Anda di halaman 1dari 66

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA


DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II LUWUK

PENINGKATAN KEGIATAN PENGAWASAN TERHADAP KLIEN


MENGGUNAKAN WA BLAST SEBAGAI SISTEM INFORMASI
KEPADA PEMBIMBING KEMASYARAKATAN BAPAS KELAS II
LUWUK

DISUSUN OLEH:
GALUH DIMAS KRISMAHARYO, S.I.Kom
NIP : 198812302020121001
PEMBIMBING KEMASYARAKATAN –
JABATAN :
AHLI PERTAMA
NDH : 13

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN C (100)


BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAM
SULAWESI UTARA BEKERJA SAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

NAMA : GALUH DIMAS KRISMAHARYO, S.I.Kom


NIP : 198812302020121001
UNIT KERJA : BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II
LUWUK
JABATAN : AHLI PERTAMA – PEMBIMBING
KEMASYARAKATAN
JUDUL AKTUALISASI : Peningkatan Kegiatan Pengawasan terhadap
Klien Menggunakan WA Blast Sebagai
Sistem Informasi Kepada Pembimbing
Kemasyarakatan Bapas Kelas II Luwuk

DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN PADA SEMINAR


RANCANGAN AKTUALISASI LATSAR CPNS GOLONGAN III
ANGKATAN C (100)
PADA TANGGAL 24 September 2021

Luwuk, 24 September 2021


Menyetujui:
Coach Mentor

Drs. H. ACHMAD ILHAM, M.Si. ADRIANI JALIHA, S.IP


NIP. 19690508 198811 1 002 NIP. 19660819 199003 1 001

Mengetahui:
Kepala Badiklat Hukum dan HAM Sulawesi Utara

JU LOTJE OLGA
NIP. 19641020 198503 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi berjudul “Peningkatan Kegiatan Pengawasan
terhadap Klien Menggunakan WA Blast Sebagai Sistem Informasi Kepada
Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas II Luwuk.” Penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya atas dukungan banyak pihak yang telah berkontribusi turut
membantu penyelesaian Laporan ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ju Lotje Olga selaku Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM
Sulawesi Utara
2. Bapak Lilik Sujandi, Bc.I.P., S.I.P., M.Si selaku Kepala Kantor Wilayah Hukum dan
HAM Sulawesi Tengah
3. Bapak Syahruddin, S.Sos., S.H., MH selaku Kepala Balai Pemasyarakatan Kelas II
Luwuk
4. Drs. H. Achmad Ilham., M.Si. selaku Coach yang telah memberikan bimbingan,
masukan dan pengarahan
5. Ibu Rostini Jafar, S.Sos. selaku Penguji yang telah memberikan masukan dan
arahan untuk Rancangan Aktualisasi peserta.
6. Bapak Adriani Jaliha, S.IP\ selaku Kasubsi BKD Balai Pemasyarakatan Kelas II
Luwuk dan Mentor yang telah memberikan masukan dan arahan
7. Segenap Widyaiswara BPSDM Prov. Sulawesi Selatan selaku fasilitator pada
pelatihan dasar CPNS Kemenkumham RI serta Badiklat Kemenkumham Sulawesi
Utara selaku penyelenggara pelatihan dasar CPNS Kemenkumham yang peserta
latsar ikuti saat ini.
8. Para Pejabat, seluruh staf, dan para senior PK/ APK BAPAS KELAS II Luwuk
9. Teman-teman satu perjuangan CPNS BAPAS Kelas II Luwuk serta rekan – rekan
seperjuangan Diklatsar CPNS Kemenkumham 2021
10. Kelurga dan orang tua yang penulis sayangi serta seluruh pihak yang membantu
penyelesaian Rancangan Aktualisasi ini.
Penulis menyadari jika Rancangan Aktualisasi ini jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan rancangan kegiatan
yang dilaksanakan ini dapat bermanfaat.
Luwuk, 23 September 2021

Galuh Dimas Krismaharyo, S.Ikom


iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vi
BAB I................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan dan Sasaran ....................................................................................................5
C. Manfaat......................................................................................................................6
D. Ruang Lingkup............................................................................................................6
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................................................ 7
A. Deskripsi Organisasi ..................................................................................................7
B. Visi, Misi, Motto dan Nilai Organisasi Balai Pemasyarakatan kelas II Luwuk ..........9
C. Kedudukan Tugas dan Fungsi Organisasi ................................................................11
D. Struktur Organisasi Bapas Kelas II Luwuk ..............................................................13
E. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar PNS.............................................................................15
BAB III ............................................................................................................................ 19
RANCANGAN AKTUALISASI ..................................................................................... 19
A. Identifikasi Isu, Penetapan Isu, Gagasan Pemecahan Isu .........................................19
B. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu ....................................................................29
C. Matriks Rancangan Aktualisasi .................................................................................31
D. Jadwal Kegiatan Aktualisasi .....................................................................................45
E. Antisipasi dan Straregi Menghadapi Kendala ...........................................................46
F. Analisis Dampak Terhadap Isu ..................................................................................47
G. Matriks Nilai Organisasi, Matriks Peran dan Kedudukan ASN dan Matriks Nilai Dasar
ASN ...........................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 50

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi 14

Gambar 3.1 Diagram Analisis Pohon Masalah 25


Gambar 3.2 Diagram Analisis Pohon Sasaran 26
Gambar 3.3 Diagram Analisis Pohon Alternatif 27

Gambar 3.4 Diagram Alur Kegiatan 30

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Identifikasi Isu 19


Tabel 3.2 Tabel Analisis APKL 24
Tabel 3.3 Tabel Analisis USG 24
Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi 31
Tabel 3.5 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi 45
Tabel 3.6 Tabel Strategi Menghadapi Kendala 46
Tabel 3.7 Keterkaitan Visi Misi dan Tata Nilai dengan Kegiatan Aktualisasi 47
Tabel 3.8 Keterkaitan Peran dan Kedudukan ASN dengan kegiatan Aktualisas 48
Tabel 3.9 Matriks Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan Aktualisasi 49

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum dilaksanakan pelantikan terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS), terlebih dahulu CPNS menyelesaikan kegiatan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS). Menurut Peraturan LAN No.1 Tahun 2021
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah Pendidikan
dan pelatihan dalam Masa CPNS yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Tujuan dari pelatihan
dasar CPNS adalah untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan
secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan
sikap perilaku bela negara, mengaktualisasi nilai nilai dasar PNS dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menunjukkan
penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS
memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal dan Kompetensi Sosial
Kultural dengan Kompetensi Bidang.

Sebagai tahap penyelesaian kegiatan Pelatihan Dasar CPNS (Latsar


CPNS), peserta latsar diwajibkan membuat rancangan aktualisasi setelah
mengikuti serangkaian mata diklat mulai dari agenda orientasi, sikap dan
perilaku bela negara, nilai – nilai dasar, kedudukan dan peran PNS dalam negeri
dan habituasi. Hal terpeneting dalam menilai kompetensi Latihan Dasar bagi
CPNS adalah kemampuan seorang peserta Latihan Dasar dalam mendesain
sebuah Rancangan Aktualisasi pada unit kerja atau organisasi dimana peserta
latsar ditempatkan dan mewujudkannya dalam sebuah kegiatan Aktualisasi
dengan menempatkan nilai – nilai dasar ASN, etika dan Kode Etik Profesi

1
sebagai pedoman perilaku dalam pelaksanaan Rancangan kegiatan Aktualisasi
tersebut.

Dalam memenuhi tahapan penyelesaian Pelatihan Dasar CPNS (Latsar


CPNS), peserta latsar diharuskan membuat rancangan aktualisasi berdasarkan
pada kemampuan menemukan isu – isu strategis yang harus menjadi skala
prioritas dalam pemecahan masalah dan membuat gagasan atau ide – ide kreatif
menjadi langkah – langkah kegiatan pemecahan masalah. Peserta latsar dituntut
untuk memiliki ketajaman analisis terhadap isu – isu yang mempengaruhi
lingkungan instansi baik secara internal maupun eksternal dengan mengaitkan
visi dan misi instansi serta peran dan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan pemersatu bangsa. Oleh karena itu dalam hal ini,
peserta latsar mengangkat isu terkait tentang pengawasan, yang merupakan salah
satu bentuk tugas pokok pembimbing kemasyarakatan pada Bapas Luwuk,
instansi tempat peserta latsar ditugaskan.

Balai Pemasyarakatan atau Bapas merupakan pranata untuk melaksanakan


bimbingan kemasyarkatan. Sesuai dengan Undang – Undang No 11 Tahun 2012
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam Pasal 1 Ayat 24, yang dimaksud
dengan Bapas adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang melaksanakan
tugas dan fungsi penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan dan
pendampingan. Tugas – tugas Bapas dilaksanakan oleh pegawai teknis yang
disebut Pembimbing Kemasyarakatan (PK), sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Pasal 1 ayat 6.
Pelaksanaan sistem pemasyarakatan pada Bapas diberikan kepada klien
pemasyarakatan, yaitu seseorang yang berada dalam bimbingan Bapas, klien
pemasyarakatan terdiri atas terpidana bersyarat, narapidana, anak pidana dan
anak negara yang mendapat pemebebasan bersyarat.

Sistem Pemasyarakatan merupakan suatu tatanan mengenai arah, batas dan


cara pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang
dilaksanakan secara terpadu antara pembina yang dibina dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas klien pemasyarakatan. Dasar hukum pelaksanaan sistem
pemasyarakatan tertuang pada Undang – Undang No.12 tahun 1995 tentang

2
pemasyarakatan. Tujuan akhir dari sistem pemasyarakatan adalah bersatunya
kembali klien pemasyarakatan dengan masyarakat, menjadi warga negara yang
baik dan bertanggungjawab, sehingga keberadaan mantan warga binaan
pemasyarakatan di masyarakat nantinya diharapkan turut membangun
masyarakat bukan sebaliknya menghambat dalam pembangunan. Pelaksanaan
pembinaan yang dilakukan oleh Bapas bermacam – macam bentuknya mulai
dari pemberian pembinaan tentang agama, ketrampilan, sampai pada pembinaan
kempribadian. Bimbingan ini diberikan dengan tujuan agar klien dapat hidup
dengan baik di dalam masyarakat serta dapat memperbaiki diri sendiri dan tidak
mengulangi tindak pidana. Balai Pemasyarakatan (Bapas) juga mempunyai
peran yang penting dalam memberikan bimbingan terhadap klien
pemasyarakatan yang telah memperoleh pelepasan bersyarat, yaitu dnegan
pemberian pengawasan. Dalam Pasal 14 huruf d KUHP juga menyebutkan
bahwa pengawasan terhadap narapidana yang mendapatkan pelepasan bersyarat
diserahkan kepada yang berhak yang telah ditunjuk oleh hakim, salah satunya
adalah Balai Pemasyarakatan (BAPAS).

Klien Pemasyarakatan yang berada dalam bimbingan Bapas adalah


narapidana yang mendapatkan pembebasan bersyarat. Pembebasan bersyarat
adalah proses pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) setelah
menalani sekurang – kurangnya 2/3 masa pidananya minimal 9 bulan.
Pembebasan bersyarat merupakan hak bagi setiap narapidana dan anak didik
pemasyarakatan. Tujuan pemberian pembebasan bersyarat adalah untuk
kebaikan diri klien pemasyarakatan itu sendiri, yaitu mendorongnya mengikuti
seluruh proses pembinaan dengan baik dan tidak melakukan tindak pidana lagi.
Selain itu pembebasan bersyarat juga bertujuan untuk memulihkan kembali
hubungan antara klien pemasyarakatan dengan lingkungan sosial di masyarakat.
Klien pemasyarakatan yang mendapat pembebasan bersyarat bukan berarti
mendapatkan pengurangan hukuman, melainkan klien pemasyarakatan tersebut
menjalani sisa hukumannya di luar Lembaga.

Untuk mencapai tujuan pemsyarakatan diperlukan adanya mekanisme


pengawsan yang efektif, pengawasan yang dilaksanakan oleh Bapas merupakan
aspek yang penting dalam pemberian program pembebasan besryarat. Hal ini

3
karena selama klien pemasyarakatan menjalani sisa masa hukumannya di luar
Lembaga pemasyarakatan ditambah masa percobaannya perlu adanya
bimbingan terhadap klien yang diberi pembebasan bersyarat tersebut yang
dilakukan oleh Bapas. Begitu juga halnya dengan Bapas Luwuk, dalam
melaksanakan salah satu tugas dan fungsinya yaitu pengawasan, dituntut untuk
memiliki mekanisme yang efektif agar dapat mencapai tujuan dari pengawasan
terhadap kliennya.

Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Bapas Luwuk melalui


petugas pemasyarakatan yang memiliki jabatan teknis yakni pembimbing
kemasyarakatan di lapangan, memiliki banyak kendala dan permasalahan yang
menyebabkan pelaksanaannya tidak efektif. Luasnya cakupan wilayah kerja,
Bapas Luwuk memiliki tujuh wilayah cakupan kerja antara lain Kab.Banggai,
Kab. Banggai Laut, kab. Banggai kepulauan, Kab.Poso, Kab. Tojo Una Una,
Kab. Morowali Utara dan Kab. Morowali, kemudian Bapas Luwuk memiliki
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada empat Lembaga
Pemasyarakatan, yakni Lapas Luwuk, Lapas Ampana, Lapas Kolonodale dan
Rutan Poso. Luasnya wilayah pengawasan tersebut tidak diimbangi dengan
jumlah pegawai Bapas dan minimnya akses terkait informasi data klien.

Dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan, banyak kendala yang dapat


menghambat pelayanan yang diberikan seperti terlalu banyaknya jumlah klien
pemasyarakatan yang harus dibimbing oleh satu pembimbing kemasyarakatan,
kemudian pembimbing kemasyarakatan juga sering mengalami kendala
kesulitan mengakses informasi terkait data klien pengawasan yang menjadi
tanggung jawabnya, khususnya bagi pembimbing kemasyarakatan yang sedang
berada di Pos Bapas di luar wilayah Kota Luwuk. Data – data tersebut
melingkupi seperti tanggal penerimaan klien, tanggal berakhirnya masa
bimbingan serta data diri klien itu sendiri. Hal ini jelas menyebabkan mekanisme
pengawasan yang dilaksanakan tidak efektif dan kurang optimal. Pembimbing
kemasyarakatan tidak bisa aktif dalam melaksanakan pengawasan kepada
kliennya sehingga klien pemasyarakatan pun tidak melakukan kewajibannya
untuk wajib lapor. Akibat yang dikhawatirkan jika klien pemasyarakatan
tersebut melakukan pengulangan tindak pidana kembali saat berada di

4
lingkungan masyarakat. Selain itu pemanfaatan kemajuan teknologi atau lebih
tepatnya pemanfaatan komputer dalam melakukan pencatatan data klien juga
kurang optimal, pencatatan lebih banyak dilakukan secara manual pada buku.
Hal ini menyebabkan data klien tidak terekam dengan baik serta tidak ada back
up ketika data tersebut dibutuhkan, selain itu pembimbing kemasyarakatan yang
sedang melaksanakan tugas di luar kota akan mengalami kesulitan dalam
mengakses data klien tersebut. Peserta latsar merasa perlu adanya inovasi yang
praktis (memberi kemudahan dalam mendapatkan informasi) dan efektif (pesan
yang dikirim dapat diterima) dalam penyampaian informasi terkait penerimaan
klien kepada pembimbing kemasyarakatan.

Oleh karena itu peserta latsar mencoba mengidentifikasi terkait isu


tersebut, peserta latsar mencoba menganalisis permasalahan, dampak yang
diakibatkan serta menentukan gagasan kreatif guna mengatasi isu yang terjadi
pada instansi tempat peserta latsar ditugaskan, yakni di Bapas Luwuk. Peserta
latsar mengangkat isu tentang “Peningkatan Kegiatan Pengawasan terhadap
klien Menggunakan WA Blast Sebagai Sistem Informasi Kepada Pembimbing
Kemasyarakatan Bapas Luwuk”.

B. Tujuan dan Sasaran


Adapun tujuan umum pelaksanaan aktualisasi bela negara ini adalah
sebagai implementasi nilai-nilai dasar ASN untuk menjadikan pegawai ASN
yang memiliki sikap profesional yaitu ASN yang karakter dan kepribadianya
menganut nilai-nilai dasar profesi ASN, sehingga mampu melaksanakan tugas
dan fungsinya secara profesional, Akuntabel, Sinergis, Transparan dan inovasi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu
bangsa. Sedangkan sasaranya adalah meningkatkan kualitas pelayanan bagi
masyarakat yang bersifat Akuntabel, berjiwa Nasionalisme, memiliki etika
publik yang baik, serta berorientasi pada komitmen mutu.
Selain itu secara khusus aktualisasi ini bertujuan untuk memunculkan
sistem informasi terkait data klien yang mudah diakses oleh pembimbing
kemasyarakatan melalui WA Blast guna menunjang pelaksanaan kegiatan
pengawasan yang aktif, efektif dan optimal oleh pembimbing kemasyarakatan.

5
C. Manfaat
Manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah memudahkan Kegiatan
Pengawasan Bapas dalam melaksanakan perannya dalam memberikan
pelayanan kepada klien pemasyarakatan atau WBP Wajib Lapor yang sedang
berada dalam program pengawasan.
Bagi peserta latsar kegiatan merancang aktualisasi ini dapat memberikan
pembelajaran untuk mengidentifikasi suatu permasalahan hingga mennentukan
solusi terbaik. Serta melalui kegiatan rancangan aktualisasi ini dapat menjadikan
pegawai yang memiliki nilai – nilai Dasar Akuntabel, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu serta Anti Korupsi yang dapat diimplementasikan
secara langsung ke dalam pekerjaannya agar menciptakan lingkungan kerja yang
semakin baik.

D. Ruang Lingkup
Penerapan Aktualisasi ini berada pada ruang lingkup kerja atau UPT
tempat peserta latsar melaksanakan tugas, yakni pada Balai Pemasyarakatan
Kelas II Luwuk. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 September hingga
10 November 2021. Penerapan aktualisasi yang peserta latsar laksanakan
dibatasi pada bagian registrasi sub seksi BKD (Bimbingan Klien Dewasa).

6
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
disebutkan sebagai berikut:
“Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata
untuk melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan.”
Tugas Bapas tercantum dalam pasal 2 ayat 1 Keputusan Menteri Kehakiman
RI No. M.01-PK.10 Tahun 1998:
1. Melakukan penelitian masyarakat, untuk:
a. Membantu tugas penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam perkara
anak
b. Menentukan program pembinaan narapidana di LAPAS dan anak didik
pemasyarakatan di LAPAS anak;
c. Menentukan program perawatan tahanan di rutan; dan
d. Menentukan program bimbingan kemasyarakatan dan atau bimbingan
kerja bagi klien pemasyarakatan.
2. Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan bimbingan kerja bagi klien
pemasyarakatan.

3. Memberikan pelayanan terhadap instansi lain dan masyarakat yang meminta


data atau hasil penelitian kemasyarakatan klien tersebut,

4. Mengkoordinasikan pekerjaan sosial dan pekerjaan sukarela yang


melaksanakan tugas pembimbing, dan

5. Melaksanakan pengawasan terhadap terpidana anak yang dijatuhi pidana


pengawasan, anak didik pemasyarakatan yang diserahkan kepada orang tua,
wali atau orang tua asuh dan orang tua wali dan orang tua asuh yang diberi
tugas pembimbingan.

BAPAS melaksanakan tugas untuk melakukan pembimbingan kepada klien


seperti tercantum dalam pasal Pasal 1 ayat 9:

7
“Klien Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Klien adalah seseorang
yang berada dalam bimbingan BAPAS.”
Pasal 6 ayat 3 menyebutkan kriteria Klien yang didampingi oleh BAPAS
adalah sebagai berikut:
1. Terpidana bersyarat;
2. Narapidana, Anak Pidana dan Anak Negara yang mendapat pembebasan
bersyarat atau cuti menjelang bebas;
3. Anak Negara yang berdasarkan putusan pengadilan, pembinaannya
diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial;
4. Anak Negara yang berdasarkan Keputusan Menteri atau pejabat di
lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang ditunjuk,
bimbingannya diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial; dan
5. Anak yang berdasarkan penetapan pengadilan, bimbingannya
dikembalikan kepada orang tua atau walinya.

Pada jaman Pemerintahan colonial Belanda, BAPAS dikenal sebagai


Jawatan Reklasering dan Pendidikan Paksa. Pendirian badan berdasarkan atas
Gouerment Besluit yang dikeluarkan pada tanggal 15 Agustus 1927. Badan ini
berpusat pada Departemen van Justitie di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Fungsi pembentukan Jawatan Reklasering dan Pendidikan Paksa adalah untuk
memenuhi kebutuhan orang belanda dan pribumi yang mendapatkan bimbingan
secara khusus di luar lembaga. Petugas yang menjalankan Badan Reklasering
disebut sebagai Ambtenaar der Reclassering (Pegawai Negeri Istimewa pada
Badan Reklasering).

Pada 6 September 1932, Jawatan Reklasering dan Pendidikan Paksa


disatukan dengan struktur setiap penjara di Indonesia. Namanya berubah
menjadi Bagian Reklasering. Tujuan dari Reklasering ini adalah (a) menjauhkan
orang yang bersalah dari penjara, (b) mempercepat orang yang bersalah dari
penjara, (c) mengembalikan bekas terhukum dan anak pada kehidupannya
sediakala.

Pada era kemerdekaan terjadi perubahan dengan perubahan sistem


kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan pada tanggal 27 April 1964. Tahun

8
1966 terbit Surat Keputusan Presidium Kabinet Ampera No.75/U/Kep/II/66.
Surat tersebut memutuskan menetapkan Direktorat Jendral Pemasyarakatan
dengan dua bagian Direktorat yaitu: (1) pembinaan narapidana di dalam lembaga
pemasyarakatan dan (2) pembinaan narapidana di luar lembaga pemasyarakatan
yang mencakup pembinaan anak di dalam lembaga pemasyarakatan. Direktorat
yang nomor dua kemudian disebut sebagai Direktorat BISPA yaitu Direktorat
Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak. Bersamaan dengan
perubahan tersebut, terjadi juga perubahan istilah Ambtenaar der Reclassering
menjadi Pembimbing Kemasyarakatan.

Perubahan istilah BISPA menjadi BAPAS (Balai Pemasyarakatan) terjadi


pada tahun 1995. Perubahan ini terjadi setelah disahkan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Penjelasan tentang fungsi dari BAPAS
terdapat pada Pasal 2 yaitu Bapas mempunyai tugas memberikan bimbingan
kemasyarakatan dan pengentasan anak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selain itu, pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
disebutkan bahwa Tugas Bapas adalah memperlancar tugas penyidik, penuntut
umum, dan hakim dalam perkara anak nakal, baik di dalam maupun di luar
sidang anak dengan membuat Laporan Hasil Penelitian Kemasyarakatan.

B. Visi, Misi, Motto dan Nilai Organisasi Balai Pemasyarakatan kelas II


Luwuk
1. Visi Balai Pemasyarakatan Kelas II Luwuk
Visi Kementerian Hukum dan HAM adalah “Kementerian Hukum dan hak
Asasi Manusia yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam
pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan
Misi Presiden “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkeperibadian Berlandaskan Gotong royong”

2. Misi Untuk Mewujudkan Visi


Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Hukum dan HAM
merumuskan misi, antara lain :
a. Membentuk Peraturan Perundang – undangan yang Berkualitas dan
Melindungi kepentingan Nasional;

9
b. Menyelenggarakan Pelayanan Publik di Bidang Hukum yang Berkualitas;
c. Mendukung Penegakan Hukum di Bidang Kekayaan Intelelektual,
Keimigrasian, Administrasi Hukum Umum dan Pemasayarakatan yang
Bebas dari Korupsi, Bemartabat dan terpercaya;
d. Melaksanakan Penghormatan, Perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi
Manusia yang Berkelanjutan;
e. Melaksanakan Peningkatan Kesadaran hukum Masyarakat;
f. Ikut Serta Menjaga Stabilitas Keamanan Melalui Peran Keimigrasian dan
Pemasyarakatan;
g. Melaksanakan Tata Laksana Pemerintah yang Baik Melalui Reformasi
Birokrasi dan Kelembagaan.

3. Tata Nilai
Merujuk pada Kementerian Hukum dan HAM, BAPAS Kelas II Luwuk
menjunjung tinggi tata nilai kami "P-A-S-T-I" yaitu:
1. Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang
bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan
bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integirtas profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para
pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi
terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

10
C. Kedudukan Tugas dan Fungsi Organisasi
Balai Pemasyarakatan Kelas II Luwuk diresmikan pada 11 September 2000.
Balai Pemasyarakatan Kelas II Luwuk Banggai merupakan bagian dari
Pelayanan UPT di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi
Tengah. BAPAS Luwuk merupakan pemekaran dari BAPAS kelas II Palu yang
sebelumnya telah berdiri. Pada awalnya, kantor BAPAS menjadi satu dengan
LAPAS Kelas IIB Luwuk. Kepala BAPAS Pertama adalah Bapak Muhammad
Surip, Bsw. Kantor BAPAS kemudian menjadi mandiri seiring dengan
berpindahnya LAPAS Kelas IIB Luwuk.
BAPAS kelas II Luwuk berkantor di Jl. Danau Tondano No.60, Soho,
Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. BAPAS Kelas II Luwuk
melayani tujuh kabupaten di wilayah provinsi Sulawesi Tengah Bagian Timur.
Ketujuh kabupaten tersebut yaitu Poso, Tojo Una-una, Banggai, Banggai
Kepulauan, Banggai Laut, Morowali Utara dan Morowali. Sedangkan Wilayah
Provinsi Sulawesi Tengah Bagian Barat dilayani oleh BAPAS Kelas II Palu
dengan enam kabupaten dan kota yaitu Kab. Leok, Kab. Buol, Kab. Sigi, Kab.
Parigi Moutong, Kab. Donggala, dan Kota Palu.

Berdsarkan Pasal 3 Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia


Nomor M.02- PR.07.03 Tahun 1987 tentag Organisasi dan Tata kerja Balai
Pemasyarakatan berttugas untuk memberikan bimbingan kemasyarakatan dan
pengentasan anak sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, Bapas memiliki fungsi :

1. Melaksanakan penelitian Kemasyarakatan untuk bahan peradilan.


Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) adalah kegiatan penelitian untuk
mengetahui latar belakang kehidupan warga binaan pemasyarakatan
(WBP) yang dilaksanakan oleh Balai Pemasyarakatan.

2. Melakukan registrasi klien pemasyarakatan. Balai Pemasyrakatan


melakukan pencatatan / registrasi klien pemasyarakatan dalam setiap
proses pembimbingannya. Pencatatan / registrasi tersebut meliputi
kegiatan – kegiatan penerimaan dan pendaftaran klien pemasyrakatan.

11
3. Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak.
Prmbimbingan adalah pemebrian tuntunan untuk meningkatkan kualitas
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan
perilaku, professional, Kesehatan jasmani dan rohani klien
pemasyarakatan.

4. Mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri dan siding Dewan


Pembina Pemasyarakatan (melalui Kepmen Kehakiman
No.M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang diubah menjadi Tim Pengamat
Pemasyarakatan) di Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Mengikuti siding peradilan di
pengadilan negeri merupakan kewajiban bagi pembimbing
kemasyarakatan sebagai bentuk pendampinagn kepada anak yang
bermasalah dengan hukum, pada persidangan PK menyampaikan hasil
litmas, jika PK tidak hadir maka putusan siding batal demi hukum. Selain
mengikuti persidangan di pengadilan negeri, Bapas juga
menyelenggrakan siding tim pengamat pemasyarakatan (TPP) di internal
bapas. Sidang TPP Bapas adalah sidang yang dilaksanakan oleh tim
pengamat pemasyarakatan untuk membahas hasil litmas dan
rekomendasi yang aka disampaikan seelum litmas disahkan oleh Kepala
Bapas dan dikirimkan ke instansi yang mengajukan permintaan.

5. Memberi bantuan bimbingan kepada bekas warga binaan


pemasyarakatan, anak negara, dan klien pemasyarakatan yang
memerlukan.

6. Melakukan urusan tata usaha Balai. Kegiatan ketatausahaan Balai


Pemasyarakatan meliputi administrasi perkantoran Bapas, melaksanakan
fungsi kepegawaian, keuangan dan lain sebagainya seperti pengiriman
surat, penganggaran biaya, pelaksanaan anggaran dan kegiatan
perkantoran lainnya. Bapas melaporkan kegiatannya secara rutin terdiri
atas laporan bulanan, laporan triwulan, laporan semester dan laporan
tahunan yang disampaikan ke Kantor Wilayah kemneterian Hukum dan
HAM setempat.

12
D. Struktur Organisasi Bapas Kelas II Luwuk
Dalam Struktur Organisasi Bapas Kelas II Luwuk, kepala Bapas (Kabapas)
dibantu oleh :
a. Kepala Urusan Tata usaha (Kaur TU) mempunyai tugas melakukan urusan
tata usaha dan rumah tangga.
b. Kepala Sub Seksi bimbingan Klien Dewasa (Kasubsi BKD) mempunyai
tugas melakukan registrasi, memberikan bimbingan kemasyarakatan, dan
bimbingan kerja kepada klien dewasa, serta melakukan penelitian
kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan sidang Tim Pengamat
pemasyarakatan pada Lapas.
c. Kepala Sub Seksi Bimbingan Klien Anak (Kasubsi BKA) mempunyai tugas
melakukan registrasi, memberikan bimbingan kemasyarakatan,
pendampingan kepada klien anak, serta melakukan penelitian
kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan sidang anak.
Sebagai gambaran struktur organisasi Bapas Kelas II Luwuk, berikut ini
disajikan skema lengkap susunan organisasi pada Balai Pemasyarakatan Kelas
II Luwuk :

13
Kepala Balai
Pemasyarakatan

Kepala Urusan Tata


Usaha

Pengadministrasian Pengelola
Bendahara Umum Keuangan

Kepala Sub Seksi Kepala Sub Seksi


BKD BKA
PK / APK

Staff BKD Staff BKA

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bapas Kelas II Luwuk

14
E. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.15 Tahun 2015
(LAN,2015) Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, menyusun Pelatihan Dasar
dengan tujuan CPNS mampu menginternalisasi lewat pengalaman dan manfaat
secara langsung. Nilai-nilai yang dialami adalah:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah tanggungjawab yang terukur terhadap tugas yang
diembannya. Nilai-nilai dari Akuntabilitas adalah:
- Tanggung jawab - Transparan
- Jujur - Konsisten
- Kejelasan target - Partisipasi
- Adil - Mendahulukan kepentingan publik

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan kecintaan terhadap tanah air dan terdapat pada lima
siladalam Pancasila. Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus
menjiwai ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.

3. Etika Publik
Etika merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk menjalankan tanggung jawab
pada ranah pelayanan publik. Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas

15
dan fungsinya harus sesuai kode etik yang diatur dalam pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yaitu:
- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
- Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
- Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
- Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
- Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
- Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan,
dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas,
serta dimensi tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.

16
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin
mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan
untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
- Efektivitas
- Efisiensi
- Inovasi
- Berorientasi pada Mutu

5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah semangat dan tindakan yang dilakukan untuk
memberantas segala sikap dan perilaku yang melawan hukum atau norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung. Ada Sembilan
indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu:
- Jujur - Kerja keras
- Peduli - Sederhana
- Mandiri - Berani
- Disiplin - adil
- Tanggung jawab

6. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di singkat ASN adalah profesi bagi
pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang di maksud Manajemen
Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk
menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar,

17
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,kolusi
dan nepotisme.
Dalam konsep Manajemen ASN ini di kenal apa yang di sebut dengan sistem
merit. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil, dan wajar tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, Agama,asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan,umur, dan kondisi kecatatan.
Manajemen PNS meliputi : penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi;
mutasi; penilaian kinerja; pengkajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;
pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

7. Pelayanan Publik
Berdasarkan ketentuan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik, diatur bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang –Undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, dan jasa, dan/atau pelayanan administrative yang di
sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Penyelenggaraan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian Hukum ;
kesamaan hak, keseimbangan Hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompo rentan; ketepatan
waktu dan kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.

8. Whole Of Goverment
Bentuk upaya koordinasi, integrasi maupunn kolaborasi dalam satu tujuan
untuk memberikan pelayanan public yang terbaik. Terdapat enal nilai WoG
adalah yaitu Kerjasama antar instansi pemerintah, respon pemerintah
terintegrasi, menghilangkan sekat sektoral, koordinasi, kolaborasi, dan
sinergitas.

18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu, Penetapan Isu, Gagasan Pemecahan Isu


1. Identifikasi Isu
Ada beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai Pelayanan Publik,
Manajemen ASN dan Whole of Government pada BAPAS kelas II Luwuk. Isu-
isu tersebut sangat mempengaruhi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang
diberikan di wilayah Bapas kelas II Luwuk meliputi kabupaten Banggai,
Kabupaten Banggai Kepulaian, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Tojo Una-
una, Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Morowali Utara. Isu
tersebut perlu diketahui penyebabnya sehingga dapat ditemukan solusi untuk
menanganinya. Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai
Negri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, isu yang muncul adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Identifikasi Isu


No Isu Sumber Isu Akar Masalah Kondisi saat Kondisi yang Ide Kreatif
ini diharapkan
1. Minimnya Manajemen Banyak Minimnya Masyarakat Memaksimalkan
Informasi ASN: Peran masyarakat sosialisasi mengetahui penggunaan
tentang dan tugas yang tidak tentang pelayanan yang media sosial milik
Layanan ASN dalam memahami pelayanan dan diberikan oleh Bapas Luwuk,
Bapas Luwuk melaksanaka pelayanan yang alur pelayanan Bapas dan Serta membuat
n kebijakan ada pada Bapas pada Bapas adanya bentuk website sebagai
yang dibuat sesuai dengan sosialisasi alur media informasi
tugas dan pelayanan bagi masyarakat,
fungsinya. kepada dan juga membuat
masyarakat yang banner alur
membutuhkan layanan yang
ditempatkan pada
lobby kantor,
guna memberikan
informasi tentang
alur pelayanan
kepada
masyarakat.

2. Belum Manajemen Pegawai yang Pengelolaan Pengelolaan Memberikan


optimalnya ASN: peran sedang bertugas administrasi administrasi dan pelatihan dan

19
pemanfaatan dan tugas di luar kantor dan pencatatan pencatatan data sosialisasi kepada
komputer ASN dalam kesulitan dalam data klien klien dilakukan staff umum yang
dalam melaksankan mengakses masih pada Microsoft bertugas pada
pengelolaan kebijakan informasi. dilakukan excel dan dapat pengelolaan
pengadministr yang dibuat secara manual diakses / dishare pengadministrasia
asian pada buku. kepada seluruh n tentang
pegawai penggunaan
Microsoft excel
dalam melakukan
kegiatan
administrasi serta
melakukan
sharing file
menggunakan
google
spreadsheet
kepada pegawai
lain yang
membutuhkan.

3. Belum Komitmen Pembimbing Pembimbing Pembimbing Memasukkan data


optimalnya Mutu: Kemsayarakatan Kemasyarakat Kemasyarakatan klien yang
pelaksanaan efektivitas, belum an kesulitan memiliki data menjalani
pengawasan efisiensi, melaksanakan mendapatkan klien yang program wajib
terhadap klien inovasi, dan kegiatan akses menjadi lapor pada
/ WBP mutu dalam pengawasan informasi tanggung Microsoft excel
penyelenggar secara optimal tentang data jawabnya untuk kemudian data
aan klien dan juga melaksanakan diri klien, masa
pelayanan minimnya pengawasan, bimbingan klien,
klien yang serta aktif dan tanggal
melakukan menghubungi berakhir wajib
wajib lapor klien tersebut lapor tersebut
sehingga ketika klien dikirimkan
kontrol terlambat dalam kepada
terhadap klien melaksanakan pembimbing
kurang optimal wajib lapor. kemasyarakatan.
Sehingga dapat
memudahkan
pembimbing
kemasyrakatan
dalam memonitor
tanggal wajib
lapor klien yang
menjadi tanggung
jawabnya.

4. Kurang Komitmen Minimnya klien Pemberian Pembimbing Adanya sosialisasi


maksimalnya Mutu: yang mengikuti layanan kemasyarakatan dan persuasi
Pembimbingan efektivitas, kegiatan bimbingan lebih aktif kepada klien
Kemandirian efisiensi, pembimbingan kemandirian dalam mengajak untuk aktif

20
Pada Bapas inovasi, dan kemandirian dan kepada klien kliennya untuk mengikuti
Kelas II mutu dalam kegiatan yang mengikuti kegiatan
Luwuk penyelenggar tersebut tidak mendapatkan kegiatan bimbingan
aan sesuai jadwal pembebasan bimbingan kemandirian.
pelayanan yang seharusnya bersyarat kemandirian Serta
tidak sehingga banyak memaksimalkan
maksimal klien yang dapat Kerjasama dengan
mengikuti POKMAS untuk
kegiatan memberi
bimbingan bimbingan
kemandirian kemandirian yang
bermanfaat bagi
klien.

Beberapa isu yang diangkat oleh peserta latsar antara lain minimnya
informasi tentang layanan yang ada pada Bapas Kelas II Luwuk, kemudian
belum optimalnya pemanfaatan komputer pada pengelolaan pengadministrasian,
dan yang terakhir tidak optimalnya pelaksanaan pengawasan pengawasan
terhadap WBP/ klien. Peserta latsar mendeskripsikan isu – isu tersebut terkait
dengan dampak yang terjadi jika isu – isu tersebut tidak diselesaikan.

1. Minimnya informasi tentang layanan Bapas Luwuk. Dalam menjalankan


tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan, publik atau masyarakat
yang menjadi objek dalam pelaksanaan pelayanan Bapas cukup spesifik,
yakni klien / WBP dan ABH (Anak yang berhadapan dengan Hukum).
Layanan yang diberikan oleh Bapas antara lain pendampingan, litmas,
pembibingan, pembinaan, dan pengawasan. Karena pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat cukup spesifik sehingga tidak semua masyarakat
memahami tentang peran Bapas. Oleh karena itu perlu adanya bentuk
sosialisasi atau pengenalan tentang Bapas kepada masyarakat, termasuk juga
kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan Bapas, supaya tidak terjadi
kebingungan kepada masyarakat yang mungkin membutuhkan pelayanan
Bapas. Fakta yang pernah peserta latsar temui di lapangan adalah ketika
pembimbing kemasyarakatan membutuhkan informasi teentang penjamin
WBP dalam memberikan layanan litmas. Penjamin yang dihubungi tidak
mengetahui tentang Bapas, ketika datang ke kantor penjamin juga tidak

21
mengetahui tentang layanan litmas dan uga dibutuhkan identitas dirinya
untuk keabsahan data diri penjamin. Hal ini jelas merugikan penjamin WBP,
jika hal seperti ini sering terjadi maka pelayanan yang diberikan oleh Bapas
tidak maksimal dan juga tidak memberi rasa puas pada penerima layanan.
Selain itu jika tidak adanya sosialisasi tentang alur layanan yang diberikan
maka dikhawatirkan dapat menggganggu koordinasi dnegan instansi lain
dalam melaksanakan tugasnya, seperti koordinasi dengan kejaksaan atau
pihak kepolisian.
2. Belum optimalnya pemanfaatan komputer dalam pengelolaan
pengadministrasian. Pada era digitalisasi saat ini, pemanfaatan kemajuan
teknologi menjadi hal yang harus dilakukan guna memudahkan pekerjaan. Isu
yang peserta latsar temukan adalah belum optimalnya pemanfaatan komputer
dalam pengelolaan pengadminstrasian, dimana peserta latsar menemukan
pengadminstrasian masih dilakukan secara manual dengan cara mencatat
pada buku. Peserta latsar menemukan jika Pembimbing kemasyarakatan yang
sedang bertugas di luar kantor mengalami kesulitan untuk mengakses data
yang dibutuhkan, kemudian buku catatan sering tidak berada pada tempatnya.
Hal ini jelas berdampak pada kefektifan kinerja pegawai dan menghambat
pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan layanan kepada
masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan peralihan dari pencatatan secara
manual di buku beralih ke komputer dan dapat dishare/ dibagikan kepada
pegawai yang membutuhkan. Supaya dapat mewujudkan keefektifan dalam
bekerja serta dapat memberikan layanan secara optimal.
3. Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan terhadap klien / WBP.
Pengawasan merupakan salah satu jenis layanan yang diberikan oleh Bapas.
Pengawasan diberikan kepada WBP/ klien yang mendapatkan program
pembebasan bersyarat, cuti bersyarat baik karena program asimilasi maupun
integrasi. Dalam menjalani masa pengawasan, WBP atau klien wajib
melakukan wajib lapor kepada pembimbing kemasyarakatan yang
ditugaskan. Fakta di lapangan, tidak seluruhnya klien yang melakukan wajib
lapor. Selain itu pencatatan yang data diri klien yang sering dilakukan secara

22
manual pada buku, tidak memaksimalkan media pencatatan pada Excel yang
telah disediakan, menyebabkan pembimbing kemasyarakatan kesulitan
mengakses data kliennya, dan juga pembimbing kemasyarakatan cenderung
pasif dalam melaksanakan pengawasan. Minimnya jumlah klien/ wbp yang
melaksanakan wajib lapor menyebabkan kontrol yang dilakukan terhadap
perkembangan klien pada masa pengawasan menjadi lemah, dikhawatirkan
klien akan mengulangi tindak pidana kembali. Oleh karena itu perlu adanya
database klien yang menjalani masa wajib lapor yang dapat dikirimkan dan
mudah diakses oleh pembimbing kemasyarakatan, agar pembimbing
kemasyarakatan dapat aktif memonitor perkembangan kliennya yang dalam
masa pengawasan.
4. Kurang maksimalnya Pembimbingan Kemandirian Pada Bapas Kelas II Luwuk.
Setelah klien mendapatkan pembebasan bersyarat dan menjalani masa pengawasan,
klien diarahkan untuk mengikuti kegiatan bimbingan kemandirian sesuai dengan
minat dan kemampuannya. Harapannya bimbingan kemandirian yang berbentuk
pelatihan kerja ini dapat menjadi bekal bagi klien dalam menjalani kehidupannya di
tengah – tengah masyarakat nantinya. Bapas Luwuk berkerja sama dengan
POKMAS (Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan) dalam pelaksanaan
bimbingan kemandirian ini, ada beberapa bentuk pelatihan yang diberikan, seperti
perbengkelan, tata boga, pertukangan, dan budidaya perikanan. Dalam
melaksanakan kegiatan ini, peserta latsar mengamati jika tidak seluruhnya klien
yang hadir, kemudian jadwal pelaksanaan juga cenderung berubah – ubah, sehingga
menyebabkan klien kesulitan mendapatkan jadwal yang pasti ketika akan mengikuti
bimbingan tersebut. Oleh karena itu perlu adanya upaya lebih maksimal dalam
memberikan sosialisasi dan ajakan kepada klien untuk mengikuti kegiatan
bimbingan kemandirian tersebut, serta lebih memaksimalkan koordinasi dengan
POKMAS dalam pelaksanaan bimbingan kemandirian kepada klien pemasyarakatan
Bapas Kelas II Luwuk.

2. Penetapan Isu
Dari hasil identifikasi isu di atas, peserta latsar kemudian melakukan analisis
menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan)
untuk mendapatkan isu yang layak diangkat. Skala penilaian pada analisis ini

23
menggunakan skala angka 1 - 5, dimana semakin tinggi nilainya maka semakin
besar tingkat pengaruhnya.
No. Isu A P K L Jumlah Peringkat

1. Minimnya Informasi tentang Layanan 3 3 4 4 15 2


Bapas Luwuk

2. Belum optimalnya pemanfaatan komputer 4 4 3 2 13 4


dalam pengelolaan pengadministrasian

3. Belum Optimalnya Pengawasan 3 5 4 4 17 1


terhadap WBP / Klien

4. Kurang maksimalnya Pembimbingan 3 4 3 4 14 3


Kemandirian Pada Bapas Kelas II Luwuk
Tabel 3.2 Tabel Analisis APKL

Berdasarkan analisis APKL pada tabel di atas, peserta latsar mengambil tiga
isu yang memiliki jumlah nilai paling tinggi. Ketiga isu tersebut memenuhi
syarat karena kelayakan terpenuhi, kemudian untuk selanjutnya ketiga isu
tersebut dianalisis menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth)
untuk mendapatkan isu yang menjadi prioritas untuk dikaji lebih dalam.

Kriteria Penilaian
Isu / Permasalahan Jumlah Peringkat
Urgency Seriousness Growth
1. Minimnya Informasi tentang
Layanan Bapas Luwuk 3 3 4 10 3

2. Belum Optimalnya
Pengawasan terhadap WBP 4 4 4 12 1
/ Klien
3. Kurang maksimalnya
Pembimbingan Kemandirian 3 4 4 11 2
pada Bapas Kelas II Luwuk
Tabel 3.3 Tabel Analisis USG

Berdasarkan hasil analisis USG pada tabel di atas, menunjukkan bahwa isu
yang memiliki skala penilaian paling tinggi yaitu “Tidak Optimalnya
Pengawasan terhadap WBP/ Klien”, sehingga isu tersebut yang akan dikaji lebih

24
dalam oleh peserta latsar. Kemudian peserta latsar mencoba mengidentifikasi
menggunakan analisis pohon masalah untuk menemukan dampak dan penyebab
dari isu yang peserta latsar angkat.

Minimnya klien yang Pengulangan tindak pidana Lemahnya kontrol


melakukan wajib lapor yang dilakukan oleh klien terhadap klien

Tidak Optimalnya
pelaksanaan pengawasan
terhadap klien

Pelaksanaan pengawasan
Sistem Administrasi Luasnya wilayah oleh pembimbing
dalam registrasi kerja kemasyarakatan belum
penerimaan klien optimal

Tidak adanya sinyal


Registrasi komunikasi di Minimnya akses informasi
penerimaan klien beberapa wilayah data klien yang didapatkan
dilakukan secara Pembimbing Kemasyarakatan
manual pada buku

Kurangnya kompetensi
Pembimbing
SDM dalam
Kemasyarakatan pasif
menggunakan kemajuan
dalam melakukan
teknologi
pengawasan
Gambar 3.1 Diagram Analisis Pohon Masalah

Pada diagram analisis pohon masalah di atas, dapat diketahui beberapa


penyebab yang mengakibatkan tidak optimalnya pelaksanaan pengawasan
kepada klien / WBP Bapas Kelas II Luwuk. Antara lain sistem administrasi
dalam pengawasan yang terjadi akibat pelaksanaan registrasi penerimaan klien
cenderung dilakukan secara manual pada buku, sehingga tidak terekam pada file
database klien Bapas Luwuk yang telah disiapkan. Kemudian disebabkan oleh
luasnya wilayah kerja, dimana Bapas Kelas II Luwuk melingkupi tujuh wilayah
kabupaten yang di beberapa daerah pelosok masih kesulitan mendapatkan sinyal
telekomunikasi, kemudian penyebab ketiga adalah pada pelaksanaan
pembimbingan yang dilakukan PK terhadap klien belum optimal, karena
minimnya akses data klien yang didapatkan kesulitan mendapatkan akses
informasi sehingga pembimbing kemasyarakatan terkesan pasif dalam
melaksanakan pengawasan terhadap kliennya.

25
Dampak yang dikhawatirkan dari kegiatan pengawasan yang tidak optimal
adalah lemahnya kontrol kepada klien yang telah berbaur dengan masyarakat,
kemudian minimnya klien yang melakukan wajib lapor setelah mendapatkan
pembebasan bersyarat, serta besarnya peluang pengulangan tindak pidana yang
dilakukan oleh klien. Pembimbing latsar mencoba menganalisis menggunakan
analisis pohon sasaran untuk mendapatkan kondisi yang diharapkan jika
pelaksanaan pengawasan berjalan secara optimal.

Optimalnya kontrol
Tidak adanya pengulangan tindak Klien melakukan wajib lapor
terhadap klien saat
pidana yang dilakukan klien pengawasan dengan tertib

Memudahkan pembimbing Menunjang keaktifan pembimbing


kemasyarakatan untuk kemasyarakatan dalam
mengakses data klien melaksanakan pengawasan

Peningkatan Kegiatan Pengawasan


Menggunakan WA Blast sebagai Sistem
Informasi kepada pembimbing
kemasyarakatan

Adanya Database Pegawai beralih menggunakan


Klien Pengawasan komputer dalam melaksanakan SOP
penerimaan klien

Adanya sistem yang dapat memberikan


kemudahan untuk mendapatkan informasi
data klien

Kegiatan pencatatan data klien menggunakan


Microsoft Excel

adanya sosialisasi dan pelatihan kepada


pegawai terkait pemanfaatan Microsoft excel
dalam melakukan penerimaan klien

Gambar 3.2 Diagram Analisis Pohon Sasaran

Pada gambar di atas didapatkan beberapa identifikasi sasaran yang ingin


diwujudkan. Setelah mengidentiifkasi dengan analisis pohon sasaran, peserta latsar
mengidentifkasi kembali menggunakan analisis pohon alternatif. Analisis pohon
alternatif merupaka suatu Teknik untuk mengidentifikasi alternatif – alternatif

26
pemecahan masalah atau tindakan yang dapat diambil untuk mewujudkan sasaran atau
kondisi yang diharapkan. Dalam hal ini peserta latsar mengidentifikasi tindakan yang
dianggap dapat menjadi mewujudkan pelaksanaan pengawasan dapat berjalan secara
optimal dengan adanya sebuah sistem yang memudahkan pembimbing kemasyarakatan
mendapatkan akses informasi.

Pelaksanaan Pengawasan
berjalan dengan optimal

Adanya sistem informasi


kepada pembimbing
kemasyarakatan terkait data
klien

Terwujudnya kemudahan
dalam menyampaikan
informasi

Tersedianya database
klien Bapas Luwuk

Membuat database mengirimkan data Melakukan sosialisasi


Melakukan
klien yang sedang klien kepada terhadap penggunaan WA
pencatatan data klien
dalam pengawasan Pembimbing Blast sebagai sistem
menggunakan Excel
Kemasyarakatan informasi

Gambar 3.3 Gambar Diagram Analisis Pohon Alternatif

3. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasakan isu yang menjadi prioritas setelah diidentisikasi
menggunakan analisis APKL dan USG, yakni “Tidak Optimalnya
Pelaksanaan Pengawasan terhadap Klien / WBP Bapas Kelas II Luwuk”

27
peserta latsar mencoba menganalisis menggunakan analisis pohon masalah,
analisis pohon sasaran dan analisis pohon alternatif, untuk mengidentifikasi
dampak, penyebabnya serta menemukan gagasan untuk memecahkan
permasalah atau isu tersebut, maka peserta latsar mencoba merancang
kegiatan dengan memanfaatkan aplikasi Microsoft Excel dan WA Blast
sebagai sistem penyampaian informasi kepada pembimbing kemasyarakatan.
Pemanfaatan Micrsosoft Excel yang merupakan software untuk
mengolah data dimulai saat melakukan SOP penerimaan klien yang
mendapatkan pembebasan bersyarat dan menjalani masa wajib lapor saat
pengawasan. Ada beberapa data klien yang dibutuhkan dan dimasukkan
dalam kolom yang dibuat pada Microsoft Excel, seperti nama klien, nomor
dan tanggal SK, alamat, nama penjamin, kontak yang dapat dihubungi, nama
pembimbing Kemasyarakatan yang bertanggung jawab, tanggal dimulainya
pembimbingan / wajib lapor dan tanggal berakhirnya pembimbingan / wajib
lapor. Kemudian data – data tersebut yang telah terisi dipindah ke dalam sheet
database klien Bapas Kelas II Luwuk dan sheet yang telah terkoneksi dengan
WA Blast.
Selain Microsoft Excel, komponen kedua yang dipersiapkan adalah WA
(Whatsapp) Blast. WA Blast merupakan aplikasi yang memungkinkan
mengirimkan pesan massal maupun personal dengan cara mengimport link
kontak WA dengan Excel. Komponen ini digunakan untuk mengirim pesan
terkait data klien yang menjalani masa pengawasan kepada pembimbing
kemasyarakatan yang bertugas. Peserta latsar mempersiapkan isi teks terlebih
dahulu terkait informasi penerimaan klien dan pengakhiran klien, kemudian
membuat daftar link nomor WA Pembimbing Kemasyarakatan pada kolom
Microsoft Excel, serta mempersiapkan nomor kontak yang digunakan sebagai
nomor akun WA registrasi Bapas Kelas II Luwuk.
Kegiatan pendataan klien menggunakan Microsoft Excel serta
mengirimkan data klien dengan WA Blast kepada pembimbing
kemasyarakatan yang bertugas dapat ditambahkan pada SOP penerimaan
klien. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi satu sistem informasi yang

28
memudahkan pembimbing kemasyarakatan mendapatkan akses informasi
terkait klien yang menjalani pengawasan sehingga pembimbing
kemasyarakatan dapat aktif dalam mengawasi serta lebih maksimal dalam
memberikan pelayanan kepada klien / WBP.

B. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu


Untuk melaksanakan gagasan pemecahan isu yang telah diidentifikasi, perlu
adanya tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan. Langkah – langkah yang
akan dilaksanakan oleh peserta latsar antara lain :
1. Melakukan konsultasi dengan mentor atau Kepala Balai Pemasyarakatan
dan Widyaiswara (coach) terkait isu dan rancangan aktualisasi.
2. Mempersiapkan kolom untuk mengisi data klien dan data nomor Whatsapp
pembimbing kemasyarakatan pada Microsoft Excel.
3. Memaksimalkan penggunaan Microsoft Excel dalam melakukan
penerimaan klien yang akan menjalani masa pengawasan
4. Memasukkan data klien yang menjalani masa bimbingan / wajib lapor saat
pengawasan ke dalam database klien pemasyarakatan Bapas Luwuk.
5. Mengirimkan data klien yang telah terekam pada databse tersebut kepada
pembimbing kemasyarakatan menggunakan WA Blast yang telah tersinkron
dengan Microsoft Excel
6. Melakukan sosialisasi terkait pemanfaatan WA Blast sebagai sistem
informasi data klien yang menjalani masa pengawasan kepada Pembimbing
Kemasyarakatan
7. Memberi pelatihan kepada pegawai yang bertugas untuk melakukan
registrasi penerimaan klien agar dapat melakukan kegiatan tersebut saat
melakukan penerimaan klien.
8. Melaporkan kepada mentor atau Kepala Balai Pemasyarakatan terhadap
penggunaan WA Blast sebagai sistem informasi agar dapat dilakukan
monitoring dan evaluasi.
Berikut Penjelasan kegiatan di atas jika digambarkan menggunakan diagram
alur kegiatan :

29
Mempersiapkan kolom untuk
Melakukan konsultasi dengan mengisi data klien dan data nomor
mentor dan coach terkait isu Whatsapp pembimbing
dan rancangan aktualisasi kemasyarakatan pada Microsoft
Excel

Memasukkan data klien yang


menjalani masa bimbingan / wajib
lapor saat pengawasan ke dalam Memaksimalkan penggunaan
database klien pemasyarakatan Microsoft Excel dalam melakukan
Bapas Luwuk penerimaan klien yang akan menjalani
masa pengawasan

Melakukan sosialisasi terkait


Mengirimkan data klien yang telah pemanfaatan WA Blast sebagai sistem
terekam pada databse tersebut kepada informasi data klien yang menjalani
pembimbing kemasyarakatan masa pengawasan kepada Pembimbing
menggunakan WA Blast yang telah Kemasyarakatan
tersinkron dengan Microsoft Excel

Melaporkan kepada mentor terhadap


penggunaan WA Blast sebagai sistem Memberi pelatihan kepada pegawai
informasi agar dapat dilakukan yang bertugas untuk melakukan
monitoring dan evaluasi. registrasi penerimaan klien

Gambar 3.4 Gambar Diagram Alur Kegiatan

30
C. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Peningkatan Kegiatan Pengawasan terhadap Klien
Menggunakan WA Blast Sebagai Sistem informasi kepada Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Luwuk
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
TAHAPAN TERHADAP VISI
NO KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI NILAI-NILAI
KEGIATAN DAN MISI
MATA PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Terlaksananya Whole of Government Pelaksanaan Dalam kegiatan ini
konsultasi bimbingan dan (Koordinasi, Kolaborasi, dan Sinergitas) kegiatan ini adalah meperkuat nilai
dengan mentor konsultasi dengan bentuk perwujudan organisasi berupa
mentor dan Coach dari salah satu misi SINERGI sesuai
Kementerian dengan tata nilai
Hukum dan Hak Kementerian Hukum
Asasi Manusia, dan HAM yakni
yakni dengan cara
melaksanakan tata berkoordinasi dengan
laksana atasan untuk
pemerintahan yang membahas
baik melalui pelaksanaan
reformasi rancangan aktualisasi.
birokrasi dan
kelembagaan.

1. Menunjukkan isu- 1. Tersampaikannya 1. Komitmen Mutu:


isu yang akan isu-isu yang akan (Rasionalis, Keterbukaan) terdapat pada
diangkat pada diangkat saat menyampaikan informasi kepada
rancangan mentor tentang isu permasalahan yang
aktualisasi akan diangkat dan rancangan kegiatan
yang akan dilaksnakan di instansi.

31
2. Melakukan 2. Tercapainya 2. Etika Publik:
diskusi terkait isu sebuah kesepakatan (Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
yang akan diangkat terkait isu yang kerjasama) terdapat pada saat
kepada mentor akan diangkat berkomunikasi dan berkonsultasi dengan
(atasan) mentor terkait isu yang akan diangkat

3. Meminta 3. Terverifikasinya 3. Akuntabilitas:


persetujuan mentor lembar persetujuan (Kepemimpinan) terdapat pada saat
mengenai gagasan isu yang meminta persetujuan kepada atasan
yang dipaparkan. dikonsultasikan

4. Berkonsultasi 4. Tersampaikannya 4. Nasionalisme:


dengan Coach (WI) hasil konsultasi (Persatuan Indonesia) terdapat pada saat
terkait gagasan isu terkait gagasan isu berkonsultasi kepada WI untuk
yang disetujui oleh melakukan koordinasi terkait gagasa isu
mentor yang telah disepakati Mentor sebagai
bentuk upaya penyatuan persepsi
bersama

5. Meminta 5. Terverifikasinya 5. Etika Publik:


persetujuan Coach lembar persetujuan (Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
(WI) mengenai tentang gagasan isu kerjasama) terdapat pada saat
gagasan yang berkomunikasi meminta persetujuan
kepada Coach dengan bahasa yang
dipaparkan. santun

32
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAPAN TERHADAP VISI
KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI NILAI-NILAI
KEGIATAN DAN MISI
MATA ORGANISASI ORGANISASI
PELATIHAN
1 2 3 4 5 6 7
Tersedianya
2 Mempersiapkan Manajemen ASN : Pelaksanaan kegiatan Dalam kegiatan ini
ruang yang
kolom untuk dibutuhkan Melaksanakan tugas dengan cermat dan ini adalah bentuk meperkuat nilai
mengisi data klien untuk menginput disiplin perwujudan dari salah organisasi berupa
dan data nomor data klien pada satu misi Kementerian PROFESIONAL
Whatsapp Microsoft Excel Hukum dan Hak Asasi yakni mampu menjadi
pembimbing serta Manusia, yakni aparat yang bekerja
kemasyarakatan terwujudnya melaksanakan tata keras untuk mencapai
pada Microsoft pengiriman pesan laksana tujuan organisasi
Excel terkait data pemerintahan yang melalui penguasaan
tersebut kepada baik melalui bidang tugasnya,
Pembimbing reformasi birokrasi menjunjung tinggi
Kemasyarakatan dan kelembagaan. etika dan integritas
profesi, sehingga
mampu menjadi
problem solver bagi
permasalahan di
Kementerian Hukum
dan HAM dan mampu
menjadi aparatur sipil
1. Komitmen Mutu :
yang unggul
1. Membuat dua 1. Adanya file
file excel yang yang digunakan (Inovatif, Kreatif)
berisikan data untuk melakukan Terdapat pada kegiatan pembuatan file
klien untuk penerimaan klien Excel yang berisikan data diri klien dan
dan file untuk yang digunakan untuk mengirimkan
penerimaan klien
melakukan pesan.
dan file untuk
melakukan pengiriman pesan
pengiriman pesan
kepada
pembimbing
kemasyarakatan

33
2. Membuat sheet 2. Tersedianya 2. Komitmen Mutu :
pada file Excel ruang untuk (Inovatif, Kreatif)
untuk penerimaan menginput data Terdapat pada kegiatan pembuatan kolom
klien yang klien yang pada sheet Excel yang berisikan data diri
berisikan nama dibutuhkan klien yang dibutuhkan sebagai informasi
klien, alamat, kepada Pembimbing Kemasyarakatan
nomor yang dapat
dihubungi,
penjamin, tanggal
mulai bimbingan
hingga tanggal
berakhirnya
bimbingan

3. Membuat 3. Tersedianya 3. Akuntabilitas:


template pesan format pesan yang (Tanggung jawab) terdapat pada saat
pada file excel akan dikirimkan membuat format pesan dan memasukkan
untuk kepada link Whatsapp Pembimbing
mengirimkan Pembimbing Kemasyarakatan sebagai bentuk tanggung
pesan dan Kemasyarakatan jawab berkelanjutan dari kegiatan
membuat daftar aktualisasi.
link kontak
Whatsapp
Pembimbing
Kemasyarakatan

4. Menyiapkan 4. Tersedianya 4. Komitmen Mutu :


nomor HP yang kontak / nomor (Inovatif, Kreatifitas) terdapat pada
handphone yang menyiapkan nomor yang digunakan
digunakan sebagai
digunakan sebagai sebagai kontak admin registrasi Bapas
nomor admin Luwuk sebagai satu pintu dalam
registrasi Bapas admin registrasi
klien pengiriman pesan kepada pembimbing
Luwuk kemasyarakatan.

34
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN
NO TERHADAP VISI PENGUATAN
TAHAPAN SUBSTANSI
OUTPUT/ DAN MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN MATA PELATIHAN
HASIL ORGANISASI ORGANISASI

3 Memaksimalkan Terwujudnya Pelayanan publik : Pada kegiatan ini Dalam kegiatan ini
penggunaan kebiasaan (persyaratan, kejelasan dan menunjukkan meperkuat nilai
Microsoft Excel pencatatan tanggung jawab) perwujudan misi organisasi berupa
dalam data diri klien Kementerian PROFESIONAL
pelaksanaan menggunakan Hukum dan HAM yakni mampu
penerimaan klien komputer nomor 2, yakni menjadi aparat yang
yang akan Menyelenggarakan bekerja keras untuk
menjalani masa pelayanan publik mencapai tujuan
pengawasan di bidang hukum organisasi melalui
yang berkualitas. penguasaan bidang
Hal tersebut tugasnya,
diwujudkan melalui menjunjung tinggi
kegiatan etika dan integritas
memaksimalkan profesi, sehingga
penggunaan mampu menjadi
Microsoft excel problem solver bagi
dalam pelaksanaan permasalahan di
penerimaan klien Kementerian Hukum
sebagai rangkaian dan HAM dan
upaya memberikan mampu menjadi
pelayanan yang aparatur sipil yang
berkualitas pada unggul.
bidang hukum.

1. Adanya ruang 1. Komitmen Mutu:


1. Membuka file
(Beradaptasi pada tuntutan perubahan)
Excel untuk yang tersedia untuk terdapat pada saat menyediakan ruang
menginput data diri merekam data diri untuk melakukan input data klien yang
klien ketika ada klien yang akan sudah menggunakan Excel.
penerimaan klien
menjalani program
pengawasan

35
KONSTRIBUSI PENGUATAN
KETERKAITAN
NO TAHAPAN TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN OUTPUT/ SUBSTANSI
KEGIATAN DAN MISI ORGANISASI
HASIL MATA PELATIHAN
ORGANISASI
2. Melakukan input 2. Adanya data
2. Komitmen Mutu:
data diri klien yang klien
(Beradaptasi pada tuntutan perubahan)
sebelumnya pengawasan
terdapat pada saat memasukkan data klien
dilakukan pada pada komputer yang sebelumnya dicatat secara manual
buku ke dalam yang menggunakan buku.
sheet yang telah sebelumnya
disiapkan pada tercatat secara
Microsoft Excel manual di
buku
3. Membiasakan 3. Terciptanya 3. Akuntabilitas :
untuk melakukan prosedur untuk (tanggung jawab) terdapat pada saat
pencatatan data diri melakukan membiasakan pelaksanaan penerimaan
klien saat penginputan data klien dengan menginput data klien pada
melakukan klien yang akan Microsoft Excel, jika dilakukan dengan
penerimaan ke menjalani masa disiplin maka akan membentuk
dalam sheet pada pengawasan kemampuan pada petugas pelayanan
Microsoft Excel menggunakan sehingga kegiatan tersebut dapat masuk
yang telah Microsoft Excel / dalam prosedur pelaksanaan pelayanan.
disiapkan komputer

4 Memasukkan Adanya Manajemen ASN : Pada kegiatan ini Dalam kegiatan ini
data klien yang database (melaksanakan tugas dengan disiplin menunjukkan meperkuat nilai
akan menjalani daftar klien dan cermat) perwujudan misi organisasi berupa
masa pengawasan pengawasan Kementerian Hukum PROFESIONAL
menjadi database milik Bapas dan HAM nomor 2, yakni mampu menjadi
daftar klien Luwuk yakni aparat yang bekerja
pengawasan Menyelenggarakan keras untuk mencapai
Bapas Luwuk pelayanan publik di tujuan organisasi
bidang hukum yang melalui penguasaan
berkualitas. Hal ini bidang tugasnya,
dapat terwujud melalui menjunjung tinggi
adanya database klien etika dan integritas
Bapas Luwuk yang profesi, sehingga
dapat dijadikan sistem mampu menjadi
informasi terkait klien problem solver bagi
permasalahan di
36
yang menjalani masa Kementerian Hukum
pengawasan dan HAM dan mampu
menjadi aparatur sipil
yang unggul
1. Membuka sheet 1. adanya file 1. Komitmen Mutu:
excel pada file berisikan (Beradaptasi pada tuntutan
data klien yang databse klien perubahan) terdapat pada
berfungsi sebagai pemasyaraka penyediaan file untuk database
database klien / tan sehingga klien.
daftar data klien memudahkan
yang menjalani memonitor
program informasi
pengawasan tentang klien
jika
dibutuhkan

2. Akuntabilitas:
2. Menginput data 2. Adanya (Tanggung jawab) terdapat pada saat
klien yang berasal data klien kegiatan menginput data klien yang
dari sheet pada sebelumnya dilakukan secara manual
penerimaan klien database pada buku. Sehingga database klien
ke dalam sheet klien pengawasan yang dipersiapkan telah
database secara pengawasan mencakup data - data klien
otomatis terdahulu.
menggunakan
VLook Up excel.
Data tersebut
meliputi nama,
no.register, no.SK
nomor yang bisa
dihubungi, tanggal
bimbingan/ wajib
lapor, tanggal
berakhirnya
bimbingan/ wajib
lapor dan nama
Pembimbing
kemasyarakatan

37
3. Menyimpan 3. Adanya data 3. Akuntabilitas:
data tersebut dan informasi klien (Tanggung jawab) terdapat pada saat
dipersiapkan untuk yang dapat kegiatan menginput data klien yang ke
dikirmkan kepada dipersiapkan untuk dalam sheet database yang dipersiapkan
pembimbing dikirimkan kepada untuk dikrimkan kepada pembimbing
kemasyarakatan pembimbing kemasyarakatan.
melalui WA Blast kemasyarakatan.

38
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATA
TAHAPAN TERHADAP VISI
NO KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI N NILAI-
KEGIATAN DAN MISI
MATA ORGANISASI NILAI
PELATIHAN ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5 Mengirimkan Adanya informasi WOG: Pada kegiatan ini Dalam kegiatan ini
data klien yang data klien (Koordinasi) dnegan pembimbing mewujudkan salah meperkuat nilai
telah terekam pengawasan yang kemasyarakatan satu misi organisasi berupa
pada databse jelas dan mudah Kementerian AKUNTABEL
tersebut kepada diakses oleh Hukum dan Ham dan
pembimbing Pembimbing yakni, TRANSPARAN
kemasyarakatan Kemasyarakatan Melaksanakan yakni bentuk dari
menggunakan Tata Laksana sebuah proses atau
WA Blast yang Pemerintahan interaksi yang
telah tersinkron yang Baik Melalui menghasilkan
dengan Microsoft Reformasi koordinasi terkait
Excel 1. Menyiapkan sheet 1. Tersedianya ruang 1. Komitmen Mutu: Birokrasi dan keterbukaan data
excel yang berisikan untuk melakukan (Beradaptasi pada tuntutan perubahan) Kelembagaan, yang bisa
template pesan dan pengiriman data terdapat pada penyediaan sheet untuk dipertanggung
link nomor Whatsapp klien melakukan pengiriman data sebagai jawabkan
Pembimbing upaya beradaptasi dengan tuntutan
Kemasyarakatan perubahan SOP penerimaan klien.

2. Melakukan 2. Akuntabilitas:
2. Adanya (Kosnistensi) terdapat pada pelaksanaan
pembaharuan pembaharuan daftar
informasi data pembaharuan daftar klien setiap
klien wajib lapor pelaksanaan penerimaan klien yang
klien terbaru selama pengawasan
pada sheet Excel akan menjalani wajib lapor selama
yang siap pengawasan.
tersebut, meliputi dikirimkan
nama klien,
no.SK/ register,
nomor yang
dapat dihubungi,
tanggal mulai
bimbingan dan
tanggal

39
berakhirnya
bimbingan.

3. Memasukkan link 3. Terlaksananya 3. Akuntabilitas:


WA pembimbing penyampaian (tanggung jawab) terdapat pada
kemasyarakatan informasi terkait tanggung jawab pelaksanaan
yang bertugas dan data klien wajib pengiriman update data klien secara
ngirimkan informasi lapor selama paperless atau digital.
yang telah pengawasan
diperbaharui tersebut kepada pembimbing
kemasyarakatan
yang bertanggung
jawab
melaksanakan
bimbingan /
pengawasan.

4. Memastikan 4. Adanya 4. Anti Korupsi :


pembimbing kemudahan akses (Peduli) terwujud dari kepedulian
kemasyarakatan yang didapatkan kita memastikan terkait pesan yang
menerima pesan oleh pembimbing diterima
pada aplikasi kemasyarakatan
Whatsapp untuk mengetahui
terkait data diri data kliennya,
kliennya, sehingga dapat
tanggal mulai meningkatkan
bimbingan dan keaktifan
tanggal pembimbing
berakhirnya kemasyarakatan
bimbingan dalam
melaksanakan
pelayanannya

5. Melaporkan 5. Adanya 5. Komitmen Mutu :


kepada atasan monitoring dan (Pengawasan yang efektif) terdapat
terkait evaluasi kepada pada kegiatan monitoring yang
terlaksananya pembimbing dilakukan oleh atasan kepada
sistem kemasyarakatan pembimbing kemasyarakatan dalam
informasi data tentang melaksanakan pengawasan terhadap
klien perkembangan klien
pengawsan pengawasan klien

40
KONSTRIBUSI PENGUATAN NILAI-
KETERKAITAN
TAHAPAN TERHADAP VISI NILAI ORGANISASI
NO KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI
KEGIATAN DAN MISI
MATA PELATIHAN
ORGANISASI
6 Melakukan Kemudahan Pelayanan Publik Kegiatan ini Dalam kegiatan ini
sosialisasi dalam (Persyaratan, kejelasan, dan mewujudkan salah meperkuat nilai
terkait mengakses data tanggung jawab) satu misi Kementerian organisasi berupa
Hukum dan HAM SINERGI, yakni
pemanfaatan klien Bapas
yakni berupa bentuk
Excel dan WA Luwuk yang Menyelenggarakan koordinasi dalam
Blast kepada menjalani masa Pelayanan Publik di penmanfaatan Google
Pembimbing wajib lapor Bidang Hukum yang Spreadsheet sebagai
Kemasyarakat selama Berkualitas sistem informasi, serta
an sebagai pengawasan memperkuat nilai
sistem agar PROFESIONAL,
informasi pelaksanaan yakni demi
daftar klien pengawasan mewujudkan
yang bisa berjalan profesionalitas dalam
memberikan pelayanan
menjalani secara optimal. kepada publik.
pengawasan

1. Menyiapkan data 1. Adanya data yang 1. Etika Publik:


klien pada sheet siap untuk digunakan (Menghargai komunikasi,
Excel yang akan sebagai bahan konsultasi, dan kerjasama) terdapat
dikirimkan dengan sosialisasi kepada pada saat memberikan pelatihan
WA Blast pembimbing kepada staff Bimbingan Klien
kemasyarakatan Dewasa

2. Melakukan 2. Tewujudnya 2. Etika Publik:


penjelasan secara kemudahan dalam (Menghargai komunikasi,
langsung kepada mengakses data klien konsultasi, dan kerjasama) terdapat
pembimbing pengawasan bagi pada saat memberikan sosialisasi
kemasyarakatan pembimbing kepada pembimbing
tentang adanya kemasyarakatan kemasyrakatan
sistem informasi
melalui WA Blast
terkait data klien

3. Menerima masukan 3. Adanya 3. Etika Publik:


masukan dari (Menghargai komunikasi,
dan saran dari
pihak yang konsultasi, dan kerjasama) terdapat
pembimbing
terkait langsung pada saat menerima masukan dan
kemasyarakatan
sehingga dapat saran dari pembimbing
terkait sistem
memberikan kemasyarakatan
41
infromasi materi untuk
menggunakan WA melakukan
Blast tersebut perbaikan

7. Memberi WOG : Kegiatan ini Dalam kegiatan ini


pelatihan kepada mewujudkan salah meperkuat nilai
(koordinasi) satu misi Kementerian
pegawai yang organisasi berupa
Hukum dan HAM
bertugas untuk SINERGI, yakni
yakni
melakukan Menyelenggarakan berupa bentuk
registrasi Pelayanan Publik di koordinasi dalam
penerimaan klien Bidang Hukum yang penmanfaatan
Berkualitas Google
Spreadsheet
sebagai sistem
informasi, serta
memperkuat nilai
PROFESIONAL,
yakni demi
mewujudkan
profesionalitas
dalam
memberikan
pelayanan kepada
1. Melakukan 1. Adanya jadwal publik
1. Akuntabilitas :
koordinasi dengan untuk melaksanakan
(tanggung jawab) terdapat pada hasil
staff yang bertugas pelatihan terkait
koordinasi terkait jadwal pelatihan
melakukan registrasi sistem informasi data bersama staff registrasi Bapas Luwuk
penerimaan klien klien pengawasan
terkait jadwal
pelatihan

2. Melakukan 2. Terciptanya 2. Etika Publik:


pelatihan input data kompetensi pegawai
dari sheet untuk melakukan (Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama) terdapat pada saat
penerimaan klien ke pengadministrasian
memberikan pelatihan kepada staff
database klien Bapas menggunakan Bimbingan Klien Dewasa
Luwuk kepada Staff Microsoft excel
Bimbingan Klien
Dewasa

42
3. Melakukan 3. Terciptanya 3. Etika Publik:
pelatihan kompetensi pegawai (Menghargai komunikasi,
pembaharuan data untuk melakukan konsultasi, dan kerjasama) terdapat
pada sheet yang pembaharuan data pada saat memberikan pelatihan
disiapkan untuk serta mengirimkan kepada staff Bimbingan Klien
mengirimkan pesan data klien kepada Dewasa
kepada pembimbing pembimbing
kemasyarakatan kemasyarakatan

8 Menyusun Manajemen ASN : Kegiatan ini Dalam kegiatan ini


Tersusunnya (Melaksanakan tygasnya dengan jujur, mewujudkan visi
Laporan mewujudkan tata
laporan aktualisasi bertanggung jawab dan berintegritas Kementerian Hukum
Aktualisasi nilai organisasi
tinggi) dan HAM yakni yakni
perwujudan visi
Kementerian Hukum PROFESIONAL
dan Ham, yakni dan INOVATIF
Kementerian
Hukum dan Hak
Asasi Manusia yang
Andal, Profesional,
Inovatif, dan
Berintegritas dalam
Pelayanan Kepada
Presiden dan Wakil
Presiden untuk
Mewujudkan Visi
dan Misi Presiden
dan Wakil Presiden
“Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Mandiri, dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong

1. Menyampaikan 1. Tersampaikannya 1. akuntabilitas :


kepada mentor hasil kegiatan yang (kepemimpinan) terdapat pada saat
tentang hasil telah dilakukan menyampaikan hasil kegiatan yang
kegiatan yang telah telah dilakukan
dilakukan sebelum
disusun dalam
bentuk laporan
aktualisasi

43
2. Berkoordinasi 2. Terverifikasinya 2. Etika Publik:
dengan Coach bentuk laporan (Menghargai komunikasi, konsultasi,
terkait hasil diskusi aktualisasi dan kerjasama) terdapat pada saat
dengan mentor berkoordinasi dengan Coach terkait
tentang bentuk penyusunan laporan aktualisasi
laporan aktualisasi

3. Menyusun 3. Tersusunnya 3. Akuntabilitas:


hasil kegiatan ke laporan aktualisasi (Tanggung Jawab) terdapat pada
dalam saat menyusun laporan sebagai
bentuk laporan bentuk
aktualisasi pertanggungjawaban kegiatan
aktualisasi

44
D. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Peserta latsar akan melaksanakan kegiatan aktualisasi ini pada tanggal 29
September 2021 hingga 10 November 2021 di Balai Pemasyarakatan Kelas II
Luwuk, adapun jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan Kegiatan
No. Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
I II III IV V VI
1. Melakukan konsultasi dengan
mentor atau Kepala Balai
Pemasyarakatan dan Widyaiswara
(coach) terkait isu dan rancangan
aktualisasi.
2. Mempersiapkan kolom untuk
mengisi data klien dan data nomor
Whatsapp pembimbing
kemasyarakatan pada Microsoft
Excel.
3. Memaksimalkan penggunaan
Microsoft Excel dalam melakukan
penerimaan klien yang akan
menjalani masa pengawasan
4. Memasukkan data klien yang
menjalani masa bimbingan / wajib
lapor saat pengawasan ke dalam
database klien pemasyarakatan
Bapas Luwuk.
5. Mengirimkan data klien yang telah
terekam pada database kepada
pembimbing kemasyarakatan
menggunakan WA
6. Melakukan sosialisasi terkait
pemanfaatan WA Blast sebagai
sistem informasi data klien yang
menjalani masa pengawasan kepada
Pembimbing Kemasyarakatan
7. Memberi pelatihan kepada pegawai
yang bertugas untuk melakukan
registrasi penerimaan klien
8. Melaporkan kepada mentor atau
Kepala Balai Pemasyarakatan
terhadap penggunaan WA Blast
sebagai sistem informasi agar dapat
dilakukan monitoring dan evaluasi.

Tabel 3.5 Tabel Jadwal kegiatan Aktualisasi

45
E. Antisipasi dan Straregi Menghadapi Kendala
Dalam melaksanakan sebuah kegiatan pasti akan ditemui kendala atau
permasalahan yang akan menghambat berjalannya pelaksanaan sebuah kegiatan,
begitu juga dengan pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini yang memungkinkan adanya
beberapa kendala yang beresiko menghambat rencana tahapan – tahapan kegiatan
yang telah disusun sebelumnya. Untuk menanggulangi hal – hal tersebut, perlu
adanya upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi atau bahkan menanggulangi
permasalahan yang mungkin akan muncul. Berikut adalah kemungkinan kendala dan
strategi dalam mengantisipasinya :

No. Kendala Strategi


1. Staff yang bertugas untuk melakukan Membuatkan tutorial penginputan data
regsitrasi penerimaan klien kesulitan untuk memudahkan pemahaman staff
melakukan registrasi menggunakan
yang bertugas melalui video atau
Excel
berbentuk buku/ modul
2. Staff yang bertugas untuk melakukan Membuatkan tutorial penginputan data
registrasi penerimaan klien kesulitan untuk memudahkan pemahaman staff
mengirimkan informasi data klien yang bertugas melalui video atau
menggunakan WA Blast berbentuk buku/ modul. Selain itu jika
data klien sudah terekam pada sheet
Excel, pengiriman informasi kepada
pembimbing kemasyarakatan bisa
melalui Chat WA personal.
3. Adanya masukan dari mentor terkait Mencoba membuatkan template pesan
informasi yang disampaikan tidak untuk rencana terkait informasi yang
sebatas penerimaan klien, tetapi bisa akan dikirimkan kepada pembimbing
menginformasikan pengingat kemasyarakata dan dikonsultasikan
pengakhiran bimbingan klien atau kepada atasan terkait hal tersebut.
informasi lainnya

Tabel 3.6 Tabel Antisipasi / Strategi Menghadapi Kendala

46
F. Analisis Dampak Terhadap Isu
Peserta latsar mencoba mengidentifikasi dampak yang terjadi apabila isu yang
peserta latsar angkat ini tidak dilaksanakan dengan baik. Sesuai dengan analisis
pohon masalah yang telah peserta latsar jabarkan di atas, dampak yang mungkin
terjadi antara lain :
1. Pembimbing Kemasyarakatan kesulitan mendapatkan akses informasi terkait data
klien yang menjalani masa bimbingan/ wajib lapor.
2. Pembimbing kemasyarakatan yang sedang berada di Pos Bapas atau sedang
menjalani tugas kedinasan tidak mengetahui adanya klien yang akan mengakhiri
masa bimbinganya.
3. Memungkinan terjadinya kontrol yang tidak optimal terhadap perkembangan
klien yang sedang menjalani masa wajib lapor / pembimbingan saat pengawasan.
4. Terjadinya pengulangan tindak pidana atau bahkan tindak pidana baru yang
dilakukan oleh klien saat berada di tengah – tengah masyarakat dikarenakan
kontrol atau monitoring perkembangan klien tidak berjalan.

G. Matriks Nilai Organisasi, Matriks Peran dan Kedudukan ASN dan Matriks
Nilai Dasar ASN
1. Matriks Nilai Organisasi

VISI, MISI, dan Keg Keg Keg Keg. Keg. Keg. Keg. Keg.
1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Tata Nilai Organisasi

Kementerian Hukum dan


Hak Asasi Manusia yang
Visi Andal, Profesional, Inovatif, 8
dan Berintegritas dalam
Pelayanan

Melaksanakan tata laksana 3


pemerintahan yang baik
Misi
melalui reformasi birokrasi
dan kelembagaan.

47
Menyelenggarakan 5
pelayanan publik di bidang
hukum yang berkualitas

Profesional 2

Akuntabel 1

Sinergi 3
Tata
Nilai
Transparan 1

Inovatif 1

TOTAL 24
Tabel 3.7 Matriks Keterkaitan Visi Misi dan Tata Nilai dengan Kegiatan Aktualisasi

2. Matriks Peran dan Kedudukan ASN

No. Peran dan Kedudukan Keg. Keg. Keg. Keg. Keg. Keg. Keg. Keg. Total
ASN 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Manajemen ASN 3

2. Pelayanan Publik 2

3. Whole of Governement 3
(WOG)

TOTAL 8
Tabel 3.8 Matriks Keterkaitan Peran dan Kedudukan ASN dengan kegiatan Aktualisas

48
3. Matriks Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan

Indikator Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 Kegiatan 6 Kegiatan 7 Kegiatan 8 Total
Nilai Dasar Jumlah Nilai
Nilai 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tanggung
7
Jawab
Akuntabilitas 10
Kepemimpinan 2
Konsistensi 1
Persatuan
Nasionalisme 1 1
Indonesia
Menghargai
Etika Publik komunikasi, 8 8
kerja sama
Inovatif 3
Keterbukaan 1
Beradaptasi
Komitmen
pada tuntutan 4 9
Mutu
perubahan
Pengawasan
1
yang efektif

Anti Korupsi Peduli 1 1


Jumlah Total 29
Tabel 3.9 Matriks Keterkaitan Nilai Dasar ASN dengan Kegiatan Aktualisasi

49
DAFTAR PUSTAKA

A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
3. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
4. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
5. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-PK.04.10 Tahun 1998 tentang
Tugas, Kewajiban, dan Syarat-Syarat bagi Pembimbing Kemasyarakatan.
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Nomor 15 Tahun 2017
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
47 Tahun 2015 tentang Jabatan dan Kelas Jabatan di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
8. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor SEK-48.KP.03.03
Tahun 2019, tentang pengangkatan dari dan dalam jabatan administrasi
dilingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
9. Peraturan LAN No.1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil

B. MATERI LATSAR
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Wawasan Kebangsaan dan Nilai- Nilai
Bela Negara. Modul I Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
dan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer. Modul II


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Kesiapsiagaan Bela Negara. Modul III


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Mata Diklat Akuntabilitas. Modul Diklat


Prajabatan. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

50
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Mata Diklat Nasionalisme. Modul Diklat
Prajabatan. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Mata Diklat Etika Publik. Modul Diklat
Prajabatan. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Mata Diklat Komitmen Mutu. Modul Diklat
Prajabatan. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Mata Diklat Anti Korupsi. Modul Diklat
Prajabatan. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi “Aktualisasi”. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

C. Buku
Umronah, Enny. 2020. Praktik Bimbingan Kemasyarakatan. Malang:Intrans
Publishing

51
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II LUWUK

“PENINGKATAN KEGIATAN PENGAWASAN


TERHADAP KLIEN MENGGUNAKAN WA BLAST
SEBAGAI SISTEM INFORMASI
KEPADA PEMBIMBING KEMASYARAKATAN
BAPAS KELAS II LUWUK”

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAM OLEH:


SULAWESI UTARA DAN
GALUH DIMAS KRISMAHARYO, S.I.Kom
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NIP : 19881230 202012 1 001
NDH : 13
Coach : Drs. H. Ahmad Ilham, M.Si
Mentor : Adriani Jaliha, S.IP
Latar Belakang
Syarat untuk menjadi PNS harus Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021
mengikuti pelatihan dan pendidikan tentang Latsar CPNS

PK pada Bapas memiliki tugas


Mengembangkan kompetensi dan
pengawasan dan pembimbingan
pembentukan karakter ASN yang
kepada klien pemasyarakatan
professional

Peningkatan Kegiatan Pengawasan


Minimnya akses Informasi terkait data terhadap Klien Menggunakan WA Blast
klien pengawasan / pembimbingan Sebagai Sistem Informasi Kepada
yang didapatkan oleh PK Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas
II Luwuk
Tujuan
• Membentuk ASN yang profesional yang mampu
mengimplementasikan nilai dasar ASN serta memberikan
solusi untuk isu yang ada pada UPT terkait pelaksanaan
pengawasan yang belum optimal

Manfaat
• Menjadi sarana peserta latsar untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan nilai dasar ASN

• Melalui rancangan aktualisasi ini dapat memberikan kemudahan akses


informasi untuk pelaksanaan pengawasan oleh Pembimbing
Kemasyarakatan
Visi dan Misi
1 Membentuk Peraturan Perundang-Undangan yang
Berkualitas dan Melindungi Kepentingan Nasional
Bapas Kelas II Luwuk
2 Membentuk Peraturan Perundang-Undangan yang
Berkualitas dan Melindungi Kepentingan Nasional

Visi Bapas Luwuk mengacu dari visi Mendukung Penegakan Hukum di Bidang Kekayaan
Kementerian Hukum dan HAM yakni
“Kementerian Hukum dan Hak Asasi
3 Intelektual, Keimigrasian, Administrasi Hukum Umum,
dan Pemasyarakatan yang Bebas Dari Korupsi,
Bermartabat, dan Terpercaya
Manusia yang Andal, Profesional,
Innovatif dan Berintegritas dalam
pelayanan 4 Melaksanakan Penghormatan, Perlindungan dan
Pemenuhan Hak Asasi Manusia yang Berkelanjutan

Tata Nilai Organisasi : (PASTI)


5 Melaksanakan Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat

Profesional,
Akuntabel, 6 Ikut Serta Menjaga Stabilitas Keamanan Melalui Peran
Keimigrasian dan Pemasyarakatan
Sinergi,
Transparan,
Inovatif
7 Melaksanakan Tata Laksana Pemerintahan yang Baik
Melalui Reformasi Birokrasi dan Kelembagaan
Identifikasi Isu

Minimnya Belum optimalnya Belum Optimalnya Kurang maksimalnya


Informasi pemanfaatan Pengawasan Pembimbingan
tentang Layanan komputer dalam terhadap WBP / Kemandirian Pada
Bapas Luwuk pengelolaan Klien Bapas Kelas II Luwuk
pengadministrasian
Pohon Alternatif
Pelaksanaan Pengawasan
berjalan dengan optimal
Dampak Sasaran

Adanya sistem informasi kepada


pembimbing kemasyarakatan terkait
data klien
Sasaran Utama

Terwujudnya kemudahan dalam Sasaran Pokok


menyampaikan informasi

Tersedianya database klien Bapas Luwuk Sasaran Spesifik

Pencatatan data klien Mmebuat database klien Mengirimkan data klien Melakukan sosialisasi
menggunakan Microsoft yang sedng dalam kepada pembimbiing terhadap penggunaan WA
Excel pengawasan kemasyarakatan Blast sebagai sistem informasi
Tahapan Kegiatan
Memasukkan data klien yang
akan menjalani masa pengawasan
menjadi database daftar klien
Memaksimalkan penggunaan
pengawasan Bapas Luwuk Mengirimkan data klien yang telah
Microsoft Excel dalam pelaksanaan
penerimaan klien yang akan terekam pada databse tersebut kepada
pembimbing kemasyarakatan
04
menjalani masa pengawasan
menggunakan WA Blast

03 05
Mempersiapkan kolom untuk
mengisi data klien dan data
nomor Whatsapp pembimbing Melakukan sosialisasi
kemasyarakatan pada Microsoft terkait pemanfaatan Excel
Excel
02 06 dan WA Blast sebagai
sistem informasi

Memberi pelatihan
kepada pegawai
Melakukan konsultasi
07
yang bertugas
dengan mentor dan
coach
01 untuk melakukan
registrasi
penerimaan klien
Analisis Dampak

DAMPAK Pembimbing Kemasyarakatan kesulitan


01 mendapatkan akses informasi terkait data klien
yang menjalani masa bimbingan/ wajib lapor

DAMPAK Pembimbing kemasyarakatan yang sedang berada di


Pos Bapas atau sedang menjalani tugas kedinasan
02 tidak mengetahui adanya klien yang akan mengakhiri
masa bimbinganya

DAMPAK Terjadinya kontrol yang tidak optimal


terhadap perkembangan klien yang sedang
03 menjalani masa wajib lapor /
pembimbingan saat pengawasan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai