Makalah Tentang Badan Usaha Yang Berbadan Hukum
Makalah Tentang Badan Usaha Yang Berbadan Hukum
BADAN HUKUM
Dosen Pengampu:
Penyusun:
FAKULTAS HUKUM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Terima kasih kepada Ibu
Santi Rima Melati selaku dosen mata kuliah Hukum Dagang yang senantiasa
membimbing kami baik secara moral maupun materi dan teman-teman kami yang selalu
mendukung pembuatan makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikannya dengan
tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang Badan Usaha yang Berbadan Hukum. Diharapkan
makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca mengenai
tema yang saya angkat dengan baik dan benar serta memahami bagaimana badan usaha
berbadan hukum itu. Kami menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, dan penulisan. Oleh karena itu, kami harap
pembaca dapat memberikan masukan, kritikan, maupun saran yang membangun untuk
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca sekaligus meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan.
Lamongan, 17 Oktober
2020
ii
Krisna Aditya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB 1..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2..........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Badan Usaha Berbentuk Badan Hukum.....................................................3
2.2 Macam-Macam Bentuk Badan Usaha yang Berbentuk Badan Hukum......................3
2.3 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang Badan Usaha Yang Berbentuk Badan
Hukum....................................................................................................................................4
2.4 Syarat yang Diperlukan Dalam Mendirikan Badan Usaha yang Berbentuk Badan
Hukum....................................................................................................................................5
BAB 3........................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada makalah ini penulis membahas tentang Badan Usaha yang Berbadan
Hukum. Mengingat rumusan badan hukum tidak ditemui dalam undang-undang maka
para ahli hukum mencoba membuat kriteria badan usaha yang dapat dikelompokkan
sebagai badan hukum jika memiliki unsur, pertama adanya pemisahan harta kekayaan
antara perusahaan dan pemilik usaha, kedua mempunyai tujuan tertentu, ketiga
mempunyai kepentingan sendiri, keempat adanya organisasi yang teratur. Jika tidak
memenuhi unsur-unsur tersebut di atas,suatu badan usaha tidak dapat di kelompokkan
sebagai badan hukum.2 Terhadap tanggung jawab hukum atas bentuk usaha berbadan
hukum, maka tanggung jawab dapat dijatuhkan kepada pengurus dari korporasi atau
perusahaan tersebut. Badan Usaha Berbadan hukum terdiri dari PT (Perseroan
Terbatas), Yayasan, dan Koperasi. Beberapa bentuk badan usaha tersebut dimiliki oleh
BUMN, BUMD dan BUMS.
1
PRS, “Badan Usaha (Tidak Berbadan Hukum dan Berbadan Hukum)”,
(https://menuruthukum.com/2020/01/15/badan-usaha-tidak-berbadan-hukum-dan-berbadan-hukum/,
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020, 2020)
2
Erie haryanti, Hukum Dagang dan Perusahaan di Indonesia, (Surabaya:Pena Salsabila, 2013), hal. 17
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.2 Sebutkan dan jelaskan macam-macam bentuk Badan Usaha yang Berbadan
Hukum?
1.2.3 Apa dasar hukum yang mengatur tentang Badan Usaha yang Berbadan Hukum?
1.2.4 Bagaimana syarat yang diperlukan dalam mendirikan Badan Usaha yang Berbadan
Hukum?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa saja macam-macam badan usaha yang berbadan hukum beserta
dasar hukumnya.
1.3.2 Mengetahui tentang syarat syah pendirian badan usaha yang berbentuk badan
hukum.
1.3.3 Untuk mengimplementasikan bagaimana menjadi pengusaha yang baik dan benar,
sehingga menjadi teladan bagi pengusaha lain.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
tersebut, seperti yang disebutkan dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata. 3
2.2.2 Yayasan
2.2.3 Koperasi
2.3 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang Badan Usaha Yang Berbentuk Badan
Hukum
Perseroan Terbatas (PT)
1. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3
Nicky Yitro Mario Rambing, “Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas (Pt) Di Indonesia”. Lex
Privatum. Vol.1, (No.2), Apr-Jun, 2013, hal. 72
4
Grace E. A. Sambodeside, “Kajian Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum Private Menurut Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan”. Lex Privatum. Vol. 4, (No. 2), April 2018, hal. 95
5
Meidya Anugrah, “Tinjauan Hukum Pendirian Badan Hukum Koperasi”. Jurnal Ilmu Hukum Legal
Opinion. Vol. (No.5) 1, 2013, hal. 1
4
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar
Perseroan Terbatas
4. Pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Yayasan
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan.
Koperasi
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam oleh Koperasi.
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada
Koperasi.
2.4 Syarat yang Diperlukan Dalam Mendirikan Badan Usaha yang Berbentuk
Badan Hukum
2.4.1 Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia
Adapun syarat t syarat sahnya pendirian suatu perseroan terbatas di Indonesia
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
terbatas, yaitu:
1. Akta Pendirian.
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, prosedur pendirian
PT juga tidak banyak berubah dengan prosedur pendirian PT yang ditentukan
oleh UU No. 1 Tahun 1995. Prosedur pendirian PT di dalam UU No. 40 Tahun
2007 tentang PT diatur di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14 (delapan
pasal). Menurut Pasal 7 ayat ( 1 ) UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dikatakan
bahwa “Perseroan didirikan minimal oleh 2 ( dua ) orang atau lebih dengan akta
notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”. Akan tetapi, menurut Pasal 7 ayat
5
( 7 ) UU No. 40 Tahun 2007, ketentuan pemegang saham minimal 2 (dua) orang
atau lebih tidak berlaku bagi:
a. Perseroan yang sahamnya dimiliki oleh negara.
b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.
3. Pendaftaran.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT yang melakukan pendaftaran
setelah diperoleh pengesahan dibebankan kepada Direksi Perseroan maka di
dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT ini maka yang menyelenggarakan
daftar perseroan setelah diperoleh pengesahan adalah Menteri yang memberikan
pengesahan badan hukum dan memasukkan data perseroan secara langsung.
Daftar perseroan memuat data tentang Perseroan yang meliputi :
a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka
waktu pendirian, dan permodalan.
b. Alamat lengkap Perseroan
c. Nomor dan tanggal akta pendirian dan Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan.
d. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri.
6
e. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan
pemberitahuan oleh Menteri.
f. Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta
perubahan anggaran dasar.
g. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris Perseroan.
h. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan
pengadilan tentang pembubaranPerseroan yang telah diberitahukan kepada
Menteri.
i. Berakhirnya status badan hukumPerseroan.
j. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi
Perseroan yang wajib diaudit.6
6
Nicky Yitro Mario Rambing, “Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas (Pt) Di Indonesia”. Lex
Privatum. Vol.1, (No.2), Apr-Jun, 2013, hal. 74
7
2. Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing bersama orang
Indonesia, salah satu anggota pengurus yang menjabat sebagai ketua, sekretaris,
atau bendahara wajib dijabat oleh warga negara Indonesia,
3. Anggota pengurus yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing
bersama orang Indonesia wajib bertempat tinggal di Indonesia,
4. Anggota pengurus yayasan yang berkewarganegaraan asing harus pemegang
izin melakukan kegiatan atau usaha diwilayah negara Republik Indonesia dan
pemegang kartu izin tinggal sementara. Ketentuan ini tidak berlaku bagi pejabat
korps diplomatik beserta keluarganya yang ditempatkan di Indonesia.
3. Harus dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
Syarat yang ketiga mengenai keharusan membuat akta untuk mendirikan yayasan
telah lama dilakukan jauh sebelum Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 diundangkan.
Pembuatan akta pendirian yayasan dilakukan oleh pendiri atau orang lain yang
mendapatkan kuasa dari pendiri. Akta pendirian yayasan membuat anggaran dasar dan
keterangan lain yang dianggap perlu. Seperti: nama, alamat, pekerjaan, tempat dan
tanggal lahir, serta kewarganegaraan pendiri, pembina, pengurus dan pengawas.
8
4. Harus memperoleh pengesahan menteri.
Pengesahan menteri dimaksudkan oleh syarat yang keempat ini adalah Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah
akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus atas nama yayasan sebelum
yayasan memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab pengurus secara
tanggung renteng. Untuk memperoleh pengesahan, pendiri atau kuasanya mengajukan
permohonan kepada menteri melalui notaris yang membuat akta pendirian yayasan
tersebut. Notaris tersebut wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada
menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 hari terhitung sejak tanggal akta
pendirian yayasan ditandatangani.
5. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Permohonan untuk pengumuman ini diajukan oleh pengurus yayasan atau
kuasanya. Selama pengumuman belum dilakukan, pengurus yayasan bertanggung
jawab secara tanggung renteng atas seluruh kerugian yayasan. Jika membaca
ketentuan dalam Pasal 25 Undang-Undang Yayasan, maka akan menimbulkan keragu-
raguan karena disitu dicantumkan bahwa, selama pengumuman belum dilakukan
maka pengurus yayasan secara tanggung renteng bertanggung jawab atas segala
kerugian yayasan.
6. Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan lain atau
bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
Ketentuan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesamaan nama dengan yayasan
lain. Hal ini berkaitan pula dengan perlindungan merek. Larangan ini dimaksudkan
agar tidak menyesatkan masyarakat atau pihak lain yang berkepentingan atau
berhubungan dengan yayasan. Selama ini sering kali dijumpai persamaan nama
beberapa yayasan walaupun kegiatan atau tujuannya berbeda.
7
Grace E. A. Sambodeside, “Kajian Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum Private Menurut Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan”. Lex Privatum. Vol. 4, (No. 2), April 2018, hal. 97
8
Addi M Idhom. 2019. “Tahapan Pendirian Koperasi dan Syarat Pengesahan Badan Hukumnya”.
https://tirto.id/tahapan-pendirian-koperasi-dan-syarat-pengesahan-badan-hukumnya-ekom Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2020
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Dengan mendirikan badan usaha yang legal secara hukum berarti bisnis anda telah
memiliki izin usaha. Dengan izin usaha, seorang pengusaha telah sedini mungkin
menjauhkan kegiatan usahanya dari tindakan pembongkaran dan penertiban. Hal
tersebut berefek memberikan rasa aman dan nyaman akan keberlangsungan usahanya.
Legalisasi merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah agar kenyamaan dalam
melakukan kegiatan usaha dirasakan oleh para pelakunya.
11
maka setiap orang dapat mengakses data-data tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
PRS. 2020. “Badan Usaha (Tidak Berbadan Hukum dan Berbadan Hukum)”,
https://menuruthukum.com/2020/01/15/badan-usaha-tidak-berbadan-hukum-dan-
berbadan-hukum/, Diakses pada 16 Oktober 2020 pukul 20.15
Addi M Idhom. 2019. “Tahapan Pendirian Koperasi dan Syarat Pengesahan Badan
Hukumnya”. https://tirto.id/tahapan-pendirian-koperasi-dan-syarat-pengesahan-badan-
hukumnya-ekom, Diakses pada 19 Oktober 2020 pukul 19.52
12