DISUSUN OLEH
RIRIN ADRYANTI
XII IPA 3
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Isolasi DNA”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Guru
yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini, tidak lupa ucapan terima
kasih kepada teman teman yang membantu lancarnya pembuatan makalah ini .Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAULUAN
DNA atau Deoxyribose Nucleic Acid adalah molekul utama yang mengkode semua informasi
yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme. DNA ini tersusun atas 3
komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk
nukleotida. Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, ditemukan di nukleus, mitokondria dan
kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks
ganda atau double helix, dimana basa nitrogen dan kedua benang polinukleotida saling berpasangan
dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen.
Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup dapat
dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mendapatkan DNA murni. Prinsip dasar isolasi DNA ada tiga yaitu penghancuran, ekstraksi dan
pemurnian. Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari zat-zat lain yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan
masalah berbeda, antara lain karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi
tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim seperti
polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler lain yang dapat
menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi penelitian (Istanti, 1999).
Pengisolasian DNA secara sederhana dapat diawali dengan memecahkan dinding sel, membran
plasma dan membran inti, baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Secara kimiawi dapat
dilakukan dengan pemberian detergen yang dapat menyebabkan rusaknya membran sel (Agus dan
Sjafarenan, 2013).
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, pada tanggal 15 September 2020, pukul 21.00-
23.00 WIT, bertempat di Rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur
perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus,
mitikondria, dan kloroplas. DNA terdiri dari tiga macam molekul, yaitu gula deoksiribosa, gugus fosfat
dan basa nitrogen. Gula pentosa memiliki 5 atom C, dan pada DNA atom C nomor 2 berikatan dengan
atom H. Gugus fosfat pada DNA berikatan dengan atom C nomor 5 melalui ikatan fosfoester. Gugus
fosfat tersebut yang menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif. Basa nitrogen yang menyusun asam
nukleat ada dua macam, yaitu basa purin yang terdiri dari adenin dan guanin dan basa pirimidin yang
terdiri dari timin dan sitosin. Ikatan tersebut menghasilkan molekul yang disebut nukleosida. Nukleosida
akan bergabung dengan fosfat dan membentuk molekul yang disebut nukleotida. Nukleotida adalah Satu
komponen pembangun DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA, hal ini bertujuan untuk memisahkan
DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga
tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik maupun secara
kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan
pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian bahan yang dapat merusak membran
sel dan membran inti, salah satunya adalah deterjen.
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber DNA
yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan
dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak
membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan
dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik, membran dan dinding sel dapat pula dirusak
dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia.
METODE PERCOBAAN
III.1.1. Alat
Plastic ziplock
Saringan atau tissue
Gelas
Sendok
Pisau
III.1.2. Bahan
Buah pisang
Garam
Sabun cair
Alcohol 70 – 90%
Aquades atau air mineral
Cara Kerja:
1. Kupas dan potong buah pisang menjadi 2 bagian, masukkan ke dalam plastic ziplock
2. Larutkan 1 sendok garam ditambah 1 sendok deterjen, larutkan dengan 10 – 30 ml air (3 sendok
makan) aduk sampai merata
3. Masukkan larutan garam dan detergen ke dalam plastic ziplock yang berisi buah pisang yang telah
dihaluskan tutup dan campurkan
4. Saring larutan dengan menggunakan saringan atau tissue (jangan diperas)
5. Tuangkan alcohol cair dingin, diamkan 2 – 3 menit
6. Amatilah proses pemisahan gumpalan DNA berupa lapisan putih
7. Ulangi cara kerja 1 – 6 untuk bawang putih dan buah lain
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1. Hasil
Sesudah
Jenis Buah Sebelum
Pisang
Bawang Putih
Hasil Percobaan
No. Jenis Buah Perlakuan
Warna Waktu
Praktikum isolasi DNA dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam buah
dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang
digunakan dalam proses isolasi DNA ini adalah buah pisang dan bawang putih. Sedangkan
jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen cair. Sumber DNA yang berupa buah
dihancurkan/dihaluskan. penghalusan ini bertujuan untuk merusak membran sel, dinding sel
dan membran inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Akan tetapi lama
penghalusan hanya dibatasi 40 detik karena jika terlalu lama dikhawatirkan molekul DNA
akan ikut hancur. Setelah dihaluskan, ekstrak buah ditambah garam dapur dan disaring 2 kali
serta ditambahkan etanol. Penambahan garam dan penyaringan serta penambahan etanol
bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga
benang-benang DNA tersebut akan mudah diamati.
Setelah dilakukan proses pengisolasian DNA, didapatkan data bahwa pada
penggunaan buah pisang sebagai sumber DNA, DNA yang berhasil diisolasi paling banyak
ditemukan pada filtrat yang berisi larutan deterjen bubuk. Sedangkan pada filtrat yang berisi
filtrat yang larutan deterjen cair DNA yang didapatkan cukup sedikit. Waktu paling lama
yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA adalah pada larutan deterjen cair.
Pada penggunaan sumber DNA bawang putih, DNA didapatkan paling banyak pada
larutan deterjen cair. Untuk larutan deterjen cair, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
membentuk DNA lebih cepat.
Jika dilihat secara keseluruhan, semua sumber DNA mampu menghasilkan DNA
dengan cukup baik. Untuk masing-masing sumber DNA, jenis deterjen yang digunakan
mempengaruhi banyaknya DNA yang dihasilkan dan waktu pembentukannya pun bervariasi.
Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah bentuk benang dengan warna
secara umum adalah putih. Adanya hasil warna dan perbedaan lama waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan DNA dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain karena masing-masing
deterjen dan sumber DNA memiliki kemampuan yang berbeda-beda, perbedaan waktu ini
juga disebabkan oleh kurang telitian praktikan dalam mengamati DNA yang
terbentuk. Dari data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa buah yang memiliki kadar
air paling rendah dapat terbentuk jumlah DNA yang paling banyak dan paling bagus.
Semakin sedikit air yang terkandung dalam buah maka DNA yang akan terpresipitasi
akan semakin sedikit. DNA yang dihasilkan dari percobaan ini bukan DNA murni karena
sumber DNA yang digunakan berasal dari serat buah yang disaring, sehingga yang
dihasilkan pada percobaan ini bukanlah supernatan melainkan hanya endapan putih.
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan larutan deterjen
dan Alcohol serta garam untuk membantu presipitasi DNA. Perbedaan jumlah DNA yang
dihasilkan dalam proses isolasi disebabkan oleh jenis deterjen yang digunakan serta macam
buah yang dipakai sebagai sumber DNA.
2. Detergen cair berkualitas lebih baik pada buah dengan kadar air rendah. Jenis detergen
mempengaruhi kecepatan waktu pembentukan DNA, detergen cair memiliki kualitas paling
baik dalam kecepatan membentuk DNA.
V.2 Saran
Kebersihan harus selalu terjaga agar praktikum bisa merasa nyaman selama
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Rosana dan Sjafarenan, 2013, Penuntun Praktikum Genetika, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Asris, 2010, Isolasi DNA, http://asris07.student.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 16 Maret 2014,
pukul 20.30 WITA, Makassar.
Campbell, N. A., dan Jane B. R., 2010, Biologi Jilid I Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Istanti, A., 1999, Biologi Sel, Universitas Malang, Malang.
Suryo, 2004, Genetika Sastra 1, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.