamba Allah/ Karakter
tema/materi ajar percaya diri
4 Kemampuan yang : 3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain
Dikembangkan (KD)
5 Petunjuk penggunaan : 5. 3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain
bahan ajar
6 Jenis pendekatan, : Pendekatan: Discovery Learning/
alat dan bahan Project Based Learning
permainan Media:
1. Panggung Boneka
2. Boneka
3. Gambar
4. Kardus bekas
Model Pembelajaran: Sentra/Kelompok
dalam pengamanan/ Area/ Sudut.
1. Metode: Demontrasi/Simulasi/Diskusi
7 Kegiatan pembelajaran : I. Pembiasaan :
melalui bermain Membaca Asmaul Husna
Membaca surat pendek
Membaca Hadis

II. Pendahuluan :
a. Salam dan berdoa
b. Presensi kehadiran anak
c. Appersepsi
d. Penjelasan konsep atau ajar
e. lnformasi Kegiatan Main
f. Kesepakatan Aturan Main

III. Inti:
a. Membangun karakter percaya diri anak
dengan metode bercerita, melalui tokoh si
GAJAH.
b. Guru memerankan tokoh Gajah yang
berani memperkenalkan diri.
c. Guru memberikan kesempatan
22

anak untuk memperkenalkan diri


secara bergantian.
d. Peran guru memberikan motivasi pada
anak untuk berani berkenalan didepan
teman teman
e. Guru memberikan apresiasi anak
yang berani dan percaya diri
memperkenalkan diri.

IV. Penutup :
a. Menanyakan isi cerita kembali yang telah
disimak oleh anak, dan mendengarkan
cerita versi anak.
b. Menanyakan perasaan anak aga mereka
bisa mengekspresikan emosi diri
c. mengucapkan terima kasih pada anak atas
keikutsertaan dalam pembelajaran dan
menjalankan kesepakatan bermain.
d. Membangun Karakter percaya diri untuk
membangun diri
8 Lembar Kegiatan : a. Anak memwarnai gambar gajah
Bermain b. Membuat bentuk gajah dari kardus bekas
9 Tehnik Penilaian : 1. Unjuk kerja
2. Hasil karya

10 Alternatif Pengembangan (Tahapan kegiatan bermain dalam


capaian perkembangan anak disini hanyalah
contoh. Guru dapat mengembangkan sesuai
dengan kondisi, kebutuhan, maupun kearifan
lokal di Lembaganya masing-masing)

Lagu-lagu yang
mendukung: Judul:

PERCAYA DIRI

Aku anak berani selalu percaya diri

Aku anak mandiri Tanggungjawab

sendiri

Makan minum sendiri pakai baju sendiri

Semuakulakukan

dengan senang hati


23
24
25

Assalamu’alaikum, apa kabar


semua?
Perkenalkan namaku Gajah, nama kepanjanganku Gajah Cerdik. Aku
tinggal dikebun binatang. Aku senang mempuyai banyak teman,
bolehkah aku berkenalan dengan teman-teman?

Guru memerankan aktor gajah


dengan media boneka atau gambar
sehingga anak-anak bisa mengetahui
cara menyapa dan berkenalan.

‫الحمد لله رب العالمين‬


26

b. Rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain dalam
menjalankan perannya.
1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar : Aku Anak Mandiri
b. Logo Kemenag :
c. Alamat :
2 Sasaran : Guru RA Kelompok B
3 Tema/sub : Pekerjaan/ Amanah Allah/Karakter
tema/materi ajar tanggungjawab
4 Kemampuan yang : 2.12 Memiliki perilaku yang
Dikembangkan (KD) mencerminkan sikap tanggung jawab
5 Petunjuk penggunaan : Guru bercerita tentang Mad dan Asa
bahan ajar
6 Jenis pendekatan, : Pendekatan: Project Based Learning
alat dan bahan Media:
permainan 1. Buku cerita bergambar
2. Video tentang arti tanggungjawab
Model Pembelajaran: Sentra/Kelompok dalam
pengamanan/ Area/ Sudut.
Metode: Demontrasi/Simulasi/Diskusi
7 Kegiatan pembelajaran : I. Pembiasaan :
melalui bermain Membaca Asmaul Husna
Membaca surat Al-kautsar
Membaca Hadis

II. Pendahuluan :
a. Salam dan berdoa
b. Presensi kehadiran anak
c. Appersepsi
d. Penjelasan konsep atau ajar
e. lnformasi Kegiatan Main
f. Kesepakatan Aturan Main

III. Inti:
a. Guru bercerita untuk membangun
karakter tanggungjawab anak dengan
metode bercerita, melalui tokoh
b. Guru menanyakan Pendapat
anak terkait isi cerita
c. Guru mengajak di skusi anak
untuk memecahkan masalah, yang terjadi
pada Mad dan Asa sesuai dengan isi cerita.
menyampaikan pendapatnya
d. Peran Guru memberi motivasi
e. Guru memberikan apresiasi anak
yang aktif dalam diskusi
27

IV. Penutup :
a. Menanyakan isi cerita kembali yang telah
disimak oleh anak
b. Menanyakan perasaan anak
c. Mengucapkan terima kasih pada anak
atas keikutsertaan dalam pembelajaran
dan menjalani kesepakatan bermain.
d. Membangun Karakter tanggungjawab
untuk menanggung akibat dari segala yang
diperbuat.
8 Lembar Kegiatan : Praktek membuat buku dari kertas lipat atau
Bermain kertas daur ulang, sehingga berbentuk buku
mini
9 Tehnik Penilaian : 1. Unjuk kerja
2. Observasi
3. Hasil karya

Lagu-lagu yang mendukung:

AKU BISA MANDIRI

Ayah Bunda, Lihatlah Aku


Kini Aku sudah besar
Bisa berjalan bisa berlari
Bisa bernyanyi, bisa menari….Alhamdulillah

Ayah Bunda lihatlah Aku


Kini Aku sudah Besar
Bisa membaca, bisa menulis
Bisa becerita dan beribadah…. Alhamdulillah
28

u yang mendukung:

Pada waktu di sekolah ada suatu masalah. Mad meminjam buku cerita
Asa, tetapi buku cerita itu tiba-tiba hilang, pada waktu Mad asik
bermain bersama dengan teman-temannya. Pada saat Asa menanyakan
buku ceritanya Mad kebingungan…

Bagaimana sikap yang harus dilakukan oleh Mad kepada Asa ya?

Guru mengajak anak berdiskusi untuk memecahkan masalah, dengan


menanyakan pendapat anak satu persatu. Apa yang harus di lakukan oleh
Mad kepada Asa? Dan bagaimana sikap Asa terhadap Mad?

‫الحمد لله رب العالمين‬


29

c. Perilaku Propososial dalam menerima perbedaan sebagai Sunnatullah

1 Cover:
a. Nama Bahan Ajar : Bahagianya Bisa Menolong
b. Logo Kemenag :
c. Alamat :
2 Sasaran : Guru RA Kelompok B
3 Tema/sub : Lingkunganku/Keluargaku anugrah
tema/materi ajar Allah/Karakter Peduli
4 Kemampuan yang : 2.9 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Dikembangkan (KD) peduli dan mau membantu jika dimintai
bantuan.
5 Petunjuk penggunaan : Guru bercerita tentang Kisah Asa dan Nenek
bahan ajar
6 Jenis pendekatan, : Pendekatan: Problem Based Learning
alat dan bahan Media: Guru bercerita tentang kisah Asa dan
permainan nenek
Model Pembelajaran: Sentra/Kelompok dalam
pengamanan/ Area/ Sudut.
Metode: Demontrasi/Simulasi/Diskusi
7 Kegiatan pembelajaran : I. Pembiasaan :
melalui bermain Membaca Asmaul Husna
Membaca surah Al-Fatihah
Membaca Hadis kasih sayang

II. Pendahuluan :
a. Salam dan berdoa
b. Presensi kehadiran anak
c. Appersepsi
d. Penjelasan konsep atau ajar
e. lnformasi Kegiatan Main
f. Kesepakatan Aturan Main

III. Inti:
a. Guru bercerita untuk membangun
karakter tanggungjawab anak dengan
metode bercerita, melalui tokoh Nenek dan
Asa
b. Guru menanyakan Pendapat
anak terkait isi cerita
c. Guru mengajak anak bermain peran,
dengan memerankan tokoh Nenek dan Asa
d. Guru mengajarkan anak
bagaimana cara meminta tolong
kepada orang lain
30

e. Peran guru memberi motivasi kepada


anak untuk bias peduli terhadap
keadaan
f. Guru memberikan apresiasi anak yang
aktif dalam diskusi

IV. Penutup :

a. Menanyakan isi cerita kembali yang telah


disimak oleh anak, dan mendengarkan
cerita versi anak
b. Menanyakan perasaan anak agar mereka
bias memerankan tokoh
c. Mengucapkan terima kasih pada anak
atas keikutsertaan dalam pembelajaran
dan menjalani kesepakatan bermain.
d. Membangun Karakter karakter peduli:
Mari peduli pada diri dan lingkungan.
8 Lembar Kegiatan : 1. Membuat kentongan bahan dari lingkungan
Bermain sekitar.
2. Mengfungsikan alat komunikasi (Hp, Telepon)
9 Tehnik Penilaian : 1. Unjuk kerja
2. Observasi
3. Hasil karya

Lagu-lagu yang mendukung:

Bahagia bisa Menolong

Tolong menolong
Dalam kebaikan
Suka menolong
Ciri ketaqwaan

Jangan menolong
Dalam keburukan
Siapa menolong
Allah akan sayang
31
32
33

Melihat kejadian ini, bagaimana sikap Asa sebaiknya?

• Guru menceritakan kisah Asa, dan menanyakan kepada anak-anak apa yang
harus dilakukan oleh Asa?
• Guru mengarahkan solusi yang harus ditempuh Asa, misalnya dengan mencari
pertolongan kepada orang lain, misalnya tetangga atau saudara terdekat.
• Menanamkan karakter peduli terhadap keadaan.

‫الحمد لله رب العالمين‬


34

Anda mungkin juga menyukai