PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
DWI NANDAWATI
NIM: 182502019
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
DWI NANDAWATI
NIM: 182502019
DWI NANDAWTI
Oleh:
Pembimbing
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan baik. Proposal penelitian dengan judul “
Pengembangan Kepercayaan Diri Dan Kemampuan Bernyanyi Siswa Kelas
1 Melalui Metode Bernyanyi Di Depan Kelas Dengan Gerakan Berbasis
Tema Di MI Mambaul Ulum Sumurgung Montong uban Tahun Pelajaran
2021/2022”, sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan pembuatan skripsi
pada Institut Agama Islam Nahdhatul Ulama (IAINU) Tuban program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Penulis
Dwi Nandawati
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
IDENTITAS PENELITIAN...................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................5
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ...............................................5
1.5. Manfaat Pengembangan ....................................................................6
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .......................................6
1.7 Penjelasan Istilah ................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori – Teori yang Relevan dengan Variabel.....................................9
2.1.1 Media Pembelajaran...................................................................9
2.1.2 Permainan Monopoli Aksara Jawa..........................................14
2.1.3 Pembelajaran Bahasa Jawa......................................................16
2.1.4 Ketrampilan Membaca.............................................................18
2.2 Penelitian lain yang Relevan ............................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
masa emasnya. Dalam masa emas ini adalah saat yang tepat untuk memberikan
pengalaman yang diberikan akan tertanam kuat pada pikiran anak. Berbagai
aspek seperti agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial
diterapkanpun akan mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir anak. Rasa
keingintahuan anak akan timbul jika ia melihat sesuatu yang baru dan menarik
sehingga anak cenderung ingin mencoba hal baru tersebut. Pada saat itulah anak
butir 14, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
Salah satu aspek yang perlu sekali untuk dikembangkan sejak dini yaitu
aspek sosial emosional. Perkembangan emosi anak perlu untuk diarahkan secara
banyak sekali perbedaan- perbedaan yang terjadi dan anak harus siap dalam
oleh santri sebenarnya dilandasi oleh aspek emosi. Oleh karena itu diperlukan
Perkembangan emosi yang baik akan menjadi bekal yang sangat berharga
bagi anak. Dalam penelitian mutakhir yang pernah ada, dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan emosi atau kemampuan emosi yang baik dapat lebih
kecerdasan intelektual saja. Hal ini dapat terjadi karena, jika seseorang hanya
mempunyai kecerdasan intelektual berarti hanya pintar saja, artinya dia tidak
emosi, dia akan lebih banyak menguasai berbagai ranah atau lingkup, seperti
atau perkembangan emosi yang baik dapat lebih mudah untuk mencapai
satunya adalah menunjukkan rasa percaya diri, hal ini terdapat pada
Usia Dini. Rasa percaya diri yang dimaksud adalah dapat memperlihatkan
mengembangkan rasa percaya dirinya dengan optimal, maka akan dengan mudah
Menurut Depdiknas dalam Kintani, Ali dan Endang (2013:2) percaya diri
adalah “sikap yang menunjukkan memahami kemampuan diri dan nilai harga
diri”. Rasa percaya diri pada dasarnya dimiliki oleh semua anak, hanya saja yang
anak. Maka dari itu perlu digunakan metode yang sesuai untuk dapat
kekuatan yang luar biasa. Percaya diri laksana reaktor yang membangkitkan
segala energi yang ada pada diri seseorang untuk mencapai sukses”. Sebagai
generasi penerus bangsa anak-anak pelu memiliki percaya diri yang besar dalam
Pentingnya percaya diri bagi kehidupan anak dijelaskan oleh Anita Lie
dalam Ningsih (2014:2) bahwa “anak yang percaya diri dapat menyelesaikan
dipercaya oleh orang lain, dan akan tumbuh dalam pengalaman dan kemampuan
sehingga menjadi pribadi yang sehat dan mandiri”. Kemudian Hasan (2011:164)
juga mengatakan bahwa “rasa percaya diri pada anak perlu ditanamkan sejak
anak berusia dini. Hal ini sangat penting sebagai dasar anak untuk menerobos
suatu peluang dan berani mengambil resiko di masa yang akan datang”.
Oleh karena itu guru di tingkat pendidikan anak usia dini harus memiliki
kompetensi yang memadai demi terwujudnya tujuan pendidikan anak usia dini.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam jurnal yang ditulis oleh Nunik (2013),
menyatakan bahwa:
tantangan saat membelajarkan sesuatu pada anak, sehingga seorang guru harus
selalu siap dengan berbagai tingkah laku anak. Seperti dalam pembelajaran
Metode-metode yang sesuai dan tepat akan dapat memberikan hasil dalam
akan berhasil bila dilakukan secara berulang-ulang, sehingga anak akan terbiasa
untuk percaya pada dirinya sendiri. Karena pada dasarnya pembelajaran yang
11
dilakukan pada anak salah satunya adalah dengan cara pembiasaan. Jika anak
mengembangkan rasa percaya dirinya, maka selanjutnya hal ini dapat menjadi
diri dan pribadi anak sehingga anak akan siap untuk mengenyam pendidikan
pada tingkat selanjutnya. Peningkatan rasa percaya diri ini akan sangat efektif
tema.
Pembelajaran ini disusun dengan model seperti ini agar menyenangkan bagi
anak, memberikan rasa gembira dan demokratis sehingga menarik anak untuk
suara bernada atau berlagu (dengan lirik atau tidak).” Selanjutnya dalam
Wikipedia bernyanyi adalah “melafalkan syair sesuai nada, ritme, dan melodi
adalah kegiatan mengeluarkan suara yang disertai dengan nada, ritme dan
melodi baik dengan melafalkan syair atau tidak. Kemudian yang dimaksud
12
dengan gerak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “peralihan tempat
(1995:61) gerak merupakan “alat yang penting bagi anak untuk mengungkapkan
ritme dan melodi sehingga membentuk suatu harmoni dan disertai dengan
perpindahan tempat untuk mengungkapkan gambaran atau isi dari lagu yang
membentuk suatu harmoni dengan cara hanya duduk saja atau berdiri tanpa ada
menyenangkan dan dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan anak.
metode bernyanyi dengan gerakan anak- anak dapat dengan mudah mempelajari
berlatih untuk dilihat oleh banyak orang saat sedang melakukan kegiatan,
masukan gerakan apa yang cocok untuk digunakan. Oleh karena itu metode ini
sistem sentra yang sudah dilengkapi media pembelajaran yang bervariasi. Pada
anak di lembaga tersebut rasa percaya dirinya kurang berkembang dengan baik.
Hal tersebut terlihat ketika anak-anak masih malu untuk tampil di depan umum
dan belum bisa secara aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Selain itu
mengerjakan sendiri, mereka masih sering meminta bantuan guru kelas atau guru
hasilnya belum optimal karena hanya sedikit anak yang mau maju.
keadaan guru ketika mengajar. Cara mengajar guru di sekolah ini sebenarnya
juga sama dengan di sekolah lain. Walaupun sekolah ini menggunakan sistem
sentra, tetapi dalam proses belajar mengajar masih seperti sistem klasikal. Anak
lebih banyak duduk diam dan mendengarkan arahan dari guru. Anak belum
dengan berdiri atau duduk di kursi kecil sedangkan anak-anak duduk di bawah
dengan alas karpet. Pada saat ada kegiatan menyanyi pun juga seperti itu, anak-
bernyanyi dengan gerakan hanya sering dilakukan pada saat kegiatan baris-
pembelajaran dimulai. Padahal pada saat kegiatan inti guru juga sering
menggunakan lagu untuk menyampaikan tema, tetapi guru dan anak hanya
Ulum, peneliti menggunakan bernyanyi dengan gerakan berbasis tema. Hal ini
bertujuan agar selain belajar bernyanyi dengan gerakan, anak juga dapat
mempelajari muatan materi dari tema yang sedang disampaikan oleh guru.
Melalui metode ini diharapkan anak akan merasa senang dan mau mengikutinya.
Sehingga anak dapat mengembangkan rasa percaya dirinya dalam lingkup hal-
hal yang positif. Dengan demikian anak akan berani tampil di depan umum dan
15
Tuban?
Montong Tuban
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut
dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita
inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan
dengan berbuat sesuatu. Adapun menurut Lie Percaya diri berarti yakin
bahwa rasa percaya diri yang sejati berarti seorang individu memiliki
keberanian, sudut pandang yang luas, dan harga diri yang posotif.
teman. Rasa percaya diri anak sangat dipengaruhi bagaimana orang tua
dan banyak kesempatan, maka anak akan tumbuh dengan rasa percaya
akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kurang sosialisasi dengan
hati dan akkan berbuat seenaknya sendiri. Hal ini menjadi sebuah
yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan terlihat lebih tenang,
setiap saat. Selain itu, orang yang mempunyai rasa percaya diri yang
besar, dia yakin dengan kemampuan yang dia miliki, sehingga dia
percaya bahwa dia bisa melakukan suatu hal dengan segala kemampuan
yang dilakukannya.
5. Optimis
23
3. Objektif
4. Bertanggung Jawab
kenyataan.
yang dikutip Ghufron dan Risnawati mejabarkan ciri- ciri orang yang
2) Optimis
4) Ambisius
6) Saling memahami
berbagai situasi
situasi
kehidupannya
cobaan hidup
masalah.
3) Tidak ragu-ragu
bertindak.
pekerjaan yang efektif dan memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas
yang diberikan.
berikut:
stabil)
permasalahan.
diri, yakni dengan memberikan sifat yang ramah dan hangat, karena
berikut:
28
mendapatkannya.
4. Tekad yang kuat, rasa percaya diri yang datang ketika seseorang
faktor, yakni cinta, rasa aman, modal peran atau teladan, hubungan,
kesehatan, sumber daya atau fasilitas, dukungan dan upah atau hadiah.
pendidikan nonformal.
1) Pengalaman
2) Pendidikan
3. Prestasi
4. Mengatasi masalah
bidang tertentu
usahanya.
lingkungan sosial.
memperhatikan kepribadiannya.
kemauan yang kuat dan mampu menempatkan diri dalam segala situasi,
dijelaskan bahwa ada 2 hal yang utama yang bisa di upayakan untuk
1. Hasil Karya
34
pintar bermain bola, kaerena anak memiliki kompetensi ini, anak akan
dirinya tersalurkan pengakuan itu juga bisa jadi berupa nilai-nilai bagus
dari guru dan menjadi tempat bertanya bagi teman-teman yang masih
akan tumbuh. Semakin tinggi rasa percaya diri, akan merangsang anak
bakat yang sudah anak miliki, sehingga anak merasa percaya diri
ungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang
melatih anak untuk unjuk diri dapat dilakukan sejak bayi dengan
biasanya juga akan lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan dunia
luar.
diri anak dengan unjuk diri dapat dilakukan orang tua secara terencana
tua dapat menyediakan mainan boneka dan mobil dan orang tua perlu
unjuk diri. Kegiatan injuk diri pada dilakukan dengan berbagai macam
rumah.
dengan nada, ritme dan melodi sehingga membentuk suatu harmoni dan
musik atau lagu melalui gerak, agar pemahaman anak terhadap unsur
sesuai dengan tema yang sedang diajarkan. Hal ini agar dapat
anak dapat mengerti materi yang menyangkut dengan tema yang sedang
diajarkan.
Cara menggunakan metode ini adalah cukup dengan guru dan anak
dengan lirik atau isi lagu yang dinyanyikan. Misalnya ketika ada kata
lain-lain.
dalam hal ini untuk mengikuti nyanyian pada anak antara lain:
tersebut.
musik atau lagu ini kita tentu tidak bisa mengelak dari
ruangan.
dan dapat melakuan gerakan yang sesuai dengan isi lagu yang
dinyanyikan.
yang baru dalam pembelajaran untuk anak usia dini. Tetapi, jarang
particular title could be useful, introduce the song to the children and
discuss with them what they learned while singing and moving. Palmer
tertentu bisa bermanfaat untuk mengenalkan suatu lagu pada anak dan
yang berbeda pada lagu yang biasa didengarkan dengan nama dan
dilihatnya.
oleh guru.
dimiliki pendidik.
43
guru mengembangkannya.
dinyanyikannya.
Membelajarkan suatu hal pada anak usia dini bukanlah hal yang
berhitung. Tetapi pada kenyatannya anak tidak belajar dan lebih tertarik
untuk bermain. Anak sangat tertarik pada mainannya dan ingin banyak
tahu tentang mainan itu. Orang tua yang belum mengerti karakteristik
anak usia dini dan hakikat pembelajaran anak usia dini akan
menganggap apa yang dilakukan oleh anak itu salah. Karena dianggap
untuk anak usia dini hendaknya menarik dan menyenangkan bagi anak,
telah belajar banyak hal dalam kegiatan bermain tersebut selain itu.
Selain itu muatan materi juga harus sesuai dengan contoh nyata yang
pembelajaran anak usia dini adalah pembelajaran berbasis tema. Hal ini
45
konsep.
menjaga agar seluruh materi yang telah disusun tidak ada yang tercecer
tujuan pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
tersebut dilakukan.
pembelajaran.
Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 1 MI Mambaul Ulum
wawasan tentang prilaku guru pengajar dan murid belajar. Model penelitian
tindakan kelas ini yaitu diadopsi dari Kurt Lewin yang digambarkan sebagai
berikut:
Planning
Acting
Reflecting
Obserting
Penelitian ini terdiri atas 2 siklus dan setiap siklus terdiri atas 2 pertemuan.
Adapun alur penelitian tindakan kelas ini yaitu diadopsi dari Kurt Lewin yang
Siklus 1
mengacu kepada model Kurt Lewin, dimana setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan. Siklus pertama dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri
1. Perencanaan
seperti kaset
Ketika berlangsung
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Planning Planing
Acting Acting
Refelecting Reflecting
Obsevating Observating
Siklus II
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II dalam penelitian tindaka kelas
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti men
1. Observasi
2. Tes
Dalam hal ini pada setiap akhir pembelajaran siswa diberikan tes evaluasi
hasil belajar yang berupa tes bernyanyi secara individu pada setiap akhir
siklus.
mengetahui peningkatan rasa percaya diri anak. Tes tersebut juga sebagai
3. Dokumentasi Pembelajaran
ini untuk mengetahui dan memperoleh gambaran kegiatan siswa dalam proses
tentang rasa percaya diri, tidak bergantung pada orang lain, bersikap tenang,
Jadi metode menyanyi dalam proses menumbuhkan rasa percaya diri siswa
siklus II. Beberapa tahapan siklus tersebut terjadi perbaikan kondisi atau
1. Keberhasilan Individual
2. Keberhasilan Klasikal
53
𝑃 = 𝑛 X100%
Keterangan:
P = Nilai Ketuntasan