Anda di halaman 1dari 29

RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN.

S DENGAN
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DI INSTALASI GAWAT
DARURAT RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

HALAMAN DEPAN
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Praktik Klinik Stase
Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh:
Briantoko Lilih Waluyo Utomo
2104049

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BETHESDA YAKKM YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Resume Keperawatan Pada Tn. S dengan Stroke Hemoragik di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing akademik dan pembimbing klinik.

Yogyakarta, Juni 2022

Mengetahui,
Preceptor Akademik

(Isnanto, S. Kep., Ns., MAN)

Preceptor Klinik I Preceptor Klinik II

(Dewi Purnasiwi, S. Kep., Ns., M. Kep) (Asung Joko Sulistyo, S. Kep., Ns)
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan
kasih karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Resume Keperawatan
Pada Tn. S dengan Stroke Hemoragik di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan laporan ini, saya telah dibantu oleh berbagai pihak,
untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

a. dr. Purwoadi, Sp.Pd., MPH., selaku direktur Rumah Sakit Bethesda


Yogyakarta.
b. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns. MAN., selaku Ketua STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta.
c. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
d. Bapak Isnanto, S. Kep., Ns., MAN selaku Pembimbing Akademik
e. Ibu Dewi Purnasiwi, S. Kep., Ns., M. Kep selaku preceptor klinik
f. Bapak Asung Joko Sulistyo, S. Kep., Ns selaku preceptor klinik
g. Serta perawat yang ada di ruang Instalasi Gawat Darurat
h. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, yang tida

dapat saya sebutkan satu persatu.


Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi meningkatkan
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Juni 2022

Briantoko Lilih Waluyo U

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam sepert teh
yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. BAB
darah atau bisa disebut hematochezia ditandai dengan adanya pengeluaran
darah berwarna merah terang dari anusm dapat berbentuk gumpalan atau
telah bercampour dengan tinja. Sebagian besar BAB darah berasal dari luka
di usus besar, rectum, atau anus. Warna darah pada tinja tergantung dari
lokasi perdarahan. Umunya, semakin dekat dekat sumber perdarahan dengan
anus, semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu perdarahan di anus,
rectum, dan kolon sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan
dengan perdarahan di kolon tranversa dan kolon kanan (lebih jaug dari anus)
yang berwarna merah gelap atau merah tua (Sylvia, 2015).

B. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi Gaster

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian


atas (disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah berbentuk
horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan
esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak dibawah diafragma dan didepan
pangkreas, sedangkan limfa menempel pada sebelah kiri fundus
(Hidayat, 2016). Lambung dibagi menjadi tiga region yaitu fundus,
badan dan antrum, dan terdapat dua sfingter yaitu kardiak dan pylorus.
Spingter kardiak akan berelaksi dan terbuka saat lambung kosong, dan
menutup saat terisi makanan. Saat lambung kosong, membrane mukosa
yang melapisi cenderung masuk ke dalam lipatan longitudinal atau rugae,
dan saat lambung penuh rugae tampak seperti beludur yang memiliki
permukaan halus. Lambung diperdarahi oleh arteri lambung kiri, cabang
arteri seliaka, arteri lambung kanan, arteri gastroepiploik, dan vena yang
sama dengan vena yang menuju vena porta (Mardalena, 2017).
2. Fisiologi Gaster

Menurut Mardalena (2017) getah lambung disekresi sekitar 2 liter setiap


hari dengan komposisi air dan garam mineral. Fungsinya sebagai pencair
makanan yang ditelan, penyekresi asam klorida, pengaktifasi pepsinogen
menjadi pepsin, sebagai factor intrinsic yang diperlukan untuk absorpsi
vitamin B12 di ileum, dan penyekresi mucus yang mencegah cedera
mekanik dinding lambung serta mencegah cedera kimia. Terdapat tiga
fase sekresi getah lambung, yaitu:
a. Fase sefalik
Aliran getah lambung ini terjadi sebelum makanan mencapai lambung
dan karena stimulasi refleks saraf vagus (parasimpatik) yang dinisiasi
oleh penglihatan, bau atau pengecapan makanan. Saat saraf vagus
dipotong, fase sekresi lambung ini berhenti. Stimulasi simpatik missal
saat kondisi emosi juga menghambat aktivitas lambung.
b. Fase gastrik
Saat distimulasi oleh keberadaan makanan, sel eteroendokrin di antrum
pylorus dan duodenum menyekresi gastrin, suatu hormone yang
langsung melalui darah yang beredar. Gatrin akan merangsang kelenjar
gastrik untuk menghasilkan getah lambung lebih banyak. Dengan cara
sekresi getah pencernaan ini terus berlangsung hingga selesainya
penghancuran makanan di lambung dan akhir fase sefalik. Sekresi
gastrin disupresi saat pH di antrum pylorus turun hingga sekitar 1,5.

c. Fase intestinal
Saat sebagian isi lambung yang dicerna mencapai usu halus, dua
hormone yaitu sekretin dan kolesistokini, dihasilkan oleh sel endokrin
di mukosa usus. Hormon ini menurnkan sekresi getah lambung dan
memperlambat motilitas lambung. Dengan memperlambat kecepatan
pengosongan lambung, kime di duodenum menjadi semakin tercampur
rata dengan empedu dan getah pancreas, fase sekresi lambung ini
paling penting saat individu mengonsumsi makanan tinggi lemak.
Fungsi lambung yaitu sebagai tempat penyimpanan sementara,
pencernaan kimia (pepsin mengubah protein menjadi polipeptida),
penghancuran secara mekanik oleh otot polos dilambung, absorpsi dari
air, alcohol dan sebagian obat larut lemak yang terbatas, pertahanan
non-spesifik terhadap narkoba oleh asam hidroklorida di dalam getah
lambung, preparat zat besi untuk absorpsi lebih lanjut di saluran cerna,
produksi dan sekresi factor instrinsik yang diperlukan untuk absorpsi
vitamin B12 di ileum terminal, mengatur jalannya isi lambung menuju
duodenum, dan sekresi hormon gastrin.
C. Patoflodiagram

Kelainan Esopagus, Kelainan lambung, Penyakit darah : Penyakit sistemik, Alkohol dan Obat-
varises esopagus, duodenum, tukak Leukemia, DIC, serosis hepatis obatan ulserogenik :
esophagitis, lambung, dan Purpura, mis. Kortikosteroid
keganasan esopagus keganasan lambung Trombositopenia,
Hemofilia Obstruksi aliran
darah lewat hati Oksigen ke mukosa
Tekanan vena porta Iritasi mukosa lambung terlambat
Pembuluh darah
lambung pecah
Pembuluh darah Pembentukan Asam lambung
pecah kolateral meningkat
Erosi dan ulserasi
Perdarahan Inflamasi mukosa
Distensi pembuluh
darah abdomen lambung
Kerusakan vaskuler
pada mukosa Masuk ke saluran
lambung cerna Pembuluh darah Nyeri akut
ruptur

Melena

Mual dan muntah Perdarahan


BAB hitam
Anoreksia Syok Penurunan volume
Tekanan kapiler
Hipovolemia darah
meningkat

Risiko defisit
Penurunan nilai Hb
nutrisi Ketidakseimbangan Protein plasma hilang
dan trombosit
cairan dan elektrolit

Edema

Anemia Trombositopenia
Penekanan
pembuluh darah
Keletihan dan Rsiko
kelemahan perdarahan
Perfusi jaringan
menurun
Intoleransi
aktivitas
Perfusi perifer
tidak efektif

(Sumber : Sylvia, 2015)


RESUME KASUS DI GAWAT DARURAT

Nama Mahasisswa : Briantoko Lilih Waluyo Utomo


Semester/Tingkat : Ners/ II
Tempat Praktik : IGD Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2022 Pukul 12.30 WIB

DATA PASIEN
A. Data Umum
1. Nama : Ny. E
2. Umur : 66 th
3. Alamat : Sleman, Yogykarta
4. Agama : Islam
5. Tanggal Masuk RS : 23 juni 2022 Pukul 12.30 WIB
6. Diagnosa Medis : Anemia, gravis Melena
7. Tingkat Kegawatan : II

B. Pengkajian Primer
1. Airway
Pasien mengtakan sedikit sesak nafas
2. Breathing
a. RR : 24 x/mnt
3. Circulation
a. Tekanan darah : 80/48 mmHg
b. SpO2 : 87 %
c. Nadi : 44 x/mnt, Teraba lemah
d. Suhu : 36, 4º C
e. Akral : Dingin
f. Capirallary refill : 4 detik
g. EKG : Possible accelerate juctional rhytme
4. Disability
a. Kesadaran : Composmentis
b. GCS : 15 (E4 V5 M6)
c. Pasien mengatakan sudah 4 hari BAB darah berak hitam

C. Analisa Data
No. DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Risiko Syok Hipotensi
DO :
- TD 80/84 mmHg
- SpO2 87 %
2. DS : Risiko Perfusi Koagulopati
Pasien mengatakan sudah Cerebral Tidak
4 hari BAB darah berak Efektif
hitam
DO :
- Pasien tampak pucat
- Lemas
- CRT 4 detik

D. Diagnosis Keperawatan
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Syok yang dibuktikan dengan Hipotensi
2. Risiko Perfusi Cebral Tidak Efektf yang dibuktikan dengan Hipertensi
Diagnosa keperawatan ditegakkan pada tanggal 23 Juni 2022 Jam 12.35 WIB
E. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Dx Keperawatan & Data Implementasi Evaluasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penunjang
1. Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022
12.06 WIB 12.07 WIB 12.08 WIB 12.32 WIB
(D.0039) SLKI : Tingkat syok SIKI : Pencegahan Syok 1. Pukul 12.12 WIB S : Pasien mengatakan masih
Resiko syok (L.03032) (I.02068) Memberikan oksigen sedikit pusing, tidak sesek
dibuktikkan dengan DS : Pasien mengatakan dan tidak mual
hipotensi Setelah dilakukan tindakan 1 1. Monitor status sesak nafas sudah O : Pasien terpsang Binasal
x 30 menit tingkat syok kardiopulmonal berkurang kanul 3 lpm, tekanan darah
menurun dengan kriteria (misalnya frekuensi DO : Pasien terpang pasien 90/70 mmHg, Nadi
hasil : nadi meningkat, nadi Binasal kanul 3 lpm 76 x/mnt, RR 22 x/mnt,
a. Saturasi oksigen teraba lemah, 2. Pukul 12.17 WIB SpO2 99%, Suhu 35,4º C
meningkat (95%) tekanan darah Memasang Infus A : Masalah Risiko Syok
b. Tekanan darah sistolik menurun, lemah) DS : Pasien mengatakan teratasi sebagian
membaik (100-110 2. Monitor status sakit saat jarum P : Lanjutkan intervensi
x/menit) oksigenasi (oksimetri dimasukkan I:
c. Frekuensi nadi membaik nadi) DO : 1. Monitor status
(60-100 x/menit) 3. Berikan oksigen Pasien mendapatkan terapi kardiopulmonal
d. Frekuensi napas untuk Infus RL 20 tpm, infus (misalnya frekuensi nadi
membaik (12-20 x/menit mempertahankan sudah terpasang di vena meningkat, nadi teraba
saturasi oksigen radialis tangan kiris, infus lemah, tekanan darah
(>94%) lancar. menurun, lemah)
4. Pasang jalur IV 3. Pukul 12.19 WIB 2. Monitor status oksigenasi
5. Kolaborasi Memberikan Dobutamin (oksimetri nadi)
pemberian 3,6 cc/jam dengan Syrine 3. Berikan oksigen untuk
Dobutamin 3,6 Pump mempertahankan saturasi
cc/jam DS : Pasien mengatakan oksigen (>94%)
terimakasih 4. Kolaborasi pemberian
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan & Data Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penunjang DO : Dobutamin telah Dobutamin 3,6 cc/jam
masuk dengan lancar E:-
4. Pukul 12.24 WIB R:-
Memonitor TTV
DS : Pasien mengatakan
sedikit pusing, sudah tidak
sesek
DO : TD 85/63 mmHg,
Nadi 66 x/mnt, Suhu 35 ºC,
SpO2 98 %, RR 22 x/mnt

2. Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022
12.09 WIB 12.10 WIB 12.11 WIB 12.32 WIB
D.0017 L.02014 (Perfusi SIKI : Pencegahan 1. Pukul 12.12 Memonitor S : Pasien mengatakan masih
Risiko perfusi cerebral cerebral) Perdarahan (I.02067) perdarahan sedikit pusing, badan lemas
tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan DS :Pasien mengatakan O : Pasien tampak lemas,
dibuktikan dengan keperawatan selama 1 x 30 gejala perdarahan selama 4 hari BAB darah pucat, CRT 4 detik,
Koagulopati menit perfusi cerebral 2. Monitor nilai DO : konjungiva anemis, perut
meningkat dengan kriteria: hemoglobin dan 2. Pukul 12.20 WIB asites
1. Tekanan darah sistolik hematokrit Memberikan terapi obat A : Masalah Risiko perfusi
membaik (100-110 3. Kolaborasi DS : Pasien mengatakan cerebral tidak efektif teratasi
x/menit) Pemberian obat tidak sakit saat obat sebagian teratasi
pengontrol dimasukkan P : Lanjutkan intervensi
2. Tekanan darah diastolik
perdarahan Asam DO : Asam tranexamat 3 x I:
membaik (60-90 mmHg) Tranexamat 500 mg 1. Monitor tanda-tanda vital
500 mg dan
3. MAP membaik (70-100 dan Carbazochrome setiap 10 menit
Carbozachrome 50 mg
mmHg) 50 mg 2. Monitor nilai hemoglobin
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan & Data Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penunjang telah masuk melalui IV per 3. Memberikan terapi asam
infus tranexsamat 3 x 500 mg
dan Carbozochrome 50
mg
E : Pasien tampak pucat,
konjungtiva anemis, perut
asecites, CRT 4 detik,
tampak lemas
R : Tambahkan rencana
keperawatan untuk
monitor koagulasi (mis.
Prothrombin time (PT),
partial tromboplastin time
(PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin dan/atau
platelet)
F. Pengkajian Sekunder
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
BAB berwarna hitam dan berdarah
b. Keluhan tambahan
Badan terasa lemas dan kepala sedikit pusing
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sudah 4 hari ini sejak tanggal 19 Juni 2022 saat
BAB mengeluarkan darah dan BAB berwarna hitam, badan
merasakan lemas, kepala merasakan pusing, dan nafas sesek. Pada
tanggal 23 Juni 2022 pasien berobat ke IGD Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta. Saat dikaji di IGD pasien merasakan badan lemas,
kepala pusing dan saat BAB keluar darah sudah 4 hari, perut asites,
konjungtiva anemis, pasien tampak pucat. Tekanan darah 80/48
mmHg, Nadi 44 x/mnt teraba lemah, Suhu 36,4 ºC, RR, 24 x/mnt,
SpO2 87 %, dan CRT 4 detik. Di IGD pasien dilakukan tindakan
pemberian oksigen Binasal Kanul 3 lpm, dilakukan EKG hasil EKG
Juctonal Rhytme dan Rotngen Thorax, pemeriksaan darah rutin,
GDS 240 mg/dl, dan swab antigen. Pasien diberikan terapi
pemasangan infus RL 20 tpm, obat Asam Tranexsamat 3 x 500 mg,
Pantopazole 2 x 1 gr, Vit K 2 x 1 ampul, Dobutamin 3,6 cc/jam di
oplos dengan Nacl 0,9 %, dan Carbazochrome 50 mg. Saat dikaji
ulang pada jam 12.33 WIB didapatkan data pasien masih pucat,
konjungtiva anemis, perut asites, CRT 4 detik, badan lemas Tekanan
darah 85/63 mmHg, Nadi 66 x/mnt teraba lemah.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mondok baru kemarin 28 Mei 2022 dengan
anemia. Mempunyai Riwayat Diabetes mellitus.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : 85/63 mmHg
2) MAP : (Siastol + 2. Diastol) : 3
85 + 126 = 211 : 3 = 70 mmHg
(Nilai MAP : rendah , 70 mmHg, Normal : 70- 105 mmHg,
tinggi > 105 mmHg
3) Nadi : 66 x/mnt, Teraba lemah
4) Suhu : 35,4 º C
5) SpO2 : 99 %
6) RR : 22 x/mnt
c. Konjungtiva anemis
d. Dada
1) Bentuk dada : Normal chest ( perkembangan dada kana
kiri sama)
e. Pernapasan
1) Usaha nafas : 22 x/mnt
2) Frekuensi nafas : Irama nafas reguler
3) Inspeksi : Perkembangan dinding dada kanan dan kiri
sama, Menggunakan Binasal Kanul 3 lpm
4) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Perkusi : Suara sonor di seluruh lapang paru
6) Auskultasi : Suara nafas vasikuler diseluruh lapang paru
f. Kardiovaskuler
1) Bunyi jantung : Normal Lup dup
2) Suhu : 35,4 ºC
3) Akral : Akral Dingin
4) Capilary refil : 4 detik
5) Inspeksi : Perkembangan dinding dada kanan dan kiri
sama, ictus cordis tidak terlihat
6) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
7) Perkusi : Pekak
8) Auskultasi : Bunyi jantung 1 mitral di ICS 5 LMCS
berbunyi Lop, Bunyi 1 trikuspidalis di ICS
4 LSS berbunyi Lop, Bunyi jantung 2 aorta
di ICS LSD berbunyi dup, Bunyi jantung 2
pulmonal di ICS 2 LSS berbunyi dup.
g. Perut
1) Inspeksi : Perut Asites
2) Auskultasi : Bising usus 16 x/mnt
3) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4) Perkusi : Hipertimpani
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 Juni 2022 Pukul 13.07
WIB

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Hemaglobin 5.8 LL g/dL 13.2-17.3

Leukosit 4.60 Ribu/mmk 4.5-11.5

Eosinofil 8.0 H % 2-4

Basofil 0.7 % 0-1

Segment Neutrofil 69.8 % 50-70

Limfosit 14.8 L % 18-42

Monosit 6.7 % 2-8

Hematokrit 17.7 LL % 35.0-49.0

Eritrosit 1.99 LL Juta/mmk 4.20-5.40

RDW 18.2 H % 11.5-14.5

MCV 88.9 fL 80.0-94.0

MCH 29.1 pg 26.0-32.0

MCHC 32.8 g/dl 32.0-36.0

Trombsoit 60 L Ribu/mmk 150-450

MPV 12.9 H fL 7.2-11.1

PDW 19.8 H fL 9.0-13.0


b. Pemeriksaan Radiologi Rotngen Thorax Kepala pada tanggal 23 Juni
2022 pukul 13.00 WIB
RO :
Opacitas inhomogen menutup hemithorax dextra air bronchogram :
(+).
Bronchovasikuler marking kasar, meningkat hemidiaphragma
sinistra : Lincip, sinus Costrophrenicus dextra tertutup COR : CRT <
0.50.
Kesan :
Raadiologis pleural effusion dextra besar cor : normal.
4. Program terapi
a. Vit K 2 x 1 Ampul
b. Dobutamin 3,6 cc/jam dioplos dengan Nacl 0,9 %
c. Injeksi Pantoprazole 2 x 40 mg per IV per infus
d. Injeksi Kalnex 500 mg per IV per infus
e. Carbozachrome 50 mg
f. Infus RL + KCL 20 tpm
ANALISA OBAT

No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping Implikasi

Meredakan gejala meningkatnya Mannitol kontraindikasi pada Mual, muntah, diare, konstipasi,
asam lambung dan gejala refluks berbagai keadaan, misalnya mulut kering, nyeri abdominal
asam lambung kongesti paru dan perdarahan
1 Pantoprazole 40 - Perhatikan 12 benar
intrakranial. Penggunaan
mg sebelum memberikan
mannitol harus dalam
obat pada pasien
pengawasan karena dapat
- Pantau efek samping
menyebabkan hipovolemia,
obat
sakit kepala, dan polydipsia
- Observasi reaksi alergi
obat

Carbazochrome Perdarahan pada kulit, membran Hipersensitifitas pada Erupsi, ruam, dan pruritus, mual
mukosa dan membran bagian carbazochrome sodium kadang-kadang dapat terjadi
dalam, perdarahan pada eyeground, sulfat. kehilangan nafsu makan, dan
2 - Perhatikan 12 benar
perdarahan nefrotik (pendarahann muntah setelah pemberian oral.
sebelum memberikan
pada ginjal), dan metroragia
obat pada pasien
(pendarahan pada rahim yang tidak
- Pantau efek samping
teratur). Perdarahan abnormal
obat
selama dan setelah operasi yang
- Observasi reaksi alergi
disebabkan penurunan resistensi
kapiler
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping Implikasi

obat

RL Indikasi dan dosis pemberian ringer Kontraindikasi dan Efek samping dan interaksi obat Monitor efek samping
laktat berbeda-beda tergantung peringatan penggunaan ringer laktat cukup jarang
kondisi yang mendasari, berat ringer laktat pada umumnya terjadi, tetapi tetap harus
3
badan pasien, status asam-basa, dan sama dengan pemberian diperhatikan karena dapat
usia. terapi cairan lainnya. berakibat fatal.

Kalnex Kalnex digunakan untuk  Hipersensitif terhadap  gangguan pencernaan, Monitor sakit kepala dan
menghentikan pendarahan asam traneksamat,  mual, tekanan darah
4  Sedang mengonsumsi  muntah,
obat hormon,  pusing,
 Riwayat penyakit  sakit kepala,
tromboemboli vena atau  gangguan makan, dan
arteri, serta  hipotensi (tekanan darah
 Gangguan ginjal. rendah)
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping Implikasi

Vit K Indikasi vitamin K1 untuk Kontraindikasi vitamin K Efek samping vitamin K1 yang Monitor nyeri pasien,
mengatasi gangguan perdarahan jika terdapat hipersensitivitas paling sering terjadi adalah efek monitor perdarahan
akibat defisiensi vitamin K, baik terhadap obat ini. Peringatan samping lokal berupa nyeri dan
5
yang diakibatkan oleh pemberian untuk memperhatikan dosis bengkak pada lokasi injeksi.
antikoagulan, maupun akibat yang diberikan pada pasien Interaksi obat di antaranya
penyakit lain, seperti penyakit geriatri dan memantau fungsi adalah penurunan absorpsi pada
hepar kronis. hepar, renal, serta jantung penggunaan bersama dengan
pasien. orlistat
G. Analisa Data
No. DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Hipovolemia Peningkatan
DO : permiabilitas
- Nadi 66 x/mnt teraba lemah kapiler
- Pasien tampak pucat dan lemas
TD 85/63 mmHg
2. DS : Perfusi perifer Penurunan
Tidak terkaji tidak efektif konsentrasi
DO : hemoglobin
- Akral dingin
- Hb : 5.8 g/dl
- CRT 4 detik
3. DS : Ketidakstablian Resistensi
- Mempunyai riwayat Diabetes kadar glukosa Insulin
melitus darah
- Badan terasa lemas
DO :
- GDS 240 mg/dl
4. DS : Risiko Gangguan
- BAB 4 x berwarna hitam dan Perdarahan Koagulasi
berdarah
DO :
- Trombosit 60 Ribu/mmk

H. Diagnosa Keperawatan
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia yang berhubungan dengan peningkatan permiabilitas kapiler yang


dibuktikan dengan :
DS :
DO :
- Nadi 66 x/mnt teraba lemah
- Pasien tampak pucat dan lemas
- TD 85/63 mmHg
2. Perfusi perifer tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin yang dibuktikan dengan :
DS :
Tidak terkaji
DO :
- Akral dingin
- Hb : 5.8 g/dl
- CRT 4 detik
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah yang berhubungan dengan retensi insulin
yang dibutikan dengan :
DS :
- Mempunyai riwayat Diabetes melitus
- Badan terasa lemas
DO :
GDS 240 mg/dl
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN

4. Risiko perdarahan yang dibuktikan dengan gangguan koagulasi


Diagnosa keperawatan ditegakkan pada tanggal 22 Juni 2022 Jam 10.10 WIB
I. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
Keperawatan & Rencana Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Data Penunjang Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022 Kamis, 23 Juni 2022
12.43 WIB 12.44WIB 12.45 WIB 1. Pukul 12.46 WIB 13.05 WIB
(D.0023) SLKI : Status cairan IKI : Manjemen Memonitor tanda gejela S:-
Hipovolemia (L.03028) Hipovolemia (I.03116) hipovolemia O : Pasien tampak
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1 1. Periksa tanda dan DS : - pucat dan lelah
peningkatan x 30 menit status cairan klien gejala hipolemia DO : Tekanan darah Tekanan darah 92/76
permeabilitas kapiler membaik dengan kriteria (TD menurun, pasien 90/73 mmHg, mmHg, Nadi 68 x/mnt,
hasil : turgor kulit Nadi 72 x/mnt, teraba teraba lemah
1. Kekuatan nadi meningkat menurun, nadi lemah A : Masalah
(Nadi teraba kuat) meningkat, Hipovolemia teratasi
2. Frekuensi nadi membaik membran mukosa sebagian
(60-90 x/mnt) kering) P : Lanjutkan Intervensi
2. Berikan cairan IV 1
isotonis (RL) I:
3. Kolaborasi 1. Periksa tanda dan
pemberian produk gejla hipovolemia
darah (TD menurun, nadii
meningkat)
2. Memberikan terapi
RL
3. Memberikan produk
darah
E : T Pasien tampak
pucat dan lelah
Tekanan darah 92/76
Diagnosa
Keperawatan & Rencana Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Data Penunjang Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
mmHg, Nadi 68 x/mnt,
teraba lemah ekanan
darah 155/76 mmHg,
MAP 115 mmHg
R:-

2. Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022Jam Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022
Jam 12.47 WIB 12.48 WIB Jam 12.49 WIB Jam 13.10 WIB
Perfusi perifer tidak (SLKI : Perfusi perifer Pemantauan tanda vital 1. Pukul 12.50 WIB S : Tidak terkaji
efektif berhubungan (L.02011) (I.02060) Memonitor tanda-tanda O : TD 93/66 mmHg,
dengan penurunan Setelah dilakukan tindakan 1 vital Nadi 68 x/mnt teraba
konsentrasi x 30 menit perfusi perifer 1. Monitor tekanan DS : Tidak terkaji lemah, RR 20 x/mnt,
hemoglobin (D.0009) meningkat dengan kriteria darah DO : TD 90/89 mmHg, SpO2 98%, pasien
hasil : 2. Monitor nadi Nadi 65 x/mnt teraba tampak pucat dan lemas
a. Pengisian kapiler (frekuensi, lemah irreguler, RR 22 A : Masalah perfusi
membaik (CRT <3 detik) kekuatan, irama) x/mnt, SpO2 99% perifer tidak efektif
b. Warna kulit pucat 3. Monitor pernapasan teratsi sebagian
menurun (frekuensi) P : Lanjutkan intervensi
c. Tekanan arteri rata-rata 4. Monitor saturasi I:
membaik (70-100 oksigen dengan 1. Monitor tanda-tanda
mmHg) oksimetri vital setiap 10 menit
2. Memberikan
amlodipin 2 x 5 mg,
Candesartan 1 x 8
Diagnosa
Keperawatan & Rencana Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Data Penunjang Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
mg
E : TD 93/66 mmHg,
Nadi 68 x/mnt teraba
lemah, RR 20 x/mnt,
SpO2 98%, pasien
tampak pucat dan lemas
R:-

3. Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022 Jam Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022
Jam 12.51 WIB 12.52 WIB Jam 12.53 WIB Jam 13.00 WIB
D.0027 SLKI : Kestabilan SIKI : Manajemen 1. Pukul 12.54 WIB S : Pasien mengatakan
Ketidakstabilan kadar Kadar Glukosa Darah  Hiperkalemia (I.03115) Memonitor GDS sewaktu badan lemas, kepala
glukosa darah yang 1. Monitor GDS DS : Pasien mengatakan sedikit pusing
berhubungan dengan (L. 03022) 2. Kolaborasi terimakasih O : GDS sewaktu 240
retensi insulin yang Pemberian Insulin DO : GDS 240 mg/dl mg/dl
dibutikan dengan : Setelah dilakukan A : Masalah Kesatbilan
DS : tindakan selama 1 x 60, kadar glukosa belum
- Mempunyai diharapkan kestabilan teratasi
riwayat Diabetes kadar glukosa darah P : Lanjutkan intervensi
melitus meningkat, dengan kriteria di bangsal
- Badan terasa hasil : I:
lemas 1. Memonitor GDS
DO : 1. Pusing menurun 2. Kolaborasi
Diagnosa
Keperawatan & Rencana Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Data Penunjang Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
GDS 240 mg/dl 2. Lelah/lesu menurun Pemberian insulin
3. Keluhan lapar E : Pasien mengatakan
meningkat badan lemas, kepala
4. Kadar glukosa  dalam sedikit pusing GDS
sewaktu 240 mg/dl
darah membaik
R:-

4. Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022 Jam Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022 Tanggal 22 Juni 2022
Jam 12.55 WIB 12.56 WIB Jam 12.57 WIB Jam 13.06 WIB
Risiko perdarahan L.02017 I.02067 1. Pukul 12.58 WIB S : Pasien mengatakan
yang dibuktikan Setelak dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan Monitor tanda saat BAB mengeluarkan
dengan Koagulasi keperawatan selama 1 x 24 gejala perdarahan perdarahan darah
diharapkan perdarahan 2. Pertahanan bedrest DS : Pasien O : Trombosit 60
menurun dengan kriteria hasil selama perdarahan mengatakan saat BAB Ribu/mmk
: 3. Ajurkan segera mengeluarkan darah A : Masalah Risiko
1. Hemoglobin (Membaik) melapor jika terjadi DO : Trombosit 60 Perdarahn Belum
(11,5 hingga 15,5 g/dL perdarahan Ribu/mmk teratasi
2. Hematokrit (Membaik) 4. Kolaborasi 2. Pukul 12.59 WIB P : Lanjutkan intervensi
(35 – 47 %) pemberian produk Menganjurkan segera di ruangan
darah (platelet atau bila terjadi perdarahan I:
fresh frozen plasma DS : Pasien 1. Monitor tanda dan
mengatakan mengerti gejala perdarahan
2. Pertahanan bedrest
Diagnosa
Keperawatan & Rencana Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Data Penunjang Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
DO : Pasien kooperatif selama perdarahan
3. Pukul 13.00 WIB 3. Ajurkan segera
Menganjurkan untuk melapor jika terjadi
bedrest perdarahan
DS : Pasien 4. Kolaborasi
mengatakan mengerti pemberian produk
DO : Pasien kooperatif darah (platelet atau
fresh frozen plasma
E : Pasien mengatakan
saat BAB mengeluarkan
darah, Trombosit 60
Ribu/mmk
R:-
DAFTAR PUSTAKA

Mardalena, Ida. (2017). Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem


Pencernaan. Yogyakarata : Pustaka Baru Press.

Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vo 2 Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI.
.

Anda mungkin juga menyukai