Anda di halaman 1dari 21

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA KASUS TRINGGER LOW BACK PAIN MYOGENIC DENGAN MODALITAS


MWD DAN STRECHING

Disusun Oleh :
1. Nur Khairunnisa ( 202051015 )
2. Nur Haffifa ( 202051002 )
3. Dian Oscar ( 202051008)
4. Alzi Ababil Maulana (202051010)

Pembimbing Akademik : Ucu Suherman, SST.FT, S.Pd


Pembimbing Lahan : Edy Aswan, SKM, Ftr

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Hasil Preklinik dengan judul :

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC


DENGAN MODALITAS MWD DAN STRECHING

Disusun Oleh :
Nur Khairunnisa (202051015)
Nur Haffifa (202051002)
Dian Oscar (202051008)
Alzi Ababil Maulana (202051010)

Telah di Setujui Untuk di Ujikan di Hadapan Dewan Penguji Laporan Hasil Pre-Klinik pada
Tanggal 12 Agustus 2021.

Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ucu Suherman, SST.FT, S.Pd Edy Aswan, SKM, Ftr


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan pre-klinik yang berjudul “Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
Low Back Pain Myogenic dengan modalitas MWD dan Streching.”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Pre-Klinik. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Low Back Pain Myogenic
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Akademik Bapak Ucu Suherman,
SST.FT, S.Pd Dan Pembimbing Lahan Bapak Edy Aswan, SKM, Ftr. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………….
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................................
1.4 Perumusan Masalah .....................................................................................
1.5 Tujuan Penulisan ..........................................................................................
BAB II KERANGKA TEORI ................................................................................
2.1 Deskripsi Teoritis..........................................................................................
2.1.1 Definisi...............................................................................................
2.1.2 Anatomi dan Fungsional....................................................................
2.1.3 Etiologi...............................................................................................
2.1.4 Patofisiologi.......................................................................................
2.1.5 Tanda dan Gejala................................................................................
2.1.6 Modalitas............................................................................................
BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI................................................
3.1 Pengertian Fisioterapi...................................................................................
3.2 Problematika Fisioterapi...............................................................................
3.3 Tujuan Fisioterapi.........................................................................................
3.4 Penatalaksanaan Fisioterapi..........................................................................
3.5 Evaluasi Hasil Terapi....................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
4.1 Hasil Terapi...................................................................................................
4.2 Pembahasan...................................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1 Kesimpulan...................................................................................................
5.2 Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Low Back Pain Myogenic merupakan masalah kesehatan yang penting di kedua negara maju
dan berkembang (Asghar Norasteh 2012). Low Back Pain Myogenic atau nyeri punggung
bawah, nyeri yang di rasakan di punggung bagian bawah,bukan merupakan penyakit ataupun
diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area
anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri ini dapat berupa nyeri
lokal,nyeri radikuler,ataupun keduanya. Nyeri ini terasa disudut iga terbawah sampai lipat
bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbal sakral,nyeri dapat menjalar hingga kea rah
tungkai kaki (Andini 2015). Nyeri punggung bawah tersebut merupakan penyebab utama
kecacatan yang mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan LBP dapat terjadi
pada setiap orang,baik jenis kelamin,usia, ras,status pendidikan dan profesi (Andini 2015).
Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) menjadi masalah kesehatan di hampir semua negara di
dunia. Hampir bisa di pastikan, 50-80 persen orang berusia 20 tahun ke atas pernah mengalami
LBP. Bahkan umumnya, perumpuan usia 60 tahun ke atas lebih sering merasakan sakit
punggung bawah (Mahmud 2015). Gejala Low Back Pain Myogenic bisa dari banyak potensi
anatomi,seperti akar saraf,otot,struktur fascia,struktur tulang,sendi discus intervetebralis. Dan
Low Back Pain Myogenic juga dapat di pengaruhi oleh faktor psikologi seperti stress, depresi
dan kecemasan saat melakukan pekerjaannya. Dalam satu penelitian dari studi crossectional
tentang orang mengalami Low Back Pain Myogenic tanpa gejala berusia 60 tahun atau lebih
memiliki 36% discus hernia, 21% stenosis spinal dan lebih dari 90% memiliki discus yang
merosot atau keluar dari tempatnya (Allergi et al,2016).

1.2 Identifikasi Masalah

Low Back Pain Myogenic adalah nyeri punggung bawah yang berhubungan dengan stress
atau strain otot punggung, tendon dan ligament, biasanya dirasakan setelah melakukan aktivitas
yang berlebihan seperti mengangkat beban berat dengan posisi yang salah, terlalu lama
membungkuk, berdiri atau duduk yang terlalu lama dengan posisi yang salah (Kaur, 2015).
Punggung merupakan bagian belakang tubuh yang terletak antara pinggang dan kepala.
Digunakan sebagai tempat tumpuan badan ketika duduk. Punggung biasanya dilindungi oleh
tulang punggung. Tulang di punggung tersebut terdapat 33 tulang pada manusia, 5 diantaranya
bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx) (Hidayatsrf,
2016).
Nyeri punggung bawah dapat dirasakan selama beberapa hari hingga beberapa minggu,
namun biasanya kurang dari 6 minggu. Nyeri ini bisa disebabkan oleh sejumlah hal, seperti
cedera karena terjatuh atau terbentur, pergerakan tubuh yang berlebihan, atau mengangkat beban
berat (Febryani, 2019).
Nyeri dengan atau tanpa nyeri alih kebagian paha atau selangkangan, tanpa penyebaran
radicular, tidak di bagian pusat punggung dan nyeri di punggung lebih terasa dibandingkan
dengan yang di kaki. Nyeri bertambah dengan hiperekstensi, rotasi, melekuk kesamping, dan
berjalan menanjak (Graciella, 2017).
Mengalami keterbatasan gerakan pada saat mengambil sesuatu yang terjatuh, sholat, dan
mencuci piring.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam studi kasus ini hanya membahas kasus Low Back Pain Myogenic dengan tidak
melibatkan Neurogenic. Modalitas yang di terapkan adalah MWD dan Streching. Hasil dari
intervensi ini menunjukan dengan modalitas MWD dan Streching dapat meningkatkan kekuatan
otot serta dapat menurunkan nyeri pada kasus Low Back Pain Myogenic. Nilai nyeri sebelum di
terapis adalah 7 dan setelah di terapis adalah 5. Kesimpulan MWD dan Streching dapat
menurunkan nyeri serta meningkatkan nilai kekuatan otot hamstring pada kasus Low Back Pain
Myogenic.
1.4 Perumusan Masalah

1. Apakah Micro Wave Diathermy (MWD) dapat mengurangi spasme pada kondisi Low Back
Pain Myogenic pada punggung bawah?
2. Apakah Streching dapat meningkatkan lingkup gerak sendi dan kemampuan fungsional
pada kasus Low Back Pain Myogenic?

1.5 Tujuan Penulisan

Dalam rumusan masalah yang telah ada maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai
oleh penulis antara lain :

a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas pre-klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah Micro Wave Diathermy (MWD) dapat mengurangi spasme
pada kondisi Low Back Pain Myogenik.
2. Untuk mengetahui apakah Streching dapat meningkatkan lingkup gerak sendi dan
kemampuan fungsional pada kondisi Low Back Pain Myogenic.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Deskripsi Teoritis

Low Back Pain myogenic adalah nyeri pada punggung bawah yang disebabkan oleh
gangguan ada unsur tendomusculer tanpa disertai dengan gangguan neurologis antara vertebra
torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul dan anus.

2.1.1 Definisi

Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain adalah suatu keadaan tidak nyaman atau raa
nyeri yang akut pada di daerah ruas lumbalis kelima dan sacralis. Nyeri yang dirasakan pada
punggung bawah, biasanya disertai dengan penjalaran dari arah kaki dan tungkai.
Low back Pain adalah nyeri pada punggung bawah yang bersumber dari tulang belakang yatu
pada daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya disekitar daerah tersebut.
LBP dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal dari luar pungung bawah
misalnya, penyakit atau kelainan pada testis atau ovarium. LBP merupakan salah satu gangguan
musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Low Back Pain dapat disimpulkan sebagai rasa sakit atau nyeri pada bagian tulang belakag
antara tulang rusuk sampai tulang ekor dan dapat pula menjalar ke daerah lain seperti pada
daerah punggung bagian atas atau pangkal paha serta rasa sakit atau nyeri tersebut bisa
disebabkan karena aktivitas tubuh yang kurang baik.

2.1.2 Anatomi Fungsional

Tulang vertebrae merupakan struktur komplek yang secara garis besar terbagi menjadi 2
bagian. Bagian anterior yang tersusun atas korpus vertebrae, discus intervertebralis (sebagai
artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian
posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis serta prosesus tranversus dan spinosus
yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior
vertebrae dihubungan dengan sendi opofisial.
Lumbal (pungggung bawah) bagian dari tulang belakang yang terletak dibawah daerah dada
dan langsung diatas sacrum. Lumbal paling sering terlibat pada kasus LBP karena tulang ini
memiliki pengaruh dari besarnya berat badan dan tekanan yang dirasakan oleh tulang belakang.
Rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang
yang disebut vertebrae atay ruas tulang belakang. Diantara tiap 2 ruas tulang belakang terdapat
bantalan tulag rawan. Rangkaian tulang belakang pada orang dewasa bisa mencapai panjang 57
sampai 67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang terpisah
dan 9 ruas sisanya dikemudian hari menyatu menjadi sacrum 5 buah dan koksigius 4 buah.

1. Vertebrae dikelompokkan dan diberi nama sesuai dengan daerah yang ditempatinya,
yaitu:
 Vertebrae servikal
vertebrae servikal terdiri dari 7 tulang atau ruas tulang leher, ruas tulang leher adalah
yang paling kecil. Ruas tulang leher pada umumnya mempunyai ciri badannya yang kecil
dan persegi panjang, lebih panjang kesamping dari pada kedepan atau kebelakang.
 Vertebrae torakalis
vertebrae torakalis terdiri dari 12 tulang atau nama lainnya ruas tulang punggung lebih
besar daripada yang servikal disebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebrae
torakalis adalah badannya berbentuk lebar lonjong dengan lekukan kecil disetiap sisi
untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, taju duri panjang dan mengarah
kebawah, sedangkan taju sayap yang membantu mendukung iga adalah tebal dan kuat
serta memuat faset persendian untuk iga.
 vertebrae lumbalis
vertebrae lumbalis terdiri dari 5 ruas tulang atau disebut juga ruas tulang pinggang, ruas
tulang pinggang adalah yang terbesar.
 vertebrae sakralis
vertebrae sakralis teriri dari 5 ruas tulang atau disebut juga tulang kelangkang. Tulang
kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis,
terjepit diantara keua tulsng inominata. Dasar dari sacrum terletak diatas dan bersendi
dengan vertebrae lumblis kelima dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Tapi
anterior dari basis sacrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak
diantara bawah kanalis vertebrae. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk dilalui
saraf sakral. Taju duri dapat dilihat pada pandangan posterior dan sacrum.
 vertebrae koksigius
vertebrae koksigius nama lainnya adalah tulang tungging. Tulang tungging terdiri dari 4
atau 5 vertebrae yang rudimenter yang bergabung menjadi satu. Fungsi dari kolumna
vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah bekerja sebagai pendukung badan yang
kokoh sekaligus juga bekerja sebagai penyangga dengan perantaran tulang rawan cakram
intervertebralis yang lengkungannya memberi fleksibilitas dan memungkinkan
membongkok tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap goncangan yang
terjadi bila menggerakkan berat eperti waktu berlari dan meloncat, dan dengan demikian
otak dan sum-sum tulang belakang terlindung terhadap goncangan.gelang panggul adalah
penghubung antara badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, atau tulang
sacrum atau tulang koksigius, yang letaknya terjepit antara 2 tulang koxa, turut
membentuk tulang ini. 2 tulang koxa itu berendi 1 dengan lainnya ditempat simpisis
pubis.

2. Otot-otot punggung bawah antara lain, yaitu:


 Trapezius, merupakan otot lebar, rata, dan berbentuk segitiga besar yang
memanjang dari belakang kepala, leher, hingga bahu. Otot ini bertindak sebagai penstabil
postur dan otot dalam gerakan. Tak hanya itu, trapezius juga memiliki sejumlah fungsi
lain untuk tubuh. Berdasarkan fungsinya itu, trapezius menjadi tiga bagian, yaitu
trapezius atas, tengah, dan bawah.
 Latissimus Dorsi, adalah bagian otot punggung yang paling besar dan seringkali
disebut sebagai otot sayap atau lats. Otot ini menonjol dari area bawah ketiak hingga
belakang tulang rusuk. Latissimus Dorsi berfungsi untuk menstabilkan punggung
sehingga berperan dibanyak kegiatan, seperti pull-up, berenang, dan bernafas.
 Levator Scapula, merupakan otot yang memanjang kebawah dari bagian leher dan
menempel disudut atas tulang belikat. Salah satu fungsi utama Levator Scapula adalah
menjaga posisi tulang belikat agar sejajar vertikal dengan kepala dan leher.
 Rhomboids, adalah otot berbentuk jajar genjang yang membentang dari garis
tengah tulang belakang ke batas dalam tulang belikat.

3. Saraf pada punggung antara lain, yaitu:


Sendi-sendi di antara korpora vertebra dipersarafi oleh ramus meningei kecil setiap
nervus spinalis. Sendi-sendi di antara prosesus artikularis dipersarafi oleh cabang-cabang
dari ramus posterior nervus spinalis.

4. Ligamen pada punggung antara lain, yaitu:


 Ligamen utama dari vertebra lumbal (lumbal spine) adalah ligament longitudinal
anterior. Ligamen ini berfungsi sebagai stabilisator pasif pada saat gerakan ekstensi
lumbal dan merupakan ligament yang tebal dan kuat.
 Ligamen longitudinal posterior merupakan ligament yang berperan sebagai
stabilisator pasif pada gerakan fleksi lumbal. Ligamen ini mengandung serabut saraf
afferent nyeeri sehingga bersifat sensitive dan banyak memiliki sirkulasi darah.
 Ligamen flavum merupakan ligament yang mengandung serabut elastin lebih
banyak daripada serabut kolagen jika dibandingkan dengan ligament lainnya di vertebra.
Ligamen flavum memiliki fungsi dalam mengontrol gerakan fleksi lumbal.
 Ligamen supraspinosus dan interspinosus merupakan ligament yang berperan
dalam gerakan fleksi lumbal. Ligamen interversal merupakan ligament yang berfungsi
untuk mengontrol gerakan lateralfleksi pada daerah lumbal kearah kontralateral (Anshar
dan Sudayanto, 2011)
2.1.3 Etiologi

a. Teori Dachlan
Low Back Pain adalah nyeri yang terbatas pada regio lumbal, tetapi gejalanya lebih merata
dan tidak hanya terbatas pada satu radiks saraf, namun secara luas berasal dari diskus
intervertbralis lumbal (Dachlan,2009).
b. Teori Fauci
Low Back Pain dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada tulang
belakang, otot, diskus intervertbralis, sendi, maupun struktur lain yang menyokong tulang
belakang (Fauci,2008).
c. Teori Samara
Low Back Pain adalah suatu sindrom nyeri yang terjadi pada daerah punggung bawah.
Low Back Pain adalah gangguan muskuloskletal yang pada daerah punggung bawah yang
disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik (Samara, 2004).
d. Teori Joannes
Low Back Pain memiliki berbagai variasi, antara lain faktor degenerative, inflamasi, infeksi,
metaboik, neoplasma, traumatic, kongenital, moskuloskeletal, viserogenik, vaskuler,
psikogenik, serta pasca operasi (Johannes,2010).

2.1.4 Patofisiologi

Tulang belakang dibagi ke dalam bagian anterior dan bagian porrterior. Bentuknya terdiri dari
serangkaian badan silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus intervertebral dan diikat
bersamaan oleh ligament longitudinal anterior dan posterior. Struktur yang peka terhadap nyeri
adalah periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia
dan otot. Semua struktur tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus
(mekanikal, ternal, kimiawi).
Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih lemah
disbanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak
jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas diinervasi system saraf simpatis. Dengan
hiperaktifitas kronik, muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan.
Pelengketan otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf berbahaya
yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot.

2.1.5 Tanda dan Gejala Klinis

Berdasarkan pemeriksaannya tanda dan gejala nyeri punggung bawah dapat dikategorikan
kedalam 3 kelompok, yaitu:
a. Nyeri punggung bawah sederhana
Adanya nyeri pada daerah sepanjang tulang belakang tanpa penjalaran atau keterlibatan
saraf dibawahnya. Nyeri saat bergerak, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan
tergantung dari aktivitas fisik.
b. Nyeri punggung bawah dengan gangguan persarafan
Gejalanya nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai dan kaki.
c. Nyeri punggung bawah menurut kegawatannya
Ada riwayat trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan
kendaraan bermotor, adanya nyeri tanpa pergerakan yang konstan dianprogresif,
ditemukan nyeri daerah perut dan atau dada. Merasakan nyeri hebat pada malam hari
yang tidak membak dengan posisi telentang, penurunan berat badan yang tidak diketahui
sebabnya, menggigil, dan atau demam, pergerakan punggung sangat terbatas dan
persisten dan adanya gejala kencing tertahan.

2.1.7 Modalitas

Modalitas yang digunakan pada kasus Low Back Pain Myogenic diantaranya, yaitu:
a. Micro Wave Diathermy (MWD)
 Persiapan Alat
Pastikan mesin dalam kondisi baik, cek kabel dan tungkai emitter harus dalam
kondisi baik.
 Persiapan Pasien
Pasien diposisikan tidur tengkurap dan beri penjelasan kepada pasien tentang
terapi yang akan dilakukan meliput nama terapi, alasan pemberian terapi, rasa
yang diharapkan selama terapi dan efek terapi.
 Persiapan Terapi
Pasang emitter pada daerah yang terasa nyeri, kemudian terapis mengatur waktu
terapi selama 15 menit. Setelah itu terapis mengatur intensitasnya sesuai dengan
toleransi pasien. Terapis harus selalu mengontrol kondisi pasien apakah intensitas
yang dirasakan pasien terasa terlalu panas atau tidak terasa sama sekali. Setelah
terapi selesai turunkan intensitas dan lepaskan emitter periksalah apakah ada
kemerahan sebagai tanda iritasi kemudian rapikan dan simpan unit MWD setelah
digunakan.
b. Streching
 Persiapan Pasien
Posisikan pasien tidur tengkurap. Beri penjelasan pada pasien tentang terapi yang
akan dilakukan meliputi nama terapi, alasan pemberian terapi, rasa nyeri yang
diharapkan selama terapi dan efek terapi.
 Pelaksanaan Terapi
1. Posisi permulaan. Penderita tidur terlentang di atas matras yang enak
tetapi agak keras. Kedua lutut menekuk dan kedua kaki rata pada
permukaan matras. Ratakan pinggang dengan menekan pinggang kebawah
melawan matras dengan mengkontraksikan otot perut dan otot pantat.
Setiap 5 detik kemudian lemas. Ulangilah latihan ini 10 kali. Usakanlah
pada waktu lemas, pinggang tetap rata. Untuk meyakinkan letakkan
tangan di bawah tengah pinggang.
2. Posisi permulaan. Fleksikan kedua lutut kearah dada sejauh mungkin,
dinaikkan keatas dan ditarik dengan kedua tangan kearah dada. Naikkan
kepala dan bahu dari matras. Latihan diulang 10 kali. Peringatan: pada
waktu menaikkan kedua tungkai ke atas sejauh mungkin ia dapat, baru
ditarik dengan kedua tangan mendekati dada.
BAB III
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

3.1 Pengertian Fisioterapi

Fisioterapi adalah tindakan rehabilitas untuk menghindari atau meminimalkan keterbatasan


fisik akibat cedera atau penyakit. Fisioterapi bisa dilakukan pada pasien dari semua rentang usia
dengan berbagai macam tujuan, mulai dari sakit punggung hingga persiapan olahraga dan
persalinan.

3.2 Problematika Fisioterapi

Problematika fisioterapi pada kasus Low Back Pain Myogenic ditemukan adanya gangguan
berupa:
1. Impairment, yaitu adanya (1) spasme pada otot hamstring serta adanya nyeri tekan pada
diskus pasien, (2) adanya nyeri tekan dan nyeri gerak pada punggung bawah (3)
terdapat keterbatasan gerak fleksi pada lumbal.
2. Functional limitation, yaitu adanya keterbatasan pada otot hamstring pasien saat
melakukan gerakan fleksi lumbal, misalnya pada saat melakukan aktiivitas sholat,
berdiri lama, berjalan jauh, duduk lama dan membungkuk.
3. Disability, yaitu pasien masih bisa bersosialisasi dengan normal serta mengikuti segala
aktivitas yang ada di sekitar lingkungan rumah dengan baik tetapi disertai nyeri pada
punggung bawah.

3.3 Tujuan Fisioterapi

Tujuan fisioterapi terdiri dari:


a. Jangka pendek: Mengurangkan nyeri pada punggung pasien.
b. Jangka panjang: Mengembalikan struktur dan fungsi otot hamstring pada pasien.

3.4 Penatalaksanaan Fisioterapi

 Identitas Pasien
Dari hasil anamnesis yang berhubungan dengan kasus ini di dapatkan hasil sebagai berikut,
nama Ny. M , umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, pekerjaaan pegawai
rumah sakit.
 Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah pasien mengeluhkan nyeri pada
punggung bawah.
 Pemeriksaan fisioterapi
Pemeriksaan fisioterapi pada kasus LBP Myogenic meliputi, inspeksi, palpasi, pemeriksaan
gerak, pemeriksaan nyeri, pemeriksaan kekuatan otot, pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi,
dan pemeriksaan aktivitas fungsional.
 Pelaksnaan tindakan fisioterapi
Pelaksanaan fisioterapi pada kasus Low Back Pain Myogenic ini dilakukan dengan
modalitas Micro Wave Diathermy dan Streching.

3.5 Evaluasi Hasil Terapi

Rencana evaluasi fisioterapi yaitu:


a. Evaluasi peningkatan kekuatan otot hamstring pada pasien.
b. Evaluasi penurunan nyeri otot hamstring pada pasien.
c. Evaluasi pengembalian ROM dan LGS dari lumbal pasien.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Terapi

Pasien dengan diagnose Low Back Pain Myogenic berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat
nyeri dan penurunan LGS. Setelah mendapatkan penanganan fisioterapi selama 3 kali didapatkan
hasil pengurangan nyeri, penurunan spasme otot, dan peningkatan LGS.

4.2 Pembahasan

 Penurunan nyeri
Diperoleh penurunan nyeri selama 3 kali terapi. Hal ini erarti pemberian Micro
Wave Diathermy (MWD) dengan waktu 15 menit dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan karena adanya efek panas yang dihasilkan MWD yang berpengaruh
pada sirkuasi nyeri. Efek fisiologis yang dihaislkan MWD akan meningkatkan
temperature, meningkatkan proses metabolism, aliran darah kapiler menjadi
lancar atau meningkat, sehingga nyeri dapat berkurang.
Stretching juga berpengaruh untuk mengurangi nyeri, memberikan stabilitas
lower trunk melalui perkembangan secara aktif pada otot abdominal, gluteus
maximus, dan hamstring, untuk meningkatkan fleksibilitas / elastisitas pada group
otot fleksoris hip dan lower back (sacrospinalis), serta untuk mengembalikan /
menyempurnakan keseimbangan kerja antara group otot postural & ekstensor.
 Peningkatan lingkup gerak LGS
Streching dapat mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot, meningkatkan
elastisitas jaringan sehingga Lingkup Gerak Sendi meningkat.
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyaj 3 kali pada pasien yang bernama Ny. M umur
35 tahun dengan diagnose medis Low Back Pain Myogenic di dapatkan hasil:
1. Adanya penurunan nyeri pinggang dengan menggunakan Micro Wave Diathermy (MWD).
2. Adanya peningkatan Lingkup Gerak Sendi dengan di Streching.

Low Back Pain dapat disebabkan oleh hal-hal diluar penyakit yang mendasari contohnya
meliputi aktivitas yang berlebihan seperti olahraga, atau terlalu banyak mengangkat, duduk atau
berbaring dalam waktu yang lama, tidur dalam posisi yang tidak nyaman, atau memakai tas
punggung yang tidak pas.
 Rutin berolahraga, terutama yang melatih otot perut dan punggung. Jenis latihan
yang baik untung nyeri punggung adalah yoga, pilate, jalan kaki, dan berenang.
 Menjaga postur tubuh. Postur tubuh yang tegap saat duduk atau berdiri dapat
mengurangi tekanan berlebih pada otot dan tulang belakang.
 Mengurangi berat badan. Berat badan berlebih akan memberikan tekanan lebih
besar pada otot-otot punggung bawah dan tulang belakang.
 Menghindari stress.
 Berhenti merokok. Rokok dapat mengganggu aliran pembuluh darah pada tulang
belakang., serta memperlambat penyembuhan nyeri punnggung.
 Memberikan kompres dingin pada punggung. Caranya, bungkus esdengan kain,
kemudian tempelkan pada punggung selama 15-20 menit. Tiga hari setelah nyeri
punggung muncul, ganti dengan kompres hangat.
 Memperbaiki posisi tidur. Disarankan untuk tidur dengan posisi kaki sedikit lebih
tinggi. Anda bisa mencoba mengganjal kaki dengan bantal saat tidur untuk
mengurangi tekanan pada punggung.
 Hindari mengangkat benda berat, agar nyeri punggung bawah tidak muncul
kembali.

3.2 Saran

Penderita Low Back Pain Myogenic oleh karena trauma dengan kapasitas fisik dan
kemampuan fugsional yang masih ada di hadapkan pada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
sehingga memerlukan pertolongan terhadap masalah yang dihapinya. Untuk memperoleh hasil
terapi yang optimal di perlukan kerjasama yang baik antara penderita dan terapis serta tim media
yang terkait sehingga memungkinkan didapatkan hasil yang maksimal.
Pada kondisi ini maka perlu kiranya diberikan saran kepada penderita yang mengalaminya
untuk : (1) secara rutin melakukan latihan yang telah diajarkan oleh teraps yaitu Streching, (2)
selalu memakai korset saat beraktivitas untuk memberikan stabilitas pada vertebra, (3) hindarkan
pembebanan yang berlebih pada vertebra lumbal misalnya dengan mengangkat, atau
memindahkan barang secara benar seperti Lifting teknik yang sudah diajarkan, (4) melakukan
terapi secara rutin dan teratur di mana pengobatan selama 3x itu belum cukup untuk memperoleh
hasil yang maksimal, (5) selalu control untuk mengetahui tingkat kesembuhan, (6) dianjurkan
kepada pasien untuk melakukan sit up, back up.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Febriyani, 2019, Nyeri Punggung Bawah Gejala Penyebab dan Cara Mengatasinya, dr. Kevin
Adrian.
2021, Punggung Manusia, Wikipedia.
2019, Gambaran Kemampuan Fungsional Low Back Pain Myogenic Buruh Tani Padi di Desa
Tanjungkulon, Universitas Research Collaquium.

Anda mungkin juga menyukai