Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eko yulianto

Nim : 041659693

Izin menjawab.

1. Jelaskan pada kondisi seperti apakah ABC diterapkan pada suatu perusahaan?

Jawab :

ABC akan tepat diterapkan pada perusahaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Adalah pada perusahaan yang memiliki porsi non-unit overhead cost   yang sangat
besar. Pada kenyataannya karakteristik besarnya kos FOH yang dimiliki tersebut sering
dikaitkan pada perusahaan manufaktur yang bersifat padat modal, karena pabrik jenis
ini banyak mempergunakan mesin-mesin sehingga jelas kos overhead- nya memiliki
porsi yang lebih besar dibandingkan kos bahan baku dan kos tenaga kerja langsung.
Namun demikian, kondisi tersebut tidaklah cukup sebagai penentu dari tepat atau
tidaknya perusahaan menggunakan ABC.

 Adalah diversity product,  yang mana artinya produk-produk yang diproduksi


mengonsumsi sumber daya dengan proporsi yang berbeda-beda. Misalkan perusahaan
memproduksi dua jenis produk (produk A dan B). Dalam proses produksinya, produk A
lebih banyak memerlukan sentuhan dan penanganan manual secara langsung dari
tenaga kerja langsung, sedangkan produk B bisa diproduksi hanya dengan
menggunakan mesin-mesin. Sehingga tidaklah tepat apabila ketika menetapkan kos
produksi, driver yang digunakan untuk mengalokasikan kos overhead  adalah jam
tenaga kerja langsung. Hal tersebut tidaklah adil bagi produk B yang mengonsumsi jam
mesin yang lebih besar dan mungkin sama sekali tidak memerlukan konsumsi jam
tenaga kerja langsung.

Produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan memiliki konsumsi sumber daya dengan proporsi yang
berbeda-beda, yang dapat diketahui lewat perhitungan rasio konsumsi. Rasio konsumsi dihitung dengan
membagi jumlah driver aktivitas per produk dengan total kuantitas driver. Setelah mengetahui rasio
konsumsi masing-masing produk maka selanjutnya dapat dianalisis apakah terjadi  product diversity  
atau tidak. Product diversity  akan terjadi ketika rasio konsumsi antar produk pada suatu aktivitas ada
yang tinggi, sedangkan pada aktivitas lainnya justru rendah. Angka tersebut juga bervariasi antar produk.

Apabila perusahaan tidak memiliki karakteristik tersebut, justru mungkin traditional costing  lebih tepat
digunakan karena apabila menggunakan ABC, justru benefit yang diperoleh tidak sebanding dengan cost
yang dikeluarkan. Bahwa penggunaan ABC memerlukan kos yang luar biasa besar tidak hanya berkaitan
dengan rupiah yang dikeluarkan, namun juga waktu yang dikerahkan. Hal tersebut terutama disebabkan
karena untuk menggunakan ABC, hal awal yang harus dilakukan adalah wawancara ke seluruh bagian
departemen. Proses wawancara itulah yang sangat mahal dan boros waktu karena seringkali perusahaan
menggunakan konsultan dari luar perusahaan untuk melakukannya. Informasi yang harus diperoleh dari
hasil wawancara diantaranya adalah : nama aktivitas, deskripsi aktivitas, kos objek, pemicu aktivitas,
persentase waktu per aktivitas, dan sebagainya.

2. Apa yang dimaksud aktivitas tidak menambah nilai dan kos tidak bernilai tambah, berikan contoh!.

Jawab :

Yang dimaksud aktivitas tidak menambah nilai atau disebut dengan non-value added activities  - NVAA
adalah aktivitas-aktivitas yang tidak diperlukan baik oleh konsumen maupun organisasi. Adapun contoh
aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu rework, review, repair, reconcile, recheck, rewrite, dan
sebagainya

Sedangkan Yang dimaksud kos tidak bernilai tambah adalah biaya-biaya atau pengeluaran yang timbul
akibat dilaksanakannya suatu aktivitas-aktivitas yang tidak diperlukan baik oleh konsumen maupun
organisasi. Kos tidak bernilai tambah dapat dihitung dari hasil pengurangan antara actual quantity
dengan standard quantity dikalikan dengan standard cost per unit.

sumber : BMP EKMA4314 halaman 3.10 - 3.31

Anda mungkin juga menyukai